JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108
|
|
- Yulia Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: ( Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik Fisika, Fakulas Teknologi Indusri, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Absrak Suau mesin jika mendapakan gangguan maka akan menghasilkan gearan. Pada mesin roasi gangguan ersebu diimbulkan dari roornya. Unuk meredam gearan ini digunakan peredam dynamic vibraion absorber (). Dynamic vibraion absorber () adalah sebuah peredam gearan dinamik yang bergerak secara bersama-sama dengan sisem uama guna membanu meredam gearan yang erjadi pada sisem uama ersebu. Dalam ugas akhir ini penggunaan dipasang dengan posisi erganung dibawah sisem uama kemudian dibua pemodelan maemaisnya. Mensimulasikan sisem ini yaiu dengan memvariasikan nilai pegas, damper dan massa pada. Semenara nilai pegas dan damper pada sisem uama sudah dienukan beruru-uru yaiu N/m dan 700 Ns/m. Dari hasil simulasi didapakan nilai parameer erbaik yang mampu meredam gearan mesin roasi ini yaiu pegas N/m, damper 000 Ns/m dan massa 783,845 kg. ini mampu meredam gearan sebesar 16,6% unuk max overshoo dan 65,5% unuk min overshoo. Kaa Kunci, Gearan, Mesin Roasi. I. PENDAHULUAN S uau mesin jika mendapakan gangguan maka akan menghasilkan gearan, erlebih jika gearan yang diimbulkan secara berlebihan karena frekuensi operasinya mendekai aau bahkan sama dengan salah sau frekuensi pribadinya aau biasa disebu frekuensi naural dari sisem ersebu [1]. Dan bila hal ini erjadi maka ampliudo gearan akan semakin berambah besar sehingga inilah yang menyebabkan semakin besarnya gearan pada sisem ersebu. Pada Tugas Akhir dengan judul Simulasi peredaman gearan mesin roasi menggunakan Dynamic Vibraion Absorber (). Penulis akan membua permasalahan diaas adi ke dalam benuk simulasi sehingga dengan adanya simulasi ini akan memudahkan pemecahan permasalahan gearan mesin roasi ersebu sebelum dierapkan pada dunia nyaa. Oleh karena iu, dilakukanlah analisa dengan menggunakan dynamic vibraion absorber () pada mesin roasi. Analisa ini dilakukan membua simulasi peredaman gearan pada mesin roasi guna mereduksi gearan. Gambar. 1. Pemodelan mesin roasi anpa Sisem mesin roasi anpa diaas erdiri dari massa mesin roasi (M1) sera pegas (K1) dan damper (C1) sera gaya pengganggu yang berupa gearan dari roornya. Gaya eksenrisias dari roor ersebu dinyaakan dengan. Kecepaan sudu mesin yang berpuar dinyaakan oleh. Karena komponen verikal gaya senrifugal mempengaruhi gerakan mesin, maka gaya eksiasi aau gaya pengganggunya dinyaakan dengan rumus []: sin (1) Dari gambar diaas persamaan maemais dari mesin roasi dengan sau deraja kebebasan adalah sebagai beriku: d C1 d M1 x1() d d x1() K1 x1() Tabel 1. Nilai parameer pegas dan damper sisem uama Komponen Konsana Pegas (K1) Konsana Damper (C1) Nilai N/m 700 Ns/m F() B. Perancangan Sisem Mesin Roasi dengan Tambahan Pemodelan maemais unuk sisem mesin roasi dengan ambahan diunjukkan pada gambar di bawah ini : () II. METODE PENELITIAN A. Perancangan Sisem Mesin Roasi Tanpa Pemodelan maemais unuk mesin roasi ini diunjukkan pada gambar beriku :
2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: ( Prin) D-109 Gambar.. Model maemais mesin roasi dengan ambahan Pada sisem diaas yang dinamakan peredam adalah massa M, pegas K dan damper C yang dileakkan mengganung. Dimana ujuan sisem diaas yang ingin diredam adalah massa M1 dengan menggunakan peredam yang dipasang erganung dibawahnya. Persamaan gerak diinjau dari M1 diunjukkan pada persamaan dibawah ini: (3) d M1 d x1() d C d x1() d d x() C1 d K( x1( ) x() ) d x1() K1 x1() Sedangkan persamaan gerak diinjau dai M yang berari massa nya diunjukkan pada persamaan 3 beriku: (4) d M x ( ) d C. Daa Mesin Daa-daa dari mesin ersebu yang dicanumkan hanya yang yang diperlukan dalam pengerjaan ugas akhir ini. Model Mesin : Mishubishi S6K Bera Mesin : 1100 Kg Bera Alernaor (Casing + Roor) : 467,69 Kg Bera Toal (Mesin + Alernaor) : 1567,69 kg Bera roor : 337 kg Speed Operaion : 1500 rpm Criical Speed : 1376 rpm Dari daa mesin diaas beberapa akan diberikan nama parameer unuk memudahkan dalam pengolahan rumus. Daa parameer model mesin diaas diunjukkan pada abel dibawah ini: Tabel. Daa Mesin Definisi Nilai Bera mesin M1 1567,69 kg Bera roor m 337 kg Operaion Speed 1500 rpm (157,08 rad/sec) Criical Speed 1376 rpm Perlu dicaa bahwa nilai eksenrisias yang dikarenakan keidakseimbangan massa (massa unbalanced) iu biasanya idak ersedia dari produsen, eapi ada beberapa sudi yang dilakukan pada ahun 196 yang memperkenalkan beberapa nilai eksenrisias, seperi yang diunjukkan pada abel dibawah ini [3,4] : F() d C d x ( ) d d x1 ( ) K ( x ( ) x1 ( )) 0 Tabel 3. Daa Eksenrisias Operaing Speed (rpm) Eksenrisias (mm) Persamaan unuk mencari nilai eksenrisias dari roor jugadapadirumuskansebagaiberiku (El-Reedy, 011 dan O Neill, 1979) : Dimana : eksenrisias dari massa unbalanced, = 0,0015 in (0,0381 mm) (nilai ini keenuan pabrikan saa kondisi sais) Dengan demikian gaya eksiasi aau gaya pengganggunya yang sayadapakanadalah sebesar 1,079 sin 157,08 (Persamaan 1). III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Respon Mesin Roasi Tanpa Adapun hasil grafik sisem mesin roasi anpa diunjukkan pada pada gambar dibawah ini : Gambar. 3. Respon sisem roasi anpa Gambar 3 menunjukkan hasil respon sisem mesin roasi sebelum ada ambahan. Terliha bahwa saa erjadi overshoo didapa nilai maksimal oversho (max overshoo) adalah 1, m aau 0,1118cm dan minimal overshoo (min overshoo) adalah -6, m aau -0,06197cm. Waku yang diperlukan sampai sisem ini sabil yaiu 6 sekon. Selanjunya hasil grafik ini yang akan dibandingkan dengan grafik sisem dengan ambahan. Adapun abel hasil respon grafik anpa diaas adalah sebagai beriku: Max overshoo Min overshoo Seling ime Tabel 3. Respon sisem mesin roasi anpa Displacemen 0,1118cm 0,0,06197 cm B. Respon Sisem Mesin Roasi Dengan Tambahan Mengenai grafik respon sisem dengan ambahan ini akan divariasi berdasarkan pegas (K), damper (C) dan massa (M) guna mendapakan hasil grafik dengan kombinasi nilai yang erbaik. Dari kombinasi variabel 6 s (5)
3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: ( Prin) D-110 pegas, damper dan massa ini diharapkan mampu mereduksi gearan sebelum diberi ambahan. Pegas K (N/m) Tabel 4. Variasi massa M Damper C (Ns/m) Massa (M) (kg) , , , , ,769 Adapun respon grafik unuk masing-masing variasi massa diunjukkan pada gambar dibawah ini : Gambar. 4. Respon Grafik unuk M = 783,845 kg Gambar. 5. Respon Grafik unuk M = 67,076 kg Gambar. 6. Respon Grafik unuk M = 470,307 kg Gambar. 7. Respon Grafik unuk M = 313,538 kg Gambar.8. Respon Grafik unuk M = 156,769 kg Unuk lebih jelasnya dari keseluruhan grafik variasi M pada gambar diaas akan dijabarkan mengenai perbandingan overshoo anpa dan dengan ambahan dalam benuk abel dibawah ini: Massa M (Kg) 783,845 67, , , ,769 Tabel 5. Prosenase redaman unuk variasi massa (M) Dengan Tambahan Tanpa Redaman Displacemen Displacemen (cm) (cm) Max overshoo 0,1118 0, ,6 % Min overshoo -0, ,0307 6,8 % Max overshoo 0,1118 0, ,3 % Min overshoo -0, , ,6 % Max overshoo 0,1118 0, , % Min overshoo -0, , ,1 % Max overshoo 0,1118 0, ,8 % Min overshoo -0, , ,7 % Max overshoo 0,1118 0,1054 5,7 % Min overshoo -0, , ,69 % Berdasarkan abel prosenase 5 diaas bahwa seiap penurunan jumlah massa M maka maxovershoo maupun minovershoo akan semakin kecil begiupun sebaliknya semakin besar jumlah massa M maka maxovershoo maupun minovershoo akan semakin besar. Saa variasi massa M sebesar 783,845 kg maka displacemen yang diperoleh adalah maxovershoo 0,1118cm dan minovershoo 0,0911cm sehingga erjadi redaman maxovershoo sebesar 17,6% dan minovershoo sebesar 6,8%. Sedangkan saa variasi sebesar 156,769 kg diperoleh nilai maxovershoo sebesar 5,7% dan minovershoo sebesar 0,69%. Sehingga prosenasi redaman erbesar adalah dengan variasi massa 783,845 kg karena mampu meredam maksimal sebesar 17,6% unuk maxovershoo dan 6,8% unuk minovershoo seperi diunjukkan pada abel 5. Dengan demikian menyangku variasi massa (M) disimpulkan bahwa syara agar mampu mereduksi gearan adalah dengan memperbesar aau menambah nilai massa yaiu M. Nilai massa erbaik yaiu 783,845 kg karena dari abel 5 diaas massa 783,845 kg ini mampu mereduksi ampliudo displacemen aau overshoo massa M1. Selanjunya dengan massa 783,845 kg maka akan divariasikan konsana pegas (K), seperi diunjukkan pada abel 6 dibawah ini :
4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: ( Prin) D-111 Tabel 6. Prosenasi redaman unuk variasi pegas (K) Dengan Konsana Tanpa Tambahan Pegas K Redaman (N/m) Displacemen Displacemen (cm) (cm) 5000 Max overshoo 0,1118 0,1 10,6 % Min overshoo -0, ,039 47,9 % Max overshoo 0,1118 0, ,6 % Min overshoo -0, , , % Max overshoo 0,1118 0, ,1 % Min overshoo -0, , , % 0000 Max overshoo 0,1118 0, ,4 % Min overshoo -0, ,0461 5,7 % 5000 Max overshoo 0,1118 0, ,6 % Min overshoo -0, , ,3 % Max overshoo 0,1118 0,0867,5 % Min overshoo -0, , ,8 % Max overshoo 0,1118 0, ,1 % Min overshoo -0, , ,1 % Max overshoo 0,1118 0, ,7 % Min overshoo -0, , ,1 % Max overshoo 0,1118 0, ,9 % Min overshoo -0, , ,3 % Max overshoo 0,1118 0, ,4 % Min overshoo -0, , ,9 % Max overshoo 0,1118 0,0788 9,5 % Min overshoo -0, , ,9 % Max overshoo 0,1118 0, ,6 % Min overshoo -0, , , % Max overshoo 0,1118 0, ,6 % Min overshoo -0, , , % Max overshoo 0,1118 0, ,3 % Min overshoo -0, , ,3 % Dari abel 6 diaas merupakan abel perbandingan prosenase redaman iap variasi konsana pegas yakni K. Seiap penambahan nilai konsana pegas K mulai dari 5000 N/m ini berhasil mereduksi Maxovershoonya eapi saa pegas K erus diperbesar hingga N/m maka ini berheni mereduksi dan keika diperbesar lagi menjadi N/m dan seerusnya maka maxovershoonya kembali meningka sehingga prosenase redamannya pun kembali mengecil aau dengan kaa lain idak mampu meredam lagi, ini menunjukkan bahwa variasi pegas K ini maksimal mampu mereduksi displacemen aau maxovershoo dengan nominal N/m, lebih dari iu idak mampu mereduksi lagi.pemilihan nilai pegas erbaik yang dapa meredam adalah renang nilai kurang dari 70000N/m aau nilai pegas 5000N/m sampai 65000N/m. Selanjunya simulasikan kembali dengan nilai konsana damper (C) yang berbedabeda sehingga diperoleh lah nilai K yang erbaik dengan pasangan damper C yang erbaik pula. Selanjunya memvariasikan damper (C). Ada banyak kombinasi parameer damper C ini namun dalam simulasi respon grafik beriku ini hanya diampilkan respon erbaik dari banyak kombinasi parameer ersebu. Dari keseluruhan simulasi didapakan nilai pegas K dan damper C yang erbaik seperi diunjukkan pada abel dibawah ini : Tabel 7. pegas K dan damper C erbaik Komponen Damper (C) Pegas (K) 000 N s/m N/m Adapun hasil respon grafik dengan parameer pegas dan damper erbaik diaas diunjukkan pada gambar dibawah ini: Gambar. 9. Respon grafik dengan parameer erbaik Gambar 9 diaas merupakan respon grafik M1 dengan parameer yang erbaik. Terliha dari grafik bahwa displacemen M1 dengan ambahan memiliki maxovershoo dan minovershoo yang lebih kecil dibandingkan dengan displacemen M1 anpa. Unuk lebih jelasnya beriku ini akan abel prosenase redaman pada maxovershoo dan minovershoo yang berhasil direduksi oleh. Tabel 8. Prosenase redaman dengan erbaik Tanpa Dengan Tambahan Redaman Max Overshoo 0,1118 cm 0,0938 cm 16,6 % Min Overshoo -0,06197 cm -0, ,5 % Tabel 8 ini merupakan prosenase redaman maxovershoo dan minovershoo dengan nilai erbaik erhadap sisem anpa. Dari abel erliha bahwa ini mampu mereduksi maxovershoo dan minovershoonya, ini erliha dari pengurangan nilai dari 0,1118 cm menuju 0,0938 cm sehingga dari nilai ini maxovershoonya erjadi pengurangan sebesar 0,0185 cm sedangkan unuk minovershoonya seelah diberi ambahan memiliki pengurangan minovershoo sebesar 0,04054 cm. ini menunjukkan bahwa ini mampu meredam displacemen yakni maxovershoo dan minovershoonya. Dari abel 8 ini prosenase redaman diperoleh dengan membandingkan overshoo anpa dengan overshoo seelah penambahan. Terliha dari grafik bahwa yang digunakan hanya mampu meredam aau mereduksi gearan sebesar 16,6 % unuk maxovershoo dan 65,5% unuk minovershoo. Jadi ini lebih besar mereduksi minovershoonya. Dengan demikian sisem mesin roasi ini mampu direduksi gearannya seelah penambahan. Sehingga keseluruhan variasi diperoleh nilai parameer yang erbaik unuk meredam gearan mesin roasi ini yaiu massa M sebesar kg, pegas K sebesar N/m dan damper C sebesar 000 N s/m.
5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: ( Prin) D-11 IV. KESIMPULAN Berdasarkan hasil simulasi yang didapakan maka dapa disimpulkan bahwa : 1. Dengan eknik simulasi ini dapa digunakan unuk menenukan nilai parameer yang erbaik. Dengan eknik ini diperoleh hasil bahwa unuk seiap variasi daa mesin roasi yang berbeda maka akan diperoleh parameer yang berbeda pula.. Nilai parameer dynamic vibraion absorber () yang erbaik unuk meredam gearan mesin roasi ini yakni M, K dan C beruru-uru adalah 783,845 Kg, N/m dan 000 N s/m. 3. Peredam gearan aau yang digunakan ini mampu meredam gearan aau mereduksi displacemen mesin roasi sebesar 16,6 % unuk max overshoo dan 65,5 % unuk min overshoo. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan erimakasih pada Bapak Yerri Susaio yang elah memberikan bimbingan dalam pelaksanaan ugas akhir penulis. DAFTAR PUSTAKA [1] Seo,William W Teori dan Soal-Soal Gearan Mekanis. Erlangga. Jakara. [] Ogaa, Kasuhiko Sysem Dynamics, 4h ed. Upper Saddle River, Nj: Prenice Hall. [3] El-Reedy, Mohammed A Consrucion Managemen and Design of Indusrial Concree and Seel Srucures. CRC Press Taylor & Francis Group. New York. [4] O Neill M., Arya S., Pincus G Design of Srucures and Foundaions for Vibraing Machines. Gulf Publishing Company Book Division. Houson, Texas.
PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER
PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik
Lebih terperinciPekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)
FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciFaradina GERAK LURUS BERATURAN
GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinci1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu
.4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciPemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun
Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro
Lebih terperinciAnalisis Gerak Osilator Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Metode Elemen Hingga Dewi Sartika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1
Analisis Gerak Osilaor Harmonik Dengan Gaya pemaksa Bebas Menggunakan Meode Elemen Hingga Dewi Sarika junaid 1,*, Tasrief Surungan 1, Eko Juarlin 1 1 Jurusan Fisika FMIPA Universias Hasanuddin, Makassar
Lebih terperinci=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus
A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciAPLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND
APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinci(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014
ANGKA NDEKS (ndeks Raa-raa Harga Relaif, Variasi ndeks Harga, Angka ndeks Beranai, Pergeseran waku dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014 NDEKS RATA-RATA HARGA RELATF Rumus, 1 P 100% n P,0 = indeks raa-raa
Lebih terperinciGERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL
Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA GERAK PENDULUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN GAYA GESEK UDARA
JMP : Vol. 8 No., Des. 06, hal. 9-3 ISSN 085-456 MODEL MATEMATIKA GERAK PENDULUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN GAYA GESEK UDARA Rukmono Budi Uomo Universias Muhammadiyah Tangerang Email: rukmono.budi.u@mail.ugm.ac.id
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciLIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1
LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real
Lebih terperinciPerbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X
JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa
Lebih terperinciJurnal Bidang Teknik ENGINEERING, ISSN , Vol. 6 No. 1 April 2013 Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal
SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK LATERAL DAN TENAGA ANGIN PUTARAN RENDAH Soebyako, Ahmad Farid Dosen soebyako@yahoo.com, farield_s@yahoo.com Absrak Sisem pembangki lisrik enaga ombak laeral dan enaga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciIntegral dan Persamaan Diferensial
Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciFIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI
KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciBab IV Pengembangan Model
Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini
Lebih terperinciPENDUGAAN PARAMETER DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA
PENDUGAAN PARAMEER DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY DAN DIMAS HARI SANOSO Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor Jl Merani, Kampus
Lebih terperinciSeleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri SAINTEK Fisika 2013 Kode: 131 TKD SAINTEK FISIKA www.bimbinganalumniui.com 1. Gerak sebuah benda dinyaakan dalam sebuah grafik kecepaan erhadap waku beriku
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN NUMERIK
BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciVARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciB a b 1 I s y a r a t
TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.
Lebih terperinciKARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP
Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs
Lebih terperinciSekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciKINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan
KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciBAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika OSN 2015
Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*
PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor
Lebih terperinciRelasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT
2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami
Lebih terperinciBAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131
BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus
Lebih terperinciPENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.
PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar
Lebih terperinciSlide : Tri Harsono Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS
Persamaan Differensial Biasa Orde Slide : Tri Harsono Polieknik Elekronika Negeri Surabaya ITS Polieknik Elekronika Negeri Surabaya PENS - ITS 1 1. PD Linier Homogin Dengan Koefisien Benuk Umum: Konsan
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)
Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciPeramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis
JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,
Lebih terperinciKAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN
JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciOleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto
Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com
Lebih terperinciPerencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas
Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama
Lebih terperinci3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu
daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan
Lebih terperinciKLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK
KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)
hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES
IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya
Lebih terperinciPENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)
B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen
Lebih terperinciKINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI
KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA GERAK PENDULUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN GAYA GESEK UDARA
MODEL MATEMATIKA GERAK PENDULUM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN GAYA GESEK UDARA Rukmono Budi Uomo Universias Muhammadiyah Tangerang email_rukmono.budi.u@mail.ugm.ac.id ABSTRACT. This paper aims o consruc a mahemaical
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina
Lebih terperinciBAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,
BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran
Lebih terperinciMODUL 2. Gerak Berbagai Benda di Sekitar Kita
MODUL 2 MODUL 2 Gerak Berbagai Benda di Sekiar Kia i Kaa Penganar Dafar Isi Pendidikan kesearaan sebagai pendidikan alernaif memberikan layanan kepada mayaraka yang karena kondisi geografis, sosial budaya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)
Lebih terperinciFakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya
Fakulas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universias Brawijaa MOMEN NERSA BDANG () r r a r a a Maka momen inersia erhadap sumbu : a a. r. r a. r a. r Jika luas bidang ang diarsir: a = a = a = Jarak erhadap sumbu
Lebih terperinciSTUDI TEORITIS PERBANDINGAN APLIKASI MODEL GETARAN HARMONIK LOGARITMIK dengan OSILATOR ROTASI PEGAS TORSIONAL UNTUK DIKEMBANGKAN PADA FENOMENA EKONOMI
Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF017 hps://doi.org/10.1009/03.snf017 VOLUME VI, OKTOBER 017 p-issn: 339-0654 e-issn: 476-9398 DOI: doi.org/10.1009/03.snf017.0.cip.11 STUDI TEORITIS PERBANDINGAN
Lebih terperinciPERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI
PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinci*Corresponding Author:
Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion
Lebih terperinciKontrol Optimal pada Model Economic Order Quantity dengan Inisiatif Tim Penjualan
Jurnal Teknik Indusri, Vol. 19, No. 1, Juni 17, 1- ISSN 111-5 prin / ISSN 7-739 online DOI: 1.97/ji.19.1.1- Konrol Opimal pada Model Economic Order Quaniy Inisiaif Tim Penjualan Abdul Laif Al Fauzi 1*,
Lebih terperinciRESPON STRUKTUR PORTAL BIDANG DUA TINGKAT BERPEREDAM EKSTERNAL TERHADAP BEBAN IMPACT Rahman Satrio Prasojo 1) dan Amrinsyah Nasution 2) 1)
POLITEKNOLOGI VOL. 6 No. JANUARI 7 RESPON STRUKTUR PORTAL BIDANG DUA TINGKAT BERPEREDAM EKSTERNAL TERHADAP BEBAN IMPACT Rahman Sario Prasojo ) dan Amrinsyah Nasuion ) ) Alumni Program Magiser (S) Rekayasa
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinci