ANALISIS FREKUENSI GELOMBANG ULTRASONIK TERHADAP RADIUS GELEMBUNG KAVITASI PADA SISTEM CAIRAN KOMPRESIBEL. Tb Gamma Nur Rahman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS FREKUENSI GELOMBANG ULTRASONIK TERHADAP RADIUS GELEMBUNG KAVITASI PADA SISTEM CAIRAN KOMPRESIBEL. Tb Gamma Nur Rahman"

Transkripsi

1 ANALISIS FEKUENSI GELOMBANG ULTASONIK TEHADAP ADIUS GELEMBUNG KAVITASI PADA SISTEM CAIAN KOMPESIBEL Tb Gamma Nu ahman POGAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PETANIAN BOGO 008

2 Tb Gamma Nu ahman (G ). ANALISIS FEKUENSI GELOMBANG ULTASONIK TEHADAP ADIUS GELEMBUNG KAVITASI PADA SISTEM CAIAN KOMPESIBEL. Dbmbng Oleh Mes kuna dan Hendad Hadenaa. ABSTAK Telah dlakukan penelan meode numek da pesamaan dnamka gelembung kaas yang dhaslkan melalu gelombang ulasonk. Pendekaan unuk mendapakan pesamaan dnamka gelembung kaas menggunakan pemsalan bahwa keepaan fluda auh lebh kel da keepaan suaa, dan mengabakan efek da gaas. Meode numek da pesamaan gelembung menggunakan pogam MATLAB, dengan meode ODE45. Meode numek dlakukan dengan melakukan aas pada nla fekuens (f), sebesa 450 khz, 500 khz, dan 550 khz. Vaas da fekuens dlakukan unuk melha efeknya ehadap peubahan dnamka gelembung kaas Kaa kun : Kaas, Ulasonk, ODE45.

3 Judul : Analss Gelombang Ulasonk ehadap adus Gelembung Kaas pada Ssem Caan Kompesbel Nama : Tb Gamma Nu ahman NP : G Menyeuu Pembmbng Pembmbng ( Mes Kuna, M. S ) NIP Tanggal : (Hendad Hadenaa, M. S) NIP Tanggal : Mengeahu : Kepala Depaemen Fska ( D. I. Izaman ) NIP Tanggal :

4 ANALISIS FEKUENSI GELOMBANG ULTASONIK TEHADAP ADIUS GELEMBUNG KAVITASI PADA SISTEM CAIAN KOMPESIBEL Skps Sebaga salah sau syaa unuk mempeoleh gela Saana Sans pada Fakulas Maemaka dan Ilmu Pengeahuan Alam Inu Peanan Bogo Oleh: Tb Gamma Nu ahman G POGAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PETANIAN BOGO 008

5 IWAYAT HIDUP Penuls dlahkan d Bogo pada anggal 4 Desembe 985 da pasangan Tb Medeka dan Sufa. Penuls meupakan pua kega da ga besaudaa. Penuls menyelesakan masa sudnya d SDN Pols 5 Bogo selama enam ahun, kemudan melanukan ke SLTPN 5 Bogo selama ga ahun, kemudan melanukan kembal ke SMUN Bogo selama ga ahun. Penuls lulus da SMUN Bogo pada ahun 00 dan pada ahun 004 penuls melanukan penddkan saana saa sau d Depaemen Fska, Fakulas Maemaka dan Ilmu Pengeahuan Alam (FMIPA) Insu Peanan Bogo (IPB) melalu alu Seleks Penemaan Mahasswa Bau (SPMB). Selama mengku pekulahan, penuls uga akf dalam ogansas kemahasswaan sebaga anggoa depaemen Kelmuan Hmpunan Mahasswa Fska (HIMAFI) IPB ahun 006/007. Selan u penuls penah mengku bebaga kegaan dan semna-semna d dalam kampus bak yang beupa lmu pengeahuan umum maupun elg.

6 KATA PENGANTA Segala pu bag Allah SWT yang begu banyak membekan nkma kepada penuls euama nkma Iman, Islam dan kesehaan sehngga penuls dapa besemanga dalam menyelesakan skps yang meupakan salah sau syaa kelulusan penuls aga penuls dapa lulus da Depaemen Fska IPB. Dalam penyelesaan skps n, penuls banyak dbanu oleh bebaga phak. Tema kash penuls sampakan kepada kedua oangua besea saudaa-saudaa penuls yang elah mendo akan, menyemanga dan mendana penuls. Tak lupa uapan ema kash penuls sampakan kepada bu Mes Kuna dan bapak Hendad Damaseawan sebaga pembmbng ugas akh yang sanga semanga dalam membmbng penuls dan uga ema kash kepada seluuh saf Depaemen Fska IPB. Tema kash uga penuls sampakan kepada ekan-ekan kea d HIMAFI (Hmpunan Mahasswa Fska) IPB Peode Sahaba-sahaba d SISCO (omze, Agung, Heyano, Aep, Ade, Ulul dan Edansyah) yang selalu mendukung dan menyemanga penuls. Teman-eman d Fska 4 euama Fad, Isan, dan yang lannya yang nsya Allah sea selalu meneman dan menghbu penuls sehngga penuls menad semanga dalam menyelesakan penelan. Dan uga eman-eman penuls yang lan yang dak dapa ulskan sau pe sau kaena sanga banyak. Demkan skps n kam bua, semoga dapa bemanfaa unuk ka semua euama unuk pekembangan eknolog d Indonesa. Kk dan saan yang membangun sanga penuls haapkan unuk kemauan eknolog mengena aplkas maeal aga dapa lebh bekembang lag. Semoga Allah SWT senanasa melmpahkan ahma dan kaunanya unuk ka semua. Amn. Bogo, Me 00 Penuls

7 DAFTA ISI Halaman ABSTAK... LEMBA PENGESAHAN... LEMBA JUDUL... IWAYAT HIDUP... KATA PENGANTA... DAFTA ISI... DAFTA GAMBA... DAFTA LAMPIAN... PENDAHULUAN... Laa Belakang... Tuuan Penelan... Meode... TINJAUAN PUSTAKA... Ulasonk... Fluda... Dfeensal subsanf... Degens medan alan... Konseas massa (pesamaan konnuas)... 4 Pesamaan momenum... 4 Keepaan suaa... 6 Kaas... 7 HASIL DAN PEMBAHASAN... 9 KESIMPULAN DAN SAAN... 0 Kesmpulan... 0 Saan... 0 DAFTA PUSTAKA... LAMPIAN...

8 DAFTA GAMBA. Gafk da pepndahan (x) dan ekanan (P a ).... Lapsan yang dpengauh oleh gelombang ulasonk.... Elemen fluda yang begeak dengan keepaan x, x, x Gaya pemukaan yang bekea pada elemen fluda pada aah =,, Inpu momenum pada elemen fluda Peubahan akba penalaan pulsa ekanan Penalaan pulsa ekanan nau da ssem koodna gelombang Model kaas pesamaan Kelle-Msks Dnamka gelembung kaas yang dhaslkan oleh lase, dama dengan kamea keepaan ngg (75000 kal/dek). adus maksmum gelembung adalah, mm Model pesamaan kaas unuk fekuens f = 450 khz Model pesamaan kaas unuk fekuens f = 500 khz Model pesamaan kaas unuk fekuens f = 550 khz Plo gafk da fekuen(f) s Δ(/ o )... 0 DAFTA LAMPIAN. M-fle.... M-fle... 4

9 PENDAHULUAN Laa Belakang Dalam duna meds penelan mengena ssem pengman oba (DDS) elah bekembang dengan ukup pesa. Penelan mengena DDS beuuan unuk mengmkan oba epa pada ssem ogan yang bemasalah, sehngga dapa menguang efek sampng da oba ehadap ogan lannya. Unuk mengmkan oba esebu menuu ogan yang dngnkan dbuuhkan polme sebaga pembungkus da oba dan pakel magnes, aga a dak elau sebelum menapa ogan yang dngnkan. Pakel magnes yang beada dalam polme beuuan aga ka dapa mengonol pegeakan oba, sehngga a dak menyeba ke aah yang dak dngnkan. Kaena ka haus memasukkan pakelpakel n ke dalam ubuh, maka dhauskan unuk mempembangkan sfa bokompabel dan bodegadas da benda sea ukuannya. Salah sau bdang kaan penelan dalam ssem DDS n dfokuskan ehadap meode unuk mendapakan ukuan yang seagam dan mnmal, umumnya dalam ode nanomee. Salah sau meode yang dgunakan unuk menghaslkan pakel beskala nanomee adalah ehnk sonokma. Meode n dgunakan kaena a dak meubah sfasfa kmaw da pakel, selan u a danggap lebh efsen dbandngkan meode lannya (S. Aoo, Y. Beno). Dalam meode n pakel dlaukan dalam za a, yang dlanukan dengan membekan gelombang ulasonk dengan fekuens yang umumnya beksa anaa 0-5 khz (Chsophe E. Bennen). Ukuan pakel yang dhaslkan akan sanga beganung kepada kondskonds yang dgunakan dalam penelan sepe opmas ala, paamee-paamee da gelombang, dan kaakesk aan yang dgunakan. Fenomena uama yang mengakbakan edegadasnya pakel pada meode sonkma adalah kebeadaan gelembung kaas. Fenomena n munul akba aplkas pulsa ekanan pada za a yang beasal da gelombang ulasonk. Pulsa ekanan akan mengakbakan peumbuhan gelembung pada za a hngga ukuan eenu, seelah menapa ukuan maksmum gelembung n akan mengalam ekanan ke aah pusa gelembung, dan mengakbakan keunuhan ukuan dengan keepaan yang sanga ngg. Gelembung kaas dapa memunulkan ekanan dan empeau yang sanga ngg pada k kompes gelembung. Tekanan dan empeau yang dhaslkan gelembung kaas n akan mengakbakan edegadasnya pakel menad ukuan yang lebh kel. Suhu dan ekanan yang dhaslkan da fenomena n akan sanga beganung pada paamee-paamee yang dgunakan dalam gelombang ulasonk, euama fekuens dan nensas. Tuuan Penelan Tuuan penelan n adalah:. Membua model kompuas unuk menggambakan dnamka pegeakan da gelembung kaas. Mengama kebeganungan fekuens da a-a gelembung yang dhaslkan. Meode Pada ahap awal da penelan n akan dlakukan analss unuk memaham eo dan pesamaan yang belaku dalam dnamka dan pegeakan gelembung. Pesamaan yang ddapakan akan dmasukkan ke dalam pogam MATLAB sebaga meode numek unuk mempedks pegeakan gelembung kaas. Vaas akan dbekan kepada npu aabel fekuens da model. TINJAUAN PUSTAKA Ulasonk Gelombang ulasonk meupakan gelombang suaa yang beada pada wlayah d aas wlayah pendengaan manusa, fekuens d aas 0 khz. Sedangkan baas aas da fekuens ulasonk dak edefnskan dengan bak, namun basa dgunakan baas fekuens 5 MHz unuk gas dan baas fekuens 500 MHz unuk za a dan za pada (J.D.N. Cheeke). Penalaan gelombang da ulasonk dak bebeda dengan penalaan gelombang pada fekuens lan, dmana pegeakan da gelombang buny dakbakan oleh bas molekul yang kemudan menansmskan pegeakannya ehadap molekul eangganya sebelum da kembal ke poss semula. Pada fluda bas molekul begeak pada aah

10 gelombang dan menghaslkan gelombang longudnal. Sedangkan pada za pada pegeakan molekul beada pada aah egak luus da aah gelombang, yang menghaslkan gelombang ansesal. Pada bas molekul yang dsebabkan penalaan gelombang suaa yang melalu fluda, pepndahan (x) da suau molekul unggal pada seap waku () dbekan oleh pesamaan x x sn f () 0 Dmana x 0 meupakan ampludo pepndahan, pepndahan maksmum da molekul, dan f adalah fekuens da gelombang suaa. Pesamaan d aas dapa uunkan unuk mendapakan pesamaan da keepaan pakel dx os f () dmana 0 keepaan maksmum pakel, ampludo keepaan. Selan aas da poss molekul, gelombang suaa uga akan memunulkan aas da ekanan yang dakbakan oleh aas ana aak da molekul. Keka molekul-molekul bedekaan (keka molekul ekompes) ekanan akan benla lebh besa da nomal, sedangkan keka molekul-molekul beauhan (pada wlayah peegangan) ekanan akan benla lebh kel da nomal. Peubahan da ekanan (P a ) pada suau waku () dbekan oleh pesamaan P P sn f () a A Tekanan oal (P) da aan akba adanya gelombang suaa adalah P (4) P h P a dmana P a adalah ekanan yang munul akba aplkas da gelombang akusk dan P h adalah ekanan hdosak. Gamba. Gafk da pepndahan (x) dan ekanan (P a ) 0 Gamba. Lapsan yang dpengauh oleh gelombang ulasonk Jka ka memsalkan pegeakan da suau lapsan sebesa A dan keebalan dx (olumenya Adx) yang dakbakan oleh gelombang ulasonk, maka eneg knek da lapsan esebu dbekan oleh E k Adx (5) Sedangkan eneg keseluuhan E bsa ddapakan dengan aa menumlahkan keseluuhan elemen yang ada sehngga ddapakan E T Ax (6) dan keapaan enegnya dbekan oleh E (7) ka eneg suaa melalu suau un aea (A=) dengan keepaan, maka besa olume yang dlalu pe un waku adalah (kaena A=), dan eneg yang mengal pe sauan waku adalah E. Kaena Inensas ddefnskan sebaga umlah da eneg yang mengal pe un aea (A=) pe un waku, maka I E (8) da pesamaan 7 akan ddapakan I (9) keepaan pakel () dapa dhubungkan dengan ekanan akusk melalu P a (0) sehngga Inensas da gelombang suaa dapa dekspeskan dengan Pa I ()

11 Fluda Fluda ddefnskan sebaga suau mae yang dak dapa menegah eadnya defomas keka a dbekan suau gaya ehadapnya, sehngga seaa umum za a dan gas dapa dkelompokkan ke dalamnya. Dfeensal Subsansf Jka ddefnskan α sebaga suau kuanas subsansf, sepe P, T, aau ρ, da suau elemen fluda, maka dfeensal oalnya adalah: d dx x () dx dx x x dmana α(x,) adalah aabel uang da α. Pegeakan da elemen fluda dalam uang dapa ddefnskan sebaga: dx dx dx Sehngga dapa ulskan d x () (4) Degens Medan Alan Degens da suau medan keepaan dapa ulskan sebaga: (5) x x x x Unuk mengeahu makna fss da opeao x, akan dmsalkan suau elemen fluda sepe yang unukkan pada gamba. Pemukaan elemen fluda AEHD begeak pada aah x dengan komponen keepaan yang dpelhakan oleh k Q, yau dengan x, x x,. Sedangkan elemen BFGC begeak dengan komponen keepaan x x, x, x. Komponen keepaan n dapa dekspeskan menggunakan dee aylo dengan: x x x x, x x x x, x... (6) Sehngga pebedaan keepaan anaa pemukaan AEHD dan BFGC adalah x, x x x x... x (7) Sebaga konsekuens da pebedaan keepaan n, mengakbakan adanya peubahan olume da elemen fluda esebu. Nla da peubahan olume pe sauan waku dekspeskan dengan: d x x V x x, x x, x (8) dapa Dengan adanya kebeadaan gaden medan keepaan pada aah x dan x, uga memunulkan peubahan olume ambahan yang besanya: d d V x x, x V x x, x x x (9) Sehngga peubahan olume keseluuhan da elemen fluda dapa ulskan sebaga: d d V V V (0) x Sehngga dapa ulskan x d V V ()

12 4 D (x ) H C G V (x +Δ x ) V x aau 0 x x 0 x (7) V (x ) E (x ) F Δ x A Δ x B Gamba. Elemen fluda yang begeak dengan keepaan x, x x, Konseas Massa (Pesamaan Konnuas) Unuk menuunkan pesamaan n, sebelumnya ddefnskan suau ssem fluda euup, dmana massa oalnya M = konsan. Jka kemudan ssem esebu dbag kembal menad bebeapa elemen fluda dengan massa δm, sehngga peubahan massa oal da ssem fluda dapa ulskan sebaga: dm d d 0 m m () sehngga d m 0 () Pesamaan () dapa ulskan menad d d 0 m V (4) dv d V menggunakan pesamaan () ddapakan: d V x V (5) Dan da pesamaan (4), dengan menggan α dengan ρ, akan ddapakan d V V (x ) x (6) Dengan memasukkan pesamaan (5) dan (6) ke pesamaan (4), akan ddapakan Pesamaan Momenum Penuunan da pesamaan momenum basa dlakukan pada ga koodna aah,,. Pesamaan esebu uunkan da Hukum Newon II, dmana unuk suau elemen fluda dnyaakan bahwa uunan ehadap waku pada aah adalah sebandng dengan umlah oal da gaya eksenal yang bekea pada aah n ehadap elemen fluda, ambah npu momenum beganung molekule. Gaya yang bekea dapa dakbakan oleh gaya bea M yang dakbakan oleh gaya gaas dan uga gaya pemukaan O yang dakbakan oleh ekanan. Seelah penambahan efek da npu pegeakan molekule, pesamaan geaknya dapa uls sebaga: d J d J M dmana M O (8) J adalah momenum elemen fluda dan J M adalah npu momenum molekule. J m, maka dapa ulskan: d J Kaena d m d m dm (9) Kaena konseas massa maka m 0 d, sehngga

13 5 J d d m m x (0) aau d J V x () Gaya bea yang bekea pada elemen fluda munul akba peepaan gaas g g, g g yang bekea pe sauan, massa. Maka gaya bea yang bekea pada elemen fluda pada aah dapa ulskan sebaga M m g Vg () Gaya pemukaan munul pada elemen fluda kaena dsebabkan oleh ekanan molekule ehadapnya. Unuk suau gaya pemukaan pada suau elemen fluda pada aah adalah penumlahan da gaya yang bekea pada bdang da elemen fluda esebu. Dengan P menyaakan ekanan dan F pemukaan elemen, maka O Px F Px x F () Gamba 4. Gaya pemukaan yang bekea pada elemen fluda pada aah =,,. Gamba 5. Inpu momenum pada elemen fluda. Jka dgunakan dee Taylo ehadap Px x, akan ddapakan O Px F P P x x... F x (4) Dengan menghlangkan semua uunan ode ke dua dan lebh ngg, akan ddapakan pesamaan da gaya pemukaan pada elemen fluda. P O V (5) x Unuk mendefnskan suau momenum yang dbekan oleh molekul pada aah pe un waku dan pe un aea dgunakan aable, npu yang mempengauh momenum da elemen fluda adalah npu pada poss x dan oupu pada poss (x + x ), lha gamba 5, sehngga d J M x x F x F (6) menggunakan dee Taylo pada x x, ddapakan d J M x F x x... F x (7) dengan menghlangkan ode yang lebh ngg, maka

14 6 d J M V x (8) Dengan memasukkan pesamaan (), (), (5), dan (8) ke pesamaan (8) dan dbag dengan V, pesamaan momenum unuk aah dapa uls sebaga P x x x V g (9) Keepaan Suaa Gangguan ekanan dalam benuk gelombang ansmskan dalam fluda sebaga sklus efaks dan kompes yang bekelanuan akba da sfa elass da fluda, dan keepaan da penalaan pulsa ekanan n dsebu sebaga keepaan suaa pada medum. Keepaan suaa n sanga beganung ehadap kompesblas da medum penalaan. Dmsalkan suau fluda kompesbel yang homogen dengan nla ekanan p, keapaan ρ, dan enalp h beada dalam keadaan dam d dalam suau abung. Pada ss k abung edapa pson dengan luas aea A, sepe yang elha pada gamba. Jka pson dbekan suau keepaan konsan ke aah kanan dengan nla d, pulsa ekanan akan munul d depan pson dan menala ke aah kanan dengan keepaan. Keka pulsa ekanan melewa suau bagan da fluda, bebeapa kaakesk da bagan esebu akan beubah, yakn ekanannya akan beubah da p menad p + dp, keapaannya beubah da ρ menad ρ + dρ, dan enalpnya beubah da h menad h + dh, dan fluda akan mengalam pegeakan seaah dengan gelombang dengan keepaan d. Unuk menganalsa alan dseka gelombang dan menenukan nla, dgunakan ssem koodna yang begeak mengku gelombang. Da sudu pandang ssem koodna n gelombang danggap dam, dan fluda d depan gelombang danggap begeak menuu gelombang dengan keepaan, sedangkan fluda d belakang gelombang akan Gamba 6. Peubahan akba penalaan pulsa ekanan danggap menauh dengan keepaan d. Sedangkan nla da ekanan, keapaan, dan enalp dak beubah kaena meeka meupakan aabel yang nlanya dak beganung ehadap ssem koodna. Konseas massa menghauskan alan massa yang memasuk suau olume konol nlanya sama dengan alan massa yang kelua da olume konol, sehngga (40) A A aau A da d (4) Vaabel beode dua pada pesamaan d aas, dρd, dapa dhlangkan. Sehngga akan ddapakan d d (4) Konseas momenum pada suau olume konol menghauskan bahwa gaya neo pada suau aah x sebandng dengan umlah alan momenum yang mennggalkan olume konol dkuang umlah alan momenum yang memasuknya, sehngga p dp A d pa (4) da pesamaan n ddapakan dp d (44) dengan menggunakan pesamaan (4) akan ddapakan dp d (45) Gamba 7. Penalaan pulsa ekanan nau da ssem koodna gelombang

15 7 Menuu pesamaan n, poses da penalaan gelombang beganung pada nla peubahan ekanan ehadap keapaannya. Pada model n amplude da pulsa ekanan danggap kel, sehngga peubahan da kaakesk fluda yang dlalu gelombang benla kel. Oleh kaena u peubahan fluda da kesembangan emodnamk dapa dabakan, dan posesnya adalah eesbel. Selan u nla gaden empeau akba pulsa ekanan dapa dabakan sehngga a mengalam suau poses senopk, maka dapa dnyaakan p (46) Kaas Kaas dapa ddefnskan sebaga pembenukan suau gelembung dalam za a, yang dakbakan kaena peubahan ekanan. Pada awal pembenukannya a akan mengalam peumbuhan hngga menapa ukuan maksmum yang kemudan akan dku oleh keunuhan ukuan gelembung seaa dass, sklus efaks-kompes n akan belangsung seaa beulang yang beganung ehadap konds da aan yang dgunakan. Namun, seaa umum kaas yang munul dalam aan hanya mengalam sau aau dua kal sklus sebelum akhnya gelembung esebu epeah menad gelembunggelembung kel lannya, hal n dakbakan kaena adanya pengauh da za-za yang elau d dalamnya. Da aa a dhaslkan kaas dapa dbedakan menad dua ens, kaas hdodnamk dan kaas akusk. Kaas hdodnamk meupakan suau fenomena kaas yang dhaslkan melalu pegeakan hdodnamk aan esebu sedangkan kaas akusk dhaslkan melalu aplkas gelombang akusk ehadap aan, dan gelombang yang dgunakan beada pada daeah fekuens ulasonk. Kaena pebedaan yang dmlk dalam aa menghaslkannya, kedua fenomena kaas n memlk bebeapa pebedaan. Pebedaan palng menolok dpelhakan dalam waku yang dbuuhkan oleh kedua fenomena kaas n unuk menghaslkan sau sklus efaks-konaks, dmana pada kaas hdodnamk waku yang dbuuhkan Gamba 8. Model kaas pesamaan Kelle- Msks Gamba 9. Dnamka gelembung kaas yang dhaslkan oleh lase, dama dengan kamea keepaan ngg (75000 kal/dek). adus maksmum gelembung adalah, mm auh lebh lama dbandngkan kaas akusk, yang pebedaannya dapa menapa hngga ga ode (S. Aoo, Y. Beno). Waku yang lebh lama unuk mengalam sau sklus akan menghaslkan gelembung kaas yang lebh banyak dbandngkan dengan kaas akusk, namun kaena kaas hdodnamk munul dakbakan oleh pegeakan da aan dengan keepaan yang dak konsan, menyebabkan sud yang dbuuhkan menad auh lebh kompleks dbandngkan dengan kaas akusk. Pada gamba 8 dpelhakan salah sau onoh model da pegeakan kaas akusk unuk nla fekuens (f) gelombang 500 khz dan ampludo ekanan (A) sebesa 4 kpa, dengan gelembung awal ( 0 ) 0 µm. Unuk mendapakan pesamaan dnamka gelembung kaas, dgunakan bebeapa pemsalan unuk menyedehanakan pehungan. Peama danggap bahwa gas yang beada d dalam gelembung yang dama memenuh hukum gas deal, kemudan gaya yang munul akba da efek gaya gaas dabakan dalam pendekaan n, selan u

16 8 danggap bahwa keepaan fluda nlanya auh lebh kel da keepaan suaa (E.A Neppas). Dmsalkan edapa suau gelembung dengan a-a 0 d dalam suau fluda yang memlk keapaan ρ dan ekanan p. Sedangkan nla ekanan awal da gelembung adalah P (0). Kaena alan yang nau adalah adal, sehngga danggap oasonal, keepaan adalnya dapa ulskan dalam benuk poensal keepaan φ, yakn (47) Pesamaan konseas massa dan pesamaan momenum dapa ulskan, dengan mengabakan efek gaas, menad 0 (48) p (49) dengan menggunakan pesamaan (47) dan hubungan dρ = - dp dan dh = ρ - dp dapa ulskan 0 h h (50) 0 h (5) dengan memasukkan pesamaan (5) ke pesamaan (50) dan menggunakan pemsalan keepaan adal fluda lebh kel da keepaan suaa (A. Pospee), ddapakan 0 aau (5) pesamaan n dapa dubah menad lebh sedehana dalam benuk yang dapa ulskan menad 0 (5) Dengan menggunakan pendekaan gelombang, maka gelombang yang begeak ke aah yang belawanan dapa dhlangkan (Leon Tlng). Sehngga hanya dgunakan sau aah saa, sehngga 0 (54) Dengan menuunkan pesamaan d aas ehadap, dan menggunakan pesamaan (5), akan ddapakan 0 0 p p p p p (55) Pada dndng gelembung = (), nla ekanan adalah p = P (), dan menggambakan keepaan da dndng gelembung. Tngka peubahan da ekanan dan keepaan memenuh hubungan d p p dp (56) Dengan menggunakan pesamaan (48), pesamaan konseas massa dalam aah adal dapa uls menad 0 p p (57) Dengan menggunakan pesamaan (5), (56), dan (57), akan ddapakan empa pesamaan uunan pasal da p dan pada dndng gelembung d dp p dp d

17 adus Gelembung(/0) adus Gelembung(/0) 9 dp p d Dengan melakukan subsus pesamaan-pesamaan d aas ke pesamaan (55), ddapakan suau pesamaan dfeensal unuk keepaan dndng gelembung d 4 dp P P 0 dp Pesamaan n dapa dsedehanakan kembal dengan menghlangkan aabel yang memlk ode lebh besa da sau unuk, sehngga d dp P p0 Dmana P ph 4 d p S 0 h 0 Asn f 4 S (59) (60) dengan S adalah egangan pemukaan dan µ adalah skosas dgunakan dubah menad benuk yang dapa dmodelkan, selan u dlakukan penenuan da nla-nla konsana pada pesamaan, sepe adus gelembung awal ( 0 ), ampludo ekanan (A), skosas (µ), egangan pemukaan (S), keapaan (ρ), ekanan hdosas (p sa ), dan aso kapasas panas (k). Pemodelan n dlakukan pada ga nla fekuens yang bebeda, yakn 450 khz, 500 khz dan 550 khz. M-fle kedua dgunakan unuk memanggl pesamaan yang elah dumuskan pada M-fle peama dan mengeksekusnya. Pada M-fle kedua enukan enang waku () yang akan dgunakan, yau da = 0 sekon hngga = 0,0004 sekon. Hasl yang ddapakan akan dplokan anaa (/ 0 ) dan fekuens (f). Da hasl yang ddapakan dpelhakan bahwa besanya enang anaa (/ 0 ) maksmum dan (/ 0 ) mnmum akan semakn kel dengan menngkanya nla fekuens yang dgunakan, yau,54 unuk f = 450 khz,,6 unuk f = 500 khz, dan 0,98 unuk f = 550 khz, sepe yang dpelhakan pada gamba Dnamka kaas Waku(/mus) Gamba 0. Model pesamaan kaas unuk fekuens f = 450 khz HASIL DAN PEMBAHASAN.8 Dnamka kaas Unuk mendapakan model kompuas da pesamaan gelembung yang elah dpeoleh pada pesamaan (6), dgunakan pogam MATLAB. Pemodelan pada MATLAB n menggunakan suau meode yang dsebu ODE45, meode n menggunakan dua M-fle unuk menalankan pogam. M-fle peama dgunakan unuk meumuskan pesamaan yang akan dmodelkan. Pada M-fle n pesamaan yang Waku(/mus) Gamba. Model pesamaan kaas unuk fekuens f = 500 khz

18 adus Gelembung(/0) Dnamka kaas menuunkan nla enang (/ 0 ), dmana adalah adus gelembung pada suau waku dan 0 adalah gelembung awal. Nla enang (/ 0 ) maksmum pada penelan n ddapakan pada fekuens 450 khz dengan nla,5 dan nla mnmum pada fekuans 550 khz dengan nla 0, Waku(/mus) Gamba. Model pesamaan kaas unuk fekuens f = 550 khz Saan Dhaapkan aga pada penelan selanunya menggunakan pembangan keepaan fluda yang dapa mendeka aau lebh besa da keepaan suaa, sehngga hasl meode numek yang ddapakan akan semakn mendeka hasl nyaa. Gamba. Plo gafk da fekuen(f) s Δ(/ o ) Da model uga dapa dpelhakan bahwa dengan semakn beambahnya fekuens akan menngkakan keepaan da pegeakan sklus efaks-kompes yang dalam gelembung. KESIMPULAN DAN SAAN Kesmpulan Kaas dapa munul d dalam aan dengan membekan pulsa ekanan ehadapnya, sehngga akan memunulkan sklus efaks-kompes pada aan yang ead seaa beulang, eganung da konds aan yang dgunakan. Kaas dapa dbag menad dua ens, yakn kaas hdodnamk yang munul akba ekanan yang beasal da pegeakan aan. Kedua adalah kaas akusk, munul akba ekanan yang beasal da gelombang. Dengan semakn menngkanya fekuens gelombang yang dgunakan unuk menghaslkan kaas, akan menngkakan keepaan pegeakan da gelembung kaas. Selan u penngkaan fekuens uga akan

19 DAFTA PUSTAKA Alfonso, M. Hgh-Fequeny ulasound dug deley and aaon. Bgham Young Unesy (007) Tllng, L. The ollapse and ebound of a gas bubble. J. Appled Physs., 4-7 (95). Cangon, G. Bas Themodynams. Oxfod Unesy, New Yok (994) Hklng., Plesse M.S. Collapse and ebound of a Spheal Bubble n Wae. Calfona Insue of Tehnology. Calfona Edwad J., Ia M., James P. Inoduon o flud mehans. Oxfod Unesy. New Yok (005) J.D.N. Cheeke. Fundamenal and applaons of Ulason waes. CC PESS (00) J.P. Fan and J. M. Mhel. Fundamenals of aaon. Unesy of Genoble. Fane (005) Mhel A. Saad. Compessble flud flow. Unesy of Sana Claa, Calfona (985) Neppas, E.A. Aous aaon. Phys. ep. 6, 60-5 (980) Nolngk B.E, Neppas E.A. Caaon Podued by Ulasons: Theoeal onons fo he onse of aaon. Phys. ep. 6, 60-5 (980) Pospee, A. Bubble phenomena n sound felds: pa one., (98) Aoo S., Beno Y. A heoeal sudy of hydodynam aaon. Ulasons Sonohemsy 5 (008) 0-. Mason T.J., Lome J.P. Appled Sonohemsy: The Uses of Powe Ulasound n Chemsy and Poessng. Coeny Unesy. Coeny (00)

20 LAMPIAN

21 LAMPIAN M-fle %MODEL PEGEAKAN KAVITASI% %oleh: Tb Gamma Nu ahman% funon do = hebhe_aaon(,) %PENENTUAN NILAI KONSTANTA% 0=0e-6; f=450000; A=4*0^; mul= 0.00; S=0.07; hol=998; %adus awal %fekuens %Ampludo ekanan %skosas %Tegangan pemukaan %keapaan psa=.05e5; %ekanan hdosas k=.4; %aso kapasas panas do = zeos(,); do() = (); do() = (()*(-*()/+4*muL/(hoL*)))^(-)*(-/*()^*(-4*()/(*))+(-*k*()/)... *(Psa+*S/0)*(0/())^(*k)/hoL+(-/hoL+()/(hoL*))*(*S/()+4*muL*()/)-()/(hoL*)... **p*f*a*os(*p*f*)-a*sn(*p*f*)/hol-psa/hol)

22 LAMPIAN M-fle %SELANG WAKTU% 0=0 f= span=[0 f] %KONDISI AWAL% X0=[0e-6 0] 0=0e-6 %SOLUSI% %NOMALISASI% =X(:,) nom=/0 %KONVESI% mses=* %PLOT GAMBA% plo(mses,nom) xlabel('waku(/mus)') ylabel('adus Gelembung(/0)')

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaan Seelah mempelajai maei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beiku. 1. Mengeahui pesamaan laju eaksi.. Memahami ode eaksi dan konsana laju

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0.

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0. 5 Vaabel s dsebu vaabel slak enambahan vaabel slak beujuan unuk mengubah peaksamaan yang mengandung anda menjad sebuah pesamaan eaksamaan () bena jka dan hanya jka pesamaan (2) dan peaksamaan (3) bena

Lebih terperinci

Reliabilitas. A. Pengertian

Reliabilitas. A. Pengertian Relablas A. Pengean Relablas adalah sejauh mana hasl ujan sswa eap aau konssen da posedu penlaan (Nko, 007:66). Menuu Ellen, suau es dkaakan elabel jka sko obsevas nla awal behubungan dengan sko yang sebenanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Veko [MA4] Deinisi Deinisi ungsi veko Fungsi veko meupakan auan yang mengkaikan ε R dengan epa sau veko F R Noasi : F : R R F î gĵ, g aau

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 3) Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Posisi dan Pepindahan Kecepaan Pecepaan Geak Paabola Geak Melingka Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Menggunakan anda + aau

Lebih terperinci

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK A III PENGEMANGAN MODEL MATEMATIK Pada analisis manual ang akan dikembangkan, unuk menjamin bahwa eoi maupun umusan ang diuunkan belaku (valid) maka pelu dieapkan asumsi dasa. Sehingga hasil analisis manual

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir PERANCANGAN DAN ANALISA SIMULASI DINAMIKA MOLEKUL ENSEMBLE MIKROKANONIKAL DAN KANONIKAL DENGAN POTENSIAL LENNARD JONES

Laporan Tugas Akhir PERANCANGAN DAN ANALISA SIMULASI DINAMIKA MOLEKUL ENSEMBLE MIKROKANONIKAL DAN KANONIKAL DENGAN POTENSIAL LENNARD JONES Lapoan Tugas Akh PERANCANGAN DAN ANALISA SIMULASI DINAMIKA MOLEKUL ENSEMBLE MIKROKANONIKAL DAN KANONIKAL DENGAN POTENSIAL LENNARD JONES Dajukan unuk memenuh syaa kelulusan ahap sajana d depaemen Teknk

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum Fska Dasa I (FI-3) Topk ha n (mnggu 6) Sstem Patkel dan Kekekalan Momentum Pesoalan Dnamka Konsep Gaya Gaya bekatan dengan peubahan geak (Hukum ewton) Konsep Eneg Lebh mudah pemecahannya kaena kta hanya

Lebih terperinci

COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN (CRD)

COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN (CRD) COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN (CRD) CRD Tdak ada kea pengelompokan: Lngkungan homogen Bahan homogen (pebedaan danaa expemenal un yang mempeoleh pelakuan yang ama dalam CRD debu ebaga expemenal eo) Ala homogen

Lebih terperinci

= 0 adalah r(dimana r konstan);

= 0 adalah r(dimana r konstan); MODEL PEMAEA LOGISTI UTU PEMAEA IA DEGA LAJU PEMAEA PROPOSIOAL Sigi ova Riyano, aono Juusan Maemaika FMIPA UDIP Semaang Jl. Pof. H. Soedao, SH, Tembalang, Semaang, 575 Absak: Tedapa banyak model pemanenan,

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

APLIKASI BEDA HINGGA PADA PROSES STERILISASI MAKANAN KALENG

APLIKASI BEDA HINGGA PADA PROSES STERILISASI MAKANAN KALENG Souh Eas Asan Confeence on Mahemacs and Is Applcaons Poceedngs Insu enolog Sepuluh opembe Suabaya ISB 978 979 965 5 APIKASI BEDA HIGGA PADA POSES SEIISASI MAKAA KAEG uman Hanaf Madlah dan 3 Ded Adan 3

Lebih terperinci

Odi Boy P H Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng.

Odi Boy P H Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng. ENDAHULUAN DASAR EORI SIMULASI IMLEMENASI KESIMULAN Od Boy H 694 Dosen embmbng : of. D. I. Achmad Jazde, M.Eng. ENDAHULUAN DASAR EORI SIMULASI IMLEMENASI KESIMULAN endulum ebalk adalah ssem yang nonlnea

Lebih terperinci

KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN ISIKA PMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Smak Petanaan! Bang A B Bentuk kuva apakah ang menunjukkan jaak tepenek ang menghubung-kan ttk A an ttk B alam bang ata

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 7 TAHUN2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 7 TAHUN2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 7 TAHUN2008 TENTANG UNT AKUNTANS PEMBANTU PENGGUNA ANGGARAN/BARANG WLAYAH TUGAS PEMBANTUAN (UAPPA/B-WTP) KABUPATEN PACTAN DENGAN RAMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT

Lebih terperinci

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang Fska Modern Persaaan Schroodnger dan Fngs Gelobang Apa Persaaan unuk Gelobang Maer? De Brogle eberkan posula bahwa seap parkel elk hubungan: h/ p Golobang aer ala n dkonfras oleh percobaan dfraks elekron,

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II HUKUM GAUSS. Fluks Listrik Permukaan tertutup Hukum Gauss Konduktor dan Isolator

Hand Out Fisika II HUKUM GAUSS. Fluks Listrik Permukaan tertutup Hukum Gauss Konduktor dan Isolator HUKUM GAUSS Fluks Lstk Pemukaan tetutup Hukum Gauss Kondukto dan Isolato 1 Mach 7 1 Gas gaya oleh muatan ttk - 1 Mach 7 Gas gaya akbat dpol - 1 Mach 7 Fluks Lstk Defns: banyaknya gas gaya lstk yang menembus

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

MODUL 2 PERCOBAAN SATU FAKTOR DAN UJI PERBANDINGAN NILAI TENGAH

MODUL 2 PERCOBAAN SATU FAKTOR DAN UJI PERBANDINGAN NILAI TENGAH MODUL PERCOBAAN SATU FAKTOR DAN UJI PERBANDINGAN NILAI TENGAH A. Pendahuluan Pecobaan sau fako adalah suau pecobaan ang dancang dengan hana melbakan sau fako dengan bbeapa aaf sebaga pelakuan. Rancangan

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

Week 5. Konstanta Saluran Transmisi primer dan sekunder. Konstanta kabel koax dan kabel paralel ganda

Week 5. Konstanta Saluran Transmisi primer dan sekunder. Konstanta kabel koax dan kabel paralel ganda Week 5 Knstanta Saluan Tansms pme dan sekunde Knstanta kabel kax dan kabel paalel ganda 1 Pada pembahasan lalu: Besaan γ dan Z da sebuah saluan tansms memankan peanan pentng pada fenmena peambatan gelmbang.

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

GEOMETRI BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

GEOMETRI BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Maemaika Kelas IX Semese Maei Bangun Ruang Sisi Lengkung GEOMETRI BB II BNGUN RUNG SISI LENGKUNG. Pengeian dan Unsu-unsu Tabung, Keucu, dan Bola. Tabung Tabung adalah bangun uang yang dibaasi oleh dua

Lebih terperinci

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH r BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT PACTAN, Menglnga a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

HARGA FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN PADA KASUS PART THROUGH CRACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

HARGA FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN PADA KASUS PART THROUGH CRACK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA HARGA FAKTOR INTENSITAS TEGANGAN PADA KASUS PART THROUGH CRACK DENGAN METODE EEMEN HINGGA Nuul Muhaa Absac : Sess nens faco ealuaon s needed o ealuae esdual sengh and cack gowh. I deelopes some mehods

Lebih terperinci

DERET BALMER DARI ATOM HIDROGEN

DERET BALMER DARI ATOM HIDROGEN DERET BALMER DARI ATOM HIDROGEN I. Tujuan: Menentukan haga konstanta ydbeg dan spectum atom hydogen II. Teo Dasa Pengamatan menunjukan bahwa gas yang besuhu tngg memancakan cahaya dengan spectum gas yang

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengetan Koelas Koelas adalah stlah statstk yang menyatakan deajat hubungan lnea antaa dua vaabel atau lebh, yang dtemukan oleh Kal Peason pada awal 1900. Oleh sebab tu tekenal dengan

Lebih terperinci

P(A S) = P(A S) = P(B A) = dengan P(A) > 0.

P(A S) = P(A S) = P(B A) = dengan P(A) > 0. 0 3.5. PELUANG BERSYARAT Jka kta menghtung peluang sebuah pestwa, maka penghtungannya selalu ddasakan pada uang sampel ekspemen. Apabla A adalah sebuah pestwa, maka penghtungan peluang da pestwa A selalu

Lebih terperinci

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR 15 BAB III MODEL PERTUMBUHA EKOOMI DUA SEKTOR 3.1 Aum dan oa Model perumbuhan dua ekor n merupakan model perumbuhan dengan dua komod yang dhalkan, yau barang modal dan barang konum. Kedua barang n dproduk

Lebih terperinci

Bab III Reduksi Orde Model Sistem LPV

Bab III Reduksi Orde Model Sistem LPV Bab III Reduks Ode Model Sstem PV Metode eduks ode model melalu MI telah dgunakan untuk meeduks ode model sstem I bak untuk kasus kontnu maupun dskt. Melalu metode n telah dhaslkan pula bentuk da model

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 I I PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 \ TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TAHUN YANG MAHA

Lebih terperinci

MODEL DINAMIK PERTUMBUHAN EKONOMI WAKTU DISKRET DENGAN VARIABEL KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER FREDERICK F. JEBADA

MODEL DINAMIK PERTUMBUHAN EKONOMI WAKTU DISKRET DENGAN VARIABEL KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER FREDERICK F. JEBADA MODEL DINAMIK ERUMBUHAN EKONOMI WAKU DISKRE DENGAN VARIABEL KEBIJAKAN FISKAL DAN MONEER FREDERICK F JEBADA DEAREMEN MAEMAIKA FAKULAS MAEMAIKA DAN ILMU ENGEAHUAN ALAM INSIU ERANIAN BOGOR 9 ABSRAC FREDERICK

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT

APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT Swesi Yunia Puwani, Asep K. Supiana, Nusani Anggiani Absak Maemaika sanga bepean dalam pengembangan ilmu konol. Aplikasi sisem konol

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA WAKTU HIDUP YANG BERDISTRIBUSI RAYLEIGH PADA DATA TERSENSOR TIPE II BESERTA SIMULASINYA

ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA WAKTU HIDUP YANG BERDISTRIBUSI RAYLEIGH PADA DATA TERSENSOR TIPE II BESERTA SIMULASINYA ESTIMASI PARAMETER UNTUK DATA WAKTU HIDUP YANG BERDISTRIBUSI RAYLEIGH PADA DATA TERSENSOR TIPE II BESERTA SIMULASINYA SKRIPSI Dajukan dalam Rangka Penyelesaan Sud Saa unuk Mencapa Gela Sajana Sans Oleh

Lebih terperinci

Bab 4 ANALISIS KORELASI

Bab 4 ANALISIS KORELASI Bab 4 ANALISIS KORELASI PENDAHULUAN Koelas adalah suatu alat analss yang dpegunakan untuk menca hubungan antaa vaabel ndependen/bebas dengan vaabel dpenden/takbebas. Apabla bebeapa vaabel ndependen/bebas

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING

ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING Ewin Panggabean Pogam Sudi Teknik Infomaika STMIK Pelia Nusanaa Medan, Jl. Iskanda Muda No 1 Medan, Sumaea Uaa 20154, Indonesia

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum

Fisika Dasar I (FI-321) Sistem Partikel dan Kekekalan Momentum Fska Dasa I (FI-3) Topk ha n (mnggu 6) Sstem Patkel dan Kekekalan Momentum Pesoalan Dnamka Konsep Gaya Gaya bekatan dengan peubahan geak (Hukum Newton) Konsep Eneg Lebh mudah pemecahannya kaena kta hanya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini elah dilakukan di Lahan pecobaan Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA Riau dan Laboaoium Agonomi Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

Momentum sudut didefiniskan sebagai: dt dt. Momen gaya:

Momentum sudut didefiniskan sebagai: dt dt. Momen gaya: Benda Tega Moentu sudut ddefnskan sebaga: xp d F dp x dp xf d d xp d dp vxp x 0 Moen gaya: xf xp x x d dp dp Moen gaya: xf d Moen gaya : + belawanan aah jau ja - Jka seaah jau ja. d Jka F=0, tdak ada gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Masalah Knerja pembangunan ekonom Indonesa bsa dkaakan sanga membanggakan dengan ngka perumbuhan ekonom selama beberapa dekade erakhr n sangalah ngg, walaupun mengalam

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Penelitian ini berlangsung selama

MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Penelitian ini berlangsung selama III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Laboaoium Lapang (Agosologi) Fakulas Peanian dan Peenakan UIN Suska Riau. Peneliian ini belangsung selama bulan yaiu pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Kontrol Tracking Fuzzy Berbasis Performa Robust Untuk Quadrotor

Kontrol Tracking Fuzzy Berbasis Performa Robust Untuk Quadrotor JURNL ENI IS Vol. 5, No., (6) ISSN: 337-3539 (3-97 n 34 onol ackng Fuy Bebass eoma Robus Unuk Quadoo Dnang Sohend, hasu gusnah Juusan eknk Eleko, Fakulas eknolog Indus, Insu eknolog Sepuluh Nopembe (IS)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

Interferensi cahaya menghasilkan suatu pola interferensi (terang-gelap)

Interferensi cahaya menghasilkan suatu pola interferensi (terang-gelap) NTRFRNS CAHAYA nefeensi cahaya meupakan ineaksi dua aau lebih gelombang cahaya yang menghasilkan suau adiasi yang menyimpang dai jumlah masing-masing komponen adiasi gelombangnya. nefeensi cahaya menghasilkan

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4 No. (05) 33-350 (30-9X Prn) D-3 Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Ap Kelas Ekonom Keraaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS Ilaf Andala dan Irhamah Jurusan Saska Fakulas Maemaka

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB III BAGAN CUSUM Dasar statistik bagan kendali Cumulative Sum untuk rata-rata

BAB III BAGAN CUSUM Dasar statistik bagan kendali Cumulative Sum untuk rata-rata 3 BAB III BAGAN CUSUM 3.. Dasa statstk bagan kendal Cumulatve Sum untuk ata-ata Bagan Cusum dgunakan untuk mendeteks pegesean kecl pada mean atau vaans dalam poses oleh kaena adanya penyebab khusus secaa

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan

Lebih terperinci

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode: Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku

Lebih terperinci

PERCOBAAN I HUKUM NEWTON

PERCOBAAN I HUKUM NEWTON PERCOBAAN I HUKUM NEWTON I. Tujuan Mepelajai geak luus beubah beauan pada bidang daa dengan banuan ai ack ail unuk enenukan hubungan anaa jaak, waku, kecepaan, dan waku, sea hubungan anaa assa, pecepaan

Lebih terperinci

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah

OPTIMASI MASALAH PENUGASAN. Siti Maslihah JPM IIN ntasar Vol. 01 No. 2 Januar Jun 2014, h. 95-106 OPTIMSI MSLH PNUGSN St Maslhah bstrak Pemrograman lner merupakan salah satu lmu matematka terapan yang bertuuan untuk mencar nla optmum dar suatu

Lebih terperinci

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA Jurnal Ilmu Maemaka dan Terapan Desember 015 Volume 9 Nomor Hal. 97 10 NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA R. D. S. Rahangmean 1, M. I. Tlukay, F. Y. Rumlawang,

Lebih terperinci

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r 4. USH 4.1 System yang beada dalam keadaan setimbang akan tetap mempetahanan keadan itu. Untuk mengubah keadaan seimbang ini dipelukan pengauh-pengauh dai lua; sistem haus beinteaksi dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR

PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR Poseding Semina Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabu, 1 Novembe 015 Bale Sawala Kampus Univesias Padjadjaan, Jainango PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR AYU LUSIYANA-1

Lebih terperinci

τ. Lebih khusus lagi akan dijelaskan metode untuk menganalisa perubahan sifat

τ. Lebih khusus lagi akan dijelaskan metode untuk menganalisa perubahan sifat PODNG BN : 978 979 65 T Analisa Kesabilan Ekuilibium Model Maemaika Bebenuk isim Pesamaan Difeensial Tundaan dengan Waku Tundaan Diski ubono eiawan Mahasiswa Juusan Maemaika, Univesias Gadah Mada, Yogyakaa,

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL ELEKTROKARDIOGRAM DENGAN INTERVAL DENYUT BERDISTRIBUSI GAMMA

MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL ELEKTROKARDIOGRAM DENGAN INTERVAL DENYUT BERDISTRIBUSI GAMMA Prosdng Semnar Nasonal Sans dan Penddkan Sans IX, Fakulas Sans dan Maemaka, UKSW Salaga, Jun 4, Vol 5, No., ISSN :87-9 MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL ELEKTROKARDIOGRAM DENGAN INTERVAL DENYUT BERDISTRIBUSI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB II Metode Pembentukan Fungsi Distribusi

BAB II Metode Pembentukan Fungsi Distribusi Saisika Maemaika II b Dian Kniai BAB II Meode Pembenkan Fngsi Disibsi Pada bab akan dibahas bebeapa meode alenaive nk menenkan fngsi disibsi dai pebah acak ba ang ebenk dai pebah acak ang lama. Dengan

Lebih terperinci

FOURIER Oktober 2012, Vol. 1, No. 2, Aplikasi Aljabar Geometris Pada Teori Elektrodinamika Klasik

FOURIER Oktober 2012, Vol. 1, No. 2, Aplikasi Aljabar Geometris Pada Teori Elektrodinamika Klasik FOURIER Okobe 1, Vol. 1, No., 13 141 Aplkas Aljaba Geomes Pada Teo Elekodnamka Klask Joko Puwano 1 1 Pogam Sud Penddkan Maemaka Fakulas Sans dan Teknolog UIN Sunan Kaljaga Jl. Masda Adsucpo No. 1 Yogyakaa

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan . Pendahuluan ANGKAIAN SEI Dua elemen dkatakan terhubung ser jka : a. Kedua elemen hanya mempunya satu termnal bersama. b. Ttk bersama antara elemen tdak terhubung ke elemen yang lan. Pada Gambar resstor

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG BERTA DAERAH KABUPATEN PACTAN TAHUN 200 NOMOR 7 PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 6 TAHUN 200 TENTANG PERUBAHAN KETGA ATAS PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 28 TAUN 2009 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

Lebih terperinci

( L ). Matriks varians kovarians dari

( L ). Matriks varians kovarians dari LIVIA PUSPA T 677 9.3 METODE KOMPONEN UTAMA Informas yang dbuuhkan daam eknk komponen uama suau daa ddapa dar marks varans kovarans, aau marks koreasnya. Meode komponen uama n, beruuan unuk menaksr parameer

Lebih terperinci

Bab 3 Beberapa Skema Pembagian Rahasia

Bab 3 Beberapa Skema Pembagian Rahasia 9 Ba 3 Beeraa Skema Pemagan Rahasa Skema emagan rahasa adalah meode unuk memag rahasa K d anara anggoaanggoa suau hmunan arsan P {P,P, P n } sedemkan sehngga ka arsan ada suhmunan A P yang derolehkan mengeahu

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik 6 BAB LANDASAN TEORI. Model Persedaan.. Model Deermnsk Model Deermnsk adalah model yang menganggap nla-nla parameer elah dkeahu dengan pas. Model n dbedakan menjad dua: a. Deermnsk Sas. D dalam model n

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Laporan n Dsusun Guna Sebaga Pertanggungjawaban Pelaksanaan Praktk Pengalaman Lapangan (PPL) Tahun Akademk 2014/2015 Lokas PPL Nama Sekolah : SMA N 2

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali Penggunaan Meode Modfed Un Decommmen (MUD) unuk Penjadwalan Un-Un Pembangk Pada Ssem Kelsrkan Jawa - Bal Ars Her Andrawan,2, Onoseno Penangsang ) Jurusan Teknk Elekro TS, Surabaya 60, ndonesa 2) Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang Bab 3 3 Konds Fsk Dermaga A I Pelabuhan Palembang Penanganan Kerusakan Dermaga Sud Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 3.1 Pengolahan Daa Pasang Suru 3.1.1 Meode Leas Square Meode n menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci