Simulasi Dinamika Gelombang Berjalan Pada Model Invasi Tumor
|
|
- Ari Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jrnal Kbik, Volme No. (7) ISSN : Simlasi Dinamika Gelombang Berjalan Pada Model Invasi Tmor Habib Abdllah, a), Dian Nraiman dan Esih Skaesih Jrsan Matematika UIN Snan Gnng Djati Bandng a) habibabdllahble@gmail.om Abstrak Invasi adalah penjalaran sel tmor ke daerah sekitarnya yang menimblkan kersakan pada jaringan di sekitarnya. Penelitian ini menganalisis proses keberhasilan invasi sel tmor dengan ara menginvestigasi keberadaan solsi gelombang berjalan pada model haptotaksis sel tmor ganas dengan tidak mengabaikan proses difsi. Model tersebt diselesaikan seara nmerik menggnakan metode Rnga- Ktta Orde 4 ntk mengetahi dinamika gelombang berjalan dan pengarh parameter aal terhadap dinamika gelombangnya. Hasil penelitian mennjkkan gelombang berjalan enderng smooth ketika nilai aal konsentrasi matriks ekstraseller (ECM) lebih besar dari nilai aal poplasi sel tmor dan sebaliknya gelombang berjalan enderng shok ketika nilai aal konsentrasi matriks ekstraseller (ECM) lebih keil daripada nilai aal poplasi sel tmor. Kata kni: sel tmor, haptotaksis, gelombang berjalan, matriks ekstraseller, metode rnge-ktta Pendahlan Sel merpakan kmplan materi sederhana yang hidp dan merpakan nit penysn sema makhlk hidp yang ada pada setiap bagian dari mahklk hidp, baik mahklk hidp bersel tnggal seperti bakteri ata yang mltiselllar seperti mansia, hean dan tmbhan. Di dalam tbh mansia sendiri terdapat lebih dari triliyn sel yang menysn tbh mansia. Sel di tbh mansia disebt mltiseller karena mereka tidak bisa berdiri sendiri, mereka hars bersat sat sama lain ntk membentk sat organ, ontohnya organ jantng yang terdiri dari banyak sekali sel. Sel jga mempnyai tgas masing-masing, seperti pergerakan sel ata invasi sel ke sat daerah ntk menyembhkan lka, sel yang ini akan berpindah ata bermigrasi ke tempat yang terlka dan sel tersebt akan berkembang biak dan berbah bentk menjadi bentk yang lain. Dalam biologi, invasi adalah penjalaran sel ke daerah di sekitarnya sehingga menimblkan pengarh pada jaringan di sekitarnya tersebt. Invasi sel melibatkan proliferasi sel gabngan dan motilitas sel, dan sangat penting ntk pengembangan, penyembhan lka dan perkembangan ganas (kanker). Beberapa jenis pengamatan eksperimental dapat dibat ntk menggambarkan invasi sel. Salah sat dari gerakan ata migrasi sel merpakan haptotaksis. Haptotaksis adalah proses penyembhan lka yang berada pada permkaan klit yang mempnyai sifat adveksi. Haptotaksis memainkan peran tama dalam penyembhan lka yang efisien. Penelitian ini membahas simlasi gelombang berjalan pada model haptotaksis dari invasi sel tmor ganas, di mana difsi tidak diabaikan. Selain it, penelitian ini jga menganalisis pengarh nilai aal terhadap pergerakan dinamika gelombang berjalan. 4
2 Jrnal Kbik, Volme No. (7) ISSN : Teori Invasi Sel Invasi adalah penjalaran sel tmor ke daerah di sekitarnya sehingga menimblkan kersakan pada jaringan di sekitarnya tersebt. Jaringan mansia terssn menjadi serangkaian kompartemen yang dipisahkan sat sama lain oleh da jenis matriks ektrasel (ECM), yait membrane basalis dan jaringan ikat interstisim. Walapn tertata seara berlainan, tiap-tiap komponen ECM ini terdiri atas kolagen, glikoprotein, dan proteoglikan. Sel tmor hars berinteraksi dengan ECM di beberapa tahapan dalam jenjang invasi dan metastati. Sel akan melakkan proliferasi (berkembang biak) dan diferensiasi (bentk yang lebih khss). Dalam beberapa sistem biologis, invasi sel dapat berdiferensiasi menjadi jenis sel selama proses invasi. Dalam sistem ini, di mana jenis sel prekrsor (sel indk) bermigrasi dan proliferatif dan jenis sel diferensiasi tidak bermigrasi dan tidak berproliferasi. Invasi sel melibatkan proliferasi sel gabngan dan motilitas sel. Model Matematika Model ini mempelajari perilak rata-rata sel melanoma di arah invasi saja dan mengabaikan variasi dalam bidang tegak lrs terhadap arah invasi. Dalam mempelajari invasi ganas diperhatikan gerakan spasial sel dan proliferasi mereka. Dinamika spasial dimodelkan dengan mempertimbangkan gerakan sel yang diarahkan ke sebah matriks gradien ekstraseller. Model ini adalah perilak sel A58 setelah x pengobatan dengan toksin pertsis seperti dilansir Aznavoorian et al[8]. Mengarah ke pergerakan sel haptotati dengan bentk x ( x ) dimana flks dari sel-sel tmor sebanding dengan ( x ). Peningkatan proliferasi dari sel-sel ganas yang relatif terhadap sel-sel normal adalah fitr penting dari dinamika tmor. Dipelajari model aal yang diberikan di []. Model ini menggambarkan invasi sel haptotaktik dalam konteks pertmbhan tmor ganas, pada melanoma tertent (sejenis kanker klit) dan model ini merpakan perlasan dari persamaan Fisher dengan ada penambahan pergerakan dari sel haptotaksis. Diberikan model sebagai berikt, t = () t = ( ) x ( x dengan kondisi batas lim (x, t) = lim x (x, t) = û lim x ) () (x, t) = lim x (x, t) = x dan x R, t R +, disini (x, t) adalah konsentrasi matriks ekstraseller (ECM), dan (x, t) adalah poplasi sel tmor yang menyebar. Matriks ekstraseller (ECM) merpakan komponen paling besar pada klit normal, dan jga merpakan komponen paling besar pada lapisan klit dermis. ECM dapat mempengarhi bentk sel, kelangsngan hidp sel, perkembangbiakan sel, polaritas dan kelakan sel. Sebagian besar sel perl melekat ke matriks ekstraseller ntk tmbh dan berkembang biak. Model ini berbentk haptotaksis, dimana haptotaksis adalah tipe dari adveksi yang mirip dengan kemotaksis. Dan kedanya mengambarkan gerakan dari gradien sel yang naik(trn) akibat adanya beberapa bahan kimia ata kemoatraktan. Kemotaksis adalah istilah yang lebih dikenal yang mnl ketika kemoatraktan tersspensi dalam airan. Haptotaksis jga mempnyai mekanisme yang sama dengan kemotaksis tetapi mnl ketika kemoataktran terikat pada permkaan. Diberikan transformasi koordinat gelombang berjalan yait z = x t, diperoleh d dz = (3) 5
3 Jrnal Kbik, Volme No. (7) ISSN : ( ) d = ( ) 3 3 (4) dz Titik tetap persamaan (3) dan (4) ntk (, ) adalah (,) dan (, ), dimana () = lim z (z), R Selanjtnya ntk menari kestabilan dari, persamaan diberikan keadaan x = pada persamaan () didapat da kestabilan dari sistem tersebt, (,) stabil dan (, ) tidak stabil. Persamaan (3) dan (4) diselesaikan menggnakan metode Rnge-Ktta orde 4 dengan formla: di mana i+ = i k + k 3 + k 4 ) (5) i+ = i l + l 3 + l 4 ) (6) k = f(t r, r, r ) = l = q(t r, r, r ) = ( ) 33 k = f (t + h, + h k, + h l ) k = ( + h k ) ( + h l ) l = q (t + h, + h k, + h l ) l = ( + h l )( ( + h l (+ h )) k ) (+ h k ) (+ h l ) k 3 = f (t 3 + h, 3 + h k, 3 + h l ) k 3 = ( 3+ h k + h k ) (3 + h l + h l ) l 3 = q (t 3 + h, 3 + h k, 3 + h l ) 3 (+ h 3 l ) l 3 = ( 3+ h l + h l )( ( 3 + h l + h l (3+ h )) k + h k ) (3+ h k + h k ) (3+ h l + h l ) k 4 = f(t 4 + h, 4 + hk 3, 4 + hl 3 ) (4 +hl 3 + h l + h l ) k 4 = ( 4+hk 3 + h k + h k ) l 4 = q(t 4 + h, 4 + hk 3, 4 + hl 3 ) 3 (3+ h l + h 3 l ) l 4 = ( 4+hl 3 + h l + h l )( ( 4 +hl 3 + h l + h l (4+hk3+ h )) k + h k ) (4+hk3+ h k + h k ) (4+hl3+ h l + h l ) 3 (4+hl3+ h l + h 3 l ) Hasil dan Disksi Bagian ini berisi tentang hasil-hasil yang diperoleh menggnakan metode yang sdah dijelaskan di bagian sebelmnya. Bagian ini dapat berisi tabel, persamaan, dan gambar. a) Simlasi Gelombang Berjalan yang Shok Dengan parameter model =. dan x =. dan nilai aal yang diberikan () =. dan () =.9, hbngan antara konsentrasi ECM dan sel tmor ditnjkkan pada grafik di baah ini: 6
4 Jrnal Kbik, Volme No. (7) ISSN : Hbngan antara dan terhadap z konsentrasi ECM() Poplasi sel tmor() z Gambar. Hbngan antara konsentrasi ECM dan sel tmor Grafik di atas mennjkkan baha ke da garis konsentrasi ECM dan sel tmor meleati arrying apaity. Hal ini dikarenakan sistem persamaan mengalami keadaan diskontin yang menggambarkan kondisi gelombang berjalan shok dan tidak dapat diinterpretasikan dalam kondisi yang riil. Grafik berikt mennjkkan gelombang berjalan shok: Dinamika antara dan all Gambar. Gelombang berjalan shok Pada gambar di atas, terdapat titik lbang (hole) yang teripta dari perpotongan antara all dengan garis bant yang berarna hija. Pada kass gelombang berjalan yang shok akan terlihat gelombang berjalan yang terjadi bergerak dalam keadaan grafik yang naik trn setelah grafik tersebt menyenth garis all. Pada gambar di atas, gelombang berjalan dari titik (,) yang merpakan titik tidak stabil kemdian mengenai all lal bergerak mnj titik (,) yang merpakan titik stabil dan bergerak ke arah sebelah kanan dari tersebt dan kemdian berbelok arah lagi mendekati titik stabil (,). Sekarang akan ditnjkkan dinamika gelombang berjalan yang shok dengan parameter nilai aal yang berbeda-beda ntk mengetahi perbedaan grafik yang dihasilkan. 7
5 Jrnal Kbik, Volme No. (7) ISSN : Dinamika antara dan all.8.6 Dinamika antara dan all Gambar 3. Kondisi gelombang shok ketika nilai () =. dan () =.8 yang mendekati titik stabil Gambar 4. Kondisi gelombang shok ketika () =.3 dan () =.7 yang menjahi titik stabil.8.6 Dinamika antara dan all.8.6 Dinamika antara dan all Gambar 5. Kondisi gelombang shok ketika () =.4 dan () =.6 yang menjahi titik stabil Gambar 6. Kondisi gelombang shok ketika () =.5 dan () =.5 yang mendekati titik stabil Dinamika antara dan all Gambar 7. Kondisi gelombang shok ketika () =.6 dan () =.4 yang menjahi titik stabil Dapat dilihat baha dengan kondisi parameter nilai aal yang berbeda-beda akan menghasilkan dinamika gelombang berjalan yang shok yang berbeda pla di mana pada Gambar 3 dan Gambar 6 dinamika gelombang berjalan ketika bergerak dari titik tidak stabil lal mengenai all kemdian bergerak mendekati titik stabil, sedangkan pada Gambar 4, 5, dan 7 dinamika gelombang berjalan dari titik tidak stabil lal mengenai all kemdian bergerak menjahi titik stabil. b) Simlasi Gelombang Berjalan yang Smooth 8
6 Jrnal Kbik, Volme No. (7) ISSN : Dengan nilai parameter model =.5 dan x =., nilai aal dan keepatan gelombang yang di berikan akan membentk sat dinamika gelombang berjalan yang smooth. Pertama dengan nilai aal yang diberikan () =. dan () =.9, hasil simlasi dapat dilihat pada grafik dibaah ini:.5 Hbngan antara dan terhadap z konsentrasi ECM() Poplasi sel tmor().8.6 Dinamika antara dan all z Gambar 9. Kondisi gelombang smooth ketika =.5 () =. dan () =.9. Gambar 8. Hbngan antara dan terhadap z. Pada Gambar 9 dapat dilihat ntk dinamika gelombang berjalan yang berada di baah all mengalami gelombang berjalan yang smooth. Dan terdapat titik hole yang teripta dari perpotongan antara all dengan garis bant yang berarna hija. Dinamika bergerak dari arah titik (,) yang merpakan titik tidak stabil yang kemdian bergerak mendekati all tetapi berbelok mendekati titik (,) yang merpakan titik stabil. Dengan parameter nilai aal yang berbeda ketika nilai () =. dan () =.9, hasil simlasi dapat dilihat pada grafik dibaah ini: Dinamika antara dan all Gambar. Kondisi gelombang smooth ketika = () =. dan () =.9. Dapat dilihat dinamika gelombang berjalan yang smooth pada Gambar bergerak mendekati titik stabil (,) tetapi kemdian berbelok ke arah kiri menjahi titik stabil. Dengan parameter nilai aal yang berbeda ketika nilai () =.9 dan () =., hasil simlasi dapat dilihat pada grafik dibaah ini: 9
7 Jrnal Kbik, Volme No. (7) ISSN : Dinamika antara dan all Gambar. Kondisi gelombang smooth ketika = () =.9 dan () =.. Dengan nilai aal yang berbeda, Gambar 3 merpakan gelombang berjalan yang smooth, terjadi perbedaan pergerakan dinamika antara Gambar dan. Tabel di baah merpakan hasil dinamika gelombang berjalan dengan variasi nilai,, dan. Tabel. Gelombang Berjalan Smooth dan Shok =. =.9 =.3 =.7 =.5 =.5 =.7 =.3 =.9 =. Shok Wave Shok Wave Shok Wave Smooth Wave Smooth Wave.9 Shok Wave Shok Wave Shok Wave Smooth Wave Smooth Wave.8 Shok Wave Shok Wave Shok Wave Smooth Wave Smooth Wave.7 Shok Wave Shok Wave Shok Wave Smooth Wave Smooth Wave.6 Shok Wave Shok Wave Shok Wave Smooth Wave Smooth Wave.5 Smooth Wave Shok Wave - Smooth Wave Smooth Wave.4 Smooth Wave Shok Wave Smooth Wave Smooth Wave Smooth Wave.3 Smooth Wave Smooth Wave Smooth Wave Smooth Wave Smooth Wave. Shok Wave Smooth Wave Smooth Wave Smooth Wave Smooth Wave. Smooth Wave Smooth Wave Smooth Wave Smooth Wave Smooth Wave Dari tabel di atas, ketika nilai keepatan gelombang antara.6 dan nilai aal konsentrasi dari Ekstraseller Matriks (ECM) lebih keil dan sama dengan nilai aal sel tmor maka keenderngan gelombang berjalan akan mengalami shok. Keadaan gelombang yang shok adalah keadaan dimana gelombang akan mengalami keadaan diskontin dengan kestabilannya yang akan meleati arrying apaity sehingga kondisi gelombang berjalan yang shok tidak dapat diinterpretasikan ke dalam kondisi riil. Kesimplan Parameter yang mempengerhi sat dinamika berpa gelombang berjalan smooth ata shok pada simlasi adalah nilai aal dan keepatan gelombang. Keenderngan gelombang berjalan akan berjalan smooth ketika nilai aal konsentrasi matriks ekstraseller (ECM) lebih besar dari nilai aal poplasi sel tmor, dan sebaliknya keenderngan gelombang berjalan akan berjalan shok ketika nilai aal konsenrasi matriks ekstraseller (ECM) lebih keil daripada nilai aal poplasi sel tmor. Akan tetapi berdasarkan hasil simlasi pada Gambar dan 8, dapat dilihat baha ketiadaan konsentrasi ECM tidak menrnkan poplasi sel tmor sehingga model pada persamaan () dan () tidak ook dignakan ntk model invasi tmor.
8 Jrnal Kbik, Volme No. (7) ISSN : Referensi [] G. Hek, Geometri singlar pertrbation theory in biologial pratie, J. Math. Biol., 6 (), pp [] A.J. Permpanani, J.A. Sherratt, J. Norbry, and H.M. Byrne, A to parameter family of travelling aves ith a singlar barrier arising from the modelling of extraelllar matrix mediated elllar invasion, Phys. D, 6 (999), pp [3] J. Smoller, Shok Waves and Reation-Diffsion Eqations, nd ed., Springer-Verlag, Ne York, 994. [4] Landman,K.A, dkk. Diffsive and Chemotati Celllar Migration: Smooth and Disontinos Traveling Wave Soltions. Soiety for Indstrial and Applied Mathematis. 65(4): [5] Kreyzig, Erin. Advaned Engineering Mathematis Sixth edition. Ne York : John Wiley & Sons, In.,988. [6] Shepley L. Ross, Differential Eqations. Ne York: John Wiley & Sons, 984. [7] Edelstain, Leah., Keshet. Mathematial Models In Biology. Canada : Siam, 5. [8] W. Hirsh, Morris, Stephen Smale, Robert L. Devaney. Differential Eqations, Dynamial System,and an Introdtion to Chaos. Elsevier (USA), 4. [9] Anton, Hoard. Aljabar Linear Elementer. Edisi 5, Jakarta: Erlangga, 987. [] J. Gkenheimer, P. Holmes. Nonliear Osillations, Dnaial System, and Bifration of Vetor Fields. Ne York: Springer Verlag. 983.
PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN
Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha
Lebih terperinciHASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI
HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da
Lebih terperinciSolusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy
Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear
Lebih terperinciUntuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer
Lebih terperinciBAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN
BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan
Lebih terperinciPRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD
PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD
Lebih terperinciMETODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN
METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS Mardhika WA 1, Syamsdhha 2, Aziskhan 2 mardhikawirahadi@nriacid 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika 2 Laboratorim Komptasi Jrsan
Lebih terperinciKorelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika
Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level
Lebih terperinciPengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor
Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Swandi *, Sri Gemawati 2, Samsdhha 2 Mahasiswa Program Stdi Magister Matematika, Dosen Pendidikan Matematika Uniersitas Pasir Pengaraian 2 Dosen Jrsan Matematika
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.
Lebih terperinciBAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif
BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah
Lebih terperinciBAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU
BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya
Lebih terperinci3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh
. RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan
Lebih terperinciEKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN
EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
Lebih terperincilim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :
TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d lim = lim = 0 0 d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses mencarinya disebt menrnkan
Lebih terperinciPenerapan Masalah Transportasi
KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi
Lebih terperinciBEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT
BEBERP IDENTITS PD GENERLISSI BRISN FIBONCCI Sri Melati 1, Mashadi, Msraini M 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika Dosen Jrsan Matematika Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan lam Universitas Ria Kamps
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan
Lebih terperinciKAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS
KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon
Lebih terperinciBUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA
BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL
Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba
Lebih terperinciKontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi
Jrnal Matematika Integratif ISSN 4-684 Volme No, Oktober 05, pp - 8 Kontrol Optimm pada Model Epidemik SIR dengan Pengarh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi N. Anggriani, A. Spriatna, B. Sbartini, R. Wlantini
Lebih terperinciPemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)
tahaean Vol. 4 No. Janari 007 rnal TKNIK SIPIL Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan nergi Syaalddin ) Abstrak Paper ini menyajikan pengerjaan hkm kekekalan energi pada pemodelan
Lebih terperinciPengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur
Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate
Lebih terperinciNAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com
1 NAMA : KELAS : teresiaeni.wordpress.com TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d ' = = d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses
Lebih terperinciALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.
ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno
Lebih terperinciModel Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu
Jrnal Gradien Vol. No.2 Jli 2005 : 5-55 Model Hidrodinamika Pasang Srt Di Perairan Pla Baai Bengkl Spiyati Jrsan Fisika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan Alam, Universitas Bengkl, Indonesia Diterima
Lebih terperinciEKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK
Jrnal Matematika UNAND Vol. No. 2 Hal. 39 43 ISSN : 233 29 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK YULIANA PERMATASARI Program Stdi
Lebih terperinciPersamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi
1 ARUS LAUT Ada gaa ang berperan dalam ars ait: gaa-gaa primer dan gaa-gaa seknder. Gaa primer berperan dalam menggerakkan ars dan menentkan kecepatanna, gaa primer ini antara lain adalah: stress angin,
Lebih terperinciMA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan
MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gnawan Semester II, 2016/2017 3 Maret 2017 Kliah yang Lal 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem
Lebih terperinciIII PEMODELAN SISTEM PENDULUM
14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan
Lebih terperinciIV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS
8 IV TIGA MODEL ARUS LALU-LINTAS Maih berkaitan dengan bab ebelmnya, pada bagian ini akan dibaha tiga model ntk at ar lal-linta yang mengalir pada at ingle link. Model-model terebt terdiri ata da model
Lebih terperinciPENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS
PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS Ole: Citra Dewi Ksma P. 106 100 007 Dosen pembimbing: DR. Sbiono, MSc. Latar Belakang PENDAHULUAN Penyakit Tberklosis TB adala
Lebih terperinciPENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN
Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara
Lebih terperinciAljabar Linear Elementer
Aljabar Linear Elementer MA SKS Silabs : Bab I Matriks dan Operasinya Bab II Determinan Matriks Bab III Sistem Persamaan Linear Bab IV Vektor di Bidang dan di Rang Bab V Rang Vektor Bab VI Rang Hasil Kali
Lebih terperinciKEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.
KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)
Lebih terperinciIntegrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi.
Interasi Metode Interal Kadratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi Gass merpakan metode yan tidak mennakan pembaian
Lebih terperinciHasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)
oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =
Lebih terperinciBEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI
JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan
Lebih terperinciHendra Gunawan. 5 Maret 2014
MA101 MATEMATIKA A Hendra Gnawan Semester II, 013/014 5 Maret 014 Kliah yang Lal 10.1 Parabola, aboa, Elips, danhiperbola a 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI.1 Sejarah Analisis Jalr Teknik analisis jalr yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahn 1934, sebenarnya merpakan pengembangan korelasi yang dirai menjadi beberapa interpretasi akibat
Lebih terperinciSIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA
SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA Abstrak TBC penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardioaskler
Lebih terperinciANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA
Konferensi asional Teknik Sipil 3 (KoTekS 3) Jakarta, 6 7 ei 29 AAISIS KAPASITAS BAOK KOO BAJA BERPEAPAG SIETRIS GADA BERDASARKA SI 3 729 2 DA ETODA EEE HIGGA Aswandy Jrsan Teknik Sipil, Institt Teknologi
Lebih terperinciSession 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa
Session 8 Heat Transfer in Steam Trbine PT. Dian Sastatika Sentosa DSS Head Offie, 3 Oktober 008 Otline. Pendahlan. Skema keepatan, gaya tangensial. 3. Daya yang dihasilkan trbin, panas jath. 4. Trbin
Lebih terperinciBab 5 RUANG HASIL KALI DALAM
Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Stdi Pendahlan Langkah aal dalam enelitian ini adalah mencari dan mengmlkan smbersmber seerti: bk, jrnal ata enelitian sebelmna ang mendkng enelitian ini. 3. Tahaan Analisis
Lebih terperinciTrihastuti Agustinah
TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E. Objektif. Teori. Contoh 4. Simplan
Lebih terperinciTrihastuti Agustinah
TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF TEORI CONTOH 4 SIMPULAN 5 LATIHAN
Lebih terperinciBAB III PENDEKATAN TEORI
9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan
Lebih terperinciCHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE
CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE Inner Prodcts Angle and Orthogonality in Inner Prodct Spaces Orthonormal Bases; Gram-Schmidt Process; QR-Decomposition Best Approximation; Least Sqares Orthogonal Matrices;
Lebih terperinciPERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR
Diktat Mata Kliah PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALA PENUKAR KALOR Dignakan Khss Di Lingkngan Program Stdi eknik Mesin S-1 Universitas Mhammadiah Yogakarta Oleh: EDDY NURCAHYADI, S, MEng (1979010600310
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata
Lebih terperinciIntegra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik
Intera asi Metode Interal Kadr ratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi i Gass merpaka an metode yan tidak mennakan pembaian
Lebih terperinciOPTIMASI PENENTUAN DOSIS OBAT PADA TERAPI LEUKEMIA MYELOID KRONIK
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakltas MIPA, Universitas Negeri Yogyakart, 4 Mei 0 OPTIMASI PENENTUAN DOSIS OBAT PADA TERAPI LEUKEMIA MYELOID KRONIK Ibn Hajar Salim,
Lebih terperinciPANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan:
PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM Perl diingat kembali definisi panjang dan jarak sat ektor pada rang hasil kali dalam Eclid, yait rnag ektor yang hasil kali dlamnya didefinisikan sebagai
Lebih terperinciOPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI
OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem
Lebih terperinciFisika Ebtanas
isika Ebtanas 1996 1 1. Di bawah ini yang merpakan kelompok besaran trnan adalah A. momentm, wakt, kat ars B. kecepatan, saha, massa C. energi, saha, wakt ptar D. wakt ptar, panjang, massa E. momen gaya,
Lebih terperinciPENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE
Vale Added, Vol. 11, No. 1, 015 PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE 1 Moh Yamin Darsyah, Ujang Malana 1, Program Stdi Statistika FMIPA Universitas Mhammadiyah Semarang Email:
Lebih terperinciBab 5 RUANG HASIL KALI DALAM
Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O ( ) Panjang sat ektor x di R dan R dinamakan
Lebih terperinciPENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON
Jrnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 157 161 ISSN : 233 291 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON DALIANI Program Stdi Matematika, Fakltas
Lebih terperinciTrihastuti Agustinah. TE Teknik Numerik Sistem Linear
E 09467 eknik Nmerik Sistem Linear rihastti Agstinah Bidang Stdi eknik Sistem Pengatran Jrsan eknik Elektro - FI Institt eknologi Seplh Nopember O U L I N E OBJEKIF EORI 3 CONOH 4 SIMPULAN 5 LAIHAN OBJEKIF
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh. tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya.
5 BAB TIJAUA PUSTAKA.1 Daya Dkng Tanah Pasir Kapasitas dkng menyatakan tahanan geser tanah ntk melawan penrnan akibat pembebanan, yait tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah di sepanjang bidang-bidang
Lebih terperinciAnalisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742
Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi
Lebih terperinciMata Kuliah: Aljabar Linier Dosen Pengampu: Darmadi, S. Si, M. Pd
. RUANG BERDIMENSI n EUCLIDIS Mata Kliah: Aljabar Linier Dosen Pengamp: Darmadi S. Si M. Pd Dissn oleh: Kelompok Pendidikan Matematika VA. Abdl Fajar Sidiq (8.). Lilies Prwanti (8.76). Ristinawati (8.)
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh
BAB LANDASAN TEORI. Sejarah Analisis Jalr (Path Analysis) Analisis jalr yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahn 90-an oleh seorang ahli genetika yait Sewall Wright. Teknik analisis
Lebih terperinci1. Momentum mempunyai dimensi yang sama dengan dimensi besaran A. impuls D. tekanan B. energi E. percepatan C. gaya
1 1. Momentm mempnyai dimensi yang sama dengan dimensi besaran A. impls D. tekanan B. energi E. percepatan C. gaya 2. Gerak sebah mobil menghasilkan grafik kecepatan (V) terhadap wakt (t) yang diperlihatkan
Lebih terperinciMETODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL
METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL Bambang Irawanto 1,Djwandi 2, Sryoto 3, Rizky Handayani 41,2,3 Departemen Matematika Faktas Sains dan Matematika
Lebih terperinciSIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH AKIBAT VARIASI BENTUK KAMPUH LAS DAN MENDAPAT PERLAKUAN PANAS ANNEALING DAN NORMALIZING
SIFAT MEKANIK BAJA KARBON RENDAH AKIBAT VARIASI BENTUK KAMUH LAS DAN MENDAAT ERLAKUAN ANAS ANNEALING DAN NORMALIZING Nkman (1) (1) Jrsan Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya rabmlih
Lebih terperinciSISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING
SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING Desi Yanti, Sayti Rahman, Rismayanti 3 Jrsan Teknik Informatika Universitas Harapan Medan Jl. HM Jhoni
Lebih terperinci1. Grafik di samping menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak.
1 1. Grafik di samping menyatakan hbngan antara jarak (s) terhadap wakt (t) dari benda yang bergerak. Bila s dalam m, dan t dalam sekon, maka kecepatan rata-rata benda A. 0,60 m/s D. 3,00 m/s B. 1,67 m/s
Lebih terperinci1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F
1 1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menrt smb x adalah A. ½ 3 F B. ½ F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F. Benda jath bebas adalah benda yang memiliki: (1) Kecepatan awal nol () Percepatan = percepatan
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M000259 Di PT.PAL INDONESIA Oleh : Selfy Atika Sary NRP : 1307 030 053 Pembimbing :
Lebih terperinciIT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)
IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) Arif Setiawan 1*, Pratomo Setiaji 1 1 Program Stdi Sistem Informasi, Fakltas Teknik, Universitas Mria Kds Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kds 59352 * Email:
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK SIPIL USU
JURNAL TEKNIK SIPIL USU ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN IDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN PENERBANGAN MEDAN Inda Yfina 1, Rdi Iskandar 2 1
Lebih terperinciAPLIKASI KURVA BEZIER BERDERAJAT LIMA HASIL DARI MODIFIKASI KURVA KUARTIK PADA DESAIN KERAMIK SKRIPSI OLEH NAUFAL MAHARANI NIM.
ALIKASI KURVA BEZIER BERDERAJAT LIMA HASIL DARI MODIFIKASI KURVA KUARTIK ADA DESAIN KERAMIK SKRISI OLEH NAUFAL MAHARANI NIM. 67 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
Lebih terperinciSOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT SKRIPSI. Oleh: JUNIK RAHAYU NIM
SOLUSI NUMERIK MODEL REAKSI-DIFUSI (TURING) DENGAN METODE BEDA HINGGA IMPLISIT SKRIPSI Oleh: JUNIK RAHAYU NIM. 9695 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
Lebih terperinciWALIKOTA BANJARMASIN
/ WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN2013 TENTANG PEDOMAN STANDAR KINERJA INDIVIDU PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci(a) (b) Gambar 1. garis singgung
BAB. TURUNAN Sebelm membahas trnan, terlebih dahl ditinja tentang garis singgng pada sat krva. A. Garis singgng Garis singgng adalah garis yang menyinggng sat titik tertent pada sat krva. Pengertian garis
Lebih terperinciAljabar Linear Elementer
Aljabar Linear Elementer MA SKS Silabs : Bab I Matris dan Operasinya Bab II Determinan Matris Bab III Sistem Persamaan Linear Bab IV Vetor di Bidang dan di Rang Bab V Rang Vetor Bab VI Rang Hasil Kali
Lebih terperinciURUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai
6 URUNAN PARSIAL Deinisi Jika ngsi da ariable maka: i Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai ii Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai Tentkan trnan
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang
BAB II TEORI DASAR. Strktr Dalam Bmi Bmi kita terssn oleh beberapa lapisan ang mempnai sifat ang berbeda-beda. Lapisan bmi ang paling lar adalah kerak bmi, ang memiliki kedalaman sekitar Kerak bmi (crst)
Lebih terperinciFEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535
FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Makalah Seminar Tgas Akhir Jnanto Prihantoro 1, Trias Andromeda. 2, Iwan Setiawan
Lebih terperinciBAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1)
5 BAB III MTOD LMN HINGGA 3. Tegangan Tegangan adalah gaa per nit area pada sat material sebagai reaksi akibat gaa lar ang dibebankan pada strktr. Pada Gambar 3.. diperlihatkan elemen kbs dalam koordiant
Lebih terperinciKINERJA TURBIN AIR TIPE DARRIEUS DENGAN SUDU HYDROFOIL STANDAR NACA 6512
Vol. 1, No., Mei 010 ISSN : 085-8817 KINERJA TURBIN AIR TIPE DARRIEUS DENGAN SUDU HYDROFOIL STANDAR NACA 651 Mhammad Irsyad Jrsan Teknik Mesin Uniersitas Lampng email: irsyad71@nila.ac.id Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang
Lebih terperinciby Emy 1 IMAGE RESTORATION by Emy 2
Copyright @ 2007 by Emy 1 IMAGE RESTORATION Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mamp membedakan proses pengolahan citra mengnakan image enhancement dengan image restoration Mamp menganalisis citra yang
Lebih terperinciBab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Daya dukung tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekuatan tanah
Bab TIJAUA PUSTAKA.1. Daya Dkng Tanah Lempng Daya dkng tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekatan tanah ntk menopang sat beban di atasnya. Daya dkng tanah dipengarhi oleh jmlah air yang
Lebih terperinciPergerakan Tanah Pada Lembah Tertimbun Yang Dipengaruhi Gelombang Permukaan Datar
Vol. 3, o., 53-59, Janari 7 Pergerakan Tanah Pada Lebah Tertibn Yang Dipengarhi Gelobang Perkaan Datar Jeffry Ksa Abstrak Tlisan ini ebahas engenai pergerakan tanah pada lebah tertibn yang dipengarhi gelobang
Lebih terperinciMODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Modl Standar ntk dignakan dalam Perkliahan di Universitas Merc Bana Fakltas Program Stdi Tatap Mka Kode MK Dissn Oleh Ilm Kompter Teknik Informatika 9 Abstract Matakliah Menjadi Dasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Artifiial Intelligene Definisi Artifiial Intelligene merpakan salah sat bagian dari ilm kompter yang mempelajari bagaimana membat mesin (kompter) dapat melakkan pekerjaan
Lebih terperinciMODEL P BACK ORDER DAN ALGORITMA PERMASALAHAN INVENTORI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ONGKOS TRANSPORTASI (FIXED AND VARIABLE COST) PERMINTAAN PROBABILISTIK
158 Model P Bak Order dan Algoritma...(Brhan) MODEL P BACK ODE DAN ALGOITMA PEMASALAHAN INVENTOI DENGAN MEMPETIMBANGKAN ONGKOS TANSPOTASI (FIXED AND VAIABLE COST) PEMINTAAN POBABILISTIK Brhan Jrsan Teknologi
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax.
Jl Gegerkalong Hilir, esa Ciwarga, Bandng, Telp/Fax : 0 01 45 8 PEMBORAN / SAMPLING AN VANE SHEAR TEST Standar Acan : ASTM - 145 89 I TUJUAN 1 Untk menyelidiki / mengetahi jenis-jenis lapisan tanah (stratigrafi)
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSIAS INDONESIA PERANANGAN PENGENDALI MODEL PREDIIVE ONROL (MP) PADA SISEM EA EXANGER DENGAN JENIS KARAKERISIK SELL AND UBE ESIS RIDWAN FARUDIN 76733 FAKULAS EKNIK PROGRAM SUDI EKNIK KONROL INDUSRI
Lebih terperinci1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini
1 1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resltan dengan menggnakan 3 neraca pegas berikt ini Yang sesai dengan rms vektor gaya resltan secara analitis adalah gambar A. (1), (2) dan (3) D. (1), dan
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR
Prosiding Seinar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakltas MIPA, Universitas Negeri Yogakarta, 6 Mei 9 MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR Irawati, Kntjoro Adji Sidarto. Gr SMA
Lebih terperinciPertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik
Perteman IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Strktr Kay IV.1 Batang Tarik Gamar 4.1 Batang tarik Elemen strktr kay erpa atang tarik ditemi pada konstrksi kdakda. Batang tarik merpakan sat elemen strktr yang menerima
Lebih terperinciPemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an
Pemodelan Matematika Rentang Wakt yang Dibthkan dalam Menghafal Al-Qr an Indah Nrsprianah Tadris Matematika, IAIN Syekh Nrjati Cirebon Email: rizqi.syadida@yahoo.com Abstrak Kegiatan menghafal Al-Qr an
Lebih terperinci1. Perhatikan tabel berikut ini! No Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3
1 1. Perhatikan tabel berikt ini! No Besaran Satan Dimensi 1 Momentm kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3 Dari tabel di atas yang mempnyai satan dan dimensi yang benar adalah
Lebih terperinciAnalisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral
Jrnal Ilmiah EKNIK DESAIN MEKANIKA Vol6 No1, Janari 2017 (11-16) Analisa Performasi Kolektor Srya erkonsentrasi Dengan Variasi Jmlah Pipa Absorber Berbentk Spiral I Gsti Ngrah Agng Aryadinata, Made Scipta
Lebih terperinci