BAB II DASAR TEORI 2.1 Investasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI 2.1 Investasi"

Transkripsi

1 A II DASAR EORI Sebelm melangkah lebih jah pada penenan porfolio opimal maka erlebih dahl dibahas mengenai pengerian invesasi pengerian porfolio lemma Io persamaan diferensial sokasik gerak rown bak proses Wiener fngsi ilias dan eori konrol opimal sokasik. Hal ini perl karena gas akhir ini membahas mengenai invesasi pada ase beresiko dan idak beresiko dimana nk meminimalkan resiko kergian maka dibenklah porfolio opimal. Porfolio opimal dibenk dengan menenkan proporsi invesasi opimal menggnakan eori konrol opimal sokasik dimana di dalamnya dignakan sa fngsi ilias. Selain i jga karena model porfolio invesasi akan berbenk persamaan diferensial sokasik yang mengandng proses Wiener. Persamaan diferensial sokasik erseb akan diselesaikan dengan menggnakan lemma Io nk kemdian dignakan pada simlasi.. Invesasi Invesasi secara mm berari mengorbankan sejmlah ang saa ini nk memperoleh ang di masa daang. erdapa da hal yang erliba yai wak dan resiko. Sejmlah ang yang dikorbankan dignakan saa ini sdah dalam jmlah yang pasi semenara hasilnya di masa depan belm bisa dipasikan berapa besarnya. Invesasi erbagi da yai real invesmens invesasi riil dan financial invesmens invesasi finansial. Invesasi riil melibakan beberapa ase nyaa seperi anah mesin aa pabrik. Invesasi finansial melibakan konrak yang erlis di selembar keras seperi saham obligasi dan menabng di bank. Dalam kehidpan ekonomi di masa lal kebanyakan invesasi merpakan invesasi riil dan dalam kehidpan ekonomi modern kebanyakan invesasi merpakan invesasi finansial. 5

2 Keda jenis invesasi ini idak saling berkompeisi melainkan saling melengkapi. Conohnya sebah persahaan ingin melebarkan sahanya dengan membka pabrik bar. Unk jan erseb en saja ia membhkan ang yang idak sediki. Uang erseb dapa diperoleh dengan cara menerbikan saham di brsa efek. Jadi invesasi finansial dapa membiayai invesasi riil. Dalam berinvesasi seorang invesor dimngkinkan berinvesasi bkan hanya pada sa ase hal ini dilakkan nk mengrangi resiko invesasi. Kombinasi beberapa ase erseb diseb porfolio.. Porfolio Porfolio adalah serangkaian kombinasi beberapa ase yang dipegang oleh invesor baik perorangan mapn lembaga. Kombinasi ase erseb bisa berpa ase riil ase finansial aapn kedanya. Seorang invesor yang menginvesasikan dana biasanya idak hanya memilih sa ase saja karena dengan melakkan kombinasi ase invesor bisa meraih rern yang opimal sekaligs akan memperkecil resiko melali diversifikasi. Memilih porfolio yang opimal bkanlah hal yang mdah ini diseb dengan masalah pemilihan porfolio. Pembenkan porfolio berasal dari saha diversifikasi invesasi nk mengrangi resiko. erbki bahwa semakin banyak jenis ase yang dikmplkan maka resiko kergian sebah ase dapa dineralisir oleh kenngan yang diperoleh dari ase lain. Walapn demikian diversifikasi ini bkanlah sa jaminan memperoleh resiko yang minimm dengan kenngan yang maksimm sekaligs. eori pemilihan porfolio perama kali dikembangkan oleh Harry Ma Markowiz dengan beberapa asmsi sebagai berik: Seorang invesor mempnyai sejmlah ang eren Sejmlah ang erseb diinvesasikan nk jangka wak eren yang diseb holding period. Pada akhir holding period invesor akan menjal sahamnya Invesor akan selal mencoba menghindari resiko 6

3 Unk menghindari resiko invesor mencoba melakkan diversifikasi invesasinya. Invesor menghadapi beberapa porfolio dimana harga sdah pasi. Masalahnya bagaimana mengalokasikan ang mereka di anara berbagai porfolio nk memaksimalkan hasil yang diharapkan. Invesor mamp mengesimasikan hasil yang diharapkan dari masingmasing porfolio. Sema porfolio secara semprna dap dibagi Pilihan nk invesasi idak erganng pada invesor lain Invesor melakkan diversifikasi invesasi dalam berbagai porfolio dikarenakan hasil yang diharapkan dari iap jenis ase dapa saling menp. Lebih lanj pemodal mengesimasikan hasil invesasi dengan hasil yang eringgi. Invesor idak mengeahi sercara pasi rern yang diharapkan. Jadi invesor mencona meramal rern yang diharapkan dengan memakai baas kemngkinan bahwa hasil idak dapa dicapai. Kemngkinan hasil yang diharapkan idak dapa dicapai adalah apa yang diseb resiko. jan pembenkan porfolio adalah sebagai berik: Pada ingka resiko eren bersaha mencapai kenngan semaksimal mngkin. Pada ingka kenngan eren bersaha mencapai resiko yang minimal..3 Lemma Io Lemma Io adalah meode yang dignakan nk menyelesaikan Inegral Sokasik. Lemma Io adalah analogi sokasik dari aran ranai yang diemi dalam diferensiasi biasa. Unk memahami aran ranai pada fngsi sokasik akan dibahas erlebih dahl mengenai aran ranai nk fngsi deerminisik. Misalkan f dan g fngsi yang diferensiabel maka aran ranai nk diferensiasinya adalah [ f g s ] f g s g s.. 7

4 Persamaan. dilis dalam benk inegral pada selang [ ] menjadi f g s g s ds f f g f g g s dg s.. Persamaan. dilis dalam benk diferensial menjadi df g f g dg yang bisa dilis sebagai raian aylor f g dg f g f g dg f g [ dg ]....3 disini dggd-g adalah kenaikan dari g di [d]. Orde da dan orde yang lebih inggi dari ekspansi aylor ini dapa diabaikan nk d yang kecil. Uraian aylor.3 bisa dierapkan nk kass yang lebih mm. Misalkan f memiliki rnan parsial yang konin paling sediki orde da maka raian aylor.3 menjadi dimana f d d f f d f d [ f d f d d f d....4 fi fij i i f j f i i j. Seperi pada kalkls sk dengan orde lebih inggi di.4 dapa diabaikan begi pla sk dengan dd dan d semenara d dilis sebagai d. Dengan menginegralkan sisi kanan dan sisi kiri persamaan.4 dan mengmplkan sk dengan d dan d secara erpisah diperoleh f f s s f f d f d s <..5 s Persamaan.5 kemdian dikenal sebagai Lemma Io yang dilis secara lengkap seperi lemma berik s 8

5 Lemma Io Misalkan jga proses Io dan f adalah proses Io dimana d f s s s f d f d s < s f d vdw maka f adalah..4 Persamaan Diferensial Sokasik Persamaan diferensial sokasik PDS adalah persamaan diferensial deerminisik yang diberi ganggan acak. Persamaan diferensial sokasik merpakan persamaan inegral sokasik yang melibakan inegral biasa inegral Riemann dan inegral sokasik Io. Persamaan diferensial sokasik secara maemaika diliskan dalam benk sebagai berik d a d b dw.6 dengan proses sokasik dan W proses Wiener bak berdisribsi N. a d merpakan bagian deerminisik dan b dw merpakan bagian sokasik dari persamaan Solsi Persamaan Diferensial Sokasik Persamaan.6 dapa diliskan ke dalam benk persamaan inegral sebagai berik Inegral a s s ds merpakan inegral biasa inegral Riemann dan a s s ds b s s dws s. <.7 penyelesaiannya dapa dilakkan dengan meode inegral biasa. Masalah akan mncl saa menyelesaikan inegral b s s dws menginga W merpakan fngsi dengan variasi ak erbaas nbonded variaion meskipn W memiliki realisasi yang konin. Inegral erseb idak dapa diinerpreasikan sebagai 9

6 inegral Riemann-Sieljes yang berbenk f dg karena inegral erseb ada jika kondisi-kondisi berik erpenhi fg idak memiliki diskoninias di iik yang sama f memiliki variasi p erbaas dan g memiliki variasi q erbaas nk sa pq> sedemikian sehingga > p q Karena proses Wiener W memiliki variasi ak erbaas maka diperlkan meode lain nk menyelesaikan inegral erseb. Inegral erseb dikenal jga sebagai inegral sokasik. Meode yang banyak dignakan nk menyelesaikan inegral sokasik adalah dengan menggnakan Lemma Io. Unk memdahkan memahami meode ini maka selanjnya akan diperlihakan bagaimana Lemma Io dignakan. Perhaikan persamaan diferensial sokasik berik d c d σ d..8 Persamaan.8 dapa diliskan ke dalam benk inegral sebagai berik nk sa konsana c σ >. c sds σ sdws s <.9 Misalkan f W nk fngsi mls f maka menr Lemma Io dapa dilis menjadi dimana [ f s Ws f s Ws ] ds f s Ws dws s.. < fi fij i i f j f i i j.

7 Dengan menyamakan persamaan.9 dan. diperoleh cf f f.. σ f f.. Dari persamaan. diperoleh f σ f. σ σ f..3 σ f. Dengan mensbsisikan persamaan.3 ke persamaan. diperoleh c.5σ f f..4 Selanjnya nk mempermdah memperoleh solsi f akan dilis sebagai hasil kali da bah fngsi dengan variabel erpisah yai f g h.5 sehingga f g h. f g h..6 Dengan menggnakan.6 maka persamaan. dan persamaan.4 dilis menjadi c.5σ g g..7 σ h h..8 Persamaan.7 dan persamaan.8 dapa diselesaikan dengan meode separasi variabel sehingga diperoleh g g e h h e c.5σ σ...9 Dengan mensbisikan persamaan.9 ke persamaan.5 diperoleh c.5σ σ f g h g h e.. Dikeahi f W f g sehingga persamaan. menjadi h f c.5σ σw W e.

8 dimana persamaan. merpakan solsi dari persamaan.8. Persamaan diferensial sokasik yang berbenk seperi persamaan.8 adalah persamaan harga saham yang persamaan diferensial sokasiknya berbenk dimana d µ d σ dw d adalah perbahan harga saham d perbahan wak Wiener µ raa-raa rae of rern RoR dan σ volailias harga saham. dw proses Rae of Rern dihing dengan formla: D P P RoR % P dimana D adalah dividen P adalah harga saham saa penjalan dan P harga saham saa pembelian. Dengan menggnakan Lemma Io dan dengan cara pengerjaan yang sama dengan conoh di aas maka diperoleh persamaan harga saham yang diseb persamaan harga saham geomerik yai µ.5σ σw e..5 erak rown ak Proses Wiener Dalam maemaika Proses Wiener adalah coninos-ime sochasic process. Proses Wiener jga sering diseb erak rown ak Sandard rownian Moion yang diberi nama dari seorang ahli biologi Rober rown. Proses Wiener erdapa dalam maemaika mrni maemaika erapan keangan dan fisika. Proses Wiener memainkan peran pening di dalam maemaika mrni mapn maemaika erapan. Pada maemaika mrni proses Wiener memainkan peranan pening seperi pada kalkls sokasik dan proses difsi. Pada maemaika erapan proses Wiener memainkan peranan pening pada bidang eknik elekronika eori konrol dan eori filering filering heory. Proses Wiener W memiliki iga sifa yai

9 W W mempnyai realisasi konin W mempnyai peningkaan yang independen dan sasioner W berdisribsi Normal N ambar.: Proses Wiener.6 Fngsi Uilias Fngsi ilias adalah fngsi kekayaan wealh U w yang dapa dirnkan da kali nk w>. Fngsi ini memiliki sifa non-saiaion rnan perama U w > dan risk aversion rnan keda U w <. Sifa non-saiaion idak pernah pas menyaakan bahwa ilias meningka seiring dengan peningkaan kekayaan. Sifa risk aversion invesor idak menykai resiko menyaakan bahwa fngsi ilias berbenk konkaf dengan kaa lain ilias marginal menrn saa kekayaan meningka. Unk meliha mengapa fngsi ilias berbenk konkaf perhaikan conoh berik. Misalkan ilias marginal didefinisikan sebagai penambahan seras rib rpiah. agi orang yang hanya pnya kekayaan seras rib rpiah mendapakan lagi seras rib rpiah menjadi pening. agi orang yang pnya kekayaan sa milyar rpiah penambahan seras rib rpiah menjadi idak berari. Jadi ilias marginal menrn saa kekayaan meningka. Secara geomerik fngsi ilias berbenk konkaf ini akan erleak di aas sebah garis lrs yang melali da iik sebagai berik 3

10 ambar.: Fngsi ilias risk aversion erdapa berbagai macam fngsi ilias nk kass risk aversion yai Uilias Kadraik Qadraic Uiliy Uilias Eksponensial Eponenial Uiliy Uilias pangka Power Uiliy dari keiga fngsi ilias erseb fngsi yang paling baik dan mdah dignakan adalah fngsi ilias berbenk fngsi pangka power fncion. erik ini adalah gambar fngsi ilias berbenk fngsi pangka a..5 dan.. a dengan ambar.3: Fngsi ilias berbenk fngsi pangka power fncion.7 eori Konrol Opimal Sokasik eori Konrol Opimal Sokasik idak lain adalah eori konrol opimal nk sisem yang berbenk sokasik. Keadaan sisem berbenk persamaan diferensial sokasik PDS dan melibakan parameer yang mengar sisem sehingga sisem erseb memenhi keadaan yang diinginkan yai keadaan opimal. Parameer yang mengar sisem erseb diseb konrol. 4

11 Secara maemaika persamaan keadaan yang berbenk persamaan diferensial sokasik erseb diliskan sebagai berik d a d b dw. dengan parameer yang mengar sisem aa konrol yang meminimmkan aa memaksimmkan sa indeks performansi J E F d K.. Indeks performansi berpa ekspekasi sebah fngsi karena dalam sisem sokasik yang acak idak pasi maka kia hanya bisa mengambil ekspekasi sa nilai. Fngsi K dan F adalah fngsi yang diberikan dimana benknya erganng dari jan yang ingin dicapai. Nilai minimm aa maksimm dari indeks performansi erseb dilambangkan oleh vale fncion yang berbenk min[ J ] aa ma[ J ].3 dimana vale fncion erseb hars memenhi persamaan Hamilon-Jacobi ellman HJ berik min{ F L } aa ma{ F L }..4 Keadaan akhir yang diinginkan adalah K..5 L adalah operaor yang mempnyai benk d d.6 i i j L a s D s s dimana sehingga D bb i i i j i j d d i L a s D s i j s i i i j i j..7 5

12 Parameer yang mengar sisem aa konrol dienkan dengan langkahlangkah sebagai berik enkan yang memenhi persamaan Hamilon-Jacobi-ellman HJ.4 yai dengan cara menrnkan persamaan.4 erhadap sebagai berik F L..8 yang didapa dari langkah perama di aas dimaskkan kembali ke persamaan.4 dan dengan kondisi akhir.5 didapa benk yang diinginkan. enk yang diinginkan erseb dimaskkan kembali ke yang didapa dari persamaan.8 maka didapa konrol yang mengar sisem sehingga mencapai kondisi yang diinginkan. Selanjnya akan dinjkkan masalah konrol opimal nk sisem persamaan diferensial sokasik linear berik. Perhaikan sisem yang dijelaskan dalam benk persamaan diferensial sokasik berik d A d d dw.9 > dimana A mariks d d mariks d p dan mariks d m. Misalkan indeks performansi yang akan diminimmkan adalah dengan J E F d K.3 F C D.3 K H a b.3 dimana C simeri dan defini non-negaif D simeri dan defini posiif. ale fncion yang diinginkan min[ J ]..33 6

13 7 j i d i d j ij A L.34 sehingga r A L.35 dimana. Persamaan Hamilon-Jacobi-ellman HJ ] min[ L F..36. ] min[ D C r A.37 Akan dicari yang memenhi persamaan HJ.37yai ] [ D C r A.38 Dari persamaan.8 diperoleh D..39 Dengan mensbisikan persamaan.39 ke persamaan.37 diperoleh 4 C D A r..4 Dengan kondisi akhir b a H K..4 Kia coba solsi yang berbenk p q Q.4 dimana Q simeri dan defini non-negaif. Dengan mensbsisikan persamaan.4 ke persamaan.4 didapa persamaan diferensial nk dan p q Q yang hars diselesaikan secara mndr mlai dari ke yai

14 Dikeahi Q& A q& A p& r Q QA C QD QD Q q D 4 Q Q H. q q a. q p b..43 Q q dan dengan mensbisikannya ke persamaan.39 diperoleh D Q q..44 Unk a diperoleh q maka D Q..45 Jadi yang memberikan nilai yang diinginkan adalah persamaan Persamaan Hamilon-Jacobi-ellman HJ Persamaan Hamilon-Jacobi-ellman HJ adalah persamaan diferensial parsial yang pening dalam eori konrol opimal. Solsi dari persamaan HJ adalah vale fncion yang memberikan nilai yang opimal nk sa sisem dinamik dengan fngsi ongkos eren. Persamaan HJ ini diperoleh sebagai hasil dari eori pemrograman dinamik heory of dynamic programming yang dimlai oleh Richard ellman dan rekanrekannya pada ahn 95-an. Persamaan HJ yang berbenk diskri biasa diseb persamaan ellman ellman eqaion. Dalam benk konin persamaan ini diseb HJ sebagai hasil pengembangan oleh William Rowan Hamilon dan Carl sav Jacob Jacobi. Perhaikan masalah konrol opimal deerminisik berik erhadap min C d D.46 & F[ ].47 8

15 dimana adalah sae dari sisem diberikan dan nk adalah konrol yang akan dicari. Unk sisem yang sederhana ini persamaan HJ-nya adalah min F C.48 erhadap kondisi akhir D..49 Fngsi yang idak dikeahi di aas diseb ellman ale Fncion. Persamaan HJ diselesaikan secara mndr yai dimlai dari hingga. Persamaan HJ adalah syara ckp Sfficien Condiion nk keopimalan. Jika kia dapa menemkan maka kia dapa menemkan konrol yang memberikan hasil opimal. Persamaan HJ ini dapa diperlas nk sisem berbenk sokasik. 9

KAJIAN DAERAH STABILITAS MODEL TINGKAT BUNGA RENDLEMAN-BARTTER. Tri Handhika dan Murni

KAJIAN DAERAH STABILITAS MODEL TINGKAT BUNGA RENDLEMAN-BARTTER. Tri Handhika dan Murni KAJIAN DAERAH STABILITAS MODEL TINGKAT BUNGA RENDLEMAN-BARTTER Tri Handhika dan Mrni Program Magiser Maemaika, Deparemen Maemaika, Universias Indonesia, Depok ri.handhika@i.ac.id ; mrni@i.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

KAJIAN STABILITAS MODEL TINGKAT BUNGA RENDLEMAN-BARTTER

KAJIAN STABILITAS MODEL TINGKAT BUNGA RENDLEMAN-BARTTER Mahemaical Science KAJIAN STABILITAS MODEL TINGKAT BUNGA RENDLEMAN-BARTTER Tri Handhika dan Mrni Program Magiser Maemaika, Deparemen Maemaika, Universias Indonesia, Depok ri.handhika@i.ac.id ; mrni@i.ac.id

Lebih terperinci

PREMI UNTUK ASURANSI JIWA BERJANGKA PADA KASUS MULTISTATE

PREMI UNTUK ASURANSI JIWA BERJANGKA PADA KASUS MULTISTATE REMI UNUK ASURANSI JIWA BERJANGKA ADA KASUS MULISAE S Aminah 1*, Hasriai 2, Johannes Kho 2 1 Mahasiswa rogram S1 Maemaika 2 Dosen Jrsan Maemaika Faklas Maemaika dan Ilm engeahan Alam Universias Ria Kamps

Lebih terperinci

BAB II PENGENDALI DIGITAL

BAB II PENGENDALI DIGITAL BAB II ENGENDALI DIGIAL ada bab ini akan dibahas enang dasar-dasar pengendali ID. Selanjnya dibahas enang penrnan persamaan diskri pengendali ID yang menjadi dasar perancangan pengendali digial. ada bagian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ρw z. Gambar 1 Elemen luas fluida dalam dua dimensi.

TINJAUAN PUSTAKA. ρw z. Gambar 1 Elemen luas fluida dalam dua dimensi. 3 II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dibahas penrnan persamaan dasar flida ideal yang disarikan dari psaka (Doglas 2001) dan konsep dere Forier disarikan dari psaka (Ross 1984) 2.1 Persamaan Dasar

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AWAL DATA GRAVITASI

PENGOLAHAN AWAL DATA GRAVITASI Modl 4 ENGOLAHAN AWAL DATA GRAVITASI Unk dapa melakkan inerpreasi, maka daa hasil pengkran lapangan perl diolah. engolahan daa graviasi adalah nk mencari perbedaan harga graviasi dari sa iik ke iik yang

Lebih terperinci

APROKSIMASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL HIPERBOLIK LINEAR

APROKSIMASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL HIPERBOLIK LINEAR Vol. 9. No. 1, 11 Jrnal Sains, Teknologi dan Indsri APROKSIMASI METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL HIPERBOLIK LINEAR Warono, Yslenia Mda Jrsan Maemaika Faklas Sains dan Teknologi UIN

Lebih terperinci

BAB XV DIFERENSIAL (Turunan)

BAB XV DIFERENSIAL (Turunan) BAB XV DIFERENSIAL (Trnan) 7. y co y ' - cosec. y sec y ' sec an 9. y cosec y ' - cosec coan Jika y f(), maka rnan peramanya dinoasikan dy dengan y f ' () d dy Lim f ( + h) f ( ) dengan d h 0 h Penggnaan

Lebih terperinci

BAB II Metode Pembentukan Fungsi Distribusi

BAB II Metode Pembentukan Fungsi Distribusi Saisika Maemaika II b Dian Kniai BAB II Meode Pembenkan Fngsi Disibsi Pada bab akan dibahas bebeapa meode alenaive nk menenkan fngsi disibsi dai pebah acak ba ang ebenk dai pebah acak ang lama. Dengan

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARABOLIK NONLINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTUBASI HOMOTOPI TUGAS AKHIR

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARABOLIK NONLINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTUBASI HOMOTOPI TUGAS AKHIR PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARABOLIK NONLINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTUBASI HOMOTOPI TUGAS AKHIR Diajkan Sebagai Salah Sa Syara Unk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Pada Jrsan Maemaika Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem assembly line. PLC digunakan di berbagai industri dan mesin pengemasan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem assembly line. PLC digunakan di berbagai industri dan mesin pengemasan dan BAB I PENDAHULUAN.. Laar Belakang Masalah Prgrammable Lgic Cnrller () merpakan sa kmper digial yang dignakan nk masi dari prses-prses elekrmagneik. Seperi pengnrlan mes pada sisem assembly le. dignakan

Lebih terperinci

EKSISTENSI DAN KESTABILAN SOLUSI GELOMBANG JALAN MODEL KUASILINER DISSIPATIF DUA KANAL

EKSISTENSI DAN KESTABILAN SOLUSI GELOMBANG JALAN MODEL KUASILINER DISSIPATIF DUA KANAL EKSISTENSI DAN KESTABILAN SOLSI GELOMBANG JALAN MODEL KASILINER DISSIATIF DA KANAL SMARDI Jrsan Maemaika niersias Gadjah Mada mas_mardi@yahoo.com SOEARNA DARMAWIJAYA Jrsan Maemaika niersias Gadjah Mada

Lebih terperinci

SYARAT BATAS SERAP PADA GELOMBANG AKUSTIK DUA DIMENSI

SYARAT BATAS SERAP PADA GELOMBANG AKUSTIK DUA DIMENSI Jrnal Maemaika Mrni dan Terapan Vol. 5 No. Desember 0: 3-39 SYARAT BATAS SERAP PADA GELOMBANG AUSTI DUA DIMENSI Mohammad Mahfzh Shiddiq ABSTRACT Aosi wave eqaion wih Dirihle and Nemann bondar ondiions

Lebih terperinci

Catatan Fisika Einstein cs 1

Catatan Fisika Einstein cs 1 Caaan Fisika Einsein cs 1 1 SATUAN DAN DIMENSI SATUAN Pengkran adalah sa proses pembandingan sesa dengan sesa yang lain yang dianggap sebagai paokan (sandar) yang diseb saan. Saan yang sanga mendasar diseb

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

Pada gambar 5.1 trayek

Pada gambar 5.1 trayek Mingg ke V DEFINISI JALUR, LINTASAN, DAN SIRKUIT GRAF. Sa raek ang sema sisina berbeda diseb jalr (rail). Sedangkan sa jalr ang sema simplna berbeda diseb linasan (pah). Sa raek, jalr, aa linasan diseb

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM LINEAR SINGULAR PADA RANGKAIAN RLC SEDERHANA

ANALISIS SISTEM LINEAR SINGULAR PADA RANGKAIAN RLC SEDERHANA Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode SSN: 979-9X Yogyakara, 3 November ANASS SSTEM NEA SNGUA PADA ANGKAAN SEDEHANA Kris Sryowai Jrsan Maemaika, Faklas Sains Terapan, ST

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. menyatakan koordinat horizontal, koordinat vertikal, dan waktu. dan hukum kekekalan momentum memberikan persamaan Euler berikut

II LANDASAN TEORI. menyatakan koordinat horizontal, koordinat vertikal, dan waktu. dan hukum kekekalan momentum memberikan persamaan Euler berikut II LANDASAN EORI Paa bagian ini akan iraikan beberapa konsep ang menasari peneliian ini. Konsep inamika flia akan isajikan ari psaka [5] an [] seangkan eori sisem amilonian irangkm ari psaka [7] an [8]..

Lebih terperinci

BAB VI PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL (PDP)

BAB VI PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL (PDP) BAB VI PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL (PDP) Pendahlan Persamaan diferensial parsial memegang peranan pening di dalam penggambaran keadaan fisis, dimana besaran-besaran yang erliba didalamnya berbah erhadap

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

Aplikasi Grafologi dari Huruf t Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

Aplikasi Grafologi dari Huruf t Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Aplikasi Grafologi dari Hrf Menggnakan Jaringan Syaraf Tiran Iwan Awaldin 1, Alia Khairnisa 2 Absrac Graphology is a branch of science which classifies hman personaliy from handwriing. Graphologiss observe

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Laar Belakang Seiap orang mendambakan berheni bekerja di suau masa dalam siklus kehidupannya dan menikmai masa uanya dengan enram Terjaminnya kesejaheraan di masa ua akan mencipakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

XII. BALOK ELASTIS KHUSUS

XII. BALOK ELASTIS KHUSUS [Balok Elasis Khss] X. BALOK ELASTS KHUSUS.. Balok Berpenampang Simeris Jika beban ransversal ang menghasilkan lengkngan (bending) dikenakan pada balok ang penampangna simeris maka idak menghasilkan orsi

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN ALIRAN FLUIDA STREAMLINES DI BAWAH PERMUKAAN BUMI

BAB III PEMODELAN ALIRAN FLUIDA STREAMLINES DI BAWAH PERMUKAAN BUMI BAB III PEMODELAN ALIRAN FLUIDA STREAMLINES DI BAWAH PERMUKAAN BUMI 3. Model Maemais Aliran Flida Model maemais aliran flida di baah ermkaan bmi dienarhi oleh ersamaan aliran flida ideal (ersamaan bernolli),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

{ } III PEMBAHASAN. Definisi (Proses Gerak Brown) Proses stokastik { X ( t)

{ } III PEMBAHASAN. Definisi (Proses Gerak Brown) Proses stokastik { X ( t) 4 adalah ggs eaah (onable se), sedangkan X diseb poses sokasik dengan wak konin (oninos-ime sohasi poess) jika H adalah sa ineval. Bebeapa onoh dai poses sokasik dalam masalah finansial adalah sebagai

Lebih terperinci

MODUL X FISIKA MODERN KONSEKUENSI TRANSFORMASI LORENTZ

MODUL X FISIKA MODERN KONSEKUENSI TRANSFORMASI LORENTZ MODUL X FISIKA MODERN KONSEKUENSI TRANSFORMASI LORENTZ Tjan Insrksional Umm : Agar mahasiswa dapa memahami mengenai Konsekensi Transformasi Lorenz Tjan Insrksional Khss : Dapa menjelaskan enang pemaian

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

MODEL HIDRODINAMIKA. Pendahuluan. CFD di Bidang Hidraulika Saluran Terbuka Istiarto JTSL FT UGM

MODEL HIDRODINAMIKA. Pendahuluan. CFD di Bidang Hidraulika Saluran Terbuka Istiarto JTSL FT UGM MODEL HIDRODINAMIKA CFD di Bidang Hidralika Salran Terbka Isiaro JTSL FT UGM Isiaro Jrsan Teknik Sipil dan Lingkngan FT UGM hp://isiaro.saff.gm.ac.id email: isiaro@gm.ac.id Pendahlan Model maemaik hidralika

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan Teori Floquet

Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan Teori Floquet JURNAL FOURIER Okober 6, Vol. 5, No., 67-8 ISSN 5-763X; E-ISSN 54-539 Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan eori Floque Syarifah Inayai Program Sudi Maemaika, Fakulas Maemaika dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB 2 Materi Penunjang

BAB 2 Materi Penunjang BAB. MATERI PENUNJANG 4 BAB Maeri Penunjang. Vanilla Opion Derivaives adalah salah sau conoh dari insrumen keuangan, aau lebih sederhananya bisa dianggap sebagai perjanjian anara dua orang, yang nilainya

Lebih terperinci

Aljabar Linear Elementer

Aljabar Linear Elementer Silabus : Aljabar Linear Elemener MA SKS Bab I Mariks dan Operasinya Bab II Deerminan Mariks Bab III Sisem Persamaan Linear Bab IV Vekor di Bidang dan di Ruang Bab V Ruang Vekor Bab VI Ruang Hasil Kali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t 9 TKE 35 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a (bagian 2) Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 29 2.4. Isyara Periodik

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR MUHG/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR TIM DOSEN 8 VEKTOR DAN NILAI EIGEN /5/7 9.9 Beberapa Aplikasi Ruang Eigen Uji Kesabilan dalam sisem dinamik Opimasi dengan SVD pada pengolahan Cira Sisem Transmisi dan lain-lain.

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Estimasi Parameter. Modul 1 PENDAHULUAN

Estimasi Parameter. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Esimasi Parameer Dr. Suawanir Darwis P PENDAHULUAN roses sokasik S,,, S adalah koleksi peubah acak S dengan menyaakan indeks waku,. Kumpulan semua nilai S yang mungkin, dinamakan sae space. Suau

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

BAB 7 NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT.

BAB 7 NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. BAB 7 NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Dr. Ir. Abdul Wahid Surhim, MT. KERANGKA PEMBAHASAN. Nilai Eigen dan Vekor Eigen. Diagonalisasi. Diagonalisasi secara Orogonal 7. NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Definisi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

Perancangan Kontrol Optimal pada Model Matematika Bioekonomik

Perancangan Kontrol Optimal pada Model Matematika Bioekonomik Jurnal Maemaika Vol. 4 No. 1, Juni 2014. ISSN: 1693-1394 Perancangan Konrol Opimal pada Model Maemaika Bioekonomik G.K. Gandhiadi Jurusan Maemaika FMIPA Universias Udayana e-mail: ganndhiadi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar eori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaiu model regresi dua level, meode penaksiran maximum likelihood, mariks parisi, kronecker

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET 8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 robabilias 2.1.1 Definisi robabilias adalah kemungkinan yang daa erjadi dalam suau erisiwa erenu. Definisi robabilias daa diliha dari iga macam endekaan, yaiu endekaan klasik,

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 3732 ISSN : 355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No. Agusus 016 Page 373 Sifa Asimeris Model Prediksi Generalized Auoregressive Condiional Heerocedasiciy (GARCH) dan Sochasic Volailiy Auoregressive

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

ANALISIS STABILITAS DAN PENAKSIRAN PARAMETER MODEL RENDLEMAN-BARTTER

ANALISIS STABILITAS DAN PENAKSIRAN PARAMETER MODEL RENDLEMAN-BARTTER ANALISIS STABILITAS DAN PENAKSIRAN PARAMETER MODEL RENDLEMAN-BARTTER Murni 1 dan Gao F. Herono 1, Program Magiser Maemaika, Deparemen maemaika FMIPA UI e-mail 1 : murni@ui.ac.id, e-mail : gao-f1@ui.ac.id

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DIFUSI NON HOMOGEN SATU DIMENSI

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DIFUSI NON HOMOGEN SATU DIMENSI ISSN: 3-989 Vol. V, No. II, April 6 ERSAMAAN DIFFERENSIAL ARSIAL DIFUSI NON HOMOGEN SATU DIMENSI Rukmono Budi Uomo endidikan Maemaika FKI UMT E-mail: rukmono.budi.u@mail.ugm.ac.id Absrak Dalam peneliian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan Jurnal Teknik Indusri, Vol. 19, No. 1, Juni 17, 1- ISSN 111-5 prin / ISSN 7-739 online DOI: 1.97/ji.19.1.1- Konrol Opimal pada Model Economic Order Quaniy Inisiaif Tim Penjualan Abdul Laif Al Fauzi 1*,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari

Lebih terperinci