PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
|
|
- Hamdani Sukarno Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan Absrak. Peneliian ini berujuan unuk mengeahui peningkaan hasil belajar isika sisa dengan menerapkan sraegi pembelajaran Genius Learning. Subjek peneliian adalah sisa kelas X SMA Negeri Pancur Bau, di mana dari kelas X-A sebagai kelas eksperimen (sraegi pembelajaran Genius Learning) dan kelas X-B sebagai kela konrol (pembelajaran konvensional) dengan masing-masing kelas berjumlah 40 sisa. Peneliian ini merupakan jenis peneliian quasi experimen dengan menggunakan meode groups prees-poses desaign dalam pengambilan daa peneliian. Berdasarkan daa yang diperoleh dari hasil peneliian menunjukkan, baha raa-raa hasil belajar fisika sisa dengan sraegi pembelajaran Genius Learning mengalami peningkaan. Daa peneliian berupa hasil belajar kogniif diperoleh dari es hasil belajar yang diperoleh unuk mengeahui peningkaan hasil belajar sisa. Hasil analisis daa menunjukkan adanya peningkaan hasil belajar kogniif. Dari hasil analisis ersebu dapa disimpulkan baha penerapan saegi pembelajaran Genius Learning dapa meningkakan hasil belajar fisika sisa. Keyords: genius Learning, cogniive abiliy, hasil belajar PENDAHULUAN Pendidikan IPA-isika merupakan pelajaran eksaka yang mempelajari enang pengeahuan yang rasional dan objekif mengenai alam semesa besera segala isinya. IPA- isika ialah suau kumpulan pengeahuan yang ersusun secara sisemaik, yang di dalam penggunaannya secara umum erbaas pada gejala-gejala alam. Hakeka IPA-isika seharusnya ercermin dalam ujuan pendidikan IPA- isika dan sraegi mengajar yang digunakan. IPA memperoleh kebenaran secara empirik. Kunci pendekaan empirik berdasarkan aas pengamaan yang dilakukan. IPA merupakan suau benuk upaya menjadikan berbagai pengalaman menjadi suau sisem pola berpikir yang logis. Sains merupakan karya manusia yang dihasilkan aau diemukan lea meode ilmiah dan keerampilan proses sains. IPA mempelajari gejala alam melalui proses dan sikap ilmiah erenu. Proses iu misalnya pengamaan dan eksperimen dengan sikap ilmiah yang objekif, jujur, erbuka pada saa pengumpulan daa-daa. Proses yang bersikap ilmiah, sains memperoleh penemuanpenemuan berupa faka maupun eori yang mendasar sampai pada ahap modern. Penemuan yang berupa faka dan eori ini disebu produk IPA. Secara garis besar IPA dapa didefinisikan sebagai sikap ilmiah, proses ilmiah dan produk ilmiah yang disebu sebagai hakeka IPA. Dari pengerian di aas, hakeka belajar isika adalah upaya unuk mengubah perilaku menjadi seorang pemecah masalah dan mencari emuan ilmiah yang dilandasi oleh sikap-sikap ilmiah. isika merupakan salah sau bidang yang menduduki peranan pening dalam pendidikan yang cukup menarik dipelajari. Namun, pada kenyaaanya banyak sisa yang menganggap baha pelajaran isika merupakan maa pelajaran yang membuuhkan aku, pemikiran Vol. No. Desember 0 43
2 Siagian, H., dan Susano, I.: Pengaruh Sraegi ISSN 5-73X dan keinginan belajar yang lebih dibandingkan maa pelajaran yang lain karena maerinya mengarah pada peran dan rumus-rumus. Keadaan seperi ini mungkin dikarenakan penyampaian pengajaran isika iu sendiri dalam penyajiannya selalu berupa ceramah, sehingga pembelajaran isika kurang menarik, monoon aaupun kosep-kosep yang dipakai idak sederhana sehingga idak mudah unuk dipahami oleh sisa. Menggunakan meode ceramah dalam pembelajaran sains, mengakibakan pembelajaran sains yang kurang efekif karena sisa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencaa hal-hal pening. Selain iu, guru hanya menganggap baha mengajar bukan sebagi suau hal yang dianggap sebagai anggung jaab yang ulus. Gunaan (007) mengaakan baha dalam mengajar guru masih berpandangan kuno dan berpikiran baha ugas seorang guru hanyalah menyampaikan maeri sedangkan ugas sisa iu sendiri hanya mengeri apa yang disampaikan oleh guru. Siuasi seperi ini sediki banyaknya dapa mempengaruhi mina sisa unuk dapa erpancing dalam belajar, sehingga moivasi sera ekspekasi sisa unuk mempelajari lebih dalam enang pelajaran isika iu sendiri akan memiliki pengaruh erhadap mina belajar sisa. Dengan moivasi sera ekspekasi yang rendah, hal ini enu akan mempengaruhi presasi hasil belajar isika sisa. Gunaan (007) mengaakan, ingka ekspekasi yang kia berikan kepada sisa akan memiliki nilai yang berbanding lurus dengan presasi hasil belajar, jika ingka ekspekasi sisa inggi erhadap pelajaran maka akan seiring dengan peningkaan presasi dan sebaliknya. Unuk iu diperlukan suau sraegi pembelajaran dengan rangkaian pendekaan prakis dalam pembelajaran dengan sraegi Genius Learning. Gunaan (007) mengaakan, ujuan pembelajaran dengan sraegi pembelajaran Genius Learning pada ininya adalah bagaimana membua proses pembelajaran menjadi efekif, efisien, dan menyenangkan. Vol. No. Desember 0 44 Sraegi pembelajaran Genius Learning dalam penerapan dan hasilnya diharapkan dapa membanu sisa unuk bisa mengeri kekuaan sera kelebihan poensi yang mereka miliki yang dapa dikembangkan. Dalam penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning sisa diposisikan sebagai pusa dari proses pembelajaran aau subjek pendidikan, idak seperi yang selama ini di mana sisa diposisikan sebagai objek pendidikan. Dengan penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning dalam proses belajar, sisa diharapkan idak hanya mendengar konsep-konsep isika saja, melainkan juga dapa memahami, meliha, memprakekkan dan mendemonsrasikan secara langsung bagaimana proses konsep-konsep iu erjadi dengan nyaa dalam pembelajaran. Adapun sinaks penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning dengan efekif dan efisien secara sep by sep seperi yang erera dalam Tabel. Tabel. Sinaks Sraegi Pembelajaran Genius Learning ase-ase ase Suasana Kondusif Peranan Guru Guru berusaha memenuhi kebuuhan akan rasa aman, dicinai dan dihargai pada aal peremuan sebelum memulai proses belajar. ase Hubungkan Guru berusaha memberikan afirmasi posiif enang maeri yang akan dipelajari, sehingga membanu sisa dalam menghubungkan apa yang dikeahui oleh sisa dengan maeri ajar sera apa yang mungkin dimanfaakan oleh sisa iu sendiri dari informasi yang dikeahui dengan arahan guru. ase 3 Gambaran Besar ase 4 Tujuan Guru memberi ringkasan dasar enang maeri yang akan dipelajari sebagai pemacu memori ingaan sisa. Guru menyampaikan ujuan yang akan dicapai dari proses akhir.
3 Siagian, H., dan Susano, I.: Pengaruh Sraegi ISSN 5-73X ase 5 Pemasukan Informasi Vol. No. Desember 0 Guru melibakan beberapa gaya mengajar sehingga proses penyampaian informasi memiliki keunikan ersendiri sera menarik dengan konsep-konsep isika yang sederhana eapi mudah dipahami oleh sisa. ase 6 Akivasi Guru memberikan indakan posiif kepada sisa unuk mengeahui sejauh mana ingka pemahaman sisa erhadap ase 7 Demonsrasi ase 8 Ulangi dan Jangkarkan Guru memberikan ujian pada saa iu juga enang sepuar pengeahuan, pemahaman sera saa yang epa memberikan umpan balik dari informasi yang didapa sisa. Guru melakukan penjangkaran dan pengulangan pada seiap proses dengan suasana yang menyenangkan dan nyaman dan memberikan kesimpulan akhir Tujuan peneliian ini adalah unuk: () mengeahui kecenderungan hasil belajar isika dengan menggunakan sraegi pembelajaran Genius Learning. () Mengeahui kecenderungan hasil belajar isika menggunakan pembelajaran Konvensional. (3) Mengeahui pengaruh yang signifikan erhadap penggunaan sraegi pembelajaran Genius Learning. METODE PENELITIAN Peneliian ini merupakan peneliian quasi eksperimen. Populasi dalam peneliian ini adalah seluruh sisa SMA Negeri Pancur Bau kelas X yang erdiri aas 7 kelas paralel dengan jumlah sisa sebanyak 40 orang unuk masing-masing kelas. Sampel peneliian ini dienukan dengan memilih kelas secara acak (cluser random sampling). Adapun kelas yang dijadikan sebagai sampel peneliian adalah kelas X-A (kelas eksperimen) yang diajar 45 dengan sraegi pembelajaran Genius Learning dan kelas X-B (kela s konrol) yang diajar dengan pembelajaran Konvensional. Adapun prosedur peneliiannya adalah: () Tahapan Persiapan melipui: (a) Menyusun jadal peneliian. (b) Membua program rencana pengajaran. (c) Mempersiapkan buir es. () Tahapan Pelaksanaan melipui: (a) Menenukan kelas sampel dari kelas yang sudah ada. (b) Melaksanakan prees pada kelas eksperimen dan kelas konrol unuk mendapakan daa aal. (c) Melakukan analisis erhadap daa prees yaiu uji normalias, uji homogenias dan uji perbedaan nilai raa-raa prees sisa pada kelas eksperimen dan kelas konrol. (d) Mela - kukan pengajaran pada dua kelas yaiu, pada kelas konrol diberikan perlakuan dengan pembelajaran Konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan sraegi pembelajaran Genius Learning. (e) Memberikan poses pada kelas eksperimen dan kelas konrol unuk mengeahui hasil belajar sisa seelah diberi perlakuan yang berbeda. (f) Melakukan analisis erhadap daa poses yaiu uji normalias, uji homogenias, uji, pada kelas eksperimen dan kelas konrol, kemudian melakukan uji hipoesis. (3) Seelah uji hipoesis dapa diambil kesimpulan. Uji Homogenias. Unuk uji homogenias dapa di dengan rumus (Sudjana, 00): Varians erbesar Hiung Varians erkecil Karena pengujian saisik dalam panelian ini merupakan uji sau pihak (uji pihak kanan), maka hipoesis nihil H o dengan andingan hipoesis alernaif H a adalah: H o : H a : > Adapun krieria pengujiannya adalah olak H O jika abel, jika harga abel maka hipoesis nihil (H O ) dierima. Harga abel diperoleh dengan rumus (α)(n, n ) pada araf kepercayaan α 0,05.
4 Siagian, H., dan Susano, I.: Pengaruh Sraegi ISSN 5-73X Pengujian Hipoesis Aal Sudjana (00) mengaakan baha, jika kedua simpangan baku idak sama eapi kedua populasi berdisribusi normal, pendekaan yang cukup memuaskan unuk mengeahui kesamaan raa-raa dua pihak adalah dengan menggunakan saisik. Hipoesis yang akan diuji adalah: Ho : (kemampuan aal sama) Ha : > (kemampuan aal idak sama) Unuk menguji hipoesis peneliian apakah kebenarannya dapa dierima aau diolak, dalam peneliian ini penulis menggunakan uji. Uji yang digunakan adalah uji sau pihak (uji pihak kanan) dengan membandingkan anara dengan andingan. Unuk meng andingan di dengan rumus (Sudjana, 00): + andingan + Sedangkan dicari dengan rumus (Sudjana, 00): x + x di mana: n Jumlah sampel yang diajar dengan sraegi pembelajaran Genius Learning. n Jumlah sampel yang diajar dengan meode pembelajaran konvensional. x Raa-raa hasil belajar isika pada kelas eksperimen. x Raa-raa hasil belajar isika pada kelas konrol. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Prees dan Poses Kelas Sampel Daa hasil peneliian erhadap nilai prees dan nilai poses kelas eksperimen yang diajar dengan sraegi pembelajaran Genius Learning dan kelas konrol yang diuji dengan pembelajaran Konvensional dapa diliha dalam Tabel dan Tabel 3 dibaah ini. Tabel. Daa Nilai Prees dan Poses Kelas Eksperimen. Nilai Prees Nilai Poses Ni Raa- Ni Raa- SD lai Raa lai Raa SD ,3 4, ,63 7, Σ 40 Σ 40 Tabel 3. Daa Nilai Prees dan Poses Kelas Konrol. Nilai Prees Nilai Poses Nil Raa- Nil Raa- SD ai Raa ai Raa SD ,63, ,50 9, Σ 40 Σ 40 Daa Uji Normalias Nilai Prees dan Poses. Berdasarkan pengolahan daa yang dilakukan, diperoleh hasil uji normalias seperi yang erera pada Tabel 4. Tabel 4. Daa Uji Normalias. Kelas Sampel L L abel Keerangan Eksperimen Prees 0,098 0,40 Normal Poses 0,30 0,40 Normal Konrol Prees 0,0 0,40 Normal Poses 0,37 0,40 Normal Vol. No. Desember 0 46
5 Siagian, H., dan Susano, I.: Pengaruh Sraegi ISSN 5-73X Uji Homogenias Kelas Eksperimen dan Kelas Konrol. Unuk membukikan apakah daa yang diperoleh berasal dari populasi yang homogen, maka dilakukan uji homogenias dengan membandingkan harga dengan harga abel. Di mana harga abel dengan jumlah sisa 40 orang dengan araf signifikan α 5% adalah,7 dengan unuk nilai prees adalah, dan hiumg unuk nilai poses adalah,70. Ternyaa hal ini menyaakan abel baha populasi berasal dari varians yang sama (homogen). Uji Kemampuan Aal Uji hipoesis unuk kemampuan aal adalah unuk mengeahui apakah jumlah populasi kedua kelas sampel dalam peneliian memiliki kemampuan yang sama. Sudjana (00) mengaakan, jika kedua simpangan baku idak sama eapi kedua populasi berdisribusi normal, sehingga uji saisik yang digunakan adalah: x x +. Adapun krieria pengujian hipoesis peneliian. Adapun krieria pengujian hipoesisnya adalah erima H O jika dan olak H O dalam hal lainnya. Dimana ( α),(n ) ( α),(n ) dan araf kepercayaan 0, 05. Berdasarkan hasil peran, unuk hipoesis aal diperoleh harga -0,49 dengan harga andingan,0. Hasil ini menunjukkan baha harga berada dianara andingan yaiu -,0 < -0,49 <,0. Ini berari hipoesis H O dierima, idak ada pengaruh pembelajaran yang signifikan anara nilai prees kedua kelas. Pengujian Hipoesis Uji hipoesis aau lebih dikenal dengan uji adalah uji unuk mengeahui apakah ada pengaruh yang signifikan dengan sraegi pembelajaran Genius Learning erhadap hasil belajar isika sisa SMA Negeri Pancur Bau pada maeri pokok Besaran dan Sauan semeser I kelas X T.P. 00/0. Unuk mengeahui pengaruh sraegi pembelajaran Genius Learning erhadap hasil belajar sisa, maka uji hipoesis yang digunakan adalah uji kesamaan raa-raa sau pihak yaiu uji pihak kanan dengan membandingan harga dan harga andingan yang diperoleh dari dafar disribusi dengan peluang ( ). Jika pada araf signifikan 0,05 dan abel deraja kebebasan (dk) (n - ) dan (n ), hal ini menunjukkan baha ada pengaruh yang signifikan erhadap hasil belajar fisika sisa dengan penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning seperi yang erera dalam Tabel 5. Tabel 5. Daa Uji Hipoesis. Nilai Poses Eksperimen Konrol andingan 76,63 68,50 4,0,69 Berdasarkan hasil peneliian diperoleh baha nilai prees raa-raa unuk kelas eksperimen yang diajar dengan sraegi pembelajaran Genius Learning sebesar 36,3 dengan Sandar Deviasi sebesar 4, sedangkan unuk kelas konrol yang diajar dengan pembelajaran konvensional adalah 37,63 dengan Sandar Deviasi sebesar,76. Seelah proses belajar selesai dengan menerapkan sraegi Genius Learning diperoleh nilai poses unuk kelas eksperimen yang diajar dengan sraegi pembelajaran Genius Learning sebesar 76,63 dengan Sandard Deviasi sebesar 7,63 dan kelas konrol (X 5 ) sebesar 68,50 dengan Sandard Deviasi sebesar 98,98. Hasil ini menunjukkan baha penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning memiliki pengaruh yang signifikan erhadap hasil pembelajaran. Hasil peran uji normalias, uji homogenias dan peran kemampuan aal sisa. Unuk uji normalias diperoleh L nilai prees kelas eksperimen adalah 0,098 dan L nilai poses kelas eksperimen (X -A) adalah 0,30, L nilai prees kelas konrol Vol. No. Desember 0 47
6 Siagian, H., dan Susano, I.: Pengaruh Sraegi ISSN 5-73X (X-B) adalah 0,0, L nilai poses kelas konrol adalah 0,37, di mana harga L abel dengan jumlah sisa 40 orang diperoleh sebesar 0,40. Sesuai dengan krieria pengujian hipoesis, jika L < L maka sampel abel berasal dari populasi yang berdisribusi normal. Sedangkan unuk mengeahui baha populasi dari sampel yang memiliki kemampuan yang sama dilakukan uji homogenias dengan membandingkan harga dengan abel. Dengan krieria pengujian unuk uji pihak kanan adalah olak H O jika, jika harga abel abel maka hipoesis nihil (H O ) dierima. Harga abel diperoleh dengan rumus ( α)(n, n ). Dimana H O menyaakan baha populasi memiliki varians yang homogen. Berdasarkan nilai prees kelas eksperimen (X ) dan kelas konrol (X 5 ) diperoleh harga sebesar, dan nilai poses unuk kelas eksperimen (X ) dan kelas konrol (X 5 ),70. Jika dibandingkan dengan nilai abel sebesar,7 menunjukkan baha daa peneliian yang diambil berasal dari sisa dengan kemampuan yang sama karena harga < abel. Sedangkan unuk uji kemampuan aal kedua kelas sampel diperoleh harga unuk andingan,0 dan abel -0,49. Harga ersebu menunjukkan baha harga andingan,03 > abel -0,49. Hasil ini menunjukkan baha Ho dierima baha kedua populasi memiliki kemampuan yang sama. Unuk mengeahui sejauh mana pengaruh sraegi pembelajaran Genius Learning dapa dikeahui dengan hasil uji yaiu uji pihak kanan. Dengan krieria pengujian adalah membandingkan harga dengan harga andingan yang diperoleh dari dafar disribusi dengan peluang ( α). Dari peran uji diperoleh nilai unuk poses kelas eksperimen (X-A) 4,0 dan kelas konrol (X-B) yang diajar dengan pembelajaran konvensional diperoleh harga unuk -nya sebesar,69. Nilai disribusi di aas menunjukkan baha harga > dan menolak H o dan andingan menerima H a. Harga uji menunjukkan baha ada pengaruh yang signifikan erhadap hasil belajar isika sisa dengan penerapan pembelajaran yang diajar dengan sraegi pembelajaran Genius Learning dan pembelajaran Konvensional pada Maeri Pokok Besaran dan Sauan Semeser I Kelas X di SMA Negeri Pancur Bau Tahun Pelajaran 00/0. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis daa dapa disimpulkan baha adanya peningkaan hasil belajar kogniif sisa dengan menerapkan sraegi pembelajaran Genius Learning dibandingkan dengan pembelajaran yang biasanya diberikan oleh guru yaiu pembelajaran yang konvensional pada maeri Besaran dan Sauan. Adapun saran dalam menerapkan sraegi pembelajaran Genius Learning berdasarkan pengalaman dan eori enang penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning adalah: () Penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning akan lebih maksimal jika kia menguasai prinsip-prinsip aau langkah-langkah dalam penerapan sraegi pembelajaran Genius Learning dalam dalam kelas. () Kepada guruguru disarankan unuk menggunakan pembelajaran dengan sraegi pembelajaran Genius Learning pada maa pelajaran dengan maeri pokok yang berbeda. DATAR PUSTAKA Gunaan, A.W Sraegi Genius Learning. Jakara: Gramedia Pusaka. Gunaan, A.W Born o be a Genius. Jakara: Gramedia Pusaka. Sudjana. 00. Meode Saisik. Bandung: Tarsio. Vol. No. Desember 0 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK Oleh: Yoyo Zakaria Ansori Peneliian ini dilaarbelakangi rendahnya kemampuan memecahkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciPengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newton pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu
Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Hukum Newon pada Siswa X SMA Negeri 4 Palu Nursia, Darsikin, dan Syamsu Shiajung@yahoo.co.id Pend. Fisika, FKIP, Universias
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON. Oleh: Nurul Hidayati
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 3 SEWON Oleh: Nurul Hidayai Mahasiswa S1 Pendidikan Maemaika, Fakulas Keguruan dan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciPENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)
PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperincie-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 7-11
PERBEDAAN PENERAPAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KOMPETENSI MEMBUAT POLA CELANA PANJANG (SLACK) DI SMK NEGERI 3 KEDIRI Aufa Rohmaul Laili Mahasiswi Program
Lebih terperinciPENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.
PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciIndah Nursuprianah, Darsono
Perbedaan Kemampuan Komunikasi Maemaika Siswa Yang Menggunakan Pendekaan Pembelajaran Realisic Mahemaic Educaion (RME) Dan Pendekaan Konvensional Indah Nursuprianah, Darsono Program Sudi Pendidikan Maemaika,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciPENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA
JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) PENERAPAN PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DISKRIT BERBASIS AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS MAHASISWA Rika Mulyai Musika Sari Program Sudi Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciUnnes Science Education Journal
USEJ 3 (1) (014) Unnes Science Educaion Journal hp://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN LKS BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciVARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,
Lebih terperinciTINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:
Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciPENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN
PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TERPROGRAM DALAM PEMBENTUKAN MINAT BELAJAR SISWA Erlangga Andalas Saki, Maskun, Suparman Arif. FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Soemanri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN QUANTUM BERBANTUAN PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS V
Ni Nyoman Niha Samadhi, Puu Nanci Riasini. (17). Pengaruh Pembelajaran Quanum Berbanuan Permainan Dalam Pembelajaran Terhadap Keakifan Dan Hasil Belajar Kogniif IPA Siswa Kelas V. Inernaional Journal of
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK
ANALISIS FAKTOR LOKASI DAN PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK Oleh : Bambang Sarjono Saf Pengajar Jurusan Teknik Elekro Polieknik Negeri Semarang Jl. Prof. Sudaro SH. Tembalang. Semarang 50275 Absrak Analisis
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciPeramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis
JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciBAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF
BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN AWAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP Halima Rosida 1, Widha Sunarno 2, Supurwoko 3 Program Sudi Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UNS Surakara, 57126, Indonesia
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciAhmad Riyadi Sampurno 1, Erna Zuni Astutik, M.Kom 2
ANALISA DISTRIBUSI GAUSSE UNTUK PENGUJIAN STATISTIK Ahmad Riadi Sampurno 1, Erna Zuni Asuik, M.Kom 2 1 Mahasiswa Teknik Informaika, Universias Dian Nuswanoro Semarang 2 Dosen Pembimbing Teknik Informaika,
Lebih terperinciPENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI
PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung
Lebih terperinciPEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN
Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciStatistika Inferensi Tentang Ratarata Dua Populasi Independen
Saisika Inferensi Tenang aaraa Dua Populasi Independen Populasi aa-raa = µ (idak dikeahui) Sampel Ukuran = n (besar) aa-raa = X Deviasi Sandar = S Uji Hipoesis enang Perbedaan aa-raa Sampel Besar Saisik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X
USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri
Lebih terperinciMuhammad Firdaus, Ph.D
Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel
Lebih terperinciKLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK
KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
III METODOLOGI PENELITIN Meode adalah suau prosedur aau cara unuk mengeahui sesuau yang mempunyai langkah-langkah sisemais. 1 Meode peneliian adalah semua asas, perauran, dan eknik-eknik yang perlu diperhaikan
Lebih terperinciKadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***
PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK
PEMBELAJARAN 5 STATISTIK NON PARAMETRIK Kompeensi Dasar paramerik. Mahasiswa memahami enang beberapa eknik analisis saisik non Indikaor Pencapaian Mahasiswa dapa: a. Menjelaskan, menghiung dan menerapkan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES
IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciRelasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT
2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami
Lebih terperinciMetode Regresi Linier
Modul 1 Meode Regresi Linier Prof. DR. Maman Djauhari A PENDAHULUAN nalisis regresi linier, baik yang sederhana maupun yang ganda, elah Anda pelajari dalam maa kuliah Meode Saisika II. Dengan demikian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah
37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinciSTUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI 2 SURABAYA
Sudi Komparasi Anara Hasil Pembelajaran Koneksual Dengan Konvensional STUDI KOMPARASI ANTARA HASIL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN KqONVENSIONAL PADA MATERI RANGKAIAN LISTRIK DI SMK NEGERI SURABAYA INDRAYANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri
Lebih terperinciPenduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar
Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.
Lebih terperinciBab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen
Bab 5 Penaksiran Fungsi Perminaan 1 Ekonomi Manajerial Manajemen Peranyaan Umum Tenang Perminaan Seberapa besar penerimaan perusahaan akan berubah seelah adanya peningkaan harga? Berapa banyak produk yang
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan
Lebih terperinciEFISIENSI WAKTU PRODUKSI ES BATU SEBAGAI IMPLIKASI URUTAN PENJADWALAN KEDATANGAN JOB YANG TEPAT
Jurnal Ilmiah Teknik Indusri, Vol. 11, No. 1, Juni 2012 ISSN 1412-6869 EISIENSI WKTU PRODUKSI ES BTU SEBGI IMPLIKSI URUTN PENJDWLN KEDTNGN JOB YNG TEPT Hendy Tannady 1 dan Seven 2 bsrak: Efisiensi adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciKOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak
KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGSD. Oleh:
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBI DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA KEGIATAN MENGENAL BAGIAN TUBUH HEWAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN BAGIAN TUBUH MAKHLUK HIDUP KELAS IV SDN SEMAMPIR SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinci