PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA"

Transkripsi

1 PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA Leopoldus Ricky Sasongko, Lydia Ninuk Rahayu, dan Alberh Roy Koa 3,,3 Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya acana, Salaiga 3 alberhkoa@yahoo.co.id ABSTRAK Indeks harga saham memberikan konribusi pening dalam pengambilan kepuusan invesasi saham. Salah saunya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merupakan indikaor unuk menggambarkan siuasi pasar saham di Indonesia. Teknik peramalan merupakan suau ala yang sering digunakan dalam analisis prediksi IHSG yang paling murah dan mudah dalam hal daa yang digunakan. Makalah ini berujuan menenukan model peramalan pergerakan IHSG pada periode ahun menggunakan meode ARIMA dan apakah model ARIMA unuk IHSG peneliian erdahulu eap eksis dalam memprediksi pergerakan IHSG pada periode ahun Hasil peneliian menunjukkan model ARIMA peneliian sebelumnya masih eap eksis unuk meramalkan pergerakan IHSG pada periode ahun Namun seelah dilakukan kajian lebih lanju diperoleh model ARIMA lainnya yang relaif lebih baik unuk meramalkan daa IHSG pada periode ahun Kaa kunci : invesasi saham, IHSG, eknik peramalan, ARIMA. PENDAHULUAN Fakor pening dalam mengenal dunia invesasi saham adalah suau indikaor yang dinamakan Indeks Harga Saham. Indeks Harga Saham adalah suau indikaor yang menunjukkan pergerakan harga saham []. Pergerakan indeks harga saham berfungsi sebagai indikaor ren pasar (kecenderungan naik, sabil, aau urun keadaan pasar), arinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar saham pada suau saa apakah sedang akif aau lesu []. Ringkasnya, indeks harga saham adalah suau nilai aau indikaor yang menggambarkan keseluruhan kondisi aau keadaan aau siuasi pasar aau suau harga saham. Indeks harga saham memberikan konribusi pening dalam pengambilan kepuusan invesasi saham. Banyak sudi yang elah dilakukan invesor saham dalam sudi enang perilaku aau kondisi aau siuasi suau pasar saham yang digambarkan melalui grafik unuk memprediksi kecenderungan harga di masa mendaang. Hal ersebu dilakukan karena siuasi pasar saham mempunyai hubungan kausalias erhadap pengembalian harga saham individual (harga saham suau perusahaan) []. Saa pasar saham sedang akif, kebanyakan harga saham individual akan naik. Begiu pula sebaliknya, saa pasar saham lesu, kebanyakan harga saham individual akan urun. Sehingga hal ersebu menyebabkan indeks harga saham mempunyai konribusi pening dalam membanu para invesror saham dalam mengambil kepuusan invesasi saham. Di Indonesia, pasar saham berada dalam suau lembaga bernamakan Bursa Efek Indonesia yang disingka BEI. Indikaor yang digunakan unuk menggambarkan siuasi pasar saham di Indonesia adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ada banyak analisis yang dilakukan para invesor saham dalam memprediksi IHSG dan eknik peramalan merupakan suau ala yang sering digunakan dalam analisis prediksi IHSG yang 786

2 paling murah dan mudah dalam hal daa yang digunakan. Teknik peramalan hanya membuuhkan daa lampau yang berada dalam uruan waku aau sering disebu daa ime series iulah sebabnya eknik peramalan merupakan ala yang murah dan mudah. Daa lalu diolah menggunakan berbagai macam eknik guna meramalkan keadaan pasar saham yang ercermin dalam IHSG. Ada banyak macam eknik peramalan yang banyak dilakukan invesor saa ini, seperi meode GARCH (Generalized Auoregressive Condiional Heeroscedasiciy), VAR (Vecor Auoregressive), CAPM (Capial Asse Pricing Model), dan ARIMA (Auoreggressive Inegraed Moving Average). Meode ARIMA memiliki karakerisik yang paling sesuai dengan karakerisik daa pasar saham yang bersifa ime series dan salah saunya adalah daa IHSG []. Ahmad Sadeq dalam esisnya berjudul Analisis Prediksi Indeks Harga Saham Gabungan Dengan Meode Arima memberikan hasil IHSG mempunyai model ARIMA(,,). Daa yang digunakan Ahmad Sadeq merupakan daa penuupan IHSG erhiung januari 006 sampai 8 desember 006. Sesuai dengan perkembangan zaman, IHSG juga akan mengalami perubahan. Apakah daa penuupan IHSG ahun 006 yang elah diolah Ahmad Sadeq hingga diperoleh model ARIMA(,,) masih eap berlaku aau idak. Oleh karena iu, perlu kajian lebih lanju unuk mengeahui apakah model ersebu eap eksis unuk daa ahun berikunya. Peneliian ini akan mencoba membukikan keakuraan meode ARIMA dalam memprediksi pergerakan IHSG pada periode ahun yang berbeda dari beberapa peneliian sebelumnya dengan mengambil daa penuupan IHSG selama ahun mulai anggal sepember 009 sampai 3 agusus 00 (46 daa pengamaan). Bagaimanakah model ARIMA unuk memprediksi IHSG periode harian mulai sepember 009 sampai dengan 3 agusus 00? Apakah model ARIMA unuk IHSG peneliian erdahulu eap eksis dalam memprediksikan IHSG pada ahun sekarang? Tujuan dari peneliian ini berdasarkan perumusan masalah adalah memperoleh model ARIMA unuk memprediksi IHSG periode harian mulai sepember 009 sampai dengan 3 agusus 00 dan mengeahui model ARIMA peneliian sebelumnya apakah eap sama pada ahun sekarang ini. ARIMA (AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE) [] ARIMA merupakan suau meode yang menghasilkan ramalan-ramalan berdasarkan sinesis dari pola daa secara hisoris [3]. ARIMA ini sama sekali mengabaikan variabel independen karena model ini menggunakan nilai sekarang dan nilai-nilai lampau dari variabel dependen unuk menghasilkan peramalan jangka pendek yang akura. Menuru Arsyad meode Box-Jenkins unuk daa runu waku (ime series) yang sasioner adalah ARIMA. ARIMA ini merupakan uji linear yang isimewa. Dalam membua peramalan model ini sama sekali mengabaikan variabel independen karena model ini menggunakan nilai sekarang dan nilai-nilai lampau dari variabel dependen unuk menghasilkan peramalan jangka pendek yang akura. Meode Box-Jenkins hanya dapa dierapkan, menjelaskan, aau mewakili series yang sasioner aau elah dijadikan sasioner melalui proses differencing. Karena series sasioner idak punya unsur rend, maka yang ingin dijelaskan dengan meode ini adalah unsur sisanya, yaiu kesalahan aau error. Kelompok model ime series linier yang ermasuk dalam meode ini anara lain: auoregressive, moving average, auoregressive-moving average, dan auoregressive inegraed moving average. 787

3 . Model Auoregressive Jika series sasioner adalah fungsi linier dari nilai-nilai lampaunya yang beruruan aau nilai sekarang series merupakan raa-raa erimbang nilai-nilai lampaunya bersama dengan kesalahan sekarang, maka persamaan iu dinamakan model auoregressive. Benuk umum model ini adalah [4] : p p e unuk proses auoregressive orde ke-p, Model auoregressive sering disingka AR(p) dengan p menunjukkan orde aau ingka ke-p arinya banyak daa series lampau yang digunakan sebanyak p.. Model Moving Average Jika series sasioner adalah fungsi linier dari nilai-nilai kesalahan daa lampaunya yang beruruan merupakan raa-raa erimbang nilai-nilai kesalahan lampaunya bersama dengan kesalahan sekarang, maka persamaan iu dinamakan model moving average. Benuk umum model ini adalah [4] : e e e qe q unuk moving average orde ke-q. Model moving average sering disingka MA(q) dengan q menunjukkan orde aau ingka keq arinya banyaknya kesalahan daa lampau yang digunakan sebanyak q. 3. Model ARMA (Auoregressive-Moving Average) Merupakan penggabungan model auoregressive dan moving average. Sehingga model ARMA merupakan penjumlahan kedua model AR(p) dan MA(q). Benuk umum model ini adalah [4] : p p e e e qe q unuk auoregressive orde ke-p dan moving average orde ke-q. Model auoregressive-moving average sering disingka ARMA(p,q) dengan p menyaakan banyak daa series lampau yang digunakan sebanyak p dan q menunjukkan banyaknya kesalahan daa lampau yang digunakan sebanyak q. Model Inegraed. Model ime series yang digunakan berdasarkan asumsi bahwa daa ime series ersebu sasioner, arinya raa-raa variansi suau daa ime series konsan. Tapi seperi kia keahui bahwa banyak daa ime series belum enu sasioner, melainkan inegraed. Jika daa ime series inegraed dengan orde disebu d() arinya differencing perama. Jika series iu melalui proses differencing sebanyak d kali dapa djadikan sasioner, maka series iu dikaakan nonsasioner homogen ingka d. 4. Model ARI (Auoregressive Inegraed) ARI adalah model AR(p) dengan nilai series sasioner seelah dilakukan differencing ingka d ( d ). Benuk umum model ini hampir sama dengan AR(p) yaiu [4] : p p e dengan diperoleh dari differencing orde d dari d yaiu. Model ARI dinoasikan ARI(p,d). 5. Model IMA (Inegraed Moving Average) IMA adalah model MA(q) dengan nilai series sasioner seelah dilakukan differencing ingka d ( d )Pada model gabungan ini series sasioner adalah fungsi dari nilai lampaunya sera nilai sekarang dan kesalahan lampaunya. Benuk umum model ini hampir sama dengan MA(q) yaiu [4] : e e e qe q dengan diperoleh dari differencing orde d dari d yaiu. Model IMA dinoasikan IMA(d,q). 6. Model ARIMA (Auoregressive Inegraed Moving Average) ARIMA adalah model ARMA(p,q) dengan nilai series sasioner seelah dilakukan differencing ingka d ( d ). Benuk umum model ini hampir sama dengan ARMA(p,q) yaiu [4] : 788

4 e e e p p q q dengan diperoleh dari differencing orde d dari ARIMA(p,d,q). Keerangan : yaiu = nilai series yang sasioner, d e. Model ARIMA dinoasikan, p = nilai series lampau yang bersangkuan bersesuaian dengan lag,,,, p = parameer aau koefisien model auoregressive,, e e q e, = variabel bebas yang merupakan lag dari residual,,, p = parameer aau koefisien model moving average, e = residual aau kesalahan. METODE PENELITIAN Daa Daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa penuupan IHSG harian dari anggal sepember 009 sampai dengan 3 Agusus 00. Daa ini dapa diperoleh dan diunduh di finance.yahoo.com. Teknik Analisa Daa Analisis daa dilakukan dengan menggunakan meode ARIMA. Sebelum dilakukan perhiungan dengan menggunakan meode ARIMA, erlebih dahulu dilakukan serangkaian uji-uji seperi kesasioneran daa, proses spesifikasi model, dan eknik differencing. langkah I : Uji Kesasioneran Daa Sebagaimana elah dikemukakan bahwa daa yang dianalisis dalam ARIMA adalah daa yang bersifa sasioner. Hal ini dapa diliha dari grafik daa jika daa ersebu sasioner nilai raa-raa dan variansinya relaif konsan dari periode ke periode [5]. Apabila koefisien auocorrelaion berbeda secara signifikan dari 0 (nol) dan mengecil secara perlahan membenuk garis lurus, sedangkan semua koefisien parial auocorrelaion mendekai nol seelah lag perama. Kedua hal ersebu menunjukkan bahwa daa bersifa idak sasioner. Suau series dikaakan sasioner aau menunjukkan kesalahan random adalah jika koefisien auocorrelaion unuk semua lag secara saisik idak berbeda signifikan dari nol aau berbeda dari nol unuk beberapa lag yang didepan [3]. langkah : Teknik Differencing Proses ini dilakukan apabila daa idak sasioner yaiu dengan daa asli ( ) digani dengan perbedaan perama daa asli ersebu unuk orde d aau dirumuskan sebagai beriku unuk conoh differencing orde : d() = [5] dan orde : d() = = +. langkah 3 : Spesifikasi Model ARIMA unuk Penenuan nilai p, d, dan q Proses Auoreggressive Inegraed Moving Average yang dilambangkan dengan ARIMA (p,d,q) dimana : p menunjukkan orde/deraja auoregressive (AR), d adalah ingka proses differencing, dan q menunjukkan orde/deraja moving average (MA). jika dimungkinkan suau series nonsasioner homogen idak ersusun aas kedua proses iu, yaiu proses auoregressive maupun moving average. Jika hanya mengandung proses auoregressive, maka series iu dikaakan mengikui proses Inegraed auoregressive dan dilambangkan ARIMA (p,d,0).semenara yang hanya mengandung proses moving average, seriesnya dikaakan mengikui proses Inegraed moving average dan diuliskan ARIMA(0,d,q). Seelah daa runu waku elah sasioner, langkah berikunya adalah meneapkan model ARIMA (p,d,q) yang sekiranya cocok (enaif), maksudnya meneapkan berapa p, d, dan q. jika 789

5 anpa proses differencing d diberi nilai 0, jika menjadi sasioner seelah firs order differencing d bernilai dan seerusnya. Dalam memilih berapa p dan q dapa dibanu dengan mengamai pola fungsi auocorrelaion dan parial auocorrelaion dari series yang dipelajari, dengan acuan seperi yang erera pada Tabel. di bawah ini. Tabel. Pola Auocorrelaion (ACF) dan Parial Auocorrelaion (PACF) ACF PACF Model ARIMA Menurun secara Menuju nol seelah lag q MA(q) aau IMA(d,q) berahap/bergelombang Menurun secara Menuju nol seelah lag p AR(p) aau ARI(p,d) berahap/bergelombang Menurun secara Menurun secara berahap/bergelombang berahap/bergelombang ARMA(p,q) aau sampai lag q masih berbeda sampai lag p masih berbeda ARIMA(p,d,q) dari 0 dari 0 Dalam prakik pola auocorrelaion dan parial auocorrelaion seringkali idak menyerupai salah sau dari pola yang ada pada abel iu karena adanya variasi sampling. Kesalahan memilih p dan q bukan merupakan masalah, dan akan dimengeri seelah ahap diagnosic checking aau analisa residu. langkah 4 : Esimasi Parameer Model ARIMA Misalkan benuk model enaif elah dieapkan, langkah berikunya adalah menduga parameernya. Langkah ini dibanu dengan sofware R.. 0. langkah 5 : Analisis Residu Harapan dari parameer yang elah diesimasi unuk model peramalan adalah bahwa residu aau kesalahan aau error memenuhi disribusi normal dengan raa-raa dan variansi dari daa residu. Pengujian residu berdisribusi normal mengunakan uji Kolmogorov-Smirnov. langkah 6 : Peramalan (Forecasing) Langkah erakhir adalah menggunakan model yang erbaik unuk peramalan. Jika model erbaik elah dieapkan, model iu siap digunakan unuk peramalan. Perhaikan unuk series homogen nonsasioner, karena yang diperlukan adalah ramalan series asli aau kenyaaannya, maka benuknya harus dikembalikan pada benuk variabel asli. Secara garis besar peneliian dilakukan dengan dibanu program aau sofware saisik yaiu R.. 0. HASIL DAN PEMBAHASAN Sudi Grafik dari Daa IHSG Beriku ini adalah grafik daa IHSG yaiu daa penuupan IHSG harian mulai anggal sepember agusus 00. Gambar. Grafik IHSG Perhaikan Gambar, daa IHSG erliha idak sasioner. Pergerakan IHSG idak erliha pada persekiaran raa-raa yaiu

6 Analisa Daa Uji Kesasioneran Daa Hasil sudi grafik daa IHSG pada Gambar, diperkua dengan pengujian erhadap auocorrelaion (ACF) dan parial auocorrelaion (PACF). Gambar. ACF dan PACF daa IHSG Terliha bahwa ACF (Gambar kiri) berbeda secara signifikan dari nol dan mengecil secara perlahan membenuk seperi angga. Sedangkan semua koefisien parial auocorrelaion mendekai nol seelah lag 0. Hal ersebu menunjukkan bahwa daa IHSG idak sasioner. Oleh karena iu perlu dilakukan eknik differencing. Differencing dilakukan unuk perama kali dengan differencing orde d =. Gambar 3. Daa IHSG Differencing Orde Dari Gambar 3, memberikan gambaran bahwa daa hasil differencing berada pada persekiaran nilai yang relaif konsan yaiu pada nilai raa-raa dan variansi sera sandar deviasi relaif konsan. Selanjunya dengan pengujian ACF dan PACF pada Gambar 4, memberikan gambaran nilai pada seiap lag ACF maupun PACF berada pada inerval confidence limi aau deka dengan 0 sehingga daa seelah differencing bersifa sasioner. Gambar 4. ACF dan PACF daa IHSG Differencing Orde Spesifikasi Model ARIMA Tanpa memperhaikan lag 0 pada Gambar 4, ernyaa hasil dari differencing orde d = memberikan hasil yang hampir sama dengan hasil peneliian Ahmad Sadeq, namun pada hasil peneliian Ahmad Sadeq hanya lag yang berbeda signifikan dengan 0 maka Ahmad Sadeq mengambil kepuusan ARIMA(,,) dengan mengambil lag unuk model. 79

7 Namun kali ini, lag 3 berbeda signifikan erhadap 0 sehingga dengan mengasumsikan lag menuju 0 aau idak berpengaruh erhadap model ARIMA dengan p =, d =, dan q =. Model alernaif perama adalah ARIMA(,,) dengan lag (daa ) yang digunakan dalam model ARIMA(,,). Hal ersebu sediki berenangan dengan Tabel. bahwa model ARIMA(p,d,q) memberikan ACF dan PACF adalah menurun secara berahap/bergelombang sampai lag q dan p masih berbeda dari 0. Sehingga perlu kajian lebih lanju unuk daa differencing orde d =. Gambar 5. Daa IHSG Differencing Orde Gambar 6. ACF dan PACF daa IHSG Differencing Orde Tanpa memperhaikan lag 0 pada Gambar 6, maka diperoleh pada ACF (Gambar 6 kiri) menuju 0 seelah lag dan pada PACF (Gambar 6 kanan) urun secara berahap aau bergelombang sampai lag 5 masih berbeda signifikan dari 0. Sehingga unuk daa differencing orde d = diperoleh model ARIMA(0,,) aau IMA(,) unuk alernaif kedua. Dari hasil pembahasan Spesifikasi Model ARIMA, diperoleh alernaif model yang akan digunakan yaiu ARIMA(,,) dan IMA(,). Pengambilan kepuusan diperhaikan dari hasil pembahasan bagian Analisa Residu. Esimasi Parameer Model ARIMA Dua alernaif yang diperoleh sebelumnya yaiu ARIMA(,,) dan IMA(,) akan diesimasi parameer unuk kedua alernaif model menggunakan sofware R.. 0. md<-arima(ihsg,c(,,)) md<-arima(ihsg,c(0,,)) md md > md Call: arima(x = IHSG, order = c(,, )) Coefficiens: ar ma s.e sigma^ esimaed as 49: log likelihood = -0.84, aic = > md 79

8 Call: arima(x = IHSG, order = c(0,, )) Coefficiens: ma s.e sigma^ esimaed as 53: log likelihood = -09., aic = 4. Jadi unuk masing-masing model alernaif diperoleh persamaan ARIMA(,,) dan IMA(,) yaiu : md : e e, 0,7673 e 0, 700 e dengan. md : e e, e,0000 e e e dengan. Dari hasil esimasi parameer kedua model dikeahui nilai aic md>md, sehingga model md saa ini lebih cocok unuk memodelkan peramalan IHSG dan sediki lebih mudah memodelkannya. Hal ersebu akan lebih didukung saa pembahasan di Analisa Residu. Analisa Residu model md r<-residuals(md) par(mfrow=c(,)) plo(r,ype='o') acf(r) his(r) qqnorm(r);qqline(r) ks.es(r,mean(r),sqr(var(r))) Two-sample Kolmogorov-Smirnov es daa: r and mean(r) D = , p-value = 0.93 alernaive hypohesis: wo-sided model md r<-residuals(md) par(mfrow=c(,));plo(r,ype='o') acf(r) his(r) qqnorm(r);qqline(r) 793

9 ks.es(r,mean(r),sqr(var(r))) Two-sample Kolmogorov-Smirnov es daa: r and mean(r) D = 0.535, p-value = alernaive hypohesis: wo-sided Ljung-Box es sdiag(md) sdiag(md) Unuk hasil kedua es yaiu es Kolmogorov-Smirnov dan Ljung-Box Tes diperoleh bahwa. Unuk model md aau IMA(,) memiliki grafik linear qqnorm relaif lebih lurus daripada md aau ARIMA(,,).. Tes Kolmogorov-Smirnov memberikan p-value md aau IMA(,) lebih besar daripada p-value md aau ARIMA(,,). 3. Sedangkan Ljung-Box Tes memberikan bahwa p-value model md aau ARIMA(,,) relaif lebih baik dari model md aau IMA(,). Dari apa yang diperoleh dari Analisa Residu, model IMA(,) relaif lebih baik dari model ARIMA(,,) unuk meramalkan IHSG. Peramalan Dari hasil Analisa Residu, model IMA(,) menjadi model yang akan digunakan dalam peramalan IHSG naninya. Dengan 38 daa ambahan sampai 9 okober 00, akan dielii apakah IHSG ada pada esimasi inerval dari model IMA(,). Program unuk peramalan diampilkan sebagai beriku : 794

10 prediksi38<-predic(md,n.ahead=38) prediksi38 lines(47:84,prediksi38[[]]-.96*prediksi38[[]],ly=) lines(47:84,prediksi38[[]]+.96*prediksi38[[]],ly=) $pred Time Series: Sar = 47 End = 84 Frequency = [] [9] [37] $se Time Series: Sar = 47 End = 84 Frequency = [] [7] [33] Gambar 7 merupakan gambar daa IHSG diambahkan daa hasil peramalan IHSG menggunakan IMA(,). Gambar 7. Esimasi Tiik dan Inerval Peramalan Menggunakan IMA(,) Unuk ambahan 38 daa IHSG ke depan menggunakan IMA(,) diperoleh gambar seperi beriku Gambar 8. Esimasi Inerval Peramalan Menggunakan IMA(,) besera Daa Tambahan IHSG Sebagai perbandingan dengan model IMA(,) yaiu peramalan menggunakan model ARIMA(,,) dapa diliha pada Gambar 9 dan

11 Gambar 9. Esimasi Tiik dan Inerval Peramalan Menggunakan ARIMA(,,) Gambar 0. Esimasi Inerval Peramalan Menggunakan ARIMA(,,) besera Daa Tambahan IHSG Dapa diambil kesimpulan bahwa peramalan dengan IMA(,) relaif lebih baik daripada dengan ARIMA(,,) unuk meramalkan daa IHSG dengan dikeahui daa anggal sepember 009 sampai 3 agusus 00. Terliha pada gambar 8 dan gambar 0, bahwa 38 daa IHSG hari selanjunya unuk esimasi inerval menggunakan IMA(,) lebih banyak berada di dalam inerval daripada pada esimasi inerval ARIMA(,,) KESIMPULAN Kesimpulan dari peneliian ini adalah bahwa model ARIMA(,,) unuk meramalkan daa IHSG masih eap eksis unuk daa IHSG ahun selanjunya yaiu sejak anggal sepember 009 sampai 3 agusus 00. Namun seelah dilakukan kajian lebih lanju model IMA(,) relaif baik unuk meramalkan daa IHSG dari ahun selanjunya yaiu sejak anggal sepember 009 sampai 3 agusus 00. DAFTAR PUSTAKA [] Muis, Saludin Meramal Pergerakan Harga Saham. ogyakara : Graha Ilmu. [] Sadeq, Ahmad Analisis Prediksi Indeks Harga Saham Gabungan Dengan Meode Arima. Tesis. Program Magiser Manajemen Pascasarjana Universias Diponegoro. [3] Arsyad, Lincolin, 995, Peramalan Bisnis, Ghalia Indonesia, Jakara. [4] Cryer, D. Jonahan Time Series Analysis ih Applicaions in R Second Ediion. USA : Springer. [5] Arionang, Lerbin R., 00, Peramalan Bisnis, Ghalia Indonesia, Jakara. 796

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016) Prosiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-602-622-20-9 hal 935-950 November 206 hp://jurnal.fkip.uns.ac.id PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan) Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 1 Agusus 2009 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Sudi Kasus: PT

Lebih terperinci

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting. METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA (INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY TO CAPTURE

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI 6 00

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function)

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function) DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Sudi Aplikasi Model Inervensi dengan Sep Funcion) S-3 Kismianini dan Dhoriva Urwaul Wusqa Jurusan Pendidikan Maemaika

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA Dalam Memprediksi IHSG

Penerapan Model ARIMA Dalam Memprediksi IHSG Penerapan Model ARIMA Dalam Memprediksi IHSG Bambang Hendrawan Polieknik Baam Parkway Sree, Baam Cenre, Baam 29461, Indonesia e-mail: benks@polibaam.ac.id Absrak: Tujuan peneliian ini adalah unuk mencari

Lebih terperinci

Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk

Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk Peramalan Volume Penjualan Semen di PT.Semen Gresik Persero Tbk Oleh : Dwi Hapsari K (1306 100 015) Dosen Pembimbing : Dra. Karika Firiasari, M.Si 1 Pendahuluan Laar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan

Lebih terperinci

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014 JEKT Model ARIMAX Dan Deeksi GARCH Unuk Peramalan Inflasi Koa Denpasar Tahun 2014 Rukini *) Badan Pusa Saisik Provinsi Bali ABSTRAK pemerinah dalam mengambil kebijakan unuk menjaga sabilias moneer di masa

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA

PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA PENGARUH PANJANG DAN LEBAR DATA DEBIT HISTORIS PADA KINERJA MODEL PEMBANGKITAN DATA DEBIT SUNGAI BRANTAS DENGAN METODE ARIMA Maskur Efendi ), Widandi Soeopo 2), Piojo Tri Juwono 2) ) Mahasiswa Magiser

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 6, No. 3 (27), hal 83 2. MODEL SPACE-TIME DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Ella Kurniawai, Naomi Nessyana

Lebih terperinci

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1

FORECASTING & ARIMA. Dwi Martani. 1/26/2010 Statistik untuk Bisnis 9 1 FORECASTING & ARIMA Dwi Marani /26/200 Saisik unuk Bisnis 9 DERET BERKALA (TIME SERIES) Suau dere berkala merupakan suau himpunan observasi dimana variabel yang digunakan diukur dalam uruan periode waku,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN IndoMS Journal on Saisics Vol., No. (04), Page 7-37 PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN Dinda Ariska Wulandari,

Lebih terperinci

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) ARIMA (Auoregressive Inegraed Moving Average) I. Prinsip Dasar dan Tujuan Analisis. Prinsip Dasar ARIMA sering juga disebu meode runun waku Box-Jenkins. ARIMA sanga baik keepaannya unuk peramalan jangka

Lebih terperinci

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR S - 27 Rukini, Suharono2 2,2 Jurusan Saisika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA TUJUAN SURABAYA BALIKPAPAN DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA TUJUAN SURABAYA BALIKPAPAN DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA TUJUAN SURABAYA BALIKPAPAN DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Joko Ariyadi (308 030 060) Pembimbing : Drs. Brodjol Suijo Suprih Ulama, M.Si Laar Belakang 2 Laar

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika

Lebih terperinci

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network D-378 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (26) 2337-3520 (23-928X Prin) Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Plaform MK di PT X Menggunakan Meode ARIMA, Neural Nework, dan Hibrida ARIMA-Neural

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA Oleh : Liviani Nursia 307030040 Dosen Pembimbing: Dr. Brodjol Suijo S.U, MSi Laar Belakang

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY PENGGUNAAN METODE PERAMALAN DALAM ANALISIS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR DENGAN GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY Hermansah Program Sudi Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu

Penentuan Pelebaran Window Time Optimal Pada Data Deret Waktu 1 Penenuan Pelebaran Window Time Opimal Pada Daa Dere Waku (1) Nursya`bani Hendro Prabowo dan (2) Raden Mohamad Aok Deparemen Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam, Insiu Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT DAN APLIKASINYA UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT DAN APLIKASINYA UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT DAN APLIKASINYA UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Negeri Yogyakara unuk memenuhi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING Nama: Zahroh Aiqoh 05 00 0 Dosen Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes Drs. Sulisiyo, MT Jurusan Maemaika

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA TUMOR JINAK (NEOPLASMA) DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA(0,1,1) TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA TUMOR JINAK (NEOPLASMA) DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA(0,1,1) TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENDERITA TUMOR JINAK (NEOPLASMA) DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA(,1,1) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara Unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan Jurnal Sains Maemaika dan Saisika, Vol. 4, No., Januari 8 ISSN 46-454 prin/issn 65-8663 online Penerapan Model ARCH/GARCH unuk Peramalan Nilai Tukar Peani Ari Pani Desvina, Inggrid Ocaviani Meijer, Jurusan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini diujukan unuk menenukan meode erbaik yang dapa digunakan dalam meramalkan harga ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali. Meode peramalan yang

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732 ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No. Agusus 016 Page 373 Sifa Asimeris Model Prediksi Generalized Auoregressive Condiional Heerocedasiciy (GARCH) dan Sochasic Volailiy Auoregressive

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Forcasing Inflaion Using Muliple Inpu Transfer Funcion Model Novi Adisia, Sri Wahyuningsih, dan Rio Goeanoro 3 Laboraorium Saisika Terapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES

(T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES PROSIDING ISSN : 087-590. Seminar Nasional Saisika November 0 Vol, November 0 (T.9) PENAKSIRAN MODEL GARCH DENGAN METODE BOUNDED M-ESTIMATES Yahya Ubaid ), Budi Nurani R. ), Mulyana K. 3) )Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. : Nesia Brilliana I.P NRP :

Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. : Nesia Brilliana I.P NRP : Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Nama : Nesia Brilliana I.P NRP : 20800023 Jurusan : Maemaika Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M. Kes Pemberian pupuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir BAB III METODE PENELITIAN Peneliian ini diujukan unuk membukikan adanya hubungan dan pengaruh dari nilai ukar Rupiah erhadap Dollar Amerika Serika (exchange rae),

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PREDIKSI OLR-MJO BERBASIS HASIL ANALISIS MODEL STATISTIK BOX-JENKINS (ARIMA)

PENGEMBANGAN MODEL PREDIKSI OLR-MJO BERBASIS HASIL ANALISIS MODEL STATISTIK BOX-JENKINS (ARIMA) Prosiding Seminar Nasional Peneliian, Pendidikan, dan Penerapan MIPA Fakulas MIPA, Universias Negeri Yogyakara, 16 Mei 2009 PENGEMBANGAN MODEL PREDIKSI OLR-MJO BERBASIS HASIL ANALISIS MODEL STATISTIK BOX-JENKINS

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci