PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN
|
|
- Dewi Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD 1) 2) Absrak Pemeliharaan mesin merupakan hal yang sanga pening dalam bidang indusri, di PT X yang memproduksi komponen pesawa erbang konsumennya berskala inernasional sehingga harus menjaga repuasi dalam memenuhi perminaan dari konsumen, hal ini harus didukung oleh prasarana yang prima, salah saunya mesin harus erpelihara dengan baik. Mesin yang memproduksi komponen pesawa ersebu salah saunya adalah mesin Cincinnai Milacron dengan salah sau subsisemnya yaiu Spidle 5 Axis A, subsisem ini sering mengalami kerusakan sehingga dibuuhkan Jadwal perawaan opimum unuk mesin ersebu. Dari hasil peneliian diperoleh daa waku anar kerusakan mesin mengikui Disribusi Peluang Johnson SB empa parameer yaiu : γ, δ, λ dan ζ dengan fungsi inensias yang idak konsan sehingga mengikui Non Homogen Poisson Procces (NHPP). Hasil analisis dengan menggunakan Model Prevenive Mainenance yaiu dengan meminimumkan fungsi biaya maka diperoleh waku perawaan opimum subsisem Spidle 5 Axis A adalah 6129 jam kerja aau sekiar 8,5 bulan sekali dan nilai ini lebih kecil dari MTTF sesuai dengan keenuan bahwa waku pemeliharaan mesin harus dilakukan pada saa < MTTF. Biaya yang dikeluarkan unuk perawaan mesin perbulan sebesar Rp ,5 aau dapa menghema sampai dengan 85,86 % Kaa Kunci : Disribusi Peluang Johnson SB, Non Homogen Poisson Procces, Prevenive Mainenanc, MTTF. 1. PENDAHULUAN Dalam kegiaan Indusri pemeliharaan peralaan indusri merupakan hal yang sanga pening, apalagi pada perusahaan indusri yang berskala inernasional, persaingan akan sanga kea dalam memenuhi perminaan pesanan dari pelanggan. PT X merupakan perusahaan yang memproduksi komponen pesawa udara yang berkomimen unuk memenuhi perminaan pelanggan dengan epa waku, maka dukungan kesiapan semua perangka harus diperhaikan salah saunya adalah kesiapan ala-ala produksi yaiu mesin, oleh karena iu pemilihan meoda yang epa, pemilihan model yang epa dan juga biaya yang dikeluarkan harus minimum. Salah sau mesin yang memproduksi komponen ersebu adalah Mesin Cincinnai Milacron dengan salah sau subsisemnya adalah Spidle 5 Axis A dan sebagai caaan di perusahaan ini pemeliharaan mesin dilakukan dengan menggunakan Corecive Mainenance, yaiu subsisem Spidle 5 Axis diperbaiki aau komponennya digani kalau erjadi kerusakan sehingga keika subsisem ersebu rusak mesin Cincinnai akan berheni berproduksi sehingga akan menimbulkan downime sehingga perusahaan akan rugi karena akan kehilamgan keunungan, misal Konferensi Nasional Peneliian Maemaika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 77
2 dalam sau jam produksi bisa menghasilkan dua komponen, maka kalau mesin ersebu berheni selama iga jam karena mesin harus diperbaiki, maka perusahaan akan kehilangan kesempaan unuk memperoleh keunungan dari enam komponen yang seharusnya diperoleh dari iga jam produksi, oleh karena iu perawaan mesin merupakan hal yang sanga pening. Menuru Heizer (2011), kegiaan mainenance merupakan kegiaan pemeliharaan sysem dan peralaan bisa bekerja unuk memenuhi pesanan. Sedangkan menuru Assauri (1999), perawaan adalah kegiaan unuk memelihara aau menjaga fasilias peralaan pabrik dan mengadakan perbaikan aau pengganian yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Dari kedua defenisi di aas dapa disimpulkan bahwa perawaan adalah suau kegiaan yang dilakukan unuk menjaga, memelihara, memperbaiki aaupun menggani fasilias pabrik unuk eap dapa berfungsi sebagaimana mesinya sehingga kegiaan produksi dapa berjalan sesuai rencana sehingga idak mengakibakan erjadinya kendala yang dapa mengakibakan kerugian. Menuru Corder (1992), ujuan dilakukan perawaan adalah : a. Memperpanjang usia mesin dan ala produksi. b. Menjamin keersediaan dan menjaga kesiapan operasional dari seluruh perawaan yang digunakan unuk produksi. c. Menjamin keselamaan orang aau sumber daya manusia yang menggunakan sarana aau mesin-mesin yang ersedia 2. METODE PENELITIAN Terkai dengan perawaan peralaan maka akan berhubungan dengan keandalan aau reliabiliy. Menuru O Connor (1989) keandalan (reliabiliy) suau mesin, komponen aau produk adalah peluang bahwa mesin ersebu, komponen aau produk dapa berfungsi dengan baik sampai dengan waku erenu, sedangkan hubungan reliabiliy dengan mainenance adalah apabila mesin dipakai erus menerus maka akan erjadi penurunan ingka reliabiliy, oleh karena iu diperlukan suau akivias unuk menjaga reliabiliy mesin ersebu yang disebu dengan akifias mainenance. Sedangkan menuru Ireson & Coombs (1988), ada iga periode inensias kerusakan mesin yaiu Burn-in period, Useful life period dan Wear ou period, keiga periode ini membenuk Bahub curve seperi pada Gambar 1. Gambar 1. Bahub curve Konferensi Nasional Peneliian Maemaika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 78
3 a. Fungsi Keandalan aau Reliabilias Menuru Ebeling (1997) fungsi keandalan dinyaakan sebagai beriku : R Pr T dengan R 0, R(0) 1, dan lim R 0. Didefinisikan bahwa : F 1 R Pr T (1) dimana F(0) 0 dan lim F( ) 1 ~ Dengan : f() : peluang kerusakan sisem sebelum waku R() : Fungsi keandalan F() : Fungsi peluang kumulaif dari disribusi kerusakan Benuk disribusi kegagalan digambarkan oleh fungsi densias f() yang didefinisikan sebagai: df dr f() d d (2) b. Waku Raa-raa Hingga Rusak (MTTF) Mean Time To Failure (MTTF). MTTF adalah raa-raa waku suau sisem aau komponen akan beroperasi sampai erjadi kerusakan aau kegagalan unuk perama kali. Maka persamaan Mean Time To Failure (MTTF) adalah MTTF R d (3) 0 c. Fungsi Hazard aau Fungsi Inensias Fungsi hazard aau laju kerusakan adalah banyaknya kerusakan komponen per sauan waku. Dinoasikan dengan h () aau (). Keisimewaan fungsi hazard adalah secara unik dapa menenukan fungsi keandalan, jika : dr 1 f. (4) d R R dr() aau () d R () kemudian persamaan diaas diinegralkan menjadi : 0 R () ( ') d ' dr( ') R ( ') dengan R(0) 1maka : ( ') d ' ln R 0 Konferensi Nasional Peneliian Maemaika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 79
4 aau R exp ( ') d ' (5) 0 Ebeling (1997) d. Uji Kecocokan Benuk Disribusi Peluang Uji ini dilakukan unuk benuk disribusi peluang waku kerusakan mesin aau komponen dengan disribusi peluang erenu yang paling sesuai dengan daa waku kerusakan mesin aau komponen ersebu. menuru O Connor (1989) salah sau uji kecocokan disribusi peluang yang bisa digunakan unuk Daa waku kerusakan dengan langkah-langkah sebagai beriku : Perama enukan benuk disribusinya secara grafis dengan melakukan plo daa waku kerusakan, seelah dikeahui kecenderungan benuk disribusi peluangnya lakukan uji kecocokan disribusi peluang ersebu dengan menggunakan Uji Kormogorov-Smirnov, apabila kecenderungan kurva hasil plo daa mengikui disribusi peluang erenu misalnya disribusi peluang Johnson SB, maka rumusan hipoesis saisiknya adalah seperi beriku : H 0 : Daa waku kerusakan mengikui disribusi peluang Johnson SB H 1 : Daa waku kerusakan idak mengikui disribusi peluang Johnson SB Dengan saisik uji adalah sebagai beriku: Dn sup Fn( x) F( x) x (6) Krieria Uji olak H 0 jika nilai dengan ingka kekeliruan sebesar α. Apabila hasil pengujian hipoesis ernyaa H 0 dierima maka dengan α sebesar 5% maka disribusi peluang waku kerusakan mengikui disribusi Johnson SB dengan fungsi disribusi kumulaif Johnson SB(4 parameer) menuru Ricky (2013) adalah, { ( ) } (7) dengan memisalkan x = γ + δln maka baas bawahnya adalah γ + δln = ln(0) = - = δ. [ ] Konferensi Nasional Peneliian Maemaika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 80
5 Sehingga didapa F(x) sebagai ransformasi dari F() adalah sebagai beriku F(x) = { } (8) F(x) adalah disribusi peluang yaiu disribusi kumilaif normal sehingga dari hasil ersebu dapa disimpulkan bahwa disribusi Johnson SB mengikui pola disibusi peluang kumulaif normal dengan ransformasi γ + δln. Nilai peluang disribusi normal baku dapa kia emukan melalui abel peluang aau menggunakan banuan Microsof Excel dengan cara =normdis. F() =Φ ( ) (9) Menuru Govil (1983) apabila benuk disribusi peluangnya sudah dikeahui lakukan penaksiran parameer dan salah sau meode penaksiran yang cocok digunakan adalah menggunakan meode kemungkinan maksimum (maximum likelihood esimae). Langkah berikunya menuru Ebeling (1997) sebaiknya dilakukan Uji Inensias laju kerusakan mesin ersebu, apakah memiliki laju kerusakan konsan aau idak, kalau konsan berari mengikui Homogen Poisson Process (HPP) kalau idak konsan berari mengikui Non Homogen Poisson Process (NHPP), apabila mengikui NHPP maka enukan fungsi inensiasnya dinyaakan sebagai beriku { ( ) } ( ) (10) Hubungan fungsi hazard dan banyaknya kerusakan elah dijelaskan pada bagian sebelumnya. e. Penenuan Waku perawaan Opimum Perawaan suau mesin sebagai ala produksi merupakan hal yang sanga pening eruama diliha dari fakor ekonomis, karena seringkali biaya-biaya yang erliba selain biaya proses produksi eapi juga biaya yang imbul karena kerusakan mesin yang menyebabkan mesin berheni sehingga kerugian yang diimbulkan cukup besar, sehingga perlu dilakukan pemjadualan unuk perawaan prevenif yang opimum. Unuk menenukan inerval waku perawaan yang opimum dari fungsi biaya urunan perama erhadap variable kemudian disamadengan nol kan, dengan fungsi biayanya menuru Ebeling (1997) adalah sebagai beriku : Konferensi Nasional Peneliian Maemaika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 81
6 T C r C TC () d s T T 0 (11) Dengan, C r = biaya pengganian aau perbaikan C s = biaya akifias perawaan erjadwal (prevenif) T = waku dalam jam anara perawaan prevenif λ() = fungsi inensias dari NHPP Unuk meminimumkan biaya per uni waku, persamaan (11) diaas diurunkan erhadap dan kemudian disamadengankan nol unuk memenuhi syara perlu, yaiu dtc =0 maka akan diperoleh solusi yang opimum, yaiu dt inerval waku perawaan yang opimum. Dengan fungsi inensias seperi pada persamaan (10). 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis daa dan pembahasan dengan menggunakan langkah-langkah seperi dijelaskan pada bagian 2, maka diperoleh hasil perhiungan dan analisis sebagai beriku : Bedasarkan hasil plo daa waku anar kerusakan kecenderungan benuk daa disribusi peluang mengikui disribusi Johnson SB, maka langkah berikunya melakukan uji kecocokan disribusi peluang dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov seperi beriku dengan hipoesis saisiknya seperi beriku : H 0 : Daa waku kerusakan mengikui disribusi Johnson SB H 1 : Daa waku kerusakan idak mengikui disribusi Johnson SB. Dengan menggunakan saisic uji seperi pada persamaan (6), maka diperoleh D n aau disebu juga sebagai D hiung = 0,09977 sedangkan dari able Kolmogorov-Smirnov diperoleh dengan α sebesar 5%. D Tabel = 0,287, maka H 0 dierima, arinya Daa waku kerusakan komponen Spindle pada Mesin Cincinai Milacron jenis A mengikui disribusi Johnson SB dengan empa parameer dan berdasarkan hasil esimasi parameer dengan menggunakan meode kemungkinan maksimum diperoleh : γ = 0, δ = 0, λ = ζ = -538,770 Berdasarkan hasil pengujian fungsi inensias ernyaa idak konsan aau mengikui Non Homogen Poisson Process, dengan fungsi inensias dari disribusi Johnson SB sebagai beriku : Konferensi Nasional Peneliian Maemaika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 82
7 { ( ) } ( ) { ( ) } ( ) Unuk menenukan waku perawaan opimum dibuuhkan biaya penggaian aau perbaikan (Cr) dan biaya perawaan erjadwal (Cp) dari perusahaan yang bersangkuan. Biaya pengganian aau perbaikan dalam peneliian ini adalah biaya unplanned mainenance CINCINNATI MILACRON A Subsisem Spindle unuk sau ahun erahir periode peneliian diperoleh biaya sebesar Rp ,64,-. Biaya perawaan dalam peneliian ini merupakan raa-raa biaya planned mainenance CINCINNATI MILACRON A Subsisem Spindle periode sau ahun erahir peneliian adalah sebesar Rp 0,-. (berdasarkan caaan dari perusahaan X ). Perhiungan ierasi dengan menggunakan pembaasan pada nilai melalui Microsof Excel didapa waku perawaan opimumnya adalah 6129 jam dengan biaya Rp 5.584,4008 per jam aau Rp ,5,- iap kali perawaa, sehingga diusulkan perusahaan melakukan perawaan seiap 8,51 bulan sekali. Tujuan uama penenuan waku perawaan opimum adalah unuk memperbaiki mesin sebelum erjadi kerusakan. Arinya bahwa waku perawaan ersebu harus lebih kecil dari MTTF sehingga perawaan dilakukan sebelum erjadi kerusakan. Maka unuk iu perlu dilakukan pembaasan pada proses ierasi yang awalnya dari 0 < < menjadi 0 < < MTTF. Akan eapi, karena opimum yang didapakan idak melewai baas MTTF maka perawaan opimum dapa dilakukan dalam seiap 8,51 bulan sekali dengan biaya yang harus dikeluarkan sebesar 6129 x Rp ,4008 aau sebesar Rp ,5,- iap kali perawaan. Berdasarkan biaya biaya unplanned mainenance selama sau ahun erahir periode peneliian adalah Rp ,84 aau Rp per bulannya selama periode ersebu. Berari dalam waku 8,51 bulan perusahaan menghabiskan biaya sebesar Rp ,5. Jika dibandingkan dengan biaya yang menggunakan model opimasi sebesar Rp ,5 maka diharapkan dapa mereduksi biaya sebesar Rp ,5 Rp ,5 = Rp aau sekiar 85,86% dari oal biaya unplanned mainenance selama 8,51 bulan jika daa kerusakan yang erjadi sesuai dengan model kerusakan yang erjadi dalam peneliian ini. Konferensi Nasional Peneliian Maemaika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 83
8 4. SIMPULAN Dari hasil analisis dan pembahasan dapa diperoleh simpulan seperi beriku: 1. Benuk disribusi peluang komponen Spindle 5 Axis A dari mesin Cincinnai Milacron berdisribusi Johnson SB empa parameer yaiu : γ, δ, λ dan ζ, dengan ζ dengan fungsi inensias yang idak konsan sehingga mengikui Non Homogen Poisson Procces (NHPP). 2. Hasil analisis dengan menggunakan Model Prevenive Mainenance yaiu dengan meminimumkan fungsi biaya diperoleh waku perawaan subsisem Spidle 5 Axis A, opimumnya adalah = 6129 jam aau 8,51 bulan sekali dan nilai ini lebih kecil dari MTTF sesuai dengan keenuan bahwa waku pemeliharaan mesin harus dilakukan pada saa < MTTF. Biaya yang dikeluarkan unuk perawaan mesin unuk sau kali perawaan sebesar Rp ,5 aau dapa menghema sampai dengan 85,86 % 5. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofyan. (1999). Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi revisi Penerbi LPFE UI Jakara. Ebeling, C.E. (1997). An Inroducion o Reliabiliy and Mainainabiliy Engineering. Singapore : The Mc-Graw Hill Companies,Inc. Govil, A. K., (1983), Reliabiliy Engineering, Taa McGraw-Hill Publishing Company Limied, New Delhi. Heizer, J., Render, B. (2011). Operaion Managemen. Tenh Ediion., New Jersey., Pearson Educaion, Inc. Ireson W. G., Coombs C. F. Jr., (1988). Hanbook of Reliabiliy Engineering and Managemen., New York., McGraw-Hill, Inc. O Connor, P. D. T. (1989). Pracical Reliabiliy Engineering., New York., John Willey & Sons Ricky, Rober Skripsi : Menenukan Waku Perawaan Opimum Submesin Axis Mesin Cincinnai Milacron Tipe D Dengan Pendekaan Disribusi Johnson SB (Sudi Kasus Di PT.DI). Jainangor : Saisika. FMIPA UNPAD hp://erfansumandosimanjunak.blogspo.com/2011/05/manajemen-perawaanrmb-rcm-lcc.hml [10 Sepember 2013] Konferensi Nasional Peneliian Maemaika dan Pembelajarannya II (KNPMP II) 84
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,
Lebih terperinciMenentukan Waktu Perawatan Preventif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacement Model dan Monograph Methode
SEMINAR STATISTIKA FMIPA UNPAD 27 (SNS VI) Menenukan Waku Perawaan Prevenif dan Persediaan dengan menggunakan Age Replacemen Model dan Monograph Mehode Enny Suparini Deparemen Saisika FMIPA UNPAD Bandung
Lebih terperinciKARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP
Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)
hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciPeramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis
JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciPENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING
BIASaisics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 1-7 PENGGUNAAN ORDER STATISTICS DALAM MENENTUKAN SAMPEL PADA EKSPERIMEN LIFE-TESTING Yeny Krisa Frany 1, Budhi Handoko 2 1,2 Deparemen Saisika FMIPA Universias Padjadjaran
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciJTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013,
JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 124-131 PENENTUAN INTERVAL WAKTU OPTIMUM KOMPONEN SLOT SCREEN PADA MESIN PUSHER CENTRIFUGE 0106M301B DI PT PETROKIMIA GRESIK Nicco Dimas Ari Nugroho S1 Pend Teknik Mesin,
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI.. Pemeliharaan dan Perawaan Mainenance (pemeliharaan adalah semua akivias yang berkaian unuk memperahankan peralaan sisem dalam keadaan layak bekerja. Sebuah sisem pemeliharaan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Pengerian Perawaan (Mainenance) Menuru Assauri (999, p95) perawaan merupakan kegiaan unuk memelihara dan menjaga peralaan aau komponen, mengadakan perbaikan, penyesuaian, dan pengganian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciPENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.
PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X
USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri
Lebih terperinciPENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)
B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinci3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu
daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan
Lebih terperinci(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF
Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI
PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciMENENTUKAN INTERVAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN STRIPPING DI PT. ADITAMA RAYA FARMINDO DENGAN METODE AGE REPLACEMENT
MENENTUKAN INTERVAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN STRIPPING DI PT. ADITAMA RAYA FARMINDO DENGAN METODE AGE REPLACEMENT Iksan 1 1 adalah Dosen Fakulas Teknik Indusri Insiu Teknologi Adhi Tama Surabaya
Lebih terperinciBAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF
BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciSekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciUSULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin)
ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.01 Vol.04 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciEstimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepatitis di Kabupaten Jember (Estimating of Survival Function of Hepatitis Virus in Jember)
Jurnal ILMU DASAR Vol. 8 No. 2, Juli 2007 : 135-141 135 Esimasi Fungsi Tahan Hidup Virus Hepaiis di Kabupaen Jember (Esimaing of Survival Funcion of Hepaiis Virus in Jember) Mohamad Faekurohman Saf Pengajar
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina
Lebih terperinciPerbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X
JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciPenduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar
Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.
Lebih terperinciADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI
ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian
Lebih terperinciMetode Regresi Linier
Modul 1 Meode Regresi Linier Prof. DR. Maman Djauhari A PENDAHULUAN nalisis regresi linier, baik yang sederhana maupun yang ganda, elah Anda pelajari dalam maa kuliah Meode Saisika II. Dengan demikian
Lebih terperinciIII METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data
III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI
Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN NUMERIK
BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi
Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinci1.1 Konsep Distribusi
BAB DISTRIBUSI PELUANG DALAM EVALUASI KEANDALAN SISTEM. Konsep Disribusi P ada bab sebelumnya elah beberapa konsep enang disribusi peluang (probabiliy disribuion) seperi probabiliy mass funcion, probabiliy
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*
PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Persediaan (Invenory) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan aau digunakan unuk dijual pada periode mendaang, yang dapa berbenuk bahan baku yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciOleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /
4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.
Lebih terperinciIII. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET
8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC)
PENGUKURAN KINERJA PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI (STUDI KASUS: PT. ROMOS INTI COSMETIC) Dian Reno 1), Anasasia Lidya 2), Linda 3) Jurusan Teknik Indusri Universias Kaolik Widya Mandala Surabaya1,2,3)
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama
Lebih terperinciVARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,
Lebih terperinciVolume 1, Nomor 1, Juni 2007 ISSN
Volume, Nomor, Juni 7 ISSN 978-77 Barekeng, Juni 7 hal6-5 Vol No ANALISIS VARIANS MULTIVARIAT PADA EKSPERIMEN DENGAN RANCANGAN ACAK LENGKAP (Variance Mulivaria Analysis for Experimen wih Complee Random
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)
Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dan barang jadi yang ada dalam sistem produksi pada suatu waktu tertentu. (Elsayed,
BAB II LANDASAN TEORI.1. Persediaan Persediaan didefinisikan sebagai bahan baku, barang dalam proses dan perakian, dan barang jadi yang ada dalam sisem produksi pada suau waku erenu. (Elsayed, 1994, p63).
Lebih terperinci