ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin"

Transkripsi

1 ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin Abstract Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai ke yang terbesar disebut pansiklis. Teorema Bondy menyebutkan bahwa jika G berorde n dan δ(g) n/2, maka G adalah pansiklis atau G=K_(n/2,n/2) untuk n genap. Sementara itu, graf dengan siklus yang memuat semua titik dari graf tersebut disebut graf Hamilton. Dalam makalah ini akan ditunjukkan bahwa graf Hamilton yang dilengkapi dengan syarat tertentu juga memuat siklus dari yang terkecil sampai yang terbesar. Dengan demikian, karakteristik graf Hamilton dengan sifat-sifat tertentu tersebut dapat digunakan untuk membuktikan teorema Bondy. Kata Kunci : graf, siklus, pasilkis, Bondy, Hamilton I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA Teori Ramsey adalah suatu area penelitian dalam teori graf yang sedang berkembang pesat dan mempunyai banyak aplikasi, di antaranya pada teori bilangan, analisis harmonik, aljabar, geometri, komputasi, topologi, teori himpunan, logika, teori ergodik, teori informasi dan ilmu komputer (Makalah Pidato Ilmiah Baskoro, 2007). Meskipun tergolong area yang baru dalam bidang kombinatorik, khususnya dalam teori graf, namun teori ini telah mendapat perhatian dari banyak peneliti. Akibatnya kajian ini berkembang pesat dan telah memperoleh banyak hasil. Kesulitan utama dalam menentukan bilangan Ramsey graf adalah sulitnya menemukan metode, teknik, atau teorema yang terkait dengan karakteristik suatu graf. Namun untuk graf siklus, teorema Bondy dapat dijadikan sebagai alternatif metode. Lebih jauh, graf roda adalah graf yang subgraf pembangunnya memuat siklus, Olehnya itu, metode atau teknik yang digunakan pada penentuan bilangan Ramsey untuk graf siklus, juga dapat digunakan pada penentuan bilangan Ramsey untuk graf roda. Teorema Bondy adalah teorema yang menjamin keberadaan semua siklus. Teorema ini menyebutkan bahwa jika terdapat suatu graf yang derajat terkecilnya adalah setengah dari ordernya maka graf tersebut memuat semua siklus dari yang terkecil sampai yang terbesar. Dengan demikian, torema Bondy mempunyai peranan yang penting dalam penentuan bilangan Ramsey, khususnya untuk graf yang memuat siklus. Jadi pemahaman yang mendalam tentang teorema Bondy dengan cara menemukan alternatif pembuktiannya adalah penting Graf dan Subgraf Graf G(V,E) adalah suatu sistem yang terdiri dari himpunan berhingga tak kosong V = V(G) dan himpunan E = E(G) dengan E, -. Himpunan V disebut himpunan titik dari G dan himpunan E disebut himpunan sisi dari G. Setiap u dan v di V(G) disebut titik dan setiap e = {u,v} di E(G) disebut sisi. Selanjutnya, sisi e = {u,v} ditulis uv. Titik u disebut tetangga (neighbor) dari titik v jika e = uv. Lebih lanjut, titik u dan v dikatakan titik-titik bertetangga (adjacent), sedangkan sisi e dikatakan terkait (incident) dengan titik u dan v. Dua sisi e 1 dan e 2 pada G disebut sisi-sisi bertetangga jika e 1 dan e 2 terkait pada satu titik yang sama. Sisi dan dikatakan saling bebas jika dan tidak bertetangga. Secara serupa, dua titik pada G dikatakan saling bebas jika kedua titik tersebut tidak bertetangga. Graf F disebut komplemen dari graf G, jika V(F) = V(G) dan uv E(F) jika dan hanya jika uv E(G). Komplemen dari graf G dinotasikan dengan. Dua graf G dan H disebut isomorfik jika terdapat pemetaan satu-satu dan pada : V(G) V(H) sedemikian sehingga untuk setiap berlaku xy E(G) jika dan hanya jika Kardinalitas himpunan S dinotasikan dengan, adalah banyaknya anggota dari S. Orde graf G adalah dan ukuran graf G adalah. Graf G berorde m dinotasikan dengan G m. Graf dikatakan graf lengkap, dinotasikan dengan jika setiap dua titik pada bertetangga. Misalkan adalah sebarang titik pada dan. Didefinisikan N s (v i ) = {w + dan N s [v i ]=N s (v i ) * +,

2 dan,. Derajat titik, dinotasikan dengan, adalah. Derajat maksimum dari adalah * +, dan derajat minimum dari adalah * +. Graf disebut graf r-reguler jika. Teorema II.1 Misalkan G adalah sebarang graf berorde n dan berukuran q. Jika, maka dan dinotasikan dengan, -. Subgraf, - dinotasikan dengan. Misalkan adalah sebarang graf. Misalkan pula dan. Didefinisikan * + dan * +. Graf adalah suatu subgraf dari dengan dan * +. Graf adalah suatu subgraf dari dengan dan. Khususnya untuk * + dan dengan, subgraf ditulis dan subgraf ditulis. Contoh subgraf-subgraf tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Akibat II.1 Banyaknya titik yang berderajat ganjil pada suatu graf adalah genap Bukti Teorema II.1 dan Akibat II.1 dapat dilihat pada rujukan Chartrand dan Lesniak (1996). Misalkan u dan v adalah dua titik pada graf yang tidak bertetangga. Graf * + adalah suatu graf baru dengan himpunan titik dan himpunan sisi * +. Contoh graf baru tersebut dapat dilihat pada Gambar1.(b). Gambar 1. (a) Graf dan (b) Graf Graf disebut subgraf dari jika dan. Selanjutnya, subgraf dari ditulis. Subgraf dikatakan subgraf maksimal dari jika memuat semua sisi untuk semua. Untuk sebarang himpunan, subgraf tereduksi oleh dari adalah subgraf maksimal dari dengan himpunan titik Gambar 2. (a) Graf, (b) subgraf, dan (c) subgraf Lintasan (path) dengan titik adalah graf yang titik-titiknya dapat diurutkan dalam suatu barisan sedemikian sehingga * +. Graf dikatakan terhubung jika untuk setiap dua titik dan pada graf tersebut terdapat suatu lintasan yang memuat dan. Jika adalah suatu lintasan berorde dan, maka graf * + disebut siklus berorde (Lihat Gambar 3). Panjang adalah, yaitu banyaknya sisi pada dan panjang siklus adalah. Gambar 3. (a) Lintasan P n dan (b) Siklus C n

3 Panjang siklus terbesar pada suatu graf dinotasikan dengan, sedangkan panjang siklus terkecil dinotasikan dengan. Graf dengan orde disebut pansiklis (pancyclic) jika memuat semua siklus dengan, dan disebut pansiklis lemah (weakly pancyclic) jika memuat siklus untuk. Graf pada Gambar 4 adalah pansiklis lemah dengan dan adalah pansiklis karena memuat semua siklus untuk. Teorema II.2 berukuran Gambar 4 Jika G adalah graf berorde n dan maka G memuat sebuah siklus ganjilatau Teorema II.3 Misalkan G adalah sebarang graf berorde n Jika maka G dalah graf hamilton. Graf pohon adalah graf terhubung berorde dan tidak memuat siklus. Bintang adalah pohon dengan V(S n ) = {v 1, v 2,..., v n } dan E(S n ) = {v 1 v i+1 : i = 1, 2,..., n 1}. Titik v 1 disebut pusat dari S n. Graf pada Gambar 5 adalah bintang S 11 dengan pusat v 1. Gambar 5. Bintang S 11 Roda W k adalah suatu graf yang dibentuk dari siklus C k dengan menambahkan satu titik, sebut x, dan menambahkan k sisi dari titik x ke semua titik di C k. Dalam hal ini, titik x disebut poros (hub) roda dan siklus C k disebut rim roda. Pada Gambar 6 adalah roda W 8 dengan poros x. Gambar 6 Misalkan V 1, V 2,... V k adalah beberapa himpunan bagian dari himpunan titik V(G) pada suatu graf G. Untuk setiap i, himpunan V i disebut partisi dari V(G) jika, dan serta dengan. Graf G disebut graf k- partit jika V(G) dapat dipartisi ke dalam k partisi himpunan bebas V 1, V 2,..., V k. Graf k-partit untuk dengan disebut graf multipartit, dinotasikan dengan. Khusus untuk, disebut graf bipartit. Graf multipartit disebut graf multipartit lengkap jika setiap titik di setiap partisi bertetangga dengan semua titik di partisi-partisi lainnya. Graf multipartit lengkap dinotasikan dengan. Menurut pengertian ini, bintang merupakan graf bipartit lengkap dengan notasi. Misalkan adalah graf dengan himpunan titik dan himpunan sisi,. Graf gabungan adalah suatu graf dengan himpunan titik dan himpunan sisi. Definisi graf jumlah secara umum belum ada. Namun untuk jumlah dua graf, telah didefinisikan seperti berikut: Graf Jumlah (join) adalah suatu graf dengan dan * + (Disertasi Hasmawati, 2007). Contoh graf jumlah dapat dilihat pada Gambar 7 (b). Dengan demikian, bintang dapat didefinisikan sebagai, roda dapat didefinisikan sebagai. Gambar 7. (a) graf dan (b) graf.

4 2.2. Pewarnaan dan Dekomposisi Secara umum pewarnaan graf terdiri atas pewarnaan titik dan pewarnaan sisi pada graf. Pewarnaan titik adalah pemberian warna pada himpunan titik dengan aturan setiap titik diberi hanya satu warna dan dua titik yang bertetangga diberi warna yang berbeda. Graf dikatakan berwarna k jika dapat diwarnai dengan k warna. Bilangan asli terkecil k sedemikian sehingga berwarna k disebut bilangan kromatik dari, dinotasikan. Sebagai contoh : Sedangkan pewarnaan sisi adalah memberi warna pada himpunan sisi sedemikian sehingga sisi-sisi yang bertetangga mempunyai warna yang berbeda. Selain kedua pewarnaan ini, juga terdapat bentuk pewarnaan lain yaitu pemberian dua atau lebih warna pada himpunan titik dan himpunan sisi sedemikian sehingga memuat suatu subgraf yang monokromatik (subgraf yang memiliki satu warna). Bentuk pewarnaan ini digunakan pada penentuan bilangan Ramsey. Misalkan adalah graf dan untuk setiap. Dekomposisi graf adalah himpunan * + sedemikian sehingga dan untuk setiap dan * + Dekomposisi dari graf ditulis dengan notasi. Sebagai contoh ( ) dan Bilangan Ramsey Teori Ramsey pertama dipelajari dalam konteks problem penentuan prosedur regular untuk memeriksa konsistensi dari suatu formula logika yang diberikan. Kemudian, teori ini menjadi terkenal setelah Paul Erdos dan George Szekeres (1935) mengaplikasikannya ke dalam teori graf yang menghasilkan teorema tentang bilangan Ramsey graf. Selanjutnya, melalui teorema tersebut konsep bilangan Ramsey graf dua warna dinyatakan dalam teorema berikut Teorema II.3.1 Untuk setiap bilangan bulat n 1 dan n 2, terdapat bilangan bulat terkecil M 0 sedemikian sehingga jika, maka setiap pewarnaan dua warna pada sisi-sisi graf lengkap K m akan memuat subgraf yang semua sisinya berwarna sama dan isomorfik dengan atau. Bilangan M o disebut bilangan Ramsey klasik dua warna yang selanjutnya disebut bilangan Ramsey klasik, dan dinotasikan dengan R(n 1, n 2 ) atau R(, ). Pengertian bilangan Ramsey klasik R(n 1, n 2 ) dapat dinyatakan sebagai berikut. Definisi II.3.2 Untuk sembarang dua bilangan asli n 1 dan n 2, bilangan Ramsey R(n 1, n 2 ) adalah bilangan bulat terkecil m sedemikian sehingga untuk setiap graf F berorde m memenuhi sifat berikut: F memuat graf atau memuat. Karena setiap graf F memenuhi = F, R(n 1, n 2 ) pada Definisi II.3.2 bersifat simetri yaitu R(n 1, n 2 )= R(n 2, n 1 ). Erdos dan Szekeres (1935) membuktikan eksistensi bilangan Ramsey klasik R(n 1, n 2 ) dengan menunjukkan batas atas dan batas bawahnya. Batas atas dan batas bawah tersebut, berturut-turut, disajikan dalam dua teorema berikut. Teorema II.3.2 (Batas atas). Untuk setiap bilangan asli n 1 dan n 2, R(n 1, n 2 ) senantiasa ada dan memenuhi R(n 1, n 2 ) Teorema II.3.3 (Batas bawah). Untuk setiap bilangan asli dimana n 1 2 dan n 2 2 maka R(n 1, n 2 ) 1 + (n 1 1)(n 2 1). Pada definisi bilangan Ramsey klasik di atas, apabila graf bukan hanya graf lengkap melainkan berlaku secara umum yakni berlaku untuk sembarang graf, maka bilangan Ramsey R(G, H) hanya disebut bilangan Ramsey graf. III. MANFAAT DAN TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menemukan metode alternatif pembuktian teorema Bondy. Pada penelitian ini dikaji graf Hamilton dan sifat-sifatnya. Siklus Hamiltonian (Hamiltonian Cycle) merupakan siklus dalam graf G yang memuat setiap titik di G. Graf yang memuat siklus Hamiltonian disebut graf Hamilton. Selanjutnya, graf Hamilton yang memiliki sifat tertentu memuat semua siklus dari yang terkecil sampai ke yang terbesar. Dengan demikian graf Hamilton dengan beberapa tambahan sifat-sifat dapat digunakan untuk membuktikan teorema Bondy Teorema Bondy Teorema Bondy adalah teorema yang menjamin keberadaan semua siklus. Teorema ini menyebutkan bahwa jika terdapat suatu graf yang derajat terkecilnya adalah setengah dari ordernya maka graf tersebut memuat semua siklus dari yang terkecil sampai yang terbesar. Oleh karena roda adalah graf yang subgraf

5 pembangunnya adalah siklus maka untuk mengetahui keberadaan roda juga dapat menggunakan teorema Bondy. Teorema III.1. (Bondy, 1971) Misalkan G adalah graf berorde n. Jika, maka adalah pansiklis atau untuk n genap. Bukti : Pertama-tama akan ditunjukkan bahwa jika adalah graf berorde dimana, maka n genap dan. Misalkan G adalah graf berorde n dengan. Maka, akan diperoleh Berdasarkan teorema II.3, graf G merupakan graf Hamilton. Menurut Teorema II.1, ukuran dari suatu graf atau banyaknya sisi pada suatu graf yang dinotasikan dengan adalah atau. Dengan demikian diperoleh graf Hamilton, dimana. Misalkan adalah siklus Hamilton dari yang tidak memuat -siklus dimana dan misalkan dan adalah dua titik yang berurutan dari C (dimana semua subscripts dinyatakan sebagai modulo n). Jika dan dan, maka paling banyak satu dari dan adalah sebuah sisi dari G. Oleh karena itu untuk setiap titik-titik dengan pada { } yang bertetangga dengan, terdapat sebuah titik pada * + yang tidak bertetangga dengan. Dan juga. ( ) ( ( )) Andaikan, (1) adalah bilangan ganjil. Maka dengan menggunakan persamaan (1) terdapat beberapa titik, yang dimisalkan, sedemikian sehingga. Akibatnya, dimana kontradiksi dengan kenyataan bahwa. Jadi n adalah bilangan genap. Jika adalah bilangan genap dan menurut persamaan (1), maka. Jika dan menurut persamaan (1), maka berlaku. Jika persamaan (1) berlaku untuk setiap maka jika dan hanya jika dan. (2) Andaikan. Jika berlaku, dengan menggunakan Teorema II.2, maka mempunyai sebuah siklus ganjil. Ini menunjukkan bahwa G memuat sebuah siklus sebelah luar terbesar dengan panjang yang ganjil. Misalkan, adalah siklus sebelah luar yang terpendek dengan panjang ganjil maka adalah genap dan ( tidak memuat -siklus). Oleh karena berlaku, maka dengan persamaan (2),. Dan begitu pula dengan menggunakan persamaan (2) maka diperoleh. Oleh karena itu bagian luar dengan panjang ganjil adalah sebuah siklus, dimana hal ini

6 kontradiksi dengan panjang siklus terpendek pada yaitu. Jadi. Kemudian akan ditunjukkan dengan induksi pada bahwa jika adalah sebuah graf hamilton, dimana, maka pansiklis atau untuk genap. Jika, maka dan pansiklis. Diasumsikan bahwa untuk semua graf Hamilton berorder dengan sisi paling sedikit maka pansiklis atau untuk bernilai genap. Misalkan sebuah graf Hamilton dengan. Diasumsikan bahwa (i) genap dan bahwa atau (ii) ganjil. Akan ditunjukkan pansiklis. Menurut asumsi ini yang merupakan lanjutan dari bagian pertama pembuktian dimana dengan genap dan memuat yang merupakan sebuah -siklus dari G. Dalam hal ini, memuat sebuah siklus yaitu. Misalkan adalah titik yang tunggal dari yang tidak terdapat di. Jika deg, maka untuk setiap bilangan memenuhi, sehingga verteks terletak pada sebuah -cycle dari ; Sebaliknya, jika dengan, maka, dimana (mod ). tidak terletak pada setiap siklus atau terdapat siklus. Hal ini menunjukkan bahwa deg yang mana kontradiksi dengan deg adalah pansiklis jika deg. yang tidak memuat,. Jadi Jika deg, maka adalah graf Hamilton berorder dengan paling sedikit memiliki sisi. adalah sisi yang terkait dengan titik. Oleh karena dan sesuai asumsi bahwa maka dengan menggunakan hipotesis induksi maka disimpulkan bahwa adalah pansiklis. Jadi terbukti adalah pansiklis Penentuan Batas Atas Bilangan Ramsey Dengan Menggunakan Teorema Bondy Terdapat beberapa teknik dan metode yang dapat digunakan dalam menentukan batas atas bilangan Ramsey. Diantaranya: konsep keberadaan suatu graf tertentu, keterhubungan suatu graf, himpunan bebas dan lain-lain. Khusus untuk menentukan bilangan Ramsey graf yang memuat roda, biasanya digunakan konsep keberadaan suatu siklus seperti lemma Dirac, lemma Brandt atau teorema Bondy. Roda adalah graf yang subgraf pembangunnya memuat siklus. Oleh karena itu, penentuan bilangan Ramsey untuk graf roda dapat menggunakan teorema Bondy, khususnya dalam menentukan batas atasnya. Sebagai contoh, kita akan menunjukkan bahwa batas atas untuk bilangan Ramsey graf bintang terhadap graf roda untuk ganjil dan adalah atau. orde Misalkan graf F adalah sembarang graf dengan. Andaikan graf F tidak memuat bintang S n. Akan ditunjukkan bahwa komplemen F memuat roda W m. Misalkan titik x di graf. Karena graf F tidak memuat bintang S n, maka d(x) < 2n -1 untuk setiap x di F. Tulis A = V(F)/N[x] dan T = F[A]. Mudah untukdiperiksa bahwa T 2n 1. Mengingat d(v) < 2n -1 untuk setiap titik di T, dan banyaknya titik di koplemen T sama dengan banyaknya titik di T, maka derajat setiap titik di komplemen T lebih besar dari setengah ordenya. Menurut Teorema Bondy komplemen T memuat semua siklus C m untuk 3 m T. Siklus C m bersama-sama dengan titik x membentuk roda W m di komplemen F. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa graf F dengan orde 3n - 2 selalu memuat bintang S n atau komplemennya memuat roda W m. Jadi 3n - 2 adalah batas atas bilangan Ramsey untuk bintang S n terhadap roda W m atau. Menurut definisi batas atas bilangan Ramsey, untuk sebarang graf dengan orde, atau. Andaikan F tidak memuat. Akan ditunjukkan

7 memuat. Misalkan adalah sebarang titik di. Karena, untuk setiap. Sebut, - dan, -. Mudah untuk diperiksa bahwa. Karena untuk setiap titik dan, maka. Menurut teorema Bondy, memuat siklus, untuk. Dengan demikian, diperoleh suatu roda di yang berporos di. Jadi, untuk. DAFTAR PUSTAKA 1. Chartrand, G., dan Lesniak, L., CRC (1996) : Graph and Digraph, 3 th, Chapman and Hall. 2. Erd s, P., dan Szekeres, G. (1935) : A Combinatorial Problem in Geometry, Composito Math., 2, Hasmawati. (2007) : Disertasi Bilangan Ramsey untuk Graf yang Memuat Bintang, Departemen Matematika ITB, Indonesia. 4. Johnsonbaugh, R. (2002) : Matematika Diskrit, perpustakaan Nasional, Jakarta. 5. Wilson R. J., (1996) : Introduction to Graph Theory. Longman. IV. KESIMPULAN 1. Teorema Bondy adalah suatu metode yang mempermudah seseorang dalam penentuan bilangan Ramsey graf khususnya untuk pasangan graf yang memuat siklus atau roda. 2. Teorema Bondy adalah teorema tentang karakteritik graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai yang terbesar. Sementara itu, graf Hamilton yang memnuhi sifat tertentu juga memuat semua siklus. Karena itu, graf Hamilton dengan sifat tertentu tersebut dapat dijadikan sebagai metode alternative pembuktian teorema Bondy.

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda Vol. 9, No.2, 114-122, Januari 2013 Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda Hasmawati 1 Abstrak Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai ke

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH Hasmawati, Jusmawati Massalesse, Hendra, Muhamad Hasbi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanudin

Lebih terperinci

Konsep Dasar dan Tinjauan Pustaka

Konsep Dasar dan Tinjauan Pustaka Bab II Konsep Dasar dan Tinjauan Pustaka Pembahasan bilangan Ramsey pada bab-bab berikutnya menggunakan definisi, notasi, dan konsep dasar teori graf yang sesuai dengan rujukan Chartrand dan Lesniak (1996),

Lebih terperinci

Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap Terhadap Roda Genap

Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap Terhadap Roda Genap Vol.4, No., 49-53, Januari 08 Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap erhadap Roda Genap Hasmawati Abstrak Untuk sebarang graf G dan H, bilangan Ramsey R(G,H) adalah bilangan asli terkecil n sedemikian

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang Masalah

I.1 Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah Teori Ramsey adalah suatu area penelitian dalam teori graf yang sedang berkembang pesat dan mempunyai banyak aplikasi. Dalam makalah Rosta (2004) disebutkan

Lebih terperinci

BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF BINTANG S n DAN GRAF RODA W m

BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF BINTANG S n DAN GRAF RODA W m BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF BINTANG S n DAN GRAF RODA W m ISNAINI RAMADHANI Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas Padang, Kampus UNAND Limau Manis

Lebih terperinci

Bilangan Ramsey untuk Kombinasi Bintang dan Beberapa Graf Tertentu

Bilangan Ramsey untuk Kombinasi Bintang dan Beberapa Graf Tertentu Bab III Bilangan Ramsey untuk Kombinasi Bintang dan Beberapa Graf Tertentu Kajian penentuan bilangan Ramsey untuk bintang dan bintang telah tuntas, dilakukan Burr dkk. (1973). Penentuan bilangan Ramsey

Lebih terperinci

Bilangan Ramsey untuk Graf Gabungan

Bilangan Ramsey untuk Graf Gabungan Bab IV Bilangan Ramsey untuk Graf Gabungan Kajian penentuan bilangan Ramsey untuk suatu graf dengan gabungan saling lepas beberapa graf telah dilakukan oleh Burr dkk. (1975). Burr dkk. menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf, graf pohon dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini 2.1 KONSEP DASAR GRAF Konsep

Lebih terperinci

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.00). Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf. Pewarnaan

Lebih terperinci

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf. III BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk 00) Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi pewarnaan graf Pewarnaan titik pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan pendahuluan dari kajian yang akan dilakukan. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penulis dalam pemilihan judul kajian. Selain latar belakang, dijelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Beberapa konsep dasar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori penelitian ini. 2. Konsep Dasar Graf Teori dasar mengenai graf

Lebih terperinci

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS

Lebih terperinci

Graf dan Operasi graf

Graf dan Operasi graf 6 Bab II Graf dan Operasi graf Dalam subbab ini akan diberikan konsep dasar, definisi dan notasi pada teori graf yang dipergunakan dalam penulisan disertasi ini. Konsep dasar tersebut ditulis sesuai dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF GABUNGAN BINTANG. Oleh. Hasmawati NIM :

ABSTRAK BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF GABUNGAN BINTANG. Oleh. Hasmawati NIM : ABSTRAK BILANGAN RAMSEY UNTUK GRAF GABUNGAN BINTANG Oleh Hasmawati NIM : 30104001 Bilangan Ramsey R(G, H) untuk suatu graf G dan H adalah bilangan bulat terkecil n sedemikian sehingga untuk sebarang graf

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Ramsey dalam Teori Graf

Aplikasi Teori Ramsey dalam Teori Graf Aplikasi Teori Ramsey dalam Teori Graf Hasmawati Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin (UNHAS), Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar 90245, Indonesia hasma ba@yahoo.com. Abstract. Teori

Lebih terperinci

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun MA3051 Pengantar Teori Graf Semester 1 2013/2014 Pengajar: Hilda Assiyatun Bab 1: Graf dan subgraf Graf G : tripel terurut VG, E G, ψ G ) V G himpunan titik (vertex) E G himpunan sisi (edge) ψ G fungsi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Bandung, Januari 2004 Penulis, Hasmawati

Kata Pengantar. Bandung, Januari 2004 Penulis, Hasmawati Kata Pengantar Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S-2 pada Departemen Matematika Program Pascasarjana Institut Teknologi Bandung. Defisinisi-definisi dasar dari teori graf

Lebih terperinci

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik BAB II DASAR TEORI 2.1 Teori Dasar Graf 2.1.1 Graf dan Graf Sederhana Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik yang tak kosong dan E adalah himpunan sisi. Untuk selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, aplikasi teori graf

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, aplikasi teori graf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, aplikasi teori graf telah merambah ke aneka disiplin ilmu dan membantu memudahkan orang untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Graf

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Graf Bab 2 TEORI DASAR Pada bab ini akan dipaparkan beberapa definisi dasar dalam Teori Graf yang kemudian dilanjutkan dengan definisi bilangan kromatik lokasi, serta menyertakan beberapa hasil penelitian sebelumnya.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 6 II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada sub bab ini akan diberikan

Lebih terperinci

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi graf sebagai landasan teori dari penelitian ini... Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan diberikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.. Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3 Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 2 Hal. 71 77 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3 FAIZAH, NARWEN Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah BAB II KAJIAN TEORI II.1 Teori-teori Dasar Graf II.1.1 Definisi Graf Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah himpunan tak kosong dari titik graf G, dan E, himpunan sisi

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1 Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 1 Hal. 37 41 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1 MERY ANGGRAINI, NARWEN Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada bagian ini

Lebih terperinci

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL Jondesi Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas Padang, Kampus UNAND Limau Manis Padang 25163, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dipaparkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan para peneliti sebelumnya, pengertian dasar graf, operasi-operasi pada graf, kelas-kelas graf dan dimensi partisi

Lebih terperinci

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 )

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 4 Hal. 83 90 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 ) LIZA HARIYANI Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 1 6 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT AIDILLA DARMAWAHYUNI, NARWEN Program Studi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, maka perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat, begitu pula dengan ilmu matematika. Salah satu cabang ilmu matematika yang memiliki

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 90 96 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP AFIFAH DWI PUTRI, NARWEN Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf yang diambil dari buku Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: Suatu Graf G adalah suatu pasangan himpunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dalam teori graf dan pelabelan graf yang akan digunakan pada bab selanjutnya. 2.1 Definisi dan Istilah Dalam Teori Graf

Lebih terperinci

II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan V(G) menyatakan

II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan V(G) menyatakan II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON 2.1 Konsep Dasar Graf Teori dasar mengenai graf yang akan digunakan dalam penelitian ini diambil dari Deo (1989). Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan

Lebih terperinci

BAB 2. Konsep Dasar. 2.1 Definisi graf

BAB 2. Konsep Dasar. 2.1 Definisi graf BAB 2 Konsep Dasar 21 Definisi graf Suatu graf G = (V(G), E(G)) didefinisikan sebagai pasangan himpunan 2 titik V(G) dan himpunan sisi E(G) dengan V(G) dan E(G) [ VG ( )] Sebagai contoh, graf G 1 = (V(G

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dipaparkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan para peneliti sebelumnya, pengertian dasar graf, operasi-operasi pada graf, kelas-kelas graf dan dimensi partisi

Lebih terperinci

DIGRAF EKSENTRIK DARI GRAF STAR DAN GRAF WHEEL

DIGRAF EKSENTRIK DARI GRAF STAR DAN GRAF WHEEL DIGRAF EKSENTRIK DARI GRAF STAR DAN GRAF WHEEL skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika oleh Rido Oktosa 4150406504 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

3.1 Beberapa Nilai Dimensi Partisi pada Suatu Graf. Dalam dimensi partisi suatu graf, terdapat kelas graf yang nilai dimensi partisinya

3.1 Beberapa Nilai Dimensi Partisi pada Suatu Graf. Dalam dimensi partisi suatu graf, terdapat kelas graf yang nilai dimensi partisinya BAB III DIMENSI PARTISI n 1 3.1 Beberapa Nilai Dimensi Partisi pada Suatu Graf Dalam dimensi partisi suatu graf, terdapat kelas graf yang nilai dimensi partisinya cukup mudah atau sederhana. Kelas graf

Lebih terperinci

KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA

KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA (Tesis) Oleh : Devriyadi Saputra S NPM. 1427031001 MAGISTER MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Teori Graph 2.1.1 Graph Tak Berarah dan Digraph Suatu Graph Tak Berarah (Undirected Graph) merupakan kumpulan dari titik yang disebut verteks dan segmen garis yang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Dasar

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Dasar Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini akan diuraikan konsep dasar dan teori graf yang berhubungan dengan topik penelitian ini, termasuk didalamnya mengenai pelabelan total tak teratur titik dan total vertex

Lebih terperinci

AUTOMORFISME GRAF BINTANG DAN GRAF LINTASAN

AUTOMORFISME GRAF BINTANG DAN GRAF LINTASAN AUTOMORFISME GRAF BINTANG DAN GRAF LINTASAN Reni Tri Damayanti Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Matematika Universitas Brawijaya Email: si_cerdazzz@rocketmail.com ABSTRAK Salah satu topik yang menarik untuk

Lebih terperinci

GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2

GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2 Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 4 Hal. 67 72 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2 DEBBY YOLA CRISTY Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 1 Hal. 6 13 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF AMALGAMASI BINTANG FADHILAH SYAMSI Program Studi Matematika, Pascasarjana

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 1 Hal. 14 22 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n MARIZA WENNI Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Suatu graf G adalah suatu himpunan berhingga tak kosong dari objek-objek yang disebut verteks (titik/simpul) dengan suatu himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2 PENGERTIAN GRAPH 1. DEFINISI GRAPH Graph G adalah pasangan terurut dua himpunan (V(G), E(G)), V(G) himpunan berhingga dan tak kosong dari obyek-obyek yang disebut himpunan titik (vertex) dan E(G) himpunan

Lebih terperinci

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada Bagian ini akan dijelaskan beberapa definisi dan teorema terkait graf, matriks adjency, terhubung, primitifitas, dan scrambling index sebagai landasan teori yang menjadi acuan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF 1 Sejarah Singkat dan Beberapa Pengertian Dasar Teori Graf Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui makalah tulisan Leonard Euler seorang ahli matematika dari Swiss. Euler

Lebih terperinci

Digraph eksentris dari turnamen transitif dan regular (Eccentric digraph of transitive and regular tournaments)

Digraph eksentris dari turnamen transitif dan regular (Eccentric digraph of transitive and regular tournaments) Digraph eksentris dari turnamen transitif dan regular (Eccentric digraph of transitive and regular tournaments) Oleh : Hazrul Iswadi Departemen Matematika dan IPA (MIPA) Universitas Surabaya (UBAYA), Jalan

Lebih terperinci

BAB III MATCHING. Sebelum membahas lebih jauh mengenai optimal assignment problem dan

BAB III MATCHING. Sebelum membahas lebih jauh mengenai optimal assignment problem dan BAB III MATCHING Sebelum membahas lebih jauh mengenai optimal assignment problem dan cara penyelesaiannya, pada bab ini akan dibahas mengenai definisi matching dan matching pada graf bipartit, karena penyelesaian

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m Jurnal Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 129 134 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m AULI MARDHANINGSIH, ZULAKMAL Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK GRAF HASIL AMALGAMASI DUA BUAH GRAF TERHUBUNG

BILANGAN KROMATIK GRAF HASIL AMALGAMASI DUA BUAH GRAF TERHUBUNG BILANGAN KROMATIK GRAF HASIL AMALGAMASI DUA BUAH GRAF TERHUBUNG CHROMATIC NUMBER OF AMALGAMATION OF TWO CONNECTED GRAPHS Ridwan Ardiyansah (1209 100 057) Pembimbing: Dr. Darmaji, S.Si, MT. Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB III PELABELAN KOMBINASI

BAB III PELABELAN KOMBINASI 1 BAB III PELABELAN KOMBINASI 3.1 Konsep Pelabelan Kombinasi Pelabelan kombinasi dari suatu graf dengan titik dan sisi,, graf G, disebut graf kombinasi jika terdapat fungsi bijektif dari ( himpunan titik

Lebih terperinci

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf Ridwan Ardiyansah dan Darmaji Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar Prihasto.B Sumarno Jurusan Matematika, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA

STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA Anis Kamilah Hayati NIM : 13505075 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Definisi Graf

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Definisi Graf Bab 2 Teori Dasar Pada bagian ini diberikan definisi-definisi dasar dalam teori graf berikut penjabaran mengenai kompleksitas algoritma beserta contohnya yang akan digunakan dalam tugas akhir ini. Berikut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk menjelaskan pelabelan analytic mean pada graf bayangan dari graf bintang K 1,n dan graf bayangan dari graf bistar B n,n perlu adanya beberapa teori dasar yang akan menunjang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus mengalami kemajuan. Salah satunya adalah cabang ilmu matematika yang sampai saat ini mengalami perkembangan

Lebih terperinci

MENJAWAB TEKA-TEKI LANGKAH KUDA PADA BEBERAPA UKURAN PAPAN CATUR DENGAN TEORI GRAPH. Oleh Abdussakir

MENJAWAB TEKA-TEKI LANGKAH KUDA PADA BEBERAPA UKURAN PAPAN CATUR DENGAN TEORI GRAPH. Oleh Abdussakir MENJAWAB TEKA-TEKI LANGKAH KUDA PADA BEBERAPA UKURAN PAPAN CATUR DENGAN TEORI GRAPH Oleh Abdussakir Abstrak Teka-teki langkah kuda yang dimaksud dalam tulisan ini adalah menentukan langkah kuda agar dapat

Lebih terperinci

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains Tahun 2014 Inovasi Pendidikan Sains dalam Menyongsong Pelaksanaan Kurikulum 2013 Surabaya 18 Januari 2014 DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Graf 1. Dasar-dasar Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) ditulis dengan notasi G = (V, E), dimana V adalah himpunan titik yang tidak kosong (vertex)

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 1 Hal. 23 31 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK JOIN DARI DUA GRAF YULI ERITA Program Studi Matematika, Pascasarjana Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan Teori Graf untuk Mencari Eksentrik Digraf dari Graf Star, Graf Double Star dan Graf Komplit Bipartit

Penerapan Teori Graf untuk Mencari Eksentrik Digraf dari Graf Star, Graf Double Star dan Graf Komplit Bipartit Penerapan Teori Graf untuk Mencari Eksentrik Digraf dari Graf Star, Graf Double Star dan Graf Komplit Bipartit Ivan Saputra 13505091 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB II TEORI GRAF DAN PELABELAN GRAF. Dalam bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dari

BAB II TEORI GRAF DAN PELABELAN GRAF. Dalam bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dari BAB II TEORI GRAF DAN PELABELAN GRAF Dalam bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dari teori graf, serta akan dijelaskan beberapa jenis pelabelan graf yang akan digunakan pada bab-bab

Lebih terperinci

EDGE-MAGIC TOTAL LABELING PADA BEBERAPA JENIS GRAPH

EDGE-MAGIC TOTAL LABELING PADA BEBERAPA JENIS GRAPH LAPORAN PENELITIAN MANDIRI EDGE-MAGIC TOTAL LABELING PADA BEBERAPA JENIS GRAPH Oleh Abdussakir, M.Pd UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI JURUSAN MATEMATIKA MEI 005 EDGE-MAGIC TOTAL

Lebih terperinci

GRAF-GRAF BERORDE n DENGANN BILANGAN KROMATIK LOKASI n - 1 SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH YOGI DARVIN AGUNG BP:

GRAF-GRAF BERORDE n DENGANN BILANGAN KROMATIK LOKASI n - 1 SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH YOGI DARVIN AGUNG BP: GRAF-GRAF BERORDE n DENGANN BILANGAN KROMATIK LOKASI n - 1 SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH YOGI DARVIN AGUNG BP: 06 134 042 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Edge-Magic Total Labeling pada Graph mp 2 (m bilangan asli ganjil) Oleh Abdussakir

Edge-Magic Total Labeling pada Graph mp 2 (m bilangan asli ganjil) Oleh Abdussakir Jurnal Saintika (ISSN 1693-640X) Edisis Khusus Dies Natalis UIN Malang, Juni 005. Halaman -7 Edge-Magic Total Labeling pada Graph mp (m bilangan asli ganjil) Oleh Abdussakir Abstrak Pelabelan total sisi

Lebih terperinci

Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T.

Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T. Study of Total Chromatic Number of -free and Windmill Graphs Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP 1208100024 Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

EKSENTRIK DIGRAF DARI GRAF-GRAF KHUSUS

EKSENTRIK DIGRAF DARI GRAF-GRAF KHUSUS EKSENTRIK DIGRAF DARI GRAF-GRAF KHUSUS Sulistyo Unggul Wicaksono NIM : 13503058 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail: if13058@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA

GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA GRUP AUTOMORFISME GRAF KIPAS DAN GRAF KIPAS GANDA Siti Rohmawati 1, Dr.Agung Lukito, M.S. 2 1 Matematika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya Jalan Ketintang Gedung

Lebih terperinci

Pelabelan Product Cordial Graf Gabungan pada Beberapa Graf Sikel dan Shadow Graph Sikel

Pelabelan Product Cordial Graf Gabungan pada Beberapa Graf Sikel dan Shadow Graph Sikel Pelabelan Product Cordial Graf Gabungan pada Beberapa Graf Sikel dan Ana Mawati*), Robertus Heri Sulistyo Utomo S.Si, M.Si*), Siti Khabibah S.Si, M.Sc*) Matematika, Fakultas Sains dan Matematika, UNDIP,

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF Jurnal LOG!K@, Jilid 6, No. 1, 2016, Hal. 23-31 ISSN 1978 8568 PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF Yanne Irene Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif

Lebih terperinci

FAKTORISASI GRAF BARU YANG DIHASILKAN DARI PEMETAAN TITIK GRAF SIKEL PADA BILANGAN BULAT POSITIF

FAKTORISASI GRAF BARU YANG DIHASILKAN DARI PEMETAAN TITIK GRAF SIKEL PADA BILANGAN BULAT POSITIF FAKTORISASI GRAF BARU YANG DIHASILKAN DARI PEMETAAN TITIK GRAF SIKEL PADA BILANGAN BULAT POSITIF Nova Nevisa Auliatul Faizah 1, H. Wahyu H. Irawan 2 1 Mahasiswa Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

PELABELAN GRACEFUL PADA GRAF HALIN G(2, n), UNTUK n 3

PELABELAN GRACEFUL PADA GRAF HALIN G(2, n), UNTUK n 3 PELABELAN GRACEFUL PADA GRAF HALIN G(, n), UNTUK n 3 SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH : YUNIZAR BP. 914336 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS 13 DAFTAR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi 2.1 Graf (Deo,1989) Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan tak kosong dengan elemen-elemennya disebut vertex, sedangkan E(G)

Lebih terperinci

BILANGAN DOMINASI LOKASI PERSEKITARAN TERBUKA PADA GRAF TREE

BILANGAN DOMINASI LOKASI PERSEKITARAN TERBUKA PADA GRAF TREE BILANGAN DOMINASI LOKASI PERSEKITARAN TERBUKA PADA GRAF TREE Riko Andrian 1, Lucia Ratnasari 2, R. Heru Tjahjana 3 1,2,3 Program Studi Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan himpunan dan beberapa definisi yang berkaitan dengan himpunan, serta konsep dasar dan teori graf yang akan digunakan pada bab selanjutnya. 2.1 Himpunan

Lebih terperinci

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN 2301-9115 GRAF TOTAL SUATU MODUL BERDASARKAN SUBMODUL SINGULER Dian Ambarsari (S1 Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Baskoro, E. T., dan Surahmat (2005) : The Ramsey numbers of path with respect to wheels,discrete Math., 294,

DAFTAR PUSTAKA. Baskoro, E. T., dan Surahmat (2005) : The Ramsey numbers of path with respect to wheels,discrete Math., 294, DAFTAR PUSTAKA Baskoro, E. T., Surahmat, Nababan, S. M., dan Miller, M. (2002) : On Ramsey numbers for tree versus wheels of five or six vertices, Graph Combin., 18, 717-721. Baskoro, E. T., dan Surahmat

Lebih terperinci

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga TEORI GRAPH Graph Graph Graph digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar berikut ini sebuah graph yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dipaparkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan para peneliti sebelumnya, pengertian dasar graf, operasi-operasi pada graf, kelaskelas graf, dan dimensi metrik pada

Lebih terperinci

Bilangan Terhubung-Total Pelangi untuk Beberapa Graf Amalgamasi

Bilangan Terhubung-Total Pelangi untuk Beberapa Graf Amalgamasi JURNAL SAINTIFIK VOL.4 NO. 1, JANUARI 2018 Bilangan Terhubung-Total Pelangi untuk Beberapa Graf Amalgamasi Arbain Universitas Sembilanbelas November Kolaka email: arbaindjingga@gmail.com Abstrak Semua

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, 3) DENGAN n GANJIL, n 7

PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, 3) DENGAN n GANJIL, n 7 Jurnal Matematika UNAND Vol. No. Hal. 78 84 ISSN : 0 90 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, ) DENGAN n GANJIL, n 7 IRANISA

Lebih terperinci

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN 2301-9115 PLANARITAS-1 HASIL KALI LEKSIKOGRAFIK GRAF Novi Dwi Pratiwi (S1 Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE 2

INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE 2 INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE Operasi-Operasi Pada Graph Union Misal G dan H adalah dua graph yang saling asing. Union G H adalah graph dengan V(G H)=V(G) V(H) dan E(G H)=E(G) E(H). Join Join dari

Lebih terperinci

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS PELABELAN DAN PEMBENTUKAN GRAF MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika oleh Meliana Deta Anggraeni 4111409019

Lebih terperinci

Digraf Eksentris Turnamen Tereduksi

Digraf Eksentris Turnamen Tereduksi Digraf Eksentris Turnamen Tereduksi Hazrul Iswadi Departemen MIPA Ubaya Jalan Raya Kalirungkut Surabaya Abstrak Turnamen tereduksi T adalah turnamen yang himpunan titiknya dapat dipartisi menjadi sub himpunan

Lebih terperinci

KAJIAN MENGENAI SYARAT CUKUP POLYNOMIAL KROMATIK GRAF TERHUBUNG MEMILIKI AKAR-AKAR KOMPLEKS

KAJIAN MENGENAI SYARAT CUKUP POLYNOMIAL KROMATIK GRAF TERHUBUNG MEMILIKI AKAR-AKAR KOMPLEKS KAJIAN MENGENAI SYARAT CUKUP POLYNOMIAL KROMATIK GRAF TERHUBUNG MEMILIKI AKAR-AKAR KOMPLEKS STUDY ON SUFFICIENT CONDITION FOR THE CHROMATIC POLYNOMIAL OF CONNECTED GRAPH HAS COMPLEX ROOTS Yuni Dewi Purnama

Lebih terperinci

BAB II Graf dan Pelabelan Total Sisi-Ajaib Super

BAB II Graf dan Pelabelan Total Sisi-Ajaib Super BAB II Graf dan Pelabelan Total Sisi-Ajaib Super 2.1 Graf dan Beberapa Definisi Dasar Graf G=(V,E) didefinisikan sebagai pasangan terurut himpunan berhingga dan tak hampa V dan himpunan E. Himpunan V dinamakan

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m Jurnal Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 47 52 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m RINA WALYNI, ZULAKMAL Program Studi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Digraf dengan perioda 2

Digraf dengan perioda 2 Digraf dengan perioda 2 Hazrul Iswadi, Arif Herlambang, Heru Arwoko Departemen Matematika dan IPA (MIPA) Universitas Surabaya (UBAYA), Jalan Raya Kalirungkut, Surabaya, e-mail : us6179@wolf.ubaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari tiga subbab. Subbab pertama adalah tinjauan pustaka yang memuat hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dalam bidang dimensi metrik. Subbab kedua

Lebih terperinci