1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance."

Transkripsi

1 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan eksplorasi daa. Meliha saisika deskripif dan plo dere waku nilai IHSG.. Melakukan pemilihan fungsi raaan awal yang didasarkan pada plo dere waku, plo ACF dan PACF. Model fungsi raaan erbaik yang dipilih memiliki penduga yang nyaa dan nilai AIC dan SC minimum. Kemudian dilakukan diagnosik sisaan unuk meliha kesesuaian model. 3. Melakukan uji LM unuk mendeeksi keberadaan pengaruh ARCH. Hipoesis nol yang diuji adalah H α α =... = α, yang : = q = mengindikasikan idak adanya efek ARCH. 4. Memodelkan fungsi ragam yang sesuai menggunakan model GARCH. Lalu menduga parameer fungsi raaan dan fungsi ragam secara simulan. Krieria pemilihan model erbaik berdasarkan nilai koefisien penduga yang nyaa, nilai AIC aau SC minimum, dan koefisien fungsi ragam yang posiif. Dilakukan pula diagnosik sisaan unuk meliha kesesuaian model. 5. Melakukan uji unuk memeriksa pengaruh keasimerikan (efek leverage) pada daa. 6. Memodelkan fungsi ragam menggunakan model EGARCH unuk mengaasi pengaruh keasimerikan. Lalu menduga parameer fungsi raaan dan fungsi ragam secara simulan. Krieria pemilihan model erbaik berdasarkan nilai koefisien penduga yang nyaa dan nilai AIC aau SC minimum. Dilakukan pula diagnosik sisaan unuk meliha kesesua ian model. 7. Membua kurva News Impac unuk meliha pengaruh keasimerikan secara visual. 8. Validasi model. Dilakukan validasi erhadap daa IHSG. 9. Melakukan peramalan nilai IHSG unuk 3 bulan ke depan. Sofware yang akan digunakan dalam membanu peneliian ini adalah MINITAB 5, Microsof Excel 3, dan Eviews 4.. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejak awal pasar bursa dibuka, indeks harga saham elah mengalami flukuasi dari waku ke waku. Meski sempa erheni pada beberapa periode waku, kini indeks harga saham elah mengalami kemajuan yang sanga pesa. Pemerinah pun elah menganggap peningnya pasar modal sebagai alernaif pembiayaan selain perbankan. Seiring berjalannya waku, semakin banyak perusahaan yang memperdagangkan sahamnya di pasar bursa. Maka digunakan suau nilai indeks unuk meliha perkembangan harga saham di pasar bursa yang dikenal dengan nama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pemerinah juga menggunakan IHSG sebagai paokan kebijakannya dalam rangka meliha penerimaan pasar aas kebijakan yang diambil. Pada ahun 998, Indonesia sempa mengalami krisis ekonomi yang berimbas pada nilai indeks harga saham gabungan yang menurun secara drasis, hingga mencapai iik erendahnya. Namun seelah krisis berlalu, pasar modal kembali berflukuasi, bahkan cenderung meningka. Hingga kini indeks harga saham gabungan elah mencapai level ribuan. Eksplorasi Daa Pada peneliian ini, daa yang digunakan adalah nilai raa-raa harian indeks harga saham gabungan (IHSG) mulai bulan Okober 999 (merupakan awal perbaikan ekonomi di Indonesia seelah mengalami krisis) sampai bulan Sepember 8. Sedangkan unuk membangun model, daa yang digunakan adalah nilai raa-raa Indeks Harga Saham Gabungan dari bulan Okober 999 sampai bulan Juni 8. Plo dere waku daa raa-raa nilai IHSG dari anggal Okober Juni 8 dapa diliha pada Gambar. Nilai raa-raa harian IHSG memiliki kecenderungan meningka hingga sempa mencapai iik eringgi pada level 8.8 pada anggal 4 Januari 8.

2 8 r aa-r aa // Scaerplo of raa-raa vs dae // //4 dae //6 //8 Gambar Plo dere waku nilai raa-raa harian IHSG. Lampiran memperlihakan plo ACF dan PACF dari nilai raa-raa harian IHSG. Plo ACF dari nilai raa-raa harian IHSG memperlihakan pola yang dying down, hal ini membukikan adanya keidaksasioneran daa. Maka perlu dilakukan pembedaan unuk mengaasi keidaksasioneran raaan dan ranformasi unuk mengaasi keidaksasioner dalam ragam. re urn // Scaerplo of reurn vs dae // //4 dae //6 //8 Gambar 3 Plo dere waku reurn harian IHSG. Dalam bidang finansial dikenal nilai reurn sebagai besarnya nilai pengembalian yang akan diperoleh sabagai hasil invesasi. Menggunakan nilai reurn pada analisis ini sama halnya melakukan pembedaan (differencing) dan ransformasi logarima pada daa raa-raa harian IHSG, sehingga daa akan sasioner. Nilai reurn diperoleh dari log( Y / Y ). Besarnya reurn merupakan besar perubahan nilai indeks yang erjadi pada waku ke dengan nilai indeks pada waku ke -. Gambar 3 merupakan plo daa dere waku nilai reurn harian IHSG. Tabel Saisika deskripif daa reurn IHSG Saisik Reurn deskripif Mean.96 Median.676 Maximum.55 Minimum Sd. Dev..56 Skewness Kurosis Jarque-Bera Probabiliy. Sum.6346 Sum Sq. Dev Observaions 9 Saisika deskripif dari daa reurn disajikan pada Tabel. Raa-raa nilai reurn yang bernilai posiif memberikan ari bahwa ingka pengembalian selama periode pengamaan mengalami peningkaan sebesar.96. Skewness (kemenjuluran) merupakan nilai yang digunakan unuk mengukur keidaksimerikan sebaran daa. Nilai kemenjuluran yang negaif menggambarkan bahwa daa memiliki ekor yang lebih panjang ke kiri (menjulur ke kiri) dan sebagian besar daa berada di nilai-nilai yang besar. Sedangkan nilai kemenjuluran yang posiif menggambarkan bahwa daa memiliki ekor yang lebih panjang ke kanan (menjulur ke kanan) dan sebagian besar daa berkumpul di nilai-nilai yang kecil. Nilai kemenjuluran daa reurn IHSG selama periode pengamaan sebesar -.87 menunjukkan bahwa daa menjulur ke kiri, berari sebagian besar daa IHSG berada di nilai-nilai yang besar. Sedangkan nilai kurosis (keruncingan) digunakan unuk mengukur keruncingan aau kelandaian dari sebaran daa. Nilai kerun cingan yang sanga besar (bernilai posiif) mengindikasikan bahwa sebaran daa memiliki ekor yang lebih panjang dari sebaran normal. Hal ini dapa dibukikan oleh uji Jarque-Bera. Sehingga keika dilakukan pendugaan erhadap nilai parameer, deviasi dari asumsi sebaran normal dapa dikoreksi dengan meode penduga quasi-maximum likelihood. Selain iu, Lo (3) menjabarkan bahwa sifa dari daa yang dipengaruhi proses ARCH anara lain adalah memiliki nilai keruncingan yang lebih dari 3. Nilai kerunciangan reurn IHSG yang diperoleh dari saisika deskripif sebesar 7.6 mengindikasikan bahwa sebaran daa memiliki ekor yang lebih panjang dari sebaran normal dan dicurigai daa reurn memiliki pengaruh ARCH. Melalui informasi ini, akan dilakukan uji lanju unuk meliha keberadaan pengaruh ARCH lebih jelas. Model GARCH

3 9 Fungsi raaan awal Pemilihan fungsi raaan awal dilakukan unuk meliha gambaran model dere waku bagi daa dere waku pengamaan. Pemilihan fungsi raaan awal didasarkan pada plo dere waku, plo ACF dan PACF. Plo ACF dan PACF daa reurn dapa diliha pada Lampiran 3. Pemodelan fungsi raaan awal dilakukan mengikui prosedur Box-Jenkis. Kandida model yang diperoleh pada pemodelan fungsi raaan dapa diliha pada Lampiran 4a. Kandida model erbaik yang dipilih adalah MA() anpa konsana. Model dipilih karena memiliki penduga yang nyaa dan nilai SC minimum. Seelah didapa kandida model erbaik, maka dilakukan overfiing unuk meliha apakah model yang dipilih sudah sesuai. Overfiing dilakukan dengan menambahkan parameer modelnya, sehingga modelnya menjadi MA(). Hasil overfiing dapa diliha pada Lampiran 4b. Berdasarkan hasil overfiing, ernyaa penduga parameer MA() idak signifikan. Berari model MA() sudah fi. Uji pengaruh ARCH Nilai keruncingan yang dihasilkan dari saisika deskripif menjadi salah sau indikasi adanya pengaruh ARCH, aau ragam sisaan yang heerogen. Cara lain unuk mendeeksi keberadaan pengaruh ARCH dapa dilakukan dengan meliha korelogram kuadra sisaan dan melakukan uji formal Lagrange Muliplier (LM). Korelogram kuadra sisaan dari fungsi raaan awal dapa diliha pada Lampiran 5. Korelogram kuadra sisaan menunjukkan adanya auokorelasi dari lag ke- sampai lag ke-36. Hal ini merupakan salah sau indikasi adanya ragam sisaan yang idak homogen (heerogen). Tabel Uji Lagrange -Muliplier sisaan fungsi raaan awal Lag ke- F-saisik Prob Sedangkan hasil uji LM dapa diliha pada Tabel. Berdasarkan hasil uji LM, nilai peluang LM sampai lag ke- kurang dari araf nyaa 5%, dengan kaa lain mempunyai nilai LM yang signifikan. Hasil ersebu menunjukkan bahwa ragam sisaan idak homogen. Banyaknya lag yang nyaa menunjukkan besaran orde yang diperlukan pada model ARCH. Orde yang sanga besar pada model ARCH dapa diaasi dengan menggunakan model GARCH. Uji Kenormalan Jarque-Bera erhadap sisaan dari fungsi raaan awal menghasilkan nilai saisik JB sebesar dan nilai-p kurang dari araf nyaa 5%, arinya sisaan idak menyebar normal. Maka meode pendugaan parameer yang akan digunakan pada pendugaan fungsi raaan dan fungsi ragam secara simulan adalah quasi maximum likelihood agar deviasi sebaran normalnya dapa erkoreksi. Sedangkan hisogram dan plo quanil-quanil sebaran sisaannya dapa diliha pada Gambar 4 dan Gambar 4 Hisogram sisaan fungsi raaan awal. Normal Quanile RESID_RATAAN Gambar 5 Plo quanil-quanil sisaan fungsi raaan awal. Model GARCH Berdasarkan nilai keruncingan daa, korelogram kuadra sisaan dari fungsi raaan

4 awal, dan uji Lagrange Muliplier, dapa disimpulkan bahwa daa reurn IHSG pada periode pengamaan memiliki pengaruh ARCH. Sehingga salah sau cara yang dapa dilakukan unuk mengaasi adanya pengaruh ragam ak homogen adalah dengan memodelkan fungsi raaan dan fungsi ragam secara simulan. Model ragam perama yang akan digunakan adalah model GARCH. Model yang dipilih dari pendugaan fungsi raaan dan fungsi ragam secara simulan dengan model GARCH adalah MA()- GARCH(,) karena mempunyai koefisien yang signifikan, koefisien ragam yang bernilai posiif, dan memiliki nilai SC erkecil. Hasil pendugaan dapa diliha pada Tabel 3. Modelnya dapa diulis sebagai beriku. Fungsi raaan : y =.545+ ε +.59ε Fungsi ragam : σ =.56E σ.ε Arinya nilai harian IHSG hari ini dipengaruhi oleh sisaan periode sebelumnya, sedangkan ragam bersyaranya merupakan fungsi dari sisaan dan ragam bersyara periode sebelumnya. Diagnosik sisaan Karena belum ada lielaur yang menjelaskan enang cara menenukan model GARCH erbaik, maka dilakukan diagnosik sisaan unuk meliha apakah model yang dipilih sudah sesuai. Dianara asumsi yang diperiksa adalah keacakkan sisaan, kenormalan gala sisaan, dan kebebasan anar sisaan. Tabel 3 Pendugaan fungsi raaan dan fungsi ragam dengan model GARCH Model Parameer Koef. Sd.Er ror Z-Saisik Prob AIC SC Fungsi raaan MA()- GARCH(,) C MA() Fungsi ragam C.56E-6 5.3E α β Uji kehomogenan ragam dan kebebasan anar sisaan. Hasil uji Lagrange Muliplier dapa diliha pada Tabel 4. Tabel 4 Uji Lagrange -Muliplier sisaan model GARCH F- saisic.6 Probabiliy.833 Obs*Rsquared.6 Probabiliy.83 Hasil uji Lagrange -Muliplier pada lag ke- memperlihakan nilai probabilias sebesar.833, yang lebih besar dari araf nyaa 5%, sehingga hipoesis nol bahwa anar sisaan idak memiliki korelasi aau sisaan idak memiliki pengaruh ARCH dierima. Arinya, sisaan memiliki ragam yang homogen dan anar sisaan saling bebas. Sedangkan korelogram kuadra sisaannya dapa diliha pada Lampiran 6. Semua lag menghasilkan probabilias yang idak signifikan, arinya anar sisaan sudah idak ada auokorelasi.. Uji kenormalan. Uji Jarque Bera dari sisaan model GARCH menghasilkan probabilias yang kurang dari araf nyaa 5%. Arinya, sisaan idak memiliki sebaran normal, asumsi kenormalan elah dilanggar. Tapi, adanya pelanggaran erhadap asumsi kenormalan idak erlalu berpengaruh erhadap pemodelan. Karena adanya penyimpangan erhadap asumsi kenormalan sisaan merupakan indikasi bahwa daa memiliki volailias yang sanga acak. Sedangkan hisogram sisaan dan plo quanil-quanil sisaannya dapa diliha pada Gambar 6 dan Gambar 6 Hisogram sisaan model GARCH.

5 Normal Quanile Gambar 7 Plo quanil-quanil sisaan model GARCH. Model EGARCH Pada beberapa daa finansial, conohnya daa indeks saham, erdapa korelasi negaif anara nilai reurn dengan volailiasnya (pengaruh asimerik). Model GARCH menjadi kurang epa unuk digunakan. Maka Nelson (99) memperkenalkan model Eksponensial- GARCH (EGARCH) sebagai fungsi logarima dari ragam bersyaranya. Sebelumnya akan diuji erlebih dahulu unuk meliha keberadaan pengaruh asimerik pada daa reurn IHSG. Uji pengaruh asimerik (efek leverage) Unuk menguji adanya pengaruh keasimerikan (efek leverage) pada daa, dilakukan pengujian auokorelasi anara sisaan kuadra dari model GARCH erhadap lag sisaannya. Dengan persamaan regresi sebagai beriku. s =.989.s.79s.6s 3 Nilai probabilias yang dihasilkan dari pendugaan regresinya kurang dari araf nyaa 5%, arinya sisaan kuadra model GARCH berkorelasi nyaa dengan lag ke- sisaannya. Yang mengindikasikan bahwa erdapa pengaruh asimerik, sedangkan anda negaive pada nilai koefisien memperlihakan keberadaan efek leverage (pengaruh asimerik) pada daa. Sehingga unuk mengaasi pengaruh keasimerikan pada daa, akan lebih epa jika pemodelan dilakukan dengan model Eksponensial -GARCH (EGARCH). Tabel 5 Hasil pendugaan model regresi kuadra sisaan erhadap lag sisaannya Var. Coeff. Sd. Error - Saisik Prob. C s(-) s(-) s(-3) F-saisic Probabiliy.5 Model EGARCH Seelah diyakini daa reurn harian IHSG memiliki pengaruh asimeerik, maka fungsi ragam daa reurn akan dimodelkan dengan model EGARCH. Pada model EGARCH, koefisien-koefisiennya diizinkan bernilai negaif, karena benuk log-linier pada fungsi ragamnya akan berakiba nilai ragam bersyaranya idak akan pernah bernilai negaif. Hasil pendugaan fungsi raaan dan fungsi ragam dengan model EGARCH dapa diliha pada Tabel 6. Model yang dipilih adalah MA()-EGARCH(,), karena memiliki nilai koefisien yang signifikan dan nilai saisik SC yang minimum. Modelnya dapa diulis sebagai beriku. Fungsi raaan : y = ε +.5ε Fungsi ragam : ε e = σ log( σ ) = log( σ ) e.8 ( e ) Tabel 6 Pendugaan fungsi raaan dan fungsi ragam dengan model EGARCH Model Parameer Koef. Sd.Error MA()- EGARCH(,) STDRESID_GARCH Z- Saisik Fungsi raaan MA() Fungsi ragam C α γ β Prob AIC SC

6 Dari hasil pendugaan diperoleh nilai koefisien γ =.8, nilai ersebu menujukkan adanya pengaruh keasimerikan karena γ, dan membukikan adanya efek leverage karena nilai γ bernilai negaif (kurang dari ). Diagnosik sisaan Seperi halnya model GARCH, belum diemukan pula lielaur yang menjelaskan cara unuk menenukan model EGARCH erbaik. Maka dilakukan diagnosik sisaan unuk meliha apakah model EGARCH yang dipilih sudah sesuai. Asumsi yang diperiksa adalah keacakkan sisaan, kenormalan gala sisaan, dan kebebasan anar sisaan.. Uji kehomogenan ragam dan kebebasan anar sisaan. Hasil uji Lagrange -Muliplier dapa diliha pada Tabel 7. Tabel 7 Uji Lagrange -Muliplier sisaan model EGARCH F- saisic.7 Probabiliy.783 Obs*Rsquared.8 Probabiliy.78 Hasil uji Lagrange -Muliplier pada lag ke- memperlihakan nilai probabilias sebesar.783, yang lebih besar dari araf nyaa 5%, sehingga hipoesis nol bahwa anar sisaan idak memiliki korelasi aau sisaan idak memiliki pengaruh ARCH dierima. Arinya, sisaan memiliki ragam yang homogen dan anar sisaan saling bebas. Sedangkan korelogram kuadra sisaannya dapa diliha pada Lampiran 7. Hasil korelogram kuadra sisaan sudah idak signifikan, arinya anar sisaan sudah idak ada auokorelasi.. Uji kenormalan. Uji Jarque Bera dari sisaan model EGARCH menghasilkan nilai probabilias kurang dari araf nyaa 5%. Arinya, sisaan idak memiliki sebaran normal, asumsi kenormalan elah dilanggar. Tapi, adanya pelanggaran erhadap asumsi kenormalan idak erlalu berpengaruh erhadap pemodelan. Karena adanya penyimpangan erhadap asumsi kenormalan sisaan merupakan indikasi bahwa daa memiliki volailias yang sanga acak dan memiliki nilai-nilai yang eksrim. Sedangkan hisogram sisaan dan plo quanil-quanil sisaannya dapa diliha pada Gambar 8 dan Gambar 8 Hisogram sisaan model EGARCH. Normal Quanile Gambar 9 Plo quanil-quanil sisaan model EGARCH. Kurva News Impac Selain dengan meregresikan anara kuadra sisaan model GARCH dan lag sisaannya, pengaruh keasimerikan dapa diperiksa secara visual menggunakan Kurva News Impac. Gambar merupakan kurva News Impac yang memplokan sisaan dengan ragam bersyara model EGARCH. Gambar ersebu memperlihakan adanya guncangan yang negaif dari z (nilai reurn urun) akan mempunyai pengaruh yang lebih besar erhadap volailias (pergerakan ragam bersyara) dibandingkan guncangan yang posiif dengan besaran yang sama. SIG STDRESID_EGARCH Z Gambar Kurva News Impac.

7 3 Validasi Model Melalui pemeriksaan keasimerikan daa dikeahui bahwa daa reurn IHSG selama periode pengamaan memiliki pengaruh yang asimerik maka akan lebih fi jika dimodelkan dengan fungsi ragam model EGARCH. Validasi model dilakukan menggunakan daa harian IHSG yang digunakan unuk membangun model, yaiu daa dari bulan Okober 999 sampai Juni 8. Nilai-nilai saisik hasil validasi dapa diliha pada Tabel 8. Tabel 8 Nilai Saisik validasi model EGARCH Saisik Validasi Mean Error.5778 Mean Absolue Error Mean Square Error Roo Mean Square Error Mean Absolue Percen Error Suau model dikaakan baik jika menghasilkan nilai-nilai saisik yang kecil. Berdasarkan nilai saisik hasil validasi pada Tabel 8, nilai MAPE yang diperoleh adalah.78%. Pada Lampiran 8a juga dapa erliha bahwa plo dere waku anara nilai akual dan prediksi hampir berhimpi sempurna. Model GARCH, dan EGARCH mencoba memodelkan ragam bersyaranya sebagai fungsi dari daa sebelumnya dan ragam dari daa sebelumnya. Maka, selain hasil prediksi dari nilai raa-raa harian IHSG, model GARCH, dan EGARCH juga menghasilkan prediksi dari ragam bersyaranya. Ragam bersyara ini memperlihakan secara visual enang perilaku pergerakan nilai harian IHSG selama periode pengamaan. Nilai ragam yang diperoleh menunjukkan besarnya resiko sebagai hasil invesasi. Berdasarkan model yang diperoleh, nilai ragam bersyara dari daa in-sample dapa diliha pada Gambar. ragam bersyara // Scaerplo of ragam bersy ara vs dae // //4 d ae //6 //8 Gambar Ragam bersyara daa in-sample. Berdasarkan nilai ragam bersyara daa in-sample yang dapa diliha pada Gambar, memperlihakan perubahan yang liar pada ragam bersyaranya. Teruama pada periodeperiode erakhir. Hal ini disebabkan oleh nilai IHSG yang idak sabil pada periode ersebu. Simulasi Peramalan Nilai Raa -raa Harian IHSG Peramalan dilakukan menggunakan daa dari anggal Juli 8 9 Sepember 8. Peramalan dilakukan dengan dua cara, peramalan one-sep ahead dan peramalan muli-sep ahead. Peramalan one-sep ahead dilakukan unuk meliha nilai IHSG unuk persau hari kedepan. Meode ini biasanya hany a digunakan unuk mengamai kecenderungan pergerakan daanya selama periode pengamaan. Sedangkan peramalan muli-sep ahead dilakukan unuk meliha nilai IHSG dalam beberapa hari ke depan, unuk jangka panjang. Tabel 9 Nilai Saisik peramalan one-sep ahead model EGARCH Saisik One-sep ahead Mean Error Mean Absolue Error Mean Square Error Roo Mean Square Error Mean Absolue Percen Error Nilai-nilai saisik dari peramalan onesep ahead dapa diliha pada Tabel 9. Peramalan yang dihasilkan memberikan nilai MAPE yang masih baik, yaiu sebesar.45%. Sedangkan nilai saisik hasil peramalan muli-sep ahead dapa diliha pada Tabel. Tabel Nilai Saisik peramalan muli-sep ahead model EGARCH Saisik Muli -sep ahead Mean Error Mean Absolue Error Mean Square Error Roo Mean Square Error Mean Absolue Percen Error Nilai MAPE yang dihasilkan peramalan 3 bulan ke depan sebesar 3.7%. Hal ersebu berakiba model idak cukup baik dalam meramalkan nilai harian IHSG. Plo hasil

8 4 peramalan sau hari ke depan dan 3 bulan ke depan dapa diliha pada Lampiran 8b. Ragam Bersyara Peramalan erhadap ragam beryara akan membanu para pemegang as e dalam menenukan perilaku nilai yang akan daang. Ramalan ragam bersyara ini selanjunya dapa digunakan unuk menghiung besarnya resiko dalam memegang ase yang akan dihadapi di masa yang akan daang. Hasil peramalan one-sep ahead ragam bersyara unuk daa ou-sample dapa diliha pada Gambar. Sedangkan Gambar 3 memperlihakan hasil peramalan muli -sep ahead. ragam bersyara //8 Scaerplo of ragam bersyara vs Dae 8//8 9//8 //8 Dae //8 //8 //9 Gambar Peramalan ragam bersyara onesep ahead. ragam ber sy ara / / 8 Scaerplo of ragam bersyara vs Dae 8//8 9// 8 / / 8 Dae //8 // 8 // 9 Gambar 3 Peramalan ragam bersyara mulisep ahead. Gambar memperlihakan nilai ragam bersyara dalam jangka pendek. Pola yang diperlihakan masih liar. Teruama pada perengahan periode, dikarenakan nilai IHSG yang idak sabil. Sedangkan Gambar 3 memperlihakan nilai ragam bersyara dalam jangka panjang. Dimana nilai ragam bersyaranya akan konvergen menuju suau nilai. Dengan asumsi nilai IHSG sabil. Besarnya resiko yang dihadapi pemegang saham di masa yang akan daang dapa dihiung melalui analisis resiko. Evaluasi Model GARCH vs EGARCH Evaluasi ini dilakukan unuk meliha kekurangan pada model GARCH yang dapa diaasi oleh model EGARCH. Perama, model GARCH membaasi nilai parameernya agar ragam bersyaranya bernilai posiif. Yaiu masing-masing parameernya harus posiif, α i dan β i. Sedangkan model EGARCH idak membaasi nilai parameernya, karena fungsi ragamnya berupa fungsi logarima yang idak akan menghasilkan nilai ragam negaif. Hasil pendugaan parameer model GARCH dan EGARCH dapa erliha pada Tabel 4 dan 8. Dimana parameer yang dihasilkan model GARCH yaiu α =. dan β =. 673, keduanya memiliki nilai posiif, sedangkan parameer model EGARCH α =.384, β =.85, dan γ =.8, dengan salah sau parameernya ( γ ) bernilai negaif. Nilai parameer γ yang negaif dan idak sama dengan nol, sekaligus menunjukkan keunggulan yang kedua model EGARCH dari model GARCH yaiu model EGARCH memperimbangkan adanya pengaruh keasimerikan (efek leverage). Pengaruh asimerik diunjukkan adanya perbedaan pengaruh perubahan guncangan erhadap volailiasnya. Keika erjadi guncangan posiif ( ε ), perubahan volailiasnya sebesar ( γ + α ) =. 76. Sedangkan keika erjadi guncangan negaif ( ε < ), perubahan volailiasnya sebesar ( γ α) =. 49. Perubahan volailias yang diakibakan adanya guncangan negaif lebih besar dari guncangan posiif. Terakhir, sebagai akiba dari idak dapa mengaasi pengaruh asimerik, model GARCH erlalu over dalam memprediksi ragam bersyaranya, hal ini diakibakan oleh nilai ε aau menghasilkan nilai σ yang besar akan σ yang besar pula. Seperi erliha pada Lampiran 9, ragam bersyara yang dihasilkan oleh model GARCH pada validasi dan peramalan one-sep ahead lebih liar dibandingkan nilai ragam bersyara yang dihasilkan model EGARCH, nilai ragam yang eksrim pada model GARCH (yang merupakan akiba dari efek leverage) dapa diaasi oleh model EGARCH. Sedangkan pada peramalan muli -sep ahead nilai ragam bersyara yang dihasilkan model GARCH lebih besar dari model EGARCH.

ANALISIS DATA DERET WAKTU DENGAN RAGAM GALAT HETEROGEN DAN ASIMETRIK : Studi Indeks Harga Saham Gabungan Periode

ANALISIS DATA DERET WAKTU DENGAN RAGAM GALAT HETEROGEN DAN ASIMETRIK : Studi Indeks Harga Saham Gabungan Periode ANALISIS DATA DERET WAKTU DENGAN RAGAM GALAT HETEROGEN DAN ASIMETRIK : Sudi Indeks Harga Saham Gabungan Periode 999-008 NIRAWITA UNTARI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI 6 00

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting. METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA (INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY TO CAPTURE

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY Hermansah Program Sudi Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732 ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No. Agusus 016 Page 373 Sifa Asimeris Model Prediksi Generalized Auoregressive Condiional Heerocedasiciy (GARCH) dan Sochasic Volailiy Auoregressive

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES

(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES PROSIDING ISSN : 087-590. Seminar Nasional Saisika November 0 Vol, November 0 (T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES Yahya Ubaid ), Budi Nurani R. ), Mulyana K. 3) )Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARCH/GARCH DAN MODEL MSAR (MARKOV-SWITCHING AUTOREGRESSION) PADA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA DAN IHSG

PENERAPAN MODEL ARCH/GARCH DAN MODEL MSAR (MARKOV-SWITCHING AUTOREGRESSION) PADA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA DAN IHSG PENERAPAN MODEL ARCH/GARCH DAN MODEL MSAR (MARKOV-SWITCHING AUTOREGRESSION) PADA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA DAN IHSG BAYU GUNANJAR DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH

PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH Vol.. No., 03 PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH Ari Pani Desvina, Sari Marlinda, Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014 JEKT Model ARIMAX Dan Deeksi GARCH Unuk Peramalan Inflasi Koa Denpasar Tahun 2014 Rukini *) Badan Pusa Saisik Provinsi Bali ABSTRAK pemerinah dalam mengambil kebijakan unuk menjaga sabilias moneer di masa

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) D-299

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) D-299 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No., (5) 337-35 (3-98X Prin) D-99 Esimasi Value a Risk (VaR) Porofolio Saham yang Tergabung dalam Indeks LQ45 Periode Agusus 4 sampai Januari 5 Menggunakan Meode Copula

Lebih terperinci

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan Jurnal Sains Maemaika dan Saisika, Vol. 4, No., Januari 8 ISSN 46-454 prin/issn 65-8663 online Penerapan Model ARCH/GARCH unuk Peramalan Nilai Tukar Peani Ari Pani Desvina, Inggrid Ocaviani Meijer, Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

PEMODELAN VOLATILITAS DALAM ANALISIS DATA MAKROEKONOMI STUDI KASUS PADA INFLASI.

PEMODELAN VOLATILITAS DALAM ANALISIS DATA MAKROEKONOMI STUDI KASUS PADA INFLASI. Prosiding Seminar Nasional Peneliian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakulas MIPA, Universias Negeri Yogyakara, 16 Mei 29 PEMODELAN VOLATILITAS DALAM ANALISIS DATA MAKROEKONOMI STUDI KASUS PADA INFLASI.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN 3. Daa Pada karya akhir ini proxy unuk mengukur kegiaan perekonomian adalah ingka perubahan GDP real per kuaral dari ahun 3:Q sampai dengan ahun 8:Q dengan ahun dasar.

Lebih terperinci

PROSES AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA

PROSES AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA PROSES AUOREGRESSIVE CONDIIONAL HEEROSCEDASICIY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA Rianiai Monica, Suyono, dan Vera Maya Sani Jurusan Maemaika FMIPA UNJ Absrak Model-model runun waku konvensional,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) ARIMA (Auoregressive Inegraed Moving Average) I. Prinsip Dasar dan Tujuan Analisis. Prinsip Dasar ARIMA sering juga disebu meode runun waku Box-Jenkins. ARIMA sanga baik keepaannya unuk peramalan jangka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hipoesis Peneliian Seperi yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, peneliian ini mencoba menemukan anomali DOTW pada volailias dan volume saham dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN perpusakaan.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Indonesia dengan periode ahun 984 sampai dengan ahun 0. Peneliian ini memfokuskan pada fakor-fakor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

Peramalan Return Saham Bank Central Asia Menggunakan Self Exciting Threshold Autoregressive Genetic Algorithm

Peramalan Return Saham Bank Central Asia Menggunakan Self Exciting Threshold Autoregressive Genetic Algorithm JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Prin) D-71 Peramalan Reurn Saham Bank Cenral Asia Menggunakan Self Exciing Threshold Auoregressive Geneic Algorihm Tesalonika Puri dan

Lebih terperinci

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function)

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function) DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Sudi Aplikasi Model Inervensi dengan Sep Funcion) S-3 Kismianini dan Dhoriva Urwaul Wusqa Jurusan Pendidikan Maemaika

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN IndoMS Journal on Saisics Vol., No. (04), Page 7-37 PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN Dinda Ariska Wulandari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA Dalam Memprediksi IHSG

Penerapan Model ARIMA Dalam Memprediksi IHSG Penerapan Model ARIMA Dalam Memprediksi IHSG Bambang Hendrawan Polieknik Baam Parkway Sree, Baam Cenre, Baam 29461, Indonesia e-mail: benks@polibaam.ac.id Absrak: Tujuan peneliian ini adalah unuk mencari

Lebih terperinci

PENANGANAN MASALAH HETEROSKEDASITAS DENGAN MODEL ARCH-GARCH DAN MODEL BLACK-SCHOLES MOSES ALFIAN SIMANJUNTAK

PENANGANAN MASALAH HETEROSKEDASITAS DENGAN MODEL ARCH-GARCH DAN MODEL BLACK-SCHOLES MOSES ALFIAN SIMANJUNTAK PENANGANAN MASALAH HETEROSKEDASITAS DENGAN MODEL ARCH-GARCH DAN MODEL BLACK-SCHOLES MOSES ALFIAN SIMANJUNTAK SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. : Nesia Brilliana I.P NRP :

Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. : Nesia Brilliana I.P NRP : Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Nama : Nesia Brilliana I.P NRP : 20800023 Jurusan : Maemaika Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M. Kes Pemberian pupuk

Lebih terperinci

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network D-378 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (26) 2337-3520 (23-928X Prin) Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Plaform MK di PT X Menggunakan Meode ARIMA, Neural Nework, dan Hibrida ARIMA-Neural

Lebih terperinci

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR S - 27 Rukini, Suharono2 2,2 Jurusan Saisika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

Metode Regresi Linier

Metode Regresi Linier Modul 1 Meode Regresi Linier Prof. DR. Maman Djauhari A PENDAHULUAN nalisis regresi linier, baik yang sederhana maupun yang ganda, elah Anda pelajari dalam maa kuliah Meode Saisika II. Dengan demikian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk

Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk Oleh : Dwi Hapsari K (1306 100 015) Dosen Pembimbing : Dra. Karika Firiasari, M.Si 1 Pendahuluan Laar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Faktor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekatan Time Series Klasik dan ANFIS

Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Faktor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekatan Time Series Klasik dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 4, No., () 2337-3 (2-928X Prin) D-67 Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Fakor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekaan ime Series Klasik dan ANFIS Clara Agusin Sephani, Agus

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini diujukan unuk menenukan meode erbaik yang dapa digunakan dalam meramalkan harga ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali. Meode peramalan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci