Peramalan Return Saham Bank Central Asia Menggunakan Self Exciting Threshold Autoregressive Genetic Algorithm

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peramalan Return Saham Bank Central Asia Menggunakan Self Exciting Threshold Autoregressive Genetic Algorithm"

Transkripsi

1 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) ( X Prin) D-71 Peramalan Reurn Saham Bank Cenral Asia Menggunakan Self Exciing Threshold Auoregressive Geneic Algorihm Tesalonika Puri dan Irhamah Jurusan Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia Absrak Tujuan uama invesor melakukan invesasi adalah mendapakan reurn invesasi yang sesuai dengan apa yang elah diinvesasikannya. Unuk mendapakan hasil invesasi yang epa, invesor perlu mengeahui kondisi reurn saham di masa yang akan daang dengan ingka resiko yang kecil. BCA meru-pakan salah sau perusahaan yang paling diminai oleh invesor karena BCA menduduki peringka ke 4 berdasarkan pengu-kuran kinerja perusahaan dalam peningkaan kekayaan yang dihasilkan perusahaan di aas reurn minimal. Kasus reurn sa-ham BCA mengikui pola dere waku nonlinear sehingga dide-kai dengan salah sau meode dere waku nonlinear Self Exci-ing Threshold Auoregressive (). Model mem-bagi daa menjadi beberapa regime berdasarkan nilai hreshold yang diambil dari lag dere waku reurn saham BCA ersebu. Namun sering dijumpai permasalahan dalam memperoleh model erbaik. Pada peneliian ini dilakukan opimasi esimasi para-meer model dengan geneic algorihm (GA) unuk me-ngaasi hal ersebu. GA melakukan proses pencarian solusi er-baik berdasarkan kumpulan solusi. Pemodelan reurn saham BCA dilakukan menggunakan model, GA dan. Model erbaik adalah model subse menggunakan opimasi geneic algorihm, karena menghasilkan akurasi peramalan paling inggi dibandingkan model. Kaa Kunci Reurn Saham, Self Exciing Threshold Auoregressive, Geneic Algorihm, S I. PENDAHULUAN AHAM merupakan salah sau insrumen keuangan yang menjadi sarana berinvesasi bagi masyaraka pemodal (invesor). Tujuan uama invesor melakukan invesasi adalah mendapakan reurn invesasi yang sesuai dengan apa yang elah diinvesasikannya. Konsep reurn adalah ingka keunungan yang dinikmai oleh invesor aas suau invesasi yang elah diinvesasikan, sehingga reurn saham adalah income yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari invesasi di perusahaan erenu [1]. Mekanisme harga saham diaur dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah sau perusahaan yang ergabung dalam BEI adalah Bank Cenral Asia (BCA). Berdasarkan perhiungan harian daa dari Bloomberg periode 2009 sampai 2013, BCA menduduki peringka ke 4 berdasarkan pengukuran kinerja perusahaan dalam peningkaan kekayaan yang dihasilkan perusahaan di aas reurn minimal. Hal ini menjadikan BCA sebagai perusahaan yang paling diincar oleh invesor karena hasil invesasi yang cukup menarik. Namun demikian, unuk mendapakan hasil invesasi yang epa, invesor perlu mengeahui kondisi reurn saham di masa yang akan daang dengan ingka resiko yang kecil. Pada kasus reurn saham erjadi volailias aau erjadinya perubahaan pada daa reurn yang akan berakiba langsung pada perilaku harga saham unuk periode yang panjang. Hal ersebu menyebabkan peramalan reurn saham BCA didekai menggunakan model dere waku nonlinear. Salah sau model nonlinear yang digunakan adalah Self Exciing Threshold Auoregressive (). Model ini memisahkan daa menjadi dua bagian yang disebu regime bawah dan regime aas. Pada model, hreshold yang digunakan unuk memisahkan daa diambil dari nilai lag dere waku ersebu [2]. Namun demikian, sering dijumpai permasalahan dalam melakukan Pemodelan yang menyebabkan hasil prediksi kurang epa sehingga pada peneliian ini dilakukan opimasi unuk esimasi parameer model menggunakan Geneic Algorihm (GA) [3]. Keunggulan meode GA adalah bekerja pada kumpulan solusi. Tujuan peneliian ini adalah unuk mendapakan hasil peramalan reurn saham BCA menggunakan model dan GA. Peneliian sebelumnya pernah dilakukan oleh Irhamah, dkk [4] sera Maulida dan Irhamah [5] unuk idenifikasi model dan esimasi parameer model menggunakan GA, kemudian diperoleh hasil bahwa meode GA menghasilkan keepaan peramalan yang lebih inggi dibandingkan model lainnya. Berdasarkan peneliian ersebu maka dalam peneliian ini dilakukan. Pemodelan reurn saham BCA menggunakan dan GA sera membandingkan dengan model Auoregressive Inegraed Moving Average (). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Auoregressive Inegraed Moving Average () Model merupakan salah sau model yang digunakan unuk daa yang idak sasioner sehingga perlu diransformasi (jika idak sasioner dalam varians) dan differencing (jika idak sasioner dalam mean) [6]. dikaakan proses jika mengikui model auo-regressive orde p, moving average orde q, dan differencing sebanyak d kali aau dapa diulis model (p,d,q). Secara umum, model

2 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) ( X Prin) D-72 (p,d,q) diunjukkan pada persamaan (1) beriku ini. p d q 1 B... B )(1 B) (1 B... B ) a (1) ( 1 p 1 q Dalam melakukan Pemodelan, daa harus sasioner dalam mean dan varians. Uji augmened dickey fuller (ADF) digunakan unuk menguji sasionerias daa, sedangkan unuk mengeahui sasioner dalam varians dapa menggunakan box cox ransformaion. B. Uji Nonlinearias Terasvira Uji nonlinearias erasvira dilakukan unuk mengeahui apakah suau daa mengikui pola linear aau nonlinear. Uji erasvira menggunakan uji F dan erdapa suku kuadraik hasil dari ekspansi dere Taylor [7]. Prosedur unuk mendapakan nilai saisik uji F adalah sebagai beriku. 1. Meregresikan dengan 1, -1, -2,..., -p sehingga diperoleh residual dan menghiung jumlah kuadra residual (SSR 0). 2. Meregresikan a a dengan 1, -1, -2,..., -p dan m predikor ambahan yang diperoleh dari hasil ekspansi dere Taylor, kemudian diperoleh residual dan menghiung jumlah kuadra residual (SSR). 3. Menghiung nilai F dengan rumus beriku ini. ( SSR0 SSR)/ m F (2) SSR/( N p 1 m) dimana N adalah jumlah pengamaan. Nilai F didekai dengan disribusi F dengan deraja bebas m (predikor ambahan) dan N p 1 m dimana p adalah banyak orde. Daa bersifa nonlinear apabila diperoleh kesimpulan olak H 0. C. Model Self Exciing Threshold Auoregressive () Model Self Exciing Threshold Auoregressive () merupakan pengembangakn dari model TAR dimana hreshold yang digunakan diambil dari nilai lag dere waku iu [2]. Pada model, daa dipisahkan sebanyak k regime. Regime yang digunakan pada peneliian ini adalah sebanyak 2 regime, sehingga model unuk masing-masing regime diunjukkan pada persamaan beriku ini. p1 0,1 i,1 i a,1 ; jika d r i 1 (3) p2 0,2 i,2 i a,2 ; jika d r i 1 Persamaan di aas menunjukkan model (2,p 1,p 2) yang merupakan model dengan 2 regime dimana p 1 menunjukkan orde AR pada regime bawah dan p 2 menunjukkan orde AR pada regime aas. Kemudian d adalah delay. Delay adalah efek dari orde maksimum aau lag yang keluar dari plo PACF, namun nilai delay juga dapa kurang dari orde maksimum karena berdasarkan lag yang signifikan. Kemudian r adalah hreshold yang diperoleh dari persenil lag dere waku ersebu. Persamaan (3) dapa diulis dalam benuk marik beriku ini. XΦ a (4) v dimana merupakan vekor yang erdiri dari daa dere waku regime bawah dan regime aas yaiu,1, +1,1,, T,1,,2, +1,2,, T,2. Kemudian X adalah marik yang erdiri dari elemen variabel predikor 1, -1, -2,, -p unuk masingmasing regime. Vekor ɸ adalah vekor yang erdiri dari elemen parameer model yaiu ϕ 0,1, ϕ 1,1, ϕ 2,1,, ϕ p,1, ϕ 0,2, ϕ 1,2,, ϕ p,2. Seelah diperoleh benuk marik unuk persamaan model, maka diperoleh esimasi parameer model menggunakan meode OLS dengan persamaan beriku ini. 1 Φ ( X ' X) X' (5) D. Krieria Pemilihan Model Terbaik Akaike s Informaion Crieria () adalah suau krieria pemilihan model erbaik yang diperkenalkan Akaike dengan memperimbangkan banyaknya parameer dalam model. Semakin kecil nilai yang diperoleh maka semakin baik model yang digunakan. Krieria dapa dirumuskan sebagai beriku [5]. SSE N ln( ) 2M (6) N dimana SSE adalah sum of square error dan M adalah banyak parameer dalam model. Selain, krieria pemilihan model menggunakan Mean Square Error (). adalah pengukuran kebaikan model berdasarkan nilai raa-raa dari jumlah kuadra error. l 2 ( ) 1 (7) l E. Geneic Algorihm (GA) Geneic Algorihm (GA) dikembangkan perama kali oleh John Holland dan mengaakan bahwa seiap masalah yang berbenuk adapasi (alami maupun buaan) dapa diformulasikan dalam erminology geneika. GA melibakan proses evolusi Darwin dan operasi geneika aas kromosom. Prosedur GA dijelaskan sebagai beriku [8]. 1. Menenukan kromosom aau individu. Kromosom yang digunakan pada peneliian ini adalah bilangan real. Seiap anggoa kromosom disusun oleh gen-gen dimana masingmasing gen mewakili elemen dari vekor solusi. 2. Menenukan fungsi finess unuk mengukur ingka kebaikan aau kesesuaian suau solusi. Fungsi finess yang digunakan adalah nilai sum square error (SSE). Rumus SSE adalah sebagai beriku. T 2 SSE ( ) (8) 1 dimana adalah dere waku reurn saham BCA dan adalah dere waku yang diperoleh dari Pemodelan pada persamaan (3) dengan esimasi parameer hasil opimasi GA. Karena pada peneliian ini dilakukan opimasi unuk meminimumkan SSE maka fungsi finess yang digunakan menjadi 1. Seelah seiap solusi dievaluasi SSE dengan fungsi finess, perlu dilakukan proses seleksi unuk memilih paren di anara populasi solusi.

3 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) ( X Prin) D Proses pengkopian kromosom aau eliisme unuk memperahankan individu yang bernilai finess inggi. 4. Seleksi kromosom menggunakan roda roulee, yaiu masing-masing individu dipeakan dalam garis secara berauran sehingga seiap segmen individu memiliki ukuran sama dengan ukuran finess. Kemudian sebuah bilangan random dibangkikan, apabila segmen dalam kawasan bilangan random maka akan erseleksi. Proses diulang hingga diperoleh individu yang diharapkan. 5. Crossover aau pindah silang yaiu proses pembenukan kromosom baru dengan memindah-silangkan dua buah krmosom. Proses ini hanya bisa dilakan dengan suau probabilias erenu (Pc). Apabila suau bilangan random yang dibangkikan kurang dari Pc maka dapa dilakukan pindah silang. 6. Pengganian populasi yaiu semua individu dari suau generasi diganikan sekaligus oleh individu baru hasil pindah silang dan muasi. F. Reurn Saham Reurn saham merupakan hasil yang yang diperoleh dari suau invesasi. Salah sau jenis reurn saham adalah reurn realisasi, yaiu reurn yang sudah erjadi dan dihiung berdasarkan daa hisoris [8]. Reurn saham dapa dihiung menggunakan logarima dari rasio harga penuupan saham. s ln( s r ) (9) 1 dimana r : reurn dari harga penuupan bursa saham pada hari ini () s : harga penuupan bursa saham pada hari ini () s -1 : harga penuupan bursa saham pada hari kemarin (-1) A. Sumber Daa III. METODOLOGI PENELITIAN Daa yang digunakan adalah daa sekunder yang diperoleh dari yahoo finance yaiu daa reurn saham harian Bank Cenral Asia mulai anggal 4 Januari 2010 sampai 13 November 2015 yang diakses dari Daa reurn saham dibagi dalam daa in-sample dan daa ousample. Daa in-sample dimulai dari 4 Januari 2010 sampai 31 Okober 2015 dan unuk daa ou-sample sebagai daa validasi digunakan daa dari 2 November sampai 13 November Pada peneliian ini, reurn yang digunakan adalah ln reurn (naural logarihmic), namun pada pembahasan selanjukan akan disebu reurn. B. Langkah Peneliian Pada peneliian ini dilakukan analisis dere waku nonlinear dengan dan Self Exciing Threshold Auoregressive (), dimana esimasi parameer model diopimasi dengan meode Geneic Algorihm (GA). Tahapan analisis daa yang dilakukan dalam peneliian ini yaiu sebagai beriku. 1. Melakukan analisis saisika deskripif 2. Melakukan idenifikasi model a. Melakukan plo daa reurn saham. b. Melakukan pengujian sasionerias dalam varian, jika daa idak sasioner dalam varians dilakukan ransformasi Box- Cox. c. Melakukan pengujian sasionerias dalam mean, jika daa idak sasioner dalam mean maka dilakukan differencing. d. Melakukan idenifikasi model dengan plo ACF dan PACF. e. Melakukan esimasi parameer dan pengujian parameer. f. Melakukan pemeriksaan asumsi residual whie noise dan disribusi normal. Jika idak berdisribusi normal maka melakukan deeksi oulier. 3. Uji nonlinierias Terasvira 4. Melakukan idenifikasi model. a. Menenukan order maksimum dari AR (p) berdasarkan plo PACF yang elah dilakukan pada analisis sebelumnya. b. Menenukan nilai hreshold. c. Memisahkan daa menjadi 2 bagian, regime bawah dan regime aas berdasarkan nilai hreshold. d. Melakukan idenifikasi model unuk memperoleh nilai maksimum unuk p 1 (regime bawah), p 2 (regime aas), dan d (delay). e. Melakukan Pemodelan sesuai hasil idenifikasi model. f. Melakukan pengujian signifikansi parameer. 5. Melakukan idenifikasi model dengan GA a. Menyusun kromosom dari idenifikasi model yang erdiri dari orde maksimum dari d, p 1, p 2, dan hreshold sesuai hasil idenifikasi model pada langkah nomor 4. b. Menenukan finess, Pc, Pm, dan banyak generasi. c. Melakukan insialisasi dari generasi ke-i. d. Melakukan decode kromosom dari populasi. e. Melakukan seleksi dengan roulee wheel, crossover, muasi, sera eliism pada populasi yang dimiliki. f. Diperoleh kromosom erbaik dari generasi ke-i. g. Diperoleh kromosom dengan minimum dan dilakukan dekode kromosom. h. Melakukan esimasi parameer dengan meode GA. i. Diperoleh model erbaik dengan erkecil. 6. Melakukan perbandingan model,, dan dengan GA 7. Membua ramalan ou-sample berdasarkan model erbaik. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Daa reurn saham BCA mengalami flukuasi erendah sebesar -0, yang erjadi pada anggal 22 Sepember Penurunan ini disebabkan karena krisis ekonomi Eropa yang membua invesor menarik dana dari pasar modal. Kemudian reurn saham BCA eringgi erjadi pada 17 Mare 201 dimana harga saham naik dari Rp 4802,75 menjadi Rp 5356,91. Daa reurn saham juga menunjukkan flukuasi seiap hari. A. Pemodelan Reurn Saham BCA menggunakan Sebelum melakukan idenifikasi model perlu dilakukan pengujian sasionerias mean dan varians. Hasil uji

4 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) ( X Prin) D-74 Tabel 2. Perbandingan Kebaikan Model Model (in-sample) (ou-sample) ([1,3,4],0,0) -7749,6 0, (0,0,[1,3,4]) -7749,0 0, Gambar. 1. Plo Time Series Daa Reurn Saham BCA Dickey Fuller menunjukkan p-value sebesar 0,01 sehingga daa reurn saham BCA sudah sasioner dalam mean. Kemudian rounded value pada box-cox plo yaiu sebesar 3 sehingga daa reurn saham BCA idak perlu dilakukan ransformasi. Berdasarkan plo ACF dan PACF dikeahui bahwa lag yang keluar baas adalah lag 1, lag 3, dan lag 4 sehingga model yang diduga adalah (4,0,0), ([1,3,4],0,0), dan (0,0,[1,3,4]). Seelah dilakukan esimasi parameer dan uji signifikansi yang diunjukkan pada Tabel 1 diperoleh model dugaan ([1,3,4],0,0) dan (0,0,[1,3,4]). Tabel 1. Hasil Esimasi Parameer Model Model Parameer Esimasi p-value Kepuusan µ 0,001 0,048 Signifikan ϕ1-0,086 0,001 Signifikan (4,0,0) ([1,3,4],0,0) (0,0,[1,3,4]) ϕ2-0,009 0,722 Tidak signifikan ϕ3-0,098 0,0002 Signifikan ϕ4-0,102 0,0001 Signifikan µ 0,001 0,049 ϕ1-0,0849 0,001 ϕ3-0,0985 0,0002 Signifikan ϕ4-0,1109 0,0001 µ 0,0001 0,037 Ɵ1 0,0861 0,0009 Ɵ3 0,1028 0,0001 Signifikan Ɵ4 0,0778 0,0027 Hasil uji diagnosik dikeahui bahwa kedua model memenuhi asumsi residual saling bebas, namun belum berdisribusi normal sehingga perlu dilakukan deeksi oulier. Seelah dilakukan deeksi oulier, dilakukan Pemodelan dengan penambahan oulier. Namun demikian, residual belum berdisribusi normal. Lalu dilakukan pengecekan kurosis pada residual dan diperoleh nilai kurosis yang cukup inggi yaiu sebesar 3,25 sehingga nilai kurosis adalah 50,83. Nilai kurosis ersebu dibandingkan dengan nilai abel yaiu 1,96. Hal ersebu menunjukkan bahwa nilai kurosis lebih besar dari nilai abel sehingga disimpulkan bahwa residual idak berdisribusi normal. Kemudian diperoleh hasil model erbaik berdasarkan krieria unuk daa raining dan unuk daa esing adalah model ([1,3,4],0,0) dan secara maemais diuliskan sebagai beriku. 0,001 0, ,0985 0, 1109 a (10) 3 4 B. Pemodelan Reurn Saham BCA menggunakan Sebelum melakukan Pemodelan reurn saham BCA menggunakan maka perlu melakukan pengujian nonlinearias. Hasil pengujian diperoleh p-value sebesar 0, sehingga dapa disimpulkan bahwa daa reurn saham bersifa nonlinear karena p-value kurang dari α (5%). Pada Pemodelan perlu mengesimasi nilai delay (d), hreshold (r), orde AR regime bawah (p 1) dan regime aas (p 2). Esimasi nilai ersebu dipilih berdasarkan nilai erkecil yaiu model (2,4,1) delay sebesar 3 dan hreshold sebesar 0,0137. Gambar. 2. Plo Daa Reurn Saham Berdasarkan Regime Seelah diperoleh nilai hreshold dan delay, daa dipisahkan menjadi regime bawah dan regime aas. Gambar 2 menjelaskan bahwa hreshold membagi daa reurn saham menjadi 1211 daa masuk regime bawah dan 294 daa masuk pada regime aas. Pada uji signifikansi parameer (2,4,1) erdapa parameer yang idak signifikan sehingga dilakukan Pemodelan kembali menggunakan regresi sepwise erhadap daa regime bawah dan regime aas. Kemudian diperoleh model hasil regresi sepwise yaiu model. Model ini memiliki nilai sebesar ,52 berdasarkan daa insample. Hasil perbandingan kedua model ersebu diunjukkan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 diperoleh model erbaik yaiu dan secara maemais model ersebu Model diuliskan sebagai beriku. 0,001 0, ,098 0,0013 0, Tabel 3. Hasil Perbandingan Model (in-sample) 3 0,145 4 ; jika ; jika (ou-sample) (2,4,1) ,1 0, ,52 0, (11)

5 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) ( X Prin) D-75 C. Pemodelan Reurn Saham BCA menggunakan GA Seelah diperoleh model erbaik, maka perlu melakukan opimasi unuk parameer model menggunakan geneic algorihm. Langkah awal yang dilakukan adalah menenukan iniial value unuk esimasi parameer model. Iniial value ersebu diperoleh dari esimasi parameer yang elah dianalisis sebelumnya. Pada meode geneic algorihm, iniial value ersebu dimasukkan ke dalam kromosom. Pada peneliian ini akan menggunakan 2 jenis kromosom. Kromosom perama erdiri dari esimasi parameer model unuk regime bawah dan regime aas. Kromosom kedua ediri dari hreshold dan esimasi parameer model. Ilusrasi kromosom dijelaskan pada Gambar 3 dan Gambar 4. Gambar. 3. Ilusrasi Kromosom GA anpa Threshold Gambar. 4. Ilusrasi Kromosom GA dengan Threshold Seelah membenuk kromosom, maka menenukan fungsi finess unuk proses opimasi. Fungsi finess yang digunakan adalah SSE. Kemudian melakukan penenuan parameer yang digunakan dalam meode geneic algorihm, yang diunjukkan pada Tabel 4. Nilai hreshold diperoleh berdasarkan daerah pencarian 15-85%. Kemudian dilakukan opimasi parameer dengan hreshold yang diperoleh pada analisis sebelumnya yaiu hreshold sebesar 0,0136. Tabel 6 menunjukkan hasil esimasi parameer model -GA anpa opimasi hreshold. Tabel 4. Parameer Geneic Algorihm Parameer Nilai Pop Size 200 Pc 0,8 Pm 0,1 T 2 Finess SSE ( ) 1 Berdasarkan esimasi parameer yang diunjukkan pada Tabel 5 diperoleh nilai unuk model (2,4,1) sebesar ,91 sedangkan nilai unuk model adalah sebesar ,23Selanjunya dilakukan opimasi esimasi parameer model dengan menambahkan opimasi hreshold ke dalam kromosom dimana hasil esimasi parameer diunjukkan pada Tabel 6. Seelah diperoleh model dengan opimasi GA, maka melakukan perbandingan kebaikan model dengan krieria unuk daa raining dan unuk daa esing. Tabel 5. Esimasi Parameer -GA anpa Opimasi Threshold Model Parameer Esimasi p-value (2,4,1) ϕ0,1-0,009-16,43 0,000 ϕ1,1-0,117-3,99 0,003 ϕ2,1-0,201-7,09 0,000 ϕ3,1 0,033 1,13 0,258 ϕ4,1-0,089-2,34 0,020 ϕ0,2 0,0001 0,00 0,998 ϕ1,2-0,077-0,04 0,968 ϕ0,1 0,001 1,83 0,067 ϕ1,1-0,468-16,04 0,000 ϕ3,1-0,105-3,60 0,000 ϕ4,1-0,101-2,66 0,008 ϕ0,2 0,039 37,19 0,000 ϕ1,2-0,908-16,89 0,000 Tabel 6. Esimasi Parameer -GA dengan Opimasi Threshold Model Parameer Esimasi p-value (2,4,1) Model (2,4,1) ϕ0,1 0,001 0,34 0,734 ϕ1,1-0,169-2,79 0,006 ϕ2,1 0,017 0,30 0,764 ϕ3,1-0,096-1,79 0,074 ϕ4,1-0,061-0,63 0,529 ϕ0,2 0,0002 0,12 0,904 ϕ1,2-0,0581-2,04 0,041 hreshold = -0,01504 ϕ0,1 0,001 2,24 0,036 ϕ1,1-0,054-2,09 0,000 ϕ3,1-0,100-3,82 0,001 ϕ4,1-0,100-3,41 0,000 ϕ0,2 0,036 13,32 0,001 ϕ1,2-0,851-6,00 0,000 hreshold = 0,03257 Tabel 7. Perbandingan Kebaikan Model -GA Opimasi Threshold Threshold (insample) (ousample) Tidak 0, ,9 0, Ya -0, , Tidak 0, ,2 0, Ya 0, ,3 0, Dari Tabel 7 dapa dikeahui model erbaik menggunakan geneic algorihm yaiu model dengan nilai hreshold sebesar 0,03167, unuk daa insample sebesar ,2 dan unuk daa ou-sample sebesar 0, Secara maemais, model erbaik yang erbenuk unuk daa reurn saham BCA dengan meode GA diunjukkan pada persamaan beriku ini. 0,001 0, , ,101 4 ; jika 3 (12) 0,039 0,908 1 ; jika 3

6 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) ( X Prin) D-76 Inerpreasi model ersebu adalah daa reurn saham yang masuk regime bawah dipengaruhi oleh 1 periode, 3 periode, dan 4 periode hari sebelumnya, sedangkan daa reurn saham yang masuk regime aas dipengaruhi oleh 1 periode hari sebelumnya. D. Perbandingan Performasi Model Terbaik Seelah diperoleh model erbaik unuk masing-masing model yang elah dijelaskan sebelumnya, maka melakukan perbandingan performasi model erbaik berdasarkan nilai unuk daa in-sample dan nilai unuk daa ou-sample. Kemudian hasil perbandingan model erbaik diunjukkan pada Gambar 5. Model erbaik unuk meramalkan daa reurn saham BCA adalah model GA dengan sebesar ,2 dan sebesar 0, Model ini memiliki keepaan akurasi yang paling inggi dibandingkan meode lainnya. Gambar. 5. Plo Time Series Daa Ou-Sample dan Hasil Ramalan Model ([1,3,4],0,0) GA Seelah diperoleh model ramalan erbaik, beriku ini adalah ramalan reurn saham BCA 10 periode ke depan yang diunjukkan pada Tabel 9 dan model unuk meramalkan daa reurn saham BCA adalah sebagai beriku. 0,001 0,468 0,105 0,101 ; jika (13) 1 0,039 0,908 Tabel 8. Perbandingan Kebaikan Model Threshold (in-sample) ; jika 3 3 V. KESIMPULAN DAN SARAN (ou-sample) ,1 0, , ,2 0, , ,2 0, Berdasarkan analisis dan pembahasan yang elah dilakukan, dapa diambil dua kesimpulan dari peneliian ini. 1. Pemodelan reurn saham menggunakan mengikui dere waku auoregressive dan diperoleh model erbaik yaiu ([1,3,4],0,0) berdasarkan nilai in-sample. 2. Model erbaik unuk daa reurn saham BCA adalah (2,4,1), dengan delay sebesar 3 dan hreshold sebesar 0, Namun pada model ersebu erdapa parameer yang idak signifikan sehingga dilanjukan pemodelan menggunakan subse. Model erbaik yang diperoleh yaiu model (2,[1,3,4],[1]). 3. Pemodelan reurn saham BCA menggunakan -GA pada opimasi esimasi parameer, memberikan hasil erbaik dibandingkan dengan model dan model karena menghasilkan in-sample dan ou-sample erkecil, Model erbaik -GA yang dihasilkan adalah (2,[1,3,4],[1] dengan hreshold 0,0136 dan delay sebesar 3. Hasil peramalan reurn saham menggunakan model subse GA diunjukkan pada Tabel 9. Saran peneliian selanjunya yaiu menggunakan model peramalan yang dapa menangkap oulier karena pada analisis ini flukuasi yang erjadi pada daa reurn saham dianggap sebagai daa oulier. Kemudian unuk peneliian selanjunya perlu menambahkan fakor dari flukuasi reurn saham ke dalam model peramalan. Tabel 9. Hasil Peramalan Reurn Saham Tanggal Reurn 16 November , November , November , November , November , November , November , November , November , November , DAFTAR PUSTAKA [1] Ang, R., Buku Pinar Pasar Modal Indonesia. Jakara: Mediasof Indonesia [2] Franses, P. H. & Dijk, D. V., Non-Linear Time Series In Empirical Finance. New York: Cambridge Universiy Press. [3] Sawaka, M., Geneic Algorims and Fuzzy Muliobjecive Opimizaion. Boson: Kluwer Academic Publishers. [4] Irhamah, Kuswano, H., & Nurhidayai, M Idenificaion of Self- Exciing Threshold Auoregressive Model In Sock Reurn Daa by Using Geneic Algorihm. Presened in Inernaional Conference on Mahemaics: Pure, Applied and Compuaion Surabaya. [5] Nurhidayai, M. & Irhamah Idenificaion of Self-Exciing Threshold Auoregressive Model by Using Geneic Algorihm. Proceedings The 5 h Annual Basic Science Inernaional Conference. Malang. [6] Wei, W. W. S., Time Series Analysis Univariae and Mulivariae Mehods Second Ediion. New York: Pearson. [7] Terasvira, T., Lin, C.-F. & Granger, C. W., Power of The Neural Nework Lineariy Tes. Journal of Time Series Analysis, Volume 14, pp [8] Wu, B. & Chang, C. L., Using Geneic Algorihms o Parameer (d,r) Esimaion For Threshold Auoregressive Model. Compuaional Saisics And Daa Analysis, Volume 38, pp [9] Jogiyano, Hm Analisis dan Disain Sisem Informasi: Pendekaan Tersrukur Teori dan Prakek Aplikasi Bisnis. Yogyakara: Andi.

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI MODEL ARIMA BOX-JENKINS

MAKALAH TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI MODEL ARIMA BOX-JENKINS 1. Pendahuluan MAKALAH TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI MODEL ARIMA BOX-JENKINS CAMPURAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh : Febriana Dwi P. (1306 100 011) Dosen Pembimbing I : Dr. Irhamah, S.Si,

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA Oleh : Liviani Nursia 307030040 Dosen Pembimbing: Dr. Brodjol Suijo S.U, MSi Laar Belakang

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk

Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk Oleh : Dwi Hapsari K (1306 100 015) Dosen Pembimbing : Dra. Karika Firiasari, M.Si 1 Pendahuluan Laar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan

Lebih terperinci

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network D-378 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (26) 2337-3520 (23-928X Prin) Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Plaform MK di PT X Menggunakan Meode ARIMA, Neural Nework, dan Hibrida ARIMA-Neural

Lebih terperinci

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI 6 00

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 91-100 Online di: hp://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian IDENTIFIKASI BREAKPOINT DAN PEMODELAN AUTOREGRESSIVE STRUCTURAL

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Pemodelan Volatilitas Saham Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Algoritma Genetika

Pemodelan Volatilitas Saham Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Algoritma Genetika Pemodelan Volailias Saham Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Algorima Geneika Hasbi Yasin 1 1 Jurusan Saisika Undip, hasbiyasin@undip.ac.id Absrak. Flukuasi yang besar dan idak pasi dalam peramalan

Lebih terperinci

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu 1 Penenuan Pelebaran Window Time Opimal Pada Daa Dere Waku (1) Nursya`bani Hendro Prabowo dan (2) Raden Mohamad Aok Deparemen Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Faktor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekatan Time Series Klasik dan ANFIS

Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Faktor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekatan Time Series Klasik dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 4, No., () 2337-3 (2-928X Prin) D-67 Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Fakor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekaan ime Series Klasik dan ANFIS Clara Agusin Sephani, Agus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. : Nesia Brilliana I.P NRP :

Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. : Nesia Brilliana I.P NRP : Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Nama : Nesia Brilliana I.P NRP : 20800023 Jurusan : Maemaika Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M. Kes Pemberian pupuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER. Muflih Rori Putra Harahap

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER. Muflih Rori Putra Harahap ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER Muflih Rori Pura Harahap 30 00 052 Pembimbing : Dr. Drs. Agus Suharsono, M.S. LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PROSES AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA

PROSES AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA PROSES AUOREGRESSIVE CONDIIONAL HEEROSCEDASICIY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA Rianiai Monica, Suyono, dan Vera Maya Sani Jurusan Maemaika FMIPA UNJ Absrak Model-model runun waku konvensional,

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Pengunjung Domestik dan Mancanegara di Maharani Zoo & Goa Menggunakan ARIMA Box - Jenkins

Peramalan Jumlah Pengunjung Domestik dan Mancanegara di Maharani Zoo & Goa Menggunakan ARIMA Box - Jenkins Peramalan Jumlah Pengunjung Domesik dan Mancanegara di Maharani oo & Goa Menggunakan ARIMA Box - Jenkins Vivi Kusuma Sulisyawai (3030085) Dosen Pembimbing Dr. Irhamah, S.Si.,M.Si Laar Belakang Rumusan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting. METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA (INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY TO CAPTURE

Lebih terperinci

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016) Prosiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-602-622-20-9 hal 935-950 November 206 hp://jurnal.fkip.uns.ac.id PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN

Lebih terperinci

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014 JEKT Model ARIMAX Dan Deeksi GARCH Unuk Peramalan Inflasi Koa Denpasar Tahun 2014 Rukini *) Badan Pusa Saisik Provinsi Bali ABSTRAK pemerinah dalam mengambil kebijakan unuk menjaga sabilias moneer di masa

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR S - 27 Rukini, Suharono2 2,2 Jurusan Saisika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) D-299

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) D-299 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No., (5) 337-35 (3-98X Prin) D-99 Esimasi Value a Risk (VaR) Porofolio Saham yang Tergabung dalam Indeks LQ45 Periode Agusus 4 sampai Januari 5 Menggunakan Meode Copula

Lebih terperinci

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 6, No. 3 (27), hal 83 2. MODEL SPACE-TIME DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Ella Kurniawai, Naomi Nessyana

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir BAB III METODE PENELITIAN Peneliian ini diujukan unuk membukikan adanya hubungan dan pengaruh dari nilai ukar Rupiah erhadap Dollar Amerika Serika (exchange rae),

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN IndoMS Journal on Saisics Vol., No. (04), Page 7-37 PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN Dinda Ariska Wulandari,

Lebih terperinci

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan Jurnal Sains Maemaika dan Saisika, Vol. 4, No., Januari 8 ISSN 46-454 prin/issn 65-8663 online Penerapan Model ARCH/GARCH unuk Peramalan Nilai Tukar Peani Ari Pani Desvina, Inggrid Ocaviani Meijer, Jurusan

Lebih terperinci

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi di PT. Z Menggunakan Metode ARIMA, FFNN, dan Hybrid ARIMA-FFNN

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi di PT. Z Menggunakan Metode ARIMA, FFNN, dan Hybrid ARIMA-FFNN D-444 JURNAL SANS DAN SEN TS Vol. 5 No. 2 (206) 27-520 (20-928X Prin) Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi di PT. Z Menggunakan Meode ARMA, FFNN, dan Hybrid ARMA-FFNN Daniar Kusumaning Ayu, Desri Susilaningrum

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA TUJUAN SURABAYA BALIKPAPAN DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA TUJUAN SURABAYA BALIKPAPAN DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA TUJUAN SURABAYA BALIKPAPAN DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Joko Ariyadi (308 030 060) Pembimbing : Drs. Brodjol Suijo Suprih Ulama, M.Si Laar Belakang 2 Laar

Lebih terperinci

Peramalan Pengguna Kapal Ferry Ujung-Kamal dengan Metode Intervensi

Peramalan Pengguna Kapal Ferry Ujung-Kamal dengan Metode Intervensi D-480 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. No. 2 (6) 2337-3 (2-928X Prin) Peramalan Pengguna Kapal Ferry Ujung-Kamal dengan Meode Inervensi Eka Apriliani, dan Irhamah Jurusan Saisika, Fakulas MIPA, Insiu eknologi

Lebih terperinci

PERAMALAN KONSUMSI LISTRIK PADA SEGMEN RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR

PERAMALAN KONSUMSI LISTRIK PADA SEGMEN RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN KONSUMSI LISTRIK PADA SEGMEN RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR SARIRAZTY DWIJANTARI NRP 1314 030 010 Dosen Pembimbing Dr. Wahyu Wibowo, S.Si., M.Si DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Peramalan Outflow Uang Pecahan di Jawa Timur Menggunakan Generalized Space Time Autoregressive (GSTAR)

Peramalan Outflow Uang Pecahan di Jawa Timur Menggunakan Generalized Space Time Autoregressive (GSTAR) JURNA SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (16) 7-5 (1-98X Prin) D-59 Peramalan Ouflow Uang Pecahan di Jawa Timur Menggunakan Generalized Space Time Auoregressive (GSTAR) Rahmah Safiri, Seiawan, dan Imam Safawi

Lebih terperinci

Contagions Effect Kurs 5 Negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Menggunakan Vector Autoregressive (VAR)

Contagions Effect Kurs 5 Negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Menggunakan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No., (203) 2337-3520 (230-928X Prin) D-8 Conagions Effec Kurs 5 Negara ASEAN (Associaion of Souheas Asian Naions) Menggunakan Vecor Auoregressive (VAR) Mirna Chairany,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

PERAMALAN YIELD DAN HARGA OBLIGASI PEMERINTAH DENGAN PENDEKATAN ARIMA DAN BACKPROPAGATION-ANN

PERAMALAN YIELD DAN HARGA OBLIGASI PEMERINTAH DENGAN PENDEKATAN ARIMA DAN BACKPROPAGATION-ANN PERAMALAN YIELD DAN HARGA OBLIGASI PEMERINTAH DENGAN PENDEKATAN ARIMA DAN BACKPROPAGATION-ANN Yuli Wahyuningsih (), Brodjol Suijo S. U (), Suharono () Mahasiswa Jurusan Saisika, FMIPA, Insiu Teknologi

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENJUALAN KORAN HARIAN BERLANGGANAN DI PT. JAWA POS DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN JUMLAH PENJUALAN KORAN HARIAN BERLANGGANAN DI PT. JAWA POS DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN JUMLAH PENJUALAN KORAN HARIAN BERLANGGANAN DI PT. JAWA POS DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS TRI EMIRA RISMAYANTI NRP 1314 030 070 Dosen Pembimbing Dr. Brodjol Suijo

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan) Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 1 Agusus 2009 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Sudi Kasus: PT

Lebih terperinci

PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH

PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH Vol.. No., 03 PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH Ari Pani Desvina, Sari Marlinda, Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

Prediksi Permintaan BBM di PT. Pertamina Region V dengan Metode Peramalan Data Time Series Hirarki

Prediksi Permintaan BBM di PT. Pertamina Region V dengan Metode Peramalan Data Time Series Hirarki Prediksi Perminaan BBM di PT. Peramina Region V dengan Meode Peramalan Daa Time Series Hirarki Prania Dian Uari dan 2 Suharono Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS (38 57) 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732 ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No. Agusus 016 Page 373 Sifa Asimeris Model Prediksi Generalized Auoregressive Condiional Heerocedasiciy (GARCH) dan Sochasic Volailiy Auoregressive

Lebih terperinci

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA Fadil Rahman Hakim, Dr. Ir. Achmad Mauludiyano, MT. Program Sudi Telekomunikasi Mulimedia Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknologi Indusri

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING Nama: Zahroh Aiqoh 05 00 0 Dosen Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes Drs. Sulisiyo, MT Jurusan Maemaika

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA Dalam Memprediksi IHSG

Penerapan Model ARIMA Dalam Memprediksi IHSG Penerapan Model ARIMA Dalam Memprediksi IHSG Bambang Hendrawan Polieknik Baam Parkway Sree, Baam Cenre, Baam 29461, Indonesia e-mail: benks@polibaam.ac.id Absrak: Tujuan peneliian ini adalah unuk mencari

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Jumlah Permintaan Kerudung di Industri Kecil Kerudung Arin di Surabaya dengan Metode Variasi Kalender

Analisis Peramalan Jumlah Permintaan Kerudung di Industri Kecil Kerudung Arin di Surabaya dengan Metode Variasi Kalender Analisis Peramalan Jumlah Perminaan Kerudung di Indusri Kecil Kerudung Arin di Surabaya dengan Meode Variasi Kalender Disusun oleh : Sely Enggar Rusiano 307 030 030 Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, M.Si

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) ARIMA (Auoregressive Inegraed Moving Average) I. Prinsip Dasar dan Tujuan Analisis. Prinsip Dasar ARIMA sering juga disebu meode runun waku Box-Jenkins. ARIMA sanga baik keepaannya unuk peramalan jangka

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing Dr. Brodjol Sutijo Suprih Ulama, M.Si.

Dosen Pembimbing Dr. Brodjol Sutijo Suprih Ulama, M.Si. TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN NILAI IMPOR NON MIGAS DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA BOX-JENKINS BOBBY AKBAR NRP 1314 030 002 Dosen Pembimbing Dr Brodjol Suijo Suprih Ulama, MSi DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG ISSN: 9-54 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor, Tahun 05, Halaman 6-60 Online di: hp://eournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Penataran Tujuan Surabaya-Malang

Analisis Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Penataran Tujuan Surabaya-Malang Analisis Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Api Penaaran Tujuan Surabaya-Malang Oleh. Andria Prima Diago 08.00.0 Dosen Pembimbing. r. Dwiamono Agus, M.komp Andria Prima Diago 08.00.0 nsiu Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PERAMALAN CURAH HUJAN DENGAN WAVELET

PERAMALAN CURAH HUJAN DENGAN WAVELET PERAMALAN CURAH HUJAN DENGAN WAVELET Garini Widosari 1 T-7 1 Polieknik Negeri Samarinda 1 garini_72@yahoo.com Absrak Peramalan adalah salah sau unsur yang sanga pening dalam pengambilan kepuusan. Peranan

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA DERET WAKTU YANG MENGANDUNG EFEK VARIASI KALENDER PADA KASUS PENJUALAN PRODUK DI PERUSAHAAN RITEL

PEMODELAN DATA DERET WAKTU YANG MENGANDUNG EFEK VARIASI KALENDER PADA KASUS PENJUALAN PRODUK DI PERUSAHAAN RITEL Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 9 PEMODELAN DATA DERET WAKTU YANG MENGANDUNG EFEK VARIASI KALENDER PADA KASUS PENJUALAN PRODUK DI PERUSAHAAN RITEL Y.P.Y. Asmara,

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Premium dengan Metode ARIMAX untuk Optimasi Persediaan di Wilayah TBBM Madiun

Peramalan Kebutuhan Premium dengan Metode ARIMAX untuk Optimasi Persediaan di Wilayah TBBM Madiun JURNAL AIN DAN ENI IT Vol. 1, No. 1, (ep. 2012 IN: 2301-928X D-230 Peramalan Kebuuhan Premium dengan Meode ARIMAX unuk Opimasi Persediaan di Wilayah TM Madiun Nindia ekar Dini, Haryono, dan uharono Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

Peramalan Beban Listrik di Jawa Timur Menggunakan Metode ARIMA dan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS)

Peramalan Beban Listrik di Jawa Timur Menggunakan Metode ARIMA dan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No., (05) -50 (0-9X Prin) D-9 Peramalan Beban Lisrik di Jawa Timur Menggunakan Meode ARIMA dan Adapive Neuro Fuzzy Inference Sysem () Indana La Zulfa dan Suharono Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari

Lebih terperinci

PEMODELAN BOX-JENKINS (ARIMA) UNTUK PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

PEMODELAN BOX-JENKINS (ARIMA) UNTUK PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PEMODELAN BOX-JENKINS (ARIMA) UNTUK PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN Vincenius Iwan Primadiya 1 dan Nur Iriawan 2 1) Program Sudi Magiser Manajemen Teknologi, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember e-mail:

Lebih terperinci

PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA

PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA Maskur Efendi ), Widandi Soeopo 2), Piojo Tri Juwono 2) ) Mahasiswa Magiser

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI EKSPOR NON MIGAS SEKTOR PERINDUSTRIAN DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN NILAI EKSPOR NON MIGAS SEKTOR PERINDUSTRIAN DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN NILAI EKSPOR NON MIGAS SEKTOR PERINDUSTRIAN DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS Mohammad Fariq NRP 1314 030 015 Dosen Pembimbing Dra. Sri Mumpuni Renaningsih,

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Forcasing Inflaion Using Muliple Inpu Transfer Funcion Model Novi Adisia, Sri Wahyuningsih, dan Rio Goeanoro 3 Laboraorium Saisika Terapan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-169

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) A-169 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) A-169 Pembuaan Aplikasi Pendukung Kepuusan Unuk Peramalan Persediaan Bahan Baku Produksi Plasik Blowing dan Injec Menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED Wahyuda 1, Budi Sanosa 2, Nani Kurniai 3 1 Teknik Indusri Universias Mulawarman-Samarinda

Lebih terperinci

PERAMALAN RATA-RATA TEMPERATUR UDARA HARIAN KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN MODEL ARIMA (0,1,1) TUGAS AKHIR

PERAMALAN RATA-RATA TEMPERATUR UDARA HARIAN KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN MODEL ARIMA (0,1,1) TUGAS AKHIR PERAMALAN RATA-RATA TEMPERATUR UDARA HARIAN KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN MODEL ARIMA (0,,) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Maemaika Oleh: DEWI

Lebih terperinci