PENERAPAN TEORI KENDALI PADA MASALAH INVENTORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN TEORI KENDALI PADA MASALAH INVENTORI"

Transkripsi

1 Jurnal Maemaika Murni an erapan Vol.6 No. Desember 01 : PENERAPAN EORI KENDALI PADA MASALAH INVENORI Pari Affani, Faisal, Yuni Yulia Program Sui Maemaika Universias Lambung Mangkura Jl. Jen. A. Yani km 35, 8 Banjarbaru pari_affani@yahoo.com ABSRAK Peneliian ini akan mengkaji enang penerapan eori Kenali paa masalah Invenori, akan ikembangkan moel perama i mana perminaan inamis an invenori erseia sepanjang waku. Pembahasan ifokuskan paa analisis sisem invenori prouksi yang berbenuk nonlinear an biaya prouksi iperlakukan sebagai fungsi yang masing-masing ingka perseiaan an ingka prouksi. Kemuian iperluas moel perama ke moel yang berikunya i mana penurunan barang iperhiungkan. ingka kerusakan iperhiungkan sebagai fungsi waku engan jumlah yang suah erseia. Unuk keua moel, akan igunakan eori konrol opimal unuk menapakan kebijakan pengenalian secara opimal, sehingga iperoleh hasil yang opimal. Kaa Kunci: eori Kenali, Masalah Invenori. 1. PENDAHULUAN Dalam kehiupan sehari-hari banyak permasalahan yang melibakan eori sisem, eori konrol opimal an beberapa aplikasinya. Salah saunya aalah masalah invenori, masalahnya aalah bagaimana mengaur perubahan perminaan konsumen paa sebuah prouk barang jai. Sehingga perusahaan ersebu harus membua perencanaan yang baik alam memprouksi barang agar sesuai engan jumlah perminaan. Salah saunya engan cara prouk barang yang suah jai harus i mua alam sebuah empa sebelum ipesan oleh konsumen. Hal inilah yang menyebabkan munculnya invenori yang suah enu akan menambah biaya yaiu berupa biaya penyimpanan yang berupa biaya secara fisik menyimpan prouk barang aau biaya yang muncul karena moal perusahaan erika alam benuk barang. Masalah ini apa imoelkan engan menggunakan eknik konrol opimal maemaika, pemrograman inamis an opimasi jaringan. Permasalahan klasik alam invenori berkaian engan perubahan perminaan unuk prouk an masalah lain aalah bagaimana menyeimbangkan anara kepeningan kelancaran prouksi engan harga penyimpanan invenori. Sehingga prouksi apa berjalan lancar seangkan biaya penyimpanan invenori bisa iaur sesuai engan perminaan konsumen. Selain harus mengeluarkan biaya sebenarnya aa keunungan memiliki invenori karena perama invenori apa engan segera memenuhi perminaan konsumen keua engan aanya guang sebagai empa menyimpan invenori selama perioe perminaan seiki an apa melayani perminaan kembali paa saa perioe perminaan inggi. Maka salah sau cara mengaasi permasalahan invenori aalah engan kenali opimal, moel persamaan iferensialnya erlebih ahulu iseerhanakan. Kemuian menenukan nilai opimal ari moel yang suah iseerhanakan ersebu. 38

2 Jurnal Maemaika Murni an erapan Vol.6 No. Desember 01 : INJAUAN PUSAKA.1 FUNGSI KONVEKS Beriku ini akan ibahas efinisi an eorema yang berhubungan engan fungsi konveks yang akan ipakai paa pembahasan-pembahasan berikunya. Defenisi.1.1 (K.V Mial) Anaikan X ϵ K imana K aalah himpunan konveks. Fungsi f(x) ikaakan konveks jika unuk seiap iik x 1 an x alam K,, unuk seiap eorema.1. (Mangasarian 1969) Diberikan himpunan erbuka. Fungsi erifrensial i. Jika konveks i maka unuk seiap.. SISEM PERSAMAAN DIFERENSIAL Beriku ini akan ibahas solusi sisem persamaan iferensial homogen anpa kenali (yaiu engan kenali u = 0) ime vary x ( ) A( ) x( ). (..1) Diefinisikan e A I A A A! 3! a yang merupakan penurunan ere aylor unuk e engan koefisien pangkanya merupakan suau mariks. Diberikan eorema enang mariks ransisi unuk sisem (..1). A eorema..1 Mariks ransisi sisem linear homogen x Ax aalah e Buki: A( s) Buki ilakukan engan mensubsiusikan e ke persamaan x Ax, yaiu A( s) 1 e ( I A( s) A ( s)! A A ( s) 3 A( I A( s) ) A( s) Ae (erbuki). A Solusi sisem x Ax engan x( 0) x0 apa inyaakan engan x( ) e x0. Beriku ini akan ilanjukan engan solusi solusi sisem nonlinear yang menganung vekor kenali berbenuk (..).3 MODEL INVENORI Invenori merupakan invesasi yang paling besar paa sebagian besar perusahaan inusri. Perseiaan iperlukan unuk apa melakukan proses prouksi, penjualan perseiaan bahan menah an barang alam proses iperlukan unuk menjamin kelancaran proses prouksi, seangkan bahan jai harus eap erseia agar memungkinkan perusahaan memenuhi perminaan yang erjai. Perseiaan invenori iempakan paa beberapa iik alam proses proukif engan arus (flows) yang menghubungkan sau iik perseiaan kepaa iik lain. ingka suau perseiaan apa iambahkan (replenishe) aalah kapasias suplai an ingka penurunan perseiaan (sock epleion) aalah eman. Invenori berinak sebagai penyangga (bufffer) anara perbeaan ingka anara suplai an eman. ( s). 39

3 Jurnal Maemaika Murni an erapan Vol.6 No. Desember 01 : Manajemen invenori merupakan salah sau i anara fungsi manajemen operasi yang sanga pening karena invenori memerlukan banyak moal an mempengaruhi penyerahan kepaa pelanggan. Manajemen invenori mempunyai amfak erhaap semua fungsi bisnis, eruama operasi, pemasaran an keuangan. Invenori memberikan layanan kepaa pelanggan yang sanga vial bagi pemasaran. Keuangan berkaian engan keaaan keuangan i seluruh organisasi, ermasuk ana yang ialokasikan unuk invenori. Dan operasi memerlukan invenori unuk menjamin prouksi yang lancar an efisien. Dalam moel invenori memiliki banyak moel engan meoe penyelesaian yang berkisar ari kalkulus seerhana an maemais yang canggih. Hal ini erganung paa sifa perminaan akan sebuah barang. Sehingga berasarkan perminaan moel invenori erbagi menjai ua kelompok besar yaiu eerminisik an probabilisik. Moel eerminisik yaiu moel invenori imana perminaan ikeahui engan pasi, aa jenisnya yang sais aa juga yang inamis. Seangkan moel eerminisik yaiu moel invenori imana perminaan iak ikeahui engan pasi, aa jenisnya yang sasioner yaiu fungsi kepaaan probabilias perminaan eap an aa yang iak sasioner yaiu fungsi kepaaan probabiliasnya berubah-ubah. Salah sau jenis invenori eerminisik aalah Economic Orer Quaniy (EOQ) yang merupakan salah sau moel invenori eerminisik alam menenukan jumlah opimal kuanias invenori alam rangka meminimalkan biaya ahunan. Moel EOQ klasik mengasumsikan bahwa Jumlah perminaan per ahun ikeahui engan pasi an konsan sepanjang ahun an keika perseiaan mencapai iik nol, pemesanan baru sekeika ilakukan an langsung ierima sekeika iu juga sehingga iak erjai kekurangan perseiaan. Menuru Shore (1973) invenori aalah suau sumber aya yang menganggur ari berbagai jenis yang mempunyai nilai ekonomis poensial. Dengan pengerian ini Shore mempunyai anggapan peralaan an pekerja yang menganggur sebagai invenori, paahal kia menenukan segala sumber aya yang menganggur selain bahan sebagai kapasias. Dari sumber perspekif manajemen an akuning sangalah pening membeakan invenori engan kapasias. Kapasias menyajikan poensi unuk memprouksi, seang invenori aalah prouk paa beberapa iik alam proses konversi (perubahan) an isribusi..5 EORI KENDALI OPIMAL Paa bagian ini akan ibahas masalah kenali opimal khususnya paa kasus engan sae akhir an waku akhir ikeahui. Unuk permasalahan ini, penyelesaian menggunakan prinsip maksimum ponryagin. Perumusan masalah Kenali Opimal Diberikan sebuah sysem : ϵ ( 1, ) Dengan x() vekor sae (vekor yang menyaakan keaaan sisem) berukuran nx1 yaiu ], berukuran mx1, f sebuah fungsi bernilai vekor berukuran nx1 yaiu an ( 1, ) С R omain ari sisem awal. Paa sisem ini iasumsikan 0 < m n. Diberikan juga L suau fungsi berharga real paa R n xr m x( 1, ) berbenuk an k fungsi berharga real R n x( 1, ) berbenuk Himpunan S C R n x( 1, ) engan elemen-elemen berupa pasangan iik (x,) engan x sae an alam omain sisem isebu arge. Diasumsikan unuk seiap alam omain ( 1, ) ari sisem awal, erapa himpunan bagian U alam R m. Misalkan koleksi semua U ilambangkan engan Ώ yaiu Ώ = { U : ϵ ( 1, ) } 40

4 Jurnal Maemaika Murni an erapan Vol.6 No. Desember 01 : U isebu kenala (consrain) paa waku an Ώ isebu kenala. Jika U merupakan himpunan semua u() unuk seiap alam ( 1, ) sehingga : U() ϵ U : unuk seiap ϵ ( 1, ). Maka u isebu himpunan semua kenali yang memenuhi kenala Ώ aau himpunan semua amissible konrol. Diberikan 0 ϵ ( 1, ) an x 0 ellemen i R n maka u ϵ U (amissible konrol u), misal noasi : Dengan menyaakan kenali paa selang waku, aalah penyelesaian unggal ari sisem (3.1) yang memenuhi syara awal x )= x 0. Kenali U ikaakan membawa x 0 ke arge se S (aau ke S). Jika himpunan beririsan engan S. Jika 1 waku perama kali x() = masuk i alam S, maka noasi x 1 = x( 1 ) = menyaakan konisi akhir sisem. Paa sisem kenali opimal, masalah yang ihaapi aalah memaksimumkan fungsi berharga real paa R n x( 1, ) xuxr n, yang iefenisikan engan engan K an L fungsi-fungsi yang elah iperkenalkan i awal. Dengan konisiawal x )= x 0 an konisi akhir awal fungsi iulis engan, yaiu Maka apa inyaakan sebagai J(u) saja. Dari keerangan ersebu i aas, masalah kenali opimal apa inyaakan sebagai sisem engan argae se S, performance fungsional, himpunan amissible konrol U, an sae awal X 0 paa waku 0 aalah menenukan kenali u ϵ U yang memaksimalkan performance funcional. Sebarang kenali u * yang memberikan solusi erhaap masalah kenali opimal isebu engan kenali opimal. Paa kasus kenali opimal engan sae akhir an waku akhir ikeahui, arge se S berbenuk S = { }x{ } yaiu berupa iik engan elemen erenu i R n an elemen erenu i ( 1, ). 3.HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 MODEL ANPA KEKURANGAN BARANG Sebuah perusahaan manufakur yang memprouksi sebuah prouk. Diasumsikan bahwa kepuusan manajer i masa yang akan aang ihaapkan erbaas, engan panjang perencanaan sebesar. Keerbaasan rencana i masa yang akan aang aalah sanga pening an harus epa karena banyak perusahaan yang peuli engan jangka menengah kegiaan pasar. Unuk 0, misalkan I() aalah ingka invenori paa waku, an misalkan D(,I()) an h (I()) aalah masing-masing merupakan ingka perminaan an ingka biaya. K(P()) menunjukkan ingka biaya yang sesuai engan ingka prouksi P() paa waku. Anaikan ρ 0 menjai ingka poongan harga. Semua fungsi iasumsikan nonnegaif, koninu an eriferensialkan. 41

5 Jurnal Maemaika Murni an erapan Vol.6 No. Desember 01 : Menginga > 0, masalah konrol opimal akan iperoleh sebagai beriku: ( ) min J ( P, I) e h( I( )) K( P( )) P( ) D(, I ( )) 0 I ( ) P ( ) D (, I ( )), I (0) I 0, I ( ) I Moel igambarkan sebagai masalah konrol opimal engan sau sae variabel yaiu ingka invenori, an sau variabel konrol yaiu ingka manufakur. Paa saa perminaan erjai paa ingka D an prouksi erjai paa ingka kenali P, maka I() berkembang sesuai engan inamika berbenuk sae persamaan. Kenala P() D(,I()) engan persamaan sae iperoleh I() I 0 an ingka I senaniasa iak kekurangan. Oleh karena iu, kekurangan ingka I iak iperbolehkan. Dengan menggunakan prinsip maksimum Ponryagin iperoleh konisi yang iperlukan (P*,I*) menjai penyelesaian masalah yang opimal (ρ) harus konsan β, koninu an fungsi eriferensialkan λ an sebuah fungsi koninu μ, isebu fungsi Lagrange muliplier, sehingga : H(,I *,P *, λ) H(,I **,P, λ) sehingga seiap P() D (,I * ()) (1) ( ) L(, I, P,, ) I () I(0) = I 0, λ() = β, (3) L(, I, P,, ) 0, P (4) P( ) D(, I( )) 0, ( ) 0, ( ) P( ) D(, I( )) 0, (5) Dimana : H(, I, P, ) e h( I( )) K( P( )) ( ) P( ) D(, I( )) (6) aalah merupakan fungsi Hamilonian an L(, I, P,, ) e h( I( )) K( P( )) ( ) ( ) P( ) D(, I( )), (7) aalah fungsi Lagrange. Persamaan () aalah equivalen engan ( ) e h( I( )) ( ) ( ) D(, I( )). (8) I I Persamaan (4) aalah equivalen engan ( ) ( ) e K( P( )). (9) P Berasarkan persamaan (5). Unuk sebarang, kia apakan salah sau ari P( ) D(, I( )) = 0 aau P( ) D(, I( )) > 0. Kasus 1 P( ) D(, I( )) = 0, alam beberapa subse S paa inerval [0,]. Kemuian I () = 0 paa S. Dalam kasus ini I* jelas konsan paa S an P * () = D(,I ** ()) (10) unuk seiap S. 4

6 Jurnal Maemaika Murni an erapan Vol.6 No. Desember 01 : Dengan subsiusi persamaan (9) ke persamaan (8) maka iperoleh * * * ( ) e h( I ( )) K( P ( )) D(, I ( )) I P I. Dengan menginegralkan persamaan ini kia menapakan benuk eksplisi fungsi ajoin λ ari konsana β. Lalu benuk eksplisi fungsi pengali Lagrange µ apa iperoleh ari Persamaan (9). Perhaikan bahwa jika µ aalah fungsi yang iperoleh iak non-negaif, maka solusi yang iberikan alam Persamaan (10) iak apa berlaku. Kasus P( ) D(, I( )) > 0, unuk [0,]\S. Kemuian () = 0 alam [0,]\S. Dalam kasus ini engan konisi (3), (8) an (9) menjai ( ) e h( I( )) D(, I( )), I(0) I0, ( ), an I I ( ) e K( P( )). P Dengan mengkombinasikan persamaan ini engan persamaan sae akan memberikan hasil persamaan ifferensial ore ua : ( ) P K( P) D(, I) K( P) h( I), P I I(0) I0, K( P( )) e (11) P I P KP hi Dari ilusrasi ersebu akan iperoleh, misalkan K(P) =, h(i) = an D(,I) = 1 () + (I) imana K,h an aalah konsana posiive. Dari fungsi ini berari iperoleh (P *,I * ) merupakan masalah opimal berari solusi (ρ) menjai : h I( ) I( ) ( ) I( ) ( ) 1( ), I(0) I0, I( ) I K (1) Ini merupakan masalah nilai awal engan ua iik baas ( PBV ) yang akan iselesaikan alam proposisi beriku : Proposisi 1 Solusi I* ari ( PBV ) iberikan oleh an P * iberikan oleh * m1 m I () = a1e + ae + Q (), (13) * m 1 m P () = a 1 (m 1+ )e + a (m + )e + Q() +Q()+ 1() (14) i mana konsana a 1, a, m 1, an m iberikan alam pembukian i bawah ini, an Q() aalah solusi kusus Persamaan (1). Buki Persamaan (1) apa iselesaikan engan menggunakan meoe sanar. Maka iperoleh persamaan karakerisiknya h m m ( ) 0 K mempunyai ua akar nyaa berlawanan ana, akan iperoleh nilai ari 1 h 1 h m1 4 ( ) 0 an m K 4 ( ) 0 K 43

7 Jurnal Maemaika Murni an erapan Vol.6 No. Desember 01 : an karena iu I*() iberikan oleh (13), i mana Q () aalah solusi erenu ari persamaan (1). Konisi awal an akhir igunakan unuk menenukan konsana a 1 an a sebagai beriku. Dari konisi awal an konisi akhir iperoleh a 1 + a + Q (0) = I 0 an m1 m a1e + ae + Q ()= I. Dengan memisalkan nilai b 1 = I 0 Q(0) an b = I Q(), akan iperoleh sisem ua persamaan linear engan ua variable yang iak ikeahui yaiu a 1 + a = b 1 m1 m a1e + ae = b yang memiliki solusi unik beriku : m m 1 b e b1 b1e b a1 an a m1 m m1 m e e e e Pernyaaan ari P* isimpulkan menggunakan pernyaaan I* an persamaan sae. Dari analisis i aas kia memiliki ciri eorema beriku solusi opimal ( ). EOREMA 1 Solusi opimal (P*, I*) ari ( ) mempunyai benuk yang iberikan alam Persamaan (10) paa S, an benuk alam Persamaan (13) - (14) paa [0, ] \ S. CONOH 1. Perhaikan sebuah sisem prouksi engan karakerisik sebagai beriku: Awal an ingka perseiaan akhir, masing-masing I(0) = 0, I() = 10; sauan biaya an fakor iskon h = 0.1, K = 5, an ρ = 0. Rencana yang akan aang aalah = 5, an perminaan sock-epenen aalah seemikian rupa sehingga = 0,1, 1 () = cos () + 1. Variasi ingka prouksi opimal an ingka perseiaan yang opimal iampilkan alam Gambar 1. Biaya yang opimal iemukan unuk J = 139,5014. Mengubah benuk fungsi perminaan engan mengambil 1 () = e an menjaga semua parameer lainnya iak berubah menghasilkan grafik igambarkan alam Gambar. Nilai fungsi ujuan berubah ke J = 87, MODEL DENGAN KEERGANUNGAN BARANG Dalam bagian ini, iasumsikan bahwa prouk mengalami kemerosoan semenara i sok. Unuk 0, anaikan θ (, I ()) aalah ingka kemerosoan paa ingka perseiaan I() paa waku. Dengan menggunakan noasi yang sama seperi paa bagian sebelumnya. Masalah pengenalian opimal menjai: ( ) P( ) D(, I ( )) (, I ( )) 0 min J ( P, I) e h( I( )) c P( ) D(, I( )) K( P( )) I ( ) P ( ) D (, I ( )) (, I ( )), I (0) I 0, I ( ) I i mana c > 0 aalah biaya uni. Konisi yang iperlukan (1) - (4) eap sama engan H(, I, P, ) e h( I) C( P( )) D(, I) K( P) ( ) P( ) D(, I) (, I) (15) 44

8 Jurnal Maemaika Murni an erapan Vol.6 No. Desember 01 : L(, I, P,, ) e (, I, P, ( )) ( ) P( ) D(, I) (, I) (16) Sehingga persamaan (5) menjai P( ) D(, I) (, I) 0, ( ) 0, ( ) P( ) D(, I) (, I) 0 (17) Dari persamaan (), (4) an (16) iperoleh ( ) e h( I) C D(, I) ( ( ) ( )) D(, I) (, I) I I I I (18) ( ) ( ) e K( P) C P (19) Sekarang engan menggunakan (17). Kemuian, alam beberapa subse S paa [0,] akan iperoleh P( ) D(, I( )) (, I( )) 0 sehingga opimal conrol ari kasus ini aalah : * * * P ( ) D(, I ( )) (, I ( )), unuk seiap S. (0) Paa se [0,]\S, nilai ari P( ) D(, I( )) (, I( )) 0. Menggunakan argumen yang sama seperi paa bagian sebelumnya, iperoleh persamaan iferensial ore ua sebagai beriku: ( ) ( ) (, ) (, ) P K P D I I K( P) C h( I) C D(, I), P I I P (1) I I Dan I(0) = I 0, K ( P ( )) e. P KP hi Kemuian iasumsikan K(P) =, h(i) = and(,i) = 1 () + (I) an θ(,i) = θ 1 () + θ (I) imana K,h,, θ aalah konsana posiif. Kemuian ari benuk persamaan iferensial alam P menjai persamaan iferensial ore ua alam benuk I ( ) ( ) h I I ( )( ) I( ) ( ), K () Dengan α() = ( )( 1( ) 1( )) 1( ) 1( ) c, an I(0) I0, I( ) I. Penyelesaian masalah nilai awal engan ua iik baas beriku ini engan menggunakan persamaan (13) iperoleh : 1 h m1 4 ( )( ) K 1 h m 4 ( )( ) K m I Q( ) ( I0 Q(0)) e a1, m1 m e e m1 ( I0 Q(0)) e I Q( ) m1 m a, e e imana Q () aalah solusi kusus ari persamaan (). 45

9 Jurnal Maemaika Murni an erapan Vol.6 No. Desember 01 : Nilai ari P* isimpulkan menggunakan I* bersama engan persamaan sae. Akhirnya, seperi paa eorema.1, solusi opimal (P*, I*) ari (ρ θ ) iberikan paa [0, ]\S oleh solusi ari persamaan iferensial () an prouksi yang opimal sesuai paa S, elah iberikan alam benuk (0). CONOH. Memperimbangkan sisem prouksi Conoh.1 an Misalkan I() = 0 an biaya uni c = 0,1. ingka kerusakan sehingga θ 1 () = sin () +1, θ = 0,1. Konrol yang opimal an sae akan iampilkan alam Gambar 3. Opimal nilai fungsi objekif J = 773,404. Unuk menilai ampak ari ingka kerusakan paa nilai fungsi ujuan yang opimal, kami meneapkan θ 1 = 0 an nilai bervariasi ari θ ari 0,0005 hingga 0,56. Seperi yang iunjukkan oleh abel i bawah, hasil yang opimal sebagai θ kenaikan biaya meningka. Θ 0,0005 0,001 0,00 0,004 0,008 0,016 0,03 0,064 0,18 0,56 J 46,97 449,14 450,54 453,37 459,05 470,53 493,98 54,78 647,6 883,77 4. KESIMPULAN Konrol yang opimal secara eksplisi iperoleh unuk ua level perseiaan yang berganung paa invenori prouksi. Moel ini apa iperluas alam berbagai cara. Misalnya bukannya meminimalkan oal biaya, melainkan ingin memaksimalkan oal uni prouksi i mana ingka penapaan ari keua fungsi ari waku an ari ingka perseiaan. 5. DAFAR PUSAKA [1] Anon, H., Calculus. Drexel Universiy, John Wiley & Sons, New York. [] Affani, P., 011. Kenali Opimal sysem perguangan engan prouksi yang mengalami kemerosoan. esis, Yogyakara. [3] Burghes, D.N Inroucion o Conrol heory Incluing Opimal Conrol.John Wiley & Sons. New York. [4] Chi-song Chen, Linear Sysem heory an Design, Maison Avenue New York. [5] Ewin K.P Chong, An inroucion o Opimizaion, John Wiley & Sons. New York. [6] Frank L.Lewis, Applie Opimal Conrol & Esimaion. he Universiy of exas a Arlingon. New York. [7] Hamy A.aha Operaions Research an Inroucion.Prenice Hall Inernaional, Inc.Philippines. [8] Olser, G.J., Mahemaical Sysem heory, 1. Delf Universiy of echnlogy. Neherlans. [9] Shepley L.Ross Differenial Equaion. 3 Eiions, John Wiley & Sons. New York. [10] Shey S.P an hompson G.L Opimal Conrol heory : Applie o Managemen science an economics. eiions. 46

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORITIS

BAB 2 URAIAN TEORITIS BAB URAIAN EORIIS Paa bab ini akan ibaas enang masala opimisasi berpembaas persamaan. Sebelum membaas masala opimisasi berpembaas persamaan maka erlebi aulu iberikan pengerian an sia-sia eksrim ari suau

Lebih terperinci

OPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INPUT-OUTPUT SISTEM LINEAR MAKS-PLUS WAKTU INVARIAN

OPTIMALISASI WAKTU PRODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INPUT-OUTPUT SISTEM LINEAR MAKS-PLUS WAKTU INVARIAN Bulein Ilmiah Ma. Sa. an Terapannya (Bimaser) Volume 04, No. 1 (2015), hal 63 68. OTIMALISASI WAKTU RODUKSI MIE INSTAN MENGGUNAKAN ANALISIS INUT-OUTUT SISTEM LINEAR MAKS-LUS WAKTU INVARIAN Wina Firi Winari,

Lebih terperinci

BAB 2 CONTOH - CONTOH MODEL

BAB 2 CONTOH - CONTOH MODEL BAB COTOH - COTOH MODEL. Penahuluan Dalam bab ini kia akan mempelajari sejumlah conoh-conoh seerhana moel yang ibangun ari area yang berbea. Tujuan uamanya aalah unuk mengilusrasikan cara berpikir keika

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut:

PEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut: PEMBAHASAN Paa karya ilmiah ini persamaan Bolzmann yang akan icari solusinya aalah persamaan Bolzmann spasial homogen yaiu persamaan Bolzmann engan x bernilai nol iuliskan: S cos [ ] e. g θ 4 uas kiri

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

KENDALI OPTIMAL PADA PENGADAAN BAHAN MENTAH DENGAN KEBIJAKAN PENGADAAN TEPAT WAKTU, PERGUDANGAN, DAN PENUNDAAN. Oleh: Darsih Idayani

KENDALI OPTIMAL PADA PENGADAAN BAHAN MENTAH DENGAN KEBIJAKAN PENGADAAN TEPAT WAKTU, PERGUDANGAN, DAN PENUNDAAN. Oleh: Darsih Idayani KENDALI OPTIMAL PADA PENGADAAN BAHAN MENTAH DENGAN KEBIJAKAN PENGADAAN TEPAT WAKTU, PERGUDANGAN, DAN PENUNDAAN Oleh: Darsih Idayani 126 1 4 Dosen Pembimbing: Subchan, Ph.D Jurusan Maemaika Fakulas Maemaika

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

Bab 3. Migrasi Data Seismik. Migrasi dilakukan untuk memindahkan posisi reflektor yang terlihat pada

Bab 3. Migrasi Data Seismik. Migrasi dilakukan untuk memindahkan posisi reflektor yang terlihat pada Bab 3 Migrasi Daa Seismik Migrasi ilakukan unuk meminahkan posisi reflekor yang erliha paa rekaman aa seismik menjai posisi yang sebenarnya sesuai engan posisi i bawah permukaan. Unuk srukur geologi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

Analisis Model Kinematik Peluru Kendali Pada Penembakan Target Menggunakan Metode Kendali Optimal

Analisis Model Kinematik Peluru Kendali Pada Penembakan Target Menggunakan Metode Kendali Optimal JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., -6 Analisis Moel Kinemaik Peluru Kenali Paa Penembakan Targe Menggunakan Meoe Kenali Opimal Resu Tri Asui, Subchan [], an Kamiran [] Maemaika, Fakulas Maemaika an Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

Pertemuan 10 MENDIFERENSIALKAN FUNGSI TERSUSUN

Pertemuan 10 MENDIFERENSIALKAN FUNGSI TERSUSUN Peremuan 0 MENDIFERENSIALKAN FUNGSI TERSUSUN Jika Y z F (z) f() Y F[f()] (Fungsi Tersusun) p p q q r r Auran Ranai Meneferensialkan : Benuk Y [f()] g() V Aau Y imana V f() g() Y V Y V V ln V + Penerivaifan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan Teori Floquet

Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan Teori Floquet JURNAL FOURIER Okober 6, Vol. 5, No., 67-8 ISSN 5-763X; E-ISSN 54-539 Penyelesaian Persamaan Diferensial Hill Dengan Menggunakan eori Floque Syarifah Inayai Program Sudi Maemaika, Fakulas Maemaika dan

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan

Kontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan Jurnal Teknik Indusri, Vol. 19, No. 1, Juni 17, 1- ISSN 111-5 prin / ISSN 7-739 online DOI: 1.97/ji.19.1.1- Konrol Opimal pada Model Economic Order Quaniy Inisiaif Tim Penjualan Abdul Laif Al Fauzi 1*,

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA

PENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SISTEM DESKRIPTOR KONTINU

PENYELESAIAN SISTEM DESKRIPTOR KONTINU LEMMA VOL I NO. 2, MEI 215 PENYELESAIAN SISTEM DESKRIPTOR KONTINU Siskha Handayani STKIP PGRI Sumaera Bara Email: siskhandayani@yahoo.com Absrak. Dalam peneliian ini akan dibahas penyelesaian dari sisem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

SYARAT PERLU EXTREMAL FUNGSIONAL DENGAN WAKTU AKHIR BEBAS TITIK AKHIR TETAP 1. Oleh: Muhammad Fauzan

SYARAT PERLU EXTREMAL FUNGSIONAL DENGAN WAKTU AKHIR BEBAS TITIK AKHIR TETAP 1. Oleh: Muhammad Fauzan Ke Makalah M-8 SYARAT PERLU EXTREMAL FUNGSIONAL DENGAN WAKTU AKHIR BEBAS TITIK AKHIR TETAP 1 Oleh: Muhamma Fauzan Absrak Dalam ulisan ini akan iunakan Terema Funamenal alculus Variains an Lemma Funamenal

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

Rosy M., Rahardjo S., Susiswo Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang

Rosy M., Rahardjo S., Susiswo Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) KOTA MALANG BULAN JANUARI SAMPAI BULAN JUNI TAHUN 013 MENGGUNAKAN METODE AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARIMA) Rosy M., Raharjo S., Susiswo Jurusan Maemaika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

Perancangan Kontrol Optimal pada Model Matematika Bioekonomik

Perancangan Kontrol Optimal pada Model Matematika Bioekonomik Jurnal Maemaika Vol. 4 No. 1, Juni 2014. ISSN: 1693-1394 Perancangan Konrol Opimal pada Model Maemaika Bioekonomik G.K. Gandhiadi Jurusan Maemaika FMIPA Universias Udayana e-mail: ganndhiadi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 2, 47-56, Agustus 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 2, 47-56, Agustus 2002, ISSN : JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 2, 47-56, Agusus 22, ISSN : 4-858 PENGEFEKTIFAN USAHA MEDIS DALAM MEMBATASI EPIDEMI DENGAN KONTROL BANG-BANG Heru Cahyadi dan Ponidi Jurusan Maemaika FMIPA UI

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

PELATIHAN STOCK ASSESSMENT

PELATIHAN STOCK ASSESSMENT PELATIHA STOCK ASSESSMET Modul 5 PERTUMBUHA Mennofaria Boer Kiagus Abdul Aziz Maeri Pelaihan Sock Assessmen Donggala, 1-14 Sepember 27 DIAS PERIKAA DA KELAUTA KABUPATE DOGGALA bekerjasama dengan PKSPL

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Persediaan (Invenory) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan aau digunakan unuk dijual pada periode mendaang, yang dapa berbenuk bahan baku yang

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET

III. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET 8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DIFUSI NON HOMOGEN SATU DIMENSI

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DIFUSI NON HOMOGEN SATU DIMENSI ISSN: 3-989 Vol. V, No. II, April 6 ERSAMAAN DIFFERENSIAL ARSIAL DIFUSI NON HOMOGEN SATU DIMENSI Rukmono Budi Uomo endidikan Maemaika FKI UMT E-mail: rukmono.budi.u@mail.ugm.ac.id Absrak Dalam peneliian

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

BAB IV NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Bab ini membahas suatu vektor tidak nol x dan skalar l yang mempunyai

BAB IV NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN. Bab ini membahas suatu vektor tidak nol x dan skalar l yang mempunyai BAB IV NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN Bab ini membahas suau vekor idak nol dan skalar l yang mempunyai hubungan erenu dengan suau mariks A. Hubungan ersebu dinyaakan dalam benuk A λ. Bagaimana kia memperoleh

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 1, 1-7, April 2002, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 1, 1-7, April 2002, ISSN : JURNAL MAEMAIKA DAN KOMPUER APLIKASI OPIMASI DINAMIS DENGAN PENDEKAAN MAXIMUM PRINCIPLE PADA PERUMBUHAN EKONOMI DAERAH DAN ALOKASI PENDAPAAN BELANJA DAERAH 1 Yusup Supena dan Yayan Jurusan Maemaika Fakulas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI

MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI Roni Hasudungan H e.al. Model Invenory Tingka Linear MODEL INVENTORI TINGKAT PERMINTAAN LINEAR, TINGKAT PRODUKSI TERBATAS DAN KEKURANGAN PERSEDIAAN YANG DIPENUHI SAAT PRODUKSI Roni Hasudungan H, T.P Nababan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar teori yang akan digunakan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar-dasar eori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaiu model regresi dua level, meode penaksiran maximum likelihood, mariks parisi, kronecker

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Fungsi Bernilai Vektor

Fungsi Bernilai Vektor Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Aljabar C* dan Mekanika Kuantum 1

Aljabar C* dan Mekanika Kuantum 1 Aljabar C* dan Mekanika Kuanum 1 Oleh: Rizky Rosjanuardi rizky@upi.edu Jurusan Pendidikan Maemaika FPMIPA Universias Pendidikan Indonesia Absrak Pada makalah ini dibahas konsep aljabar-c* dan kaiannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan)

SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galatia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Cherry Galaia Ballangan) SEBARAN STASIONER PADA SISTEM BONUS-MALUS SWISS SERTA MODIFIKASINYA (Saionary Disribuion of Swiss Bonus-Malus

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

STRUKTUR SUBGRUP FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA

STRUKTUR SUBGRUP FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA LAPORAN PENELITIAN STRUKTUR SUBGRUP FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA Oleh: 1. Mushofa, S.Si 2. Karyai, M.Si JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

RUANG METRIK FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA

RUANG METRIK FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA RUANG METRIK FUZZY DAN SIFAT-SIFATNYA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Universias Negeri Yogyakara Unuk Memenuhi Sebagai Persyaraan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ARTION-FUNDO. Naufal Helmi, Mariatul Kiftiah, Bayu Prihandono

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ARTION-FUNDO. Naufal Helmi, Mariatul Kiftiah, Bayu Prihandono Bulein Ilmiah Ma. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 5, No. 3 (216), hal 195 24. PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL LINEAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI ARTION-FUNDO Naufal Helmi, Mariaul

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci