LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya"

Transkripsi

1 BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan dan merupakan bagian inegral dari proses pengambilan kepuusan adalah dengan menggunakan meode peramalan (forecasing). Oleh karena iu, keepaan dari ramalan ersebu merupakan hal yang sanga pening. Walaupun demikian perlu disadari bahwa suau ramalan adalah eap ramalan, yang selalu ada unsur kesalahannya. Sehingga yang pening diperhaikan adalah usaha unuk memperkecil kemungkinan kesalahannya ersebu. Akhirnya, baik idaknya suau ramalan yang disusun sanga erganung pada orang yang melakukannya, langkahlangkah peramalan yang dilakukannya dan meode yang dipergunakannya. Peramalan merupakan prediksi nilai-nilai sebuah peubah berdasarkan kepada nilai yang dikeahui dari peubah ersebu aau peubah yang berhubungan. Meramal juga dapa didasarkan pada keahlian kepuusan (judgemen), yang pada gilirannya didasarkan pada daa hisoris dan pengalaman (Makridakis e al, 1991, p519). Peramalan adalah ingka perkiraan yang diharapkan unuk suau produk aau beberapa produk dalam periode waku erenu di masa yang akan daang yang dapa diarikan bahwa peramalan adalah suau aksiran yang ilmiah, meskipun akan erdapa sediki kesalahan (Biegel, 1992, p19).

2 18 Peramalan adalah perpaduan anara seni dan ilmu dalam memperkirakan keadaan di masa yang akan daang, dengan cara memproyeksikan daa-daa masa lampau ke masa yang akan daang dengan menggunakan model maemaika maupun perkiraan yang subjekif (Mongomery e al, 1990, p147). Menuru Kamus Besar Bahasa Indonesia, peramalan adalah suau eori dimana kia bisa meliha (menduga) keadaan yang akan erjadi. 3.2 Jenis-jenis Peramalan Menuru Assauri (1984, p3), pada umumnya peramalan dapa dibedakan dari beberapa segi erganung dari cara melihanya. Apabila diliha dari sifa penyusunannya, maka peramalan dapa dibedakan aas dua macam, yaiu: 1. Peramalan yang subjekif, yaiu peramalan yang didasarkan aas perasaan aau inuisi dari orang yang menyusunnya; 2. Peramalan yang objekif, yaiu peramalan yang didasarkan aas daa yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan eknik-eknik dan meode-meode dalam penganalisaan daa ersebu. Di samping iu, jika diliha dari jangka waku ramalan yang disusun, maka peramalan dapa dibedakan aas iga macam, yaiu: 1. Peramalan jangka pendek, peramalan unuk jangka waku kurang dari 3 bulan; 2. Peramalan jangka menengah, peramalan unuk jangka waku anara 3 bulan sampai 3 ahun; 3. Peramalan jangka panjang, peramalan unuk jangka waku lebih dari 3 ahun.

3 19 Berdasarkan sifa ramalan yang elah disusun, maka peramalan dapa dibedakan aas dua macam, yaiu: 1. Peramalan kualiaif, peramalan yang didasarkan aas daa kualiaif pada masa lalu, hasil peramalan yang dibua sanga erganung pada orang yang menyusunnya. Hal ini pening karena hasil peramalan ersebu dienukan berdasarkan pemikiran yang bersifa inuisi, judgemen aau pendapa, dan pengeahuan sera pengalaman dari penyusunnya. 2. Peramalan kuaniaif, peramalan yang didasarkan aas daa kuaniaif pada masa lalu, hasil peramalan yang dibua sanga erganung pada meode yang dipergunakan dalam peramalan ersebu. Peramalan kuaniaif hanya dapa digunakan apabila erdapa iga kondisi sebagai beriku : a. Adanya informasi enang keadaan yang lain; b. Informasi ersebu dapa dikuanifikasikan dalam benuk daa; c. Dapa diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjuan pada masa yang akan daang. 3.3 Langkah-langkah Peramalan Menuru Assauri (1984, p5), kualias aau muu dari hasil ramalan yang disusun, sanga dienukan oleh pelaksanaan penyusunnya. Peramalan yang baik adalah peramalan yang dilakukan dengan mengikui langkah-langkah penyusunan yang baik. Pada dasarnya ada iga langkah peramalan yang pening, yaiu: 1. Menganalisis daa yang lalu, berguna unuk pola yang erjadi pada masa yang lalu. Analisis ini dilakukan dengan cara membua abulasi dari daa yang lalu.

4 20 2. Menenukan meode yang dipergunakan, bahwa meode peramalan yang baik adalah meode yang memberikan hasil ramalan yang idak jauh berbeda dengan kenyaaan yang erjadi. 3. Memproyeksi daa yang lalu dengan menggunakan meode yang dipergunakan, dan memperimbangkan adanya beberapa fakor perubahannya. 3.4 Kegunaan Meode Peramalan Menuru Djauhari (1986, p14), kebuuhan akan meode peramalan yang baik semakin meningka akala semakin diinginkan rendahnya pengaruh fakor keidak pasian. Jadi peramalan berujuan memperkecil resiko akiba suau kepuusan yang diambil. Meode yang dipergunakan sanga besar manfaanya, apabila dikaikan dengan keadaan informasi aau daa yang dipunyai. Apabila dari daa yang lalu dikeahui adanya pola musiman, maka unuk peramalan sau ahun ke depan sebaiknya digunakan meode variasi musim. Sedangkan apabila dari daa yang lalu dikeahui adanya pola hubungan anara variabel-variabel yang saling mempengaruhi, maka sebaiknya dipergunakan meode sebab akiba aau korelasi. Sebagaimana dikeahui bahwa meode merupakan cara berpikir yang sisemais dan pragmais aas pemecahan suau masalah. Dengan dasar ini, maka meode peramalan merupakan cara memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa depan secara sisemais dan pragmais, sehingga meode peramalan sanga berguna unuk dapa memperkirakan secara sisemais dan pragmais aas dasar daa yang relevan pada masa yang lalu, dengan demikian meode peramalan diharapkan dapa memberikan objekivias yang lebih besar.

5 21 Di samping iu, meode peramalan juga memberikan uruan pengerjaan dan pemecahan aas pendekaan suau masalah dalam peramalan, sehingga bila digunakan pendekaan yang sama aas permasalahan dalam suau kegiaan peramalan, maka akan didapa dasar pemikiran dan pemecahan yang sama, karena argumenasinya sama. Selain iu, meode peramalan memberikan cara pengerjaan yang eraur dan erarah, sehingga dengan demikian dapa dimungkinkannya penggunaan eknik-eknik penganalisaan yang lebih maju. Dengan penggunaan eknik-eknik ersebu, maka diharapkan dapa memberikan ingka kepercayaan aau keyakinan yang lebih besar, karena dapa diuji dan dibukikan penyimpangan aau deviasi yang erjadi secara ilmiah. Dapa disimpulkan bahwa meode peramalan sanga berguna, karena akan membanu dalam mengadakan pendekaan analisis erhadap ingkah laku aau pola dari daa yang lalu, sehingga dapa memberikan cara pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang sisemais dan pragmais, sera memberikan ingka keyakinan yang lebih besar aas keepaan hasil peramalan yang dibua aau yang disusun. 3.5 Pemilihan Teknik dan Meode Peramalan Pola aau karakerisik daa mempengaruhi eknik peramalan yang dipilih. Seringkali, pola daa ersebu merupakan karakerisik inheren dari kegiaan yang sedang dielii. Hubungan anar daa dengan jangka waku semakin jelas jika diamai bahwa pola rend adalah merupakan kecenderungan jangka panjang. Sedangkan variasi musiman menunjukkan pola daa yang berulang dalam sau ahun. Teknik regresi cocok unuk hampir semua pola yang dapa diidenifikasi, sedangkan eknik ooregresif lebih epa dierapkan unuk daa dere waku yang mempunyai iik balik (urning poins). Pemilihan eknik peramalan dapa erliha pada Tabel 3.1.

6 22 Dalam mengevaluasi eknik-eknik yang dikaikan dengan pola daa, bisa saja dierapkan lebih dari sau eknik unuk daa yang sama. Misalnya, eknik-eknik erenu mungkin lebih akura dalam memprediksi iik balik, sedangkan lainnya erbuki lebih handal dalam peramalan pola perubahan yang sabil. Dapa juga erjadi beberapa model meramalkan erlalu inggi (overesimae) aau erlalu rendah (underesimae) dalam siuasi erenu. Selain iu, mungkin juga erjadi bahwa prediksi jangka pendek dari suau model lebih baik dari model lain yang memiliki prediksi jangka panjang yang lebih akura. Pemilihan eknik peramalan juga berhubungan dengan ingka akurasi yang diinginkan, walaupun ingka akurasi ersebu diyakinkan sebelum hasil kerja kia dievaluasi secara seksama. Misalnya, dalam banyak siuasi suau perkiraan kasar enang pola rend masa daang mampu memberikan proyeksi-proyeksi yang akura. Unuk memilih eknik peramalan yang epa secara benar, seorang peramal harus mampu unuk: a. Mendefinisikan sifa dari masalah yang akan diramalkan; b. Menjelaskan sifa daa/pola daa yang akan digunakan; c. Menjelaskan kelebihan dan keerbaasan eknik peramalan yang akan digunakan; d. Menenukan beberapa krieria di mana pemilihan kepuusan dapa dibua. Fakor uama yang mempengaruhi pemilihan eknik peramalan adalah idenifikasi dan pemahaman akan pola daa hisoris. Jika pola-pola ersebu dikeahui, maka eknik-eknik yang mampu digunakan secara efekif dipilih. Jenis-jenis pola daa besera eknik peramalan yang sesuai:

7 23 1. Teknik Peramalan unuk Daa yang Sasioner Suau daa dere waku yang bersifa sasioner, merupakan suau serial daa yang nilai raa-raanya idak berubah sepanjang waku seperi yang erliha pada Gambar 3.1. Keadaan seperi iu erjadi jika pola perminaan yang mempengaruhi daa ersebu relaif sabil. Dalam benuknya yang paling sederhana, peramalan suau daa dere waku yang saioner memerlukan daa hisoris dari dere waku ersebu unuk mengesimasi nilai raa-raanya, yang kemudian menjadi peramalan unuk nilai-nilai masa daang. Teknik-eknik yang lebih canggih memberikan hasil esimasi yang diperbaharui (updaing) jika suau informasi baru ersedia. Teknik-eknik ini sanga berguna jika esimasi awal idak dapa dipercaya aau jika sabilias dari nilai raaraa diragukan. Selain iu, eknik-eknik updaing memberikan deraja kepekaan erhadap perubahan dalam srukur yang mendasari daa dere waku ersebu. Teknik-eknik peramalan sasioner digunakan dalam keadaan-keadaan beriku ini: a. Jika kekuaan-kekuaan yang menghasilkan suau daa dere waku elah mensabilkan daa ersebu dan lingkungan daa ersebu berada relaif idak berubah. Misalnya jumlah penjualan suau produk aau jasa dalam ahap kejenuhan dari siklus hidupnya aau jumlah penjualan yang disebabkan oleh suau usaha yang relaif eap. b. Jika suau model yang sanga sederhana yang diperlukan karena keerbaasan daa aau unuk memudahkan penjelasan aau implemenasi. Misalnya keika suau perusahaan aau organisasi baru berkembang dan memiliki daa hisoris yang sanga sediki.

8 24 c. Jika sabilias dapa diperoleh dengan membua koreksi sederhana erhadap fakor-fakor seperi perumbuhan penduduk aau inflasi. Misalnya perubahan pendapaan menjadi pendapaan perkapia. d. Jika suau daa dere waku dapa diransformasikan menjadi suau dere waku yang sabil. Misalnya penransformasian suau serial daa dengan melogarimakannya, akar, aau selisih. e. Jika daa dere waku ersebu merupakan sehimpunan kesalahan dari suau eknik peramalan yang dianggap memadai. Beberapa eknik yang sebaiknya diperimbangkan keika meramalkan daa dere waku yang sasioner adalah model sederhana, Meode raa-raa sederhana, raa-raa bergerak (moving average), pemulusan eksponensial sederhana (exponenial smoohing), dan Meode Box-Jenkins. Y Waku/ periode Gambar 3.1 Pola Daa Saioner

9 25 2. Teknik Peramalan unuk Daa Trend Suau daa dere waku yang bersifa rend didefinisikan sebagai suau dere yang mengandung komponen jangka panjang yang menunjukan perumbuhan aau penurunan dalam daa ersebu sepanjang suau periode waku jangka panjang seperi yang erliha pada Gambar 3.2. Dengan kaa lain, suau daa dere waku dikaakan mempunyai rend jika nilai harapannya berubah sepanjang waku sehingga daa ersebu diharapkan unuk menaik aau menurun selama periode di mana peramalan diinginkan. Biasanya daa dere waku ekonomis mengandung suau rend. Teknik-eknik peramalan unuk daa yang mengandung rend digunakan dalam keadaan beriku ini: a. Jika kenaikan produkivias dan eknologi baru cenderung mengubah gaya hidup. Misalnya perminaan akan komponen-komponen elekronik akan meningka dengan semakin berkembanganya indusri kompuer, aau perminaan erhadap jasa kerea api menurun dengan semakin berkembangnya eknologi jasa angkuan udara. b. Jika perumbuhan penduduk meningka perminaan akan barang dan jasa. Misalnya penerimaan dari barang-barang konsumsi, perminaan akan konsumsi energi, dan penggunaan bahan baku. c. Jika daya beli rupiah mempengaruhi variabel-variabel ekonomi karena erjadi inflasi. Misalnya gaji, biaya produksi, dan penggunaan bahan baku. d. Jika penerimaan pasar meningka. Misalnya periode perumbuhan sau siklus hidup dari suau produk. Teknik-eknik peramalan yang digunakan unuk peramalan daa dere waku yang mengandung rend ini adalah raa-raa bergerak linear, pemulusan eksponensial

10 26 linear dari Brown, pemulusan ekponensial dari Hol, pemulusan ekponensial kuadra dari Brown, regresi sederhana, model Gomperz, kurva perumbuhan, model-model eksponensial. Y Waku/ periode Gambar 3.2 Pola Daa Trend 3. Teknik Peramalan unuk Daa Musiman Suau daa dere waku yang bersifa musiman didefinisikan sebagai suau daa dere waku yang mempunyai pola perubahan yang berulang secara ahunan seperi yang erliha pada Gambar 3.3. Mengembangkan suau eknik peramalan musiman biasanya memerlukan pemilihan meode perkalian dan perambahan dan kemudian mengesimasi indeks musiman dari daa ersebu. Indeks ini kemudian digunakan unuk memasukkan sifa musiman dari peramalan aau unuk menghilangkan pengaruh seperi iu dari nilai-nilai yang diobservasi.

11 Teknik-eknik peramalan unuk daa musiman digunakan dalam keadaan beriku 27 ini: a. Jika cuaca mempengaruhi variabel yang dielii, misalnya: konsumsi lisrik, kegiaan musim kemarau dan musim hujan, pakaian, dan musim anam peranian. b. Jika kalender ahunan mempengaruhi varibel yang dielii. Misalnya penjualan eceran dipengaruhi oleh musim liburan, kalender sekolah, dan hari-hari besar lainnya. Teknik-eknik yang sebaiknya diperhaikan keika meramalkan daa dere waku yang bersifa musiman adalah meode Dekomposisi klasik, Cencus II, exponenial smoohing dari Winer, regresi berganda dere waku, dan meode Box-Jenkins. Y Waku/ periode Gambar 3.3 Pola Daa Musiman

12 28 4. Teknik Peramalan unuk Daa yang Bersifa Siklis Pengaruh siklis didefinisikan sebagai flukuasi seperi gelombang di sekiar garis rend. Pola siklis cenderung unuk berulang seiap dua, iga ahun aau lebih. Pola siklis suli unuk dibua modelnya karena polanya idak sabil seperi yang erliha pada Gambar 3.4. Turun naiknya flukuasi di sekiar rend jarang sekali berulang pada inerval waku yang eap, dan besarnya flukuasi juga selalu berubah. Meode dekomposisi bisa diperluas unuk menganalisis daa siklis, maka penganalisaan komponen siklis dari suau daa dere waku seringkali memerlukan emuan ak sengaja aau indikaor-indikaor ekonomi. Teknik-eknik peramalan unuk daa siklis digunakan dalam keadaan beriku ini: a. Jika siklus dunia usaha mempengaruhi variabel yang dielii. Misalnya fakor perekonomian, pasar, dan persaingan. b. Jika erjadi pergeseran selera. Misalnya fashion, musik, dan makanan. c. Jika erjadi perubahan jumlah penduduk. Misalnya perang, kelaparan, epidemi,dan bencana alam. d. Jika erjadi perubahan siklus hidup suau produk. Misalnya pengenalan, perumbuhan, kemaangan, kejenuhan pasar, dan kemudian penurunan. Teknik-eknik yang sebaiknya diperhaian keika meramalkan daa dere waku yang bersifa siklis adalah meode Dekomposisi klasik, indikaor-indikaor ekonomi, model-model ekonomerik, regresi berganda, dan meode Box-Jenkins.

13 29 Y Waku/ periode Gambar 3.4 Pola Daa Siklis

14 30 Tabel 3.1 Tabel Pemilihan Teknik Peramalan Meode Pola Daa Jangka Waku Model Jumlah Daa Minimum Sederhana Sasioner Pendek Time Series 1 Musiman Trend Raa-raa sederhana Sasioner Pendek Time Series 30 Raa-raa bergerak Sasioner Pendek Time Series 4-20 Exponenial Sasioner Pendek Time Series 2 Smoohing Pemulusan Sasioner Pendek Time Series 2 eksponensial ingka respon yang adapif (ARRSES) Trend Siklis Musiman Regresi sederhana Trend Menengah Kausal 10 Regresi berganda Musiman Menengah Kausal 10 * variabel (Regresi Ridge) Siklis Dekomposisi klasik Musiman Pendek Time Series 5*panjang musiman Model Trend Trend Menengah Time Series 10 Eksponensial Box-Jenkins Sasioner Trend Siklis Musiman Panjang Pendek Time Series 24 Model Ekonomeri Siklis Pendek Kausal 30 Regresi Berganda Trend Menengah Kausal Dere Waku Musiman Panjang 6*panjang musiman 3.6 Meode Single Exponensial Smoohing Meode Single Exponensial Smoohing (SES) adalah eknik yang bisa digunakan unuk menghaluskan dere waku, dan dengan SES bisa didapakan penampakan aau impresi pada pergerakan jangka panjang secara keseluruhan dalam daa. SES bisa digunakan unuk mendapakan peramalan jangka pendek (sau aau dua periode di masa depan) unuk sebuah dere waku. Hal ersebu merupakan kelebihan dari SES. SES

15 31 hanya membuuhkan dua iik aau dua buir daa guna meramalkan nilai yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Rumus dasar unuk SES adalah : F X F = α + (1 (3.1) + 1 α) Perlu diperhaikan pula disini bahwa ujuan dari meode peramalan ini adalah sama dengan meode-meode peramalan yang lain, yaiu meminimalkan kuadra engah gala (mean square error). Dari persamaan (3.1) dapa disusun kembali dengan salah sau cara sebagai beriku : F F X = α + ( 1 α) + 1 F = F + α ( X F ) 1 (3.2) + Disederhanakan menjadi : F = + α( e ) (3.3) + 1 F Dimana : F +1 = ramalan unuk periode yang berikunya, +1. X = nilai observasi/sebenarnya dari variabel iu pada periode. F = ramalan pada saa. α = parameer opimal / imbangan unuk nilai ramalan unuk observasi pada periode ersebu, nilainya berkisar dianar nol dan sau. e = kesalahan ramalan unuk periode, yaiu nilai yang sebelumnya erjadi dikurangi dengan nilai ramalan.

16 32 Dari persamaan (3.3), dapa diliha bahwa penyusunan ramalan dengan Meode SES adalah lebih sederhana, karena ramalan yang disusun didasarkan nilai ramalan sebelumnya diambah dengan suau ingka penyesuaian aas kesalahan yang elah erjadi dalam ramalan sebelumnya. Bila α mempunyai nilai yang mendekai sau, maka nilai ramalan yang baru akan memperhiungkan suau penyelesaian yang menyeluruh aas kesalahan dalam ramalan yang lalu. Sebaliknya, bila α mempunyai nilai yang mendekai nol, maka nilai ramalan yang baru akan memperhiungkan suau penyesuaian yang sanga kecil aas kesalahan ramalan yang lalu. Jadi pengaruh besar aau kecilnya α dapa dianalogkan dengan pengaruh dari memasukkan aau memperhiungkan besar aau kecilnya ingka penyesuaian dari kesalahan ramalan yang berlaku. Persamaan (3.1) adalah benuk umum yang digunakan dalam penyusunan suau ramalan dengan meode SES. Meode ini mempunyai kebaikan secara nyaa dengan mengurangi masalah penyimpanan daa, karena idak dibuuhkan lebih lama menyimpan seluruh daa hisoris. Dalam meode ini hanyalah daa observasi yang paling muahir dan nilai ramalan yang erakhir, sera suau nilai dari α yang harus disimpan. Ada beberapa masalah dalam penggunaan meode SES salah sau masalah ersebu adalah dalam usaha unuk mendapakan besarnya nilai α. Nilai ini dapa diharapkan memperkecil (meminimumkan) kuadra engah gala aau mean square error (MSE). Masalahnya idak semudah seperi raa-raa, karena raa-raa menghasilkan minimalisasi pada saa raa-raa dari sejumlah angka yang erdapa dihiung. Sedangkan pada meode exponenial smoohing, minimum MSE dienukan dengan cara coba-coba. Nilai α dienukan dan digunakan, lalu MSE dihiung, dan kemudian nilai α yang lain dicoba; seelah iu MSE yang diperoleh diperbandingkan unuk mendapakan besarnya nilai α yang memberikan MSE yang minimum.

17 33 Tabel 3.2 Conoh Peramalan Pemakaian Lisrik di Daerah X, Dengan Menggunakan Meode SES Bulan Periode / waku Nilai observasi Nilai Ramalan Dengan Exponenial Smoohing α = 0.1 α = 0.5 α = 0.9 Januari Febuari Mare April Mei Juni Juli Agusus Sepember Okober November Desember Cara perhiungannya bila α = 0.1 F = α X + ( 1 α) 3 2 F2 = 0.1 (160.0) (250.0) = Sama halnya dengan menggunakan α = 0.9, memberikan hasil ramalan periode ke-3 adalah : F 3 = 0.9 (160.0) (250.0) = Perlu diperhaikan dalam penggunaan Meode SES ini, seperi yang erliha pada Tabel 3.2, jika pada periode perama dari peramalan idak ersedia aau idak erdapa hasil aau nilai ramalan pada periode sebelumnya maka digunakan nilai observasi perama sebagai ramalan perama.

18 Meode Adapive Response Rae Single Exponenial Smoohing Meode Adapive Response rae singel exponenial smoohing (ARRSES) aau dengan kaa lain pemulusan eksponensial unggal dengan ingka respons adapif adalah penggambaran yang diberikan unuk meode yang dapa menyesuaikan sendiri pola dari daa yang ada. Dasar dari meode ini adalah penggunaan bobo α dalam eknik erenu unuk menyesuaikan sendiri daa baru yang berlaku. Nilai α akan berubah secara oomais bilamana erdapa perubahan dalam pola daa dasar. Sebagai conoh dapa diliha beberapa kasus pada Gambar 3.1 sampai dengan Gambar 3.4. Teknik-eknik ARRSES khususnya sanga pening bila variabel idak sais (nonsaionary) yang mencakup rend, musiman, siklus dan perubahan daa yang sanga cepa erpengaruh aas perubahan dalam daa. Meode peramalan SES memerlukan spesifikasi nilai α. ARRSES memiliki kelebihan yang nyaa aas SES dalam hal nilai α yang dapa berubah secara erkendali, dengan adanya perubahan dalam pola daanya, karakerisik ini ampaknya menarik bilamana beberapa raus aau bahkan ribuan iem perlu diramalkan. Keunungan uama dari ARRSES erdapa bila dere waku yang diinvesigasi bercorak jelas, sedangkan meode peramalan lainnya bereaksi sanga lamba erhadap perubahan-perubahan nilai dari daa. Selanjunya eknik ini dapa menangani bermacammacam pola, dan oleh karena iu idak erbaas penggunaannya. Sebagian dari keepaan peramalan dapa diperoleh, karena peramalan adapasi mudah diimplemenasikan dengan fasilias perhiungan erenu. Oleh karena iu eknik-eknik ARRSES erus meningka penggunaannya selama beberapa ahun erakhir.

19 35 Ada beberapa meode yang menggunakan proses ARRSES anara lain : Meode Box Jenkins, Meode Thamara, Meode Trigg and Leach dan Meode Chow. Meode Trigg and Leach dan Meode Chow yang akan dibahas dalam makalah ini. Persamaan dasar unuk peramalan dengan Meode ARRSES adalah serupa dengan persamaan (3.1) kecuali bahwa nilai α digani dengan α. F X F = α + ( 1 α 1 ) (3.4) + dimana : E α + 1 = (3.5) M E = βe + (1 β) E (3.6) 1 M = β e + (1 - β) M (3.7) 1 e = X F (3.8) Dimana : E = kesalahan exponenial smoohing M = mean absolue deviaion yang dirapikan secara exponenial α dan β merupakan parameer opimal yang bernilai anara 0 dan 1. β merupakan α awal. Persamaan (3.5) menunjukkan bahwa nilai α yang dipakai unuk persamaan periode (+1) dieapkan sebagai nilai absolu dari rasio anara unsur gala yang dihaluskan (E ) dan unsur gala absolu yang dihaluskan (M ). Dua unsur yang elah dihaluskan ini diperoleh dengan menggunakan SES seperi diunjukkan persamaan (3.6) dan (3.7).

20 36 Inisialisasi proses ARRSES sediki lebih rumi daripada SES. ARRSES seringkali erlalu responsif erhadap perubahan dalam pola daa. Sebagai conoh, unuk pengiriman ala pembuka kaleng lisrik, jika kia melakukan inisialisasi sebagai beriku : F 2 = X 1 α 1 = α 2 = α 3 =0.2 M 1 = E 1 =0 Maka ramalan yang menggunakan meode ARRSES adalah seperi diunjukkan pada Tabel 3.3. Sebagai conoh, ramalan unuk perode 10 adalah: F = α 9 X + ( 1 α ) F 9 = (220) (187.3) = Begiu nilai yang sebenarnya unuk periode 10 dikeahui, α dapa diremajakan dan dipakai unuk perhiungan periode selanjunya. Hal ini membawa ke perhiungan M 10, E 10, dan e 10 sebagai beriku : e 10 = = 75.9 E 10 = 0.2 (75.9) (-10.3) = 7 M 10 = 0.2 (75.9) (45) = 51.1 α 7 11 = 5 = Dengan cara yang serupa, ramalan unuk periode 11 adalah : F = α 10 X + ( 1 α ) F 10

21 37 = (277.5) (201.6) = Tabel 3.3 Peramalan Pengiriman Ala Pembuka Kaleng Lisrik Dengan Periode Menggunakan Meode ARRSES Nilai Pengamaan (Pengiriman) (X) Ramalan (F) Gala (e ) Gala Pemulusan (E ) Gala Absolu Pemulusan (M ) Nilai α Akhirnya, ramalan unuk periode 12 dapa dihiung dengan menggunakan persamaan (3.4). F = α 11 X + ( 1 α ) F 11 = 0.13 (235) (218.9) = 221.1

22 38 Perhaikan bahwa nilai α berflukuasi cukup nyaa dan jika digunakan prosedur inisialisasi yang lain, akan dihasilkan derean nilai α yang lain. Salah sau cara unuk mengendalikan perubahan α adalah dengan mengubah nilai β. Dapa disimpulkan, meode ARRSES merupakan meode SES dengan suau perbedaan, yaiu nilai α secara sisemais dan oomais berubah dari periode ke periode unuk menghiungkan adanya perubahan dalam srukur daa. Meode ini dapa bermanfaa unuk sisem peramalan yang melibakan sejumlah besar iem, eapi perlu hai-hai dalam mengevaluasi adanya flukuasi α dan mungkin mengekang perubahan ini dengan beberapa pengendalian. Salah sau cara unuk melakukan hal ini adalah menenukan baas aas berapa banyak α diizinkan berubah dari sau periode ke periode selanjunya. Sebagai conoh perubahan maksimum yang diizinkan dieapkan 0.3 aau 0.5 aau nilai yang lain Meode Trigg and Leach Meode ini mendasarkan pada ARRSES. Meode Trigg and Leach didasarkan aas persamaan yang sanga mirip dengan persamaan unuk menghiung α r dalam pendekaan ARRSES. Persamaan unuk Meode Trigg and Leach adalah : F X F = S + (1 - S 1 ) (3.9) + dimana : E S = (3.10) M E = αe + (1 α) E (3.11) 1 M = α e + (1 - α) M (3.12) 1 e = X F (3.13)

23 39 Dalam meode ini digunakan nilai dari anda Trigg aau racking signal pada periode, yang diberi noasi S. S sebagai ala unuk memanau error peramalan dan menenukan kapan error idak bersifa random lagi. Nilai S ini berubah mengikui perubahan aau prilaku daa. Khususnya S membesar bila variabel menjadi sanga berflukuasi dan mengecil bila daanya lebih sabil. Karakerisik uama dari Meode Trigg and Leach ini adalah bila digunakan secara ruin dalam meramalkan sesuau, maka meode ini dapa menunjukkan kapan erjadinya suau error. Bila meode ini digunakan unuk sisem peramalan yang melibakan sejumlah besar iem akan sanga mengunungkan, karena perhiungan dari persamaan Trigg and Leach mudah dilakukan dengan hanya iga nilai yang disimpan. Meode Trigg dan Leach memberikan suau model yang sanga bereaksi erhadap perubahan yang iba-iba dan menunjukkan perbaikan yang dapa diperimbangkan aas exponenial smoohing Meode Chow Filosofi Meode Chow mirip dengan ARRSES yang dijelaskan pada bagian depan. Walaupun demikian, cara menyesuaikan α r dalam meode chow sama sekali idak serupa dengan ARRSES dalam persamaan (3.4). Persamaan yang digunakan dalam Meode Chow adalah hampir seperi persamaan (3.1). Perbedaannya adalah α menjadi α r dimana α r adalah α awal, α Kedua, dan α Keiga. Persamaan unuk Meode Chow yaiu:

24 F X F = α + ( 1 α 1 ) (3.14) + α = α 0.05 (3.15) kedua awal α = α 0.05 (3.16) keiga awal + = awal, kedua, dan keiga. Meode ini memasukkan iga persamaan yang berbeda dengan hanya memiliki suau konsana smoohing α r yang berbeda disesuaikan dengan riap (incremen) yang kecil (biasanya 0.05) unuk meminimumkan error. Keiga nilai ersebu adalah nilai normal dari α, suau nilai yang lebih inggi dari α dan suau nilai yang lebih rendah dari α, misalnya, α perama dienukan adalah 0.10, maka α selanjunya adalah 0.05 dan Ramalan akan dapa dihasilkan unuk keiga konsana ersebu. Seelah salah sau konsana yang lebih rendah aau yang lebih inggi memberikan hasil ramalan yang erbaik (mempunyai MSE erkecil) konsana ersebu menjadi suau konsana normal yang baru. Pada ahap ini konsana baru yang rendah aau yang inggi harus diperoleh. Jika suau konsana normal yang baru adalah 0.15, maka suau konsana yang lebih inggi dan lebih rendah dapa dienukan menjadi 0.20 dan Dan keiga konsana ersebu digunakan seperi sebelumnya. Dalam pengujian secara empiris, model Chow memberikan hasil yang lebih baik dari apa yang dihasilkan oleh exponenial smoohing. Walaupun demikian perlu diinga, bahwa meode ini merupakan meode kasar aau masih sederhana, dan menimbulkan biaya-biaya perhiungan yang cukup besar bila sejumlah daa cukup ersedia. 40

25 Parameer Opimal dan Kepuusan Opimal Parameer opimal (weigh value / α) akhir aau bobo adalah nilai-nilai yang memberikan performance erbaik unuk suau model erenu yang dierapkan pada sekelompok daa erenu. Iulah parameer opimal yang kemudian dipakai dalam peramalan (Makrikadis e al, 1991, p525). Dalam analisis eori pengambilan kepuusan, kepuusan opimal (opimal decison) adalah suau kepuusan unuk memilih suau indakan yang memaksimumkan ujuan dari pembua kepuusan (Mendenhall e al, 1998,p ). 3.9 Ukuran Keepaan Ramalan Dalam semua siuasi peramalan mengandung deraja keidakpasian, kia mengenali faka ini dengan memasukkan unsur kesalahan (error) dalam perumusan sebuah peramalan dere waku. Sumber penyimpangan dalam peramalan bukan hanya disebabkan oleh unsur error, eapi keidakmampuan suau model peramalan mengenali unsur yang lain dalam dere daa yang mempengaruhi besarnya penyimpangan dalam peramalan. Jadi, besarnya penyimpangan hasil ramalan bisa disebabkan oleh besarnya fakor yang idak diduga (ouliers) dimana idak ada meode peramalan mampu menghasilkan peramalan yang akura, aau bisa juga disebabkan meode peramalan yang digunakan idak dapa memprediksi dengan epa komponen rend, komponen musiman dan komponen siklus yang mungkin erdapa dalam dere daa yang berari meode yang digunakan idak epa (Bowerman dan O Connell, 1987, p12).

26 42 Ukuran keepaan yang sering digunakan unuk mengeahui keepaan suau model peramalan dalam memodelkan daa dere waku yaiu nilai MAPE (Mean Absolu Percenage Error), MSE (Mean Squared Error) dan MAE (Mean Absolue Error). MAPE merupakan ukuran keepaan relaif yang digunakan unuk mengeahui persenase penyimpangan hasil ramalan, dengan persamaan sebagai beriku: MAPE n e / X = * 100% (3.17) = 1 n MAE menyaakan penyimpangan ramalan dalam uni yang sama pada daa, dengan meraa-raakan nilai absolu error (penyimpangan) seluruh hasil ramalan. Nilai absolu berguna unuk menghindari nilai penyimpangan posiif dan negaif saling meniadakan. Persamaannya adalah sebagai beriku: MAE n e = (3.18) = 1 n Cara lain unuk menghindari nilai penyimpangan posiif dan penyimpangan negaif saling meniadakan adalah dengan mengkuadrakan nilai kesalahan ersebu. MSE merupakan penyimpangan ramalan dengan meraa-raakan kuadra error (penyimpangan semua ramalan). Persamaannya adalah sebagai beriku: MSE n 2 e = (3.19) = 1 n Dimana : e = X F X = nilai akual periode F = nilai ramalan periode n = jumlah periode ramalan

27 43 Unuk menjelaskan perbedaan anara MAPE, MAE, dan MSE, dapa diliha conoh perbandingan ukuran keepaan ramalan dalam dua meode peramalan yang berbeda pada Tabel 3.4 dibawah ini: Tabel 3.4 Perbandingan Anara MAPE, MAE, dan MSE Dengan Peramalan Meode A dan Meode B Peramalan meode A Peramalan meode B Acual Prediced Error MAE MSE MAPE Mean Mean Peramalan dengan meode A maupun meode B menghasilkan nilai MSE yang lebih besar dibandingkan nilai MAE dan nilai MAPE karena pada MSE menggunakan penambahan pangka nilai gala error. Berdasarkan perimbangan di aas dimana mean MSE berbeda jauh dianara mean keepaan ramalan lainnya, maka unuk perhiungan ukuran keepaan ramalan Meode Trigg and Leach dan Meode Chow akan menggunakan MSE unuk menenukan dianara kedua meode ersebu mana yang lebih akura dalam meramalkan USD erhadap Rupiah R-Language R-Languge adalah sisem open source. R-Languge perama kali dikembangkan pada ahun 1980-an oleh Rick Becker, John Chambers dan Allan Wilks di laboorium AT&T Bell. R-Languge adalah suau sisem unuk kompuasi secara saisik dan grafik.

28 44 Seperi halnya pada bahasa programming lainya, R- Languge dapa digunakan pada grafik ingka inggi, inerface dengan bahasa lain dan fasilias unuk mencari kesalahan (debug). Sinak unuk R-Language menggunakan sinak bahasa C. Dalam R-Language diijinkan compuing on he language, yang arinya dapa menulis fungsi-fungsi secara manual dan dapa diekspresikan sebagai inpu, yang sanga berguna unuk model-model saisika dan grafik. Sehingga pemakai bisa mengkodekan sendiri fungsi-fungsi yang dibua, menginga beberapa pengguna lebih suka menulis sendiri fungsi yang akan dipakai. R-Language merupakan gabungan dari fasilias sofware unuk memanipulasi daa, menghiung daa dan unuk menampilkan grafik-grafik. Beberapa kelebihan dari R- Language anara lain : a. R-Language sanga efekif dalam pengauran daa dan fasilias penyimpanan; b. Kumpulan dari operaor-operaor unuk mengkalkulasi pada array dan parikular mariks; c. Tools Collecion yang bisa digunakan unuk analisis daa; d. Penyediaan fasilias secara grafik unuk menganalisis daa dan menampilkannya di layar aaupun secara hardcopy; e. Mudah dikembangkan, sederhana dan merupakan bahasa programming yang efekif yang melipui. condiionals, loops, user-defined recursive funcions dan menyediakan fasilias inpu dan oupu.

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI 5 Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Menuru Sofjan Assauri (1984, p1), kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang, kia kenal dengan apa yang disebu peramalan (forecasing).

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB IX TEKNIK PERAMALAN

BAB IX TEKNIK PERAMALAN Peramalan 93 BAB IX TEKNIK PERAMALAN Kepuusan persediaan yang dihasilkan dari pembelian cenderung bersifa jangka pendek dan hanya unuk produk yang khas. Peramalan yang mengarah pada kepuusan ini harus

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kapasias Produksi Kapasias adalah kemampuan pembaas dari uni produksi (enaga kerja, mesin, uni sasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan organisasi produksi) unuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suau kegiaan dalam memperkirakan aau kegiaan ang melipui pembuaan perencanaan di masa ang akan daang dengan menggunakan daa masa lalu dan daa masa

Lebih terperinci

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti PROYEKSI BISNIS Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakulas Ekonomi Universias Wiyana Muki PENDAHULUAN Teknik Proyeksi Bisnis merupakan suau cara/pendekaan u menenukan ramalan (perkiraan) mengenai sesuau di masa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sisem Aplikasi Menuru Jogiano (2004), sisem berasal dari bahasa lain Sysema dan bahasa Yunani Susema yang berari sau kesauan yang aas komponen aau elemen-elemen yang dihubungkan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pea Proses Operasi Pea Proses Operasi merupakan suau diagram yang menggambarkan langkahlangkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai uru-uruan operasi dam pemeriksaan. Sejak

Lebih terperinci

Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped

Pemulusan Eksponensial dengan Metode Holt Winter Additive Damped Pemulusan Eksponensial dengan Meode Hol Winer Addiive Damped Hurul in 1),Dr. Erna Tri Herdiani, M.Si 2), Andi Kresna Jaya, S.Si., M.Si 3) Program Sudi Saisika Jurusan Maemaika FMIPA Unhas Jln. Perinis

Lebih terperinci

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series

Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING. Peramalan Data Time Series Minggu 4 RATA-RATA BERGERAK DAN EXPONENTIAL SMOOTHING Bab ini memperkenalkan model berlaku unuk daa ime series dengan musiman, ren, aau keduana komponen musiman dan ren dan daa sasioner. Meode peramalan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah serangkaian kegiaan yang membua barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Kegiaan membua barang dan jasa erjadi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap US Dollar sangat fluktuatif dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap US Dollar sangat fluktuatif dalam dua BAB I PENDAHULUAN. Laar Belakang Masalah Nilai ukar maa uang rupiah erhadap US Dollar sanga flukuaif dalam dua belas ahun erakhir ini, dan puncaknya adalah saa erjadi krisis moneer pada ahun 998. Keidaksabilan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Studi Kasus : Home Industry Arwana Food Tembilahan)

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Studi Kasus : Home Industry Arwana Food Tembilahan) ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KERIPIK PISANG KEMASAN BUNGKUS (Sudi Kasus : Home Indusry Arwana Food Tembilahan) Sii Wardah *), Iskandar Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer, Universias

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA Lies Sunarminyasui 1, Salman Alfarisi 2, Firia Sari Hasanusi 3 1,2,3 Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2. Pengerian Peramalan Di dalam melakukan suau kegiaan dan analisis usaha aau produksi di bidang manufakur aau perekonomian, suau peramalan aau yang lebih kia kenal dengan forecasing

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis di bidang ekonomi, sosial dan sebagainya, diperlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing

Keywords: Forecasting, Exponential Smoothing RANCANG BANGUN SISTEM PERAMALAN PERMINTAAN BARANG PADA CV. KONVEKSI JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Kuncono 1) 1) S1/ Jurusan Sisem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informaika &

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Teknik Indusri Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini berisi teori dasar yang dipakai dalam melakukan perancangan program

BAB 2 LANDASAN TEORI. Bab ini berisi teori dasar yang dipakai dalam melakukan perancangan program 8 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini berisi eori dasar yang dipakai dalam melakukan perancangan program sera unuk membua aplikasi peramalan persediaan barang dengan Hol-Winers guna opimasi pendisribusian barang

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Peramalan 3.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan kemampuan dan keerampilan unuk memperkirakan kejadian-kejadian di masa akan daang (Heizer, 1991, p138). Menuru

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Tinjauan Pusaka 2.. Peramalan 2... Pengerian Peramalan Peramalan adalah suau langkah kerja dalam perencanaan unuk mengeahui aau memperkirakan sesuau yang akan erjadi di masa yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER Moh Afwan 1) S1 / Jurusan Sisem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Kompuer & Teknik Kompuer Surabaya, email

Lebih terperinci