BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat."

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang dibthkan oleh perpstakaan agar dapat memdahkan pengnjng dalam memperoleh informasi mengenai koleksi apa saja yang dimiliki oleh perpstakaan. Ada beberapa pengertian tentang katalog perpstakaan, antara lain yait : a. Gates (1989) menyatakan bahwa katalog perpstakaan adalah sat daftar yang sistematis dari bk dan bahan-bahan lain dalam sat perpstakaan, dengan informasi deskriptif mengenai pengarang, jdl, penerbit, tahn terbit, bentk fisik, sbjek, dan ciri khas bahan. b. Slistyo-Baski (1991) menyatakan bahwa katalog perpstakaan adalah senarai dokmen yang dimiliki sebah perpstakaan ata kelompok perpstakaan 2.2. Fitr ata Layanan Atocomplete

2 Atocomplete merpakan pola yang pertama kali mncl dalam bantan fngsi aplikasi dekstop, dimana penggna mengentrikan teks ke dalam kotak kemdian saran pengetikan akan mncl secara otomatis. Atocomplete memecahkan beberapa masalah mm pada pengetikan (Morville & Callender, 2010) yait : a. Mengetik membthkan wakt. b. Penggna tidak dapat mengeja kata dengan baik. c. Penggna sering salah ata lpa ketika mengetikkan kata-kata, slit mengingat istilah yang tepat. Atocomplete bekerja ketika penggna menlis hrf pertama ata beberapa hrf/karakter dari sebah kata, program yang melakkan prediksi akan mencari sat ata lebih kemngkinan kata sebagai pilihan. Jika kata yang dimaksd ada dalam pilihan kata prediksi maka kata yang dipilih tersebt akan disisipkan pada teks (Ksma, 2012). Saat ini atocomplete tidak hanya terdapat pada dekstop, tetapi terdapat jga pada web browser, -programs, search engine interface, sorce code editors, database qery tools, word processor, dan command line interpreters (Ksma, 2012). Ilstrasi penggnaan layanan atocomplete dapat dilihat pada gambar 2.1. Gambar 2.1. Ilstrasi Penggnaan Atocomplete 2.3. Fitr ata layanan Atocorrect Ato Correct adalah fitr yang bergna ntk memberikan sgesti kata (sggestion). Dengan mengetikkan beberapa hrf ata selrh hrf maka sistem akan mencari kedalam database

3 apakah ada kata yang memenhi kriteria dari hrf-hrf yang dimaskkan ntk mencari jdl bk,penerbit bahkan pengarang dari bk tersebt. Ilstrasi penggnaan fitr atocorrect dapat dilihat pada gambar 2.2 Gambar 2.2. Ilstrasi Penggnaan Atocorrect 2.4. Approximate String Matching Approximate string matching merpakan pencocokan string dengan dasar kemiripan dari segi penlisannya (jmlah karakter dan ssnan karakter), tingkat kemiripan ditentkan dengan jah tidaknya beda penlisan da bah string yang dibandingkan tersebt (Haryanto, 2011). Operasi mengbah string ini bisa berpa mengbah sat hrf ke hrf yang lain, menghaps sat hrf dari string, ata memaskkan sat hrf ke dalam string. Operasi-operasi ini dignakan ntk menghitng jmlah perbedaan yang diperlkan ntk pertimbangan kecocokan sat string dengan string smber, jmlah perbedaan tersebt diperoleh dari penjmlahan sema pengbahan yang terjadi dari masing-masing operasi. Penggnaan perbedaan tersebt diaplikasikan dalam berbagai macam algoritma, seperti Hamming, Levenshtein, Damera-Levenshtein, Jaro-Winkler, Wagner-Fischer, dan lain-lain (Hsain, 2013). Operasi penghitngan tersebt melipti tiga operasi string seperti di bawah ini (Adiwidya, 2009) Operasi penghapsan Operasi penghapsan dilakkan dengan menghaps karakter pada indeks tertent ntk menyamakan string smber (S) dengan string target (T), misalnya S= matching dan T= match. Penghapsan dilakkan ntk karakter i pada lokasi ke-6, penghapsan karakter n

4 pada lokasi ke-7, penghapsan karakter g pada lokasi ke-8. Operasi penghapsan tersebt mennjkkan tranformasi S ke T, ilstrasinya adalah sebagai berikt : T = m a t c h S = m a t c h i n g Operasi penyisipan Operasi penyisipan dilakkan dengan menyisipkan karakter pada indeks tertent ntk menyamakan string smber (S) dengan string target (T), misalnya S= cerdas dan T= kecerdasan. Operasi penyisipan dapat dilakkan dengan menyisipkan e pada posisi 2, menyisipkan c pada posisi 3, menyisipkan a pada posisi 8 dan menyisipkan n pada posisi 9. Yang dapat diilstrasikan sebagai berikt: K e c e r d a s a n K - - e r d a s T = K e c e r d a s a n S = K - - e r d a s - - e c a n Operasi penkaran Operasi penkaran dilakkan dengan menkar karakter pada indeks tertent ntk menyamakan string smber (S) dengan string target (T), misalnya S= compter dan T= kompter. String S ditranformasikan menjadi T dengan melakkan penggantian (sbstitsi) pada posisi ke-1. Hrf C ditkar menjadi K. Prosesnya dapat diilstrasikan sebagai berikt:

5 T = k o m p t e r S = c o m p t e r k 2.5. Algoritma Levenshtein Distance Algoritma Levenshtein Distance ditemkan oleh Vladimir Levenshtein, seorang ilman asal Rsia pada tahn 1965 (Janowski, 2010), algoritma ini sering jga disebt dengan Edit Distance (Hsain,2013). Yang dimaksd dengan distance adalah jmlah modifikasi yang dibthkan ntk mengbah sat bentk string ke bentk string yang lain, sebagai contoh hasil penggnaan algoritma ini, string kompter dan compter memiliki distance 1 karena hanya perl dilakkan sat operasi saja ntk mengbah sat string ke string yang lain. Dalam kass da string di atas, string compter dapat menjadi kompter hanya dengan melakkan sat penkaran karakter c menjadi k (Andhika, 2010). Algoritma Levenshtein Distance dignakan secara las dalam berbagai bidang, misalnya mesin pencari, pengecek ejaan (spell checking), pengenal pembicaraan (speech recognition), pengcapan dialek, analisis DNA, pendeteksi pemalsan, dan lain-lain. Algoritma ini menghitng jmlah operasi string paling sedikit yang diperlkan ntk mentransformasikan sat string menjadi string yang lain (Adiwidya, 2009). Algoritma Levenshtein Distance bekerja dengan menghitng jmlah minimm pentranformasian sat string menjadi string lain yang melipti penghapsan, penyisipan, dan penkaran (Hsain, 2013). Selisih perbedaan antar string dapat diperoleh dengan memeriksa apakah sat string smber sesai dengan string target. Nilai selisih perbedaan ini disebt jga Edit distance/ jarak Levenhstein. Jarak Levenshtein antar string s dan string t tersebt adalah fngsi D yang memetakan (s,t) ke sat bilangan real nonnegatif, sebagai contoh diberikan da bah string s = s(1)s(2)s(3)...s(m) dan t = t(1)t(2)t(3)...t(n) dengan s = m dan t = n sepanjang alfabet V berkran r sehingga s dan t anggota dari V*. S(j) adalah karakter pada posisi ke-j pada string s dan t(i) adalah karakter pada posisi ke-i pada string t. Sehingga jarak Levenshtein dapat didefinisikan sebagai (Harahap, 2013).

6 D ( s, t) adalah banyaknya operasi minimm dari operasi penghapsan, penyisipan dan penkaran ntk menyamakan string s dan t. Pada implementasi pencocokan antar string, ketiga operasi tersebt dapat dilakkan sekaligs ntk menyamakan string smber dengan string target seperti pada contoh berikt ini. Jika diberikan string smber (S) = pemrograman dan T = algoritma merpakan string target, dengan s = 11, t = 9, maka proses pencocokan string dapat diilstrasikan sebagai berikt : T = a l g o r i t m a - - S = p e m p r o s e s a n a l g o i t m a Pada contoh di atas terlihat bahwa proses penkaran karakter p pada indeks ke-1, e pada indeks ke-2, m pada indeks ke-3, p pada indeks ke-4, o pada indeks ke-6, s pada indeks ke-7, e pada indeks ke-8, penyisipan karakter g pada indeks ke-3 dan proses penghapsan karakter a pada indeks ke-9, dan n pada indeks ke-11. Maka jarak Levenshtein antara S dan T adalah sebagai berikt ini.

7 = d( s1, t1 ) + d( s2, t2 ) + d( s3, t3 ) + d( s4, t4 ) + d( s5, t5 ) + d( s6, t6 ) + d( s7, t7 ) + d( s8, t8 ) + d( s9, t9 ) + d( s10, t10 ) + d( s11, t11 ) + d( s12, t12 ) = d( a, p ) + d( l, e ) + d( g, - ) + d( o, m ) + d( r, r ) + d( i, o) + d( t, g ) + d( m, r) + d( a, a ) + d( -, m )+ d( -, a) + d(-, n) = = 10 Sehingga jarak Levenshtein antara string T = pemprosesan dan T = algoritma adalah D(s, t) = Algoritma Boyer Moore Algoritma Boyer Moore termask algoritma string matching yang paling efisien dibandingkan algoritma-algoritma string matching lainnya. Karena sifatnya yang efisien, banyak dikembangkan algoritma string matching dengan bertmp pada konsep algoritma Boyer Moore, beberapa di antaranya adalah algoritma Trbo BM dan algoritma Qick Search.( Chiqita. 2012). Algoritma Boyer Moore menggnakan metode pencocokan string dari kanan ke kiri yait men-scan karakter pattern dari kanan ke kiri dimlai dari karakter paling kanan. Algoritma Boyer Moore menggnakan da fngsi shift yait good-sffix shift dan bad-

8 v character shift ntk mengambil langkah beriktnya setelah terjadi ketidakcocokan antara karakter pattern dan karakter teks yang dicocokkan ( Sagita Vina, 2012). 1. Deskripsi kerja algoritma Boyer Moore Untk menjelaskan konsep dari good-sffix shift dan bad-character shift diperlkan contoh kass, seperti kass ketidakcocokan ditengah pencocokan karakter pada teks dan pattern. Karakter pattern x[i]=a tidak cocok dengan karakter teks y[i+j]=b saat pencocokan pada posisi j. Maka x[i+l.. m-1]= y[i+j+1.. j+m-1]= dan x[i] y[i+j]. 2. Good-sffix shift Konsep dari fngsi good-sffix shift adalah sebagai berikt: 1. Good-sffix shift adalah pergeseran yang dibthkan dari x[i]=a ke karakter lain yang letaknya lebih kiri dari x[i] dan terletak di sebelah kiri segmen. Kass ini ditnjkkan pada Gambar 2.3. y a b x c shift x Gambar 2.3 Good-sffix shift, terjadi lagi didahli karakter c berbeda dari a 2. Jika tidak ada segmen yang sama dengan, maka dicari yang merpakan sffiks terpanjang. Kass ini ditnjkkan pada Gambar 2.4 b a

9 y x shift x Gambar 2.4 Good-sffix shift, hanya sffix dari yang terjadi lagi di pattern x 3. Bad-character shift Berdasarkan contoh kass di atas, bad-character adalah karakter pada teks yait y [i+j] yang tidak cocok dengan karakter pada pattern. Konsep dari fngsi bad-character shift adalah sebagai berikt: 1. Jika bad-character y[i+j] terdapat pada pattern di posisi terkanan k yang lebih kiri dari x[i] maka pattern digeser ke kanan sejah i-k. Kass ini ditnjkkan pada Gambar 2.5. y x b a shift x b Contains no b Gambar 2.5 Bad-character shift, b terdapat di pattern x 2. Jika bad-character y[i+j] tidak ada pada pattern sama sekali, maka pattern digeser ke kanan sejah i. Kass ini dit tnjkkan pada Gambar 2.6. y b a Contains no b

10 x shift x Gambar 2.6 Bad-character shift, b tidak ada di pattern x 3. Jika bad-character y[i+j] terdapat pada pattern di posisi terkanan k yang lebih kanan dari x[i] maka pattern seharsnya digeser sejah i-k yang hasilnya negatif (pattern digeser kembali ke kiri). Maka bila kass ini terjadi. akan diabaikan. Pada kass ketidakcocokan di atas, algoritma akan membandingkan langkah yang diambil oleh fngsi good-sffix shift dan bad-character shift di mana langkah yang paling besar yang akan dignakan Cara kerja algoritma Boyer Moore Cara kerja dari algoritma Boyer Moore adalah sebagai berikt: 1. Menjalankan prosedr prebmbc dan prebmgs ntk mendapatkan inisialisasi. a. Menjalankan prosedr prebmbc. Fngsi dari prosedr ini adalah ntk menentkan berapa besar pergeseran yang dibthkan ntk mencapai karakter tertent pada pattern dari karakter pattern terakhir/terkanan. Hasil dari prosedr prebmbc disimpan pada tabel BmBc. b. Menjalankan prosedr prebmgs. Sebelm menjalankan isi prosedr ini, prosedr sffix dijalankan terlebih dl pada pattern. Fngsi dari prosedr sffix adalah memeriksa kecocokan sejmlah karakter yang dimlai dari karakter terakhir/terkanan dengan sejmlah karakter yang dimlai dari setiap karakter

11 yang lebih kiri dari karakter terkanan tadi. Hasil dari prosedr sffix disimpan pada tabel sff. Jadi sff[i] mencatat panjang dari sffix yang cocok dengan segmen dari pattern yang diakhiri karakter ke-i. c. Dengan prosedr prebmgs, dapat diketahi berapa banyak langkah pada pattern dari sebeah segmen ke segmen lain yang sama yang letaknya lebih kiri dengan karakter di sebelah kiri segmen yang berbeda. Prosedr prebmgs menggnakan tabel sff ntk mengetahi sema pasangan segmen yang sama. Contoh pada Gambar 2.1, yait berapa langkah yang dibthkan dari a( = segmen, a = karakter di sebelah kiri ) ke c yang mempnyai segmen pada pattern dengan karakter di sebelah kiri segmen yait c berbeda dari a dan terletak lebih kiri dari a. Hasil dari prosedr prebmgs disimpan pada tabel BmGs. 2. Dilakkan proses pencarian string dengan menggnakan hasil dari prosedr prebmbc dan prebmgs yait tabel BmBc dan BmGs. Berikt ini diberikan contoh ntk menjelaskan proses inisialisasi dari algoritma Boyer Moore dengan pattern gcagagag yang akan dicari pada string gcatcgcagagagtatacagtacg. 1. Dengan prosedr prebmbc, didapatkan jmlah pergeseran pada pattern yang dibthkan ntk mencapai karakter a,c,g,t dari posisi terkanan. Berdasarkan contoh diketahi ntk mencapai masing-masing karakter tadi dibthkan pergeseran sebanyak 1, 6, 2 dan Dengan prosedr prebmgs, dijalankan prosedr sffix terlebih dl. Dengan prosedr sffix akan diketahi: sff[0] = 1, 1 karakter g posisi 7 cocok dengan 1 karakter g posisi 0. sff[1] = 0, karakter g posisi 7 tidak cocok dengan karakter c posisi 1.

12 sff[2] = 0, karakter g posisi 7 tidak cocok dengan karakter a posisi 2. sff[3] = 2, 2 karakter dimlai dari karakter g posisi 7 cocok dengan 2 karakter dimlai dari karakter g posisi 3, yang artinya karakter a,g posisi 6,7 cocok dengan karakter a,g posisi 2,3. sff[4] = 0, karakter g posisi 7 tidak cocok dengan karakter a posisi 4. sff[5] = 4, 4 karakter dimlai dari karakter g posisi 7 cocok dengan 4 karakter dimlai dari karakter 5, artinya karakter a,g,a,g posisi 4,5,6,7 cocok dengan karakter a,g,a,g posisi 2,3,4,5. sff[6] = 0,karakter g posisi 7 tidak cocok dengan karakter a posisi 6. sff[7] = 8, 8 karakter g,c,a,g,a,g,a,g posisi 0,1,2,3,4,5,6,7 cocok dengan 8 karakter g,c,a,g,a,g,a,g posisi 0,1,2,3,4,5,6,7. 3. Dengan prosedr BmGs akan didapatkan: g c a g a g a g bmgs[0]= 7, karakter ke-0 g adalah karakter sebelah kiri segmen cagagag.tidak ada segmen cagagag lain dengan karakter sebelah kiri bkan g maka digeser 7 langkah. bmgs[1]= 7, karakter ke-1 c adalah karakter sebelah kiri segmen agagag. Tidak ada segmen agagag lain dengan karakter sebelah kiri bkan c maka digeser 7 langkah. bmgs[2]= 7, karakter ke-2 a adalah karakter sebelah kiri segmen gagag. Tidak ada segmen gagag lain dengan karakter sebelah kiri bkan a maka digeser 7 langkah.

13 bmgs[3]= 2. karakter ke-3 g adalah karakter sebelah kiri segmen agag. Karena ada segmen agag posisi 2,3,4,5 dengan karakter sebelah kiri bkan g yait c posisi 1 maka digeser 2 langkah. bmgs[4]= 7, karakter ke-4 a adalah karakter sebelah kiri segmen gag. Karena tidak ada seamen gag lain dengan karakter sebelah kiri bkan a maka digeser 7 langkah. bmgs[5]= 4. karakter ke-5 g adalah karakter sebelah kiri seamen ag. Karena ada segmen ag posisi 2,3 dengan karakter sebelah kiri bkan g yait c posisi 1 maka digeser 4 langkah. bmgs[6]= 7, karakter ke-6 a adalah karakter sebelah kiri segmen yait a posisi 7. Karena tidak ada segmen g dengan karakter sebelah kirinya bkan a maka digeser 7 langkah. bmgs[7]= 1, karakter ke-7 g adalah karakter sebelah kiri segmen dan karena segmen tidak ada maka digeser 1 langkah Prosedr Algoritma Boyer Moore procedre prebmbc(in/ot x: string, m: integer, otpt BmBc: array of integer) { ASIZE = kran } i traversal [0..ASIZE - 1] BmBc[i] m i traversal [0..m - 2] BmBc[x[i] ] m - i - 1 Gambar 2.7 Prosedr prebmbc algoritma Boyer Moore procedre sffix (in/ot x: string, m: integer, otpt sff: array of integer)

14 sff [m 1] m g m 1 i traversal [m 2..0] if ( i > g and sff [i + m -1 f] < i g) then sff [i] sff [ i + m 1 f] else if (i < g) then g i f i while (g 0 and x[g] x [ g + m f ] ) do g g - 1 f i while ( g 0 and x [g] x [g] + m f ] ) do g g - 1 sff [ i ] f - g Gambar 2.7 Prosedr sffix algoritma Boyer Moore procedre prebmgs(in/ot x: string, m: integer, otpt BmGs: array of integer) sffix (x, m, sff) i traversal [0..m - 1] BmGs[i] m i traversal [m ] if (I = - 1 or sff [i] = i + 1 ) then

15 j traversal [ 0.. m i ) do if (BmGs [j] = m) then BmGs [j] m i i traversal [0..m - 2] BmGs [m sff [i] ] m i Gambar 2.7 prosedr prebmgs algoritma Boyer Moore procedre BM(in/ot x,y: string, m,n: integer) { Preprocessing } prebmgs(x, m, BmGs) prebmbc(x, m, BmBc) { Searching } j 0 while ( j n m )do i traversal [m ] if (x[i] = y [ i + j ] ) then if ( i < 0 ) OUTPUT ( j ) j j + BmGs [ 0 ] else j j + MAX( BmGs [i], BmBc [ y [ i + j ] ] - m i )

16 2.7 Penelitian Terdahl Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahl, layanan atocorrect dan atocomplete telah banyak dignakan pada penelitian terdahl. Seperti layanan atocomplete dan atocorrect pada teks editor (Chiqita, 2011), dengan menggnakan algoritma Boyer-Moore dan Dynamic Programming. Kemdian layanan atocorrect jga pernah diterapkan pada Smart Phones (Pradhana, 2012), dengan menggnakan kombinasi algoritma Brte Force, Boyer-Moore dan Knth-Morris Pratt. Untk lebih jelasnya, pada tabel 2.1 berikt akan dijelaskan penelitian-penelitian yang telah dibat sebelmnya. Tabel 2.1 Penelitian sebelmnya No. Jdl Pengarang Tahn Kelebihan Kekrangan Penerapan 1 Algoritma Boyer-Moore- Dynamic Programming ntk Layanan Ato-Complete dan Ato- Correct Christabella Chiqita B 2011 Algoritma Boyer-Moore lebih mangks dibandingkan dengan algoritma yang lain serta sangat tepat dignakan sebagai layanan atocomplete Tidak ada Pencocokan string 2 ntk fitr atocompletion pada text editor ata integrated development environment (IDE) Mhammad Wachid Ksma 2012 Algoritma brte force dapat diterapkan ntk membentk fitr atocomplete pada text editor dengan baik Cara kerja algoritma brte force berjalan lambat 3. Penerapan String Matching pada Fitr Ato Correct dan Fitr Ato Text di Smart Phones Fandi Pradhana 2014 Penerapan algoritma string matching seperti Brte Force, Boyer-Moore dan KMP pada fitr ato correct mamp memberikan hasil yang Wakt pengecekan membat sistem mejadi lambat benar-benar

17 Simlasi Algoritma Levenshtein Algoritma Levenshtein 4 Distance ntk fitr Atocomplete pada Yli Primadani 2014 Distance dapat bekerja maksimal pada fitr Tidak dilengkapi dengan fitr atocorrect aplikasi katalog atocomplete perpstakaan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. 2.1. Katalog Perpustakaan Katalog perpustakaan merupakan suatu

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA DISTANCE UNTUK FITUR AUTOCOMPLETE PADA APLIKASI KATALOG PERPUSTAKAAN DI UNIVERSITAS ALMUSLIM

PENERAPAN ALGORITMA DISTANCE UNTUK FITUR AUTOCOMPLETE PADA APLIKASI KATALOG PERPUSTAKAAN DI UNIVERSITAS ALMUSLIM PENERAPAN ALGORITMA DISTANCE UNTUK FITUR AUTOCOMPLETE PADA APLIKASI KATALOG PERPUSTAKAAN DI UNIVERSITAS ALMUSLIM FARHAN a a Jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Jln. Almuslim

Lebih terperinci

PENCOCOKAN DNA NR_ DAN DNA DI MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE

PENCOCOKAN DNA NR_ DAN DNA DI MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE PENCOCOKAN DNA NR_108049 DAN DNA DI203322 MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE Yulius Denny Prabowo 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan Ilmu Komunikasi, Kalbis Institute JL Pulomas

Lebih terperinci

PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING

PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING PENERAPAN STRING MATCHING DENGAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA APLIKASI FONT ITALIC UNTUK DETEKSI KATA ASING Rohmat Indra Borman 1), Agus Pratama 2) 1) Komputerisasi Akuntansi, STMIK Teknokrat 2) Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kamus Kamus merupakan buku rujukan yang berisi penjelasan terkait dengan makna katakata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan makna

Lebih terperinci

Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String

Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String Analisis Algoritma Knuth Morris Pratt dan Algoritma Boyer Moore dalam Proses Pencarian String Rama Aulia Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE

IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE IMPLEMENTASI ALGORITMA BOYER-MOORE PADA PERMAINAN WORD SEARCH PUZZLE Steven Kristanto G 1 Antonius Rachmat C 2 R. Gunawan Santosa 3 stev_en12@yahoo.co.id anton@ti.ukdw.ac.id gunawan@ukdw.ac.id Abstract

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi pada masa sekarang sangat membantu serta memberi kemudahan bagi manusia dalam melakukan berbagai aktivitas, khususnya aktivitas yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Kamus berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan komputer yang khusus ditujukan dalam perancangan otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT oleh GURITNA NOOR AINATMAJA M SKRIPSI ditlis dan diajkan ntk memenhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY STRING MATCHING

PENERAPAN FUZZY STRING MATCHING PENERAPAN FUZZY STRING MATCHING PADA APLIKASI PENCARIAN TUGAS AKHIR MAHASISWA JURUSAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB (Studi Kasus: Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau) 1 Ardi Isbad Amar Gurning,

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan

Lebih terperinci

Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh

Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh Pattern Matching dalam Aplikasi Pencarian Jodoh Dini Lestari Tresnani - 13508096 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi sudah dirasakan penting oleh manusia dalam era globalisasi saat ini. Hal itu terjadi karena kemajuan teknologi yang ada tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Aplikasi Berbasis Web Aplikasi merupakan program yang berisikan perintah-perintah untuk melakukan pengolahan data. Secara umum, aplikasi adalah suatu proses dari cara

Lebih terperinci

Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia

Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia Penerapan Pencocokan String pada Aplikasi Kamusku Indonesia Reno Rasyad - 13511045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Algoritma 2.1.1. Algoritma Istilah algoritma (algorithm) berasal dari kata algoris dan ritmis, yang pertama kali diungkapkan oleh Abu Ja far Mohammed Ibn Musa al Khowarizmi

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL ANALISIS PERBANDINGAN ALGORITMA BOYER-MOORE, KNUTH- MORRIS-PRATT, DAN RABIN-KARP MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL Indra Saputra M. Arief Rahman Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

Perbandingan Penggunaan Algoritma BM dan Algoritma Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis

Perbandingan Penggunaan Algoritma BM dan Algoritma Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis Perbandingan Penggunaan BM dan Horspool pada Pencarian String dalam Bahasa Medis Evlyn Dwi Tambun / 13509084 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi satu sama lain merupakan salah satu sifat dasar manusia. Komunikasi berfungsi sebagai sarana untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia terkadang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Hadits Menurut pendapat muhaddihin muta akhirin, di antaranya dikemukakan oleh ibn Salah (w. 643 H/1245 M) dalam muqaddimah-nya. Hadits shahih adalah hadits yang bersambung

Lebih terperinci

Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion

Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion Aplikasi String Matching Pada Fitur Auto-Correct dan Word-Suggestion Johan - 13514206 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine

Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine Perbandingan Algoritma String Matching yang Digunakan dalam Pencarian pada Search Engine Eldwin Christian / 13512002 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo

Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo Penerapan Pencocokan String dalam Aplikasi Duolingo Reno Rasyad 13511045 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kamus Kamus menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan dan makna,

Lebih terperinci

Perbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String

Perbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String Perbandingan dan Pengujian Beberapa Algoritma Pencocokan String Hary Fernando Program Studi Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha No.10 Bandung, e-mail: hary@hary.web.id ABSTRAK Pencocokan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Levenshtein Pada Sistem Pencarian Judul Skripsi/Tugas Akhir

Implementasi Algoritma Levenshtein Pada Sistem Pencarian Judul Skripsi/Tugas Akhir 46 JURNAL SISTEM DAN INFORMATIKA Implementasi Algoritma Levenshtein Pada Sistem Pencarian Judul Skripsi/Tugas Akhir Ida Bagus Ketut Surya Arnawa STIKOM Bali Jl.Raya Puputan No. 86 Renon, Denpasar-Bali

Lebih terperinci

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi.

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi. Interasi Metode Interal Kadratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi Gass merpakan metode yan tidak mennakan pembaian

Lebih terperinci

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh . RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem

Lebih terperinci

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada BAB TIJAUA PUSTAKA.. Pendahlan Disain prodk merpakan proses pengembangan konsep aal ntk mencapai permintaan dan kebthan dari konsmen. Sat desain prodk ang baik dapat mendorong pengembangan ang skses, dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS

PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS PENGGUNAAN ALGORITMA APOSTOLICO-CROCHEMORE PADA PROSES PENCARIAN STRING DI DALAM TEKS Sindy Gita Ratri Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O ( ) Panjang sat ektor x di R dan R dinamakan

Lebih terperinci

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M. ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH-MORRIS-PRATT, STRING MATCHING ON ORDERED ALPHABET, dan BOYER-MOORE dalam PENCARIAN UNTAI DNA Tito Daniswara 3506097 Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai garis besar Tugas Akhir yang meliputi latar belakang, tujuan, rumusan dan batasan masalah, metodologi pembuatan tugas akhir, dan sistematika penulisan laporan.

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Algoritma Pencocokan String Algoritma pencocokan string merupakan komponen dasar dalam pengimplementasian berbagai perangkat lunak praktis yang sudah ada. String matching

Lebih terperinci

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE Inner Prodcts Angle and Orthogonality in Inner Prodct Spaces Orthonormal Bases; Gram-Schmidt Process; QR-Decomposition Best Approximation; Least Sqares Orthogonal Matrices;

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pembahasan pada bab ini, merpakan pembahasan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori-teori tersebt melipti mata ang, pelak yang berperan, faktor-faktor yang mempengarhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia IT (Information Technology) dengan hadirnya mesin pencarian (Search Engine) di dalam sistem komputer yang merupakan salah satu fasilitas internet

Lebih terperinci

Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan

Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan Aplikasi String Matching pada Plugin SMS Blocker untuk Validasi Pesan Mario Tressa Juzar 13512016 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara

Lebih terperinci

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik Intera asi Metode Interal Kadr ratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi i Gass merpaka an metode yan tidak mennakan pembaian

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate

Lebih terperinci

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

(a) (b) Gambar 1. garis singgung BAB. TURUNAN Sebelm membahas trnan, terlebih dahl ditinja tentang garis singgng pada sat krva. A. Garis singgng Garis singgng adalah garis yang menyinggng sat titik tertent pada sat krva. Pengertian garis

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah

Trihastuti Agustinah TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF TEORI CONTOH 4 SIMPULAN 5 LATIHAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Information Retrieval Information Retrieval atau sering disebut temu kembali infromasi adalah suatu sistem yang mampu melakukan penyimpanan, pencarian, dan pemeliharaan informasi.

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita

Aplikasi Algoritma Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita Aplikasi Pencocokan String pada Mesin Pencari Berita Patrick Nugroho Hadiwinoto / 13515040 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE Vale Added, Vol. 11, No. 1, 015 PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE 1 Moh Yamin Darsyah, Ujang Malana 1, Program Stdi Statistika FMIPA Universitas Mhammadiyah Semarang Email:

Lebih terperinci

Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian

Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian Algoritma String Matching pada Mesin Pencarian Harry Octavianus Purba 13514050 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Bandung, Indonesia 13514050@stei.itb.ac.id Proses

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M000259 Di PT.PAL INDONESIA Oleh : Selfy Atika Sary NRP : 1307 030 053 Pembimbing :

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan

Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan Penggunaan Algoritma Knuth-Morris-Pratt untuk Pengecekan Ejaan Andreas Dwi Nugroho - 13511051 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH ;' I. ~ tr'. T I BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakter ASCII ASCII (American Standard Code for Information Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti Hex dan Unicode. Kode ASCII

Lebih terperinci

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah : TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d lim = lim = 0 0 d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses mencarinya disebt menrnkan

Lebih terperinci

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Makalah Seminar Tgas Akhir Jnanto Prihantoro 1, Trias Andromeda. 2, Iwan Setiawan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 String Matching 2.1.1 Pengertian String Matching String matching adalah pencarian sebuah pattern pada sebuah teks (Cormen, T.H. et al. 1994). String matching digunakan untuk menemukan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb) oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA-KOREA BERBASIS ANDROID SKRIPSI

PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA-KOREA BERBASIS ANDROID SKRIPSI PERBANDINGAN ALGORITMA KNUTH MORRIS PRATT DAN BOYER MOORE PADA APLIKASI KAMUS BAHASA INDONESIA-KOREA BERBASIS ANDROID SKRIPSI VICI INDAH YANA 121401062 PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan pada saat ini semakin berkembang dengan pesat yang disertai dengan semakin banyaknya arus informasi dan ilmu pengetahuan ilmiah

Lebih terperinci

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN Wiryanto Dewobroto ---------------------------------- Jrsan Teknik Sipil - Universitas elita Harapan, Karawaci FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK ERENCANAAN UJIAN TENGAH SEMESTER ( U T S ) GENA TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh BAB LANDASAN TEORI. Sejarah Analisis Jalr (Path Analysis) Analisis jalr yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahn 90-an oleh seorang ahli genetika yait Sewall Wright. Teknik analisis

Lebih terperinci

Implementasi Pencocokan String Tidak Eksak dengan Algoritma Program Dinamis

Implementasi Pencocokan String Tidak Eksak dengan Algoritma Program Dinamis Implementasi Pencocokan String Tidak Eksak dengan Algoritma Program Dinamis Samudra Harapan Bekti 13508075 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada perpustakaan sekolah, katalog perpustakaan masih berupa katalog fisik dari kertas karton. Katalog diurutkan berdasarkan klasifikasi katalog

Lebih terperinci

Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : eissn : X. Tersedia online di

Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : eissn : X. Tersedia online di Volume VI No 1, Juni 2017 pissn : 2337 3601 eissn : 2549 015X Tersedia online di http://ejournal.stmik-time.ac.id Analisa Perbandingan Boyer Moore Dan Knuth Morris Pratt Dalam Pencarian Judul Buku Menerapkan

Lebih terperinci

Penerapan String Matching pada Fitur Auto Correct dan Fitur Auto Text di Smart Phones

Penerapan String Matching pada Fitur Auto Correct dan Fitur Auto Text di Smart Phones Penerapan String Matching pada Fitur Auto Correct dan Fitur Auto Text di Smart Phones Fandi Pradhana/13510049 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA BRUTE FORCE DAN BOYER MOORE DALAM PENCARIAN WORD SUGGESTION MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA BRUTE FORCE DAN BOYER MOORE DALAM PENCARIAN WORD SUGGESTION MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL ANALISA PERBANDINGAN ALGORITMA BRUTE FORCE DAN BOYER MOORE DALAM PENCARIAN WORD SUGGESTION MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL Andri Januardi (09115) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN / WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN2013 TENTANG PEDOMAN STANDAR KINERJA INDIVIDU PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSIAS INDONESIA PERANANGAN PENGENDALI MODEL PREDIIVE ONROL (MP) PADA SISEM EA EXANGER DENGAN JENIS KARAKERISIK SELL AND UBE ESIS RIDWAN FARUDIN 76733 FAKULAS EKNIK PROGRAM SUDI EKNIK KONROL INDUSRI

Lebih terperinci

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN

II. DASAR TEORI I. PENDAHULUAN Pencocokan Poligon Menggunakan Algoritma Pencocokan String Wiwit Rifa i 13513073 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com 1 NAMA : KELAS : teresiaeni.wordpress.com TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d ' = = d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses

Lebih terperinci

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA Abstrak TBC penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardioaskler

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG _ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA POSTING TWITTER TMC POLDA METRO JAYA UNTUK MELAPORKAN KONDISI LALULINTAS DAN RUTE JALAN KOTA JAKARTA

PENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA POSTING TWITTER TMC POLDA METRO JAYA UNTUK MELAPORKAN KONDISI LALULINTAS DAN RUTE JALAN KOTA JAKARTA PENERAPAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA POSTING TWITTER TMC POLDA METRO JAYA UNTUK MELAPORKAN KONDISI LALULINTAS DAN RUTE JALAN KOTA JAKARTA Rudi Setiawan Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Telematika,

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon

Lebih terperinci

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) Arif Setiawan 1*, Pratomo Setiaji 1 1 Program Stdi Sistem Informasi, Fakltas Teknik, Universitas Mria Kds Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kds 59352 * Email:

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir

Aplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir Aplikasi Algoritma Pencarian String Dalam Sistem Pembayaran Parkir Andi Kurniawan Dwi P - 13508028 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci