MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI"

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma Aliran Kas (Cash Flow). Ö Prakikan dapa menganalisis kelayakan invesasi berdasarkan Cash Flow, Payback Period, Inernal Rae of Reurn, Ne Presen Value, Annual Equivalen, Break Even Poin, dll Dasar Teori A. Pengerian Invesasi Invesasi merupakan pengorbanan aau pengeluaran unuk suau harapan di masa yang akan daang. Ada dua fakor yang erliba dalam suau invesasi, yaiu waku dan resiko. Pada jenis invesasi erenu fakor waku lebih berperan, semenara pada jenis invesasi yang lain fakor resiko lebih dominan. Secara umum invesasi dapa dibedakan menjadi dua, yaiu invesasi finansial dan invesasi nyaa. Apabila seseorang melakukan invesasi dengan menyimpan uang aau sumber daya yang dimilikinya dalam benuk-benuk insrumen keuangan seperi saham, obligasi, dan yang lainnya maka ia Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis

2 melakukan invesasi finansial. Sedangkan invesasi nyaa diwujudkan dalam benda-benda (ase) nyaa seperi pabrik, peralaan produksi, anah, dan sebagainya. B. Proses Pengambilan Kepuusan Pada Ekonomi Teknik Analisis Kelayakan Invesasi (AKI) sanga pening dan harus dilakukan dalam melakukan pengembangan aau pun pendirian usaha baru. Hal ini dilakukan unuk meliha apakah sebuah invesasi mengunungkan secara finansial aau jusru merugikan. Selain iu, Analisis Kelayakan Invesasi merupakan fakor penenu bagi invesor unuk menanamkan modal usaha bagi sua perusahaan. Pengambilan kepuusan pada ekonomi eknik hampir selalu berkaian dengan penenuan yang erbaik dari alernaif-alernaif yang ersedia. Proses pengambilan kepuusan ini erjadi karena : ) Biasanya seiap invesasi aau proyek bisa dikerjakan dengan lebih dari sau cara sehingga harus ada proses pemilihan. 2) Sumber daya yang ersedia unuk melakukan suau invesasi selalu erbaas sehingga idak semua alernaif bisa dikerjakan, namun harus dipilih yang paling mengunungkan. Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 2

3 Prosedur pengambilan kepuusan pada permasalahan ekonomi eknik : Penenuan alernaifalernaif yang layak Menenukan horizon perencanaan Mengesimasikan aliran kas Meneapkan MARR Membandingkan alernaifalernaif invesasi Melakukan analisa pelengkap Memilih alernaif erbaik Gambar 3. Prosedur pengambilan kepuusan pada permasalahan ekonomi eknik Sumber : I Nyoman P., 2 ) Mendefinisikan Alernaif Invesasi Fase yang paling awal dalam proses pengambilan kepuusan invesasi adalah mendefinisikan alernaif-alernaif invesasi yang layak diperimbangkan dalam analisa. Fase ini sanga menenukan apakah proses pengambilan kepuusan akan bisa digiring ke arah yang opimal aau idak. Menenukan alernaif invesasi adalah fase yang sanga eknis. Pekerjaan ini hanya bisa dilakukan dengan baik oleh mereka yang mengeahui Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 3

4 permasalahan-permasalahan eknis pada bidang invesasi yang direncanakan. Dalam perencanaan pengadaan mesin-mesin pengolahan limbah misalnya, penenuan alernaif-alernaifnya hanya bisa dilakukan dengan baik oleh mereka yang memahami seluk-beluk limbah, pencemaran lingkungan, eknis dari aspek mekanis sebuah mesin, dan sebagainya. Tenu saja seringkali akan kesulian unuk mendapakan orang yang mengeri semua permasalahan ersebu sekaligus. Oleh karenanya fase ini seringkali harus dikerjakan oleh im yang muli disiplin sehingga kepuusan layak idaknya sebuah alernaif unuk diperimbangkan akan bisa dilakukan dalam berbagai segi. Ada empa jenis alernaif erkai dengan proses penenuan alernaif, yaiu : a. Independen Sejumlah alernaif dikaakan independen apabila pemilihan aau penolakan sau alernaif idak akan mempengaruhi apakah alernaif lain dierima aau diolak. b. Muually Exclusive Sejumlah alernaif dikaakan bersifa muually exclusive apabila pemilihan sau alernaif mengakibakan penolakan alernaif-alernaif yang lain. Jadi pada alernaif ini hanya akan dipilih sau alernaif (enunya yang dianggap erbaik menuru krieria yang dienukan). c. Coningen Suau alernaif dikaakan coningen (erganung aau condiional) apabila pemilihan suau alernaif erganung pada sau aau lebih alernaif yang menjadi prasyara. Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 4

5 d. Do Nohing Alernaif ini berari idak mengerjakan sesuau. Hal ini mengakibakan idak ada biaya yang dikeluarkan bila memilih unuk idak mengerjakan sesuau. Namun dalam kenyaaannya, alernaif ini harus benar-benar diperimbangkan secara cerma karena walaupun idak erliha secara eksplisi, ongkos kesempaan eap akan erjadi. Dalam periode erenu, alernaif ini mungkin akan berakiba kehilangan pangsa pasar karena perusahaan akan eap menyajikan produk-produk yang keinggalan jaman akiba dari memilih alernaif do nohing dan menolak melakukan inovasi produk dan proses. 2) Menenukan Horizon Perencanaan Horizon perencanaan adalah suau periode dimana analisis-analisis ekonomi eknik akan dilakukan. Secara umum dapa dikaakan bahwa aliran kas sebelum dan sesudah horizon perencanaan ini idak diperhiungkan, kecuali jika aliran kas ersebu mempengaruhi aliran kas pada horizon perencanaan. Adalah pening unuk membedakan anara panjangnya horizon perencanaan dengan umur eknis suau peralaan aau invesasi dan umur depresiasinya. Umur eknis adalah periode waku akual dimana suau ala masih bisa digunakan secara ekonomis, sedangkan umur depresiasi adalah waku dimana ase aau ala boleh didepresiasi. Horizon perencanaan mungkin idak dipengaruhi oleh kedua jenis umur diaas. Horizon perencanaan hanyalah semaa-maa bingkai waku yang digunakan unuk membandingkan Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 5

6 alernaif-alernaif dan semesinya secara realisis menunjukkan periode waku yang bisa memberikan esimasi aliran kas yang cukup akura. 3) Mengesimasikan Aliran Kas Seelah sejumlah alernaif dipilih dan horizon perencanaan dieapkan maka esimasi aliran kas akan bisa dibua. Esimasi aliran kas harus senaiasa dibua dengan perimbangan prediksi kondisi masa mendaang disamping juga memperhaikan kecenderungan-kecenderungan yang digambarkan oleh daadaa masa lalu. Penyajian aliran kas dapa diampilkan dalam benuk abel aaupun diagram. Pada penyajian diagram, aliran negaif (keluar) digambarkan ke arah bawah, sedangkan aliran posiif (masuk) dengan panah keaas aau dapa juga sebaliknya. Pengeluaran dan penerimaan pada suau proyek erjadi pada kurun waku yang panjang. Sejumlah uang yang sama mempunyai nilai yang berbeda jika dierima/dibayarkan pada waku yang berbeda (ime value of money). Conoh diagram aliran kas: Gambar 3.2 diagram aliran kas Sumber : LIPO ITB 29 Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 6

7 Conoh: Sebagai ilusrasi dalam memahami konsep alieran kas, misalkan horizon perencanaan 5 ahun dipilih unuk mengevaluasi 3 alernaif invesasi, kaakanlah A, B dan C. Esimasi aliran kas berdasarkan proposal yang masuk diunjukkan pada abel 3.. Anggaran yang ersedia hanya 5 jua. Alernaif B erganung (coningen) pada alernaif A. Sedangkan A dan C bersifa Muually Exclusive. Tabel 3. Esimasi Aliran kas Akhir Tahun Aliran Kas Neo A B C -2 jua -3 jua -5 jua -4 jua 4 jua -5 jua 2 jua 6 jua jua 8 jua 8 jua 25 jua 4 jua jua 4 jua 25 jua 2 jua jua Berdasarkan kendala-kendala dioaas, hanya 4 alernaif yang akhirnya menjadi nominasi seperi diunjukkan pada abel 3.2 Tabel 3.2 Memilih Alernaif Nominasi Alernaif yang Layak 2 Proposal XA XB XC Invesasi Yang diperlukan 5 jua 3 jua 8 jua 2 jua 7 jua Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 7

8 3 5 jua jua Alernaif adalah unuk idak mengerjakan sesuau. Alernaif berari hanya proposal C yang dikerjakan, alernaif 2 berari hanya proposal A yang dilaksanakan, dan alernaif 3 berari proposal A dan B yang dilaksanakan. Esimasi aliran kas unuk keempa alernaif ini diunjukkan pada abel 3.3 Tabel 3.3 Esimasi aliran kas unuk keempa alernaif nominasi Akhir Aliran Kas Neo Tahun A A A2 A jua -5 jua jua 25 jua 4 jua jua -2 jua -4 jua 2 jua 8 jua 4 jua 25 jua -5 jua - jua 8 jua 6 jua 24 jua 45 jua Dalam mengesimasi saliran kas seiap alernaif maka semesinya semua ongkos dan pendapaan selama periode perencanaan, ermasuk nilai sisa digambarkan dengan lengkap. Dalam kebanyakan evaluasi ekonomi, peramalan enang ongkos dan pendapaan idak perlu dilakukan dengan mendeail. Ongkos-ongkos yang selalu erjadi dengan jumlah yang sama pada semua alernaif bisa dihilangkan. 4) Meneapkan MARR Tingka bunga yang dipakai paokan dasar dalam mengevaluasi dan menbandingkan berbagai alernaif dinamakan MARR (Minimum Aracive Rae of Reurn). MARR ini adalah nilai minimal dari ingka pengembalian aau Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 8

9 bunga yang bisa dierima oleh invesor. Dengan kaa lain bila suau invesasi menghasilkan bunga aau ingka pengembalian (Rae of Reurn) yang lebih kecil dari MARR maka invesasi ersebu dinilai idak ekonomis sehingga idak layak unuk dikerjakan. Besarnya MARR akan dipengaruhi oleh banyak hal dianaranya adalah keersediaan modal (uang), keersediaan kesempaan invesasi, kondisi bisnis, ingka inflasi, ongkos modal (cos of capial) perusahaan, perauran pajak, perauran pemerinah, ingka keberanian menanggung resiko bgi pengambil kepuusan, ingka resiko/keidakpasian yang dihadapi dan berbagai hal lain yang sejenis. MARR dapa dinyaakan sebelum pajak maupun sesudah pajak. Hubungan keduanya dapa dinyaakan sebagai beriku : MARR ( sebelum pajak ) MARR ( sesudah pajak ) dimana adalah ingka pendapaan kombinasi (baik yang dikenakan oleh pemerinah pusa maupun daerah). 5) Membandingkan Alernaif-Alernaif Invesasi a. Meode Nilai Sekarang (Presen Worh) Pada meode ini semua aliran kas dikonversikan menjadi nilai sekarang (P) dan dijumlahkan sehingga P yang diperoleh mencerminkan nilai neo dari keseluruhan aliran kas yang erjadi selama horizon perencanaan. Secara maemais nilai sekarang dari suau aliran kas dapa dinyaakan sebagai beriku : Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 9

10 P( i) N A ( P F, i%, ) dimana : P(i) = nilai sekarang dari keseluruhan aliran kas pada ingka bunga i% A = aliran kas pada akhir periode i = MARR N = horizon perencanaan (periode) Apabila alernaif-alernaif yang dibandingkan bersifa muually exclusive, maka alernaif yang dipilih adalah alernaif yang memiliki nilai P neo eringgi. Apabila bersifa independen, maka semua alernaif yang memiliki awal neo lebih besar dari nol (menghasilkan ingka pengembalian di aas MARR) bisa dipilih karena secara ekonomi semuanya layak dilaksanakan. Alernaif Do Nohing eap diperimbangkan dengan P =. b. Meode Dere Seragam (Annual Worh) Pada meode ini semua aliran kas yang erjadi selama horizon perencanaan dikonversikan kedalam dere seragam dengan ingka bunga sebesar MARR. Biasanya akan lebih mudah kalau perhiungan dere seragam ini dilakukan dari P sehingga akan berlaku hubungan : A(i) = P(i) (A/P,i%,N) Apabila alernaif-alernaif yang dibandingkan bersifa muually exclusive, maka yang dipilih adalah alernaif yang memiliki dere seragam neo erbesar. Apabila bersifa independen, maka semua alernaif yang menghasilkan dere seragam neo lebih besar dari nol akan dipilih karena Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis

11 menghasilkan ingka pengembalian di aas MARR. Alernaif Do Nohing eap diperimbangkan dengan A =. c. Meode Nilai Mendaang (Fuure Worh) Pada meode ini semua aliran kas dikonversi ke suau nilai pada sau iik dimasa mendaang dengan ingka bunga sebesar MARR. Nilai mendaang (F) ini bisa diperoleh dengan cara : F( i) N A ( F P, i%, N ) Apabila alernaif-alernaif yang dibandingkan bersifa muually exclusive, maka yang dipilih adalah alernaif yang memberikan F(i) neo erbesar. Apabila bersifa independen, maka semua alernaif yang memiliki nilai F(i) lebih besar dari nol layak unuk dipilih. Alernaif Do Nohing eap diperimbangkan dengan A =. d. Meode Tingka Pengembalian (Rae of Reurn) Rae of Reurn (ROR) adalah suau ingka bunga pengembalian yang mengakibakan nilai Ne Presen Worh (NPW) dari suau invesasi sama dengan nol. Secara maemais hal ini bisa dinyaakan : NPW N F ( i*) dimana : NPW = Ne Presen Worh F N = aliran kas pada periode = umur proyek aau periode sudi dari proyek ersebu i* = nilai ROR dari proyek aau invesasi ersebu Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis

12 Ada beberapa ROR yang dikenal dalam ekonomi eknik anara lain Inernal Rae of Reurn (IRR), Exernal Rae of Reurn (ERR), Explici Reinvesmen Rae of Reurn (ERRR), Muliple Rae of Reurn dan Incremenal Rae of Reurn (IROR). Suau invesasi dikaakan layak unuk dilaksanakan apabila ROR yang dihasilkan lebih besar aau sama dengan MARR. e. Meode Periode Pengembalian (Payback Period) Periode pengembalian adalah jumlah periode (ahun) yang diperlukan unuk mengembalikan ongkos invesasi awal dengan ingka pengembalian erenu. Perhiungannya dilakukan berdaasrkan aliran kas baik ahunan maupun yang merupakan nilai sisa. Unuk mendapakan periode pengembalian pada suau ingka pengembalian erenu digunakan formula beriku : P N ' A ( P F, i%, ) dimana A adalah aliran kas yang erjadi pada periode dan N adalah periode pengembalian yang akan dihiung. Suau alernaif dikaakan layak unuk dilaksanakan jika memiliki umur ekonomis lebih besar daripada periode pengembalian (N ). 6) Melakukan Analisa Pelengkap Langkah keenam dalam mengevaluasi dan membandingkan alernaifalernaif invesasi adalah melakukan analisapelengkap. Yang ermasuk analisa pelengkap dianaranya adalah analisa BEP (analisa iik impas), analisa sensiivias dan analisa resiko. Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 2

13 Analisa BEP (analisa iik impas) dilakukan apabila nilai dari suau parameer aau lebih idak dikeahui secara pasi, eapi kepuusan akan bisa diambil dengan mengeahui apakah nilai parameer ersebu lebih besar aau lebih kecil dari suau nilai BEP. Analisa sensiivias diperlukan unuk mengeahui seberapa peka suau kepuusan erhadap perubahan-perubahan variabel yang mempengaruhi kepuusan ersebu. Analisa resiko dilakukan unuk mendapakan renang dari nilai suau parameer yang mungkin dalam benuk disribusi probabilias. Dengan memperlakukan parameer sebagai variabel acak, model analiis maupun simulasi bisa dikembangkan unuk mendapakan renang ersebu. 7) Memilih Alernaif Terbaik Terbaik dalam hal ini idak harus berari erbaik dari segi ekonomi. Dalam pengambilan kepuusan akhir sering kali pengambil kepuusan harus memperimbangkan krieria majemuk seperi perimbangan-perimbangan resiko dan keidakpasian yang mungkin dihadapi dimasa yang akan daang. C. Depresiasi Depresiasi adalah pembebanan biaya berkaian dengan penurunan nilai akiva karena keausan, penurunan kondisi akiva aau karena uang. Walaupun ada kaiannya dengan pengoperasian akiva, namun pada umumnya berkaian dengan waku. Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 3

14 Depresiasi bukan merupakan aliran kas karena hanya berupa pembebanan biaya yang erjadi di aas keras. Ada beberapa syara yang harus dipenuhi agar suau ase aau properi bisa didepresiasi, anara lain : ) Harus dugunakan unuk keperluan bisnis aau memperoleh penghasilan. 2) Umur ekonomisnya bisa dihiung. 3) Umur ekonomisnya lebih dari sau ahun. 4) Harus merupakan sesuau yang digunakan, sesuau yang menjadi usang, aau sesuau yang nilainya menurun karena sebab-sebab alamiah. Meode-Meode Depresiasi : A. Meode garis lurus (SL) Meode ini berdasarkan asumsi bahwa berkurangnya nilai suau ase secara linier (proporsional) erhadap umur aau waku dari ase ersebu. o Besarnya depresiasi iap ahun dengan meode SL dihiung berdasarkan : P S D N Dimana : D = besarnya depresiasi pada ahun ke- P = ongkos awal dari ase yang bersangkuan S = nilai sisa dari ase ersebu N = umur ekonomis ase ersebu (ahun) o Nilai buku pada akhir ahun ke- (BV ) : BV = P D Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 4

15 o Tingka depresiasi (d): d N B. Meode jumlah digi ahun (SOYD) SOYD adalah salah sau meode yang dirancang unuk membebankan depresiasi lebih besar pada ahun-ahun awal dan semakin kecil unuk ahun-ahun berikunya. o Besarnya depresiasi ahun ke- : D N ( P S) SOYD Dimana : SOYD = jumlah digi ahun dari sampai N =, 2,, N o Nilai buku pada akhir ahun ke- (BV ) : ( N 2,5) BV P ( P S) SOYD o Tingka depresiasi pada ahun ke- (d ): N d SOYD C. Meode keseimbangan menurun (DB) Meode ini menyusukan nilai suau ase lebih cepa pada ahun-ahun awal dan secara progresif menurun pada ahun-ahun selanjunya. o Besarnya depresiasi ahun ke- : D d x BV o Nilai buku pada akhir ahun ke- (BV ) : Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 5

16 BV BV D o Tingka depresiasi pada ahun ke- (d ): F d P D. Meode dana sinking (SF) Asumsi dasar yang digunakan pada meode ini adalah bahwa penurunan nilai suau ase semakin cepa dari suau saa ke saa berikunya. Dengan kaa lain, besarnya depresiasi akan lebih kecil pada ahun-ahun awal periode depresiasi. o Besarnya depresiasi ahun ke- : D ( P S)( A F, i%, N)( F P, i%, ) o Nilai buku pada akhir ahun ke- (BV ) : BV P ( P S)( A F, i%, N)( F A, i%, ) E. Meode uni produksi (UP) Meode ini digunakan bila penyusuan suau ase lebih dienukan oleh inensias pemakaiannya dibandingkan dengan lamanya ala ersebu dimiliki. o Besarnya depresiasi ahun ke- : D U U Dimana : U = jumlah uni produksi suau ase selama ahun U = oal uni produksi dari ase ersebu selama masa pakainya Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 6

17 o Nilai buku pada akhir ahun ke- (BV ) : P S BV P U ( U U 2... U 3.. Analisa Pengganian Seiap peralaan memiliki keerbaasan umur aau masa pakai sehingga apabila ala yang serupa masih dibuuhkan pada akhir masa pakainya maka diperlukan proses pengganian dengan ala serupa yang baru. Ada beberapa alasan kenapa proses pengganian suau peralaan perlu dilakukan, dianaranya adalah : ) Adanya peningkaan perminaan erhadap suau produk sehingga dibuuhkan fasilias produksi yang memiliki kapasias yang lebih besar. 2) Kebuuhan unuk perawaan pada ala-ala yang dimiliki sudah berlebihan sehingga ala ersebu dinilai idak ekonomis unuk dipakai, walaupun secara fisik masih eap berfungsi. 3) Terjadi penurunan fungsi fisik peralaan sehingga akan berakiba menurunnya efisiensi operasi dari ala ersebu. 4) Adanya alernaif unuk menyewa suau peralaan dan kebijakan ini lebih ekonomis dari membeli aau memiliki ala ersebu. 5) Terjadinya keusangan dari suau peralaan karena berkembangnya ala-ala baru dengan ingka eknologi yang lebih canggih. ) Laboraorium Sisem Logisik dan Bisnis 7

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya   / 4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Capial Expendiure (Belanja Modal) Capial Expendiure aau juga dikenal dengan nama belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan perusahaan unuk mendapakan aau memperbarui ase

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian dilaksanakan di iga empa berbeda. Unuk mengeahui ingka parisipasi masyaraka penelii mengambil sampel di RT 03/RW 04 Kelurahan Susukan dan RT 05/RW

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamaan Tengaran, Kabupaen Semarang Nugraheni Renaningsih Fakulas Peranian Universias Veeran Bangun Nusanara Sukoharjo, Jl. Lejen S. Humardani

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Persediaan (Invenory) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan aau digunakan unuk dijual pada periode mendaang, yang dapa berbenuk bahan baku yang

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di pesisir Kabupaen Aceh Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Peneliian ini dilaksanakan pada bulan Agusus 2008 sampai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Proses Die Casing Dasar dari die casing proses erdiri dari injeksi logam cair dalam ekanan yang inggi ke dalam ceakan yang disebu die dan dibiarkan membeku. Tipe Mesin die

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Dewasa ini dengan meningkatnya pertumbuhan industri industri baik

BAB 2 DASAR TEORI. Dewasa ini dengan meningkatnya pertumbuhan industri industri baik BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Tujuan Perusahaan Dewasa ini dengan meningkanya perumbuhan indusri indusri baik manufakur aaupun non manufakur menunu banyak pihak eruama pihak pihak yang berhubungan langsung dengan

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Peran pasar obligasi dipandang oleh pemerinah sebagai sarana sraegis sumber pembiayaan alernaif selain pembiayaan perbankan dalam benuk pinjaman (loan). Kondisi anggaran

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU Muhammad Irfan Asrori, Yusmini, dan Shorea Khaswarina Fakulas Peranian

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT

EFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 EISIENSI WKTU PRODUKSI ES BTU SEBGI IMPLIKSI URUTN PENJDWLN KEDTNGN JOB YNG TEPT Hendy Tannady 1 dan Seven 2 bsrak: Efisiensi adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci