Pemakaian Metode Numerik Pada Sirkulasi Udara di Sekitar Bangunan Tradisional Bali

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pemakaian Metode Numerik Pada Sirkulasi Udara di Sekitar Bangunan Tradisional Bali"

Transkripsi

1 Jrnal Matematika dan Sains Vol. 7 No., April 00, hal 35-4 Pemakaian Metode Nmerik Pada Sirklasi Udara di Sekitar Bangnan Tradisional Bali I Gsti Bags Wiaya Ksma Program Stdi Teknik Mesin, Fakltas Teknik, Universitas Udayana Kamps Bkit Jimbaran, Badng, 8036, Bali Phone: , Fax. : wiaya_ksma@telkom.net Diterima tanggal 5 Jli 00, diseti ntk dipblikasikan Maret 00 Abstrak Pola aliran dara pada sekmplan bangnan tradisional Bali tidak dapat diestimasi dengan menggnakan Metode percobaan atapn dengan memakai bangnan-bangnan modern, karena letak dan fngsi gedng pada sekmplan bangnan tradisional Bali tersebt berhbngan erat sat sama lainnya. Adalah tidak tepat apabila kaian dilakkan dengan memakai sat bangnan yang terisolasi (isolated bilding) serta Metode simetri ntk mengetahi pola aliran dara di selrh bangnan. Metode nmerik dengan berdasarkan finite volme dignakan pada simlasi ini yakni ntk mempercepat proses analisa serta memberikan data yang lebih detail dari pola aliran dara di sekitar bangnan 3-dimensi. Hasil mennkkan bahwa Metode nmerik memberikan hasil yang akrat tentang pola aliran dara di sekitar bangnan - bangnan tradisional tersebt. Kata knci : Metode nmerik, sirklasi dara, bangnan tradisional Abstract The airflow patterns arond traditional Balinese bildings cannot be estimated by experiment method nor sing modern bildings, since the position and the fnction of a bilding on a clster of traditional Balinese bildings are linked each other. It is not correct if the investigation ses an isolated bilding and symmetrical method in order to nderstand the airflow patterns of all bildings. Nmerical method based on finite volme is sed in this simlation since it gives qicker analyses and capable of delivering more detailed and comprehensive information abot the flow strctre arond 3-dimension bildings. Reslts show that nmerical method gives more accrate prediction of airflow patterns arond traditional bildings. Keywords : Nmerical Method, air circlation, traditional bilding. Pendahlan Pola aliran dara di sekitar bangnanbangnan tradisional Bali belm pernah dikai oleh para peneliti secara menyelrh. Padahal, interaksi antara aliran dara dan perpindahan panas di sekitar bangnan tradisional Bali memegang peran yang sangat penting dalam paya meningkatkan kenyamanan termis penghni, selain ntk melestarikan arsitektr tradisional Bali it sendiri. Aliran dara pada bangnan tradi-sional Bali sangatlah kompleks serta saat ini masih slit ntk dilakkan dengan mempergnakan simlasi terowongan angin atapn dengan menggnakan model berpa bangnan modern. Aliran dara pada sekmplan bangnan tradisional Bali tidak dapat diestimasi dengan menggnakan sebah bangnan yang terisolasi dan mempergnakan kondisi-kondisi batas yang simetris, karena masing-masing bangnan baik posisi serta fngsinya berhbngan sat dengan lainnya. Metode nmerik merpakan sat Metode alternatif dalam paya menawab permasalahan ini. Selain it, Metode ini dapat mempercepat proses analisa, ah lebih mrah bila dibandingkan dengan Metode terowongan angin, serta dapat menyaikan informasi yang lebih lengkap dan komprehensip dari strktr aliran dara. Pola aliran dara di sekitar bangn-an senantiasa trblen, sehingga kaian nmerik hars memperhitngkan pola aliran trblen tersebt. Pola aliran trblen disaikan pada Gambar. Metode pendekatan nmerik ntk aliran trblen yang paling banyak dipakai adalah memakai model standar k-. Namn kondisi kondisi batas yang spesial harslah diaplikasikan karena adanya sedikit kelebihan estimasi, yang berakibat pada rendahnya harga distribsi tekanan pada ng depan bangnan apabila dibandingkan dengan metode terowongan angin,), seperti 35

2 36 JMS Vol. 7 No., April 00 disaikan pada Gambar. Untk mengatasi hal tersebt penlis melakkannya dengan cara meredksi harga k (energi kinetik) dan (energi disipasi), dimana berakibat pada berkrangnya ars eddy (eddy vortex) dan memperkecil prodksi trblensi pada bagian depan selbng bangnan tersebt. th) merpakan sat keslitan ntk dikai secara eksperimen di laboratorim. section 4 section 4 section 3 section 3 section section Gedng section Gedng 4 section Cp Gambar. Pola sirklasi dara pada sebah gedng terisolasi 0,5 0-0,5 - -,5 Pressre distribtion A B C D B A D C Bilding srface length Experiment (Castro & Robins, 977) Wind tnnel (Okada et al, 99) Nmerical (k-e, Qasim et al, 99) Comptational (k-e, Selvam et al, 996) Gambar. Perbandingan distribsi tekanan pada sat bangnan terisolasi Harga k dan merpakan variabel bebas yang berflktasi. Semakin kecil harga yang dipakai, semakin kecil pla ars eddy pada bagian depan bangnan. Keda parameter ini memiliki hbngan yang signifikan serta belm pernah dinyatakan oleh para peneliti.. Deskripsi Model Separation bbble Reattachment length Reattachment point Bentk dari sekmplan bangnan tradisional Bali dapat dilihat pada Gambar 3(a). Ssnan bangnan yang nik (dimana letak gedng dan fngsinya adalah sat kesatan yang section 4 section 4 section 3 section 3 section section section section Gedng Gedng 6 section section section section section 3 section 3 section 4 section 4 Gedng 3 Gedng 5 (a) Gambar 3. (a) Ssnan gedng pada arsitektr tradisional Bali. Beberapa asmsi perl disampaikan, yait:. Wilayah yang dinyatakan sebagai atmospheric bondary layer (hingga ketinggian 500 m) telah dipenhi dalam simlasi ini. Lapis batas permkaan pada ketinggian 0 m adalah lapisan yang mana harga momentm ke arah vertikal, panas dan flks massa adalah konstan, dengan demikian teori similaritas dari Monin-Obkhov dapat diaplikasikan dalam kaian ini 3).. Atmosfer diasmsikan dalam kondisi kesetimbangan hidrostatik, sehingga persamaan Bossinesq dapat dipergnakan dalam pendekatan 4).. Kondisi batas Kondisi batas (bondary condition) ntk simlasi lapis batas atmosfer (atmospheric bondary layer) adalah ntk lapis batas homogen dengan karakteristik sebagai berikt: (a) Inlet Kondisi batas ntk kecepatan mask adalah dinyatakan sebagai: dimana y ketinggian y, log( y / y0) = () log(0 / ) y 0m 0 y adalah kecepatan tengah pada 0 m adalah kecepatan pada

3 JMS Vol. 7 No., April ketinggian 0, y 0 adalah kekasaran permkaan yang sebesar 0.00 m ntk rmpt yang pendek. Selain it, harga kecepatan baik ke arah y dan z adalah nol telah dimaskkan ga sebagai kondisi batas 5). Harga intensitas trblensi adalah sebesar 6.%, mengac pada klasifikasi wilayah permkaan ntk wilayah pemkiman yang agak arang penddknya 6). Temperatr dara adalah sebesar 30 K mengac pada hasil penelitian dara di Bali 7). Persamaan momentm adalah: i P = i ( υ υ) t i υ t i () dimana i =,, dan 3 mennkkan arah dan adalah indeks yang mennkkan penmlahan dari hingga 3. Harga tegangan geser flida adalah konstan dan dinyatakan sebagai (3) y ( l t ) = τ w = ρτ Persamaan (3) di atas selantnya dignakan ntk mencari harga τ, sedangkan para -meter l adalah kekentalan laminar, t adalah kekentalan trblen, τ w adalah tegangan geser flida di permkaan selbng bangnan, ρ adalah massa enis dara dan τ adalah kecepatan gesek. Persamaan energi kinetik trblensi, k dan la energi dissipasi, pada kondisi mask dinyatakan sebagai berikt: t k = t ρ = 0 (4) z σ k y y t C Cρ = 0 (4) t z σ y y k k Kekentalan Eddy: k υ t = C (6) dengan harga tekanan: p P = k (7) ρ 3 menyatakan komponen kecepatan pada smb x, y dan z., k menyatakan energi kinetik ntk kondisi trblen merpakan energi disipasi ntk kondisi trblen υ t merpakan kekentalan eddy υ merpakan kekentalan dara ρ merpakan kerapatan massa dari dara p menyatakan harga tengah dari tekanan yang mana σ k, σ, C and C adalah konstanta dari model dengan σ k, =.0, σ =.3, C =.44 and C =.9 3). Persamaan vektor di atas dapat diselesaikan dengan menggnakan persamaan = τ y y0 ln (8) K y0 K = τ C = 3 τ K( y y0 ) (9) (0) dimana K adalah konstanta von Karman s ( 0.4) dan C = (b) Bidang solid Sema kecepatan ke arah x, y dan z (, v dan w) adalah nol pada bidang solid, serta kondisi ini disebt sebagai no-slip bondary condition. Temperatr pada permkaan tanah adalah konstan sebesar 305 K mengac pada penelitian yang dilakkan di Bali 7). Harga flks panas telah dimaskkan dalam perhitngan dan besarnya bervariasi, tergantng pada posisi bangnan yang dikai 7). Implementasi dari kondisi batas ntk aliran trblen diawali dengan mengkai terhadap harga y, yakni lapis batas minimm yang diperlkan antara permkaan solid terhadap flida, dimana pada kondisi dekat sekali dengan dinding memiliki harga y.63. Sehingga, apabila harga y >.63, maka node pertama (dari dinding solid) dinyatakan telah mengikti kaidah logaritmik dari lapisan batas trblen. Hbngan tersebt dinyatakan sebagai: dan T τ = ln( Ey ) () K = σt, t 0.75 σ T, l 9.4 σt, t σt, l 0.8exp σt, t () ρ δ y = τ (3) dimana K adalah konstanta von Karman (0.4), E adalah sebah konstanta integrasi (pada permkaan dinding yang hals serta memiliki tegangan geser yang konstan) bernilai sebesar

4 38 JMS Vol. 7 No., April 00 9,793. σ T,l adalah bilangan Prandtl ntk kondisi laminar (0.707) dan σ T,t adalah bilangan Prandtl ntk kondisi trblen ( 0.9). (c) Otlet Kondisi lapis batas yang homogen dari Nemann dipergnakan dalam simlasi ini, dimana di dk d = = = dx dx dx 0... Prosedr perhitngan nmerik Sema persamaan diferensial di atas diselesaikan secara iterasi dengan Metode Picard, namn disertai perlakan secara relaksasi dengan parameter relaksasi sebesar 0,7 setiap siklsnya. Parameter relaksasi bertan ntk mempercepat proses konvergensi. Hal ini dilakkan mengingat Metode Picard memberikan kestabilan dalam perhitngan namn memerlkan wakt yang lebih panang ntk mencapai kriteria konvergen. Kriteria konvergen akan tercapai apabila mlah dari kesalahan residal dari selrh domain adalah lebih kecil dari harga toleransi yang diberikan (dalam simlasi ini adalah sebesar 0-6 ). a b c a = first block grid (niform grid) diselesaikan dengan Metode k- b = second block grid (niform grid) diselesaikan dengan Metode k- c = third block grid (non-niform grid) diselesaikan dengan Metode k- Gambar 3b. Pengatran grid dalam kaian ini Grid berbentk segiempat diper-gnakan dalam simlasi ini, akan tetapi dengan bentk yang mengikti bangnan it sendiri (body fittedgrid), seperti disaikan pada Gambar 3(b). Konfigrasi dari bentk body fitted-grid ini serta dikombinasikan dengan harga k dan yang kecil akan memperbaiki keakratan hasil serta wakt ntk proses iterasi. Metode penyelesaian persamaan diferensial di atas adalah dengan metode finite volme. Prodksi adalah hasil yang disebabkan karena adanya persamaan (4) dan (5) dimana akan berpengarh terhadap tebal lapisan batas antara bidang solid terhadap dara (y ). Semakin tinggi prodksi yang dihasilkan maka semakin kecil tebal lapis batas yang dihasilkan, yang berakibat pada semakin tingginya tingkat penyimpangan yang dihasilkan. Besarnya prodksi yang dihasilkan dengan menggnakan persamaan standar dari model k- adalah = C, dimana S = i i k P k S (3) Sedangkan prodksi yang dihasilkan dengan menggnakan persamaan Kato dan Lander adalah P k = C S S (4) dimana i k S = dan i i k S = i Dari persamaan (3) dan (4) di atas, elaslah bahwa model k - menghasilkan prodksi yang lebih besar daripada model yang disampaikan oleh Kato dan Lander, sehingga akan menghasilkan penyimpangan yang lebih tinggi terhadap hasil yang diharapkan. Pada wilayah separasi (di belakang gedng atapn di antara gedng), harga parameter regangan S dari model standar k - menadi sangat besar pada wilayah stagnasi (kemandegan terhadap aliran dara setelah bertmbkan dengan permkaan bangnan), sehingga akan meningkatkan harga prodksi P k di atas level yang seharsnya (dibandingkan dengan Metode eksperimen tetapi ntk sat bangnan yang terisolasi), seperti dalam Gambar. Dengan mempergnakan harga yang kecil dalam simlasi perhitngan, maka prodksi yang dihasilkan bila menggnakan model standar k- akan dapat diperbaiki (diperkecil) sehingga keakratan hasil dapat ditingkatkan, baik bila dibandingkan terhadap Metode eksperimen (ntk sat bangnan yang terisolasi) mapn terhadap Kato dan Lander.

5 JMS Vol. 7 No., April Penyelesaian persamaan dengan model standar k- ga disebt sebagai penyelesaian dengan two-eqation method, karena menggnakan da bah parameter (k dan ) ntk menyelesaikan persamaan aliran flida. Zho dan Stathopols ) mencoba mempergnakan Metode yang berbeda, dima na mereka memakai one-eqation method (Large Eddy Simlation, LES) ntk menyelesaikan persamaan di sekitar permkaan bangnan (solid wall) namn menggnakan two-eqation method ntk menyelesaikan persamaan di lar lapisan batasnya (bondary layer), seperti disaikan dalam Gambar 3(c). Gambar lengkap dari simlasi disampaikan pada Gambar 3(d). Oter region, diselesaikan dengan twoeqations Gambar 3c. Metod e two-layers Flly developed flow at inlet.5 H q q q q q q H q q q q q q Ts is constant z l l 3 x 3 Inner region, diselesaikan dengan oneeqations (LES) = kelompok rmah pertama = kelompok rmah keda 3 = kelompok rmah ketiga l = arak antara kelompok rmah pertama dan keda l = arak antara kelompok rmah keda dan ketiga H = tinggi rmah q = flks panas di permkaan T s = temperatr permkaan adalah selain mamp memperbaiki prodksi di sekitar permkaan bangnan ga mamp mempercepat proses konvergensinya. Selain it, harga kesalahan relatif dari resid ga dapat diperkecil, ah lebih kecil dari yang telah diperoleh oleh Zho dan Stathopols ), seperti disaikan pada Gambar 4(a) dan 4(b).,5 0,5 Cp 0-0,5 - -,5 Relative reside Pressre distribtion - A B C D 0,09 0,08 0,07 0,06 0,05 0,04 0,03 0,0 0,0 0,00 Bilding srface length (a) Relative resides of the continity eqation Nmber of iterations (b) Present stdy (bodyfitted grid) Experiment (Castro and Robin, 977) Comptational (Selvam, 996) Comptational (Zho and Stathopols, 997) Zho Present stdy Gambar 4(a) Perbandingan distribsi tekanan pada bangnan terisolasi (b) Relative resides dari iterasi yang dipergnakan Gambar 3d. Bentk geometri dan kondisi batas yang dipergnakan Akan tetapi, hasil yang dicapai oleh penlis dengan menggnakan perpadan dari Gambar 3(b) dan harga k dan yang rendah

6 40 JMS Vol. 7 No., April Hasil dan Pembahasan Pola aliran dara di sekitar bangnan tradisional Bali disaikan pada Gambar 5(a) dan 5(b). Melihat strktr aliran di sekitar bangnan, maka penggnaan Metode nmerik dengan model standar k- dapat menghasilkan strktr yang baik dan detail, khssnya pada daerah dimana separasi aliran teradi. Hal ini teradi karena model standar k - telah dimodifikasi sedemikian rpa, baik dengan alan memberikan kondisi batas yang tepat, koreksi terhadap prodksi yang akan dihasilkan, koreksi terhadap Metode iterasinya, koreksi terhadap bentk grid yang dipergnakan ntk komptasi dan dengan menggnakan Metode penyelesaian finite volme ntk bentk body-fitted grid tersebt. Dalam Metode penyelesaian finite volme ntk bentk body-fitted grid, maka solsi algoritma adalah menyelesaikan persamaan momentm ntk memperoleh harga kecepatan. Penyelesaian persamaan momentm tersebt dilakkan dengan menggnakan persamaan tekanan (7), serta selantnya harga tekanan dikoreksi dengan menggnakan persamaan massa. Dengan demikian, maka akan teradi saling koreksi dalam menyelesaikan persamaan momentm, tekanan dan massa ntk mendapatkan solsi yang sebenarnya. Karena menggnakan persamaan tekanan ntk mengoreksi penyelesaian persamaan momentm, maka penggnaan body-fitted grid adalah ntk menghindari pemakaian kondisi batas pada persamaan tekanan, dengan demikian akan teradi interaksi yang tepat antara bentk grid dengan Metode penyelesaiannya. Pola aliran dara di sekitar bangnan tradisional Bali tidak dapat dikai dengan mempergnakan percobaan biasa, karena belm adanya wind tnnel yang khss ntk model aliran dara di sekitar bangnan. Meskipn hasil Metode nmerik lebih detail, namn Metode ini masih tetap memerlkan kaian kembali, khssnya terhadap pemilihan Metode dan kondisi- kondisi batas yang diterapkan. Pola aliran di sekitar bangnan tradisional Bali mennkkan adanya hbngan yang erat antara letak gedng dan fngsinya, khssnya dalam paya ntk meningkatkan kenyamanan termis para penghninya. Streamline pada Gambar 5(a) mennkkan bahwa aliran mengalami pemisahan (separasi) pada bagian depan gedng searah dengan aliran (windward side) serta menghasilkan ars ptar pada bagian belakang gedng (leeward side). Ars ptar (eddy vortex) di antara da bangnan ga menn kkan adanya trblensi yang tinggi, dimana hal ini tidak dapat dipanta dengan menggnakan percobaan biasa. Ars ptar ini yang akan menmbk bangnan sehingga memerlkan konstrksi yang kokoh ntk mengantisipasinya. Semakin tinggi ars ptar, semakin kokoh konstrksi bangnan yang diperlkan. Ars ptar ga berakibat semakin tingginya dara yang mengalir di selbng bangnan. Untk meningkatkan kenyamanan penghni dan mengrangi akibat yang dihasilkan oleh ars ptar terhadap selbng bangnan, maka bagian bagian selbng bangnan yang menerima ars ptar tinggi tersebt hars dalam kondisi terbka (tanpa dinding). Reattachment length (a) Reattachment point 3 5 Separasi Daerah ini memiliki energi kinetik trblensi yang tinggi, sehingga ntk meningkatkan kenyamanan termal penghni dan mengrangi efek tmbkan pada gedng, maka selbng bangnannya hars terbka (tanpa dinding) Gambar 5(a). Plot streamline pada dasar gedng, (b). Plot energi disipasi pada dasar gedng 6

7 JMS Vol. 7 No., April 00 4 Sesaat setelah membentr bagian depan gedng, maka secara serentak aliran dara akan mencapai kemandegan (stagnasi) pada arak sekitar,5 kali tinggi bangnan, yang ditandai dengan tercapainya harga nol ntk tegangan geser di permkaan (grond). Hal ini terlihat dari semakin arangnya garis garis/alr streamline it sendiri. Trblensi ga menadi semakin berkrang pada titik stagnasi. Hal ini mennkkan bahwa pada titik stagnasi teradi proses penrnan kecepatan yang berakibat pada berkrangnya energi kinetik dan dissipasi (trblensi) karena tegangan geser flida di permkaan adalah nol. Titik ini disebt sebagai titik reattachment. Sedangkan arak dari barisan gedng pertama hingga titik reattachment disebt reattachment length. Setelah titik reattachment ini tercapai, maka aliran berangsr-angsr meningkat kembali hingga mencapai kondisi aliran kembang penh (flly developed flow), yakni profil aliran yang sama seperti pada kondisi inlet. Kondisi flly developed flow, secara analitis bar akan tercapai pada saat arak gedng diperpanang hingga mencapai,5 kali reattachment length it sendiri, ata sekitar,5 kali tinggi bangnan. Hal ini ditnkkan oleh distribsi tekananan, dimana distribsi pada ras gedng paling belakang hampir sama dengan yang teradi pada ras gedng paling depan. Selantnya, dalam arsitektr tradisional Bali letak pekarangan yang berada pada bagian tengah dari kmplan gedng akan berakibat pada terdistribsinya dara secara merata ke sema gedng secara alami (natral ventilation), sehingga secara tidak langsng adalah bertan ntk meningkatkan kenyamanan termal dari penghninya. 4. Kesimplan Metode nmerik dengan model standar k- dapat dipergnakan serta menghasilkan strktr yang baik dan detail meskipn dipakai ntk mengkai adanya separasi aliran. Hal ini teradi karena model standar k- telah dimodifikasi sedemikian rpa, baik dengan alan memberikan kondisi batas yang tepat, koreksi terhadap prodksi yang akan dihasilkan, koreksi terhadap Metode iterasinya, koreksi terhadap bentk grid yang dipergnakan ntk komptasi dan menggnakan Metode penyelesaian dengan finite volme ntk bentk body-fitted grid tersebt. Meskipn metode nmerik memberikan hasil yang lebih detail, namn keakratannya masih perl dikai kembali dengan menggnakan Metode observasi yang lain, sebagai misal dengan menggnakan laser doppler anemometer. Daftar Pstaka. Mrakami S, Mochida, A, Ooka, R, Kato, S dan Iizka, S, J. Nmerical prediction of flow arond a bilding with varios trblence models: comparison of k- EVM, ASM, DSM, and LES with wind tnnel test, dalam ASHRAE Transactions 0, (996).. Zho, YS dan Stathopols, T, J. Application of two-layer methods for the evalation of wind effects on a cbic bilding, dalam ASHRAE Transaction, 0, (996). 3. Monin, A.S. dan Obkhov, A.M. J. Dimensionless characteristics of trblence in the atmospheric srface layer, dalam Doklady AN SSSR, 93, 3-6 (953). 4. Yoshida, A. J. Two-dimensional nmerical simlation of thermal strctre of rban pollted atmosphere (effects of aerosol characteristics), dalam Atmospheric Environment, Part B, 5, 7-3 (99). 5. Hoxey, R.P. dan Richards, P. J. J. Flow patterns and pressre field arond a fllscale bilding, dalam J. Wind Engineering and Indstrial Aerodynamics, 50, 03- (993). 6. Wieringa, J, J. Updating the Davenport roghness classification dalam J. Wind Engineering and Indstrial Aerodynamics, 4-44, (99). 7. Wiaya Ksma, I G B, J. Nmerical Investigation of Airflow and Heat Transfer in Traditional Balinese ildings, Ph.D. Thesis, Brnel University, 999.

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu Jrnal Gradien Vol. No.2 Jli 2005 : 5-55 Model Hidrodinamika Pasang Srt Di Perairan Pla Baai Bengkl Spiyati Jrsan Fisika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan Alam, Universitas Bengkl, Indonesia Diterima

Lebih terperinci

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS Mardhika WA 1, Syamsdhha 2, Aziskhan 2 mardhikawirahadi@nriacid 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika 2 Laboratorim Komptasi Jrsan

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1) tahaean Vol. 4 No. Janari 007 rnal TKNIK SIPIL Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan nergi Syaalddin ) Abstrak Paper ini menyajikan pengerjaan hkm kekekalan energi pada pemodelan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD

Lebih terperinci

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE TEKAA TAAH PADA DIDIG PEAHA METODA RAKIE Moda kernthan F Gaya F dapat disebabkan oleh: gesekan pada dasar (gravity retaining walls) masknya dinding ke dalam tanah (sheet retaining walls) angker dan penahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah

Lebih terperinci

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi Jrnal Matematika Integratif ISSN 4-684 Volme No, Oktober 05, pp - 8 Kontrol Optimm pada Model Epidemik SIR dengan Pengarh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi N. Anggriani, A. Spriatna, B. Sbartini, R. Wlantini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK SIPIL USU

JURNAL TEKNIK SIPIL USU JURNAL TEKNIK SIPIL USU ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN IDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN PENERBANGAN MEDAN Inda Yfina 1, Rdi Iskandar 2 1

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)

Lebih terperinci

- Jarang ditemukan di alam - Di labotorium saluran sangat panjang So = Sw = Sf - Penting, karena banyak aliran yang mendekati aliran uniform

- Jarang ditemukan di alam - Di labotorium saluran sangat panjang So = Sw = Sf - Penting, karena banyak aliran yang mendekati aliran uniform Airan Uniform Aliran permanen beratran seragam - Jarang ditemkan di alam - Di labotorim salran sangat panjang So = Sw = Sf - Penting, karena banyak aliran yang mendekati aliran niform Tegangan gesek Sf

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

Fisika Ebtanas

Fisika Ebtanas isika Ebtanas 1996 1 1. Di bawah ini yang merpakan kelompok besaran trnan adalah A. momentm, wakt, kat ars B. kecepatan, saha, massa C. energi, saha, wakt ptar D. wakt ptar, panjang, massa E. momen gaya,

Lebih terperinci

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral Jrnal Ilmiah EKNIK DESAIN MEKANIKA Vol6 No1, Janari 2017 (11-16) Analisa Performasi Kolektor Srya erkonsentrasi Dengan Variasi Jmlah Pipa Absorber Berbentk Spiral I Gsti Ngrah Agng Aryadinata, Made Scipta

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR Diktat Mata Kliah PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALA PENUKAR KALOR Dignakan Khss Di Lingkngan Program Stdi eknik Mesin S-1 Universitas Mhammadiah Yogakarta Oleh: EDDY NURCAHYADI, S, MEng (1979010600310

Lebih terperinci

Bagian IV. TOPIK-TOPIK LANJUTAN

Bagian IV. TOPIK-TOPIK LANJUTAN 440 Bagian IV. TOPIK-TOPIK LJUT Stabilitas liran Flida 44 BB 6 Stabilitas liran Flida 6. Pendahlan pa yang telah kita lakkan selama ini adalah memprediksikan gerakan flida dengan menggnakan persamaan-persamaan

Lebih terperinci

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE Vale Added, Vol. 11, No. 1, 015 PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE 1 Moh Yamin Darsyah, Ujang Malana 1, Program Stdi Statistika FMIPA Universitas Mhammadiyah Semarang Email:

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan

Lebih terperinci

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN Wiryanto Dewobroto ---------------------------------- Jrsan Teknik Sipil - Universitas elita Harapan, Karawaci FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK ERENCANAAN UJIAN TENGAH SEMESTER ( U T S ) GENA TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21 ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA Joni Ssanto 19, Dafik, Arif 1 Abstract. The air flow elocit is one of man factor which shold be considered

Lebih terperinci

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi 1 ARUS LAUT Ada gaa ang berperan dalam ars ait: gaa-gaa primer dan gaa-gaa seknder. Gaa primer berperan dalam menggerakkan ars dan menentkan kecepatanna, gaa primer ini antara lain adalah: stress angin,

Lebih terperinci

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM 14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan

Lebih terperinci

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb) oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi

Lebih terperinci

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1)

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1) 5 BAB III MTOD LMN HINGGA 3. Tegangan Tegangan adalah gaa per nit area pada sat material sebagai reaksi akibat gaa lar ang dibebankan pada strktr. Pada Gambar 3.. diperlihatkan elemen kbs dalam koordiant

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah

Trihastuti Agustinah TE 9467 Teknik Nmerik Sistem Linear Trihastti Agstinah Bidang Stdi Teknik Sistem Pengatran Jrsan Teknik Elektro - FTI Institt Teknologi Seplh Nopember O U T L I N E OBJEKTIF TEORI CONTOH 4 SIMPULAN 5 LATIHAN

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL TURBULENSI DAN PRESSURE-VELOCITY COPLING TERHADAP HASIL SIMULASI ALIRAN MELALUI KATUP ISAP RUANG BAKAR MOTOR BAKAR

PENGARUH MODEL TURBULENSI DAN PRESSURE-VELOCITY COPLING TERHADAP HASIL SIMULASI ALIRAN MELALUI KATUP ISAP RUANG BAKAR MOTOR BAKAR PENGARUH MODEL TURBULENSI DAN PRESSURE-VELOCITY COPLING TERHADAP HASIL SIMULASI ALIRAN MELALUI KATUP ISAP RUANG BAKAR MOTOR BAKAR Naarddin Sinaga Laboratorim Efisiensi dan Konserasi Energi, Jrsan Mesin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada BAB TIJAUA PUSTAKA.. Pendahlan Disain prodk merpakan proses pengembangan konsep aal ntk mencapai permintaan dan kebthan dari konsmen. Sat desain prodk ang baik dapat mendorong pengembangan ang skses, dan

Lebih terperinci

Analisis Kontras Optis Lapisan Lilin Lebah pada Buah Tomat dengan Metode Laser Speckle Imaging

Analisis Kontras Optis Lapisan Lilin Lebah pada Buah Tomat dengan Metode Laser Speckle Imaging SSN 30-849 Jrnal Fisika Unand Vol. 6, No., Janari 07 Analisis Kontras Optis Lapisan Lilin Lebah pada Bah Tomat dengan Metode Laser Speckle maging Khairini Fitri*, Harmadi Jrsan Fisika, Universitas Andalas

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang

BAB II TEORI DASAR. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang BAB II TEORI DASAR. Strktr Dalam Bmi Bmi kita terssn oleh beberapa lapisan ang mempnai sifat ang berbeda-beda. Lapisan bmi ang paling lar adalah kerak bmi, ang memiliki kedalaman sekitar Kerak bmi (crst)

Lebih terperinci

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21 ANALISIS KECEATAN ALIRAN UDARA ADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA ENGARUH ENGHALANG DI DEANNYA Joni Ssanto 19, Dafik, Arif 1 Abstract. The air flow elocit is one of man factor which shold be considered in bilding

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh BAB LANDASAN TEORI. Sejarah Analisis Jalr (Path Analysis) Analisis jalr yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahn 90-an oleh seorang ahli genetika yait Sewall Wright. Teknik analisis

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA Konferensi asional Teknik Sipil 3 (KoTekS 3) Jakarta, 6 7 ei 29 AAISIS KAPASITAS BAOK KOO BAJA BERPEAPAG SIETRIS GADA BERDASARKA SI 3 729 2 DA ETODA EEE HIGGA Aswandy Jrsan Teknik Sipil, Institt Teknologi

Lebih terperinci

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA Abstrak TBC penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardioaskler

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS Ole: Citra Dewi Ksma P. 106 100 007 Dosen pembimbing: DR. Sbiono, MSc. Latar Belakang PENDAHULUAN Penyakit Tberklosis TB adala

Lebih terperinci

PENGENALAN JENIS & BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN

PENGENALAN JENIS & BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN 1 PENGENALAN JENIS & BAGIAN STRUKTUR JEMBATAN BAB 5.1. 5.2. 1 SUB POKOK BAHASAN : Jenis-jeins Jembatan Bagian-bagian Strktr Jembatan 1. Tjan Pembelajaran Umm : Mamap mengenal jenis-jenis Jembatan Balok

Lebih terperinci

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh . RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan

Lebih terperinci

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Makalah Seminar Tgas Akhir Jnanto Prihantoro 1, Trias Andromeda. 2, Iwan Setiawan

Lebih terperinci

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK Jrnal Matematika UNAND Vol. No. 2 Hal. 39 43 ISSN : 233 29 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK YULIANA PERMATASARI Program Stdi

Lebih terperinci

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING Desi Yanti, Sayti Rahman, Rismayanti 3 Jrsan Teknik Informatika Universitas Harapan Medan Jl. HM Jhoni

Lebih terperinci

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) Arif Setiawan 1*, Pratomo Setiaji 1 1 Program Stdi Sistem Informasi, Fakltas Teknik, Universitas Mria Kds Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kds 59352 * Email:

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Stdi Pendahlan Langkah aal dalam enelitian ini adalah mencari dan mengmlkan smbersmber seerti: bk, jrnal ata enelitian sebelmna ang mendkng enelitian ini. 3. Tahaan Analisis

Lebih terperinci

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni Diktat Klia TK Matematika BAB TURUNAN Graien Garis Singgng Tinja seba krva = f() seperti iperliatkan paa Gambar Garis ang melali titik P(, f( )) an Q( +, f( + )) isebt tali bsr Graien tali bsr tersebt

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSIAS INDONESIA PERANANGAN PENGENDALI MODEL PREDIIVE ONROL (MP) PADA SISEM EA EXANGER DENGAN JENIS KARAKERISIK SELL AND UBE ESIS RIDWAN FARUDIN 76733 FAKULAS EKNIK PROGRAM SUDI EKNIK KONROL INDUSRI

Lebih terperinci

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN 30 3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN Lat merpakan sat lingkngan yang sangat kompleks baik ditinja dari segi biotik mapn abiotik. Tak terkecali dengan dasar perairan, dasar perairan merpakan sat medim yang

Lebih terperinci

Analisis Komputasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fuzzy Teroptimasi

Analisis Komputasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fuzzy Teroptimasi Analisis Komptasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Soesanti, dkk. 89 Analisis Komptasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fzzy Teroptimasi Indah Soesanti ), Adhi Ssanto 2), Thomas Sri

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M000259 Di PT.PAL INDONESIA Oleh : Selfy Atika Sary NRP : 1307 030 053 Pembimbing :

Lebih terperinci

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT BEBERP IDENTITS PD GENERLISSI BRISN FIBONCCI Sri Melati 1, Mashadi, Msraini M 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika Dosen Jrsan Matematika Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan lam Universitas Ria Kamps

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON Jrnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 157 161 ISSN : 233 291 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON DALIANI Program Stdi Matematika, Fakltas

Lebih terperinci

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai 6 URUNAN PARSIAL Deinisi Jika ngsi da ariable maka: i Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai ii Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai Tentkan trnan

Lebih terperinci

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur Pengenalan Pola Ekstraksi dan Seleksi Fitr PTIIK - 4 Corse Contents Collet Data Objet to Dataset 3 Ekstraksi Fitr 4 Seleksi Fitr Design Cyle Collet data Choose featres Choose model Train system Evalate

Lebih terperinci

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

(a) (b) Gambar 1. garis singgung BAB. TURUNAN Sebelm membahas trnan, terlebih dahl ditinja tentang garis singgng pada sat krva. A. Garis singgng Garis singgng adalah garis yang menyinggng sat titik tertent pada sat krva. Pengertian garis

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata

Lebih terperinci

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah : TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d lim = lim = 0 0 d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses mencarinya disebt menrnkan

Lebih terperinci

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Swandi *, Sri Gemawati 2, Samsdhha 2 Mahasiswa Program Stdi Magister Matematika, Dosen Pendidikan Matematika Uniersitas Pasir Pengaraian 2 Dosen Jrsan Matematika

Lebih terperinci

Trihastuti Agustinah. TE Teknik Numerik Sistem Linear

Trihastuti Agustinah. TE Teknik Numerik Sistem Linear E 09467 eknik Nmerik Sistem Linear rihastti Agstinah Bidang Stdi eknik Sistem Pengatran Jrsan eknik Elektro - FI Institt eknologi Seplh Nopember O U L I N E OBJEKIF EORI 3 CONOH 4 SIMPULAN 5 LAIHAN OBJEKIF

Lebih terperinci

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com 1 NAMA : KELAS : teresiaeni.wordpress.com TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d ' = = d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses

Lebih terperinci

Pergerakan Tanah Pada Lembah Tertimbun Yang Dipengaruhi Gelombang Permukaan Datar

Pergerakan Tanah Pada Lembah Tertimbun Yang Dipengaruhi Gelombang Permukaan Datar Vol. 3, o., 53-59, Janari 7 Pergerakan Tanah Pada Lebah Tertibn Yang Dipengarhi Gelobang Perkaan Datar Jeffry Ksa Abstrak Tlisan ini ebahas engenai pergerakan tanah pada lebah tertibn yang dipengarhi gelobang

Lebih terperinci

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa Session 8 Heat Transfer in Steam Trbine PT. Dian Sastatika Sentosa DSS Head Offie, 3 Oktober 008 Otline. Pendahlan. Skema keepatan, gaya tangensial. 3. Daya yang dihasilkan trbin, panas jath. 4. Trbin

Lebih terperinci

NAVIGASI ROBOT MOBIL DALAM LINGKUNGAN DINAMIK DAN TAK TERSTRUKTUR

NAVIGASI ROBOT MOBIL DALAM LINGKUNGAN DINAMIK DAN TAK TERSTRUKTUR NAVIGAI ROBOT MOBIL ALAM LINGKUNGAN INAMIK AN TAK TERTRUKTUR ardjono Trihatmo P3TIE-BPPT Gedng II lantai 21, MH Thamrin 8 ardjono@inn.bppt.go.id Abstract This paper presents mobile robot naigation in an

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem

Lebih terperinci

by Emy 1 IMAGE RESTORATION by Emy 2

by Emy 1 IMAGE RESTORATION by Emy 2 Copyright @ 2007 by Emy 1 IMAGE RESTORATION Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mamp membedakan proses pengolahan citra mengnakan image enhancement dengan image restoration Mamp menganalisis citra yang

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN / WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN2013 TENTANG PEDOMAN STANDAR KINERJA INDIVIDU PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU 1 STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU Alvin Malana, Adi Srjosatyo Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Abstrak. a) b) Gambar 1. Permukaan parametrik (a), dan model solid primitif (b)

Abstrak. a) b) Gambar 1. Permukaan parametrik (a), dan model solid primitif (b) Simlasi ergerakan segitiga Bcket ntk indentifikasi kemngkinan interferensi antara pahat dan benda-kerja (oging) pada sistem-am berbasis model-faset 3D. Kiswanto, riadhana Laboratorim Teknologi Manfaktr

Lebih terperinci

4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar. pada aliran di leading edge karena perubahan kecepatan aliran yang tadinya uniform

4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar. pada aliran di leading edge karena perubahan kecepatan aliran yang tadinya uniform 4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar Aliran laminer dan turbulen melintasi pelat datar dapat disimulasikan dengan mengalirkan uniform flow sepanjang pelat (Gambar 4.15). Boundary Layer

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL

METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL METODE SIMPLEKS PRIMAL-DUAL PADA PROGRAM LINIER FUZZY PENUH DENGAN BILANGAN TRAPEZOIDAL Bambang Irawanto 1,Djwandi 2, Sryoto 3, Rizky Handayani 41,2,3 Departemen Matematika Faktas Sains dan Matematika

Lebih terperinci

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik Perteman IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Strktr Kay IV.1 Batang Tarik Gamar 4.1 Batang tarik Elemen strktr kay erpa atang tarik ditemi pada konstrksi kdakda. Batang tarik merpakan sat elemen strktr yang menerima

Lebih terperinci

DEFERENSIAL Bab 13. u u. u 2

DEFERENSIAL Bab 13. u u. u 2 DEFERENSIAL Bab Laj perbahan nilai f : f() pada = a ata trnan f pada = a adalah Limit ini disebt deriatif ata trnan f pada = a dan dinyatakan dengan f (a) f (a) = f ( a h) f ( a ) lim it h 0 h secara mm

Lebih terperinci

1. Grafik di samping menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak.

1. Grafik di samping menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak. 1 1. Grafik di samping menyatakan hbngan antara jarak (s) terhadap wakt (t) dari benda yang bergerak. Bila s dalam m, dan t dalam sekon, maka kecepatan rata-rata benda A. 0,60 m/s D. 3,00 m/s B. 1,67 m/s

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O ( ) Panjang sat ektor x di R dan R dinamakan

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH ;' I. ~ tr'. T I BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi.

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi. Interasi Metode Interal Kadratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi Gass merpakan metode yan tidak mennakan pembaian

Lebih terperinci

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK PEDOMAN KALIBRASI PERALAN VOLUMETRIK 1. PENDAHULUAN 1.1 Pedoman ini ditjkan ntk memberikan petnjk bagi laboratorim kalibrasi dalam melakkan kalibrasi peralatan volmetrik dan mengharmonisasikan praktek

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh. tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh. tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya. 5 BAB TIJAUA PUSTAKA.1 Daya Dkng Tanah Pasir Kapasitas dkng menyatakan tahanan geser tanah ntk melawan penrnan akibat pembebanan, yait tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah di sepanjang bidang-bidang

Lebih terperinci

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan:

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan: PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM Perl diingat kembali definisi panjang dan jarak sat ektor pada rang hasil kali dalam Eclid, yait rnag ektor yang hasil kali dlamnya didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Modl Standar ntk dignakan dalam Perkliahan di Universitas Merc Bana Fakltas Program Stdi Tatap Mka Kode MK Dissn Oleh Ilm Kompter Teknik Informatika 9 Abstract Matakliah Menjadi Dasar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Ras Broiler

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Ras Broiler II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aam Ras Broiler Aam ras broiler adalah salah sat jenis aam tipe pedaging ang dipelihara di Indonesia secara komersial. Kata broiler berasal dari daerah bagian timr negara Amerika

Lebih terperinci

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13 Volme 7, November 05 ISSN 4-349 KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-3 Edi Trijono Bdisantoso, Sprapto, Stadi Psat Sains Teknologi Akselerator BATAN, Jl.Babarsari Kotak Pos 60 ykbb Jogjakarta 558

Lebih terperinci

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Daya dukung tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekuatan tanah

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Daya dukung tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekuatan tanah Bab TIJAUA PUSTAKA.1. Daya Dkng Tanah Lempng Daya dkng tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekatan tanah ntk menopang sat beban di atasnya. Daya dkng tanah dipengarhi oleh jmlah air yang

Lebih terperinci

Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting dengan Aplikasi Model Dinding Bata

Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting dengan Aplikasi Model Dinding Bata Maidiawati, Ags. ISSN 0853-98 Jrnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekaasa Sipil Metoda Evalasi Kapasitas Seismik Gedng Beton Bertlang Eksisting dengan Aplikasi Model Dinding Bata Maidiawati Jrsan teknik

Lebih terperinci

ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122

ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122 ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122 Ahmad Jamaludin Fitroh, Saeri Peneliti Pustekwagan, LAPAN Email : ahmad_fitroh@yahoo.com ABSTRACT The simulation and calculation of boundary

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang

Lebih terperinci

LKPD.3 HUKUM ARCHIMEDES

LKPD.3 HUKUM ARCHIMEDES LKPD.3 HUKUM RCHIMEDES Kelompok : Nama nggota : 1. 2. 3. 4. 5.. Tjan Percobaan. Tjan Percobaan - Melali penyelidikan ini peserta didik mamp mengetahi pengarh volme benda yang tercelp dalam zat cair terhadap

Lebih terperinci