Analisis Kontras Optis Lapisan Lilin Lebah pada Buah Tomat dengan Metode Laser Speckle Imaging

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Kontras Optis Lapisan Lilin Lebah pada Buah Tomat dengan Metode Laser Speckle Imaging"

Transkripsi

1 SSN Jrnal Fisika Unand Vol. 6, No., Janari 07 Analisis Kontras Optis Lapisan Lilin Lebah pada Bah Tomat dengan Metode Laser Speckle maging Khairini Fitri*, Harmadi Jrsan Fisika, Universitas Andalas ABSTRAK Analisis kontras optis lapisan lilin lebah pada bah tomat dengan metoda Laser Speckle maging (LS) telah dilakkan. Penelitian ini dilakkan ntk mengamati perbahan pola spekel akibat pengarh variasi konsentrasi lilin lebah. Pola spekel dianalisis menggnakan software magej dan Matlab, sehingga diperoleh karakteristik histogram distribsi intensitas serta kran blir spekel. Penyinaran dilakkan pada sampel sebelm dan setelah dilapisi lilin lebah dengan variasi konsentrasi %, 4%, 6%, 8%, 0% dan %. Hasil penelitian mennkkan bahwa terdapat korelasi antara konsentrasi lapisan lilin lebah dengan nilai kontras dan kran blir spekel. Semakin tinggi konsentrasi lapisan lilin lebah, maka nilai kontras dan kran blir spekel akan semakin menrn. Kata knci: pola spekel, kontras spekel, kran blir spekel ABSTRACT Optical contrast analysis of beeswax on tomato with laser speckle imaging method has been condcted. The research was condcted to see change of speckle pattern de to inflence of beeswax concentration variations. Speckle patterns was analyzed sing magej and Matlab, in order to obtain the characteristics of the intensity distribtion histogram and size of speckle. The radiation was condcted on samples before and after coated with beeswax with varios consentrations of %, 4%, 6%, 8%, 0% and %. The reslts show that there is a correlation between concentration of beeswax coating and contrast vale and size of speckle. The higher the concentration of beeswax is given, the lower contrast vale and size of speckle. Keywords: speckle pattern, kontras speckle, size of speckle. PENDAHULUAN Bah tomat merpakan salah sat komoditas hortikltra yang memiliki kandngan air yang ckp tinggi, yait lebih dari 93%. Kadar air yang tinggi mmnya mengakibatkan daya simpan rendah, sst bobot tinggi akibat pengapan (transpirasi), pernapasan (respirasi), perbahan fisik (keript), pertmbhan mikroba, serta perbahan fisikokimia bah menadi cepat (Hartti, 006). Untk it diperlkan saha ntk mencegah la kemndran dan proses kersakan tersebt agar beralan lambat. Menrt Winarno dan Wirakartaksmah (98), salah sat saha yang dilakkan ntk mencegah kersakan pasca panen sekaligs mempertahankan mr simpan akibat la respirasi dan transpirasi adalah dengan melakkan pelapisan lilin (waxing). Pelapisan lilin merpakan teknik penndaan kematangan yang bertan menghambat sirklasi dara dan menghambat kelayan. Hal ini mengakibatkan prodk yang disimpan tidak cepat kehilangan berat karena adanya transpirasi, serta mencegah/menghambat respirasi pada bah yang menyebabkan mr simpan bah makin lama. Tebal lapisan lilin yang dignakan ga hars diperhatikan. Winarno (98) menelaskan, tebal lapisan lilin yang dignakan hars seoptimal mngkin. Jika terlal tipis, maka saha dalam menghambat respirasi dan transpirasi krang efektif. Lapisan yang terlal tebal memngkinkan terttpnya sema pori-pori (stomata) komoditi. Apabila sema pori-pori terttp maka akan mengakibatkan teradinya respirasi anaerob. Respirasi anaerob merpakan respirasi yang teradi tanpa menggnakan O, sehingga sel melakkan perombakan di dalam tbh bah it sendiri yang dapat mengakibatkan proses pembskan lebih cepat dari keadaan yang normal (Roosmani, 975). Untk mendeteksi lapisan lilin pada bah diperlkan pengian secara non-destrctive terhadap sampel yang akan dii. Salah sat teknik imaging non-destrctive yang dignakan ntk mendeteksi sinyal optik dari aringan biologi adalah metode Laser Speckel maging (LS) (Rabal dan Braga, 009). Pada metode ini, material disinari berkas koheren dari laser sehingga teradi hambran dan membentk pola spekel pada bidang pengamatan (Ansari dan Nirala, 53

2 Jrnal Fisika Unand Vol. 6, No., Janari 07 SSN ). Sistem pencitraan spekel mendeteksi perbahan intensitas spekel laser yang didifraksikan pada sampel dengan analisis kontras spekel (Tamaki dkk, 994). Analisis kontras yang dignakan adalah analisis intensitas gray level (tingkat keab-aban) dari hasil citra sat sistem pencitraan spekel laser dengan menggnakan histrogram yang dignakan ntk klasifikasi dan pencocokan pola (Aspari, 009). Sistem LS ini memiliki kesederhanaan dalam pengesetan karena hanya terdiri dari tiga komponen tama yait laser sebagai smber cahaya, sampel dan sebah detektor cahaya. Kengglan LS adalah minim efek samping (nondectrctive, non-invasive, non-ionisasi) (Apsari, 009), memiliki pencitraan penh, akisisi data langsng, akrat, kantitatif dan biaya rendah (Harmadi, 0).. METODE. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang dignakan dalam penelitian ini terdiri dari laser He-Ne 63,8 nm sebagai smebr cahaya, detektor 640x480 piksel berpa CCD (Charge Cople Device) 30 fps (frame per second), PC, kotak dari akrilik hitam, pemanas air, hoteplate, timbangan digital, gelas kr, lilin lebah, trietanolami dan asam oleat sebagai emlfisier, serta bah tomat.. Preparasi Sampel Bah dan Preparasi Lartan Lilin Lebah Bah tomat dibersihkan dengan menggnakan air bersih dan dikeringkan. Kemdian dilakkan pembatan emlsi lilin lebah dengan variasi konsentrasi 0 %, %, 4 %, 6%, 8%, 0%, %. Pembatan emlsi menggnakan perbandingan lilin : TEA : asam oleat, 6::. Dan volme lartan yang dignakan adalah 50 ml..3 Penysnan Sistem Pencitraan Optis dengan Metose LS Penysnan sistem pencitraan optis dengan metode LS terdiri dari smber laser He-Ne dengan λ = 63,8 nm berdaya kelaran 0,8 mw. Sensor kamera CCD 30 fps seri A4tech model PK-836F dan PC (Personal Compter) dengan software Ulead VideoStdio-0 sebagai komponen display visal ntk merekam dan menampilkan pola spekel. Perangkat LS diletakkan dalam kotak kedap cahaya, dari bahan akrilik. Ssnan rancangan sistem LS dapat dilihat pada Gambar. 54 Gambar Ssnan rancangan sistem LS Jarak optimm smber cahaya terhadap sampel i yang dignakan pada penelitian ini adalah 5 cm, sesai dengan panang rongga (cavity lenght) laser He-Ne (Griot, 005). Jarak sampel ke sensor kamera CCD adalah 4cm dan sdt optimm yang dignakan ntk mendapatkan citra adalah 30 o (Zdnek dan Cyblska, 0). Pengambilan citra spekel masingmasing bah tomat diambil pada seplh titik secara acak yang kemdian dirata-ratakan. CCD diarahkan tepat pada bah tomat sehingga ditangkap hasil dari penyinaran laser berpa pola spekel yang ditampilkan pada PC..4 Pengolahan Citra Pola Spekel ntk Mendapatkan Kontras Spekel Pola gelap terang dari spekel teradi karena frekensi yang berbeda, dimana pola gelap lebih dominan dari pada pola terang. Berdasarkan deskripsi tentang statistik distribsi intensitas

3 SSN Jrnal Fisika Unand Vol. 6, No., Janari 07 yang dihasilkan oleh spekel, diasmsikan bahwa medan yang koheren dengan panang gelombang λ menerangi permkaan sat bahan. Panang gelombang yang dipilih memiliki kran yang lebih kecil dari bahan yang dignakan. Kekasaran sat bahan akan menyebabkan distribsi keadaan yang acak. Medan cahaya pada titik tertent P (x, y, z) dalam pola spekel merpakan mlah dari total hambran N, yang mewakili distribsi dari sema titik pada permkaan hambran. Dalam pencahayaan dengan cahaya monokromatik dan cahaya yang dipolarisasikan secara penh, konstribsi dari medan pada keadaan P yang dihasilkan oleh setiap elemen permkaan,, diabarkan (Rabal dan Braga, 009), diberikan oleh Persamaan : P e i e ikr () r adalah arak (variasi acak) dari elemen hambran permkaan ke pada titik P. Amplitdo kompleks medan hambran di titik P ditliskan pada Persamaan sebagai: N N i N ikr U P P e e () N N N Tambahan dalam Persamaan merpakan cara acak dalam bidang kompleks dengan fasa acak ϕ =kr. Dengan mengasmsikan amplitdo dan fasa ϕ pada setiap komponen medan secara statistik independen (bebas/tidak bergantng) sat sama lain, dan tidak bergantng dari amplitdo dan fasa komponen medan lainnya. Fasa ϕ didistribsikan secara menylrh pada interval (-π,π), yang berarti bahwa permkaan kasar dibandingkan dengan panang gelombang, dan mlah hambran total N sangat besar, sehingga menamin validitas dari teorema limit sentral. Goodman telah mennkkan bahwa bagian riel dan imainer dari medan resltan adalah asimtotik Gassian (Goodman, 976 dan 984). Fngsi densitas probabilitas bersama diberikan oleh Persamaan 3: dengan nilai Circlar Gassian, r i U U r i P r, i U, U exp (3) N lim N (4) Dari Persamaan 3, dan dengan menghitng intensitas dan fasa ϕ medan resltan pada bagian riel dan imainer medan mengac pada Persamaan 5. U r cos (5) U r sin Selantnya probabilitas intensitas p() dan probabilitas fasa p(ϕ), diberikan oleh Persamaan 6 dan Persamaan 7. p e ntk 0 (6) p ntk (7) Dalam Persamaan 6, adalah nilai rata-rata intensitas pada diagram spekel. Berdasarkan da persamaan terakhir, distribsi intensitas mengikti hkm eksponensial negatif dimana fasa didistribsi secara merata dalam interval (-π,π). Distribsi keadian intensitas didefenisikan pada Persamaan 8, 55

4 Jrnal Fisika Unand Vol. 6, No., Janari 07 SSN n n n khss pada orde keda dinyatakan dalam Persamaan 9. dan n!! (8) (9) Persamaan ini mennkkan bahwa standar deviasi dari pola spekel terpolarisasi sama dengan nilai rata-rata intensitas. Dengan menghitng pola modlasi spekel yang dinyatakan sebagai kontras, didefenisikan pada Persamaan 0. C (0) Kontras merpakan gabngan dari pola spekel yang menadi kesatan. Berdasarkan persamaan di atas, adalah nilai rata-rata intensitas, σ adalah standar deviasi dari intensitas, dan C adalah kontras..5 Analisis Ukran Blir Spekel Chipoline (0) menelaskan, ntk menghitng kran spekel, dianggap permkaan kasar disinari cahaya koheren. Medan gelombang cahaya U o (x) yang membentk distribsi medan pada permkaan U o (x o ), dan permkaan mempnyai profil geometri s(x o ) seperti terlihat pada Gambar. Cahaya dipantlkan dari permkaan dengan probabilitas fase dan amplitdo yang sama. Selain it profil permkaan harslah lebih besar dari panang gelombang cahaya yang dignakan. Ukran spekel dapat dihitng dengan pendekatan statistik fase permkaan dan menganggap gelombang cahaya dari permkaan ke titik P. Gambar Parameter dasar ntk mengkr pola spekel (Smber: Chipoline, 0) Celah smber dilambangkan dengan A o kran spekel diperoleh dari perkalian dengan rms permkaan A s, diperlihatkan pada Persamaan. A. A z () s o Dimana z merpakan arak antara permkaan dengan bidang pengamat. Jika smber cahaya berbentk lingkaran dengan diameter D=(Δx) o dan arak smber bidang pengamat d, maka didapat Persamaan. A s z z 4 d Ao D D () 4 Las smber cahaya adalah A o =πd /4, sehingga las permkaan spekel (kran spekel Δx s ) diperlihatkan pada Persamaan 3. 4 d x s (3) D 4 6 d x s D 56

5 SSN Jrnal Fisika Unand Vol. 6, No., Janari 07 x s 4d, 7d D D. HASL DAN DSKUS 3. Korelasi Kontras Spekel dengan Konsentrasi Emlsi Lilin Hasil pencitraan pola spekel yang diolah menggnakan software magej terlihat secara mm berpa pola gelap terang yang bervariasi dan didistribsikan secara acak dimana bintik gelap lebih banyak daripada bintik terang. Gambar 3 merpakan perbandingan pola spekel pada bah tomat sebelm dilapisi lilin lebah dengan yang sdah dilapisi lilin lebah. Pada Gambar 3 (a) dapat dilihat strktr berpa bliran hals pada permkaan bah tomat. Setelah dilapisi emlsi lilin lebah, pola spekel yang terbentk semakin rapat, seperti yang terlihat pada Gambar 3 (b) dan (c). Hal ini teradi karena permkaan bah tomat yang awalnya tidak rata, setelah dilapisi emlsi lilin lebah menadi lebih rata. (a) (b) (c) Gambar 3 (a) Pola spekel bah tomat sebelm dilapisi lilin lebah, (b) pola spekel tomat setelah dilapisi lilin lebah 6%, dan (c) pola spekel tomat setelah direndam lilin lebah %. Tabel Nilai kontras bah tomat sebelm dilapisi lilin lebah No. Sampel Nilai Kontras (a.). 0, , , , , , , , , , , , , , , , , ,08864 Rata-rata (a.) 0, Standar deviasi (Sn) 0,00465 Ketelitian (%) 99, Presentase kesalahan (%) 0,05637 Secara keselrhan nilai kontras spekel bah tomat sebelm direndam dengan lapisan lilin lebah dapat diamati melali Tabel. Berdasarkan Tabel di bawah dapat dilihat bahwa nilai kontras ntk setiap sampel i relatif sama sebelm dilapisi lilin lebah. Hal ini dapat dilihat dari nilai standar deviasi sebesar 0,00465 dengan ketelitian 99,995385% dan tingkat kesalahan 57

6 Jrnal Fisika Unand Vol. 6, No., Janari 07 SSN ,05637%. Data statistik yang diperoleh ini mennkkan nilai kontras bah tomat sebelm dilapisi lilin lebah relatif sama, berkisar 0, a.. Secara teori, Goodman (975) menelaskan bahwa kontras spekel memiliki nilai antara 0 dan. Kontras spekel bernilai mennkkan nilai probabilitas intensitas bernilai maksimm, sedangkan kontras yang bernilai 0 berarti tidak ada pola spekel yang teramati ata tidak elas/bram (Boas dan Dnn, 00). dealnya kontras spekel tidak ada yang bernilai, karena pada aringan biologis terdapat lapisan yang menyebabkan interferensi cahaya pada permkaan yang disinari laser, sehingga nilai kontras spekel berada pada rentang 0 dan. Gambar 4 Sampel setelah dilapisi lilin lebah dengan variasi konsentrasi Nilai kontras bah tomat yang dilapisi lilin lebah dengan variasi konsentrasi secara mm tampak pada Gambar 4. Berdasarkan gambar tersebt dapat dilihat perbahan nilai kontras spekel bah tomat yang dilapisi lilin lebah dengan variasi konsentrasi. Berdasarkan fngsi transfer yang diperoleh dapat dilihat hbngan perbahan nilai kontras terhadap kenaikan nilai konsentrasi yait y = -0,00x + 0, Variabel x merpakan besaran ntk konsentrasi emlsi lilin lebah dan y adalah besaran ntk nilai kontras. Fngsi tersebt mennkkan bahwa setiap perbahan konsentrasi emlsi lilin lebah sebesar % mengakibatkan perbahan nilai kontras sebesar 0,00 a.. Nilai 0,00889 merpakan nilai offset yang menyatakan bahwa nilai kontras bah tomat sebelm dilapisi emlsi lilin lebah adalah sebesar 0,00889 a.. Menrnnya nilai kontras dipengarhi oleh konsentrasi lapisan lilin lebah yang semakin besar. Hal ini dapat dilihat pada arah regresi yang bernilai negatif (-0,00). Selain it nilai koefisien kolerasi (R ) 0,9753 memperlihatkan bahwa adanya hbngan erat antara konsentrasi lapisan lilin lebah dengan nilai kontras spekel yang dihasilkan. 3. Korelasi Ukran Blir Spekel dengan Konsentrasi Emlsi Lilin Lebah Perhitngan kran blir spekel dilakkan dengan menggnakan metoda atokorelasi pada Matlab. Gambar 5 merpakan grafik yang mennkkan perbahan kran blir spekel pada variasi konsentrasi. Berdasarkan grafik tersebt terlihat bahwa kran blir spekel bergantng pada konsentrasi lapisan lilin lebah yang dignakan. Hal tersebt dapat dilihat melali fngsi transfer yang diperoleh yait y = -0,045x + 7,469, dimana x merpakan besaran ntk konsentrasi emlsi lilin lebah dan y adalah besaran ntk kran blir spekel. Fngsi tersebt mennkkan bahwa setiap kenaikan konsentrasi % mengakibatkan perbahan nilai kran blir spekel sebesar 0,045 µm. Nilai 7,469 merpakan nilai offset yang menyatakan bahwa kran blir spekel bah tomat sebelm lapisi emlsi lilin lebah adalah sebesar 7,469 µm. Nilai koefisien kolerasi (R ) 0,936 mengindikasikan adanya korelasi yang kat antara kran blir dengan konsentrasi lapisan lilin lebah. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi lapisan lilin lebah mlah pori pada permkaan bah tomat akan berkrang, sehingga pola spekel yang terbentk menadi semakin rapat seperti yang terlihat pada Gambar 3. 58

7 SSN Jrnal Fisika Unand Vol. 6, No., Janari 07 Gambar 5 Ukran blir spekel berdasarkan variasi konsentrasi pada bah tomat 3.3 Korelasi Ukran Blir Spekel dengan Nilai Kontras Ukran blir spekel dan nilai kontras pada bah tomat yang dilapisi emlsi lilin lebah memiliki kecendrngan yang sama. Hal tersebt dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Korelasi kran blir spekel dengan nilai kontras Gambar 6 mennkkan korelasi kran blir spekel dengan nilai kontras. Ukran blir spekel sebanding dengan nilai kontras, dimana setiap kenaikan nilai kontras maka kran blir spekel ga akan naik. Bertambahnya konsentrasi lapisan lilin lebah membat lapisan yang terbentk semakin rapat, sehingga hambran cahaya yang ditangkap semakin lemah. Hal ini membat kran blir dan kontras spekel menadi semakin kecil. V. KESMPULAN Lapisan lilin lebah pada bah tomat dapat dideteksi menggnakan sistem LS dengan analisa perbahan nilai kontras dan kran blir spekel, dimana nilai kontras sebanding dengan kran blir spekel. Kenaikan konsentrasi membat nilai kontras dan kran blir semakin kecil. DAFTAR PUSTAKA Ansari, Z.M., and Nirala, A.K., 0, Activity Assessment of Frits Using the Methods of nertia Moment and Absolte Vale of the Diffrences, Jornal of Advanced Laser and Optics Research, Vol., hal 7-6. Apsari, R., 009, Sistem Fzzy Berbasis Laser Speckel maging ntk Deteksi Mtilasi Enamel Gigi Akibat Paparan Laser ND: Y AG, Disertasi, PPs, Universitas Airlangga, Srabaya. Boas, D. A., and Dnn, A. K., 00, Laser Speckle Contrast maging in Biomedical Optics, Jornal of Biomedical Optics, Vol. 5(), 009. Chipoline, A., 0, Spatial Noise and Speckel, abbe School of Photonics, Freidrich-Schiller Universitat. 59

8 Jrnal Fisika Unand Vol. 6, No., Janari 07 SSN Goodman, J.W., 975, Statistical Properties of Laser Speckle Patterns, Laser Speckle and Related Phenomena, J.C. Dainty, Ed., pp. 9-75, Springer-Verlag, Berlin. Goodman, J.W., 976, Some Fndamental Properties of Speckel Jornal of Optical Society of America, Vol. 66, No., Harmadi, 0, Aplikasi Pola Spekel Aksto-Optik ntk Pendeteksian Vibrasi Akstik pada Dental Plaqe Biofilm, Disertasi, PPs, Unversitas Airlangga, Srabaya. Rabal, H.J., and Braga, R.A, 009, Dynamic Laser Speckel and Application, Optical science and engineering: 39, Taylor &Francis Grop, LLC. Roosmani, A.B., 975, Percobaan Pendahlan terhadap Bah-bahan dan Sayr-sayran ndonesia, Bletin Penelitian Hortikltra LPH Pasar Mingg, 3():7-, Jakarta. Tamaki, Araie, Kawamoto, Egchi, dan Fi, 994, Non-contact, Two Dimension Measrement of Retinal Microsirclation Using Laser Speckel Phenomenon, nvest. Opt. Mol. Vis. Sci., 35, Winarno, F. G, dan Wirakartaksmah, M. A.., 98, Fisiologi Lepas Panen, PT Sastra Hdaya, Jakarta. Zdnek, A., Cyblska, J., 0, Relation of Biospeckle Activity with Qality Attribtes of Apples, Vol., Sensors, hal Griot, M., 005, ntrodction to Laser Technology, diakses Desember 05. Hartti., 006, ptek Hortikltra, diakses Maret

DETEKSI FORMALIN PADA TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSI (LASER SPECKEL IMAGING)

DETEKSI FORMALIN PADA TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSI (LASER SPECKEL IMAGING) DETEKSI FORMALIN PADA TOMAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE LSI (LASER SPECKEL IMAGING) Neneng Fitrya, Harmadi 1, Sandra 2 1 Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas 2 Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRAS SPEKEL PADA OLI TERHADAP PERUBAHAN KEKENTALAN DENGAN VARIASI TEMPERATUR MENGGUNAKAN LSI (LASER SPECKLE IMAGING)

ANALISIS KONTRAS SPEKEL PADA OLI TERHADAP PERUBAHAN KEKENTALAN DENGAN VARIASI TEMPERATUR MENGGUNAKAN LSI (LASER SPECKLE IMAGING) Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 04 SSN 30-849 ANALSS KONTRAS SPEKEL PADA OL TERHADAP PERUBAHAN KEKENTALAN DENGAN VARAS TEMPERATUR MENGGUNAKAN LS (LASER SPECKLE MAGNG) Adhitya Rolando Erlangga,

Lebih terperinci

Analisis Kontras Spekel menggunakan LSI (Laser Speckel Imaging) untuk Mendeteksi Formalin pada Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill)

Analisis Kontras Spekel menggunakan LSI (Laser Speckel Imaging) untuk Mendeteksi Formalin pada Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) JURAL FISIKA DA APLIKASIYA VOLUME 9, OMOR 2 JUI 2013 Analisis Kontras Spekel menggunakan LSI (Laser Speckel Imaging) untuk Mendeteksi Formalin pada Tomat (Lycopersicum Esculentum Mill) eneng Fitrya Program

Lebih terperinci

Analisis Pola dan Ukuran Bulir Spekel menggunakan LSI (Laser Speckle Imaging) pada Lapisan Tipis TiO 2

Analisis Pola dan Ukuran Bulir Spekel menggunakan LSI (Laser Speckle Imaging) pada Lapisan Tipis TiO 2 JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 9, NOMOR 2 JUNI 2013 Analisis Pola dan Ukuran Bulir Spekel menggunakan LSI (Laser Speckle Imaging) pada Lapisan Tipis TiO 2 Meli Muchlian Program Pascasarjana FMIPA

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

LAPORAN FISIKA LABORATORIUM OPTOELEKTRONIKA

LAPORAN FISIKA LABORATORIUM OPTOELEKTRONIKA LAPORAN FISIKA LABORATORIUM OPTOELEKTRONIKA 215 1 Analisa Kekerasan Bahan dengan Metode Citra Spekel Asrofi Khoirul Huda, Diana Ainun Nisa, Ning Rosianah, Diky Anggoro Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut

Lebih terperinci

Analisis Intensitas Citra Tetesan Air dengan Metode Laser Speckle Imaging

Analisis Intensitas Citra Tetesan Air dengan Metode Laser Speckle Imaging Analisis Intensitas Citra Tetesan Air dengan Metode Laser Speckle Imaging Feri Helmi Basri *, Harmadi, Marzuki Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 *ferihelmi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN POLA DAN UKURAN BULIR SPEKEL LAPISAN TIPIS

PERBANDINGAN POLA DAN UKURAN BULIR SPEKEL LAPISAN TIPIS PERBANDINGAN POLA DAN UKURAN BULIR SPEKEL LAPISAN TIPIS TiO 2 DARI SUMBER LASER MERAH (632.8 nm) DAN LASER HIJAU (480 nm) MENGGUNAKAN METODA LSI (LASER SPECKLE IMAGING) Meli Muchlian, Harmadi, Neneng Fitrya

Lebih terperinci

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M000259 Di PT.PAL INDONESIA Oleh : Selfy Atika Sary NRP : 1307 030 053 Pembimbing :

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem

Lebih terperinci

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE TEKAA TAAH PADA DIDIG PEAHA METODA RAKIE Moda kernthan F Gaya F dapat disebabkan oleh: gesekan pada dasar (gravity retaining walls) masknya dinding ke dalam tanah (sheet retaining walls) angker dan penahan

Lebih terperinci

Fisika Ebtanas

Fisika Ebtanas isika Ebtanas 1996 1 1. Di bawah ini yang merpakan kelompok besaran trnan adalah A. momentm, wakt, kat ars B. kecepatan, saha, massa C. energi, saha, wakt ptar D. wakt ptar, panjang, massa E. momen gaya,

Lebih terperinci

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi

Lebih terperinci

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu Jrnal Gradien Vol. No.2 Jli 2005 : 5-55 Model Hidrodinamika Pasang Srt Di Perairan Pla Baai Bengkl Spiyati Jrsan Fisika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan Alam, Universitas Bengkl, Indonesia Diterima

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON Jrnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 157 161 ISSN : 233 291 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON DALIANI Program Stdi Matematika, Fakltas

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata

Lebih terperinci

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE Vale Added, Vol. 11, No. 1, 015 PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE 1 Moh Yamin Darsyah, Ujang Malana 1, Program Stdi Statistika FMIPA Universitas Mhammadiyah Semarang Email:

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini 1 1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resltan dengan menggnakan 3 neraca pegas berikt ini Yang sesai dengan rms vektor gaya resltan secara analitis adalah gambar A. (1), (2) dan (3) D. (1), dan

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gnawan Semester II, 2016/2017 3 Maret 2017 Kliah yang Lal 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan

Lebih terperinci

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015 JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015 Analisis Pola Interferensi Pada Interferometer Michelson Sebagai Pendeteksi Ketebalan Bahan Transparan Dengan Metode Image Processing Menggunakan

Lebih terperinci

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara

Lebih terperinci

ANALISA POINTING STABILITY SINAR LASER MENGGUNAKAN QUADRANT PHOTODIODE (QPD)

ANALISA POINTING STABILITY SINAR LASER MENGGUNAKAN QUADRANT PHOTODIODE (QPD) ANALISA POINTING STABILITY SINAR LASER MENGGUNAKAN QUADRANT PHOTODIODE (QPD) Fauzul Azmi 1, Minarni 2, Zulkarnain 3 1 Mahasiswa Program Studi S1 Fisika 2 Dosen Fotonik Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SUDUT PENYINARAN TERHADAP GRAY VALUE PADA POLA SPEKEL BUAH APEL MENGGUNAKAN METODE LASER SPECKLE IMAGING. Mahasiswa Jurusan Fisika

ANALISA PENGARUH SUDUT PENYINARAN TERHADAP GRAY VALUE PADA POLA SPEKEL BUAH APEL MENGGUNAKAN METODE LASER SPECKLE IMAGING. Mahasiswa Jurusan Fisika ANALISA PENGARUH SUDUT PENYINARAN TERHADAP GRAY VALUE PADA POLA SPEKEL BUAH APEL MENGGUNAKAN METODE LASER SPECKLE IMAGING Rasmiana Poja Siregar 1, Minarni 2, Tengku Emrinaldi 2 1 Mahasiswa Jurusan Fisika

Lebih terperinci

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK Jrnal Matematika UNAND Vol. No. 2 Hal. 39 43 ISSN : 233 29 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK YULIANA PERMATASARI Program Stdi

Lebih terperinci

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

(a) (b) Gambar 1. garis singgung BAB. TURUNAN Sebelm membahas trnan, terlebih dahl ditinja tentang garis singgng pada sat krva. A. Garis singgng Garis singgng adalah garis yang menyinggng sat titik tertent pada sat krva. Pengertian garis

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax.

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax. Jl Gegerkalong Hilir, esa Ciwarga, Bandng, Telp/Fax : 0 01 45 8 PEMBORAN / SAMPLING AN VANE SHEAR TEST Standar Acan : ASTM - 145 89 I TUJUAN 1 Untk menyelidiki / mengetahi jenis-jenis lapisan tanah (stratigrafi)

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gnawan Semester II, 013/014 5 Maret 014 Kliah yang Lal 10.1 Parabola, aboa, Elips, danhiperbola a 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

Abstrak. a) b) Gambar 1. Permukaan parametrik (a), dan model solid primitif (b)

Abstrak. a) b) Gambar 1. Permukaan parametrik (a), dan model solid primitif (b) Simlasi ergerakan segitiga Bcket ntk indentifikasi kemngkinan interferensi antara pahat dan benda-kerja (oging) pada sistem-am berbasis model-faset 3D. Kiswanto, riadhana Laboratorim Teknologi Manfaktr

Lebih terperinci

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN 30 3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN Lat merpakan sat lingkngan yang sangat kompleks baik ditinja dari segi biotik mapn abiotik. Tak terkecali dengan dasar perairan, dasar perairan merpakan sat medim yang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK SIPIL USU

JURNAL TEKNIK SIPIL USU JURNAL TEKNIK SIPIL USU ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK TIANG TEKAN IDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM AKADEMI TEKNIK KESELAMATAN PENERBANGAN MEDAN Inda Yfina 1, Rdi Iskandar 2 1

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

Analisis Pola Spekel Akusto-Optik untuk Pendeteksian Vibrasi Akustik pada Dental Plaque Biofilm

Analisis Pola Spekel Akusto-Optik untuk Pendeteksian Vibrasi Akustik pada Dental Plaque Biofilm JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR 1 JANUARI 2012 Analisis Pola Spekel Akusto-Optik untuk Pendeteksian Vibrasi Akustik pada Dental Plaque Biofilm Harmadi Departemen Fisika, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK PEDOMAN KALIBRASI PERALAN VOLUMETRIK 1. PENDAHULUAN 1.1 Pedoman ini ditjkan ntk memberikan petnjk bagi laboratorim kalibrasi dalam melakkan kalibrasi peralatan volmetrik dan mengharmonisasikan praktek

Lebih terperinci

1. Perhatikan tabel berikut ini! No Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3

1. Perhatikan tabel berikut ini! No Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3 1 1. Perhatikan tabel berikt ini! No Besaran Satan Dimensi 1 Momentm kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3 Dari tabel di atas yang mempnyai satan dan dimensi yang benar adalah

Lebih terperinci

1. Grafik di samping menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak.

1. Grafik di samping menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak. 1 1. Grafik di samping menyatakan hbngan antara jarak (s) terhadap wakt (t) dari benda yang bergerak. Bila s dalam m, dan t dalam sekon, maka kecepatan rata-rata benda A. 0,60 m/s D. 3,00 m/s B. 1,67 m/s

Lebih terperinci

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Interferensi Cahaya Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Interferensi Cahaya 1 / 39 Contoh gejala interferensi

Lebih terperinci

lensa objektif lensa okuler Sob = fob

lensa objektif lensa okuler Sob = fob 23 jekti ler S = ~ S = A B d 24 Diagram pembentkan bayangannya adalah sebagari berikt: jekti d ler S = ~ S S A B S Teropong Pantl (Teleskop Releksi) Teropong jenis ini menggnakan sat positi, sat cermin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar.

BAB II LANDASAN TEORI. pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kisi Difraksi Kisi difraksi adalah suatu alat yang terbuat dari pelat logam atau kaca yang pada permukaannya digoreskan garis-garis sejajar dengan jumlah sangat besar. Suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium Eksperimen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian pemanfaatan sistem sensor pergeseran mikro untuk estimasi diameter lubang pada bahan gigi tiruan berbasis

Lebih terperinci

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F 1 1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menrt smb x adalah A. ½ 3 F B. ½ F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F. Benda jath bebas adalah benda yang memiliki: (1) Kecepatan awal nol () Percepatan = percepatan

Lebih terperinci

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM 14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh BAB LANDASAN TEORI. Sejarah Analisis Jalr (Path Analysis) Analisis jalr yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahn 90-an oleh seorang ahli genetika yait Sewall Wright. Teknik analisis

Lebih terperinci

LENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB

LENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB LENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB 23 lensa objektif lensa okler Sob = ~ Sob = fob A fob fob B d 24 Diagram pembentkan bayangannya adalah sebagari berikt: lensa objektif d Sob = ~ lensa okler Sob Sok

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

LKPD.3 HUKUM ARCHIMEDES

LKPD.3 HUKUM ARCHIMEDES LKPD.3 HUKUM RCHIMEDES Kelompok : Nama nggota : 1. 2. 3. 4. 5.. Tjan Percobaan. Tjan Percobaan - Melali penyelidikan ini peserta didik mamp mengetahi pengarh volme benda yang tercelp dalam zat cair terhadap

Lebih terperinci

Analisis Komputasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fuzzy Teroptimasi

Analisis Komputasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fuzzy Teroptimasi Analisis Komptasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Soesanti, dkk. 89 Analisis Komptasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fzzy Teroptimasi Indah Soesanti ), Adhi Ssanto 2), Thomas Sri

Lebih terperinci

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral Jrnal Ilmiah EKNIK DESAIN MEKANIKA Vol6 No1, Janari 2017 (11-16) Analisa Performasi Kolektor Srya erkonsentrasi Dengan Variasi Jmlah Pipa Absorber Berbentk Spiral I Gsti Ngrah Agng Aryadinata, Made Scipta

Lebih terperinci

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Swandi *, Sri Gemawati 2, Samsdhha 2 Mahasiswa Program Stdi Magister Matematika, Dosen Pendidikan Matematika Uniersitas Pasir Pengaraian 2 Dosen Jrsan Matematika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Sejarah Analisis Jalr Teknik analisis jalr yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahn 1934, sebenarnya merpakan pengembangan korelasi yang dirai menjadi beberapa interpretasi akibat

Lebih terperinci

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Daya dukung tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekuatan tanah

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Daya dukung tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekuatan tanah Bab TIJAUA PUSTAKA.1. Daya Dkng Tanah Lempng Daya dkng tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekatan tanah ntk menopang sat beban di atasnya. Daya dkng tanah dipengarhi oleh jmlah air yang

Lebih terperinci

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik Perteman IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Strktr Kay IV.1 Batang Tarik Gamar 4.1 Batang tarik Elemen strktr kay erpa atang tarik ditemi pada konstrksi kdakda. Batang tarik merpakan sat elemen strktr yang menerima

Lebih terperinci

merupakan kabupaten ke dua terbesar di Jawa Timur. Kabupaten Malang berbatasan dengan dua kota madya yaitu Malang dan Batu dan

merupakan kabupaten ke dua terbesar di Jawa Timur. Kabupaten Malang berbatasan dengan dua kota madya yaitu Malang dan Batu dan IPTEK BAGI MASYARAKAT (IBM) USAHA PENGOLAHAN KURMA TOMAT MENGHADAPI PERMASALAHAN INTENSITAS PERUBAHAN CUACA PADA POSDAYA MANALAGI VI DAN VII DUSUN SUMBERMULYO DESA MADIREDO KECAMATAN PUJON Samsl Arifin

Lebih terperinci

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa Session 8 Heat Transfer in Steam Trbine PT. Dian Sastatika Sentosa DSS Head Offie, 3 Oktober 008 Otline. Pendahlan. Skema keepatan, gaya tangensial. 3. Daya yang dihasilkan trbin, panas jath. 4. Trbin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian aplikasi multimode

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian aplikasi multimode BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian aplikasi multimode fiber coupler sebagai sensor ketinggian permukaan bensin dan oli berbasis sensor pergeseran yang meliputi

Lebih terperinci

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi.

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi. Interasi Metode Interal Kadratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi Gass merpakan metode yan tidak mennakan pembaian

Lebih terperinci

STUDI AWAL SPEKEL CITRA AKUSTOOPTIK PADA MEDIA AKRILIK

STUDI AWAL SPEKEL CITRA AKUSTOOPTIK PADA MEDIA AKRILIK STUDI AWAL SPEKEL CITRA AKUSTOOPTIK PADA MEDIA AKRILIK Oleh Chory Ainurriva Dosen Pembimbing Prof. Dr.rer.nat.AgusRubiyanto, M.Eng.Sc 1 Drs.GatutYudoyono, M.T 2 Abstrak Sebuah akrilik digunakan sebagai

Lebih terperinci

APLIKASI SERAT OPTIK SEBAGAI SENSOR KEKENTALAN OLI MESRAN SAE 20W-50 BERBASIS PERUBAHAN TEMPERATUR

APLIKASI SERAT OPTIK SEBAGAI SENSOR KEKENTALAN OLI MESRAN SAE 20W-50 BERBASIS PERUBAHAN TEMPERATUR APLIKASI SERAT OPTIK SEBAGAI SENSOR KEKENTALAN OLI MESRAN SAE 20W-50 BERBASIS PERUBAHAN TEMPERATUR Azmi Wahyu Anggita, Harmadi Program Sarjana FMIPA Universitas Andalas Jurusan Fisika, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Optika dan Aplikasi Laser Departemen Fisika Universitas Airlangga dan Laboratorium Laser Departemen Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1)

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1) 5 BAB III MTOD LMN HINGGA 3. Tegangan Tegangan adalah gaa per nit area pada sat material sebagai reaksi akibat gaa lar ang dibebankan pada strktr. Pada Gambar 3.. diperlihatkan elemen kbs dalam koordiant

Lebih terperinci

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Makalah Seminar Tgas Akhir Jnanto Prihantoro 1, Trias Andromeda. 2, Iwan Setiawan

Lebih terperinci

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) Arif Setiawan 1*, Pratomo Setiaji 1 1 Program Stdi Sistem Informasi, Fakltas Teknik, Universitas Mria Kds Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kds 59352 * Email:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh. tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh. tanah di sepanjang bidang-bidang gesernya. 5 BAB TIJAUA PUSTAKA.1 Daya Dkng Tanah Pasir Kapasitas dkng menyatakan tahanan geser tanah ntk melawan penrnan akibat pembebanan, yait tahanan geser yang dapat dikerahkan oleh tanah di sepanjang bidang-bidang

Lebih terperinci

by Emy 1 IMAGE RESTORATION by Emy 2

by Emy 1 IMAGE RESTORATION by Emy 2 Copyright @ 2007 by Emy 1 IMAGE RESTORATION Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mamp membedakan proses pengolahan citra mengnakan image enhancement dengan image restoration Mamp menganalisis citra yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umm Bins Bsiness School Bina Nsantara (Bins) University didirikan pada tanggal 1 Oktober 1974 yang berawal dari sebah lembaga pendidikan kompter jangka pendek,

Lebih terperinci

MENENTUKAN KOEFISIEN EKSPANSI LINIER BATANG KUNINGAN DENGAN TEKNIK ESPI (ELECTRONIC SPECKLE PATTERN INTERFEROMETRY) ABSTRACT

MENENTUKAN KOEFISIEN EKSPANSI LINIER BATANG KUNINGAN DENGAN TEKNIK ESPI (ELECTRONIC SPECKLE PATTERN INTERFEROMETRY) ABSTRACT MENENTUKAN KOEFISIEN EKSPANSI LINIER BATANG KUNINGAN DENGAN TEKNIK ESPI (ELECTRONIC SPECKLE PATTERN INTERFEROMETRY) 1 Edi Tri Astuti, 1 Suryadi, 2 Zona Mabrura Ishaq, dan 3 Ahmad Paiz 1 Pusat Penelitian

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1) tahaean Vol. 4 No. Janari 007 rnal TKNIK SIPIL Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan nergi Syaalddin ) Abstrak Paper ini menyajikan pengerjaan hkm kekekalan energi pada pemodelan

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA Konferensi asional Teknik Sipil 3 (KoTekS 3) Jakarta, 6 7 ei 29 AAISIS KAPASITAS BAOK KOO BAJA BERPEAPAG SIETRIS GADA BERDASARKA SI 3 729 2 DA ETODA EEE HIGGA Aswandy Jrsan Teknik Sipil, Institt Teknologi

Lebih terperinci

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA Abstrak TBC penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardioaskler

Lebih terperinci

INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK

INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK Afdhal Muttaqin, Nadia Mayani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis, Padang, 25163 Email: allz@fmipa.unand.ac.id

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon

Lebih terperinci

SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP

SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 11, No.3, Juli 2008 hal 97-102 SIFAT OPTIS TAK-LINIER PADA MATERIAL KDP Rahmadi Setyawan, Evi Setiawati, Indras Marhaendrajaya, K. Sofjan Firdausi. Jurusan Fisika Universitas

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

Studi Awal Aplikasi Fiber coupler Sebagai Sensor Tekanan Gas

Studi Awal Aplikasi Fiber coupler Sebagai Sensor Tekanan Gas Studi Awal Aplikasi Fiber coupler Sebagai Sensor Tekanan Gas Samian, Supadi dan Hermawan Prabowo Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya Kampus C Mulyorejo, Surabaya

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Prinsip Kerja Perangkat Fourier Sumber cahaya laser menghasilkan berkas cahaya berdiameter kecil dengan distribusi intensitas mendekati Gaussian. Untuk mendapatkan diameter berkas

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit BAB II PEMBAHASAN A. Difraksi Sesuai dengan teori Huygens, difraksi dapat dipandang sebagai interferensi gelombang cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang. Medan gelombang boleh jadi

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tiga jenis bahan pembuat gigi yang bersifat restorative yaitu gigi tiruan berbahan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tiga jenis bahan pembuat gigi yang bersifat restorative yaitu gigi tiruan berbahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan, namun prevalensi terjadinya kehilangan gigi tetap menjadi masalah klinis yang signifikan. Kehilangan

Lebih terperinci

Bahan Kuliah Fisika Dasar 2. Optika Fisis

Bahan Kuliah Fisika Dasar 2. Optika Fisis Bahan Kuliah Fisika Dasar 2 Optika Fisis Optika Fisik (Physical Optics) Optical Interference (Intefrerensi Optik) Double-Slit Interference Thin-Film Interference Optical Diffraction (Difraksi Optik) Single-Slit

Lebih terperinci

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb) oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =

Lebih terperinci

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik Intera asi Metode Interal Kadr ratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi i Gass merpaka an metode yan tidak mennakan pembaian

Lebih terperinci

ANALISIS SPEKEL AKUSTOOPTIK PADA BIOFILM SALIVA BUATAN DENGAN MEDIA AKRILIK

ANALISIS SPEKEL AKUSTOOPTIK PADA BIOFILM SALIVA BUATAN DENGAN MEDIA AKRILIK AALISIS SPEKEL AKUSTOOPTIK PADA BIOFILM SALIVA BUATA DEGA MEDIA AKRILIK Oleh Aidha Pusparini Dosen Pembimbing Prof. Dr.rer.nat.AgusRubiyanto, M.Eng.Sc Drs.GatutYudoyono, M.T Abstrak Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M. ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Terpadu FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dipaparkan prosedur pengambilan data dari penelitian ini. Namun sebelumnya, terlebih dahulu mengetahui tempat dan waktu penelitian, alat dan bahan yang dipakai

Lebih terperinci