BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umm Bins Bsiness School Bina Nsantara (Bins) University didirikan pada tanggal 1 Oktober 1974 yang berawal dari sebah lembaga pendidikan kompter jangka pendek, bernama Modern Compter Corse. Lembaga ini ters berkembang berkat landasan yang kat, visi yang jelas, dan dedikasi tinggi yang berkesinambngan. Modern Compter Corse berkembang menjadi Akademi Teknik Kompter (ATK) pada tanggal 1 Jli 1981 yang menawarkan pendidikan manajemen informatika dan teknik informatika. Pada tanggal 13 Jli 1984, ATK mendapatkan stats Terdaftar dan berbah menjadi AMIK Jakarta. Pada tanggal 1 Jli 1985, AMIK membka krss di bidang kompterisasi akntansi. AMIK mlai menggnakan nama Bina Nsantara pada tanggal 1 September Dengan meningkatnya kebthan masyarakat akan tenaga-tenaga kerja handal dalam bidang teknologi informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Kompter (STMIK) Bina Nsantara didirikan dengan Program Strata-1 (S-1) jrsan Manajemen Informatika, Teknik Informatika, dan Teknik Kompter pada tanggal 1 Jli

2 8 Pada tanggal 9 November 1987, AMIK Bina Nsantara dilebr ke dalam STMIK Bina Nsantara yang menawarkan program Diploma (D 3 ) dan Strata-1 (S 1 ). STMIK Bina Nsantara memperoleh stats Disamakan ntk sema jenjang dan jrsan pada tanggal 18 Maret 199. Dengan semakin baiknya prestasi serta tingkat kepercayaan masyarakat, STMIK Bina Nsantara menawarkan Program Magister Manajemen Sistem Informasi (MMSI) pada tanggal 10 Mei 1993, yang merpakan salah sat Program Pascasarjana pertama di Indonesia di bidang tersebt. Dengan inovasi dalam hal kriklm mapn gelar yang ditawarkan serta kalitas yang baik dari tahn ke tahn, Bins University mamp menjadi niversitas yang memiliki reptasi yang ckp membanggakan, baik di tingkat nasional mapn internasional. Hal tersebt terbkti dengan dibkanya Progam Magister Manajemen Sistem Informasi dengan Dal Master yait MMSI dan MCom(IS) pada tahn 1996, di mana mahasiswa akan mendapat gelar Master of Commerce in IS. Untk meningkatkan kalitas baik dari segi pendidikan mapn pelayanan, Bins pascasarjana bertransformasi menjadi Bins Bsiness School (BBS) pada tahn 007. BBS menawarkan program yang dirancang dengan memadkan aspek teori dan praktek bisnis ntk mennjang mahasiwa merancang strategi manajemen global serta perbahan pola pikir. Transformasi tersebt memberikan nilai tambah bagi para llsan serta persahaan yang mempekerjakan llsan dari BBS. Namn,

3 9 transformasi tersebt membat perbahan pada brand dari program pascasarjana yang telah dirintis sejak tahn BBS hars kembali membangn citra dan strategi yang lebih baik ntk program-program Magister Manajemen. 4. Strength, Weakness, Opportnity, and Thread (SWOT) Bins Bsiness School memiliki kekatan (strength), kelemahan (weakness), pelang (opportnity), dan hambatan (threat) ata lebih dikenal dengan SWOT dalam rangka menjalankan institsi pendidikan sekaligs menarik para calon mahasiswa ntk melanjtkan pendidikan magister manajemen. Berikt ini adalah SWOT dari Bins Bsiness School: a. Kekatan (Strength) Bins Bsiness School memiliki tim penysn case stdy yang berfoks pada case stdy persahaan-persahaan lokal dan telah dipergnakan langsng dalam proses kegiatan belajar-mengajar. BBS memiliki infrastrktr dan pengalaman yang sdah diaki dalam bidang IT yang dapat dipadkan dengan kriklm bisnis sehingga para mahasiswa dapat menerapkan teknologi informasi yang berkembang dalam aspek bisnis. Lokasi kamps yang strategis di mana kamps BBS terletak di daerah segitiga emas yang dapat dengan mdah dijangka.

4 30 Dosen yang memiliki latar belakang praktisi yang memngkinkan mahasiswa ntk mengetahi lebih baik mengenai lingkngan kerja. Ckp terjangkanya investasi yang hars dikelarkan ntk mengikti program MM di BBS dibandingkan dengan pesaingnya. b. Kelemahan (Weakness) Kekatan jaringan almni yang masih belm terbentk serta masih belm dikelola dengan baik. Krangnya jmlah dosen tetap dan dosen yang menjadi referensi baik dari dnia saha mapn dnia pendidikan. Positioning yang tidak memiliki niqeness yang memenhi kebthan konsmen dan berbeda dengan kompetitornya. Masih sedikitnya kerjasama dengan pihak indstri mapn kompetisi yang dimenangkan oleh BBS. Masih krangnya intensitas promosi dan masih generiknya konten dari promosi yang dikomnikasikan ke masyarakat. c. Pelang (Opportnity) Jmlah almni S-1 yang semakin besar dari tahn ke tahn. Infrastktr IT Bins yang sangat baik mendkng sistem kliah online yang semakin diminati dan berkembang di Indonesia. Lokasi kamps yang strategis berada di kawasan segitiga emas jakarta merpakan target pasar yang tepat bagi konsmen yang ingin bekerja sambil kliah.

5 31 d. Hambatan (Threat) Brand image BBS sebagai sekolah bisnis yang masih belm kat di masyarakat karena BBS bar bertransformasi tahn 007 yang sebelmnya merpakan program pascarsarjana yang mengedepankan gelar IT sebagai program tamanya. Masih banyaknya llsan Strata-1 yang masih belm merasakan nilai tambah dari pendidikan Strata Segmenting, Targeting, and Positioning (STP) Berikt ini adalah segmenting, targeting, dan positioning dari BBS: a. Segmenting BBS sebagai penyelenggara program magister manajemen memiliki segmen yang secara mm ditjkan ntk konsmen yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 dari berbagai jrsan. b. Targeting Target dari program-program yang ditawarkan adalah llsan S-1 dengan tingkat ekonomi menengah ke atas (pper-middle), baik yang telah mapn belm memiliki pengalaman kerja. Target mahasiswa BBS terbagi menjadi 3 (tiga) sesai dengan program yang ditawarkan, yait: MM Yong Profesional Target program ini adalah calon mahasiswa yang bar menyelesaikan jenjang pendidikan S-1 dan memiliki pengalaman kerja 0- tahn.

6 3 MM Profesional Target program ini adalah calon mahasiswa yang telah memiliki pengalaman kerja -5 tahn dan ingin memperdalam pengetahannya di bidang keangan terapan (Applied Finance) ata strategi pemasaran (Strategic Marketing). MM Exective Target program ini adalah calon mahasiswa yang memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahn pada level managerial. c. Positioning Dalam mennjkkan kalitas dan mengedepankan aspek bisnis dalam kriklmnya, BBS memiliki tagline Where Bsiness Is Real. Diharapkan dengan mengikti program di BBS, konsmen akan mendapatkan pengalaman yang hampir sama dengan apa yang terjadi di lingkngan bisnis sesngghnya. Namn, tagline tersebt masih mm dibandingkan dengan kompetitor yang jga menawarkan kengglan yang hampir serpa, contohnya: PPM: A Place to Learn and Grow Prasetiya Mlia: "We are part of Global Commnity" IPMI: "The Choice of Professionals" MMUI: "Veritas, Probitas, Istitia" (Kebenaran, Kejjran, Keadilan) SBM ITB: "Creating new bsiness leaders and entrepreners"

7 Marketing Mix Berikt ini adalah strategi marketing mix yang berjalan di Bins Bsiness School: a. Prodk (prodct) BBS merpakan sat institsi penyelenggara program magister manajemen yang menawarkan 5 (lima) jenis program, antara lain: MM Bsiness Management yang terbagi menjadi (da) program, yait MM Bsiness Management Yong Professional dan MM Bsiness Management Professional; MM Applied Finance; MM Strategic Marketing; MM Exective; dan MM Dal Degree dengan Macqaire University. Secara khss, program-program yang ditawarkan oleh BBS memiliki karakteristik sebagai berikt: Reptasi program MM Reptasi dari program-program BBS telah mendapatkan respon yang ckp baik dari masyarakat dilihat dari jmlah llsannya yait orang (tahn 009). Namn, reptasi yang telah dicapai belm banyak menjadi referensi dari banyak aspek bisnis, ata bahkan mask ke dalam peringkat srvei media. BBS jga belm banyak memiliki

8 34 reptasi dalam hal penghargaan baik dari tingkat nasional mapn internasional. Pendekatan antara akademik dan praktik Program-program yang ditawarkan oleh BBS memiliki keseimbangan antara pendekatan akademik dan praktik. Kriklm yang sdah dissn oleh BBS selain berpegang pada teori akademik tetapi jga mengadaptasi penggnaan kass-kass bisnis yang nyata ata case stdy (seperti Harvard case stdy), bahkan BBS telah mengembangkan case stdy dari persahaan-persahaan lokal dan telah dignakan dalam proses perkliahan. Bekerja sama dengan MM lar negeri Untk kerjasama dengan MM lar negeri, BBS telah bekerjasama dengan niversitas lar negeri, yait dengan Macqarie University ntk program Dal Degree. Kalitas llsan Dalam kriklm BBS, mahasiswa dibekali pengetahan mengenai fngsi bisnis, soft skills, mapn inovasi dengan menghasilkan konsep-konsep bar di akhir setiap mata kliah. Network Untk anggota mahasiswa di dalam kelas, BBS menawarkan program dengan kelas yang memiliki anggota dengan latar belakang pekerjaan yang sama dan berbeda. Program applied finance dan strategic

9 35 marketing adalah contoh kelas yang diisi oleh mahasiswa berlatar belakang pekerjaan sama. Sedangkan ntk program Bsiness Management (Yong Professional dan Profesional) dan Exective, BBS menawarkan kelas dengan mahasiwa yang berlatar belakang pekerjaan yang berbeda. Wakt perkliahan BBS telah menyediakan wakt perkliahan ntk program Yong Professional dan Professional setelah jam kerja pkl WIB setiap hari senin hingga jmat. Untk program Exective, wakt perkliahan adalah setiap hari sabt pkl WIB. b. People Dosen BBS memiliki dosen berlatar belakang praktisi dan akademisi yang memiliki spesialisasi, kompetensi, dan berpengalaman di bidangnya. Almni Divisi Stdents and Almni Relation (SAR) mencatat total llsan BBS adalah orang (tahn ). Jika dibandingkan dengan total llsan S- Manajemen ( ) se- Indonesia, maka llsan BBS tercatat sekitar 1,58% dari total llsan se-indonesia. Almni-almni BBS terdiri dari 78,35% pegawai swasta, 15,64% entreprener, 3,35% tidak bekerja,,37% selfemployment, dan 0,8% melanjtkan ke pendidikan S-3.

10 36 c. Harga (price) Selama masa pendidikan di BBS yait 16 (enam belas) blan, biaya pendidikannya adalah sebagai berikt: MM Yong Professional: Rp ,00 (empat plh lima jta rpiah) MM Professional: Rp ,00 (enam plh jta rpiah) MM Exective: Rp ,00 (delapan plh lima jta rpiah). Harga tersebt dirasakan ckp mrah dibandingkan dengan kompetitor. Perbandingan harga dengan kompetitor terlampir pada Lampiran (L-30). d. Distribsi (place) BBS memiliki lokasi yang sangat strategis. Lokasi kamps berada pada jalr segitiga emas yang merpakan salah sat lokasi perkantoran terpadat di Jakarta. e. Promosi (promotion) Kegiatan promosi yang dilakkan oleh BBS ckp bervariasi, di antaranya mengadakan acara-acara seperti CEO Speak, Job Expo, Case Activation dan lain-lain. BBS jga menggnakan metode trial class bagi calon mahasiswa yang ingin merasakan bagaimana sasana kelas secara langsng sebelm memtskan ntk bergabng dengan BBS. Kegiatan promosi BBS jga didkng berbagai media komnikasi, di antaranya adalah brosr, iklan majalah, web, dan lain-lain.

11 Analisis Deskriptif Profil Responden Proyek ini menggnakan srvei eksternal dari 00 responden yang mengisi kisioner sejak 4 Janari Febrari 010. Keselrhan data di dalam 00 kisioner dinyatakan valid. Pada srvei ini, data profil responden jga dikmplkan ntk mennjang analisis dari hipotesis. Berikt ini adalah informasi profil responden dari hasil kisioner: Jenis Kelamin Responden Hasil kisioner menyatakan bahwa responden srvei ini sebagian besar adalah laki-laki sebanyak 61%, sisanya perempan sebanyak 39%. Gambar 4.1 Jenis Kelamin Responden Pekerjaan Responden Dari hasil kisioner, sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta yait sebanyak 77.00%. Responden yang bekerja sebagai pegawai negeri (Pegawai Negeri Sipil) adalah sebanyak 6.50%,

12 38 pegawai BUMN sebanyak 5.50%, self-employed sebanyak 4.00%, wiraswasta sebanyak 4.00%, dan sisanya dosen sebanyak 3.00%. Gambar 4. Pekerjaan Responden Latar Belakang Pendidikan Responden Dilihat dari latar belakang pendidikan, responden yang memiliki tingkat pendidikan Strata-1 (S-1) adalah sebanyak 130 responden ata 65%, sedangkan sebanyak 70 responden ata 35% memiliki tingkat pendidikan Strata- (S-). Gambar 4.3 Tingkat Pendidikan Responden

13 39 Untk penjabaran asal niversitas, responden Strata-1 (S-1) terdiri dari beberapa niversitas, antara lain: Tabel 4. Asal Universitas Responden Strata-1 (S-1) Nama Universitas Jmlah % Responden Responden Bins University % Universitas Indonesia % Institt Teknologi Bandng % Lain-Lain % Universitas Trisakti % Universitas Atmajaya 6 4.6% Universitas Padjajaran 6 4.6% Universitas Gajah Mada % Universitas Tarmanegara % Institt Pertanian Bogor % Universitas Gnadarma 3.31% Universitas Lar Negeri 3.31% Universitas Pelita Harapan 3.31% Universitas Prof. Dr. Mstopo 3.31% Universitas Parahyangan 1.54% London School of Pblic Relation 1.54% Institt Sains dan Teknologi Nasional 1.54% Total % Sedangkan ntk responden Strata- (S-), terdiri dari beberapa niversitas, di antaranya: Tabel 4.3 Asal Universitas Responden Strata- (S-) Nama Universitas Jmlah Responden % Responden Bins Bsiness School 31.43% MM UI % PPM School of Management % Prasetiya Mlya Bsiness School % IPMI Bsiness School % Lain-lain % Total %

14 40 Tahn kellsan S-1 responden dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, antara lain tahn kellsan S-1 di bawah tahn 001 yait sebesar 4.50%, tahn kellsan S-1 di antara tahn 001 sampai dengan 006 yait sebesar 9.50%, dan tahn kellsan S1 di antara tahn 007 sampai dengan 010 yait sebesar 46.00%. Pengelompokkan tahn kellsan S-1 ini didasarkan pada rata-rata tahn kellsan S-1 pada profil mahasiswa BBS, yait MM Exective (di bawah tahn 001), MM Professional (di antara tahn 001 sampai dengan 006), dan MM Yong Professional (di antara tahn 007 sampai dengan 010). Gambar 4.4 Kelompok Tahn Kellsan S-1 Responden 4.5. Hasil Kesioner Dari kesioner yang telah dibagikan dan dikmplkan, terdapat pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijadikan data pendkng dalam penelitian ini. Berikt ini adalah penjabaran hasil kesioner dari setiap pertanyaan:

15 Urtan Faktor-Faktor Prioritas Pemilihan Program Magister Manajemen Dari hasil kesioner yang dikmplkan, data mennjkkan bahwa 55% responden memilih reptasi sebagai prioritas tama dalam memilih program Magister Manajemen (MM) dari total 00 responden. Urtan prioritas selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Persentase Urtan Prioritas dari Faktor-Faktor Pemilihan Program MM Untk pilihan lain-lain, sebanyak 0.50% responden memilih kriklm sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Berikt ini adalah rangkman prioritas responden dalam memilih program MM berdasarkan tingkat pendidikan responden (S-1 dan S-):

16 4 Tabel 4.4 Rangkman Prioritas Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden Faktor S-1 S- Reptasi 56.9% 51.43% Dosen 1.54% 1.43% Pendekatan antara akademik dan praktik 6.9% 8.57% Kerja sama dengan MM lar negeri.31% 4.9% Kalitas llsan 19.3% 8.57% Network 4.6% 0.00% Almni 0.00%.86% Wakt Kliah 1.54% 1.86% Lain-lain 0.00% 1.43% Biaya 3.08% 0.00% Lokasi 3.85% 8.57% Sedangkan berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1, rangkman prioritas pemilihan program MM adalah sebagai berikt: Tabel 4.5 Rangkman Prioritas Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Faktor < 001 Reptasi 54.4% 64.10% 53.13% Dosen 1.69%.56% 6.5% Pendekatan antara akademik dan praktik 6.78%.56% 15.63% Kerja sama dengan MM lar negeri 3.39%.56% 3.13% Kalitas llsan 3.73% 15.38% 15.63% Network 3.39% 5.13% 6.5% Almni 0.00% 0.00% 0.00% Wakt Kliah 1.69%.56% 3.13% Lain-lain 0.00% 0.00% 0.00% Biaya 1.69% 5.13% 6.5% Lokasi 3.39% 0.00% 9.38%

17 Urtan Faktor-Faktor Prioritas Pemilihan Program Magister Manajemen menrt Bins Bsiness School Dari hasil personal interview pada tanggal 18 Febrari 010 yang dilakkan dengan Manager Marketing BBS, Pak Tjiatno Indra, diperoleh hasil rtan faktor-faktor prioritas pemilihan program MM, yait: Tabel 4.6 Urtan Prioritas Menrt Manager Marketing BBS Faktor Yang Sedang Berjalan Pendekatan antara akademik dan praktik 1 Dosen Network 3 Kalitas llsan 4 Reptasi 5 Lokasi 6 Almni 7 Kerja sama dengan MM lar negeri 8 Wakt Kliah 9 Biaya 10 Smber : Hasil Personal Interview (010) Reptasi Program MM Responden, baik dari tingkat pendidikan S-1 mapn S-, memilih reptasi sebagai prioritas tama dalam pemilihan program MM (sebanyak 55% seperti terlihat pada Gambar 4.5). Penjabaran dari reptasi di dalam kisioner terdiri dari 4 (empat) item, yait: Memiliki banyak penghargaan baik di tingkat nasional mapn internasional,

18 44 Mask dalam peringkat srvei media (majalah, koran, radio, televisi), Menjadi referensi dari banyak aspek bisnis, serta Lain-lain. Berikt ini adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item reptasi program MM sebagai prioritas tama pemilihan program MM: Gambar 4.6 Pemilihan Item Reptasi Program MM Sebesar 68% dari total 00 responden memilih reptasi program MM yang menjadi referensi dari banyak aspek bisnis sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Reptasi dari banyak penghargaan baik di tingkat nasional mapn internasional dipilih sebanyak 1% dan reptasi dari peringkat srvei media (majalah, koran, radio, ata televisi) sebanyak 11%. Hal ini mennjkkan bahwa program MM yang banyak menjadi referensi dari aspek bisnis lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM.

19 45 Tabel 4.7 merpakan penjabaran dari item-item reptasi berdasarkan tingkat pendidikan: Tabel 4.7 Urtan Prioritas Item-item Reptasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Reptasi S-1 S- Penghargaan 3.85% 15.71% Peringkat Srvey 11.54% 10.00% Referensi Bisnis 64.6% 74.9% Lain-lain 0.00% 0.00% Tabel 4.8 merpakan penjabaran dari item-item reptasi berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.8 Urtan Prioritas Item-item Reptasi Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Reptasi >001 Penghargaan 1.54% 0.77% 6.15% Peringkat Srvey 5.38% 3.08% 3.08% Referensi Bisnis 30.00% 19.3% 15.38% Lain-lain 0.00% 0.00% 0.00% Lokasi Lokasi merpakan salah sat faktor yang jga diperhatikan dalam memtskan memilih sekolah bisnis. Penjabaran dari lokasi yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 4 (empat) item, yait: Dekat dengan kantor, Dekat dengan tempat tinggal, Dekat dengan Segitiga Emas Jakarta, serta Lain-lain.

20 46 Berikt ini adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item lokasi sebagai prioritas tama pemilihan program MM: Gambar 4.7 Pemilihan Item Lokasi Gambar 4.7 mennjkkan bahwa sebanyak 49.50% dari 00 responden memilih lokasi sekolah bisnis yang dekat dengan lokasi kerja sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Responden yang memilih lokasi yang dekat dengan tempat tinggal sebanyak 41.50%. Sementara lokasi yang dekat dengan segitiga emas Jakarta (sekitar Jalan Sdirman, M.H. Thamrin, H.R. Rasna Said, dan Gatot Sbroto) hanya dipilih sebanyak 8.00%. Untk pilihan lain-lain, sebanyak 1.00% responden memilih dekat dengan kantor dan tempat tinggal. Dari data kisioner yang telah diperoleh, dapat disimplkan bahwa lokasi kamps yang berada dekat dengan kantor lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Tabel 4.9 merpakan penjabaran dari item-item lokasi berdasarkan tingkat pendidikan:

21 47 Tabel 4.9 Urtan Prioritas Item-item Lokasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Lokasi S-1 S- Dekat Kantor 5.31% 44.9% Dekat tempat tinggal 38.46% 47.14% Dekat Segitiga Emas Jakarta 7.69% 8.57% Lain-lain 1.54% 0.00% Tabel 4.10 merpakan penjabaran dari item-item lokasi berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.10 Urtan Prioritas Item-item Lokasi Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Lokasi >001 Dekat Kantor 0.77% 16.9% 14.6% Dekat tempat tinggal 0.77% 9.3% 8.46% Dekat Segitiga Emas Jakarta 3.08% 3.08% 1.54% Lain-lain 0.77% 0.77% 0.00% Dosen Penjabaran dari dosen yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 5 (lima) item, yait: Dosen-dosen yang banyak dijadikan referensi dnia saha dan media, Dosen-dosen yang menjadi top exective di persahaannya, Dosen-dosen lar negeri (ekspatriat), Dosen-dosen dari llsan niversitas tertent, serta Lain-lain. Gambar 4.8 adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item dosen sebagai prioritas tama pemilihan program MM:

22 48 Gambar 4.8 Pemilihan Item Dosen Dosen-dosen yang dijadikan referensi dalam dnia saha dan media dipilih sebanyak 6.00% dari total 00 responden, sedangkan dosen-dosen yang menjadi top exective di persahaannya dipilih sebanyak 31.00%, dosen-dosen lar negeri (ekspatriat) dipilih sebanyak.00% dan dosen-dosen dari llsan niversitas tertent dipilih sebanyak 5.00%. Dari data kisioner yang telah diperoleh, dapat disimplkan bahwa dosen-dosen yang dijadikan referensi dalam dnia saha dan media banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Tabel 4.11 merpakan penjabaran dari item-item dosen berdasarkan tingkat pendidikan: Tabel 4.11 Urtan Prioritas Item-item Dosen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Dosen S-1 S- Referensi Dnia Usaha 66.15% 54.9% Top Exective 6.9% 38.57% Ekspatriat.31% 1.43% Llsan Univ. Tertent 4.6% 5.71% Lain-Lain 0.00% 0.00%

23 49 Tabel 4.1 merpakan penjabaran dari item-item dosen berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.1 Urtan Prioritas Item-item Dosen Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Dosen >001 Referensi Dnia Usaha 8.46% 3.08% 14.6% Top Exective 15.38% 4.6% 6.9% Ekspatriat 0.00% 1.54% 0.77% Llsan Univ. Tertent 1.54% 0.77%.31% Lain-Lain 0.00% 0.00% 0.00% Pendekatan antara Akademik ata Praktik Sekolah-sekolah bisnis mengembangkan kriklm yang menggnakan pendekatan baik ntk akademik mapn praktik. Penjabaran dari pendekatan antara akademik dan praktik yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 3 (tiga) item, yait: Lebih menganalisis hasil penelitian dan melakkan penelitian (research method), Lebih menganalisis kass-kass nyata dan role play (case stdy approach seperti Harvard case stdy), serta Lain-lain. Berikt ini adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item pendekatan antara akademik dan praktik sebagai prioritas tama pemilihan program MM:

24 50 Gambar 4.9 Pemilihan Item Pendekatan antara Akademik ata Praktik Dari Gambar 4.9, sebesar 90.50% dari 00 responden memilih metode pembelajaran dengan menggnakan pendekatan yang lebih menganalisis kass-kass bisnis yang pernah terjadi dalam dnia bisnis dan role play, seperti contohnya Harvard case stdy approach. Untk pendekatan yang lebih menganalisis hasil penelitian dan melakkan penelitian (research method), dipilih sebanyak 7%, sedangkan sisanya responden memilih opsi pilihan lain-lain.50%. Untk pilihan lain-lain, pilihan responden antara lain memilih pengalaman bisnis secara keselrhan, simlasi secara langsng, membat kass nyata sendiri berdasarkan pengalaman bisnis ata di kantor, serta seimbang antara teori dan kass nyata. Dari data kisioner yang telah diperoleh, dapat disimplkan bahwa metode pembelajaran dengan pendekatan yang lebih menganalisis kass-kass bisnis yang pernah terjadi dalam dnia bisnis dan role play, seperti contohnya Harvard case stdy approach lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM.

25 51 Tabel 4.13 merpakan penjabaran dari item-item pendekatan antara akademik dan praktik berdasarkan tingkat pendidikan: Tabel 4.13 Urtan Prioritas Item-item Pendekatan antara Akademik dan Praktik Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Pendekatan antara Akademik dan Praktik S-1 S- Research Method 6.9% 7.14% Case Stdy Approach 9.31% 87.14% Lain-lain 0.77% 5.71% Tabel 4.14 merpakan penjabaran dari item-item pendekatan antara akademik dan praktik berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.14 Urtan Prioritas Item-item Pendekatan antara Akademik dan Praktik Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Pendekatan antara Akademik dan Praktik >001 Research Method.31% 3.08% 1.54% Case Stdy Approach 43.08% 6.15% 3.08% Lain-lain 0.00% 0.77% 0.00% Kerja Sama dengan Program MM Lar Negeri Banyak sekolah bisnis yang mengadakan kerja sama dengan niversitas lar negeri, baik dalam bidang kriklm mapn program pertkaran pelajar. Penjabaran dari kerja sama dengan program MM lar negeri yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 3 (tiga) item, yait: Bekerja sama dengan program MM lar negeri yang krang terkenal tetapi memiliki kengglan di bidang yang sesai minat, Bekerja sama dengan program MM yang terkenal namn tidak nggl di bidang yang sesai minat, serta

26 5 Lain-lain. Berikt ini adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item kerja sama dengan program MM lar negeri sebagai prioritas tama pemilihan program MM: Gambar 4.10 Pemilihan Item Kerja Sama dengan Program MM Lar Negeri Gambar 4.10 mennjkkan bahwa sebanyak 74% dari 00 responden memilih sekolah bisnis yang bekerja sama dengan program MM lar negeri yang krang terkenal tetapi memiliki kengglan di bidang yang sesai minat sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Responden yang memilih bekerja sama dengan program MM yang terkenal namn tidak nggl di bidang yang sesai minat yait sebanyak 1.50%. Sementara pilihan lain-lain, sebanyak 4.50% responden memilih bekerja sama dengan program MM yang terkenal dan memiliki nggl di bidang yang sesai minat. Dari hasil kisioner mennjkkan bahwa bekerja sama dengan program MM lar negeri yang krang terkenal

27 53 tetapi memiliki kengglan di bidang yang sesai minat lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Tabel 4.15 merpakan penjabaran dari item-item kerja sama dengan MM lar negeri berdasarkan tingkat pendidikan: Tabel 4.15 Urtan Prioritas Item-item Kerja sama dengan MM Lar Negeri Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Kerja sama dengan MM Lar Negeri S-1 S- Krang terkenal, nggl di bidang sesai minat 79.3% 64.9% Terkenal, nggl di bidang tidak sesai minat 18.46% 7.14% Lain-lain.31% 8.57% Tabel 4.16 merpakan penjabaran dari item-item kerja sama dengan MM lar negeri berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.16 Urtan Prioritas Item-item Kerja sama dengan MM Lar Negeri Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Kerja sama dengan MM Lar Negeri >001 Krang terkenal, nggl di bidang sesai minat 35.38% 5.38% 18.46% Terkenal, nggl di bidang tidak sesai minat 8.46% 3.85% 6.15% Lain-lain 1.54% 0.77% 0.00% Kalitas Llsan Penjabaran dari faktor kalitas llsan yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 4 (empat) item, yait: Kalitas yang nggl pada fngsi bisnis tertent (misal: Harvard dianggap nggl pada strategi dan Wharton pada keangan),

28 54 Kalitas yang nggl pada inovasi dengan pemahaman merata pada selrh fngsi bisnis, Kalitas yang nggl pada karakter dan soft skill dengan pemahaman merata pada inovasi dan fngsi bisnis (misal: pekerja keras, cepat belajar, pantang menyerah, berani memtskan, fleksibel, dll), serta Lain-lain. Gambar 4.11 mennjkkan hasil pemilihan item-item kalitas llsan sebagai prioritas tama pemilihan program MM: Gambar 4.11 Pemilihan Item Kalitas Llsan Sebanyak 50.50% dari total 00 responden memilih kalitas llsan yang nggl pada fngsi bisnis tertent sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Responden yang memilih kalitas llsan yang nggl pada inovasi dengan pemahaman merata pada selrh fngsi bisnis sebanyak 1.00%. Sementara kalitas llsan yang nggl pada

29 55 karakter dan soft skill dengan pemahaman merata pada inovasi dan fngsi bisnis, dipilih sebanyak 8.50%. Dari hasil kisioner mennjkkan bahwa kalitas llsan yang nggl pada fngsi bisnis tertent lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Tabel 4.17 merpakan penjabaran dari item-item kalitas llsan berdasarkan tingkat pendidikan: Tabel 4.17 Urtan Prioritas Item-item Kalitas Llsan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Kalitas Llsan S-1 S- Fngsi Bisnis 49.3% 5.86% Inovasi 5.38% 1.86% Karakter dan Soft Skill 5.38% 34.9% Lain-lain 0.00% 0.00% Tabel 4.18 merpakan penjabaran dari item-item kalitas llsan berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.18 Urtan Prioritas Item-item Lokasi Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Kalitas Llsan >001 Fngsi Bisnis 6.15% 1.31% 10.77% Inovasi 9.3% 5.38% 10.77% Karakter dan Soft Skill 10.00% 1.31% 3.08% Lain-lain 0.00% 0.00% 0.00% Network Penjabaran dari faktor network yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 3 (tiga) item, yait: Network yang memiliki pekerjaan ata pengetahan pada bidang yang sama,

30 56 Network yang memiliki pekerjaan ata pengetahan pada bidang yang berbeda, serta Lain-lain. Gambar 4.1 adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item network sebagai prioritas tama pemilihan program MM: Bidang yang berbeda 55.00% Network Gambar 4.1 Pemilihan Item Network Bidang yang sama 45.00% Untk faktor network ata jaringan teman-teman sekelas, sebanyak 55.00% dari total 00 responden memilih network yang memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Responden yang memilih network yang memiliki latar belakang pekerjaan yang sama sebanyak 45.00%. Dari hasil kisioner mennjkkan bahwa network yang memiliki pekerjaan ata pengetahan pada bidang yang berbeda lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Tabel 4.19 merpakan penjabaran dari item-item network berdasarkan tingkat pendidikan:

31 57 Tabel 4.19 Urtan Prioritas Item-item Network Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Network S-1 S- Bidang yang Sama 44.6% 45.71% Bidang yang berbeda 55.38% 54.9% Tabel 4.0 merpakan penjabaran dari item-item network berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.0 Urtan Prioritas Item-item Network Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Network >001 Bidang yang Sama.31% 11.54% 10.77% Bidang yang berbeda 3.08% 18.46% 13.85% Almni Penjabaran dari faktor almni yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 4 (empat) item, yait: Memiliki almni-almni yang bekerja di persahaan terkenal (BUMN ata Swasta), Memiliki almni-almni yang bekerja di persahaan di lar negeri, Memiliki almni-almni yang menjadi entreprener, serta Lain-lain. Gambar 4.13 adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item almni sebagai prioritas tama pemilihan program MM:

32 58 BUMN/ Swasta 36.50% Almni Persahaan Lar negeri 19.00% Lain lain 1.50% Entreprener 43.00% Gambar 4.13 Pemilihan Item Almni Sebanyak 43% dari total 00 responden memilih sekolah bisnis yang memiliki almni-almni yang menjadi entreprener sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Responden yang memilih memiliki almni-almni yang bekerja di persahaan terkenal (BUMN ata Swasta) sebanyak 36.50%, sementara yang memiliki almni-almni yang bekerja di persahaan di lar negeri, dipilih sebanyak 19.00%. Untk pilihan lain-lain, dipilih responden sebanyak 1.50% yait almnialmni yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan almni-almni yang memiliki daya jang tinggi dalam mengsahakan apapn. Dari hasil kisioner mennjkkan bahwa sekolah bisnis yang memiliki almnialmni yang menjadi entreprener lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Tabel 4.1 merpakan penjabaran dari item-item almni berdasarkan tingkat pendidikan:

33 59 Tabel 4.1 Urtan Prioritas Item-item Almni Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Almni S-1 S- BUMN/Swasta 3.31% 44.9% Persahaan Lar Negeri.31% 1.86% Entreprener 45.38% 38.57% Lain-lain 0.00% 4.9% Tabel 4. merpakan penjabaran dari item-item almni berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4. Urtan Prioritas Item-item Almni Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Almni >001 BUMN/Swasta 13.08% 8.46% 10.77% Persahaan Lar Negeri 11.54% 7.69% 3.08% Entreprener 0.77% 13.85% 10.77% Lain-lain 0.77% 0.00% 1.54% Wakt Perkliahan Penjabaran dari faktor wakt perkliahan yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 4 (empat) item, yait: Jadwal perkliahan setelah jam kerja (senin-jmat), Jadwal perkliahan pada jam kerja (senin-jmat), Jadwal perkliahan pada hari sabt, serta Lain-lain. Gambar 4.14 adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item wakt perkliahan sebagai prioritas tama pemilihan program MM:

34 60 Wakt Perkliahan Jam kerja 1.50% Setelah jam kerja 53.50% Sabt 33.00% Lain lain 1.00% Gambar 4.14 Pemilihan Item Wakt Perkliahan Sebanyak 53.50% dari total 00 responden memilih jadwal perkliahan setelah jam kerja (senin-jmat) sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Responden yang memilih jadwal perkliahan pada hari sabt sebanyak 33.00%, sementara jadwal perkliahan pada jam kerja (senin-jmat), dipilih sebanyak 1.50%. Untk pilihan lain-lain, dipilih responden sebanyak 1.00% yait E-learning serta jadwal perkliahan pada hari jmat (setelah jam kerja) dan sabt (fleksible). Dari hasil kisioner mennjkkan bahwa jadwal perkliahan setelah jam kerja (senin-jmat) lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Di BBS, program MM yang ditawarkan memiliki jadwal perkliahan setelah jam kerja (senin-jmat). Dalam hal ini, BBS telah memenhi kebthan responden penelitian ini. Tabel 4.3 merpakan penjabaran dari item-item wakt perkliahan berdasarkan tingkat pendidikan:

35 61 Tabel 4.3 Urtan Prioritas Item-item Wakt Perkliahan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Wakt Perkliahan S-1 S- Setelah jam kerja 54.6% 51.43% Jam Kerja 6.15% 4.9% Sabt 38.46%.86% Lain-lain 0.77% 1.43% Tabel 4.4 merpakan penjabaran dari item-item wakt perkliahan berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.4 Urtan Prioritas Item-item Lokasi Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Wakt Perkliahan >001 Setelah jam kerja 6.9% 13.85% 13.85% Jam Kerja 3.85%.31% 0.00% Sabt 13.85% 13.85% 10.77% Lain-lain 0.77% 0.00% 0.00% Bahasa Pengantar Dari hasil data kisioner, ditemkan bahwa sebesar 71.54% responden tidak memilih bahasa inggris penting sebagai bahasa pengantar tama dalam proses perkliahan, sedangkan hanya 8.46% yang memilih bahasa inggris sebagai bahasa pengantar tama dalam proses perkliahan. Gambar 4.15 Persentase Bahasa Inggris sebagai Bahasa Pengantar

36 Sekolah Bisnis Pilihan Dilihat dari Gambar 4.16, sebesar 36.9% dari total 130 responden llsan S-1 memilih MM UI sebagai sekolah bisnis pilihan, sedangkan pilihan keda terbanyak dipilih adalah Prasetiya Mlya Bsiness School yang dipilih sebanyak %. Gambar 4.16 Persentase Progam MM Pilihan Promosi Hasil kisoner mennjkkan bahwa promosi yang paling banyak dipilih ntk pemilihan program MM, seperti Tabel 4.5 berikt ini: Tabel 4.5 Penjabaran Item Masing-Masing Bentk Promosi Bentk Promosi Llsan S-1 Llsan S- Teman 90.00% 74.9% Persahaan 36.9% 37.14% Almni 50.00% 64.9% Media Massa 49.3% 61.43% Media Elektronik 43.85% 8.57% Lain-lain 4.6% 8.57%

37 Uji Statistik Dalam rangka mengji apakah ada hbngan yang signifikan antara faktor-faktor prioritas pemilihan program Magister Manajemen (MM) dengan tingkat pendidikan dan kelompok tahn kellsan S-1 responden, maka proyek ini melakkan ji statistik Chi-Sqare. Variabel yang dignakan di dalam srvei adalah reptasi, lokasi, dosen, pendekatan antara akademik dan praktik, kerja sama dengan MM lar negeri, kalitas llsan, network, almni, wakt kliah, dan biaya kliah. Tingkat pendidikan terbagi atas (da), yait S-1 dan S-. Pembagian kelompok S-1 dan S- dimaksdkan ntk mengetahi keptsan llsan Strata-1 yang belm pernah mengambil program MM dan llsan Strata- yang telah menyelesaikan program MM. Kelompok tahn kellsan terbagi atas 3 (tiga), yait , , dan <001. Pembagian kelompok tahn kellsan S-1 dimaksdkan ntk mengetahi keptsan dalam pemilihan program MM berdasarkan kelompok tersebt yang dianggap berpotensi ntk target pasar BBS. Untk it, hipotesis yang dignakan adalah sebagai berikt: 1. H 1a : Terdapat hbngan yang signifikan antara faktor-faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1b : Terdapat hbngan yang signifikan antara faktor-faktor prioritas pemilihan program MM dengan kelompok tahn kellsan S-1.. >, maka H 0 ditolak., maka H 0 diterima.

38 64 3. p < α = 0.05, maka H 0 ditolak. p > α = 0.05, maka H 0 diterima. Di bawah ini akan dijabarkan otpt dari ji Chi-Sqare ntk masing-masing faktor Uji Chi-Sqare ntk Faktor-Faktor Prioritas Pemilihan Program Magister Manajemen berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden Untk mengji apakah ada hbngan yang signifikan antara faktorfaktor prioritas pemilihan program Magister Manajemen (MM) dengan tingkat pendidikan responden, maka dilakkan ji Chi-Sqare. Hipotesis yang dignakan adalah sebagai berikt: H 0a : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara faktor-faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1a : Terdapat hbngan yang signifikan antara faktor-faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Berikt ini penjabaran otpt dari masing-masing faktor: Faktor Reptasi Hipotesis yang dignakan ntk mengji faktor reptasi adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan.

39 65 H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.6 Cross Tablation antara Reptasi dengan Tingkat Pendidikan Responden Faktor Pemilihan Tingkat Pendidikan Total Program MM S1 S Reptasi Non Reptasi Total Catatan: (, N=00) = 0.555, p = (df=1, α=0.05) = Tabel 4.6 mennjkkan ji chi-sqare antara reptasi sebagai faktor pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Secara statistik, nilai = (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=1, α=0.05) = (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.456 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Sedangkan hipotesis yang dignakan ntk mengji item-item pada faktor reptasi adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan.

40 66 H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara item-item reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.7 Cross Tablation antara Item-item Reptasi dengan Tingkat Pendidikan Responden Reptasi Tingkat Pendidikan Total S1 S Penghargaan nasional mapn internasional Peringkat dari srvei 15 7 media Referensi Bisnis Total Catatan: (, N=00) =.156, p = (df=, α=0.05) = Tabel 4.7 mennjkkan ji chi-sqare antara item-item reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai =.156 (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=, α=0.05) = (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.340 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden.

41 67 Faktor Lokasi Hipotesis yang dignakan ntk mengji faktor lokasi adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.8 Cross Tablation antara Lokasi dengan Tingkat Pendidikan Responden Faktor Pemilihan Tingkat Pendidikan Total Program MM S1 S Lokasi Non Lokasi Total Catatan: (, N=00) = 1.955, p = 0.16 (df=1, α=0.05) = Tabel 4.8 mennjkkan ji chi-sqare antara lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=1, α=0.05) = (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.16 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan

42 68 yang signifikan antara lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Sedangkan hipotesis yang dignakan ntk mengji item-item pada faktor lokasi adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara item-item lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Tabel 4.9 Cross Tablation antara Item-item Lokasi dengan Tingkat Pendidikan Responden Lokasi Tingkat Pendidikan Total S1 S Dekat kantor Dekat tempat tinggal Dekat segitiga emas Lain-lain 0 Total Catatan: (4, N=00) =.539, p = (df=3, α=0.05) = Tabel 4.9 mennjkkan ji chi-sqare antara item-item lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai =.539 (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=3, α=0.05) = (pada Tabel Chi-Sqare) dan

43 69 p=0.468 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Faktor Dosen Hipotesis yang dignakan ntk mengji faktor dosen adalah: H 0 : Tidak terdapat hbngan antara dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan antara dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.30 Cross Tablation antara Dosen dengan Tingkat Pendidikan Responden Faktor Pemilihan Tingkat Pendidikan Total Program MM S1 S Dosen 1 3 Non Dosen Total Catatan: (, N=00) = 0.004, p = (df=1, α=0.05) = Tabel 4.30 mennjkkan ji chi-sqare antara dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=1, α=0.05) = (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.951

44 70 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Hipotesis ntk mengji item-item pada faktor dosen adalah: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara item-item dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.31 Cross Tablation antara Item-item Dosen dengan Tingkat Pendidikan Responden Dosen Tingkat Pendidikan Total S1 S Referensi dnia saha Top Exective Ekspatriat Llsan niversitas tertent Total Catatan: (, N=00) = 3.311, p = (df=3, α=0.05) = Tabel 4.31 mennjkkan ji chi-sqare antara item-item dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = (hasil perhitngan) lebih

45 71 kecil dari (df=, α=0.05) = (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.346 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Faktor Pendekatan Akademik dan Praktik Hipotesis yang dignakan ntk mengji faktor pendekatan akademik dan praktik adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara pendekatan akademik dan praktik sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara pendekatan akademik dan praktik yang mempengarhi pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.3 Cross Tablation antara Pendekatan Akademik dan Praktik dengan Tingkat Pendidikan Responden Faktor Pemilihan Tingkat Pendidikan Total Program MM S1 S Pendekatan akademik dan praktik Non pendekatan akademik dan praktik Total Catatan: (, N=00) = 0.178, p = (df=1, α=0.05) = 3.841

46 7 Tabel 4.3 mennjkkan ji chi-sqare antara pendekatan akademik dan praktik sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=1, α=0.05) = (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.673 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara pendekatan akademik dan praktik sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Sedangkan hipotesis yang dignakan ntk mengji item-item pada faktor pendekatan akademik dan praktik adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item pendekatan akademik dan praktik yang mempengarhi pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara item-item pendekatan akademik dan praktik yang mempengarhi pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan.

47 73 Tabel 4.33 Cross Tablation antara Item-item Pendekatan Akademik dan Praktik dengan Tingkat Pendidikan Responden Pendekatan Akademik Tingkat Pendidikan Total dan Praktik S1 S Research method Case stdy approach Research dan case stdy Total Catatan: (, N=00) = 7.608, p = 0.03 (df=, α=0.05) = Tabel 4.33 mennjkkan ji chi-sqare antara item-item pendekatan akademik dan praktik sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = (hasil perhitngan) lebih besar dari (df=, α=0.05) = (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.03 lebih kecil dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik terdapat hbngan yang signifikan antara item-item pendekatan akademik dan praktik sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Faktor MM Lar Negeri Hipotesis yang dignakan ntk mengji faktor kerja sama dengan MM lar negeri adalah sebagai berikt:

48 74 H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.34 Cross Tablation antara Kerja Sama dengan MM Lar Negeri dengan Tingkat Pendidikan Responden Faktor Pemilihan Tingkat Pendidikan Total Program MM S1 S Kerja sama dengan MM lar negeri Non kerja sama dengan MM lar negeri Total Catatan: (, N=00) = 0.61, p = (df=1, α=0.05) = Tabel 4.34 mennjkkan ji chi-sqare antara kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = 0.61 (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=1, α=0.05) = (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.434 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan.

49 75 Sedangkan hipotesis yang dignakan ntk mengji item-item pada faktor kerja sama dengan MM lar negeri adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara item-item kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.35 Cross Tablation antara Item-item Kerja Sama dengan MM Lar Negeri dengan Tingkat Pendidikan Responden Kerja Sama dengan Tingkat Pendidikan Total MM Lar Negeri S1 S MM lar negeri krang terkenal, sesai minat MM lar negeri terkenal, tidak sesai minat MM lar negeri terkenal, sesai minat Total Catatan: (, N=00) = 6.935, p = (df=, α=0.05) = Tabel 4.35 mennjkkan ji chi-sqare antara item-item kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = (hasil perhitngan) lebih besar dari (df=, α=0.05) = 5.991

50 76 (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.031 lebih kecil dari α=0.05, mengindikasikan H 0 ditolak. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik terdapat hbngan yang signifikan antara item-item kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Faktor Kalitas Llsan Hipotesis yang dignakan ntk mengji faktor kalitas llsan adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara kalitas llsan sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara kalitas llsan sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.36 Cross Tablation antara Kalitas Llsan dengan Tingkat Pendidikan Responden Faktor Pemilihan Tingkat Pendidikan Total Program MM S1 S Kalitas llsan Non kalitas llsan Total Catatan: (, N=00) = 3.947, p = (df=1, α=0.05) = 3.841

51 77 Tabel 4.36 mennjkkan ji chi-sqare antara kalitas llsan sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = (hasil perhitngan) lebih besar dari (df=1, α=0.05) = (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.047 lebih kecil dari α=0.05, mengindikasikan H 0 ditolak. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik terdapat hbngan yang signifikan antara kalitas llsan sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Sedangkan hipotesis yang dignakan ntk mengji item-item pada faktor kalitas llsan adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item kalitas llsan sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara item-item kalitas llsan sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.37 Cross Tablation antara Item-item Kalitas Llsan dengan Tingkat Pendidikan Responden Pendekatan Akademik Tingkat Pendidikan Total dan Praktik S1 S Fngsi bisnis Inovasi Karakter dan soft-skill Total Catatan: (, N=00) = 4.784, p = (df=, α=0.05) = 5.991

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berikut ini beberapa kesimpulan dari hasil proyek di Binus Business School (BBS) berdasarkan hasil pengolahan data, antara lain: SWOT a. Kekuatan (Strength) BBS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) Arif Setiawan 1*, Pratomo Setiaji 1 1 Program Stdi Sistem Informasi, Fakltas Teknik, Universitas Mria Kds Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kds 59352 * Email:

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh BAB LANDASAN TEORI. Sejarah Analisis Jalr (Path Analysis) Analisis jalr yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahn 90-an oleh seorang ahli genetika yait Sewall Wright. Teknik analisis

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING Desi Yanti, Sayti Rahman, Rismayanti 3 Jrsan Teknik Informatika Universitas Harapan Medan Jl. HM Jhoni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRIORITAS PEMILIHAN PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNTUK PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN PADA BINUS BUSINESS SCHOOL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRIORITAS PEMILIHAN PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNTUK PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN PADA BINUS BUSINESS SCHOOL ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRIORITAS PEMILIHAN PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNTUK PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN PADA BINUS BUSINESS SCHOOL GROUP FIELD PROJECT HENDRO ADINATA (0800736144) YUANA MARDHIANA (0840000943)

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN / WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN2013 TENTANG PEDOMAN STANDAR KINERJA INDIVIDU PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGA WAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGA WAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGA WAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

PENGARUH BRAND EXTENSION SABUN MANDI LIFEBUOY KE SAMPO LIFEBUOY TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI KONSUMEN DI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGARUH BRAND EXTENSION SABUN MANDI LIFEBUOY KE SAMPO LIFEBUOY TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI KONSUMEN DI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENGARUH BRAND EXTENSION SABUN MANDI LIFEBUOY KE SAMPO LIFEBUOY TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI KONSUMEN DI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Efendi Arlina Nrbaity Lbis Almni FE USU Departemen Manajemen

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH ;' I. ~ tr'. T I BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M000259 Di PT.PAL INDONESIA Oleh : Selfy Atika Sary NRP : 1307 030 053 Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu Jrnal Gradien Vol. No.2 Jli 2005 : 5-55 Model Hidrodinamika Pasang Srt Di Perairan Pla Baai Bengkl Spiyati Jrsan Fisika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan Alam, Universitas Bengkl, Indonesia Diterima

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KONTRAK PEMBELAJARAN (Pedoman Pembelajaran bagi Dosen dan Mahasiswa) Mata Kliah PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK 2 SKS / SEMESTER IV Pengamp / Pembelajar Agng Setya Wardana, STP PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan

Lebih terperinci

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE Vale Added, Vol. 11, No. 1, 015 PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE 1 Moh Yamin Darsyah, Ujang Malana 1, Program Stdi Statistika FMIPA Universitas Mhammadiyah Semarang Email:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Sejarah Analisis Jalr Teknik analisis jalr yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahn 1934, sebenarnya merpakan pengembangan korelasi yang dirai menjadi beberapa interpretasi akibat

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG _ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN

Lebih terperinci

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA Abstrak TBC penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardioaskler

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon

Lebih terperinci

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada BAB TIJAUA PUSTAKA.. Pendahlan Disain prodk merpakan proses pengembangan konsep aal ntk mencapai permintaan dan kebthan dari konsmen. Sat desain prodk ang baik dapat mendorong pengembangan ang skses, dan

Lebih terperinci

Pemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an

Pemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an Pemodelan Matematika Rentang Wakt yang Dibthkan dalam Menghafal Al-Qr an Indah Nrsprianah Tadris Matematika, IAIN Syekh Nrjati Cirebon Email: rizqi.syadida@yahoo.com Abstrak Kegiatan menghafal Al-Qr an

Lebih terperinci

STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR

STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR Ahmad Zbair, Riswal K, Wlandari ABSTRAK Stdi tentang Identifikasi IPAL Komnal dan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT oleh GURITNA NOOR AINATMAJA M SKRIPSI ditlis dan diajkan ntk memenhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM)

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM) MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM) Aditya Eka Mlyono, Smardi 2 Jrsan Teknik Elektro, Fakltas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. memperlukan strategi dari yang membedakan antara sekolah bisnis yang satu

BAB III METODOLOGI. memperlukan strategi dari yang membedakan antara sekolah bisnis yang satu BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tuntutan dunia kerja yang semakin membutuhkan karyawan profesional dan unggul dalam keilmuan, membuat kompetisi antarsekolah bisnis penyelenggarakan program Magister

Lebih terperinci

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN Wiryanto Dewobroto ---------------------------------- Jrsan Teknik Sipil - Universitas elita Harapan, Karawaci FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK ERENCANAAN UJIAN TENGAH SEMESTER ( U T S ) GENA TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan

Lebih terperinci

Santi Aprillia Citra Resmi Tjitjik Rahaju. ABSTRAK Kata kunci: Proses Pemberdayaan, Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin

Santi Aprillia Citra Resmi Tjitjik Rahaju. ABSTRAK Kata kunci: Proses Pemberdayaan, Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin PROSES PEMBERDAYAAN MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI KELUARGA MISKIN PADA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT ANGGREK KELURAHAN KALI RUNGKUT KECAMATAN RUNGKUT SURABAYA POOR FAMILY EMPOWERMENT THROUGH TRAINING

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG _'C.. BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI KEUANGAN DAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN - WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SATUAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN COPULA UNTUK PENYUSUNAN PETA KERAWANAN PUSO TANAMAN PADI DI JAWA TIMUR DENGAN INDIKATOR EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO)

PENDEKATAN COPULA UNTUK PENYUSUNAN PETA KERAWANAN PUSO TANAMAN PADI DI JAWA TIMUR DENGAN INDIKATOR EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO) PENDEKATAN COPULA UNTUK PENYUSUNAN PETA KERAWANAN PUSO TANAMAN PADI DI JAWA TIMUR DENGAN INDIKATOR EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO) Pratnya Paramitha O., Stikno dan Heri Kswanto 3 Mahasiswa Jrsan Statistika,

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 17 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 17 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 17 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENERJMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba

Lebih terperinci

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Makalah Seminar Tgas Akhir Jnanto Prihantoro 1, Trias Andromeda. 2, Iwan Setiawan

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1) tahaean Vol. 4 No. Janari 007 rnal TKNIK SIPIL Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan nergi Syaalddin ) Abstrak Paper ini menyajikan pengerjaan hkm kekekalan energi pada pemodelan

Lebih terperinci

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh . RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata

Lebih terperinci

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN 30 3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN Lat merpakan sat lingkngan yang sangat kompleks baik ditinja dari segi biotik mapn abiotik. Tak terkecali dengan dasar perairan, dasar perairan merpakan sat medim yang

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate

Lebih terperinci

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral Jrnal Ilmiah EKNIK DESAIN MEKANIKA Vol6 No1, Janari 2017 (11-16) Analisa Performasi Kolektor Srya erkonsentrasi Dengan Variasi Jmlah Pipa Absorber Berbentk Spiral I Gsti Ngrah Agng Aryadinata, Made Scipta

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN TENTANG _ t WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG ALOKASI DANA HIBAH UNTUK PENATAAN PERMUKIMAN BANTARAN SUNGAI TERPADU KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

merupakan kabupaten ke dua terbesar di Jawa Timur. Kabupaten Malang berbatasan dengan dua kota madya yaitu Malang dan Batu dan

merupakan kabupaten ke dua terbesar di Jawa Timur. Kabupaten Malang berbatasan dengan dua kota madya yaitu Malang dan Batu dan IPTEK BAGI MASYARAKAT (IBM) USAHA PENGOLAHAN KURMA TOMAT MENGHADAPI PERMASALAHAN INTENSITAS PERUBAHAN CUACA PADA POSDAYA MANALAGI VI DAN VII DUSUN SUMBERMULYO DESA MADIREDO KECAMATAN PUJON Samsl Arifin

Lebih terperinci

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi Jrnal Matematika Integratif ISSN 4-684 Volme No, Oktober 05, pp - 8 Kontrol Optimm pada Model Epidemik SIR dengan Pengarh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi N. Anggriani, A. Spriatna, B. Sbartini, R. Wlantini

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Modl Standar ntk dignakan dalam Perkliahan di Universitas Merc Bana Fakltas Program Stdi Tatap Mka Kode MK Dissn Oleh Ilm Kompter Teknik Informatika 9 Abstract Matakliah Menjadi Dasar

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA Konferensi asional Teknik Sipil 3 (KoTekS 3) Jakarta, 6 7 ei 29 AAISIS KAPASITAS BAOK KOO BAJA BERPEAPAG SIETRIS GADA BERDASARKA SI 3 729 2 DA ETODA EEE HIGGA Aswandy Jrsan Teknik Sipil, Institt Teknologi

Lebih terperinci

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara

Lebih terperinci

Fun Tuesday With NataProperty Tips & Trik Jualan Property: Membangun Hubungan dengan Customer

Fun Tuesday With NataProperty Tips & Trik Jualan Property: Membangun Hubungan dengan Customer Fn Tesday With NataProperty Tips & Trik Jalan Property: Membangn Hbngan dengan Cstomer By Beny Saptro beny@nataproperty.com 25 Oktober 2016 @nataproperty office Tips & Trik Jalan Property: Membangn Hbngan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pembahasan pada bab ini, merpakan pembahasan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori-teori tersebt melipti mata ang, pelak yang berperan, faktor-faktor yang mempengarhi

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN MOTIVASI TERHADAP PERILAKU KEPUTUSAN KEUANGAN PENGUNJUNG DRACO WATERPARK MEDAN

PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN MOTIVASI TERHADAP PERILAKU KEPUTUSAN KEUANGAN PENGUNJUNG DRACO WATERPARK MEDAN 85 KUESIONER PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN MOTIVASI TERHADAP PERILAKU KEPUTUSAN KEUANGAN PENGUNJUNG DRACO WATERPARK MEDAN BAGIAN I: DATA RESPONDEN Wajib diisi* 1.1. Jenis Kelamin* Laki-laki Perempan 1.2.

Lebih terperinci

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M. ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno

Lebih terperinci

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU 1 STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU Alvin Malana, Adi Srjosatyo Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax.

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax. Jl Gegerkalong Hilir, esa Ciwarga, Bandng, Telp/Fax : 0 01 45 8 PEMBORAN / SAMPLING AN VANE SHEAR TEST Standar Acan : ASTM - 145 89 I TUJUAN 1 Untk menyelidiki / mengetahi jenis-jenis lapisan tanah (stratigrafi)

Lebih terperinci

PERATURAN. TAHUN 2O1s TENTANG BUPATI SITUBONDO,

PERATURAN. TAHUN 2O1s TENTANG BUPATI SITUBONDO, BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 0 TAHUN 2O1s TENTANG LAPORAN HARTA KEI(AYAAN BAGI PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH I(ABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa STP (Segmentasi, Target, Positioning) Dalam melakukan manajemen pemasaran diperlukan suatu analisa untuk mengetahui hal hal mengenai segmentasi konsumen, target

Lebih terperinci

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1)

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1) 5 BAB III MTOD LMN HINGGA 3. Tegangan Tegangan adalah gaa per nit area pada sat material sebagai reaksi akibat gaa lar ang dibebankan pada strktr. Pada Gambar 3.. diperlihatkan elemen kbs dalam koordiant

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang pesat serta. penggunaan teknologi modern telah membawa berbagai perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang pesat serta. penggunaan teknologi modern telah membawa berbagai perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang pesat serta penggunaan teknologi modern telah membawa berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat meliputi

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 31 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 31 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 31 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM "DELTA TIRTA'' KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. antara Content, Accuracy, Format, Ease of Use, dan Timeliness dengan Satisfaction

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. antara Content, Accuracy, Format, Ease of Use, dan Timeliness dengan Satisfaction BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ini diawali dengan mengetahui permasalahan objek penelitian yang akan diteliti, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan dan pengaruh antara

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN ^ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BANJARMASIN WALIKOTA BANJARMASIN.

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN _ WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG FORUM KOORDINASI PEJABAT PEMERINTAHAN DAN VERTIKAL DI DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 01 LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika VOTEKNIKA Jrnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika Vol. 4, No. 2, Jli - Desember 2016 ISSN: 2302-3295 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEARSIPAN DI SMK NEGERI 5 PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Rifeldo

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN GAME BULLDOZER BERBASIS ANDROID NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Handy Adriyan

RANCANG BANGUN GAME BULLDOZER BERBASIS ANDROID NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Handy Adriyan RANCANG BANGUN GAME BULLDOZER BERBASIS ANDROID NASKAH PUBLIKASI diajkan oleh Handy Adriyan 10.11.4091 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 015 RANCANG

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSIAS INDONESIA PERANANGAN PENGENDALI MODEL PREDIIVE ONROL (MP) PADA SISEM EA EXANGER DENGAN JENIS KARAKERISIK SELL AND UBE ESIS RIDWAN FARUDIN 76733 FAKULAS EKNIK PROGRAM SUDI EKNIK KONROL INDUSRI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perangkat Lunak Analisis Elemen Hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perangkat Lunak Analisis Elemen Hingga BAB II TIJAUA PUSTAKA. Perangkat Lnak Analisis lemen Hingga lemen hingga adalah idealisasi matematika terhadap sat sistem dengan membagi objek menjadi elemen-elemen diskrit ang kecil dengan bentk ang simpel.

Lebih terperinci

Perbaikan Antarmuka dan Pengembangan Fitur Baru Situs Web Indonesian Future Leaders Chapter Malang menggunakan Framework Affordance-Based Design

Perbaikan Antarmuka dan Pengembangan Fitur Baru Situs Web Indonesian Future Leaders Chapter Malang menggunakan Framework Affordance-Based Design Jrnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilm Kompter e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 2, Febrari 208, hlm. 759-767 http://j-ptiik.b.ac.id Perbai Antarmka dan Pengembangan Fitr Bar Sits Web Indonesian Ftre

Lebih terperinci

Mata Kuliah: Aljabar Linier Dosen Pengampu: Darmadi, S. Si, M. Pd

Mata Kuliah: Aljabar Linier Dosen Pengampu: Darmadi, S. Si, M. Pd . RUANG BERDIMENSI n EUCLIDIS Mata Kliah: Aljabar Linier Dosen Pengamp: Darmadi S. Si M. Pd Dissn oleh: Kelompok Pendidikan Matematika VA. Abdl Fajar Sidiq (8.). Lilies Prwanti (8.76). Ristinawati (8.)

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT MEKANIS BAJA KARBON AKIBAT PEMBEBANAN DINAMIS

ANALISIS SIFAT MEKANIS BAJA KARBON AKIBAT PEMBEBANAN DINAMIS bstrak NISIS SIFT MEKNIS BJ KRBN KIBT EMBEBNN DINMIS hmad Seng rgram Stdi Teknik Mesin Fakltas Teknik, Universitas Khairn Kamps II Unkhair Gambesi Ternate, Telp : 91-311356 Fax : 91-311356 E-mail : ahmadseng@yah.cm,

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O ( ) Panjang sat ektor x di R dan R dinamakan

Lebih terperinci

^/ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

^/ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA V WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 2^TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PIMPINAN DAN ANGGOTA

Lebih terperinci

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT BEBERP IDENTITS PD GENERLISSI BRISN FIBONCCI Sri Melati 1, Mashadi, Msraini M 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika Dosen Jrsan Matematika Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan lam Universitas Ria Kamps

Lebih terperinci

Rekomendasi Pengambilan Mata Kuliah Pilihan Menggunakan Recursive Elimination Algorithm (Relim)

Rekomendasi Pengambilan Mata Kuliah Pilihan Menggunakan Recursive Elimination Algorithm (Relim) Rekomendasi Pengambilan Mata Kliah Pilihan Menggnakan Recrsive Elimination Satrio Prasojo (st.prasojo@gmail.com), Shafiah, ST., MT (fi@telkomniversity.ac.id), Hetti Hidayati, S.Kom., MT (htt@telkomniversity.ac.id),

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini 1 1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resltan dengan menggnakan 3 neraca pegas berikt ini Yang sesai dengan rms vektor gaya resltan secara analitis adalah gambar A. (1), (2) dan (3) D. (1), dan

Lebih terperinci

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13 Volme 7, November 05 ISSN 4-349 KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-3 Edi Trijono Bdisantoso, Sprapto, Stadi Psat Sains Teknologi Akselerator BATAN, Jl.Babarsari Kotak Pos 60 ykbb Jogjakarta 558

Lebih terperinci

MODEL P BACK ORDER DAN ALGORITMA PERMASALAHAN INVENTORI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ONGKOS TRANSPORTASI (FIXED AND VARIABLE COST) PERMINTAAN PROBABILISTIK

MODEL P BACK ORDER DAN ALGORITMA PERMASALAHAN INVENTORI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ONGKOS TRANSPORTASI (FIXED AND VARIABLE COST) PERMINTAAN PROBABILISTIK 158 Model P Bak Order dan Algoritma...(Brhan) MODEL P BACK ODE DAN ALGOITMA PEMASALAHAN INVENTOI DENGAN MEMPETIMBANGKAN ONGKOS TANSPOTASI (FIXED AND VAIABLE COST) PEMINTAAN POBABILISTIK Brhan Jrsan Teknologi

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN _. WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR :;-i TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN PADA DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGIAN 1 I 1. Nama Dosen : Widiawati, S.Kom.,M.Kom 2. Program stdi : Diploma III Keperawatan 3. Kode Mata Kliah : KIK 1076 4. Mata Kliah : Sistem Informasi Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. tinggi yang berkesinambungan, lembaga ini terus berkembang.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. tinggi yang berkesinambungan, lembaga ini terus berkembang. 3.1 Latar Belakang Perusahaan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BINUS UNIVERSITY pada awalnya adalah sebuah lembaga pendidikan komputer jangka pendek yang berdiri pada tanggal 21 Oktober 1974 dengan nama Modern

Lebih terperinci