MENENTUKAN MODEL PELUANG KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN ASURANSI DENGAN PERSAMAAN INTEGRO- DIFERENSIAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENENTUKAN MODEL PELUANG KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN ASURANSI DENGAN PERSAMAAN INTEGRO- DIFERENSIAL"

Transkripsi

1 MENENTUKN MODEL PELUNG KEBNGKRUTN PERUSHN SURNSI DENGN PERSMN INTEGRO- DIFERENSIL Inayatl Qdsiyah, Hery Tri Stanto, ffiati Oktaviarina 3 Jrsan Matematika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan lam, Universitas Negeri Srabaya, 63 Jrsan Matematika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan lam, Universitas Negeri Srabaya, 63 3 Jrsan Matematika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan lam, Universitas Negeri Srabaya, 63 naymikey@yahoo.o.id, herytristanto@gmail.o.id, affiatioktaviarina@yahoo.o.id 3 BSTRK Skrisi ini berisi tentang model resiko klasik dalam asransi dan membahas mengenai hasil elang kebangkrtan dalam wakt takterbatas. Untk menentkan model elang kebangkrtan enlis menggnakan ersamaan integrodiferensial. kmlasi klaim diasmsikan berdistribsi kombinasi linier dari da distribsi Eksonensial. Pada akhir skrisi, hasil erhitngan nmerik menggnakan sofware Male yang akan ditamilkan dalam bentk tabel dan grafik. Model elang kebangkrtan dengan ersamaan integro-diferensial dimana besar klaim distribsi kombinasi linier dari da distribsi Eksonensial adalah sebagai berikt : ( e e, Berdasarkan analisis model elang kebangkrtan dan erhitngan nmerik mennjkkan bahwa keilnya elang kebangkrtan ersahaan asransi disebabkan karena besarnya modal awal ( ata remim loading (θ dan besarnya elang kebangkrtan asransi disebabkan karena besarnya jmlah klaim yang dikelarkan (α ata β. Kata kni : roses srls, distribsikombinasi linier dari da distribsi eksonensial, ersamaan integro-diferensial, elang kebangkrtan. PENDHULUN Persahaan asransi memeroleh endaatan dari embayaran remi ara emegang olis. Di sisi lain, ersahaan hars mengelarkan biaya ntk embayaran klaim yang diajkan ara emegang olis. Dengan demikian, endaatan bersih yang dieroleh ersahaan asransi akan berbah dari wakt ke wakt, bergantng ada jmlah remi yang mask dan jmlah klaim yang akan dibayarkan. Jika sat ketika besar modal awal dan total remi yang mask lebih keil dari besar akmlasi klaim yang hars dibayarkan, maka ersahaan asransi akan mengalami kebangkrtan. Dalam ersahaan asransi, roses srls adalah roses akmlasi kekayaan yang dieroleh dari jmlah modal awal dan total remi yang mask, kemdian dikrangi dengan total akmlasi klaim yang hars dibayarkan. Jika besar roses srls bernilai negatif maka ersahaan asransi akan mengalami kebangkrtan. Kendala dalam menghitng elang kebangkrtan adalah menari model dari elang kebangkrtan tersebt. Dengan latar belakang tersebt, enlis akan membahas mengenai enentan model elang kebangkrtan ersahaan asransi dengan ersamaan integrodiferensial yang diengarhi oleh modal awal ersahaan, endaatan dari enerimaan remi serta engelaran atas klaim-klaim yang hars dibayarkan oleh ersahaan asransi, dimana besar klaim mengikti distribsi kontin yait distribsi kombinasi linier dari da distribsi Eksonensial,

2 kemdian menari erhitngan nmerik dari model elang kebangkrtan dengan rogram matematika Male sehingga daat dianalisis dan diketahi aa saja yang daat memengarhi besar keilnya elang kebangkrtan ersahaan asransi tersebt. KJIN TEORI. Proses Stokastik Proses stokastik X { X ( t, t T} adalah sat koleksi himnan dari ebah aak. Untk setia t dalam himnan indeks T, X(t merakan ebah aak. Jika t menyatakan wakt, maka X(t menyatakan kondisi roses saat t. Jika T himnan indeks terhitng maka, X disebt roses stokastik wakt diskrit dan jika T kontin, maka X disebt roses stokastik wakt kontin. (Ross, 996. Proses Srls Menrt Kaas R et al ( roses srls ata roses risiko klasik daat didefinisikan sebagai berikt: U( t t S( t, t Dimana : U(t adalah roses srls samai wakt t, = U( adalah modal awal ata srls awal, adalah remi dieroleh seara kontin dengan laj ertmbhan konstan ersatan wakt, S(t adalah akmlasi klaim yang telah dibayar mengikti fngsi S = X + X X N(t, dengan N(t adalah banyaknya klaim yang mnl samai wakt t, dan X i adalah besar klaim ke-i, asmsikan besar X i tidak negatif. (Yli ndriani, 8.3 Pelang Kebangkrtan (Rin Probabilities Definisi.3. Dalam wakt kontin, elang svival dalam wakt takterbatas diberikan sebagai berikt : ( Pr( U( t ntk setia t U( (Klgman et al, 998 Definisi.3. Dalam wakt kontin, elang srvival dalam wakt terbatas diberikan sebagai berikt : (, T Pr( U( t ntk setia t T U( (Klgman et al, 998 Definisi.3.3 Dalam wakt kontin, elang kebangkrtan dalam wakt takterbatas diberikan sebagai berikt : ( ( PEMBHSN (Klgman et al, Proses Srls Poisson Majemk Dalam ersahaan asransi, roses srls adalah roses akmlasi kekayaan yang dinotasikan dengan U(t yang didefinisikan oleh Bowers et al (997 sebagai berikt : U( t t S( t, t dan U( dengan S(t didefinisikan oleh Dikson (5 sebagai : N( t S( t X i, X i ntk i =,,3,...,N(t. i Jika N(t adalah banyaknya klaim yang terjadi dalam interval wakt [,t], maka N(t, N(t bernilai blat, N(t N(t ntk t < t dan ntk t < t, N(t N(t menyatakan banyaknya kejadian yang terjadi dalam interval wakt (t, t ]. Sehingga menrt definisi roses menghitng, N(t adalah onting rosess. Jika {N(t, t } diasmsikan sebagai roses Poisson dengan laj λ. X i dengan i =,,3,...,N(t diasmsikan sebagai ebah aak kontin sebanyak N(t yang saling bebas dan identik dan X i jga bebas terhada N(t, maka menrt Definisi roses Pisson Majemk, maka N( t { S( t X, t } i i adalah roses Poisson majemk. Karena { N( t, t } merakan kenaikan stationer dan kenaikan bebas, maka { S( t, t } jga merakan kenaikan stationer dan kenaikan bebas. Sehingga, E( S( t E( N( t E( X ( t( t i (Klgman et al, 998 smsikan remi memnyai tambahan remi, dimana t E( S( t, akibatnya. Maka daat dimisalkan bahwa ( (3. dimana yang disebt dengan remim loading. 3.7 Koefisien Penyesaian (djstment Coeffiient Definisi 4.7. Misal r = κ solsi ositif terkeil ntk ersamaan : ( r M X ( r (3. rx dengan M X ( r E( e adalah fngsi embangkit momen dari ebah aak X (besar klaim. Jika nilai κ ada maka it dinamakan koefisien enyesaian. (Klgman et al, 998

3 3.8 Batas tas Pelang Kebangkrtan (Lndberg s Ineqality Teorema 3.8. Pada roses srls, dimisalkan ( adalah elang kebangkrtan, dengan merakan modal awal, serta r merakan koefisien enyesaian, maka ntk r >, batas atas elang kebangkrtan dari roses srls adalah : r ( e, (3.3 Pertidaksamaan (4.3 dinamakan ertidaksamaan Lndberg. (Klgman et al, 998 Teorema 3.. Fngsi G(,y memenhi ersamaan berikt : y G(, y [ F( x] dx (3.6 (Klgman et al, 998 Teorema 3..3 Pelang bertahan dengan tidak ada modal awal adalah ( ( Premim Loading Premim loading (θ adalah resentase tambahan remi dari nilai haraan klaim. Nilai remim loading (θ ditentkan oleh ersahaan asransi it sendiri, seberaa besar nilai tambahan remi yang dierlkan (ntk mengrangi elang kebangkrtan. Untk menentkan nilai remim loading, daat diari dengan ara sebagai berikt : Misalkan ditentkan batas toleransi maksimal dari elang kebangkrtan adalah α, berarti (, Berdasarkan Persamaan (3.3 daat ditentkan besar nilai r sebagai berikt : ln r Nilai remim loading (θ daat ditentkan sebagai rx ( r E( e berikt : ln X Ee ( ln 3. Persamaan Integro-Diferensial Definisi 3.. G(,y adalah elang terjadinya kebangkrtan dengan modal awal dan setelah terjadi kebangkrtan akan terjadi defisit aling banyak y, dimana, y. Misalkan akan terjadi srls setelah terjadi bangkrt antara dan y, dengan elang, ditlis kebangkrtan ( ( lim G(, y,, y y (3.4 (Klgman et al, 998 Teorema 3.. Fngsi G(,y memenhi ersamaan : Eksonensial ada ersamaan integro-diferensial. G(, y G(, y G( x, y df( x [ F( y F( ] (3.5 dengan. (Klgman et al,998 dimana merakan remim loading. (Klgman et al, 998 Teorema 3..4 Pelang srvival ( ersamaan berikt : ' ( ( ( x df( x memenhi (3.8 (Klgman et al, Distribsi Kombinasi Linier dari Da Distribsi Eksonensial Jika ebah aak kontin X tersebar kombinasi linier dari da distribsi Eksonensial dengan arameter α dan β dengan roorsi b dan (- b, maka fngsi densitas elangnya menrt Garia (5 daat dinyatakan sebagai ( x x f x be ( b e dengan x, α >, β >, dan b. (mirddin, 8 Nilai haraan dari distribsi kombinasi linier dari da distribsi Eksonensial sebagai berikt : b ( b EX [ ] 3. Model Pelang Kebangkrtan dimana Besar Klaim Berdistribsi Kombinasi Linier dari Da Distribsi Eksonensial Sbstitsikan fngsi densitas elang distribsi kombinasi linier dari distribsi

4 '( ( ( x df( x ( ( x f ( x dx x x ( ( x be dx ( x( b e dx Misal : y = x sehingga, y y '( ( b e ( y e dy ( b e ( y e dy (3. y y b e ( y e dy ( ( b e ( y e dy '( Kalikan keda ras dengan α y y b e y e dy b e y e dy teorema berikt : ( ( ( ( '( Teorema 3.. Diberikan ersamaan : (3. Untk mengeliminasi bentk integral ada k ''( x bk '( x k( x (3.7 ersamaan (3. maka ersamaan (3. ditrnkan terhada. Jika fngsi k(x ada dan fngsi kadrat + b + Sehingga ersamaan (3. menjadi : y y ''( '( ( ( ( ( ( ( b b b e y e dy b e y e dy maka enyelesaian ersamaan (3.7 adalah : Sbstitsikan ersamaan (3. ke (3. k( x e e ''( '( b ( ( b ( ( '( y ( ( b e ( y e dy (3.3 Sbstitsikan ersamaan (3.4 ada (3.5 '''( ''( b b '( Berdasarkan Persamaan ( b b Maka, menjadi ( ( b b '''( ''( ( b b b b ( ( b b '( ( b b Sebelm menyelesaikan ersamaan (3.6 diberikan = memnyai akar real dan, dimana, x x dengan dan merakan konstanta. Persamaan (3.6 memnyai bentk miri dengan ersamaan (3.7, sehingga (3.6 (4.3 Kalikan keda ras dengan β ( ( b b b b ( ( b b ( ( b b ( b b y ( ( b e ( y e dy '( b ( ( b ( dieroleh nilai dan sebagai berikt : ( ( ( b b ( ( b b ( '( ''( ( ( ( ( b b 4( b b ( ( b b ( ( b b ( ( b b (3.4 Trnkan ersamaan (3.3 terhada ( ( ( b b ( ( b b '''( ''( b '( ( b '( '( ''( ( ( ( ( b b 4( b b ( ( b b ( ( b b ( ( b b y ( ( b ( ( ( b e ( y e dy (3.5 '( e e '( (3.8 Berdasarkan Persamaan

5 (3.7 dan Persamaan (3., dengan mensbstitsikan = dieroleh : '( ( b b b b Sehingga, ( ( ( ( ( ( b b ( ( b b Selanjtnya, ersamaan (3.8 dintegralkan dieroleh : ( e e 3 Karena ( = maka didaat 3 =. Untk =, ersamaan tersebt menjadi ( (3.9 ( ( ( b b Sehingga dieroleh nilai dan sebagai berikt : ( ( ( b b ( ( b b ( ( ( b b Maka dieroleh ( e e Jadi, model elang kebangkrtan dimana besar klaim berdistribsi kombinasi linier dari da distribsi Eksonensial sebagai berikt : ( ( ( e e, (3. dengan ( ( ( b b ( ( ( b b ( ( b b ( ( ( ( b b 4( b b ( ( b b ( ( b b ( ( b b dimana θ adalah resentase tambahan remi (remim loading dengan θ > dan arameter merakan nilai haraan dari besar klaim tie dengan, arameter merakan nilai haraan dari besar klaim tie, dengan, b merakan roorsi banyaknya klaim tie dan (-b merakan roorsi banyaknya klaim tie dengan b. 3.3 nalisis Model Pelang Kebangkrtan dimana Besar Klaim Berdistribsi Kombinasi Linier dari Da Distribsi Eksonensial Berdasarkan model elang kebangkrtan yang telah dieroleh ada ersamaan (4.3, daat dianalisis bahwa besar elang kebangkrtan daat diengarhi oleh besar remim loading (θ, nilai haraan klaim (α,β, serta modal awal ersahaan asransi (. Jika nilai haraan klaim (α ata β dierbesar, maka nilai ada akan bernilai negatif dan akan semakin besar, karena terlihat ada ersamaan bahwa α ata β lebih banyak terdaat ada embilang. Nilai akan bernilai negatif dan akan semakin keil, karena terlihat ada bentk ersamaan. Dimana <. Nilai dan tersebt berengarh ada besar nilai dan. Pada ersamaan dan, maka terlihat bahwa nilai dan akan bernilai ositif dan semakin besar. Dimana >. Sehingga, jika dan akan bernilai ositif dan semakin besar maka elang kebangkrtan ( akan semakin besar jga. Jadi, jika nilai haraan klaim (α ata β dierbesar maka besar elang kebangkrtan ( akan semakin besar. Jika nilai tambahan remi ata remim loading (θ dierbesar, maka nilai ada akan bernilai negatif dan akan semakin keil, karena terlihat ada ersamaan bahwa θ lebih banyak terdaat ada enyebt. Nilai akan bernilai negatif dan akan semakin keil, karena terlihat ada ( ( b b ( ( ( b bbentk ersamaan. Dimana <. Nilai dan tersebt berengarh ada besar nilai dan. Pada ersamaan ( ( ( b b dan terlihat bahwa θ lebih banyak terdaat ada enyebt, maka terlihat ( ( b b bahwa nilai dan akan bernilai ositif dan ( ( ( ( b b 4( b b ( ( b b semakin keil. Sehingga, jika dan akan ( ( b b ( ( b b bernilai ositif dan semakin keil maka elang kebangkrtan ( akan semakin keil jga. Jadi,

6 jika nilai tambahan remi ata remim loading (θ dierbesar, maka besar elang kebangkrtan ( akan semakin keil. Jika besar modal awal ( dierbesar, dimana dan bernilai negatif maka besar akan semakin keil. Sehingga elang kebangkrtan ( akan semakin keil jga. Jadi, jika besar modal awal ( dierbesar, maka besar elang kebangkrtan ( akan semakin keil. Jika besar modal awal ( bernilai nol, maka besar e, dimana, bernilai ositif dan, bernilai negatif. Sehingga, besar elang kebangkrtan ( tidak akan bernilai nol. Berdasarkan ketiga kejadian tersebt, maka daat disimlkan bahwa :. Jika nilai haraan klaim (α ata β dierbesar maka besar elang kebangkrtan ( akan semakin besar.. Jika nilai tambahan remi ata remim loading (θ dierbesar, maka besar elang kebangkrtan ( akan semakin keil. 3. Jika besar modal awal ( dierbesar, maka besar elang kebangkrtan ( akan semakin keil. 4. Persahaan asransi akan teta daat bertahan walan tidak terdaat modal awal. 3.4 Perhitngan Nmerik Perhitngan nmerik akan dilakkan dengan menggnakan software Male Parameter Untk menentkan nilai elang kebangkrtan, dimana besar klaim berdistribsi kombinasi linier dari da distribsi Eksonensial, ditententkan nilai dari beberaa arameter dan ebah yang dierlkan. Pebah dari elang kebangkrtan dimana klaim tersebar eksonensial amran adalah. Parameter dari elang kebangkrtan dimana besar klaim berdistribsi kombinasi linier dari da distribsi Eksonensial adalah α dan β, dengan roorsi b dan -b. Modal awal ( ditentkan sebesar,,, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan. Untk melihat engarh besar remim loading (θ, nilai θ diilih.,.,.3,.4,.5,arameter α =, b =.5 dan arameter β =.5. Serta masing-masing diberikan tabel dan grafiknya. Untk melihat engarh besar nilai haraan dari klaim (α, maka nilai α diilih 4, 8,, 6 dan, arameter b =.5, β =.5 dan nilai e θ =.. Serta masing-masing diberikan tabel dan grafiknya. 3.5 nalisis Hasil Perhitngan Nmerik Setelah memerhatikan hasil erhitngan nmerik, mennjkkan bahwa :. Jika modal awal semakin besar, maka elang kebangkrtan ersahaan asransi semakin keil.. Jika resentase tambahan remi (remim loading semakin besar, maka elang kebangkrtan ersahaan semakin keil. 3. Jika nilai haraan klaim semakin besar maka elang kebangkrtan ersahaan asransi tersebt semakin besar. 4. Pada saat modal awal ersahaan sebesar, elang kebangkrtan yang dieroleh tidak. Hal ini berarti tana modal awal, ersahaan asransi masih daat bertahan. SIMPULN. Model elang kebangkrtan ada roses srls yang mengikti roses Poisson majemk dengan ersamaan integro-diferensial dimana besar klaim distribsi kombinasi linier dari da distribsi Eksonensial adalah sebagai berikt : ( e e, dengan ( ( ( b b ( ( b b ( ( ( b b ( ( ( b b ( ( b b ( ( ( ( b b 4( b b ( ( b b ( ( b b ( ( b b ( ( ( b b ( ( b b ( ( ( ( b b 4( b b ( ( b b ( ( b b ( ( b b dimana θ adalah resentase tambahan remi dari nilai haraan klaim dan α,β,b adalah arameter distribsi kombinasi linier dari da distribsi Eksonensial.. Nilai haraan klaim sebanding dengan besar elang kebangkrtan. Jadi, semakin besar nilai

7 haraan klaim maka semakin besar jga elang kebangkrtan ersahaan tersebt. 3. Besar modal awal ( dan remim loading (θ berbanding terbalik dengan besar elang kebangkrtan. Jadi, semakin besar modal awal ( dan remim loading (θ maka semakin keil elang kebangkrtan kebangkrtan ersahaan tersebt. 4. Persahaan asransi masih daat bertahan walan tidak memnyai modal awal. SRN Berdasarkan kesimlan yang dieroleh, maka ntk memerkeil elang kebangkrtan sat ersahaan asransi daat menambah besar modal awal dan besar tambahan remi (remim loading. DFTR PUSTK [] mmirdin. 8. Penentan elang bertahan dalam model risiko klasik dengan menggnakan Transformasi Lalae. Tesis S Jrsan Matematika FMIP IPB. htt://reository.ib.a.id/handle/ /4454. Tanggal akses 8 ril 3. [] ndriani Yli. Metode Konvolsi dalam Menghitng Pelang Kebangkrtan sat Persahaan asransi. Tesis ITB. htt://isjd.dii.lii.go.id/admin/jrnal/ df. Tanggal akses Febrari 3. [3] l Hakim, Soleh.. Pelang Kebangkrtan sransi Dimana Klaim Menyebar Gamma (,β. Tesis S Jrsan Matematika FMIP IPB. htt://reository.ib.a.id/bitstream/handle/ /4737/sah.df?seqene=. Tanggal akses 6 Febrari 3. [4] Bowers, N.L., Gerber, H.U., Hikman, J.C, Jones, D.. and Nesbitt, C.J tarial Mathematis. Lthasa, III : Soiety of taries. [5] Cristina, Maria. 6. set of Rin Probability in Insrane. htt:// hiva/fll974.df. Tanggal akses 4 Janari 3. [6] Dikson, D.C.M. 5. Insrane Risk and Rin. Cambridge : University Press. [7] Efendy, Nraita. 5. Proses Poisson. Skrisi S Jrsan Matematika FMIP UNES. [8] Garia JM. 5. Exliit Soltions for Srvival Probabilities in The Classial Risk Model. stin Blletin 5, Vol. 35 No.I, 3-3. [9] Grimmet GR, Stirzaker DR.. Probability and Random Proesses. Ed.ke- 3. Oxford: Clarendon Press. [] Hendro Permadi, badyo. 4. Metoda Statistika Praktis (Edisi revisi. Universitas Negeri Malang. [] Hogg RV, MKean JW, Craig T. 5. Instrodtion to Mathematial Statistis. New Jersey: Prentie Hall, Engelwood Cliffs. [] Kass, R., Goovaerts, M., Dhaene, J., Denit, M.. Modern atarial Risk Theory. Netherland : Klwer ademi Pblishers. [3] Klgman S, Panjer HH, Willmot GE Loss Models- from Data to Deisions. New York:John Wiley. [4] Montgomery Doglas C, Rnger George C. 7. lied Statistis and Probability for Engineers, 4th Edition. [5] Ross SM Stohasti Proesses. New York: John Woley & Sons, In.

PELUANG BERTAHAN PERUSAHAAN ASURANSI DARI KEBANGKRUTAN PADA WAKTU KEDATANGAN KLAIM BERDISTRIBUSI GAMMA(2,

PELUANG BERTAHAN PERUSAHAAN ASURANSI DARI KEBANGKRUTAN PADA WAKTU KEDATANGAN KLAIM BERDISTRIBUSI GAMMA(2, PELUANG BERTAHAN PERUSAHAAN ASURANSI DARI KEBANGKRUTAN PADA WAKTU KEDATANGAN KLAIM BERDISTRIBUSI GAMMA(2, ) Ali Shoiqin alqinok@gmail.com Dosen Peniikan Matematika IKIP PGRI Semarang Jl. Sioai Timr Semarang

Lebih terperinci

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT BEBERP IDENTITS PD GENERLISSI BRISN FIBONCCI Sri Melati 1, Mashadi, Msraini M 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika Dosen Jrsan Matematika Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan lam Universitas Ria Kamps

Lebih terperinci

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS Mardhika WA 1, Syamsdhha 2, Aziskhan 2 mardhikawirahadi@nriacid 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika 2 Laboratorim Komptasi Jrsan

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON Jrnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 157 161 ISSN : 233 291 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON DALIANI Program Stdi Matematika, Fakltas

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS Ole: Citra Dewi Ksma P. 106 100 007 Dosen pembimbing: DR. Sbiono, MSc. Latar Belakang PENDAHULUAN Penyakit Tberklosis TB adala

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Stdi Pendahlan Langkah aal dalam enelitian ini adalah mencari dan mengmlkan smbersmber seerti: bk, jrnal ata enelitian sebelmna ang mendkng enelitian ini. 3. Tahaan Analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan

Lebih terperinci

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK Jrnal Matematika UNAND Vol. No. 2 Hal. 39 43 ISSN : 233 29 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK YULIANA PERMATASARI Program Stdi

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate

Lebih terperinci

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan:

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan: PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM Perl diingat kembali definisi panjang dan jarak sat ektor pada rang hasil kali dalam Eclid, yait rnag ektor yang hasil kali dlamnya didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM 14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan

Lebih terperinci

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah : TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d lim = lim = 0 0 d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses mencarinya disebt menrnkan

Lebih terperinci

III. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu,

III. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu, 4 masing menyatakan drift rate dan variance rate dari. Untuk roses stokastik yang didefinisikan ada ruang robabilitas (Ω,, berlaku hal berikut: Misalkan adalah roses Wiener ada (Ω,,. Integral stokastik

Lebih terperinci

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb) oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =

Lebih terperinci

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com 1 NAMA : KELAS : teresiaeni.wordpress.com TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d ' = = d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah

Trihastuti Agustinah TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF TEORI CONTOH 4 SIMPULAN 5 LATIHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)

Lebih terperinci

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai 6 URUNAN PARSIAL Deinisi Jika ngsi da ariable maka: i Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai ii Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai Tentkan trnan

Lebih terperinci

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

(a) (b) Gambar 1. garis singgung BAB. TURUNAN Sebelm membahas trnan, terlebih dahl ditinja tentang garis singgng pada sat krva. A. Garis singgng Garis singgng adalah garis yang menyinggng sat titik tertent pada sat krva. Pengertian garis

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE Vale Added, Vol. 11, No. 1, 015 PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE 1 Moh Yamin Darsyah, Ujang Malana 1, Program Stdi Statistika FMIPA Universitas Mhammadiyah Semarang Email:

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN-2. Persamaan Diferensial Homogen. Persamaan diferensial yang unsur x dan y tidak dapat dipisah n. Contoh: 1.

PERTEMUAN-2. Persamaan Diferensial Homogen. Persamaan diferensial yang unsur x dan y tidak dapat dipisah n. Contoh: 1. PERTEMUAN- Persamaan Diferensial Homogen Persamaan diferensial ang nsr dan tidak daat diisah n semana. F t, t) t. F, ) Contoh:. F, ) 7 F t, t) t F t, t) t t t 7t 7. F, ) Homogen derajat ). F, ) F t, t)

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon

Lebih terperinci

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

STATISTIKA UNIPA SURABAYA MATEMATIKA STATISTIKA (MATHEMATICAL STATISTICS) GANGGA ANURAGA Materi : Distribusi variabel random Teori Himpunan Fungsi Himpunan Fungsi Himpunan Peluang Variabel Random Fungsi Kepadatan Peluang Fungsi

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA Abstrak TBC penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardioaskler

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN

PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN PENENTUAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN DAN TITIK KESETIMBANGANNYA DALAM PORTOFOLIO HETEROGEN (PREMIUM PRICING BASED ON DEMAND FUNCTION AND EQUILIBRIUM POINT IN HETEROGENOUS PORTOFOLIO) Usep

Lebih terperinci

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M. ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno

Lebih terperinci

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Swandi *, Sri Gemawati 2, Samsdhha 2 Mahasiswa Program Stdi Magister Matematika, Dosen Pendidikan Matematika Uniersitas Pasir Pengaraian 2 Dosen Jrsan Matematika

Lebih terperinci

III PEMBAHASAN. dengan kendala. Solusi dari permasalahan di atas diberikan oleh Teorema 1 berikut. Teorema 1 R = R (X) didefinisikan oleh

III PEMBAHASAN. dengan kendala. Solusi dari permasalahan di atas diberikan oleh Teorema 1 berikut. Teorema 1 R = R (X) didefinisikan oleh 4 III PEMBAHASAN 3.1. Meminimumkan Peluang Keangkrutan (Ruin Proaility) Keijakan suatu perusahaan asuransi dalam memilih kontrak reasuransi sangatlah penting, salah satu pendekatan rasional untuk memilih

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni Diktat Klia TK Matematika BAB TURUNAN Graien Garis Singgng Tinja seba krva = f() seperti iperliatkan paa Gambar Garis ang melali titik P(, f( )) an Q( +, f( + )) isebt tali bsr Graien tali bsr tersebt

Lebih terperinci

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu Jrnal Gradien Vol. No.2 Jli 2005 : 5-55 Model Hidrodinamika Pasang Srt Di Perairan Pla Baai Bengkl Spiyati Jrsan Fisika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan Alam, Universitas Bengkl, Indonesia Diterima

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR

MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR Prosiding Seinar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakltas MIPA, Universitas Negeri Yogakarta, 6 Mei 9 MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR Irawati, Kntjoro Adji Sidarto. Gr SMA

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O ( ) Panjang sat ektor x di R dan R dinamakan

Lebih terperinci

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh . RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI Teori yang ditulis dalam bab ini merupakan beberapa landasan yang digunakan untuk menganalisis sebaran besarnya klaim yang berekor kurus (thin tailed) dan yang berekor gemuk (fat

Lebih terperinci

PREMI UNTUK ASURANSI JIWA BERJANGKA PADA KASUS MULTISTATE

PREMI UNTUK ASURANSI JIWA BERJANGKA PADA KASUS MULTISTATE REMI UNUK ASURANSI JIWA BERJANGKA ADA KASUS MULISAE S Aminah 1*, Hasriai 2, Johannes Kho 2 1 Mahasiswa rogram S1 Maemaika 2 Dosen Jrsan Maemaika Faklas Maemaika dan Ilm engeahan Alam Universias Ria Kamps

Lebih terperinci

ESTIMASI HARGA MULTI-STATE EUROPEAN CALL OPTION MENGGUNAKAN MODEL BINOMIAL

ESTIMASI HARGA MULTI-STATE EUROPEAN CALL OPTION MENGGUNAKAN MODEL BINOMIAL ESTIMASI HARGA MULTI-STATE EUROPEAN CALL OPTION MENGGUNAKAN MODEL BINOMIAL Mila Krniawaty an Enah Rokhmati Jrsan Matematika, Universitas Brawijaya, Malang. email: mila akwni@yahoo.com Jrsan Matematika,

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1) tahaean Vol. 4 No. Janari 007 rnal TKNIK SIPIL Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan nergi Syaalddin ) Abstrak Paper ini menyajikan pengerjaan hkm kekekalan energi pada pemodelan

Lebih terperinci

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi Jrnal Matematika Integratif ISSN 4-684 Volme No, Oktober 05, pp - 8 Kontrol Optimm pada Model Epidemik SIR dengan Pengarh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi N. Anggriani, A. Spriatna, B. Sbartini, R. Wlantini

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERMAINAN ELLO YANG DAPAT DIMENANGKAN FITRI DURROTUN NAFISAH

KARAKTERISTIK PERMAINAN ELLO YANG DAPAT DIMENANGKAN FITRI DURROTUN NAFISAH KARAKTERISTIK PERMAINAN ELLO YANG DAPAT DIMENANGKAN FITRI DURROTUN NAFISAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 i ABSTRAK FITRI DURROTUN

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD

Lebih terperinci

IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS

IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS 8 IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS Maih berkaitan dengan bab ebelmnya, pada bagian ini akan dibaha tiga model ntk at ar lal-linta yang mengalir pada at ingle link. Model-model terebt terdiri ata da model

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Forecast, assess, and control your risk. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Forecast, assess, and control your risk. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4183 Model Risiko Forecast, assess, and control your risk Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang MA4183

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem

Lebih terperinci

Pemodelan Data Curah Hujan Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process

Pemodelan Data Curah Hujan Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Pemodelan Data Menggunakan Proses Shot Noise Modeling Rainfall Data Using a Shot Noise Process 1 Novi Tri Wahyuni, 2 Sutawatir Darwis, 3 Teti Sofia Yanti 1,2,3 Prodi

Lebih terperinci

MA4183 MODEL RISIKO Bab 5 Teori Kebangkrutan

MA4183 MODEL RISIKO Bab 5 Teori Kebangkrutan MA4183 MODEL RISIKO Bab 5 Teori Kebangkrutan Control your risk! Konsep Surplus 1 Perusahaan asuransi memiliki modal awal atau initial surplus 2 Perusahaan menerima premi dan membayarkan klaim 3 Premi bersifat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M000259 Di PT.PAL INDONESIA Oleh : Selfy Atika Sary NRP : 1307 030 053 Pembimbing :

Lebih terperinci

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari.

Pr { +h =1 = } lim. Suatu fungsi dikatakan h apabila lim =0. Dapat dilihat bahwa besarnya. probabilitas independen dari. 6.. Proses Kelahiran Murni Dalam bab ini, akan dibahas beberapa contoh penting dari waktu kontinu, state diskrit, proses Markov. Khususnya, dengan kumpulan dari variabel acak {;0 } di mana nilai yang mungkin

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba

Lebih terperinci

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral Jrnal Ilmiah EKNIK DESAIN MEKANIKA Vol6 No1, Janari 2017 (11-16) Analisa Performasi Kolektor Srya erkonsentrasi Dengan Variasi Jmlah Pipa Absorber Berbentk Spiral I Gsti Ngrah Agng Aryadinata, Made Scipta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umm Bins Bsiness School Bina Nsantara (Bins) University didirikan pada tanggal 1 Oktober 1974 yang berawal dari sebah lembaga pendidikan kompter jangka pendek,

Lebih terperinci

Simulasi Dinamika Gelombang Berjalan Pada Model Invasi Tumor

Simulasi Dinamika Gelombang Berjalan Pada Model Invasi Tumor Jrnal Kbik, Volme No. (7) ISSN : 338-896 Simlasi Dinamika Gelombang Berjalan Pada Model Invasi Tmor Habib Abdllah, a), Dian Nraiman dan Esih Skaesih Jrsan Matematika UIN Snan Gnng Djati Bandng a) email:

Lebih terperinci

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN Wiryanto Dewobroto ---------------------------------- Jrsan Teknik Sipil - Universitas elita Harapan, Karawaci FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK ERENCANAAN UJIAN TENGAH SEMESTER ( U T S ) GENA TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

Pemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an

Pemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an Pemodelan Matematika Rentang Wakt yang Dibthkan dalam Menghafal Al-Qr an Indah Nrsprianah Tadris Matematika, IAIN Syekh Nrjati Cirebon Email: rizqi.syadida@yahoo.com Abstrak Kegiatan menghafal Al-Qr an

Lebih terperinci

Pergerakan Tanah Pada Lembah Tertimbun Yang Dipengaruhi Gelombang Permukaan Datar

Pergerakan Tanah Pada Lembah Tertimbun Yang Dipengaruhi Gelombang Permukaan Datar Vol. 3, o., 53-59, Janari 7 Pergerakan Tanah Pada Lebah Tertibn Yang Dipengarhi Gelobang Perkaan Datar Jeffry Ksa Abstrak Tlisan ini ebahas engenai pergerakan tanah pada lebah tertibn yang dipengarhi gelobang

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. beberapa konsep dan teori yang berkaitan dengan penduga parameter distribusi GB2

II. LANDASAN TEORI. beberapa konsep dan teori yang berkaitan dengan penduga parameter distribusi GB2 5 II. LANDASAN TEORI Dalam proses penelitian penduga parameter dari suatu distribusi diperlukan beberapa konsep dan teori yang mendukung dari ilmu statistika. Berikut ini akan dijelaskan beberapa konsep

Lebih terperinci

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi

Lebih terperinci

Pengantar Proses Stokastik

Pengantar Proses Stokastik Bab 1: Dasar-Dasar Probabilitas Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Peluang Percobaan adalah kegiatan yang menghasilkan keluaran/hasil yang mungkin secara acak. Contoh: pelemparan sebuah dadu.

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Modl Standar ntk dignakan dalam Perkliahan di Universitas Merc Bana Fakltas Program Stdi Tatap Mka Kode MK Dissn Oleh Ilm Kompter Teknik Informatika 9 Abstract Matakliah Menjadi Dasar

Lebih terperinci

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE Inner Prodcts Angle and Orthogonality in Inner Prodct Spaces Orthonormal Bases; Gram-Schmidt Process; QR-Decomposition Best Approximation; Least Sqares Orthogonal Matrices;

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gnawan Semester II, 2016/2017 3 Maret 2017 Kliah yang Lal 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PELUANG KEBANGKRUTAN (RUIN) PADA KASUS BESARNYA KLAIM ASURANSI BERDISTRIBUSI GAMMA

PENAKSIRAN PELUANG KEBANGKRUTAN (RUIN) PADA KASUS BESARNYA KLAIM ASURANSI BERDISTRIBUSI GAMMA PENAKSIRAN PELUANG KEBANGKRUTAN (RUIN) PADA KASUS BESARNYA KLAIM ASURANSI BERDISTRIBUSI GAMMA Rados Vremiro, Eti Kurniati 2, Gani Gunawan 3,2,3 Program Studi Matematika, FMIPA, Universitas Islam Bandung

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL

METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL Bambang Irawanto 1,Djwandi 2, Sryoto 3, Rizky Handayani 41,2,3 Departemen Matematika Faktas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah

Trihastuti Agustinah TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E. Objektif. Teori. Contoh 4. Simplan

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL Ro fah Nur Rachmawati Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Binus University Jl.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSIAS INDONESIA PERANANGAN PENGENDALI MODEL PREDIIVE ONROL (MP) PADA SISEM EA EXANGER DENGAN JENIS KARAKERISIK SELL AND UBE ESIS RIDWAN FARUDIN 76733 FAKULAS EKNIK PROGRAM SUDI EKNIK KONROL INDUSRI

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SEBARAN BINOMIAL NEGATIF

KARAKTERISASI SEBARAN BINOMIAL NEGATIF Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 2 Hal. 65 70 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND KARAKTERISASI SEBARAN BINOMIAL NEGATIF DEBY HANDAYANI Program Studi Magister Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT oleh GURITNA NOOR AINATMAJA M SKRIPSI ditlis dan diajkan ntk memenhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

OPTIMASI PENENTUAN DOSIS OBAT PADA TERAPI LEUKEMIA MYELOID KRONIK

OPTIMASI PENENTUAN DOSIS OBAT PADA TERAPI LEUKEMIA MYELOID KRONIK Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakltas MIPA, Universitas Negeri Yogyakart, 4 Mei 0 OPTIMASI PENENTUAN DOSIS OBAT PADA TERAPI LEUKEMIA MYELOID KRONIK Ibn Hajar Salim,

Lebih terperinci

DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA. Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS

DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA. Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS nia.rini.purita2316@gmail.com, getut.uns@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH ;' I. ~ tr'. T I BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13 Volme 7, November 05 ISSN 4-349 KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-3 Edi Trijono Bdisantoso, Sprapto, Stadi Psat Sains Teknologi Akselerator BATAN, Jl.Babarsari Kotak Pos 60 ykbb Jogjakarta 558

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGA WAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGA WAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGA WAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Risk: Quantify and Control. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Risk: Quantify and Control. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah MA4183 Model Risiko Risk: Quantify and Control Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2017 1 Tentang MA4183 Model Risiko

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah. TE Teknik Numerik Sistem Linear

Trihastuti Agustinah. TE Teknik Numerik Sistem Linear E 09467 eknik Nmerik Sistem Linear rihastti Agstinah Bidang Stdi eknik Sistem Pengatran Jrsan eknik Elektro - FI Institt eknologi Seplh Nopember O U L I N E OBJEKIF EORI 3 CONOH 4 SIMPULAN 5 LAIHAN OBJEKIF

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata

Lebih terperinci

KEKUATAN BATAS : LENTUR DAN BEBAN LANGSUNG

KEKUATAN BATAS : LENTUR DAN BEBAN LANGSUNG KEKUATAN BATAS : LENTUR DAN BEBAN LANGSUNG (Kolom engan beban eksentris an batang tekan.. Saat ini sema kolom paa strktr portal beton bertlang, an batang-batang strktr lainnya, seperti bentk lengkng, mengalami

Lebih terperinci

Bagian IV. TOPIK-TOPIK LANJUTAN

Bagian IV. TOPIK-TOPIK LANJUTAN 440 Bagian IV. TOPIK-TOPIK LJUT Stabilitas liran Flida 44 BB 6 Stabilitas liran Flida 6. Pendahlan pa yang telah kita lakkan selama ini adalah memprediksikan gerakan flida dengan menggnakan persamaan-persamaan

Lebih terperinci

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR Diktat Mata Kliah PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALA PENUKAR KALOR Dignakan Khss Di Lingkngan Program Stdi eknik Mesin S-1 Universitas Mhammadiah Yogakarta Oleh: EDDY NURCAHYADI, S, MEng (1979010600310

Lebih terperinci

ESTIMASI TOTAL DAYA LISTRIK YANG HILANG MELALUI PROSES POISSON TERPANCUNG MAJEMUK

ESTIMASI TOTAL DAYA LISTRIK YANG HILANG MELALUI PROSES POISSON TERPANCUNG MAJEMUK ESTIMASI TOTAL DAYA LISTRIK YANG HILANG MELALUI PROSES POISSON TERPANCUNG MAJEMUK Adri Arisena 1, Anna Chadidjah 2, Achmad Zanbar Soleh 3 Departemen Statistika Universitas Padjadjaran 1 Departemen Statistika

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryatno Sudirham Studi Mandiri Integral dan Persamaan Diferensial ii Darublic BAB 3 Integral (3) (Integral Tentu) 3.. Luas Sebagai Suatu Integral. Integral Tentu Integral tentu meruakan integral yang

Lebih terperinci

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE TEKAA TAAH PADA DIDIG PEAHA METODA RAKIE Moda kernthan F Gaya F dapat disebabkan oleh: gesekan pada dasar (gravity retaining walls) masknya dinding ke dalam tanah (sheet retaining walls) angker dan penahan

Lebih terperinci

MODEL P BACK ORDER DAN ALGORITMA PERMASALAHAN INVENTORI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ONGKOS TRANSPORTASI (FIXED AND VARIABLE COST) PERMINTAAN PROBABILISTIK

MODEL P BACK ORDER DAN ALGORITMA PERMASALAHAN INVENTORI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ONGKOS TRANSPORTASI (FIXED AND VARIABLE COST) PERMINTAAN PROBABILISTIK 158 Model P Bak Order dan Algoritma...(Brhan) MODEL P BACK ODE DAN ALGOITMA PEMASALAHAN INVENTOI DENGAN MEMPETIMBANGKAN ONGKOS TANSPOTASI (FIXED AND VAIABLE COST) PEMINTAAN POBABILISTIK Brhan Jrsan Teknologi

Lebih terperinci