MAKALAH TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI MODEL ARIMA BOX-JENKINS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI MODEL ARIMA BOX-JENKINS"

Transkripsi

1 1. Pendahuluan MAKALAH TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI MODEL ARIMA BOX-JENKINS CAMPURAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh : Febriana Dwi P. ( ) Dosen Pembimbing I : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si Dosen Pembimbing II : Dedy Dwi Prasyo, S.Si, M.Si ABSTRAK Meode correlogram merupakan meode yang seringkali dipakai unuk melakukan idenifikasi model ARIMA. Akurasi peramalan dengan meode ini akan rendah keika ada efek campuran ARMA, adanya perilaku daa ime series yang kompleks dan asumsi-asumsi daa idak erpenuhi, sehingga ACF dan PACF sampel idak mampu memberikan idenifikasi model yang epa. Unuk iu dikembangkan kecerdasan buaan unuk mendapakan solusi erbaik dari beberapa kemungkinan solusi yang bisa diawarkan dan dapa mempelajari perilaku daa anpa asumsi erenu. Meode kecerdasan buaan lebih akura unuk daa non sasioner namun masih ada kemungkinan akan erjebak pada lokal opimum Salah sau meode dalam kecerdasan buaan yaiu Algorima Geneika. Dalam ugas ini daa yang digunakan adalah daa yang mengandung pola musiman dan non musiman (campuran). Idenifikasi model yang diperoleh dengan Algorima Geneika ini naninya akan dibandingkan dengan hasil ugas akhir Ribaan (008) yang menggunakan meode correlogram. Hasil yang diperoleh bahwa model idenifikasi dengan Algorima Geneika memiliki nilai MSE yang lebih rendah dibandingkan dengan meode correlogram. Kaa Kunci : ARIMA, Correlogram, Algorima Geneika, MSE 1.1 Laar Belakang Meode idenifikasi unuk model ARIMA menggunakan correlogram dilakukan dengan meliha pola ACF dan PACF sampel. Meode ini akan memiliki akurasi yang inggi apabila perilaku daa ime series idak erlalu kompleks dan asumsi-asumsi erpenuhi dengan baik. Keika erjadi efek campuran ARMA akan memungkinkan ACF dan PACF sampel unuk memberikan idenifikasi model yang kurang epa dengan akurasi peramalan yang rendah. Peneliian enang kecerdasan buaan dikembangkan unuk mendapakan solusi erbaik dari beberapa kemungkinan solusi yang bisa diawarkan dan dapa mempelajari perilaku daa anpa asumsi erenu. Meode kecerdasan buaan lebih akura unuk daa non sasioner namun masih ada kemungkinan akan erjebak pada lokal opimum. Salah sau peneliian enang kecerdasan buaan ersebu yaiu meode Algorima Geneika. Perkembangan peneliian enang Algorima Geneika cukup pesa, beberapa di anaranya menggunakan Algorima geneika unuk menyelesaikan permasalahan enang penjadwalan, pencarian, dan opimasi. Di bidang saisik dan peramalan sendiri cukup banyak peneliian enang Algorima Geneika. Beberapa dianaranya yaiu Algorima Geneika unuk mengidenifikasi model ARIMA (Ong, Huang dan Tzeng, 005), Algorima Geneika dan aplikasinya dalam saisik (Chaerjee, Lauda dan Lynch, 1995), Analisis Aplikasi Algorima Geneika Unuk Pencarian Fungsi Maksimum (Kosasih dan Rinaldo, 006), dan Rohman (010) yang menggunakan Algorima Geneika unuk mengidenifikasi model ARIMA Box-Jenkins non musiman (p,d,q). Peneliian ini merupakan pengembangan dari peneliian yang dilakukan oleh Rohman (010) dimana daa yang digunakan adalah daa non musiman, sedangkan pada peneliian ini digunakan daa yang mengandung pola non musiman dan musiman. Pemilihan daa ersebu dilakukan unuk mengeahui bagaimana penggunaan Algorima Geneika unuk mengidenifikasi model ARIMA pada daa yang 1

2 mengandung pola campuran. Selanjunya dalam peneliian ini, model ARIMA (p,d,q) (P,D,Q) s akan disebu sebagai model ARIMA campuran. Daa yang digunakan yaiu daa bulanan wisaawan mancanegara yang daang ke Indonesia melalui Bandara Baam mulai Januari 1996 Desember 006 sesuai dengan daa yang dipakai dalam ugas akhir Ribaan (008). Dari daa ersebu naninya akan dicari model ARIMA campuran erbaik dengan Algorima Geneika, kemudian hasilnya dibandingkan dengan hasil peneliian Ribaan (008) yang menggunakan meode correlogram. 1. Perumusan Masalah Permasalahan yang ingin dielii berdasarkan laar belakang di aas adalah sebagai beriku : 1. Bagaimana memperoleh model ARIMA campuran dengan menggunakan meode Algorima Geneika?. Bagaimana model ARIMA campuran erbaik dari hasil perbandingan meode Corrrelogram dan Algorima Geneika? 1.3 Tujuan Peneliian Tujuan yang ingin dicapai berdasarkan permasalahan yang dielii adalah sebagai beriku : 1. Memperoleh model ARIMA campuran dengan menggunakan Algorima Geneika.. Mengeahui model ARIMA campuran erbaik dari hasil perbandingan meode Correlogram dan Algorima Geneika. 1.4 Manfaa Peneliian Manfaa yang dapa diperoleh dari hasil peneliian ini anara lain : 1. Menambah wawasan keilmuan enang meode idenifikasi model ARIMA yang berpola campuran.. Sebagai meode alernaif yang dapa digunakan unuk peramalan daa ime series. 1.5 Baasan Masalah Baasan masalah dalam peneliian ini yaiu : 1. Daa asli yang digunakan adalah daa berpola ARIMA (p,d,q) (P,D,Q) 1.. Daa simulasi yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa bangkian dengan model AR(1) 1, MA(1) 1, ARIMA(1,0,0)(1,0,0) 1, dan ARIMA(0,0,1)(0,0,1) Dalam ierasi Algorima Geneika, fungsi finess hanya dihiung berdasarkan nilai MSE.. Tinjauan Pusaka Hal yang akan dijelaskan lebih lanju pada bab ini adalah enang model ARIMA Box-Jenkins, pembenukan modelnya, dan Algorima Geneika. Beriku adalah penjelasan dari masing-masing eori ersebu..1 Auoregressive Inegraed Moving Average (ARIMA) Model-model ARIMA elah dipelajari secara mendalam oleh Box dan Jenkins (1976). Model ARIMA non musiman (p,d,q) adalah gabungan dari model Auoregressive (AR(p)) dan Moving Average (MA(q)) dengan differencing non musiman orde d. Model musiman ARIMA dapa diuliskan (P,D,Q) s, dengan s adalah orde musiman. Benuk umum dari model ARIMA non musiman adalah : d p B 1 B Z 0 θq B a (.1) Sedangkan model ARIMA musiman adalah : s s D s p B 1 B Z Q B a (.) Sehingga model ARIMA campuran adalah sebagai beriku : S d S D S ( B ) ( B)(1 B) (1 B ) Z ( B) ( B ) a (.3) P p q Q. Pembenukan Model ARIMA Ada iga ahap dalam pemodelan ARIMA yaiu idenifikasi model, penaksiran parameer, dan uji kesesuaian model.

3 ..1 Idenifikasi Model Idenifikasi model ARIMA dapa dilakukan dengan meliha plo ime series, plo AC dan plo PACF dari daa yang sudah sasioner baik dalam varian maupun mean. Daa yang belum sasioner erhadap varian dilakukan ransformasi, sedangkan apabila belum sasioner dalam mean maka dilakukan differencing... Penaksiran Parameer Penaksiran parameer yang digunakan dalam peneliian ini adalah CLS (Condiional Leas Square). Dimisalkan benuk umum dari model ARMA(p,q) adalah Z 1 Z 1 Z.. p Z p a θ1 a 1 θ a.. θq a q (.4) dengan Z = Z μ dan a ~ N(0, n ) saling independen. Maka f ( a µ,φ,θ, n ) 1 ( a ) exp[ a ] (.5) a 1 Persamaan log likehood sebagai beriku n log L(µ,φ,θ, ) ( a ) S (µ,φ,θ) / a (.6) S (µ,φ,θ) merupakan esimasi Condiional Leas Square S (µ,φ,θ) = n a 1 (µ,φ,θ,z ini, a ini,z) (.7) ˆa S (µ,φ,θ) / db (.8) Dengan Z ini dan a ini merupakan nilai inisialisasi awal dan db = n-(p+q+1). S (µ,φ,θ) merupakan suau fungsi nonlinear dimana nilai parameernya masih belum dikeahui sehingga diperlukan suau ierasi nonlinear unuk mendapakan nilai parameer ersebu. Ierasi yang digunakan dalam hal ini adalah Levenberg-Marquard yang naninya digunakan unuk meminimumkan nilai S (µ,φ,θ) sehingga diperoleh nilai esimasi parameernya...3 Pengujian Parameer Pengujian parameer digunakan unuk mengeahui apakah parameer model ersebu sudah signifikan aau belum menggunakan hipoesis = 0 dengan alernaif 0 dengan saisik ujinya adalah ˆ sdev( ˆ) Dimana θ adalah sembarang paramaer pada model ARIMA dan ˆ merupakan aksiran dari θ, maka hipoesis diolak jika / n p, dengan n adalah banyaknya observasi dan p adalah banyak parameer yang diaksir (Wei, 006)...4 Uji Kesesuaian model (Diagosik Checking) Uji kesesuaian model dilakukan unuk memeriksa apakah model sudah memenuhi asumsi yang diharuskan aau idak. Asumsi-asumsi ersebu adalah residual model whie noise (idak ada auokorelasi dan varians konsan) sera berdisribusi normal...5 Pemilihan Model Terbaik Unuk pemilihan model erbaik dilakukan dengan krieria in-sample yang menggunakan MSE dan ousample dengan MAPE. Model erbaik yang dipilih adalah model yang memiliki nilai MSE dan MAPE erkecil. 3

4 .3 Algorima Geneika Algorima Geneika diemukan oleh John Holland pada ahun 1960-an kemudian dikembangkan oleh Holland, para murid dan eman-emannya di Universias Michigan pada ahun 1960-an hingga 1970-an. Algorima Geneika menuru Holland adalah meode pemindahan kromosom dari sau populasi ke populasi yang lain menggunakan seleksi alam dengan operaor inspirasi geneik enang seleksi, pindah silang, dan muasi (Michell, 1996). Menuru Haup dan Haup (004) Algorima Geneika adalah suau eknik opimasi yang didasarkan pada prinsi geneik dan seleksi alam. Dalam Algorima Geneika populasi erbenuk dari banyak individu yang berkembang sesuai auran seleksi spesifik dengan memaksimalkan finess. Keunungan dari Algorima Geneika adalah bisa mencapai solusi yang global opimum meskipun idak selalu seperi iu, namun solusi yang dihasilkan sudah mendekai global opimum..3.1 Komponen dalam Algorima Geneika Menuru Suyano (005) erdapa 8 komponen dalam Algorima Geneika, beriku akan dibahas lebih lanju komponen-komponen ersebu. a. Skema Pengkodean Terdapa 3 skema yang paling umum digunakan dalam pengkodean kromosom (Suyano, 005) yaiu Real number encoding, Discree decimal encoding, dan Binary Encoding. Dalam peneliian ini pengkodean yang digunakan adalah pengkodean biner (Binary Encoding). Ong dkk (005) membagi iap kromosomnya menjadi empa bagian unuk mengeahui orde dalam model ARIMA. Empa bagian ersebu adalah AR, MA, AR musiman, dan MA musiman dengan iap bagian menempai lima bi dalam iap kromosom. Dalam hal ini kromosom menyaakan lag pada orde model, nilai 1 menyaakan lag pada orde model ersebu signifikan sedangkan 0 berari lag pada orde model idak signifikan. Sebagai conoh, jika suau kromosom dalam pemodelan ARIMA campuran berisi nilai sebagai beriku : Apabila dibua dalam empa bagian dengan masing-masing lima bi iap bagian seperi yang elah disebukan sebelumnya maka kromosom ersebu dapa juga diulis menjadi [10011;00110;11000;01110]. Sehingga model kromosom di aas dalam ARIMA (p,d,q)(p,d,q) s adalah ARIMA ([1,4,5],0,[3,4])([1, ],0,[,3,4]) s. b. Finess Pada eori evolusi erdapa konsep finess sebagai ukuran performansi dari suau individu yang akan berahan hidup. Di dalam evolusi alam, individu yang memiliki nilai finess yang inggi akan berahan hidup, begiu pula sebaliknya (Suyano, 005). Dalam peneliian ini, konsep finess yang digunakan adalah nilai MSE. Model yang akan dapa berahan unuk generasi selanjunya adalah model dengan MSE erkecil. Pada masalah opimasi, jika solusi yang dicari adalah memaksimalkan (maksimasi) fungsi h maka nilai finess yang digunakan adalah nilai dari fungsi h ersebu. Namun jika masalahnya adalah minimasi maka fungsi h idak bisa digunakan secara langsung karena adanya auran individu yang berahan hidup adalah individu yang memiliki nilai finess inggi. Fungsi h disini yaiu fungsi MSE. Karena ujuan yang ingin dicapai adalah meminimumkan nilai MSE, maka digunakan persamaan sebagai beriku : f 1 ( MSE a) (.9) a merupakan bilangan yang sanga kecil unuk menghindari kemungkinan nilai f ak berhingga keika nilai MSE 0. c. Seleksi Orang Tua Pemilihan dua buah kromosom sebagai orang ua yang akan dipindahsilangkan biasanya dilakukan secara proporsional sesuai dengan nilai finessnya. Meode umum yang biasa dipakai adalah Roulee Wheel (Roda Roulee). Pada meode ini, masing-masing kromosom menempai poongan lingkaran pada roda Roulee secara proporsional sesuai dengan nilai finessnya (Suyano, 005). Sebuah kromosom yang naninya erpilih adalah apabila bilangan random yang dibangkikan berada dalam nilai inerval kumulaifnya. 4

5 kumulaif ini didapakan dari membagi nilai finess dari iap kromosom dengan oal nilai finess keseluruhan. d. Pindah Silang (Crossover) Proses pindah silang dari dua buah kromosom ini berujuan menambah keanekaragaman kromosom dalam sau populasi dengan penyilangan anar kromosom yang diperoleh dari proses reproduksi sebelumnya. Beberapa jenis pindah silang menuru Desiani dan Arhami (006) yaiu pindah silang sau iik, dua iik, dan seragam. Conoh proses pindah silang sau iik poong dapa diliha pada proses di bawah ini : Orang ua 1 : [ ] Orang ua : [ ] Apabila dilakukan pindah silang pada iik ke-4 maka anak yang akan dihasilkan adalah : Anak 1 : [ ] Anak : [ ] Unuk lebih jelasnya proses ersebu juga dapa diliha pada Gambar.1 di bawah ini Orang ua 1 : Orang ua : Anak 1 : Anak : Gambar.1 Proses pindah silang sau iik poong Unuk kromosom yang lebih panjang bisa digunakan n iik poong yang dipilih secara random. Pindah silang dilakukan dengan suau nilai probabilias erenu Pc (Suyano, 005). probabilias pindah silang (Pc) menyaakan seberapa sering proses pindah silang akan erjadi anara dua kromosom orang ua. Desiani dan Arhami (006) menyaakan bahwa dari hasil peneliian Algorima Geneika yang sudah pernah dilakukan nilai probabilias pindah silang sebaiknya inggi, yaiu anara 0,8-0,9 agar memberikan hasil yang baik. Pada peneliian ini digunakan nilai Pc sebesar 0.8. e. Muasi Prosedur muasi cukup sederhana, jika bilangan random yang dibangkikan kurang dari peluang muasi ( p ) yang dienukan, maka gen ersebu akan diubah menjadi kebalikannya. Unuk kode biner, mu maka nilai 0 digani 1 dan sebaliknya. Umumnya nilai p mu adalah 1/n dimana n adalah jumlah gen dalam sau kromosom dan pada Algorima Geneika nilai p adalah eap dalam evolusi (Suyano, 005). mu mu p ersebu menyaakan seberapa sering gen dalam kromosom akan mengalami muasi. Proses muasi ini bersifa acak sehingga idak menjamin akan diperoleh kromosom dengan finess yang lebih baik seelah erjadinya muasi ersebu. Solusi yang lokal opimum (konvergensi dini) dapa erjadi apabila proses pencarian solusi erperangkap dalam salah sau ruang pencarian kromosom dengan finess inggi yang erus berahan, sehingga idak mampu mengeksplorasi bagian-bagian yang lain. Oleh karena iu diperlukan operaor muasi unuk menjaga perbedaan kromosom dalam populasi. Dalam Algorima Geneika nilai p seharusnya kecil karena sifanya yang acak dimungkinkan dapa mengganggu kromosom baik yang mu elah diperoleh. Hasil peneliian yang sudah pernah dilakukan menunjukkan bahwa nilai p mu erbaik adalah anara (Desiani dan Arhami, 006). Namun nilai p yang digunakan dalam peneliian ini adalah sebesar ersebu bukan nilai yang pasi unuk dijadikan pedoman, Haup dan Haup (004) menggunakan nilai p mu sebesar 0. unuk pengkodean biner. Unuk peneliian ini digunakan p mu sebesar mu 5

6 f. Eliisme (Eliism) Suau individu yang memiliki nilai finess eringgi idak akan selalu erpilih karena proses seleksi dilakukan secara random. Oleh karena iu perlu dilakukan eliisme, yaiu suau prosedur pengopian individu agar individu yang bernilai finess eringgi idak hilang selama proses evolusi (Suyano, 005). g. Pengganian Populasi (Generaional Replacemen) Suyano (005) menyaakan dalam Algorima Geneika dikenal skema pengganian populasi, yang berari N individu dalam sau populasi dari suau generasi diganikan sekaligus oleh N individu baru hasil pindah silang dan muasi. Prosenase populasi yang diganikan dalam iap generasi dinyaakan dalam G. G=1 pada skema pengganian populasi dan unuk G=1/N merupakan skema pengganian yang paling eksrem dimana hanya menggani sau individu pada iap generasi. Dalam seiap generasi sejumlah NG individu harus dihapus agar ukuran populasi eap N. Terdapa beberapa prosedur penghapusan individu ini seperi penghapusan individu yang paling ua aau individu yang memiliki nilai finess paling rendah. Penghapusan individu bisa dilakukan pada orang ua saja aau bisa saja pada semua individu dalam populasi ersebu. 3. Meodologi Peneliian 3.1 Sumber Daa Dalam peneliian ini akan digunakan dua jenis daa musiman yaiu daa asli dan daa hasil simulasi. Daa asli yang digunakan adalah daa bulanan wisaawan mancanegara yang daang ke Indonesia melalui Bandara Baam mulai Januari 1996 Desember 006. Sedangkan daa musiman hasil simulasi naninya merupakan daa bangkian menggunakan sofware. Daa hasil simulasi yang dibangkikan dengan sofware miniab naninya adalah daa model AR(1) 1, MA(1) 1, ARIMA(1,0,0)(1,0,0) 1, dan ARIMA(0,0,1)(0,0,1) 1. Apabila daa yang dibangkikan masih belum layak maka dilakukan pembangkian daa lagi sampai modelnya sesuai dengan yang diinginkan. 3. Meode Analisis Daa Tahap-ahap analisis dalam peneliian ini yaiu : 1. Idenifikasi model musiman ARIMA Box-Jenkins menggunakan Correlogram dan Algorima Geneika. Mencari model erbaik berdasarkan krieria in-sample dan ou-sample. 3. Membandingkan model yang didapakan dari kedua meode berdasarkan dua krieria ersebu. 4. Hasil Dan Pembahasan 4.1 Idenifikasi Model ARIMA dengan Algorima Geneika Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil esimasi parameer dengan daa simulasi, sera hasil analisis Algorima Geneika unuk idenifikasi model dengan daa simulasi dan daa asli Esimasi Parameer dengan Daa Simulasi Daa simulasi yang digunakan adalah daa bangkian miniab dengan sampel sebanyak 100, 00, dan 500 daa. Daa dibangkikan dengan model AR(1) 1, MA(1) 1, ARIMA(1,0,0)(1,0,0) 1, dan ARIMA(0,0,1)(0,0,1) 1. Daa bangkian ersebu kemudian dicari esimasi parameernya menggunakan program malab dan hasilnya nani dibandingkan dengan hasil miniab. Hal ini dilakukan unuk mengeahui apakah program esimasi parameer ersebu dapa digunakan unuk Algorima Geneika aau idak. Beriku adalah hasil perbandingan esimasi parameernya : Tabel.4.1 Hasil esimasi parameer model daa bangkian Sampel Model Esimasi Parameer Malab Miniab 100 AR(1) 1 Ф = Ф = MA(1) 1 Θ = Θ = ARIMA = 0.1 = (1,0,0)(1,0,0) 1 Ф = Ф = ARIMA (0,0,1)(0,0,1) 1 θ = Θ = θ = Θ =

7 Lanjuan Tabel.4.1 Hasil esimasi parameer model daa bangkian Sampel Model Esimasi Parameer Malab Miniab 00 AR(1) 1 Ф = Ф = MA(1) 1 Θ = Θ = ARIMA (1,0,0)(1,0,0) 1 = = 0.10 Ф = ARIMA = (0,0,1)(0,0,1) 1 Ф = Ф = θ = Θ = AR(1) 1 Ф = Ф = MA(1) 1 Θ = Θ = ARIMA (1,0,0)(1,0,0) 1 = 0.80 Ф = = Ф = ARIMA θ = (0,0,1)(0,0,1) 1 Θ = θ = Θ = Berdasarkan Tabel 4.1 di aas dapa diliha bahwa esimasi parameer hasil perhiungan dari malab cenderung sama dengan hasil yang diperoleh dari miniab. Hal ini berari program malab unuk esimasi parameer dengan meode Condiional Leas Square di aas sudah layak digunakan unuk meode Algorima Geneika Penerapan Algorima Geneika pada Daa Simulasi Pada sub bab ini, daa simulasi yang elah dibangkikan akan dianalisis menggunakan Algorima Geneika unuk mengeahui model ARIMA Box-Jenkins erbaiknya. Kromosom dalam kasus ini diinerpreasikan sebagai orde model, dan erdapa variabel yang diperlukan yaiu AR dan MA. Tiap variabel diwakilkan oleh 50 bi, sehingga dalam 1 kromosom akan erisi 100 bi yang berisi angka biner 0 aau 1. Sebagai conoh model ARIMA (1,0,0)(1,0,0) 1 apabila diinerpreasikan dalam kromosom menjadi ( ) ). Digunakan 50 bi unuk iap variabel dengan ujuan unuk dapa mengeahui lag-lag mana saja yang signifikan unuk orde AR maupun MA dan meliha efek musimannya. Dalam kasus ini digunakan musiman 1. Jumlah kromosom yang digunakan adalah sebanyak 10, 0,dan 40. Daa simulasi yang digunakan yaiu daa bangkian sebanyak 500 sampel dengan model ARIMA(1,0,0)(1,0,0) 1. Hasil perbandingan MSE dari daa simulasi menggunakan Algorima Geneika akan diampilkan pada Tabel 4., sedangkan hasil analisis unuk iap kromosom akan diampilkan pada abel di bawahnya. Tabel 4. Perbandingan MSE unuk daa simulasi ARIMA (1,0,0)(1,0,0) 1 Meode correlogram Algorima Geneika Krom 10 Krom 0 Krom 40 MSE Dari Tabel 4. di aas dapa diliha bahwa MSE erkecil unuk daa simulasi adalah yang dihasilkan dari inerasi Algorima Geneika dengan 40 kromosom dan ierasi berheni pada generasi ke-4 yang hasilnya dapa diliha pada Tabel 4.3 di bawah ini. Sedangkan dengan menggunakan meode corrrelogram dihasilkan MSE sebesar Sehingga dapa disimpulkan bahwa unuk daa simulasi meode Algorima Geneika menghasilkan nilai MSE yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan meode correlogram. Idenifikasi model ARIMA Box-Jenkins erbaik daa simulasi dengan Algorima Geneika dapa diliha dari bi mana saja yang signifikan seperi yang ampak pada Tabel 4.3 di bawah ini. Bi ersebu mewakili lag dalam orde AR mapun MA. Bi yang idak diampilkan di abel berari bi ersebu idak signifikan aau bernilai 0. 7

8 Bi Phi parameer Tabel 4.3 Hasil Simulasi Algorima Geneika dengan kromosom=40 Bi Phi parameer Bi Thea parameer Bi Thea parameer MSE = dan ierasi berheni pada generasi ke-4 Berdasarkan nilai bi yang signifikan pada Tabel 4.3 maka model ARIMA erbaik yang dihasilkan dari simulasi Algorima Geneika adalah ARIMA ([1,,6,9,10,11,13,15,16,17,18,0,1,6,30,33,34,37,39,40,41,4,43],0,[1,3,5,6,8,9,10,14,15,16,17,19,0,31,3,34,36,37,38,46,46,48])([],0,[1,3]) Algorima Geneika dengan Daa Asli Pada sub bab ini akan Algorima Geneika akan dierapkan pada daa asli yaiu daa jumlah kedaangan wisaawan mancanegara ke Indonesia melalui bandara Baam mulai Januari 1996-Desember 006. MSE yang dihasilkan dari meode correlogram sesuai peneliian Ribaan (008) adalah Hasil analisis Algorima Geneika unuk daa asli diampilkan pada Tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4 Perbandingan MSE unuk daa asli dengan Algorima Geneika Meode correlogram Algorima Geneika Krom 10 Krom 0 Krom 40 MSE MSE erkecil yang dihasilkan dari meode Algorima Geneika adalah dan dihasilkan dari ierasi dengan 40 kromosom pada generasi ke-4. parameer yang dihasilkan dari ierasi ersebu diampilkan pada Tabel 4.5 di bawah ini : Bi Phi Parameer Tabel.4.5 Hasil Algorima Geneika daa asli dengan kromosom=40 Bi Phi Parameer Bi Thea Parameer Bi Thea Parameer

9 Bi Phi Parameer Lanjuan Tabel.4.5 Hasil Algorima Geneika daa asli dengan kromosom=40 Bi Phi Parameer Bi Thea Parameer Bi Thea Parameer MSE = dan ierasi berheni pada generasi ke Dengan meliha lag-lag yang signifikan pada Tabel 4.5 di aas maka model ARIMA yang dihasilkan dari Algorima Geneika unuk daa asli adalah ARIMA([3,5,6,7,8,9,10,11,16,17,0,,6,7,8,38,39,41,4, 43,45,48,49,50],1,[1,,6,8,10,11,1,14,0,,4,5,9,30,3,33,34,46,49,40,41,4,43,44,46,47,48,50])(0,0,4) 1 aau dapa diulis dalam benuk model seperi di bawah ini: Z Z Z Z Z 0.766a a a a.378a Z Z a a a Z Z a Z Z a a 1.08a a Z a Z Z Z Z a a a 0.096a 4.. Pengujian Asumsi Residual Hasil Algorima Geneika Z Z Z Z 0.776a.434a Tabel 4.6 Hasil Uji Ljung-Box Residual a a Z 10 lag Keerangan Q DF P-value Tabel 4.7 Hasil Uji Kenormalan Residual kolmogorov-smirnov p-value > whie noise Z a a a a Z Z 0.418Z Berdasarkan uji Ljung-Box pada Tabel 4.6 di aas dikeahui bahwa nilai p-value > 0.05, maka residual elah memenuhi asumsi whie noise. Sedangkan unuk asumsi kenormalan, ampak pada Tabel 4.7 nilai p-value>0.150 sehingga residual sudah sudah berdisribusi normal. Dengan demikian semua asumsi residual hasil Algorima Geneika sudah erpenuhi Perbandingan Model Terbaik Hasil Algorima Geneika dan Correlogram Berdasarkan Krieria In-sample dan Ou-sample Model erbaik yang dihasilkan dari ierasi Algorima Geneika dengan MSE erkecil adalah ARIMA ([3,5,6,7,8,9,10,11,16,17,0,,6,7,8,38,39,41,4,43,45,48,49,50],1,[1,,6,8,10,11,1,14,0,,4,5,9,3 0,3,33,34,46,49,40,41,4,43,44,46,47,48,50])(0,0,4) 1. Sedangkan pada peneliian Tugas Akhir Ribaan (008) model erbaik yang dihasilkan dengan meode correlogram adalah ARIMA(0,1,1)(1,0,0) 1 unuk krieria in-sample dan ARIMA(0,1,1)(0,0,1) unuk krieria ou-sample. Pada peneliian Ribaan (008) krieria in-sample menggunakan AIC sedangkan ou-sample dengan MAPE, jadi pada peneliian ini penelii

10 menghiung sendiri nilai MSE unuk krieria in-sample. MSE dan MAPE dari meode Algorima Geneika dan Correlogram dapa diliha pada Tabel 4.8 di bawah ini : Tabel 4.8 MSE dan MAPE Algorima Geneika dan Correlogram Meode MSE MAPE Correlogram % Algorima Geneika % Dapa diliha pada Tabel 4.8 bahwa Algorima Geneika memiliki nilai MSE dan MAPE yang lebih kecil dibandingkan dengan correlogram. Daa hasil ramalan 6 periode ke depan unuk meode correlogram dan Algorima Geneika dan perbandingan keduanya dapa diliha pada Gambar 4.1 di bawah ini. 4.4 Perbandingan Hasil Ramalan dengan Algorima Geneika dan Correlogram Beriku akan diampilkan daa hasil ramalan menggunakan Algorima Geneika dan Correlogram seperi yang elah dihasilkan pada peneliian Ribaan (008) forecas AG daa asli forecas correlogram Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Forecas Dari Gambar 4.1 di aas erliha bahwa hasil ramalan Algorima Geneika memiliki nilai yang cenderung lebih mendekai daa asli dibandingkan dengan meode correlogram. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dihasilkan berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya adalah : 1. Dari hasil yang didapakan, idenifikasi model ARIMA Box-Jenkins campuran menggunakan Algorima Geneika menghasilkan nilai MSE yang lebih kecil dibandingkan dengan meode correlogram baik unuk daa asli maupun daa simulasi.. Hasil daa ramalan menggunakan Algorima Geneika memiliki cenderung lebih mendekai nilai dari daa asli dibandingkan dengan meode correlogram. 3. Dalam kasus ini, kekurangan dari meode Algorima Geneika dalam mengidenifikasi model ARIMA Box-Jenkins erleak pada waku ierasi yang lebih lama bila dibandingkan dengan meode correlogram. Hal ini dikarenakan idenifikasi model dengan correlogram hanya meliha ACF dan PACF sampel saja. Sedangkan dari segi parameer model, Algorima Geneika menghasilkan parameer model yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan meode correlogram. 4. Dalam pengerjaannya, dua konsep pening dalam Algorima Geneika adalah pendefinisian kromosom dan nilai finess. Dua hal ersebu yang akan menenukan hasil dari meode Algorima Geneika, oleh karena iu pendefinisian keduanya harus epa agar hasil yang didapakan juga akura. 5. Saran Saran yang dapa diberikan berdasarkan pembahasan yang elah dilakukan yaiu pada peneliian ini, krieria kebaikan model hanya berdasarkan MSE saja, diharapkan pada peneliian selanjunya akan dikembangkan unuk krieria kebaikan model yang lain. 10

11 DAFTAR PUSTAKA Chaerjee, S., Lauda, M., dan Lynch, L.A., Geneic Algorihms And Their Saisical Applicaions:An Inroducion. Journal Applied Compuaional Saisic and Daa Analysis,, Desiani, A., dan Arhami, M., 006. Konsep Kecerdasan Buaan. Yogjakara : Andi offse. Haup, S.E., dan Haup, R.L., 004. Pracical Geneic Algorihms. New Jersey : A John Wiley & Sons, Inc. Kosasih, D., dan Rinaldo, (006). Analisis Aplikasi Algorima Geneika Unuk Pencarian Fungsi Maksimum. Insiu Teknologi Bandung. Michel, M An Inroducion o Geneic Algorihms. England : Massachuses Insiue of Technology. Ong, C.S., Huang, J.J., dan Tzeng G.H., 005. Model idenificaion of ARIMA family using geneic algorihms. Journal Applied Mahemaics and Compuaion, 164, Ribaan Penerapan Meode ARIMA Unuk Peramalan Jumlah Wisaawan Mancanegara Yang Berkunjung ke Indonesia Melalui Tujuh Pinu Masuk Uama. Tugas Akhir Insiu Teknologi Sepuluh Nopember. Rohman, M.N, 010. Idenifikasi Model Arima Box-Jenkins Mengunakan Algorima Geneika. Tugas Akhir Insiu Teknologi Sepuluh Nopember. Suyano Algorima Geneika Dalam Malab. Yogyakara : Andi offse. Wei, W.W.S., 006. Time Series Univariae and Mulivariae Mehods. USA : Pearson Educaion, Inc. 11

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA Oleh : Liviani Nursia 307030040 Dosen Pembimbing: Dr. Brodjol Suijo S.U, MSi Laar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk

Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk Oleh : Dwi Hapsari K (1306 100 015) Dosen Pembimbing : Dra. Karika Firiasari, M.Si 1 Pendahuluan Laar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan

Lebih terperinci

Peramalan Return Saham Bank Central Asia Menggunakan Self Exciting Threshold Autoregressive Genetic Algorithm

Peramalan Return Saham Bank Central Asia Menggunakan Self Exciting Threshold Autoregressive Genetic Algorithm JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Prin) D-71 Peramalan Reurn Saham Bank Cenral Asia Menggunakan Self Exciing Threshold Auoregressive Geneic Algorihm Tesalonika Puri dan

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

Pemodelan Volatilitas Saham Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Algoritma Genetika

Pemodelan Volatilitas Saham Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Algoritma Genetika Pemodelan Volailias Saham Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Algorima Geneika Hasbi Yasin 1 1 Jurusan Saisika Undip, hasbiyasin@undip.ac.id Absrak. Flukuasi yang besar dan idak pasi dalam peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan) Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 1 Agusus 2009 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Sudi Kasus: PT

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Pengunjung Domestik dan Mancanegara di Maharani Zoo & Goa Menggunakan ARIMA Box - Jenkins

Peramalan Jumlah Pengunjung Domestik dan Mancanegara di Maharani Zoo & Goa Menggunakan ARIMA Box - Jenkins Peramalan Jumlah Pengunjung Domesik dan Mancanegara di Maharani oo & Goa Menggunakan ARIMA Box - Jenkins Vivi Kusuma Sulisyawai (3030085) Dosen Pembimbing Dr. Irhamah, S.Si.,M.Si Laar Belakang Rumusan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu 1 Penenuan Pelebaran Window Time Opimal Pada Daa Dere Waku (1) Nursya`bani Hendro Prabowo dan (2) Raden Mohamad Aok Deparemen Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI 6 00

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING Nama: Zahroh Aiqoh 05 00 0 Dosen Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes Drs. Sulisiyo, MT Jurusan Maemaika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA Fadil Rahman Hakim, Dr. Ir. Achmad Mauludiyano, MT. Program Sudi Telekomunikasi Mulimedia Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknologi Indusri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA Prosiding eminar Nasional ains 010 IBN 978-979-08-7-8 OPTIMAIAI AIN UNTUK MEMBEDAYAKAN MANUIA PENEAPAN AGOITMA GENETIK UNTUK OPTIMAI TANFE DAYA Muhmainnah 1, Melania uweni Munini. Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) ARIMA (Auoregressive Inegraed Moving Average) I. Prinsip Dasar dan Tujuan Analisis. Prinsip Dasar ARIMA sering juga disebu meode runun waku Box-Jenkins. ARIMA sanga baik keepaannya unuk peramalan jangka

Lebih terperinci

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014 JEKT Model ARIMAX Dan Deeksi GARCH Unuk Peramalan Inflasi Koa Denpasar Tahun 2014 Rukini *) Badan Pusa Saisik Provinsi Bali ABSTRAK pemerinah dalam mengambil kebijakan unuk menjaga sabilias moneer di masa

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA TUJUAN SURABAYA BALIKPAPAN DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA TUJUAN SURABAYA BALIKPAPAN DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA TUJUAN SURABAYA BALIKPAPAN DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Joko Ariyadi (308 030 060) Pembimbing : Drs. Brodjol Suijo Suprih Ulama, M.Si Laar Belakang 2 Laar

Lebih terperinci

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting. METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA (INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY TO CAPTURE

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. : Nesia Brilliana I.P NRP :

Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. : Nesia Brilliana I.P NRP : Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Nama : Nesia Brilliana I.P NRP : 20800023 Jurusan : Maemaika Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M. Kes Pemberian pupuk

Lebih terperinci

PERAMALAN KONSUMSI LISTRIK PADA SEGMEN RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR

PERAMALAN KONSUMSI LISTRIK PADA SEGMEN RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN KONSUMSI LISTRIK PADA SEGMEN RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR SARIRAZTY DWIJANTARI NRP 1314 030 010 Dosen Pembimbing Dr. Wahyu Wibowo, S.Si., M.Si DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Forcasing Inflaion Using Muliple Inpu Transfer Funcion Model Novi Adisia, Sri Wahyuningsih, dan Rio Goeanoro 3 Laboraorium Saisika Terapan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 6, No. 3 (27), hal 83 2. MODEL SPACE-TIME DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Ella Kurniawai, Naomi Nessyana

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suau kegiaan dalam memperkirakan aau kegiaan ang melipui pembuaan perencanaan di masa ang akan daang dengan menggunakan daa masa lalu dan daa masa

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA

PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA Leopoldus Ricky Sasongko, Lydia Ninuk Rahayu, dan Alberh Roy Koa 3,,3 Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias

Lebih terperinci

PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA

PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA Maskur Efendi ), Widandi Soeopo 2), Piojo Tri Juwono 2) ) Mahasiswa Magiser

Lebih terperinci

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER. Muflih Rori Putra Harahap

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER. Muflih Rori Putra Harahap ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER Muflih Rori Pura Harahap 30 00 052 Pembimbing : Dr. Drs. Agus Suharsono, M.S. LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENJUALAN KORAN HARIAN BERLANGGANAN DI PT. JAWA POS DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN JUMLAH PENJUALAN KORAN HARIAN BERLANGGANAN DI PT. JAWA POS DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN JUMLAH PENJUALAN KORAN HARIAN BERLANGGANAN DI PT. JAWA POS DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS TRI EMIRA RISMAYANTI NRP 1314 030 070 Dosen Pembimbing Dr. Brodjol Suijo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini diujukan unuk menenukan meode erbaik yang dapa digunakan dalam meramalkan harga ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali. Meode peramalan yang

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN IndoMS Journal on Saisics Vol., No. (04), Page 7-37 PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN Dinda Ariska Wulandari,

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KEBERANGKATAN PENUMPANG PELAYARAN DALAM NEGERI DARI PELABUHAN TANJUNG PERAK MENGGUNAKAN ARIMA-BOX JENKINS

PERAMALAN JUMLAH KEBERANGKATAN PENUMPANG PELAYARAN DALAM NEGERI DARI PELABUHAN TANJUNG PERAK MENGGUNAKAN ARIMA-BOX JENKINS TUGAS AKHIR SS 4556 PERAMALAN JUMLAH KEBERANGKATAN PENUMPANG PELAYARAN DALAM NEGERI DARI PELABUHAN TANJUNG PERAK MENGGUNAKAN ARIMA-BOX JENKINS Nina Fannani NRP 34 030 02 Dosen Pembimbing Dr. Wahyu Wibowo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function)

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function) DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Sudi Aplikasi Model Inervensi dengan Sep Funcion) S-3 Kismianini dan Dhoriva Urwaul Wusqa Jurusan Pendidikan Maemaika

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG PANTAI KENJERAN SURABAYA MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG PANTAI KENJERAN SURABAYA MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG PANTAI KENJERAN SURABAYA MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS Puri Handayani NRP 1314 030 112 Dosen Pembimbing Dr. Brodjol Suijo Suprih Ulama, M.Si. Deparemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network D-378 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (26) 2337-3520 (23-928X Prin) Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Plaform MK di PT X Menggunakan Meode ARIMA, Neural Nework, dan Hibrida ARIMA-Neural

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT DAN APLIKASINYA UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT DAN APLIKASINYA UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT DAN APLIKASINYA UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Negeri Yogyakara unuk memenuhi

Lebih terperinci

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED

PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED PREDIKSI BEBAN LISTRIK MENGGUNAKAN KERNEL RIDGE REGRESSION DENGAN PERTIMBANGAN DUMP POWER DAN ENERGY NOT SERVED Wahyuda 1, Budi Sanosa 2, Nani Kurniai 3 1 Teknik Indusri Universias Mulawarman-Samarinda

Lebih terperinci

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG ISSN: 9-54 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor, Tahun 05, Halaman 6-60 Online di: hp://eournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI EKSPOR NON MIGAS SEKTOR PERINDUSTRIAN DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN NILAI EKSPOR NON MIGAS SEKTOR PERINDUSTRIAN DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN NILAI EKSPOR NON MIGAS SEKTOR PERINDUSTRIAN DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS Mohammad Fariq NRP 1314 030 015 Dosen Pembimbing Dra. Sri Mumpuni Renaningsih,

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

PERAMALAN VOLUME PENJUALAN KEDELAI PT. X MENGGUNAKAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN VOLUME PENJUALAN KEDELAI PT. X MENGGUNAKAN METODE ARIMA BOX-JENKINS TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN VOLUME PENJUALAN KEDELAI PT. X MENGGUNAKAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Affanda Abdul Hakim Aminullah NRP 1314 030 048 Dosen Pembimbing : Dr. Brodjol Suijo S.U., M.Si Deparemen

Lebih terperinci

Peramalan Outflow Uang Pecahan di Jawa Timur Menggunakan Generalized Space Time Autoregressive (GSTAR)

Peramalan Outflow Uang Pecahan di Jawa Timur Menggunakan Generalized Space Time Autoregressive (GSTAR) JURNA SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. (16) 7-5 (1-98X Prin) D-59 Peramalan Ouflow Uang Pecahan di Jawa Timur Menggunakan Generalized Space Time Auoregressive (GSTAR) Rahmah Safiri, Seiawan, dan Imam Safawi

Lebih terperinci

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR S - 27 Rukini, Suharono2 2,2 Jurusan Saisika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PREDIKSI OLR-MJO BERBASIS HASIL ANALISIS MODEL STATISTIK BOX-JENKINS (ARIMA)

PENGEMBANGAN MODEL PREDIKSI OLR-MJO BERBASIS HASIL ANALISIS MODEL STATISTIK BOX-JENKINS (ARIMA) Prosiding Seminar Nasional Peneliian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakulas MIPA, Universias Negeri Yogyakara, 16 Mei 2009 PENGEMBANGAN MODEL PREDIKSI OLR-MJO BERBASIS HASIL ANALISIS MODEL STATISTIK BOX-JENKINS

Lebih terperinci

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016) Prosiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-602-622-20-9 hal 935-950 November 206 hp://jurnal.fkip.uns.ac.id PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing Dr. Brodjol Sutijo Suprih Ulama, M.Si.

Dosen Pembimbing Dr. Brodjol Sutijo Suprih Ulama, M.Si. TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN NILAI IMPOR NON MIGAS DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA BOX-JENKINS BOBBY AKBAR NRP 1314 030 002 Dosen Pembimbing Dr Brodjol Suijo Suprih Ulama, MSi DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan Jurnal Sains Maemaika dan Saisika, Vol. 4, No., Januari 8 ISSN 46-454 prin/issn 65-8663 online Penerapan Model ARCH/GARCH unuk Peramalan Nilai Tukar Peani Ari Pani Desvina, Inggrid Ocaviani Meijer, Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Jumlah Permintaan Kerudung di Industri Kecil Kerudung Arin di Surabaya dengan Metode Variasi Kalender

Analisis Peramalan Jumlah Permintaan Kerudung di Industri Kecil Kerudung Arin di Surabaya dengan Metode Variasi Kalender Analisis Peramalan Jumlah Perminaan Kerudung di Indusri Kecil Kerudung Arin di Surabaya dengan Meode Variasi Kalender Disusun oleh : Sely Enggar Rusiano 307 030 030 Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, M.Si

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

PROSES AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA

PROSES AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA PROSES AUOREGRESSIVE CONDIIONAL HEEROSCEDASICIY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA Rianiai Monica, Suyono, dan Vera Maya Sani Jurusan Maemaika FMIPA UNJ Absrak Model-model runun waku konvensional,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. untuk Analisis Peramalan Data Ekspor Non Migas Indonesia Di Sektor Pertanian, Sektor Perindustrian dan Sektor

TUGAS AKHIR. untuk Analisis Peramalan Data Ekspor Non Migas Indonesia Di Sektor Pertanian, Sektor Perindustrian dan Sektor TUGAS AKHIR Pendekaan Meode ARIMA Box Jenkins unuk Analisis Peramalan Daa Ekspor Non Migas Indonesia Di Sekor Peranian, Sekor Perindusrian dan Sekor Nurul Laifa Perambangan 307 030 70 Dosen pembimbing

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci