BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode"

Transkripsi

1 BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan (MCD). Sebelum djelaskan lebh lanju mengena meode n, akan dpaparkan erlebh dahulu mengena penclan, robus dan analss komponen uama. 3. Penclan (Ouler) 3.. Defns Penclan Ferguson (96) mendefnskan penclan sebaga suau pengamaan yang menympang dar sekumpulan pengamaan yang lan; Barne (98) mendefnskan penclan adalah pengamaan yang dak mengku sebagan besar pola dan erleak jauh dar pusa pengamaan; selanjunya Johnson (99) mendefnskan penclan sebaga suau pengamaan yang ak konssen dengan kumpulan pengamaan lannya. Dar beberapa defns yang sudah dpaparkan, dapa dsmpulkan bahwa penclan adalah suau pengamaan yang menympang dar kumpulan pengamaan lannya, sehngga dak mengku sebagan besar pola. Akbanya leaknya jauh dar pusa pengamaan.

2 Dampak Penclan Keka sekumpulan daa mengandung sejumlah penclan, maka dalam hal n akan mempengaruh kenormalan dsrbusnya. Keberadaan penclan pada suau daa dapa mengganggu proses analss daa, penclan dapa menyebabkan hal-hal berku: a) Varans pada daa menjad besar. b) Taksran nerval memlk renang yang lebar Pendeeksan Penclan a) Pendeeksan penclan dalam kasus unvara Unuk mendeeks penclan pada kasus unvara salah sau meode yang dapa dlakukan dengan scaer plo. Penclan-penclan dapa dlha dar plo (x, f ) d mana x adalah pengamaan ke- dan f adalah nla dar pengamaan ke-. Berku adalah lusras scaer plo dar suau kumpulan pengamaan dengan sebuah penclan dber anda. Gambar 3. Conoh Scaer Plo dar Suau Kumpulan Pengamaan Unvara

3 3 Pada meode scaer plo, kepuusan bahwa suau pengamaan merupakan penclan aau bukan sangalah erganung pada kepuusan (judgemen) penel, sehngga pengujan dengan scaer plo memlk kelemahan. Pengujan yang palng banyak dgunakan ddasarkan pada penympangan maksmum dar raa-raa (maxmum devaon from he mean aau exreme sudenzed devae (ESD) es), τ = max x µ σ (3-) d mana τ merupakan suau pengamaan dengan penympangan maksmum dar raa-raa. Jka erdapa dua aau lebh pengamaan yang erdenfkas sebaga penclan, maka akan mengurang keeksrman anar pengamaan. Hal n mengakbakan kesulan unuk mendeeks sau penclan yang lebh eksrm dar yang lannya karena penngkaan pada raa-raa maupun varansnya sama. Pengaruh n dsebu maskng (Rencher, 00). b) Pendeeksan penclan dalam kasus mulvara Pemerksaan kenormalan mulvara lebh dfokuskan pada uj goodness-f. Msalkan n pengamaan x, x,, x n berada pada suau dsrbus berdmens p, suau pengamaan yang erleak jauh dar ruang dsrbusnya ddenfkas sebaga daa penclan. Prosedur yang dgunakan unuk memerksa kenormalan mulvaa adalah berdasarkan pada jarak ersandarsas dar pengamaan x ke µ, yang ddefnskan sebaga berku D = ( x µ ) ( x µ ), =,,..., p (3-)

4 3 d mana D = kuadra jarak pengamaan ke- dan x = nla pengamaan ke dengan, X x x =, M xn x x x =, M x p µ µ µ =, dan M µ p σ σ L σp σ σ σ L p = M M O M σ n σ n L σ np jarak ersandarsas n serng dsebu dengan jarak kuadra Mahalanobs. Unuk mengdenfkas penclan pada kasus mulvara dlakukan dengan menghung jarak dar seap k pengamaan ke suau pusa pengamaan berdasarkan persamaan (3-). Dengan demkan, daa penclan merupakan suau pengamaan yang memlk jarak erbesar jka dbandngkan dengan pengamaanpengamaan yang lan yang berada pada dsrbus erenu. Akbanya sebuah pengamaan x ddenfkas sebaga penclan pada kasus mulvara, jka jarak Mahalanobs ( µ ) ( µ ) > χ p ( α ) x x (3-3) dengan probablas - α. Pengdenfkasan penclan pada kasus mulvara daklah mudah dlakukan karena sekumpulan penclan mempunya efek maskng dan swampng. Efek maskng dan swampng pada jarak Mahalanobs sebaga suau krera pendeeksan penclan. Efek maskng menurunkan jarak Mahalanobsnya pada suau penclan yang mengakbakan jarak anar k erpencl salng berdekaan. D lan phak, efek swampng menngkakan jarak Mahanalobsnya pada pengamaan yang ak erpencl (Penny dan Jollffe, 00).

5 33 Terdapa beberapa penyebab munculnya penclan, salah saunya penclan yang dsebabkan oleh varabel bebas, dnamakan penclan leverage. penclan leverage ddeeks dengan menggunakan jarak Mahalanobs (MD ) unuk seap pengamaan ke- pada persamaan (3-) sehngga dapa dulskan, 0, jka MD C( p) leverage =, unuk lannya (3-3) d mana C(p) = χ ( α), C(p) dnyaakan sebaga nla cu-off, yau p pembaasan suau ruang dsrbus mayoras daa dar suau pengamaan erpencl dengan p banyaknya varabel (deraja kebebasan) dan probablas -α. Pendeeksan penclan leverage dengan menggunakan jarak Mahalanobs memlk kesulan karena efek maskng maupun efek swampng Jens-jens Penclan uraannya: Terdapa beberapa jens penclan dalam suau daa, berku adalah. Good leverage merupakan pengamaan yang berada d ruang dsrbus eap sudah dak berada d daerah mayoras daa.. Bad leverage merupakan pengamaan yang dak berada bak dalam ruang dsrbus pengamaan maupun daerah mayoras daa. 3. Penclan orogonal merupakan pengamaan yang mempunya jarak yang sanga besar dar daerah mayoras daa sehngga pengamaan ersebu sudah dak dapa dlha dalam ruang dsrbusnya.

6 Tndakan pada Penclan Menuru Wessberg (985), jka erdapa masalah yang berkaan dengan penclan maka dperlukan ala dagnoss yang dapa mengdenfkas masalah penclan, salah saunya dengan menyshkan penclan dar kelompok daa kemudan menganalss daa anpa penclan. Terdapa dua pendekaan yang dapa dlakukan unuk mengaas penclan yau, a. Pengdenfkasan: yau menghlangkan daa penclan kecual penclan memberkan nformas penng enang model daanya. Penclan dlha dar poss dan sebarannya erhadap pengamaan, selanjunya devaluas apakah penclan ersebu perlu dhlangkan aau dak. Penghlangan penclan yau dengan cara dak mengkuserakan pengamaan yang erdenfkas sebaga penclan dalam proses pengolahan daa selanjunya. Cara lan unuk mengaas penclan yau dengan cara ransformas daa. Hamlon (dalam Osborne dan Overbay, 004) mengemukakan bahwa dengan ransformas daa nla eksrm (penclan) eap dapa dsmpan pada daa dan uruan relaf dar nla akan eap, juga kemrngan dan besarnya varans dapa dkurang. b. Akomodas: yau suau meode yang menghaslkan suau benuk daa yang dak dpengaruh banyak oleh penclan.

7 35 3. Robus Keka sekumpulan daa dak menghaslkan nformas daa yang dngnkan oleh penel, n serng kal dsebabkan oleh keberadaan penclan. Unuk mengaas keberadaan penclan pada suau daa dperlukan suau meode penaksr yang ak sensf erhadap penclan, meode ersebu dsebu dengan meode robus. Karena pada dasarnya, robus selalu dkakan dengan penclan. 3.. Ke-robus-an (Robusness) Kaa robus basanya dkonoaskan sebaga keakkonssenan dar suau penaksr, arnya bahwa robusness adalah keaksensfan penympangan erhadap asumsnya. Meode robus lebh ddekakan pada parameer raa-raa dan varanskovarans dar suau penaksr erenu (Huber, 98), yau dengan mensandarsaskan penaksr unuk parameer raa-raa dan varans-kovarans sedemkan sehngga menghaslkan penaksr yang konssen erhadap parameerparameer ersebu. Dalam hal n, dlakukan dengan benuk pembaasan nla pada penaksran unuk parameer-parameernya. Dengan ke-robus-an, penaksrannya dak akan menympang erlalu jauh. 3.. Breakdown Pon Keka daa berasal dar daa mulvara, sangalah sul menghlangkan penclan secara keseluruhan dkarenakan efek swampng. Dalam hal n, agar daa dak dpengaruh banyak oleh penclan, maka penclan dalam daa harus dbaas. Hampel (97, 974) elah memperkenalkan konsep breakdown pon, breakdown

8 36 pon adalah jumlah pengamaan mnmal yang dapa menggankan sejumlah pengamaan awal yang berakba pada nla aksran yang dhaslkan sanga berbeda dar aksran sebenarnya. Dengan kaa lan, breakdown pon sebaga suau ukuran kerobusan (robusness) dar suau penaksr. Semakn besar nla persen dar breakdown pon pada suau penaksr, maka penaksr ersebu semakn robus Jarak Robus (Robus Dsance) Pada dasarnya, ujuan dar penaksran robus adalah unuk mengkonsruk secara penuh efsens penyesuaan aksran. Suau pendekaan unuk mengdenfkas penclan mulvara yau dengan menggunakan meode robus pada penaksran dar µ dan. Sehngga meode n memnmumkan pengaruh penclan dalam penaksran aau model fng (Rencher, 00). Perkembangan dar jarak Mahalanobs adalah jarak robus, hal n memlk banyak keunungan, karena jarak robus mendagnoss penclan leverage yang lebh relabel (dapa dpercaya) darpada jarak Mahalanobs. Sehngga perluasan pendeeksan penclan leverage pada persamaan (3-3) dengan menggunakan jarak robus (RD ) unuk seap pengamaan ke- menjad, 0, jka RD C( p) leverage =, unuk lannya (3-4) Dengan nla cu-off, C(p) = χ p ( α), d mana p banyaknya varabel (deraja kebebasan), probablas -α dan RD x µ x µ dengan µ R dan = ( ) R R ( R )

9 37 - R masng-masng merupakan vekor raa-raa dan marks nvers varanskovarans dar penaksr robus. 3.3 Analss Komponen Uama Analss komponen uama (AKU) merupakan suau eknk analss yang menransformas varabel-varabel asl yang mash berkoleras menjad sau kumpulan varabel baru yang dak berkoleras. Varabel-varabel baru ersebu dsebu komponen uama (Johnson dan Wchern, 98). Secara aljabar, komponen uama merupakan kombnas lner (Y) dar p varabel acak X, X, X 3,..., X p. Secara geomers kombnas lner n merupakan ssem koordna baru yang ddapa dar roas ssem semula dengan X, X, X 3,..., X p sebaga sumbu koordna yang dak berkorelas pada suau ellpsod. Sumbu baru ersebu merupakan arah dengan varablas maksmum dan memberkan varanskovarans yang lebh sederhana. Defns AKU (3.3): Analss komponen uama berujuan unuk menyederhanakan varabel-varabel yang dama dengan cara mereduks dmensnya. Hal n dlakukan dengan menghlangkan korelas danara varabel melalu ransformas varabel asal (X) ke varabel baru (komponen uama Y) yang ak berkorelas. Komponen uama erganung kepada marks varans-kovarans Σ aau marks korelas ρ dar X, X, X 3,..., X p, melalu marks varans-kovarans maupun marks korelas dapa durunkan nla egen-nla egen (egen values)

10 38 yau λ λ... λ p 0 dan vekor egen-vekor egen yau g, g,..., g p. Sasarannya adalah menemukan komponen uama k varabel d mana k < p, k dharapkan dapa memua semua nformas yang erdapa pada p varabel asl sehngga daa menjad lebh sederhana. Menuru Dllon dan Goldsen (984), ujuan analss komponen uama unuk menenukan jumlah fakor (komponen uama) yang memaparkan banyaknya oal varans dalam daa yang mungkn. Jka Σ suau marks varans-kovarans yang merupakan suau marks semdefn posf, maka semua nla egen dar Σ akan lebh besar aau sama dengan nol. Jad jka λ = (λ, λ,, λ k,, λ p ) adalah vekor nla egen dar Σ, d mana λ adalah nla egen erbesarnya, λ adalah nla egen erbesar kedua, dan seerusnya, maka λ λ λ k... λ p 0. Keka Σ mempunya rank lengkap, maka λ > λ >... > λ k >. > λ p > 0. Selanjunya, asumskan bahwa d mana g. j adalah kolom-kolom vekor egen ke-j pada Σ dan g g =. In erdefns dengan bak yang menghaslkan G suau marks orogonal sedemkan hngga G G = I pxp dan λ 0 L 0 0 λ 0 L G G = D λ = M M O M 0 0 L λ p (3-5) Analss komponen uama berbenuk lner sebaga berku: Y = G ( X µ ) (3-6)

11 39 d mana X = (X, X,., X p ), Y = (Y, Y,., Y p ) dan G = (g j ) pxp. Dengan demkan dapa dulskan menjad, Secara rnc dapa dunjukkan sebaga berku, Persamaan d aas memperlhakan bahwa Y sebaga suau kombnas lner dar X, X, X 3,..., X p dengan penggunaan vekor egen dar marks varans-kovarans X, unuk =,,, p. Aau dapa dbenuk menjad, ( X ) GY G Y (3-7) µ = = p. j j j= Secara rnc dapa dunjukkan sebaga berku, Teorema AKU (3.3.): Unuk analss komponen uama yang ddefnskan oleh persamaan (3-6) aau persamaan (3-7), maka

12 40. Var (Y ) = λ, d mana Y adalah komponen uama ke-, dan λ adalah nla egen erbesar unuk marks varans-kovarans Σ, unuk semua =,,, p.. Cov (Y, Y j ) = 0, unuk j, unuk semua, j є (,,, p). (Yang dan Trewn, 004). Buk Karena E( Y ) = E( G ( x µ )) = G E( x µ ) = G ( µ µ ) = 0 dar persamaan (3-6), n jelas bahwa marks varans-kovarans dar Y adalah sebaga berku Dar persamaan (3-7), erbuk bahwa Var( Y ) = λ, =,,..., p dan Cov( Y, Y ) = 0, j j Teorema AKU (3.3.): (Yang dan Trewn, 004).

13 4 Buk Buk n menjad jelas karena λ j dmua oleh de (λi- ) = 0, dan Dar Teorema AKU (3.3.) dan Teorema AKU (3.3.), dperoleh sfa-sfa unuk analss komponen uama yau: a. Komponen uama Y = (Y, Y,, Y p ) dar X yang varabel acak salng bebas, dan varans-varansnya yau λ, λ,..., λ p beruru-uru. b. Jumlah dar oal varans-varans pada X sama dengan oal varans dar komponen uama, yau c. Dalam beberapa kasus, nla egen pada Σ, yau λ, λ,..., λ p dak sama dalam besarnya (jarak). Beberapa nla egen lebh besar dar beberapa nla egen yang lannya seper λ, λ. Yau, d mana k < p. Oleh karena u, Jad, beberapa nla egen yang besar secara umum akan mendeka oal varans pada varabel acak mulvara X yang asl.

14 4 d. Selanjunya, dgunakan persamaan (3-7), X µ µ ( µ ) X X = g.y + g.y g. ky M X p µ p k sebaga suau perkraan pada varabel acak mulvara X yang aslnya. Pada kenyaaannya, vekor raa-raa µ dan marks varans-kovarans dak dkeahu. Unuk u, dperlukan penaksr yang bak unuk menaksr vekor raa-raa µ dan marks varans-kovarans. Kedua parameer u adalah µ = n n k = x k dan s (, ) ( )( j = Cov X X j = x µ µ ) n k xkj j,, j =,,, p n Dengan demkan, analss komponen uama berbenuk lner pada persamaan (3-6) menjad, Y = G ( X µ ) (3-8) k= Dan menghaslkan komponen uama pada persamaan (3-7) menjad, ( X µ ) = GY (3-9) 3.3. Prosedur Penenuan komponen uama dmula dar penyusunan kumpulan daa dengan sebuah abel yang erdr dar p varabel dengan n pengamaan sampel unuk masng-masng varabel seper pada abel sebaga berku:

15 43 Tabel 3. Benuk Tabel unuk n Pengamaan Sampel erhadap p Varabel pengamaan varabel X X X p x x x p x x x p n x n x n x np Raa-raa Berku adalah langkah-langkah penenuan komponen uama: ) Nyaakan nla-nla yang erleak dalam abel d aas menjad sebuah marks sebaga berku: X x x L x p x x L x p = M M O M xn x n L x np (3-0) Hung marks varans dan kovarans dar X dengan: µ = n x n k= k (3-) s = Var( X ) = ( x ) n k n k = µ s (, ) ( )( j = Cov X X j = x µ µ ) n k x,, j =,,, p (3-) kj j n k= Sehngga dapa dbenuk marks varans-kovaransnya sebaga berku:

16 44 s s L s p s s L s p = S = M M O M sp sp L spp (3-3) Jka r j menyaakan korelas anara X dan X j maka r j = s j s s jj (3-4) Marks korelas unuk varabel X ersebu dapa dulskan dengan, r r L r p r r L r p R = M M O M rp rp L rpp (3-5) ) Tenukan nla egen dan vekor egen Agar varans dar komponen uama ke- maksmum sera anar komponen uama dak adanya hubungan lner anar varabel bebas harus dplh = g g dan 0 = g g sehngga dperoleh, A λi = 0 dan A λ I g = 0 Unuk mencar nla egen λ dapa dlakukan dar marks varanskovarans S aau marks korelas R sehngga dperoleh, S λi = 0 dan S λ I g = 0 (3-6) 3) Tenukan komponen uama Y Dalam menenukan jumlah komponen uama yang deal dapa dlakukan beberapa krera yau, a. Krera propors oal varans sampel kumulaf yang dapa djelaskan, yau sebanyak 80% (Rencher, 00). Propors oal varans populas unuk k komponen uama adalah

17 45 b. Nla egen lebh besar dar raa-raa nla egen. Unuk marks korelas, raa-raa n adalah aau ukuran relaf nla egen lebh besar dar (Rencher, 00). c. Dengan mengama scree plo dar nla egen dan jumlah komponen. Unuk menenukan jumlah komponen uama dengan memperhakan paahan sku dar scree plo, dengan melha dar kecuraman anar komponen sebelum ke komponen yang membenuk gars lurus anar komponen (menghaslkan beberapa nla egen kecl). Dar langkah d aas akan menghaslkan suau k komponen uama dar suau sub ruang komponen uama berdmens k yang sesua dengan daa Pendekaan Geomer Secara geomer, komponen uama perama merepresenaskan kecenderungan lner uama perama yang memua varans maksmal, komponen uama kedua merepresenaskan kecenderungan lner uama kedua yang memua varans maksmal kedua dalam arah orogonal, dan seerusnya (Huber, 98; Rencher, 00). Menuru Gnanadeskan (997), komponen uama perama sensf pada penclan-penclan karena komponen uama perama dplh dar besarnya nla egen yang mewakl varans maksmum daa. Oleh karena u, pereduksan dmens daa yang memua sejumlah penclan akan menghaslkan analss komponen uama yang menyesakan.

18 46 Gambar 3. memperlhakan kecenderungan lner dar komponen uama perama maupun kedua dar suau ellpsod yang salng orogonal dengan µ = ( µ, µ ) dan panjang sumbu semmayor dan semmnor masng-masng adalah c $ λ dan c $ λ dalam suau ellpsod. Pengamaan yang berada d luar daerah ellpsod merupakan pengamaan erpencl aau penclan. Gars yang dbenuk dengan sumbu uama dapa danggap sebaga gars regres. Akan epa unuk kknya sehngga jarak perpendcular dar k-knya pada gars yang dmnmalkan. Gambar 3. Daerah Ellpsod dar Komponen Uama Perama dan Komponen Uama Kedua pada -Dmens Penclan Komponen Uama Msalkan kombnas lner Y = g. ( X µ ) dengan vekor egen g. = ( g, g,..., g p ), berdasarkan persamaan (3-8) dnyaakan dengan Y = g ( X µ ) = g ( X µ ) + g ( X µ ) g ( X µ ) (3-7). p p p

19 47 Jka nla pengamaan dsubsuskan pada persamaan d aas, maka menghaslkan nla pengamaan dar komponen uama. Akbanya persamaan (3-7) dapa dkaakan sebaga score komponen uama (nla komponen uama). Perhakan bahwa, jka seap ss ruas kr dan ruas kanan dbag dengan λ, maka dperoleh (3-8) Karena Var(Y ) = λ maka Var( Y λ ) =, jad persamaan (3-8) merupakan score komponen uama ersandarsas. Dalam hal n, score komponen uama ersandarsas akan mengku dsrbus normal sandar. Benuk komponen uama yang mempunya score komponen uama yang ngg, merupakan benuk yang berpengaruh (penclan). Penambahan aau penghlangan benuk-benuk n basanya akan secara drass mempengaruh hasl analss komponen uama (Yang dan Trewn, 004) Memnmumkan Jarak Tk Perpendcular pada Komponen Uama Seper yang sudah dbahas, prosedur unuk memerksa kenormalan mulvara dlakukan dengan jarak ersandarsas. Msalkan unuk kasus dua komponen uama yang erplh, sebuah sasaran kombnas lner pada persamaan (3-7) yau komponen uama perama dan komponen uama kedua, jka gars yang dbenuk oleh komponen uama perama memnmumkan jarak perpendcular dar k-k ke gars pada persamaan (3-7) yau Y ( ) = g. x µ, maka jumlah oal dar kuadra jarak perpendcular adalah n n y = g.( x µ ) = = d

20 48 mana g. vekor egen kedua dar. Perhakan bahwa karena ( ) ( g x µ = x µ ) g, sehngga.. merupakan suau jarak k yang dmnmumkan dar Var( Y ) = $ λ. Dengan n demkan, perluasannya menjad y = ( n ) $ λ merupakan suau jarak k yang j= j dmnmumkan dar ( ) $ Var Y = λ. Jad, Y = ( n ) $ λ ( ) ( ) ( ) = n Var Y = n, akbanya Y mengku dsrbus Wshar aau Y (, ) Wp n. Dsrbus Wshar merupakan benuk analog dar dsrbus χ. Berku adalah lusrasnya, Gambar 3.3 Jarak Perpendcular dar Tk ke Gars Komponen Uama Perama Plo Komponen Uama Terdapa beberapa penelan menghaslkan daa yang dak sama, dalam ar jumlah varabel dan jumlah pengamaannya, sehngga marksnya menjad dak smers. Oleh karena u, dgunakan Sngular Value Decomposon unuk

21 49 memenuh koordna-koordna pemploan (Rencher, 00). Menuru Yang dan Trewn (004), pada persamaan (3-6) merupakan kombnas lner pada dmensdmens varans d lokas varabel yang berbeda, akan sanga sul unuk memaparkan secara epa maksud dar kombnas lner ersebu. Sehngga akan dgunakan persamaan (3-7), yang dapa dulskan sebaga X µ = U D V (3-9) nxp n nxk $ λkxk kxp Persamaan (3-9) merupakan SVD dar marks daa erpusa sekar raaraa aau marks lokas daa, n adalah vekor kolom yang semua elemennya sama dengan, D$ λkxk marks dagonal (kxk), dan U U = I kxk = V V d mana I kxk adalah marks denas berordo kxk. Perkalan U D λ pada persamaan (3-9) merupakan marks score nxk $ kxk komponen uama, karena Vkxp adalah vekor egen yang orhogonal dar marks smers ( X ) ( nxp n µ X nxp n µ ). U nxk D$ λ kxk yang mewakl koordna-koordna dalam pemploan komponen uama pada sub ruang komponen uama (Rencher, 004: ). Score komponen uama yang dbenuk merupakan penransformasan daa asl ke dalam ruang komponen uama. Menuru Ke dan Kanade (004), perhungan SVD dgunakan unuk: ) Mendeeks ssa penclan-penclan yang melanggar srukur korelas dengan sub ruang rank rendah. ) Menghung sub ruang yang dapa dpercaya. 3) Sub ruang yang palng mendeka mayoras daa.

22 Pendeeksan Penclan dalam Komponen Uama Dalam perkembangan selanjunya dhaslkan suau ala dagnoss, ala dagnoss ersebu adalah plo dagnoss score. Plo dagnoss score mempunya kelebhan dalam pendeeksan penclan, selan dapa mendeeks penclan, juga dapa mengklasfkas jens-jens penclan. Plo dagnoss score dnyaakan dengan suau ssem koordna (Score Dsance (SD ) versus Orhogonal Dsance (OD )) unuk seap pengamaan ke-, d mana sumbu-x menyaakan SD dan sumbu-y menyaakan OD, yang dbaas dengan nla cu-off yang menghaslkan suau daerah mayoras daa yang dak dpengaruh oleh penclan Pengukuran Jarak Tk Pengamaan pada Komponen Uama Dalam pendeeksan penclan pada komponen uama dlakukan dengan mengukur jarak unuk seap pengamaan. Pengukuran n dlakukan dengan Score Dsance dan Orhogonal Dsance, unuk menghaslkan plo dagnoss score. Berku adalah prosedurnya, Score Dsance (SD) Pada persamaan (3-7) merupakan benuk yang berpengaruh (memua k erpencl aau penclan) jka mempunya score komponen uama yang ngg. Sehngga dalam pengukuran jarak k pada komponen uama dbenuk dar score komponen uama ersandarsas seper pada persamaan (3-8) yau,

23 5 Selanjunya, memnmumkan jumlah kuadra oal jarak perpendcular dar k-k ke gars yang dbenuk oleh komponen uama, sehngga dar persamaan (3-8) erbenuklah Score Dsance (SD) yau SD n k Y y j = = $ $ = λ j = λ aau k yj SD = $ j = λ (3-0) dengan nla cu-off, C(k) = χ dengan k banyaknya varabel yang erplh k;( α ) (deraja kebebasan) dan probablas -α. Jad, pengamaan ke- dar komponen uama yang erdenfkas sebaga penclan jka SD > C(k). Persamaan d aas merupakan benuk Score Dsance pada ap pengamaan, d mana y j merupakan pengamaan ke- pada kolom ke-j dar persamaan (3-0). Gambar 3.4 Perbedaan Jens-Jens Penclan Keka Kumpulan Daa pada 3-Dmens d Proyeks pada Sub Ruang Analss Komponen Uama - Dmens Orhogonal Dsance (OD) Dar seap pengamaan dapa dukur Orhogonal Dsance (OD) pada sub ruang komponen uama. Menuru Härdle dan Hlávka (007), kumpulan daa

24 5 X pada n k pengamaan dalam p dmens, amplan erbak kumpulan daa pada k dmens d mana k < p, dapa demukan dengan mencar arah-arah vekor egen g. j d p-dmens, j =,,, q yau dengan memperkecl jaraknya. Akan dproyekskan pengamaan y ke dalam arah g. j ke-j. Menuru Teorema proyeks yau msalkan ruang-p drenang lner oleh vekor-vekor egen g. j, g. j erdapa d ruang-p kaakanlah W dan y orogonal pada W. Sehngga proyeks orogonal y pada W adalah (3-) Dengan demkan dperoleh, benuk jarak mnmum Orhogonal Dsance (OD) pada seap pengamaan unuk sub ruang komponen uama yau Aau, ( ) OD = x µ g y (3-) j Penenuan nla cu-off unuk orhogonal dsance dak dkeahu secara epa. Menuru Box (954), ukuran dsrbus χ yau dengan g χ g sebaga perkraan yang bak unuk dsrbus ak dkeahu. Unuk mengaas n, Wlson- Hlfery memperkrakan dsrbus χ unuk orhogonal dsance yau dengan dpangkakan /3, yang merupakan perkraan dsrbus normal (Gaussan) /3 dengan raa-raa /3 µ = ( g, g) ( ) dan varans-kovarans g σ =, sehngga /3 9g 9g

25 53 nla cu-offnya adalah /3 /3 3 C( k) = N (( µ ),( σ OD ) ), dengan raa-raa OD /3 OD ( µ ), varans /3 ( σ OD) dan probablas -α, y adalah bars ke- pada Y nxk. Komponen uama ke- erdenfkas sebaga penclan jka OD > C(k). Kombnas kedua jarak SD dan OD Dengan melakukan pengukuran jarak berdasarkan SD dan OD dengan masng-masng nla cu-off yang elah denukan, menghaslkan abel kombnas kedua jarak SD dan OD sebaga berku, Tabel 3. Kombnas Kedua Jarak SD dan OD Jarak SD kecl SD besar OD besar OD kecl Penclan orogonal Pengamaan basa bad leverage-analss komponen uama buruk good leverage-analss komponen uama bak 3.4 Meode Penaksr Robus Banyak alernaf meode penaksr robus unuk menaksr vekor raa-raa dan marks varans-kovarans yang dak dpengaruh banyak oleh penclan. Dengan menggunakan meode penaksr robus unuk menaksr vekor raa-raa dan marks varans-kovarans, bak efek maskng maupun swampng dapa daas. Salah sau penaksr robus yang mempunya kemampuan mengukur jarak

26 54 sekalgus mendeeks jens penclan leverage adalah penaksr Mnmum Covarance Deermnan Mnmum Covarance Deermnan Mnmum Covarance Deermnan (MCD) adalah suau meode pencaran hmpunan bagan dar X sejumlah h elemen d mana ( n + p + ) / h n dengan menaksr raa-raa dan varans-kovarans yang menghaslkan deermnan marks varans-kovarans erkecl. Msalkan hmpunan bagan ersebu adalah X h, erdapa n h aau kombnas hmpunan bagan yang harus dcar unuk mendapakan penaksr MCD. Pada Tabel 3.3 menyajkan jumlah hmpunan bagan yang harus demukan (kolom kega) berdasarkan jumlah pengamaan n (kolom perama) dan jumlah varabel p erenu (kolom kedua) yau, Tabel 3.3 Jumlah Hmpunan Mnmal unuk Menghung Penaksr MCD Jumlah Pengamaan (n) Jumlah Varabel (p) Jumlah Kombnas n C h x x x x0 8 Sumber: Hasl perhungan

27 55 Berku adalah defns dar penaksr MCD yau, Defns MCD (3.4): Msalkan X = ( x, x,..., x ) n merupakan kumpulan daa sejumlah n pengamaan erdr dar p-varabel d mana n p +. Penaksr MCD merupakan pasangan p T dan C adalah marks defn posf smers berdmens pxp dar suau sub sampel berukuran h pengamaan d mana ( n + p + ) h n dengan h T = x dan h C = ( )( ) h = x T x T h = yang memnmumkan de C (Buler dkk, 993). Perhakan Tabel 3.3, jka n kecl maka penaksr MCD cepa demukan. Teap jka n besar, n membuuhkan waku yang cukup lama dalam menemukan kombnas sub sampel dar penaksr MCD. Keerbaasan n kemudan dkembangkan oleh Rousseeuw dan Van Dressen (999) dengan algorma FAST-MCD yau Teorema C-Seps. Teorema C-Seps (3.4.): Msalkan X = ( x, x,..., x ) n merupakan hmpunan sejumlah n pengamaan erdr dar p-varabel. Msal H { n},,..., dengan sejumlah elemen H, jumlah (H ) = h, eapkan T = dan h C = ( x T )( x T ). Jka de( C) 0 defnskan h = h x h = jarak relaf,

28 56 Selanjunya ambl H sedemkan sehngga { d ( ); H } : {( d ) ; n,( d) ; n,...,( d ) h; n} =, d mana ( d ) ; ( d) ;... ( d ) ; n n n n menyaakan uruan jarak, dan hung T dan C berdasarkan kumpulan H. Maka de( C ) de( C ) dan akan sama jka dan hanya jka T = T dan C = C (Rousseeuw dan Van Dressen, 999). (Buk d lampran B) Penaksr Robus dalam Analss Komponen Uama dengan Mnmum Covarance Deermnan Dar beberapa uraan d aas, maka analss komponen uama yang robus dperoleh dengan menggan penaksr vekor raa-raa dan marks varanskovarans dengan penaksr robus MCD. Kemudan akan menghaslkan nla egen maupun vekor egen robus. Jad, kombnas lner Y pada persamaan (3-6) menjad, Y = G ( X µ ) (3-3) MCD MCD Berku adalah ahap-ahap mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus dengan meode mnmum covarance deermnan: Meode Analss Komponen Uama Tahap I Sebelum melakukan pencaran komponen uama robus, akan dcar jumlah k komponen yang erplh dengan penaksr basa. Dasumskan daa sampel dnyaakan dalam sebuah vekor acak X yau,

29 57 d mana elemen bars menyaakan n pengamaan dan banyaknya kolom menyaakan p varabel X, X,, X p. Daa dproses sedemkan sehngga daa erleak dalam sub ruang yang dmensnya kurang dar p, dengan membangun marks varans-kovarans S 0 unuk menyeleks jumlah komponen k dengan menggunakan salah sau dar beberapa krera yang sudah dbahas sebelumnya. Langkah n menghaslkan sub ruang berdmens k yang cocok dengan daa, ahap n dlakukan pada bagan 3.3. Langkah selanjunya, k-k daa dproyekskan pada sub ruang n. Tk-k daa yang dproyeks pada sub ruang yang sudah dperoleh, agar sub ruangnya menjad sub ruang affne yang drenang oleh n pengamaan, cara mudah melakukan hal n dengan SVD dar marks daa erpusa d raa-raa (he mean cenered-daa marx) menghaslkan X µ = U D V (3-4) nxp n 0 nxr $ 0 λ r0 xp r0 xr0 d mana µ 0 vekor raa-raa awal, n adalah vekor kolom yang semua elemennya sama dengan, r 0 = rank( X nxp n µ 0), D$ λ marks dagonal berordo r r 0 xr 0 x r 0, 0 dan U U = I r0 = V V. Unuk menghaslkan komponen uama robus dlakukan dengan menaksr vekor raa-raa dan marks varans-kovarans secara robus oleh MCD. Akbanya menghaslkan nla egen robus k posf $ λ $ $, λ,..., λ k dan vekor egen robus yang bersesuaan dengan nla egen.

30 58 Pada ahap n dcar k pengamaan erkecl h, d mana h < n. Besarnya h = (n + p +)/, kemudan denukan probablas - α = h/n d mana α anara 0.5 sampa.. Unuk memberkan kemudahan dalam pencaran hmpunan bagan h dar X unuk seap x dengan mencar k erpencl erkecl h. Penenuan kk penclan erkecl h, dlakukan melalu rumusan Sahel-Donoho yang dadapas dar persamaan (3-), unuk seap arah g A, d mana A memua semua vekor ak nol kemudan dproyekskan n k pengamaan x pada g. In peunjuk unuk keerpenclan dar suau pengamaan, dengan demkan pengamaan x erdenfkas sebaga keerpenclan jka, ou ( x ) = max 0 x$ ( $ g medan x g) g A medan x$ g medan( x$ g ) (3-5) d mana j =,,, n a. Asumskan H 0 merupakan hmpunan bagan yang ddapakan dar pon, kemudan ddapakan raa-raa µ dan marks varanskovarans S 0. Dengan cara yang serupa, dcar vekor egen dan nla egen yang bersesuaan dar marks varans-kovarans S 0. Marks varans-kovarans sanga sensf pada penclan sehngga harus ddekomposs dar nla egen sebaga pendekaan unuk penaksran sub ruangnya. Sehngga S 0 ddekomposs spekral menjad S = G 0D G0 (3-6) 0 $ λ0

31 59 0 Dengan D $ $ $ $ = dag( λ, λ,..., λ r ) dan r r λ. Marks varanskovarans S 0 dgunakan unuk menenukan berapa banyak komponen uama yang dperlukan k 0 r. Penenuan komponen dapa dlakukan dengan beberapa krera, salah saunya dengan nla egen lebh besar dar. b. Sebaga langkah akhr, dlakukan proyeks k daa pada sub ruang yang dbangkkan oleh k 0 komponen vekor egen dar S 0. Dar persamaan (3-6) haslnya dapa dbenuk menjad * Y = ( X µ ) G r xk (3-6) nxk nxr n 0 0 d mana G r xk erdr dar k 0 0 kolom perama dar G 0 pada persamaan (3-6). Tahapan analss komponen uama robus dengan penaksr mnmum covarance deermnan selengkapnya sebaga berku (Rousseuw dkk, 003): Meode Analss Komponen Uama Robus dengan Penaksr Mnmum Covarance Deermnan Tahap II Pada ahapan n dlakukan perhungan secara robus menaksr (esmas) marks scaer dar k-k pengamaan dalam Y * nxk 0 menggunakan penaksr MCD. Unuk menemukan k-k daa yang mempunya deemnan marks varans-kovarans yang kecl. Akan dgunakan Teorema C-Seps (Teorema 3.4.)

32 60 karena mempunya keunungan dalam waku yang dgunakan unuk menghung persamaan (3-6).. Dmula dengan menerapkan Teorema C-seps dar y * є Y * nxk 0 dengan H 0 (ndeks kumpulan H 0 yang dmua pada Tahap I) yang ddefnskan sebaga berku, msalkan m 0 dan C 0 merupakan raa-raa dan marks varans-kovarans pada h k d H 0. Jka de (C 0 ) > 0, kemudan dhung C 0 - dan de(c 0 ) besera jarak Mahalanobs pada semua k pengamaan dengan m 0 dan C 0 yang dnoaskan sebaga,,,, n (3-7). Kemudan defnskan H sebaga hmpunan bagan yang ddapakan dar H 0 dengan memlh h pengamaan yang mempunya jarak Mahalanobs d, ( ) erkecl. Pada hmpunan bagan n dhung m dan C m0 C0 merupakan raa-raa dan marks varans-kovarans pada h k d H. Jka de (C ) > 0, kemudan dhung C - dan de(c ) besera jarak Mahalanobs d, ( ). Rousseeuw dan Van Dressen (999) menjamn m C bahwa de( C) de( C0). Pembaharuan erus berlanju sampa deermnan pada marks varans-kovarans konvergen. Saa konvergen, dpenuh suau marks daa akan dnoaskan Y, * nxk dengan varabel-varabel k k0, dar hmpunan bagan H dengan deermnan marks varans-kovarans erkecl pada pemlhan akhr h

33 6 pengamaan. Dengan demkan, ddapakan raa-raa dan varanskovarans pengamaan ersebu yang merupakan penaksr robus MCD. Tahap III Pada ahapan n akan dhung jarak robus unuk Y * nxk. Dalam seap pengamaan dhung vekor raa-raa dan marks varans-kovarans pada persamaan (3-4). Kumpulan daa akhr dnoaskan dengan X nxk dengan k k. Msal µ dan S menoaskan raa-raa dan marks varans-kovarans pada h- pengamaan yang demukan pada ahap II, dan µ dan S raa-raa dan marks varans-kovarans dcar dengan algorma FAST-MCD, jka de (S ) < de (S ) dlanjukan perhungannya yang ddasar pada µ dan S. Unuk u, kumpulan µ = µ dan S 3 = S. Sebalknya µ = µ dan S 3 = S. S Unuk µ 3 dan S 4. S 4 ddekomposs spekralkan yang duls dengan = G D G, asumskan kolom-kolom pada G = G kxk memua vekor egen $ λ pada S 4 dan D$ = D$ adalah dagonal marks dengan nla egen yang λ λ kxk berkorespondens. Score akhr dberkan dengan * Y = ( X ) nxk µ G (3-8) nxk n 5 Kemudan membenuk kembal kolom-kolom pada G pada akhr komponen uama robus G pxk menransformaskan µ 5 kembal pada p, hasl. Vekor pusa robus akhr µ dmua dengan p, dan marks varans-kovarans robus

34 6 S akhr dengan rank k dberkan dengan S = G pxk D G pxk dan perhungan pxk $ λ kxk score pada persamaan (3-8) dalam p, dapa dulskan secara ekuvalen dengan, Y = ( X µ ) G nxk nxk n pxk Mendeeks penclan dalam Analss Komponen Uama Robus dengan Meode Mnmum Covarance Deermnan Tahap IV Sebaga langkah erakhr dlakukan pengukuran Score Dsance (SD ) dan Orhogonal Dsance (OD ) unuk menenukan jens penclan leverage unuk seap pengamaan ke- pada score komponen uama, berdasarkan pada persamaan (3-0) dan (3-).

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat Vol. 14, No. 1, 46-53, Jul 2017 Modfkas Penaksr Robus dalam Pelabelan Ouler Mulvara Erna Tr Herdan Absrak Ouler adalah suau observas yang polanya dak mengku mayoras daa. Ouler dalam kasus mulvara sanga

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

( L ). Matriks varians kovarians dari

( L ). Matriks varians kovarians dari LIVIA PUSPA T 677 9.3 METODE KOMPONEN UTAMA Informas yang dbuuhkan daam eknk komponen uama suau daa ddapa dar marks varans kovarans, aau marks koreasnya. Meode komponen uama n, beruuan unuk menaksr parameer

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN

PENERAPAN MODEL GSTAR(1,1) UNTUK DATA CURAH HUJAN Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 6, o. 03 (017), hal 159 166. PEERAPA MODEL GSTAR(1,1) UTUK DATA CURAH HUJA Ism Adam, Dadan Kusnandar, Hendra Perdana ITISARI Model Generalzed Space Tme

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA Jurnal Ilmu Maemaka dan Terapan Desember 015 Volume 9 Nomor Hal. 97 10 NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA R. D. S. Rahangmean 1, M. I. Tlukay, F. Y. Rumlawang,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau

Lebih terperinci

1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN

1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN A. BESARAN DAN SATUAN Teor Sngka : D dalam Fska gejala alam dama melalu pengukuran. Pengukuran adalah membandngkan suau besaran dengan besaran sejens yang dsepaka sebaga paokan (sandar). Besaran adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PEDAHULUA. Latar Belakang Rsko ddentfkaskan dengan ketdakpastan. Dalam mengambl keputusan nvestas para nvestor mengharapkan hasl yang maksmal dengan rsko tertentu atau hasl tertentu dengan rsko yang

Lebih terperinci

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR JURAL TEKK POT Vol, o, (0) -6 Kajan odel arkov Waku Dskr Unuk Penyebaran Penyak enular Pada odel Epdemk R Rafqaul Hasanah, Laksm Pra Wardhan, uhud Wahyud Jurusan aemaka, Fakulas PA, nsu Teknolog epuluh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik 6 BAB LANDASAN TEORI. Model Persedaan.. Model Deermnsk Model Deermnsk adalah model yang menganggap nla-nla parameer elah dkeahu dengan pas. Model n dbedakan menjad dua: a. Deermnsk Sas. D dalam model n

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDAAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor maemaka keuangan dan saska yang mendukung dalam penurunan formula Lookback Opons pada Bab III dan pembuaan program pada Bab IV. Teor-eor yang

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK

PERBAIKAN ASUMSI KLASIK BAHAN AJAR EKONOMETRI AGUS TRI BASUKI UNIVERSITAS MUHAMMADIAH OGAAKARTA PERBAIKAN ASUMSI KLASIK 6.. Mulkolnearas Jka model ka mengandung mulkolneras yang serus yakn korelas yang ngg anar varabel ndependen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3. Meode Penelan Meode penelan yang dgunakan dalam penelan n adalah meode deskrpf anals. Wnarno Surakhmad (990:40) mengemukakan bahwa meode deskrpf mempunya cr-cr sebaga berku:.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT

MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Bulen Ilmah Mah. Sa. dan Terapannya (Bmaser) Volume 07, No. (018), hal 85 9. MODEL GENERALIZED SPACE TIME AUTOREGRESSIVE-X (GSTAR-X) DALAM MERAMALKAN PRODUKSI KELAPA SAWIT Felca Kurna Kusuma Wra Pur, Dadan

Lebih terperinci

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE

TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE TUGAS ANALISIS MATRIKS APLIKASI TEOREMA PERRON FROBENIUS PADA MODEL MATRIKS POPULASI LESLIE Fan Puspasar 201 16019 Program Sud Magser Maemaa Faulas Maemaa dan Ilmu Pengeahuan Alam Insu Tenolog Bandung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I 4. LATAR BELAKANG Kesultan ekonom yang tengah terjad akhr-akhr n, memaksa masyarakat memutar otak untuk mencar uang guna memenuh kebutuhan hdup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4 No. (05) 33-350 (30-9X Prn) D-3 Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Ap Kelas Ekonom Keraaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS Ilaf Andala dan Irhamah Jurusan Saska Fakulas Maemaka

Lebih terperinci

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda

Penerapan Statistika Nonparametrik dengan Metode Brown-Mood pada Regresi Linier Berganda Jurnal EKSPONENSIAL Volume 7, Nomor, Me 6 ISSN 85-789 Penerapan Saska Nonparamerk dengan Meode Brown-Mood pada Regres Lner Berganda Applcaon of Nonparamerc Sascs, wh Brown-Mood Mehod on Mulple Lnear Regresson

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas analisis deret waktu, diagram kontrol Shewhart, Average Run Length BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pendahuluan Dalam enulsan maer okok dar skrs n derlukan beberaa eor-eor yang mendukung, yang menjad uraan okok ada bab n Uraan dmula dengan membahas analss dere waku, dagram konrol

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

DINAMIKA INTERAKSI DARI SPEKULASI DAN DIVERSIFIKASI PADA SAHAM DARWISAH

DINAMIKA INTERAKSI DARI SPEKULASI DAN DIVERSIFIKASI PADA SAHAM DARWISAH DINAMIKA INTERAKSI DARI SPEKULASI DAN DIVERSIFIKASI PADA SAHAM DARWISAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 009 ABSTRACT DARWISAH. Dynamcs

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMODELAN KALIBRASI PEUBAH GANDA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE TONAH

PEMODELAN KALIBRASI PEUBAH GANDA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE TONAH PEMODELAN KALIBRASI PEUBAH GANDA DENGAN PENDEKATAN REGRESI SINYAL P-SPLINE TONAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan n saya menyaakan

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Mulmeda 2015 STMIK AMIKOM Yogyakara, 6-8 Februar 2015 PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Yeffransjah Salm STMIK Indonesa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN EORI. njauan Pusaka.. Peramalan Peramalan (forecasng) merupakan ala banu yang penng dalam perencanaan yang efekf dan efsen khususnya dalam bdang ekonom. Dalam organsas modern mengeahu keadaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali

Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali Penggunaan Meode Modfed Un Decommmen (MUD) unuk Penjadwalan Un-Un Pembangk Pada Ssem Kelsrkan Jawa - Bal Ars Her Andrawan,2, Onoseno Penangsang ) Jurusan Teknk Elekro TS, Surabaya 60, ndonesa 2) Jurusan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER

NILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DENGAN TINGKAT BUNGA BERUBAH BERDASARKAN FORMULA FISHER ILAI AKUMULASI DARI SUATU CASH FLOW DEGA TIGKAT BUGA BERUBAH BERDASARKA FORMULA FISHER Devs Apranda, Johannes Kho, Sg Sugaro Mahasswa rogram S Maemaka Dosen Jurusan Maemaka Fakulas Maemaka dan Ilmu engeahuan

Lebih terperinci

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hdden Markov Wwen Wdyasu Teknk Elekro, Fakulas Sans dan Teknolog, Unversas Sanaa Dharma Emal: wwen@usd.ac.d Absrak Aksara Pallawa aau kadangkala duls sebaga Pallava

Lebih terperinci

PROPERTY DAN PERDAGANGAN SEBAGAI SEKTOR DOMINAN PADA DATA BURSA SAHAM. DENGAN Principal Component Analysis (PCA)

PROPERTY DAN PERDAGANGAN SEBAGAI SEKTOR DOMINAN PADA DATA BURSA SAHAM. DENGAN Principal Component Analysis (PCA) PROPERT DAN PERDAGANGAN SEBAGAI SEKTOR DOMINAN PADA DATA BURSA SAHAM DENGAN Prncpal Component Analyss (PCA) Oleh : Hanna aa Parhusp, usp, Deva eawdyananto a dan Bernadeta Desnova Kr Program Stud Statstka

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISA FAKTOR UNTUK KLASIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH MULTISPEKTRAL. Agus Zainal Arifin dan Wiwik Dyah Septiana Kurniati

PENGGUNAAN ANALISA FAKTOR UNTUK KLASIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH MULTISPEKTRAL. Agus Zainal Arifin dan Wiwik Dyah Septiana Kurniati PENGGUNN NLIS FKTOR UNTUK KLSIFIKSI ITR PENGINDERN JUH MULTISPEKTRL gus Zanal rfn dan Wk Dyah Sepana Kurna Jurusan Teknk Informaka, Fakulas Teknolog Informas Insu Teknolog Sepuluh Nopember (ITS) - Surabaya

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISA FAKTOR UNTUK KLASIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH MULTISPEKTRAL. Agus Zainal Arifin dan Wiwik Dyah Septiana Kurniati

PENGGUNAAN ANALISA FAKTOR UNTUK KLASIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH MULTISPEKTRAL. Agus Zainal Arifin dan Wiwik Dyah Septiana Kurniati PENGGUNN NLIS FKTOR UNTUK KLSIFIKSI ITR PENGINDERN JUH MULTISPEKTRL gus Zanal rfn dan Wk Dyah Sepana Kurna Jurusan Teknk Informaka, Fakulas Teknolog Informas Insu Teknolog Sepuluh Nopember (ITS) - Surabaya

Lebih terperinci

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi

BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep dasar dari fungsi mayor dan fungsi BAB III FUNGSI MAYOR DAN MINOR Pada bab n akan dbahas konsep-konsep dasar dar fungs mayor dan fungs mnor dar suatu fungs yang terdefns pada suatu nterval tertutup. Pendefnsan fungs mayor dan mnor tersebut

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, , Desember 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA AN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 161-167, esember 00, ISSN : 1410-8518 PENGARUH SUATU ATA OBSERVASI ALAM MENGESTIMASI PARAMETER MOEL REGRESI Hern Utam, Rur I, dan Abdurakhman Jurusan Matematka

Lebih terperinci

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK

SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES 1 ABSTRAK SELANG KEPERCAYAAN UNTUK KOEFISIEN GARIS REGRESI LINEAR DENGAN METODE LEAST MEDIAN SQUARES Harm Sugart Jurusan Statstka FMIPA Unverstas Terbuka emal: harm@ut.ac.d ABSTRAK Adanya penympangan terhadap asums

Lebih terperinci

PROSES STOKASTIK KELAHIRAN-KEMATIAN DENGAN DUA JENIS KELAMIN SECARA KELOMPOK PADA PROSES YULE- FURRY. Samsuryadi

PROSES STOKASTIK KELAHIRAN-KEMATIAN DENGAN DUA JENIS KELAMIN SECARA KELOMPOK PADA PROSES YULE- FURRY. Samsuryadi JURNAL MATEMATIKA DAN KOMUTER Vol. 4. No. - Agusus ISSN : 4-858 ROSES STOKASTIK KELAHIRAN-KEMATIAN DENAN DUA JENIS KELAMIN SECARA KELOMOK ADA ROSES YULE- FURRY Samsuryad Jurusan Maemaka FMIA Unversas Srwaya

Lebih terperinci

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang

3 Kondisi Fisik Dermaga A I Pelabuhan Palembang Bab 3 3 Konds Fsk Dermaga A I Pelabuhan Palembang Penanganan Kerusakan Dermaga Sud Kasus Dermaga A I Pelabuhan Palembang 3.1 Pengolahan Daa Pasang Suru 3.1.1 Meode Leas Square Meode n menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

Space-time Models. MA5282 Topik dalam Statistika II 21 April 2015 Utriweni Mukhaiyar

Space-time Models. MA5282 Topik dalam Statistika II 21 April 2015 Utriweni Mukhaiyar Space-me Models MA58 opk dalam Saska II Aprl 5 Urwen Mukhayar Analss Sask Box&Jenkns Ieraon Posulae General Class of Models ACF, PACF, dff Daa Analyss on-paramerc Analyss Sochasc Processes Mulvarae Analyss

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Manova atau Multvarate of Varance merupakan pengujan dalam multvarate yang bertujuan untuk mengetahu pengaruh varabel respon dengan terhadap beberapa varabel predktor

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER (CONTOH KASUS DI G. KELUD)

APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER (CONTOH KASUS DI G. KELUD) Alkas Iners Non Lner Dengan Pendekaan Lner Unuk Menenukan Hosener Conoh Kasus d G. Kelud) Cece Sulaeman) APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER CONTOH KASUS DI

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE MODIFIED UNIT DECOMMITMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA - BALI

PENGGUNAAN METODE MODIFIED UNIT DECOMMITMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA - BALI Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog X Program Sud MMT-TS, Surabaya 6 Pebruar 2010 PENGGUNAAN METODE MODFED UNT DECOMMTMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNT-UNT PEMBANGKT PADA SSTEM KELSTRKAN JAWA - BAL

Lebih terperinci

PAPER Analisis Data Outlier Pada Data Pengeluaran Rumah Tangga Di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005 Dengan Metode ROBPCA

PAPER Analisis Data Outlier Pada Data Pengeluaran Rumah Tangga Di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005 Dengan Metode ROBPCA PAPER Analisis Daa Oulier Pada Daa Pengeluaran Rumah Tangga Di Koa Kupang, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005 Dengan Meode ROBPCA oleh Suryana NRP. 1306 201 710 PROGRAM STUDI MAGISTER JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Muthmainnah PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 M/1428 H

Muthmainnah PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 M/1428 H PERBANDINGAN MODEL COX PROPORTIONAL HAZARD DAN MODEL PARAMETRIK BERDASARKAN ANALISIS RESIDUAL (Sud Kasus pada Daa Kanker Paru-Paru yang Dperoleh dar Conoh Daa pada Sofware S-Plus 2000 dan Smulas unuk Dsrbus

Lebih terperinci

(A.7) OPTIMISASI PORTOFOLIO BERDASARKAN MEAN-VALUE AT RISK DI BAWAH MODEL INDEKS BERGANDA DENGAN VOLATILITAS TAK KONSTAN

(A.7) OPTIMISASI PORTOFOLIO BERDASARKAN MEAN-VALUE AT RISK DI BAWAH MODEL INDEKS BERGANDA DENGAN VOLATILITAS TAK KONSTAN Prosdng Semnar Nasonal Saska Unversas Padjadjaran, 3 November 00 (A.7) OPIMISASI POROFOIO BERDASARKAN MEAN-VAUE A RISK DI BAWAH MODE INDEKS BERGANDA DENGAN VOAIIAS AK KONSAN Agus Suprana, F. Sukono, Bunga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

Evaluasi Metode Histogram Ambang Tunggal dan Jamak Berbasis Nilai Median

Evaluasi Metode Histogram Ambang Tunggal dan Jamak Berbasis Nilai Median JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sep, 2012) ISSN: 2301-9271 A-231 Evaluas Meode Hsoram Amban Tunal dan Jamak Berbass Nla Medan Dyah S. Rahayu, Arya Y. Wjaya dan Rully Soelaman Jurusan Teknk Informaka, Fakulas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB

Pendugaan Parameter Regresi. Itasia & Y Angraini, Dep Statistika FMIPA - IPB Pendugaan Parameter Regres Menduga gars regres Menduga gars regres lner sederhana = menduga parameter-parameter regres β 0 dan β 1 : Penduga parameter yang dhaslkan harus merupakan penduga yang bak Software

Lebih terperinci

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya

Dekomposisi Nilai Singular dan Aplikasinya A : Dekomposs Nla Sngular dan Aplkasnya Gregora Aryant Dekomposs Nla Sngular dan Aplkasnya Oleh : Gregora Aryant Program Stud Penddkan Matematka nverstas Wdya Mandala Madun aryant_gregora@yahoocom Abstrak

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Bab 3 Beberapa Skema Pembagian Rahasia

Bab 3 Beberapa Skema Pembagian Rahasia 9 Ba 3 Beeraa Skema Pemagan Rahasa Skema emagan rahasa adalah meode unuk memag rahasa K d anara anggoaanggoa suau hmunan arsan P {P,P, P n } sedemkan sehngga ka arsan ada suhmunan A P yang derolehkan mengeahu

Lebih terperinci

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR

BAB III MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA SEKTOR 15 BAB III MODEL PERTUMBUHA EKOOMI DUA SEKTOR 3.1 Aum dan oa Model perumbuhan dua ekor n merupakan model perumbuhan dengan dua komod yang dhalkan, yau barang modal dan barang konum. Kedua barang n dproduk

Lebih terperinci

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan Opma Model Invenory Deermnk unuk Permnaan Menak dan Baya Pemeanan Konan Dana Purwaar, Rully Soelaman, Fr Qona Fakula Teknolog Informa, Inu Teknolog Sepulu Nopember, Surabaya E-mal : rully@-by.edu Abrak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2)

Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) (2) JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.1, (016) 337-350 (301-98X Prn) D-17 Analss Kurva Survval Kaplan Meer pada Pasen HIV/AIDS dengan Anrerovral Therapy (ART) d RSUD Prof. Dr. Soekandar Kabupaen Mojokero

Lebih terperinci

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan :

Analisis Regresi 1. Diagnosa Model Melalui Pemeriksaan Sisaan dan Identifikasi Pengamatan Berpengaruh. Pokok Bahasan : Analss Regres Pokok Bahasan : Dagnosa Model Melalu Pemerksaan Ssaan dan Identfkas Pengamatan Berpengaruh Itasa & Y Angran Dep. Statstka FMIPA-IPB Ssaan Ssaan adalah menympangnya nla amatan y terhadap dugaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS)

PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI BERDASARKAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) Wrayant ), Ad Setawan ), Bambang Susanto ) ) Mahasswa Program Stud Matematka FSM UKSW Jl. Dponegoro 5-6 Salatga,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI SOLUSI SISTEM PERSAMAAN DIFFERENSIAL NON LINEAR MENGGUNAKAN METODE EULER BERBANTUAN PROGRAM MATLAB SKRIPSI oleh: RILA DWI RAHMAWATI NIM: 0350050 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Masalah Knerja pembangunan ekonom Indonesa bsa dkaakan sanga membanggakan dengan ngka perumbuhan ekonom selama beberapa dekade erakhr n sangalah ngg, walaupun mengalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Spesfkas Model Berdasarkan ujuan penelan seper dsebukan dalam bab pendahuluan maka ada dua hal mendasar yang akan del yau pengaruh volalas nla ukar rl erhadap volalas

Lebih terperinci

Perbandingan Metoda Formulasi Intensitas Hujan untuk Kawasan Hulu Daerah Aliran Sungai

Perbandingan Metoda Formulasi Intensitas Hujan untuk Kawasan Hulu Daerah Aliran Sungai Perbandngan Meoda Formulas nensas Hujan unuk Kawasan Hulu Daerah Alran Sunga (Dmua pada Jurnal Journal Geograf GEA Vol. 5 No. Okober 5) ndramo Soekarno 1) Dede Rohma ) Absrak Kajan dlakukan unuk memperoleh

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci