I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan seperti jaringan komnikasi, transportasi, penjadalan, dan pencarian rte kini semakin banak ditemi di tengah-tengah masarakat. Masalah tersebt dimlai dari menemkan jarak ang paling optimal, hingga mencari biaa minimm perjalanan. Dengan menggnakan metode dan teori ang berkembang saat ini, berbagai masalah tersebt bisa dicari solsina. Salah sat teori ang terkenal adalah teori graf. Aplikasi dalam teori graf sangat las karena dalam teori graf banak sekali metode ang bisa dignakan dengan kondisi ang bermacammacam. Salah sat permasalahan graf ang terkenal adalah Chinese Postman Problem (CPP). Masalah CPP pertama kali dikemkakan oleh Meig Gan, seorang pakar matematika dari Uniersitas Shangtn, Cina, ang sehariharina menggnakan sebagian dari akt langna ntk bekerja di kantor pos pada akt reolsi kebdaaan Cina. Tkang pos hars meleati sema sektor ang ditgaskan kepadana sebelm kembali ke kantor pos. Permasalahanna adalah bagaimana menentkan jarak terpendek ntk tkang pos tersebt Gan (9) di dalam Eiselt et al. (99). Dalam kass ini, permasalahan ang mncl adalah bagaimana menentkan jarak minimm dengan kondisi setiap ras jalan hars dileati paling tidak sat kali. Pada dasarna CPP memiliki banak jenis ait ndirected CPP (CPP ang tidak berarah), directed CPP (CPP ang berarah), dan mied CPP (CPP gabngan antara tidak berarah dan berarah). Dalam perkembanganna ternata masalah CPP ini bisa diaplikasikan tidak hana dalam pengiriman pos saja, tetapi dalam hal lainna seperti pengmplan sampah berdasarkan rte terpendekna, pemindahan salj dengan biaa ang minimm, penentan rte tercepat ntk bis sekolah, dll. CPP dapat dipandang sebagai masalah penentan sirkit Eler pada digraf ang balance. Sirkit Eler dijamin ada jika digrafna adalah digraf balance. Dalam kara ilmiah ini akan dibahas prosedr ntk mencari sirkit Eler pada digraf ang tidak balance, dengan terlebih dahl menjadikan digraf tersebt menjadi digraf balance dan kemdian menelesaikanna dengan menggnakan da macam algoritme.. Tjan Penlisan Tjan dari penlisan kara ilmiah ini melipti:. mempelajari penelesaian masalah penentan sirkit Eler pada graf berarah dengan menggnakan algoritme Fler dan algoritme an Aardenne-Ehrenfest - de Brijn.. mengaplikasikan masalah pencarian sirkit Eler ke dalam masalah penentan rte pengambilan sampah.. Metode Penlisan Metode ang dignakan dalam penlisan kara ilmiah ini adalah stdi literatr. Materi dari kara ilmiah ini diambil dari jrnal ang berjdl Arc Roting Problem, part I: The Chinese Postman Problem ang dissn oleh H. A. Eiselt, G. Michel dan L. Gilbert pada tahn 99. Di samping it dalam pembatan kara ilmiah ini, penlis menggnakan beberapa bahan pennjang dari bk dan sits internet ang terkait dengan topik kara ilmiah ini. II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas tentang teoriteori ang berkaitan dengan bahasan kara ilmiah ini.. Graf dan Digraf Teori graf pertama kali dikenal sejak Eler () meneliti tentang masalah jembatan Königsberg. Da abad kemdian 900-an, bar ntk pertama kalina dibat bk tentang teori graf. Dalam periode ang sangat singkat, teori graf kini mengalami perkembangan ang sangat pesat. Definisi (Graf) Sat graf G adalah pasangan terrt (V,E) dengan V ata biasa disebt V(G) adalah himpnan berhingga dan takkosong dari elemen graf ang disebt erteks (node, point), sedangkan E ata biasa disebt E(G)

2 adalah himpnan pasangan ang menghbngkan da elemen sbset dari V ang disebt sisi (edge, line). Setiap sisi {,} pada V biasana dinotasikan dengan ata. Banakna erteks dari sat graf disebt order dan banakna sisi pada sat graf disebt sie. (Chartrand & Zhang 009) Pada Gambar diperlihatkan baha V = {,,,, } dan E = {{,},{,},{,},{,}}. Definisi (Graf berarah/digraf) Graf berarah (digraph) D adalah pasangan terrt (V,A) dengan V himpnan takkosong ang hingga, dan A himpnan pasangan terrt ang menghbngkan elemen-elemen di V. Elemen-elemen dari A disebt sisi berarah (arc). Sisi berarah (,) dinatakan dengan garis berarah dari ke. (Chartrand & Zhang 009) Gambar Graf berarah D = (V, A). Pada Gambar diperlihatkan baha V = {,,, } dan A = {(,),(,),(,)}. Gambar Graf G = (V, E). Definisi (Graf/digraf berbobot) Sat graf G = (V,E) ata digraf D = (V,A) dikatakan berbobot jika terdapat sebah fngsi : E R ata : A R (dengan R adalah himpnan bilangan real) ang memberikan sebah bilangan real pada setiap sisi di E ata sisi berarah di A, disebt bobot. Setiap bobot ( ) dengan E ata A dinotasikan dengan. (Folds 99) Bobot tiap sisi ntk graf pada Gambar adalah: =, =9, =, =89. Definisi (Mltigraf/mltidigraf) Sat graf (digraf) dikatakan mltigraf (mltidigraf) bila graf (digraf) tersebt memiliki lebih dari sat sisi (sisi berarah) ang incident dengan sat pasang erteks. (Folds 99) Ilstrasi mltigraf dapat dilihat pada Gambar berikt. Gambar Mltigraf. Gambar merpakan contoh mltigraf karena erteks dan dihbngkan oleh lebih dari sat sisi. Ilstrasi mltidigraf bisa dilihat pada Gambar berikt. t 9 Definisi (Adjacent dan incident) Misalkan dan erteks pada graf G. Verteks dikatakan tetangga (adjacent) dari jika ada sisi e ang menghbngkan erteks dan, ait e =. Himpnan sema tetangga dari erteks dinotasikan dengan N(). Jika e = adalah sisi pada graf G maka e dikatakan incident dengan erteks dan. (Chartrand & Zhang 009) Gambar Mltidigraf. 89 Gambar Graf berbobot.

3 e e e e Definisi 9 (Unicrsal) Sat graf tidak berarah dikatakan nicrsal jika setiap erteks pada graf tersebt memiliki derajat ang genap. (Diestel 99) e Gambar Adjacent dan incident. Ilstrasi adjacent dan incident diperlihatkan pada Gambar. Verteks adjacent dengan erteks dan tetapi erteks tidak adjacent dengan erteks. Verteks incident dengan sisi e, tetapi erteks tidak incident dengan sisi e. Definisi (Derajat /degree) Derajat sat erteks adalah banakna sisi ang incident dengan erteks, dan dinotasikan dengan deg G () ata deg ata d(). Gambar Ilstrasi derajat pada graf. Pada Gambar terlihat baha d() = = d(), d() = =d(), d() = =d(). Definisi (Derajat mask/in-degree) Pada graf berarah, in-degree sat erteks i, ang dinotasikan dengan d ( i ), adalah banakna sisi berarah ang berakhir di erteks i. Pada Gambar diperlihatkan derajat mask tiap erteksna d () = 0, d () = 0, d () =, d () = Definisi 8 (Derajat kelar/ot-degree) Pada graf berarah, ot-degree sat erteks i, ang dinotasikan dengan d + ( i ), adalah banakna sisi berarah ang dimlai dari erteks i. Pada Gambar diperlihatkan derajat kelar tiap erteksna d + () = 0, d + () = = d + () = d + (). Gambar 8 Ilstrasi graf nicrsal. Pada Gambar 8 diperlihatkan grafna nicrsal karena tiap erteks memiliki derajat ang genap. Definisi 0 (Balance) Sat digraf D dikatakan balance jika digraf tersebt pada setiap erteksna memiliki δ( i ) = 0, dengan δ( i ) adalah selisih dari derajat mask dengan derajat kelar dari erteks i. (Diestel 99) Gambar 9 Ilstrasi digraf balance. Pada Gambar 9 diperlihatkan grafna balance karena setiap erteks i memiliki δ( i ) = 0. Definisi (Underling graph) Jika sat graf G didapat dengan cara menghaps sema arah dari sisi berarah pada digraf D, maka graf G tersebt adalah nderling graph dari digraf D. Ilstrasi nderling graph bisa dilihat dari Gambar 8 dan Gambar 9. Graf pada Gambar 8 merpakan nderling graph dari digraf pada Gambar 9. Definisi (Jalan /alk) Walk W pada sat graf G adalah barisan berhingga, W = i e j i+ e j+...e k m ata W = i - i m ang dimlai dari sat erteks dan berakhir pada sat erteks jga, sehingga setiap sisi di dalam barisan hars incident dengan erteks sebelm dan sesdahna. (Chartrand & Zhang 009)

4 Ilstrasi alk pada sat graf bisa dilihat pada Gambar, W = e e e e adalah alk pada graf G. Definisi (Walk berarah) Walk berarah pada sat digraf D adalah alk ang sesai dengan arah sisina ata tidak berlaanan arah. e e e e Gambar 0 Graf berarah. Ilstrasi alk berarah pada sat digraf D bisa dilihat pada Gambar 0. W = e e adalah alk berarah. Definisi (Lintasan) Lintasan (trail) pada sat graf adalah alk dengan sema sisi dalam barisanna tidak berlang. (Chartrand & Zhang 009) Ilstrasi trail bisa dilihat pada Gambar, T = e e e adalah trail. Definisi (Trail berarah) Trail berarah pada sat digraf adalah alk berarah dengan sema sisi dalam barisanna tidak berlang. Ilstrasi trail berarah bisa dilihat pada Gambar 0, T = e e e adalah trail berarah. Definisi (Jalr) Jalr (path) pada sat graf adalah alk ang setiap erteks pada barisanna, hana mncl sat kali. Ilstrasi path bisa dilihat pada Gambar, P = e e e adalah path pada graf G. Definisi (Path berarah) Path berarah pada sat digraf adalah alk berarah dengan sema erteks dalam barisanna tidak berlang. e Ilstrasi path berarah bisa dilihat pada Gambar 0, P = e e e adalah path berarah. Definisi 8 (Terttp) Walk pada sat graf G dikatakan terttp (closed) jika alk tersebt dimlai dan diakhiri pada erteks ang sama. (Chartrand & Zhang 009) Definisi 9 (Sirkit) Pada graf tidak berarah, sirkit (circit) adalah trail terttp ang takkosong. (Chartrand & Oellermann 99) Ilstrasi sirkit bisa dilihat pada Gambar. C = e e e merpakan sirkit pada graf G. Definisi 0 (Sirkit berarah) Pada sat digraf, sirkit berarah adalah alk berarah ang terttp di mana barisanna dimlai dan diakhiri pada erteks ang sama dengan tidak ada sisi ang dilang. Ilstrasi sirkit berarah bisa dilihat pada Gambar 0. C = e e e merpakan sirkit berarah pada digraf D. Definisi (Semi-sirkit) Pada sat digraf, semi-sirkit adalah sirkit pada nderling graph D, tetapi bkan merpakan sirkit berarah pada digraf D tersebt. Ilstrasi semi-sirkit bisa dilihat pada Gambar 0. C = e e e merpakan semi-sirkit pada digraf D. Definisi (Ccle) Pada graf tidak berarah, ccle adalah path terttp ang takkosong. (Chartrand & Oellermann 99) Ilstrasi ccle bisa dilihat pada Gambar. Graf pada Gambar memiliki ccle C = ---. Definisi (Ccle berarah) Pada graf berarah, ccle adalah path berarah ang terttp dan takkosong. (Chartrand & Oellermann 99)

5 Ilstrasi ccle berarah bisa dilihat pada Gambar 0. Digraf pada Gambar 0 memiliki ccle C = e e e. Definisi (Terhbng/connected) Sat graf G disebt terhbng (connected) jika ntk setiap erteks dari G terhbng. Verteks dengan dikatakan terhbng jika ada setidakna sat path dari erteks ke. Definisi (Bridge) Sat sisi e di graf G ang terhbng disebt bridge jika sisi e tersebt menebabkan graf menjadi tidak terhbng pada saat sisi e dihilangkan. Pada Gambar sisi e={,} merpakan bridge, karena jika sisi tersebt dihilangkan maka graf G menjadi tidak terhbng. Definisi (Sbgraf) Sat graf H dikatakan sbgraf dari graf G jika V(H) V(G) dan E(H) E(G). (Chartrand & Oellermann 99) Graf pada Gambar merpakan sbgraf dari graf pada Gambar. Definisi (Spanning sbgraph) Sat sbgraf G dikatakan spanning sbgraph jika sbgraf tersebt mengandng sema erteks pada graf G. Graf pada Gambar merpakan spanning sbgraph dari graf pada Gambar 8. Definisi 8 (Tree pada graf) Sat graf terhbng ang tidak memiliki ccle disebt tree. (Chartrand & Zhang 009) Graf pada Gambar merpakan tree karena tidak memiliki ccle. Definisi 9 (Tree pada digraf) Sat digraf terhbng ang tidak memiliki ccle disebt tree pada digraf. (Chartrand & Zhang 009) Ilstrasi tree ntk digraf dapat dilihat pada Gambar. Definisi 0 (Spanning tree) Sat spanning tree adalah spanning sbgraph ang merpakan tree. e e Gambar Spanning tree. Digraf pada Gambar adalah spanning tree dari digraf pada Gambar 0. Definisi (Arborescence) Graf berarah D disebt arborescence jika i. D tidak memiliki sirkit mapn semisirkit, ii. pada D terdapat tepat sat erteks r ang memiliki d ( r ) = 0. Verteks r disebt akar arborescence. Gambar Arborescence. Digraf pada Gambar adalah sat arborescence dengan erteks sebagai akar arborescence. Definisi (Spanning arborescence) Spanning arborescence pada digraf D adalah spanning tree ang bersifat arborescence. t Ilstrasi spanning arborescence bisa dilihat pada Gambar. Digraf pada Gambar merpakan spanning arborescence dari digraf pada Gambar, dengan akar arborescencena di. e Gambar Spanning arborescence.

6 . Graf Eler Leonhard Eler (0-8) adalah seorang peneliti ang lahir di Siss. Ia dipandang sebagai salah sat matematikaan terbesar sepanjang masa. Eler menmbangkan berbagai peneman penting di bidang ang beragam seperti kalkls dan teori graf. Dalam penelitianna di bidang teori graf, Eler mengenalkan peneman ang paling terkenal ait graf Eler. Berikt ini akan dijelaskan beberapa definisi ang berkaitan dengan graf Eler ang dignakan dalam kara ilmiah ini. Definisi (Lintasan Eler) Lintasan (trail) Eler adalah lintasan ang meleati sema sisi pada graf G tepat sat kali. Pada Gambar T = e e e e e merpakan lintasan Eler. Definisi (Sirkit Eler) Sirkit Eler adalah lintasan Eler ang terttp. Ilstrasi sirkit Eler bisa dilihat pada Gambar. Sirkit Eler dari graf G salah satna adalah C = e e e e e e. e e e e e e Gambar Graf Eler. Definisi (Graf/digraf Eler) Graf ata digraf ang memiliki sirkit Eler disebt graf ata digraf Eler. Ilstrasi graf Eler bisa dilihat pada Gambar. Graf G pada Gambar merpakan graf Eler, karena graf tersebt memiliki sirkit Eler. Selanjtna akan diberikan teoremateorema ang dignakan sebagai dasar pengerjaan kara ilmiah ini. Teorema Sat graf G merpakan graf Eler jika dan hana jika setiap erteks pada graf G berderajat genap. (Chartrand & Zhang 009) Pembktian Teorema bisa dilihat pada Lampiran. Teorema Misalkan D sat digraf terhbng ang takkosong, maka D adalah digraf Eler jika dan hana jika d + ( i ) = d ( i ) ntk setiap erteks pada digraf D (digraf balance). (Chartrand & Zhang 009). Undirected Chinese Postman Problem (UCPP) Masalah CPP pertama kali dikemkakan oleh Meig Gan ata Kan Meiko, seorang pakar matematika dari Uniersitas Shangtn, Cina, maka tidak heran baha permasalahan ini dinamakan Chinese Postman Problem karena memang berasal dari Cina. Permasalahan CPP adalah masalah mencari lintasan pada sat graf berbobot ang terhbng dan meleati sema sisi minimal sat kali dengan jmlah bobot minimm di mana erteks aal dan akhirna hars sama (terttp). Pada graf ang memiliki sirkit Eler, maka lintasan manapn ang diambil hasilna akan sama, karena tiap sisi pasti dileati sat kali sehingga bobot minimm adalah jmlah bobot dari sema sisi ang ada, sedangkan ntk graf ang tidak memiliki sirkit Eler, perl dileati sat sisi sebanak da kali bahkan lebih (Thimbleb 00). Berdasarkan jenis grafna masalah CPP dibagi menjadi da jenis ait berarah (directed) ang dikenal sebagai DCPP dan tidak berarah (ndirected) ang dikenal sebagai UCPP. UCPP adalah sebah masalah ang tjanna adalah mencari rte terpendek pada sebah graf ang tidak berarah. Masalah UCPP dapat diselesaikan antara lain dengan menggnakan algoritme Fler.

7 . Algoritme Fler Misalkan G = (V, E) adalah graf terhbng ang sema erteksna berderajat genap. LANGKAH. Inisialisasikan i = 0. Dimlai dari erteks 0 dan didefinisikan trail T 0 : 0. LANGKAH. Kemdian dimisalkan T i = 0 e e e... e i i sebagai trail di antara 0 dan i pada iterasi ke-i, lal dipilih sebah sisi e i+ ang menghbngkan i dengan i+ ang bkan merpakan bridge dari himpnan sisi E i = E {e,e,..,e i }. Jika e i+ adalah bridge pada sbgraf ang didapat dari G setelah menghaps sisi ang dimiliki E i dari E, dan tidak ada pilihan lain ang bisa diambil, maka sisi tersebt dimaskkan ke dalam trail T i = 0 e e e... e i i e i+. Jika tidak ada sisi lagi ang bisa dipilih maka proses berhenti. LANGKAH. Kemdian i diganti menjadi i+, lal kembali ke Langkah. Trail ang terbentk dari rtan sisi ang diambil merpakan sirkit Eler pada graf G. (Balakrishnan 99) Aplikasi Algoritme Fler Misalkan diberikan graf seperti pada Gambar. Gambar Graf Eler balance ntk contoh algoritme Fler. Untk mencari sirkit Eler pada graf tersebt dengan algoritme Fler, dilakkan prosedr sebagai berikt:. dipilih sembarang erteks, misalkan erteks () ang dilabeli sebagai 0, 0 Gambar Iterasi pertama : inisialisasi 0.. dipilih sisi ang incident dengan 0 dan bkan merpakan bridge pada graf. Misalkan sisi {,} dipilih, lal sisi tersebt dihaps dan didefinisikan erteks sebagai erteks, sehingga graf menjadi seperti pada Gambar. 0. dipilih sisi {,} ang bkan bridge pada sbgraf G, sehingga graf menjadi seperti pada Gambar 8. 0 Gambar Iterasi keda : sisi {,} dihaps. Gambar 8 Iterasi ketiga : sisi {,} dihaps. Iterasi selanjtna diberikan secara lengkap pada Lampiran. Setelah sema sisi dihaps, sehingga dihasilkan graf seperti pada Gambar 9, maka sirkit Eler sdah bisa ditemkan.

8 Gambar 9 Solsi sirkit Eler dengan algoritme Fler. Dari rtan erteks ang dipilih dan sisi ang dihaps akan diperoleh solsi sirkit Elerna, ait C = ata bisa ditliskan dengan C = Meskipn dimlai dari erteks ang sama, sirkit Eler ang dihasilkan tidak selal sama, bergantng pada rtan pengambilan ata penghapsan sisi. Contohna C = Selain dignakan ntk mencari sirkit Eler pada graf ang tidak berarah, algoritme ini jga bisa dignakan ntk mencari sirkit Eler pada graf berarah.. Algoritme Dijkstra Algoritme ini bisa dignakan ntk mencari path terpendek ata jarak terpendek pada graf ata digraf ang tidak berbobot mapn ang berbobot. Misalkan diberikan D = (V,E) dengan V = {,,...,n} adalah digraf berbobot dengan bobot pada tiap erteksna taknegatif. Misalkan a(i,j) adalah bobot pada arc dari i ke j. Jika tidak ada arc dari i ke j maka a(i,j) bernilai +. Setiap erteks i dilabeli dengan L(i) ang menatakan jarak terpendek dari erteks aal ke erteks i ang sifatna permanen artina pasti dipilih, sedangkan label L (i) memiliki makna sama dengan L(i) namn sifatna masih sementara artina mngkin dipilih atpn tidak. Di setiap iterasi dibat P ang menatakan himpnan erteks dengan label L(i) dan T ang menatakan himpnan erteks dengan label L (i). Misalkan erteks aalna di, maka diinisialisasikan, P = {} dengan L() = 0 dan L (j) = a(, j) ntk sema j. Prosedr selesai ketika P = V. Setiap iterasi mempnai da langkah ait: LANGKAH. Dicari erteks k pada T dengan L (k) berhingga dan minimm. Kemdian k dijadikan anggota P, Jika tidak ada k ang dimaksd maka proses berhenti, karena tidak ada path dari ke erteks lain 8 ang belm dilabeli. Iterasi jga berhenti jika P = V. Arc (i,k) dilabeli dengan i, ait erteks ang memiliki L (k) ang minimm. LANGKAH. L (j) diganti oleh nilai terkecil antara L (j) dan L(k) + a(k,j) ntk setiap j pada T, kembali ke Langkah. Contoh Algoritme Dijkstra Diberikan digraf berbobot berikt: D: (Balakrishnan 99) Akan ditentkan jarak terpendek dari erteks ke erteks lainna. Maka dengan mengaplikasikan algoritme Dijkstra akan diperoleh path terpendek dari erteks menj erteks lain seperti pada Gambar (detail penghitnganna dapat dilihat pada Lampiran ). D: Gambar 0 Digraf contoh algoritme Dijkstra. Gambar Solsi path terpendek algoritme Dijkstra dengan erteks aal. Misalkan dicari jarak terdekat dari erteks ke erteks pada digraf Gambar, maka pathna adalah P = -- dengan jarak 9. Contoh lainna misalkan dicari jarak terdekat dari erteks ke erteks, maka path-na adalah P = -- dengan jarak.

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002)

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002) dari elemen graf yang disebut verteks (node, point), sedangkan, atau biasa disebut (), adalah himpunan pasangan tak terurut yang menghubungkan dua elemen subset dari yang disebut sisi (edge, line). Setiap

Lebih terperinci

SIRKUIT EULER DAN PENENTUAN RUTE OPTIMAL AGUNG SURYA PERMADI

SIRKUIT EULER DAN PENENTUAN RUTE OPTIMAL AGUNG SURYA PERMADI SIRKUIT EULER DAN PENENTUAN RUTE OPTIMAL AGUNG SURYA PERMADI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 00 ABSTRAK AGUNG SURYA PERMADI. Sirkuit Euler dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT oleh GURITNA NOOR AINATMAJA M SKRIPSI ditlis dan diajkan ntk memenhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

Pada gambar 5.1 trayek

Pada gambar 5.1 trayek Mingg ke V DEFINISI JALUR, LINTASAN, DAN SIRKUIT GRAF. Sa raek ang sema sisina berbeda diseb jalr (rail). Sedangkan sa jalr ang sema simplna berbeda diseb linasan (pah). Sa raek, jalr, aa linasan diseb

Lebih terperinci

PENYELESAIAN STACKER CRANE PROBLEM DENGAN ALGORITME LARGEARCS DAN SMALLARCS

PENYELESAIAN STACKER CRANE PROBLEM DENGAN ALGORITME LARGEARCS DAN SMALLARCS PENYELESAIAN STACKER CRANE PROBLEM DENGAN ALGORITME LARGEARCS DAN SMALLARCS HARDONO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 0 ABSTRAK HARDONO. Penyelesaian

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH CHINESE POSTMAN PADA GRAF CAMPURAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK BALANS-GENAP ALI YUDHA ZULFIKAR

PENYELESAIAN MASALAH CHINESE POSTMAN PADA GRAF CAMPURAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK BALANS-GENAP ALI YUDHA ZULFIKAR PENYELESAIAN MASALAH CHINESE POSTMAN PADA GRAF CAMPURAN MENGGUNAKAN METODE HEURISTIK BALANS-GENAP ALI YUDHA ZULFIKAR DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai 6 URUNAN PARSIAL Deinisi Jika ngsi da ariable maka: i Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai ii Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai Tentkan trnan

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf (Graph) Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) yang dinotasikan dalam bentuk G = {V(G), E(G)}, dimana V(G) adalah himpunan vertex (simpul) yang tidak kosong

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Dasar-Dasar Teori Graf Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Teori Graf Teori Graf mulai dikenal saat matematikawan kebangsaan Swiss bernama Leonhard Euler, yang berhasil mengungkapkan Misteri

Lebih terperinci

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh . RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Defenisi Graf Suatu graf G adalah suatu himpunan berhingga tak kosong dari objek-objek yang disebut verteks (titik/simpul) dengan suatu himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Teori Graph 2.1.1 Graph Tak Berarah dan Digraph Suatu Graph Tak Berarah (Undirected Graph) merupakan kumpulan dari titik yang disebut verteks dan segmen garis yang

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

v 2 v 5 v 3 Gambar 3 Graf G 1 dengan 7 simpul dan 10 sisi.

v 2 v 5 v 3 Gambar 3 Graf G 1 dengan 7 simpul dan 10 sisi. Contoh Dari graf G pada Gambar 1 didapat e 1 incident dengan simpul dan, e incident dengan simpul dan, e 3 tidak incident dengan simpul, v, dan. Definisi 3 (Adjacent) Jika e={p,q} E, maka simpul p dikatakan

Lebih terperinci

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian ini dan akan mempermudah

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERMAINAN ELLO YANG DAPAT DIMENANGKAN FITRI DURROTUN NAFISAH

KARAKTERISTIK PERMAINAN ELLO YANG DAPAT DIMENANGKAN FITRI DURROTUN NAFISAH KARAKTERISTIK PERMAINAN ELLO YANG DAPAT DIMENANGKAN FITRI DURROTUN NAFISAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 i ABSTRAK FITRI DURROTUN

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi GRPH 1 Konsep Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi 2 Contoh Graph agan alir pengambilan mata kuliah 3 Contoh Graph Peta 4 5 Dasar-dasar Graph Suatu graph

Lebih terperinci

APLIKASI SPANNING TREE UNTUK MENENTUKAN HAMBATAN TOTAL PADA RANGKAIAN LISTRIK SKRIPSI. Oleh: MUAYYAD NANANG KARTIADI NIM

APLIKASI SPANNING TREE UNTUK MENENTUKAN HAMBATAN TOTAL PADA RANGKAIAN LISTRIK SKRIPSI. Oleh: MUAYYAD NANANG KARTIADI NIM APLIKASI SPANNING TREE UNTUK MENENTUKAN HAMBATAN TOTAL PADA RANGKAIAN LISTRIK SKRIPSI Oleh: MUAYYAD NANANG KARTIADI NIM. 06510042 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan definisi dan teorema yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 2.1. Konsep Dasar Graf Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan terurut

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori teori yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian dan akan mempermudah

Lebih terperinci

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga TEORI GRAPH Graph Graph Graph digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar berikut ini sebuah graph yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi yang akan dihasilkan pada penelitian ini. 2.1 Beberapa Definisi dan Istilah 1. Graf (

Lebih terperinci

LOGIKA DAN ALGORITMA

LOGIKA DAN ALGORITMA LOGIKA DAN ALGORITMA DASAR DASAR TEORI GRAF Kelahiran Teori Graf Sejarah Graf : masalah jembatan Königsberg (tahun 736) C A D B Gbr. Masalah Jembatan Königsberg Graf yang merepresentasikan jembatan Königsberg

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Definisi 2.1 Graf (Deo,1989) Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan tak kosong dengan elemen-elemennya disebut vertex, sedangkan E(G)

Lebih terperinci

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Stdi Pendahlan Langkah aal dalam enelitian ini adalah mencari dan mengmlkan smbersmber seerti: bk, jrnal ata enelitian sebelmna ang mendkng enelitian ini. 3. Tahaan Analisis

Lebih terperinci

Matematik tika Di Disk i r t it 2

Matematik tika Di Disk i r t it 2 Matematika tik Diskrit it 2 Teori Graph Teori Graph 1 Kelahiran Teori Graph Masalah Jembatan Konigsberg g : Mulai dan berakhir pada tempat yang sama, bagaimana caranya untuk melalui setiap jembatan tepat

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah

Lebih terperinci

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Graf dan Analisa Algoritma Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Who Am I? Stya Putra Pratama, CHFI, EDRP Pendidikan - Universitas Gunadarma S1-2007 Teknik Informatika S2-2012

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Modl Standar ntk dignakan dalam Perkliahan di Universitas Merc Bana Fakltas Program Stdi Tatap Mka Kode MK Dissn Oleh Ilm Kompter Teknik Informatika 9 Abstract Matakliah Menjadi Dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Sebelum memulai pembahasan lebih lanjut, pertama-tama haruslah dijelaskan apa yang dimaksud dengan traveling salesman problem atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai persoalan

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Nur Fajriah Rachmah - 0609 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf yang diambil dari buku Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: Suatu Graf G adalah suatu pasangan himpunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Menurut catatan sejarah, masalah jembatan KÖnigsberg adalah masalah yang pertama kali menggunakan graf (tahun 1736). Di kota KÖnigsberg (sebelah timur Negara bagian

Lebih terperinci

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada bagian ini

Lebih terperinci

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H G R A P H Graf adalah : Himpunan V (Vertex) yang elemennya disebut simpul (atau point atau node atau titik) Himpunan E (Edge) yang merupakan pasangan tak urut dari simpul, anggotanya disebut ruas (rusuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 15 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Graf Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang

Lebih terperinci

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM 14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF 1 Sejarah Singkat dan Beberapa Pengertian Dasar Teori Graf Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui makalah tulisan Leonard Euler seorang ahli matematika dari Swiss. Euler

Lebih terperinci

Mata Kuliah: Aljabar Linier Dosen Pengampu: Darmadi, S. Si, M. Pd

Mata Kuliah: Aljabar Linier Dosen Pengampu: Darmadi, S. Si, M. Pd . RUANG BERDIMENSI n EUCLIDIS Mata Kliah: Aljabar Linier Dosen Pengamp: Darmadi S. Si M. Pd Dissn oleh: Kelompok Pendidikan Matematika VA. Abdl Fajar Sidiq (8.). Lilies Prwanti (8.76). Ristinawati (8.)

Lebih terperinci

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara

Lebih terperinci

9. Algoritma Path. Oleh : Ade Nurhopipah

9. Algoritma Path. Oleh : Ade Nurhopipah 9. Algoritma Path Oleh : Ade Nurhopipah Pokok Bahasan : 1. Algoritma Fleury 2. Algoritma Shortest Path 3. Studi Kasus Sumber : Aldous, Joan M.,Wilson, Robin J. 2004. Graph and Applications. Springer: UK.

Lebih terperinci

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M. ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.. Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan

Lebih terperinci

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? B D A E F C G Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? Contoh-contoh aplikasi graf Peta (jaringan jalan dan hubungan antar kota) Jaringan komputer Jaringan

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan

II. LANDASAN TEORI. Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan 4 II. LANDASAN TEORI Ide Leonard Euler di tahun 1736 untuk menyelesaikan masalah jembatan Konisberg yang kemudian menghasilkan konsep graf Eulerian merupakan awal dari lahirnya teori graf. Euler mengilustrasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf didefinisikan sebagai pasangan terurut himpunan dimana: 1. adalah sebuah himpunan tidak kosong yang berhingga yang anggotaanggotanya

Lebih terperinci

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1)

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1) 5 BAB III MTOD LMN HINGGA 3. Tegangan Tegangan adalah gaa per nit area pada sat material sebagai reaksi akibat gaa lar ang dibebankan pada strktr. Pada Gambar 3.. diperlihatkan elemen kbs dalam koordiant

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )} GRAF Graf G(V,E) didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V adalah himpunan berhingga dan tidak kosong dari simpul-simpul (verteks atau node). Dan E adalah himpunan berhingga dari busur (vertices

Lebih terperinci

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah BAB II KAJIAN TEORI II.1 Teori-teori Dasar Graf II.1.1 Definisi Graf Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah himpunan tak kosong dari titik graf G, dan E, himpunan sisi

Lebih terperinci

II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan V(G) menyatakan

II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan V(G) menyatakan II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON 2.1 Konsep Dasar Graf Teori dasar mengenai graf yang akan digunakan dalam penelitian ini diambil dari Deo (1989). Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.. Definisi Graf Secara matematis, graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E) ditulis dengan notasi G = (V, E), yang dalam hal ini: V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul

Lebih terperinci

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan:

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan: PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM Perl diingat kembali definisi panjang dan jarak sat ektor pada rang hasil kali dalam Eclid, yait rnag ektor yang hasil kali dlamnya didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat seorang matematikawan bangsa Swiss, bernama Leonhard Euler, berhasil mengungkapkan Misteri Jembatan Konigsberg pada tahun 1736. Di Kota Konigsberg (sekarang bernama Kalilingrad,

Lebih terperinci

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb) oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah

Trihastuti Agustinah TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF TEORI CONTOH 4 SIMPULAN 5 LATIHAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dipaparkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan para peneliti sebelumnya, pengertian dasar graf, operasi-operasi pada graf, kelas-kelas graf dan dimensi partisi

Lebih terperinci

INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE 2

INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE 2 INTRODUCTION TO GRAPH THEORY LECTURE Operasi-Operasi Pada Graph Union Misal G dan H adalah dua graph yang saling asing. Union G H adalah graph dengan V(G H)=V(G) V(H) dan E(G H)=E(G) E(H). Join Join dari

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graf Definisi Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik atau simpul (vertex), dan suatu daftar pasangan vertex

Lebih terperinci

KONSTRUKSI FUNGSI µ REGULAR DARI FUNGSI PANHARMONIK BERNILAI KOMPLEKS SKRIPSI. Oleh: SUCI RAHAYU NIM:

KONSTRUKSI FUNGSI µ REGULAR DARI FUNGSI PANHARMONIK BERNILAI KOMPLEKS SKRIPSI. Oleh: SUCI RAHAYU NIM: KONSTRUKSI FUNGSI REGULAR DARI FUNGSI PANHARMONIK BERNILAI KOMPLEKS SKRIPSI Oleh: SUCI RAHAYU NIM: 0450048 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN MALANG MALANG 009

Lebih terperinci

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V). GRAF GRAF Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan pasangan tak urut dari simpul. Anggotanya

Lebih terperinci

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah : TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d lim = lim = 0 0 d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses mencarinya disebt menrnkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graph merupakan cabang ilmu yang memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu matematika dan aplikasi. Teori graph saat ini mendapat banyak perhatian karena

Lebih terperinci

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR Diktat Mata Kliah PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALA PENUKAR KALOR Dignakan Khss Di Lingkngan Program Stdi eknik Mesin S-1 Universitas Mhammadiah Yogakarta Oleh: EDDY NURCAHYADI, S, MEng (1979010600310

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, maka perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat, begitu pula dengan ilmu matematika. Salah satu cabang ilmu matematika yang memiliki

Lebih terperinci

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com 1 NAMA : KELAS : teresiaeni.wordpress.com TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d ' = = d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Rahadian Dimas Prayudha - 13509009 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni Diktat Klia TK Matematika BAB TURUNAN Graien Garis Singgng Tinja seba krva = f() seperti iperliatkan paa Gambar Garis ang melali titik P(, f( )) an Q( +, f( + )) isebt tali bsr Graien tali bsr tersebt

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Sejarah Analisis Jalr Teknik analisis jalr yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahn 1934, sebenarnya merpakan pengembangan korelasi yang dirai menjadi beberapa interpretasi akibat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada BAB TIJAUA PUSTAKA.. Pendahlan Disain prodk merpakan proses pengembangan konsep aal ntk mencapai permintaan dan kebthan dari konsmen. Sat desain prodk ang baik dapat mendorong pengembangan ang skses, dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada pendefenisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini dipaparkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan para peneliti sebelumnya, pengertian dasar graf, operasi-operasi pada graf, kelas-kelas graf dan dimensi partisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelabelan graf merupakan suatu topik dalam teori graf. Objek kajiannya berupa graf yang secara umum direpresentasikan oleh titik dan sisi serta himpunan bagian bilangan

Lebih terperinci

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Swandi *, Sri Gemawati 2, Samsdhha 2 Mahasiswa Program Stdi Magister Matematika, Dosen Pendidikan Matematika Uniersitas Pasir Pengaraian 2 Dosen Jrsan Matematika

Lebih terperinci

Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH

Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH Pertemuan 11 GRAPH, MATRIK PENYAJIAN GRAPH GRAPH Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin hasma_ba@yahoo.com Abstract Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Lahirnya teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler seorang matematikawan berkebangsaan Swiss pada Tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori graf merupakan pokok bahasan yang memiliki banyak terapan sampai saat ini. Graf di gunakan untuk merepresentasikan objek objek diskrit dan hubungan antara

Lebih terperinci

Course Note Graph Hamilton

Course Note Graph Hamilton Course Note Graph Hamilton Pada catatan sebelumnya telah dijelaskan tentang definisi graph Hamilton. Suatu graph terhubung adalah graph Hamilton jika graph tersebut memuat sikel yang mencakup semua titik

Lebih terperinci

EKSENTRIK DIGRAF DARI GRAF-GRAF KHUSUS

EKSENTRIK DIGRAF DARI GRAF-GRAF KHUSUS EKSENTRIK DIGRAF DARI GRAF-GRAF KHUSUS Sulistyo Unggul Wicaksono NIM : 13503058 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail: if13058@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016

TEORI GRAF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Selasa, 13 Desember 2016 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER TEORI GRAF ILHAM SAIFUDIN Selasa, 13 Desember 2016 Universitas Muhammadiyah Jember Pendahuluan 1 OUTLINE 2 Definisi Graf

Lebih terperinci

Edge-Magic Total Labeling pada Graph mp 2 (m bilangan asli ganjil) Oleh Abdussakir

Edge-Magic Total Labeling pada Graph mp 2 (m bilangan asli ganjil) Oleh Abdussakir Jurnal Saintika (ISSN 1693-640X) Edisis Khusus Dies Natalis UIN Malang, Juni 005. Halaman -7 Edge-Magic Total Labeling pada Graph mp (m bilangan asli ganjil) Oleh Abdussakir Abstrak Pelabelan total sisi

Lebih terperinci

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda Vol. 9, No.2, 114-122, Januari 2013 Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda Hasmawati 1 Abstrak Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai ke

Lebih terperinci