KONSTRUKSI FUNGSI µ REGULAR DARI FUNGSI PANHARMONIK BERNILAI KOMPLEKS SKRIPSI. Oleh: SUCI RAHAYU NIM:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSTRUKSI FUNGSI µ REGULAR DARI FUNGSI PANHARMONIK BERNILAI KOMPLEKS SKRIPSI. Oleh: SUCI RAHAYU NIM:"

Transkripsi

1 KONSTRUKSI FUNGSI REGULAR DARI FUNGSI PANHARMONIK BERNILAI KOMPLEKS SKRIPSI Oleh: SUCI RAHAYU NIM: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN MALANG MALANG 009

2 KONSTRUKSI FUNGSI REGULAR DARI FUNGSI PANHARMONIK BERNILAI KOMPLEKS SKRIPSI Diajkan Kepada: Uniersitas Islam Negeri Malang Untk Memenhi Salah Sat Persaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sains S.Si Oleh: SUCI RAHAYU NIM JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN MALANG MALANG 009

3 KONSTRUKSI FUNGSI REGULAR DARI FUNGSI PANHARMONIK BERNILAI KOMPLEKS SKRIPSI Oleh: SUCI RAHAYU NIM Telah Disetji ntk Diji Malang 6 Janari 009 Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Eawati Alisah M.Pd Ahmad Barii M.A NIP NIP Mengetahi Keta Jrsan Matematika Sri Harini M. Si NIP

4 KONSTRUKSI FUNGSI REGULAR DARI FUNGSI PANHARMONIK BERNILAI KOMPLEKS SKRIPSI Oleh: SUCI RAHAYU NIM Telah Dipertahankan di Depan Dewan Pengji Skripsi dan Dinatakan Diterima sebagai Salah Sat Persaratan ntk Memperoleh Gelar Sarjana Sains S.Si Tanggal: 0 Janari 009 Ssnan Dewan Pengji: Tanda Tangan. Pengji Utama : Wah H. Irawan M.Pd NIP: Keta : Sri Harini M.Si NIP: Sekretaris : Eawati Alisah M.Pd NIP: Anggota : Ahmad Barii M.A NIP: Mengetahi dan Mengesahkan Keta Jrsan Matematika Sri Harini M.Si NIP:

5 Kara kecil ini k persembahkan ntk Keda orang tak Bapak Lamidi dan Ib Monah ang tak pernah pts mendo akan anak-anakna. De Mor ang merawatk dari kecil sampai besar memberikan kebahagiaan tersendiri selama ak di rmah. Kakak-kakak k tercinta Mbak Lasmi Mbak Tin Mas Kri ang jga memberikan ang terbaik bat adik. Untk kelarga kakak-kakak k Mas Il Mas Mail Mbak Nana dan keponakan-keponakank Riska Ysf Dira Alifah dan adik bar Dira. Untk sema kelarga lainna ang jga memberikan dorongan dan bantan dalam menelesaikan kliah ini sadara seppk ang senantiasa menjadi teman crhat Mfidah dan sadara-sadara ang lainna. Sahabat terbaikk Rina dan teman-teman kos Gitar Ta Mas Widagdo ang berperan besar dalam menelesaikan skripsi ini. Teman-teman angkatan 004 ang menjadi kelarga selama Sci di Malang Kalian memberikan keceriaan ang akan selal k kenang. Bapak dan Ib kos ang sdah menganggap anak-anak kosna sebagai anakna sendiri serta kelarga. Terima kasih bat semana..

6 ÉÉÉ ÏÏ $$ ÇÇÇ $$ «««$$ ÉÉÉ óó ÎÎ MOTTO SETIAP MENGERJAKAN PERBUATAN BAIK AWALI DENGAN ÉΟŠÏ Ïm 9$ $# Ç Η q 9$ $# «!$ $# ÉΟó ó Î Î0 DAN HIDUP ADALAH PERJUANGAN

7 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saa ang bertanda tangan dibawah ini: Nama : SUCI RAHAYU NIM : Jrsan : Matematika Fakltas : Sains dan Teknologi menatakan dengan sebenarna bahwa skripsi ang saa tlis ini benar-benar merpakan hasil kara saa sendiri bkan merpakan pengambilalihan data tlisan ata pikiran orang lain ang saa aki sebagai hasil tlisan ata pikiran saa sendiri. Apabila di kemdian hari terbkti ata dapat dibktikan skripsi ini hasil jiplakan maka saa bersedia menerima sanksi atas perbatan tersebt. Malang 6 Janari 008 Yang membat pernataan Sci Raha NIM

8 KATA PENGANTAR Assalam alaikm Wr. Wb. Segala pji bagi Allah SWT karena atas rahmat tafiq dan hidaah-na penlis dapat menelesaikan penlisan skripsi sebagai salah sat sarat ntk memperoleh gelar Sarjana Sains dalam bidang Matematika di Fakltas Sains dan Teknologi Uniersitas Islam Negeri Malang. Penlis menadari bahwa banak pihak ang telah berpartisipasi dan membant dalam menelesaikan penlisan skripsi ini. Untk it iringan do a dan capan terima kasih ang sebesar-besarna penlis sampaikan tamana kepada:. Prof. Dr. H. Imam Spraogo selak Rektor Uniersitas Islam Negeri UIN Malang.. Prof. Drs Stiman Bambang Smitro SU D.Sc selak Dekan Fakltas Sains dan Teknologi UIN Malang. 3. Sri Harini M.Si selak Keta Jrsan Matematika Fakltas Sains dan Teknologi UIN Malang. 4. Eawati Alisah M.Pd ang telah bersedia melangkan waktna ntk memberikan bimbingan dan pengarahan selama penlisan skripsi di bidang matematika. 5. Ahmad Barii M.A ang telah bersedia memberikan bimbingan dan pengarahan selama penlisan skripsi di bidang agama. 6. Ari ksmastti M.Si ang bersedia memberikan sedikit waktna ntk membimbing penlis ntk lebih memahami. 7. Segenap dosen pengajar atas ilm ang telah diberikan kepada penlis. 8. Keda orang ta tercinta ang selal mendidik mencintai serta selal menjadi motiator terbaik bagi penlis. 9. Kakak-kakak tercinta ang selal memberikan motiasi dan bersedia memberi bantan selama penlis kliah.

9 0. Segenap kelarga ang senantiasa memberikan do a dan dkngan ang terbaik bagi penlis.. Teman-teman Matematika tertama angkatan 004 beserta sema pihak ang telah membant penelesaian skripsi ini. Dalam pensnan skripsi ini tentna masih terdapat banak kesalahan dan kekrangan sehingga penlis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. Akhirna semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita sema. Amien. Wassalam alaikm Wr. Wb. Malang Janari 009 Penlis

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGAJUAN HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii ABSTRAK... BAB I: PENDAHULUAN.... Latar Belakang.... Rmsan Masalah Tjan Penelitian Batasan Masalah Manfaat Penlisan Metode Penelitian Sistematika Pembahasan... 7 BAB II: KAJIAN TEORI Fngsi Bilangan Kompleks Fngsi Kompleks....4 Differensial....5 Integral Kompleks Persamaan Cach-Riemann Fngsi Bessel Fngsi harmonik Fngsi Panharmonik Fngsi Reglar... 0

11 . Penelesaian persamaan differensial dengan Integral Kontr... 4 BAB III: PEMBAHASAN Definisi Fngsi Reglar Konstrksi Fngsi Reglar Penajian Sifat Integral Kontr Fngsi Reglar BAB IV: PENUTUP Kesimplan Saran DAFTAR PUSTAKA... i

12 ABSTRAK Raha Sci Konstrksi Fngsi Reglar Dari Fngsi Panharmonik Bernilai Kompleks. Skripsi Jrsan Matematika Fakltas Sains dan Teknologi Uniersitas Islam Negeri UIN Malang. Pembimbing: I. Eawati Alisah M.Pd II.Ahmad Barii M.A Kata Knci: Fngsi Kompleks Persamaan Cach-Riemann Fngsi Harmonik Fngsi Panharmonik Fngsi Reglar. Fngsi kompleks merpakan fngsi ang terdiri dari ariabel ang bernilai real dan ariabel ang bernilai imaginer. Sat fngsi kompleks f i jika di deferensialkan didapatkan persamaan Cach- Riemann dan persamaan differensial tersebt jika kita f f differensialkan lagi akan menghasilkan persamaan 0 ang biasa disebt fngsi harmonik. Dalam pasa orang Mslim terdapat tiga tingkatan ait pasana orang awam pasana orang khss dan pasana orang khss lebih dari khss jadi jika didefferensialkan tingkatan tersebt menjadi trnan ketiga. Jika sat fngsi harmonik ang dipermm menghasilkan persamaan dimana konstanta real positif biasa disebt fngsi panharmonik. Jika fngsi panharmonik dipenhi maka selanjtna bisa dibktikan bahwa fngsi tersebt merpakan fngsi reglar apabila memenhi persamaan dan. Konstrksi fngsi reglar dari fngsi panharmonik ang bernilai kompleks mennjkkan bahwa terdapat fngsi reglar ang bagian realna. Dari konstrksi tersebt jga terdapat fngsi reglar ang bagian imaginerna. Selain dengan menggnakan permman Cach-Riemann ntk mengji ke- reglaran sat fngsi panharmonik ang bernilai kompleks jga bisa menggnakan operator L dimana L i ang memenhi persamaan Lf f. Dalam tlisan ini jga dibktikan beberapa penajian sifat integral kontr sat fngsi reglar.

13 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematika merpakan salah sat cabang ilm pengetahan ang banak sekali manfaatna. Demikian jga perkembangan ilm pengetahan dan teknologi ang sangat pesat saat ini tidak lepas dari peran serta ilm matematika. Telah diketahi bahwa banak ahli matematika mencoba mendefinisikan matematika sebagai ilm tentang bilangan dan rang ilm tentang besaran ilm tentang bentk dan lain sebagaina. Definisi ang ada semana benar berdasar sdt pandang tertent. Ciri khas ilm matematika ang tidak dimiliki ilm pengetahan lain adalah merpakan abstraksi dari dnia nata menggnakan bahasa simbol dan mengant pola pikir dedktif. Dalam kehidpan sehari-hari banak masalah ang mncl sebagai jian dalam menjalani kehidpanna tetapi masalah-masalah tersebt memiliki bentk model matematika ang sama. Sehingga dengan mencari penelesaian model matematika tersebt sema masalah tadi dapat terselesaikan. Jika ditinja dari penelesaian sat model matematika kadang-kadang penelesaian model ang sat dapat dignakan ntk menelesaiakan model matematika ang laina. Hal ini berarti bahwa jika sat model matematika ang bisa diselesaikan maka dapat dikonstrksi salah sat bentk penelesaian model matematika ang lainna.

14 4 3 Sesai dengan firman Allah SWT: ãνßγètβ tαt Ρr&ρ t Í É ΨãΒρš ÌÏe±;ãΒ ÍhŠÎ; Ψ9$# ª!$# ]èt7sù Zο Ïn ρzπ Βé& â $ Ζ9$# tβ%. āωî ÏŠÏù #ntg $# $tβρ ÏŠÏù #θà ntf $# $ϑšïù Ä $ Ζ9$# t t/ Νä3ósŠÏ9 Èdsø9$Î/ tgå3ø9$# š Ï%!$# ª!$# γsù óοßγoψ t/ $JŠøót/ àm oψéit6ø9$# ÞΟßγø?!%ỳ $tβ Ï èt/. ÏΒ çνθè?ρé& t Ï%!$# :Þ ÅÀ 4 n<î â!$t±o tβ Ï ôγtƒ ª!$#ρ ÏÏΡøŒÎ*Î/ Èdsø9$# ÏΒ ÏŠÏù #θà ntf $# $ϑï9 #θãζtβ#?λ ÉtGó Β Artina: Mansia it adalah mat ang sat. setelah timbl perselisihan Maka Allah mengts Para Nabi sebagai pemberi peringatan dan Allah menrnkan bersama mereka kitab ang benar ntk memberi keptsan di antara mansia tentang perkara ang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab it melainkan orang ang telah didatangkan kepada mereka Kitab Yait setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan ang nata karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petnjk orang-orang ang beriman kepada kebenaran tentang hal ang mereka perselisihkann it dengan kehendak-na. dan Allah selal memberi petnjk orang ang dikehendaki-na kepada jalan ang lrs. QS Al-Baqoroh 3. Hal tersebt jga terdapat pada QS Alam Nasroh aat 5-6 ang berbni: #Zô ç Îô ãèø9$# ìtβ βî #ô ç Îô ãèø9$# ìtβ βî*sù Artina: Karena Sesngghna sesdah keslitan it ada kemdahan. Sesngghna sesdah keslitan it ada kemdahan. QS Alam Nasroh 5-6. Dari aat diatas ait sesdah keslitan it ada kemdahan mennjkkan bahwa setiap masalah akan ada penelesaianna. Mansia merpakan sekelompok makhlk ang diberikan akal pikiran dan selal diberikan cobaan dalam kehidpanna. Sebagai makhlk ang semprna

15 dan mempnai akal pikiran maka setiap ada permasalahan mansia diharapkan dapat menelesaikan permasalahan ang dihadapina serta membant menelesaikan masalah ang dihadapi oleh mansia lainna ang ada di sekitarna karena telah dijelaskan bahwa Allah mengts Para Nabi sebagai pemberi peringatan dan Allah menrnkan bersama mereka kitab ang benar. Begit jga dalam permasalahan matematika setiap permasalahan akan ada penelesaianna. Dalam matematika ntk setiap permasalahan sdah ada rmsna penelesaianna dan setiap penelesaian ang diselesaikan dengan rms kadang-kadang dapat dignakan ntk menelesaiakan masalah lainna ang masih berhbngan. Fngsi kompleks merpakan fngsi ang terdiri dari ariabel bernilai real dan ariabel ang bernilai khaal ata biasa disebt imaginer. Dalam fngsi reglar fngsi ang dignakan adalah fngsi ang bernilai kompleks ang diselesaikan dengan menggnakan Persamaan Differensial dan Integral. Hal ini disebabkan karena fngsi reglar merpakan sb rang dari fngsi panharmonik ang bernilai kompleks. Jadi dalam mempelajari fngsi reglar terlebih dahl hars paham tentang differensial dan integral fngsi kompleks. Persamaan differensial adalah salah sat persamaan ang sering dignakan dalam pemodelan matematika karena banak hal ang lebih cocok jika diselesaikan dengan menggnakan persamaan differensial. Pengembangan teori fngsi harmonik di rang fngsi bernilai kompleks ang memenhi sarat Cach-Rieman dikenal dengan fngsi

16 analitik ata holomorpik. Sedangankan pengembangan fngsi panharmonik di rang fngsi bernilai kompleks ang memenhi sarat Cach-Riemann ang dipermm dikenal sebagai fngsi analitik sem ata fngsi reglar. Selain adana keterkaitan fngsi harmonik dengan fngsi panharmonik fngsi reglar jga mempnai keterkaitan dengan fngsi analitik. Terdapat kemiripan sarat ang hars dipenhi oleh fngsi analitik dan fngsi reglar. Sarat fngsi analitik ait hars memenhi persamaan Cach-Riemann sedangkan fngsi reglar hars memenhi persamaan Cach-Riemann ang dipermm. Jadi dalam hal ini ada beberapa sifat fngsi analitik ang jga dipenhi sebagai sifat dalam fngsi reglar. Dari permasalahan inilah mncl permasalahan ang akan dikaji lebih lanjt ang berkaitan dengan fngsi reglar dan dalam skripsi ini penlis mengambil tema KONSTRUKSI FUNGSI REGULAR DARI FUNGSI PANHARMONIK BERNILAI KOMPLEKS.. Rmsan Masalah Dalam pembahasan tlisan ini permasalahan ang akan dikaji adalah sebagai berikt:. Bagaimana konstrksi fngsi reglar dari fngsi panharmonik bernilai kompleks.. Bagaimana penajian sifat integral kontr pada fngsi reglar.

17 .3 Tjan Penelitian Sesai dengan rmsan masalah diatas maka tjan dalam penelitian ini adalah sebagai berikt:. Mengetahi konstrksi fngsi reglar dari fngsi panharmonik bernilai kompleks.. Mengetahi penajian sifat integral kontr pada fngsi reglar.4 Batasan Masalah Kajian tentang fngsi reglar sangat las dan dapat direpresentasikan ke berbagai hal serta dapat dioperasikan dengan berbagai sifat operasi akan tetapi dalam tlisan ini penlis hana membahas konstrksi fngsi reglar dari fngsi panharmonik bernilai kompleks secara mm dan penajian sifat integral kontr ntk fngsi reglar dari fngsi panharmonik bernilai kompleks ang secara mm jga..5 Manfaat Penelitian. Bagi peneliti sebagai tambahan wawasan dan pengetahan mengenai fngsi reglar.. Bagi jrsan matematika a. Memberikan sedikit smbangsih ang berpa bahan kajian dan pengembangan matematika mrni sehingga selain dapat menggnakan teori matematika dalam aplikasina ang nata jga dapat mengembangkan ilm matematika it sendiri.

18 b. Sebagai bahan referensi tentang fngsi reglar..6 Metode Penelitian Metode merpakan cara tama ang akan ditemph ntk menemkan jawaban dari sat permasalahan. Metode penelitian ang dignakan dalam penlisan skripsi ini adalah Kajian Kepstakaan dan Pembktian. Pembahasan pada skripsi ini dilakkan dengan:. Mengmplkan data dan mempelajari literatr ang berpa bk-bk makalah dokmentasi notlen catatan harian internet dan lain-lain ang berkaitan dengan masalah penelitian ang akan dignakan dalam mengkonstrksi fngsi reglar dari fngsi panharmonik bernilai kompleks dan penajian sifat integral kontr pada fngsi reglar. Adapn literatr tama ang penlis gnakan berpa jrnal ang berjdl Fngsi Reglar kara Endang Caha M.A. Menentkan pokok permasalahan dari literatr tama berpa cara mengkonstrksi fngsi reglar dari fngsi panharmonik bernilai kompleks dan mengetahi penajian sifat integral kontr pada fngsi reglar. 3. Untk mengkonstrksi sat fngsi reglar dari fngsi panharmonik sat fngsi f i merpakan fngsi kontin ang memenhi persamaan Cach-Riemann. Kemdian fngsi tersebt merpakan fngsi panharmonik dan selanjtna memenhi persamaan

19 Cach-Riemann ang dipermm ata biasa di tlis C-R- dimana persamaan tersebt ait: Selain menggnakan persamaan permman Cach-Riemann seperti persamaan diatas ke- reglaran sat fngsi panharmonik bernilai kompleks dapat pla di bktikan dengan operator Laplace L dimana L i dan Lf f. Dalam fngsi reglar jga berlak fngsi sekawan. 4. Pengjian sifat integral kontr fngsi reglar dilakkan dengan mendefinisikan bagian real dan bagian imaginer masing-masing fngsi reglar dan jga menggnakan operator Laplace..7 Sistematika Pembahasan Agar dalam penlisan dan pembahasan skripsi ini sistematis dan mdah ntk dipahami maka pembahasanna dissn menjadi empat bab sebagai berikt: BAB I: Pendahlan ang berisi latar belakang rmsan masalah tjan penelitian batasan masalah manfaat penelitian metode penelitian dan sistematika pembahasan.

20 BAB II: Kajian pstaka ang berisi teori-teori ang mendkng terhadap rmsan masalah penelitian. BAB III: Pambahasan ang berisi lasan tentang jawaban dari rmsan masalah. BAB IV: Pentp berisi kesimplan dan saran.

21 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori ang dignakan sebagai acan dalam menelesaiakan permasalahan pada bab selanjtna serta ang berkaitan dengan pokok permasalahan ang dibahas.. Fngsi Terdapat sembarang da himpnan ang tidak kosong A dan B. fngsi f dari himpnan A ke himpnan B adalah atran pengawanan setiap elemen A dengan tepat sat elemen B. Elemen ini biasana dinatakan dengan f ang dinamakan nilai fngsi f di ata baangan oleh fngsi f. Himpnan A dinamakan daerah definisi dan B daerah hasil ata daerah nilai fngsi f. Himpnan f A { B : f A} dinamakan jangkaan fngsi f jadi f A B. Jika fa sat himpnan sejati dari B maka f dinamakan fngsi dari A kedalam B. Jika fa fb maka f dinamakan fngsi dari A kepada B. Perl diingat fngsi adalah sat pengawanan secara tnggal artina setiap didalam daerah definisi dikawankan dengan tepat sat elemen didalam daerah hasil. Ini tidak berarti bahwa setiap didalam daerah hasil menjadi kawan sat elemen didalam daerah definisi. Mngkin elemen it mempnai kawan lebih dari sat elemen tetapi mngkin jga tidak berkawankan sat elemen pn didalam daerah definisi. Jika digambarkan dengan diagram panah ait:

22 4 A B f Dalam diagram panah tersebt diatas A adalah himpnan asal dan B adalah himpnan kawan ata daerah hasil. Relasi ata hbngan antara mansia ang sat dengan ang lainna dapat digambarkan seperti: Mansia Mansia Tali agama sesai dengan firman Allah dalam srat Ali- imran aat 03 ait: [!# ôãr& Λä Ζä. øœî öνä3ø ntæ«!$# Mϑ èïρ#ρãä.øœ$#ρ #θè% s? Ÿωρ $Yè Ïϑ_«!$# È ö7pt #θßϑåátgôã$#ρ Í $ Ζ9$# ÏiΒ ;οtø ãm $ 4 n?tã Λä Ζä.ρ $ZΡ θ Î ÿ ÏÏFΚ èïζî/ Λä óst7ô¹r'sù öνä3î/θèè% t t/ # 9r'sù tβρß tgöκse /ä3ªès9 ÏÏG tƒ# öνä3s9ª!$# ß Îi t6ãƒ7ï9. 3 $pκ ]ÏiΒΝä. sρr'sù Artina:Dan berpeganglah kam semana kepada tali agama Allah dan janganlah kam bercerai berai dan ingatlah akan nikmat Allah kepadam ketika kam dahl masa Jahiliah bermsh-mshan Maka Allah mempersatkan hatim lal menjadilah kam karena nikmat Allah orang-orang ang bersadara; dan kam telah berada di tepi jrang neraka lal Allah menelamatkan kam dari padana. Demikianlah Allah menerangkan aat-aat-na kepadam agar kam mendapat petnjk. QS Ali- imran 03 Aat tersebt menjelaskan bahwa setiap mansia mempnai sat hbngan dengan mansia ang lainna. Sesai dengan aat sebelmna dijelaskan bahwa mansia hidp di dnia akan menghadapi berbagai rintangan

23 dan masalah ntk lebih mengatkan mansia it agar bisa bertahan. Untk menelesaikan masalah tersebt dibthkan seseorang ang diharapkan bisa mengrangi beban tersebt ata bahkan bisa membant menelesaiaknna. Jadi dalam hal ini terdapat hbngan ang sangat erat antara mansia sat dengan mansia ang lainna. Dan ntk menjaga hbngan tersebt diperlkan sat tali sebagai pengikat ang dapat mempererat dsaling menjaga. Dan tali tersebt adalah agama ata kepercaaan ang di akinina.. Bilangan Kompleks Bilangan kompleks dinatakan dalam bentk: i dimana dan adalah bilangan riil dan i adalah satan khaal imaginer nit sedemikian sehingga i. Jika i maka dinamakan bagian riil dari dan dinamakan bagian khaal dari dan bertrt-trt dinatakan dengan Re { } dan Im { }. Lambang ang dapat ditempatkan ntk sesat dari himpnan bilangan kompleks dinamakan pebah kompleks. Jadi bilangan kompleks adalah bilangan ang berbentk i dengan dan bilangan real dan i Operasi-operasi dasar bilangan kompleks ait:. Penjmlahan a bi c di a bi c di a c b d i

24 . Pengrangan a bi c di a bi c di 3. Perkalian a c b d i a bi c di ac adi bci bdi 4. Pembagian ac bd ad bc i a bi a bi c di c di c di c di ac adi bci bdi c d i ac bd bc ad i c d ac bd bc ad i c d c d Da bilangan kompleks i dan a ib dikatakan sama jika dan hana jika a dan b. Kita dapat memandang bilangan riil sebagai bagian dari himpnan bilangan komplek dengan 0. Jadi bilangan kompleks 0 0i dan 3 0i bertrt-trt menatakan bilangan 0 dan -3. Jika 0 maka bilangan kompleks 0 i ata i dinamakan bilangan khaal sejati. Kompleks sekawan ata disingkat kawan dari sat bilangan kompleks i adalah bilangan i. Kompleks sekawan sat bilangan kompleks seringkali dinatakan dengan ata *. Selain disebt sebagai sekawan jga biasa disebt sebagai konjgat. Sifat-sifat operasi konjgat ait:

25 / / Re Im i Im Re.3 Fngsi Kompleks Diberikan D sat sb himpnan bilangan kompleks C. Jika menatakan sembarang titik didalam D jadi menatakan bilangan kompleks dalam D. Maka danamakan sat ariabel kompleks. Untk D maka nilai fngsi f adalah bilangan kompleks. Fngsi ang bernilaikan bilangan kompleks disebt fngsi bernilai kompleks ata disingkat fngsi kompleks. Jika diberikan fngsi bernilai kompleks dari ariabel kompleks f maka f i dengan dan fngsi bernilai real dari ariabel real dan. Fngsi dan bertrt-trt dinamakan bagian real dan bagian imajiner dari fngsi f.4 Fngsi Kontin Misalkan f terdefinisi dan bernilai tnggal dalam sat lingkngan dari 0 dan pada 0. f kontin di sat titik 0 jika memenhi: a lim f l ada 0 b f 0 ada ait f terdefinisi di 0 c f l 0

26 Sat fngsi f dikatakan kontin pada sat daerah jika fngsi tersebt kontin di sema titik pada daerah tersebt.5 Differensial Misalkan d sat pertambahan ang diberikan ntk. maka w f f dinamakan pertambahan dalam w f. Jika f kontin dan memiliki trnan pertama ang kontin dalam sat daerah maka dimana 0 ntk 0 ' ' w f f d. Bentk ' dw f d dinamakan differensial dari w ata f ata bagian tama dari w. Perhatikan d bahwa secara mm w dw. Kita menamakan d sebagai differensial dari. Biasa ditliskan dw d ' f lim f f w lim 0 0 Ini menegaskan bahwa d dan dw bkan limit dari dan w bilamana 0 karena limit ini adalah nol sedangkan d dan dw tidak perl nol. Sebagai pengganti jika diberikan d maka kita menentkan dw dari ' dw f d ait dw adalah sat pebah tak bebas ang ditentkan dari pebah tak bebas d ntk sat ang diberikan.

27 Sangat bergna sekali ntk menganggap d d sebagai sat operator ' ang bilamana bekerja pada w f akan memberikan dw d f. Jika C konstanta kompleks dan f ' dan g ' ada maka berlak rms-rms berikt: d. c 0 d d d d d. [ cf ] c [ f ] d d d d d d 3. [ f ± g ] [ f ] ± [ g ] d d 4. [ f g ] f ' g f g' 5. d d f g g f ' [ g ] f 0g' ntk g 0..6 Integral kompleks Definisi: Untk fngsi kompleks dari ariabel real f i dengan didefinisikan d d f i d Integral kompleks diras kiri pada persamaan diatas telah didefinisikan dengan baik sebab kita telah mengenal definisi keda integral fngsi real diras kanan. Jika dan kontin sepotong-sepotong pada [] maka keda integral diras kanan pada persamaan diatas ada demikian jga integral diras kiri. Tentang integral pada persamaan diatas berlak sifat-sifat sebagai berikt.

28 . Re f d Re f d. Im f d Im f d 3. { g } f d f d g d 4. k f d kf d dimana k adalah konstanta 5. f d f d a 6. f d f d f d 7. f d f d a b a.7 Persamaan Cach Riemann Dalam pembahasan fngsi reglar sarat ang sangat perl sebelm pembktian adalah fngsi tersebt harslah memenhi sifat Cach-Riemann ang dipermm ata biasa ditliskan C-R-. Sat sarat perl agar w f i analitik dalam sat daerah R adalah dan memenhi persamaan Cach Riemann Jika trnan parsial dalam persamaan diatas kontin dalam R maka persamaan Cach Rieman adalah sarat ckp agar f analitik dalam R. Fngsi dan sering kali dinamakan fngsi sekawan jika salah sat dari padana di berikan maka kita dapat menentkan ang lainna

29 terlepas dari sat konstanta penjmlahan sembarang sehingga i f analitik..8 Fngsi Bessel Persamaan differensial λ 0 d d d d dikenal sebagai persamaan Bessel berorde ν dengan parameter real λ. Persamaan bessel ini memiliki penelesaian berbentk Untk ν n Z dan t λ dengan d t aj n t bj n t t J n J t n k 0 k t n k k! n k ang selanjtna fngsi ini disebt fngsi Bessel jenis pertama berorde n. Jika ntk kass λ i pada persamaan ang pertama maka persamaanna menjadi d d 0 d d ang selanjtna dikenal sebagai persamaan Bessel ang dimodifikasi jenis pertama berorde ν. Penelesaian persamaan keda dapat diperoleh dari penelesaian persamaan pertama ait dengan mensbsitsikan λ i. Untk ν n Z penelesaian persamaan keda mempnai bentk

30 d ai n bi n I n dengan I i n n k 0 J i n t n k k! n k n 4 n!! n! n n Fngsi I n dikenal sebagai fngsi Bessel jenis pertama ang dimodifikasi. Fngsi ini biasa jga ditlis sebagai dengan I n Ψn n! Ψn... n. n n Jika n 0 maka diperoleh I Ψ 0 0 n 4.9 Fngsi Harmonik Di berikan fngsi f i ang analitik pada domain D. Jadi dalam D berlak persamaan Cach Riemann. dan Karena sema deriatif parsial kontin pada D maka berlak pada D. Dengan mendefinisikan persamaan Cach Riemann ang pertama ke dan

31 ang keda ke kemdian dijmlahkan maka di peroleh: 0 berlak di selrh D dengan cara ang serpa di peroleh jga 0 ntk sema D. Jadi jika f analitik pada D maka dan dalam D memenhi persamaan differensial Laplace dalam da dimensi φ φ 0 Fngsi real dari da ariabel real ang mempnai deriatif parsial pertama dan keda ang kontin persamaan differensial Laplace dalam sat domain dinamakan fngsi harmonik pada domain it. Jadi dan dimana f i analitik pada sat domain maka mereka harmonik dalam domain it..0 Fngsi Panharmonik Persamaan differensial di mana sebah konstanta real positif di sebt persamaan Ykawa. Sebah fngsi C ang memenhi persamaan Ykawa di sebt fngsi panharmonik. Sat fngsi kompleks bisa dikatakan fngsi panharmonik jika fngsi tersebt memenhi persamaan Cach-Riemann. Jadi dalam membktikan fngsi tersebt termask fngsi panharmonik hars dibktikan terlebih dahl bahwa fngsi tersebt memenhi persamaan Cach-Riemann.

32 Teorema: Misalkan i f fngsi bernilai kompleks di Ω C. Fngsi f panharmonik jika dan hana jika dan masing-masing fngsi panharmonik. Bkti Misalkan i f panharmonik pada Ω maka: f i i i i i f f Jadi dari persamaan diatas dapat disimplkan bahwa dan jga merpakan fngsi panharmonik karena masing-masing dan panharmonik. Teorema: Misalkan f fngsi panharmonik bernilai kompleks dan c sat konstanta kompleks. Maka cf jga panharmonik. Bkti Misalkan i f dimana masing-masing fngsi panharmonik bernilai real dan misalkan pla C c dimana ib a c. pandang bahwa b a i b a cf h

33 Maka b a i b a h b a i b a h Jadi diperoleh cf h h Teorema Misalkan f fngsi panharmonik bernilai kompleks maka ' f jga fngsi panharmonik. Bkti Misalkan i i i f h Maka i i peroleh kita Jadi h i h h

34 . Fngsi Reglar Pada awalna pendefinisian fngsi ν reglar pada fngsi bernilai kompleks f i bila berlak Lf f dimana operator L i dan ν bilangan kompleks. Tetapi pada akhirna Dffin tidak lagi menggnakan bilangan kompleks ν melainkan menggnakan bilangan real dan istilah ang dignakan reglar kanan dan reglar kiri. Bila ν bilangan positif maka f ang memenhi Lf f disebt reglar kanan dan jika ν maka disebt reglar kiri. Dengan sarat kereglaran kanan Lf f ini bersesaian dengan persamaan Cach-Riemann ang dipermm Maka f di sebt fngsi reglar. Jadi fngsi reglar adalah fngsi ang memenhi persamaan Permman Cach-Riemann ait: Dalam Colton fngsi ini di sebt jga fngsi analitik sem psedo analitic dan dapat di tnjnkkan bahwa fngsi f dan masing-masing fngsi panharmonik.

35 Untk pengjian ke reglaran sat fngsi bernilai kompleks f di C dapat di gnakan Lf f dimana L i. Dalam firman Allah srat Al-Insiqaaq aat 9 ait: 9t7sÛ tã $ t7sû ã. tis9 Artina: Sesngghna kam melali tingkat demi tingkat. QS Al-Insiqaaq 9 Imam Al-Ghaali dalam kitab Iha' Ulmddin membagi pasa dalam tiga tingkatan ait:. Pasana Orang Awam Pasana orang awam adalah pasa ang hana menahan pert dari makan dan minm dan kemalan dari mempertrtkan sahwat. Raslllah Saw bersabda: آ م من ص ا ي م ل ي س ل ه م ن ص و م ه إلا ال ج و ش وال ع ط ع Artina: "Berapa banak orang ang berpasa namn tidak didapatkan dari pasana it kecali has dan lapar." Imam Al-Ghaali berkata : "Berapa banak orang ang berpasa namn ia tidak mendapatkan dari pasana it selain lapar dan has. Sebab hakikat pasa it adalah menahan hawa nafs bkanlah sekedar menahan lapar dan has. Boleh jadi orang tersebt memandang ang haram menggnjing dan berdsta. Maka ang demikian it membatalkan hakikat pasa." Para Ulama berkata: "Betapa banak orang ang berpasa padahal ia berbka tidak berpasa dan betapa banak orang ang berbka padahal ia berpasa." Yang dimaksd dengan orang ang berbka tetapi berpasa ialah menjaga anggota tbhna dari perbatan dosa sementara ia tetap makan dan minm.

36 Sedangkan ang dimaksd dengan berpasa tapi berbka ialah ang melaparkan pertna sementara ia melepaskan kendali bagi anggota tbh ang lain.. Pasana Orang Khss Yait pasana orang-orang sholeh ang selain menahan pert dan kemalan jga menahan sema anggota badan dari berbagai dosa kesemprnaanna ada 7 perkara ait: a. Menndkkan pandangan dan menahanna dari memandang hal ang dicela dan dibenci kesetiap hal ang dapat menibkkan diri dari mengingat Allah Swt. b. Menjaga lisan dari membal dsta ghibah perkataan kasar pertengkaran perdebatan dan mengendalikanna dengan diam menibkkan dengan dikrllah dan membaca Al-qr'an. c. Menahan pendengaran dari mendengarkan setiap hal ang dibenci makrh karena setiap hal ang diharamkan perkataanna diharamkan pla mendengarna. d. Menahan berbagai anggota badan lainna dari berbagai dosa seperti tangan kaki dari hal-hal ang dibenci menahan pert dari memakan makanan ang sbhat meragkan pada saat tidak pasa berbka. e. Tidak memperbanak makanan ang halal pada saat berbka sampai penh pertna karena tidak ada wadah ang dibenci oleh Allah kecali pert ang penh dengan makanan halal. Bagaimana pasana bisa bermanfaat ntk menndkkan mshna setan dan mengalahkan

37 sahwatna jika orang ang berpasa pada saat berbka melahap berbagi makanan sebagai pengganti makanan ang tidak dibolehkan memakanna pada siang hari. Bahkan menjadi tradisi menimpan dan mengmplkan makanan sebagai persiapan pada saat berbka padahal makanan ang tersimpan it melebihi kapasitas pert kita bahkan mngkin bisa ntk makanan sat mingg. f. Mengrangi Tidr. Banak orang ang termakan oleh hadist dhaif lemah "Bahwa tidrna orang berpasa adalah ibadah" padahal telah menjadi kebiasaan Raslllah Saw "Apabila blan Ramadhan tiba belia melipat alas tidrna mengrangi tidr mengetatkan sarngna akni bersngghsnggh dalam ibadah serta mengajak kelargana berbat seperti it pla". g. Cemas dan harap. Hendaklah hatina dalam keadaan "tergantng" dan "tergncang" antara cemas dan harap karena tidak tah apakah pasana diterima dan termask golongan ang Mqorrobin ata ditolak sehingga termask orang ang dimrkai oleh Allah Swt. Hendaklah hatina selal dalam keadaan demikian setiap selesai melakkan kebaikan. Hadisthadist Raslllah Saw "Pasa adalah perisai tabir penghalang dari perbatan dosa. Maka apabila seseorang dari kam sedang berpasa janganlah ia mengcapkan sesat ang keji dan janganlah ia berbat jahil." HR Bkhari-Mslim. Lima hal ang dapat menggnjing orang membatalkan pasa: berkata dsta ghibah memfitnah smpah dsta dan memandang dengan sahwat.

38 "Barang siapa ang tidak dapat meninggalkan perkataan kotor dan dsta selama berpasa maka Allah Swt tidak berhajat kepada pasana." HR Bkhari "Orang ang menggnjing dan mendengarkan gnjingan kedana bersekt dalam perbatan dosa." HR Ath-Thabrani. 3. Pasana Orang Khss Lebih dari Khss Yait pasa hati dari berbagai keinginan ang rendah dan pikiranpikiran ang tidak berharga jga menjaga hati dari selain Allah secara total. Pasa ini akan menjadi "batal" karena pikiran selain Allah pikiran tentang dnia. Ini adalah pasana para Nabi dan Rasl Allah Swt. Telah diketahi bahwa dalam pasa terdapat beberapa tingkatan. Jika kita aplikasikan dalam fngsi reglar dimana adalah konstanta real positif sehingga nilai dari adalah bilangan real positif. Pasa merpakan sat kewajiban bagi mat mslim diwakt Ramadhan dan telah dijelaskan sebelmna bahwa dalam pasa tersebt ada beberapa tingkatan walapn terkesan bahwa pada tingkatan ang pertama tersebt krang baik dan termask rendah akan tetapi kita tetap mendapat pahala karena kita sdah melaksanakan kewajiban kita ait menjalankan pasa pada wakt blan Ramadhan. Jadi dalam hal tingkatan pasa tersebt termask tingkatan ang positif walapn belm tent diketahi berapa banak pahala ang akan kita dapatkan begit jga dengan reglar berapapn nilai dari tetapi nilaina tetap merpakan konstanta real positif.

39 . Penelesaian Persamaan Differensial Dengan Integral kontr Integral kontr biasa jga disebt dengan istilah integral lintasan. Misal diberikan fngsi f i ang didefinisikan dan kontin sepotong-sepotong pada lintasan di bidang kompleks C maka dapat ditlis C f d ang dinamakan integral lintasan fngsi f sepanjang C. Sering kali sangat diperlkan ntk menentkan sat penelesaian persamaan differensial kontr ang berbentk f k t G t dt C dimana k t dinamakan kernel inti. Salah sat kemngkinan ang sangat bergna mncl jika k t t e dalam kass ini t f e G t C Penelesaian seperti ini mngkin terjadi di mana koefisien dalam persamaan differensialna adalah fngsi rasional. dt

40 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas sedikit lasan tentang definisi fngsi reglar bagaimana konstrksi fngsi reglar dari fngsi panharmonik bernilai kompleks serta penajian sifat integral kontr pada fngsi reglar. 3. Definisi fngsi reglar Misalkan Ω himpnan bka terhbng sederhana di R. Misalkan f merpakan fngsi bernilai kompleks di C Ω dimana f i sebah fngsi bernilai kompleks dengan dan memenhi persamaan dimana sebah konstanta real positif maka f di sebt fngsi reglar dan sistem persamaan differensial ang dignakan diatas disebt persamaan Cach- Riemann ang dipermm ata biasa ditliskan C-R-. Jika persamaan differensial tersebt dipenhi maka dapat ditnjkkan bahwa dan masingmasing merpakan panharmonik ang bernilai real dan f tersebt merpakan fngsi panharmonik ang bernilai kompleks.

41 3. Konstrksi fngsi reglar Untk mengkonstrksi fngsi reglar maka sat fngsi f i merpakan fngsi ang kontin dan memenhi persamaan Cach-Riemann kemdian dibktikan bahwa fngsi tersebt merpakan fngsi panharmonik dan memenhi permman Cach-Riemann. Konstrksi fngsi reglar dapat dijelaskan dengan beberapa teorema seperti dibawah ini. Teorema 3.. Misalkan Ω R daerah bka terhbng sederhana. Misalkan sebah Bkti fngsi panharmonik real pada Ω. Maka terdapat fngsi reglar pada Ω ang bagian realna. Diketahi bahwa fngsi f i merpakan fngsi kontin maka ntk mennjkkan bahwa f i fngsi reglar pada Ω maka hars ditnjkkan terlebih dahl terdapat fngsi panharmonik pada Ω. Untk it konstrksi t t dt ϕ a dengan batas t adalah dari a sampai dimana ϕ memenhi ϕ a ϕ 0. Karena ϕ kontin dan a kontin maka

42 persamaan differensial tersebt memiliki penelesaian dan dapat diintegralkan sehingga ang didefinisikan diatas ada dan tidak kosong. Untk mennjkkan i f fngsi reglar maka kita trnkan secara parsial terhadap ait: ' ' ' ' ' ' a a dt t t a dt t t dt t dt t t t dt t t dt t t a a a a a a ϕ ϕ ϕ ϕ ϕ ϕ ϕ ϕ ϕ Setelah ditrnkan diperoleh dimana terdapat bagian realna dan jika kita trnkan secara parsial jga terhadap maka akan diperoleh ang bagian realna jga. Setelah dilakkan pendifferensialan secara parsial dapat dilihat bahwa dan diatas memenhi persamaan permman sifat Cach-Riemann sehingga

43 terbkti bahwa panharmonik. Karena panharmonik dan terlihat bahwa sarat fngsi reglar terpenhi maka fngsi tersebt merpakan fngsi reglar. ' a Persamaan differensial ϕ ϕ 0 merpakan persamaan differensial linier orde sat dengan faktor integrasi penelesaian: ϕ e e t t a dt c e dan mempnai Terlepas dari penelesaian diatas kita kembali pada persamaan sebelmna ait pada persamaan ' a ϕ ϕ 0 ' a ϕ ϕ terdapat tak hingga banakna fngsi ϕ ang memenhi persamaan differensial tersebt tetapi a akan selal tetap. Sehingga hal ini akan mengakibatkan perbedaan antara ang sat dengan ang lainna hana berbeda ϕ sebesar ϕ ang memenhi ϕ 0 ait ϕ ke ntk sat konstanta real k.

44 Teorema 3.. Misalkan Ω R daerah bka terhbng sederhana. Misalkan sebah Bkti fngsi panharmonik real pada Ω. Maka terdapat fngsi reglar pada Ω ang bagian imaginerna. Sama halna dengan bkti teorema sebelmna dimana fngsi f i merpakan fngsi kontin maka ntk mennjkkan bahwa f i fngsi reglar pada Ω maka hars ditnjkkan terlebih dahl terdapat fngsi panharmonik pada Ω. Untk it konstrksi t t dt ψ a dengan batas t ang sama ait dari a sampai dimana ψ memenhi ψ a persamaan ψ 0. Karena ψ kontin dan kontin maka persamaan differensial tersebt memiliki penelesaian dan dapat diintegralkan sehingga ang didefinisikan diatas ada dan tidak kosong. Untk mennjkkan f i fngsi reglar maka kita trnkan secara parsial terhadap ait:

45 ' ' ' ' ' ' a a dt t t a dt t t dt t dt t t t dt t t dt t t a a a a a a ψ ψ ψ ψ ψ ψ ψ ψ ψ Setelah ditrnkan diperoleh dimana bagian imaginerna adalah dan jika kita trnkan secara parsial jga terhadap maka akan diperoleh. Setelah dilakkan pendifferensialan secara parsial dapat dilihat bahwa dan diatas memenhi persamaan permman sifat Cach-Riemann sehingga terbkti bahwa panharmonik. Untk selanjtna sama dengan teorema sebelmna ait fngsi tersebt merpakan fngsi reglar. Persamaan differensial 0 ' a ψ ψ merpakan persamaan differensial linier orde sat dengan faktor integrasi e dan mempnai penelesaian:

46 ψ e e b t t a dt c Terlepas dari penelesaian diatas kita kembali pada persamaan sebelmna ait pada persamaan ' a ψ ψ 0 ' a ψ ψ terdapat tak hingga banakna fngsi ψ ang memenhi persamaan differensial tersebt tetapi a akan selal tetap. Sehingga hal ini akan mengakibatkan perbedaan antara ang sat dengan ang lainna hana berbeda ' sebesar ψ ang memenhi ψ ψ 0 ait ψ ke. Dari pernataan diatas dapat diketahi bahwa melali pengkonstrksian bagian real dan bagian imaginer ntk fngsi reglar dari fngsi panharmonik maka hasilna tidak tnggal. Setelah pengkonstrksian fngsi reglar dari keda teorema tersebt diatas memnclkan teorema ang berkaitan dengan sifat fngsi reglar ang akan dijelaskan pada teorema selanjtna. Teorema 3..3 Selisih da bah fngsi reglar ang memiliki bagian real ang sama adalah sebah fngsi c ike ntk sat konstanta real k.

47 Bkti Misalkan i f dan i f i i c c c i i c f f c f f Misalkan f fngsi reglar bernilai imaginer maka i f. Berdasarkan permman Cach-Riemann maka 0 dan 0 hal ini mengakibatkan fngsi hana bergantng pada ariabel ang memenhi 0. Sehingga kita peroleh ke ntk sat konstanta real k sehingga diperoleh c c c c ike c ike c Selain menggnakan sifat permman Cach-Riemann sebah fngsi reglar dapat jga dibangn oleh sebah fngsi panharmonik dengan menggnakan opelator L dimana i L dan f Lf. Sehingga diperoleh:

48 i i il f f L Karena f Lf maka i f f sehingga diperoleh i dan ntk 0 sehingga penelesaiannna adalah ike ntk sat konstanta real k. Teorema 3..4 Selisih da bah fngsi reglar ang memiliki bagian imaginer ang sama adalah sebah fngsi ke c ntk sat konstanta real k. Bkti Misalakan i f dan i f c c c i i c f f c f f Misalkan f fngsi reglar bernilai real maka f. Berdasarkan permman Cach-Riemann maka dan 0 hal ini mengakibatkan

49 fngsi hana bergantng pada ariable ang memenhi. Sehingga kita peroleh ke ntk sat konstanta real k sehingga diperoleh c c c c ke c ke c Jika dibktikan dengan menggnakan opelator L maka: i i il f f L Dan hasil tersebt hars sama dengan f f sehingga diperoleh ntk 0 sehingga penelesaianna adalah ke. Contoh. Misal e maka dapat ditnjkkan bahwa panharmonik. Jawab. e

50 e e e e e Dari hasil persamaan diatas terlihat bahwa hasilna tidak nol jadi terdapat ang memenhi persamaan panharmonik. Kemdian dengan mendifferensialkan trnan pertama dari persamaan diatas diperoleh e. Setelah diketahi nilai dari dan terbkti bahwa merpakan fngsi panharmonik. Dan selanjtna terbkti reglar. Dari keda teorema diatas ait lemma dan lemma mennjkkan bahwa keda fngsi reglar tersebt baik ang bernilai real mapn ang bernilai imaginer hana ang bergantng pada ariable saja. Hal ini berbeda dengan fngsi analitik karena fngsi analitik ang bernilai real atapn ang bernilai imaginer adalah fngsi konstan. Pernataan tersebt menjelaskankan bahwa tidak akan ada fngsi reglar konstan kecali fngsi nol. Dalam fngsi analitik kita mengenal fngsi sekawan harmonik. Dalam fngsi reglar jga dikenal istilah fngsi sekawan panharmonik. Fngsi disebt sekawan panharmonik dengan jika dipenhi sifat permman Cach-

51 Riemann C-R- ait dan. Begit pla sebalikna disebt sekawan panharmonik dengan jika dipenhi persamaan permman Cach-Riemann C-R- ait dan. Sehingga mncl akibat jika sekawan panharmonik dengan maka sekawan panharmonik dengan. sebagai bktina ait: Misalkan sekawan panharmonik denagn maka berlak dan. Sehingga Hal tersebt menatakan bahwa sekawan panharmonik dengan dan membktikan bahwa dalam fngsi reglar jga berlak fngsi sekawan. Sebah fngsi reglar dari fngsi panharmonik ang bernilai kompleks jga dapat dibangn dengan menggnakan operator differensial Laplace L ang akan dijelaskan seperti dibawah ini. Lemma 3..5 Misalkan fngsi panharmonik maka f L fngsi reglar.

52 Bkti Untk mengetahi bahwa fngsi f teresbt merpakan fngsi reglar maka hars ditnjkkan bahwa Lf f maka Lf L L L LL L L f Jadi terbkti bahwa Lf f sehingga fngsi tersebt merpakan fngsi reglar. Lemma 3..6 Bkti Misalkan fngsi panharmonik maka f i L fngsi reglar. Sama halna dengan lemma sebelmna ntk mengetahi bahwa fngsi f tersebt merpakan fngsi reglar maka hars ditnjkkan bahwa Lf i f maka Lf Li L il ill il i il i i f

53 Terbkti bahwa fngsi tersebt fngsi reglar karena memenhi persamaan Lf i f. 3.3 Integral kontr fngsi reglar Dalam pembahasan fngsi reglar ang berperan penting dalam pembahsanna adalah persamaan differensial maka ntk mengetahi sifat-sifat ang berlak pada fngsi reglar dignakan integral ntk memperoleh sifatsifat tersebt. Domain dari fngsi reglar adalah pada Ω maka dignakan integral kontr ata biasa disebt integral lintasan. Secara mm perkalian da bah fngsi reglar tak nol bkan fngsi reglar. Untk it akan dilihat sifat integral kontr hasil kali da bah fngsi reglar selisihna dan integral kontr hasil kombinasi fngsi panharmonik dengan fngsi reglar. Lemma Misalkan Ω R daerah bka terhbng sederhana ang dibatasi oleh sebah kra ttp sederhana. Misalkan h C Ω dan Re L h 0. Maka Im h d 0. Bkti Misalkan h i C Ω maka

54 i i i Lh Karena 0 Re h L maka 0 sehingga diperoleh: 0 Im Im Im Ω dd d d d d i d d id d i d h Jadi terbkti bahwa jika 0 Re h L maka 0 Im d h. Lemma Misalkan R Ω daerah bka terhbng sederhana ang dibatasi oleh sebah kra ttp sederhana. Misalkan C Ω h dan 0 Im h L. Maka 0 Re d h. Bkti Misalkan Ω C i h maka i i i Lh

55 Karena Im L h 0 maka 0 sehingga diperoleh: Re h d Re Re 0 i d id d d i d d d d Ω dd Jadi terbkti bahwa jika Im h d 0 maka Re L h 0. Teorema Misalkan f dan g masing-masing fngsi pada Ω R. Maka Re Bkti: f g d 0 Misalkan f i L f g g P iq masing-masing fngsi reglar maka: f Lg g Lf f g g f f g g f P Q

56 Sesai dengan lemma sebelmna ait pada lemma jika Im L h 0 maka Re h d 0. Begit pla jika Im L f g 0 maka Re f g d 0. Teorema Misalkan f dan g masing-masing fngsi pada Ω R. Maka Re Bkti: f g d 0 Misalkan f i L f g g P iq masing-masing fngsi reglar maka: f Lg g Lf f g g f f g g f P Q Sesai dengan lemma sebelmna ait jika Im L f g 0 maka Re f g d 0. Jika f fngsi reglar dimana Re f d 0 maka hal tersebt akan mengakibatkan Re f d 0 bkti sesai dengan teorema-teorema sebelmna.

57 Sifat-sifat fngsi integral kontr ntk fngsi ang bernilai real dan ang bernilai imaginer ait sebagai berikt: Re Im h h d Re h d Im h d d Sifat-sifat integral kontr teresebt dapat dijadikan acan ntk membktikan sifat-sifat integral kontr fngsi reglar ang lain ait seperti teorema-teorema selanjtna. Teorema 3.3. Misalkan Ω R daerah bka terhbng sederhana ang dibatasi oleh sebah kra ttp sederhana. Misalkan f dan g masing-masing fngsi reglar pada Ω. Maka f g d f g d 0. Bkti Misal f i g P iq masing-masing fngsi reglar. Maka Im L f g 0. Berdasarkan lemma diatas Re f g d 0. Tetapi Re f g d Re f g d dan Im f g d Im f g d sehingga

58 f g d f g d 0 Akibat 3.3. Misalkan f dan g da bah fngsi reglar pada Ω ang berbeda bagian imaginerna. Maka Im g d 0 Bkti f. Misalkan f i g i masing-masing fngsi tersebt merpakan fngsi reglar pada Ω sehingga f g jga merpakan fngsi reglar. Kemdian ntk L f g f g i i Hal tersebt mennjkkan bahwa Re L f g 0 sehingga Berdasarkan pembktian lemma sebelmna ait pada lemma diperoleh g d 0 Im f dan hal tersebt akan mengakibatkan g d g f d 0 f. Akibat Misalkan f dan g da bah fngsi reglar pada Ω ang berbeda bagian realna. Maka Re g d 0 f.

59 Bkti Sejalan dengan teorema sebelmna misalkan f i dan g i masing-masing fngsi tersebt merpakan fngsi reglar pada Ω sehingga f g jga merpakan fngsi reglar. Kemdian ntk L f g f g Hal tersebt mennjkkan bahwa Im L f g 0 sehingga Berdasarkan pembktian lemma sebelmna ait pada lemma diperoleh g d 0 Re f dan hal tersebt akan mengakibatkan f g d f g d 0 Selanjtna akan dikemkakan kaitan fngsi panharmonik dan fngsi reglar dalam sat formla representasi integral kontr. Teorema Misalkan fngsi panharmonik dan f fngsi reglar pada Maka f L d f d 0. Bkti Ω R. Sesai dengan lemma sebelmna ait pada lemma dan diperoleh bahwa: g L fngsi reglar

60 i L h jga fngsi reglar. Untk selanjtna dengan menggnakan teorema sebelmna ait pada teorema diperoleh kemdian kita misalkan bahwa: f g d P Q f h d ip iq Maka kita peroleh P Q P Q 0 P Q P Q 0 P Q 0 Karena hal tersebt maka 0 f g d dan f h d imaginer. Untk f Ld f d f Ld f d f Ld Lf d Kemdian jika dicari dengan memanfaatkan konjgatna seperti pada teorema diperoleh dimisalkan bahwa f g d dan f h d imaginer. Untk selanjtna f d P f Ld Q

61 Dengan memanfaatkan permisalan tersebt diatas integral sebelmna dapat ditlis sebagai f g d P Q f h d ip iq Hal tersebt mengakibatkan P Q dan ip iq kedana bernilai imaginer sehingga diperoleh P Q P Q 0 Q dan P Q P 0 Sehingga didapatkan P Q 0 dan hal ini mengatakan bahwa f L d f d f L d f d 0 f L d Lf d Jadi terbkti bahwa hasil kombinasi dari fngsi panharmonik dengan fngsi reglar dengan menggnakan integral kontr jga didapatkan hasil nol.

62 BAB IV PENUTUP 4.. Kesimplan 4.. Dari pembahasan diketahi bahwa hasil konstrksi reglar adalah: a. Misalkan Ω R daerah bka terhbng sederhana. Misalkan sebah fngsi panharmonik real pada Ω. Maka terdapat fngsi reglar pada Ω ang bagian realna. b. Misalkan Ω R daerah bka terhbng sederhana. Misalkan sebah fngsi panharmonik real pada Ω. Maka terdapat fngsi reglar pada Ω ang bagian imaginerna. c. Selisih da bah fngsi reglar ang memiliki bagian real ang sama adalah sebah fngsi c ike ntk sat konstanta real k. d. Selisih da bah fngsi reglar ang memiliki bagian imaginer ang sama adalah sebah fngsi c ke ntk sat konstanta real k. e. Misalkan fngsi panharmonik maka f L fngsi reglar. f. Misalkan fngsi panharmonik maka f i L fngsi reglar.

63 4.. Sifat-sifat fngsi reglar melali integral kontr ait: a. Jika Re L h 0 maka Im h d 0 b. Jika Im L h 0 maka Re h d 0 c. Jika f dan g masing-masing fngsi reglar maka Re f g d 0 d. Jika f dan g masing-masing fngsi reglar maka Im f g d 0 e. Jika f dan g masing-masing fngsi reglar maka f g d f g d 0 f. Jika f dan g masing-masing fngsi reglar ang berbeda bagian imaginerna maka Im g d 0 f. g. Jika f dan g masing-masing fngsi reglar ang berbeda bagian realna maka Re g d 0 f. h. Misalkan fngsi panharmonik dan f adalah fngsi reglar maka f L d f d 0.

64 4.. Saran Fngsi reglar masih jarang dibahas sedangkan ntk pembahasan fngsi reglar it sendiri masih banak hal-hal dan operasi-operasi lainna ang belm diketahi. Jadi disarankan kepada ang berminat ntk membahas lebih lanjt fngsi reglar dengan operasi dan sifat-sifat lainna.

65 DAFTAR PUSTAKA Alt J.C dan Aers Frank. 99. Persamaan Differensial. Erlangga: Jakarta. Bdhi Wono Seta Fngsi Panharmonik di Cakram. ITB: Bandng. Caha Endang Fngsi Reglar. ITB: Bandng. Echols John M dan Hasan Shadil Kams Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia. Haser Arthr A. 980 Comple Variables. New York: Simon and Schster. Jakb Ismail. 98. Iha Al-Ghaali. CV Faian: Jakarta. Prcell Edwin J dan Varberg Dale Kalkls dan Geometri Analitik. Erlangga: Jakarta. Soemantri R Fngsi Variabel Kompleks. Spiegel Mrra R Pebah Kompleks. Erlangga: Jakarta. Yaasan Penelenggara penterjemah/pentafsir Qr an. 97. Al-Qr an dan Terjemahanna. Mjama : Madinah. - k. Tanggal diakses 3 Janari 009

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Swandi *, Sri Gemawati 2, Samsdhha 2 Mahasiswa Program Stdi Magister Matematika, Dosen Pendidikan Matematika Uniersitas Pasir Pengaraian 2 Dosen Jrsan Matematika

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M. ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

Mata Kuliah: Aljabar Linier Dosen Pengampu: Darmadi, S. Si, M. Pd

Mata Kuliah: Aljabar Linier Dosen Pengampu: Darmadi, S. Si, M. Pd . RUANG BERDIMENSI n EUCLIDIS Mata Kliah: Aljabar Linier Dosen Pengamp: Darmadi S. Si M. Pd Dissn oleh: Kelompok Pendidikan Matematika VA. Abdl Fajar Sidiq (8.). Lilies Prwanti (8.76). Ristinawati (8.)

Lebih terperinci

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai 6 URUNAN PARSIAL Deinisi Jika ngsi da ariable maka: i Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai ii Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai Tentkan trnan

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O ( ) Panjang sat ektor x di R dan R dinamakan

Lebih terperinci

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK Jrnal Matematika UNAND Vol. No. 2 Hal. 39 43 ISSN : 233 29 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK YULIANA PERMATASARI Program Stdi

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Modl Standar ntk dignakan dalam Perkliahan di Universitas Merc Bana Fakltas Program Stdi Tatap Mka Kode MK Dissn Oleh Ilm Kompter Teknik Informatika 9 Abstract Matakliah Menjadi Dasar

Lebih terperinci

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh . RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

Pemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an

Pemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an Pemodelan Matematika Rentang Wakt yang Dibthkan dalam Menghafal Al-Qr an Indah Nrsprianah Tadris Matematika, IAIN Syekh Nrjati Cirebon Email: rizqi.syadida@yahoo.com Abstrak Kegiatan menghafal Al-Qr an

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON Jrnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 157 161 ISSN : 233 291 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON DALIANI Program Stdi Matematika, Fakltas

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah : TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d lim = lim = 0 0 d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses mencarinya disebt menrnkan

Lebih terperinci

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb) oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah

Lebih terperinci

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

(a) (b) Gambar 1. garis singgung BAB. TURUNAN Sebelm membahas trnan, terlebih dahl ditinja tentang garis singgng pada sat krva. A. Garis singgng Garis singgng adalah garis yang menyinggng sat titik tertent pada sat krva. Pengertian garis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Stdi Pendahlan Langkah aal dalam enelitian ini adalah mencari dan mengmlkan smbersmber seerti: bk, jrnal ata enelitian sebelmna ang mendkng enelitian ini. 3. Tahaan Analisis

Lebih terperinci

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com 1 NAMA : KELAS : teresiaeni.wordpress.com TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d ' = = d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses

Lebih terperinci

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni Diktat Klia TK Matematika BAB TURUNAN Graien Garis Singgng Tinja seba krva = f() seperti iperliatkan paa Gambar Garis ang melali titik P(, f( )) an Q( +, f( + )) isebt tali bsr Graien tali bsr tersebt

Lebih terperinci

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem

Lebih terperinci

Aljabar Linear Elementer

Aljabar Linear Elementer Aljabar Linear Elementer MA SKS Silabs : Bab I Matriks dan Operasinya Bab II Determinan Matriks Bab III Sistem Persamaan Linear Bab IV Vektor di Bidang dan di Rang Bab V Rang Vektor Bab VI Rang Hasil Kali

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gnawan Semester II, 2016/2017 3 Maret 2017 Kliah yang Lal 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT BEBERP IDENTITS PD GENERLISSI BRISN FIBONCCI Sri Melati 1, Mashadi, Msraini M 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika Dosen Jrsan Matematika Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan lam Universitas Ria Kamps

Lebih terperinci

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Sejarah Analisis Jalr Teknik analisis jalr yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahn 1934, sebenarnya merpakan pengembangan korelasi yang dirai menjadi beberapa interpretasi akibat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan seperti jaringan komnikasi, transportasi, penjadalan, dan pencarian rte kini semakin banak ditemi di tengah-tengah masarakat. Masalah tersebt dimlai dari menemkan

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gnawan Semester II, 013/014 5 Maret 014 Kliah yang Lal 10.1 Parabola, aboa, Elips, danhiperbola a 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM 14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh BAB LANDASAN TEORI. Sejarah Analisis Jalr (Path Analysis) Analisis jalr yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahn 90-an oleh seorang ahli genetika yait Sewall Wright. Teknik analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan

Lebih terperinci

APLIKASI SPANNING TREE UNTUK MENENTUKAN HAMBATAN TOTAL PADA RANGKAIAN LISTRIK SKRIPSI. Oleh: MUAYYAD NANANG KARTIADI NIM

APLIKASI SPANNING TREE UNTUK MENENTUKAN HAMBATAN TOTAL PADA RANGKAIAN LISTRIK SKRIPSI. Oleh: MUAYYAD NANANG KARTIADI NIM APLIKASI SPANNING TREE UNTUK MENENTUKAN HAMBATAN TOTAL PADA RANGKAIAN LISTRIK SKRIPSI Oleh: MUAYYAD NANANG KARTIADI NIM. 06510042 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah

Trihastuti Agustinah TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF TEORI CONTOH 4 SIMPULAN 5 LATIHAN

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1) tahaean Vol. 4 No. Janari 007 rnal TKNIK SIPIL Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan nergi Syaalddin ) Abstrak Paper ini menyajikan pengerjaan hkm kekekalan energi pada pemodelan

Lebih terperinci

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga.

Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga. Berapa banyak orang yang berpuasa, namun tidak didapatkan dari Puasanya itu kecuali lapar dan dahaga. (Hadits Riwayat Turmudzi) Hampir setengah bulan sudah kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Sejauh

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT oleh GURITNA NOOR AINATMAJA M SKRIPSI ditlis dan diajkan ntk memenhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada BAB TIJAUA PUSTAKA.. Pendahlan Disain prodk merpakan proses pengembangan konsep aal ntk mencapai permintaan dan kebthan dari konsmen. Sat desain prodk ang baik dapat mendorong pengembangan ang skses, dan

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN / WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN2013 TENTANG PEDOMAN STANDAR KINERJA INDIVIDU PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1)

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1) 5 BAB III MTOD LMN HINGGA 3. Tegangan Tegangan adalah gaa per nit area pada sat material sebagai reaksi akibat gaa lar ang dibebankan pada strktr. Pada Gambar 3.. diperlihatkan elemen kbs dalam koordiant

Lebih terperinci

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE Inner Prodcts Angle and Orthogonality in Inner Prodct Spaces Orthonormal Bases; Gram-Schmidt Process; QR-Decomposition Best Approximation; Least Sqares Orthogonal Matrices;

Lebih terperinci

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan:

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan: PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM Perl diingat kembali definisi panjang dan jarak sat ektor pada rang hasil kali dalam Eclid, yait rnag ektor yang hasil kali dlamnya didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR

MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR Prosiding Seinar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakltas MIPA, Universitas Negeri Yogakarta, 6 Mei 9 MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR Irawati, Kntjoro Adji Sidarto. Gr SMA

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

FUNGSI REGULAR. Endang Cahya M.A 1 Jurusan Matematika FMIPA ITB Jl. Ganesa 10, Bandung, Indonesia

FUNGSI REGULAR. Endang Cahya M.A 1 Jurusan Matematika FMIPA ITB Jl. Ganesa 10, Bandung, Indonesia FUNGSI REGULAR Endang Cahya M.A Jurusan Matematika FMIPA ITB Jl. Ganesa 0, Bandung, 403-Indonesia Abstrak Tulisan ini membahas bagaimana mengkonstruksi sebuah fungsi Regular dari suatu fungsi panharmonik,

Lebih terperinci

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS Mardhika WA 1, Syamsdhha 2, Aziskhan 2 mardhikawirahadi@nriacid 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika 2 Laboratorim Komptasi Jrsan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba

Lebih terperinci

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG _ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN

Lebih terperinci

Pada gambar 5.1 trayek

Pada gambar 5.1 trayek Mingg ke V DEFINISI JALUR, LINTASAN, DAN SIRKUIT GRAF. Sa raek ang sema sisina berbeda diseb jalr (rail). Sedangkan sa jalr ang sema simplna berbeda diseb linasan (pah). Sa raek, jalr, aa linasan diseb

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS Ole: Citra Dewi Ksma P. 106 100 007 Dosen pembimbing: DR. Sbiono, MSc. Latar Belakang PENDAHULUAN Penyakit Tberklosis TB adala

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M000259 Di PT.PAL INDONESIA Oleh : Selfy Atika Sary NRP : 1307 030 053 Pembimbing :

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL

METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL Bambang Irawanto 1,Djwandi 2, Sryoto 3, Rizky Handayani 41,2,3 Departemen Matematika Faktas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Misalkan S himpunan bilangan kompleks. Fungsi kompleks f pada S adalah aturan yang

Misalkan S himpunan bilangan kompleks. Fungsi kompleks f pada S adalah aturan yang Fngs Analtk FUNGSI ANALITIK Fngs sebt analtk ttk apabla aa sema ttk paa sat lngkngan Untk mengj keanaltkan sat ngs kompleks w = = + gnakan persamaan Cach Remann Sebelm mempelejar persamaan Cach-Remann

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah

Trihastuti Agustinah TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E. Objektif. Teori. Contoh 4. Simplan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)

Lebih terperinci

vektor ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip

vektor ( MAT ) Disusun Oleh : Drs. Pundjul Prijono Nip MODUL MATEMATIKA SMA ektr ( MAT..4 ) Dissn Oleh : Drs. Pndjl Prijn Nip. 95807.980..00 PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 6 Jalan Mayjen Sngkn N. 58 Telp. (04) 7506 Malang Mdl..4 VEKTOR

Lebih terperinci

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN Wiryanto Dewobroto ---------------------------------- Jrsan Teknik Sipil - Universitas elita Harapan, Karawaci FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK ERENCANAAN UJIAN TENGAH SEMESTER ( U T S ) GENA TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING Desi Yanti, Sayti Rahman, Rismayanti 3 Jrsan Teknik Informatika Universitas Harapan Medan Jl. HM Jhoni

Lebih terperinci

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI

MODUL MATEMATIKA II. Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI MODUL MATEMATIKA II Oleh: Dr. Eng. LILYA SUSANTI DEPARTEMEN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL KATA PENGANTAR Puji sukur kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

Tinjauan Tentang Fungsi Harmonik. Oleh : Atmini Dhoruri Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK

Tinjauan Tentang Fungsi Harmonik. Oleh : Atmini Dhoruri Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Tinjauan Tentang Fungsi Harmonik Oleh : Atmini Dhoruri Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Tujuan penulisan ini untuk mengkaji tentang pengertian fungsi harmonik, fungsi harmonik konjugat pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata

Lebih terperinci

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi 1 ARUS LAUT Ada gaa ang berperan dalam ars ait: gaa-gaa primer dan gaa-gaa seknder. Gaa primer berperan dalam menggerakkan ars dan menentkan kecepatanna, gaa primer ini antara lain adalah: stress angin,

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN _ WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG FORUM KOORDINASI PEJABAT PEMERINTAHAN DAN VERTIKAL DI DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG _'C.. BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI KEUANGAN DAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) Arif Setiawan 1*, Pratomo Setiaji 1 1 Program Stdi Sistem Informasi, Fakltas Teknik, Universitas Mria Kds Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kds 59352 * Email:

Lebih terperinci

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21 ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA Joni Ssanto 19, Dafik, Arif 1 Abstract. The air flow elocit is one of man factor which shold be considered

Lebih terperinci

PERATURAN. TAHUN 2O1s TENTANG BUPATI SITUBONDO,

PERATURAN. TAHUN 2O1s TENTANG BUPATI SITUBONDO, BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 0 TAHUN 2O1s TENTANG LAPORAN HARTA KEI(AYAAN BAGI PENYELENGGARA NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH I(ABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu Jrnal Gradien Vol. No.2 Jli 2005 : 5-55 Model Hidrodinamika Pasang Srt Di Perairan Pla Baai Bengkl Spiyati Jrsan Fisika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan Alam, Universitas Bengkl, Indonesia Diterima

Lebih terperinci

IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS

IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS 8 IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS Maih berkaitan dengan bab ebelmnya, pada bagian ini akan dibaha tiga model ntk at ar lal-linta yang mengalir pada at ingle link. Model-model terebt terdiri ata da model

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang

Lebih terperinci

Bagian IV. TOPIK-TOPIK LANJUTAN

Bagian IV. TOPIK-TOPIK LANJUTAN 440 Bagian IV. TOPIK-TOPIK LJUT Stabilitas liran Flida 44 BB 6 Stabilitas liran Flida 6. Pendahlan pa yang telah kita lakkan selama ini adalah memprediksikan gerakan flida dengan menggnakan persamaan-persamaan

Lebih terperinci

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR Diktat Mata Kliah PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALA PENUKAR KALOR Dignakan Khss Di Lingkngan Program Stdi eknik Mesin S-1 Universitas Mhammadiah Yogakarta Oleh: EDDY NURCAHYADI, S, MEng (1979010600310

Lebih terperinci

Diferensial fungsi sederhana

Diferensial fungsi sederhana Diferensial fngsi sederhana Kaidah-kaidah diferensiasi 1. Diferensiasi konstanta Jika y = k, dimana k adalah konstanta, maka / = 0 contoh : y = 5 / = 0. Diferensiasi fngsi pangkat Jika y = n, dimana n

Lebih terperinci

ANALISA VARIABEL KOMPLEKS

ANALISA VARIABEL KOMPLEKS ANALISA VARIABEL KOMPLEKS Oleh: BUDI NURACHMAN, IR BAB I BILANGAN KOMPLEKS Dengan memiliki sistem bilangan real R saja kita tidak dapat menelesaikan persamaan +=0. Jadi disamping bilangan real kita perlu

Lebih terperinci

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21 ANALISIS KECEATAN ALIRAN UDARA ADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA ENGARUH ENGHALANG DI DEANNYA Joni Ssanto 19, Dafik, Arif 1 Abstract. The air flow elocit is one of man factor which shold be considered in bilding

Lebih terperinci

V dinamakan ruang vektor jika terpenuhi aksioma : 1. V tertutup terhadap operasi penjumlahan

V dinamakan ruang vektor jika terpenuhi aksioma : 1. V tertutup terhadap operasi penjumlahan RUANG VEKTOR Rang Vetor Umm Misalan dan, l Riil V dinamaan rang vetor jia terpenhi asioma :. V terttp terhadap operasi penjmlahan.., Unt setiap v v v, w V, v V v w v w maa v V. Terdapat V sehingga nt setiap

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH ;' I. ~ tr'. T I BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR

STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR Ahmad Zbair, Riswal K, Wlandari ABSTRAK Stdi tentang Identifikasi IPAL Komnal dan

Lebih terperinci

Aljabar Linear Elementer

Aljabar Linear Elementer Aljabar Linear Elementer MA SKS Silabs : Bab I Matris dan Operasinya Bab II Determinan Matris Bab III Sistem Persamaan Linear Bab IV Vetor di Bidang dan di Rang Bab V Rang Vetor Bab VI Rang Hasil Kali

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umm Bins Bsiness School Bina Nsantara (Bins) University didirikan pada tanggal 1 Oktober 1974 yang berawal dari sebah lembaga pendidikan kompter jangka pendek,

Lebih terperinci

Rekomendasi Pengambilan Mata Kuliah Pilihan Menggunakan Recursive Elimination Algorithm (Relim)

Rekomendasi Pengambilan Mata Kuliah Pilihan Menggunakan Recursive Elimination Algorithm (Relim) Rekomendasi Pengambilan Mata Kliah Pilihan Menggnakan Recrsive Elimination Satrio Prasojo (st.prasojo@gmail.com), Shafiah, ST., MT (fi@telkomniversity.ac.id), Hetti Hidayati, S.Kom., MT (htt@telkomniversity.ac.id),

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIS. Prinsip Kerja Oven Surya

PENDEKATAN TEORITIS. Prinsip Kerja Oven Surya PENDEKATAN TEORITIS Prinsip Kerja Oen Sra Prinsip kerja en sra sebagai berikt: Iradiasi sra akan mask ke dalam rang en dengan da cara, ait secara langsng ata dipantlkan melali reflektr ang mengelilingi

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR KALKULUS PEUBAH BANYAK. Dari Buku Kalkulus Edisi Keempat Jilid II James Stewart, Penerbit Erlangga.

TUGAS TERSTRUKTUR KALKULUS PEUBAH BANYAK. Dari Buku Kalkulus Edisi Keempat Jilid II James Stewart, Penerbit Erlangga. TUGAS TERSTRUKTUR KALKULUS PEUBAH BANYAK Dari Bk Kalkls Edisi Keempat Jilid II James Steart Penerbit Erlangga Dissn ole : K i r b a n i M5 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM)

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM) MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM) Aditya Eka Mlyono, Smardi 2 Jrsan Teknik Elektro, Fakltas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI KURVA BEZIER BERDERAJAT LIMA HASIL DARI MODIFIKASI KURVA KUARTIK PADA DESAIN KERAMIK SKRIPSI OLEH NAUFAL MAHARANI NIM.

APLIKASI KURVA BEZIER BERDERAJAT LIMA HASIL DARI MODIFIKASI KURVA KUARTIK PADA DESAIN KERAMIK SKRIPSI OLEH NAUFAL MAHARANI NIM. ALIKASI KURVA BEZIER BERDERAJAT LIMA HASIL DARI MODIFIKASI KURVA KUARTIK ADA DESAIN KERAMIK SKRISI OLEH NAUFAL MAHARANI NIM. 67 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

Lebih terperinci

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi Jrnal Matematika Integratif ISSN 4-684 Volme No, Oktober 05, pp - 8 Kontrol Optimm pada Model Epidemik SIR dengan Pengarh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi N. Anggriani, A. Spriatna, B. Sbartini, R. Wlantini

Lebih terperinci