FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,"

Transkripsi

1 FOURIER Oktober 2014, Vo. 3, No. 2, PENYELESAIAN MATCHING GRAF DENGAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN DAN PENERAPANNYA PADA PENEMPATAN KARYAWAN DI SUATU PERUSAHAAN Auia Rahman 1, Muchammad Abrori 2, Noor Saif Muhammad Musafi 3 1, 2, 3 Program Studi Matematika, Fakutas Sains dan Teknoogi, Universitas Isam Negeri Sunan Kaijaga, Yogyakarta Abstrak Semakin meningkatnya kompetisi goba menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kuaitas serta efektifitas kinerja karyawannya yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan keuntungan. Penempatan sejumah X karyawan pada Y pekerjaan dimana masing-masing karyawan mempunyai kompetensi untuk menyeesaikan semua pekerjaan dengan mempertimbangkan beberapa aspek seperti memaksimakan keuntungan yang diperoeh atau meminimakan waktu yang diperukan sebagai akibat dari penempatan karyawan pada pekerjaan dikena dengan Optima Assignment Probem. Tujuan dari penuisan ini adaah untuk mencari sousi pada Optima Assignment Probem dimana aspek yang akan dioptimakan adaah keuntungan dari penempatan sejumah karyawan pada pekerjaan yang dapat diperoeh dengan menerapkan konsep teori graf. Daam ha ini permasaahan dinyatakan sebagai graf bipartit khususnya graf bipartit engkap berbobot yang menerapkan konsep matching, yaitu pencarian matching sempurna dengan bobot paing optima. Untuk mencari matching sempurna dengan bobot paing optima maka dapat digunakan sebuah agoritma optimasi yaitu metode Hungarian. Dengan menggunakan metode Hungarian, diperoeh matching sempurna dengan bobot yang optima pada graf bipartit engkap berbobot. Matching dikatakan sempurna jika teah memenuhi semua himpunan simpu dan. Matching yang dihasikan merupakan sousi dari Optima Assignment Probem yakni memasangkan seorang karyawan tepat satu dengan sebuah pekerjaan dan bobotnya menyatakan keuntungan optima yang akan diperoeh oeh suatu perusahaan. Kata kunci : Matching, Optima Assignment Probem, Metode Hungarian. 1. PENDAHULUAN Pada dasarnya pencarian matching sempurna dengan bobot maksima dapat diakukan dengan mendaftar semua matching sempurna yang berbeda dan menghitung jumah bobot dari setiap matching sempurna yang diperoeh. Banyaknya matching sempurna yang berbeda pada suatu graf bipartit engkap dengan simpu pada masing-masing partisinya adaah sebanyak! cara. Sangat tidak efisien jika cara ini digunakan, karena semakin banyak jumah simpu maka semakin banyak pua matching sempurna yang berbeda. Untuk memudahkan pencarian 98

2 Penyeesaian Matching Graf Dengan Menggunakan Metode Hungarian dan Penerapannya pada Penempatan Karyawan di Suatu Perusahaan sousi matching sempurna dengan bobot maksima, dapat digunakan sebuah agoritma optimasi yaitu metode Hungarian. Metode Hungarian adaah sebuah agoritma kombinasiona untuk optimasi, yang dapat digunakan untuk menemukan sousi optima dari masaah penempatan karyawan. Versi awanya, yang dikena dengan metode Hungarian, ditemukan dan dipubikasikan oeh Harod Kuhn pada tahun Agoritma ini kemudian diperbaiki oeh James Munkres pada tahun Oeh karena itu, agoritma ini kemudian dikena juga dengan nama agoritma Kuhn Munkres. Pada peneitian ini akan dibahas metode Hungarian untuk menyeesaikan matching pada graf bipartit engkap berbobot dimana masaah yang ingin dipecahkan adaah mencari sousi terbaik maksimum pada penempatan karyawan. Keuntungan terbesar penggunaan metode Hungarian adaah kompeksitas agoritmanya yang poynomia. Metode yang digunakan daam agoritma Hungarian daam memecahkan masaah sangat sederhana dan mudah dipahami. 2. PENEMPATAN KARYAWAN Daam suatu perusahaan sering muncu permasaahan, saah satunya adaah penempatan karyawan ( tenaga ahi) pada suatu pekerjaan sehingga penempatan tersebut merupakan penempatan yang optima. Penempatan tenaga kerja merupakan suatu usaha untuk menyaurkan kemampuan sumber daya manusia sebaik-baiknya dengan jaan menempatkan karyawan pada pekerjaan yang paing sesuai. Peaksanaan penempatan karyawan yang tepat akan tercipta, manakaa kemampuan bekerja dari pegawai sudah sesuai dengan standar yang dibutuhkan untuk meakukan pekerjaan yang dipercayakan kepadanya. Keputusan mengenai penempatan dimaksudkan untuk menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat. Penempatan karyawan di suatu perusahaan merupakan saah satu kasus atau permasaahan daam Optima Assignment Probem, yaitu merupakan masaah menempatkan sejumah pekerja (,,,,., ) untuk menyeesaikan pekerjaan (,,,,, ), daam ha ini jumah anggota himpunan maupun diasumsikan sama. Daam masaah Optima Assignment Probem sejumah tugas atau assignment akan diberikan kepada sejumah penerima tugas atau assignee daam basis satu-satu dengan memperhatikan faktor tertentu seperti memaksimakan keuntungan atau meminimakan kerugian. Daam ha ini yang dimaksud dengan kerugian adaah biaya dan waktu sedangkan yang dimaksud dengan keuntungan adaah pendapatan atau aba. Data pokok pertama yang harus dimiiki daam menyeesaikan suatu masaah penugasan atau penempatan karyawan adaah jumah assignee dan jumah assignment. 99

3 Auia Rahman, Muchammad Abrori, & Noor Saif Muhammad Musafi Masaah penempatan karyawan dapat dimodekan dengan menggunakan graf bipartit engkap berbobot = (, ), dimana adaah merupakan himpunan karyawan dan adaah merupakan himpunan pekerjaan. Sisi-sisi yang menghubungkan antara dan adaah menyatakan hubungan antara karyawan dengan pekerjaan tersebut. Daam ha ini aspek yang akan dioptimakan adaah bobot atau peuang penempatan tiap karyawan pada pekerjaan, dimana bobot masing-masing karyawan berbeda karena tingkat keterampian, pengaaman kerja dan atar beakang pendidikan. Contoh 3.1: Sebuah perusahaan distro mempunyai 5 pekerjaan yang berbeda yaitu: Pekerjaan I : Memproduksi jaket Pekerjaan II : Memproduksi rok Pekerjaan III : Memproduksi hem Pekerjaan IV : Memproduksi baju safari Pekerjaan V : Memproduksi ceana panjang. Pekerjaan-pekerjan tersebut akan diseesaikan oeh 5 karyawan dimana setiap karyawan mempunyai tingkat ketrampian, pengaaman kerja dan atar beakang pendidikan yang berbeda. Jumah produk yang dihasikan masing-masing karyawan berbeda tiap buannya, sehingga produktifitas atau keuntungan yang timbu dari berbagai aternatif penugasan dari ke-5 karyawan tersebut juga berbeda. Akan ditentukan sousi agar masing-masing karyawan menepati posisi pekerjaan, sehingga menjadi penempatan paing optima bagi perusahaan. Jumah produk yang dihasikan masing-masing karyawan setiap buannya dapat diihat pada Tabe 3.1 berikut: Tabe 3.1. Tngkat Ketrampian Pekerjaan Masing-masing Karyawan Pekerjaan Karyawan I II III IV V Afif Bady Dzaky Faras Ghazy Penyeesaian: 100

4 Penyeesaian Matching Graf Dengan Menggunakan Metode Hungarian dan Penerapannya pada Penempatan Karyawan di Suatu Perusahaan Untuk menyeesaikan permasaahan di atas, setiap karyawan dan setiap pekerjaan dapat dinotasikan sebagai berikut: = Afif = Pekerjaan I = Bady = Pekerjaan II = Dzaki = Pekerjaan III = Faras = Pekerjaan IV = Ghazy = Pekerjaan V Tabe 3.1 dapat diiustrasikan dengan graf bipartit, berbobot dengan partisi himpunan simpu = {,,,, } dan = {,,,, } seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Graf dari iustrasi penempatan karyawan Untuk mencari sousi optima dari penempatan karyawan sama hanya dengan mencari matching sempurna dengan bobot maksimum pada graf bipartit pada gambar 3.1. Karena graf merupakan graf bipartit engkap yang memiiki partisi {, } dengan = dan ( ) ( atau ), berdasarkan teorema marriage yang teah dijeaskan pada bab sebeumnya, maka pada graf bipartit ini terdapat matching sempurna. Daam ha ini karena = = 5, maka dapat ditentukan kemungkinan matching sempurnanya sebanyak 5! = 120. Pada dasarnya pencarian matching sempurna dengan bobot maksima dapat diakukan dengan mendaftar semua matching sempurna yang berbeda, dan menghitung jumah bobot dari tiap matching sempurna yang diperoeh. Daam masaah ini, karena kemungkinan matching sebanyak 120, pencarian sousi dengan mendaftar semua matching sempurna yang mungkin pada graf bipartit tersebut sangat tidak efisien untuk digunakan. Oeh karena itu, 101

5 Auia Rahman, Muchammad Abrori, & Noor Saif Muhammad Musafi untuk memudahkan pencarian sousi dari penempatan karyawan tersebut, akan digunakan sebuah metode optimasi yaitu metode Hungarian. Sebeum menguraikan angkah-angkah daam metode Hungarian, akan didefinisikan terebih dahuu feasibe abeing dan equaity subgraph Feasibe Labeing Misakan terdapat suatu graf bipartit engkap dengan bobot yang dinotasikan dengan (, ). Feasibe abeing pada graf didefinisikan sebagai fungsi niai rea pada sedemikian sehingga untuk setiap dan beraku: ( ) + ( ) w(, ) Saah satu cara untuk menemukan feasibe abeing adaah dengan mendefinisikan semua ( ) = 0 untuk dan untuk setiap, ambi bobot maksimum pada sisi yang bersisian dengan x. Y, ( ) = 0 untuk Y X, ( ) = max {w(, )} untuk X Contoh 3.2: Gambar 3.2 Graf bipartit engkap berbobot Akan ditentukan feasibe abeing dari graf bipartit berbobot pada gambar 3.2. Diperoeh matriks ketetanggaan yang bersesuaian dengan gambar 3.2 adaah:

6 Penyeesaian Matching Graf Dengan Menggunakan Metode Hungarian dan Penerapannya pada Penempatan Karyawan di Suatu Perusahaan Dari penjeasannya sebeumnya saah satu cara untuk menemukan feasibe abeing adaah dengan mendefinisikan semua ( ) = 0 untuk dan untuk setiap, ambi bobot maksimum pada sisi yang bersisian dengan., ( ) = 0 untuk, (x) = max {w(x, y)} untuk Daam ha ini untuk mendefinisikan ( ) = 0 untuk, dapat diakukan dengan menuiskan angka 0 dibawah matriks untuk masing-masing seperti pada matriks berikut ini: Seanjutnya untuk mendefinisikan x, (x) = max {w(x, y)} dapat diakukan dengan cara mencari niai maksimum untuk setiap baris yang sama kemudian menuiskannya pada samping kanan matriks, seperti pada matriks berikut ini: (Catatan: angka yang dicetak teba menunjukkan niai maksimum di setiap baris) maka diperoeh feasibe abeing yang diiustrasikan pada matriks berikut ini: Peabean simpu yang bersesuaian dengan gambar 3.2 adaah sebagai berikut: y, (,, ) = (0, 0, 0), (,, ) = (4, 6, 2) 2.2. Equaity Subgraph 103

7 Auia Rahman, Muchammad Abrori, & Noor Saif Muhammad Musafi Misakan terdapat suatu feasibe abeing pada graf, maka equaity subgraph yang berkorespondensi dengan feasibe abeing didefinisikan sebagai spanning subgraph dari dengan himpunan sisi E, dengan E = { : ( ) + ( ) = w(, )}, dan dinotasikan dengan G. Contoh 3.3 Akan ditentukan equaity subgraph dari graf bipartit engkap berbobot pada gambar 3.2. Penyeesaian: Untuk mencari equaity subgraph dapat diakukan dengan menghimpun semua sisi E yang bersesuaian dengan feasibe abeing dari graf bipartit berbobot pada gambar 3.2, sedemikian sehingga E = { : ( ) + ( ) = w(, )}, dengan kata ain sisi adaah sisi yang mempunyai bobot yang sama dengan feasibe abeing yaitu (,,, ). Seanjutnya diperoeh equaity subgraph seperti pada gambar 3.3 berikut ini: Gambar 3.3. Contoh equaity subgraph Teorema 3.1 Jika adaah feasibe abeing dan adaah matching sempurna pada E, maka merupakan matching dengan bobot maksimum. (Junming Xu, 2003) Bukti: Misakan adaah matching sempurna dari suatu equaity subgraph, maka juga merupakan matching sempurna dari karena adaah spanning subgraph dari. Masing-masing merupakan anggota dari dan simpu-simpu akhir dari sisi pada menyatukan setiap simpu tepat satu kai, maka diperoeh: ( ) = ( ) = (x) Jika adaah sebarang matching sempurna ain dari, maka: (1) ( ) = ( ) ( ) 104 (2)

8 Penyeesaian Matching Graf Dengan Menggunakan Metode Hungarian dan Penerapannya pada Penempatan Karyawan di Suatu Perusahaan Dari (1) dan (2) diperoeh ( ) ( ), maka M* adaah matching optima dari. 3. METODE HUNGARIAN Untuk menyeesaikan masaah penempatan karyawan, metode Hungarian dapat direpresentasikan dengan graf bipartit engkap berbobot. Adapun angkah-angkah daam metode Hungarian adaah sebagai beikut: 1. Meakukan inisiaisasi peabean simpu dan bentuk Equaity subgraph : a., (y) = 0 b., ( ) = max { (, )}. 2. Piih sebarang matching di. 3. Jika mendapatkan sempurna berdasarkan teorema 3.1, maka proses berhenti. Jika tidak piih sebarang simpu yang unsaturated di, dan didefinisikan = { }, = ( dan ). 4. Jika ( ) =, maka perbaharui abe, jika tidak anjut ke angkah 5. Hitung dan tambahkan sisi pada graf. =, {( ) + ( ) w(, )} Maka beraku peabean simpu yang baru : ( ) = ( ) S ( ) + T ( ) 5. ( ), maka piih ( ) Jika matched misakan sampai, dengan dan, maka bentuk intasan - aternating dengan menambahkan = { } dan = { }, kemudian kembai ke angkah 4. Sebaiknya apabia bebas ( unmatched), maka akan terdapat yang merupakan intasan -augmenting, kemudian ganti dengan =, yaitu mengganti sisi matching menjadi tidak matching dan sebaiknya pada intasan kembai ke angkah 3. Contoh 3.4: Akan dicari sousi dari contoh 3.1 dengan menggunakan metode Hungarian. Penyeesaian: 105 -Augmenting dan 1. Meakukan peabean simpu dan dibentuk equaity subgraph. Diperoeh feasibe abeing yang diiustrasikan pada matriks berikut ini:

9 Auia Rahman, Muchammad Abrori, & Noor Saif Muhammad Musafi Sehingga diperoeh peabean simpu : a., (,,,, ) = (0, 0, 0, 0, 0, 0) b., (,,,, ) = (15, 15, 12, 16, 17 ) Berdasarkan peabean simpu, diperoeh equaity subgraph seperti pada gambar 3.4 berikut ini: Gambar 3.4. Equaity subgraph 2. Piih sebarang matching (ditandai dengan sisi yang dicetak teba) di equaity subgraph pada gambar 3.4, misa dipiih = (, ), (, ) Gambar 3.5. Matching 106

10 Penyeesaian Matching Graf Dengan Menggunakan Metode Hungarian dan Penerapannya pada Penempatan Karyawan di Suatu Perusahaan 3. Matching pada gambar 3.5 bukan merupakan matching sempurna, karena beum memuat semua simpu dan masih terdapat simpu pada yang unsaturated di, maka piih sebarang yang unsaturated di. Didapatkan simpu,,, sehingga didefinisikan ={,, } dan T =. 4. Berdasarkan angkah 3, diperoeh ={,, }, T = dan simpu yang bertetangga dengan simpu di adaah dan, maka ( ) ={, }. Karena ( ), anjutkan ke angkah 5 menggunakan agoritma hungarian, yaitu piih ( ). Misakan matched sampai, dengan dan, maka bentuk intasan - aternating dengan menambahkan = { } dan = { }. Daam ha ini diperoeh, ( ), karena, Matched di Matching dengan, dan,, maka akan dibentuk intasan -aternating dengan menambahkan ={,, } {, } atau ={,,,, } dan = {, } atau = {, }. (a) (b) Gambar 3.6 (a) Lintasan (b) Lintasan (c) Lintasan (c) -aternating berawa dari simpu -aternating berawa dari simpu -aternating berawa dari simpu 5. Berdasarkan angkah 4 diperoeh ={,,,, }, = {, } dan simpu yang bertetangga dengan simpu-simpu di adaah dan, maka ( )={, }. Daam ha ini ( ) = maka anjutkan ke angkah 4 daam agoritma. Hitung 107

11 Auia Rahman, Muchammad Abrori, & Noor Saif Muhammad Musafi =, = 5, (, ) = 3, (, ) = 5, (, ) + =, (, ) = 5, (, ) = 6, (, ) = 3, (, ) = 4, (, ) = 5, (, ) = 3, (, ) + =, (, ) = 8, (, ) = 7, (, ) = 4, (, ) = 3, (, ) = 1 Diperoeh = 1 yaitu pada (, ), (x, y ) dan tambahkan sisi-sisi tersebut pada graf. Kurangi eemen-eemen pada abe ={,,,, } dengan 1, dan tambahkan eemeneemen abe dari = {, } dengan 1. ( ) = ( ) 1 S ( ) + 1 T ( ) 108

12 Penyeesaian Matching Graf Dengan Menggunakan Metode Hungarian dan Penerapannya pada Penempatan Karyawan di Suatu Perusahaan Sehingga diperoeh peabean simpu : a. y, (,,,, ) = (0, 0, 0, 0, 1, 1) b. X, (,,,, ) = (14, 14, 11, 15, 16 ) Berdasarkan gambar 3.5 dan peabean simpu baru diperoeh equaity subgraph dan sebarang matching yang ditandai dengan sisi yang dicetak teba seperti pada gambar 3.7 berikut: Gambar 3.7. Equaity subgraph dan matching 6. Berdasarkan angkah 5 dan gambar 3.7, diperoeh ={,,,, }, = {, } dan simpu-simpu yang bertetangga dengan simpu-simpu di adaah,, dan sehingga ( ) ={,,, }. Karena ( ), maka anjutkan ke angkah 5 menggunakan agoritma hungarian, yaitu piih ( ) T. 7. Daam ha ini diperoeh, ( ). Karena, bebas ( unmatched), sehingga menurut angkah 5 daam agoritma Hungarian akan terdapat P yang merupakan intasan -augmenting, yaitu = {(, ), (, ), (, )} dengan dua titik akhir bebas, 109

13 Auia Rahman, Muchammad Abrori, & Noor Saif Muhammad Musafi maka ganti dengan = yaitu mengganti sisi matching menjadi tidak matching dan sebaiknya pada intasan -augmenting dan kembai ke angkah 3. = = {(, ), (, )} {(, ), (, ), (, )} = {(, ), (, ), (, )} Gambar 3.8. Lintasan -Augmenting Berdasarkan gambar 3.8 didapatkan matching baru = (, ), (, ), (, ). Matching M tersebut bukan merupakan matching sempurna, karena masih terdapat simpu pada yang unsaturated di, maka piih sebarang yang unsaturated di. Didapatkan simpu, sehingga didefinisikan ={, } dan =. Gambar 3.9 Equaity Subgraph dan Matching 8. Berdasarkan angkah 7 dan gambar 3.9 diperoeh ={, }, = dan simpu yang bertetangga dengan simpu-simpu di adaah maka ( ) ={ }. Karena ( ), maka anjutkan ke angkah 5 menggunakan agoritma hungarian, yaitu piih ( ). Misakan matched sampai, dengan dan maka bentuk intasan -aternating dengan menambahkan = { } dan = { }. Daam ha ini diperoeh ( ) T, matched di matching dengan dan, maka akan dibentuk intasan -aternating dengan menambahkan = {, } { } atau ={,, } dan = { } atau = { }. 110

14 Penyeesaian Matching Graf Dengan Menggunakan Metode Hungarian dan Penerapannya pada Penempatan Karyawan di Suatu Perusahaan (a) Gambar (a) Lintasan (b) Lintasan (b) -aternating berawa dari simpu -aternating berawa dari simpu 9. Berdasarkan angkah 8 diperoeh = {,, }, = { } dan simpu yang bertetangga dengan simpu-simpu di adaah, maka ( )={ }, daam ha ini ( ) = maka anjutkan ke angkah 4 daam agoritma. Hitung =, = = 4, (, ) + =, (, ) = 4, (, ) = 7, (, ) + =, (, ) = 3, (, ) = 4, (, ) = 4, (, ) = 6, (, ) = 3, (, ) + =, (, ) = 6, (, ) Didapatkan = 2 yaitu pada (, ), (, ) dan (, ). Tambahkan sisi-sisi tersebut pada graf. 111

15 Auia Rahman, Muchammad Abrori, & Noor Saif Muhammad Musafi Kurangi eemen-eemen pada abe ={,, } dengan 2 dan tambahkan eemen abe dari = { } dengan 2. ( ) 2 S ( ) = ( ) + 2 T ( ) Sehingga diperoeh peabean simpu : a. y Y, (,,,, ) = (0, 0, 0, 0, 1, 3) b. X, (,,,, ) = (12, 14, 9, 15, 14 ) Berdasarkan gambar 3.9 dan peabean simpu baru diperoeh equaity subgraph dan matching M yang ditandai dengan rusuk yang dicetak teba seperti pada gambar 3.11 berikut:: Gambar Equaity subgraph dan matching 10. Berdasarkan angkah 9, dan gambar 3.11 diperoeh ={,, }, = { } dan simpusimpu yang bertetangga dengan simpu-simpu di adaah,, dan maka ( ) ={,,, }. Karena ( ) maka anjutkan ke angkah 5 menggunakan agoritma hungarian, yaitu piih y ( ) T. 112

16 Penyeesaian Matching Graf Dengan Menggunakan Metode Hungarian dan Penerapannya pada Penempatan Karyawan di Suatu Perusahaan 11. Berdasarkan angkah 10 diperoeh,, ( ). Daam ha ini matched di dan, bebas (unmatched) sehingga menurut angkah 5 daam agoritma Hungarian akan terdapat yang merupakan intasan -augmenting. Berdasarkan gambar 3.11 diperoeh 2 intasan -augmenting yaitu: = {(, ), (, )(, )(, )(, )} = {(, ), (, ), (, )} maka ganti dengan = yaitu mengganti sisi matching menjadi tidak matching dan sebaiknya pada intasan -augmenting dan kembai ke angkah 3. = = {(, ), (, ), (, )} {(, ), (, )(, )(, )(, )} {(, ), (, ), (, )} ={(, ), (, ), (, ), (, ), (, )} Gambar Lintasan -augmenting Gambar Lintasan -augmenting Berdasarkan Gambar 3.11 didapatkan matching baru ={(, ), (, ), (, ), (, ), (, )}. Matching tersebut dapat dikatakan sempurna karena sudah memuat semua simpu daam equaity subgraph, sehingga matching tersebut sudah optima sehingga agoritma berhenti. 113

17 Auia Rahman, Muchammad Abrori, & Noor Saif Muhammad Musafi Gambar Equaity subgraph dan Matching 12. Dari angkah-angkah di atas diperoeh matching sempurna ={(, ), (, ), (, ), (, ), (, )}, maka diperoeh niai sousi optima dengan menjumahkan niai-niai feasibe abeing pada equaity subgraph, yaitu: = 68. Perhatikan bahwa niai ini akan sama dengan tota bobot dari matching sempurna yaitu: (, ) + w(, ) + (, ) + w(, ) + w(, ) = = Jadi penempatan karyawan pada masing-masing pekerjaan adaah sebagai berikut: Gambar Matching sebagai sousi masaah penempatan karyawan Berdasarkan hasi matching pada gambar 3.15 untuk mendapatkan hasi yang optima, maka penempatan karyawan yang sebaiknya diakukan oeh perusahaan adaah sebagai berikut: Karyawan Afif ( ) ditugaskan mengerjakan pekerjaan II ( ), dengan produk yang dihasikan sebanyak 12. Karyawan Bady ( ) ditugaskan mengerjakan pekerjaan I ( ), dengan produk yang dihasikan sebanyak

18 Penyeesaian Matching Graf Dengan Menggunakan Metode Hungarian dan Penerapannya pada Penempatan Karyawan di Suatu Perusahaan Karyawan Dzaki ( ) ditugaskan mengerjakan pekerjaan V ( ), dengan produk yang dihasikan sebanyak 12. Karyawan Faras ( ) ditugaskan mengerjakan pekerjaan IV ( ), dengan produk yang dihasikan sebanyak 16. Karyawan Ghazy ( ) ditugaskan mengerjakan pekerjaan III ( ), dengan produk yang dihasikan sebanyak 14. Dengan demikian dapat disimpukan bahwa dengan metode Hungarian, masaah penempatan karyawan pada perusahaan distro dapat diseesaikan dengan jumah produk maksimum yang dapat dihasikan adaah sebanyak 68 tiap buannya. 4. KESIMPULAN Dari penjeasan yang teah diuraikan sebeumnya, maka dapat disimpukan beberapa ha sebagai berikut: 1. Langkah-angkah metode Hungarian pada graf bipartit engkap berbobot dengan =, akan menghasikan matching sempurna dengan bobot yang optima, dimana semua himpunan simpu di dan saturated oeh matching. 2. Masaah penempatan karyawan dengan jumah karyawan sama dengan jumah pekerjaan, dapat dimodekan dengan menggunakan graf bipartit engkap berabe = (, ), dimana adaah merupakan himpunan karyawan dan adaah merupakan himpunan posisi (pekerjaan). Sisi-sisi yang menghubungkannya adaah menyatakan hubungan antara karyawan dengan posisi (pekerjaan) tersebut. Daam ha ini aspek yang akan dioptimakan adaah bobot atau peuang penempatan tiap karyawan pada pekerjaan. Untuk mencari sousi optima dari penempatan karyawan sama hanya dengan mencari matching sempurna dengan bobot maksima pada graf bipartit. Dengan menerapkan angkah-angkah pada metode hungarian akan didapatkan sousi optima dari penempatan karyawan. 5. DAFTAR PUSTAKA [1] Chartrand,G. and Zhang, P Chromatic Graph Theory. Chapman & Ha/CRC Press, Boca Raton, FL. [2] Deiste, Reinhard Graph Theory Eectronic edition. Springer-Verag Heideberg. New York. [3] Fournier, Jean-caude Graph Theory and Appications with Exercises and Probems. ISTE Ltd, London. [4] Harris, J.M., Hirst, J.L. and Mossinghoff, M.J., Combinatorics and Graph Theory. Undergraduate Texts in Mathematics (2nd ed.). Springer. [5] Munir, Rinadi Matematika Diskrit. Bandung: Informatika. [6] Rosen, Kenneth H Discrete Mathematics and Its Appication. McGraw-Hi. [7] Sutarno, Heri. Piatna, Nanang. Nurjanah Matematika Diskrit. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. [8] Vasudev C Graph Theory with Appications. New Age Internationa, New Dehi. 115

19 Auia Rahman, Muchammad Abrori, & Noor Saif Muhammad Musafi [9] Wijaya, Adi Matematika Diskrit. Bandung: Poiteknik Tekom. [10] Xu, Junming Theory and Appication of Graphs. Kuwer Academic Pubishers, London. [11] diakses pada tangga 11 November 2011 puku [12] diakses pada tangga 10 Maret 2012 puku

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari

Lebih terperinci

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja MANAJEMEN KINERJA Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja Manajemen kinerja sebagai proses manajemen Preses manajemen kinerja menurut Wibowo (2007:19) mencakup suatu proses peaksanaan kinerja dan bagaimana

Lebih terperinci

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL Adhe Afriani 1*, Hasriati 2, Musraini 2 1 Mahasiswa Program S1 Matematika 2 Dosen Jurusan Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 71 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Basis Data Langkah pertama daam membangun apikasi adaah meakukan instaasi apikasi server yaitu menggunakan SQLite manager yang di insta pada browser Mozia Firefox.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,

Lebih terperinci

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract

OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO. Abdul Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1. Abstract Optimisasi (Abdu H) OPTIMISASI MULTIOBJEKTIF UNTUK PEMBENTUKAN PORTOFOLIO Abdu Hoyyi 1, Dwi Ispriyanti 1 1 Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM UNDIP Abstract Investing in asset such as stock; besides

Lebih terperinci

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT JIMT Vo. 12 No. 1 Juni 2015 (Ha. 92 103) Jurna Imiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Lebih terperinci

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TABEL MORTALITAS Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro TUJUAN Mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami tabe mortaitas 2. Menjeaskan hubungan antara ajur-ajur tabe mortaitas

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Peneitian Lokasi peneitian ini diaksanakan di Museum Konperensi Asia Afrika berokasi di Gedung Merdeka, jaan Asia Afrika No. 65 Bandung, Keurahan Braga,

Lebih terperinci

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda. KONTROL AIR FUEL RATIO PADA SPARK IGNITION ENGINE SISTEM EFI SEKUENSIAL MENGGUNAKAN KONTROL FUZZY ADAPTIF DAPAT MENEKAN BEAYA OPERASIONAL KENDARAAN Abdu Hamid, Ari Santoso Jurusan Teknik Eektro-FTI ITS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3. Teknik Peneitian Peneitian dengan metode perbandingan eksperimenta berisikan kegiatan yang direncanakan dan diaksanakan oeh peneiti, maka dapat diperoeh bukti-bukti yang

Lebih terperinci

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming Mode Optimasi Penjadwaan Proses Sitting Materia Ro dengan Muti Objective Programming Dina Nataia Prayogo Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jaan Raya Kairungkut, Surabaya, 60293 Te: (031) 2981392,

Lebih terperinci

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 IRA PRASETYANINGRUM PENDEKATAN KEPUTUSAN KELOMPOK Metoda Dephi Peniaian keompok, diakukan sharing dipandu moderator Masaah Daftar Anggota Ahi Masaah disampaikan ke

Lebih terperinci

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG No. Vo. Thn. XIV Apri 00 ISSN: 84-84 PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG Hendra Gunawan ),Titi Kurniati ),Dedi Arnadi ) )Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Andaas )Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi Global yang kian hari kian meningkat memaksa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kompetisi Global yang kian hari kian meningkat memaksa perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi Global yang kian hari kian meningkat memaksa perusahaan untuk menggunakan aset intelektual mereka dengan lebih baik. Berbagai metode digunakan demi meningkatkan

Lebih terperinci

ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK

ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK JURNAL ILMU PENGETAHUAN VOL. 3. NO. 1 AGUSTUS 2017 ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK Veti Apriana 1 ; Rani Irma Handayani 2 1 Komputerisasi Akuntansi AMIK

Lebih terperinci

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG SNIPTEK 2016 ISBN: 978-602-72850-3-3 RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG Indah Puspitorini AMIK BSI Bekasi J. Raya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk menunjang peaksanaan peneitian ini diakukan tinjauan pustaka mengenai tinjauan studi yang berisi peneitian-peneitian terkait dengan pengenaan kuaitas buah, median fitering,

Lebih terperinci

Analisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR

Analisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR Anaisis 9 Saham Sektor Industri di Indonesia Menggunakan Metode SVR Nur Adhi Nugroho1,a, Acep Purqon1,b 1 Laboratorium Fisika Bumi, Keompok Keahian Fisika Bumi dan Sistem Kompeks, Fakutas Matematika dan

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISS: 2460-6464 Mode Matematika Cadangan Premi Asuransi Kesehatan Perawatan Rumah Sakit Menggunakan Metode Prospektif Mathematica Modes of Cacuation of The Heath Insurance Premium Backup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anaisis aktor Menurut Hair, et a. (995) anaisis faktor adaah sebuah nama umum yang diberikan kepada sebuah keas dari metode statistika mutivariat yang tujuan utamanya adaah menentukan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING Diana Puspita Sari, Arfan Backtiar, Heny Puspasri Industria Engineering Department, Diponegoro University Emai

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja Pokok Bahasan: Manajemen Kinerja: Peatihan dan Penghargaan Sub Pokok Bahasan Pengertian Peatihan Proses pembeajaran dan pengembangan individu Jenis-jenis peatihan karyawan Manfaat peatihan

Lebih terperinci

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok A. Yudi Eka Risano 1, Indra Mamad Gandidi 2 1,2 Teknik Mesin Konversi Energi, Fakutas Teknik Universitas Lampung J. Prof. Soemantri Brojonegoro

Lebih terperinci

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad Jurna Teematika, vo. 9 no. 2, Institut Teknoogi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-2516 Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betaaktam Departemen Instaasi Produksi Lafiad Devi Puspitarini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kompetisi Global yang kian hari kian meningkat memaksa perusahaan untuk menggunakan aset intelektual mereka dengan lebih baik. Berbagai metode digunakan demi meningkatkan

Lebih terperinci

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA Prayekti, Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Probem Based Instruction sebagai aternatif Mode Pembeajaran Fisika di SMA Prayekti FKIP-Universitas Terbuka, emai: prayekti@mai.ut.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan himpunan dan beberapa definisi yang berkaitan dengan himpunan, serta konsep dasar dan teori graf yang akan digunakan pada bab selanjutnya. 2.1 Himpunan

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT UNIT LAYANAN PENGADAAN Jaan Sutan Syahrir Nomor 02 No. Tep. (0532) 23759 Pangkaan Bun 74112 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI DINAMIKA INFORMATIKA Vo.6 No. 1, Maret 2014 ISSN 2085-3343 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI Teguh Khristianto, Bayu Surarso,

Lebih terperinci

APLIKASI METODE CROSS ENTROPY UNTUK SUPPORT VECTOR MACHINES

APLIKASI METODE CROSS ENTROPY UNTUK SUPPORT VECTOR MACHINES APLIKASI METODE CROSS ENTROPY UNTUK SUPPORT VECTOR MACHINES Tiananda Widyarini, Budi Santosa Jurusan Teknik Industri Institut Teknoogi Sepuuh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukoio Surabaya 60111 Emai:

Lebih terperinci

OBJECTIVES PENGANTAR-1

OBJECTIVES PENGANTAR-1 6//0 MINIMALISASI BIAYA MENGGUNAKAN GOLDEN SECTION AND HOOK JEEVES METHODS OBJECTIVES Understand why and where optimization occurs in engineering probem soving. Understand the major eements of the genera

Lebih terperinci

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Manajemen Operasiona KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Formuasi strategi Prioritas bersaing Peran operasi daam strategi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang Anaisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Eektroda Batang I M Yuistya Negara, Daniar Fahmi, D.A. Asfani, Bimo Prajanuarto, Arief M. Jurusan Teknik Eektro Institut Teknoogi Sepuuh Nopember

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JIEM Vo.1 No. 2, Oktober 216 E-ISSN: 2541-39, ISSN Paper: 253-143 PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Dimas Primadian N,

Lebih terperinci

REPRESENTASI ALGORITMA KUHN-MUNKRES PADA GRAF BIPARTIT UNTUK MENYELESAIKAN OPTIMAL ASSIGNMENT PROBLEM SKRIPSI DESNI RAHMALINA.

REPRESENTASI ALGORITMA KUHN-MUNKRES PADA GRAF BIPARTIT UNTUK MENYELESAIKAN OPTIMAL ASSIGNMENT PROBLEM SKRIPSI DESNI RAHMALINA. REPRESENTASI ALGORITMA KUHN-MUNKRES PADA GRAF BIPARTIT UNTUK MENYELESAIKAN OPTIMAL ASSIGNMENT PROBLEM SKRIPSI DESNI RAHMALINA. P 070823014 PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 61/UN..1.4/PPd/2015

Lebih terperinci

IMLPEMENTASI MINISASI l 1 -l 0 UNTUK RESTORASI CITRA YANG MENGALAMI DEGRADASI OLEH DERAU GAUSSIAN CAMPURAN

IMLPEMENTASI MINISASI l 1 -l 0 UNTUK RESTORASI CITRA YANG MENGALAMI DEGRADASI OLEH DERAU GAUSSIAN CAMPURAN IMLPEMEASI MIISASI 1 - UUK RESORASI CIRA YAG MEGALAMI DEGRADASI OLEH DERAU GAUSSIA CAMPURA Suci Istachoti Jannah 1, Yudhi Purananto, Ruy Soeaiman 3 eknik Informatika, Fakutas eknoogi Informasi, IS emai

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN BUKU PEGANGAN BAGI PELATIH 1 Hak Cipta Kantor Perburuhan Internasiona 2002 Pertama terbit tahun 2002 Pubikasi Kantor Perburuhan Internasiona diindungi

Lebih terperinci

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif 1/5/016 T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak ANALISIS FOURIER Kusnanto Mukti W./ M0209031 Jurusan Fisika Fakutas MIPA Universitas Sebeas Maret Abstrak Anaisis fourier adaah cara matematis untuk menentukan frekuensi dan ampitudo harmonik. Percobaan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute PEGARUH JEIS MEODE ESIMASI DALAM ESIMASI MARIKS ASAL UJUA (MA) MEGGUAKA DAA ARUS LALULIAS PADA KODISI PEMILIHA RUE KESEIMBAGA (EQUILIBRIUM ASSIGME) Rusmadi Suyuti Mahasiswa Program S3 Pascasarjana eknik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jaan Airangga 4 Surabaya 60286 Tep. 01-50642, 506584 Fax. 01-5026288 Website: http://www.fe.unair.ac.id E-mai: fe@unair.ac.id, info@fe.unair.ac.id Nomor : 125/UN.4/PPd/Dept/Ak/201

Lebih terperinci

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a* Frekuensi Aami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksia Ruy Irawan 1,a* 1 Program Studi Teknik Sipi,Fakutas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa a nawari007@yahoo.com Abstrak Artike ini menyajikan

Lebih terperinci

Assignment Problem. kolom. Di dalam matriks A yang berukuran m baris dan n kolom (m x n), adalah elemen matriks pada baris ke- dan kolom ke-.

Assignment Problem. kolom. Di dalam matriks A yang berukuran m baris dan n kolom (m x n), adalah elemen matriks pada baris ke- dan kolom ke-. Penerapan Hungarian Method untuk Menyelesaikan Personnel Assignment Problem Dian Perdhana Putra - NIM : 13507096 Program Studi Teknik Informatika Insitut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung, email:

Lebih terperinci

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara Jurna Imu dan Teknoogi Perikanan Tangkap 2(2): 9-93, Desember 2015 ISSN 2337-4306 Anaisis beban pendingin cod storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Suawesi Utara Cooing oad anaysis of cod storage

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Peneitian Peneitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai pengaruh service exceence terhadap kepuasan konsumen. Adapun yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR Nama : Saepudin ABSTRAK Saah satu masaah yang sering dihadapi perusahaan yaitu disipin kerja seperti banyak

Lebih terperinci

BAB III MATCHING. Sebelum membahas lebih jauh mengenai optimal assignment problem dan

BAB III MATCHING. Sebelum membahas lebih jauh mengenai optimal assignment problem dan BAB III MATCHING Sebelum membahas lebih jauh mengenai optimal assignment problem dan cara penyelesaiannya, pada bab ini akan dibahas mengenai definisi matching dan matching pada graf bipartit, karena penyelesaian

Lebih terperinci

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8 Jurna Akademis dan Gagasan tetika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Haan 1 hingga 8 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA POWERPOINT DAN BAGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

Lebih terperinci

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif BB VII T E K U K N 7.1. Terjadinya Tekukan Tekukan terjadi apabia batang tekan memiiki panjang tertentu yang yang jauh ebih besar dibandingkan dengan penampang intangnya. Perhatikan Gambar 7.1 di bawah,

Lebih terperinci

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION

PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION PREDIKSI PERGERAKAN HARGA SAHAM MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR REGRESSION Lisa Yui Kurniawati 1*), Handayani Tjandrasa 2), Isye Arieshanti 3) 1,2,3) Teknik Informatika, Fakutas Teknoogi Informasi Institut

Lebih terperinci

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD Konferensi Nasiona Imu osia & Teknoogi (KNiT) Maret 016, pp. 56~6 ANIMAI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK IWA D 56 Desy Yekti A 1, Nani Purwati 1 AMIK BI Yogyakarta e-mai: mbesesek@gmai.com,

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA Daam pertemuan pekan ini pokok bahasan kita adaah penerapan manajemen kinerja di perusahaan, dampaknya

Lebih terperinci

Deployment Wireless Sensor Network (WSN) Berdasarkan Konsumsi Energi Sensor Node

Deployment Wireless Sensor Network (WSN) Berdasarkan Konsumsi Energi Sensor Node A Jazari Journa of Mechanica ngineering ISSN: 2527-3426 A Jazari Journa of Mechanica ngineering 1 (1) (2016) 12-17 Depoyment Wireess Sensor Network (WSN) Berdasarkan Konsumsi nergi Sensor Node Hani Rubiani

Lebih terperinci

PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN

PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN Jrna Imiah Teknik Indstri Vo. No. Jni ISSN -6869 PENENTUAN MATCHING MAKSIMUM PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN Mchammad Abrori dan Rina Wahyningsih Abstrak: Matching is a part of

Lebih terperinci

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan PROC. ITB Sains & Tek. Vo. 39 A, No. 1&2, 2007, 23-39 23 Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asa-Tujuan yang Dihasikan dari Data Arus Lauintas pada Kondisi Keseimbangan Ofyar Z. Tamin 1 & Rusmadi Suyuti

Lebih terperinci

BAB V PENERAPAN 5.1 PERMASALAHAN PENUGASAN PEGAWAI. Dalam suatu perusahaan, n pekerja-pekerja X 1, X 2,... X 3 tersedia untuk

BAB V PENERAPAN 5.1 PERMASALAHAN PENUGASAN PEGAWAI. Dalam suatu perusahaan, n pekerja-pekerja X 1, X 2,... X 3 tersedia untuk BAB V PENERAPAN 5.1 PERMASALAHAN PENUGASAN PEGAWAI Dalam suatu perusahaan, n pekerja-pekerja X 1, X 2,... X 3 tersedia untuk mengerejakan n pekerjaan-pekerjaan Y 1, Y 2,... Y 3, masing-masing pekerja terkualifikasi

Lebih terperinci

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan. 36 PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS Stepanus Sahaa S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan Abstract The aim of this research is the define rigid inert moment with

Lebih terperinci

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM)

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM) Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Seection mengunakan Linear Discriminant Anaysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM) rain Tumor s Detection With Feature Extraction & Feature Seection

Lebih terperinci

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika. PROSIDING SKF 016 Modu Praktikum Fisika Matematika: Menukur Koefisien Gesekan pada Osiasi Teredam Bandu Matematika. Rizqa Sitorus 1,a), Triati Dewi Kencana Wunu,b dan Liik Hendrajaya 3,c) 1 Maister Penajaran

Lebih terperinci

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin

METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG. Ofyar Z. Tamin METODOLOGI PERAMALAN LALU LINTAS PERKOTAAN UNTUK NEGARA BERKEMBANG Ofyar Z. Tamin Seminar Potensi Pemanfaatan Kemampuan Komputer Untuk Rancang Bangun Jaan dan Jembatan di Indonesia, PT PERENTJANA DJAJA,

Lebih terperinci

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN E-Jurna atematika Vo. 4 (), Januari 05, pp. 4-9 ISS: 303-75 EETUA CAAGA REI UTUK ASURASI EIIKA ade utri Ariasih, Ketut Jayanegara, I yoman Widana 3, I utu Eka. Kencana 4 Jurusan atematika, Fakutas IA Universitas

Lebih terperinci

guru dan berperan aktif memotivasi

guru dan berperan aktif memotivasi Jurnq miah Guru "COPE", No. 0/Tahun V/Pebruari 2004 PERANAN PERSATUAN GURU REPUBLK NDONESA (PGR) DALAM UPAYA PENNGKATAN PROFESONALSME GURU oeh: Tri Murwaningsih *) Abstrak Masaah tenaga pendidikan di ndonesia

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018 ISSN : 2527 5917, Vo.3 Impementasi Pendidikan Karakter dan IPTEK untuk Generasi Mienia Indonesia daam Menuju SDGs 2030 KAJIAN DINAMIKA FLUIDA PADA ALIRAN AIR TERJUN TUJUH BIDADARI KABUPATEN JEMBER BERBASIS

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja Manajemen Kinerja Pertemuan ke-ima Pokok Bahasan: Peniaian Kinerja Manajemen Kinerja, 2 sks CHAPTER 5 PENILAIAN KINERJA 1 Pokok Bahasan: Pengertian peniaian kinerja Proses peniaian kinerja Faktor-faktor

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD

RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD RANCANG BANGUN BENT MONOCHROMATOR UNTUK PENINGKATAN INTENSITAS NEUTRON PADA SAMPEL HRPD Herry Mugirahardjo, Trihardi Priyanto, M. Rifai Musih, A. Ramadhani mugirahardjo@gmai.com Pustek Bahan Industri Nukir

Lebih terperinci

SEBUAH MODEL BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PENGENDALIAN FORMASI SISTEM ROBOT MAJEMUK

SEBUAH MODEL BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PENGENDALIAN FORMASI SISTEM ROBOT MAJEMUK ISSN: 693-693 Terakreditasi DIKTI, SK No: 5/DIKTI/Kep/2 8 SEBUAH MODEL BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PENGENDALIAN FORMASI SISTEM ROBOT MAJEMUK Andi Adriansah Program Studi Teknik Eektro, Fakutas Teknoogi

Lebih terperinci

SILABUS MATEMATIKA DISKRIT. Oleh: Tia Purniati, S.Pd., M.Pd.

SILABUS MATEMATIKA DISKRIT. Oleh: Tia Purniati, S.Pd., M.Pd. SILABUS MATEMATIKA DISKRIT Oleh: Tia Purniati, S.Pd., M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 SILABUS A. Identitas

Lebih terperinci

KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang

KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Khairi Anwar 1, Aris Sugiharto dan Priyo Sidik Sasongko 3 1,, 3 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP J Prof

Lebih terperinci

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah HANDOUT PERKULIAHAN Nama Mata Kuiah : Orientasi dan Mobiitas Kode Mata Kuiah : LB 461 Jumah SKS : 2 Semester : Genap (6) Keompok Mata Kuiah : MKPS Status Mata Kuiah : Wajib bagi spesiaisasi A Prasyarat

Lebih terperinci

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD

NUMERICAL APPROACH OF BOUNDED STATE AND CRITICAL PHENOMENON OF YUKAWA POTENTIAL AT TWO NUCLEON INTERACTION USING FINITE DIFFERENCE METHOD Pendekatan Numerik Keadaan Terikat. (Arif Gunawan) 179 PENDEKATAN NUMERIK KEADAAN TERIKAT DAN FENOMENA KRITIS POTENSIAL YUKAWA PADA INTERAKSI DUA NUKLEON MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE

Lebih terperinci

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari] Jawaban Tugas 0 Program Pendidikan Fisika [Setiya Utari] Program Pendidikan Fisika Tujuan Mata peajaran Fisik Membentuk sikap positif terhadap fisika Keteraturan aam semesta, Kebesaran TYME. Memupuk sikap

Lebih terperinci

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar

Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Pewarnaan Total Pada Graf Outerplanar Prihasto.B Sumarno Jurusan Matematika, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK DENGAN LINTASAN MIRING DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH TRACKING ERROR OPTIMAL BAMBANG EDISUSANTO SEKOLAH PASCASARANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 8 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,daulima,1998). tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995).

BAB II TINJAUAN TEORI. yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,daulima,1998). tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995). 1 6 BAB II TINJAUAN TEORI A Pengertian Isoasi sosia merupakan kondisi kesendirian yang diaami oeh individu dan diterima sebagai ketentuan orang ain sebagai suatu keadaan yang negative atau mengancam (Towsent

Lebih terperinci

EKSPRESI KREATIF. Pengantar Hak Cipta dan Hak Terkait untuk Usaha Kecil dan Menengah. Number: 4 WORLD INTELLECTUAL PROPERTY ORGANIZATION

EKSPRESI KREATIF. Pengantar Hak Cipta dan Hak Terkait untuk Usaha Kecil dan Menengah. Number: 4 WORLD INTELLECTUAL PROPERTY ORGANIZATION Inteectua Property for Business Series Number: 4 EKSPRESI KREATIF Pengantar Hak Cipta dan Hak Terkait untuk Usaha Keci dan Menengah. WORLD INTELLECTUAL PROPERTY ORGANIZATION Pubikasi-pubikasi yang tersedia

Lebih terperinci

Deret Fourier dan Transformasi Fourier

Deret Fourier dan Transformasi Fourier Bab 6 caku fi58 by khbasar; sem 2-2 Deret Fourier dan Transformasi Fourier 6. Fungsi Periodik Suatu fungsi dikatakan periodik jika niai fungsi tersebut beruang untuk seang besaran tertentu. Secara definisi,

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 90 96 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP AFIFAH DWI PUTRI, NARWEN Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa

Implementasi Fuzzy Inference System Mamdani Pada Proses Penentuan Kelulusan Calon Mahasiswa Impementasi Fuzzy Inference System amdani Pada Proses Penentuan Keuusan Caon ahasiswa (Studi Kasus : Penerimaan ahasiswa Baru Poiteknik Negeri Lhokseumawe Jaur UPN) Rahmad Hidayat Dosen Teknik Informatika

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS JURNAL SKRIPSI PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS DAN PUSH UPWITH CLAP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT LENGAN PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI PENCAK SILAT JPOK FKIP UNS TAHUN 04 SKRIPSI

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID DUA. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID DUA. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID DUA Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

Tinjauan Kasus Persamaan Panas Dimensi Satu secara Analitik

Tinjauan Kasus Persamaan Panas Dimensi Satu secara Analitik SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 T - 5 Tinjauan Kasus Persamaan Panas Dimensi Sau secara Anaiik Ahmadi, Harono, Nikenasih Binaari Program Sudi Maemaika, Universias Negeri Yogyakara

Lebih terperinci

ALTERNATIVE ASSESMENT. (Penilaian Alternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ALTERNATIVE ASSESMENT. (Penilaian Alternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ALTERNATIVE ASSESMENT (Peniaian Aternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 1 BENTUK UJIAN Tuis In cass Take home Achievement Aptitude Course-based Non course based

Lebih terperinci

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks Umpan Baik POKOK BAHASAN Umpan Baik Pengertian dan penerapan Umpan Baik 360 derajat Kriteria dan keberhasian Umpan Baik 360 derajat Keebihan dan keemahan Umpan Baik

Lebih terperinci

Bab III Studi Kasus Model Double Decrement

Bab III Studi Kasus Model Double Decrement Bab III Sudi Kasus Mode Doube Decremen Pada bab ini, akan dieaskan erebih dahuu mengenai beberapa definisi daam eori Doube Decremen. Seanunya akan dibahas benuk kuanifikasi dependensi daam kasus Doube

Lebih terperinci

YAGI ANTENNA DESIGN FOR WIRELESS LAN 2,4 GHZ

YAGI ANTENNA DESIGN FOR WIRELESS LAN 2,4 GHZ YAGI ANTENNA DESIGN FOR WIRELESS LAN 2,4 GHZ Tito Tuwono,ST, M.Sc Program Studi Teknik Eektro, Fakutas Teknoogi Industri, Universitas Isam Indonesia Jaan Kaiurang km 14,5 jogjakarta 55501 titoyuwono@yahoo.com,

Lebih terperinci

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf Ridwan Ardiyansah dan Darmaji Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH Rusdianto 1, Syarifa Ajrinah 2, Arinda Wahyuni 3, Edward Syarif 4 1,2,3) Pascasarjana Arsitektur, Fatas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia

Jl. A. Yani Km 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 70714, Indonesia SEBARAN POTENSI AIR TANAH DI KECAMATAN CEMPAKA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI SCHLUMBERG DISTRIBUTION OF GROUND WATER POTENTIALS IN CEMPAKA SUBDISTRICT USING GEOLISTRIC METHOD

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL

METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL Bambang Irawanto 1,Djwandi 2, Sryoto 3, Rizky Handayani 41,2,3 Departemen Matematika Faktas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS

PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS PENGGUNAAN MODEL GRAVITY (GR) DALAM ESTIMASI MATRIKS ASAL-TUJUAN (MAT) MENGGUNAKAN DATA ARUS LALULINTAS Rusmadi Suyuti Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipi Universitas Muhammadiyah Jakarta Jn. Cempaka Putih

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID SATU Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T.

Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T. Study of Total Chromatic Number of -free and Windmill Graphs Oleh : Rindi Eka Widyasari NRP 1208100024 Dosen pembimbing : Dr. Darmaji, S.Si., M.T. JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis

Sistem Pengenalan Plat Nomor Mobil Dengan Metode Principal Components Analysis Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis [Resmana Lim, et a.] Sistem Pengenaan Pat Nomor Mobi Dengan Metode Principa Components Anaysis Resmana Lim, Lukman Vendy W. 2,

Lebih terperinci

BAB V VERIFIKASI PROGRAM

BAB V VERIFIKASI PROGRAM BAB V VERIFIKASI ROGRAM Hasi perhitungan niai beban kritis eastis yang didapat dari program dibandingkan dengan hasi perhitungan manua. Beberapa kasus porta bidang yang digunakan daam verifikasi ini terdapat

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERPUSAT MAHASISWA

PEMBELAJARAN BERPUSAT MAHASISWA PEMBELAJARAN BERPUSAT MAHASISWA S Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta C Hak Cipta Diindungi Undang-Undang Diarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian isi atau

Lebih terperinci

PENGARUH IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) UNTUK MENJAGA LOYALITAS

PENGARUH IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) UNTUK MENJAGA LOYALITAS PENGARUH IMPLEMENTASI CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) UNTUK MENJAGA LOYALITAS (Survei pada Pelanggan Kedai Kober Mie Setan di jl. Soekarno Hatta, Malang) Putri Pamungkas Sari Dewi Achmad Fauzi Fakultas

Lebih terperinci

KONTRIBUSI KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI

KONTRIBUSI KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI Jurna Endurance 2(3) October 2017 (258-262) KONTRIBUSI KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI Meiriani Armen Universitas Bung Hatta ria.pjkr12@bunghatta.ac.id Submitted :27-04-2017,

Lebih terperinci