Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penggunaan Metode Modified Unit Decommitment (MUD) untuk Penjadwalan Unit-Unit Pembangkit Pada Sistem Kelistrikan Jawa - Bali"

Transkripsi

1 Penggunaan Meode Modfed Un Decommmen (MUD) unuk Penjadwalan Un-Un Pembangk Pada Ssem Kelsrkan Jawa - Bal Ars Her Andrawan,2, Onoseno Penangsang ) Jurusan Teknk Elekro TS, Surabaya 60, ndonesa 2) Jurusan Teknk Elekro Unag Surabaya, ndonesa ars_po@yahoo.com Absrak Dalam makalah n derapkan meode Dynamc Programmng pada Modfed Un Decommmen (MUD). Penggunaan MUD dmaksudkan unuk menyelesakan permasalahan penjadwalan un pembangk hermal pada ssem kelsrkan Jawa-Bal. Penjadwalan n dlakukan guna mendapakan kombnas un pembangk yang opmal yang ddasarkan pada konsrannya. Dengan demkan kebuuhan beban dapa dlayan secara bak dengan baya operas pembangkan mnmum. Pada MUD dasumskan bahwa semua un beroperas pada awal perode sud. Akbanya, ssem memlk cadangan perpuaran yang berlebh sehngga hasl operas ssem dak ekonoms. Sehngga, beberapa un harus dpermbangkan unuk decomm pada perode erenu selama penjadwalan. Keunungannya, bla dbandng dengan meode UC dperoleh pengurangan oal baya operas RP. 452,92 jua dengan MUD pada har Mnggu, dan menghaslkan penguranagan oal baya operas RP. 8,2 jua dengan MUD pada har Senn. Kaa kunc: Un commmen, Modfed Un Decommmen, Dynamc Programmng.. PENDAHULUAN Teknolog yang semakn berkembang saa n mengakbakan kebuuhan energ lsrk menngka. Sehngga beban selalu berubah seap saa. Konds n harus mampu dlayan oleh pembangk dengan baya pembangkan mnmal. Oleh karena u, pembangk harus melakukan penjadwalan un yang bekerja dengan anpa mengurang syara pelayanan beban, eap dengan baya yang mnmal. Oleh sebab u dperlukan suau meode un commmen unuk melakukan penjadwalan pembangk. Un commmen (UC) ddefnskan sebaga penjadwalan produks daya lsrk yang dhaslkan un pembangk pada suau perode dengan ujuan mendapakan baya ekonoms pembangkan. Telah banyak penelan yang dlakukan mengena masalah UC. D ahun 940-an sampa dengan 970-an, suau meode dgunakan unuk menyelesakan masalah UC. Meode n dsebu sebaga meode pemrograman neger campuran, dan berdasar aas dafar skala proras. Meode n memlk kelebhan pada kesederhanaan dalam penyelesaannya. Pada ahun 980-an meode Branch dan Bound Algorhm [] dan meode Dynamc Programmng [2] daplkaskan unuk menyelesakan masalah UC. Kedua meode n dapa menemukan solus yang opmal, unuk jumlah un pembangk yang kecl. Unuk jumlah un pembangk yang besar bsa dlakukan dengan meode pendekaan Lagrangan Relaxaon. Sebuah pendekaan baru yang dsebu Sequenal Un Commmen [3][4] dkembangkan unuk menyempurnakan meode Lagrangan Relaxaon dan meode Dynamc Programmng [5][6][7][8][9]. Meode n membuuhkan dafar proras heursc unuk mendapakan harga

2 awal. Selan proras radsonal, meode n menyeleks un yang palng mengunungkan unuk kom pada bass operas ekonoms dan permnaan ssem selama proses eras. Tahun 990an, Chaoan L menemukan meode un commmen baru berdasarkan pada prosedur decommmen [0]. Kommen ssem dawal dengan mengasumskan bahwa semua un dalam keadaaan beroperas pada perode sud. Oleh sebab u, ssem memlk cadangan perpuaran yang berlebh sehngga hasl operas ssem dak ekonoms. Unuk mencapa operas ekonoms, beberapa un harus dpermbangkan unuk decomm pada perode erenu selama penjadwalan. Fexong Hu, pada ahun 2004 melakukan modfkas meode Un Decommen[][2][3] dengan memperbak dan menambahkan beberapa konsran. Meode n dsebu dengan Modfed Un Decommmen (MUD)[4]. Meode n ddasarkan pada scedulng dan peramalan beban dar ssem enaga pada jadwal pembangkan har berkunya. Sau jadwal un dcapa dalam masng-masng eras. Proses eras berlanju sampa semua un dsesuakan aau nla dar fungs obyekf dak bsa dreduks lag. Sebuah algorma opmsas un-unggal baru dajukan unuk menggankan meode Dynamc programmng. Meode n menggunakan baasan mnmum up and down me un dan baasan cadangan dar ssem yang del unuk menangan jadwal secara efsen, sehngga ruang penelan bsa dreduks secara sgnfkan, dan perhungan menjad lebh cepa. Baasan kesembangan daya, baasan cadangan ssem, baasan mnmum up and down me, baasan level mnmum dan maksmum pembangkan dan baasan ramp rae dpermbangkan. Makalah n mengaplkaskan meode Modfed Un Decommmen dengan meode Dynamc Programmng pada penjadwalan un pembangk ssem kelsrkan Jawa-Bal. Dengan menganalss aplkas kega meode ersebu pada penjadwalan un pembangk hermal dharapkan dapa dperoleh pendekaan yang palng efsen unuk melakukan penjadwalan. 2. MODFED UNT DECOMMTMENT 2. Defns. Kelebhan cadangan berpuar: alah ddefnskan sebaga nla posf dar perbedaan (kapasas cadangan ssem demand ssem) dan cadangan berpuar ssem yang dperlukan, basanya 5-7 % dar ssem demand. 2. Kekurangan cadangan berpuar: alah ddefnskan sebaga nla negaf dar perbedaan (kapasas cadangan ssem demand ssem) dan cadangan berpuar ssem yang dperlukan. 3. Decommng sebuah un: alah suau prosedur dmana dalam sebuah un d suau ssem dengan kelebhan cadangan berpuar alah d decommed aas sebagan aau seluruh perode waku penjadwalan demkan bahwa n dak menyebabkan kekurangan cadangan berpuar. 4. Un-un ssa subse dar un-un dmana mengeluarkannya un sebelumnya d decommed sebagan aau seluruh perode waku penjadwalan. 2.2 Penyelesaan Modfed Un Decommmen Posedur decommng un dselesakan dengan langkap-langkah sebaga berku:. Ssem dawal dengan semua un anpa melanggar mnmum up-me dan mnmum down-me sebaga sarng pon U ( =, 2,...,, =, 2,..., T) o 2

3 o 2. Mengerjakan economc dspach unuk awal penjadwalan un dengan prosedur λ dan P o. Dalam kasus pelanggaran konds beban mnmum ssem (pembangkan lebh), λ o o dse unuk ssem lambda mnmum dan P unuk baas bawah un. 3. Menghung kelebhan kapasas spnnng dengan persamaan (7) 4. Unuk seap kandda un dar se un yang dssakan dluar un-un yang elah decommed (dalam eras perama un-un yang dssakan sama dengan semua unun yang erseda dalam ssem) subproblem (P ) dselesakan dengan Dynamc Programmng unuk menghaslkan penjadwalan commmen U ( =, 2,...,, =, 2,..., T). 5. Memaka krera unuk menghung penghemaan baya relaf unuk decommng un. 6. Membandngkan penghemaan baya relaf dar un-un yang dopmas dan memlh un dengan penghemaan baya relaf yang ngg dengan decomm unuk proses eras. 7. Mencaa penjadwalan dar un decommmen. 8. Mengerjakan economc dspach unuk ssem seelah proses decommng. 9. Melakukan perhungan problem (P ) seelah proses economc dspach dlakukan, sehngga dperoleh suau solus baru. Maka solus n sebaga sarng pon baru. 0. Memperbaru se un-un ssa. Menuju ke sep 3 dan ulang lag sep 3 sep 0. Jka dua eras yang beruruan member solus yang sama, proses eras selesa. 2.3 Krera Decommmen Seelah penenuan besar beban yang harus danggung oleh ap-ap un secara ekonoms dengan Economc Dspach dan proses perhungan baya bahan bakar mnmum dengan meode Dynamc Programmng dlakukan, maka meode un decommmen dapa dlakukan. Dan seelah jalur sae yang mempunya nla mnmum dperoleh maka proses decommng dlakukan dengan memakan seap un pada sae berdasarkan hasl dar proses Dynamc programmng. Proses n dlakukan pada semua un dmula dar un da yang perama sampa yang erakhr. Adapun krera yang dgunakan adalah: UCST0, adalah baya oal dar obyekf (3.9) sebelum un decommng alah: UCST0 = Σ [ C( P )* U + S( X, U U, ) λ P * U] ( ) UCST, adalah baya oal dar obyekf (3.9) seelah un decommng alah: UCST = Σ[ C ( P )* U + S ( X, U, U ) λ P * U ] ( 2 ) Dengan: U alah jadwal un seelah un decommng. Berdasarkan hasl perhungan dengan menggunakan persamaan () dan (2), kemudan dcar selsh anara baya oal dar un sebelum dan sesudah melakukan proses un decommmen. Selsh anara baya oal n juga dsebu penghemaan baya (cos savng) mulak seelah proses decommng un. Penghemaan (savng) baya absolu decommng un ersebu adalah: SUCST = UCST 0 UCST ( 3 ) 3

4 Kemudan dhung kapasas spnnng oal decommng (DUCS) dar un yang d decommed selama perode waku: 0 DUSC = Σ {mn{ EXS },( P *( U ))}* U } ( 4 ) max Besarnya penghemaan baya relaf un (oal cos savng relave) erhadap kapasas berpuar unuk decommed un selama perode waku: RUCST = SUCST / DUSC ( 5 ) dengan : U = jadwal un seelah decommng P = pembangkan un seelah decommng λ = baya margnal ssem seelah un decommng. 2.4 Rumusan (formulas) Pada meode n dasumskan bahwa permnaan beban ssem dan permnaan cadangan ssem erseda dalam seluruh perode penjadwalan. Selanjunya bsa ddefnskan fungs objekf sebaga: mn { T T = 0 = = = F ( p T ) xu + C up, (( U + U ) + U + U ) / 2 + = 0 = C ( 6 ) down, ( U + U ( U + U )) / 2} subyek pada: req EXS = Σ R * U D R 0 ( 7 ) D = max p xu = mn p p p, xu, = 0 ( 8 ) D max R up 0 ( 9 ) p ( 0 ) p δ p p + δ ( ) on X jkau = 0 dan U ( 2 ), = off X jkau = dan U 0...( 3 ), = T adalah jumlah nerval radng dalam sau sklus dspach, adalah ndeks nerval radng, (=0,,T), adalah jumlah un pembangk adalah jumlah dar un pembangk (=,,), on, off adalah mnmum up and down me dar un p max, p mn adalah baas level pembangkan maksmum dan mnmum dar un δ +, δ - adalah baas rampng rae aas dan bawah dalam nerval radng, C up,, C down,, a baya penyalaan dan pemadaman un D adalah permnaan beban ssem dalam nerval radng, R up adalah permnaan cadangan ssem dalam nerval radng, U adalah berharga konds 0- (0 berar un ma dan berar nyala), X adalah nla dskr yang berar jumlah nerval radng anara perubahan konds erakhr un dan nerval radng sekarang, p adalah level generas un dalam nerval radng. 4

5 2.5 Algorma Solus Proses uama dar MUD hampr sama dengan meode un decommen, eap perbakan dbua dengan lebh banyak baasan, seper ramp rae, dan lan-lan, yang dpermbangkan. Penjadwalan har berkunya dkerjakan menuru konds awal un. Solus awal dmungknkan menuru konds awal dar un yang dkerjakan sebaga berku. Jka off X aau X > ( 4 ) Selanjunya deapkan 0 U, = {,..., T} ( 5 ) Sehngga, solus awal yang mungkn dan rangkaan awal un kandda dperoleh. Seelah u, subprogram opmsas un-unggal dgunakan unuk masng-masng kandda un unuk menenukan dekommen opmal (dekommen sebagan) un dalam perode waku yang del sehngga ddapakan baya produks mnmum. Harus dlakukan juga sebuah sub program economc dspach unuk mendapakan nla mnmum yang berhubungan dar fungs obyekf. Jadwal dengan nla palng rendah dplh sebaga hasl dar eras sekarang. Proses eras berlanju sampa dak ada perubahan jadwal yang bsa dreduks lag nla fungs obyekfnya. 2.6 Pelaksanaan Algorma Algorma bsa dpecah menjad ahap-ahap berku n:. nsalsas daa dan meneapkan solus awal (U 0, X 0, P 0 ) dan meneapkan un kandda. 2. Unuk seap un kandda dgunakan program penjadwalan Dynamc Programmng unuk mendapakan jadwal opmal un selanjunya menjalankan subprogram economc dspach unuk mendapakan solus (U, X, P ), demkan juga unuk mendapakan nla fungs objekf yang berhubungan. 3. Solus yang mungkn dar penjadwalan opmal un ndvdual dan dspach dengan nla palng rendah dar fungs obyekf dplh sebaga sebuah k awal unuk eras berkunya. 4. eras sekarang yang dak memlk perbakan pada fungs obyekf bla dbandngkan dengan eras erakhr, perhungan berakhr. Jka sebalknya, maka eras berlanju dengan memperbaharu rangkaan un kandda dan berlanju ke ahap HASL DAN ANALSS 3. Smulas dan Analss dengan MUD Unuk melakukan smulas prosedure modfed un decommmen algormanya adalah: a. Memasukan daa yang melpu parameer-parameer un hermal dan pembebanan. b. Melakukan perhungan daya yang harus dbangkkan dar ap-ap un menggunakan Economc Dspach dengan eras lambda unuk penjadwalan awal dan menghung kelebhan cadangan puar (EXS ). c. Melakukan decommmen dengan Forward Dynamc Programmng berdasarkan krera ekonoms unuk memperoleh kombnas yang opmal. d. Melakukan proses decommmen secara konnyu dan danggap selesa bla dak mungkn lag dlakukan reduks erhadap baya oal. Daa yang dperlukan unuk smulas penjadwalan adalah menggunakan daa parameer pembangk hermal un pembangk yang dkelola PT. PLN (Persero) ndonesa Power dan 5

6 Pembangkan Jawa Bal. dan daa beban menggunakan daa beban pada har Mnggu, 4 Januar2009 dan beban Senn, 5 Januar 2009 (Gambar.) Beban Mnggu, 4 Januar 2009 Beban Senn, 5 Januar 2009 Beban (MW) 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000, Perode Beban Beban (MW) 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000, Gambar. Kurva Beban Senn 5 Januar Perode Seelah dlakukan smulas dengan meode modfed un decommmen dperoleh schedule penjadwalan yang erlha pada Gambar 2. Tabel. menunjukkan un-un yang mengalam shudown dan Sandby selama perode penjadwalan har Mnggu dan Senn. Un 26, 27, dan 28 mengalam shudown selama 24 jam, un 3 shudown 8 jam, dan un 32 shudown selama 5,5 jam. Dan un 32 mengalam sandby,5 jam, un 3 sandby 3 jam. Sedangkan pada har Senn un yang mengalam sandby sebagan perode adalah: 32, 3, 28, 27, 26, 23, 22, dan 2. Beban Tabel. Un-un yang mengalam shudown dan sandby pada perode Senn, 5 Januar 2009 Har/anggal Mnggu, 4 Januar 2009 Senn, 5 Januar 2009 No. Un Nama Un Perode waku Keerangan ,5 jam(shudown) 32 PLTGU Gresk # B ,5 jam (sandby) ,5 jam (sandby) ,5 jam (sandby) 3 PLTGU Gresk # B jam (shudown) jam (sandby) 26 PLTU Paon # jam (shudown) 27 PLTU Gresk # jam (shudown) 28 PLTU Gresk # jam (shudown) 32 PLTGU Gresk # B ,5 jam (sandby) 3 PLTGU Gresk # B jam (sandby) jam (sandby) jam (sandby) 28 PLTU Gresk # jam (sandby) ,5 jam (sandby) jam (sandby) 27 PLTU Gresk # jam (sandby) ,5 jam (sandby) jam (sandby) jam (sandby) 26 PLTU Paon # ,5 jam (sandby) ,5 jam (sandby) ,5 jam (sandby) 23 PLTU M. Karang # jam (sandby) 22 PLTU M. Karang # jam (sandby) 2 PLTU M. Karang #B jam (sandby) 6

7 Perbandngan pembebanan ap Un PLN dengan MUD ( 7087 MW) Perbandngan Pembebanan ap Un PLN dengan MUD (5586 MW) Daya pembangkan ap un (MW) PLN Modf Daya pembangkan ap Un (MW) PLN Modf Un Pembangk Un Pembangk Gambar. Grafk Perbandngan Pembebaban ap Un Penjadwalan PLN dengan Penjadwalan Meode Modfed Un Decommmen pada Beban Maksmum Berdasarkan hasl pembebanan pada masng-masng un oleh PLN, bahwa semua un dperahankan eap comm dan hanya beberapa un saja yang decomm pada beban erenu, MUD cukup banyak un yang decomm pada beban-beban erenu. Perbandngan pembebanan ap un oleh PLN dengan MUD dunjukkan pada Gambar. Hal n dapa dambl kesmpulan bahwa penjadwalan dengan MUD lebh ekonoms oal baya operasnya bla dbandng dengan penjadwalan PLN. Sehngga ke-ga meode n dapa dpermbangkan dpaka unuk penjadwalan unuk menghaslkan oal baya operas yang lebh efsen. Tabel 2. Perbandngan Baya operasonal anara Un Commmen, Modfed Un Decommmen Perode 4 Januar 2009 Meode Penjadwalan Toal Baya Operas Mnggu, 4 Januar 2009 Toal Baya Operas Senn, 5 Januar 2009 ($) (Rp) ($) (Rp) Un , , , ,00 Commmen Un , , , ,00 Decommmen Penghemaan , , , ,00 Modfed Un , , , ,00 Decommmen Penghemaan , , , ,00 Keerangan: $ US = Rp ,- Tabel 2. menunjukkan perbandngan baya operasonal anara Un Commmen, dan Modfed Un Decommmen. Dar abel ersebu erlha bahwa dengan un commmen baya operasnya palng ngg sedangkan Modfed Un Decommmen baya operasnya lebh murah. Berdasarkan Tabel 2. dhaslkan penghemaan baya erhadap baya operas un commmen, Rp. 452,92 jua dengan modfed un decommmen pada penjadwalan Mnggu 4 Januar Penghemaan sebesar Rp. 8,2 jua dengan modfed un decommmen pada penjadwalan Senn, 5 Januar Sehngga, dar analss smulas penjadwalan yang dlakukan member konrbus kepada PLN bahwa ke-ga meode penjadwalan pada penelan n dapa dpermbangkan oleh PLN dpaka unuk penjadwalan dengan ujuan menghema baya operas pembangk. 7

8 5. KESMPULAN. Penjadwalan pembangk dengan MUD dapa dgunakan unuk penyelesaan dalam rangka memperoleh kombnas penjadwalan pembangk yang relaf feasble. 2. Dar 32 un yang beroperas dan dlakukan penjadwalan dengan Modfed Un Decommmen dmungknkan dlakukan proses decommng sebanyak 3 un PLTU shudown selama 24 jam dan 2 PLTGU shudown 5,5-8 jam dan 0,5-3 jam sandby pada har mnggu. 6 PLTU sandby selama 0,5 8 jam dan 2 PLTGU sandby selama 0 8 jam pada har senn. 3. Bla dbandngkan dengan penjadwalan meode UC, dhaslkan penghemaan baya sebasar Rp. 452,92 jua dengan MUD pada penjadwalan Mnggu 4 Januar Penghemaan sebesar Rp. 8,2 jua dengan MUD pada penjadwalan Senn, 5 Januar Dar analss smulas penjadwalan yang dlakukan member konrbus kepada PLN bahwa meode MUD dapa dpermbangkan oleh PLN dpaka unuk penjadwalan dengan ujuan menghema baya operas pembangk. DAFTAR PUSTAKA [] A.. Cohen, M. A. Yoshmura, "Branch and Bound Algorhm for Un Commmen," EEE Transacons on Power Apparaus and Sysems, PAS-02 (2), pp. 444~45, 983 [2] W. J. Hobbs, G. Hermon, S. Warner, G. B. Sheble, "An Enhanced Dynamc Programmng Approach for Un Commmen," EEE Transacons on Power Sysems, vol.3, No.3, pp. 20~205,988. [3] F. L. Zhuang, F. D. Galana, "Towards a More Rgorous and Praccal Un Commmen by Lagrangan Relaxaon," EEE Transacons on Power Sysems, vol. 3, No. 2, pp. 763~773,988. [4] C. K. Pang, H. C. Chen, "Opmal Shor Term Thermal Un Commmen," EEE Transacons on Power Apparaus and Sysems, PAS-95 (4), pp. 336~346, 976. [5] F. N. Lee, "Shor-Term Thermal Un Commmen A New Approach," EEE Transacons on Power Sysems, vol. 3, No.2, pp. 42~428, 988. [6] C. K. Pang, G. B. Sheble, F. Albuyeh, "Evaluaon of Dynamc Programmng Based Mehods and Mulple Area Represenaon for Thermal Un Commmens," EEE Transacons on Power Apparus and Sysems, PAS-00 (3), pp. 22~28, 98 [7] W. L. Snyder, H. D. Powell, J. C. Payburn, "Dynamc Programmng Approach o Un Commmen," EEE Transacons on Power Sysems, vol. 2, No.2, pp. 339~350,987 [8] F. N. Lee, "A Fuel Consraned Un Commmen Mehod," EEE Transacons on Power Sysems, vol. 4, No. 3, pp. 208~28, 989. [9] A. J. Wood, B. F. Wollenberg, "Power Generaon Operaon, and Conrol", Second edon, New York: John Wley & Sons, 996. [0] C. A. L R. B. Johnson, A. J. Svobada, "A New Un Commmen Mehod," EEE Transacons on Power Sysems, vol. 2, No., pp. 3~9,

9 [] Chung L Tseng and S Oren, Alva JS and Raymond B Johnson, A Un Decommmen Mehod n Power Sysem Schedulng, Elecrcal Power & Energy Sysems, Elsever Scece, vol. 9, no. 6, pp , 997. [2] Wrahanolo, Tr OpmalsasPenjadwalan Un Termal Pada PT. PLN (Persero) Pembangkan Tenaga Lsrk Jawa Bal Menggunakan Meode Un Decommmen, Tess Program Pasca Sarjana, nsu Teknolog Sepuluh Nopember Surabaya, 200. [3] Wdodo, Gao, Penjadwalan Jangka Pendek Pembangk Thermal pada Beban Mnmum Menggunkan Meode Un Commmen dengan Prosedur Un Decommmen, Tess Program Pasca Sarjana, nsu Teknolog Sepuluh Nopember Surabaya, [4] Fexong Hu, Zheng Yan, Yxn N "Un Commmen Based on Modfed Un Decommmen Mehod," EEE Transacons on Power Sysems,

PENGGUNAAN METODE MODIFIED UNIT DECOMMITMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA - BALI

PENGGUNAAN METODE MODIFIED UNIT DECOMMITMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA - BALI Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog X Program Sud MMT-TS, Surabaya 6 Pebruar 2010 PENGGUNAAN METODE MODFED UNT DECOMMTMENT (MUD) UNTUK PENJADWALAN UNT-UNT PEMBANGKT PADA SSTEM KELSTRKAN JAWA - BAL

Lebih terperinci

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( )

Line Transmisi. Oleh: Aris Heri Andriawan ( ) ANALISIS APLIKASI PENJADWALAN UNIT-UNIT PEMBANGKIT PADA SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI DENGAN MENGGUNAKAN UNIT COMMITMENT, UNIT DECOMMITMENT DAN MODIFIED UNIT DECOMMITMENT Oleh: Ars Her Andrawan (07000)

Lebih terperinci

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Maa kulah KOMPUTASI ELEKTRO BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA Persamaan dferensal dapa dbedakan menjad dua macam erganung pada jumlah varabel bebas. Apabla persamaan ersebu mengandung hana sau varabel

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS

PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI MINUMAN MARIMAS Mra Puspasar, Snggh Sapad, Dana Puspasar Absraks PT Ulam Tba Halm merupakan salah sau ndusr mnuman serbuk d Indonesa, dmana

Lebih terperinci

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI

BAB 5 ENTROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUNYI BAB ETROPI PADA MATRIKS EMISI MODEL MARKOV TERSEMBUYI Model Markov Tersembuny (Hdden Markov Model, MMT) elah banyak daplkaskan dalam berbaga bdang seper pelafalan bahasa (speeh reognon) dan klasfkas (luserng).

Lebih terperinci

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU

BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU BAB IV METODA RUNGE-KUTTA ORDE 4 PADA MODEL ALIRAN FLUIDA YANG TERGANGGU Pada bab III, ka elah melakukan penguan erhadap meoda Runge-Kua orde 4 pada persamaan panas. Haslnya, solus analk persamaan panas

Lebih terperinci

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32)

( ) STUDI KASUS. ò (, ) ( ) ( ) Rataan posteriornya adalah = Rataan posteriornya adalah (32) 8 Raaan poserornya adalah E m x ò (, ) f ( x) m f x m f f m ddm (32) Dalam obseras basanya dgunakan banyak daa klam. Msalkan saja erdr dar grup daa klam dengan masng-masng grup ke unuk seap, 2,..., yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Defns Rangkaan Lsrk Rangkaan Lsrk adalah sambungan dar beberapa elemen lsrk ( ressor, kapasor, ndukor, sumber arus, sumber egangan) yang membenuk mnmal sau lnasan eruup yang dapa

Lebih terperinci

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan

KONSEP DASAR. Latar belakang Metode Numerik Ilustrasi masalah numerik Angka signifikan Akurasi dan Presisi Pendekatan dan Kesalahan KONSEP DASAR Laar belakang Meode Numerk Ilusras masalah numerk Angka sgnfkan Akuras dan Press Pendekaan dan Kesalahan Laar Belakang Meode Numerk Tdak semua permasalahan maemas dapa dselesakan dengan mudah,

Lebih terperinci

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1

PENDUGAAN STATISTIK AREA KECIL DENGAN METODE EMPIRICAL CONSTRAINED BAYES 1 PENDUGAAN SAISIK AREA KECIL DENGAN MEODE EMPIRICAL CONSRAINED AYES Ksmann Jurusan Penddkan Maemaka FMIPA Unversas Neger Yogyakara Absrak Meode emprcal ayes (E merupakan meode yang lebh aplkaf pada pendugaan

Lebih terperinci

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal

Hidden Markov Model. Oleh : Firdaniza, Nurul Gusriani dan Akmal Hdden Markov Model Oleh : Frdanza, urul Gusran dan Akmal Dosen Jurusan Maemaka FMIPA Unversas Padjadjaran Jl. Raya Bandung Sumedang Km 2, Janangor, Jawa Bara elp. / Fax : 022 7794696 Absrak Hdden Markov

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR

PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR B-5-1 PERENCANAAN PERSEDIAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU DI PABRIK PRODUK BETON PT WIJAYA KARYA BETON, BOGOR Wsnu Bud Sunaryo, Haryono ITS Surabaya ABSTRAK Dalam duna konsruks saa n pemakaan produk beon

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) Creaed by Smpo PDF Creaor Pro (unregsered verson) hp://www.smpopdf.com Sask Bsns : BAB 8 VIII. ANALISIS DATA DERET BERKALA (TIME SERIES) 8.1 Pendahuluan Daa Berkala (Daa Dere waku) adalah daa yang dkumpulkan

Lebih terperinci

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG

PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG INDEPT, Vol., No. 3, Okober 01 ISSN 087 945 PENENTUAN EOQ TERHADAP PRODUK AVTUR DI LANUD HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG Samsul Budaro, ST., MT Dosen Teap Teknk Indusr, Wakl Dekan III akulas Teknk, Unversas

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a

APLIKASI STRUKTUR GRUP YANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI. Mujiasih a APLIKASI STRUKTUR GRUP ANG TERKAIT DENGAN KOMPOSISI TRANSFORMASI PADA BANGUN GEOMETRI Mujash a a Program Sud Maemaka Jurusan Tadrs Fakulas Tarbah IAIN Walsongo Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngalan Semarang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo pada tahun ajaran 2012/2013 3. Lokas dan Waku Penelan 3.. Lokas Penelan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelan n dlaksanakan d SMP Neger 7 Goronalo pada ahun ajaran 0/03 3.. Waku Penelan Penelan n d laksanakan pada semeser genap ahun

Lebih terperinci

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman OTIMISASI enjadualan Optmal embangkt Oleh : Zurman Anthony, ST. MT Optmas pengrman daya lstrk Dmaksudkan untuk memperkecl jumlah keseluruhan baya operas dengan memperhtungkan rug-rug daya nyata pada saluran

Lebih terperinci

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III THREE STAGE LEAST SQUARE Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode penaksran parameer pada persamaan smulan yau meode Three Sage Leas Square (3SLS. Sebelum djelaskan lebh lanju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN TEORI. Tnjauan Pusaka.. Uj Keseragaman Daa Tujuan uama pengukuran uj keseragaman daa adalah unuk mendapakan da yang seragam. Kedak seragaman daa dapa daang anpa dsadar, maka dperlukan suau

Lebih terperinci

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor

ANaLISIS - TRANSIEN. A B A B A B A B V s V s V s V s. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Proses pemuatan kapasitor ANaISIS - TANSIEN. Kapasor dalam angkaan D Sebuah kapasor akan ermua bla erhubung ke sumber egangan dc seper yang dperlhakan pada Gambar. Pada Gambar (a), kapasor dak bermuaan yau pla A dan pla B mempunya

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analsa Pemlhan Model Tme Seres Forecastng Pemlhan model forecastng terbak dlakukan secara statstk, dmana alat statstk yang dgunakan adalah MAD, MAPE dan TS. Perbandngan

Lebih terperinci

toto_suksno@uny.ac.d Economc load dspatch problem s allocatng loads to plants for mnmum cost whle meetng the constrants, (lhat d http://en.wkpeda.org/) Economc Dspatch adalah pembagan pembebanan pada pembangktpembangkt

Lebih terperinci

Unit Commitment dengan Kekangan Keandalan Menggunakan Algoritme Genetika Mempertimbangkan Ketidakpastian Beban

Unit Commitment dengan Kekangan Keandalan Menggunakan Algoritme Genetika Mempertimbangkan Ketidakpastian Beban JNTETI Vol. 5 No. 4 November 206 34 Un Commmen dengan Kekangan Keandalan Menggunakan Algorme Geneka Mempermbangkan Kedakpasan Beban Sarya Sasongko Pramono Had 2 Danar Rzk Wayan 3 Absrac Un commmen problem

Lebih terperinci

Analisis Jalur / Path Analysis

Analisis Jalur / Path Analysis Analss Jalur / Pah Analyss Analss jalur adalah salah sau benuk model SEM yang dak mengandung varable laen. Tenu saja model n lebh sederhana dbandngkan dengan model SEM lengka. Analss jalur sebenarnya meruakan

Lebih terperinci

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun

Jumlah kasus penderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Surabaya tahun Baasan Masalah Jumlah kasus pendera penyak Demam Berdarah Dengue (DBD d Koa Surabaya ahun - Varabel Explanaory (Varabel penjelas yang dgunakan dalam penelan adalah varabel Iklm (Curah hujan, Suhu, Kelembaban

Lebih terperinci

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013

! BUPATI PACriAN j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 18 TAHUN 2013 ! BUPAT PACrAN j PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN DEWAN PENGAWAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKT UMUM DAERAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN

' PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 4 TAHUN 2012 PEMBERIAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESIN BAGI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN PACITAN j BUPAT PACTAN ' PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERAN BANTUAN PERALATAN DAN/ATAU MESN BAG NDUSTR KECL DAN MENENGAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c 6 A PEMAHASA Pada bab sebelumnya telah dbahas teor-teor yang akan dgunakan untuk menyelesakan masalah program lner parametrk. Pada bab n akan dperlhatkan suatu prosedur yang lengkap untuk menyelesakan

Lebih terperinci

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan Opma Model Invenory Deermnk unuk Permnaan Menak dan Baya Pemeanan Konan Dana Purwaar, Rully Soelaman, Fr Qona Fakula Teknolog Informa, Inu Teknolog Sepulu Nopember, Surabaya E-mal : rully@-by.edu Abrak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Model Persediaan Model Deterministik 6 BAB LANDASAN TEORI. Model Persedaan.. Model Deermnsk Model Deermnsk adalah model yang menganggap nla-nla parameer elah dkeahu dengan pas. Model n dbedakan menjad dua: a. Deermnsk Sas. D dalam model n

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA

PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Semnar Nasonal Teknolog Informas dan Mulmeda 2015 STMIK AMIKOM Yogyakara, 6-8 Februar 2015 PENERAPAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING UNTUK MENENTUKAN PEMBERIAN BEASISWA Yeffransjah Salm STMIK Indonesa

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode

BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT. Sebagaimana telah disinggung pada bab sebelumnya, salah satu metode BAB III MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT Sebagamana elah dsnggung pada bab sebelumnya, salah sau meode robus unuk mendeeks penclan (ouler) dalam analss komponen uama robus yau meode Mnmum Covarance Deermnan

Lebih terperinci

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan

Optimasi Model Inventory Deterministik untuk Permintaan Menaik dan Biaya Pemesanan Konstan Opma Model Invenory Deermnk unuk Permnaan Menak dan Baya Pemeanan Konan Dana Purwaar, Rully Soelaman, Fr Qona Fakula Teknolog Informa, Inu Teknolog Sepulu Nopember, Surabaya E-mal : rully@-by.edu Abrak

Lebih terperinci

SECURITY CONSTRAINED UNIT COMMITMENT MENGGUNAKAN METODE FIREFLY ALGORITHM

SECURITY CONSTRAINED UNIT COMMITMENT MENGGUNAKAN METODE FIREFLY ALGORITHM rosdng SETIA 206 olen eger Malang Volume 8 ISS: 2085-2347 SECURITY COSTRAIED UIT COMMITMET MEGGUAKA METODE FIREFLY ALGORITHM Too Dewanoro, Rony Seo Wbowo 2, Ad Suprjano 3 Jurusan Ten Elero, 2 Faulas Ten

Lebih terperinci

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER 5.1 Pembelajaran Dengan Fuzzy Program Lner. Salah satu model program lnear klask, adalah : Maksmumkan : T f ( x) = c x Dengan batasan : Ax b x 0 n m mxn Dengan

Lebih terperinci

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

\ DANA ALOKASI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA y BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN : NOMOR 55" TAHUN 20 ; TENTANG \ DANA ALOKAS DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN, Menmbang : a. bahwa dalam rangka penngkaan penyelenggaraan pemernahan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDAAN EORI. njauan Pusaka.. Peramalan Peramalan (forecasng) merupakan ala banu yang penng dalam perencanaan yang efekf dan efsen khususnya dalam bdang ekonom. Dalam organsas modern mengeahu keadaan

Lebih terperinci

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan

Kresnanto NC. Model Sebaran Pergerakan Kresnano C Moel Sebaran Pergerakan Kresnano C Tujuan Uama: Mengeahu pola pergerakan alam ssem ransporas serng jelaskan alam benuk arus pergerakan (kenaraan, penumpang, an barang) yang bergerak ar zona

Lebih terperinci

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR

Kajian Model Markov Waktu Diskrit Untuk Penyebaran Penyakit Menular Pada Model Epidemik SIR JURAL TEKK POT Vol, o, (0) -6 Kajan odel arkov Waku Dskr Unuk Penyebaran Penyak enular Pada odel Epdemk R Rafqaul Hasanah, Laksm Pra Wardhan, uhud Wahyud Jurusan aemaka, Fakulas PA, nsu Teknolog epuluh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Landasan Teor 6 BAB II LADASA TEORI. PERAMALA PERMITAA Peramalan adalah suau proses dalam menggunakan daa hsores yang elah dmlk unuk dproyekskan ke dalam suau model dan menggunakan model n unuk memperkrakan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Sudaryatno Sudirham. Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudrham nalss Rangkaan Lsrk D Kawasan Waku BB 12 nalss Transen d Kawasan Waku Rangkaan Orde Perama Yang dmaksud dengan analss ransen adalah analss rangkaan yang sedang dalam keadaan peralhan

Lebih terperinci

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal. Makalah Semnar Tugas Akhr MENGOPTIMALKAN PEMBAGIAN BEBAN PADA UNIT PEMBANGKIT PLTGU TAMBAK LOROK DENGAN METODE LAGRANGE MULTIPLIER Oleh : Marno Sswanto, LF 303 514 Abstrak Pertumbuhan ndustr pada suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN ; NOMOR 5" TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERA KABUPATEN PACTAN NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAAN PERUSAHAAN DAERAH AR MNUM j KABUPATEN

Lebih terperinci

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat

Modifikasi Penaksir Robust dalam Pelabelan Outlier Multivariat Vol. 14, No. 1, 46-53, Jul 2017 Modfkas Penaksr Robus dalam Pelabelan Ouler Mulvara Erna Tr Herdan Absrak Ouler adalah suau observas yang polanya dak mengku mayoras daa. Ouler dalam kasus mulvara sanga

Lebih terperinci

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA

NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA Jurnal Ilmu Maemaka dan Terapan Desember 015 Volume 9 Nomor Hal. 97 10 NILAI TOTAL TAK TERATUR TOTAL DARI GABUNGAN TERPISAH GRAF RODA DAN GRAF BUKU SEGITIGA R. D. S. Rahangmean 1, M. I. Tlukay, F. Y. Rumlawang,

Lebih terperinci

Perencanaan Waktu Replenishment pada Continuous Material Requirement Planning dengan Kendala Laju Produksi Level

Perencanaan Waktu Replenishment pada Continuous Material Requirement Planning dengan Kendala Laju Produksi Level Perencanaan Waku Replenshmen pada Connuous Maeral Requremen Plannng dengan Kendala Laju Produks Arf Rahman Jurusan Teknk Indusr, Fakulas Teknk, Unversas Brawjaya Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Indonesa

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C Oleh : Ir. A.achman Hasbuan dan Naemah Mubarakah, ST . Persamaan Dferensal Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dar suau persamaan dferensal orde sau adalah:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab n akan dbahas beberapa eor dasar yang kelak akan dgunakan dalam penurunan formula penenuan harga Asan Opon, bak secara analk pada Bab III maupun secara numerk pada Bab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov

Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hidden Markov Pengenalan Aksara Pallawa dengan Model Hdden Markov Wwen Wdyasu Teknk Elekro, Fakulas Sans dan Teknolog, Unversas Sanaa Dharma Emal: wwen@usd.ac.d Absrak Aksara Pallawa aau kadangkala duls sebaga Pallava

Lebih terperinci

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM Perancangan Sstem Sstem yang akan dkembangkan adalah berupa sstem yang dapat membantu keputusan pemodal untuk menentukan portofolo saham yang dperdagangkan d Bursa

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR)

Peramalan Penjualan Sepeda Motor Tiap Jenis di Wilayah Surabaya dan Blitar dengan Model ARIMA Box-Jenkins dan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No., (04) 337-350 (30-98X Prn) D-36 Peramalan Penjualan eda Moor Tap Jens d Wlayah Surabaya dan Blar dengan Model ARIMA Box-Jenkns dan Vecor Auoregressve (VAR) Ade

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif

Di bidang ekonomi tidak semua informasi dapat diukur secara kuantitatif. Peubah dummy digunakan untuk memperoleh informasi yang bersifat kualitatif Regres Dummy D bdang ekonom dak semua nformas dapa dukur secara kuanaf Peubah dummy dgunakan unuk memperoleh nformas yang bersfa kualaf Conoh pada daa cross secon: Gender: sebaga penenu jumlah pendapaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI

SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAYA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAYA OPERASI ISSN: 1693-6930 167 SIMULASI OPTIMASI ALIRAN DAA SISTEM TENAGA LISTRIK SEBAGAI PENDEKATAN EFISIENSI BIAA OPERASI Subyanto Teknk Elektro Fakultas Teknk Unverstas Neger Semarang Gedung E6 Lt. Kampus Sekaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2008; Bali, November 15, 2008

Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2008; Bali, November 15, 2008 Konferens asonal Ssem dan Informaka 008; Bal, ovember, 008 KSI08-0 APLIKASI MATEMATIKA UMERIK METODE EWTO RAPHSO DALAM BIDAG MAAJEME KEUAGA: SUATU TIJAUA KHUSUS MEETUKA ILAI ITERAL RATE OF RETUR DA YIELD

Lebih terperinci

BAB 4 ENTROPI PADA PROSES STOKASTIK RANTAI MARKOV

BAB 4 ENTROPI PADA PROSES STOKASTIK RANTAI MARKOV BAB 4 ENTROPI PADA PROSES STOKASTIK RANTAI MARKOV 4. Proses Sokask Dalam kehdupa yaa, sergkal orag g megama keerkaa sau kejada dega kejada la dalam suau erval waku ereu, yag merupaka suau barsa kejada.

Lebih terperinci

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1

Pembayaran harapan yang berkaitan dengan strategi murni pemain P 2. Pembayaran Harapan bagi Pemain P1 Lecture : Mxed Strategy: Graphcal Method A. Metode Campuran dengan Metode Grafk Metode grafk dapat dgunakan untuk menyelesakan kasus permanan dengan matrks pembayaran berukuran n atau n. B. Matrks berukuran

Lebih terperinci

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK

EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Prosdng SPMIPA. pp. 147-15. 006 ISBN : 979.704.47.0 EVALUASI METODE PENELUSURAN KERAGAMAN DALAM BLOK DENGAN ANALISIS INTERBLOK Rta Rahmawat, I Made Sumertajaya Program Stud Statstka Jurusan Matematka FMIPA

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. smoothing, dan siklis untuk barang jadi Mie Atom Metode Regresi Linier. Nama barang jadi: Mie Atom.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. smoothing, dan siklis untuk barang jadi Mie Atom Metode Regresi Linier. Nama barang jadi: Mie Atom. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penghtungan 4.1.1 Penghtungan Peramalan 4.1.1.1 Peramalan Me Atom Contoh perhtungan peramalan permntaan dengan metode regres lner, regres kuadrats, double movng average,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjadwalan Baker (1974) mendefnskan penjadwalan sebaga proses pengalokasan sumber-sumber dalam jangka waktu tertentu untuk melakukan sejumlah pekerjaan. Menurut Morton dan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR (9 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT DAERAH BUPATI PACITAN

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR (9 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT DAERAH BUPATI PACITAN BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR (9 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKT DAERAH BUPAT PACTAN Menmbang: a. bahwa sehubungan elah deapkannya Badan Rumah

Lebih terperinci

( L ). Matriks varians kovarians dari

( L ). Matriks varians kovarians dari LIVIA PUSPA T 677 9.3 METODE KOMPONEN UTAMA Informas yang dbuuhkan daam eknk komponen uama suau daa ddapa dar marks varans kovarans, aau marks koreasnya. Meode komponen uama n, beruuan unuk menaksr parameer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data sekunder. Data yang dgunakan melput: (1) PDRB Kota Duma (tahun 2000-2010) dan PDRB kabupaten/kota

Lebih terperinci

APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER (CONTOH KASUS DI G. KELUD)

APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER (CONTOH KASUS DI G. KELUD) Alkas Iners Non Lner Dengan Pendekaan Lner Unuk Menenukan Hosener Conoh Kasus d G. Kelud) Cece Sulaeman) APLIKASI INVERSI NON LINIER DENGAN PENDEKATAN LINIER UNTUK MENENTUKAN HIPOSENTER CONTOH KASUS DI

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Sebuah jarngan terdr dar sekelompok node yang dhubungkan oleh busur atau cabang. Suatu jens arus tertentu berkatan dengan setap busur. Notas standart untuk menggambarkan sebuah jarngan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN Latar elakang Sekolah merupakan salah satu bagan pentng dalam penddkan Oleh karena tu sekolah harus memperhatkan bagan-bagan yang ada d dalamnya Salah satu bagan pentng yang tdak dapat dpsahkan

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Ekonomi Kertajaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4 No. (05) 33-350 (30-9X Prn) D-3 Peramalan Jumlah Penumpang Kerea Ap Kelas Ekonom Keraaya Menggunakan ARIMA dan ANFIS Ilaf Andala dan Irhamah Jurusan Saska Fakulas Maemaka

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Masalah Transportas Jong Jek Sang (20) menelaskan bahwa masalah transportas merupakan masalah yang serng dhadap dalam pendstrbusan barang Msalkan ada m buah gudang (sumber) yang

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Survey Parameter Survey parameter n dlakukan dengan mengubah satu jens parameter dengan membuat parameter lannya tetap. Pengamatan terhadap berbaga nla untuk satu parameter

Lebih terperinci

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Mnggu-7 Istqlalyah Muflkhat 2 Aprl 2013 Page 1 Fakta d USA Angka pernkahan per 1000 penduduk Angka perceraan per 1000 penduduk Umur medan lak-lak pertama menkah (th)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON Har Prasetyo Jurusan Teknk Industr Unverstas Muhammadyah Surakarta Jl. A. Yan Tromol Pos 1, Pabelan,

Lebih terperinci

Muthmainnah PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 M/1428 H

Muthmainnah PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 M/1428 H PERBANDINGAN MODEL COX PROPORTIONAL HAZARD DAN MODEL PARAMETRIK BERDASARKAN ANALISIS RESIDUAL (Sud Kasus pada Daa Kanker Paru-Paru yang Dperoleh dar Conoh Daa pada Sofware S-Plus 2000 dan Smulas unuk Dsrbus

Lebih terperinci

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN

Bab 2 AKAR-AKAR PERSAMAAN Analsa Numerk Bahan Matrkulas Bab AKAR-AKAR PERSAMAAN Pada kulah n akan dpelajar beberapa metode untuk mencar akar-akar dar suatu persamaan yang kontnu. Untuk persamaan polnomal derajat, persamaannya dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian Pengaruh Captal Structure terhadap Proftabltas pada Industr Perbankan d Indonesa Mutara Artkel n d-dgtalsas oleh Perpustakaan Fakultas Ekonom-Unverstas Trsakt, 2016. 021-5663232 ext.8335 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH r BUPAH PAOTAN PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENYESUAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA! BUPAT PACTAN, Menglnga a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010 3 1 BUPAT PACTAN PERATURAN BUPAT PACTAN \ NOMOR ;6TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SSTEM PENGENDALAN NTERN PEMERNTA D LNGKUNGAN PEMERNTAH KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN,

Lebih terperinci

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi ) APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Stud Kasus d PT. Snar Terang Abad ) Bagus Suryo Ad Utomo 1203 109 001 Dosen Pembmbng: Drs. I Gst Ngr Ra Usadha, M.S Jurusan Matematka

Lebih terperinci

OPTIMASI PERSEDIAAN DAN PRODUKSI KOMPONEN LAMPU DI LAMP COMPONENT FACTORY (LCF) PT. PHILIPS INDONESIA

OPTIMASI PERSEDIAAN DAN PRODUKSI KOMPONEN LAMPU DI LAMP COMPONENT FACTORY (LCF) PT. PHILIPS INDONESIA Prosdng Semnar Nasonal Manajemen Teknolog IV Program Stud MMT-ITS, Surabaya 5 Agustus 2006 OPTIMASI PERSEDIAAN DAN PRODUKSI KOMPONEN LAMPU DI LAMP COMPONENT FACTORY (LCF) PT. PHILIPS INDONESIA Dars Putr

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0.

(Cormen 2002) III PEMBAHASAN. yt : pendapatan rumah tangga pada periode t, dengan yt 0. 5 Vaabel s dsebu vaabel slak enambahan vaabel slak beujuan unuk mengubah peaksamaan yang mengandung anda menjad sebuah pesamaan eaksamaan () bena jka dan hanya jka pesamaan (2) dan peaksamaan (3) bena

Lebih terperinci

Solusi Numerik Model Umum Epidemik Susceptible, Infected, Recovered (SIR) dengan Menggunakan Metode Modified Milne-Simpson

Solusi Numerik Model Umum Epidemik Susceptible, Infected, Recovered (SIR) dengan Menggunakan Metode Modified Milne-Simpson JURNAL SAINTIFIK VOL. NO. JULI 0 Slus Numerk Mdel Umum Epdemk Suscepble Ineced Recvered SIR denan Menunakan Mede Mded Mlne-Smpsn Wayudn Nur Nurul Muklsa Abdal Prram Sud Maemaka FMIPA Unversas Sulawes Bara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam memlh sesuatu, mula yang memlh yang sederhana sampa ke hal yang sangat rumt yang dbutuhkan bukanlah berpkr yang rumt, tetap bagaman berpkr secara sederhana. AHP

Lebih terperinci

BAB III MENENTUKAN JADWAL OPTIMUM PERAWATAN OVERHAUL. MESIN OKK Gill BCG1-P2 PADA BAGIAN DRAWING PT VONEX INDONESIA

BAB III MENENTUKAN JADWAL OPTIMUM PERAWATAN OVERHAUL. MESIN OKK Gill BCG1-P2 PADA BAGIAN DRAWING PT VONEX INDONESIA BAB III MENENTUKAN JADWAL OPTIMUM PERAWATAN OVERHAUL MESIN OKK Gll BCG1-P PADA BAGIAN DRAWING PT VONEX INDONESIA 3.1 Pedahulua Pada Bab II elah djelaska megea eor eor yag dbuuhka uuk meeuka jadwal opmum

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL

PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno TH, Pengembangan Metode Algortma Gen, Hal 93-0 PENGEMBANGAN METODE ALGORITMA GENETIKA DAN DARWINIAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION UNTUK FUNGSI MULTIMODAL Arad Retno Tr Hayat Abstrak Metode optmas

Lebih terperinci

MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN

MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN MODEL HEURISTIK PENENTUAN RUTE KENDARAAN DENGAN BATASAN WAKTU PENGIRIMAN Tjutju T. Dmyat Jurusan Teknk Industr Unverstas Pasundan E-mal : admyat@bdg.centrn.net.d ABSTRAK Penentuan rute kendaraan (Vehcle

Lebih terperinci

PROFIL SURJA HUBUNG KARENA PROSES ENERGIZED (PEMBERIAN TENAGA) PADA SALURAN TRANSMISI 500 KV

PROFIL SURJA HUBUNG KARENA PROSES ENERGIZED (PEMBERIAN TENAGA) PADA SALURAN TRANSMISI 500 KV POFIL SUJA HUBUNG KAENA POSES ENEGIZED (PEMBEIAN TENAGA) PADA SALUAN TANSMISI 500 K Yunaro Program Sud Dploma III Teknk Elekro Fakulas Teknk Unversas Dponegoro Absrac Yunaro, n hs paper eplan ha ransen

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Peneltan dlaksanakan d Desa Sempalwadak, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang pada bulan Februar hngga Me 2017. Pemlhan lokas peneltan dlakukan secara purposve

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan mengena Analss Pengaruh Kupedes Terhadap Performance Busness Debtur dalam Sektor Perdagangan, Industr dan Pertanan dlaksanakan d Bank Rakyat

Lebih terperinci

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE

BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE BAB VIB METODE BELAJAR Delta rule, ADALINE (WIDROW- HOFF), MADALINE 6B.1 Pelathan ADALINE Model ADALINE (Adaptve Lnear Neuron) dtemukan oleh Wdrow & Hoff (1960) Arstekturnya mrp dengan perseptron Perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Matematka sebaga bahasa smbol yang bersfat unversal memegang peranan pentng dalam perkembangan suatu teknolog. Matematka sangat erat hubungannya dengan kehdupan nyata.

Lebih terperinci

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL Analss sumbangan sektor-sektor ekonom d Bal terhadap pembangunan ekonom nasonal bertujuan untuk mengetahu bagamana pertumbuhan dan

Lebih terperinci

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH BAB VB PERSEPTRON & CONTOH Model JST perseptron dtemukan oleh Rosenblatt (1962) dan Mnsky Papert (1969). Model n merupakan model yang memlk aplkas dan pelathan yang lebh bak pada era tersebut. 5B.1 Arstektur

Lebih terperinci