Analisis Komputasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fuzzy Teroptimasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Komputasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fuzzy Teroptimasi"

Transkripsi

1 Analisis Komptasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Soesanti, dkk. 89 Analisis Komptasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fzzy Teroptimasi Indah Soesanti ), Adhi Ssanto 2), Thomas Sri Widodo 2), Maesadji Tjokronegoro 3) ) Jrsan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakltas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta indah@mti.gm.ac.id 2) Jrsan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakltas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 3) Fakltas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Abstract The objective of this research is to analyze the comptation of medical image adaptive segmentation based on optimized fzzy logic. The sccess of the image analysis system depends on the qality of the segmentation. The image segmentation is separating the image into regions that are meaningfl for a given prpose. In this research, the Fzzy C-Means (FCM) algorithm with spatial information is presented to segment Magnetic Resonance Imaging (MRI) medical images. The FCM clstering tilizes the distance between pixels and clster centers in the spectral domain to compte the membership fnction. The pixels of an object in image are highly correlated, and this spatial information is an important characteristic that can be sed to aid their labeling. This scheme greatly redces the effect of noise. The FCM method sccessflly classifies the brain MRI images into five clsters. This techniqe is therefore a powerfl method in comptation for noisy image segmentation. Keywords: comptation analysis, MRI Medical image, adaptive image segmentation, fzzy c- means. Pendahlan Salah sat permasalahan penting dalam bidang pengolahan citra dan pengenalan pola adalah segmentasi citra ke dalam area homogen (Schlze, 993). Ekstraksi ciri dan segmentasi citra merpakan langkah awal dalam analisis citra. Beberapa metode segmentasi citra telah dislkan, di antaranya metode-metode berbasis thresholding histogram, clstering, atapn region growing (Jain, 995; Soesanti, 2009). Tjan tama segmentasi adalah membagi citra ke dalam bagian-bagian yang mempnyai korelasi kat dengan objek dalam citra. Citra medis yang tersegmentasi dengan baik akan didapatkan informasi batasan-batasan objek dengan jelas, misalnya ntk keperlan deteksi sel tmor pada pasien. Informasi ini sangat membant tenaga medis secara objektif dan akrat ntk melakkan analisis, diagnosis, perencanaan pengobatan, dan tindakan medis yang diperlkan. Untk it dalam penelitian ini akan dilakkan segmentasi citra medis secara adaptif menggnakan metode fzzy c-means (FCM) dengan informasi spasial yang bergna dalam segmentasi citra asli yang berdera. Algoritma FCM modifikasi diharapkan dapat memberikan hasil yang baik pada citra berdera, dengan cara menggabngkan informasi piksel tetangganya. Tjan penelitian ini adalah menganalisis komptasi pada aplikasi Logika Fzzy Teroptimasi yakni Fzzy C-Means Clstering dengan informasi spasial ntk mengrangi pengarh dera pada segmentasi citra medis. Dalam metode yang dikembangkan ini digabngkan informasi spasial, dan bobot keanggotaan setiap klaster dibah setelah memperhitngkan distribsi klaster pada tetangga. Skema ini bermaksd ntk meminimalkan pengarh dera. Dalam penelitian ini dilakkan segmentasi terhadap sebah citra medis MRI otak (Besese, 99). Orisinalitas dalam penelitian ini adalah pada metode: kran window yang dignakan adalah 3x3, karena dengan informasi spasial berbasis window 3x3 diharapkan tidak akan mengrangi ata mengbah informasi pada citra. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakkan

2 90 oleh Das, dkk., Sedang orisinalitas pada objek yakni dalam penelitian ini metode diterapkan pada citra MRI otak (data primer dari pasien) dengan ditambah dera Gassian 2%, 4%, 6%, 8%, dan 0%, berbeda dengan penelitian sebelmnya (Sn, 200). 2. Fndamental Segmentasi citra merpakan kegiatan yang sangat diperlkan dalam saha memahami ciri citra secara lengkap. Segmentasi citra merpakan salah sat proses dalam pengolahan citra yang slit (Gonzales, 2008). Keakratan segmentasi menentkan keberhasilan dalam analisis sat citra. Algoritma segmentasi citra mmnya berdasar pada da sifat dasar nilai intensitas citra yait diskontinitas dan kesamaan. Pada segmentasi citra berdasar diskontinitas, pendekatan yang dilakkan adalah dengan melakkan partisi citra berdasar perbahan drastis intensitas citra, yang dikenal jga sebagai proses deteksi tepi. Sedang segmentasi citra berdasar kesamaan, pendekatan yang dilakkan adalah melakkan partisi citra ke dalam area yang sama berdasarkan himpnan kriteria yang telah didefinisikan di awal. Segmentasi pada citra medis akan menghasilkan citra medis yang disertai batasan objek yang merpakan ciri penting karena dapat menggali informasi ntk pengenalan pola gna keperlan analisis. Beberapa peneliti telah mengembangkan metode-metode segmentasi citra (Clark, 994; Yang, 2002). Akan tetapi pada metode-metode tersebt tidak memanfaatkan informasi mltispektral isyarat MRI. Pengklasteran fzzy c-means merpakan teknik tak-terbimbing yang berhasil diterapkan ntk analisis ciri, pengklasteran, dan rancangan pengklasifikasi dalam bidang-bidang seperti astronomi, geologi, segmentasi citra, dan sebagainya. Sat citra dapat direpresentasikan dalam berbagai rang ciri, dan algoritma FCM mengklasifikasi citra dengan mengelompokkan titiktitik data yang serpa dalam rang ciri ke dalam klaster. Pengklasteran ini dicapai secara iteratif meminimisasi fngsi cost yang tergantng pada jarak piksel ke psat klaster dalam domain ciri. Piksel-piksel pada sat citra pada dasarnya mempnyai korelasi kat, piksel yang dekat dengan Form Teknik Vol. 33, No. 2, Mei 200 tetangga mempnyai data ciri yang hampir sama, sehingga relasi spasial dari piksel tetangga merpakan karakteristik penting yang sangat membant dalam segmentasi citra (Das, 2006, Khaligi, 2002, Hang, 2004, Ma, 2006, Shan, 2008). Akan tetapi, algoritma FCM konvensional tidak sepenhnya memanfaatkan informasi spasial ini. Pedrycz dan Waletzky (997) menggnakan informasi klasifikasi yang ada dan diterapkan sebagai bagian dari prosedr optimisasinya. Ahmed dkk (2002) memodifikasi fngsi objektif algoritma FCM standar ntk memberikan label pada tetangga piksel ntk mempengarhi pelabelannya. Dalam penelitian ini Logika Fzzy Teroptimasi yakni Fzzy C-Means Clstering dengan informasi spasial diaplikasikan ntk mengrangi pengarh dera pada segmentasi citra medis. Segmentasi dilakkan pada citra medis MRI otak dengan besar dera Gassian yang berbeda-beda. 3. Metodologi Fzzy C-Means Clstering Algoritma FCM menetapkan piksel setiap kategori dengan menggnakan fngsi keanggotaan fzzy. Jika X=(x, x 2,.,x N ) menyatakan citra dengan N piksel yang dipartisi menjadi c klaster, dengan x i merepresentasikan data. Algoritma ini merpakan optimisasi iteratif yang meminimalkan fngsi cost yang didefinisikan sebagai berikt: J N c = j= i= m x j vi 2 () dengan merepresentasikan keanggotaan piksel x j dalam klaster ke-i, v i adalah psat klaster ke-i, dan m adalah konstanta. Parameter m mengendalikan fzziness partisi hasil, dan m=2. Fngsi keanggotaan merepresentasikan probabilitas bahwa sat piksel termask klaster khss. Probabilitas ini tergantng hanya pada jarak antara piksel dan masing-masing psat klaster individ dalam domain ciri. Fngsi keanggotaan dan psat klaster diperbari menggnakan persamaan: = c k = x x j j v i v k 2 /( m ) (2)

3 Analisis Komptasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Soesanti, dkk. 9 dan v N j= i = N j= m x m dengan [0, ]. j (3) Dimlai dengan taksiran awal ntk setiap psat klaster, FCM konvergen pada solsi ntk v i yang merepresentasikan nilai minimm fngsi cost. Konvergensi dideteksi pada perbahan fngsi keanggotaan ata psat klaster pada da langkah iterasi bertrt-trt. FCM Spasial Salah sat karakteristik penting dari citra adalah bahwa piksel tetangga berkorelasi tinggi (Das, 2006, Khaligi, 2002, Hang, 2004, Ma, 2006, Shan, 2008). Dengan kata lain, piksel tetangga tersebt memiliki nilai ciri yang sama, dan mempnyai probabilitas yang tinggi bahwa piksel-piksel tersebt termask dalam klaster yang sama. Hbngan spasial ini sangat penting dan pengklasteran, tetapi tidak dignakan dalam algoritma FCM standar. Untk memanfaatkan informasi spasial, sat fngsi spasial didefinisikan sebagai h = (4) ik k NB x ) ( j dengan NB(x j ) merepresentasikan window yang terpsat pada piksel x j dalam domain spasial. Dalam penelitian ini dignakan window 3x3. Fngsi spasial h merepresentasikan probabilitas bahwa piksel x j termask klaster ke-i. Fngsi spasial sat piksel ntk sebah klaster akan bernilai besar jika mayoritas tetangganya termask dalam klaster yang sama. Fngsi spasial tergabng dalam fngsi keanggotaan berikt. p ' = c k= h q h p q kj kj (5) dengan p dan q adalah parameter ntk mengendalikan kepentingan relatif keda fngsi. Dalam daerah homogen, fngsi spasial benarbenar mengkhkan keanggotaan asli, dan hasil pengklasteran tetap tak berbah. Akan tetapi, ntk piksel berdera, formla ini mengrangi bobot klaster berdera dengan label piksel tetangganya, sehingga piksel-piksel pada daerah berdera dapat dikoreksi nilai keanggotannya dan terklasifikasi dengan tepat. Pengklasteran adalah proses da-jalan (twopass) pada setiap iterasi. Jalan pertama adalah sama dengan FCM standar ntk menghitng fngsi keanggotaan dalam domain spektral. Pada jalan keda, informasi keanggotaan setiap piksel dipetakan ke domain spektral, dan fngsi spasial dihitng dari domain spektral tersebt. Iterasi FCM diproses dengan keanggotaan bar yang tergabng dengan fngsi spasial. Iterasi akan berhenti pada saat perbedaan maksimm antara da psat klaster pada da iterasi bertrt-trt lebih kecil dari ambang. Setelah konvergen, defzifikasi diterapkan ntk menentkan setiap piksel ke klaster spesifik agar keanggotaan maksimal. 4. Hasil dan Pembahasan Pada metode ini yang dignakan pada penelitian ini ditetapkan ambang yang menentkan apakah nilai-nilai fngsi keanggotaan yang diperoleh telah konvergen ata belm. Jika selisih antara nilai-nilai fngsi keanggotaan pada iterasi sekarang dengan iterasi sebelmnya masih sama ata lebih besar dari ambang maka iterasi akan dilanjtkan, dan jika nilai-nilai fngsi keanggotaan yang diperoleh telah mencapai krang dari nilai ambang yang ditetapkan maka dianggap hasil telah konvergen, dan nilai-nilai fngsi keanggotaan terakhir inilah yang akan disimpan dan dignakan ntk proses selanjtnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jika nilai ambang yang ditetapkan semakin besar maka keadaan konvergen akan lebih cepat diperoleh dengan jmlah iterasi yang lebih sedikit ata wakt lebih pendek, dan jika semakin kecil nilai ambangnya maka keadaan konvergen akan lebih lama diperoleh dengan jmlah iterasi yang lebih banyak ata wakt lebih panjang. Pada bagian penelitian ini, dicoba ntk menganalisis njkkerja metode yang dignakan berdasar jmlah iterasi yang diperlkan ntk memperoleh nilai-nilai fngsi keanggotaan yang

4 92 konvergen pada tiap-tiap citra. Citra yang diamati di sini sama dengan salah sat citra yang dignakan pada penelitian lal (Soesanti, dkk, 200): Citra MRI normal, Citra MRI otak normal dengan Dera Gassian 2%, Citra MRI otak normal dengan Dera Gassian 4%, Citra MRI otak normal dengan Dera Gassian 6%, Citra MRI otak normal dengan Dera Gassian 8%, dan yang terakhir adalah Citra MRI otak normal dengan Dera Gassian 0%, citra MRI P, Q, dan R. Sema citra yang dignakan ini jga citra grayscale dengan kran 256x256. Dari hasil pengamatan yang diperoleh ntk jmlah iterasi yang diperlkan, maka diperoleh seperti yang dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Jmlah iterasi ntk segmentasi citra No. Citra MRI Jmlah Iterasi Normal 7 2 Normal dengan dera Gassian 2% 7 3 Normal dengan dera Gassian 4% 7 4 Normal dengan dera Gassian 6% 7 5 Normal dengan dera Gassian 8% 7 6 Normal dengan dera Gassian 0% 7 Pada Tabel terlihat bahwa ntk citra MRI otak normal tanpa atapn dengan dera, jmlah iterasi yang diperlkan adalah sama. Hal ini berarti bahwa ada ata tidaknya dera, serta kecil atapn membesarnya dera tidak mempengarhi jmlah iterasi yang dibthkan. Hal ini semakin mempertegas bahwa metode ini mempnyai ketahanan terhadap dera Gassian. Gambar. citra MRI asli Dengan lebih banyaknya area-area yang mempnyai batas-batas yang krang jelas, maka Form Teknik Vol. 33, No. 2, Mei 200 dimngkinkan jga lebih banyak nilai-nilai fngsi keanggotaan yang membthkan wakt lebih lama ntk mencapai keadaan. Saat proses segmentasi maka nilai-nilai v awal akan berbah sesai dengan perbahan nilainilai fngsi keanggotaan. Dengan berbahnya nilai v dan ini maka ntk tiap iterasi jga menghasilkan citra yang berbeda-beda jga secara visal. Perbahan ini akan terlihat pada tiap iterasi yang dapat diraikan sebagai berikt. Pada Gambar ditnjkkan citra asli, sedang citra hasil segmentasi ntk tiap iterasi bertrt-trt ditnjkkan pada Gambar 2(a) sampai dengan 2(g). Untk tiap iterasi maka selisih nilai-nilai fngsi keanggotaan dengan iterasi sebelmnya akan mengecil sedemikian hingga konvergen dan sampai pada nilai yang lebih kecil dari ambang, dengan nilai ambang 0,02. Untk citra yang tanpa dera nilai selisih ini mengecil ntk setiap iterasi, demikian jga ntk citra yang berdera Gassian. Pada citra berdera dengan tingkat dera yang berbeda, selisih fngsi keanggotaan mennjkkan nilai yang sama pada tiap iterasi. Pada Gambar 3 ditnjkkan grafik mengecilnya selisih nilai fngsi keanggotaan, baik ntk citra tanpa dera mapn ntk citra dengan dera Gassian. Jika kondisi ini telah tercapai maka secara otomatis proses iterasi berhenti dan nilai keanggotaan dan psat klaster terakhir inilah yang akan dignakan dalam defzifikasi sehingga menghasilkan citra tersegmentasi seperti yang diharapkan. Dari raian di atas terkait analisis terhadap komptasi yakni jmlah iterasi yang dibthkan ntk mencapai keadaan konvergen, maka dapat diberikan pertimbangan atas beberapa hal berikt:. Nilai ambang yang ditetapkan (0,02), jika semakin kecil nilai ambang yang hars dicapai maka semakin banyak jmlah iterasi yang diperlkan, dan sebaliknya jika nilai ambang semakin besar maka semakin sedikit iterasi yang dibthkan. 2. Jmlah iterasi yang dibthkan jga sangat tergantng pada citra inpt yang akan disegmentasi. Untk citra yang berbeda dapat dibthkan jmlah iterasi yang berbeda jga, walapn kran ata jmlah pikselnya sama.

5 Analisis Komptasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Soesanti, dkk. 93 (a) citra hasil iterasi (b) citra hasil iterasi 2 (c) citra hasil iterasi 3 (d) citra hasil iterasi 4 (e) citra hasil iterasi 5 (f) citra hasil iterasi 6 (g) citra hasil iterasi 7 Gambar 2. Citra hasil segmentasi tiap iterasi 0,35 Grafik U vs Iterasi 0,3 ntk citra tanpa dera ntk citra berdera Gassian U 0,25 0,2 0,5 0, 0, Iterasi Gambar 3. Grafik penrnan selisih nilai fngsi keanggotaan (Δ ) tiap iterasi ntk citra tanpa dera dan citra berdera Gassian

6 94 3. Jmlah iterasi berpengarh langsng terhadap wakt komptasi. Semakin banyak jmlah iterasi yang dibthkan tent saja akan semakin panjang wakt yang diperlkan. 4. Jmlah komptasi dan wakt yang dibthkan akan dipengarhi oleh jmlah piksel yang akan diolah. Pada penelitian ini sema citra MRI yang dignakan sema berkran 256 x 256. Namn jika metode ini diterapkan ntk kran citra yang lebih kecil tentnya akan mengrangi jmlah komptasi, sehingga jga akan berakibat mengrangi wakt yang akan dibthkan, sebaliknya jika metode ini diterapkan ntk citra dengan jmlah piksel yang lebih besar jga akan menambah panjang wakt yang akan dibthkan. Namn demikian, jmlah iterasi yang sedikit serta wakt komptasi yang singkat bkan satsatnya target yang ingin dicapai oleh metode ini. Artinya bahwa tidak akan diterapkan ambang yang besar hanya ntk mencapai jmlah iterasi yang sekecil mngkin, namn nilai fngsi keanggotaan belm benar-benar konvergen serta secara visal citra hasil segmentasi masih jah dari yang Form Teknik Vol. 33, No. 2, Mei 200 diharapkan. Hal ini disebabkan jika ini terjadi maka akan dapat mempengarhi kalitas citra tersegmentasi yang akan dianalisis lebih lanjt. Misalnya jika pada citra otak terdapat lesi ata kelainan yang kecil, maka jika segmentasi yang dilakkan belm semprna, maka dimngkinkan secara visal lesi ini akan tidak tampak sehingga analisis bisa tidak tepat. Penelitian selanjtnya dilakkan segmentasi terhadap lima citra medis MRI yakni Citra MRI otak normal, Citra MRI otak normal dengan Dera Gassian 2%, Citra MRI otak normal dengan Dera Gassian 4%, Citra MRI otak normal dengan Dera Gassian 6%, Citra MRI otak normal dengan Dera Gassian 8%, dan yang terakhir adalah Citra MRI otak normal dengan Dera Gassian 0%. Sema citra yang dignakan ini adalah citra grayscale dengan kran 256x256. Segmentasi dilakkan terhadap Citra MRI otak normal, dengan citra asli baik tanpa dera mapn dengan dera seperti terlihat pada Gambar 4. Dan citra hasil segmentasi 5 level ntk citra MRI Otak normal ditnjkkan pada Gambar 5. (a). Citra MRI Otak (b). Citra MRI Otak dengan (b). Citra MRI Otak dengan Dera Gassian 2% Dera Gassian 4% (d). Citra MRI Otak dengan (b). Citra MRI Otak dengan (b). Citra MRI Otak dengan Dera Gassian 6% Dera Gassian 8% Dera Gassian 0% Gambar 4. Citra MRI Otak Normal asli tanpa dan dengan dera

7 Analisis Komptasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Soesanti, dkk. 95 (a). Citra hasil MRI (b). Citra hasil MRI dengan (b). Citra hasil MRI dengan Dera Gassian 2% Dera Gassian 4% (d). Citra hasil MRI dengan (b). Citra hasil MRI dengan (c). Citra hasil MRI dengan Dera Gassian 6% Dera Gassian 8% Dera Gassian 0% Gambar 5. Hasil segmentasi citra MRI Otak Normal tanpa dan dengan dera Dera Gassian merpakan dera yang bersifat aditif, dan dapat mengbah nilai-nilai piksel citra, serta secara visal jga akan berbah. Semakin besar prosentase dera yang diberikan maka akan semakin berbah nilainilai pikselnya jika dibanding dengan citra aslinya. Sedang secara visal citra jga akan semakin brk. Jika hal ini terjadi pada citra medis dan dilakkan segmentasi yang tidak mempnyai kekebalan terhadap dera, maka akan mempnyai pengarh yang signifikan terhadap citra hasil segmentasi, sehingga dapat mempengarhi analisis baik secara kantitatif mapn secara kalitatif. 5. Kesimplan Metode Logika Fzzy teroptimasi yakni metode FCM dengan ditambah informasi spasial mamp ntk mensegmentasi secara adaptif citra medis MRI otak tanpa dan dengan dera sehingga didapatkan hasil citra tersegmentasi dengan pengarh dera yang dapat diminimalkan. Dengan metode FCM yang ditambah informasi spasial ini dibthkan panjang komptasi yang relatif sedikit baik ntk citra tanpa mapn dengan dera. Daftar Pstaka Ahmed, M.N., S.M. Yamany. Nevin A. Mohamed, A. Farag, T. Moriarty, A Modified Fzzy C-Means Algorithm for Bias Field Estimation and Segmentation of MRI Data, IEEE Transaction on Medical Imaging, 2002, 2:93 9. Besese, J.H., Cranial MRI, A Teaching File Approach, McGraw-Hill, International Edition, Medical Series, 99. Clark, M.C., L.O. Hall., D.B. Goldgof, L.P. Clarke, R.P. Velthnizen, M.S. Silbiger, MRI Segmentation Using Fzzy Clstering Techniqes, IEEE Engineering on Medical Bioligy, 3, 994, pp Das, S., A. Abraham, A. Konar, Spatial Information Based Image Segmentation Using a Modified Particle Swarm Optimization Algorithm, Seol, Gonzalez, R.C., R.E. Woods, Digital Image Processing, Third Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey, 2008.

8 96 Hang, C.H., J.D. Lee, Improving MMI with Enhanced-FCM for The Fsion of Brain MR and SPECT Images, IEEE, Jain, A.K., "Fndamental of Digital Image Processing", Prentice-Hall, Inc., New Jersey, 995. Khaligi, M.M., H.S. Zadeh, C. Lcas, Unspervisied MRI Segmentation with Spatial Connectivity, Proceeding of SPIE Int. Symposim on Medical Imaging, San Diego, Ma, L., L, L.P., Zh, L., Unspervised Textre Segmentation Based on Mltiscale Local Binary Pattern and FCM Clstering, China, Pedrycz, W., J. Waletzky, 997, Fzzy Clstering With Partial Spervision, IEEE Transaction on Syst. Man. Cybern. Part B Cybern., 27, Schlze, M.A., Pearce, J.A., 993, Linear Combinations of Morphological Operators: The Midrange, Psedomedian, and LOCO Filters, IEEE International Conference, Acostics, Speech, and Signal Processing, Vol.V, pp Form Teknik Vol. 33, No. 2, Mei 200 Shan, S., A.J. Szameitat, A. Sterr, Detection of Infarct Lesions from Single MRI Modality sing Inconsistency between Voxel Intensity and Spatial Location-A 3D Atomatic Approach, Pblished Jornal Articles and Book Chapter from The Department of Psychology, University of Srrey, Soesanti, I., Analisis Citra Medis Menggnakan Segmentasi Adaptif, Jrnal JITEE vol, Teknik Elektro UGM, Yogyakarta, Soesanti, I., A. Ssanto, T. S. Widodo, M. Tjokronegoro, Segmentasi Citra Adaptif Berbasis Logika Fzzy Teroptimasi ntk Analisis Citra Medis, Form Teknik Vol. 33, No., Yogyakarta, Janari 200. Sn, S.G., and H.W. Park, Segmentation of forward-looking infrared image sing fzzy thresholding and edge detection, Optical Engineering, Vol. 40 No., November 200, pp Yang, M.S., H, Y.J., Lin, K.C.R., Lin, C.C.L., 2002, Segmentation Techniqes for Tisse Differentiation in MRI of Ophthalmology Using Fzzy Clstering Alg., MRI Jornal, 20:73 9.

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.

Lebih terperinci

Perancangan Perangkat Lunak untuk Ekstraksi Ciri dan Klasifikasi Pola Batik

Perancangan Perangkat Lunak untuk Ekstraksi Ciri dan Klasifikasi Pola Batik JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 17, No. 2, 157-165, Nov 2014 157 Perancangan Perangkat Lunak untuk Ekstraksi Ciri dan Klasifikasi Pola Batik (Software Design for Feature Extraction and Classification

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan citra pada masa sekarang mempunyai suatu aplikasi yang sangat luas dalam berbagai bidang antara lain bidang teknologi informasi, arkeologi, astronomi, biomedis,

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE Vale Added, Vol. 11, No. 1, 015 PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE 1 Moh Yamin Darsyah, Ujang Malana 1, Program Stdi Statistika FMIPA Universitas Mhammadiyah Semarang Email:

Lebih terperinci

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu Jrnal Gradien Vol. No.2 Jli 2005 : 5-55 Model Hidrodinamika Pasang Srt Di Perairan Pla Baai Bengkl Spiyati Jrsan Fisika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan Alam, Universitas Bengkl, Indonesia Diterima

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan

Lebih terperinci

Ekstraksi Ciri dan Identifikasi Citra Otak MRI Berbasis Eigenbrain Image

Ekstraksi Ciri dan Identifikasi Citra Otak MRI Berbasis Eigenbrain Image 47 Ekstraksi Ciri dan Identifikasi Citra Otak MRI Berbasis Eigenbrain Image Indah Soesanti1), Adhi Susanto2), Thomas Sri Widodo2) Maesadji Tjokronagoro3) 1,2) Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba

Lebih terperinci

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT oleh GURITNA NOOR AINATMAJA M SKRIPSI ditlis dan diajkan ntk memenhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate

Lebih terperinci

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS Mardhika WA 1, Syamsdhha 2, Aziskhan 2 mardhikawirahadi@nriacid 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika 2 Laboratorim Komptasi Jrsan

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O ( ) Panjang sat ektor x di R dan R dinamakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pembahasan pada bab ini, merpakan pembahasan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori-teori tersebt melipti mata ang, pelak yang berperan, faktor-faktor yang mempengarhi

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1) tahaean Vol. 4 No. Janari 007 rnal TKNIK SIPIL Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan nergi Syaalddin ) Abstrak Paper ini menyajikan pengerjaan hkm kekekalan energi pada pemodelan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Fuzzy C Means Dan Statistical Region Merging Pada Segmentasi Citra

Implementasi Algoritma Fuzzy C Means Dan Statistical Region Merging Pada Segmentasi Citra Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Implementasi Algoritma Fuzzy C Means Dan Statistical Region Merging Pada Segmentasi Citra I Made Budi Adnyana STMIK STIKOM

Lebih terperinci

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE TEKAA TAAH PADA DIDIG PEAHA METODA RAKIE Moda kernthan F Gaya F dapat disebabkan oleh: gesekan pada dasar (gravity retaining walls) masknya dinding ke dalam tanah (sheet retaining walls) angker dan penahan

Lebih terperinci

by Emy 1 IMAGE RESTORATION by Emy 2

by Emy 1 IMAGE RESTORATION by Emy 2 Copyright @ 2007 by Emy 1 IMAGE RESTORATION Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mamp membedakan proses pengolahan citra mengnakan image enhancement dengan image restoration Mamp menganalisis citra yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang

Lebih terperinci

Implementasi Segmentasi Citra dengan Menggunakan Metode Generalized Fuzzy C- Means Clustering Algorithm with Improved Fuzzy Partitions

Implementasi Segmentasi Citra dengan Menggunakan Metode Generalized Fuzzy C- Means Clustering Algorithm with Improved Fuzzy Partitions JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Implementasi Segmentasi Citra dengan Menggunakan Metode Generalized Fuzzy C- Means Clustering Algorithm with Improved Fuzzy Partitions Ivan Hardiyanto,

Lebih terperinci

Segmentasi Citra Berbasis Clustering Menggunakan Algoritma Fuzzy C-Means

Segmentasi Citra Berbasis Clustering Menggunakan Algoritma Fuzzy C-Means JURNAL TEKNOLOGI ELEKTRO, VOL.14, NO.1, JANUARI-JUNI 2015 16 Segmentasi Berbasis Clustering Menggunakan Algoritma Fuzzy C-Means I Made Budi Adnyana, I Ketut Gede Darma Putra, dan I Putu Agung Bayupati

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSIAS INDONESIA PERANANGAN PENGENDALI MODEL PREDIIVE ONROL (MP) PADA SISEM EA EXANGER DENGAN JENIS KARAKERISIK SELL AND UBE ESIS RIDWAN FARUDIN 76733 FAKULAS EKNIK PROGRAM SUDI EKNIK KONROL INDUSRI

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD Murinto, Resa Fitria Rahmawati Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan

Lebih terperinci

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik Perteman IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Strktr Kay IV.1 Batang Tarik Gamar 4.1 Batang tarik Elemen strktr kay erpa atang tarik ditemi pada konstrksi kdakda. Batang tarik merpakan sat elemen strktr yang menerima

Lebih terperinci

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Makalah Seminar Tgas Akhir Jnanto Prihantoro 1, Trias Andromeda. 2, Iwan Setiawan

Lebih terperinci

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK Jrnal Matematika UNAND Vol. No. 2 Hal. 39 43 ISSN : 233 29 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK YULIANA PERMATASARI Program Stdi

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN / WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN2013 TENTANG PEDOMAN STANDAR KINERJA INDIVIDU PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B Heri Setiawan, Iwan Setyawan, Saptadi Nugroho IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Shabrina Mardhi Dalila, Handayani Tjandrasa, dan Nanik

Lebih terperinci

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN Wiryanto Dewobroto ---------------------------------- Jrsan Teknik Sipil - Universitas elita Harapan, Karawaci FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK ERENCANAAN UJIAN TENGAH SEMESTER ( U T S ) GENA TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner

MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner Dosen Pengampu: Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Genap 2016/2017 Definisi Citra biner (binary image) adalah citra yang hanya mempunyai dua nilai derajat

Lebih terperinci

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel 1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M000259 Di PT.PAL INDONESIA Oleh : Selfy Atika Sary NRP : 1307 030 053 Pembimbing :

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS Ole: Citra Dewi Ksma P. 106 100 007 Dosen pembimbing: DR. Sbiono, MSc. Latar Belakang PENDAHULUAN Penyakit Tberklosis TB adala

Lebih terperinci

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh . RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari dua puluh tahun terakhir, penelitian tentang tumor otak yang dilakukan oleh National Cancer Institute Statistics (NCIS) menyebutkan penyakit tumor

Lebih terperinci

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM) Jani Kusanti Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Elektro dan Informatika Universitas Surakarta (UNSA),

Lebih terperinci

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING Desi Yanti, Sayti Rahman, Rismayanti 3 Jrsan Teknik Informatika Universitas Harapan Medan Jl. HM Jhoni

Lebih terperinci

Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan

Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan Septi Wulansari (5109100175) Pembimbing I: Prof. Ir. Handayani Tjandrasa, M.Sc.,

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG Gama Wisnu Fajarianto 1, Handayani Tjandrasa 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah

Trihastuti Agustinah TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E. Objektif. Teori. Contoh 4. Simplan

Lebih terperinci

ABSTRAK 1 PENDAHULUAN

ABSTRAK 1 PENDAHULUAN IMPLEMENTASI METODE KLASIFIKASI FUZZY C-MEANS MENGGUNAKAN ALGOITMA MULTISCALE DIFFUSION FILTEING Fitri Primayunita 1, Agus Zainal Arifin 2, Anny Yuniarti Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi Jrnal Matematika Integratif ISSN 4-684 Volme No, Oktober 05, pp - 8 Kontrol Optimm pada Model Epidemik SIR dengan Pengarh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi N. Anggriani, A. Spriatna, B. Sbartini, R. Wlantini

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL Andi Hendra 1 1 Jurusan Matematika MIPA Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian pengolahan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) Pramuda Akariusta Cahyan, Muhammad Aswin, Ir., MT., Ali Mustofa, ST., MT. Jurusan

Lebih terperinci

OPTIMASI PENENTUAN DOSIS OBAT PADA TERAPI LEUKEMIA MYELOID KRONIK

OPTIMASI PENENTUAN DOSIS OBAT PADA TERAPI LEUKEMIA MYELOID KRONIK Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakltas MIPA, Universitas Negeri Yogyakart, 4 Mei 0 OPTIMASI PENENTUAN DOSIS OBAT PADA TERAPI LEUKEMIA MYELOID KRONIK Ibn Hajar Salim,

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra Meirista Wulandari Jurusan Teknik Elektro, Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia meiristaw@ft.untar.ac.id Diterima 10 Desember 016

Lebih terperinci

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA Abstrak TBC penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardioaskler

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh BAB LANDASAN TEORI. Sejarah Analisis Jalr (Path Analysis) Analisis jalr yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahn 90-an oleh seorang ahli genetika yait Sewall Wright. Teknik analisis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Bab ini berisi tentang teori yang mendasari penelitian ini. Terdapat beberapa dasar teori yang digunakan dan akan diuraikan sebagai berikut. 2.1.1 Citra Digital

Lebih terperinci

Deteksi Kepala Janin Pada Gambar USG Menggunakan Fuzzy C-Means (FCM) Dengan Informasi Spasial Dan Iterative Randomized Hough Transform (IRHT)

Deteksi Kepala Janin Pada Gambar USG Menggunakan Fuzzy C-Means (FCM) Dengan Informasi Spasial Dan Iterative Randomized Hough Transform (IRHT) Deteksi Kepala Janin Pada Gambar USG Menggunakan Fuzzy C-Means (FCM) Dengan Informasi Spasial Dan Iterative Randomized Hough Transform (IRHT) Dwi Puspitasari 1 *, Handayani Tjandrasa 2 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah

Trihastuti Agustinah TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF TEORI CONTOH 4 SIMPULAN 5 LATIHAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Sejarah Analisis Jalr Teknik analisis jalr yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahn 1934, sebenarnya merpakan pengembangan korelasi yang dirai menjadi beberapa interpretasi akibat

Lebih terperinci

Operasi Titik Kartika Firdausy

Operasi Titik Kartika Firdausy Operasi Titik Kartika Firdausy tpcitra@ee.uad.ac.id blog.uad.ac.id/kartikaf 2262230 Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu: mengidentifikasi Fungsi Transformasi Skala Keabuan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Ardi Satrya Afandi Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Depok, Indonesia art_dhi@yahoo.com Prihandoko,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan metode penelitian sebagai berikut: 1) Pengumpulan Data Tahap ini dilakukan sebagai langkah awal dari suatu penelitian. Mencari

Lebih terperinci

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU 1 STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU Alvin Malana, Adi Srjosatyo Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA SEGMENTASI

PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA SEGMENTASI PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA SEGMENTASI Iman H. Kartowisatro Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 imanhk@binus.edu

Lebih terperinci

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson Veronica Lusiana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email: verolusiana@yahoo.com Abstrak Segmentasi citra sebagai

Lebih terperinci

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT BEBERP IDENTITS PD GENERLISSI BRISN FIBONCCI Sri Melati 1, Mashadi, Msraini M 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika Dosen Jrsan Matematika Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan lam Universitas Ria Kamps

Lebih terperinci

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM 14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan

Lebih terperinci

IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS

IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS 8 IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS Maih berkaitan dengan bab ebelmnya, pada bagian ini akan dibaha tiga model ntk at ar lal-linta yang mengalir pada at ingle link. Model-model terebt terdiri ata da model

Lebih terperinci

PENGHAPUSAN NOISE PADA CITRA DENGAN FILTER ADAPTIVE- HIERARCHICAL

PENGHAPUSAN NOISE PADA CITRA DENGAN FILTER ADAPTIVE- HIERARCHICAL MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JUNI-JULI PENGHAPUSAN NOISE PADA CITRA DENGAN FILTER ADAPTIVE- HIERARCHICAL Ana Wahyu Hakim 1, Handayani Tjandrasa 2, Bilqis Amalia 3 Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Fuzzy C Means dan Stastitical Region Merging Pada Segmentasi Citra

Implementasi Algoritma Fuzzy C Means dan Stastitical Region Merging Pada Segmentasi Citra EKSPLORA INFORMATIKA 179 Implementasi Algoritma Fuzzy C Means dan Stastitical Region Merging Pada Segmentasi Citra I Made Budi Adnyana STMIK STIKOM Bali Jln. Raya Puputan No.86, Renon, Denpasar e-mail:

Lebih terperinci

PENAJAMAN DAN SEGMENTASI CITRA PADA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. Moehammad Awaluddin, Bambang Darmo Y *)

PENAJAMAN DAN SEGMENTASI CITRA PADA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. Moehammad Awaluddin, Bambang Darmo Y *) PENAJAMAN DAN SEGMENTASI CITRA PADA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Moehammad Awaluddin, Bambang Darmo Y *) Abstract Image processing takes an image to produce a modified image for better viewing or some other

Lebih terperinci

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA :38:54

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA :38:54 Rekonstruksi Citra pada Super Resolusi menggunakan Projection onto Convex Sets (Image Reconstruction in Super Resolution using Projection onto Convex Sets) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN 30 3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN Lat merpakan sat lingkngan yang sangat kompleks baik ditinja dari segi biotik mapn abiotik. Tak terkecali dengan dasar perairan, dasar perairan merpakan sat medim yang

Lebih terperinci

Pemisahan Objek-Objek Berbasis Region pada Citra Digital dengan Metode Normalized Cuts

Pemisahan Objek-Objek Berbasis Region pada Citra Digital dengan Metode Normalized Cuts JURNAL DIGIT, Vol.1, No., November 011, pp. 13~131 ISSN: 088-589X 13 Pemisahan Objek-Objek Berbasis Region pada Citra Digital dengan Metode Normalized Cuts Marsani Asfi Program Studi Sistem Informasi Sekolah

Lebih terperinci

Peningkatan Citra Termogram untuk Klasifikasi Kanker Payudara berbasis

Peningkatan Citra Termogram untuk Klasifikasi Kanker Payudara berbasis ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Peningkatan Citra Termogram untuk Klasifikasi Kanker Payudara berbasis Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) Oky Dwi Nurhayati,, Thomas Sri Widodo,

Lebih terperinci

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari)

Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari) Implementasi Teori Graf Dalam Masalah Fingerprint Recognition (Pengenalan Sidik Jari) Amalfi Yusri Darusman Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung, jalan Ganesha 10 Bandung, email : if17023@students.if.itb.a.c.id

Lebih terperinci

JUDUL THRESHOLDING DENGAN PEMILIHAN WINDOW SECARA ADAPTIVE BERBASIS PENGUKURAN TINGKAT KETAJAMAN CITRA

JUDUL THRESHOLDING DENGAN PEMILIHAN WINDOW SECARA ADAPTIVE BERBASIS PENGUKURAN TINGKAT KETAJAMAN CITRA PRESENTASI TESIS JUDUL THRESHOLDING DENGAN PEMILIHAN WINDOW SECARA ADAPTIVE BERBASIS PENGUKURAN TINGKAT KETAJAMAN CITRA OLEH I Made Darma Susila 5108.201.014 PEMBIMBING Dr. Agus Zainal, SKom., M.Kom. Isye

Lebih terperinci

18.1. Section Modulus cm 3 (kg/m) axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y WF

18.1. Section Modulus cm 3 (kg/m) axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y axis x-x axis y-y WF FKULTS DESIN dan TEKNIK PERENNN Ujian khir Semester Peride Genap Tahn kademik 009/010 Jrsan : Teknik Sipil Hari / Tanggal : Senin, 17 Mei 010 Kde Kelas : Wakt : 07.15 09.00 Mata Ujian : Strktr aja 1 Semester

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL

METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL Bambang Irawanto 1,Djwandi 2, Sryoto 3, Rizky Handayani 41,2,3 Departemen Matematika Faktas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE Inner Prodcts Angle and Orthogonality in Inner Prodct Spaces Orthonormal Bases; Gram-Schmidt Process; QR-Decomposition Best Approximation; Least Sqares Orthogonal Matrices;

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas

1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK BERDASARKAN EKSTRAKSI FITUR TEKSTUR STATISTIK Yogi Febrianto yoefanto@gmail.com Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Abstrak CT scan mampu menghasilkan citra organ internal (struktur

Lebih terperinci

DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN OPERATOR ISOTROPIK DENGAN PENGOLAHAN AWAL MENGGUNAKAN PENGATURAN INTENSITAS

DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN OPERATOR ISOTROPIK DENGAN PENGOLAHAN AWAL MENGGUNAKAN PENGATURAN INTENSITAS MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN OPERATOR ISOTROPIK DENGAN PENGOLAHAN AWAL MENGGUNAKAN PENGATURAN INTENSITAS Sulistono*, Achmad Hidayatno**, R. Rizal Isnanto** Abstrak Kadangkala hasil

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Kerusakan bangunan akibat gempa dapat diantisipasi dengan beberapa

BAB II TEORI DASAR. Kerusakan bangunan akibat gempa dapat diantisipasi dengan beberapa BAB II TEORI DASAR 2. UMUM Kersakan angnan akiat gempa dapat diantisipasi dengan eerapa metode, aik secara konvensional mapn secara teknologi yang dinamakan Lead Rer Bearing (LRB). Bahan isolator LRB ini

Lebih terperinci

PERBAIKAN CITRA BER-NOISE MENGGUNAKAN SWITCHING MEDIAN FILTER DAN BOUNDARY DISCRIMINATIVE NOISE DETECTION

PERBAIKAN CITRA BER-NOISE MENGGUNAKAN SWITCHING MEDIAN FILTER DAN BOUNDARY DISCRIMINATIVE NOISE DETECTION PERBAIKAN CITRA BER-NOISE MENGGUNAKAN SWITCHING MEDIAN FILTER DAN BOUNDARY DISCRIMINATIVE NOISE DETECTION Ahmad Saikhu, Nanik Suciati, Widhiantantri S. Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci