Bab IV Pengembangan Model

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab IV Pengembangan Model"

Transkripsi

1 Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini diasumsikan idak dapa diganikan oleh produk subsiusi eapi dikonsumsi secara koninyu sepanjang ahun (Suopo, e al., 28). Kuanias produksi gula pasir berflukuaif sepanjang 4 perioda (awal musim panen, akhir musim panen, awal musim anam, dan akhir musim anam). Kuanias produksinya dipengaruhi oleh beberapa fakor seperi perioda musim panen dan perioda musim anam, fakor-fakor produksi, fakor-fakor disribusi, dan perauran perdagangan (Suopo, e al., 28). Toal pasokan domesik lebih rendah dari oal perminaan nasional. Kekurangan pasokan ini dipenuhi dari impor. Kuanias dan perioda impor diaur oleh pemerinah (Mardiyano, e al., 25 dalam Suopo, e al., 28). Horizon waku (perioda) sau ahun yang digunakan dalam peneliian ini dibagi menjadi empa: awal musim panen (perioda ), akhir musim panen (perioda 2), awal musim anam (perioda 3), dan akhir musim anam (perioda 4). ada perioda, kuanias pasokan inggi, dan mencapai puncak pada perioda 2. ada perioda 3 erjadi hal yang sebaliknya. Kuanias pasokan sediki, dan mencapai kondisi langka pada perioda 4. Dengan horizon waku empa perioda, diharapkan dapa merepresenasikan kondisi nyaa (sau siklus produksi gula dengan kuanias pasokan yang relaif lebih berflukuaif karena musim giling dibandingkan dengan kuanias perminaan masyaraka yang relaif lebih sabil). Secara umum flukuasi kuanias pasokan selama empa perioda dan program inervensi pemerinah (dukungan dan sabilisasi ) dapa diliha pada Gambar IV.. 25

2 Sok pemerina h Impor Sok dari program dukunga n Sok unuk program sabilisa si max p 2 Min f p 2 p 3 erminaa n Nasional f p Max min Gambar IV. Flukuasi asokan Gula asir dan rogram Inervensi emerinah (Suopo, e al., 28) Konsumsi masyaraka direpresenasikan oleh kuanias perminaan konsumen unuk seiap wilayah dan seiap perioda. Kuanias konsumsi masyaraka relaif sabil dibandingkan dengan kuanias produksi sepanjang asumsi perioda yang digunakan. Menuru Arifin (28), ingka produksi gula pasir Indonesia pada ahun 29 diperkirakan sebesar 2,8 jua on, sedangkan ingka konsumsinya sebesar 4,85 jua on per ahun. Tabel IV. Gambaran Kondisi asokan-erminaan Wilayah dan 2 (Suopo, e al., 28) Wilayah Kons/rod erioda Wilayah roduksi Konsumsi roduksi Konsumsi Caaan: + menyaakan adanya produksi dan konsumsi Dalam sau negara direpresenasikan oleh dua wilayah produksi dan konsumsi dengan kuanias pasokan dan perminaannya. Wilayah adalah wilayah defisi pasokan, dimana oal kuanias pasokan secara regional kurang dari oal kuanias perminaan 26

3 sepanjang horizon waku sau ahun. adalah wilayah surplus pasokan, dimana secara keseluruhan oal pasokan melebihi oal perminaan secara regional. Kondisi kedua wilayah ersebu dapa digambarkan seperi pada Tabel IV.. Represenasi dua wilayah produksi dan konsumsi dalam peneliian ini diharapkan dapa menggambarkan kondisi nyaa kuanias pasokan-perminaan secara nasional. IV..2 Aliran Komodias dan Keseimbangan asokan-erminaan Surplus pasokan dalam suau wilayah dan perbedaan anarwilayah (dalam perioda yang sama) akan menyebabkan erjadinya aliran komodias sehingga mencapai kondisi keseimbangan pasokan-perminaan. Komodias mengalir dari wilayah surplus pasokan dengan rendah ke wilayah defisi pasokan dengan inggi. Aliran komodias juga erjadi dari pemerinah (sebagai benuk kebijakan inervensi) ke wilayah defisi pasokan (menjual komodias) aau dari wilayah surplus pasokan ke pemerinah (membeli komodias). Dengan oal kuanias pasokan (produksi) secara nasional kurang dari oal kuanias perminaan (konsumsi), maka akan erjadi juga aliran komodias dalam benuk impor pemerinah. Berdasarkan Tabel IV., pada perioda produksi gula raa-raa di kedua wilayah masih sediki. Wilayah dan 2 masih dalam kondisi defisi pasokan (produksi lebih kecil dari konsumsi). Aliran komodias kemungkinan erjadi dari pemerinah ke wilayah dan 2 dan aau aliran komodias dalam benuk impor pemerinah. ada perioda 2, wilayah masih defisi pasokan, wilayah 2 surplus pasokan. Toal pasokan (dari wilayah dan 2) melebihi oal perminaan. ada perioda ini memungkinkan erjadinya aliran komodias dari wilayah surplus pasokan ke wilayah defisi pasokan dan aau pemerinah, sera dari pemerinah ke wilayah. ada perioda 3 dan 4 masih ada sisa pasokan di kedua wilayah, eapi idak mencukupi perminaan nasional. Aliran komodias yang mungkin erjadi adalah dari pemerinah ke wilayah dan 2, dan dimungkinkan erjadi impor komodias pada perioda-perioda ini. Aliran komodias dan keseimbangan pasokan-perminaan dapa diliha pada Gambar IV.2 27

4 Awal Musim anen (erioda ) Akhir Musim anen (erioda 2) Awal Musim Tanam (erioda 3) Akhir Musim Tanam (erioda 4) Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah Wilayah emerinah emerinah emerinah emerinah Impor Impor Impor Gambar IV.2 Aliran Komodias dan Keseimbangan asokan-erminaan IV..3 Harga Keseimbangan dan Kebijakan Harga emerinah Harga pasokan adalah yang diawarkan oleh produsen pada ingka produksi erenu. Harga perminaan adalah yang dimina oleh konsumen pada ingka konsumsi erenu. Kuanias keseimbangan erbenuk akiba kuanias pasokan sama dengan kuanias perminaan. Harga yang dihasilkan dari keseimbangan pasokanperminaan ini disebu keseimbangan ( pasar). Keseimbangan ini ercapai karena erjadi aliran komodias dari wilayah surplus pasokan ke wilayah defisi pasokan dan aau ke pemerinah (inervensi pembelian pemerinah), sera dari pemerinah ke wilayah defisi pasokan (inervensi panjualan pemerinah). Dengan kondisi kuanias perminaan yang relaif lebih sabil dari kuanias pasokan, maka keseimbangan lebih dipengaruhi oleh kuanias pasokan. Dengan karakerisik perminaan obyek kajian (makanan pokok) bersifa sabil, yaiu kuaniasnya idak banyak dipengaruhi oleh perubahan (inelasis), maka persamaan keseimbangan lebih dienukan oleh persamaan pasokan. Harga pasokan komodias dienukan oleh kuanias pasokan dari produsen pada seiap wilayah dan seiap perioda erenu. erbedaan kuanias pasokan akan menyebabkan perbedaan dan flukuasi pasokan anarwilayah dan aau anarperioda (volailias ). Sesuai dengan hukum penawaran (pasokan), semakin banyak kuanias pasokan yang diawarkan, akan semakin jauh. Wilayah yang sepanjang empa perioda dalam kondisi defisi pasokan, akan mengalami inggi. Harga di wilayah 2 pada perioda 2 akan jauh karena surplus pasokan, semenara pada perioda, 3 dan 4 mengalami kenaikan karena defisi pasokan. 28

5 Jauhnya akiba surplus pasokan akan merugikan produsen. Sebaliknya naiknya akiba defisi pasokan akan merugikan konsumen. emerinah meneapkan besarnya price band sebagai benuk inervensi unuk melindungi produsen dan konsumen. Menuru Suopo, e al. (28), pemerinah memiliki dua insrumen dalam mengaasi masalah volailias dan keidakseimbangan pasokan-perminaan, yaiu program dukungan (price suppor program) dan program sabilisasi (price sabilizaion program). rogram dukungan dilakukan pemerinah pada saa erjadi surplus pasokan, dimana komodias jauh. emerinah mencegah erjadinya penjualan pada yang lebih rendah dengan meneapkan minimum (floor price). rogram ini dirancang unuk menjaga pada ingka yang lebih inggi dari pasar. Harga minimum ini akan melindungi produsen/peani dari jauhnya. rogram sabilisasi dilakukan pemerinah pada saa erjadi defisi pasokan (kuanias pasokan kurang dari kuanias perminaan), dimana komodias melonjak. Harga pasar akan meningka unuk mencapai keseimbangan. emerinah mencegah erjadinya penjualan dengan yang lebih inggi dengan meneapkan maksimum (ceiling price). rogram ini dirancang unuk menjaga pada ingka yang lebih rendah dari pasar. Harga maksimum ini akan melindungi konsumen dari melonjaknya. IV..4 Sakeholder dan Ukuran Kinerja Sesuai dengan aspek srukural, peneliian ini melibakan 3 sakeholder: produsen (wilayah dan 2), konsumen (wilayah dan 2), dan pemerinah. menjual sejumlah komodias (gula pasir) ke konsumen di masing-masing wilayah. emerinah membeli komodias dari produsen di wilayah 2, dan menjual aau menyalurkannya ke wilayah yang mengalami defisi pasokan. emerinah juga mengimpor komodias unuk menuupi kekurangan pasokan nasional. Ukuran kinerja dari model adalah maksimisasi oal benefi dari keiga sakeholder. Toal 29

6 benefi dihiung berdasarkan selisih anara pendapaan pada pasar bebas dan pasar inervensi masing-masing sakeholder. ada perioda 2 wilayah 2 mengalami surplus pasokan, sehingga pasar jauh. emerinah menginervensi dengan meneapkan minimum di wilayah ersebu. di wilayah dan pada perioda ersebu memperoleh benefi sebesar kuanias komodias yang dijualnya dikalikan dengan selisih inervensi ( minimum) dengan pasokan. ada perioda sampai 4 di wilayah, dan perioda, 3 dan 4 di wilayah 2, erjadi defisi pasokan. emerinah menginervensi dengan meneapkan maksimum di kedua wilayah dan pada perioda-perioda ersebu. memperoleh benefi sebesar kuanias komodias gula pasir yang dibelinya dikalikan dengan selisih pasar dengan dan anpa inervensi pemerinah. emerinah memperoleh pendapaan dari menjual komodias (gula pasir) ke wilayah defisi pasokan. emerinah mengeluarkan biaya dari pembelian komodias dari wilayah surplus pasokan dan impor. emerinah akan memperoleh benefi dari hasil penjualan komodias (inervensi pasokan) ke wilayah defisi pasokan dikalikan dengan inervensi, dikurangi dengan kuanias yang dibeli dari wilayah surplus pasokan dikalikan dengan inervensi, dikurangi dengan kuanias yang diimpor dikalikan dengan impor. erbedaan benefi dan kerugian yang diperoleh produsen, konsumen, dan pemerinah dapa diliha pada Tabel IV.2. Dari subsubbab IV.. sampai IV..4, gambaran sisem obyek kajian yang akan dielii dapa diliha pada Gambar IV.3. 3

7 Tabel IV.2 Benefi dan Kerugian,, dan emerinah Wilayah Sakeholder erioda Wilayah Menjual dengan lebih rendah dari Menjual dengan lebih rendah dari Menjual dengan lebih rendah dari emerinah emerinah Mendapakan lebih rendah dari enjualan komodias gula pasir (+) Menjual dengan lebih rendah dari Mendapakan lebih rendah dari enjualan komodias gula pasir (+) Mendapakan lebih rendah dari enjualan komodias gula pasir (+) Menjual dengan lebih inggi dari Mendapakan lebih inggi dari embelian komodias gula pasir (-) Caaan: (+) menyaakan benefi, (-) menyaakan kerugian Mendapakan lebih rendah dari enjualan komodias gula pasir (+) Menjual dengan lebih rendah dari Mendapakan lebih rendah dari enjualan komodias gula pasir (+) Menjual dengan lebih rendah dari Mendapakan lebih rendah dari enjualan komodias gula pasir (+) Menjual dengan lebih rendah dari Mendapakan lebih rendah dari enjualan komodias gula pasir (+) 3

8 Awal anen Akhir anen NEGARA Awal Tanam Akhirl Tanam Wilayah (asokan < erminaan) Aliran kelebihan pasokan dari wilayah 2 (asokan > erminaan) (pasokan) (perminaan) (pasokan) (perminaan) IV.2 IMOR Influence Diagram Kuanias impor emerinah Gambar IV.3 Gambaran Sisem Obyek Kajian Berdasarkan sisem obyek kajian yang elah dijelaskan, dapa disusun influence diagram. Influence diagram menggambarkan hubungan-hubungan pengaruh anara: (a) inpu-inpu dalam sisem dan komponen-komponennya, (b) komponen-komponen dalam sisem, dan (c) komponen-komponen dengan oupu-oupu (ukuran kinerja) sisem (Daellenbach, 994). Influence diagram ini digunakan unuk membanu dalam menyusun model maemaik. pembuaan influence diagram dapa diliha pada Gambar IV.4 Simbol-simbol yang digunakan dalam dikendalikan) (masukan yang idak dapa (masukan yang dapa dikendalikan) roses dalam sisem (keluaran sisem ukuran kinerja sisem) Gambar IV.4 Simbol-Simbol dalam Influence Diagram 32

9 Gambar IV.5 Influence Diagram Model Usulan Sisem obyek kajian dalam peneliian ini dapa digambarkan dalam benuk influence diagram seperi pada Gambar IV.5. IV.3 Formulasi Model Usulan Noasi yang digunakan dalam penyusunan model maemaik ini dapa diliha pada Tabel IV.3. Tabel IV.3 Noasi Model Indeks: m Wilayah asal dimana m = adalah pemerinah, m = 2 adalah wilayah 2 n Wilayah ujuan dimana n = adalah pemerinah, n = adalah wilayah, n = 2 adalah wilayah 2 erioda dimana = adalah perioda awal musim panen, = 2 adalah perioda akhir musim panen, = 3 adalah perioda awal musim anam, dan = 4 adalah perioda akhir musim anam arameer: a Konsana pasokan komodias b Elasisias pasokan free p Harga keseimbangan awal anpa inervensi pemerinah komodias wilayah m m perioda p impor Biaya impor komodias, Kuanias pasokan komodias gula pasir wilayah m aau n perioda s m s n (Berlanju ) 33

10 Tabel IV.3 (Lanjuan) d m, d n Kuanias perminaan komodias gula pasir wilayah m aau n perioda Sok awal pemerinah Variabel Kepuusan: Q Aliran komodias dari wilayah m ke wilayah n pada perioda, dimana: mn a Unuk m = 2, n = menyaakan aliran komodias dari wilayah 2 ke wilayah. b Unuk m = 2, n = menyaakan aliran komodias dari wilayah 2 ke pemerinah (program dukungan pemerinah). c Unuk m =, n = menyaakan aliran komodias dari pemerinah ke wilayah (program sabilisasi pemerinah). d Unuk m =, n = 2 menyaakan aliran komodias dari pemerinah ke wilayah 2 (program sabilisasi pemerinah). Q Kuanias impor komodias perioda impor Harga keseimbangan akhir wilayah m perioda seelah inervensi m pemerinah max Harga maksimum komodias gula pasir min Harga minimum komodias gula pasir prod TB Toal benefi produsen kons TB Toal benefi konsumen gov TB Toal benefi pemerinah IV.3. arameer Harga asokan, Keseimbangan, dan enenuan rice Band a Harga keseimbangan awal ( pasar anpa inervensi pemerinah) [ keseimbangan awal wilayah m perioda ] = [konsana ] [elasisias pasokan X kuanias pasokan wilayah m perioda ] p free m a b.. (IV.) s m b Harga keseimbangan akhir ( pasar seelah inervensi pemerinah) erubahan hanya dienukan oleh fungsi pasokan karena perminaan relaif sabil selama empa perioda pengamaan. Kuanias keseimbangan adalah kuanias dimana besarnya pasokan sama dengan perminaan. [ keseimbangan wilayah m perioda ] = [konsana pasokan] [elasisias pasokan X kuanias keseimbangan wilayah m perioda ] 34

11 c s m a b m Qnm Qmn.. (IV.2) n n Dari persamaan IV. dan IV.2, dapa diurunkan persamaan keseimbangan unuk wilayah dan 2 sebagai beriku: enenuan price band rice band dienukan berdasarkan keseimbangan akhir (program dukungan dan sabilisasi pemerinah) di kedua wilayah (Gambar IV.6). Wilayah (defisi) memiliki keseimbangan akhir yang lebih inggi daripada wilayah 2 (surplus). Harga keseimbangan erendah di wilayah dijadikan sebagai minimum (baas bawah) unuk kedua wilayah. Harga keseimbangan eringgi di wilayah 2 dijadikan sebagai maksimum (baas aas) unuk kedua wilayah. Dengan demikian, keseimbangan akhir (seelah ada operasi pasar pemerinah) akan berada dalam range minimum dan maksimum. ersamaan (IV.3) dan (IV.4) menyaakan formula penenuan price band S 4 S 3 S D S 2 p max min S 4 S 3 2 D S S 2 Q 4 Q 3 Q p Q 2 min Min, p2, p3, p4 Q Gambar IV.6 Mekanisme enenuan rice Band... (IV.3) max Max p2, p22, p23, p24... (IV.4) Q 24 Q 23 Q 2 Q 22 Q IV.3.2 Formulasi Fungsi Obyekif Fungsi obyekif peneliian ini adalah maksimisasi oal benefi sakeholder (produsen, konsumen, dan pemerinah) unuk seluruh wilayah (wilayah dan wilayah 2) dan 35

12 selama 4 perioda perhiungan (awal panen, akhir panen, awal anam, dan akhir anam) pada komodias gula pasir. a Toal benefi produsen mendapakan benefi dari program dukungan pemerinah pada saa surplus pasokan. Besarnya oal benefi yang diperoleh produsen dapa dinyaakan dalam persamaan (IV.5). TB prod min max m free m, s m... (IV.5) b Toal benefi konsumen mendapakan benefi dari program sabilisasi pemerinah pada saa erjadi defisi pasokan. Besarnya oal benefi yang diperoleh konsumen TB dapa dinyaakan dalam persamaan (IV.6). kons free max p m m max, d m... (IV.6) c Toal benefi pemerinah Dari program dukungan dan sabilisasi, pemerinah mendapakan oal TB benefi yang besarnya dapa dinyaakan dalam persamaan (IV.7). gov max impor impor min s d Q p Q... (IV.7) m m m d Toal benefi Toal benefi diperoleh dari penjumlahan persamaan IV.5 sampai dengan IV.7 dinyaakan dalam persamaan (IV.8). TB prod kons gov TB TB TB... (IV.8) e Formulasi fungsi obyekif Max TB... (IV.9) m m IV.3.3 Formulasi Fungsi embaas a embaas iner regional rade flows i Aliran komodias keluar wilayah (IV.): 36

13 c s d Qmn Max, ;... (IV.) m m n ii Aliran komodias masuk wilayah (IV.) dan (IV.2): ) Wilayah d s Q Q2 ;, 2, 3, 4... (IV.) 2) Q d s, ;, 2, 3, 4 2 Max m m... (IV.2) embaas Harga keseimbangan seelah program dukungan dan sabilisasi pemerinah berada pada kisaran baas minimum dan baas maksimum (IV.3) min max pm.. (IV.3) d embaas sok pemerinah Sok pemerinah perioda ( Q ) diperoleh dari kuanias sok perioda sebelumnya, ( Q ) dikurangi dengan kuanias yang dijual (program sabilisasi ), diambah kuanias pasokan yang dibeli (program dukungan ), Qm diambah dengan kuanias yang diimpor pada perioda yang sama, I Q (IV.4). e Q Q Q Q2 Q2 Q impor embaas nonnegaif Semua variabel kepuusan harus bernilai posiif (IV.5).... (IV.4) min max impor,,, Q, Q... (IV.5) m mn IV.4 Conoh Numerik Nilai parameer-parameer dan indeks yang digunakan dalam peneliian ini dapa diliha pada Tabel IV.2. Kuanias pasokan dan perminaan dalam penurunan model maemaik dapa diliha pada Tabel IV.3. Indeks dan parameer yang digunakan dalam peneliian ini dapaa diliha pada Tabel IV.4. 37

14 Tabel IV.4 arameer dan Indeks Model Indeks Nilai,..., 4 m,, 2 n,, 2 arameer: a (dalam IDR / uni) b,2 ;,25;,3 p impor 5,75 (dalam IDR / uni) Tabel IV.5 Kuanias asokan dan erminaan Selama 4 erioda (dalam uni) Toal d Wilayah 2 3 m s Wilayah 9 4 m Dari parameer-parameer yang digunakan dan daa pasokan-perminaan (Tabel IV.2 dan Tabel IV.3), dan berdasarkan pada langkah-langkah pemodelan maemaik di aas, maka pengolahan daa dapa dilakukan. 38

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT 2 Relasi LOGIK FUNGSI ND, FUNGSI OR, DN FUNGSI NOT Tujuan : Seelah mempelajari Relasi Logik diharapkan dapa,. Memahami auran-auran relasi logik unuk fungsi-fungsi dasar ND, OR dan fungsi dasar NOT 2. Memahami

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi.

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. PENGUJIAN HIPOTESIS 1. PENDAHULUAN Hipoesis Saisik : pernyaaan aau dugaan mengenai sau aau lebih populasi. Pengujian hipoesis berhubungan dengan penerimaan aau penolakan suau hipoesis. Kebenaran (benar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoriis 3.1.1. Analisis Penawaran Gula Model penawaran dan perminaan merupakan salah sau dari persamaan simulan. Penawaran dan perminaan secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

BAB II LA DASA TEORI

BAB II LA DASA TEORI 9 BAB II LA DASA TEORI.7 Daa Mining Yang dimaksud dengan Daa Mining adalah proses menghasilkan informasi yang valid, komprehensif, dan dapa diolah kembali dari daabase yang massive, dan menggunakannya

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Persediaan (Invenory) Persediaan didefinisikan sebagai barang jadi yang disimpan aau digunakan unuk dijual pada periode mendaang, yang dapa berbenuk bahan baku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang METODOLOGI Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di wilayah adminisrasi Koa Tangerang, Propinsi Banen. Proses peneliian dimulai dengan pengumpulan daa, analisis dan diakhiri dengan penyusunan laporan,

Lebih terperinci

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo l: l,' Benarkah Banuan Luar Negeri Berdampak Negaif erhadap Perumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo Hubungan anara huang luar negeri pemerinah dengan perumbuhan ekonomi dapa negaif aau posiif. Bagaimana

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 robabilias 2.1.1 Definisi robabilias adalah kemungkinan yang daa erjadi dalam suau erisiwa erenu. Definisi robabilias daa diliha dari iga macam endekaan, yaiu endekaan klasik,

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menentukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Studi Kasus PT. X)

Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menentukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Studi Kasus PT. X) Jurnal Gradien Vol.4 No. Juli 8 : 386-393 Analisis Penerapan Model Dinamik Dalam Menenukan Kebijakan Biaya Bahan Baku (Sudi Kasus PT. X) Sugandi Yahdin, Endro SC, Nova Desmala Jurusan Maemaika, Fakulas

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN 54 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian dilakukan di kabupaen Siubondo, Lumajang dan Jember di Jawa Timur. Pemilihan Jawa Timur dilakukan secara purposive dengan perimbangan bahwa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort 3 METODE PENELITIAN 3. Waku dan Tempa Peneliian Peneliian dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Agusus sampai Sepember 2008. Tempa yang dadikan obyek peneliian adalah Pelabuhan Perikanan Nusanara (PPN)

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci