PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN
|
|
- Sucianty Siska Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jrna Imiah Teknik Indstri Vo. No. Jni ISSN PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN Mchammad Abrori dan Rina Wahyningsih Abstrak: Matching is a part of graph theory that discss to make a pair that can be sed to soe many probems; one of them is the assignment probem. The assignment probem is to make a pair probem for n as the empoyees and for n as the dties therefore each empoyee gets one dty and each dty is gien exacty for each empoyee. The assignment probem can be soed by determining the matching in weighted bipartite graph throgh Hngarian Method. It can be determined from the aternating tree of a formed edge. If there is agmenting path that agmenting path is sed to form the more nmber of matching. If the formed path is aternating path therefore the process is abeing the new node nti finding the agmenting ertices. This matching is caed as the perfect matching with the nmber of maximm weighed side in weighted bipartite graphs. The rest matching is the sotion for the assignment probem by giing an empoyee with a dty. Keywords: matching graph assignment probem Hngarian method. PENDAHULUAN Sebah matching merpakan masaah mengenai mengawankan eemeneemen daam sebah himpnan dengan eemen-eemen daam himpnan yang ain. Sebah matching merpakan sbset M dari himpnan edge E sedemikian hingga tidak ada da edge yang incident ke sat erteks yang sama (Magn: ). Matching dapat diapiksikan daam banyak ha misanya identifikasi keasian tanda tangan penentan jadwa sosi marriage probem ata pemasangan antara aki-aki dengan perempan dan penyeesaian dari masaah pengasan (assignment probem). Penempatan awa task-task ke daam prosessor-prosessor dimana biaya dari sat pengasan merpakan fngsi tota wakt ekseksi dan tota wakt komnikasi sehingga diperoeh pengasan yang optima yait pengasan yang meminimmkan fngsi keda biaya tersebt (Venkateswaran: 99) merpakan contoh ain apikasi dari matching. Masaah pengasan merpakan permasaahan memasangkan n pegawai dan n tgas sedemikian sehingga setiap pegawai mendapatkan sat tgas dan tiap tgas diberikan tepat pada sat pegawai. Masaah pengasan dapat direpresentasikan daam bentk graf bipartit. Graf bipartit merpakan graf yang tidak memiiki cyce ganji oop dan dapat dipartisi menjadi da bagian himpnan simp yait V dan V dengan V mennjkkan himpnan pegawai sedangkan himpnan tgas ditnjkkan Jrsan Matematika Uniersitas Isam Negeri Snan Kaijaga Jn. Adi Scipto no. Jakarta E-mai : borymch@yahoo.com Jrsan Matematika Uniersitas Isam Negeri Snan Kaijaga Jn. Adi Scipto no. Jakarta Naskah diterima: Desember direisi: Maret disetji: Mei 9
2 Abrori & Wahyningsih/Penentan Matching Maksimm../ JITI ()Jni pp.(9-) dengan V. Sebah sisi graf menghbngkan sebah pegawai dengan tgas dapat diberi sebah bobot yang mennjkkan bobot ata niai pegawai terhadap tgas. Masaah pengasan dapat dicari hasi optimanya dengan cara menentkan matching maksimm pada graf bipartit berbobot. Matching maksimm pada sat graf bipartit berbobot adaah matching yang memiiki jmah bobot yang maksimm sehingga penentan matching maksimm pada graf bipartit berbobot bkan hanya sekedar mencari matching dengan kardinaitas terbanyak tetapi jga memperhatikan bobot yang termat pada sisi graf bipartit tersebt. Cara menentkan matching maksimm pada graf bipartit berbobot ini dapat diseesaikan menggnakan metode Hngarian. Sehingga tjan dari peneitian ini adaah ntk mendapatkan matching maksimm pada graf bipartit berbobot menggnakan metode Hngarian Metode Hngarian merpakan saah sat metode yang dignakan ntk menyeesaikan masaah pengasan. Ada da macam intrepretasi dari metode ini yait dengan menggnakan matrik dan graf bipartit berbobot. METODE PENELITIAN Peneitian dimai dengan mempeajari konsep dasar yang berkaitan dengan matching pada graf bipartit berbobot metode Hngarian dan masaah pengasan. Seanjtnya mermskan masaah pengasan daam bentk graf bipartit berbobot sehingga dapat diseesaikan menggnakan metode Hngarian. Sebah matrik kran x disajikan sebagai contoh kass peneitian (Howard Anton 987: 8). Matrik tersebt dibawa menjadi matrik pengasan dan direpresentasikan ke daam bentk graf bipartit berbobot kemdian dicari matching berbobot maksimmnya menggnakan metode Hngarian. MATCHING Definisi : Matching (Kocay dan Kreher : 9) Matching M adaah himpnan sisi sedemikian sehingga tidak terdapat da sisi pada M yang bertem pada simp yang sama. Banyaknya matching yang terdapat pada sat graf disebt kardinaitas matching dan diambangkan dengan M. Contoh: Sisi matching M pada graf G adaah sisi ( ) ( ) dan ( ) Terdapat da istiah simp pada matching:. Simp Satrated. Simp satrated adaah simp yang incident dengan sisi pada matching M. (Gondran dan Minox 98: 8) Contoh : simp 6. Simp Unsatrated. Simp nsatrated adaah simp yang tidak incident dengan setiap sisi pada matching M. (Gondran dan Minox 98: 8) Contoh : simp 8 dan
3 Jrna Imiah Teknik Indstri Vo. No. Jni ISSN Seain simp terdapat da istiah intasan pada matching yakni:. Lintasan Aternating. Lintasan aternating adaah intasan pada graf G yang sisisisinya bergantian antara matching dan bkan matching. (Gondran dan Minox 98: 8). Contoh: intasan Lintasan Agmenting. Lintasan agmenting adaah intasan aternating yang simp pangka dan simp jngnya adaah simp nsatrated (Gondran dan Minox 98: 8). Contoh : intasan Matching Maksimm M disebt matching maksimm jika G tidak memat matching M yang ain dengan M > M. (Bondy dan Mrty 976: 7) Contoh: Graf dengan matching yang bem maksimm Graf dengan matching yang maksimm Pohon Aternating Pohon adaah sebah graf terhbng yang mempnyai n bah simp (n-) sisi dan tidak mempnyai cyce (Same 8: 9). Sedangkan pohon aternating T merpakan pohon berakar di simp jika setiap intasan yang berawa di adaah intasan aternating-m (Chartrand dan Oeerman 99:69). Terdapat bentk pohon aternating dengan akar yakni:. Sema simp pada T kecai adaah simp satrated-m.. Pohon T memat sebah simp nsatrated-m seain simp Masaah Pengasan Masaah pengasan dapat dikeompokkan menjadi da yait :. Masaah minimisasi yait masaah pengasan yang mencari tota kergian minimm.. Masaah maksimasi yait masaah pengasan yang mencari tota kentngan maksimm.
4 Abrori & Wahyningsih/Penentan Matching Maksimm../ JITI ()Jni pp.(9-) Penyeesaian masaah pengasan sama artinya dengan menentkan -regar sbgraf pada graf bipartit G dengan kardinaitas maksimm. (Chatrand dan Oeerman 99: 6) Pada kondisi dimana peniaian menjadi pertimbangan maka ha ini dapat diseesaikan dengan menentkan sebah -regar sbgraf H pada graf berbobot G dengan penjmahan bobot sisi-sisi pada H sehingga G jga maksimm. (Chatrand dan Oeerman 99: 6) Penyeesaian Matching Maksimm dengan Metode Hngarian Teorema-teorema yang menjadi dasar daam penentan matching maksimm pada graf bipartit berbobot menggnakan metode Hngarian. (Berge 98: ) Misa M dan M adaah matching di graf G. Jika H adaah sbgraf perentang dari G dengan himpnan sisi E( H ) = M M = ( M M ) ( M M ) maka setiap komponen dari H akan mengikti saah sat dari tipe berikt:. Sebah simp terasing.. Sebah cyce genap dengan sisi bergantian antara M dan M. Sebah intasan dengan sisi saing bergantian antara M dan M sedemikian sehingga setiap simp terakhir dari intasan adaah simp nsatrated di M dan M tetapi bkan di kedanya. Istrasinya sebagai berikt: G : 6 e 7 e e e e 7 H : 6 e e 7 e e 7 H : 6 e e 7 e e 7 e e6 e e 6 e e6 Teorema: (Bondy dan Mrty 976: 7) H dan H adaah sbgraf perentang G Matching M di G adaah matching maksimm jika dan hanya jika G tidak memat intasan agmenting. Sebagai istrasi dari teorema ini diberikan graf G pada M = e e e adaah matching di G dan Gambar di bawah ini. Misakan { } 6 P : merpakan intasan agmenting-m maka M = { e e e e 7 } adaah matching yang diperoeh dengan agmenting-m sepanjang P dengan M = = M + Contoh : Agmenting-M sepanjang P e (a) e e e e e6 e (b) e e e e e e6 e
5 Jrna Imiah Teknik Indstri Vo. No. Jni ISSN Matching Maksimm pada Graf Bipartit Matching maksimm pada graf bipartit adaah banyaknya matching yang termat pada sat graf bipartit dengan kardinaitas yang maksimm. Misakan G merpakan graf bipartit dengan partisi ( X Y ). Jika S X maka persekitaran S adaah N ( S) yait simp-simp yang adjacent dengan simp di S. Teorema (Kocay dan Kreher : ) Misakan G adaah graf bipartit dengan partisi ( X Y ) maka G memat sebah matching yang memenhi setiap simp X jika dan hanya jika N( S) ntk setiap S X. Teorema ini membant daam penysnan pohon aternating. Chartrand dan Oeermann (99: 6) memberikan cara menysn pohon aternating yang berakar pada yait dengan menempatkan pada tingkatan dan sema simp K k yang adjacent dengan di G ditempatkan pada tingkatan dan simp dihbngkan pada simp i ( i k ). Misa i ntk i k. Simp K k ditempatkan pada tingkatan dan simp dihbngkan pada simp i ( i k ). Jika pohon aternating sdah terssn pada tingkatan genap (m genap) maka setiap simp ada tingkat m dignakan ntk mengji simp y adjacent. Simp y adaah simp di Y T yang adjacent pada sebah simp x di S. Jika y adaah simp satrated dengan yz M dimana z bkan termask pohon aternating sehingga simp y ditempatkan pada tingkatan m + dan z ditempatkan pada m + dengan demikian adjacent dengan y dan y adjacent dengan z dan akan terbentk pohon aternating seperti gambar (a) di bawah ini. Jika y adaah simp nsatrated maka pohon aternating dibangn dengan menambahkan simp y dan sisi xy sehingga didapat intasan agmenting dari simp ke simp y seperti gambar (b) di bawah ini. Dengan intasan agmenting ini dapat dibentk matching bar yang ebih besar. Contoh proses membangn pohon aternating (a) Tingkatan (b) M L L x L L m M L L x y m + y z m + S Ssnan pohon aternating berhenti jika tidak bisa menambah tingkatan pohon aternating ata intasan agmenting teah ditemkan. L
6 Abrori & Wahyningsih/Penentan Matching Maksimm../ JITI ()Jni pp.(9-) Setiap k-regar graf bipartit mempnyai matching semprna jika k >. Matching semprna pada graf bipartit menghasikan kardinaitasnya sebanyak V ( G) (Kocay dan Kreher : ) Matching Maksimm pada Graf Berbobot Matching maksimm pada graf berbobot merpakan matching yang memiiki jmah bobot sisi yang maksimm. (Chartrand dan Oeermann 99: 6). Matching dengan bobot maksimm bem tent memiiki kardinaitas maksimm. Contoh Matching berbobot maksimm dan matching maksimm: Matching Maksimm pada Graf Bipartit Berbobot Matching maksimm pada graf bipartit berbobot merpakan matching semprna dengan jmah bobot sisi yang maksimm pada graf bipartit berbobot. Misakan G adaah graf bipartit berbobot dengan partisi himpnan V dan V. Graf G adaah graf bipartit engkap berbobot yang memat G sebagai sbgraf. Misakan G memiiki partisi himpnan U dan U dengan U = U = maksimm { V V } dan V i termat di U i ntk i =. Misa x U dan y U jika wg ( xy) = wg ( xy) maka xy E( G) dan jika w G ( xy) = maka xy E( G). Jika M adaah matching semprna dengan jmah bobot maksimm di G V ( G) M E G adaah matching maksimm di G dengan kardinaitas. maka ( ) Peabean simp ata ( x) adaah fngsi niai rea dari himpnan simp V V ntk setiap V dan V ; ( ) + ( ) w( ) dimisakan ( ) = max w( ) ntk setiap V V ( ) = ntk setiap V maka adaah peabean simp di G dengan { E( G ) V V ( ) + ( ) w( ) } E = dan dan =
7 Jrna Imiah Teknik Indstri Vo. No. Jni ISSN Teorema (Chartrand dan Oeermann 99: 7) Jika adaah peabean simp pada graf bipartit engkap berbobot G. Misa H adaah sbgraf perentang dari G. Jika E memat matching semprna M maka M merpakan matching berbobot maksimm di G Metode Hngarian Berikt adaah metode hngarian ntk menentkan matching maksimm pada graf biparti berbobot. Misakan G adaah graf bipartit berbobot dengan partisi himpnan simp V dan V.. Langkah pertama adaah meakkan peabean simp.. Untk V ( ) = max w( ) V misa.. Untk V misa ( ) =.. H adaah sbgraf perentang dari G dengan himpnan sisi E... Misa G adaah graf dasar dari H.. Piih sembarang matching M di G. Jika mendapatkan matching maksimm di G dicari apakah G merpakan matching semprna maka menrt teorema di atas matching semprna tersebt adaah matching maksimm di G. Jika matching maksimm di G tersebt bkan matching semprna maka ssn sebah pohon aternating T yang berakar di simp nsatrated ntk menentkan peabean simp bar. Berikt merpakan angkah-angkah ntk menentkan sebah peabean simp bar... Jika setiap simp di V merpakan simp satrated di M maka M adaah matching maksimm di G dan proses berhenti. Jika tidak maka anjtkan... Misa x adaah simp nsatrated di V... Ssn pohon aternating dari M yang berakar di x. G Jika terdapat intasan agmenting-p di maka gantikan M dengan M = M E( P) ntk mendapatkan matching bar. Jika tidak memat intasan agmenting P dan T adaah pohon aternating dari M dengan akar x yang tidak dapat diperas agi di G maka peabean simp diganti dengan sebah peabean simp bar dengan sifat bahwa M dan T termat di graf dasar G dari H.. Menghitng peabean simp bar Misakan: m = minima { ( ) +( ) w( ) V ( T) dan V V ( )} Maka berak ntk : ( ) ( ) ( ) m ntk = + m ntk V ( T ) ( ) yang ainnya V ( T ) T
8 Abrori & Wahyningsih/Penentan Matching Maksimm../ JITI ()Jni pp.(9-). Jika peabean simp yang bar bem memat sema simp di V maka ang ke angkah.. Contoh Kass Misa seorang manager sebah persahaan meakkan seeksi terdapat caon pegawai i ( i = K) ntk posisi jabatan ( i = K i ). Seeksi diakkan ntk mengetahi kemampan setiap peamar ntk setiap posisi. Kemampan peamar kerja merpakan bobot sisi yang menghbngkan peamar kerja dengan m = w jabatan. Bentk matrik M = [ ] dengan ( ) M = m ij 9 6 G adaah graf bipartit berbobot dengan partisi himpnan simp dengan partisi himpnan V = ( ) dan V = ( ) dengan mengikti angkah-angkah pada metode Hngarian diperoeh hasi sebagai berikt: Langkah.a Untk V misa ( ) = max w( ) ij V Sehingga diperoeh ( ) = ( 96) misa ( ) = maka niai peabean ( ) = ( ) Untk V G :.b Misa H adaah sbgraf perentang dari G dengan himpnan sisi E.c Misa G adaah graf dasar dari H i j Langkah. Piih sembarang matching M di G M = Misa dipiih ( ) ( ) ( ) 6
9 Jrna Imiah Teknik Indstri Vo. No. Jni ISSN Langkah.a Terdapat simp pada V yang merpakan simp nsatrated di M maka anjtkan..b adaah simp nsatrated di V sehingga dignakan sebagai simp akar..c Ssn pohon aternating dari M yang berakar di. Diperoeh pohon aternating T dengan V ( T ) = { } karena tidak ditemkan intasan agmenting dan pohon aternating T tidak dapat diperas agi di G maka peabean simp diganti dengan sebah peabean simp bar. Pohon aternating pertama Langkah. Menghitng peabean bar m = minima { ( ) +( ) w( ) V ( T) dan V V ( )} V ( T ) = { } V dan V ( T ) = { } diperoeh m = yakni pada sisi ( ) bar ( ) yang terbentk adaah: ( ) m = { 86} ntk V ( ) = ( ) + m = { } ntk V ( ) ntk yang T sehingga peabean simp ( T ) ( T ) ainnya Matching M dan sisi m Langkah. Karena peabean simp yang bar bem memat sema simp maka ang ke angkah.c Langkah.c Ssn pohon aternating dari M yang berakar di. Diperoeh pohon aternating T dengan V ( T ) = { } karena ditemkan P = maka intasan agmenting-m yakni {( ) ( ) ( )} intasan agmenting P dignakan ntk membentk matching bar dan kembai ke angkah.a. 7
10 Abrori & Wahyningsih/Penentan Matching Maksimm../ JITI ()Jni pp.(9-) M = {( ) ( ) ( )} P = {( ) ( ) ( )} Pohon aternating keda maka M = M P = {( ) ( )( ) ( )} Matching M Langkah.a Terdapat simp pada V yang merpakan simp nsatrated di M maka anjtkan. Langkah.b adaah simp nsatrated di V sehingga dignakan sebagai simp akar. Langkah.c Ssn pohon aternating dari M yang berakar di. Diperoeh pohon aternating T dengan V ( T ) = { } karena tidak ditemkan intasan agmenting dan pohon aternating T tidak dapat diperas agi di G maka peabean simp diganti dengan sebah peabean simp bar Pohon aternating ketiga Langkah. Menghitng peabean bar m = minima { ( ) +( ) w( ) V ( T) dan V V ( )} V ( T) = { } dan V V ( T ) = { } dari perhitngan diperoeh m = yakni pada sisi ( ) ( ) peabean bar yang terbentk adaah : T dan sisi 8
11 Jrna Imiah Teknik Indstri Vo. No. Jni ISSN ( ) m = { 7 } ( ) + m = { } ( ) ntk V ( T) ( ) = ntk V ( T) ntk yang ainnya Langkah. Karena peabean simp yang bar bem memat sema simp maka ang ke angkah.c. Matching M dan sisi m Langkah.c Ssn pohon aternating dari M yang berakar di. Diperoeh pohon aternating T dengan V ( T ) = { } karena diperoeh intasan agmentingi P = maka intasan {( ) ( ) ( ) ( ) ( )} agmenting P dignakan ntk membentk matching bar dan kembai pada angkah.a Pohon aternating keempat M = {( ) ( )( ) ( )} P = {( ) ( ) ( ) ( ) ( )} maka M = M P = {( ) ( ) ( ) ( ) ( )} Matching M 9
12 Abrori & Wahyningsih/Penentan Matching Maksimm../ JITI ()Jni pp.(9-) M = ( ) i 9 6 ( ) i 7 Langkah.a Setiap simp di V merpakan simp satrated di M maka matching adaah matching maksimm di G dan proses berhenti. Jadi M E( G) = {( ) ( ) ( ) ( ) ( )} adaah matching maksimm di G. Dari angkah-angkah di atas diperoeh matching semprna dengan bobot maksimm sebesar. dan kardinaitas matching M adaah. Jadi penempatan caon pegawai pada posisi jabatan adaah sebagai berikt: caon pegawai pada jabatan caon pegawai pada jabatan caon pegawai pada jabatan caon pegawai pada jabatan dan caon pegawai pada jabatan. E. Kesimpan Sosi penempatan pegawai Matching maksimm pada graf bipartit berbobot dapat ditentkan menggnakan metode Hngarian. Matching tersebt merpakan matching semprna dengan dengan kardinaitas dan jmah bobot sisi yang maksimm pada graf bipartit berbobot. Matching maksimm yang diperoeh pada graf bipartit berbobot merpakan sosi optima dari masaah pengasan yakni memasangkan seorang pegawai dengan sebah tgas. Metode Hngarian dapat membant persahaan ata institsi daam mengambi keptsan tertama menyangkt pemberian pekerjaan penempatan posisi pegawai pembatan jadwa dan ain sebagainya.
13 Jrna Imiah Teknik Indstri Vo. No. Jni ISSN Daftar Pstaka Anton Howard 987 Ajabar Linear Eementer: Jakarta. Berge Code 97 Graph and Hypergraph Dnod: Netherands. Bondy J.A dan Mrty U.S.R. 976 Graph Theory with Appications Mac Mian Press: New York. Chartrand Gary dan Oeermann Ortrd 99 Appied and Agoritmic Graph Theory Mc Graw Hi Internationa Edition: New York. Gondran M. dan Minox M. 98 Graphs and Agorithms. John Wiey & Sons Ltd.: Chichester Inggris. Kocay Wiiam dan Kreher Donad Graph Theory and Optimization Chapman & Ha / CRC. Magn J.. Greedy Matching Agorithms an Experimenta Stdy. Schweizerischer Nationafond Grant NF -.9. Zűrich Switzerand. Venkateswaran R. Obraniic Z. Raghaendra C.S. 99. Cooperatie Genetic for Optimization Probem in Distribted Compter System. Technica report TR-EECS-9-8. Schoo of EECS. Washington State Uniersity. Wibisono Same 8 Matematika Diskrit. Edisi Keda Graha Im: Yogyakarta.
PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT
PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT oleh GURITNA NOOR AINATMAJA M SKRIPSI ditlis dan diajkan ntk memenhi sebagian persyaratan memperoleh gelar
Lebih terperinciMETODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL
METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL Bambang Irawanto 1,Djwandi 2, Sryoto 3, Rizky Handayani 41,2,3 Departemen Matematika Faktas Sains dan Matematika
Lebih terperinciFOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,
FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, 98 116 PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2,
Lebih terperinciHASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI
HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da
Lebih terperinciSolusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy
Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear
Lebih terperinciI PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI
I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan seperti jaringan komnikasi, transportasi, penjadalan, dan pencarian rte kini semakin banak ditemi di tengah-tengah masarakat. Masalah tersebt dimlai dari menemkan
Lebih terperinciPenerapan Masalah Transportasi
KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi
Lebih terperinciPENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN
Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah
Lebih terperinciBEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI
JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan
Lebih terperinciBAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU
BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya
Lebih terperinciURUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai
6 URUNAN PARSIAL Deinisi Jika ngsi da ariable maka: i Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai ii Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai Tentkan trnan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata
Lebih terperinciBab 5 RUANG HASIL KALI DALAM
Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R
Lebih terperinciCHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE
CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE Inner Prodcts Angle and Orthogonality in Inner Prodct Spaces Orthonormal Bases; Gram-Schmidt Process; QR-Decomposition Best Approximation; Least Sqares Orthogonal Matrices;
Lebih terperinciPENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN
Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara
Lebih terperinciPENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS
PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS Ole: Citra Dewi Ksma P. 106 100 007 Dosen pembimbing: DR. Sbiono, MSc. Latar Belakang PENDAHULUAN Penyakit Tberklosis TB adala
Lebih terperinciHasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)
oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =
Lebih terperinciMETODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN
METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS Mardhika WA 1, Syamsdhha 2, Aziskhan 2 mardhikawirahadi@nriacid 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika 2 Laboratorim Komptasi Jrsan
Lebih terperinciPengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur
Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate
Lebih terperinciKEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.
KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)
Lebih terperinciTrihastuti Agustinah
TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF TEORI CONTOH 4 SIMPULAN 5 LATIHAN
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang
Lebih terperinciALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.
ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno
Lebih terperinci3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh
. RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan
Lebih terperinciAljabar Linear Elementer
Aljabar Linear Elementer MA SKS Silabs : Bab I Matriks dan Operasinya Bab II Determinan Matriks Bab III Sistem Persamaan Linear Bab IV Vektor di Bidang dan di Rang Bab V Rang Vektor Bab VI Rang Hasil Kali
Lebih terperinciAPLIKASI SPANNING TREE UNTUK MENENTUKAN HAMBATAN TOTAL PADA RANGKAIAN LISTRIK SKRIPSI. Oleh: MUAYYAD NANANG KARTIADI NIM
APLIKASI SPANNING TREE UNTUK MENENTUKAN HAMBATAN TOTAL PADA RANGKAIAN LISTRIK SKRIPSI Oleh: MUAYYAD NANANG KARTIADI NIM. 06510042 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
Lebih terperinciKorelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika
Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level
Lebih terperinciBUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA
BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan
Lebih terperinciMata Kuliah: Aljabar Linier Dosen Pengampu: Darmadi, S. Si, M. Pd
. RUANG BERDIMENSI n EUCLIDIS Mata Kliah: Aljabar Linier Dosen Pengamp: Darmadi S. Si M. Pd Dissn oleh: Kelompok Pendidikan Matematika VA. Abdl Fajar Sidiq (8.). Lilies Prwanti (8.76). Ristinawati (8.)
Lebih terperinciBAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN
BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan
Lebih terperinciBEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT
BEBERP IDENTITS PD GENERLISSI BRISN FIBONCCI Sri Melati 1, Mashadi, Msraini M 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika Dosen Jrsan Matematika Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan lam Universitas Ria Kamps
Lebih terperinciBab 5 RUANG HASIL KALI DALAM
Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O ( ) Panjang sat ektor x di R dan R dinamakan
Lebih terperinciEKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN
EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Lebih terperinciPengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor
Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Swandi *, Sri Gemawati 2, Samsdhha 2 Mahasiswa Program Stdi Magister Matematika, Dosen Pendidikan Matematika Uniersitas Pasir Pengaraian 2 Dosen Jrsan Matematika
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Sejarah Analisis Jalr Teknik analisis jalr yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahn 1934, sebenarnya merpakan pengembangan korelasi yang dirai menjadi beberapa interpretasi akibat
Lebih terperinciIII PEMODELAN SISTEM PENDULUM
14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan
Lebih terperinciIT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)
IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) Arif Setiawan 1*, Pratomo Setiaji 1 1 Program Stdi Sistem Informasi, Fakltas Teknik, Universitas Mria Kds Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kds 59352 * Email:
Lebih terperinciTrihastuti Agustinah
TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E. Objektif. Teori. Contoh 4. Simplan
Lebih terperinciPRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD
Lebih terperinciEKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK
Jrnal Matematika UNAND Vol. No. 2 Hal. 39 43 ISSN : 233 29 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK YULIANA PERMATASARI Program Stdi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pembahasan pada bab ini, merpakan pembahasan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori-teori tersebt melipti mata ang, pelak yang berperan, faktor-faktor yang mempengarhi
Lebih terperinciKAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS
KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon
Lebih terperinciUntuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer
Lebih terperinciKontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi
Jrnal Matematika Integratif ISSN 4-684 Volme No, Oktober 05, pp - 8 Kontrol Optimm pada Model Epidemik SIR dengan Pengarh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi N. Anggriani, A. Spriatna, B. Sbartini, R. Wlantini
Lebih terperinciPENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON
Jrnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 157 161 ISSN : 233 291 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON DALIANI Program Stdi Matematika, Fakltas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umm Bins Bsiness School Bina Nsantara (Bins) University didirikan pada tanggal 1 Oktober 1974 yang berawal dari sebah lembaga pendidikan kompter jangka pendek,
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M000259 Di PT.PAL INDONESIA Oleh : Selfy Atika Sary NRP : 1307 030 053 Pembimbing :
Lebih terperincilim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :
TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d lim = lim = 0 0 d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses mencarinya disebt menrnkan
Lebih terperinciNAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com
1 NAMA : KELAS : teresiaeni.wordpress.com TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d ' = = d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh
BAB LANDASAN TEORI. Sejarah Analisis Jalr (Path Analysis) Analisis jalr yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahn 90-an oleh seorang ahli genetika yait Sewall Wright. Teknik analisis
Lebih terperinciSPECTRUM PADA GRAF STAR ( ) DAN GRAF BIPARTISI KOMPLIT ( ) DENGAN
PROSIDING ISBN : 978 979 6353 3 SPECTRUM PADA GRAF STAR ( ) DAN GRAF BIPARTISI OMPLIT ( ) A. DENGAN Oleh Imam Fahcruddin Mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Stdi Pendahlan Langkah aal dalam enelitian ini adalah mencari dan mengmlkan smbersmber seerti: bk, jrnal ata enelitian sebelmna ang mendkng enelitian ini. 3. Tahaan Analisis
Lebih terperinci(a) (b) Gambar 1. garis singgung
BAB. TURUNAN Sebelm membahas trnan, terlebih dahl ditinja tentang garis singgng pada sat krva. A. Garis singgng Garis singgng adalah garis yang menyinggng sat titik tertent pada sat krva. Pengertian garis
Lebih terperinciBAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif
BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL
Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba
Lebih terperinciSISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING
SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING Desi Yanti, Sayti Rahman, Rismayanti 3 Jrsan Teknik Informatika Universitas Harapan Medan Jl. HM Jhoni
Lebih terperinciPANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan:
PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM Perl diingat kembali definisi panjang dan jarak sat ektor pada rang hasil kali dalam Eclid, yait rnag ektor yang hasil kali dlamnya didefinisikan sebagai
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PERMAINAN ELLO YANG DAPAT DIMENANGKAN FITRI DURROTUN NAFISAH
KARAKTERISTIK PERMAINAN ELLO YANG DAPAT DIMENANGKAN FITRI DURROTUN NAFISAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 i ABSTRAK FITRI DURROTUN
Lebih terperinciRekomendasi Pengambilan Mata Kuliah Pilihan Menggunakan Recursive Elimination Algorithm (Relim)
Rekomendasi Pengambilan Mata Kliah Pilihan Menggnakan Recrsive Elimination Satrio Prasojo (st.prasojo@gmail.com), Shafiah, ST., MT (fi@telkomniversity.ac.id), Hetti Hidayati, S.Kom., MT (htt@telkomniversity.ac.id),
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSIAS INDONESIA PERANANGAN PENGENDALI MODEL PREDIIVE ONROL (MP) PADA SISEM EA EXANGER DENGAN JENIS KARAKERISIK SELL AND UBE ESIS RIDWAN FARUDIN 76733 FAKULAS EKNIK PROGRAM SUDI EKNIK KONROL INDUSRI
Lebih terperinciPertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik
Perteman IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Strktr Kay IV.1 Batang Tarik Gamar 4.1 Batang tarik Elemen strktr kay erpa atang tarik ditemi pada konstrksi kdakda. Batang tarik merpakan sat elemen strktr yang menerima
Lebih terperinciModel Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu
Jrnal Gradien Vol. No.2 Jli 2005 : 5-55 Model Hidrodinamika Pasang Srt Di Perairan Pla Baai Bengkl Spiyati Jrsan Fisika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan Alam, Universitas Bengkl, Indonesia Diterima
Lebih terperinciBAB III PENDEKATAN TEORI
9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan
Lebih terperinciModel Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming
Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,
Lebih terperinciPENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA
Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari
Lebih terperincilensa objektif lensa okuler Sob = fob
23 jekti ler S = ~ S = A B d 24 Diagram pembentkan bayangannya adalah sebagari berikt: jekti d ler S = ~ S S A B S Teropong Pantl (Teleskop Releksi) Teropong jenis ini menggnakan sat positi, sat cermin
Lebih terperinciOptimasi Multi Response Surface pada Industri Kemasan Botol Plastik dengan Pendekatan Fuzzy Programming
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vo. 3, No., (04) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) D-06 Optiasi Mti Response Srface pada Indstri Keasan Boto Pastik dengan Pendekatan Fzzy Prograing Lea Devi Meyina dan Sony Snaryo
Lebih terperinci1. Grafik di samping menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak.
1 1. Grafik di samping menyatakan hbngan antara jarak (s) terhadap wakt (t) dari benda yang bergerak. Bila s dalam m, dan t dalam sekon, maka kecepatan rata-rata benda A. 0,60 m/s D. 3,00 m/s B. 1,67 m/s
Lebih terperinciAnalisis Komputasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fuzzy Teroptimasi
Analisis Komptasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Soesanti, dkk. 89 Analisis Komptasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fzzy Teroptimasi Indah Soesanti ), Adhi Ssanto 2), Thomas Sri
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Modl Standar ntk dignakan dalam Perkliahan di Universitas Merc Bana Fakltas Program Stdi Tatap Mka Kode MK Dissn Oleh Ilm Kompter Teknik Informatika 9 Abstract Matakliah Menjadi Dasar
Lebih terperinciT E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif
1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,
Lebih terperinciLENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB
LENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB 23 lensa objektif lensa okler Sob = ~ Sob = fob A fob fob B d 24 Diagram pembentkan bayangannya adalah sebagari berikt: lensa objektif d Sob = ~ lensa okler Sob Sok
Lebih terperincivektor ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip
MODUL MATEMATIKA SMA ektr ( MAT..4 ) Dissn Oleh : Drs. Pndjl Prijn Nip. 95807.980..00 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sngkn N. 58 Telp. (04) 7506 Malang Mdl..4 VEKTOR
Lebih terperinciWALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG
_ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN
Lebih terperinciPENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT
JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT
Lebih terperinciOPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI
OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem
Lebih terperinciTrihastuti Agustinah. TE Teknik Numerik Sistem Linear
E 09467 eknik Nmerik Sistem Linear rihastti Agstinah Bidang Stdi eknik Sistem Pengatran Jrsan eknik Elektro - FI Institt eknologi Seplh Nopember O U L I N E OBJEKIF EORI 3 CONOH 4 SIMPULAN 5 LAIHAN OBJEKIF
Lebih terperinciPenerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda
Vol. 9, No.2, 114-122, Januari 2013 Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda Hasmawati 1 Abstrak Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai ke
Lebih terperinciPENGENALAN JENIS & BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN
1 PENGENALAN JENIS & BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN BAB 5.1. 5.2. 1 SUB POKOK BAHASAN : Jenis-jeins Jembatan Bagian-bagian Strktr Jembatan 1. Tjan Pembelajaran Umm : Mamap mengenal jenis-jenis Jembatan Balok
Lebih terperinciIntegra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik
Intera asi Metode Interal Kadr ratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi i Gass merpaka an metode yan tidak mennakan pembaian
Lebih terperinciIntegrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi.
Interasi Metode Interal Kadratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi Gass merpakan metode yan tidak mennakan pembaian
Lebih terperinci(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif
BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,
Lebih terperinciFisika Ebtanas
isika Ebtanas 1996 1 1. Di bawah ini yang merpakan kelompok besaran trnan adalah A. momentm, wakt, kat ars B. kecepatan, saha, massa C. energi, saha, wakt ptar D. wakt ptar, panjang, massa E. momen gaya,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada
BAB TIJAUA PUSTAKA.. Pendahlan Disain prodk merpakan proses pengembangan konsep aal ntk mencapai permintaan dan kebthan dari konsmen. Sat desain prodk ang baik dapat mendorong pengembangan ang skses, dan
Lebih terperinciPemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an
Pemodelan Matematika Rentang Wakt yang Dibthkan dalam Menghafal Al-Qr an Indah Nrsprianah Tadris Matematika, IAIN Syekh Nrjati Cirebon Email: rizqi.syadida@yahoo.com Abstrak Kegiatan menghafal Al-Qr an
Lebih terperinciSIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri
SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS
Lebih terperinciFEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535
FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Makalah Seminar Tgas Akhir Jnanto Prihantoro 1, Trias Andromeda. 2, Iwan Setiawan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK SIPIL USU
JURNAL TEKNIK SIPIL USU ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN IDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN PENERBANGAN MEDAN Inda Yfina 1, Rdi Iskandar 2 1
Lebih terperinci(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni
Diktat Klia TK Matematika BAB TURUNAN Graien Garis Singgng Tinja seba krva = f() seperti iperliatkan paa Gambar Garis ang melali titik P(, f( )) an Q( +, f( + )) isebt tali bsr Graien tali bsr tersebt
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.
Lebih terperinciMA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan
MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gnawan Semester II, 2016/2017 3 Maret 2017 Kliah yang Lal 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem
Lebih terperinciWALIKOTA BANJARMASIN
- WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciPELABELAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF LINTASAN GABUNG GRAF BIPARTIT LENGKAP SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA. Oleh : MARISA LEZTARI
PELABELAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF LINTASAN GABUNG GRAF BIPARTIT LENGKAP SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA Oleh : MARISA LEZTARI 06 934 018 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciAnalisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742
Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi
Lebih terperinciALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin
ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin hasma_ba@yahoo.com Abstract Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai
Lebih terperinciKIMIA HASIL PERTANIAN
KONTRAK PEMBELAJARAN (Pedoman Pembelajaran bagi Dosen dan Mahasiswa) Mata Kliah KIMIA HASIL PERTANIAN 2 SKS / SEMESTER VI Pengamp / Pembelajar Agng Setya Wardana, STP PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
Lebih terperinciPersamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi
1 ARUS LAUT Ada gaa ang berperan dalam ars ait: gaa-gaa primer dan gaa-gaa seknder. Gaa primer berperan dalam menggerakkan ars dan menentkan kecepatanna, gaa primer ini antara lain adalah: stress angin,
Lebih terperinci