SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI"

Transkripsi

1 SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI oleh: RILA DWI RAHMAWATI NIM: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG MALANG 007

2 SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI Dajukan Kepada: Unversas Islam Neger (UIN) Malang Unuk Memenuh Salah Sau Persaraan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sans (S.S) Jurusan Maemaka oleh: RILA DWI RAHMAWATI NIM: JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG MALANG 007

3 SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI oleh: RILA DWI RAHMAWATI Nm: Telah dperksa dan dseuju unuk duj Tanggal : 0 November 007 Pembmbng Maemaka Pembmbng Agama Wahu Henk Irawan, M.Pd NIP Ahmad Barz, M.A NIP Mengeahu, Keua Jurusan Maemaka Sr Harn, M.S NIP

4 SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI oleh : RILA DWI RAHMAWATI NIM: Telah Dperahankan d Depan Dewan Penguj Skrps dan Dnaakan Derma Sebaga Salah Sau Persaraan Unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sans (S.S) Tanggal, 7 Desember 007 SUSUNAN DEWAN PENGUJI. ( Penguj Uama ) Evawa Alsah, M.Pd NIP TANDA TANGAN.. ( Keua Penguj ) Usman Pagala, M.S NIP ( Sekrears ) Wahu Henk Irawan, M.Pd NIP ( Anggoa ) Ahmad Barz, M.A NIP Mengeahu dan Mengesahkan Keua Jurusan maemaka Sr Harn, M.S NIP

5 MOTTO Karena Sesungguhna sesudah kesulan u ada kemudahan, Sesungguhna sesudah kesulan u ada kemudahan (Qs.Alam Nasrah / 94:5-6) Sungguh membeban pkran dengan kesulan ang belum ba wakuna adalah suau kebodohan ang naa. Muhammad Al-Ghazal

6 PERSEMBAHAN Alhamdulllah puj sukur kepada Allah Sw akhrna penuls dapa menelesakan skrps n dengan bak. SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA: Bapak dan I buku ercn a ang senan asa mendoakan ananda se ap saa dan selalu memberkan dukungan morl maupun ma erl, sampa kapanpun ananda dak akan bsa membalasna kecual dengan kara kecl n. Adkq ersaang, ang selalu mensuppor penuls dalam menelesakan skrps n, Semanga lah dalam mencar lmu bar kelak menjad orang ang berguna. Seluruh keluargaq d Mage an, erma kash a as doa dan dukungan kalan semua. Mz- Sabar ang akan j ad pendampng hdupq, meskpun j auh gak pernah lelah dan bosan member mo vas dan semanga hngga skrps n bsa erselesakan, bag Qa jarak bukanlah pemsah ap merupakan anugerah ang pau ka sukur.

7 Ucapan Terma kash kepada: - Bapak Wahu Henk Irawan, Bapak Ahmad Barz, Ibu Evawa Alsah, Ibu Ar Kusumasu sera Bapak Jamhur ang elah membmbng dan mengarahkan penuls sera dak bosan member naseha dan semanga sehngga kara n bsa erselesakan dengan bak. - Seluruh Guru dan Dosenku ang dengan khlas memberkan lmu kepadaku. Terma kash banak aas lmu ang elah Engkau berkan, semoga menjad lmu ang manfa a dan barokah. - Teman-eman seperjuangan ang elah member banak masukan, naseha dan semanga kepadaku sera Teman-eman, jurusan Maemaka angkaan Seluruh warga Arkesa 5A ang selama n elah mengs har-harku, semoga ka dapakan mpan ka masng-masng. Terma kash banak aas semuana. Mohon ma af aas semua salah dan khlaf. - Mbak alf moe sera Sahaba-sahaba erbakku ang elah banak memberkan perolongan dan movas kepadaku. Semoga Allah Sw membalas kebakan kalan semua. - Semua phak ang dak dapa kusebukan sau-sau, ang elah banak membanu dalam penulsan skrps n, semoga Ilmuna bermanfaa dan Allah ang akan membalas bud kalan semua.

8 KATA PENGANTAR Puj sukur kehadra Allah SWT ang elah memberkan rahma dan kemudahan sehngga penuls dapa menelesakan skrps dengan judul Solus Ssem Persamaan Dfferensal Non Lnear Menggunakan Meode Euler berbanuan Program Malab dengan bak. Skrps n duls unuk melengkap ugas akhr dar perkulahan ang elah djalankan oleh penuls selama masa sudna d Fakulas Sans dan Teknolog, Jurusan Maemaka. Sholawa sera salam semoga ercurahkan kepada sang Pembaharu au pembawa pencerahan, Nab Agung Muhammad SAW, ang elah mencerahkan duna dan sna dengan sur auladanna. Dalam menelesakan skrps n, penuls merasa berhuang bud kepada berbaga phak ang elah banak membanu dan memberkan movas sera krkan ang konsrukf dalam menusun skrps n, oleh karena u penuls mengucapkan erma kash ang sebesar-besarna kepada:. Bapak Prof. Drs. H. Imam Supraogo selaku Rekor Unversas Islam Neger (UIN) Malang.. Bapak Prof.Drs.Suman B.Sumro,SU.,Dsc. Selaku Dekan Fakulas Sans dan Teknolog jurusan Maemaka UIN Malang. 3. Ibu Sr Harn, M.S. selaku keua jurusan Maemaka UIN malang.

9 4. Bapak Wahu Henk Irawan, M.Pd. Selaku Dosen Pembmbng maemaka ang dak pernah lelah dan bosan membmbng sera mengarahkan penuls sehngga skrps n dapa erselesakan dengan bak. 5. Bapak Ahmad Barz, M.A. Selaku Pembmbng Inegras Sans dan Agama, ang juga dak pernah lelah dan bosan membmbng sera mengarahkan penuls sehngga skrps n dapa erselesakan dengan bak. 6. Ibu Evawa Alsah, Ibu Ar Kusumasu sera Bapak Jamhur ang elah banak memberkan masukan, naseha dan movas kepada penuls sehngga skrps n bsa erselesakan dengan bak. 7. Bapak dan Ibuku ercna ang dengan sepenuh ha memberkan dukungan morl maupun sprul sera keulusan do ana sehngga penulsan skrps n dapa erselesakan. 8. Adkku ersaang, ang selalu memberkan dukungan kepada penuls sehngga penuls mendapakan semanga. 9. Keluargaku d Magean, erma kash aas doa dan dukunganna. 0. Seluruh Dosen Maemaka UIN malang, erma kash aas lmu ang kalan berkan semoga menjad lmu ang manfaa dan barokah.. Teman-eman Maemaka, eruama angkaan 003 erma kash aas kebersamaan kalan semua.. Warga Arkesa 5A sera eman-emanku ang dak bsa kusebukan sausau ang selalu memberkan dukungan dan semanga kepada penuls, erma kash aas canda awa kalan semua.

10 3. Semua phak ang elah mendukung penuls dalam menelesakan skrps n. Semoga aas banuan dan dorongan ang dcurahkan kepada penuls akan menjad caaan amal badah ang derma dss Allah SWT. Penuls menadar bahwa dalam penusunan skrps n jauh dar kesempurnaan, semua u karena keerbaasan kemampuan penuls dalam menganalss fenomena ang ada, namun saran dan krk selalu penuls harapkan dem perbakan pada penelan selanjuna. Semoga skrps n dapa berguna bag semua phak, dan dapa djadkan pelajaran ang bermakna bag penuls khususna dan bag para pembaca pada umumna. Amn... Malang, Desember 007 Penuls

11 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...v DAFTAR GAMBAR...v DAFTAR LAMPIRAN...v ABSTRAK... BAB I: PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah... B. Rumusan Masalah...5 C. Baasan Masalah...5 D. Tujuan Penulsan...6 E. Manfaa Penulsan...6 F. Meode penelan...7 G. Ssemaka Penulsan...8 BAB II: KAJIAN TEORI A. Persamaan Dfferensal...9. Persamaan Dfferensal Basa...0. Persamaan Dfferensal Parsal Persamaan Dfferensal Lnear Persamaan Dfferensal Non Lnear... B. Ssem Persamaan Dfferensal...3. Ssem Persamaan Dfferensal Lnear...4. Ssem Persamaan Dfferensal Non Lnear...5 C. Masalah Nla Awal...6

12 D. Konsep Dasar dan Defns Ssem oonomus...7. Persamaan Dfferensal Non Lnear Orde Dua...7. Bdang phase Ssem Oonomus Lnasan aau Orb dar Ssem Oonomus Solus dar Ssem Oonomus Tk Krs dar Ssem Oonomus...9 E. Meode Euler. Pengeran Meode Euler...0. Perkraan Gala aau Kesalahan Meode Euler Algorma...9 F. Malab...30 BAB III. PEMBAHASAN A. Ssem Persamaan Dfferensal Non Lnear Pada Oonomus dengan Meode Euler...33 B. Conoh Soal Pada Oonomus dan Penelesaanna dengan Meode Euler dan program Malab...36 C. Analss Penelesaan Ssem Persamaan Dfferensal Non Lnear Pada Oonomus Menggunakan Meode Euler Dengan Banuan Program malab...45 BAB IV. PENUTUP A. Kesmpulan...50 B. Saran...5 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

13 DAFTAR TABEL. Tabel Fungs Maemaka Pada Malab Hasl Ieras Meode Euler dengan h 0, 4 Berbanuan Malab Hasl Ieras Meode Euler dengan h 0, 05 Berbanuan Malab Hasl Perhungan Meode Euler Unuk Ssem Persamaan Dfferensal Non Lnear Pada Oonomus dengan Nla h Yang Semakn Kecl...45

14 DAFTAR GAMBAR. Rumus Euler Bagan Alur Unuk Ssem Persamaan Dfferensal Non Lnear Pada Oonomus Menggunakan Meode Euler Grafk Meode Euler dengan h Grafk Meode Euler dengan h 0,

15 . Program Kompuer Meode Euler DAFTAR LAMPIRAN

16 ABSTRAK Rahmawa,Rla Dw Solus Ssem Persamaan Dfferensal Non Lnear Menggunakan Meode Euler Berbanuan Program Malab. Jurusan Maemaka. Fakulas Sans dan Teknolog, Unversas Islam Neger Malang. Pembmbng:(I).Wahu Henk Irawan, M.Pd.,(II)Ahmad Barz,M.A Kaa Kunc: Ssem Persamaan Dfferensal, Non Lnear, Meode Euler, Program Malab. Suau persamaan dfferensal maupun ssem persamaan dfferensal ang sul dselesakan secara analk dapa dselesakan secara numerk. Penghungan numerk merupakan eknk unuk menelesakan permasalahan ang dformulaskan secara maemas dengan operas hungan, karena merupakan pendekaan erhadap nla eksak maka dupaakan kesalahanna sekecl mungkn. Allah berfrman Sesungguhna Allah elah menenukan jumlah mereka dan menghung mereka dengan hungan ang el (Qs.Maram/8:94),dan penghungan numerk merupakan penghungan ang memerlukan keelan unuk menghndar kesalahan. Salah sau kajan dalam meode numerk adalah menelesakan ssem persamaan dfferensal non lnear dengan menggunakan meode Euler ang merupakan meode sau langkah ang palng sederhana dengan banuan malab ang merupakan bahasa pemrograman maemaka unuk analss dan kompuas numerk. Berdasarkan laar belakang ersebu penelan dlakukan dengan ujuan unuk menjelaskan langkah-langkah penelesaan ssem persamaan dfferensal non lnear pada oonomus ang memlk bdang phase, lnasan sera solus ssem oonomus dengan menggunakan rumus Euler berbanuan program Malab. Jens penulsan n merupakan penelan kepusakaan aau penelan leraur ang berujuan unuk mengumpulkan daa aau nformas khususna ssem persamaan dfferensal non lnear enang oonomus dan meode Euler sera program Malab. Kajan n, dberkan conoh ssem persamaan dfferensal non lnear pada oonomus dan mengurakan langkah-langkah penelesaanna dengan menggunakan perhungan meode Euler dan banuan program Malab, dar hasl perhungan nla ang dgunakan unuk menganalss ssem oonomus au nla () dan () ang mempuna kesalahan erkecl (mendeka nol) agar menghaslkan suau kurva selesaanna, lnasan dar ssem ersebu merupakan kurva pada bdang ang juga dsebu sebaga bdang phase dan solus ssem oonomus erleak pada nla () dan () dengan kesalahan erkecl. Pada meode Euler dbuuhkan keelan, dengan memberkan nla h ang semakn kecl maka semakn bak mendapakan hasl ang dngnkan eap dengan waku hunganna menjad lebh lama.

17 BAB PENDAHULUAN A. Laar Belakang Maemaka merupakan lmu pengeahuan ang mengalam perkembangan secara erus-menerus dar masa kemasa, semakn berkembangna lmu pengeahuan maka akan mempermudah dalam menelesakan suau permasalahan. Dalam perkembangan dan kemajuanna, maemaka dapa memberkan sumbangan ang besar dalam memecahkan masalah-masalah pada bdang eknk, perekonoman, sans dan permasalahan-permasalahan lanna ang erjad daas permukaan bum n. Banak permasalahan-permasalahan baru ang sebelumna belum erselesakan namun kn dapa dpecahkan dengan maemaka, sehngga maemaka mendapa perhaan ang besar dar banak kalangan. Meode numerk merupakan suau bagan lmu maemaka, khususna maemaka rekaasa ang menggunakan blangan unuk menrukan proses maemak, proses maemak n selanjuna drumuskan unuk menggambarkan keadaan sebenarna. Permasalahan dbdang sans basana dapa dmodelkan dalam persamaan maemaka. Apabla persamaan ersebu mempuna benuk sederhana, maka penelesaanna dapa dlakukan secara analk. Pada umumna benuk persamaan ang sul dselesakan secara analk maka penelesaanna dapa dlakukan secara numerk. Meode numerk sebaga alernaf dar meode

18 analk dapa dkaakan sebaga suau rekaasa dalam menelesakan masalah maemak ang sul aau bahkan dak dapa dselesakan secara analk. Hubungan numerk dengan maemaka rekaasa dapa dkaakan bahwa dalam ar luas ukuran aau qadar adalah kemampuan merekaasa sesuau sesua dengan proporsna. Dalam hal n, manusa sebaga makhluk Allah Sw ang palng sempurna, dlengkap akal pkran, ang dengan akal pkran ersebu manusa dunu unuk menelesakan suau masalah aau bahkan merekaasa penelesan masalah ersebu. Dalam menelesakan suau masalah, manusa dak akan berhen pada sau cara saja, eap dak menuup kemungknan cara lan ang lebh mudah unuk penelesaanna. Sebaga conoh, Allah Sw memberkan alernaf pada hamba-na ang sedang sak dalam melaksanakan shola, dengan beberapa alernaf. Dalam hal n Allah memberkan kemudahan dan alernaf kepada semua umana unuk menelesakan seap permasalahan ang sedang dhadap. Sesua frmanna dalam sura Alam Nasrah aa 5-6 au: Arna: Karena Sesungguhna sesudah kesulan u ada kemudahan, Sesungguhna sesudah kesulan u ada kemudahan (Qs.Alam Nasrah / 94:5-6) Penghungan numerk adalah suau eknk unuk menelesakan permasalahan-permasalahan ang dformulaskan secara maemas dengan cara operas hungan, hasl dar penelesaan numerk merupakan nla perkraan aau pendekaan dar penelesaan analk aau eksak, karena merupakan nla

19 pendekaan, maka erdapa gala aau kesalahan erhadap nla eksak, nla gala aau kesalahan ersebu dupaakan sekecl mungkn erhadap ngka gala aau kesalahan ang deapkan (Tramodjo,00:). Frman Allah dalam Sura Maram 94 au: Arna: Sesungguhna Allah elah menenukan jumlah mereka dan menghung mereka dengan hungan ang el (Qs.Maram /9:94) Aa d aas menjelaskan bahwa Allah elah meneapkan balasan dan dengan berbaga dall ang pas bahwa mereka akan erombang-ambng ddalam kesesaan sera berpalng dar kebenaran (Mushafa,987:54). Sehngga penghungan numerk merupakan penghungan ang memerlukan keelan unuk menghndar gala aau kesalahan ang dmbulkan. Dalam penghungan numerk erdapa beberapa proses hungan unuk menelesakan suau pe persamaan maemas. Operas hungan dlakukan dengan eras (pengulangan). Oleh karena u dperlukan banuan kompuer unuk melaksanakan operas hungan ersebu. Tanpa banuan kompuer penghungan numerk dak banak memberkan manfaa. Banuan kompuer ang dgunakan danarana dapa berupa Forran, Basc, Malab dan lan-lan (Tramodjo,00:). Dalam numerk banak meode ang bsa dgunakan unuk menelesakan persamaan dferensal maupun ssem persamaan dfferensal. Ssem persamaan dfferensal merupakan persamaan ang erdr dar dua aau lebh fungs. Ssem

20 persamaan dfferensal non lnear dengan dua fungs ak dkeahu berbenuk ' f (, ) dan g(, ) ' (Harano,99:94), dmana f dan g mempuna urunan parsal ang konnu unuk semua,, unuk mencar solus eksak dar ssem persamaan dfferensal non lnear sanga dak mungkn sehngga dperlukan meode numerk unuk menelesakanna. Salah sau meode ang dgunakan unuk menelesakan ssem persamaan dfferensal non lnear ersebu adalah meode Euler. Meode Euler merupakan salah sau dar meode sau langkah ang palng sederhana. Meode n membanu menggambarkan konsep-konsep ang erlba dalam meode lanju dan meode n penng unuk dpelajar karena analss galana mudah unuk dmenger (Sa djah,99:75). Meode n merupakan pemecahan masalah dalam ssem karena lebh sederhana, dengan d, d dan d dar persamaan ersebu apabla dsubsuskan kepersamaan d f (,, ) d dan d g (,, ) d maka ddapakan: f,, dan g,, ) ( (Mahews&Fnk,98:488). Dalam menelesakan ssem persamaan dfferensal non lnear menggunakan meode Euler dapa menggunakan banuan Malab, ang merupakan suau bahasa pemrograman maemaka unuk analss dan kompuas numerk. Kelebhan dar Malab u sendr adalah memudahkan menelesakan masalah pemrograman dalam benuk mark (Arham&Desan,005:).

21 Penerapan ssem persamaan dfferensal non lnear juga banak dgambarkan dalam model maemas seper pada persamaan ssem Oonomus, persamaan Van der pool sera dalam keadaan ang lebh mendeka kenaaan, msalna pada bolog au pada neraks populas (Loka dan Volerra), pada fska au mekanka ak lnear gerak aunan sederhana maupun pada bdang kma, eknk, dan ekonom. Selan u ssem persamaan dfferensal non lnear juga dapa derapkan pada penelan suau kasus d kehdupan naa seper pada kasus flu burung, HIV, pembelahan sel pada manusa sera mash banak ang lanna ang mash erus dkembangkan. Oleh karena u penuls mengangka ema penelan n dengan Solus Ssem Persamaan Dfferensal Non Lnear Menggunakan Meode Euler Berbanuan Program Malab. B. Rumusan Masalah Berdasarkan laar belakang daas, rumusan masalah dalam penulsan n adalah bagamana penelesaan ssem persamaan dfferensal non lnear dengan meode Euler berbanuan program Malab? C. Baasan Masalah Ruang lngkup pembahasan dalam skrps n adalah pada ssem persamaan dfferensal basa non lnear orde sau pada oonomus ang berbenuk ' f (, ), dan ' g(, ) dengan dua persamaan ang salng erka hana pada bdang phase, lnasan dar ssem oonomus sera solus dar ssem

22 oonomus, dan pada selang 0 b dengan konds awal ( ) dan 0 0 ( dengan banuan Malab ) 0 D. Tujuan Penulsan Tujuan penulsan n adalah unuk mengeahu penelesaan ssem persamaan dfferensal non lnear dengan meode Euler berbanuan Malab dengan mengurakan langkah-langkah menelesakan ssem persamaan dfferensal non lnear pada oonomus menggunakan rumus Euler berbanuan program Malab. E. Manfaa Penulsan. Bag Penuls Unuk mengembangkan dan mengaplkaskan pengeahuan dan kelmuan dbdang maemaka khususna dfferensal dan numerk.. Bag Pembaca Sebaga ambahan pengeahuan bdang maemaka khususna meode numerk dan ssem persamaan dfferensal non lnear pada oonomus. 3. Bag Lembaga Sebaga bahan pengembangan, perbakan kelmuan dan pemaduan sans dan eknolog Sebaga bahan pusaka enang pembelajaran maa kulah numerk dan dfferensal

23 F. Meode Penelan Meode penelan ang dgunakan dalam penulsan n adalah sud leraur. Sud leraur au melakukan penelusuran dengan penelaahan erhadap beberapa leraur ang mempuna relevans dengan opk pembahasan (Nazr,988:). Adapun leraur ang saa gunakan au: Persamaan Dfferensal Basa karangan Pamunjak & Wdar Sanosa, Dfferenal Equaon hrd karangan Sheple L. Ross, Meode Numerk karangan Bambang Tramodjo dan mash banak ang lanna sera caaan-caaan selama dperkulahan. Langkah umum dalam penulsan n adalah: Merumuskan Masalah Mengumpulkan bahan aau sumber dan nformas dengan cara membaca dan memaham leraur ang berkaan dengan meode Euler dan ssem persamaan dfferensal basa non lnear orde sau pada oonomus Seelah memperoleh daa dan nformas enang meode Euler dan ssem persamaan dfferensal non lnear pada oonomus, langkah selanjuna melakukan pembahasan dengan mengurakan langkah-langkah penelesaan ssem persamaan dfferensal non lnear pada oonomus menggunakan meode Euler. Kemudan memberkan conoh dan penelesaanna dar ssem persamaan dfferensal non lnear pada oonomus menggunakan rumus Euler dengan banuan program Malab.

24 Membua kesmpulan berupa solus ssem persamaan dfferensal non lnear pada oonomus menggunakan meode Euler berbanuan program Malab. Melaporkan. G. Ssemaka Pembahasan Skrps n menggunakan ssemaka penulsan dan pembahasan sebaga berku: BAB I, bers enang pendahuluan ang erdr dar laar belakang masalah, rumusan masalah, baasan masalah, ujuan penulsan, manfaa penulsan, meode penelan, dan ssemaka pembahasan. BAB II, bers enang kajan eor ang erdr dar persamaan dfferensal, ssem persamaan dfferensal, masalah nla awal, ssem oonomus, meode euler, dan malab. BAB III, bers enang pembahasan berupa langkah-langkah meode euler unuk menelesakan ssem persamaan dfferensal non lnear pada oonomus dan analss penelesaan persamaan oonomus menggunakan meode euler dengan banuan Malab. BAB IV, bers penuup ang erdr dar kesmpulan berupa langkahlangkah meode euler dalam menelesakan ssem persamaan oonomus dan hasl analss ang sudah dlakukan sera saran unuk orang ang bergelu dbdang ersebu.

25 BAB II KAJIAN TEORI A. Persamaan dfferensal Defns : Persamaan dfferensal adalah persamaan ang menangku sau aau lebh fungs (peubah ak bebas) besera urunanna erhadap sau aau lebh peubah bebas (Pamunjak dan Sanosa,990:-) Conoh : u u C a) u b) d d d d c) ''' '' ( ) ' cos Tngka (orde) persamaan dfferensal adalah ngka erngg urunan ang mbul. Sedangkan deraja (pangka) persamaan dfferensal ang dapa duls sebaga polnomal dalam urunan, adalah deraja urunan ngka erngg ang erjad (Ares,995:) Menuru peubah bebas, persamaan dfferensal dapa dbedakan menjad dua macam au persamaan dfferensal basa dan parsal sedangkan persamaan dfferensal dlha dar benuk fungs aau pangkana juga dbedakan menjad dua au persamaan dfferensal lnear dan persamaan dfferensal non lnear.

26 . Persamaan dfferensal basa adalah persamaan dfferensal ang menangku sau aau lebh fungs (peubah ak bebas) besera urunanna erhadap sau peubah bebas (Pamunjak dan Sanosa,990:-) Conoh : d d d e d g sn e l 0 Pada mod el maemaka masalah bandul. Persamaan dfferensal parsal adalah persamaan dfferensal ang menangku sau aau lebh fungs (peubah ak bebas) besera urunanna erhadap lebh dar sau peubah bebas (Pamunjak dan Sanosa,990:-). Conoh : v v c v 3. Persamaan Dfferensal lnear Sebuah persamaan dfferensal ermasuk persamaan dferensal lner jka memenuh dua hal berku: a. Varabel-varabel erka dan urunanna palng ngg berpangka sau. b. Tdak mengandung benuk perkalan anara sebuah varabel erka dengan varabel erka lanna, aau urunan ang sau dengan urunan lanna, aau varabel erka dengan sebuah urunan ( Kusumah,989:4)

27 Jad slah lner berkaan dengan kenaaan bahwa ap suku dalam persamaan dfferensal u, peubah-peubah, n, ', berderaja sau aau nol. Benuk umum persamaan dfferensal lner orde-n adalah: (Ladas,988: 58) n n an ( ) an ( ) a( ) ' a0 ( ) f ( ) (.) Conoh 3:. ' 3. ''' '' ' 4. Persamaan Dfferensal Non Lnear adalah persamaan dferensal ang bukan persamaan dfferensal lner (Pamunjak dan Sanosa,990:-5). m Dengan demkan persamaan dfferensal F,,, 0 adalah persamaan dfferensal ak lner, jka salah sau dar berku dpenuh oleh F : a. F dak berbenuk polnom dalam,,, m b. F dak berbenuk polnom berpangka lebh dar dalam,,, m Conoh 4:. 0 persamaan dfferensal ak lner karena F,,, polnom berpangka dua dalam,,. d d. sn cos 0 d d ak lner, karena F ak berbenuk polnom d d dalam,,. d d

28 Konsep persamaan ersebu dapa dgambarkan dengan kedudukan manusa sebaga mahluk Allah Sw d hadapan-na. Allah Sw menla kedudukan hamba- Na dak dlha dar seg kekaaan, keampanan maupun kepnaranna, akan eap dlha dar keakwaanna. Dengan kaa lan, kedudukan (orde aau ngka) manusa d hadapan Allah Sw adalah sama, dak ada perbedaan d anara manusa, melankan keakwaanna. Sebagamana frman Allah Sw:... Arna: Sesungguhna orang ang palng mula danara kamu d ss Allah alah orang ang palng aqwa danara kamu. Sesungguhna Allah Maha mengeahu lag Maha Mengenal.(Qs.Al-Hujura / 49: 3) D ss lan, hubungan kedua komponen pembenuk persamaan dfferensal au peubah bebas dan peubah ak bebas, dapa dgambarkan dengan frah manusa, dmana Allah mencpakan manusa dalam keadaan frah dan dak mengeahu sesuaupun, bak pendengaran, penglhaan dan ha agar bsa bersukur. Frman Allah ang berbun: Arna: Dan Allah mengeluarkan kamu dar peru bumu dalam keadaan dak mengeahu sesuaupun, dan da member kamu pendengaran, penglhaan dan ha, agar kamu bersukur (Qs.An-Nahl / 6:78) Aa d aas menjelaskan bahwa seap anak ang baru dlahrkan dak mengeahu sesuau apapun, bak burukna keprbadanna denukan oleh

29 lngkunganna masng-masng, eruama kedua orang uana ang akan memberkan pengeahuan awal dalam proses pembenukan keprbadanna ersebu. Jka hal n derjemahkan secara maemas ada sebuah hubungan keerganungan anara anak dengan orang ua, anak sebaga peubah ak bebas dalam proses pembenukan keprbadanna denukan oleh kedua orang ua ang menddkna, sehngga orang ua dalam hal n dsebu peubah bebas. Jad pada dasarna ada pesan ang ngn dsampakan Allah melalu frah pencpaan manusa au hubungan keerganungan anara peubah ak bebas erhadap peubah bebas ang dalam perkembangan selanjuna secara khusus dpelajar secara dfferensal sebaga salah sau cabang dalam lmu maemaka. C. Ssem Persamaan Dfferensal Defns : Ssem persamaan dfferensal adalah suau persamaan dfferensal berorde n dan elah d naakan sebaga suau ssem dar n persamaan berorde sau (Cone dan Boor,993:359). Persamaan u dapa duls dalam benuk: n ' f (, ( ), ( ),, n ( )) (.) Secara umum, suau ssem n persamaan orde perama mempuna benuk sebaga berku:

30 ),,,, ( ),,, ( ),,,, ( ', ' ' n n n n n n f d d f d d f d d...(.3) Ssem persamaan dfferensal merupakan persamaan dfferensal ang mempuna lebh dar sau persamaan ang harus konssen sera rval. Ssem persamaan dfferensal adalah gabungan dar n buah persamaan dfferensal dengan n buah fungs ak dkeahu, dalam hal n, n merupakan blangan bula posf. Ssem persamaan dfferensal juga dbedakan menjad dua au ssem persamaan dfferensal lnear dan ssem non lnear.. Ssem Persamaan Dfferensal Lnear adalah ssem persamaan ang erdr dar n buah persamaan dfferensal lnear dengan n buah fungs ak dkeahu. berbenuk: ) ( ) ( ) ( ) (... ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (... f a a a f a a a f a a a n n nn n n n n n n n (.4) Ssem persamaan dfferensal lnear dengan dua fungs ang ak dkeahu berbenuk: ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ' ' f d c f b a (.5)

31 Dengan dan fungs-fungs f, f merupakan fungs ang konnu pada suau selang I dan, adalah fungs ang dak d keahu (Ladas,988:3). Ssem Persamaan Dfferensal Non Lnear Ssem persamaan ang erdr dar n buah persamaan dfferensal ak lnear dengan n buah fungs ak dkeahu. Ssem n dsebu juga ssem ak lnear. Benuk umum ssem persamaan dfferensal non lnear dapa duls: d d d d f (, ) g(, ) (.6) f dan g mempuna urunan parsal ang konnu unuk semua,, dengan: d d d d f (, ) g(, ), d d f (, ) g(, ) (Harano,99:94) Sebuah persamaan dfferensal dsebu ssem jka erdr dar n buah persamaan dfferensal (n ). Begu juga manusa, dalam kehdupan n manusa dunu unuk membenuk suau ssem dengan cara berneraks dengan manusa lan, au dengan membenuk suau ssem kemasarakaan. Sebaga conoh dalam proses pembaaran zaka, ang erdr dar 3 komponen ang membenukna, au:. = Pember zaka (muzakk). = Aml zaka. 3 = Penerma zaka (musakhq zaka)

32 . Dalam konsep maemaka, varabel, dan 3 akan membenuk suau ssem persamaan dfferensal. Sehngga analogna, anara pember zaka (muzakk), aml zaka dan penerma zaka (musakhq zaka) akan membenuk suau ssem, au proses pembaaran zaka... D. Masalah Nla Awal Defns 3: Masalah nla awal persamaan bag persamaan dfferensal orde-n au: F n d d,,,, n d d 0 darkan sebaga mencar sebuah selesaan persamaan dfferensal dalam nerval I : a b sedemkan hngga d k 0 berlaku konds awal dengan 0 dalam selang ( n ) ( 0 ) 0, '( 0 ),, '( 0 ) n a b dan 0,,, n merupakan konsana (kusumah,989:35). Masalah mencar solus ssem persamaan dfferensal (.3) pada selang I adalah mencar fungs-fungs ), ( ),, ( ) ( n n ang ddefnskan pada selang I sehngga ada (erdefns) pada I dan memenuh ' ' ',,, n hubungan (.3). Jad fungs-fungs ), ( ),, ( ) ( n n solus ssem persamaan persamaan dfferensal (.3) pada selang I adalah apabla fungs-fungs ersebu besera urunanna memenuh (.3).

33 Mencar solus ssem persamaan dfferensal (.3) pada selang I ang memenuh sara awal ( ) a, ( ) a,, ( ) a I dsebu 0 0 n 0 n, 0 masalah nla awal (Nababan,987:8.5). E. Konsep Dasar dan Defns Ssem Oonomus. Persamaan dferensal non lnear orde dua Benuk umum persamaan dferensal non lnear orde dua au: d d F d, d (.7) (L.Ross.984:63) d d Conoh: ( ) 0 d d (.8) Dengan µ adalah suau konsana posf. Hubungan anara persamaan (.7) dan d d (.8) adalah F, ( ). d d d Jka = maka d d d F, aau d d d d F(, ) ssem persamaan dferensal nonlnear

34 . Bdang Phase d Bdang phase adalah suau bdang dar varabel-varabel dan karena d d d =, maka bdang phase adalah penederhanaan dar dan ang elah d d djelaskan daas (L.Ross.984:633). 3. Ssem Oonomus Ssem oonomus adalah ssem ang berbenuk: d d d d f g,, (.9) Dengan varabel bebas, ang erlha hana pada pendeferensalan d druas kr dan dak ekspls pada fungs f dan g druas kanan (L.Ross.984:633) 4. Lnasan aau Orb dar Ssem Oonomus Lnasan aau orb dar ssem oonomus adalah suau kurva pada bdang ang ddefnskan oleh solus f ( ), g( ). Jka pasangan eruru fungs ang ddefnskan oleh solus f ( ), g( ) dengan adalah sebarang blangan real, maka pasangan eruru fungs f ( ), g( ) juga merupakan solus dar ssem oonomus, walaupun kedua solus ersebu berbeda, namun keduana mendefnskan lnasan ang sama (L.Ross.984:633).

35 5. Solus dar Ssem oonomus Solus dar ssem oonomus adalah suau pasangan eruru fungs f, g sedemkan hngga f ( ), g( ) memenuh kedua persamaan ssem oonomus. Hasl elmnas varabel dar ssem oonomus adalah d d Q(, ) P(, ) dengan P(, ) 0 Menunjukkan suau kemrngan lnasan dar ssem oonomus (L.Ross.984:634). 6. Tk krs dar ssem oonomus Defns 4: Dberkan ssem oonomus d d d d f (, ) g(, ) (.0) Dk, 0 0 ang keduana f, dan g ( 0 0 ) 0 maka k, 0 0 n dsebu dengan k krs dar ssem oonomus.(l.ross.984:634) Ssem oonomus dan k krsna dalam kajan agama d kakan pada pencpaan ujuh lang ang berlaps-laps, dmana anara lapsan sau dengan ang lanna salng sembang. Frman Allah dalam sura Al-Mulk:3 au:, Arna: Yang Telah mencpakan ujuh lang berlaps-laps. kamu sekal-kal dak melha pada cpaan Tuhan ang Maha Pemurah sesuau ang

36 dak sembang. Maka Lhalah berulang-ulang, Adakah kamu lha sesuau ang dak sembang? (Qs.Al-Mulk / 67:3) Aa daas menjelaskan enang penngna kesembangan, Allah mencpakan segala sesuau dengan sembang sehngga dak akan erjad kekacauan anara ang sau dengan ang lanna, dan kesembangan sanga dperlukan dalam ssem oonomus. F. Meode Euler. Pengeran Meode Euler Meode Euler adalah salah sau dar meode sau langkah ang palng ua dan palng sederhana dalam menelesakan persamaan dfferensal. Meode n perlu dpelajar mengnga kesederhanaanna dan mudah pemahamanna sehngga memudahkan ddalam mempelajar konsep-konsep ang erlba dalam meode lanju (Tramodjo,00:69). Penelesaan persamaan dfferensal basa dengan meode Euler sanga sederhana, akan eap hasl penelesaanna serng merupakan penelesaan pendekaan dengan nla error ang cukup besar, basana unuk mengurang nla errorna dambl pars h ang cukup kecl, akan eap hal n akan menambah jumlah erasna. Meode n juga dapa dgunakan unuk menelesakan ssem persamaan dfferensal. Penelesaan dengan meode Euler dak perlu mencar urunan-urunan fungs erlebh dahulu (Prasoko,003:6). Meode n juga dgunakan unuk menelesakan masalah nla awal ang berbenuk:

37 ' ( ) f (, ( )), ( ), b dengan ) Unuk mencar (), selang 0, b dbag menjad N buah selang berauran, n ( n sehngga dperoleh pars P pada 0, b ang ddefnskan dengan: P aau, 0,,,3,, N; 0 n b n 0 nh, n,,3,, N dan h N n 0 Adapun rumus Euler dapa dperoleh sebaga berku: d d f (, ) a h Gambar.. Rumus Euler Persamaan gars snggung a dk, adalah: m (.)

38 Aau: m d d f (, ) (.) Dan dar persamaan (.) dan (.) maka: f (, ) f (, ) Karena h maka h f (, ) (.3) Persamaan (.3) dsebu Rumus Euler. Dengan: 0,,,, n = hampran sekarang = hampran sebelumna h = ukuran langkah Dalam meode Euler selesaan ang d peroleh berupa uruan nla unuk dengan 0,,,, n Jka uruan k-k, ersebu d hubungkan dengan segmen gars maka akan erbenuk bangun ang dnamakan rana polgon. Unuk masalah nla awal ang berbenuk: ' ' ( 0 f (,, ) g(,, ) ) 0, ( 0 ) 0

39 Maka Rumus Euler unuk ssem berbenuk sebaga berku: dengan f (,, ) h, g(,, ) h, h 0,,, 0,,,, n, n Conoh: Carlah hampran selesaan dar ssem persamaan dfferensal berku pada nerval 0 : d d d d, dmana 0, 0.5, 0. 5 Dengan menggunakan meode Euler, pada nerval ang sudah dkeahu maka eras ang dgunakan sebanak 5! Penelesaanna: 0 Karena jumlah eras sebanak 5 maka dperoleh nla h 0., dengan 5 menggunakan rumus Euler unuk ssem maka hampran selesaanna adalah: Ieras ke- 0 f( 0, 0, 0 ) * h g( 0, 0, 0 ) * h h 0. Ieras ke- f(,, )* h 0.87

40 g(,, ) * h 0.76 h 0.4 Ieras ke-3 3 f(,, ) * h.96 3 g(,, ) * h.38 3 h 0.6 Ieras ke f( 3, 3, 3 ) * h g( 3, 3, 3) * h h 0.8 Ieras ke f( 4, 4, 4 ) * h g( 4, 4, 4 ) * h h

41 Dalam kajan agama, banak sekal fenomena ang jka dkaj secara mendalam akan demukan konsep numerk (blangan aau angka) d dalamna. Konsep ulangan ang erdapa dalam numerk juga ercermn dalam kewajban shala ang dpernahkan Allah pada seap manusa. Frman Allah dalam sura An-Nsa aa 03 au: Arna: Sesungguhna shala u adalah fardhu ang denukan wakuna aas orang-orang ang berman. (Qs.An-Nsa / 4: 03) Aa d aas menjelaskan bahwa waku-waku shala elah denukan wakuna dan menjad keeapan, bak u shala fardhu maupun shala sunah, dalam sehar ka dwajbkan melakukan shala fardhu 5 kal dalam waku ang berbeda-beda, shala 5 waku ang dwajbkan dalam sehar (Dhuhur, ashar, magrb, sa, dan subuh) merupakan shala wajb ang harus dunakan dan dak boleh dnggalkan. Sehngga ada proses ang dlakukan secara berulang-ulang dalam seap shala ang dkerjakan pada waku ang berlanan dalam sehar. Begupula dengan jumlah rakaa dalam shala ang erdr dar blangan-blangan dan angka-angka ang berbeda-beda ap-ap shala, msalna dhuhur dengan 4 rakaa, ashar 4 rakaa, magrb 3 rakaa, sa 4 rakaa, dan subuh dengan rakaa ang merupakan blangan dalam shala dan sudah merupakan suau keeapan Allah. Hal daas dapa dgambarkan dalam dagram berku n:

42 Magrb(4 rakaa) (7.44) Ashar(4 rakaa) (4.5) Isa(4 rakaa) (8.59) Dhuhur (4rakaa) (.7) Subuh( rakaa) (03.47) Selan pernah shala ang durunkan dengan segala perhungan dan keenuan-na, Allah juga mencpakan alam n dengan perhungan. Dalam Frmanna ang berbun: Arna: Dan kam jadkan malam dan sang sebaga dua anda, lalu kam hapuskan anda malam dan kam jadkan anda sang u erang, agar kamu mencar kurna dar Tuhanmu, dan supaa kamu mengeahu blangan ahun-ahun dan perhungan. dan segala sesuau Telah kam erangkan dengan jelas (Qs. Al-Isro / 7:) Aa d aas menjelaskan akuras hukum alam ang mengedarkan sang dan malam n elah berbcara kepada ka enang buk keelan sang pengaur dan sang pencpa peredaran u sendr. Dengan hukum alam ang sanga akura dan el n, berka pula amal perbuaan dan balasanna (Quhb,003:4) begu

43 pula dalam numerk ang perhunganna selalu berulang-ulang dan memerlukan keelan.. Perkraan Gala aau kesalahan Meode Euler Penelesaan secara numerk dar suau persamaan maemak hana memberkan nla perkraan ang mendeka nla eksak dar penelesaan anals. Gala aau kesalahan d defnskan sebaga selsh anara nla sebenarna dengan nla hampran. Secara maemas gala aau kesalahan d defnskan sebaga berku: Gala = nla sebenarna nla hampran E = X-X (.4) Dengan E : Gala X : nla sebenarna X : nla hampran Karena merupakan selsh anara nla sebenarna dan nla hampran maka nla gala aau kesalahan dapa posf aau nol aau negaf, maka besar gala aau kesalahan ddefnskan sebaga harga mulak nla gala aau kesalahan. Salah sau anangan meode numerk adalah menenukan aksran gala aau kesalahan anpa mengeahu nla sebenarna, karena nla sebenarna hana dapa d car jka fungs ang d keahu dapa d car selesaanna secara analk. Unuk menenukan afsran aau nla hampran d gunakan pendekaan banakna selang, sedangkan gala aau kesalahan d aksr sebaga berku: Gala = hampran sekarang hampran sebelumna aau gala = n+ - n

44 dalam kasus naa, besarna gala aau kesalahan dak dapa d hung ang dapa d lakukan adalah menaksr aau member baas aas gala sekecl mungkn, msalna baas gala sama dengan 0-9, sehngga gala 0 9 (Sa djah,99:5-7). Dalam meode numerk gala aau kesalahan juga dpengaruh dar masukan dan algorma, kesalahan masukan dan algorma erjad d dalam semua pemakaan, pengaruh kesalahan n pada keluaran ang dhung hana dapa dperkrakan sampa ahap erenu. Tga sumber gala aau kesalahan ang uama dalam numerk au: a. Kesalahan masukan, mbul bla nla-nla 0,, n ang dberkan dak eksak, sebagamana basana nla ekspermenal aau nla ang dhung. b. Kesalahan pemoongan, adalah selsh ( ) p( ), ang derma pada saa memuuskan unuk menggunakan sebuah aproksmas polnomal. Kesalahan pemoongan juga merupakan kesalahan algorma c. Kesalahan pembulaan, erjad karena kompuer beroperas dengan sejumlah angka ang eap dan seap angka ang berlebhan ang dhaslkan ddalam perkalan aau pembagan akan hlang, kesalahan n juga merupakan kesalahan algorma ang lan. Kesalahan algorma membua konvergens menjad kabur ang secara eors harus erjad, dan d dalam prakekna ddapakan pengurangan h dbawah suau ngka erenu akan menghaslkan kesalahan ang lebh besar. Jka kesalahan pemoongan dabakan maka kesalahan pembulaan akan mengumpul,

45 ang akan membaas keelan ang dapa dperoleh oleh sebuah meode ang dberkan (Sched,99:87). Konsep kesalahan dapa danalogkan dengan dosa ang dlakukan manusa, hal n erganung dar perbuaan manusa d duna, dan mereka akan mendapakan balasanna kelak dakhra, dosa ang ka lakukan bak rngan aau bera akan dhung dengan sanga el dan dak akan ada ang erlewakan. Frman Allah: Arna: Sesungguhna Allah Telah menenukan jumlah mereka dan menghung mereka dengan hungan ang el (Qs.Maram / 9:94) Aa daas menjelaskan bahwa Allah mengeahu kadar seap perswa dan rncanna, bak apa ang erjangkau oleh makhluk maupun ang mereka dak dapa jangkau, seper hembusan nafas, rncan perolehan rezek dan kadarna unuk masa kn dan mendaang (Qurash,00:57). Selan u aa daas juga menjelaskan bahwa Allah sanga cepa dalam menghung dan sanga el, sedangkan dalam maemaka, numerk adalah hungan dengan blangan ang dlakukan secara berulang-ulang dengan memerlukan keelan. 3. Algorma Algorma adalah prosedur ang erdr aas hmpunan berhngga auran ang dak boleh menmbulkan lebh dar sau penafsran, ang mernc suau

46 rangkaan berhngga operas ang menedakan penelesaan aas suau masalah.(sa djah,99:). Conoh: Tulskan algorma unuk perhungan B b, b,, b n Sehngga algormana dalam benuk kalma dapa duls sebaga berku: Langkah: B Unuk,,, n B B * b Algorma meode Euler unuk menghung hampran penelesaan masalah nla awal ' f (, ) dengan ( ) pada b au: Masukan : nla awal n, 0, b, 0 dan fungs f Keluaran : hampran selesaan (, ), dengan,,, n Langkah-langkah: Hung h b n 0 unuk,,, n Hung h, h * f, Selesa

47 G. Malab Malab (Mark laboraor) adalah sebuah program unuk analss dan kompuas numerk, ang merupakan suau bahasa pemrograman maemaka lanjuan ang d benuk dengan dasar pemkran dengan menggunakan sfa dan benuk marks (Arham&Desan,005:). Kegunaan Malab secara umum adalah unuk:. Maemaka dan Kompuas. Pengembangan Algorma 3. Pemodelan, smulas, dan pembuaan proope 4. Analss daa, eksploras, dan vsualsas 5. Pembuaan aplkas, ermasuk pembuaan anarmuka grafs. Malab adalah ssem nerakf dengan elemen dasar bass daa arra ang dmensna dak perlu dnaakan secara khusus. Hal n d gunakan unuk memecahkan banak masalah perhungan ekns, khususna ang melbakan marks dan vekor (Hanselman&Llefeld,997:VIII) Beberapa fungs maemaka umum dan kemampuan sans ang erseda pada Malab au:

48 Tabel. Tabel fungs maemaka pada Malab Fungs Keerangan abs () absolue, harga mulak aau besarna blangan kompleks acos () arc cos, nvers cosnus acosh () arc cosh, nvers cos hperbolk angle () sudu suau blangan kompleks pada empa kuadran asn () arc sn, nvers snus asnh () arc snh, nvers snus hperbolk aan () arc an, nvers angen aan () nvers angen unuk empa kuadran aanh () arc anh, nvers angn hperbolk cel () pembulaan kea rah plus ak erhngga (keaas) conj () konjuga blangan kompleks cos () Cosnus cosh () cosnus hperbolk ep () eksponensal (e ) f () pembulaan kearah nol floor () pembulaan kearah mnus ak erhngga (ke bawah) gcd (,) fakor persekuuan erbesar dar blangan bula dan mag () bagan majner suau blangan kompleks lcm (,) kelpaan persekuuan erkecl dar blangan bula dan log () logarma naural (bass e) log0 () logarma basa (bass 0) real () bagan real suau blangan kompleks rem (,) ssa pembagan dar operas / round () pembulaan ke arah blangan bula erdeka sgn () menghaslkan anda +,-,aau 0 unuk blangan posf, negaf,dan nol sn () Snus snh () snus hperbolk sqr () akar kuadra an () Tangen Lembar kerja Malab bukanlah merupakan suau fle ang dapa dsmpan apalag dbuka unuk waku ang lan. Pernah-pernah dan daa-daa ang d kekkan pada prom command lne dak dapa d ed dan hana d smpan semenara waku u saja, au selama memor penmpanan dak d hapus aau program d makan.

49 Unuk membua suau fle ang dapa d ed dan d smpan unuk d buka kembal, Malab menedakan empa ang d namakan dengan M-fle. Carana buka menu Fle/ new/ M-fle. Pada lembar kerja n dapa mengekkan pernahpernah dan daa-daa ng dapa d ed, d smpan dan d buka kembal. Da dapa menmpan M-fle dengan membuka menu Fle/ Save d folder defaul work ang d sedakan Malab, aau d folder prbad anda. Selanjuna anda dapa menjalankan dan mengeahu haslna seelah anda menjalankan (runnng) fle prbad (bukan folder work) ersebu dengan membuka pada menu Tools / Run. Jka M-fle ersmpan d folder prbad (bukan folder work) maka sebelum menjalankan program M-fle buka dahulu menu Fle / se Pah pada jendela kerja Malab (Command Wndows), kemudan klk ombol Browse unuk mengarahkan drecor ke folder prbad empa M-fle ersmpan.

50 BAB III PEMBAHASAN Pada pembahasan n penuls mengurakan ssem oonomus dengan meode Euler sera langkah-langkah aau algorma dalam menelesakan ssem persamaan dfferensal non lnear pada oonomus menggunakan meode Euler dan memberkan conoh sera menenukan selesaanna dengan menggunakan banuan program Malab. A. Ssem Persamaan Dfferensal Non Lnear Pada Oonomus Dengan Meode Euler Benuk umum ssem persamaan dfferensal non lnear pada oonomus au: d d d d f g,, (3.) Ssem ersebu dkaakan oonomus karena fungs-fungs f (, ) dan g (, ) dak erganung dar. Unuk mencar solus eksak (solus sebenarna) dar ssem persamaan dfferensal (3.) adalah sanga sukar bahkan dak mungkn eruama bla f (, ) dan g (, ) non lnear. Oleh karena u ang dapa dlakukan adalah meneldk kelakuan solus ersebu. Unuk peneldkan solus dperlukan gambar aau grafk dar solus, grafk ersebu dsebu juga sebaga lnasan aau raekor dar solus ang dgambarkan dalam bdang ang dsebu sebaga bdang fase. Unuk seap, 0 0 dbdang erdapa solus

51 unggal ang melalu k, 0 0 sebaga sara awal. Pada skrps n penuls hana mengkaj grafk dar ssem persamaan dfferensal oonomus ang non lnear hana pada bdang phase, lnasan aau raekor sera solus dar ssem ersebu. Dar persamaan ersebu penuls menggunakan meode numerk khususna meode Euler unuk menelesakanna, dmana meode n merupakan pemecahan masalah dalam ssem karena lebh sederhana. Langkah-langkah meode Euler unuk menelesakan ssem persamaan dfferensal non lnear pada oonomus au:. Masukkan nla awal ), dan ) ( 0 ( 0. Tenukan baas aas dan baas bawah unuk parameer pada selang,b 0 0 b 3. Hung nla h dar eras sebanak n ang dngnkan 4. Hung nla dengan f (,, ) * h g(,, ) * h h 5. Jka nla () dan () dar fungs f, g mempuna kesalahan erkecl (mendeka nol) maka nla () dan () ssem oonomus dpaka unuk menganalss 6. Jka nla kesalahan dar () dan () besar maka ka kembal pada em 3 (arna ka mengulang sampa ka dapakan selsh nla () dan () kecl (mendeka nol) dengan memperkecl h ). Secara umum rumusna h b n 0

52 Dar langkah-langkah meode euler daas penuls membua bagan alur aau flow char sebaga berku: Mula Masukkan nla awal ), dan ) ( 0 ( 0 Tenukan baas aas dan baas bawah pada selang b 0 Hung nla h dar eras sebanak n ang dngnkan Hung dengan f (,, ) * h g(,, ) * h h Apakah () dan () memenuh? Ya Selesa Tdak h b n 0 Gambar 3.: Bagan Alur unuk Ssem persamaan Dfferensal non Lnear pada oonomus menggunakan Meode Euler

53 B. Conoh Soal Pada Oonomus dan Penelesaanna Dengan Meode Euler dan Program Malab Pada bab pembahasan n penuls member conoh ssem persamaan dfferensal pada oonomus dengan menggunakan meode Euler. Penelesaan dengan meode Euler n dak perlu mencar urunan-urunan fungs erlebh dahulu. Penuls memberkan conoh ang ada enang ssem oonomus non lnear au: d d 4, d d 3 Unuk ssem n berlaku nla awal (0) dan (0) 0 Penelesaan dar conoh ersebu menggunakan langkah-langkah ang sudah durakan daas au: Langkah : Memasukkan nla awal pada persamaan daas au ) = dan ( 0 ) =0 unuk 0 dan dselesakan dengan meode Euler. 0 ( 0 Langkah : Menenukan selang pada, b 0 0 b, dar persamaan daas penuls memberkan selang 0 unuk memperoleh grafk solusna. Langkah 3: Menghung nla h dar eras sebanak n ang dngnkan, pada 0 persamaan daas penuls melakukan 5 eras maka dperoleh nla h Langkah 4: Menggunakan rumus Euler unuk melakukan perhungan dar conoh ang sudah dberkan dengan dkeahu fungs f (,, ) 4 dan g(,, ) 3 maka dperoleh:

54 Ieras 0 f( 0, 0, 0 ) * h 3*0,4, 0 g( 0, 0, 0 ) * h 0 *0.4 0,8 0 h ,4 Jad (0,4), dan (0,4) 0, 8 Ieras f(,, ) * h, ( 0,4) *0,4,04 g(,, ) * h 0,8 3,76*0,4,304 h 0,4 0,4 0,8 Jad (0,8), 04 dan (0,8), 304 Ieras 3 3 f(,, ) * h,04 (,5884) * 0,4 3,

55 3 g(,, ) * h,304,79996* 0,4 3, h 0,8 0,4, Jad (,) 3, dan (,) 3, Ieras f( 3, 3, 3 ) * h 3, ,36687 * 0,4 7, g( 3, 3, 3) * h 3,03784 ( 4, ) * 0,4 6, h, 0,4.6 Jad (,6) 7, dan (,6) 6, Ieras f( 4, 4, 4 ) * h 7, ,989648* 0,4 0, g( 4, 4, 4 ) * h 6, ( 6, ) * 0,4 3, h,6 0,4

56 Jad () 0, dan () 3, Langkah 5: Mencar nla () dan () ang mempuna kesalahan palng kecl (mendeka nol), dan nla ang memenuh unuk () dan () au pada (0,8) dengan, 04 dan, 304 dengan kesalahan sebesar 0, 8 Dar perhungan daas, unuk mendapakan nla ) dan ) ( 5 ( 5 dperlukan nformas dar nla ), ( ) sedangkan unuk mendapakan nla ( 4 4 ), ( ) dperlukan nformas dar nla ), ( ) ( 3 3 ( dan unuk mendapakan nla ), ( ) dperlukan nformas dar nla ), ( ) au, 0. ( ( 0 0 Kesalahanna merupakan nla dar ( ) ( ). Unuk melakukan perhungan ersebu apabla parsna semakn kecl maka akan memakan waku, unuk u dperlukan banuan kompuer. Sekarang penuls membandngkan meode Euler ang sudah dkerjakan daas dengan program Malab ddapakan: ========================================================== ======Program pencar solus ssem persamaan dfferensal non lnear==== =================Dengan Meode Euler====================== =================Rla Dw Rahmawa======================= ================Nm: ============================== ========================================================== Ssem Persamaan Dferensal oonomus: f = Inlne funcon:

57 f(,,) = +*-4*.* g = Inlne funcon: g(,,) = *-3*+* nla awal,o= nla awal,o=0 Masukkan jarak nerval,h=0.4 Masukkan baas bawah nerval pencaran=0 Masukkan baas aas nerval pencaran= Hasl Kompuas: eras Kesalahan ============================================== =.04 =.304 K = 0.8 = 0.8 Waku Kompuas = 0.3

58 Gambar 3. Grafk Meode Euler dengan h 0, 4 0 Apabla nla parsna semakn kecl au dengan n 40 nla h maka hasl perhunganna dengan Malab au: ========================================================== ======Program pencar solus ssem persamaan dfferensal non lnear==== =================Dengan Meode Euler====================== =================Rla Dw Rahmawa======================= ================Nm: ============================== ========================================================== Ssem Persamaan Dferensal oonomus: f = g = Inlne funcon: f(,,) = +*-4*.* Inlne funcon:

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penermaan terpentng d Indonesa. Oleh karena tu Pemerntah selalu mengupayakan bagamana cara menngkatkan penermaan Pajak. Semakn tngg penermaan

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK

BAB 4 PERHITUNGAN NUMERIK Mata kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB PERHITUNGAN NUMERIK. Kesalahan error Pada Penelesaan Numerk Penelesaan secara numers dar suatu persamaan matemats kadang-kadang hana memberkan nla perkraan ang mendekat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan

Pendahuluan. 0 Dengan kata lain jika fungsi tersebut diplotkan, grafik yang dihasilkan akan mendekati pasanganpasangan Pendahuluan 0 Data-data ang bersfat dskrt dapat dbuat contnuum melalu proses curve-fttng. 0 Curve-fttng merupakan proses data-smoothng, akn proses pendekatan terhadap kecenderungan data-data dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

9. TEKNIK PENGINTEGRALAN

9. TEKNIK PENGINTEGRALAN 9. TEKNIK PENGINTEGRALAN 9. Inegral Parsal Formula Inegral Parsal : Cara : plh u yang urunannya lebh sederhana Conoh : Hung u dv uv v du e d msal u =, maka du=d dv e d v e d e sehngga e d e e d e e C INF8

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Masalah Perkembangan matematka tdak hanya dalam tataran teorts tetap juga pada bdang aplkatf. Salah satu bdang lmu yang dkembangkan untuk tataran aplkatf dalam statstka

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant)

PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Studi Kasus : Metode Secant) PEMAHAMAN METODE NUMERIK MENGGUNAKAN PEMPROGRMAN MATLAB (Stud Kasus : Metode Secant) Melda panjatan STMIK Bud Darma, Jln.SM.Raja No.338 Sp.Lmun, Medan Sumatera Utara Jurusan Teknk Informatka e-mal : meldapjt.78@gmal.com

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI INTERPOLASI LAGRANGE UNTUK PREDIKSI NILAI DATA BERPASANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB

IMPLEMENTASI INTERPOLASI LAGRANGE UNTUK PREDIKSI NILAI DATA BERPASANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB Semnar Nasonal Teknolog 007 (SNT 007) ISSN : 1978 9777 Yogakarta, 4 November 007 IMPEMENTASI INTERPOASI AGRANGE UNTUK PREDIKSI NIAI DATA BERPASANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MATAB Krsnawat STMIK AMIKOM Yogakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN

1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN A. BESARAN DAN SATUAN Teor Sngka : D dalam Fska gejala alam dama melalu pengukuran. Pengukuran adalah membandngkan suau besaran dengan besaran sejens yang dsepaka sebaga paokan (sandar). Besaran adalah

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear

E-book Statistika Gratis... Statistical Data Analyst. Uji Asumsi Klasik Regresi Linear E-boo Sasa Gras... Sascal Daa Anals Uj Asums Klas Regres Lnear Pada penulsan enang Regres Lnear n, penuls aan memberan bahasan mengena Uj Asums Klas epada para pembaca unu memberan pemahaman dan solus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE Fan Puspasar 201 16019 Program Sud Magser Maemaa Faulas Maemaa dan Ilmu Pengeahuan Alam Insu Tenolog Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pendekaan Peneliiaan Peneliian sudi kasus ini menggunakan peneliian pendekaan kualiaif. menuru (Sugiono, 2009:15), meode peneliian kualiaif adalah meode peneliian ang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA TENTANG BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF SISWA KELAS II SDN ANGKATAN LOR 02 KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011 / 2012

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan metode statistika yang digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan metode statstka ang dgunakan untuk meramalkan sebuah varabel respon Y dar satu atau lebh varabel bebas X, selan tu juga dgunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA Jurnal Ilmu Maemaka dan Terapan Desember 015 Volume 9 Nomor Hal. 97 10 NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA R. D. S. Rahangmean 1, M. I. Tlukay, F. Y. Rumlawang,

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH

SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH SKRIPSI PENGARUH PENILAILAN PRESTASI KERJA TERHADAP PROMOSI JABATAN KANTOR PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN UNIT KEBUN ADOLINA OLEH Dw Wra Prawaty 110502294 PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor merupakan alat yang palng dbutuhkan sebaga meda transportas. Kendaraan dbag menjad dua macam, yatu kendaraan umum dan prbad. Kendaraan umum

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR

PRESENTASI TUGAS AKHIR Penerapan PID Predcve Ar-Rao Conroller Pada Mesn Mobl Msubsh Type 4G63 Unu Memnmuman Ems Gas Buang Oleh Hendre Angga P 10 105 03 PRESENTASI TUGAS AKHIR Mesn-mesn oomof saa n dunu unu menghaslan performa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN. impunan sebagai koleksi (pengelompokan) dari objek-objek yang Modul 1 Teor Hmpunan PENDAHULUAN Prof SM Nababan, PhD Drs Warsto, MPd mpunan sebaga koleks (pengelompokan) dar objek-objek yang H dnyatakan dengan jelas, banyak dgunakan dan djumpa dberbaga bdang bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Matematka dbag menjad beberapa kelompok bdang lmu, antara lan analss, aljabar, dan statstka. Ruang barsan merupakan salah satu bagan yang ada d bdang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau

Lebih terperinci

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat Vol. 14, No. 1, 46-53, Jul 2017 Modfkas Penaksr Robus dalam Pelabelan Ouler Mulvara Erna Tr Herdan Absrak Ouler adalah suau observas yang polanya dak mengku mayoras daa. Ouler dalam kasus mulvara sanga

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang

Fisika Modern. Persamaan Schroodinger dan Fingsi Gelombang Fska Modern Persaaan Schroodnger dan Fngs Gelobang Apa Persaaan unuk Gelobang Maer? De Brogle eberkan posula bahwa seap parkel elk hubungan: h/ p Golobang aer ala n dkonfras oleh percobaan dfraks elekron,

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

AHFAIZIN NIM : SKRIPSI

AHFAIZIN NIM : SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PRODUKTIVITAS PEGAWAI DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Dsusun untuk memenuh

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER (CONTOH KASUS DI G. KELUD)

APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER (CONTOH KASUS DI G. KELUD) Alkas Iners Non Lner Dengan Pendekaan Lner Unuk Menenukan Hosener Conoh Kasus d G. Kelud) Cece Sulaeman) APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER CONTOH KASUS DI

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor

Analisis Indikator Makroekonomi Negara Tujuan Ekspor terhadap Kinerja Ekspor Non Migas Indonesia: Studi Kasus Lima Negara Tujuan Utama Ekspor Analss Indkator Makroekonom Negara Tujuan Ekspor terhadap Knerja Ekspor Non Mgas Indonesa: Stud Kasus Lma Negara Tujuan Utama Ekspor Skrps Dajukan Sebaga Kelengkapan dan Syarat Untuk Menyelesakan Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam pembuatan tugas akhr n, penulsan mendapat referens dar pustaka serta lteratur lan yang berhubungan dengan pokok masalah yang penuls ajukan. Langkah-langkah yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2008; Bali, November 15, 2008

Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2008; Bali, November 15, 2008 Konferens asonal Ssem dan Informaka 008; Bal, ovember, 008 KSI08-0 APLIKASI MATEMATIKA UMERIK METODE EWTO RAPHSO DALAM BIDAG MAAJEME KEUAGA: SUATU TIJAUA KHUSUS MEETUKA ILAI ITERAL RATE OF RETUR DA YIELD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 I I PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN : NOMOR 18 TAHUN 2001 \ TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TAHUN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Masalah Knerja pembangunan ekonom Indonesa bsa dkaakan sanga membanggakan dengan ngka perumbuhan ekonom selama beberapa dekade erakhr n sangalah ngg, walaupun mengalam

Lebih terperinci

U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K

U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K Isaro Elevas Jurusan Ten Spl dan Lngungan FT UGM U J I A N A K H I R S E M E S T E R M A T E M A T I K A T E K N I K SABTU JULI OPE N BOOK WAKTU ME NIT PETUNJUK ) Saudara bole menggunaan ompuer unu mengerjaan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE

PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE PERSETUJUAN PENYELESAIAN PROGRAM LINEAR SASARAN GANDA MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS MULTIFASE SKRIPSI Telah dsetuju dan dsyahkan pada tanggal: 3 November 2010 Untuk dpertahankan ddepan Dewan Penguj Skrps

Lebih terperinci

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI DAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN Ita Rahmadayan 1, Syamsudhuha 2, Asmara Karma 2 1 Mahasswa Program Stud S1 Matematka

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM

BAB X RUANG HASIL KALI DALAM BAB X RUANG HASIL KALI DALAM 0. Hasl Kal Dalam Defns. Hasl kal dalam adalah fungs yang mengatkan setap pasangan vektor d ruang vektor V (msalkan pasangan u dan v, dnotaskan dengan u, v ) dengan blangan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel

PRAKTIKUM 6 Penyelesaian Persamaan Non Linier Metode Newton Raphson Dengan Modifikasi Tabel PRAKTIKUM 6 Penyelesaan Persamaan Non Lner Metode Newton Raphson Dengan Modfkas Tabel Tujuan : Mempelajar metode Newton Raphson dengan modfkas tabel untuk penyelesaan persamaan non lner Dasar Teor : Permasalahan

Lebih terperinci