BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Djaja Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari abungan masyaraka (privae saving) dari waku ke waku yang sudah dilakukan di beberapa negara. IV.1. Spesifikasi Model Menuru Modigliani (1986) dangan meliha perumbuhan pendapaan per kapia (GY) kia bisa mendapakan versi ermudah dari LCM. LCM akan memperediksikan bahwa peningkaan pada angka GY akan mengakibakan peningkaan pada agrega abungan karena hal ini meningkakan sumber daya masa hidup kelompok penduduk berusia muda relaif erhadap kelompok penduduk berusia ua. Perumbuhan pendapaan ini enu berasal dari kalangan kelompok penduduk pada usia produkif. Namun keika kemakmuran dimasukan ke dalam LCM sebagai variabel yang menjelaskan, model ini memberikan kesimpulan yang ambigu mengenai hubungan abungan dengan perumbuhan. Sebagai conoh, penduduk berusia muda mungkin memperoleh pendapaan yang rendah pada masa sekarang akan eapi aap ingin memiliki kemakmuran yang inggi dan oleh sebab iu mereka akan melakukan pinjaman unuk membiayai (kelebihan) konsumsi mereka pada saa ini dalam rangka mencapai ingka konsumsi yang diinginkan. Dalam kasus ini, pada ingka perumbuhan ekonomi yang inggi, agrega abungan bisa saja menurun jika pola hidup penduduk berusia muda lebih inggi relaif erhadap penduduk berusia ua. Kapan perumbuhan yang lebih inggi meningkakan aau mengurangi ingka 1
2 abungan adalah erganung pada usia masyaraka iu sendiri. Menuru Deaon & Paxson (000) abungan mempunyai hubungan negaif dengan usia. Permasalahan srukur usia dari masyaraka bisa diaasi dengan perumbuhan populasi (GPOP) dengan asumsi dari Perumbuhan Populasi Berimbang (Modigliani, 1986). Hal ini mengasumsikan peningkaan dari perumbuhan populasi menyebabkan peningkaan dari jumlah penabung dibandingkan dengan jumlah penarik abungan. Hal ini berimplikasi jika semua rumah angga pada dua perekonomian memiliki perilaku menabung yang sama pada seiap perpuaran kehidupan (life cycle), perekonomian dengan perumbuhan populasi yang lebih cepa akan menunjukan ingka abungan agrega yang lebih inggi. Hal lain yang menjadi fakor yang mempengaruhi abungan masyaraka menuru LCM adalah ingka suku bunga riil abungan (RID), dan kemakmuran (W). Pengaruh dari ingka suku bunga erhadap abungan idak dijelaskan secara rinci pada model. Tingka sukubunga yang lebih inggi akan meningkakan harga saa ini (karena adanya opporuniy cos) relaif erhadap harga pada masa yang akan daang (efek subsiusi), yang mana akan menimbulkan insenif masyaraka unuk meningkakan abungan. Jika rumah angga adalah ne-lender 1, ingka suku bunga juga akan meningkakan pendapaan sehingga meningkakan konsumsi dan memperkecil porsi pendapaan yang akan diabung (efek pendapaan). Tingka suku bunga secara posiif meningkakan abungan jika efek subsiusi lebih kua daripada efek pendapaan. 1 Perilaku seseorang yang lebih banyak menabung daripada melakukan kegiaan konsumsi.
3 IV. Meode Analisis Daa IV..1 Model Peneliian Unuk meliha pengaruh-pengaruh dari hipoesis diaas, digunakan model yang elah digunakan oleh Ahukorala dan Kunal Sen (003) pada kasus ingka abungan di India. Modelnya adalah sebagai beriku: SPR V = f(gy, GPOP, RID, PCY, INF, TOT, SPB, BDN) Dikeahui: SPR adalah ingka abungan masyaraka yang didefinisikan sebagai rasio abungan rumah angga dan perusahaan erhadap disposable income, GY merupakan ingka perumbuhan disposable income per kapia, GPOP, ingka perumbuhan dari populasi masyaraka indonesia, RID, ingka suku bunga abungan, PCY, disposable income per kapia INF, ingka inflasi, TOT, erms of rade yaiu rasio indeks harga barang ekspor erhadap indeks harga barang impor (kedua-duanya dalam maa uang Rupiah), SPB, ingka abungan pemerinah (public saving) sebagai rasio erhadap disposable income,dan BDN, kepadaan kanor bank. IV.. Sasionerias Sasionerias daa merupakan isu pening yang sering diangka di dalam penggunaan analisis daa yang berbenuk ime series. Suau variabel dikaakan sasioner jika nilai raa-raa, varians, dan kovariansnya selalu konsan pada seiap iik 3
4 waku. Secara lebih lanju, kondisi ini biasanya diikui oleh nilai residualnya yang erdisribusi normal dengan raa-raa di iik nol dan sandar deviasi erenu (whie noise). Sasionerias dari sebuah variabel menjadi pening karena pengaruhnya pada hasil esimasi regresi. Regresi anara variabel-variabel yang idak sasioner akan menghasilkan fenomena regresi palsu (spurious regressioan), dimana nilai koefisien yang dihasilkan dari esimasi menjadi idak valid dan suli unuk dijadikan pedoman. Selain iu, saisik dan F saisiik juga idak valid karena adanya sandard error yang bias. Benuk paling sederhana dari series yang idak sasioner adalah benuk random walk seperi y = y 1 + ε. Dimana ε merupakan gangguan random yang bersifa sasioner. Series y memiliki konsana yang nilainya cenderung berubah sesuai dengan perubahan waku, sehingga idak sasioner. Akan eapi random walk disebu difference saionary series, karena urunan peramanya berbenuk sasioner, y 1 = ε. y Sebuah difference sasionary series dikaakan erinegrasi dan dilambangkan sebagai I(d), dimana d merupakan ingka inegrasinya. Tingka inegrasi merupakan banyaknya uni roo yang dikandung di dalam sebuah series, aau berapa kali operasi diferensiasi harus dilakukan unuk membua series menjadi sasioner. Pada kasus random walk di aas, uni roo-nya 1, maka y merupakan series I(1). Sebuah series yang sasioner akan memiliki I(0). Meode formal unuk mengeahui sasionerias sebuah series dikenal sebagai uni roo es. Terdapa dua macam meode pengujian uni roo yang sudah digunakan secara luas, perama, meode Dickey-Fuller (DF) dan Augmened Dickey-Fuller (ADF), yang kedua, meode Phillips-Perron (PP). Dalam peneliian ini, uji sasionerias dilakukan dengan kedua-duanya diliha dari jenis daa yang digunakan 4
5 erkai dengan kua aau idak kuanya fenomena krisis berkorelasi erhadap variabel ersebu. Meode Dickey-Fuller (DF) dan Augmened Dickey-Fuller (ADF) Ilusrasi pengujian Dickey-Fuller dapa diliha dengan menggunakan proses Auo Regressive (1) aau AR(1) beriku: y = µ + ρ 1 + ε...(4.10) y Dimana µ dan ρ adalah parameer dan diasumsikan whie noise. Y akan sasioner jika 1< ρ <1. Jika ρ = 1, maka y merupakan series nonsasioner (random walk wih drif). Oleh karena iu hipoesa series sasioner dapa dievaluasi dengan menguji apakah nilai absolu ρ sama dengan sau. Baik pengujian ADF maupun PP menggunakan hipoesa nol, Ho: ρ = 1, dan H1: ρ < 1, sebagai hipoesa alernaifnya. Pengujian dilakukan melalui esimasi persamaan yang menghilangkan fakor selang variabel dependen ( y 1 ) di kedua sisi persamaan: y = µ + γ 1 + ε...(4.11) y dimana γ = ρ - 1, dengan hipoesa nol Ho: γ = 0, dan hipoesa alernaif H1: γ < 0. Nilai -es yang dihasilkan kemudian akan dibandingkan dengan nilai kriis DF yang dikembangkan oleh MacKinnon (1991), yang selanjunya dikenal sebagai nilai kriis MacKinnon bagi pengujian uni roo. Pengujian uni roo sederhana diaas valid jika series mengikui proses AR(1). Jika series berkorelasi pada ingka yang lebih inggi (higher-order corelaion aau HOC), maka asumsi residual yang whie noise akan dilanggar. Maka selanjunya akan 5
6 digunakan meode ADF aau PP unuk pengujiannya. Uji ADF membua koreksi parameris bagi HOC dengan mengasumsikan series y akan mengikui proses AR(p). Pengujian uni roo dengan pendekaan ADF melakukan konrol erhadap HOC dengan menambahkan variabel selang dependen (y) dalam benuk difference disisi kanan persamaan regresi seperi beriku: y = µ + γy 1 + δ1 y 1 + δ y δ p 1 y p+ 1 + ε...(4.1) Spesifikasi ADF inilah yang kemudian digunakan unuk menguji hipoesa nol Ho: γ = 0, dan hipoesa alernaif H1: γ < 0. Penggunaan konsana, konsana linier dan ren, aau idak menggunakan keduanya, menjadi opik pembahasan yang serius dalam perkembangan pengujian DF dan ADF. DF dan ADF memiliki kelemahan erkai dengan he power of he es. Memasukkan regressor yang idak perlu ke dalam persamaan akan berakiba pada berkurangnya he power of he es, yang memungkinkan diperolehnya kesimpulan keberadaan sebuah uni roo, walaupun sebenarnya idak. Hamilon (1994) kemudian mengusulkan iga benuk pengujian ADF sesuai dengan benuk plo grafis dari series yang bersangkuan. Jika sebuah series erliha seperi memiliki sebuah ren, maka konsana dan ren perlu dimasukkan ke dalam pengujian. Jika series idak memiliki ren, namun memiliki raa-raa yang idak nol, maka konsana perlu dimasukkan ke dalam pengujian. Terakhir, jika series berflukuasi di sekiar raa-raa nol, maka konsana dan ren idak perlu dimasukkan ke dalam pengujian. IV..3 Ordinary Leas Squares (OLS) Meode Ordinary Leas Squares (OLS) diemukan oleh seorang ahli maemaika berkebangsaan Jerman, yaiu Carl Friedrich Gauss. Meode OLS adalah 6
7 salah sau meode ekonomerika dimana erdapa variabel independen yang merupakan variabel penjelas dan variabel dependen yang merupakan variabel yang dijelaskan dalam suau persamaan linier. Dalam meode OLS hanya erdapa sau variabel dependen, sedangkan jumlah variabel independen dibolehkan lebih dari sau. Didalam meode ini, variabel dependen bersifa sokasik, yaiu suau variabel yang memiliki suau disribusi probabilias. Sedangkan, variabel independen bersifa deerminisik, yaiu variabel yang sifanya sudah dienukan aau dikeahui nilainya. Dalam koneks pendugaan koefisien regresi sampel, secara umum, meode OLS sudah dierima sebagai suau krieria yang baik, sehingga idak dibuuhkan asumsi-asumsi lebih lanju. Akan eapi, dalam koneks inferensi regresi, yaiu dalam pembuaan pendugaan inerval dan pengujian parameer regresi populasi, dibuuhkan asumsi-asumsi sebagai beriku: 1. Model regresi adalah linier dalam parameer.. Variabel bebas memiliki nilai yang eap unuk sampel yang berulang (bersifa nonsokasik). Implikasinya, variabel bebas idak berhubungan dengan error erm. Aau kovarians anara variabel bebas dan error erm dinyaakan dengan (, X ) [ X ( X )] [ u ( u )] = 0 u i i = i i i i...(4.13) 3. Berkaian dengan error erm, ada beberapa persyaraan sebagai beriku: a. Error erm memiliki raa-raa sama dengan nol dan varians konsan (homoscedasiciy) unuk seiap nilai X i. Sehingga dapa dinyaakan ( ) = 0 u dan i X i ( ) = σ Var u i X i...(4.14) 7
8 b. Error erm pada suau observasi idak berhubungan dengan error erm pada observasi lain (no-auocorrelaion). c. Error erm (u) memiliki disribusi normal, sehingga implikasinya adalah Y dan disribusi sampling koefisien regresi memiliki disribusi normal. Hasil esimasi OLS sering disebu dengan isilah BLUE (Bes Linier Unbiased Esimaor). Secara sederhana, hasil esimasi yang bersifa BLUE anara lain: 1. Efisien, arinya hasil nilai esimasi memiliki varians yang minimum dan idak bias.. Tidak bias, arinya hasil nilai esimasi sesuai dengan nilai parameer. 3. Konsisen, arinya jika ukuran sampel diambah anpa baas maka hasil nilai esimasi akan mendekai parameer populasi yang sebenarnya. Apabila asumsi normalias erpenuhi, dimana error erdisribusi secara normal dengan raa-raa sama dengan nol dan sandar deviasi konsan aau singkanya dinyaakan dengan u ~ N ( 0, σ ), maka 1. Inercep (a) akan memiliki disribusi normal aau a ~ N(, σ ) 0 a. Koefisien regresi akan memiliki disribusi normal aau b ~ N(, σ ) 0 b Dalam hal ini, asumsi normalias sanga pening unuk penyederhanaan dalam melakukan pendugaan inerval dan pengujian hipoesis secara saisik. IV..4 Uji Parsial Pada pengujian ini signifikansi masing-masing variabel diuji secara individual. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan saisik dengan ingka kesalahan 1 persen. Dari pengujian ini dapa dikeahui apakah suau variabel secara signifikan mampu mempengaruhi model. 8
9 IV..5 Uji Persamaan Regresi Keseluruhan Dalam pengujian ini diuji apakah semua variabel independen secara bersamasama mempengaruhi variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan disribusi F, jika semakin inggi nilai disribusi F berari erdapa hubungan yang sanga kua secara linier anar variabel dalam persamaan ersebu. IV..6 Penggujian R Dalam pengujian ini diuji sejauh mana variasi dari variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independennya. Nilai R merupakan fraksi dari variasi yang mampu dijelaskan oleh independen erhadap variabel dependen. Nilai R berkisar anara 0 1 (0 persen-100 persen), dan jika nilainya mendekai 100 persen maka semakin baik. IV..7 Penggujian Adjused R Masalah yang erjadi jika melakukan pengujian dengan menggunakan R adalah jika variabel independennya diambah maka nilai R akan berambah besar. Pengujian dengan Adjused R secara obyekif meliha pengaruh penambahan variabel independen, apakah variabel ersebu mampu memperkua variasi penjelasan variabel dependen. IV.3 Pelanggaran Asumsi Dasar Saisik Unuk dapa dikaakan sebagai model yang baik, maka model yang dibangun idak boleh melanggar asumsi dasar saisik. Asumsi-asumsi ersebu adalah: IV.3.1 Heeroskedasisias Heeroskedasisias adalah pelanggaran asumsi dimana varians dari seiap error dari variabel independen idak konsan dari waku ke waku. Heeroskedasisias 9
10 menyebabkan hasil esimasi dengan meode OLS menghasilkan parameer yang bias, idak efisien meskipun konsisen, ini berari koefisien yang dihasilkan bukan berasal dari varians yang erkecil. Pengujian erhadap heeroskedasisias dapa diuji dengan menggunakan Whie-es, jika nilai Obs*R-square lebih besar dari chi square maka dapa dipasikan pada model ersebu erdapa heeroskedasisias. Cara unuk menghilangan heeroskedasisias dapa dilakukan dengan meode GLS (generalized leas square) IV.3. Auokorelasi Auokorelasi adalah pelanggaran asumsi dimana unsur gangguan yang berhubungan dengan observasi dipengaruhi oleh unsur disurbansi aau gangguan yang berhubungan dengan pengamaan lain. Unuk menguji ada idaknya auokorelasi dapa digunakan uji formal dan informal. Uji formal dengan DW saisic, jika DW > aau DW < (idak mendekai ) maka dapa dikaakan adanya indikasi auokorelasi. Akan eapi pengujian dengan DW seringkali menimbulkan ambiguias sehingga diperlukan pengujian formal. Pengujian formal dengan menggunakan uji Breusch-Godfrey Serial Correlaion LM Tes. Jika p value<α maka ada indikasi adanya auokorelasi pada model ersebu. Unuk mengaasi masalah auokorelasi dapa menggunakan cara menambah variabel AR (auoregressive) aau MA (moving Average), menambah lag dependen variabel aau menambah lag pada variabel independen sera melakukan differencing aau melakukan regresi nilai urunan. IV.3.3 Mulikolinierias Mulikolinierias diarikan adanya hubungan yang linier anara beberapa aau semua variabel penjelas pada model regresi. Unuk meliha adanya mulikolinierias 10
11 pada model dapa dideeksi dengan cara meliha correlaion marix. Jika korelasi anara variabel bebas kurang dari 0,8 maka dapa dikaakan idak ada mulikolinierias. Unuk mengaasi masalah mulikolinierias cara yang paling mudah adalah dengan cara menghilangkan salah sau variabel, eruama yang idak signifikan secara parsial (uji ). Namun hal ini seringkali idak dipergunakan karena akan mencipakan bias parameer yang spesifikasi pada model. IV.4 Sumber Daa Daa yang akan diolah berasal dari berbagai sumber yaiu daa Bank Indonesia, daa ADB dan daa yang dimiliki BPS-CEIC dengan periode analisis dari ahun 1990 hingga ahun 006. Daa yang digunakan adalah daa kuaralan. 11
Muhammad Firdaus, Ph.D
Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Model Peneliian Dalam menganalisa efekifias kebijakan pemerinah, maka model yang digunakan dalam skripsi ini adalah model yang diurunkan dari eori kekuaan monopoli,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan adalah daa sekunder runun waku (ime series) bulanan dari 2002:01 sampai dengan 2009:06 yang bersumber dari Laporan dan websie Bank Indonesia
Lebih terperinciKOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak
KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinci(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES
PROSIDING ISSN : 087-590. Seminar Nasional Saisika November 0 Vol, November 0 (T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES Yahya Ubaid ), Budi Nurani R. ), Mulyana K. 3) )Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciBab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen
Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang
Lebih terperinciPEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN
Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciPengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia
BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES
IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya
Lebih terperinciTREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNYA
TREND DALAM RUNTUN WAKTU EKONOMETRI DAN PENERAPANNA SKRIPSI Diajukan kepada Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Negeri ogyakara unuk memenuhi sebagian persyaraan guna memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN
BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3. Daa Pada karya akhir ini proxy unuk mengukur kegiaan perekonomian adalah ingka perubahan GDP real per kuaral dari ahun 3:Q sampai dengan ahun 8:Q dengan ahun dasar.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciPeramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis
JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciModel Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Kota-kota di Papua
Model Koreksi Kesalahan pada Daa Runun Waku Indeks Harga Konsumen Koa-koa di Papua Miha Febby R. Donggori, Adi Seiawan, 3 Hanna Arini Parhusip Prodi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika, Universias Krisen
Lebih terperinciSekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hipoesis Peneliian Seperi yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, peneliian ini mencoba menemukan anomali DOTW pada volailias dan volume saham dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinci*Corresponding Author:
Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciKata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.
METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA (INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY TO CAPTURE
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciBAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun
BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial
Lebih terperinciARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)
ARIMA (Auoregressive Inegraed Moving Average) I. Prinsip Dasar dan Tujuan Analisis. Prinsip Dasar ARIMA sering juga disebu meode runun waku Box-Jenkins. ARIMA sanga baik keepaannya unuk peramalan jangka
Lebih terperinciADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI
ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.
Lebih terperinciSUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia
SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY
PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY Hermansah Program Sudi Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X
USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Unuk meliha sejauh mana rencana implemenasi Peneliian yang akan Penulis bua dalam Proposal Skripsi ini, maka ada baiknya Kia meliha sisemaika kerja dan meode peneliian yang
Lebih terperinciPENAKSIRAN PARAMETER KOINTEGRASI (STUDI KASUS: NILAI EKSPOR DAN INVESTASI INDONESIA PADA TAHUN ) RIZKI NUGROHO ARYANTO
PENAKSIRAN PARAMETER KOINTEGRASI (STUDI KASUS: NILAI EKSPOR DAN INVESTASI INDONESIA PADA TAHUN 1970 007) RIZKI NUGROHO ARYANTO 0305010556 UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,
Lebih terperinci1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.
7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan
Lebih terperinciPerbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X
JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciUJI AUTOKORELASI DAN PERBAIKAN AUTOKORELASI
BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAKARTA UJI AUTOKORELASI DAN PERBAIKAN AUTOKORELASI 8.1. Uji Auokorelasi a. Penyebab Munculnya Ookorelasi Berkaian dengan asumsi regresi
Lebih terperinciUJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS
BAHAN AJAR EKONOMETRIKA AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS 6.1. Uji Mulikolinearias Sebagaimana dikemukakan di aas, bahwa salah sau
Lebih terperinciPERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.
PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciJurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN
Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion
Lebih terperinciPenerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan
Jurnal Sains Maemaika dan Saisika, Vol. 4, No., Januari 8 ISSN 46-454 prin/issn 65-8663 online Penerapan Model ARCH/GARCH unuk Peramalan Nilai Tukar Peani Ari Pani Desvina, Inggrid Ocaviani Meijer, Jurusan
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir BAB III METODE PENELITIAN Peneliian ini diujukan unuk membukikan adanya hubungan dan pengaruh dari nilai ukar Rupiah erhadap Dollar Amerika Serika (exchange rae),
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran
Lebih terperinciBAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi
Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.
Lebih terperinciANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER
ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER Abdul Aziz Dosen Jurusan Maemaika Fakulas Sains Teknologi Universias Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail : abdulaziz_uinmlg@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciPERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)
Prosiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-602-622-20-9 hal 935-950 November 206 hp://jurnal.fkip.uns.ac.id PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciSuatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond
Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan
BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri
Lebih terperinciPeramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk
Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk Oleh : Dwi Hapsari K (1306 100 015) Dosen Pembimbing : Dra. Karika Firiasari, M.Si 1 Pendahuluan Laar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciOleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes
PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI 6 00
Lebih terperinciPenentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu
1 Penenuan Pelebaran Window Time Opimal Pada Daa Dere Waku (1) Nursya`bani Hendro Prabowo dan (2) Raden Mohamad Aok Deparemen Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciModel Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))
Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs
Lebih terperinciPERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT
Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI
Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo
Lebih terperinciPROSES AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA
PROSES AUOREGRESSIVE CONDIIONAL HEEROSCEDASICIY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA Rianiai Monica, Suyono, dan Vera Maya Sani Jurusan Maemaika FMIPA UNJ Absrak Model-model runun waku konvensional,
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciPERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH
Vol.. No., 03 PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH Ari Pani Desvina, Sari Marlinda, Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yang erkai dengan objek peneliian seperi Badan Pusa
Lebih terperinciPENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,
PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA, 2004-2008 Banoon Sasmiasiwi, Program MSi FEB UGM Malik Cahyadin, FE UNS Absraksi Perkembangan ekonomi akhir-akhir
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*
PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Model dan Daa yang akan digunakan Meodologi yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah sudi lieraur, pengolahan daa sekunder dengan menggunakan perangka
Lebih terperinci