PENGARUH MODEL TURBULENSI DAN PRESSURE-VELOCITY COPLING TERHADAP HASIL SIMULASI ALIRAN MELALUI KATUP ISAP RUANG BAKAR MOTOR BAKAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH MODEL TURBULENSI DAN PRESSURE-VELOCITY COPLING TERHADAP HASIL SIMULASI ALIRAN MELALUI KATUP ISAP RUANG BAKAR MOTOR BAKAR"

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL TURBULENSI DAN PRESSURE-VELOCITY COPLING TERHADAP HASIL SIMULASI ALIRAN MELALUI KATUP ISAP RUANG BAKAR MOTOR BAKAR Naarddin Sinaga Laboratorim Efisiensi dan Konserasi Energi, Jrsan Mesin Fakltas Teknik Uniersitas Diponegoro naarsinaga@ahoo.com Abstrak Kinerja dan efisiensi motor bakar sangat dipengarhi oleh proses pembakaran ang terjadi di dalam rang bakar. Proses pembakaran ini terkait erat dengan mekanisme aliran ang terjadi, ait trblensi, sirl, sqishing dan tbling. Mekanisme aliran ang terbentk ini dipengarhi oleh kondisi aliran pada saat dara ata campran dara-bahan bakar memaski rang bakar meleati katp isap. Oleh karena it perancangan katp isap memegang peranan penting dalam menentkan kinerja dan efisiensi motor bakar. Untk dapat melakkan perancangan katp isap ini diperlkan program simlasi ang dapat memperkirakan proses pembaran ang terjadi pada berbagai rancangan katp. Tlisan ang disampaikan kali ini merpakan bagian aal dari penelitian tersebt., ang bertjan ntk mencari model ang sesai ntk diterapkan pada berbagai kass. Dalam tlisan ini dilaporkan hasil erifikasi model ang dignakan dibandingkan dengan stdi eksperimental ang telah dilakkan oleh peneliti sebelmna. Tiga model trblensi dibandingkan, ait model k-ε standard, k-ε RNG dan k- ε realiable dengan pendekatan diskretisasi momentm first order dan second order pind. Selain it jga diariasikan tiga jenis pressre-elocit copling discretiation, ait SIMPLE, SIMPLEC, dan PISO. Dari penelitian ini diperoleh baha model trblensi ang memberikan hasil terdekat dengan hasil eksperimen adalah model k-ε RNG dengan pressre elocit copling PISO. Kata knci : katp isap, motor bakar, rang bakar, trblen, olme hingga, simlasi I. PENDAHULUAN Bagian mesin ang berptar atapn berosilasi seperti trbin, motor bakar, dan motor listrik adalah ang paling las dignakan dalam sistem pemesinan. Bagian tersebt biasana mejadi menjadi smber tama terjadina getaran dan panas. Getaran dan panas ang terjadi akan berdampak brk bagi mesin dan mengakibatkan kersakan bagi mesin serta kergian bagi penggna mesin apabila tidak ditangani dengan baik. Berbagai fenomena dapat mempercepat cacat komponen seperti flktasi beban, getaran, kersakan logam, lingkngan ang ekstrim seperti sh tinggi, angin, ata bahan kimia. Bahkan kotoran ata deb di dara jga dapat meningkatkan laj kersakan dan jmlah kersakan dalam sat mesin. Banak hal ang dilakkan agar proses peraatan tidak membat kergian karena kendala akt peraatan ata pengjian ang membat nilai mesin berkrang. Salah sat ang sedang dikembangkan saat ini adalah pemantaan kondisi mesin dengan menggnakan infrared thermograph (IRT). Metode ini termask dalam nondestrctie testing (NDT) ata pengjian/pemeriksaan tanpa mersak. Pada kinerjana, IRT menghasilan thermal image ang mengindikasikan kondisi mesin normal ata tidak normal. Diagnosa kersakan mesin dapat dilakkan dengan mengealasi pola gambar ang dihasilkan sehingga terdapat hbngan antara kondisi normal dan tidak normal. `Proses pembakaran ang terjadi di dalam rang bakar merpakan gabngan dari aspek ang saling terkait sat sama lain, ait aspek aliran dan perpindahan kalor. Keda aspek ini sangat slit diamati secara eksperimental karena lokasi prosesna berada di dalam rang terttp ang bertemperatr dan bertekanan tinggi. Beberapa pendekatan analitik tidak mamp menjelaskan fenomena ang terjadi karena kondisi prosesna ang sangat kompleks. Oleh karena it saat ini dilakkan berbagai paa ntk menjelaskan fenomena pembakaran dengan pendekatan nmerik. Mekanisme aliran campran dara-bahan bakar di dalam rang bakar sat motor bakar sangat penting difahami karena mempengarhi kinerja mesin dan efisiensina. Dengan memahami pengarh berbagai parameter terhadap kondisi aliran tersebt maka dapat dilakkan paa-paa ntk melakkan perbaikan desain. Tiga paramaeter ang dapat dignakan ntk mengkarakterisasi gerakan skala besar di dalam silinder adalah sirl, sqish dan tmble [1]. Gerakan pencampran ini dikategorikan berskala besar karena panjang karakteristik dari gerakan flida berada dalam orde kran diameter rang bakar, orte berskala kecil ang dihasilkan oleh trblensi kranna jah lebih kecil. Gerakan sirl adalah gerakan rotasional aliran pada smb silinder, sedangkan tmble adalah gerakan orte ang dtimblkan oleh keberadaan katp. Adapn ROTASI Volme 1 Nomor April

2 sqish merpakan aliran radial ang terjadi pada akhir langkah kompresi gas ang terkompresi mengalir ke dalam rangan di bagian kepala silinder. Untk mempelajari gerakan flida di dalam silinder dapat dilakkan diantarana dengan menggnakan teknik Laser Doppler Velocimetr (LDV) mapn Particle Image Velocimetr (PIV). Teknik ini mdah dilakkan dan memiliki ketelitian ckp baik, akan tetapi peralatan hargana ckp mahal. Oleh karena it, dengan memanfaatkan kemajan di bidang teknik komptasional nmerik maka saat ini tengah dikembangkan teknik nmerik ang ckp. Han dan Reit [] telah mencoba melakkan perhitngan nmerik aliran di dalam silinder dengan menggnakan metoda olme hingga. Simlasi dilakkan dengan menggnakan model trblensi k-ε RNG (Renormaliation Grop) terhadap flida ang dianggap kompresibel. Hasilna mennjkkan baha penelesaian nmerik ini dapat memberikan informasi ang lebih rinci dan berpelang ntk dikembangkan lebih lanjt. Keterbatasan pada saat dilaksanakanna penelitian tersebt adalah pada jmlah grid ang memerlkan memori kompter ang ckp besar. Pada tahn ang sama Chen et al. [3] melakkan kaji eksperimental pada sat aliran di sekitar sisi isap dengan menggnakan silinder transparan dari bahan akrilik. Flida kerja ang dignakan adalah campran miak terpentin dan tetralin. Pengkran dilakkan dengan teknik isalisasi menggnakan sinar laser dan gelembng dara berkran kecil sebagai material penghambr cahaa (light-scatterers). Ketiga komponen kecepatan rata-rata dikr dengan menggnakan laser Doppler anemometer, kesalahan pengkran diperkirakan sebesar 5%. Hasil penelitian ini mengngkapkan baha aliran di dalam silinder rang bakar setelah melali katp isap dapat dikelompokkan menjadi 4 daerah. Keempat daerah tersebt adalah: a) sebelah kanan dan kiri silinder, ang ckp jah di baah katp, merpakan daerah dengan sirklasi ang kat; b) pada sisi kiri daerah dekat katp masih terdapat sirklasi namn tidak begit kat, dan c) pada sisi kanan merpakan daerah aliran jet. Pada saat ini Laboratorim Efisiensi dan Konserasi Energi, Jrsan Teknik Mesin Uniersitas Diponegoro tengah mengembangkan metoda nmerik ntk mensimlasi proses pembakaran ang terjadi di dalam rang bakar mesin pembakaran dalam. Tjan ang diharapkan dari penelitian ini adalah ntk mencari teknik-teknik ang dapat diterapkan ntk memodifikasi sistem pembakaran sehingga dapat diperoleh efisiensi ang lebih tinggi. Pada tlisan ini akan dilaporkan sebagian hasil penelitian ang telah dilakkan, ait mencari model perhitngan ang nantina akan dikembangkan lebih lanjt. Pada tahap ini dilakkan erifikasi terhadap model trblen ang dignakan serta mempelajari pengarh skema diskretisasi terhadap hasil dan akt ang dibthkan ntk melakkan perhitngan. Untk melakkan proses perhitngan dignakan paket program GAMBIT dan FLUENT ang berbasis metoda olme hingga. II. METODA NUMERIK Pada tlisan ini analisis dilakkan hana ntk mempelajari kondisi hidrodinamik, tanpa melibatkan perpindahan kalor. Oleh karena it medan aliran dikendalikan hana oleh persamaan pengatr, ait persamaan kontinitas dan persamaan momentm. Persaman kontinitas 3 dimensi ntk aliran laminar, tnak dan inkompresibel adalah: 0 Persamaan momentm dalam bentk persamaan skalar setiap komponen adalah: 1 Re 1 Re 1 Re III. MODEL TURBULENSI Di dalam FLUENT terdapat beberapa model trblensi ang dapat disimlasi, diantarana adalah model k-ε standard, k-ε RNG, dan k-ε realiable. Sema model ini mempnai bentk ang serpa karena mengandng persamaan transport ntk k (energi kinetik trblen) dan ε (energi disipasi trblen). Model k-ε Standard Model k-ε standard merpakan model semiempirik ang dissn berdasarkan persamaan transport ntk energi kinetik trblent dan energi disipasi trblen. Dalam penrnan model k-ε diasmsikan baha aliran adalah trblen penh (fll trblent), dan pengarh iskositas moleklar diabaikan. Oleh karena it model ini sebenarna hana sesai ntk aliran ang telah trblent penh. Energi kinetik trblent, k dan laj disipasina ε diperoleh dari persamaan transport berikt: Dalam persamaan ini G k mennjkkan pembangkitan energi kinetik trblen karena adana gradient kecepatan rata-rata. Sedangkan Y M mennjkkan kontribsi dilatasi ang berflktasi dalam trblensi aliran kompresibel, sedangkan C 1 ε, C ε adalah p p p ROTASI Volme 1 Nomor April

3 konstanta ang besarna bertrt-trt adalah 1,44 dan 1,9. Adapn σ k dan σε adalah bilangan Prandtl ang masing masing besarna adalah 1,0 dan 1,3. Viskositas trblent, μ t dihitng dengan mengkombinasikan k dan ε sebagai berikt: ang konsisten dengan sifat fisik aliran trblen. Dengan menggabngkan hbngan Bossinesq dan definisi iskositas trblen maka dapat diperoleh tegangan Renolds normal dalam sat aliran rata-rata inkompresibel: C μ adalah sat konstanta ang besarna adalah 0,09. Persamaan transport ang dimodelkan ntk model k-ε realiable adalah: Model k-ε RNG Model trblensi ini ditrnkan dari persamaan Naier-Stokes dengan menggnakan teknik matematika ang disebt dengan metode renormaliation grop. Model k-ε RNG memiliki bentk ang mirip dengan model k-ε standard ait: Dalam persamaan ini, G k mennjkkan pembangkitan energi kinetik trblen karena adana gradient kecepatan rata-rata. G b adalah pembangkitan energi kinetik trblen karena adana gaa apng (boanc). Y M mennjkkan kontribsi dilatasi ang berflktasi dalam trblensi kompresibel ke laj disipasi keselrhan. Prosedr eliminasi dengan teknik RNG menghasilkan sat persamaan diferensial iskositas trblent Perbedaan antara model trblen k-ε realiable dengan k-ε standard dan k-ε RNG adalah terletak pada C μ ang nilaina dihitng dari: Dimana / dan C 100 eff Persamaan di atas diintegrasikan ntk memperoleh deskripsi ang akrat mengenai transport trblent efektif ang berariasi terhadap bilangan Renolds efektif (skala edd), ang dapat diterapkan lebih baik pada bilangan Renolds rendah dan aliran dekat dinding. Dalam batasan bilangan Renolds ang tinggi persamaan di atas memberikan: Dimana ij adalah laj rata-rata tensor rotasi ang dilihat pada sat kerangka referensi ang berotasi dengan kecepatan sdt ω k. Nilai konstanta model A o dan A s diberikan oleh A o = 4,04, A s = 6 cos C μ = , ang ditrnkan dengan menggnakan teknik RNG. Model k-ε Realiable Istilah realiable berarti baha model ini memenhi batasan-batasan tertent tegangan normal, Dapat dilihat baha C μ merpakan sat fngsi regangan rata-rata dan laj rotasi, kecepatan sdt rotasi ROTASI Volme 1 Nomor April 010 0

4 sstem, dan medan trblensi k-ε. C μ dalam persamaan di atas besarna adalah 0.09 ntk sblapisan inersia dalam lapisan batas. Nilai konstanta model pada persamaan di atas adalah C 1ε = 1.44, C = 1.9, σ k = 1.0 dan σ ε = 1.. Skema Nmerik Ada da skema nmerik ang disediakan oleh FLUENT, ait soler segreted dan soler copled. FLUENT memecahkan persamaan integral mm ntk kekalan massa, momentm, energi serta besaran skalar lain seperti trblensi. Keda skema nmerik tersebt sebenarna menggnakan proses diskretisasi ang sama ait olme hingga. Perbedaanna hana terletak pada pendekatan ang dignakan dalam melinearisasi dan memecahkan persamaan diskrit. Pendekatan ang dilakkan dengan metoda copled adalah memecahkan persamaan kontinitas, momentm dan energi secara serempak. Untk tiap iterasi terdiri dari tahapan-tahapan seperti ang di ilstrasikan pada Gambar 1. Diskretisasi Tidak Meng-pdate sifat-sifat flida Memecahkan persamaan momentm Memecahkan persamaan koreksi tekanan (kontinitas). Meng-pdate tekanan dan laj aliran massa Memecahkan persamaan energi, trblensi,dan persamaan skalar Konergen Gambar 1 Diagram alir perhitngan FLUENT menggnakan sat teknik berbasis olme kendali ntk mengbah bentk persamaan diferensial mm ke bentk persamaan aljabar agar dapat dipecahkan secara nmerik. Teknik olme kendali ini intina adalah pengintegrasian persamaan diferensial mm ntk setiap olme kendali, sehingga menghasilkan sat persamaan diskrit ang mengekalkan setiap besaran pada sat basis olme kendali. Diskretisasi persamaan mm dapat diilstrasikan dengan menatakan persamaan Ya STOP kekekalan kondisi-tnak ntk transport sat besaran scalar φ. Hal ini ditnjkkan dengan persamaan ang ditlis dalam bentk integral ntk olme kendali sembarang sebagai berikt:. da. da ρ = massa jenis flida = ector kecepatan (i + j dalam D) A= ector area permkaan Г = grad ( iˆ ˆj dalam D) S Smber tiap satan olme V = olme sel FLUENT menimpan nilai-nilai diskrit skalar pada psat sel. Meskipn demikian nilai-nilai sisi f diperlkan ntk sk koneksi dalam persamaan di atas, dan hars diinterpolasi dari nilai-nilai psat sel. IV. PROSES SIMULASI Deskripsi Persoalan Dalam proses simlasi dignakan kass ang sama dengan ang dignakan oleh Chen et al, ait sebah silinder motor bakar ideal dengan ddkan katp isap ang lrs dan celah gerak katp sebesar 10 mm (jarak dari kepala silinder terhadap alas katp). Panjang silinder dipilih sedemikian sehingga dianggap tidak mempengarhi aliran di dalamna. Dalam simlasi ini akan dihitng distribsi kecepatan, tekanan, dan intensitas trblensi pada daerah sekitar katp dan di dalam silinder. Domain Geometri Perhitngan Ssnan dari sisi isap, katp dan silinder ditnjkkan pada Gambar. Smb katp terletak pada posisi 4 mm dari smb-x dan 1.87 mm dari smb- Y, dan arahna 40 derajat terhadap bidang horisontal. Diameter silinder adalah mm, diameter ddkan katp 46 mm dan diameter katp 43 mm. Dalam perhitngan ini analisis akan dilakkan pada daerahdaerah seperti ditnjkkan pada Gambar 3. Kondisi Aliran dan Sifat Material Pada simlasi ini material ang dignakan sebagai acan adalah: Jenis flida : Campran tak bereaksi minak terpentin dan tetralin Massa jenis, ρ : 894 kg/m 3 Viskositas absolt, μ : Kg/m-s Laj aliran massa : kg/s Bilangan Renolds : 4963 V S dv ROTASI Volme 1 Nomor April 010 1

5 Pada bilangan Renolds ini, ang dihitng berdasarkan diameter ddkan katp dan kecepatan rata-rata di daerah tersebt, maka aliran dianggap berada pada rejim aliran trblen sehingga analisana dilakkan dengan model aliran trblen. Seperti ditnjkkan oleh Chen et al [3], terdapat 4 daerah medan kecepatan di dalam silinder. Pada daerah sebelah kanan dan kiri silinder, ang ckp jah di baah katp, merpakan daerah dengan sirklasi ang kat. Pada sisi kiri daerah dekat katp masih terdapat sirklasi namn tidak begit kat, dan pada sisi kanan merpakan daerah aliran jet. kompatibel dengan paket program FLUENT. Berdasarkan geometri dan kondisi batas ang sesai maka dalam simlasi ini mla-mla dignakan grid tetrahedral berjmlah sel. Karena kondisi aliran ang ckp kompleks di daerah dekat ddkan katp maka pada daerah ini konsentrasi mesh dibat ckp besar. Nilai skeness maksimm dari selrh mesh adalah Dalam proses perhitngan dilakkan penghalsan grid ntk mendapatkan resolsi ang lebih baik bagi gradien kecepatan tekanan dan energi kinetik trblen. Setelah melakkan pengjian grid independence dengan tingkat perbedaan sebesar 1% maka dalam simlasi ini dignakan sebanak bah, seperti diperlihatkan pada Gambar 5 di baah. Velocit inlet all Vale all Gambar Domain geometri perhitngan Piston all ppp Pressre otlet Gambar 4 Kondisi batas simlasi Kondisi Batas Gambar 3 Daerah ang akan dianalisis Pada sisi mask diterapkan kondisi batas elocit inlet dengan nilai 0.93 m/s sedangkan pada sisi kelar, bagian baah silinder diterapkan kondisi batas pressre otlet dengan tekanan sebesar 0 (psig). Pada selrh dinding (all) berlak kondisi tidak slip. Untk kondisi batas trblen dignakan parameter skala panjang trblensi (trblence length scale) sebesar diameter katp (46 mm), dan karena pada eksperimen Chen et al tidak dijelaskan nilai intensitas trblensi maka dalam perhitngan ini ditetapkan intensitas trblensi sebesar 10%. Pada Gambar 4 diperlihatkan lebih jelas penempatan kondisi batas ini. Pembatan Mesh Perhitngan Seperti diraikan di depan, dalam perhitngan ini pembatan mesh dan grid perhitngan dilakkan dengan menggnakan paket program GAMBIT ang Gambar 5 Grid perhitngan V. ANALISIS HASIL SIMULASI Perhitngan Tiga bah model trblensi dengan model dinding standard telah dicoba dalam simlasi ini, dengan menggnakan sifat material ang tetap. Inisialisasi harga aal diberikan pada kecepatan aliran mask silinder. Proses perhitnan dilakkan dengan rtan sebagai berikt: ROTASI Volme 1 Nomor April 010

6 a) Grid aal disimlasi hingga konergen menggnakan diskretisasi momentm orde pertama b) Hasil di atas diperhals dengan menggnakan skema diskretisasi momentm orde keda c) Penghalsan grid dilakkan dengan fasilitas adapsi terhadap daerah-daerah ang memiliki gradien kecepatan, tekanan dan energi kinetik trblen ang tinggi. Sel-sel ang memiliki nilai Y + ang lebih kecil dari 10 tidak diadapsi agar tidak diperoleh sel pertama ang terlal dekat dengan dinding dalam model fngsi dinding standard. Pada perhitngan ini dilakkan 18 macam simlasi dengan memariasikan 3 jenis model trblensi, diskretisasi momentm orde pertama dan keda, serta 3 jenis diskretisasi PVC (Pressre Velocit Copling). Tjan simlasi dengan memariasikan ketiga opsi di atas dimaksdkan ntk mengetahi tingkat konergensi proses iterasi dan akt ang diperlkan dalam perhitngan. Hasil perhitngan selanjtna dibandingkan dengan hasil eksperimen Chen [3]. Dari perbandingan selrh simlasi ang dilakkan diperoleh hasil baha perhitngan dengan model trblensi k-ε Realiable tidak dapat konergen jika menggnakan diskretisasi momentm orde- dan PISO. Model ini dapat konergen dengan orde- jika dignakan metoda SIMPLE. Meski jmlah dan akt iterasi ang diperlkan berariasi akan tetapi ternata perhitngan ang dihasilkan masing-masing proses simlasi tersebt tidak jah berbeda. Ketelitian hasil perhitngan, sesai dengan sifat dari metoda nmerik ini, akan makin tinggi dengan menggnakan diskretisai orde-. Jika dilihat dari jmlah iterasi dan akt ang diperlkan dapat disimplkan baha penggnaan metoda PISO dapat memberikan hasil perhitngan ang lebih cepat dengan jmlah iterasi ang lebih sedikit. Gambar 6 Vektor kecepatan hasil Chen [3] Dalam Gambar 6 diperlihatkan ektor kecepatan aliran ang dihasilkan dari pengkran Chen, et al. Dari gambar tersebt terlihat adana daerah dengan kecepatan rendah dan kecepatan tinggi. Pada daerah kecepatan rendah, ang arahna berbah, merpakan lokasi terjadina sirklasi aliran, sedangkan pada daerah berkecepatan tinggi merpakan daerah aliran jet. Selanjtna pada Gambar 7 ditnjkkan hasil perhitngan menggnakan model trblen k-ε RNG dengan diskretisasi momentm orde- dan PISO. Dari gambar tersebt terlihat jelas kondisi aliran ang mirip dengan kondisi aliran ang diamati oleh Chen. Melali perhitngan nmerik ini bahkan terlihat dengan lebih jelas keempat daerah aliran, ait daerah sirklasi dan daerah aliran jet. Gambar 7 Hasil perhitngan menggnakan model k-ε RNG, PISO dan momentm second order pind Pada Gambar 8 dan 9 bertrt-trt diperlihatkan kontr kecepatan dalam arah-z ang dihasilkan dari perhitngan dengan menggnakan model trblensi k-ε RNG, diskretisasi PISO, first order pind dan second order pind. Dari keda gambar tersebt hana sedikit perbedaan ang dapat diamati. Perbedaan tersebt terletak pada kehalsan kontr ang lebih baik pada diskretisasi momentm orde-, nilai kecepatan positip adalah dalam arah ke atas. Terlihat baha aliran memiliki kecepatan positip di sebagian besar daerah ang terletak di baah katp. Gerakan ini sebenarna merpakan gerakan sirklatif dalam arah berlaan dengan arah gerak jarm jam. Dalam praktek efek ini sangat diharapkan dalam proses pencampran bahan bakar dan dara sehingga diperoleh campran ang lebih homogen ang dapat menghasilkan kalor pembakaran ang lebih tinggi pla. Selanjtna pada Gambar 10 dan 11 bertrttrt ditnjkkan hasil perhitngan kontr tekanan statik ntk pendektan diskretisasi momentm orde-1 dan orde-. Seperti pada hasil perhitngan kecepatan arah-z, hasil perhitngan tekanan statik jga tidak mennjkkan perbedaan ang berarti ntk keda pendekatan diskretisasi ang dignakan. Dari keda gambar tersebt dapat dilihat baha tekanan akm terbesar terjadi di sekitar daerah bagian baah katp. Tekanan akm ang rendah sangat berpengarh kepada efisiensi olmetrik. Jika tekanan akm makin besar maka efisiensi olmetrik makin tinggi pla. Oleh karena it simlasi ini dapat dignakan dalam proses perancangan konstrksi katp. Akibat faktor konstrksi katp ang dignakan dalam simlasi ini dapat diamati trblensi ang terjadi di daerah mask katp mapn di dalam silinder. Meski dalam perhitngan ini inpt ang diberikan adalah energi kinetik trblen dan laj disipasi energi, akan tetapi aliran ini mengakibatkan intensitas trblensi ang ckp tinggi. Dari Gambar 1 ROTASI Volme 1 Nomor April 010 3

7 dan 13 terlihat baha intensitas trblensi berariasi dari 1% hingga 80%. Intensitas trblensi terbesar masih berada di hl sebelah atas katp, sedangkan di daerah hilir katp intensitas trblensi masih rendah. Karena nilai intensitas trblensi ang ckp besar dapat memperbaiki efek pencampran bahan bakardara maka desail katp ang dignakan dalam simlasi ini masih dapat dikembangkan ntk menghasilkan intensitas trblensi ang lebih tinggi. Pada Gambar 14, 15 dan 16 bertrt-trt diperlihatkan ektor kecepatan aliran pada posisi Z=15 mm ; Z=-15mm dan Z=40 mm. Gambar ini ditampilkan ntk memperlihatkan intensitas sirklasi dan sirl ang terjadi. Dari Gambar 14 terlihat baha pada daerah hl katp belm terjadi aliran sirklasi karena memang dalam model salran ang dignakan tidak dirancang ntk menghasilkan gerakan sirl. Akan tetapi pada posisi ang tidak terlal jah di hilir katp sirklasi telah terjadi. Sirklasi ini makin intensif sampai jarak 40 mm di hilir katp. Nilai kecepatan tangensial masih bisa ditingkatkan lagi jika dignakan desain katp ang berbeda. Selanjtna pada Gambar 17, 18 dan 19 bertrt-trt diperlihatkan plot kecepatan arah-z ntk 3 posisi ait Z=15mm ; Z=-15 dan Z=-40 mm. Pada simlasi ini smb garis X=0 diletakkan pada bidang tengah silinder. Dari ketiga gambar tersebt terlihat adana perbahan bentk distribsi kecepatan aliran. Pada daerah dekat katp, kecepatan di daerah X=0 memiliki nilai minimm, sedangkan pada daerah ang ckp jah dari katp di daerah X=0 memiliki nilai maksimm. Hal ini dapat dijelaskan karena terjadina sirklasi aliran dari daerah hilir menj hl sehingga arah kecepatan berbah dari negatip ke positip. Nilaina jga mengalami perbahan dari besar ke kecil pada Z=40 mm. Dari perbandingan model trblensi, diskretisasi momentm, dan diskretisasi PVC ang telah dilakkan serta raian di atas, secara mm dapat dikatakan baha sebenarna ketiga parameter tersebt dapat memberikan hasil perhitngan ang konergen. Pengarh diskretisasi momentm terlihat tidak terlal besar, hana menambah ketelitian perhitngan. Adapn pengarh model trblensi dan diskretisasi PVC berperan ckp besar terhadap kebenaran hasil perhitngan. Meski tidak dibahas secara khss di sini, namn dapat dikatakan baha penggnaan model trblensi ang memberi hasil terbaik adalah model k-ε RNG. Diskretisasi SIMPLE dan PISO pada mmna menghasilkan efek ang hampir sama meski jmlah dan lama proses iterasi akan terpengarh. Oleh karena it dari hasil penelitian ini direkomendasikan ntk menggnakan model k-ε RNG, ang dikombinasikan dengan diskretisasi PISO dan momentm orde-, sebagai model ntk mempelajari fenomena aliran di sekitar katp dan di dalam silinder rang bakar. KESIMPULAN Pada penelitian ini telah dilakkan simlasi perhitngan menggnakan metoda olme hingga ntk mempelajari pengarh penggnaan model trblen dan opsi diskretisasi terhadap aliran di sekitar katp isap rang bakar. Berdasarkan perbandingan terhadap hasil pengjian laboratorim ang dilakkan Chen et al [3] dapat disimplkan baha model ang terbaik adalah model trblensi k-ε RNG. Sedangkan skema diskretisasi ang terbaik adalah PISO dan momentm orde keda. Untk pengembangan model lebih lanjt sebaikna dilakkan penelitian ntk mengetahi pengarh model trblen lainna, misalna Spalart- Almaras, RSM (Renolds Stress Model), Large Edd Simlation, mapn DNS (Direct Nmerical Simlation). DAFTAR PUSTAKA 1) Fergson, Colin R,: Internal Combstion Engine, Ne York. John Wile & Sons, 001. ) Han, Z. Dan R. Reit (1995). Trblence Modeling of Internal Combstion Engines Using RNG k-e Models, Comb. Sci. And Tech., Vol. 106, hal ) Chen, A., Lee, K.C., Yianneskis, M., and Ganti, G., Velocit Characteristics of Stead Flo Throgh a Straight Generic Inlet Port, International Jornal for Nmerical Methods in Flids, 1: , ) Patankar, S. V. Nmerical Heat Transfer and Flid Flo, Hemisphere Pbl. Co., Ne-York, ) Versteeg, H. K. Dan W. Malasakera. An Introdction to Comptational Flid Dnamics, Longman Scientific & technical, London, ) Trns, Stephen R.; An Introdction to Combstion: Concept and Aplications; Singapr, McGra Hill International Editions; 000 ROTASI Volme 1 Nomor April 010 4

BAB III PENDEKATAN TEORI

BAB III PENDEKATAN TEORI 9 BAB III PENDEKAAN EORI 3.1. eknik Simlasi CFD Comptational Flid Dnamics (CFD) adalah ilm ang mempelajari cara memprediksi aliran flida, perpindahan panas, rekasi kimia, dan fenomena lainna dengan menelesaikan

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA BILANGAN REYNOLD

Lebih terperinci

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu Jrnal Gradien Vol. No.2 Jli 2005 : 5-55 Model Hidrodinamika Pasang Srt Di Perairan Pla Baai Bengkl Spiyati Jrsan Fisika, Fakltas Matematika dan Ilm Pengetahan Alam, Universitas Bengkl, Indonesia Diterima

Lebih terperinci

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR Diktat Mata Kliah PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALA PENUKAR KALOR Dignakan Khss Di Lingkngan Program Stdi eknik Mesin S-1 Universitas Mhammadiah Yogakarta Oleh: EDDY NURCAHYADI, S, MEng (1979010600310

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1) tahaean Vol. 4 No. Janari 007 rnal TKNIK SIPIL Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan nergi Syaalddin ) Abstrak Paper ini menyajikan pengerjaan hkm kekekalan energi pada pemodelan

Lebih terperinci

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1)

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1) 5 BAB III MTOD LMN HINGGA 3. Tegangan Tegangan adalah gaa per nit area pada sat material sebagai reaksi akibat gaa lar ang dibebankan pada strktr. Pada Gambar 3.. diperlihatkan elemen kbs dalam koordiant

Lebih terperinci

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi 1 ARUS LAUT Ada gaa ang berperan dalam ars ait: gaa-gaa primer dan gaa-gaa seknder. Gaa primer berperan dalam menggerakkan ars dan menentkan kecepatanna, gaa primer ini antara lain adalah: stress angin,

Lebih terperinci

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Mekanisme Pondasi Tiang Konvensional Pondasi tiang merpakan strktr yang berfngsi ntk mentransfer beban di atas permkaan tanah ke lapisan bawah di dalam massa tanah. Bentk transfer

Lebih terperinci

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Bletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volme xx, No. x (tahn), hal xx xx. PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN Doni Saptra, Helmi, Shantika Martha

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang

BAB II TEORI DASAR. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang BAB II TEORI DASAR. Strktr Dalam Bmi Bmi kita terssn oleh beberapa lapisan ang mempnai sifat ang berbeda-beda. Lapisan bmi ang paling lar adalah kerak bmi, ang memiliki kedalaman sekitar Kerak bmi (crst)

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Stdi Pendahlan Langkah aal dalam enelitian ini adalah mencari dan mengmlkan smbersmber seerti: bk, jrnal ata enelitian sebelmna ang mendkng enelitian ini. 3. Tahaan Analisis

Lebih terperinci

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif BAB RELATIVITAS. Sema Gerak adalah Relatif Sat benda dikatakan bergerak bila keddkan benda it berbah terhadap sat titik aan ata kerangka aan. Seorang penmpang kereta api yang sedang ddk di dalam kereta

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIS. Prinsip Kerja Oven Surya

PENDEKATAN TEORITIS. Prinsip Kerja Oven Surya PENDEKATAN TEORITIS Prinsip Kerja Oen Sra Prinsip kerja en sra sebagai berikt: Iradiasi sra akan mask ke dalam rang en dengan da cara, ait secara langsng ata dipantlkan melali reflektr ang mengelilingi

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Jrnal Dinamis Vol. II, No. 6, Janari 00 ISSN 06-749 KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL Tekad Sitep Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas Smatera Utara Abstrak Tlisan ini mencoba

Lebih terperinci

Penerapan Masalah Transportasi

Penerapan Masalah Transportasi KA4 RESEARCH OPERATIONAL Penerapan Masalah Transportasi DISUSUN OLEH : HERAWATI 008959 JAKA HUSEN 08055 HAPPY GEMELI QUANUARI 00890 INDRA MOCHAMMAD YUSUF 0800 BAB I PENDAHULUAN.. Pengertian Riset Operasi

Lebih terperinci

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PROSEDUR ANALISA Penelitian ini merpakan sebah penelitian simlasi yang menggnakan bantan program MATLAB. Adapn tahapan yang hars dilakkan pada saat menjalankan penlisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB LANDASAN TEORI. Pasar.. Pengertian Pasar Pasar adalah sebah tempat mm yang melayani transaksi jal - beli. Di dalam Peratran Daerah Khss Ibkota Jakarta Nomor 6 Tahn 99 tentang pengrsan pasar di Daerah

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA IV. KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA 4.1. Penelitian Sebelumna Computational Fluid Dnamics (CFD) merupakan program computer perangkat lunak untuk memprediksi

Lebih terperinci

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa Session 8 Heat Transfer in Steam Trbine PT. Dian Sastatika Sentosa DSS Head Offie, 3 Oktober 008 Otline. Pendahlan. Skema keepatan, gaya tangensial. 3. Daya yang dihasilkan trbin, panas jath. 4. Trbin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada BAB TIJAUA PUSTAKA.. Pendahlan Disain prodk merpakan proses pengembangan konsep aal ntk mencapai permintaan dan kebthan dari konsmen. Sat desain prodk ang baik dapat mendorong pengembangan ang skses, dan

Lebih terperinci

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai

URUNAN PARSIAL. Definisi Jika f fungsi dua variable (x dan y) maka: atau f x (x,y), didefinisikan sebagai 6 URUNAN PARSIAL Deinisi Jika ngsi da ariable maka: i Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai ii Trnan parsial terhadap dinotasikan dengan ata dideinisikan sebagai Tentkan trnan

Lebih terperinci

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU Konsep it mempnyai peranan yang sangat penting di dalam kalkls dan berbagai bidang matematika. Oleh karena it, konsep ini sangat perl ntk dipahami. Meskipn pada awalnya

Lebih terperinci

Fisika Ebtanas

Fisika Ebtanas isika Ebtanas 1996 1 1. Di bawah ini yang merpakan kelompok besaran trnan adalah A. momentm, wakt, kat ars B. kecepatan, saha, massa C. energi, saha, wakt ptar D. wakt ptar, panjang, massa E. momen gaya,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Seminar asional Aplikasi Teknologi Informasi 004 Yogyakarta 9 Jni 004 Analisis Efisiensi dengan Bantan Sistem Pendkng Keptsan (SPK) Carles Sitompl Jrsan Teknik Indstri Uniersitas Katolik Parahyangan Jl.

Lebih terperinci

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI A. Hasil Kali Titik (Hasil Kali Skalar) Da Vektor. Hasil Kali Skalar Da Vektor di R Perkalian diantara da

Lebih terperinci

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA BUKU AJA ETODE EEEN HINGGA Diringkas oleh : JUUSAN TEKNIK ESIN FAKUTAS TEKNIK STUKTU TUSS.. Deinisi Umm Trss adalah strktr yang terdiri atas batang-batang lrs yang disambng pada titik perpotongan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21 ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA Joni Ssanto 19, Dafik, Arif 1 Abstract. The air flow elocit is one of man factor which shold be considered

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Ras Broiler

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Ras Broiler II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aam Ras Broiler Aam ras broiler adalah salah sat jenis aam tipe pedaging ang dipelihara di Indonesia secara komersial. Kata broiler berasal dari daerah bagian timr negara Amerika

Lebih terperinci

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742 Prosiding Perteman Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 63 Analisis Pelrhan Florine-18 menggnakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 717 Wijono dan Pjadi Psat Teknologi Keselamatan dan Metrologi

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O = ( ) Panjang sat ektor x di R dan R

Lebih terperinci

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M. ALJABAR LINEAR (Vektor dirang 2 dan 3) Dissn Untk Memenhi Tgas Mata Kliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdl Aziz Saefdin, M.Pd Dissn Oleh : Kelompok 3/3A4 1. Nrl Istiqomah 14144100130 2. Ambar Retno

Lebih terperinci

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor Swandi *, Sri Gemawati 2, Samsdhha 2 Mahasiswa Program Stdi Magister Matematika, Dosen Pendidikan Matematika Uniersitas Pasir Pengaraian 2 Dosen Jrsan Matematika

Lebih terperinci

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE Vale Added, Vol. 11, No. 1, 015 PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE 1 Moh Yamin Darsyah, Ujang Malana 1, Program Stdi Statistika FMIPA Universitas Mhammadiyah Semarang Email:

Lebih terperinci

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21

ANALISIS KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA PENGARUH PENGHALANG DI DEPANNYA. Joni Susanto 19, Dafik 20, Arif 21 ANALISIS KECEATAN ALIRAN UDARA ADA GEDUNG BERTINGKAT KARENA ENGARUH ENGHALANG DI DEANNYA Joni Ssanto 19, Dafik, Arif 1 Abstract. The air flow elocit is one of man factor which shold be considered in bilding

Lebih terperinci

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh . RUANG VEKTOR. VEKTOR (GEOMETRIK) PENGANTAR Jika n adalah sebah bilangan blat positif maka tpel-terorde (ordered-n-tple) adalah sebah rtan n bilangan riil (a a... a n ). Himpnan sema tpel-terorde dinamakan

Lebih terperinci

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS Mardhika WA 1, Syamsdhha 2, Aziskhan 2 mardhikawirahadi@nriacid 1 Mahasiswa Program Stdi S1 Matematika 2 Laboratorim Komptasi Jrsan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI Mokhamad Fatoni, Indri Sdanawati Rozas, S.Kom., M.Kom., Latifah Rifani, S.T., MIT. Jrsan Sistem

Lebih terperinci

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN OLEH KELOMPOK 5 DEKI D. TAPATAB JUMASNI K. TANEO MERSY C. PELT DELFIANA N. ERO GERARDUS V. META ARMY A. MBATU SILVESTER LANGKAMANG FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Small Area Estimation Small Area Estimation (SAE) adalah sat teknik statistika ntk mendga parameter-parameter sb poplasi yang kran sampelnya kecil. Sedangkan, area kecil didefinisikan

Lebih terperinci

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika Yn Hariadi Dept. Dynamical System Bandng Fe Institte yh@dynsys.bandngfe.net Pendahlan Fenomena ekonomi sebagai kondisi makro yang merpakan hasil interaksi pada level

Lebih terperinci

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral Jrnal Ilmiah EKNIK DESAIN MEKANIKA Vol6 No1, Janari 2017 (11-16) Analisa Performasi Kolektor Srya erkonsentrasi Dengan Variasi Jmlah Pipa Absorber Berbentk Spiral I Gsti Ngrah Agng Aryadinata, Made Scipta

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Sber Data Peodelan dispersi poltan dari cerobong asap pabrik dengan Gassian Ple Model akan diterapkan pada kondisi nata dengan data ang diperoleh dari PT. KL. Pabrik tersebt

Lebih terperinci

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM 14 III PEMODELAN SISTEM PENDULUM Penelitian ini membahas keterkontrolan sistem pendlm, dengan menentkan model matematika dari beberapa sistem pendlm, dan dilakkan analisis dan menyederhanakan permasalahan

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI JRISE, Vol.1, No.1, Febrari 2014, pp. 28~40 ISSN: 2355-3677 BEBERAPA SIFA JARAK ROASI PADA POHON BINER ERURU DAN ERORIENASI Oleh: Hasniati SMIK KHARISMA Makassar hasniati@kharisma.ac.id Abstrak Andaikan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Modl Standar ntk dignakan dalam Perkliahan di Universitas Merc Bana Fakltas Program Stdi Tatap Mka Kode MK Dissn Oleh Ilm Kompter Teknik Informatika 9 Abstract Matakliah Menjadi Dasar

Lebih terperinci

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK PEDOMAN KALIBRASI PERALAN VOLUMETRIK 1. PENDAHULUAN 1.1 Pedoman ini ditjkan ntk memberikan petnjk bagi laboratorim kalibrasi dalam melakkan kalibrasi peralatan volmetrik dan mengharmonisasikan praktek

Lebih terperinci

Pemakaian Metode Numerik Pada Sirkulasi Udara di Sekitar Bangunan Tradisional Bali

Pemakaian Metode Numerik Pada Sirkulasi Udara di Sekitar Bangunan Tradisional Bali Jrnal Matematika dan Sains Vol. 7 No., April 00, hal 35-4 Pemakaian Metode Nmerik Pada Sirklasi Udara di Sekitar Bangnan Tradisional Bali I Gsti Bags Wiaya Ksma Program Stdi Teknik Mesin, Fakltas Teknik,

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIS. Pre-processor

PENDEKATAN TEORITIS. Pre-processor PENDEKAAN EORIIS eknik Simulasi Menggunakan Computational Fluid Dnamics (CFD) Pola distribusi suhu dan kelembaban udara relatif (RH) pada suatu ruangan tertentu dapat dianalisis menggunakan CFD. Dalam

Lebih terperinci

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F 1 1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menrt smb x adalah A. ½ 3 F B. ½ F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F. Benda jath bebas adalah benda yang memiliki: (1) Kecepatan awal nol () Percepatan = percepatan

Lebih terperinci

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Makalah Seminar Tgas Akhir Jnanto Prihantoro 1, Trias Andromeda. 2, Iwan Setiawan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS Ole: Citra Dewi Ksma P. 106 100 007 Dosen pembimbing: DR. Sbiono, MSc. Latar Belakang PENDAHULUAN Penyakit Tberklosis TB adala

Lebih terperinci

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM 5 Hasil Kali Dalam Untk memotiasi konsep hasil kali dalam diambil ektor di R dan R sebagai anak panah dengan titik awal di titik asal O ( ) Panjang sat ektor x di R dan R dinamakan

Lebih terperinci

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK) Arif Setiawan 1*, Pratomo Setiaji 1 1 Program Stdi Sistem Informasi, Fakltas Teknik, Universitas Mria Kds Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kds 59352 * Email:

Lebih terperinci

Transport Phenomena. Dr. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FT-ITS

Transport Phenomena. Dr. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FT-ITS Transport Phenomena Turbulensi Dr. Heru Setawan Jurusan Teknik Kimia FT-ITS Aliran laminar dan turbulent t 1 Pemodelan Turbulensi Semua pendekatan ang telah kita bahas sampai sejauh ini berlaku untuk aliran

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini 1 1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resltan dengan menggnakan 3 neraca pegas berikt ini Yang sesai dengan rms vektor gaya resltan secara analitis adalah gambar A. (1), (2) dan (3) D. (1), dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M000259 Di PT.PAL INDONESIA Oleh : Selfy Atika Sary NRP : 1307 030 053 Pembimbing :

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan seperti jaringan komnikasi, transportasi, penjadalan, dan pencarian rte kini semakin banak ditemi di tengah-tengah masarakat. Masalah tersebt dimlai dari menemkan

Lebih terperinci

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi Jrnal Matematika Integratif ISSN 4-684 Volme No, Oktober 05, pp - 8 Kontrol Optimm pada Model Epidemik SIR dengan Pengarh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi N. Anggriani, A. Spriatna, B. Sbartini, R. Wlantini

Lebih terperinci

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy Jrnal Matematika Vol. 16, No. 2, November 2017 ISSN: 1412-5056 / 2598-8980 http://ejornal.nisba.ac.id Diterima: 14/08/2017 Disetji: 20/10/2017 Pblikasi Online: 28/11/2017 Solsi Sistem Persamaan Linear

Lebih terperinci

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni

(x, f(x)) P. x = h. Gambar 4.1. Gradien garis singgung didifinisikan sebagai limit y/ x ketika x mendekati 0, yakni Diktat Klia TK Matematika BAB TURUNAN Graien Garis Singgng Tinja seba krva = f() seperti iperliatkan paa Gambar Garis ang melali titik P(, f( )) an Q( +, f( + )) isebt tali bsr Graien tali bsr tersebt

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSIAS INDONESIA PERANANGAN PENGENDALI MODEL PREDIIVE ONROL (MP) PADA SISEM EA EXANGER DENGAN JENIS KARAKERISIK SELL AND UBE ESIS RIDWAN FARUDIN 76733 FAKULAS EKNIK PROGRAM SUDI EKNIK KONROL INDUSRI

Lebih terperinci

KINERJA TURBIN AIR TIPE DARRIEUS DENGAN SUDU HYDROFOIL STANDAR NACA 6512

KINERJA TURBIN AIR TIPE DARRIEUS DENGAN SUDU HYDROFOIL STANDAR NACA 6512 Vol. 1, No., Mei 010 ISSN : 085-8817 KINERJA TURBIN AIR TIPE DARRIEUS DENGAN SUDU HYDROFOIL STANDAR NACA 651 Mhammad Irsyad Jrsan Teknik Mesin Uniersitas Lampng email: irsyad71@nila.ac.id Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax.

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax. Jl Gegerkalong Hilir, esa Ciwarga, Bandng, Telp/Fax : 0 01 45 8 PEMBORAN / SAMPLING AN VANE SHEAR TEST Standar Acan : ASTM - 145 89 I TUJUAN 1 Untk menyelidiki / mengetahi jenis-jenis lapisan tanah (stratigrafi)

Lebih terperinci

1. Momentum mempunyai dimensi yang sama dengan dimensi besaran A. impuls D. tekanan B. energi E. percepatan C. gaya

1. Momentum mempunyai dimensi yang sama dengan dimensi besaran A. impuls D. tekanan B. energi E. percepatan C. gaya 1 1. Momentm mempnyai dimensi yang sama dengan dimensi besaran A. impls D. tekanan B. energi E. percepatan C. gaya 2. Gerak sebah mobil menghasilkan grafik kecepatan (V) terhadap wakt (t) yang diperlihatkan

Lebih terperinci

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK Jrnal Matematika UNAND Vol. No. 2 Hal. 39 43 ISSN : 233 29 c Jrsan Matematika FMIPA UNAND EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK YULIANA PERMATASARI Program Stdi

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS Dian Permana Ptri 1, Herri Slaiman FKIP, Pendidikan Matematika, Universitas Swadaya Gnng Jati Cirebon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat. BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendkng pembahasan dari sistem yang akan dibat. 2.1. Katalog Perpstakaan Katalog perpstakaan adalah sat media yang

Lebih terperinci

1. Perhatikan tabel berikut ini! No Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3

1. Perhatikan tabel berikut ini! No Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3 1 1. Perhatikan tabel berikt ini! No Besaran Satan Dimensi 1 Momentm kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3 Dari tabel di atas yang mempnyai satan dan dimensi yang benar adalah

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA

BAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA A III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA 3.1 Teori Dasar Metode Volume Hingga Computational fluid dnamic atau CFD merupakan ilmu ang mempelajari tentang analisa aliran fluida, perpindahan panas dan

Lebih terperinci

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT VEKTOR Oleh : Msayyanah, S.ST, MT . ESRN SKLR DN VEKTOR Sifat besaran fisis : esaran Skalar Skalar Vektor esaran yang ckp dinyatakan oleh besarnya saja (besar dinyatakan oleh bilangan dan satan). Contoh

Lebih terperinci

Bagian IV. TOPIK-TOPIK LANJUTAN

Bagian IV. TOPIK-TOPIK LANJUTAN 440 Bagian IV. TOPIK-TOPIK LJUT Stabilitas liran Flida 44 BB 6 Stabilitas liran Flida 6. Pendahlan pa yang telah kita lakkan selama ini adalah memprediksikan gerakan flida dengan menggnakan persamaan-persamaan

Lebih terperinci

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE TEKAA TAAH PADA DIDIG PEAHA METODA RAKIE Moda kernthan F Gaya F dapat disebabkan oleh: gesekan pada dasar (gravity retaining walls) masknya dinding ke dalam tanah (sheet retaining walls) angker dan penahan

Lebih terperinci

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gnawan Semester II, 2016/2017 3 Maret 2017 Kliah yang Lal 10.1-2 Parabola, Elips, dan Hiperbola 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Sejarah Analisis Jalr Teknik analisis jalr yang dikembangkan oleh Sewal Wright di tahn 1934, sebenarnya merpakan pengembangan korelasi yang dirai menjadi beberapa interpretasi akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Logika Fzzy Pada awalnya sistem logika fzzy diperkenalkan oleh Profesor Lotfi A. Zadeh pada tahn 1965. Konsep fzzy bermla dari himpnan klasik (crisp) yang bersifat tegas ata

Lebih terperinci

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA Abstrak TBC penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardioaskler

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR

MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR Prosiding Seinar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakltas MIPA, Universitas Negeri Yogakarta, 6 Mei 9 MODEL MATEMATIKA WAKTU PENGOSONGAN TANGKI AIR Irawati, Kntjoro Adji Sidarto. Gr SMA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M. Penganggaran Modal (Capital Bdgeting) Modal (Capital) mennjkkan aktiva tetap yang dignakan ntk prodksi Anggaran (bdget)

Lebih terperinci

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN 30 3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN Lat merpakan sat lingkngan yang sangat kompleks baik ditinja dari segi biotik mapn abiotik. Tak terkecali dengan dasar perairan, dasar perairan merpakan sat medim yang

Lebih terperinci

ESTIMASI VARIABEL KEADAAN PADA SISTEM TATA UDARA PRESISI MENGGUNAKAN ALGORITMA MOESP (MIMO OUTPUT-ERROR STATE-SPACE MODEL IDENTIFICATION) SKRIPSI

ESTIMASI VARIABEL KEADAAN PADA SISTEM TATA UDARA PRESISI MENGGUNAKAN ALGORITMA MOESP (MIMO OUTPUT-ERROR STATE-SPACE MODEL IDENTIFICATION) SKRIPSI UIVERSIAS IDOESIA ESIMASI VARIABEL KEADAA PADA SISEM AA UDARA PRESISI MEGGUAKA ALGORIMA MOESP (MIMO OUPU-ERROR SAE-SPACE MODEL IDEIFICAIO) SKRIPSI IKODEMUS JOKO E.M 08063366 FAKULAS EKIK DEPAREME EKIK

Lebih terperinci

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Bab 4 PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Tgas mendasar dari robot berjalan ialah dapat bergerak secara akrat pada sat lintasan (trajectory) yang diberikan Ata dengan kata lain galat antara

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA Konferensi asional Teknik Sipil 3 (KoTekS 3) Jakarta, 6 7 ei 29 AAISIS KAPASITAS BAOK KOO BAJA BERPEAPAG SIETRIS GADA BERDASARKA SI 3 729 2 DA ETODA EEE HIGGA Aswandy Jrsan Teknik Sipil, Institt Teknologi

Lebih terperinci

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb) oki neswan (fmipa-itb) Da Operasi Vektor Hasil Kali Titik Misalkan OAB adalah sebah segitiga, O (0; 0) ; A (a 1 ; a ) ; dan B (b 1 ; b ) : Maka panjang sisi OA; OB; dan AB maing-masing adalah q joaj =

Lebih terperinci

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi.

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi. Interasi Metode Interal Kadratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi Gass merpakan metode yan tidak mennakan pembaian

Lebih terperinci

Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting dengan Aplikasi Model Dinding Bata

Metoda Evaluasi Kapasitas Seismik Gedung Beton Bertulang Eksisting dengan Aplikasi Model Dinding Bata Maidiawati, Ags. ISSN 0853-98 Jrnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekaasa Sipil Metoda Evalasi Kapasitas Seismik Gedng Beton Bertlang Eksisting dengan Aplikasi Model Dinding Bata Maidiawati Jrsan teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI 3.1 KONDISI ALIRAN FLUIDA Sebelum melakukan simulasi, didefinisikan terlebih dahulu kondisi aliran yang akan dipergunakan. Asumsi dasar yang dipakai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perangkat Lunak Analisis Elemen Hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perangkat Lunak Analisis Elemen Hingga BAB II TIJAUA PUSTAKA. Perangkat Lnak Analisis lemen Hingga lemen hingga adalah idealisasi matematika terhadap sat sistem dengan membagi objek menjadi elemen-elemen diskrit ang kecil dengan bentk ang simpel.

Lebih terperinci

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13 Volme 7, November 05 ISSN 4-349 KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-3 Edi Trijono Bdisantoso, Sprapto, Stadi Psat Sains Teknologi Akselerator BATAN, Jl.Babarsari Kotak Pos 60 ykbb Jogjakarta 558

Lebih terperinci

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN Wiryanto Dewobroto ---------------------------------- Jrsan Teknik Sipil - Universitas elita Harapan, Karawaci FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK ERENCANAAN UJIAN TENGAH SEMESTER ( U T S ) GENA TAHUN AKADEMIK

Lebih terperinci

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah : TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d lim = lim = 0 0 d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses mencarinya disebt menrnkan

Lebih terperinci

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014

Hendra Gunawan. 5 Maret 2014 MA101 MATEMATIKA A Hendra Gnawan Semester II, 013/014 5 Maret 014 Kliah yang Lal 10.1 Parabola, aboa, Elips, danhiperbola a 10.4 Persamaan Parametrik Kra di Bidang 10.5 Sistem Koordinat Polar 11.1 Sistem

Lebih terperinci

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU 1 STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU Alvin Malana, Adi Srjosatyo Departemen Teknik Mesin Fakltas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh BAB LANDASAN TEORI. Sejarah Analisis Jalr (Path Analysis) Analisis jalr yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahn 90-an oleh seorang ahli genetika yait Sewall Wright. Teknik analisis

Lebih terperinci

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com 1 NAMA : KELAS : teresiaeni.wordpress.com TURUNAN/DIFERENSIAL Deinisi : Laj perbaan nilai teradap ariabelnya adala : y dy d ' = = d d merpakan ngsi bar disebt trnan ngsi ata perbandingan dierensial, proses

Lebih terperinci

Analisis Komputasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fuzzy Teroptimasi

Analisis Komputasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fuzzy Teroptimasi Analisis Komptasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Soesanti, dkk. 89 Analisis Komptasi pada Segmentasi Citra Medis Adaptif Berbasis Logika Fzzy Teroptimasi Indah Soesanti ), Adhi Ssanto 2), Thomas Sri

Lebih terperinci

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik Intera asi Metode Interal Kadr ratr Gass Titik Metode Interal Kadratr Gass Titik Contoh Kass Permasalahan Interasi Metode Interasi Gass Metode interasi i Gass merpaka an metode yan tidak mennakan pembaian

Lebih terperinci

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik Perteman IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Strktr Kay IV.1 Batang Tarik Gamar 4.1 Batang tarik Elemen strktr kay erpa atang tarik ditemi pada konstrksi kdakda. Batang tarik merpakan sat elemen strktr yang menerima

Lebih terperinci

Louhenapessy, J: Analisa Pengaruh Tipe Lubang Baut terhadap Deformasi

Louhenapessy, J: Analisa Pengaruh Tipe Lubang Baut terhadap Deformasi ! ohenapess, J: Analisa Pengarh Tipe bang Bat terhadap Deformasi ANAISA PNGARUH TIP UBANG BAUT TRHADAP DFORMASI DAN TGANGAN MAKSIMUM PADA CONDYAR PROSTHSIS DNGAN MNGGUNAKAN ANSYS SOFTWAR Jandri ohenapess

Lebih terperinci

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Daya dukung tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekuatan tanah

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Daya dukung tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekuatan tanah Bab TIJAUA PUSTAKA.1. Daya Dkng Tanah Lempng Daya dkng tanah adalah parameter tanah yang berkenaan dengan kekatan tanah ntk menopang sat beban di atasnya. Daya dkng tanah dipengarhi oleh jmlah air yang

Lebih terperinci

BAB IV PRINSIP-PRINSIP KONVEKSI

BAB IV PRINSIP-PRINSIP KONVEKSI BAB IV PRINSIP-PRINSIP KONVEKSI Aliran Viscous Berdasarkan gambar 1 dan, aitu aliran fluida pada pelat rata, gaa viscous dijelaskan dengan tegangan geser τ diantara lapisan fluida dengan rumus: du τ µ

Lebih terperinci