PENERAPAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PEKANBARU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PEKANBARU"

Transkripsi

1 Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol. 11, No., Juni, pp ISSN 93-3 prin/issn online PENERAPAN MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE (VAR) UNTUK PERAMALAN CURAH HUJAN KOTA PEKANBARU 1 Ari Pani Desvina, Ranawai 1, Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau 1 aripanidesvina@gmail.com, recharecha55@yahoo.com ABSTRAK Curah hujan merupakan salah sau unsur dari cuaca dan iklim, yang memiliki hubungan dinamis erhadap unsur-unsur cuaca lainnya seperi dengan emperaur udara, kelembaban udara, dan lain-lain. Model Vecor Auoregressive (VAR) merupakan salah sau model yang digunakan unuk menenukan peramalan. Tujuan peneliian ini yaiu unuk menenukan peramalan curah hujan dengan variabel yang lain di koa Pekanbaru dengan menggunakan model Vecor Auoregressive (VAR). VAR merupakan suau sisem persamaan yang memperlihakan seiap variabel sebagai fungsi linear dari konsana dan nilai lag (lampau) dari variabel iu sendiri, sera nilai lag dari variabel lain yang ada dalam model. Daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa runun waku yaiu daa unsur-unsur cuaca dan iklim yaiu curah hujan, kelembaban udara dan emperaur udara yang diperoleh dari BMKG koa Pekanbaru bulan Okober 11 sampai Desember 11. Hasil analisis pada peneliian ini mendapakan model yang sesuai unuk daa curah hujan koa Pekanbaru adalah model VAR(). Hasil peramalan diperoleh bahwa curah hujan mengalami kenaikan dan penurunan yang idak signifikan dari hari ke hari. Kaa kunci: Curah hujan, model VAR, model VAR() ABSTRACT Rainfall is one of he elemens of weaher and climae, which has a dynamic relaionship o oher weaher elemens such as air emperaure, air humidiy, and ohers. Vecor Auoregressive (VAR) model is one of he model ha used o deermine forecasing. The purpose of research is o deermine he forecasing of rainfall hrough oher variables in Pekanbaru wih VAR. The daa ha is used in his case is ime series daa, hose are elemens of weaher and climae, air humidiy and air emperaure ha were obained from BMKG Pekanbaru from Ocober 11 o December 11. The appropriae model ha has been obained for rainfall daa in Pekanbaru is he VAR() model. The resuls show ha rainfall forecasing has increased and decreased non-significanly from day o day. Key Words: Rainfall, VAR model, VAR() model PENDAHULUAN Cuaca dan iklim merupakan salah sau komponen ekosisem alam sehingga kehidupan manusia, hewan dan umbuh-umbuhan idak erlepas dari pengaruh alam dengan segala prosesnya. Cuaca dan iklim memiliki hubungan dinamis erhadap unsur-unsur cuaca yang lain seperi kelembaban udara, emperaur udara dan curah hujan (Gunarsih, 0). Informasi daa curah hujan sanga berguna dalam berbagai bidang dianaranya perairan, perhubungan dan peranian. Bidang perhubungan, peramalan curah hujan digunakan unuk menenukan apakah keadaan cuaca mendukung unuk digunakannya media ransporasi (khususnya pesawa erbang dan kapal lau). Bidang perairan, peramalan curah hujan digunakan unuk menenukan musim curah hujan aau musim kemarau. Peramalan dapa membanu permasalahan yang akan imbul seperi kekurangan aaupun kekeringan air. Secara umum manfaa informasi daa curah hujan adalah meningkakan kewaspadaan erhadap akiba negaif yang dapa diimbulkan oleh curah hujan sehingga erhindar dari kerugian dan bencana. Berdasarkan penjelasan ersebu maka perlu dilakukan peramalan enang daa runun waku curah hujan besera unsur-unsur yang berkaian unuk periode mendaang. Peramalan unuk daa runun waku curah hujan, kelembaban udara dan emperaur udara dapa dilakukan dengan model runun waku unggal (univaria) dan dapa juga dilakukan secara bersamaan (mulivaria). Salah sau meode peramalan yang dapa digunakan dalam model bersama 151

2 Desvina/Penerapan Model Vecor Auoregressive (VAR) adalah Vecor Auoregressive (VAR) (Enders, 1995). Terdapa banyak peneliian yang menggunakan VAR, dianaranya Hidayaullah (11) menggunakan analisis VAR unuk menganalisis pengaruh harga migas erhadap indeks harga konsumen (IHK). Diah (0) menggunakan analisis VAR unuk meramalkan harga saham PT. Indofood Sukses Makmur Indonesia Tbk. S. Yonahan (03) peneliian analisis VAR erhadap korelasi anara pendapaan nasional dan invesasi Pemerinah di Indonesia. Menginga peningnya mengeahui daa curah hujan di waku yang akan daang, maka peneliian ini membahas masalah enang prediksi erhadap curah hujan dengan variabel yang lain di koa Pekanbaru. Tujuan peneliian ini yaiu unuk menenukan peramalan curah hujan dengan variabel yang lain di koa Pekanbaru dengan menggunakan model Vecor Auoregressive (VAR). Manfaa dari peneliian ini adalah sebagai sarana informasi bagi Pemerinah mengenai daa curah hujan di koa Pekanbaru pada waku yang akan daang, sehingga memudahkan Pemerinah dalam menenukan kebijakan, proses pengambilan kepuusan dan membua rencana masa depan. Tinjauan Pusaka Unsur Cuaca dan Iklim Curah hujan merupakan keinggian air hujan yang erkumpul dalam empa yang daar, idak menguap, idak meresap dan idak mengalir (Handoko, 1993). Curah hujan juga didefinisikan sebagai inggi air (mm) yang dierima permukaan sebelum mengalami aliran permukaan, evaporasi dan peresapan kedalam anah. Kelembaban udara adalah jumlah uap air di udara (amosfer) pada saa dan empa erenu. Kelembaban udara dienukan oleh jumlah uap air yang erkandung di dalam udara. Temperaur udara adalah keadaan panas aau dinginnya udara (Lakian 0). Peramalan sanga diperlukan dalam berbagai bidang, yaiu keika suau prediksi masa depan harus diikuserakan dalam proses pengambilan kepuusan. Sebagai conoh, prediksi enang pencemaran udara, kualias iar, laju pengangguran, laju inflasi dan beberapa hal yang berkaian dengan penenuan kebijakan pemerinah. Peramalan proses menduga sesuau yang akan erjadi di masa yang akan daang. Menuru eori peramalan (forecasing) adalah perkiraan mengenai sesuau yang belum erjadi. Vecor Auoregressive (VAR) VAR merupakan suau sisem persamaan yang memperlihakan seiap variabel sebagai fungsi linear dari konsana dan nilai lag (lampau) dari variabel iu sendiri, sera nilai lag dari variabel lain yang ada dalam model. Definisi dari model VAR adalah semua variabel yang ada di dalam model VAR adalah endogeneous. Secara umum model VAR lag p unuk n peubah dapa diformulasikan sebagai beriku (R Ajija S dkk, 11) : Y A0 A1Y 1 ApY p e (1) dengan adalah vekor berukuran yang berisi peubah yang masuk dalam model VAR pada waku dan, adalah vekor inersep berukuran, adalah mariks koefisien berukuran unuk seiap, adalah vekor sisaan berukuran yaiu ( ), adalah lag VAR, adalah periode amaan. Model dari VAR yang erdiri dari dua variabel dan 1 lag adalah : VAR(1): (3) Persamaan () dan (3) dapa dibenuk ke dalam mariks sehingga menjadi : [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] () Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dari daa imes series agar erbenuk model VAR adalah sasioner bersama dan independensi error (error idak ada auokorelasi). Uji Pormaneau digunakan unuk melakukan diagnosik erhadap independensi error. Adapun hipoesis uji Pormaneau adalah (error idak ada auokorelasi)lawan (error erdapa auokorelasi). Saisik uji Pormaneau adalah sebagai beriku (Enders, 1995): ( ) (5) dengan adalah banyak pengamaan unuk error, adalah mariks korelasi error model VAR berukuran, adalah mariks korelasi error model VAR sampai lag ke p Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol. 11, No., Juni, pp

3 Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol. 11, No., Juni, pp ISSN 93-3 prin/issn online berukuran, adalah lag VAR, adalah banyak parameer VAR. Saisik Q mengikui sebaran Chi-Square dengan deraja bebas. Jika nilai maka erima yang berari error idak ada auokorelasi. Langkah-Langkah dalam Membenuk Model VAR Proses membenuk model VAR dapa dilakukan dengan enam langkah dasar. Langkah perama yaiu uji kesasioneran daa, langkah kedua penenuan lag VAR, langkah keiga uji kausalias Granger, langkah keempa esimasi parameer model VAR, langkah kelima menenukan hasil peramalan unuk waku yang akan daang dan langkah keenam uji kebaikan hasil peramalan. Perama sekali yang harus dienukan adalah apakah daa ime series yang hendak dilakukan peramalan adalah saionary aau nonsaionary. Jika idak saionary, kia perlu mengubah daa ime series iu kepada daa ime series yang saionary dengan melakukan differencing beberapa kali sampai daa ime series ersebu adalah saionary. Saionary aau non-saionary suau daa dapa diuji dengan menggunakan uji saisik yaiu uji uni roo. Terdapa beberapa uji saisik yang dapa digunakan unuk menenukan saionary aau non-saionary. Uji yang sering digunakan adalah uji Augmened Dickey Fuller (ADF), uji ini dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai beriku: n y y y () dengan i i i1 i; i1,, n adalah parameer, adalah waku rend variabel dan adalah rala (Brocklebank e. al, 03). Uji berikunya adalah dengan menggunakan uji Phillips Perron (PP), persamaannya adalah: y y (7) dengan, adalah parameer, adalah 0 1 waku rend variabel dan adalah rala (Maddala, 199). Selain kedua uji ersebu, uji Kwiakowski Phillips Schmid Shin (KPSS) juga dapa digunakan unuk menguji saionary aau non-saionary daa, dengan persamaannya adalah (Wai e. al, 0): ' ' y 0 () Selain uji uni roo, plo Auocorrelaion funcion (ACF) dan Parial auocorrelaion funcion (PACF) dapa juga digunakan unuk menenukan kesasioneran daa. Seelah uji kesasioneran maka perlu dilakukan penenuan lag yang digunakan unuk menenukan panjang lag opimal yang akan digunakan dalam analisis selanjunya dan akan menenukan esimasi parameer unuk model VAR. Penenuan lag VAR dapa dienukan dengan menggunakan AIC (Akakike Informaion Crierion), SIC (Schwarz Informaion Crierion) dan HQ (Hannan-Quinn Informaion Crierion). AIC, SIC dan HQ mengukur kebaikan model yang memperbaiki kehilangan deraja bebas keika lag ambahan dimasukan dalam model. VAR dienukan oleh nilai lag yang menghasilkan AIC, SIC dan HQ paling kecil (Brocklebank, e.al, 03). Krieria unuk menguji lag VAR dengan saisik AIC, SIC dan HQ adalah: ( ) ( ) ( ) ( ) (9) ( ) ( ) dengan adalah jumlah pengamaan, adalah lag dari variabel, adalah banyaknya variabel, ( ) adalah deerminan mariks varian covarian error. Seelah lag VAR diperoleh maka langkah berikunya yaiu uji kausalias Granger. Uji kausalias Granger adalah suau uji yang dapa digunakan unuk menganalisis hubungan kausalias anar variabel yang diamai (R. Ajijja S dkk, 11). Uji kausalias Granger digunakan unuk meliha arah hubungan dianara variabelvariabel. Model persamaan kausalias Granger adalah persamaan unresriced dan persamaan resriced. Persamaan unresriced yaiu variabel bebas yang diserakan dalam model adalah nilai lag dari semua variabel yang ada, dengan benuk persamaan yaiu: () dengan adalah nilai variabel pada waku ke-, adalah banyak lag, adalah koefisien dari lag ke variabel pada model unresriced, adalah koefisien dari lag kevariabel ke, adalah nilai variabel pada lag ke-, yang mana lebih besar dari, error pada waku ke-. Sedangkan model 153

4 Desvina/Penerapan Model Vecor Auoregressive (VAR) persamaan resriced yaiu variabel bebas yang diserakan dalam model hanya nilai lag dari variabel ak bebas iu sendiri (variabel ): (11) dengan adalah error pada waku ke-. Ada aau idaknya kausalias dapa diuji melalui uji. Persamaan unuk adalah sebagai beriku : ( ) () ( ) dengan adalah nilai jumlah kuadra error dalam persamaan resriced, adalah jumlah kuadra error dalam persamaan unresriced, adalah banyak observasi, adalah banyak lag, k adalah banyaknya parameer yang diesimasi didalam persamaan unresriced. Adapun hipoesis dalam uji kausalias Granger adalah (lag pada variabel bebas idak mempengaruhi lag pada variabel bebas) lawan (lag pada variabel bebas mempengaruhi lag pada variabel bebas). Jika aau probabilias maka olak. Uji kausalias dapa mengeahui variabel-variabel mana yang memiliki hubungan kausalias. Seelah model semenara diperoleh maka perlu dilakukan esimasi parameer dari modelmodel semenara ersebu. Esimasi parameer dapa dilakukan dengan menggunakan meode kuadra erkecil. Hasil esimasi parameer yang diperoleh harus diuji signifikansinya, sehingga model yang kia dapakan benar-benar model yang sesuai unuk daa (Sembiring, 1995). Seelah melewai semua ahap dan memperoleh model maka langkah berikunya dalam model VAR yaiu peramalan. Model VAR yang erbenuk dari daa digunakan unuk melakukan peramalan yang melipui raining dan peramalan. Tahap peramalan raining, daa yang digunakan adalah akual perama hingga daa akual erakhir. Selanjunya pada ahap peramalan, daa yang digunakan yaiu daa akhir dari daa akual. Langkah erakhir adalah menenukan kebaikan model peramalan dengan menggunakan koefisien deerminasi. BAHAN DAN METODE Daa Peneliian Daa yang digunakan dalam peneliian ini adalah daa runun waku yaiu daa unsur-unsur cuaca dan iklim yaiu curah hujan, kelembaban udara dan emperaur udara yang diperoleh dari BMKG koa Pekanbaru bulan Okober 11 sampai Desember 11. Meode Peneliian Daa yang digunakan dalam proses membenuk model VAR dilakukan dengan banuan sofware miniab dan EVIEWS. Prosedur peneliian mempunyai auran-auran khusus dalam memasukkan daa unuk dianalisis, yang disebu sebagai prosedur simulasi seperi diunjukkan pada gambar dibawah ini: MULAI Daa unsur-unsur cuaca dan iklim yaiu curah hujan, kelembaban udara dan emperaur udara yang diperoleh dari BMKG koa Pekanbaru bulan Okober-Desember 11 Perhiungan Model VAR: Perama, uji kesasioneran daa. Tenukan saionary dari daa asal, jika idak saionary lakukan diferensing unuk beberapa kali sampai daa ersebu saionary. Kedua, Tenukan lag VAR dengan uji AIC, SIC dan HQ. Keiga, lakukan uji kausalias Granger unuk meliha arah hubungan dianara variabel-variabel. Keempa, menenukan esimasi parameer seiap model. Kelima, menenukan hasil peramalan unuk waku yang akan daang. Keenam, uji kebaikan hasil peramalan dengan menggunakan koefisien deerminasi. Ceak hasil: Model VAR unuk daa dan hasil prediksi curah hujan di Koa Pekanbaru SELESAI Gambar 1. Flowchar Meodelogi Peneliian HASIL DAN PEMBAHASAN a. Saisik Deskripif Daa Jumlah Curah Hujan, Kelembaban Udara dan Temperaur Udara Analisis deskripif unuk daa jumlah curah hujan, kelembaban udara dan emperaur udara zz jhg11 erdapa pada abel beriku ini: Tabel 1. Saisik Deskripif Jumlah Curah Hujan, Kelembaban Udara dan Temperaur Udara Koa Pekanbaru Variabel N Mean Min Max Curah hujan 9.5 Kelembaban Udara Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol. 11, No., Juni, pp

5 emperaur udara Curah Hujan kelembaban Udara Auocorrelaion Parial Auocorrelaion Auocorrelaion Parial Auocorrelaion Parial Auocorrelaion Auocorrelaion Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol. 11, No., Juni, pp ISSN 93-3 prin/issn online bccv Berdasarkan Tabel 1 dikeahui bahwa raaraa perhari jumlah curah hujan, kelembaban udara dan emperaur udara adalah.5 mm, 7. % dan.71 0 C. Jumlah curah hujan eringgi adalah mm pada hari ke- bulan Okober dan erendah adalah mm pada hari ke-1 bulan November. Jumlah kelembaban udara eringgi adalah 9% pada hari ke-17 bulan Desember dan erendah adalah % pada hari ke-9 bulan November. Jumlah emperaur udara eringgi adalah 9. 0 C pada hari ke-13 bulan Okober dan erendah adalah C pada hari ke- bulan Desember. b. Pembenukan Model Peramalan Curah Hujan Prosedur dalam pembenukan model VAR yaiu uji sasionerias daa, penenuan lag opimal, uji kausalias Granger, esimasi parameer, uji asumsi model VAR, penerapan model unuk peramalan dan kebaikan model peramalan., eapi unuk hari berikunya erjadi kesabilan kembali hingga hari ke 9. Maka dapa dikaakan raa-raa dan varians dari daa curah hujan adalah konsan sehingga daa dikaakan sasioner. Pada plo daa kelembaban udara dan emperaur udara menunjukkan bahwa erjadi kesabilan daa dari hari perama hingga hari ke-9. Sehingga dapa dikaakan raa-raa dan varians dari daa kelembaban udara dan emperaur udara adalah konsan sehingga daa dikaakan sasioner. Beriku plo ACF dan PACF daa jumlah curah hujan, kelembaban udara dan emperaur udara koa Pekanbaru yaiu: - Auocorrelaion Funcion for curah hujan (wih 5% significance limis for he auocorrelaions) Parial Auocorrelaion Funcion for curah hujan (wih 5% significance limis for he parial auocorrelaions) Uji Sasionerias Daa Jumlah Curah Hujan, Kelembaban Udara dan Temperaur Udara Plo ime series daa asal jumlah curah hujan, kelembaban udara, emperaur udara koa Pekanbaru dari bulan Okober- Desember 11 dapa diliha pada grafik beriku ini: Auocorrelaion Funcion for kelembaban Udara (wih 5% significance limis for he auocorrelaions) Auocorrelaion Funcion for emperaur udara (wih 5% significance limis for he auocorrelaions) Parial Auocorrelaion Funcion for kelembaban Udara (wih 5% significance limis for he parial auocorrelaions) - Parial Auocorrelaion Funcion for emperaur udara (wih 5% significance limis for he parial auocorrelaions) Time Series Plo of Curah Hujan Index Time Series Plo of emperaur udara 3 5 Hari Time Series Plo of kelembaban Udara Gambar. Plo Daa Akual Jumlah Curah Hujan, Kelembaban Udara dan Temperaur Udara Koa Pekanbaru Berdasarkan plo curah hujan ersebu secara kasa maa dapa diliha bahwa ciriciri daa menunjukkan erjadi kesabilan daa dari hari perama sampai hari ke 19 dan mengalami peningkaan pada hari ke Hari Gambar 3. Plo ACF dan PACF Daa Akual Jumlah Curah Hujan, Kelembaban Udara dan Temperaur Udara Koa Pekanbaru Plo daa ACF dan PACF dikaakan sasioner apabila plo ACF dan PACF urun secara eksponensial. Berdasarkan plo ACF dan PACF daa curah hujan, kelembaban udara dan emperaur udara koa Pekanbaru pada Gambar 3 menunjukkan bahwa daa idak sasioner karena lag-lag pada fungsi auokorelasi idak urun secara eksponensial. Sehingga unuk mensasionerkan daa perlu dilakukan differencing. Selanjunya plo ACF dan PACF dari daa hasil differencing disajikan pada grafik pada Gambar beriku: 155

6 Auocorrelaion Parial Auocorrelaion Auocorrelaion Parial Auocorrelaion Auocorrelaion Parial Auocorrelaion Desvina/Penerapan Model Vecor Auoregressive (VAR) - Auocorrelaion Funcion for curah hujan (wih 5% significance limis for he auocorrelaions) Auocorrelaion Funcion for kelembaban Udara (wih 5% significance limis for he auocorrelaions) Parial Auocorrelaion Funcion for curah hujan (wih 5% significance limis for he parial auocorrelaions) - Parial Auocorrelaion Funcion for kelembaban Udara (wih 5% significance limis for he parial auocorrelaions) Berdasarkan hasil pada Tabel menunjukkan bahwa nilai AIC lebih kecil dibandingkan dengan nilai SIC dan HQ yaiu pada lag, yang berari bahwa panjang lag opimal adalah lag. - - Auocorrelaion Funcion for emperaur udara (wih 5% significance limis for he auocorrelaions) - - Parial Auocorrelaion Funcion for emperaur udara (wih 5% significance limis for he parial auocorrelaions) Gambar. Plo ACF dan PACF Hasil Differencing Perama Daa Jumlah Curah Hujan, Kelembaban Udara dan Temperaur Udara Grafik ACF dan PACF seelah differencing perama pada Gambar menunjukkan bahwa daa jumlah curah hujan/kelembaban udara/emperaur udara di koa Pekanbaru sudah sasioner karena lag-lag pada ACF dan PACF hasil differencing perama urun secara eksponensial. Berdasarkan plo ACF dan PACF daa jumlah curah hujan, kelembaban udara dan emperaur udara elah sasioner pada diferensing perama. Penenuan Panjang Opimal Keseluruhan daa elah sasioner pada ingka differencing perama, maka ahap selanjunya yaiu menenukan panjang lag opimal yang akan digunakan dalam model VAR. Beriku adalah hasil penenuan panjang lag pada Tabel yaiu: Uji Kausalias Granger Seelah diperoleh panjang lag opimal maka selanjunya adalah dilakukan uji kausalias Granger unuk mengeahui ada aau idaknya kausalias anar variabel. Beriku adalah hasil uji kausalias Granger yang disajikan dalam Tabel 3: Tabel 3. Uji Kausalias Granger Hipoesis Null Obs F- Kelembaban Udara idak mempengaruhi Curah Hujan Curah Hujan idak mempengaruhi Kelembaban Udara Temperaur Udara idak mempengaruhi Curah Hujan Curah Hujan idak mempengaruhi Temperaur Udara Saisik P-value Berdasarkan hasil pengujian kausalias Granger pada Tabel 3 ersebu diperoleh bahwa: 1. a. Kelembaban udara idak mempengaruhi curah hujan Kelembaban udara mempengaruhi curah hujan Tabel. Panjang Opimal AIC SC HQ * *.359* Uji saisik : Jika nilai P-value maka diolak. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai P-value sehingga dierima yang berari bahwa kelembaban udara idak mempengaruhi curah hujan. b. Curah hujan idak mempengaruhi kelembaban udara Curah hujan mempengaruhi kelembaban udara Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol. 11, No., Juni, pp

7 Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol. 11, No., Juni, pp ISSN 93-3 prin/issn online Uji saisik : Jika nilai P-value maka diolak. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai P-value sehingga diolak yang berari bahwa Curah hujan mempengaruhi kelembaban udara.. a. Temperaur udara idak mempengaruhi curah hujan Temperaur udara mempengaruhi curah hujan Uji saisik : Jika nilai P-value maka diolak. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai P-value sehingga diolak yang berari bahwa emperaur udara mempengaruhi curah hujan. b. Curah hujan idak mempengaruhi emperaur udara Curah hujan mempengaruhi emperaur udara Uji saisik : Jika nilai P-value maka diolak. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai P-value sehingga diolak yang berari bahwa curah hujan mempengaruhi emperaur udara. Berdasarkan uji kausalias Granger dapa disimpulkan bahwa curah hujan memiliki hubungan searah erhadap kelembaban udara dan memiliki hubungan imbal balik erhadap emperaur udara. Esimasi Parameer Tahap selanjunya adalah mengesimasi nilai dari parameer VAR. Pada uji sebelumnya diperoleh panjang lag adalah yang erdiri dari 3 variabel sehingga model yang didapa unuk esimasi parameer adalah VAR(). Adapun persamaan dari model ersebu adalah : CU CU CU KU 13 TU KU TU (13) KU TU KU 3 TU 5 30 KU 33 TU 35 CU CU KU TU 1 KU 3 TU 3 CU 3 CU () (15) dengan adalah curah hujan pada waku, adalah kelembaban udara pada waku, adalah emperaur udara pada waku. Beriku adalah hasil esimasi parameer model VAR() yang disajikan dalam abel beriku: Tabel. Esimasi Parameer Model VAR() Para meer Koefisien Para meer Koefisien Para meer Koefisien Berdasarkan Tabel, model VAR() pada Persamaan (13), () dan (15) yang erbenuk adalah: CU.73 0CU 0.CU KU TU 1.0KU 9.5TU 0.5TU KU KU 7.TU CU 7TU 1 1 KU KU 7TU 5. CU TU CU KU 1CU 17 Persamaan (), (17) dan () dapa dibenuk ke dalam benuk mariks sehingga menjadi : CU.73 KU TU

8 Error Desvina/Penerapan Model Vecor Auoregressive (VAR) CU CU KU KU TU TU (19) Uji Asumsi Model VAR Berdasarkan langkah perama uji sasionerias, diperoleh bahwa variabelvariabel dalam model VAR sasioner bersama yaiu pada ingka differencing perama. Berdasarkan uji Pormaneau menggunakan banuan Eviews diperoleh nilai Q-saisik yaiu dan Chisquare adalah.7, karena Q-saisik < Chi-square yang berari erima sehingga menunjukkan bahwa error idak ada auokorelasi. Hal ini juga dapa diliha melalui plo dari error pada lampiran E yang disajikan pada Gambar 5 beriku : Time Series Plo of Error 7 3 Gambar 5. Grafik Error Daa Peramalan Curah Hujan Koa Pekanbaru Berdasarkan plo pada Gambar 5 bahwa error idak membenuk suau pola erenu dan erdisribusi disekiar nol. Sehingga dapa disimpulkan bahwa sifa inerpendensi pada error erpenuhi. Dengan demikian, asumsi pada model VAR erpenuhi. Penerapan Model unuk Peramalan Seelah diperoleh model peramalan VAR yaiu model VAR() dengan iga variabel, maka model dapa digunakan unuk peramalan. Selanjunya model digunakan unuk peramalan yang dibedakan unuk daa raining dan peramalan pada waku yang akan daang. Daa raining yaiu daa yang digunakan unuk membangun model peramalan. Penulis menggunakan daa raining sebanyak 9 daa yaiu daa dari 01 5 Hari Okober 11 sampai anggal 31 Desember11. Peramalan menggunakan model VAR() dengan Persamaan (19) pada perhiungan peramalan daa raining diperoleh peramalan curah hujan, kelembaban udara dan emperaur udara koa Pekanbaru pada hari keiga adalah.779 cm, %, dan C. Langkah selanjunya yang dilakukan adalah meramalkan curah hujan koa Pekanbaru unuk BMKG koa Pekanbaru pada waku yang akan daang. Akan dilakukan peramalan curah hujan unuk hari yang akan daang yaiu 01 Januari sampai Januari. Unuk hasil peramalan akan disajikan dalam Tabel 5 beriku: Tabel 5. Daa Hasil Peramalan Curah Hujan Koa Pekanbaru No Tanggal Ramalan ( ) 1 01-Jan- 0-Jan Jan- 0-Jan Jan- 0-Jan Jan- 0-Jan Jan- -Jan- Berdasarkan Tabel 5 dapa diliha hasil peramalan curah hujan koa Pekanbaru dari BMKG koa Pekanbaru pada anggal 01 Januari sampai Januari mengalami peningkaan dan penurun yang idak berbeda jauh dari hari ke hari. Kebaikan Model unuk Peramalan Nilai digunakan unuk menenukan kebaikan model unuk peramalan. Dengan kaa lain, menggambarkan berapa persen model ersebu dapa menggambarkan daa akual. yang diperoleh adalah aau 57.7 %. Hal ini berari 57.7 % model VAR sesuai unuk peramalan curah hujan koa Pekanbaru menggunakan variabel kelembaban udara dan emperaur udara. Selanjunya.3 % dapa dilakukan peramalan curah hujan koa Pekanbaru menggunakan variabel lain yang Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol. 11, No., Juni, pp

9 Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol. 11, No., Juni, pp ISSN 93-3 prin/issn online lebih berpengaruh secara signifikan. Seelah melakukan langkah-langkah peramalan menggunakan model VAR, diperoleh bahwa nilai ramalan curah hujan koa Pekanbaru yang dihasilkan idak mengalamai peningkaan dan penurunan secara signifikan dari hari ke hari. Hal ini dikarenakan hanya emperaur udara yang memberikan pengaruh signifikan erhadap curah hujan di koa Pekanbaru KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan bahwa model yang diperoleh unuk peramalan curah hujan koa Pekanbaru dari BMKG koa Pekanbaru dengan menggunakan langkah-langkah model VAR adalah model VAR(). Nilai yang diperoleh adalah aau 57.7 %. Hal ini berari 57.7 % model ersebu sesuai unuk peramalan curah hujan koa Pekanbaru menggunakan variabel kelembaban udara dan emperaur udara. Selanjunya.3 % peramalan curah hujan koa Pekanbaru dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Hal ini dikarenakan hanya emperaur udara yang memberikan pengaruh signifikan erhadap curah hujan koa Pekanbaru sehingga menyebabkan peramalan curah hujan koa Pekanbaru pada anggal 01 Januari sampai Januari idak mengalami peningkaan dan penurunan yang signifikan dari hari ke hari. Saran Peneliian ini hanya membahas enang peramalan curah hujan koa Pekanbaru dengan variabel kelembaban udara dan emperaur udara menggunakan model VAR, dengan demikian bagi para pembaca, agar melakukan peramalan curah hujan dengan menambah variabel lain yang lebih berpengaruh signifikan erhadap curah hujan di koa Pekanbaru. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Badan Meeorologi dan Geofisika (BMKG) koa Pekanbaru, yang elah memberi banuan kepada penelii unuk mendapakan daa enang cuaca dan iklim. DAFTAR PUSTAKA Brocklebank, J.C. & David, A.D. (03). SAS for Forecasing Time Series, h Ediion. New York: John Wiley & Sons, Inc. Diah, Safiri Asih. (0). Vecor Auoregressive (VAR) unuk peramalan harga saham PT.Indofood Sukses Makmur Indonesia TBk. Jurnal Maemaika Vol 11. Enders W. (1995). Applied Economeric Times Series. New York. Willey and Sons, Inc. Gunarsih, A. K. (0). Klimaologi Pengaruh Iklim Trhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara. Jakara. Handoko. (1993). Klimaologi Dasar. Bogor. Jurusan Geofisika dan Meeorologi Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam. Insiu Peranian Bogor. Hidayaullah. (11). Model Vecor Auoregressive (VAR) dan Penerapannya Unuk Analisis Pengaruh Harga Migas Terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK). Skripsi Mahasiswa Universias Negeri Yogyakara. Lakian Benyamin. (0). Dasar-dasar Klimaologi. PT Raja Grafindo Persada. Jakara. Maddala,G.S. (199). Inroducion o Economerics. Edisi ke-. New York: Macmillan Publishing Company. R.Ajija Shochrul, dkk. (11). Cara Cerdas Menguasai Eviews. Salemba Empa. Jakara. S.Yonahan Hadi. (03). Analisis Vecor Auoregressive erhadap Korelasi Anara Pendapaan Nasional dan Invesasi Pemerinah di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Moneer Volume Nomor. Sembiring, R.K. (1995). Analisis Regresi. Edisi kedua. Penerbi ITB. Wai, H.M., Teo, K. & Yee, K.M. (0). FDI and Economic Growh Relaionship: An Empirical Sudy on Malaysia. Inernaional Business Research, 1::

PENERAPAN METODE BOX-JENKINS UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUSKA RIAU

PENERAPAN METODE BOX-JENKINS UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUSKA RIAU Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri, Vol., No., Desember 4, pp. 8 89 ISSN 693-39 prin/issn 47-939 online PENERAPAN METODE BOX-JENKINS UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUSKA RIAU

Lebih terperinci

PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH

PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH Vol.. No., 03 PERAMALAN KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA TERHADAP MATA UANG DOLLAR AMERIKA (USD) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARCH/GARCH Ari Pani Desvina, Sari Marlinda, Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

PENDEKATAN PERAMALAN TINGKAT KONSUMSI MINYAK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS

PENDEKATAN PERAMALAN TINGKAT KONSUMSI MINYAK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS PENDEKATAN PERAMALAN TINGKAT KONSUMSI MINYAK DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOX-JENKINS Ari Pani Desvina, Abdur Rahman Siddiq Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau E-mail:

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016) Prosiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-602-622-20-9 hal 935-950 November 206 hp://jurnal.fkip.uns.ac.id PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN

Lebih terperinci

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan

Penerapan Model ARCH/GARCH untuk Peramalan Nilai Tukar Petani ABSTRAK ABSTRACT. Pendahuluan Jurnal Sains Maemaika dan Saisika, Vol. 4, No., Januari 8 ISSN 46-454 prin/issn 65-8663 online Penerapan Model ARCH/GARCH unuk Peramalan Nilai Tukar Peani Ari Pani Desvina, Inggrid Ocaviani Meijer, Jurusan

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

PERAMALAN PENCEMARAN UDARA OLEH SULFUR DIOKSIDA (SO 2 ) DI PEKANBARU DENGAN MODEL AR(3)

PERAMALAN PENCEMARAN UDARA OLEH SULFUR DIOKSIDA (SO 2 ) DI PEKANBARU DENGAN MODEL AR(3) PERAMALAN PENCEMARAN UDARA OLEH SULFUR DIOKSIDA (SO 2 ) DI PEKANBARU DENGAN MODEL AR(3) Ari Pani Desvina Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau aripanidesvina@gmail.com ABSTRAK Meode

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN

PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN IndoMS Journal on Saisics Vol., No. (04), Page 7-37 PENAKSIRAN PARAMETER MODEL VECTOR AUTOREGRESSIVE INTEGRATED (VARI) DENGAN METODE MLE DAN PENERAPANNYA PADA DATA INDEKS HARGA KONSUMEN Dinda Ariska Wulandari,

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,1,1)(0,1,1) 12 TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG AIRLINES PT. ANGKASA PURA II BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU DENGAN ARIMA(0,,)(0,,) 2 TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes

Oleh: TANTI MEGASARI Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM YANG DIPENGARUHI KURS, PERUBAHAN INFLASI, POSISI JUMLAH DEPOSITO BERJANGKA, SUKU BUNGA SBI DAN DEPOSITO MENGGUNAKAN FUNGSI TRANSFER DAN ARCH-GARCH Oleh: TANTI MEGASARI 6 00

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Forcasing Inflaion Using Muliple Inpu Transfer Funcion Model Novi Adisia, Sri Wahyuningsih, dan Rio Goeanoro 3 Laboraorium Saisika Terapan

Lebih terperinci

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting.

Kata kunci: Deret waktu, Heteroskedastisitas, IGARCH, Peramalan. Keywords: Time Series, Heteroscedasticity, IGARCH, Forecasting. METODE INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) UNTUK MEMODELKAN HARGA GABAH DUNIA (INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY TO CAPTURE

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Studi Kasus: PT Tembaga Mulia Semanan) Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi Program Sudi MMT-ITS, Surabaya 1 Agusus 2009 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE PERAMALAN AUTOREGRESIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) (Sudi Kasus: PT

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 XV-1 ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI Muhammad Sjahid Akbar, Jerry Dwi Trijoyo

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih.

Abstrak Hampir seluruh aktivitas manusia di berbagai belahan bumi sangat bergantung terhadap ketersediaan air bersih. 1 Peramalan Volume Produksi Air Bersih di PDAM Kabupaen Bojonegoro berdasarkan Jumlah Pelanggan dan Volume Konsumsi Air Fasha Aulia Pradhani dan Adaul Mukarromah Jurusan Saisika, FMIPA, ITS Jl. Arief Rahman

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

PERAMALAN PARTICULATE MATTER (PM10) DI KAJANG MALAYSIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE

PERAMALAN PARTICULATE MATTER (PM10) DI KAJANG MALAYSIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE Jurnal Sains, Teknologi dan Indusri PERAMALAN PARTICULATE MATTER (PM10) DI KAJANG MALAYSIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AUTOREGRESSIVE Ari Pani Desvina Jurusan Maemaika Fakulas Sains dan Teknologi UIN Suska

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia BAB 3 DATA DAN METODOLOGI 3.1 Variabel-Variabel Peneliian 3.1.1 Variabel dependen Variabel dependen yang digunakan adalah reurn Indeks Harga Saham Gabungan yang dihiung dari perubahan logarima naural IHSG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Kota-kota di Papua

Model Koreksi Kesalahan pada Data Runtun Waktu Indeks Harga Konsumen Kota-kota di Papua Model Koreksi Kesalahan pada Daa Runun Waku Indeks Harga Konsumen Koa-koa di Papua Miha Febby R. Donggori, Adi Seiawan, 3 Hanna Arini Parhusip Prodi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika, Universias Krisen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR DI MITRA PINASTHIKA MUSTIKA (MPM) HONDA MOTOR DENGAN PENDEKATAN ARIMA Oleh : Liviani Nursia 307030040 Dosen Pembimbing: Dr. Brodjol Suijo S.U, MSi Laar Belakang

Lebih terperinci

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)) Model Dinamis: Auoregressive Dan Disribusi Lag (Sudi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domesik Regional Bruo (PDRB)) Dynamic Model : Auoregressive and Disribuion Lag (Case Sudy: Effecs

Lebih terperinci

ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER

ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER ANALISIS CRITICAL ROOT VALUE PADA DATA NONSTATIONER Abdul Aziz Dosen Jurusan Maemaika Fakulas Sains Teknologi Universias Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang e-mail : abdulaziz_uinmlg@yahoo.com

Lebih terperinci

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR

MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR MODEL ARIMAX DAN DETEKSI GARCH UNTUK PERAMALAN INFLASI KOTA DENPASAR S - 27 Rukini, Suharono2 2,2 Jurusan Saisika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK WILAYAH SUMBAR RIAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE (AR)

ANALISIS PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK WILAYAH SUMBAR RIAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE (AR) Vol. 9. No. 1, 011 ANALISIS PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK WILAYAH SUMBAR RIAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE (AR) Zulfari Aini Jurusan Teknik Elekro, Fakulas Sains dan Teknologi UIN Suska

Lebih terperinci

Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. : Nesia Brilliana I.P NRP :

Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. : Nesia Brilliana I.P NRP : Peramalan Hasil Produksi Pupuk NPK Menggunakan Model Fungsi Transfer Muli Inpu Nama : Nesia Brilliana I.P NRP : 20800023 Jurusan : Maemaika Dosen Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M. Kes Pemberian pupuk

Lebih terperinci

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014

Model ARIMAX Dan Deteksi GARCH Untuk Peramalan Inflasi Kota Denpasar Tahun 2014 JEKT Model ARIMAX Dan Deeksi GARCH Unuk Peramalan Inflasi Koa Denpasar Tahun 2014 Rukini *) Badan Pusa Saisik Provinsi Bali ABSTRAK pemerinah dalam mengambil kebijakan unuk menjaga sabilias moneer di masa

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Model Peneliian Dalam menganalisa efekifias kebijakan pemerinah, maka model yang digunakan dalam skripsi ini adalah model yang diurunkan dari eori kekuaan monopoli,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Daa Daa yang digunakan adalah daa sekunder runun waku (ime series) bulanan dari 2002:01 sampai dengan 2009:06 yang bersumber dari Laporan dan websie Bank Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

PERAMALAN RATA-RATA TEMPERATUR UDARA HARIAN KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN MODEL ARIMA (0,1,1) TUGAS AKHIR

PERAMALAN RATA-RATA TEMPERATUR UDARA HARIAN KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN MODEL ARIMA (0,1,1) TUGAS AKHIR PERAMALAN RATA-RATA TEMPERATUR UDARA HARIAN KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN MODEL ARIMA (0,,) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains pada Jurusan Maemaika Oleh: DEWI

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG ISSN: 9-54 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor, Tahun 05, Halaman 6-60 Online di: hp://eournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS INTERVENSI KENAIKAN HARGA BBM BERSUBSIDI PADA DATA INFLASI KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Contagions Effect Kurs 5 Negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Menggunakan Vector Autoregressive (VAR)

Contagions Effect Kurs 5 Negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Menggunakan Vector Autoregressive (VAR) JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No., (203) 2337-3520 (230-928X Prin) D-8 Conagions Effec Kurs 5 Negara ASEAN (Associaion of Souheas Asian Naions) Menggunakan Vecor Auoregressive (VAR) Mirna Chairany,

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function)

DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Aplikasi Model Intervensi dengan Step Function) DAMPAK PENURUNAN HARGA BBM JENIS PREMIUM TERHADAP ANGKA INFLASI DI KOTA YOGYAKARTA (Sudi Aplikasi Model Inervensi dengan Sep Funcion) S-3 Kismianini dan Dhoriva Urwaul Wusqa Jurusan Pendidikan Maemaika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Muhammad Firdaus, Ph.D

Muhammad Firdaus, Ph.D Muhammad Firdaus, Ph.D DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FEM-IPB 010 PENGERTIAN GARIS REGRESI Garis regresi adalah garis yang memplokan hubungan variabel dependen (respon, idak bebas, yang dipengaruhi) dengan variabel

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN FUNGSI TRANSFER PADA PERAMALAN CURAH HUJAN KABUPATEN WONOSOBO

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN FUNGSI TRANSFER PADA PERAMALAN CURAH HUJAN KABUPATEN WONOSOBO PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN FUNGSI TRANSFER PADA PERAMALAN CURAH HUJAN KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Disusun Oleh : SITI LIS INA ATUL HIDAYAH 24010211120006 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) ARIMA (Auoregressive Inegraed Moving Average) I. Prinsip Dasar dan Tujuan Analisis. Prinsip Dasar ARIMA sering juga disebu meode runun waku Box-Jenkins. ARIMA sanga baik keepaannya unuk peramalan jangka

Lebih terperinci

MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT DAN APLIKASINYA UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT DAN APLIKASINYA UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI MODEL FUNGSI TRANSFER MULTIVARIAT DAN APLIKASINYA UNTUK MERAMALKAN CURAH HUJAN DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Negeri Yogyakara unuk memenuhi

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Produk Domestik Bruto dan Ekspor Indonesia dengan Pendekatan Threshold Vector Error Correction Model (TVECM)

Analisis Hubungan Produk Domestik Bruto dan Ekspor Indonesia dengan Pendekatan Threshold Vector Error Correction Model (TVECM) Analisis Hubungan Produk Domesik Bruo dan Ekspor Indonesia dengan Pendekaan Threshold Vecor Error Correcion Model (TVECM) Gama Pura Danu Sohibien 1, Brodjol Suijo Suprih Ulama 2 12) Program Sudi Saisika,

Lebih terperinci

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network

Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Platform MK di PT X Menggunakan Metode ARIMA, Neural Network, dan Hibrida ARIMA-Neural Network D-378 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (26) 2337-3520 (23-928X Prin) Pemodelan Produksi Minyak dan Gas Bumi pada Plaform MK di PT X Menggunakan Meode ARIMA, Neural Nework, dan Hibrida ARIMA-Neural

Lebih terperinci

Kata Kunci - GSTAR, Inflasi, Invers Jarak, Korelasi Silang, Seragam. I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci - GSTAR, Inflasi, Invers Jarak, Korelasi Silang, Seragam. I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA Pemodelan Inflasi di Koa Semarang, Yogyakara, dan Surakara dengan pendekaan GSTAR Laily Awliaul Faizah, Seiawan Jurusan Saisika, Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Meode Inervensi dan Regresi Spline Rina Andriani, Dr. Suharono, M.Sc 2 Mahasiswa Jurusan Saisika FMIPA-ITS, 2 Dosen Jurusan Saisika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Dalam peneliian ini, penulis akan menggunakan life cycle model (LCM) yang dikembangkan oleh Modigliani (1986). Model ini merupakan eori sandar unuk menjelaskan perubahan dari

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 91-100 Online di: hp://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian IDENTIFIKASI BREAKPOINT DAN PEMODELAN AUTOREGRESSIVE STRUCTURAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA TUMOR JINAK (NEOPLASMA) DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA(0,1,1) TUGAS AKHIR.

PERAMALAN JUMLAH PENDERITA TUMOR JINAK (NEOPLASMA) DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA(0,1,1) TUGAS AKHIR. PERAMALAN JUMLAH PENDERITA TUMOR JINAK (NEOPLASMA) DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA(,1,1) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Sau Syara Unuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir BAB III METODE PENELITIAN Peneliian ini diujukan unuk membukikan adanya hubungan dan pengaruh dari nilai ukar Rupiah erhadap Dollar Amerika Serika (exchange rae),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII

DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 6, No. 3 (27), hal 83 2. MODEL SPACE-TIME DAN PENERAPANNYA PADA PRODUKSI KELAPA SAWIT DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII Ella Kurniawai, Naomi Nessyana

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Pengunjung Domestik dan Mancanegara di Maharani Zoo & Goa Menggunakan ARIMA Box - Jenkins

Peramalan Jumlah Pengunjung Domestik dan Mancanegara di Maharani Zoo & Goa Menggunakan ARIMA Box - Jenkins Peramalan Jumlah Pengunjung Domesik dan Mancanegara di Maharani oo & Goa Menggunakan ARIMA Box - Jenkins Vivi Kusuma Sulisyawai (3030085) Dosen Pembimbing Dr. Irhamah, S.Si.,M.Si Laar Belakang Rumusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA

PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA PENENTUAN MODEL PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DENGAN METODE ARIMA Leopoldus Ricky Sasongko, Lydia Ninuk Rahayu, dan Alberh Roy Koa 3,,3 Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Sedangkan data deret waktu (time series) adalah pengamatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Sedangkan data deret waktu (time series) adalah pengamatan yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Semakin majuna ala ransporasi membua masaraka semakin mudah unuk bepergian, salah sau conohna adalah dengan menggunakan ransporasi udara. Semakin majuna ransporasi udara

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PADA PT

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PADA PT PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PADA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) KANTOR CABANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA DENGAN METODE WINTER S EXPONENTIAL SMOOTHING DAN SEASONAL ARIMA SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.. Ruang Lingkup Peneliian Peneliian ini diujukan unuk menenukan meode erbaik yang dapa digunakan dalam meramalkan harga ayam pada enam koa besar di Jawa-Bali. Meode peramalan yang

Lebih terperinci