III. METODE PENELITIAN
|
|
- Hartono Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya dibagi ke dalam beberapa subsisem, yang erdiri aas subsisem pembenihan, subsisem pendederan, dan subsisem pembesaran. Salah sau perusahaan yang mengembangkan usaha budidaya ikan mas adalah perusahaan X yang erdapa di Desa Jabong, Kecamaan Pagaden, Kabupaen Subang, Provinsi Jawa Bara. Perusahaan X merupakan usaha budidaya ikan mas pada subsisem pendederan. Usaha budidaya ikan mas pada subsisem pendederan merupakan usaha yang cukup pening bagi usaha budidaya ikan mas pada subsisem pembesaran. Benih ikan mas hasil pendederan didisribusikan di lingkup Jawa Bara, Khususnya unuk memenuhi perminaan dari Jailuhur yang melakukan pembesaran ikan mas. Dalam rangka mengembangkan komodias ikan mas sebagai salah sau usaha budidaya, perlu dilakukan pengkajian mengenai kelayakan usaha pendederan ikan mas. Peneliian ini dilakukan unuk mengeahui sejauh mana usaha pendederan ikan mas yang dilakukan mampu memberikan keunungan sera menganalisis apakah usaha elah memenuhi krieria invesasi, sehingga layak dikembangkan di masa yang akan daang. Unuk mengeahui apakah usaha budidaya pendederan ikan mas layak aau idak layak unuk dikembangkan, maka diperlukan adanya analisis kelayakan bisnis, yang melipui aspek pasar, aspek eknis, aspek manajemen, dan aspek keuangan. Hal-hal yang dielii dalam aspek pemasaran adalah besarnya perumbuhan perminaan dan penawaran ikan mas, pangsa pasar dari ikan mas, dan bauran pemasaran yang erdiri dari produk, harga, lokasi pemasaran, dan promosi. Seelah aspek pasar dielii berikunya adalah aspek eknis yaiu mengenai kebuuhan apakah yang diperlukan dan bagaimana secara eknis proses produksi akan dilaksanakan. Beberapa hal umum yang perlu dielii adalah mengenai kapasias produksi, pemakaian peralaan, lokasi dan aa leak usaha.
2 Aspek lain yang akan dielii adalah aspek sumberdaya manusia yang mencakup organisasi perusahaan, kebuuhan enaga kerja, deskripsi kerja dan sisem kompensasi. Seelah aspek sumberdaya manusia dielii selanjunya dielii aspek finansial yang mencakup beberapa analisis krieria invesasi, seperi Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Ne B/C, dan Payback Period (PP). Apabila hasil dari analisis krieria invesasi menunjukan bahwa usaha ersebu idak layak unuk dilaksanakan maka sebaiknya perlu dilakukan evaluasi kegiaan usaha. Apabila usaha ersebu layak maka dilakukan analisis sensiivias, yaiu unuk mengeahui kepekaan usaha budidaya pendederan ikan mas erhadap kemungkinan perubahan inpu aaupun oupu produksi. Keseluruhan analisis ersebu diharapkan dapa menjadi bahan perimbangan pengambilan kepuusan mengenai kelangsungan usaha budidaya pendederan ikan mas pada perusahaan X. Selain iu, peneliian ini juga dapa menjadi bahan perimbangan pemilihan usaha bagi calon Invesor. Penjelasan kerangka pemikiran ersebu disajikan pada Gambar 2.
3 Poensi Sumberdaya Perikanan Budidaya Ikan Mas Pengembangan usaha Budidaya Pendederan Ikan Mas pada Perusahaan X di Kabupaen Subang Jawa Bara Analisis Kelayakan Usaha Aspek Nonfinansial: Aspek Pemasaran Aspek Teknis (operasional) Aspek Manajemen Aspek Finansial: Analisis Kelayakan Invesasi: NPV Ne B/C IRR Payback Period Tidak Layak Layak Re-evaluasi Analisis Sensiivias Implemenasi Keerangan : : Ruang lingkup peneliian Gambar 2. Kerangka pemikiran peneliian
4 3.2. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan pada perusahaan X di Desa Jabong, Kecamaan Pagaden, Kabupaen Subang, Provinsi Jawa Bara. Pemilihan lokasi peneliian dilakukan dengan sengaja (purposive), dengan perimbangan bahwa perusahaan X berada di Desa Jabong yang merupakan salah sau senra usaha budidaya pendederan ikan mas di Kabupaen Subang. Waku pelaksanaan peneliian unuk pengambilan daa berlangsung sejak bulan Mare sampai dengan bulan Juli Pengumpulan Daa Unuk keperluan analisis daa dalam membahas permasalahan, akan dilakukan pencarian dan pengumpulan daa. Pengumpulan daa ini dilakukan dengan iga meode yaiu: 1) Wawancara Wawancara aau inerview dilakukan secara langsung kepada pengusaha ikan mas di Desa Jabong, Kecamaan Pagaden, Kabupaen Subang Jawa Bara. Peranyaan yg dianyakan adalah aspek-aspek yang di elii dan dikaji yang melipui aspek pemasaran, aspek eknis, aspek manajemen, dan aspek finansial dari usaha ersebu yang sesuai dengan ujuan peneliian. 2) Observasi Meode observasi dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan aau pengamaan secara langsung pada obyek peneliian. Pengamaan mencakup keadaan aau siuasi sebenarnya yang dilakukan obyek peneliian dalam menjalankan usaha unuk mengeahui kelayakan usahanya. 3) Kepusakaan Menelaah referensi dan bahan-bahan bacaan yang berhubungan dengan masalah yang dielii agar diperoleh landasan eori. Daa sekunder dipergunakan sebagai daa ambahan dalam menunjang analisa. Daa sekunder mencakup daa-daa kuaniaif dan kaliaif yang diperoleh dari lieraurlieraur yang erkai dengan permasalahan peneliian, yaiu seperi buku, jurnal-jurnal ilmiah, majalah, Dinas aau Insansi erkai, seperi Dinas Kelauan dan Perikanan Kabupaen Subang dan Insansi lainnya yang dapa membanu unuk keersediaan daa.
5 3.4. Pengolahan dan Analisis Daa Pengolahan daa dilakukan secara kualiaif dan kuaniaif. Analisis secara kualiaif adalah menganalisis kelayakan usaha budidaya pendederan ikan mas diliha dari aspek pemasaran, aspek manajemen, sera aspek eknis dan produksi. Meode analisis secara kuaniaif dilakukan dengan cara menganalisis kelayakan usaha dari aspek finansial, dengan menghiung krieria-krieria invesasi, yaiu NVP, Ne B/C, IRR, Payback Period (PP), Profiabiliy Raio (PR) dan Analisis sensiivias. Ala banu yang digunakan dalam peneliian ersebu adalah Microsof Excel ahun Aspek Pasar Analisis aspek pasar dalam usaha budidaya pendederan ikan mas melipui peluang pengembangan usaha di pasar, kebijakan bauran pemasaran (markeing mix) yang erdiri dari produk, harga, disribusi dan promosi yang direncanakan oleh perusahaan pendederan Ikan Mas Aspek Teknis Aspek eknis dinilai dengan cara menganalisis masalah proses produksi dan operasi, yaiu melipui lokasi berdirinya usaha, skala usaha, peralaan dan fasilias produksi, proses produksi, dan penyediaan bahan baku Aspek Manajemen Aspek ini berujuan unuk mengeahui apakah pembangunan dan implemenasi usaha dapa direncaanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan. Hal yang dianalisis pada aspek manajemen melipui fungsi manajemen yang erdiri perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (acuaing) dan pengendalian (conrolling). Keempa fungsi ini semuanya erkai dengan usaha budidaya pendederan ikan mas pada perusahaan X di Desa Jabong, Kecamaan Pagaden, Kabupaen Subang Aspek Keuangan Analisis aspek Keuangan dalam usaha budidaya pendederan ikan mas dilakukan dengan mengerjakan serangkaian perhiungan kuaniaif. Analisis yang dilakukan dalam aspek Keuangan mencakup rencana kebuuhan fisik, indeks harga, rencana anggaran biaya, biaya penyusuan, srukur modal dan rencana penerimaan, nilai arus unai (cash flow), kemudian dilakukan dengan perhiungan
6 beberapa krieria invesasi, yaiu Ne Presen Value (NPV), Ne Benefi Per Cos (B/C Raio), Inernal Rae Reurn (IRR) dan Payback Period (PP). Analisis ini dilakukan unuk mengeahui sejauh mana kelayakan usaha diliha dari segi keuangan pelaku usaha. Analisis dilanjukan dengan analisis sensiivias menggunakan meode swiching value. Analisis sensiivias dilakukan dengan ujuan unuk mengeahui sejauh mana kelayakan proyek apabila erjadi perubahan. Meode swiching value dilakukan dengan cara mengubah beberapa bagian dalam arus unai sampai proyek yang dijalankan idak layak. 1) Ne Presen Value (NPV) NPV adalah nilai kini dari keunungan bersih yang akan diperoleh pada masa mendaang, merupakan selisih nilai kini dari benefi dengan nilai kini dari biaya (Kadariah e al. 1999). Secara maemais Ne Presen Value dapa dirumuskan sebagai beriku : Keerangan : B C i NVP ( B C ) n 1 (1 i)...(1) = Benefi yang disebabkan adanya invesasi pada ahun ke- = Biaya ahunan yang disebabkan adanya invesasi pada ahun ke- = Tingka suku bunga pinjaman = Umur proyek suau usaha ( = 0, 1, 2, 3,, n) 1 = Discoun Rae (menggunakan raa-raa suku bunga deposio berjangka (1 i) dari 10 bank besar di Indonesia, yaiu 6,2 %) Krieria kelayakan pada meode NPV adalah : NPV > 0 ; maka usaha layak dijalankan NPV = 0 ; maka usaha ersebu mengembalikan sama besarnya nilai uang yang dianamkan NPV < 0 ; maka usaha idak layak dijalankan 2) Ne Benefi-Cos Raio (Ne B/C) Menuru Husnan S, E Pudjiasui (2004) Ne B/C merupakan angka perbandingan anara jumlah presen value yang posiif dengan jumlah presen value yang negaif. Ne B/C merupakan perbandingan sedemikian rupa, sehingga pembilangnya erdiri aas presen value (PV) oal dari benefi bersih dalam ahun-
7 ahun dimana benefi bersih ersebu bersifa posiif, sedangkan penyebunya erdiri aas presen value (PV) oal dari biaya (cos) bersih dalam ahun-ahun dimana benefi bersih bersifa negaif, yaiu biaya lebih besar dari benefi (Kadariah e al. 1999). Secara umum rumus perhiungan rasio ini adalah sebagai beriku : NeB / C Keerangan : B C i 0 n n 0 ( B (1 ( B (1 C ) i) C ) i) ( B ( B C ) C ) = Umur proyek suau usaha ( = 0, 1, 2, 3,, n) 1 = Discoun Rae (menggunakan raa-raa suku bunga deposio berjangka (1 i) dari 10 bank besar di Indonesia, yaiu 6,2 %) 0 0 = Benefi yang disebabkan adanya invesasi pada ahun ke-...(2) = Biaya ahunan yang disebabkan adanya invesasi pada ahun ke- = Tingka suku bunga Krieria kelayakan pada meode Ne B/C adalah : Ne B/C 1 ; maka usaha layak dilakukan Ne B/C 1 ; maka usaha idak layak dilakukan 3) Inernal Rae of Reurn (IRR) IRR merupakan ingka suku bunga yang menyamakan presen value (PV) kas masuk dengan presen value (PV) kas keluar (Husnan S, E Pudjiasui 2004). Menuru Kadariah e al. (1999) IRR adalah nilai discoun rae (i) yang membua NPV (Ne Presen Value) dari suau proyek sama dengan nol. IRR juga dapa digunakan unuk mendiskono seluruh ne cash flow dan salvage value, sehingga akan menghasilkan jumlah presen value yang sama dengan invesasi proyek. Nilai IRR yang lebih besar aau sama dengan bunga yang berlaku menunjukkan bahwa usaha layak unuk dilaksanakan. Khusus unuk usaha agribisnis, baas minimum IRR adalah sebesar % (AIA & Associaes, 2007). Secara maemais IRR dapa dirumuskan sebagai beriku : IRR i' NPV NPV NPV x( i" i' )....(3)
8 Keerangan : i = Tingka suku bunga yang menyebabkan nilai NPV > 0 i = Tingka suku bunga yang menyebabkan nilai NPV < 0 NPV + = NPV pada i NPV - = NPV pada i Krieria yang berlaku : IRR i ; maka usaha layak dilanjukan IRR i ; maka usaha idak layak dilanjukan aau lebih baik dihenikan 4) Payback Period Menuru Husnan dan Muhamad (2000) Payback period adalah ala analisis unuk mengukur seberapa cepa invesasi dapa kembali, karena iu sauan hasilnya bukan persenase, eapi sauan waku. Kalau periode waku ini lebih pendek dari yang disyarakan, maka proyek dikaakan mengunungkan, sedangkan jika lebih lama proyek diolak. Problem uama dari payback period adalah sulinya menenukan periode payback periode maksimum yang disyarakan, unuk digunakan sebagai angka pembanding. Secara normaif memang idak ada pedoman yang dapa digunakan unuk menenukan payback maksimum ini. Pada umumnya perusahaalah yang menenukannya sndiri, berdasarkan perimbangan sraegi yang akan digunakan. Rumus yang digunakan unuk menghiung PP adalah I PP... (4) Ab Keerangan : PP = Jumlah waku (ahun/periode) yang diperlukan unuk unuk mengembalikan modal invesasi I = Jumlah modal invesasi Ab = Benefi aau hasil bersih perahun/ periode 5) Profiabiliy Raio (PR) Meode Profiabiliy Raio (PR) dipergunakan unuk mengukur renabilias suau kegiaan invesasi di aas iik neral sebesar 1,0 dimana NPV sama dengan 0 (nol). Meode ini merupakan indeks renabilias yang berhubungan dengan biaya
9 modal saja, membandingkan PV arus kas sisa benefi dikurangi biaya ruin dengan PV biaya modal. Secara maemais dapa dirumuskan sebagai beriku: PR Dimana: n 1 n 0 ( B OM ) (1 (1 K i) i)...(5) OM = Biaya ruin K = Biaya modal Jika Profiabiliy Raio (PR) 0 maka proyek layak unuk dijalankan, sebaliknya jika PR 0 maka proyek idak layak unuk dijalankan (Firdaus, 2008) Analisis Sensiivias Analisis sensiivias adalah suau analisis yang dilakukan unuk menelaah kembali, sehingga dapa dikeahui pengaruh-pengaruh yang erjadi akiba keadaan yang berubah-ubah. Analisis sensiivias dilakukan dengan ujuan unuk meliha ingka kepekaan usaha ersebu apabila erjadi perubahan-perubahan erhadap variabel-variabel harga dan perhiungan biaya maupun benefi (Kadariah e al. 1978). Meode analisis sensiivias yang dilakukan yaiu dengan menggunakan meode swiching value. Meode swiching value adalah meode mengubah salah sau aau lebih nilai variabel yang dianggap paling sensiif dalam usaha budidaya pendederan ikan mas sampai usaha idak layak dijalankan aau variabel-variabel keyakan elah melewai iik impas usaha seperi beriku : NPV = 0 Ne B/C = 1 IRR = i (Discon Rae) Apabila dalam proses perhiungan elah diperoleh hasil kelayakan elah melewai iik impas, maka analisis sensiifias dihenikan dan arinya usaha yang sedang dianalisis idak layak dijalankan. Pada umumnya variabel yang diubah dalam swiching value adalah harga inpu dan oupu, kuanias produksi dengan cara menaikkannya.
10 3.4.6 Asumsi Dasar Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis aspek keuangan sebagai beriku: 1. Periode analisis adalah 10 ahun ( ) yang dienukan berdasarkan umur eknis kolam ikan. 2. Perhiungan menggunakan basis harga eap (fixed proce) dan penenuan harga menggunakan harga yang berlaku pada iga kali periode panen erhiung dari bulan Mare 2011 sampai Juli Biaya invesasi unuk invesasi barang-barang idak bergerak dikeluarkan pada ahun ke nol, yaiu sebelum proses produksi dimulai. 4. Luas lahan yang digunakan unuk pengembangan usaha budidaya pendederan ikan mas adalah lahan sewa. Lahan yang digunakan adalah seluas kurang lebih m Kolam produksi membuuhkan bahan baku ikan mas ukuran 1 kg/1000 ekor sebanyak 100 kg/kolam dalam sau periode produksi. 6. Hasil produksi dianggap konsan unuk seiap periode, yaiu dengan benih 100 kg/kolam akan menghasilkan 500 kg/kolam. 7. Penjualan diasumsikan selalu habis sesuai dengan jumlah produksi yang dihasilkan. 8. Pakan yang dihabiskan dalam sau kali periode produksi adalah 800 kg/kolam, yang disesuaikan dengan raa-raa jumlah pakan yang dihabiskan oleh seiap peani ikan senra pendederan di Desa Jabong. 9. Seiap kolam memiliki masa anam hingga lima minggu, sehingga diasumsikan masing-masing kolam memiliki 8 kali waku panen seiap ahunnya. 10. Tingka suku bunga yang digunakan adalah 6,20 persen, yaiu raa-raa suku bunga deposio berjangka (12 bulan) dari 10 bank besar di Indonesia. ( 2011). Suku bunga deposio digunakan karena perusahaan menggunakan modal sendiri. 11. Selama ahun analisis proyek erjadi inflasi sebesar 6,16 persen (hp://
11 12. Pembayaran gaji unuk karyawan dieapkan berdasarkan auran yang berlaku pada senra pendederan ikan mas di Desa Jabong. Gaji dibayar sesuai hasil produksi, yaiu sebesar Rp /100 kg hasil panen. 13. Sumber modal yang digunakan adalah modal sendiri. 14. Analisis sensiivias dilakukan dengan dua perubahan, yaiu peningkaan harga inpu produksi dan penurunan volume penjualan. Hal ini dimaksudkan unuk mengeahui sampai seberapa besar pengaruh peningkaan dan penurunan ersebu erhadap krieria-krieria invesasi.
IV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciAPLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI
APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciAnalisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu
Jurnal Akuakulur Indonesia 9 (1), 77 83 (2010) Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Analisis kelayakan finansial perluasan ambak budidaya udang vaname
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI
Analisis Jurnal Akuakulur Kelayakan Finansial Indonesia, Budidaya 6(1): 97 102 Ikan Nila (2007) Wanayasa Available : hp://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 97 hp://jurnalakuakulurindonesia.ipb.ac.id Bulan
Lebih terperinciANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU
ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014
ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KOPI LUWAK DI KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT (The Financial Feasibiliy Analysis of Luwak Coffee Agroindusry a Balik Buki Disric of Wes Lampung Regency)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciKELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK
KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA Asrida Dosen Program Sudi Ekonomi Pembangunan Universias Almuslim ABSTRAK Kelapa sawi merupakan salah sau primadona anaman perkebunan
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciKelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016
ANALISIS FINANSIAL USAHA TERNAK AYAM PROBIOTIK : STUDI KASUS: KPA BERKAT USAHA BERSAMA, KOTA METRO (Financial Analysis Of Probioic Chickens Farming : Case Sudy: KPA Berka Usaha Bersama, Mero Ciy) Bayu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab
13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,
Lebih terperinciTuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Peranian Unsyiah PROSPEK PENGEMBANGAN USAHA PENGGEMUKANN SAPI POTONG SECARA INTENSIF ( STUDI KASUS PADA UD.NIWATORI DI GAMPONG MEUNASAH KRUENG KECAMATAN INGIN JAYA KABUPATEN ACEH
Lebih terperinciBAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai
BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program sraegis Kemenerian Peranian dalam rangka mengurangi ingka kemiskinan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale
ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale Nazori Djazuli 1*, Mia Wahyuni, Daniel Moninja, Ari Purbayano
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT
KINERJA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SABUT KELAPA PADA KAWASAN USAHA AGROINDUSTRI TERPADU (KUAT) DI KECAMATAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PESISIR BARAT (Performance And Added Value of CocoFiber Agroindusry
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017
KELAYAKAN FINANSIAL UNIT USAHA JASA SEWA POMPA AIR UNTUK IRIGASI AIR PERMUKAAN DI DESA MEKAR MULYA KECAMATAN PALAS KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Financial Feasibiliy of Waer Pump Renal Services Business Uni
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciKELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT
KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR Purwoko dan Yandra Arkeman Deparemen Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, IPB ABSTRACT Oyser mushroom can be processed ino various
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciJIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017
KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (The Feasibiliy and Added Value of Tempe Agroindusry) Winani Puspa Arum, Sudarma Widjaya, Lina Marlina Jurusan Agribisnis, Fakulas Peranian, Universias
Lebih terperinciSUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia
SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinci3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat
23 3 METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada bulan Mei 200 sampai Mei 20. Pengambilan daa dilakukan di Perairan Selaan Prigi dan Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN) Prigi, Trenggalek, Jawa
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciKAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10 Universias Ama Jaya Yogyakara, 26-27 Okober 2016 KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR Puu Ali Suhanaya 1, Dyah Ayu Lesari 1, 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort
3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama
Lebih terperinciBab IV Pengembangan Model
Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan
Lebih terperinciAnalisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali
Tropical Animal Husbandry Vol. 1 (1), Okober 2012:43-51 ISSN 2301-9921 Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holsein (PFH) Janan di Kecamaan Selo Kabupaen Boyolali N. Diamojo, S.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI
PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK
HABITAT Volume XXII, No. 1, Bulan April 2011 ISSN: 0853-5167 STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK (FINANCIAL FEASIBILITY STUDIES OF ORGANIC FERTILIZER FROM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Pedesaan di Indonesia biasanya memiliki ciri agak eringgal bila dibandingkan dengan perkoaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal aspek lainnya, seperi: pembangunan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Proses Die Casing Dasar dari die casing proses erdiri dari injeksi logam cair dalam ekanan yang inggi ke dalam ceakan yang disebu die dan dibiarkan membeku. Tipe Mesin die
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Ekosisem lau memiliki banyak manfaa ekonomi, baik yang selama ini elah erkuanifikasikan maupun manfaa-manfaa yang belum erhiung, dikarenakan nilainya
Lebih terperinci