APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND"

Transkripsi

1 APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakara snoeryani@yahoo.com, elyokafiani@gmail.com, andriyanie.free@gmail.com INSTISARI Dalam dere berkala (ime series) dengan pola daa memua rend, moode yang sering digunakan sebagai ramalan unuk periode mendaang adalah pemulusan eksponensial. Meode ini menunjukkan pemboboan menurun secara eksponensial erhadap nilai pengamaan yang lebih ua dan dilakukan unuk mencari nilai forecas error erkecil. Dalam kaegori ini erdapa beberapa meode yang dipakai, anara lain meode Pemulusan Eksponensial Tunggal (Single Exponenial Smoohing), meode Pemulusan Eksponensial Ganda Sau Parameer dari Brown (Brown s One-Parameer Double Exponenial Smoohing), meode Pemulusan Ganda Dua Parameer dari Hol (Hol s Two-Parameer Double Exponenial Smoohing), (Makridakis, 1999) Daa hipoeis yang disajikan menunjukan pola daa akualnya ampak adanya rend, dan diselesaikan menggunakan meode pemulusan eksponensial linier sau parameer dari Brown, pemulusan eksponensial linier dua parameer dari Hol dan meode pemulusan eksponensial kudraik dari Brown unuk mencari forecas error erkecil yang di ukur melalui nilai-nilai MSE (Mean Squared Error) yang erkecil. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa meode pemulusan eksponensial Ganda, Dua-Parameer dari Hol memberikan forecas error yang erkecil dibandingkan dengan nilai yang lainya, menggunakan 0, 2 dan 0,1 memperoleh nilai MSE = 172,84 dan MAPE= 5,17 erkecil. Kaa kunci: Pemulusan Eksponensial, Mean Squared Error, Brown, Hol PENDAHULUAN Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang sanga pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi dan organisasi bisnis dalam seiap pengambilan kepuusan yang sanga signifikan. Peramalan menjadi dasar bagi perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang bagi perusahaan. Dalam area fungsional keuangan, peramalan memberikan dasar dalam menenukan anggaran dan pengendalian biaya. Pada bagian pemasaran, peramalan dibuuhkan unuk merencanakan penjualan produk baru, kompensasi enaga dan beberapa kepuusan pening lainnya. Pada bagian produksi dan operasi menggunakan daa-daa peramalan unuk perencanaan kapasias, fasilias, produksi, penjadwalan, dan pengendalian persedian (invenory conrol). Unuk meneapkan kebijakan ekonomi seperi ingka perumbuhan ekonomi, ingka pengangguran, ingka inflasi, dan lainnya dapa dilakukan menggunakan meode/eknik peramalan dan pengukuran kesalahan peramalan. (Makridakis, 1989) Kia sering dihadapkan pada permasalahan bagaimana memilih meode yang cocok dalam meramalkan daa ime series (runun waku) yang memua rend, unuk periode yang akan daang. Pemulusan Eksponensial merupakan salah sau model ramalan yang digunakan unuk daa ersebu. Dalam peneliian ini menyajikan aplikasi Pemulusan Eksponensial (Exponenial Smoohing) berujuan unuk mencari nilai forecas error erkecil, yang di ukur melalui nilai-nilai MSE (Mean Squared Error) dan MAPE (Mean Absolu Prosenase Error) yang erkecil. Ada iga meode yang digunakan unuk membandingkan hasilnya, yaiu Pemulusan Eksponensial ganda, meode linier sauparameer dari Brown (Brown s One-Parameer Double Exponenial Smoohing), Pemulusan Eksponensial ganda, Meode dua parameer dari Hol (Hol s Two-Parameer Double Exponenial Smoohing) dan Pemulusan Eksponensial Tripel, Meode Kuadraik Sau parameer dari Brown (Brown s One-Parameer Tripel Exponenial Smoohing). B-447

2 METODE Prosedur yang digunakan dalam peneliian ini adalah mengidenifikasi masalah, perumusan masalah, analisis daa, dan penarikan kesimpulan. Daa hipoeis sebagai simulasi yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan scaer diagram unuk menenukan pola daanya. Kemudian membandingkan pemulusan eksponensial unggal, meode pemulusan eksponensial ganda Sau parameer dari Brown, meode pemulusan ganda dua parameer dari Hol s. Selanjunya mencari, memilih nilai MSE dan MAPE yang paling erkecil. Suau meode yang menunjukkan pemboboan menurun secara eksponensial erhadap nilai pengamaan yang lebih ua, meode ini disebu prosedur pemulusan eksponensial. Meode pemulusan eksponensial erdiri aas unggal, ganda, dan meode yang lebih rumi. Semuanya mempunyai sifa yang sama, yaiu nilai yang baru diberikan bobo yang lebih besar dibanding pengamaan yang lebih lama. Dalam pemulusan eksponensial, erdapa sau aau lebih parameer pemulusan yang dienukan secara eksplisi, dan hasil pilihan ini menenukan bobo yang dikenakan pada nilai observasi. Meode pemulusan eksponensial unggal (SES = Single Eksponensial Smoohing) dikembangkan dari persamaan awal sebagai beriku : dengan: X X N N F 1 F ( N ).... (1) F = Nilai ramalan pada waku X = daa akual pada waku N = jumlah seluruh daa Jika X N idak ersedia maka diganikan dengan suau nilai pendekaan. Salah sau penggani yang mungkin adalah nilai ramalan periode yang sebelumnya yaiu F, sehingga persamaan (1) menjadi X F F 1 ( F )... (2) N N aau F ( ) X (1 ) F (3) N N Karena nilai N posiip maka bobo (1/N) nilainya berkisar anara 0 dan 1. Dengan menggani nilai 1/N dengan, persamaan (3) menjadi F 1 X (1 ) F.... (4) Persamaan ini merupakan benuk umum yang digunakan dalam menghiung ramalan dengan meode pemulusan eksponensial. Meode ini banyak mengurangi masalah penyimpanan daa, karena idak perlu lagi menyimpan semua daa hisoris, hanya pengamaan erakhir, ramalan erakhir, dan suau nilai yang harus disimpan. Persamaan (4) dapa diperluas dengan mensubsiusi F dengan F X 1 (1 ) F 1 yaiu F X (1 )[ X (1 ) F ] X (1 ) X 1 (1 ) F 1 Proses ini dapa diulang dengan mensubsiusi F 1, 2 hasilnya adalah F dengan komponennya, dan seerusnya, (1 ) 1 (1 ) 2 (1 ) 3 N 1 N... (1 ) X ( N 1) (1 ) F ( N 1) F X X X X Meode pemulusan eksponensial unggal idak cukup baik dierapkan jika daanya bersifa idak sasioner, karena persamaan yang digunakan dalam meode eksponensial unggal idak erdapa prosedur pemulusan pengaruh rend yang mengakibakan daa idak sasioner menjadi eap idak B-448

3 sasioner, eapi meode ini merupakan dasar bagi meode-meode pemulusan eksponensial lainnya (Makridakis, 1999). Meode peramalan SES memerlukan spesifikasi nilai dan elah diunjukkan bahwa ukuran MAPE dan MSE berganung pada pemilihan ini. Pemulusan eksponensial unggal dengan ingka respon yang adapif (ARRSES=Adapif Respone Rae Simple Eksponenial Smoohing) memilki kelebihan dari SES, nilai dapa berubah secara erkendali dengan adanya perubahan dalam pola daanya. Karakerisik ini ampaknya menarik jika beberapa raus aau bahkan ribuan iem perlu diramalkan. ARRSES bersifa adapif dalam ari bahwa nilai akan berubah secara oomais bilamana erdapa perubahan dalam pola daa dasar. Persamaan dasar unuk peramalan dengan meode ARRSES serupa dengan persamaan (4) dengan nilai digani dengan F 1 X (1 ) F... (5) di mana: 1 ; E e (1 ) E 1 (Kesalahan/error yang dihaluskan) E M M e (1 ) M 1 (error absolu yang dihaluskan) e X F (daa akual-ramalan) dan merupakan parameer anara 0 dan 1, sera menunjukan nilai absolu. Inisialisasi proses ARRSES lebih rumi daripada SES. ARRSES seringkali erlalu responsif erhadap perubahan dalam pola daa. Dasar pemikiran meode pemulusan eksponensial linear dari Brown adalah serupa dengan raa-raa bergerak linear, karena kedua nilai pemulusan unggal dan ganda keinggalan dari daa yang sebenarnya jika erdapa unsur rend. Perbedaan anara nilai pemulusan unggal dan ganda dapa diambahkan dengan nilai pemulusan unggal dan disesuaikan unuk rend. Persamaan yang dipakai dalam implemenasi pemulusan eksponensial linear sau-parameer dari Brown adalah sbb: Pemulusan Eksponensial Tunggal: Pemulusan Eksponensial Ganda : ' B-449 ' S X (1 ) S 1) (6) '' '' S S ' (1 ) S (7) Pemulusan Trend: a S ' ( S ' S '' ) 2 S ' S '' (8) b ( ' '' ) 1 S S..... (9) Ramalan : F m a b ( m ) (10) Dimana m adalah jumlah periode ke depan yang diramalkan. Agar dapa menggunakan rumus (6) dan (7), nilai S ' 1 dan S '' 1 harus ada. Teapi pada saa = 1, nilai-nilai ersebu idak ersedia. Sehingga, nilai-nilai ini harus dienukan pada awal periode. Hal ini dapa dilakukan dengan hanya meneapkan S ' dan S '' sama dengan X aau menggunakan nilai raa-raa dari beberapa nilai perama sebagai iik awal. Jenis masalah inisialisasi ini muncul dalam seiap meode pemulusan eksponensial. Jika parameer pemulusan idak mendekai nol. Teapi, jika mendekai nol, proses inisialisasi ersebu dapa memainkan peranan yang nyaa selama periode waku yang panjang. Meode pemulusan eksponensial linear dari Hol, pada prinsipnya adalah serupa dengan Brown kecuali bahwa Hol idak menggunakan rumus pemulusan berganda secara langsung. Sebagai ganinya, Hol memuluskan nilai rend dengan parameer yang berbeda dari parameer yang digunakan pada dere yang asli. Ramalan dari pemulusan eksponensial linear Hol didapa dengan menggunakan dua konsana pemulusan (dengan nilai anara 0 dan 1) dan iga persamaan: Pemulusan : S X (1 )( S 1 b 1).... (11) Peremajaan Trend : b ( S S 1) (1 ) b (12) Ramalan : F m S b ( m ) (13)

4 Persamaan (11) menyesuaikan S secara langsung unuk rend periode sebelumnya, yaiu b 1 dengan menambah nilai pemulusan yang erakhir, yaiu S 1. Hal ini membanu unuk menghilangkan kelambaan dan menempakan S ke nilai daa saa ini. Kemudian persamaan (12) meremajakan rend, yang diunjukkan sebagai perbedaan anara dua nilai pemulusan yang erakhir. Hal ini epa karena jika erdapa kecenderungan di dalam daa, nilai yang baru akan lebih inggi aau lebih rendah daripada nilai yang sebelumnya. Karena mungkin masih erdapa sediki kerandoman, maka hal ini dihilangkan oleh pemulusan dengan (gamma) rend pada periode erakhir ( S S 1 ), dan menambahkannya dengan aksiran rend sebelumnya dikalikan dengan (1- ). Jadi, persamaan (12) serupa dengan benuk pemulusan unggal pada persamaan (5) eapi dipakai unuk meremajakan rend. Akhirnya persamaan (13) digunakan unuk ramalan yang akan daang (ke muka). Trend, b dikalikan dengan jumlah periode ke muka yang diramalkan, m, dan diambahkan pada nilai dasar, S. Proses inisialisasi unuk pemulusan eksponensial linear dari Hol memerlukan dua aksiran yang sau mengambil nilai pemulusan perama unuk S 1 dan yang lain mengambil rend b 1. Pilih S1 X 1. Taksiran rend kadang-kadang lebih merupakan masalah. Kia memerlukan aksiran rend dari sau periode ke periode lainnya. Kemungkinannya b1 X 2 X 1. Bila daa ersebu berkelakuan baik, hal ini idak akan menjadi masalah, eapi jika daa menunjukkan penurunan (drop) yang dramais, perubahan ini, (X 4 X 3 ), dimasukkan dalam aksiran kemiringan awal, maka sisem peramalan dalam jangka panjang dapa mengaasi pengaruh penurunan nilai yang besar ersebu bilamana keseluruhan rendnya adalah meningka. Seperi halnya dengan pemulusan eksponensial linear yang dapa digunakan unuk meramalkan daa dengan suau pola rend dasar, dalam benuk pemulusan yang lebih inggi dapa digunakan bila dasar pola daanya adalah kuadraik, kubik, aau-orde yang lebih inggi. Unuk berangka dari pemulusan kuadraik, persamaannya adalah Pemulusan Eksponensial Tunggal : S X (1 )( S 1 b 1)..... (14) Pemulusan Eksponensial Gand : S '' S ' (1 ) S '' 1.. (15) Pemulusan Eksponensial Tripel : S ''' S '' (1 ) S ''' 1... (16) Peremajaan Trend : a 3 S ' 3 S '' S '''..... (17) Ramalan : b [(6 5 ) S ' (10 8 ) '' (4 3 ) ''' ] 2 S S... (18) 2(1 ) 2 c [ S ' 2 '' ''' ] 2 S S (1 ) (19) F m a b ( m) 0,5 c ( m ).... (20) Persamaan yang dibuuhkan unuk pemulusan kuadraik jauh lebih rumi dari pada persamaan unuk pemulusan unggal dan linear. Walaupun demikian pendekaannya dalam mencoba menyesuaikan nilai ramalan sehingga ramalan ersebu dapa mengikui perubahan rend yang kuadraik adalah sama. Proses inisialisasi pada pemulusan eksponensial kuadraik dari Brown bisa sanga sederhana, jika dieapkan S ' 1 S '' 1 S ''' 1 X 1. Yang cukup unuk memulai peramalan dari periode 2 dan seerusnya. Dapa dikaakan bahwa pada periode 2 nilai S ' 2, S '' 2 dan S ''' 2 dapa dihiung dengan menggunakan persamaan (14). Walaupun demikian, dengan meode ini kia idak mudah unuk melacak dampak dari proses inisialisasi ersebu pada ramalan yang akan daang. B-450

5 Meode peramalan yang paling sesuai umumnya menggunakan meode yang memiliki kesalahan raa-raa (MSE= Mean Squared Error) dan kesalahan persenase absolu (MAPE= Mean Absolu Prosenase Error) yang paling kecil. Dalam banyak siuasi peramalan, keepaan dipandang sebagai krieria penolakan unuk memilih suau meode peramalan. Unuk mengukur keepaan ramalan, maka dibuuhkan uji-uji keepaan ramalan. Ada beberapa uji keepaan ramalan yang sering digunakan anara lain adalah (a) Kesalahan kuadra raa-raa (MSE= Mean Squared Error) n 2 e MSE... (21) 1 n dimana: e ˆ Y Y = sisa aau kesalahan ramalan Y = nilai daa ime series pada periode Y ˆ = nilai ramalan dari Y (b) Kesalahan persenase absolu raa-raa (MAPE= Mean Absolue Prosenase Error) n 1 X F MAPE 100 n..... (22) X 1 dimana: X = daa akual dan F = nilai ramalan. Kegunaan dari kedua ukuran keepaan peramalan ersebu adalah : 1). Unuk membandingkan keepaan peramalan yang dilakukan dengan dua meode yang berbeda. 2). Unuk mencari eknik yang opimal. hp://syarifsukses.blogspo.com PEMBAHASAN Unuk menggambarkan pola daa ime series dari daa akual dibua scaer plo dan hasilnya disajikan dalam gambar dibawah ini. Dari gambar 1, erliha daa akual cenderung naik dan ampak adanya rend. Gambar 1. Saer Plo Daa Akual Unuk mendapakan ramalan yang epa digunakan Pemulusan Eksponensial (Exponenial Smoohing). Ada iga meode yang digunakan unuk membandingkan hasilnya, yaiu meode pemulusan eksponensial unggal dari Brown, meode pemulusan eksponensial kuadraik Sau parameer dari Brown dan meode pemulusan ganda dua parameer dari Hol. Seelah dilakukan perhiungan menggunakan Pemulusan Eksponensial Ganda, meode linier sau-parameer dari Brown, dengan rumus (6) sampai dengan (10) dan mencoba memberikan beberapa nilai anara 0 dan 1 diperoleh pada abel 1. Yang menggambarkan bahwa nilai forecas error erkecil unuk meode ini adalah B-451

6 Menggunakan 0,3 dengan nilai MSE = 251,55 dan MAPE=5, (23) Tabel 1 Aplikasi Pemulusan Eksponensial Linier Sau Parameer dari BROWN Periode Daa Akual Ramalan α = 0,1 α = 0,2 α = 0,3 α = 0,4 α = 0,5 α = 0,7 α = 0, , , ,00 144,91 146,60 148,06 149,30 150,31 151,66 152, ,00 148,45 152,72 155,96 158,30 159,88 161,27 161, ,00 146,76 148,17 147,91 146,57 144,67 140,83 138, ,00 144,89 144,09 142,04 139,74 137,83 136,17 136, ,00 151,16 155,99 159,52 162,74 165,97 171,77 174, ,00 149,66 151,53 151,39 150,42 149,02 145,27 142, ,00 148,16 147,90 146,00 143,94 142,21 140,32 140, ,00 151,34 153,69 154,72 155,84 157,27 160,42 162, ,00 157,84 164,94 169,77 173,71 176,84 180,33 180, ,00 159,93 166,33 169,07 169,95 169,52 166,56 164, ,00 163,16 169,94 172,21 172,54 172,00 170,80 170, ,00 173,28 186,28 193,32 197,73 200,81 204,97 206, ,00 179,05 192,33 197,50 199,02 198,74 196,04 193, ,00 186,83 201,83 207,01 208,32 208,17 207,22 207, ,00 195,68 212,52 217,86 219,16 219,17 218,71 218, ,00 205,40 223,98 229,38 230,57 230,56 229,98 229, ,00 212,67 229,91 232,74 231,63 229,77 226,67 225, ,00 214,21 225,11 221,87 216,25 211,32 205,34 203, ,00 220,25 230,40 227,88 224,85 223,56 224,90 227, ,00 224,35 232,04 228,49 225,49 224,23 223,84 223, ,00 231,70 240,34 238,99 238,63 239,53 241,62 242, ,00 237,12 244,51 242,71 241,79 241,53 240,52 239, ,27 257,76 259,39 261,39 263,34 265,66 266, ,14 263,27 263,24 264,43 265,87 267,27 266, ,00 268,79 267,09 267,47 268,40 268,87 267, ,87 274,30 270,94 270,51 270,93 270,47 268, ,74 279,81 274,78 273,55 273,46 272,07 268, ,61 285,33 278,63 276,59 275,99 273,68 269,38 MSE 526,53 273,47 251,55 256,50 267,87 292,76 305,02 MAPE 9,37 6,04 5,64 5,93 6,25 6,89 7,19 Kemudian dilakukan perhiungan menggunakan Meode Pemulusan Eksponensial Ganda, Dua-Parameer dari Hol, dengan rumus (11) sampai dengan (13) dan mencoba memberikan beberapa nilai dan γ anara 0 dan 1. Seelah melakukan perhiungan yang lebih rumi dibandingkan perhiungan abel 1, diperoleh hasil akhir yang diuangkan dalam abel 2 di bawah ini. Tampak bahwa nilai forecas error erkecil unuk meode ini adalah menggunakan 0,2 dan 0,1 dengan nilai MSE = 172,84 dan MAPE= 5, (24) Dengan cara yang sama dilakukan perhiungan menggunakan Meode Pemulusan Eksponensial Kuadraik Sau-Parameer Dari Brown, dengan rumus (14) sampai dengan (20) dan mencoba memberikan beberapa nilai anara 0 dan 1. Seelah melakukan perhiungan diperoleh hasil akhir seperi dalam abel 3 di bawah ini. Tampak bahwa nilai forecas error erkecil unuk meode ini adalah menggunakan 0,1 dengan nilai MSE = 187,93 dan MAPE = 6,46.. (25) Langkah selanjunya, kia bandingkan hasil perhiungan keiga meode diaas yaiu persamaan (23), (24) dan (25). Menuru Makridakis, 1989, dan beberapa penulis dianaranya adalah di hp://syarifsukses.blogspo.com aaupun hp:// dan lainnya, pemilihan meode B-452

7 peramalan erbaik unuk mencari forecas error yang erkecil menggunakan ukuran nilai MSE (Mean Squared Error) dan MAPE (Mean Absolue Prosenase Error) yang erkecil. Tabel 2 Aplikasi Pemulusan Eksponensial Dua Parameer Dari HOLT (α=0.2 & berbagai nilai γ) Periode Daa Akual Ramalan unuk α = 0,2 γ = 0,1 γ = 0,2 γ = 0,3 γ = 0,4 γ = 0,5 γ = 0,75 γ = 0, , , ,00 161,00 161,00 161,00 161,00 161,00 161,00 161, ,00 170,00 170,00 170,00 170,00 170,00 170,00 170, ,00 172,18 171,56 170,94 170,32 169,70 168,15 167, ,00 172,82 171,03 169,26 167,51 165,79 161,60 159, ,00 180,76 178,12 175,59 173,18 170,88 165,62 162, ,00 179,93 175,95 172,25 168,82 165,67 158,89 155, ,00 178,29 172,61 167,50 162,91 158,83 150,62 146, ,00 180,85 173,72 167,56 162,31 157,88 149,92 146, ,00 186,49 178,46 171,97 166,84 162,93 157,46 156, ,00 187,34 178,47 171,81 167,04 163,87 161,28 162, ,00 189,10 179,58 173,04 168,92 166,74 167,20 169, ,00 197,85 188,52 182,99 180,39 179,97 184,75 189, ,00 202,14 193,26 188,96 187,97 189,25 197,42 203, ,00 208,48 200,40 197,62 198,36 201,25 211,80 217, ,00 215,94 209,01 207,97 210,44 214,72 226,44 231, ,00 224,37 218,90 219,71 223,79 229,13 240,73 244, ,00 230,32 226,26 228,62 233,77 239,44 249,00 250, ,00 230,36 227,05 230,07 235,17 239,95 244,67 242, ,00 234,93 232,29 235,64 240,24 243,66 243,15 238, ,00 237,54 235,30 238,55 242,11 243,76 238,12 231, ,00 243,52 241,78 244,88 247,40 247,47 238,47 231, ,00 247,61 246,26 248,99 250,36 248,99 238,23 232, ,65 256,03 258,70 259,38 257,30 247,61 244, ,01 261,84 265,00 265,27 262,21 251,43 249, ,38 267,66 271,31 271,17 267,13 255,25 255, ,74 273,48 277,62 277,06 272,04 259,07 260, ,11 279,30 283,92 282,95 276,95 262,90 266, ,47 285,12 290,23 288,84 281,86 266,72 271,62 MSE 172,84 198,80 248,53 301,99 352,28 435,31 457,46 MAPE 5,17 8,66 8,70 8,78 9,13 9,31 9,22 Tabel 3 Aplikasi Pemulusan Eksponensial Kuadraik Dari BROWN dengan berbagai nilai Periode Daa Ramalan Akual α = 0,1 α = 0,15 α = 0,2 α = 0,3 α = 0,4 α = 0,5 α = 0,7 α = 0, , , ,00 145,86 147,05 148,09 149,75 150,93 151,70 152,31 152, ,00 151,00 153,94 156,27 159,47 161,18 161,88 161,75 161, ,00 148,08 148,79 148,68 146,93 144,29 141,76 138,77 138, ,00 145,06 144,14 142,63 139,25 136,67 135,42 135,87 136, ,00 154,39 157,45 159,78 163,66 167,40 170,85 174,89 174, ,00 151,63 152,38 152,18 150,70 148,83 146,76 142,75 141, ,00 149,03 148,19 146,64 143,49 141,24 139,96 139,77 140, ,00 153,60 154,60 155,01 156,02 157,71 159,60 162,28 162,40 B-453

8 11 164,00 162,92 167,15 170,30 175,29 178,95 181,09 181,64 180, ,00 165,19 168,62 170,36 171,42 170,48 168,45 164,59 163, ,00 169,10 172,49 173,83 173,87 172,53 171,19 170,55 171, ,00 183,20 190,65 195,25 200,48 203,31 205,20 207,24 206, ,00 190,14 197,18 200,42 201,71 200,22 198,06 194,27 192, ,00 199,86 207,47 210,51 211,04 209,45 208,04 207,09 207, ,00 210,81 218,99 221,89 221,96 220,45 219,45 218,76 218, ,00 222,67 231,26 233,91 233,45 231,87 230,89 229,90 229, ,00 230,44 237,21 237,71 233,78 230,01 227,62 225,38 224, ,00 229,46 230,96 226,73 216,30 209,15 205,28 203,03 203, ,00 235,50 235,96 231,74 224,41 222,24 223,16 226,55 227, ,00 238,55 236,86 231,62 224,58 223,05 223,51 223,73 223, ,00 246,53 245,23 241,39 238,30 239,71 241,58 242,71 242, ,00 251,44 249,00 244,86 241,60 241,70 241,52 239,79 238, ,41 262,97 261,32 262,38 264,99 266,36 266,89 266, ,87 270,28 266,59 266,20 268,33 269,15 268,48 266, ,34 277,59 271,86 270,01 271,67 271,94 270,06 267, ,81 284,90 277,13 273,83 275,02 274,73 271,65 268, ,27 292,21 282,40 277,64 278,36 277,52 273,23 268, ,74 299,51 287,68 281,46 281,70 280,31 274,81 269,02 MSE 187,93 190,71 190,90 189,88 189,15 188,77 188,35 188,09 MAPE 6,46 5,77 5,49 5,94 6,37 6,75 7,22 7,22 Ternyaa hasil analisis yang disajikan menunjukan bahwa Meode Pemulusan Eksponensial Ganda, Dua-Parameer dari Hol, memberikan nilai MSE dan MAPE yang erkecil dibandingkan menggunakan meode Pemulusan Eksponensial dari Brown (linier aupun kuadraik). Yaiu dengan memberikan nilai 0, 2 dan 0,1 diperoleh nilai MSE = 172,84 dan MAPE= 5,17 erkecil. Hasilnya dapa disajikan dalam benuk grafik gambar 2 dibawah ini. KESIMPULAN Gambar 2. Ramalan Daa Akual unuk 0, 2 dan 0,1 Pola daa akual yang disajikan memua unsur rend, dari hasil scaer plo. Meode yang digunakan dalam analisis didasarkan pada aplikasi Pemulusan Eksponensial (Exponenial Smoohing) dari Brown (linier maupun ganda) dan dari Hol. Unuk mencari nilai forecas error erkecil, dilakukan menggunakan nilai-nilai MSE (Mean Squared Error) dan MAPE (Mean Absolu Prosenase Error) erkecil. Dengan membandingkan iga meode Pemulusan Eksponensial yaiu meode pemulusan eksponensial linier sau-parameer dari Brown, meode pemulusan eksponensial ganda, dua-parameer dari Hol (Hol s Two-Parameer B-454

9 Double Exponenial Smoohing), dan meode pemulusan eksponensial kuadraik sau-parameer dari Brown (Brown s One-Parameer Double Exponenial Smoohing). Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa meode pemulusan eksponensial ganda, duaparameer dari Hol, memberikan nilai MSE dan MAPE yang erkecil unuk 0, 2 dan 0,1 dengan nilai MSE = 172,84 dan MAPE= 5,17. Aplikasi Pemulusan Eksponensial (Exponenial Smoohing) yang disajikan dalam peneliian disini idak disarankan unuk daa yang memua unsur musiman. DAFTAR PUSTAKA Hanke, J.E. (2005). Business Forecasing. eighh ediion. Pearson Prenice Hall, Inc.. New Jersey Makridakis, S, dkk. (1999). Meode dan Aplikasi Peramalan. Jilid 1. Edisi kedua. Binarupa Aksara, Jakara. hp://syarifsukses.blogspo.com hp:// B-455

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped

Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped Pemulusan Eksponensial dengan Meode Hol Winer Addiive Damped Hurul in 1),Dr. Erna Tri Herdiani, M.Si 2), Andi Kresna Jaya, S.Si., M.Si 3) Program Sudi Saisika Jurusan Maemaika FMIPA Unhas Jln. Perinis

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING Bab ini memperkenalkan model berlaku unuk daa ime series dengan musiman, ren, aau keduana komponen musiman dan ren dan daa sasioner. Meode peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA Lies Sunarminyasui 1, Salman Alfarisi 2, Firia Sari Hasanusi 3 1,2,3 Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap US Dollar sangat fluktuatif dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap US Dollar sangat fluktuatif dalam dua BAB I PENDAHULUAN. Laar Belakang Masalah Nilai ukar maa uang rupiah erhadap US Dollar sanga flukuaif dalam dua belas ahun erakhir ini, dan puncaknya adalah saa erjadi krisis moneer pada ahun 998. Keidaksabilan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

Exponential smoothing

Exponential smoothing Exponenial smoohing This is a widely used forecasing echnique in reailing, even hough i has no proven o be especially accurae, www,cl,asae,edu/crbrown/smoohing07,pp 1 Exponenial Smoohing n Period Moving

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY

IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY IMPLEMENTASI METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING ADDITIVE UNTUK PREDIKSI PENJUALAN ALAT TULIS KANTOR (ATK) PADA X STATIONERY Ruli Uami 1, Suryo Amojo 2 1, Universias Wijaya Pura 2 e-mail: ruli.uami@ias.ac.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Studi Kasus : Home Industry Arwana Food Tembilahan)

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Studi Kasus : Home Industry Arwana Food Tembilahan) ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Sudi Kasus : Home Indusry Arwana Food Tembilahan) Sii Wardah *), Iskandar Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer, Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Jumlah penjualan bulanan Produk X

Jumlah penjualan bulanan Produk X BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Eksraksi Hasil Pengumpulan Daa Hasil pengumpulan daa yang didapa pada periode Januari 006 sampai dengan Desember 009 disajikan dalam benuk abel seperi di bawah ini. Daa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016) Prosiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-602-622-20-9 hal 935-950 November 206 hp://jurnal.fkip.uns.ac.id PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti PROYEKSI BISNIS Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakulas Ekonomi Universias Wiyana Muki PENDAHULUAN Teknik Proyeksi Bisnis merupakan suau cara/pendekaan u menenukan ramalan (perkiraan) mengenai sesuau di masa

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER Moh Afwan 1) S1 / Jurusan Sisem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Kompuer & Teknik Kompuer Surabaya, email

Lebih terperinci

KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Komparasi Meode Peramalan (Beik E.) KOMPARASI METODE PERAMALAN AUTOMATIC CLUSTERING TECHNIQUE AND FUZZY LOGICAL RELATIONSHIPS DENGAN SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Beik Endaryai 1, Rober Kurniawan 2 1,2

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT aisika, Vol. 4, No. 1, Tahun 2016 PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING ATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL MOOTHING DUA PARAMETER HOLT Julnia Bidangan 1, Ika Purnaasari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN EORI 2. injauan Pusaka 2.. Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Metode Regresi Linier

Metode Regresi Linier Modul 1 Meode Regresi Linier Prof. DR. Maman Djauhari A PENDAHULUAN nalisis regresi linier, baik yang sederhana maupun yang ganda, elah Anda pelajari dalam maa kuliah Meode Saisika II. Dengan demikian

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Akivias produksi sebagai suau bagian dari fungsi organisasi perusahaan yang beranggung jawab erhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi jadi yang dapa dijual. Terdapa

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 6, No. 3 (27), hal 83 2. MODEL SPACE-TIME DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Ella Kurniawai, Naomi Nessyana

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan) Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 1 Agusus 2009 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Sudi Kasus: PT

Lebih terperinci

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PERMINTAAN BARANG PADA CV. KONVEKSI JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Kuncono 1) 1) S1/ Jurusan Sisem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informaika &

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1 FORECASTING & ARIMA Dwi Marani /26/200 Saisik unuk Bisnis 9 DERET BERKALA (TIME SERIES) Suau dere berkala merupakan suau himpunan observasi dimana variabel yang digunakan diukur dalam uruan periode waku,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam perencanaan suau proses produksi dapa menggunakan meode perencanaan aggrega. Yaiu proses perencanaan suau sisem produksi mencakup beberapa aspek-aspek yang erliba dalam kegiaan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED Wahyuda 1, Budi Sanosa 2, Nani Kurniai 3 1 Teknik Indusri Universias Mulawarman-Samarinda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pea Proses Operasi Pea Proses Operasi merupakan suau diagram yang menggambarkan langkahlangkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai uru-uruan operasi dam pemeriksaan. Sejak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2. Pengerian Peramalan Di dalam melakukan suau kegiaan dan analisis usaha aau produksi di bidang manufakur aau perekonomian, suau peramalan aau yang lebih kia kenal dengan forecasing

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN IndoMS Journal on Saisics Vol., No. (04), Page 7-37 PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN Dinda Ariska Wulandari,

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR 052407082 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR

MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKTUR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR i MONOGRAF EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI MANUFAKR DENGAN PENDEKATAN HEURISTIC SILVER MEAL IRIANI UPN VETERAN JAWA TIMUR ii Judul: EVALUASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI

Lebih terperinci