HARGA FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN PADA KASUS PART THROUGH CRACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HARGA FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN PADA KASUS PART THROUGH CRACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA"

Transkripsi

1 HARGA FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN PADA KASUS PART THROUGH CRACK DENGAN METODE EEMEN HINGGA Nuul Muhaa Absac : Sess nens faco ealuaon s needed o ealuae esdual sengh and cack gowh. I deelopes some mehods o ealuae sess nens faco. In hs eseach, he sess nens faco s ealuaed on he case of pa hough cack n fne sold wh confguaon of quae ellpc cone cack and sem ellpc suface cack. I s done b ANSYS sofwae whch based on fne elemen mehod. Cack p elemen model s chosen a quae pon sopaamec 0 node hee dmenson. In he case of quae ellpc cone cack, esul of ANSYS analss ges geome faco (β) close enough o geome faco (β) of BEASY sofwae esul, wh he maxmum eo of 7.99% angle. fo he angle 90 o. On he ohe sde, compason of he ANSYS esul wh he esul of Newmann-Raju equaon, he maxmum eo s 3.89% fo he 0 o angle. In he case of sem ellpc suface cack, he ANSYS analss ges he esul of he sess nens faco close enough wh he expemenal esul whch be done b S Chen and Zhenuan Cu wh maxmum eo s.68% n spesmen T7 fo he cack decon a (90 o angle) when he confguaon s a=6,7 and c=0,4. Ke wods : Quae Ellpc Cone Cack, sem ellpc suface cack, Sess Inens Faco, Fne Elemen Mehod. ATAR BEAKANG Boek, D (98), fako nensas egangan (K) elah menjad paamee penng ang dapa menenukan kekuaan ssa suau suku ang mempuna eak. Bebaga meoda elah dkem-bangkan unuk menghung fako n. Salah sau meoda n au meode elemen hngga. Dengan memaka elemen konensonal mash memelukan pembagan elemen-elemen (meshng) ang halus dseka ujung eak (Zenkewcs, 977). Banks-slls, esle dan Boman, Yaaco (984), melakukan pennjauan ehadap penggunaan elemen quae-pon quadlaeal dan posedu eksapolas unuk mengealuas fako nensas egangan dengan cene cack specmen dengan hasl akua, dmana hasl ang ddapa dak epengauh oleh ukuan elemen. Bleackl. Choon, M.A. dan Beaa, W. dan Pamono, A.S.(00) menggunakan sofwae ANSYS unuk menghung fako nensas egangan pada kasus specmen CT (Compac Tenson). Pemodelan spesmen menggunakan elemen sopaamek kuadlaeal dengan ujung eak elemen quae pon kuadlaeal. Hasl ang ddapa enaa membekan hasl fako nensas egangan ang sanga deka dengan ekspemen pada konds hampa udaa. Pua, I.S. dan Pubolaksono, J dan Pamono, A (998), menggunakan sofwae BEASY ang bebass meoda elemen baas (Bounda elemen mehode), unuk menghung fako nensas egangan pada kasus pa hough cack. Hasl ang ddapa membekan haga fako nensas egangan dengan pebedaan kuang da 0% bla dbandngkan dengan hasl da Newman-aju soluon. Da laa belakang esebu penuls mencoba menggunakan sofwae ANSYS elease 5.4 ang bebass pada meode elemen hngga, unuk mengealuas fako nensas egangan pada pa hough cack unuk kofguas Reak Pojok Elpk (quae ellpc cone cack) dan eak pemukaan ellpk (Sem Ellpc suface cack). Pemodelan spesmen menggunakan elemen sngula pada seka ujung eak. Dalam pelaksanaan penelan n bebeapa konds baasan elah dambl au: Pemodelan spesmen unuk Reak Pojok Elpk (quae ellpc cone cack) dlakukan dengan model seengah bagan dkaenakan adana kesmean model. Sedangkan unuk kasus eak pemukaan ellpk dlakukan dengan model sepeempa bagan. Jens elemen ang dgunakan adalah elemen sopaamek 8 node ga dmens (sopaamek 8 node sold) unuk memodelkan elemen bukan dujung eak, sedangkan Haga Fako Inensas Tegangan Pada Kasus Pa Though Cack dengan Meode Elemen Hngga Nuul Muhaa

2 unuk elemen d ujung eak dplh elemen sopaamek quae-pon 0 node ga dmens (0 node sold). Maeal dasumskan homogen, soopk dan konnu Tdak mempehungkan adana pengauh lngkungan Pehungan fako nensas egangan dalam masalah lnea elasc facue mechanc (EFM). TINJAUAN TEORI Ealuas Fako Inensas Tegangan Unuk mengealuas fako nensas egangan dapa dlakukan pendekaan dengan menghubungkan solus analk egangan dan pepndahan pada ujung eak. Hal n memelukan posedu eksapolas unuk mendapakan fako nensas egangan pada ujung eak. Vaas pepndahan secaa anals seka ujung eak adalah: u K 4 K 4 3 K II 4 I cos cos 3sn sn 3 K II 4 I sn sn 3cos cos 3 3 w K III 4 sn () dmana K I = fako nensas egangan mode I K II = fako nensas egangan mode II K III = fako nensas egangan mode III = modulus gese = (3 - ) / ( + ) unuk konds plane sess = (3-4) unuk konds plane san elha bahwa fako nensas egangan dapa dhung da salah sau da komponen pepndahan aah u maupun. unuk haga = 0 o aau = 80 o maka salah sau denomnao pada pesamaan daas akan behaga nol sehngga K dealuas dengan komponen pepndahan ang dak menghaslkan haga nol. Posedu eksapolas pepndahan dlakukan dengan melha hubungan da pesamaan () sehngga dapa dpeoleh: 3 ( )cos cos u K I 4 3 ( )sn sn 3 3sn sn u K II 4 3 ( 3)cos cos subsus haga u,, dan, pada k node sepanjang gas adal pada seka ujung eak, dapa dpeoleh hubungan anaa K dengan jaak adal. kemudan dengan menghlangkan hasl au k dmana haga K-na sudah dak dalam gas lne (pada k ang sanga deka dengan ujung eak) sehngga solus dapa deksapolas pada = 0 dengan memaka eges lnea. Teknk n dapa dpaka pada dgunakan elemen konen-sonal maupun elemen sngula. () Mekanka, Volume 3 Nome, Sepembe 004

3 Pemodelan Sngulaas Ujung Reak Bebeapa penelan dengan menggunakan meode elemen hngga dengan memaka elemen konensnal, menunjukkan bahwa dpelukan pembagan meshng ang sanga halus pada seka ujung eak (Chan, 970) [4] aga secaa akua dapa menamplkan sngulaas ujung eak. Pengembangan elemen ode ngg, sepe keluaga sopaamek enaa membekan kesamaan akuas ang dapa dema pada pembagan meshng ang agak kasa. Bagamanapun juga efekfas solus numek pada kasus eak lebh mengunungkan dengan mengembangkan elemen khusus cack p ang dapa secaa langsung memodelkan sngulasas medan egangan elass / seka ujung eak. Sngulaas ujung eak dapa dmodelkan dengan elemen sopaamek 0 node ga Z,w U X M N V O,P,W s I A,B Y, Q T J R K,,S X,u ¾ ¼ Gamba. Elemen sngula 0 node ga dmens quae-pon. dmens, dengan caa memanpulas node poss engah pada elemen cack fon ang dsebu sebaga elemen quae-pon (Capne, A. 99). Dengan memndahkan node sea dan x ke poss sepeempa sepe pada gamba maka sngulaas egangan dapa damplkan pada gas KPO. Shape funcon pada node K, R dan J unuk elemen sopaamek 0 node ga dmens adalah sebaga beku: 8 s 8 N k s s s N j s sepanjang ss kj memlk = - dan s =, sehngga : N k N N 4 N k da epesenas koodna pada elemen au: N k j (3) Haga Fako Inensas Tegangan Pada Kasus Pa Though Cack 3 dengan Meode Elemen Hngga Nuul Muhaa

4 4 Mekanka, Volume 3 Nome, Sepembe 004 dengan menempakan koodna pada node k dan membekan panjang ss kj sebesa, maka k = 0, = 4 dan j = maka: 4 (4) aau damplkan dalam au: (5) da salah sau komponen Jacoban au / pada pesamaan (3) dan memasukkan haga pada pesamaan (5) akan dpeoleh : (6) sehngga mak Jacoban akan sngula pada node k dmana = 0. Pepndahan pada ss kj au: j k N (7) subsus Pesamaan (5) pada pesamaan (7) ddapakan: j k l N Regangan pada aah adalah: k j 4 (8) Dengan menggan dengan jaak adal maka ampak bahwa komponen menunjukkan snguaas. Geome dmens spesmen Dalam akel n del kasus Reak Pojok Elpk (quae ellpc cone cack) dan eak pemukaan ellpc (sem ellpc suface cack). Gamba spesmen Reak Pojok Elpk dapa dlha pada gamba beku: Gamba. Spesmen Reak Pojok Elpk (quae ellpc cone cack)

5 Model ANSYS unuk eak pemukaan semellpc suface cack sepe gamba beku: Gamba 3. Model ANSYS da eak pemukaan (sem ellpc suface cack) /4 cack model Unuk langkah selanjuna geome spesmen dbua dengan memaka nfomas defomas ang ejad. Daa geome spesmen ang bau dpeoleh dengan caa menambahkan defomas ang ejad dengan daa geome sebelumna dan dbua pola meshng selanjuna dengan meneakan panjang eak bau. Panjang eak ang dpaka sebaga acuan dalam analss au dambl da daa ekspemen. Pemodelan Unuk memodelkan elemen ujung eak dpaka elemen quae pon sopaamek 0 node ga dmens. Plhan n ddasakan pada kemampuan elemen quae pon sopaamek 0 node ga dmens unuk memodelkan sngulaas pada ujung eak Pemodelan unuk spesmen Reak Pojok Elpk dlakukan dengan model seengah bagan suku dkaenakan adana kesmean model, bak geome maupun pembebanan. Model dbua dengan caa membua node-node pada seap elemen pada suku spesmen esebu. Kemudan bedasakan node-node ang dbua dlakukan pembuaan elemen (meshng) sehngga seelah semua elemen dbua akan ddapa suau suku spesmen Reak Pojok Elpk. Unuk meshng elemen dseka ujung eak (cack cn) ed da 0 ng elemen efokus dan seap ng ed da 00 elemen, 0 sepanjang cack fon dan 0 sepanjang ccumfeence da ng. Unuk membua elemen sngula pada ss elemen ujung ng peama dlpa dan dlakukan peubahan jens elemen dengan caa meubah kedudukan mdsde node menjad ¼ bagan da ujung eak. Model elemen sngula dapa damplkan dalam gamba 4 beku: Gamba 4. Model ANSYS da elemen sngula Haga Fako Inensas Tegangan Pada Kasus Pa Though Cack 5 dengan Meode Elemen Hngga Nuul Muhaa

6 Reak dmodelkan dengan caa dak membekan konds baas pada node ang beada pada pada ujung eak, sedangkan node ang eleak pada luasan ang dak ejad keeakan dkekang aah. Inpu Daa. Masukan daa ang dbuuhkan adalah :. Maeal popes da spesmen pla alumunum paduan YR: Modulus elassas (E) = Mpa Tegangan Yeld( ) = 70 Mpa Tegangan Ulma( u ) = 8 Mpa. Pembebanan Pembebanan ang dpaka adalah Mode I. 3. Konds baas. Quae Ellpc Cone Cack: Pemodelan spesmen unuk Reak Pojok Elpk (quae ellpc cocne cack) menggunakan ½ bagan spesmen dengan konds baas ang dpelukan adalah: - pada bdang sme sumbu dbekan kekangan pepndahan = 0, kecual da ujung eak dan eak ang elah ejad. Unuk lebh jelasna dapa dlha pada gamba. Sem Ellpc Suface Cack: Kaena pemodelan spesmen unuk sem ellpc suface cack menggunakan ¼ bagan spesmen maka konds baas ang dpelukan adalah: - pada bdang sme sumbu x dbekan konsan dsplacemen x = 0 - pada bdang sme sumbu dbekan consan dsplacemen = 0, kecual da ujung eak dan eak ang elah ejad. Unuk lebh jelasna dapa dlha pada gamba Daa eak Daa eak ang dgunakan sebaga acuan kasus quae ellpc cone cack adalah penelan ang elah dlakukan oleh Pua, I.S. dan Pubolaksono, J dan Pamono, A (998). Daa eak ang dgunakan sebaga acuan kasus sem ellpc suface cack adalah ekspemen ang elah dlakukan oleh Z Chen dan Zhenuan Cu (988). Ealuas Fako Inensas Tegangan Ealuas fako nensas egangan ang dlakukan dengan menggunakan sofwae ANSYS 5.4 dengan meode exapolas pepndahan. Kompaas hasl analsa dengan penelan ang elah ada Kompaas hasl anaa hasl ealuas fako nensas egangan menggunakan ANSYS dengan penelan sebelumna unuk kasus quae ellpc cone cack, dengan menamplkan gafk fako geome (β co) dan poss sudu. daa-daa Penelan dambl da akel ang duls oleh Pua, I.S. dan Pubolaksono, J dan Pamono, A (998). Sedangkan kompaas hasl anaa hasl ealuas fako nensas egangan menggunakan ANSYS dengan Ekspemen unuk kasus sem ellpc suface cack, dengan menamplkan gafk (K I ) dan panjang eak (a). daa-daa ekspemen dambl da akel ang duls oleh Z Chen dan Zhenuan Cu (988). HASI DAN ANAISA Quae Ellpc Cone Cack Pebandngan hasl smulas ANSYS dengan hasl BEASY dan Newman-aju Equaon dapa dlha pada gamba 5 Da gamba 5 dapa dlha bahwa fako geome hasl ANSYS sanga deka dengan hasl da BEASY dengan smpangan ebesa au 7.99 % pada sudu 90 o. Sedangkan apabla faco geom hasl ANSYS dbandngkan dengan Newman-Raju equaon, smpangan ebesa au 6 Mekanka, Volume 3 Nome, Sepembe 004

7 K (MPa.(mm)^0.5) Bea Fako sebesa 3.89% pada sudu 0 o. Da pebandngan daas dapa dlha bahwa smpangan ebesa ang ddapa lebh besa jka hasl ANSYS dpebandngkan dengan Beas. Hal n Pebandngan bea fako ANSYS, BEASY dan Newman-Raju (Reak Pojok) a/c= ; a/= Sudu Anss BEASY Newman- Raju Gamba 5. Gafk pebandngan bea fako BEASY,Newman-RajuEquaon dan ANSYS dapa ejad kaena keduana mempuna bass meode ang bebeda, ANSYS bebass meode elemen hngga sedangkan Beas bebass meode elemen baas. Sem Ellpc Suface Cack Unuk melha kealdan da hasl smulas ANSYS unuk kasus sem ellpc suface cack, pelu dlakukan pebandngan dengan ekspemen ang ada. Sebaga pebandngan dambl hasl ekspemen da hasl penelan da Z Chen dan Zhenuan Cu (988) [8]. Pebandngan hasl da pogam ANSYS dan hasl ekspemen n, damplkan dalam benuk gafk K(a), K(c) ehadap panjang eak aah (a) sepe damplkan dalam Gamba beku. K s panjang eak (a) spesment a (mm) K(a) eksp K(c) eksp K(a) ANSYS K(c) ANSYS Gamba 6. Pebandngan Gafk K(a), K(c) Vs panjang eak aah (a) Hasl Ekspemen dan Hasl Smulas ANSYS, spesmen T Haga Fako Inensas Tegangan Pada Kasus Pa Though Cack 7 dengan Meode Elemen Hngga Nuul Muhaa

8 Gamba 7 Pebandngan Gafk K(a), K(c) Vs panjang eak aah (a) Hasl Ekspemen dan Hasl Smulas ANSYS, spesmen T4 hasl ang ddapa dengan pogam ANSYS secaa umum mendeka hasl ekspemen ang dlakukan oleh Z Chen dan Zhenuan Cu [8], dengan penmpangan ebesa sebesa.68 % beada pada spesmen T7 unuk aah eak a (sudu 90 o ) pada saa a = 6.7 dan c = 0.4. Gamba 8. Pebandngan Gafk K(a), K(c) Vs panjang eak aah (a) Hasl Ekspemen dan Hasl Smulas ANSYS, spesmen T8 Hal n dsebabkan kaena pengauh asums model dalam konds EFM (nea Elasc Facue Mechanc), jad mengabakan plassas dseka ujung eak. Hal n sesua dengan penelan ang dlakukan Choon, M.A dan Beaa, Wajan dan Pamono, A.S. (00) [5] ang menel fako nensas egangan pada spesmen CT pada konds EFM mendapakan eo ebesa sebesa 0.78%, sedangkan P Hdaa, Ifan dan Beaa, Wajan (00) [6] ang menel fako nensas egangan pada spesmen CT pada konds elass plass, mendapakan eo ebesa sebesa 8.3%. Ada kecendeungan bahwa semakn mendeka eak embus (hough cack), maka penmpangan (eo) ang ejad juga semakn besa (unuk eak aah a). Hasl n sesua dengan penelan da Choon, M.A dan Beaa, Wajan dan Pamono, A.S. (00) [5] ang mempelhakan adana 8 Mekanka, Volume 3 Nome, Sepembe 004

9 Gamba 9. Pebandngan Gafk K(a), K(c) Vs panjang eak aah (a) Hasl Ekspemen dan Hasl Smulas ANSYS, spesmen T7 kecendeungan penmpangan (eo) ang semakn besa keka eak sudah mendeka paah fnal. Hal n mungkn ejad kaena:. Dalam pemodelan ANSYS dasumskan beban ang dbekan adalah dalam benuk egangan ak, sedangkan dalam ekspemen dak dsebukan secaa jelas pembean bebanna.. Asums ang dpaka dalam pemodelan au maeal homogen, soopc dan konnu, sedangkan pada kenaaana maeal spesmen ang dpaka dak mungkn mempuna sfa deal. 3. Asums ang dpaka dalam pemodelan n mash dalam konds EFM (lnea elasc Facue Mechancs) sehngga kemunculan daeah plass dabakan. Sehngga fako-fako ang mempengauh pecepaan dan pelambaan eak dabakan juga. 4. Tejadna kesalahan dalam membaca gafk a s N, c s N maupun pengeploan da/dn kedalam gafk da/dn K(a), dc/dn K(c). Hal n ak dapa dhnda kaena penuls mendapakan daa dalam benuk gafk. Kesmpulan. Pebandngan hasl analsa meode elemen hgga dengan sofwae ANSYS el. 5.4 pada kasus Reak Pojok Elpk (Quae ellpc cone cack) haslna cukup deka dengan hasl analsa ang bebass pada meobe elemen baas (Bounda Elemen Mehode), dengan smpangan ebesa sebesa 7.99 % beada pada sudu 90 deaja. Pebandngan hasl ANSYS dbandngkan dengan Newman-Raju equaon, smpangan ebesa au sebesa 3.89% pada sudu 0 o. Sehngga dapa dsmpulkan bahwa posedu ang dpaka dalam analsa dengan ANSYS el. 5.4 cukup ald unuk dpaka sebaga suau meode mengealuas fako nensas egangan unuk kasus Reak Pojok Ellpk (Quae ellpc cone cack).. Pebandngan hasl analsa meode elemen hgga dengan sofwae ANSYS el. 5.4 pada kasus eak pemukaan (sem ellpc suface cack) haslna cukup deka dengan hasl da ekspemen ang dlakukan oleh S Chen dan Zhenuan Cu, dengan penmpangan ebesa sebesa.68 % beada pada spesmen T7 unuk aah eak (a) pada saa a = 6.7 dan c = 0.4. Sehngga dapa dsmpulkan bahwa posedu ang dpaka dalam analsa dengan ANSYS el. 5.4 cukup ald unuk dpaka sebaga suau meode mengealuas fako nensas egangan. DAFTAR PUSTAKA Banks-slls, esle and Boman, Yaaco (984), Reappasal of The Quae Pon Quadlaeal Elemen n nea Elasc Facue Mechancs, Inenaonal Jounal of Facue, ol. 5, pp Haga Fako Inensas Tegangan Pada Kasus Pa Though Cack 9 dengan Meode Elemen Hngga Nuul Muhaa

10 Boek, Dad (989) The Paccal Use of Facue Mechancs, Kluwe Academc Publshe, Neheland. Capne A (993), Shape Change of Suface Cack n Round Bas Unde Cclc Axal oadng, In. J Fague 5 no pp -6 Chan, S.K., Tuba, I.S. and Wlson, W.K., (970), On Fne Elemen Mehod In nea Elasc Facue Mechancs, Engneeng Facue Mechancs, ol. 3, pp. -7 Choon, M.A. dan Beaa, Wajan (00), Ealuas Inensas Tegangan pada Spesmen Compac Tenson dengan Meode Elemen Hngga, apoan Penelan, Juusan eknk Mesn ITS, Suabaa. P Hdaa, M Ifan. dan Beaa, Wajan (00), Analsa J Inegal Pada Spesmen Compac Tenson T-6Al-4V, apoan Penelan, Juusan eknk Mesn ITS, Suabaa. Pua, I.S dan Pubolakson, J dan Pamono, A (998), Sess Inens Fako of Pa-Though Cack Usng Beas, Posdng Semna Fague & Facue Mechancs, pp -8 Z Chen dan Zhenuan Cu (988), Suface Cack Gowh Behaou Unde Tensle Cclc oadng, In. J Fague 0 no pp Zenkewez, O.C., (977), The Fne Elemen Mehode, 3 h Edon, McGaw Hll Book, ondon. 0 Mekanka, Volume 3 Nome, Sepembe 004

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

Reliabilitas. A. Pengertian

Reliabilitas. A. Pengertian Relablas A. Pengean Relablas adalah sejauh mana hasl ujan sswa eap aau konssen da posedu penlaan (Nko, 007:66). Menuu Ellen, suau es dkaakan elabel jka sko obsevas nla awal behubungan dengan sko yang sebenanya.

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK A III PENGEMANGAN MODEL MATEMATIK Pada analisis manual ang akan dikembangkan, unuk menjamin bahwa eoi maupun umusan ang diuunkan belaku (valid) maka pelu dieapkan asumsi dasa. Sehingga hasil analisis manual

Lebih terperinci

MODUL 2 PERCOBAAN SATU FAKTOR DAN UJI PERBANDINGAN NILAI TENGAH

MODUL 2 PERCOBAAN SATU FAKTOR DAN UJI PERBANDINGAN NILAI TENGAH MODUL PERCOBAAN SATU FAKTOR DAN UJI PERBANDINGAN NILAI TENGAH A. Pendahuluan Pecobaan sau fako adalah suau pecobaan ang dancang dengan hana melbakan sau fako dengan bbeapa aaf sebaga pelakuan. Rancangan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaan Seelah mempelajai maei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beiku. 1. Mengeahui pesamaan laju eaksi.. Memahami ode eaksi dan konsana laju

Lebih terperinci

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0.

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0. 5 Vaabel s dsebu vaabel slak enambahan vaabel slak beujuan unuk mengubah peaksamaan yang mengandung anda menjad sebuah pesamaan eaksamaan () bena jka dan hanya jka pesamaan (2) dan peaksamaan (3) bena

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

Faktor Intensitas Tegangan Pada Part Through Crack Untuk Kasus Surface Crack Dengan Metode Elemen Hingga

Faktor Intensitas Tegangan Pada Part Through Crack Untuk Kasus Surface Crack Dengan Metode Elemen Hingga JURNA TEKNIK MESIN Vol. 5, No., Oktober 3: 48 55 Faktor Intensitas Tegangan Pada Part Through Crack Untuk Kasus Surface Crack Dengan Metode Elemen Hingga Wajan Berata Dosen Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN (CRD)

COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN (CRD) COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN (CRD) CRD Tdak ada kea pengelompokan: Lngkungan homogen Bahan homogen (pebedaan danaa expemenal un yang mempeoleh pelakuan yang ama dalam CRD debu ebaga expemenal eo) Ala homogen

Lebih terperinci

Perancangan, Pembuatan dan Pengujian Omnidirectional Vehicle

Perancangan, Pembuatan dan Pengujian Omnidirectional Vehicle Peancangan, Pembuatan dan Pengujan Omndectonal Vehcle Muljowdodo dan Cahyad Setawan Laboatoum Otomas & Sstem Manufaktu Juusan Teknk Mesn FTI ITB muljo@bdg.centn.net.d, dot@tekpod.ms.tb.ac.d Rngkasan Movng

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

Week 5. Konstanta Saluran Transmisi primer dan sekunder. Konstanta kabel koax dan kabel paralel ganda

Week 5. Konstanta Saluran Transmisi primer dan sekunder. Konstanta kabel koax dan kabel paralel ganda Week 5 Knstanta Saluan Tansms pme dan sekunde Knstanta kabel kax dan kabel paalel ganda 1 Pada pembahasan lalu: Besaan γ dan Z da sebuah saluan tansms memankan peanan pentng pada fenmena peambatan gelmbang.

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

Bab 4 ANALISIS KORELASI

Bab 4 ANALISIS KORELASI Bab 4 ANALISIS KORELASI PENDAHULUAN Koelas adalah suatu alat analss yang dpegunakan untuk menca hubungan antaa vaabel ndependen/bebas dengan vaabel dpenden/takbebas. Apabla bebeapa vaabel ndependen/bebas

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI GELOMBANG ULTRASONIK TERHADAP RADIUS GELEMBUNG KAVITASI PADA SISTEM CAIRAN KOMPRESIBEL. Tb Gamma Nur Rahman

ANALISIS FREKUENSI GELOMBANG ULTRASONIK TERHADAP RADIUS GELEMBUNG KAVITASI PADA SISTEM CAIRAN KOMPRESIBEL. Tb Gamma Nur Rahman ANALISIS FEKUENSI GELOMBANG ULTASONIK TEHADAP ADIUS GELEMBUNG KAVITASI PADA SISTEM CAIAN KOMPESIBEL Tb Gamma Nu ahman POGAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PETANIAN

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir PERANCANGAN DAN ANALISA SIMULASI DINAMIKA MOLEKUL ENSEMBLE MIKROKANONIKAL DAN KANONIKAL DENGAN POTENSIAL LENNARD JONES

Laporan Tugas Akhir PERANCANGAN DAN ANALISA SIMULASI DINAMIKA MOLEKUL ENSEMBLE MIKROKANONIKAL DAN KANONIKAL DENGAN POTENSIAL LENNARD JONES Lapoan Tugas Akh PERANCANGAN DAN ANALISA SIMULASI DINAMIKA MOLEKUL ENSEMBLE MIKROKANONIKAL DAN KANONIKAL DENGAN POTENSIAL LENNARD JONES Dajukan unuk memenuh syaa kelulusan ahap sajana d depaemen Teknk

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA WAKTU HIDUP YANG BERDISTRIBUSI RAYLEIGH PADA DATA TERSENSOR TIPE II BESERTA SIMULASINYA

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA WAKTU HIDUP YANG BERDISTRIBUSI RAYLEIGH PADA DATA TERSENSOR TIPE II BESERTA SIMULASINYA ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA WAKTU HIDUP YANG BERDISTRIBUSI RAYLEIGH PADA DATA TERSENSOR TIPE II BESERTA SIMULASINYA SKRIPSI Dajukan dalam Rangka Penyelesaan Sud Saa unuk Mencapa Gela Sajana Sans Oleh

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum Fska Dasa I (FI-3) Topk ha n (mnggu 6) Sstem Patkel dan Kekekalan Momentum Pesoalan Dnamka Konsep Gaya Gaya bekatan dengan peubahan geak (Hukum ewton) Konsep Eneg Lebh mudah pemecahannya kaena kta hanya

Lebih terperinci

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank

Analisis Kecepatan Dan Percepatan Mekanisme Empat Batang (Four Bar Lingkage) Fungsi Sudut Crank ISSN 907-0500 Analss Kecepatan Dan Percepatan Mekansme Empat Batang (Four Bar ngkage Fungs Sudut Crank Nazaruddn Fak. Teknk Unverstas Rau nazaruddn.unr@yahoo.com Abstrak Pada umumnya analss knematka dan

Lebih terperinci

PERCOBAAN I HUKUM NEWTON

PERCOBAAN I HUKUM NEWTON PERCOBAAN I HUKUM NEWTON I. Tujuan Mepelajai geak luus beubah beauan pada bidang daa dengan banuan ai ack ail unuk enenukan hubungan anaa jaak, waku, kecepaan, dan waku, sea hubungan anaa assa, pecepaan

Lebih terperinci

( L ). Matriks varians kovarians dari

( L ). Matriks varians kovarians dari LIVIA PUSPA T 677 9.3 METODE KOMPONEN UTAMA Informas yang dbuuhkan daam eknk komponen uama suau daa ddapa dar marks varans kovarans, aau marks koreasnya. Meode komponen uama n, beruuan unuk menaksr parameer

Lebih terperinci

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang Bab 3 3 Konds Fsk Dermaga A I Pelabuhan Palembang Penanganan Kerusakan Dermaga Sud Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 3.1 Pengolahan Daa Pasang Suru 3.1.1 Meode Leas Square Meode n menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 3) Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Posisi dan Pepindahan Kecepaan Pecepaan Geak Paabola Geak Melingka Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Menggunakan anda + aau

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Veko [MA4] Deinisi Deinisi ungsi veko Fungsi veko meupakan auan yang mengkaikan ε R dengan epa sau veko F R Noasi : F : R R F î gĵ, g aau

Lebih terperinci

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang Fska Modern Persaaan Schroodnger dan Fngs Gelobang Apa Persaaan unuk Gelobang Maer? De Brogle eberkan posula bahwa seap parkel elk hubungan: h/ p Golobang aer ala n dkonfras oleh percobaan dfraks elekron,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hdden Markov Wwen Wdyasu Teknk Elekro, Fakulas Sans dan Teknolog, Unversas Sanaa Dharma Emal: wwen@usd.ac.d Absrak Aksara Pallawa aau kadangkala duls sebaga Pallava

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini elah dilakukan di Lahan pecobaan Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA Riau dan Laboaoium Agonomi Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II HUKUM GAUSS. Fluks Listrik Permukaan tertutup Hukum Gauss Konduktor dan Isolator

Hand Out Fisika II HUKUM GAUSS. Fluks Listrik Permukaan tertutup Hukum Gauss Konduktor dan Isolator HUKUM GAUSS Fluks Lstk Pemukaan tetutup Hukum Gauss Kondukto dan Isolato 1 Mach 7 1 Gas gaya oleh muatan ttk - 1 Mach 7 Gas gaya akbat dpol - 1 Mach 7 Fluks Lstk Defns: banyaknya gas gaya lstk yang menembus

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

BAB 3 PENYELESAIAN NUMERIK MODEL ADVEKSI-DISPERSI DENGAN IMPLEMENTASI SPREADSHEET

BAB 3 PENYELESAIAN NUMERIK MODEL ADVEKSI-DISPERSI DENGAN IMPLEMENTASI SPREADSHEET BAB PENYELESAIAN NUMERIK MODEL ADVEKSI-DISPERSI DENGAN IMPLEMENTASI SPREADSHEET MENGENAI METODE NUMERIK Persoalan yang melbaan model maemaa banya munul dalam berbaga lmu pengeahuan seper halnya dalam asus

Lebih terperinci

P(A S) = P(A S) = P(B A) = dengan P(A) > 0.

P(A S) = P(A S) = P(B A) = dengan P(A) > 0. 0 3.5. PELUANG BERSYARAT Jka kta menghtung peluang sebuah pestwa, maka penghtungannya selalu ddasakan pada uang sampel ekspemen. Apabla A adalah sebuah pestwa, maka penghtungan peluang da pestwa A selalu

Lebih terperinci

Kontrol Tracking Fuzzy Berbasis Performa Robust Untuk Quadrotor

Kontrol Tracking Fuzzy Berbasis Performa Robust Untuk Quadrotor JURNL ENI IS Vol. 5, No., (6) ISSN: 337-3539 (3-97 n 34 onol ackng Fuy Bebass eoma Robus Unuk Quadoo Dnang Sohend, hasu gusnah Juusan eknk Eleko, Fakulas eknolog Indus, Insu eknolog Sepuluh Nopembe (IS)

Lebih terperinci

BAB II Metode Pembentukan Fungsi Distribusi

BAB II Metode Pembentukan Fungsi Distribusi Saisika Maemaika II b Dian Kniai BAB II Meode Pembenkan Fngsi Disibsi Pada bab akan dibahas bebeapa meode alenaive nk menenkan fngsi disibsi dai pebah acak ba ang ebenk dai pebah acak ang lama. Dengan

Lebih terperinci

9. TEKNIK PENGINTEGRALAN

9. TEKNIK PENGINTEGRALAN 9. TEKNIK PENGINTEGRALAN 9. Inegral Parsal Formula Inegral Parsal : Cara : plh u yang urunannya lebh sederhana Conoh : Hung u dv uv v du e d msal u =, maka du=d dv e d v e d e sehngga e d e e d e e C INF8

Lebih terperinci

UNJUK KERJA SISTEM PENUKAR KALOR TIPE CROSS FLOW PADA INSINERATOR FBC

UNJUK KERJA SISTEM PENUKAR KALOR TIPE CROSS FLOW PADA INSINERATOR FBC PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 4-426 UNJUK KERJA SISTEM PENUKAR KALOR TIPE CROSS FLOW PADA INSINERATOR FBC Supyatno, M. Affend dan Yusuf S. Utomo Pusat Peneltan Fska -

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT

APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT Swesi Yunia Puwani, Asep K. Supiana, Nusani Anggiani Absak Maemaika sanga bepean dalam pengembangan ilmu konol. Aplikasi sisem konol

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI oleh: RILA DWI RAHMAWATI NIM: 0350050 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III BAGAN CUSUM Dasar statistik bagan kendali Cumulative Sum untuk rata-rata

BAB III BAGAN CUSUM Dasar statistik bagan kendali Cumulative Sum untuk rata-rata 3 BAB III BAGAN CUSUM 3.. Dasa statstk bagan kendal Cumulatve Sum untuk ata-ata Bagan Cusum dgunakan untuk mendeteks pegesean kecl pada mean atau vaans dalam poses oleh kaena adanya penyebab khusus secaa

Lebih terperinci

INFERENSI DATA UJI HIDUP TERSENSOR TIPE II BERDISTRIBUSI RAYLEIGH. Oleh : Tatik Widiharih 1 Wiwin Mardjiyati 2

INFERENSI DATA UJI HIDUP TERSENSOR TIPE II BERDISTRIBUSI RAYLEIGH. Oleh : Tatik Widiharih 1 Wiwin Mardjiyati 2 INFERENSI DAA UJI HIDUP ERSENSOR IPE II BERDISRIBUSI RAYLEIGH Oleh : ak Wdhah Ww Madjya Saf Pogam Sud Saska FMIPA UNDIP Alum Pogam Sud Saska FMIPA UNDIP Absac Aalyss of lfe me s oe of sascal aalyss whch

Lebih terperinci

= 0 adalah r(dimana r konstan);

= 0 adalah r(dimana r konstan); MODEL PEMAEA LOGISTI UTU PEMAEA IA DEGA LAJU PEMAEA PROPOSIOAL Sigi ova Riyano, aono Juusan Maemaika FMIPA UDIP Semaang Jl. Pof. H. Soedao, SH, Tembalang, Semaang, 575 Absak: Tedapa banyak model pemanenan,

Lebih terperinci

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

v dan persamaan di C menjadi : L x L x PERSMN GELOMBNG SSIONER. Pada proses panulan gelombang, erjadi gelombang panul ang mempunai ampliudo dan frekwensi ang sama dengan gelombang daangna, hana saja arah rambaanna ang berlawanan. hasil inerferensi

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

Regresi Komponen Utama, Regresi Ridge, dan Regresi Akar Laten dalam Mengatasi Masalah Multikolinieritas

Regresi Komponen Utama, Regresi Ridge, dan Regresi Akar Laten dalam Mengatasi Masalah Multikolinieritas SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 5 Reges Komponen Utama Reges Rdge dan Reges Aka Laten dalam Mengatas Masalah Multkolnetas Dan Agustna Juusan Matematka FMIPA Unvestas Bengkulu

Lebih terperinci

Pengertian. Transformasi 2D. Contoh translasi. Translasi Geser

Pengertian. Transformasi 2D. Contoh translasi. Translasi Geser Pengeian Tansomasi D umbe : C34 GRAFIKA KOMPUTER Chape 6 Tansomasi D, Depaemen Teknik Inomaika - TT Telkom esi - Dosen Pembina: iani Violina Danang Junaedi Tansomasi geomeic ansomaion Tansomasi mengubah

Lebih terperinci

Interpretasi data gravitasi

Interpretasi data gravitasi Modul 7 Interpretas data gravtas Interpretas data yang dgunakan dalam metode gravtas adalah secara kualtatf dan kuanttatf. Dalam hal n nterpretas secara kuanttatf adalah pemodelan, yatu dengan pembuatan

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum Fska Dasa I (FI-3) Topk ha n (mnggu 6) Sstem Patkel dan Kekekalan Momentum Pesoalan Dnamka Konsep Gaya Gaya bekatan dengan peubahan geak (Hukum Newton) Konsep Eneg Lebh mudah pemecahannya kaena kta hanya

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN BIOMASSA RUMPUT LAUT GRACILLARIA DENGAN CARRYING CAPACITY BERGANTUNG WAKTU. Zullaikah 1 dan Sutimin 2

MODEL PERTUMBUHAN BIOMASSA RUMPUT LAUT GRACILLARIA DENGAN CARRYING CAPACITY BERGANTUNG WAKTU. Zullaikah 1 dan Sutimin 2 Junal Maemaa Vol, No, Agusus 8: 78-86, ISSN: 4-858 MODEL PERTUMBUHAN BIOMASSA RUMPUT LAUT GRACILLARIA DENGAN CARRYING CAPACITY BERGANTUNG WAKTU Zullaah dan Sumn, Juusan Maemaa FMIPA Unvesas Dponegoo Jl

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

Bab III Reduksi Orde Model Sistem LPV

Bab III Reduksi Orde Model Sistem LPV Bab III Reduks Ode Model Sstem PV Metode eduks ode model melalu MI telah dgunakan untuk meeduks ode model sstem I bak untuk kasus kontnu maupun dskt. Melalu metode n telah dhaslkan pula bentuk da model

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

BAB III PUNTIRAN. Gambar 3.1. Batang Silindris dengan Beban Puntiran

BAB III PUNTIRAN. Gambar 3.1. Batang Silindris dengan Beban Puntiran BAB III PUNIRAN Ba sebatang matea mendapat beban puntan, maka seat-seat antaa suatu penampang ntang penampang ntang yang an akan mengaam pegesean, sepet dtunjukkan pada Gamba 3.1(a). Gamba 3.1. Batang

Lebih terperinci

Kontrol Tracking pada Sistem Pendulum Kereta Berbasis Model Fuzzy Takagi-Sugeno Menggunakan Pendekatan PDC Modifikasi

Kontrol Tracking pada Sistem Pendulum Kereta Berbasis Model Fuzzy Takagi-Sugeno Menggunakan Pendekatan PDC Modifikasi JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (15) ISSN: 337-3539 (31-971 Pnt) A-83 Kontol Tackng pada Sstem Pendulum Keeta Bebass Model Fuzzy Takag-Sugeno Menggunakan Pendekatan PDC Modfkas Nan Nu an Awab Put dan

Lebih terperinci

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear E-boo Sasa Gras... Sascal Daa Anals Uj Asums Klas Regres Lnear Pada penulsan enang Regres Lnear n, penuls aan memberan bahasan mengena Uj Asums Klas epada para pembaca unu memberan pemahaman dan solus

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN ISIKA PMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Smak Petanaan! Bang A B Bentuk kuva apakah ang menunjukkan jaak tepenek ang menghubung-kan ttk A an ttk B alam bang ata

Lebih terperinci

1 TEORI DASAR 2.1 UMUM

1 TEORI DASAR 2.1 UMUM 2 1 TEORI DSR 2.1 UMUM Te n pada dasarnya merupakan proses pengangkaan ppa yang dapa dmodelkan sebaga elemen balok dar keadaan dam dan anpa sudu dar dasar lau ke aas permukaan lau aau d bawah permukaan

Lebih terperinci

BAB VII STABILITAS TEBING

BAB VII STABILITAS TEBING BAB VII STABILITAS TEBING VII - BAB VII STABILITAS TEBING 7. TINJAUAN UMUM Perhtungan stabltas lereng/tebng dgunakan untuk perhtungan keamanan tebng dss-ss sunga yang terganggu kestablannya akbat adanya

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA

BAB 2 ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA BAB ANALISIS ARUS FASA PADA KONEKSI BEBAN BINTANG DAN POLIGON UNTUK SISTEM MULTIFASA.1 Pendahuluan Pada sstem tga fasa, rak arus keluaran nverter pada beban dengan koneks delta dan wye memlk hubungan yang

Lebih terperinci

Pengaruh Ukuran Dan Jumlah Elemen Singular Terhadap Harga Faktor Intensitas Tegangan Untuk Kasus Retak Pojok Eliptik Dengan Metode Elemen Hingga

Pengaruh Ukuran Dan Jumlah Elemen Singular Terhadap Harga Faktor Intensitas Tegangan Untuk Kasus Retak Pojok Eliptik Dengan Metode Elemen Hingga JURNAL TENI MESIN Vol. 6, No. 1, April 004: 8 13 Pengaruh Ukuran Dan Jumlah Elemen Singular Terhadap Harga Faktor Intensitas Tegangan Untuk asus Retak Pojok Eliptik Dengan Metode Elemen Hingga Nurul Muhayat

Lebih terperinci

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi NGUN RUNG. Pengeian 1. Kubu Kubu adalah bangun uang yang dibaai oleh enam buah bidang peegi yang konguen (benuk dan E beanya ama). (Pehaikan Gamba 1) Kubu mempunyai 6 ii, 8 iik udu, dan 12 uuk. Semua uuk

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali Penggunaan Meode Modfed Un Decommmen (MUD) unuk Penjadwalan Un-Un Pembangk Pada Ssem Kelsrkan Jawa - Bal Ars Her Andrawan,2, Onoseno Penangsang ) Jurusan Teknk Elekro TS, Surabaya 60, ndonesa 2) Jurusan

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Daa Daa ang dgunakan dalam penelan n merupakan daa sekunder ang berasal dar berbaga nsans pemernah eruama Badan Pusa Sask. Daa ang dgunakan anara lan angka kemsknan,

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA HILANG PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP DENGAN ANALISIS KOVARIAN

PENDUGAAN DATA HILANG PADA RANCANGAN ACAK KELOMPOK LENGKAP DENGAN ANALISIS KOVARIAN ISS: 339-541 JURAL AUSSIA, Volume 3, omo 3, Tahun 014, Halaman 499-508 Onlne d: hp://eounal-s1.undp.ac.d/ndex.php/gaussan PEDUAA DATA HILA PADA RACAA ACAK KELOMPOK LEKAP DEA AALISIS KOVARIA Vna Ryana F

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

Odi Boy P H Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng.

Odi Boy P H Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng. ENDAHULUAN DASAR EORI SIMULASI IMLEMENASI KESIMULAN Od Boy H 694 Dosen embmbng : of. D. I. Achmad Jazde, M.Eng. ENDAHULUAN DASAR EORI SIMULASI IMLEMENASI KESIMULAN endulum ebalk adalah ssem yang nonlnea

Lebih terperinci

Solusi Termodinamika Bab VIII

Solusi Termodinamika Bab VIII Solus ermodnamka Bab VIII 8. Art Proses, proses kuasstatk, dspas kalor dan sat proses reversbel: a. Art Proses dan Proses Kuasstatk Proses: Perubahan koordnat dar suatu sstem Proses Kuasstatk: Perubahan

Lebih terperinci

.. Kekakuan Rangka batang Bdang (Plane Truss) BAB ANAISIS STRUKTUR RANGKA BATANG BIANG Struktur plane truss merupakan suatu sstem struktur ang merupakan gabungan dar seumlah elemen (batang) d mana pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

OUTPUT REGULATOR FUZZY MELALUI STATE FEEDBACK BERBASIS MODEL FUZZY TAKAGI-SUGENO UNTUK INVERTED PENDULUM

OUTPUT REGULATOR FUZZY MELALUI STATE FEEDBACK BERBASIS MODEL FUZZY TAKAGI-SUGENO UNTUK INVERTED PENDULUM JAVA Jounal of Electcal and Electoncs Engneeng, Vol., No., Apl 3 OUTPUT REGULATOR FUZZY MELALUI STATE FEEDBACK BERBASIS MODEL FUZZY TAKAGI-SUGENO UNTUK INVERTED PENDULUM Thastut Agustnah Yusuf Blfaqh Juusan

Lebih terperinci

K ata Kunci. K D ompetensi asar. P B engalaman elajar. Bab V. Bangun Ruang Sisi Lengkung. Di unduh dari : Bukupaket.

K ata Kunci. K D ompetensi asar. P B engalaman elajar. Bab V. Bangun Ruang Sisi Lengkung. Di unduh dari : Bukupaket. Bab V Bangun Ruang Sisi Lengkung K aa Kunci Tabung Jaing-jaing Keucu Luas Pemukaan Bola Volume K D ompeensi asa 1.1 Menghagai dan menghayai ajaan agama yang dianunya. 2.2 Memiliki asa ingin ahu, pecaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Peluang Peluang adalah suatu nla untuk menguku tngkat kemungknan tejadnya suatu pestwa (event) akan tejad d masa mendatang yang haslnya tdak past (uncetan event). Peluang dnyatakan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 7 TAHUN2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 7 TAHUN2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 7 TAHUN2008 TENTANG UNT AKUNTANS PEMBANTU PENGGUNA ANGGARAN/BARANG WLAYAH TUGAS PEMBANTUAN (UAPPA/B-WTP) KABUPATEN PACTAN DENGAN RAMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB b-busur BERURUTAN

PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB b-busur BERURUTAN JIMT Vol. 4 No. Jun 07 (Hal - 0) ISSN : 450 766X PELABELAN TOTAL BUSUR-AJAIB b-busur BERURUTAN PADA GRAF LOBSTER L n (; ; t) DAN L n (;, s; t) Nujana, I W. Sudasana, dan Resnawat 3,,3 Pogam Stud Matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

Transien 1. Solusi umum persamaan gelombang. Contoh contoh Switch on kondisi unmatched. Mudrik Alaydrus, Univ. Mercu Buana, 2008 Presentasi 9 1

Transien 1. Solusi umum persamaan gelombang. Contoh contoh Switch on kondisi unmatched. Mudrik Alaydrus, Univ. Mercu Buana, 2008 Presentasi 9 1 Tansien Slusi umum pesamaan gelmbang Cn cn Swic n kndisi unmaced pecabangan Mudik Alaydus, Uni. Mecu Buana, 008 Pesenasi 9 Pada pembaasan sebelumnya : pengandaikan sinyalyangyang amnis, aau kndisi sinyal

Lebih terperinci

RUANG FUNGSI GELOMBANG PARTIKEL TUNGGAL (ONE-PARTICLE WAVE FUNCTION SPACE)

RUANG FUNGSI GELOMBANG PARTIKEL TUNGGAL (ONE-PARTICLE WAVE FUNCTION SPACE) RUANG FUNGSI GELOMBANG PARTIKEL TUNGGAL (ONE-PARTICLE WAVE FUNCTION SPACE) Intepetas pobablstk a fungs gelombang t suatu patkel telah kta pelaa yatu t yang menyatakan peluang menemukan patkel paa waktu

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG ROTASI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bntaro Sektor 7, Bntaro Jaya Tangerang Selatan 15224 MODEL KERUNTUHAN ROTASI ANALISIS CARA KESEIMBANGAN BATAS Cara n

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut.

BAB III LANDASAN TEORI. berasal dari peraturan SNI yang terdapat pada persamaan berikut. BAB III LANDASAN TEORI 3. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beban beton adalah besarna beban per satuan luas, ang menebabkan benda uj beton hanur bla dbeban dengan gaa tekan tertentu, ang dhaslkan oleh mesn

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan analss statstk yang dgunakan untuk memodelkan hubungan antara varabel ndependen (x) dengan varabel ( x, y ) n dependen (y) untuk n pengamatan

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4. PENGUJIAN PENGUKURAN KECEPATAN PUTAR BERBASIS REAL TIME LINUX Dalam membuktkan kelayakan dan kehandalan pengukuran kecepatan putar berbass RTLnux n, dlakukan pengujan dalam

Lebih terperinci

Pemilihan Lokasi Kontinyu (1)

Pemilihan Lokasi Kontinyu (1) Pemlhan Lokas Kontnu 1 - Model Dasar - 6 Oleh : Debrna Puspta Andran Teknk Industr, Unverstas Brawjaa e-mal : debrna@ub.ac.d www.debrna.lecture.ub.ac.d Medan method Gravt method Contour-Lne method Weszfeld

Lebih terperinci

APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER (CONTOH KASUS DI G. KELUD)

APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER (CONTOH KASUS DI G. KELUD) Alkas Iners Non Lner Dengan Pendekaan Lner Unuk Menenukan Hosener Conoh Kasus d G. Kelud) Cece Sulaeman) APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER CONTOH KASUS DI

Lebih terperinci