HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI
|
|
- Hartono Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da ektor tidak seperti perkalian diantara da bilangan real. Perkalian diantara da bilangan real hasil kalinya adalah sebah bilangan real lagi. Namn hasil kali da ektor belm tent demikian. Ada beberapa jenis perkalian ektor dengan notasi dan hasil yang berbeda. Ada perkalian titik (dot prodct), ada perkalian silang (cross prodct), dan ada pla perkalian bar (bar prodct). Khss dalam kegiatan belajar yang ini, hanya akan dibahas tentang perkalian titik ata hasil kali skalar dari da ektor. Hal ini disesaikan dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran Mata Kliah Aljabar Linear.. Kita perhatikan da bah ektor yang bkan merpakan ektor nol, misalnya = dan = dan yang dimaksd dengan hasil kali skalar (scalar prodct) dari da ektor, yait ektor dan ektor adalah bentk.. Cos dengan adalah sdt yang dibentk diantara dan, o 8 o (definisi).
2 Gambar 4. 7 Apakah Anda masih ingat salah sat atran (rms Cosins) yang berlak dalam segitiga ABC? (Trigonometri). Tentnya salah sat diantaranya seperti berikt (Gambar 4. 7). Ras kanan : BC AC AC.. Cos. Sekarang kita perhatikan ras kiri dan ras kanan dari rms di atas, yait : AC AB AC. AB. Cos.. Cos... () Ras kiri : BC BA AC. = ( ) ( ) = ( - ) + ( - ) = = ( + ) + ( + ) - ( + ) = - ( + ), sebab dan BC = - ( + )... ()
3 Karena ras kiri sama dengan ras kanan dari rms cosins di atas, maka () = (), ata.. Cos = - ( + ).. Cos = -( + ).. Cos = + Kombinasi bentk + diberi nama dan lambang yang khss, yait sebagai perkalian titik (dot prodct) ata hasil kali skalar (scalar prodct), dan diberi lambang.. Karena penlisan ini, maka perkalian titik it adalah :. = + =.. Cos Kita sdah mengetahi, bahwa jika sdt lancip, maka tentnya Cos adalah positif, berarti. positif. Sedangkan jika sdt tmpl, maka Cos adalah negatif, berarti. negatif. Demikian pla sebaliknya jika. positif, maka Cos adalah positif dan adalah sdt lancip. Sedangkan jika. negatif, maka Cos adalah negatif dan adalah sdt tmpl. Contoh 4. 4 Jika = [, ] dan = [, ], maka Gambar 4. 8 a) Hasil kali skalarnya :. =. 4 b) Cosins sdt diantara dan = = Cos =..
4 = = 5 = 8 = Tentnya besar sdt dapat kita cari (pakai kalklator ata daftar matematika) c) Sdt diantara dan ( ). Karena. positif dan Cos jga positif, maka adalah sdt lancip. Sekarang bagaimana jika keda ektor it saling tegak lrs? Karena keda ektor dan saling tegak lrs, maka sdt diantara kedanya adalah 9 o ata = 9 o, berarti Cos =. Karena. =.. Cos, maka keda ektor dan saling tegak lrs jika dan hanya jika dot prodctnya sama dengan nol, ata tegak lrs Cos =. =. Contoh 4. 5 Misalnya kita akan memperlihatkan bahwa titik-titik A(,5), B(,), dan C(- 4,) adalah titik-titik pncak segitiga sik-sik. Menrt Gambar 4. 9 ternyata bahwa segitiga ABC adalah sik-sik di titik sdt A. Jadi kita dapatkan : AB = AC = 5 4 5, dan 5 5, maka AB. AC =. (-5) + (-). (-5) = - + = Karena perkalian titiknya nol, maka terbktilah bahwa segitiga ABC adalah segitiga sik-sik, dalam hal ini sik-sik di titik sdt A. 4
5 Gambar Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Dalam kegiatan belajar. telah kita pelajari perkalian titik diantara da ektor di R, dan dalam kegiatan belajar ini akan kita bahas perkalian titik diantara da ektor di R. Sama seperti halnya ektor-ektor di R, bahwa jika dan adalah ektorektor di rang (R ) dan sdt diantara dan, maka hasil kali skalar ata perkalian titik (dot prodct) dan didefinisikan oleh :. =. Cos θ jika jika dan dan Contoh 4. 6 Diperlihatkan dalam Gambar 4. 4, bahwa sdt diantara ektor = [,, ] dan ektor = [,, ] adalah 45 o. Jadi,. =.. Cos =.. cos 45 o = ().( )( ). 5
6 Gambar 4. 4 Misalkan = [,, ] dan = [,, ] adalah da bah ektor yang tak nol dengan adalah sdt antara dan (Gambar 4. 4). Dengan menggnakan rms cosins, kita dapatkan : PQ =.. Cos... () Karena PQ = -, maka kita dapat menliskan () menjadi -.. Cos.. Cos = - ata. = - Sbstitsikan : = + + = + +, dan - = ( - ) + ( - ) + ( - ) Selanjtnya kita dapatkan :. = {( + + ) + ( + + ) - ( ) )}. = () 6
7 Jika = [, ] dan = [, ] da ektor di R, maka menrt rms () :. = + Bandingkan dengan kegiatan belajar bagian A. yang telah lal. Gambar 4. 4 Contoh 4. 7 Perhatikan ektor-ektor = [, -, ] dan = [,, ]. Carilah. dan tentkan pla sdt, yait sdt antara dan. Penyelesaian :. = + + = ()() + (-)() + ()() = Karena 6, maka Cos = Jadi, = 6 o. Contoh 4. 8 rsknya. Carilah sdt diantara sebah diagonal sat kbs dengan salah sat Penyelesaian : Misalkan k adalah panjang kbs tersebt (Gambar 4. 4) 7
8 Gambar 4. 4 Jika kita misalkan = [ k,, ], = [, k, ], dan = [,, k ], maka ektor d = [ k, k, k ] = + + adalah diagonal kbs tersebt. Sdt antara diagonal dengan sisi memenhi cos =.d k. d (k)( k ) = Cos - 54 o 44. Teorema sdt memperlihatkan bagaimana perkalian titik kaitannya dengan sdt antara da ektor dan kaitan yang penting antara panjang sebah ektor dengan perkalian titik. Teorema. Misalkan dan adalah ektor-ektor di rang ata rang. (a). = sehingga (.) (b) Jika dan adalah ektor-ektor yang tidak nol dan keda ektor tersebt, maka adalah lancip, jika dan hanya jika. > adalah sdt diantara 8
9 adalah tmpl, jika dan hanya jika. < =, jika dan hanya jika. = Bkti : (a) Karena sdt antara dengan adalah o ( = o ), maka. = cos = cos. (b) Karena,, dan. =. cos, maka. bertanda sama dengan cos. Karena memenhi o, berarti sdt lancip jika dan hanya jika cos <, tmpl jika dan hanya jika cos <, dan = jika dan hanya jika cos =. Contoh 4. 9 Jika = [, -, ], = [ -, 4, ], dan w = [, 6, ], maka. = ()(-) + (-)(4) +()() = -5. w = (-)() + (4)(6) +()() =. w = ()() + (-)(6) + ()() = Sehingga dan membentk sdt tmpl, dengan w membentk sdt lancip, dan dengan w saling tegak lrs. Beberapa sifat perhitngan tama dari perkalian titik dimat dalam teorema beriktnya. Teorema. Jika, dan w ektor-ektor di rang ata rang dan k adalah sembarang skalar, maka (a). =. (b). ( + w) =. +. w (c) k(. ) = (k). =. (k) (d). > jika dan. = jika = Bkti: Kita akan membktikan bagian (c) dalam rang dan yang lainnya diberikan sebagai latihan. Misalkan = [,, ] dan = [,, ], maka 9
10 k(. ) = k( + + ) = (k ) + (k ) + (k ) = (k).. Menrt bagian (b) dari teorema pertama tadi, kita mendefinisikan da ektor dan yang saling tegak lrs ata ortogonal (ditliskan ) jika. =. Berarti, jika sat ektor membentk sdt dengan ektor lainnya, maka da ektor it saling ortogonal dan secara geometris keda ektor it saling tegak lrs dan sebaliknya. B. Proyeksi Ortogonal Sat Vektor Terhadap Vektor lain Perkalian titik ata hasil kali skalar da ektor akan kita pakai ntk mengraikan sat ektor menjadi jmlah da ektor yang saling tegak lrs. Jika dan adalah ektor-ektor yang tidak nol di rang ata rang, maka selal memngkinkan ntk menliskan ektor menjadi = w + w dengan w kelipatan skalar dari, dan w tegak lrs terhadap (Gambar 4. 4). Vektor w disebt proyeksi ortogonal dari pada, dan ektor w disebt komponen dari yang ortogonal terhadap kepada. Jadi Gambar 4. 4 Karena w adalah kelipatan skalar dari, maka dapat kita tliskan w = k. = w + w = k + w... ()
11 Dengan melakkan perkalian titik pada keda ras () dengan, dan menrt teorema pertama serta teorema keda, kita dapatkan. = (k + w ). = k(. ) + w. = k + w. Karena w tegak lrs terhadap, kita dapatkan w. =, sehingga persamaan di atas menghasilkan Karena w = k, kita dapatkan : k =. w = proy =. (proyeksi ortogonal dari pada ) Dengan menyelesaikan w + w ntk w memberikan w = - proy = - w = -., (komponen dari yang ortogonal pada ). Proyeksi ortogonal dari pada, yait w dapat pla kita cari dengan langkah-langkah sebagai berikt : Dengan memperhatikan gambar.7 di atas, maka menrt definisi fngsi cosins dalam trigonometri : Cos = w ata w. Cos... () Dari rms hasil kali skalar (perkalian titik) antara dan, yait. =.. Cos ata Cos =.... (). Dari () dan () :
12 w =... =. Karena setiap ektor yang tidak nol, termask w selal mempnyai ektor satan yang searah dengan w misalkan e, maka : e = w w dengan e Demikian pla dengan ektor akan mempnyai ektor satan, misal namanya e, maka e = dengan e Karena w segaris dengan (mngkin searah ata berlawanan arah), maka w proyeksi pada (lihat ambar 4. 4), maka ektor satan w akan sama dengan ektor satan, yang berarti e = e =... () Untk setiap ektor termask w selal berlak w = w. e dengan e ektor satan w... (4) Dari () dan (4) w =... (proyeksi ortogonal pada ) Contoh 4. Karena Perhatikan ektor-ektor = [, -, ] dan = [ 4, -, ]. = ()(4) + (-)(-) + ()() = 5 dan = 4 + (-) + = maka proyeksi ortogonal dari pada adalah w =. = 5 Komponen dari yang ortogonal kepada adalah [ 4, -, ] = [ 7, 5 7, 7 ]
13 w = - w = [, -, ] - [ 7, 5 7, 7 ] = [ 6 7, 7, 7 ] Untk mengeceknya, maka para pembaca dapat membktikan bahwa w tegak lrs kepada dengan mennjkkan bahwa w. =. Untk mengetahi tingkat pemahaman Anda dalam mempelajari materi Kegiatan Belajar di atas, kerjakanlah soal-soal latihan berikt. Latihan. Gambarlah ektor-ektor ntk mencari besar sdt B dari segitiga dengan titiktitik sdt A(-,), B(-,), dan C(,4).. Jika a = a i + a j + a k dan b = b i + b j + b k dengan i =, j = dan k = bertrt-trt adalah ektor-ektor satan pada smb x, smb y, dan smb z. Tentkanlah hasil kali skalar antara a dan b.. Jelaskan mengapa bentk. (. w) tidak berarti? 4. Diketahi p = [, -, ] dan q = [,, - ] adalah ektor-ektor di R, sedangkan r adalah ektor proyeksi dari p dan q. Tlislah r dalam bentk komponen. 5. Jika = i - j + k dan = i + j + k, tentkan panjang proyeksi ektor dan. Setelah Anda mencoba menyelesaikan soal-soal latihan di atas, bandingkanlah jawabannya dengan petnjk jawaban latihan berikt. Petnjk Jawaban Latihan
14 . Sdt B terletak antara BA dan BC dengan BA = dan BC = sehingga BA. BC = BA. BC. Cos Cos B = BA.BC BA. BC =. ( ) Cos B = Jadi B = 9 o.. a. b = (a i + a j + a k)(b i + b j + b k) = a b (i. i) + a b (i. j) + a b (i. k) + a b (j. i ) + a b (j. j) + a b (j. k) + a b (k. i) + a b (k. j) + a b (k. k). = a b () + a b () + a b () + a b () + a b () + a b () + a b () + a b () + a b (). = a b + a b + a b Gambar (. w) tidak berarti, sebab. w hasilnya adalah skalar, sedang. k yait perkalian titik diantara ektor dengan skalar tidak didefinisikan. 4. Menrt rms pyoyeksi ortogonal : 4
15 r = p. q q. + (-). +. (-) q = 9 4 [,, ] = 7 [,, - ] = [,, ] Misal proyeksi pada adalah w, maka menrt rms proyeksi w =. dan panjang proyeksi ektor pada adalah. w =. w. = ( i - j + k). (i + j + k) 4 4 w. Sekarang coba Anda bat rangkman dari Kegiatan Belajar, kemdian bandingkan dengan rangkman berikt. Rangkman. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R (Perkalian Titik dari Da Vektor) Jika =, =, (,) =, maka. =.. Cos = +. Hasil kali Skalar Da Vektor di R (Perlasan Perkalian Titik di R ) 5
16 Jika = [,, ], = [,, ], (,) =, maka : = i + j + k = i + j + k. = + + =.. Cos. Proyeksi Ortogonal Sat Vektor Terhadap Vektor Jika dan da ektor yang bkan ektor nol, maka w =.. disebt proyeksi ortogonal dari pada, dan w = -.. disebt komponen dari yang ortogonal pada. Kerjakanlah soal-soal Tes Formatif berikt dengan cara memberi tanda silang (X) di depan pernyataan yang menrt Anda paling tepat. Tes Formatif. Sdt antara ektor = [ 6,, ] dengan = [ 4,, - ] A. lancip C. ortogonal B. tmpl D. A, B, C salah. Jika = [, k ], = [ -, 4 ], dan tegak lrs terhadap, maka k = A. B. 6 5 C. D Cosins sdt diantara ektor = [,, ] dan =, 4, ] A. 5 C. 5 6
17 B. 5 D Jika,, dan w sembarang ektor dan k skalar real, maka diantara pernyataan berikt yang terdefinisikan (mempnyai arti) A.. C. k( + ) B. (. ) + w D. (. ) + k 5. Untk setiap o, maka. mempnyai panjang A. C. B. D Jika titik P(4, 7, ), Q(6,, -6), dan titik R(, 9, ) maka kran sdt QPR = A. o C. 6 o B. 45 o D. 9 o 7. Proyeksi ortogonal dari ektor = 6 pada ektor = 9 A. [, ] C. [, ] B. [, ] D. [, ] 8. Komponen ektor = 6 yang ortogonal pada ektor = 9 A. [ -9, ] C. [, -9 ] B. [ 6, ] D. [, 6 ] 9. Proyeksi ortogonal ektor p = I + j + 4k pada ektor q = I + j - k A. 7 i + 77 j - 4 k C. 77 i + 7 j - 4 k B. 7 i + 7 j - 7 k D. 4 i + 77 j - 7 k 7
18 . Panjang proyeksi ektor a = i - 6j + k pada ektor b = 4i + j - 4k A. C. 4 B. 4 D. 4 KUNCI JAWABAN TES FORMATIF. A. = = 6 Karena. >, maka (, ) = lancip. B Karena berarti. = k k = k = 6 5. C. =.. Cos = + + =. 5.Cos = + + = 5 Cos = Cos = 5 4. D Sebab (. ) + k diawali oleh. yang hasilnya skalar dan ditambah skalar k hasilnya tent berpa skalar lagi. Sedangkan pernyataan lainnya semanya tidak mempnyai arti (tidak didefinikan dalam ektor). 8
19 5. B Untk setiap di R ata di R panjang = =. = 6. D Misal PQ wakil dari a, PR wakil dari b, dan adalah sdt QPR, maka : a = q p = , dan b = r p = Dengan menggnakan a.b = sehingga Cos = a. b a. b =, maka = 9 o 7. D Proyeksi ortogonal = [, 6 ] pada = [ -9, ] adalah w =. = = 9 [ -9, ] = [, ]. (-9) + 6. () [ -9, ] ( 8 + 9) 8. D Karena w = [, ], dari soal nomor 7 di atas, maka komponen dari yang ortogonal pada adalah w = w = [, 6 ] [, ] = [, 6 ] 9
20 9. A Proyeksi ortogonal p = i + j + 4k pada ektor q = i + j k adalah w = p. q q = (i + j + 4 k). ( i + j - k) ( i + j - k) q ( ( ) ) = 8 5 ( i + j - k) = 7 (i + j - k) = 7 i 77 j 4 k. C Panjang proyeksi ektor a pada ektor b a. b b b a. b b b a. b b = ( i - 6 j - k ). ( 4 i + j - 4 k 4 ( 4) 4
21 DAFTAR PUSTAKA Ayres, Frank, JR.Ph.D, (98). Theory and Problems of Matrices, Singapore: Scham s Otline, Mc-Graw Hill Book Company. Anton Howard, (987), Elementary Linear Algebra, 5 th Edition New York: John Wiley & Sons. Larry Smith. (998). Linear Algebra. Gottingen: Springer. Raisinghania & Aggarwal, R.S, (98), Matrices, New Delhi: S.Chan & Company Ltd. Roman Steen (99). Adanced Linear Algebra, New York, Berlin, Herdelberg, London, Paris, Tokyo, Hongkong, Barcelona, Bdapest: Springer-Velag. Seymor Lipschtz. (98). Linear Algebra, Singapore: Scham s Otline, Mc- Graw Hill Book Company.
ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.
ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno
Lebih terperinciPENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN
Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha
Lebih terperinciCHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE
CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE Inner Prodcts Angle and Orthogonality in Inner Prodct Spaces Orthonormal Bases; Gram-Schmidt Process; QR-Decomposition Best Approximation; Least Sqares Orthogonal Matrices;
Lebih terperinciBab 5 RUANG HASIL KALI DALAM
Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R
Lebih terperinciHasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)
oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =
Lebih terperinci3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh
. RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan
Lebih terperinciPengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor
Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Swandi *, Sri Gemawati 2, Samsdhha 2 Mahasiswa Program Stdi Magister Matematika, Dosen Pendidikan Matematika Uniersitas Pasir Pengaraian 2 Dosen Jrsan Matematika
Lebih terperinciMA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan
MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gnawan Semester II, 2016/2017 3 Maret 2017 Kliah yang Lal 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem
Lebih terperinciBAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU
BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya
Lebih terperinciAljabar Linear Elementer
Aljabar Linear Elementer MA SKS Silabs : Bab I Matriks dan Operasinya Bab II Determinan Matriks Bab III Sistem Persamaan Linear Bab IV Vektor di Bidang dan di Rang Bab V Rang Vektor Bab VI Rang Hasil Kali
Lebih terperinciHendra Gunawan. 5 Maret 2014
MA101 MATEMATIKA A Hendra Gnawan Semester II, 013/014 5 Maret 014 Kliah yang Lal 10.1 Parabola, aboa, Elips, danhiperbola a 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem
Lebih terperinciBab 5 RUANG HASIL KALI DALAM
Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O ( ) Panjang sat ektor x di R dan R dinamakan
Lebih terperinciPANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan:
PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM Perl diingat kembali definisi panjang dan jarak sat ektor pada rang hasil kali dalam Eclid, yait rnag ektor yang hasil kali dlamnya didefinisikan sebagai
Lebih terperinciVEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT
VEKTOR Oleh : Msayyanah, S.ST, MT . ESRN SKLR DN VEKTOR Sifat besaran fisis : esaran Skalar Skalar Vektor esaran yang ckp dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satan). Contoh
Lebih terperinciIII PEMODELAN SISTEM PENDULUM
14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan
Lebih terperinciMata Kuliah: Aljabar Linier Dosen Pengampu: Darmadi, S. Si, M. Pd
. RUANG BERDIMENSI n EUCLIDIS Mata Kliah: Aljabar Linier Dosen Pengamp: Darmadi S. Si M. Pd Dissn oleh: Kelompok Pendidikan Matematika VA. Abdl Fajar Sidiq (8.). Lilies Prwanti (8.76). Ristinawati (8.)
Lebih terperinciTrihastuti Agustinah
TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E. Objektif. Teori. Contoh 4. Simplan
Lebih terperinciTrihastuti Agustinah. TE Teknik Numerik Sistem Linear
E 09467 eknik Nmerik Sistem Linear rihastti Agstinah Bidang Stdi eknik Sistem Pengatran Jrsan eknik Elektro - FI Institt eknologi Seplh Nopember O U L I N E OBJEKIF EORI 3 CONOH 4 SIMPULAN 5 LAIHAN OBJEKIF
Lebih terperinciSolusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy
Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear
Lebih terperinciURUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai
6 URUNAN PARSIAL Deinisi Jika ngsi da ariable maka: i Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai ii Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai Tentkan trnan
Lebih terperincivektor ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip
MODUL MATEMATIKA SMA ektr ( MAT..4 ) Dissn Oleh : Drs. Pndjl Prijn Nip. 95807.980..00 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sngkn N. 58 Telp. (04) 7506 Malang Mdl..4 VEKTOR
Lebih terperinciBAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif
BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta
Lebih terperinci(a) (b) Gambar 1. garis singgung
BAB. TURUNAN Sebelm membahas trnan, terlebih dahl ditinja tentang garis singgng pada sat krva. A. Garis singgng Garis singgng adalah garis yang menyinggng sat titik tertent pada sat krva. Pengertian garis
Lebih terperinciBUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA
BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan
Lebih terperinciTrihastuti Agustinah
TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF TEORI CONTOH 4 SIMPULAN 5 LATIHAN
Lebih terperinciBEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT
BEBERP IDENTITS PD GENERLISSI BRISN FIBONCCI Sri Melati 1, Mashadi, Msraini M 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika Dosen Jrsan Matematika Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan lam Universitas Ria Kamps
Lebih terperinciBEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI
JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan
Lebih terperinciVektor di Bidang dan di Ruang
Vektor di Bidang dan di Ruang 4.1. Pengertian, notasi,dan operasi pada ektor Vektor merupakan istilah untuk menyatakan besaran yang mempunyai arah. Secara geometris, ektor dinyakan dengan segmen-segmen
Lebih terperinci(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni
Diktat Klia TK Matematika BAB TURUNAN Graien Garis Singgng Tinja seba krva = f() seperti iperliatkan paa Gambar Garis ang melali titik P(, f( )) an Q( +, f( + )) isebt tali bsr Graien tali bsr tersebt
Lebih terperinciUntuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer
Lebih terperinciNAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com
1 NAMA : KELAS : teresiaeni.wordpress.com TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d ' = = d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah
Lebih terperinciPENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN
Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara
Lebih terperincilim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :
TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d lim = lim = 0 0 d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses mencarinya disebt menrnkan
Lebih terperinciVEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain
VEKTOR y PENDAHULUAN PETA KONSEP a Vektor di R 2 Vektor di R 3 Perkalian Skalar Dua Vektor o 45 O x Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain Soal-Soal PENDAHULUAN Dalam ilmu pengetahuan kita sering
Lebih terperinciRuang Vektor Euclid R 2 dan R 3
Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3 Kuliah Aljabar Linier Semester Ganjil 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U September 2015 MZI (FIF Tel-U) Ruang Vektor R 2 dan R 3 September 2015
Lebih terperinciMatematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah
Matematika II : Vektor Dadang Amir Hamzah sumber : http://www.whsd.org/uploaded/faculty/tmm/calc front image.jpg 2016 Dadang Amir Hamzah Matematika II Semester II 2016 1 / 24 Outline 1 Pendahuluan Dadang
Lebih terperinciPRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata
Lebih terperinciEKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN
EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Lebih terperinciBESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor
PERTEMUAN II VEKTOR BESARAN SKALAR DAN VEKTOR Sifat besaran fisis : Skalar Vektor Besaran Skalar Besaran yang cukup dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satuan). Contoh : waktu,
Lebih terperinciBAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN
BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan
Lebih terperinciMATA KULIAH : ALJABAR MATRIKS (2 SKS) KODE: MT 304
MATA KULIAH : ALJABAR MATRIKS (2 SKS) KODE: MT 304 Deskripsi: Perkuliahan ini bertujuan mengembangkan kemampuan mahasiswa memahami konsep-konsep dasar Aljabar Matriks sebagai bekal untuk mengajar matematika
Lebih terperinci19. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah θ. = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a. a =
19. VEKTOR A. Vektor Secara Geometri 1. Ruas garis berarah AB = b a. Sudut antara dua vektor adalah θ 3. Bila AP : PB = m : n, maka: B. Vektor Secara Aljabar a1 1. Komponen dan panjang vektor: a = a =
Lebih terperinciSoal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q
Soal No. 1 Perhatikan gambar berikut, PQ adalah sebuah vektor dengan titik pangkal P dan titik ujung Q a) Nyatakan PQ dalam bentuk vektor kolom b) Nyatakan PQ dalam bentuk i, j (vektor satuan) c) Tentukan
Lebih terperinciEKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK
Jrnal Matematika UNAND Vol. No. 2 Hal. 39 43 ISSN : 233 29 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK YULIANA PERMATASARI Program Stdi
Lebih terperinciMETODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN
METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS Mardhika WA 1, Syamsdhha 2, Aziskhan 2 mardhikawirahadi@nriacid 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika 2 Laboratorim Komptasi Jrsan
Lebih terperinciPenerapan Masalah Transportasi
KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi
Lebih terperinciPengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur
Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate
Lebih terperinciVektor di ruang dimensi 2 dan ruang dimensi 3
Vektor di ruang dimensi 2 dan ruang dimensi 3 Maulana Malik 1 (maulana.malik@sci.ui.ac.id) 1 Departemen Matematika FMIPA UI Kampus Depok UI, Depok 16424 2014/2015 1/21 maulana.malik@sci.ui.ac.id Vektor
Lebih terperinciDiferensial fungsi sederhana
Diferensial fngsi sederhana Kaidah-kaidah diferensiasi 1. Diferensiasi konstanta Jika y = k, dimana k adalah konstanta, maka / = 0 contoh : y = 5 / = 0. Diferensiasi fngsi pangkat Jika y = n, dimana n
Lebih terperinci81 Bab 6 Ruang Hasilkali Dalam
8 Bab Rang Haslkal Dalam Bab RUANG HASIL KALI DALAM Rang hasl kal dalam merpakan rang ektor yang dlengkap dengan operas hasl kal dalam. Sepert halnya rang ektor rang haslkal dalam bermanfaat dalam beberapa
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL
Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba
Lebih terperinciVektor Ruang 2D dan 3D
Vektor Ruang 2D dan D Besaran Skalar (Tidak mempunyai arah) Vektor (Mempunyai Arah) Vektor Geometris Skalar (Luas, Panjang, Massa, Waktu dan lain - lain), merupakan suatu besaran yang mempunyai nilai mutlak
Lebih terperinciDefinisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;
BAB I VEKTOR A. DEFINISI VEKTOR 1). Pada mulanya vektor adalah objek telaah dalam ilmu fisika. Dalam ilmu fisika vektor didefinisikan sebagai sebuah besaran yang mempunyai besar dan arah seperti gaya,
Lebih terperinciJika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili
4.5. RUMUS PERBANDINGAN VEKTOR DAN KOORDINAT A. Pengertian Vektor Posisi dari Suatu Titik Misalnya titik A, B, C Dan D. adalah titik sebarang di bidang atau di ruang. Jika titik O bertindak sebagai titik
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Modl Standar ntk dignakan dalam Perkliahan di Universitas Merc Bana Fakltas Program Stdi Tatap Mka Kode MK Dissn Oleh Ilm Kompter Teknik Informatika 9 Abstract Matakliah Menjadi Dasar
Lebih terperinciAljabar Linier Elementer. Kuliah ke-9
Aljabar Linier Elementer Kuliah ke-9 Materi kuliah Hasilkali Titik Proyeksi Ortogonal 7/9/2014 Yanita, FMIPA Matematika Unand 2 Hasilkali Titik dari Vektor-Vektor Definisi Jika u dan v adalah vektor-vektor
Lebih terperinciBAB III RUANG VEKTOR R 2 DAN R 3. Bab ini membahas pengertian dan operasi vektor-vektor. Selain
BAB III RUANG VEKTOR R DAN R 3 Bab ini membahas pengertian dan operasi ektor-ektor. Selain operasi aljabar dibahas pula operasi hasil kali titik dan hasil kali silang dari ektor-ektor. Tujuan Instruksional
Lebih terperinciFisika Ebtanas
isika Ebtanas 1996 1 1. Di bawah ini yang merpakan kelompok besaran trnan adalah A. momentm, wakt, kat ars B. kecepatan, saha, massa C. energi, saha, wakt ptar D. wakt ptar, panjang, massa E. momen gaya,
Lebih terperinciAnalisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742
Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi
Lebih terperinciMUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR
MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR TIM DOSEN 4 Vektor di Bidang dan di Ruang Vektor di Bidang dan Ruang Sub Pokok Bahasan Notasi dan Operasi Vektor Perkalian titik Perkalian silang Beberapa Aplikasi Proses
Lebih terperinciKAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS
KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan
Lebih terperinciKEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.
KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)
Lebih terperinciVEKTOR 2 SMA SANTA ANGELA. A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan :
1 SMA SANTA ANGELA VEKTOR A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan : A B Keterangan : Titik A disebut titik Pangkal Titik B disebut titik Ujung Dinotasikan
Lebih terperinciMatriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks
Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks Kuliah Aljabar Linier Semester Ganjil 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U Agustus 2015 MZI (FIF Tel-U) Matriks -
Lebih terperinciKorelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika
Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level
Lebih terperinciVEKTOR. Notasi Vektor. Panjang Vektor. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor (,, ) (,, ) di atas dapat dinyatakan dengan: Matriks = Maka = =
VEKTOR Notasi Vektor (,, ) (,, ) Vektor atau Matriks Maka di atas dapat dinyatakan dengan: Kombinasi linear vektor basis maka; ( ) + ( ) + ( ) + + (,, ) Panjang Vektor Misalkan + + (,, ), maka panjang
Lebih terperinciPENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT
PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT oleh GURITNA NOOR AINATMAJA M SKRIPSI ditlis dan diajkan ntk memenhi sebagian persyaratan memperoleh gelar
Lebih terperinciVEKTOR. maka a c a c b d b d. , maka panjang (besar/nilai) vector u ditentukan dengan rumus. maka panjang vector
VEKTOR Bab a. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor. OA a ; OB b maka OA AB OB AB OB OA AB b a a u b dan c v d maka a c a c u v b d b d Contoh : Tentukan nilai x dan y dari x y + y = 8 Jawab : x + 8 + y =
Lebih terperinciRUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh
Muhammad Kukuh, Ruang RUANG FAKTOR Oleh : Muhammad Kukuh Abstraksi Pada struktur aljabar dikenal istilah grup faktor yaitu Jika grup dan N Subgrup normal G, maka grup faktor dengan operasi Apabila G ruang
Lebih terperinciVEKTOR DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA
VEKTOR DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA Pengertin Dsr Vektor merpkn kombinsi dri st besrn dn st rh Vektor dpt dintkn dlm pnh-pnh, pnjng pnh mentkn besrn ektor dn rh pnh mennjkkn rh ektor
Lebih terperinciVektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.
Vektor Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan. Skalar hanya memiliki besaran saja, contoh : temperatur,
Lebih terperinci18. VEKTOR. 2. Sudut antara dua vektor adalah. a = a 1 i + a 2 j + a 3 k; a = 2. Penjumlahan, pengurangan, dan perkalian vektor dengan bilangan real:
8. VEKTOR A. Vektor Secara Geometri. Ruas garis berarah AB = b a. Sudut antara dua vektor adalah. Bila AP : PB = m : n, maka: B. Vektor Secara Aljabar a. Komponen dan panjang vektor: a = a a a = a = a
Lebih terperinciMATEMATIKA. Sesi VEKTOR 2 CONTOH SOAL A. DEFINISI PERKALIAN TITIK
MATEMATIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN Sesi NGAN VEKTOR A. DEFINISI PERKALIAN TITIK Misal a a a a dan b b b b dua vektor di R. Perkalian titik dari a dan b, dinotasikan a badalah a b ab + ab + ab
Lebih terperinciTUGAS TERSTRUKTUR KALKULUS PEUBAH BANYAK. Dari Buku Kalkulus Edisi Keempat Jilid II James Stewart, Penerbit Erlangga.
TUGAS TERSTRUKTUR KALKULUS PEUBAH BANYAK Dari Bk Kalkls Edisi Keempat Jilid II James Steart Penerbit Erlangga Dissn ole : K i r b a n i M5 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciVEKTOR II. Tujuan Pembelajaran
Kurikulum 03 Kelas X matematika PEMINATAN VEKTOR II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.. Memahami tentang pembagian vektor.. Memahami tentang
Lebih terperinciIntegrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi.
Interasi Metode Interal Kadratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi Gass merpakan metode yan tidak mennakan pembaian
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Mesin S1
SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : MATEMATIKA TEKNIK 2 KODE/SKS : IT042227 / 2 SKS Pertemuan Pokok Bahasan dan TIU 1 Pendahuluan Mahasiswa mengerti tentang mata kuliah Matematika Teknik 2 : bahan ajar,
Lebih terperinciMETODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL
METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL Bambang Irawanto 1,Djwandi 2, Sryoto 3, Rizky Handayani 41,2,3 Departemen Matematika Faktas Sains dan Matematika
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.
Lebih terperinci1. Perhatikan tabel berikut ini! No Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3
1 1. Perhatikan tabel berikt ini! No Besaran Satan Dimensi 1 Momentm kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3 Dari tabel di atas yang mempnyai satan dan dimensi yang benar adalah
Lebih terperinciSession 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa
Session 8 Heat Transfer in Steam Trbine PT. Dian Sastatika Sentosa DSS Head Offie, 3 Oktober 008 Otline. Pendahlan. Skema keepatan, gaya tangensial. 3. Daya yang dihasilkan trbin, panas jath. 4. Trbin
Lebih terperinciWALIKOTA BANJARMASIN
/ WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN2013 TENTANG PEDOMAN STANDAR KINERJA INDIVIDU PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON
Jrnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 157 161 ISSN : 233 291 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON DALIANI Program Stdi Matematika, Fakltas
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Sejarah Analisis Jalr Teknik analisis jalr yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahn 1934, sebenarnya merpakan pengembangan korelasi yang dirai menjadi beberapa interpretasi akibat
Lebih terperinciPemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an
Pemodelan Matematika Rentang Wakt yang Dibthkan dalam Menghafal Al-Qr an Indah Nrsprianah Tadris Matematika, IAIN Syekh Nrjati Cirebon Email: rizqi.syadida@yahoo.com Abstrak Kegiatan menghafal Al-Qr an
Lebih terperinciIntegra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik
Intera asi Metode Interal Kadr ratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi i Gass merpaka an metode yan tidak mennakan pembaian
Lebih terperinciKonsep Dasar. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Konsep Dasar M PENDAHULUAN Drs. Suryo Guritno, M.Stats., Ph.D. ateri yang akan dibahas dalam modul ini adalah konsep-konsep dasar aljabar matriks yang meliputi pengertian matriks, vektor dan skalar;
Lebih terperinciPembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial Indramayanti Syam 1,*, Nur Erawaty 2, Muhammad Zakir 3
Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial Indramayanti Syam 1,*, Nur Erawaty 2, Muhammad Zakir 3 1 Program Studi Matematika, Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH
;' I. ~ tr'. T I BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Stdi Pendahlan Langkah aal dalam enelitian ini adalah mencari dan mengmlkan smbersmber seerti: bk, jrnal ata enelitian sebelmna ang mendkng enelitian ini. 3. Tahaan Analisis
Lebih terperinciKata Pengantar. Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga modul ajar ini dapat terselesaikan.
i Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Yang Maha Kuasa yang telah memberikan pertolongan hingga modul ajar ini dapat terselesaikan. Modul ajar ini dimaksudkan untuk membantu penyelenggaraan kuliah jarak
Lebih terperinciGeometri pada Bidang, Vektor
Prodi Matematika FMIPA Unsyiah September 9, 2011 Melalui pendekatan aljabar, vektor u dinyatakan oleh pasangan berurutan u 1, u 2. Disini digunakan notasi u 1, u 2 bukan (u 1, u 2 ) karena notasi (u 1,
Lebih terperinciPENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS
PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS Ole: Citra Dewi Ksma P. 106 100 007 Dosen pembimbing: DR. Sbiono, MSc. Latar Belakang PENDAHULUAN Penyakit Tberklosis TB adala
Lebih terperinciMATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )
MATRIKS A. DEFINISI MATRIKS Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat dari suatu unsur-unsur pada beberapa sistem aljabar. Unsur-unsur tersebut bisa berupa bilangan dan juga suatu peubah.
Lebih terperinciPembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial
Vol. 11, No. 1, 63-70, Juli 2014 Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial Indramayanti Syam 1,*, Nur Erawaty 2, Muhammad Zakir 3 ABSTRAK Teori bilangan adalah cabang ilmu Matematika yang mempelajari
Lebih terperinciHimpunan dan Sistem Bilangan Real
Modul 1 Himpunan dan Sistem Bilangan Real Drs. Sardjono, S.U. PENDAHULUAN M odul himpunan ini berisi pembahasan tentang himpunan dan himpunan bagian, operasi-operasi dasar himpunan dan sistem bilangan
Lebih terperinci