Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes"

Transkripsi

1 PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes Absrak Indeks harga saham merupakan suau indikaor yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikaor rend pasar. Dengan adanya indeks, kia dapa mengeahui rend pergerakan harga saham saa ini apakah sedang naik, sabil aau urun. Indeks harga saham dapa dipengaruhi oleh beberapa fakor, baik mikro maupun makro. Salah sau meode yang dapa digunakan unuk menyelesaikan masalah dere waku yang berhubungan dengan sau aau beberapa dere waku lainnya adalah fungsi ransfer. Penerapan fungsi ransfer pada Tugas Akhir ini diujukan unuk memodelkan suau dere oupu, yaiu indeks harga saham PT Sampoerna Tbk dengan variabel inpu berupa suku bunga SBI, posisi jumlah deposio berjangka dalam rupiah, kurs, ingka bunga deposio, dan perubahan inflasi. Di samping dilakukan pemodelan erhadap mean dengan menggunakan fungsi ransfer, juga dilakukan pemodelan erhadap variannya dengan menggunakan ARCH-GARCH unuk mengaasi adanya heeroskedasisias. Unuk mendapakan model peramalan yang erbaik, yaiu memilih model yang semua parameernya signifikan, residual yang whie noise, dan berdisribusi normal, sera mempunyai AIC dan SBC erkecil. Yang akhirnya akan digunakan unuk meramalkan indeks harga saham pada masa mendaang. Kaa Kunci: indeks harga saham, ime series, fungsi ransfer, ARCH-GARCH. PENDAHULUAN Indeks harga saham merupakan suau indikaor yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikaor rend pasar. Dengan adanya indeks, kia dapa mengeahui pergerakan harga saham saa ini apakah sedang naik, sabil aau urun [3]. Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan unuk memperkenalkan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan meniikberakan pada kajian siuasi dan kondisi yang berlaku sekarang dan masa lalu [4]. Permasalahan uama yang akan dibahas pada peneliian ini adalah bagaimana mean model peramalan indeks harga saham yang dipengaruhi oleh kurs, suku bunga SBI, perubahan inflasi, ingka bunga deposio, dan posisi jumlah deposio berjangka dalam rupiah dengan menggunakan fungsi ransfer dan bagaimana varian model indeks harga saham dengan menggunakan ARCH-GARCH. Tugas Akhir ini dibaasi pada daa sekunder dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, dan Badan Pusa Saisik berupa daa per bulan anara Januari 0 sampai dengan November 09. Adapun ujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:. Mendapakan mean model yang menggambarkan hubungan anara kurs, suku bunga SBI, perubahan inflasi, ingka bunga deposio, dan posisi jumlah deposio berjangka erhadap indeks harga saham dengan fungsi ransfer.. Mendapakan variance model yang menggambarkan hubungan anara kurs, suku bunga SBI, perubahan inflasi, ingka bunga deposio, dan posisi jumlah deposio berjangka erhadap indeks harga saham dengan ARCH- GARCH. 3. Meramalkan indeks harga saham pada beberapa periode mendaang. Manfaa dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :. Memberikan informasi bagi pelaku bisnis di pasar modal dalam memprediksi harga saham.. Memberikan gambaran enang pemodelan saisik pada permasalahan ekonomi khususnya indeks harga saham.. TINJAUAN PUSTAKA Benuk umum model fungsi ransfer single inpu sebagai beriku : Y = v( B) X + N aau ω( B) θ ( B) y = x b + a () δ ( B) φ( B) Benuk umum model fungsi ransfer muli inpu sebagai beriku : k ω ( B ) j θ ( B ) y = x + a () ( ) j bj j δ B = φ ( B ) j Benuk umum model ARCH sebagai beriku :

2 h = α 0 + αε + α ε α pε p (3) Benuk umum model GARCH sebagai beriku: p q = α iε i β j i= j= h α h (4) j 3. METODE PENELITIAN Uruan langkah langkah dalam menganalisa daa adalah sebagai beriku : a. Idenifikasi Model Fungsi Transfer b. Penaksiran Parameer Model Fungsi Transfer c. Pemeriksaan Diagnosik Model Fungsi Transfer d. Peramalan dengan fungsi ransfer e. Pengujian adanya proses ARCH-GARCH f. Pemodelan varian dengan ARCH-GARCH g. Peramalan varian dengan ARCH-GARCH 4. HASIL PENELITIAN Yang dilakukan dalam ahap idenifikasi model fungsi ransfer adalah sebagai beriku :. Idenifikasi dere inpu dan dere oupu Tahap idenifikasi model dapa diliha dari plo ime seriesnya, ACF, dan PACF. A. Variabel inpu peredaran maa uang Unuk mengeahui daa sudah sasioner aau belum harus dilakukan plo ime series dan plo Box- Cox sebagai beriku: 8 Time Series Plo of SBI SBI /Z SDev Time Series Plo of SBI /Z Box-Cox Plo of SBI /Z -. Lower CL Lambda Upper CL. 4.0 Limi 6 Lambda (using 9.0% confidence) Esimae.00 Lower CL Upper CL. Rounded Value.00 Gambar Plo Time Series dan Plo Box-Cox ransformasi Suku Bunga SBI diff_ SBI Time Series Plo of diff_ SBI SBI Auocorrelaion Funcion for diff_ SBI (wih % significance limis for he auocorrelaions) Auocorrelaion SDev Lower CL Box-Cox Plo of SBI -. Lambda Upper CL..0 Limi Lambda (using 9.0% confidence) Esimae -.00 Lower CL -. Upper CL - Rounded Value -.00 Gambar Plo Time Series dan Plo Box-Cox Suku Bunga SBI Dari plo ime series dan plo Box-Cox pada Gambar erliha bahwa daa suku bunga SBI belum sasioner dalam mean maupun varian. Unuk mengaasi keidaksaioneran dalam varian perlu dilakukan ransformasi. Pada Gambar erliha bahwa daa suku bunga SBI sudah sasioner dalam varian eapi belum sasioner dalam mean, maka dilakukan differencing orde ke- dan diperoleh plo ime series dan ACF pada Gambar Gambar 3 Plo Time Series dan Plo ACF Differencing Suku Bunga SBI Dari plo ime series dan plo ACF pada Gambar 3 erliha bahwa daa suku bunga SBI belum sasioner dalam mean sehingga perlu differencing orde ke-. Seelah di differencing diperoleh plo ime series, ACFdan PACF seperi pada Gambar 4 dan Gambar. diff_ SBI Time Series Plo of diff_ SBI 4 Gambar 4 Plo Time series Differencing Suku Bunga SBI 0 6 6

3 Auocorrelaion Parial Auocorrelaion Auocorrelaion Funcion for diff_ SBI (wih % significance limis for he auocorrelaions) 0 0 Parial Auocorrelaion Funcion for diff_ SBI (wih % significance limis for he parial auocorrelaions) Gambar Plo ACF dan PACF Differencing Suku Bunga SBI Pada Gambar 4 plo ime series erliha bahwa daa sudah sasioner, baik dalam mean maupun varian. Dengan meliha plo ACF dan PACF pada Gambar, maka dapa di duga model awal unuk dere inpu suku bunga SBI adalah ARIMA (,,). Selanjunya dilakukan pengujian signifikansi parameer dengan saisik uji dengan % Hipoesis : H : Esimasi parameer 0 H : Esimasi parameer 0 Saisik Uji :.,.99 H diolak jika aau menggunakan nilai P-value, maka H diolak jika arinya parameer model signifikan. Tabel Uji signifikansi parameer ARIMA (,,) Parameer Esimasi SE hiung P-Value Berdasarkan Tabel hasil uji signifikasi paramaer dapa disimpulkan bahwa pada model ARIMA (,,) parameernya idak signifikan. Asumsi yang harus dipenuhi dalam menenukan model yang sesuai, yaiu residual bersifa whie noise dan berdisribusi normal. Pengujian residual independen dilakukan dengan uji Ljung-Box. Hipoesis: H 0 H minimal ada sau 0, dimana,, Saisik uji Ljung-Box : ,., 9. H dierima jika., aau arinya residual whie noise. Tabel Uji residual ARIMA(,,) Q, P value Pengujian asumsi residual berdisribusi normal menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hipoesis : H 0 : ( e i berdisribusi normal) H : ( e i idak berdisirbusi normal) Saisik uji : D = Sup S ( x) F0 ( x) = 89 x,., H 0 dierima jika., aau arinya residual berdisribusi normal. Percen Probabiliy Plo of Residual SBI Normal 00 Residual SBI 0 0 Mean 00 SDev 06 N KS 4 P-Value > Gambar 6 Plo Kenormalan Residual Suku Bunga SBI Unuk memilih model yang erbaik, langkah selanjunya adalah overfiing dengan memilih parameer yang signifikan, memenuhi asumsi whie noise, berdisribusi normal dan mempunyai nilai AIC dan SBC yang erkecil. Tabel 3 Hasil overfiing Model ARIMA Suku Bunga SBI Model Para- Whie Normal AIC SBC ARIMA meer Noise (,,) dk sign ya normal (,,0) sign ya normal (0,,) sign ya normal (,,[4]) sign ya normal (,,[]) sign ya normal ([4],,) sign ya normal Dari Tabel 3 hasil overfiing menunjukkan bahwa model ARIMA ([4],,) merupakan model yang erbaik unuk variabel inpu suku bunga SBI. Secara maemais, model ARIMA dapa diulis dengan : Dengan cara yang sama pada variabel posisi jumlah deposio berjangka, didapa model ARIMA ([3],,[9]) dan dapa diulis: Dengan cara yang sama pada variabel kurs rupiah erhadap USD, didapa model ARIMA (,,).

4 06 89 Dengan cara yang sama pada variabel ingka bunga deposio, didapa model ARIMA ([],,[6]). 8 8 Dengan cara yang sama pada variabel perubahan inflasi, didapa model ARIMA (,,[,6]) (9) B. Dere oupu (indeks harga saham) Berdasarkan Gambar erliha daa HMSP belum sasioner dalam mean dan varian, maka diransformasi ln dan di differencing orde ke-. HMSP diff_ HMSP Time Series Plo of HMSP Gambar Plo Time series HMSP Time Series Plo of diff_ HMSP Gambar 8 Plo Time series Differencing HMSP Auocorrelaion Parial Auocorrelaion Auocorrelaion Funcion for diff_ HMSP (wih % significance limis for he auocorrelaions) 0 Parial Auocorrelaion Funcion for diff_ HMSP (wih % significance limis for he parial auocorrelaions) 0 Gambar 9 Plo ACF dan PACF Differencing HMSP Berdasarkan Gambar 8 dan Gambar 9 erliha bahwa daa sudah sasioner. Apapun model yang dimiliki oleh dere oupu, pada akhirnya dere oupu ini akan dimodelkan sama dengan model dere inpunya yaiu suku bunga SBI, posisi jumlah deposio berjangka, kurs, ingka bunga deposio dan perubahan inflasi.. Prewhiening dere inpu (α ) Model prewhiening dere inpu suku bunga SBI adalah :.. (0) Model prewhiening dere inpu posisi jumlah deposio berjangka adalah:.. () Model prewhiening dere inpu kurs rupiah erhadap USD adalah:.. () Model prewhiening dere inpu ingka bunga deposio adalah :.. (3) Model prewhiening dere inpu perubahan inflasi adalah :... (4) 3. Prewhiening dere oupu (β ) Prewhiening dere oupu dengan variabel inpu suku bunga SBI menghasilkan persamaan beriku :.. () Prewhiening dere oupu dengan variabel inpu posisi jumlah deposio berjangka menghasilkan persamaan beriku :.. (6) Prewhiening dere oupu dengan variabel inpu kurs menghasilkan persamaan beriku :.. () Prewhiening dere oupu dengan variabel inpu ingka bunga deposio menghasilkan persamaan beriku :.. (8) prewhiening dere oupu dengan variabel inpu perubahan inflasi menghasilkan persamaan beriku :... (9) 4. Perhiungan Fungsi Korelasi Silang (CCF) dan Penenuan (r,s,b) Model Fungsi Transfer Dari plo CCF pada Gambar 0 anara HMSP dengan suku bunga SBI dapa dienukan bahwa nilai b=3, r=0, dan s=. Sehingga dapa dibenuk model awal fungsi ransfer yaiu: () Dari plo CCF pada Gambar anara HMSP dengan posisi jumlah deposio berjangka dapa

5 dienukan bahwa nilai b=, r=0, dan s=0. Sehingga dapa dibenuk model awal fungsi ransfer yaiu: () Covariance Correlaion E E * E E 8.84 ******. 4.80E *****.63E 8 4. ****. 6.9E **..09E 8.89.**** E * E *. 0.03E 8.0. *. 4.3E E *** E E 8. ***. 3.E Gambar 0 Plo Crosscorrelaion HMSP dengan Suku Bunga SBI Covariance Correlaion ***** * ** *** * *** ** * * ** * ** *. Gambar Plo Crosscorrelaion HMSP dengan Posisi Jumlah Deposio Berjangka Dari plo CCF pada Gambar anara HMSP dengan kurs rupiah erhadap USD dapa dienukan bahwa nilai b=, r=0, dan s=0. Sehingga dapa dibenuk model awal fungsi ransfer yaiu: () Covariance Correlaion * * *** ***** ** ******* * **** **. Gambar Plo Crosscorrelaion HMSP dengan Kurs Rupiah erhadap USD Sedangkan dari plo CCF pada Gambar 3 anara HMSP dengan ingka bunga deposio dapa dienukan bahwa nilai b=0, r=0, s=0. Sehingga dapa dibenuk model awal fungsi ransfer yaiu: (3) Covariance Correlaion * ***..936E ** * *** **** ** *** * *** *** *. Gambar 3 Plo Crosscorrelaion HMSP dengan Tingka Bunga Deposio Sedangkan dari plo CCF pada Gambar 4 anara HMSP dengan perubahan inflasi dapa dienukan bahwa nilai b=, r=0, s=. Sehingga dapa dibenuk model awal fungsi ransfer yaiu: (4) Unuk fungsi ransfer muli inpu diliha dari plo CCF pada Gambar 3 anara HMSP dengan ingka bunga deposio dapa dienukan bahwa nilai b=9, r=0, s=0 dan pada Gambar 4 anara HMSP dengan perubahan inflasi dapa dienukan bahwa nilai b=, r=0, s=0. Sehingga dapa dibenuk model awal fungsi ransfer yaiu: () Covariance Correlaion ***** ***** * **. 4. * *** * *** *** **** * **** **** * **. "." marks wo sandard errors Gambar 4 Plo Crosscorrelaion HMSP dengan Perubahan Inflasi. Idenifikasi Dere Noise (, ) Pada Gambar plo ACF dan PACF dapa diduga model ARIMA dere noise dari fungsi ransfer dengan variabel inpu suku bunga SBI adalah ARIMA (0,0,). Secara maemais, model ersebu dapa diulis dengan : (6) Auocorrelaion Plo of Residuals Cov Corr Sd Error 0.E 8.00 ******************** 0 6.E 9.48 ********** E 0 3. * E 9.. ***. 4.64E ** E 0 6. * E 9.3. ***. 33.3E 9. ** E 9.. ** E 9. ** E E ** E 9 8. ** E ** E ****. 8.E 9.6. ***. 466 Parial Auocorrelaions Correlaion **********. 4 *****. 3 4 ******* ****. 90. * *** *** ** *** ** *** * Gambar Plo ACF dan PACF residual HMSP dengan Suku Bunga SBI Dengan cara yang sama pada variabel posisi jumlah deposio berjangka, didapa model ARIMA (0,0,0). () Dengan cara yang sama pada variabel kurs rupiah erhadap USD, didapa model ARIMA (0,0,). ()

6 Dengan cara yang sama pada variabel ingka bunga deposio, didapa model ARIMA (,0,). (9) Dengan cara yang sama pada variabel perubahan inflasi, didapa model ARIMA ([,],0,0). () Dengan cara yang sama pada fungsi ransfer muli inpu, didapa model ARIMA (0,0,4). Secara maemais dapa diulis: (3) Pada ahap penaksiran parameer model fungsi ransfer digunakan Condiional Leas squares. Tabel 4 Hasil Esimasi Parameer Model Fungsi Transfer dengan Inpu Suku Bunga SBI Parameer Esimasi SE hi P-Value < <.000 Berdasarkan Tabel 4 hasil uji signifikasi paramaer dapa disimpulkan bahwa pada model fungsi ransfer semua parameernya signifikan. Sehingga didapa model fungsi ransfer dengan inpu suku bunga SBI sebagai beriku: (3) dengan dan Dengan cara yang sama unuk variabel inpu posisi jumlah deposio berjangka didapa model fungsi ransfer sebagai beriku: 333 (33) dengan dan Dengan cara yang sama unuk variabel inpu kurs rupiah erhadap USD didapa model fungsi ransfer sebagai beriku: (34) Dengan cara yang sama unuk variabel inpu suku bunga deposio didapa model fungsi ransfer sebagai beriku: 9.. () dengan ln dan ln Dengan cara yang sama unuk variabel inpu perubahan inflasi didapa model fungsi ransfer sebagai beriku: (36) dengan ln dan ln 6 Dengan cara yang sama didapa model fungsi ransfer muli inpu sebagai beriku: (3) dengan ln, ln dan ln Pada ahap pemeriksaan diagnosik model fungsi ransfer yang dilakukan adalah:. Pengujian Residual bersifa Whie Noise A. Pemeriksaan Auokorelasi Residual Model Berdasarkan Tabel erliha bahwa P-value> sehingga dapa disimpulkan bahwa residual model fungsi ransfer dengan variabel inpu suku bunga SBI whie noise. Tabel Uji Whie Noise Residual Model Fungsi Transfer dengan Inpu Suku Bunga SBI Q, P value Dengan cara yang sama unuk residual fungsi ransfer dengan variabel inpu posisi jumlah deposio berjangka, kurs rupiah erhadap USD, suku bunga deposio, perubahan inflasi dan residual fungsi ransfer muli inpu adalah whie noise. B. Pemeriksaan Crosscorrelaion dere inpu yang elah dipuihkan dengan residual model Tabel 6 Nilai Chi-Square Crosscorrelaion anara dan Q, P value Berdasarkan Tabel 6 erliha bahwa P-value> sehingga dapa disimpulkan bahwa anara dere inpu yang elah dipuihkan ( ) dengan nilai residual ( ) independen. Dengan cara yang sama anara dan independen, anara dan independen, anara dan independen, anara dan independen. Dengan cara yang sama pada pemeriksaan crosscorrelaion anara dan unuk model fungsi ransfer muli inpu anara dan independen, anara dan independen.. Pengujian Residual Berdisribusi Normal Pengujian asumsi disribusi normal dapa dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov. MAPE unuk model fungsi ransfer dengan variabel inpu suku bunga SBI sebesar 3.4%, dengan inpu posisi jumlah deposio berjangka sebesar.%, dengan inpu kurs sebesar 9.%, dengan inpu ingka bunga deposio sebesar 9.09%, dengan inpu perubahan inflasi sebesar 33.3%, dengan inpu ingak bunga deposio dan perubahan inflasi sebesar.9%.

7 Percen Probabiliy Plo of Residual SBI-HMSP Normal Residual SBI-HMSP Mean SDev N 6 KS 90 P-Value > Gambar 6 Plo Normal Residual HMSP - Suku Bunga SBI Model fungsi ransfer yang memiliki MAPE erkecil adalah dengan variabel inpu posisi jumlah deposio berjangka sehingga model ini merupakan model erbaik dan digunakan unuk meramalkan indeks harga saham PT HM Sampoerna seperi pada Tabel. Tabel Hasil Peramalan HMSP Menggunakan Fungsi Transfer dengan Inpu Posisi Jumlah Deposio Berjangka Selang Kepercayaan Bulan Akual Ramalan Sandard 9% Deviasi Baas Baas Bawah Aas Ok Nov Des Jan Karena pada ahap idenifikasi daa posisi jumlah deposio berjangka dilakukan ransformasi maka hasil ramalan harus dikuadrakan sehingga ramalan indeks harga saham PT HM Sampoerna bulan Januari 0 sebesar.9. Pada idenifikasi adanya proses ARCH- GARCH yang dilakukan adalah pengujian adanya proses ARCH-GARCH menggunakan uji Ljung Box, LM dan meliha ACF dan PACF. Tabel 8 Uji Ljung Box dan LM Posisi Jumlah Deposio Berjangka Q LM Diliha dari Tabel 8 bahwa P value> berari kuadra residual posisi jumlah deposio berjangka idak erdapa unsur heeroskedasis. Teapi pada Gambar plo ACF dan PACF erdapa lag yang signifikan yaiu lag ke-4, sehingga diduga kuadra residual dari posisi jumlah deposio berjangka erdapa unsur heerokedasisias. Auocorrelaions Cov Corr Sd Error ******************** **** ***** * ***** * * **** *** *** *** ** ** ** ** ** ** ** Parial Auocorrelaions Correlaion **** **** ****. 0.. ** ***. 0.. *** ** * *. 9. * ** * ** ***. 9. **. Gambar Plo ACF dan Plo PACF Kuadra Residual Posisi Jumlah Deposio Berjangka Tahap selanjunya adalah esimasi dan pengujian parameer model ARCH-GARCH. Esimasi parameer dilakukan dengan menggunakan Maximum Likelihood. Tabel 9 Esimasi Parameer Model ARCH(4) Posisi Jumlah Deposio Berjangka Parameer Esimasi SE hi P-Value Berdasarkan Tabel 9 erliha bahwa P-value< sehingga semua parameernya signifikan dan didapakan model unuk varian sebagai beriku: (38) Seelah mendapakan model yang signifikan, model ersebu digunakan unuk meramalkan varian pada beberapa periode mendaang menggunakan ARCH-GARCH. Hasil peramalan varian adalah sebagai beriku: Tabel 0 Hasil Peramalan Varian dari Kuadra Residual Posisi Jumlah Deposio Berjangka Bulan Ramalan Sandar Deviasi Selang Kepercayaan 9% Baas Baas Aas Bawah Ok Nov Des Jan Dari Tabel 4.0 erliha bahwa sandard deviasi dengan mengunakan ARCH-GARCH lebih kecil dibandingkan dengan sandard deviasi menggunakan fungsi ransfer, sehingga dengan memodelkan varian akan menghasilkan selang kepercayaan yang lebih sempi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil peramalan akan mendapakan hasil yang lebih baik jika variance model juga diperimbangkan.

8 . PENUTUP Dari analisa daa dan pembahasan dapa diarik kesimpulan :. Mean model menggunakan fungsi ransfer dengan inpu posisi jumlah deposio adalah: dengan dan Dari hasil model fungsi ransfer ersebu dapa diarikan bahwa indeks harga saham PT HM Sampoerna Tbk pada waku ke- dipengaruhi oleh indeks harga saham sau bulan sebelumnya (-), posisi jumlah deposio berjangka sau sampai dua bulan sebelumnya {(-), (-)}, dan nilai residual ke-.. Variance model menggunakan ARCH-GARCH unuk posisi jumlah deposio berjangka sebagai beriku: Dari hasil model ARCH-GARCH ersebu dapa diarikan bahwa varian dari indeks harga saham PT HM Sampoerna Tbk pada waku ke- dipengaruhi oleh kuadra residual empa bulan sebelumnya (-4). 3. Hasil ramalan indeks harga saham PT HM Sampoerna dengan inpu posisi jumlah deposio berjangka unuk bulan Januari 0 sebesar.9. Hasil peramalan akan mendapakan hasil yang lebih baik jika variance model juga diperimbangkan. Saran yang dapa diberikan pada peneliian berikunya adalah :. Digunakan inpu yang lebih banyak dan variabel yang mungkin diduga sanga berpengaruh agar mendapakan nilai ramalan yang lebih baik dari model sebelumnya.. Memperimbangkan fakor eksernal seperi kondisi poliik dan sosial agar hasil peramalan lebih mendekai akual. 3. Menggunakan daa harian unuk indeks harga saham agar memperkecil error. IHSG di Bursa Efek Surabaya. Jurusan Ilmu Ekonomi dan Sudi Pembangunan Universias Airlangga. Surabaya. [] Indonesia Sock Exchange. 08. Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia. Jakara: IDX. [6] Makridakis, S., Wheelwrigh S.C., dan McGee V.E Meode dan Aplikasi Peramalan. Dierjemahkan oleh Sumino, H. Jakara: Binarupa Aksara. [] Sulisiyawai, D. 04. Analisis Fungsi Transfer Muli Inpu dan Arch-Garch pada Daa Indeks Harga Saham PT HM Sampoerna. Jurusan Saisika ITS. Surabaya. [8] Tsay, R. S. 0. Analysis of Financial Time Series. Unied Sae of America: John Wiley and Sons. [9] Wei, W. W. S Time Series Analysis :Univariae and Mulivariae Mehods. Unied Sae of America: Addison-Wesley Publishing Company. DAFTAR PUSTAKA [] Ang, R. 99. Buku Pinar Pasar Modal Indonesia. Firs Ediion. Indonesia : Mediasof Indonesia. [] Bank Indonesia Saisik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Jakara : Bank Indonesia. [3] Bollerslev Generalized Auoregressive Condiional Heeroskedasiciy. Journal of Economerics 3: -3. Norh-Holland. [4] Harono, A Pengaruh Perubahan Suku Bunga Deposio Berjangka, Spread Suku Bunga Perbankan, Posisi Jumlah Deposio Berjangka, Nilai Tukar dan Giro erhadap 8

Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. : Nesia Brilliana I.P NRP :

Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. : Nesia Brilliana I.P NRP : Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Nama : Nesia Brilliana I.P NRP : 20800023 Jurusan : Maemaika Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M. Kes Pemberian pupuk

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA Oleh : Liviani Nursia 307030040 Dosen Pembimbing: Dr. Brodjol Suijo S.U, MSi Laar Belakang

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014 JEKT Model ARIMAX Dan Deeksi GARCH Unuk Peramalan Inflasi Koa Denpasar Tahun 2014 Rukini *) Badan Pusa Saisik Provinsi Bali ABSTRAK pemerinah dalam mengambil kebijakan unuk menjaga sabilias moneer di masa

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR S - 27 Rukini, Suharono2 2,2 Jurusan Saisika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA TUJUAN SURABAYA BALIKPAPAN DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA TUJUAN SURABAYA BALIKPAPAN DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA TUJUAN SURABAYA BALIKPAPAN DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Joko Ariyadi (308 030 060) Pembimbing : Drs. Brodjol Suijo Suprih Ulama, M.Si Laar Belakang 2 Laar

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Pengunjung Domestik dan Mancanegara di Maharani Zoo & Goa Menggunakan ARIMA Box - Jenkins

Peramalan Jumlah Pengunjung Domestik dan Mancanegara di Maharani Zoo & Goa Menggunakan ARIMA Box - Jenkins Peramalan Jumlah Pengunjung Domesik dan Mancanegara di Maharani oo & Goa Menggunakan ARIMA Box - Jenkins Vivi Kusuma Sulisyawai (3030085) Dosen Pembimbing Dr. Irhamah, S.Si.,M.Si Laar Belakang Rumusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING Nama: Zahroh Aiqoh 05 00 0 Dosen Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes Drs. Sulisiyo, MT Jurusan Maemaika

Lebih terperinci

Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk

Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk Oleh : Dwi Hapsari K (1306 100 015) Dosen Pembimbing : Dra. Karika Firiasari, M.Si 1 Pendahuluan Laar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting. METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA (INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY TO CAPTURE

Lebih terperinci

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. untuk Analisis Peramalan Data Ekspor Non Migas Indonesia Di Sektor Pertanian, Sektor Perindustrian dan Sektor

TUGAS AKHIR. untuk Analisis Peramalan Data Ekspor Non Migas Indonesia Di Sektor Pertanian, Sektor Perindustrian dan Sektor TUGAS AKHIR Pendekaan Meode ARIMA Box Jenkins unuk Analisis Peramalan Daa Ekspor Non Migas Indonesia Di Sekor Peranian, Sekor Perindusrian dan Sekor Nurul Laifa Perambangan 307 030 70 Dosen pembimbing

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Jumlah Permintaan Kerudung di Industri Kecil Kerudung Arin di Surabaya dengan Metode Variasi Kalender

Analisis Peramalan Jumlah Permintaan Kerudung di Industri Kecil Kerudung Arin di Surabaya dengan Metode Variasi Kalender Analisis Peramalan Jumlah Perminaan Kerudung di Indusri Kecil Kerudung Arin di Surabaya dengan Meode Variasi Kalender Disusun oleh : Sely Enggar Rusiano 307 030 030 Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, M.Si

Lebih terperinci

99.9. Percent maka H 0 diterima, berarti residual normal

99.9. Percent maka H 0 diterima, berarti residual normal Uji residual white noise 2 Lag Q P value 6 3.5 9.49 0.5330 2 6.6 8.3 0.803 8 9.8 26.30 0.9059 24 9.3 33.92 0.6374 K p q Uji residual berdistribusi normal Percent 99.9 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 0 5

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Forcasing Inflaion Using Muliple Inpu Transfer Funcion Model Novi Adisia, Sri Wahyuningsih, dan Rio Goeanoro 3 Laboraorium Saisika Terapan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER. Muflih Rori Putra Harahap

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER. Muflih Rori Putra Harahap ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI KABUPATEN NGAWI DENGAN ARIMA DAN VARIASI KALENDER Muflih Rori Pura Harahap 30 00 052 Pembimbing : Dr. Drs. Agus Suharsono, M.S. LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

Lebih terperinci

metodologi penelitian

metodologi penelitian pendahuluan injauan pusaka meodologi peneliian hasil dan pembahasan kesimpulan Pusaka Meodologi Peningkaan Energi lisrik Kebuuhan energi lisrik Pengembangan sisem energi lisrik Peramalan beban lisrik Slide

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Penataran Tujuan Surabaya-Malang

Analisis Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Penataran Tujuan Surabaya-Malang Analisis Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Api Penaaran Tujuan Surabaya-Malang Oleh. Andria Prima Diago 08.00.0 Dosen Pembimbing. r. Dwiamono Agus, M.komp Andria Prima Diago 08.00.0 nsiu Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN KOMBINASI TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN DARAH DI SURABAYA (STUDI KASUS:

ANALISIS PERAMALAN KOMBINASI TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN DARAH DI SURABAYA (STUDI KASUS: ANALISIS PERAMALAN KOMBINASI TERHADAP JUMLAH PERMINTAAN DARAH DI SURABAYA (STUDI KASUS: UDD PMI KOTA SURABAYA) Oleh: Winda Eka Febriana (0500) Pembimbing: Ir. Dwiamono Agus W., MIKom . LATAR BELAKANG DARAH

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN IndoMS Journal on Saisics Vol., No. (04), Page 7-37 PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN Dinda Ariska Wulandari,

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function)

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function) DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Sudi Aplikasi Model Inervensi dengan Sep Funcion) S-3 Kismianini dan Dhoriva Urwaul Wusqa Jurusan Pendidikan Maemaika

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG ISSN: 9-54 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor, Tahun 05, Halaman 6-60 Online di: hp://eournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES

(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES PROSIDING ISSN : 087-590. Seminar Nasional Saisika November 0 Vol, November 0 (T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES Yahya Ubaid ), Budi Nurani R. ), Mulyana K. 3) )Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH

PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH Vol.. No., 03 PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH Ari Pani Desvina, Sari Marlinda, Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT DAN APLIKASINYA UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT DAN APLIKASINYA UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT DAN APLIKASINYA UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Negeri Yogyakara unuk memenuhi

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG PANTAI KENJERAN SURABAYA MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG PANTAI KENJERAN SURABAYA MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN JUMLAH PENGUNJUNG PANTAI KENJERAN SURABAYA MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS Puri Handayani NRP 1314 030 112 Dosen Pembimbing Dr. Brodjol Suijo Suprih Ulama, M.Si. Deparemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

PERAMALAN KONSUMSI LISTRIK PADA SEGMEN RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR

PERAMALAN KONSUMSI LISTRIK PADA SEGMEN RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN KONSUMSI LISTRIK PADA SEGMEN RUMAH TANGGA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR SARIRAZTY DWIJANTARI NRP 1314 030 010 Dosen Pembimbing Dr. Wahyu Wibowo, S.Si., M.Si DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Faktor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekatan Time Series Klasik dan ANFIS

Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Faktor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekatan Time Series Klasik dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 4, No., () 2337-3 (2-928X Prin) D-67 Peramalan Inflasi Nasional Berdasarkan Fakor Ekonomi Makro Menggunakan Pendekaan ime Series Klasik dan ANFIS Clara Agusin Sephani, Agus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) ARIMA (Auoregressive Inegraed Moving Average) I. Prinsip Dasar dan Tujuan Analisis. Prinsip Dasar ARIMA sering juga disebu meode runun waku Box-Jenkins. ARIMA sanga baik keepaannya unuk peramalan jangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir BAB III METODE PENELITIAN Peneliian ini diujukan unuk membukikan adanya hubungan dan pengaruh dari nilai ukar Rupiah erhadap Dollar Amerika Serika (exchange rae),

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY Hermansah Program Sudi Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan

Lebih terperinci

PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA

PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA Maskur Efendi ), Widandi Soeopo 2), Piojo Tri Juwono 2) ) Mahasiswa Magiser

Lebih terperinci

PERAMALAN VOLUME PENJUALAN KEDELAI PT. X MENGGUNAKAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN VOLUME PENJUALAN KEDELAI PT. X MENGGUNAKAN METODE ARIMA BOX-JENKINS TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN VOLUME PENJUALAN KEDELAI PT. X MENGGUNAKAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Affanda Abdul Hakim Aminullah NRP 1314 030 048 Dosen Pembimbing : Dr. Brodjol Suijo S.U., M.Si Deparemen

Lebih terperinci

Pemodelan Volatilitas Saham Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Algoritma Genetika

Pemodelan Volatilitas Saham Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Algoritma Genetika Pemodelan Volailias Saham Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan dan Algorima Geneika Hasbi Yasin 1 1 Jurusan Saisika Undip, hasbiyasin@undip.ac.id Absrak. Flukuasi yang besar dan idak pasi dalam peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan) Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 1 Agusus 2009 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Sudi Kasus: PT

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI LULIK PRESDITA W 1207 100 002 APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI 1 Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes BAB I PENDAHULUAN 2 LATAR BELAKANG 1. Stabilitas ekonomi dapat dilihat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA PEMODELAN TRAFIK GSM DI AREA SURABAYA MENGGUNAKAN METODE ARIMA Fadil Rahman Hakim, Dr. Ir. Achmad Mauludiyano, MT. Program Sudi Telekomunikasi Mulimedia Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknologi Indusri

Lebih terperinci

Peramalan Kebutuhan Premium dengan Metode ARIMAX untuk Optimasi Persediaan di Wilayah TBBM Madiun

Peramalan Kebutuhan Premium dengan Metode ARIMAX untuk Optimasi Persediaan di Wilayah TBBM Madiun Peramalan Kebuuhan Premium dengan Meode ARIMAX unuk Opimasi Persediaan di Wilayah TBBM Madiun Oleh: Nindia Sekar Dini 1308100088 Pembimbing: Drs. Haryono, MSIE Dr. Suharono 1 Ouline Pendahuluan Tinjauan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (GARCH) DALAM PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR TERHADAP RUPIAH

PENERAPAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (GARCH) DALAM PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR TERHADAP RUPIAH Penerapan Model Generalized Auoregressive Condiional Heeroscedasic (Garch) PENERAPAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTIC (GARCH) DALAM PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR TERHADAP RUPIAH

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN FUNGSI TRANSFER PADA PERAMALAN CURAH HUJAN KABUPATEN WONOSOBO

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN FUNGSI TRANSFER PADA PERAMALAN CURAH HUJAN KABUPATEN WONOSOBO PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN FUNGSI TRANSFER PADA PERAMALAN CURAH HUJAN KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Disusun Oleh : SITI LIS INA ATUL HIDAYAH 24010211120006 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL FUNGSI TRANSFER DAN ARIMA STUDI KASUS MODEL ANTARA CURAH HUJAN DENGAN KELEMBABAN UDARA

PERBANDINGAN MODEL FUNGSI TRANSFER DAN ARIMA STUDI KASUS MODEL ANTARA CURAH HUJAN DENGAN KELEMBABAN UDARA PERBANDINGAN MODEL FUNGSI TRANSFER DAN ARIMA STUDI KASUS MODEL ANTARA CURAH HUJAN DENGAN KELEMBABAN UDARA Skripsi Sebagai Salah Sau Syara Unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Fakulas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network D-378 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (26) 2337-3520 (23-928X Prin) Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Plaform MK di PT X Menggunakan Meode ARIMA, Neural Nework, dan Hibrida ARIMA-Neural

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI EKSPOR NON MIGAS SEKTOR PERINDUSTRIAN DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN NILAI EKSPOR NON MIGAS SEKTOR PERINDUSTRIAN DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN NILAI EKSPOR NON MIGAS SEKTOR PERINDUSTRIAN DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN ARIMA BOX-JENKINS Mohammad Fariq NRP 1314 030 015 Dosen Pembimbing Dra. Sri Mumpuni Renaningsih,

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMAH MOBIL PRIBADI YANG BERADA DI KOTA SURABAYA

PERAMALAN JUMAH MOBIL PRIBADI YANG BERADA DI KOTA SURABAYA TUGAS AKHIR SS 145561 PERAMALAN JUMAH MOBIL PRIBADI YANG BERADA DI KOTA SURABAYA RIZKI FEBRIASTO NRP 1314 030 102 Dosen Pembimbing Dr. Wahyu Wibowo, S.Si., M.Si DEPARTEMEN STATISTIKA BISNIS Fakulas Vokasi

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA

PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA Leopoldus Ricky Sasongko, Lydia Ninuk Rahayu, dan Alberh Roy Koa 3,,3 Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN ANALISIS FUNGSI TRANSFER

PENENTUAN MODEL INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN ANALISIS FUNGSI TRANSFER Jurnal Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokeran, dan Ilmu Kesehaan Vol., No., Okober 07: hlm 97-07 ISSN 579-640 (Versi Ceak) ISSN-L 579-640 (Versi Elekronik) PENENTUAN MODEL INDEKS HARGA SAHAM GAUNGAN

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN ANALISIS FUNGSI TRANSFER

PENENTUAN MODEL INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN ANALISIS FUNGSI TRANSFER Sains, Teknologi, Kedokeran, dan Ilmu Kesehaan Vol., No., Aril 07: hlm 8-8 ISSN 579-640 (Versi Ceak) ISSN-L 579-640 (Versi Elekronik) PENENTUAN MODEL INDEKS HARGA SAHAM GAUNGAN (IHSG) MENGGUNAKAN ANALISIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA UNTUK KANAL HF LINK MALANG - SURABAYA

PEMODELAN ARIMA UNTUK KANAL HF LINK MALANG - SURABAYA PEMODELAN ARIMA UNTUK KANAL HF LINK MALANG - SURABAYA Lissa Rosdiana Noer, Achmad Mauludiyano. Program Sudi Telekomunikasi Mulimedia Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknologi Indusri Insiu Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Contagions Effect Kurs 5 Negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Menggunakan Vector Autoregressive (VAR)

Contagions Effect Kurs 5 Negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Menggunakan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No., (203) 2337-3520 (230-928X Prin) D-8 Conagions Effec Kurs 5 Negara ASEAN (Associaion of Souheas Asian Naions) Menggunakan Vecor Auoregressive (VAR) Mirna Chairany,

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH KEBERANGKATAN PENUMPANG PELAYARAN DALAM NEGERI DARI PELABUHAN TANJUNG PERAK MENGGUNAKAN ARIMA-BOX JENKINS

PERAMALAN JUMLAH KEBERANGKATAN PENUMPANG PELAYARAN DALAM NEGERI DARI PELABUHAN TANJUNG PERAK MENGGUNAKAN ARIMA-BOX JENKINS TUGAS AKHIR SS 4556 PERAMALAN JUMLAH KEBERANGKATAN PENUMPANG PELAYARAN DALAM NEGERI DARI PELABUHAN TANJUNG PERAK MENGGUNAKAN ARIMA-BOX JENKINS Nina Fannani NRP 34 030 02 Dosen Pembimbing Dr. Wahyu Wibowo,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Pendekatan Fungsi Transfer Sebagai Input Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) dalam Peramalan Kecepatan Angin Rata-Rata Harian di Sumenep

Pendekatan Fungsi Transfer Sebagai Input Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) dalam Peramalan Kecepatan Angin Rata-Rata Harian di Sumenep JURNL SINS DN SENI ITS Vol., No., (Sep. 0 ISSN: 0-9 D- Pendekaan Fungsi Transer Sebagai Inpu dapive Neuro-Fuzzy Inerence Sysem (NFIS dalam Peramalan Kecepaan ngin Raa-Raa Harian di Sumenep Yulia Nurviasari

Lebih terperinci

PROSES AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA

PROSES AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA PROSES AUOREGRESSIVE CONDIIONAL HEEROSCEDASICIY DENGAN DUGAAN VARIANSI INFLASI INDONESIA Rianiai Monica, Suyono, dan Vera Maya Sani Jurusan Maemaika FMIPA UNJ Absrak Model-model runun waku konvensional,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DENGAN PENAMBAHAN OUTLIER.

ANALISIS DATA INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) DENGAN PENAMBAHAN OUTLIER. Analisis Daa (Supari) ANALISIS DAA INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL AUOREGRESSIVE INEGRAED MOVING AVERAGE (ARIMA) DENGAN PENAMBAHAN OULIER Supari 1 dan Alfi Faridaus Sa adah 2 1 Saf Pengajar Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

MAKALAH TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI MODEL ARIMA BOX-JENKINS

MAKALAH TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI MODEL ARIMA BOX-JENKINS 1. Pendahuluan MAKALAH TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI MODEL ARIMA BOX-JENKINS CAMPURAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh : Febriana Dwi P. (1306 100 011) Dosen Pembimbing I : Dr. Irhamah, S.Si,

Lebih terperinci

PENDEKATAN PERAMALAN TINGKAT KONSUMSI MINYAK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS

PENDEKATAN PERAMALAN TINGKAT KONSUMSI MINYAK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS PENDEKATAN PERAMALAN TINGKAT KONSUMSI MINYAK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS Ari Pani Desvina, Abdur Rahman Siddiq Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau E-mail:

Lebih terperinci

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan Jurnal Sains Maemaika dan Saisika, Vol. 4, No., Januari 8 ISSN 46-454 prin/issn 65-8663 online Penerapan Model ARCH/GARCH unuk Peramalan Nilai Tukar Peani Ari Pani Desvina, Inggrid Ocaviani Meijer, Jurusan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suau kegiaan dalam memperkirakan aau kegiaan ang melipui pembuaan perencanaan di masa ang akan daang dengan menggunakan daa masa lalu dan daa masa

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BOX-JENKINS UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUSKA RIAU

PENERAPAN METODE BOX-JENKINS UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUSKA RIAU Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol., No., Desember 4, pp. 8 89 ISSN 693-39 prin/issn 47-939 online PENERAPAN METODE BOX-JENKINS UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUSKA RIAU

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMAX DAN NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN DAN DASAR PERENCANAAN INVESTASI NET ASSET VALUE (NAV) EQUITY DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

PEMODELAN ARIMAX DAN NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN DAN DASAR PERENCANAAN INVESTASI NET ASSET VALUE (NAV) EQUITY DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE 90 Djojonegoro: PEMODELAN ARIMAX DAN NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN DAN PEMODELAN ARIMAX DAN NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN DAN DASAR PERENCANAAN INVESTASI NET ASSET VALUE (NAV) EQUITY DI PT. PRUDENTIAL

Lebih terperinci

PEMODELAN VOLATILITAS DALAM ANALISIS DATA MAKROEKONOMI STUDI KASUS PADA INFLASI.

PEMODELAN VOLATILITAS DALAM ANALISIS DATA MAKROEKONOMI STUDI KASUS PADA INFLASI. Prosiding Seminar Nasional Peneliian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakulas MIPA, Universias Negeri Yogyakara, 16 Mei 29 PEMODELAN VOLATILITAS DALAM ANALISIS DATA MAKROEKONOMI STUDI KASUS PADA INFLASI.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PEKANBARU

PENERAPAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PEKANBARU Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol. 11, No., Juni, pp. 151-159 ISSN 93-3 prin/issn 07-0939 online PENERAPAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PEKANBARU 1 Ari Pani

Lebih terperinci

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function) 1

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function) 1 DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENS PREMUM TERHADAP ANGKA NFLAS D KOTA YOGYAKARTA (Sudi Aplikasi Model nervensi dengan Sep Funcion) Kismianini dan Dhoriva Urwaul Wusqa Jurusan Pendidikan Maemaika FMPA Universias

Lebih terperinci