ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI
|
|
- Widya Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku, semakin banyak pelanggan bus yang menunggu unuk dilayani dengan jumlah areal pemberangkaan yang erbaas akan mengakibakan erjadinya suau anrian. Hal ini juga erjadi di erminal. Dengan hanya erdapa sau erminal pemberangkaan sedangkan jumlah bus yang masuk erus menerus dan dalam jumlah yang banyak, menyebabkan erjadinya anrian yang panjang di erminal pemberangkaan. Sehingga aku yang diperlukan selama menganri sebelum dilayani di areal pem-berangkaan relaif lama. Tahap pelaksanaan peneliian dilakukan beruruan dimulai dari perumusan masalah, sudi lieraur, persiapan pelaksanaan survei, pengumpulan daa (daa primer dan daa sekunder), pengolahan daa, analisis daa dan pembahasan sera diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Kesimpulan mengenai karakerisik sisem anrian bus di erminal adalah sebagai beriku : () Lama menunggu unuk bus jurusan Malang Surabaya dalam sisemnya 55, 8659 meni dan unuk jurusan Malang Probolinggo / Jember / Banyu-angi 42,5532 meni semenara unuk jurusan Surabaya-Ma-lang- Bliar sebesar 63,29 meni. (2) Jumlah raa raa dalam anriannya unuk jurusan Malang Surabaya sebanyak 5 bus, Jurusan malang Probolinggo/ Jember/Banyuangi 4 bus dan unuk bus jurusan Surabaya Malang Bliar ada sebanyak 3 bus. Semenara jumlah raa raa bus dalam sisemnya, unuk jurusan Malang Sura-baya sebanyak 6 bus, dan jurusan Malang Probolinggo / Jember / Banyuangi sebanyak 5 bus sedangkan jurusan Surabaya Malang Bliar ada 4 bus. (3) Semenara keika areal pemberangkaan diubah menjadi dua, jumlah bus dalam sisemnya buah dengan aku unggu raa raa 4,333 meni unuk jurusan Malang Surabaya. Dan unuk jurusan Malang Probo-linggo/ jember/ Banyuangi ada bus dalam sisem dengan aku unggu raa raa 42,5532 meni. Kaa Kunci : anrian, pelanggan, area pemberangkaan Seiring dengan berkembangnya aku, Semakin banyak pelanggan (dalam hal ini bus) yang menunggu unuk dilayani dengan jumlah pelayan (areal pemberangkaan) yang erbaas akan mengakibakan erjadinya suau anrian. Hal ini juga erjadi di erminal. Dengan hanya erdapa sau erminal pemberangkaan sedangkan jumlah bus yang masuk erus - menerus dan dalam jumlah yang banyak, menyebabkan erjadinya anrian yang panjang di erminal pemberangkaan. Sehingga aku yang diperlukan selama menganri sebelum dilayani di areal pemberangkaan relaif lama. Teori Anrian adalah suau eori yang menyangku sudi maemais dari barisan-barisan penungguan. Pada dasarnya eori anrian (Queuing Theory) merupa-kan suau sudi yang berkaian dengan perancangan dan operasi dari sisem pelayanan Definisi Anrian Suau anrian dapa didefinisikan sebagai suau garis unggu dari sauan langganan yang memerlukan layanan dari sau aau lebih fasilias pelayanan. Terjadi- Seno Achmadi adalah Dosen Fakulas Teknik Indusri Insiu Teknologi Malang 53
2 54 TEKNO, Vol : 2, Sepember 2009, ISSN: nya anrian ini disebabkan adanya kebuuhan akan layanan melebihi kemampuan fasilias pelayanan (Morlok,985) yang perama kosong aau siap melayani, dari sejumlah empa pelayanan yang beroperasi pada sisem pelayanan ersebu. Karakerisik Sisem Anrian Dalam sisem anrian ada 4 karakerisik anrian yang harus dienukan unuk maramalkan variabel-variabel yang diperlukan yaiu : Disribusi Headay (aku anara) dari kedaangan lalu linas, Disribusi aku pelayanan, pola- pola yang erjadi mungkin konsan aau poisson, Jumlah saluran- saluran pelayanan. Disiplin anrian / pelayanan, yaiu kebijaksanaan dalam memilih konsumen aau pelanggan dari anrian unuk dilayani yang menenukan uruan pelayanan sauan lalu linas yang iba. Ada iga benuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan yaiu :. Sisem Anrian FIFO ( Firs In Firs Ou), yaiu sisem anrian dimana kendaraan aau orang yang masuk perama akan dilayani perama (keluar erlebih dahulu). 2. Sisem Anrian LIFO ( Las In Firs Ou), yaiu sisem anrian dimana kendaraan aau orang yang masuk erakhir akan dilayani erlebih dahulu, umumnya dipakai dalam sisem adminisrasi aau conainer. 3. Sisem Anrian FVFS ( Firs Srukur Kedaangan Sauan Penerima Pelayanan. Sau barisan dan sau fase pelayanan ( single chanel single phase). Sebagai conoh adalah seorang pelayan oko (unggal). Seorang ukang cukur, dan sebagainya. Secara skemais adalah sebagai beriku : Daang Keluar Gambar. Single Channel Single Phase 2. Sau barisan dan beberapa beberapafase pelayanan (single channel muli phase) Proses pelayanan merupakan uruan pekerjaan. Proses pelayanan semacam ini misalnya mengurus ijin usaha melalui beberapa orang pejaba pemerinah. Secara skemais dapa digambarkan sebagai beriku : Daang Keluar Gambar 2. Single Channel Muli Phase Vacan Firs Service), yaiu sis-3em Beberapa barisan dan sau fase anrian dimana keadaan kendaraan aau orang yang masuk akan dilayani di empa (server) yang kosong. ada prinsipnya pelayanan ( muli channel single phase) Sebagai conoh dari proses pelayanan seperi ini adalah pelayanan sama dengan FIFO, pembelian ike yang dilayani lebih namum sauan di dalam lalu linas diarahkan unuk lebih dulu dari sau loke, pelayanan poong rambu dimana erdapa lebih dari memasuki empa pelayanan sau ukang poong, pelayanan di
3 Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal 55 suau bank dimana ada beberapa loke. Secara skemais sebagai beriku : Daang Keluar kepada seorang kasir saja (single channel). Ada pula yang mempergunakan srukur campuran yang lain, misalnya pelayanan ( service) erhadap pengunjung rumah makan, dan lain sebagainya Seady Sae Gambar 3. Muli Channel Single Phase 4. Beberapa barisan dan beberapa fase pelayanan ( muli channel muli phase). Conoh dari srukur semacam ini adalah pelayanan kepada pasien di rumah saki. Di dalam rumah saki ersebu, beberapa peraa akan mendaangi pasien secara eraur dan memberikan pelayanan dengan koninu (sebagai suau uruan pekerjaan).skemanya sebagai beriku : Daang Keluar Gambar 4. Muli Channel Muli Phase 5. Campuran Srukur campuran ini adalah merupakan campuran dari dua aau lebih srukur fasilias pelayanan ersebu di aas. Srukur ini dipergunakan misalnya oleh oko oko besar, dimana ada beberapa pelayan oko yang melayani pembeli ( muli channel), namun pembayaran hanya Jika suau sisem anrian elah mulai berjalan, keadaan sisem (jumlah uni dalam sisem) akan sanga dipengaruhi oleh sae (keadaan) aal dan aku yang elah dilalui. Dalam keadaan seperi ini, sisem dikaakan dalam kondisi ransien. Teapi, semakin lama keadaan sisem akan independen erhadap sae aal ersebu, dan erhadap aku yang dilaluinya. Keadaan sisem seperi ini dikaakan dalam kondisi seady sae. Teori anrian cenderung memusakan pada kondisi seady sae, sebab kondisi ransien lebih sukar dianalisis. Noasi noasi beriku ini digunakan unuk sisem dalam kondisi seady sae : Pn E(n) E(n) E(T) E(T) : kemungkinan baha epa ada n calling uni dalam sisem anrian : ekspekasi panjang anrian : ekspekasi panjang garis : ekspekasi aku menunggu dalam sisem : ekspekasi aku menunggu dalam anrian Diasumsikan baha λn adalah konsan unuk semua n sehingga cukup diulis λ. Maka dalam proses anrian yang seady sae didapa : E n E(T) E n E(T)
4 56 TEKNO, Vol : 2, Sepember 2009, ISSN: sekarang diasumsikan baha seady sae unuk P n ini bisa didapa dengan 2 pendekaan, yaiu : aku pelayanan raa raa adalah konsan unuk semua n sehingga cukup diulis sebagai. Dengan menyelesaikan Pn dalam kasus ransien dengan, maka : 2. Dengan meneapkan E(T) E T dpn 0 d dikalikan dengan λ, didapa : E n E n. Jika sisem anrian elah mencapai kondisi seady sae, maka probabilias P menjadi konsan dan n independen erhadap aku. Solusi Rumus rumus eori anrian Hubungan anrian pada sasiun unggal dengan kedaangan poisson dan aku pelayanan eksponensial unuk berbagai kondisi eap dapa diliha pada abel beriku ini. Tabel. Rumus-rumus Teori Anrian.No Model Anrian Deskripsi Model. n p n E(n) 2 2 q n E(T) E(T) : Jumlah kendaraan (bus) yang iba : Jumlah kendaraan (bus) yang dilayani : p n kemungkinan erdapanya epa n kendaran dalam sisem E(n) jumlah raa raa kendaraan dalam sisem q : panjang anrian raa raa E(T): aku raa raa yang digunakan dalam sisem E(T): aku raa raa dalam anrian : Inensias lalu linas fakor pemakaian Sumber : Penganar Teknik dan Perencanaan Transporasi, Edard K Morlok METODE Tahap pelaksanaan peneliian dilakukan beruruan dimulai dari perumusan masalah, sudi lieraur, persiapan pelaksanaan survei, pengumpulan daa (daa primer dan daa sekunder), pengolahan daa, analisis daa dan pembahasan sera diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Pengambilan daa primer berupa aku kedaangan bus di
5 Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal 57 erminal Arojasari, aku masuk dan keluar areal parkir bus, dan aku berangka ermasuk jumlah penumpang yang urun dan naik bus sera aku pelayanan unuk menaikkan penumpang. Pengumpulan daa ini dilakukan dengan meode seiap bus yang lea dicaa pla nomor, nama bus dan aku bus ersebu meleai iik yang dienukan oleh surveyor. Alokasi aku survei dilakukan dengan mengambil daa 6 hari (kecuali hari juma). Ala survei yang digunakan adalah sop ach (unuk mengukur aku bus meleai iik yang dienukan). Survei Pendahuluan Survei pendahuluan adalah survei yang dilakukan di lokasi peneliian yang berupa pengamaan visual dengan meliha secara langsung kondisi yang ada sera pengumpulan informasi melalui inervie kepada pihak pihak erkai, sebelum dilakukan survei lebih lanju unuk pengambilan daa primer. Hal ini dimaksudkan unuk : () Mengeahui keadaan di lapangan, (2) Menenukan meode survei yang cocok di lapangan (3) Memperhiungkan kebuuhan enaga survey, dan (4) Menenukan aku dan hari survei Pengumpulan Daa Daa yang diperlukan unuk ahap analisis adalah daa yang berupa daa primer (melalui pengamaan langsung) dan daa sekunder (di dapa melalui inervie pihak pihak erkai) Tiik Tiik Surveyor Adapun iik iik yang dienukan oleh penulis unuk pengambilan daa adalah sebagai beriku :. Pinu masuk bus di erminal 2. Sheler bus 3. Ruang unggu bus unuk menaikkan penumpang. Ada iga iik ruang unggu yang dienukan oleh penulis yaiu ruang unggu unuk bus jurusan Malang Surabaya, ruang unggu bus jurusan Malang Probolinggo, Jember, dan Banyuangi, sera ruang unggu bus jurusan Surabaya Malang Bliar. 4. Pinu keluar bus di erminal Semenara aku pelayanan unuk masing masing bus dihiung mulai bus ersebu meleai sheler bus sampai meleai pinu keluar erminal yang sudah dienukan oleh penulis. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakerisik sisem anrian bus jurusan Malang Surabaya Tingka kedaangan ( ) jumlah bus yang masuk erminal oal aku peneliian 2 0,293 bus per meni 720 Tingka pelayanan ( ) jumlah bus yang menerima layanan oal aku di areal pemberangkaan 2 0,30 bus per meni 678,55 Peluang masa sibuk (ρ) 0,293 0,30 0,9424
6 58 TEKNO, Vol : 2, Sepember 2009, ISSN: Jumlah raa raa bus dalam sisem E (n) 0, 293 0,30 0, 293 6,3743 bus 6 bus 2. Jumlah raa raa bus dalam anrian E (n) 0, 293 0, 293 0,30 0,30 0, 293 5,4344 bus 5 bus 3. Waku menunggu raa raa dalam sisem E(T) 0,30 0, ,8659 meni 4. Waku menunggu raa raa dalam anrian E(T) 0, 293 0,30 0,30 0, ,659 meni Karakerisik sisem anrian bus jurusan Malang _ Probolinggo /Jember/Banyuangi Tingka kedaangan ( ) jumlah bus yang masuk erminal oal aku peneliian ,67 bus per meni Tingka pelayanan ( ) jumlah bus yang menerima layanan oal aku di areal pemberangkaan ,3333 0,402 bus per meni Peluang masa sibuk (ρ) 0,67 0,402 0,8324. Jumlah raa raa bus dalam sisem E (n) 0,67 0,402 0,67 4,9660 bus 5 bus 2. Jumlah raa raa bus dalam anrian E (n) 0,67 0,67 0,402 0,402 0,67 4,337 bus 4 bus 3. Waku menunggu raa raa dalam sisem E(T) 0,402 0,67 42,5532 meni 4. aku menunggu raa raa dalam anrian E(T) 0,67 0,402 0,402 0,67 35,423 meni
7 Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal 59 Karakerisik sisem anrian bus jurusan Surabaya Malang-Bliar Tingka kedaangan ( ) jumlah bus yang masuk erminal oal aku peneliian 42 0,0583 bus per meni 720 Tingka pelayanan ( ) jumlah bus yang menerima layanan oal aku di areal pemberangkaan 42 0,074 bus per meni Peluang masa sibuk (ρ) 0,0583 0,074 0,7872. Jumlah raa raa bus dalam sisem E (n) 0, 074 3,6899 bus 4 bus 2. Jumlah raa raa bus dalam anrian E (n) 0,0583 0,0583 0, 074 0, 074 2,9047 bus 3 bus 3. Waku menunggu raa raa dalam sisem E(T) 0, ,29 meni 4. aku menunggu raa raa dalam anrian E(T) 0,0583 0, 074 0, ,8228 meni Tabel 2. Karakerisik sisem anrian bus di erminal Malang Malang Surabaya Malang Probolinggo / Jember/Banyuangi c c 2 c c 2 Surabaya Malang - Bliar Peluang masa 94,24% 30,9% 83,24% 24,46% 78,72% sibuk E(n) (bus) E(n) (bus) E(T)(meni) 55,8659 4,333 42,5532 8, ,29 E(T)(meni) 52,659 0,979 35,423, ,8228 Dari abel 2 diaas, didapakan hasil baha peluang masa sibuk unuk bus jurusan Malang Surabaya adalah sebesar 94,24%. Hal ini menunjukkan baha erminal pemberangkaan bus jurusan malang Surabaya ini hampir idak pernah menganggur.aau dengan kaa lain peluang menganggurnya kecil sekali yaiu hanya sebesar 5,76%. Berari selalu ada bus yang menganri unuk dilayani dalam menaikkan penumpang. Dan dari perhiungan diaas juga didapakan jumlah bus yang menganri juga relaif besar yaiu sebanyak 5 bus
8 60 TEKNO, Vol : 2, Sepember 2009, ISSN: dengan aku raa raa sebesar 52,659 meni. Selain iu juga dari abel diaas dapa dikeahui baha bus yang menunggu di dalam sisem (dalam hal ini ermasuk yang menunggu dalam anrian) adalah sebanyak 6 bus dengan aku raa raa dalam sisem adalah sebesar 55,8695 meni. Semenara keika diasumsikan menjadikan erminal pemberangkaan bus unuk jurusan Malang Surabaya menjadi 2(dua) empa, didapakan hasil yang sanga berbeda dengan hasil sebelumnya (keika erminal pembe - rangkaan hanya sau). Seperi misalnya unuk peluang masa sibuk erminal pemberangkaan yang sebelumnya mencapai 94, 24% bisa berkurang menjadi hanya 30,9%. Arinya peluang menganggurnya lebih besar yaiu 69,8%. Sedangkan unuk bus yang menunggu di dalam sisem hanya erdapa bus dengan aku raa raa dalam sisem sebesar 4,333 meni, yang jika dibandingkan hasil ini dengan sebelumnya ada pengurangan yang cukup signifikan. Begiupun dengan jumlah raa raa bus yang menunggu dalam anrian. Seelah diasumsikan menjadikan erminal pemberangkaan bus jurusan Malang Surabaya menjadi dua, bus yang menunggu dilayani dalam anrian ini menjadi 0 bus. Arinya, seiap bus jurusan Malang Surabaya yang daang ke erminal bisa langsung masuk erminal pemberangkaan (unuk menaikkan penumpang) anpa harus menganri lama. Dan unuk aku raa raa dalam anrian menjadi 0,979 meni. Unuk bus jurusan Malang Probolinggo / Jember / Banyuangi dari abel diaas bisa didapakan baha peluang masa sibuk erminal pemberangkaan unuk bus jurusan ini adalah sebesar 83,24%. Aau bisa dikaakan juga peluang menganggurnya 6,76%. Dan dari perhiungan sebelumnya juga didapa bus yang menunggu dilayani dalam anrian adalah sebanyak 4 buah bus dengan jumlah aku raa raa dalam anrian sebesar 35,423 meni. Dan banyaknya bus jurusan ini dalam sisem adalah sejumlah 5 bus dengan aku raa raa dalam sisemnya 42,55 meni. Sedangkan keika diasumsikan sama dengan bus jurusan Malang Surabaya, yaiu diambah unuk jumlah erminal pemberangkaannya, didapakan hasil yang relaif lebih kecil dari sebelumnya. Misalnya unuk peluang masa sibuk erminal pemberangkaan bus jurusan Malang probolinggo/ Jember/Banyuangi ini menjadi 24,46% yang sebelumnya mencapai 83,24%. Arinya peluang menganggurnya juga lebih besar dibandingkan sebelumnya yaiu 75,54%. Begiu juga dengan jumlah bus yang menunggu dalam anrian berkurang menjadi 0 dengan aku raa raa dalam anrian (sebelum dilayani di eminal pemberangkaan) adalah sebesar,4942 meni. Aau bisa dikaakan juga, seiap bus jurusan Malang Probolinggo/ Jember/ Banyuangi yang daang bisa langsung dilayani (menaikkan penumpang) di erminal pemberangkaan. Dan dari abel diaas, dapa diliha juga baha banyaknya bus jurusan ini dalam sisem adalah dengan aku raa raa dalam sisemnya selama 8,6269 meni. Sedangkan unuk bus jurusan Surabaya - Malang Bliar dari abel di aas, periode masa sibuk-
9 Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal 6 nya adalah 78,72% dengan peluang menganggurnya 2,28%. Dan jumlah raa raa bus jurusan ini dalam anriannya adalah sebanyak 3 bus dengan aku raa raa 49,8228 meni. Dan unuk jumlah raa raa bus jurusan Surabaya Malang Bliar dalam sisem adalah sebesar 4 bus dengan aku raa raanya (dalam sisem) 63,29 meni. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari perhiungan dapa diambil suau kesimpulan mengenai karakerisik sisem anrian bus di erminal seperi beriku :. Lama menunggu unuk bus jurusan Malang Surabaya dalam sisemnya 55, 8659 meni dan unuk jurusan Malang Probolinggo / Jember / Banyuangi 42,5532 meni semenara unuk jurusan Surabaya-Malang-Bliar sebesar 63,29 meni. 2. Jumlah raa raa dalam anriannya unuk jurusan Malang Surabaya sebanyak 5 bus, Jurusan malang Probolinggo/ Jember/Banyuangi 4 bus dan unuk bus jurusan Surabaya Malang Bliar ada sebanyak 3 bus. Semenara jumlah raa raa bus dalam sisemnya, unuk jurusan Malang Surabaya sebanyak 6 bus, dan jurusan Malang Probolinggo / Jember / Banyuangi sebanyak 5 bus sedangkan jurusan Surabaya Malang Bliar ada 4 bus. 3. Semenara keika areal pemberangkaan diubah menjadi dua, jumlah bus dalam sisemnya buah dengan aku unggu raa raa 4,333 meni unuk jurusan Malang Surabaya. Dan unuk jurusan Malang Probolinggo/ jember/ Banyuangi ada bus dalam sisem dengan aku unggu raa raa 42,5532 meni. DAFTAR PUSTAKA Dimyai, Tjuju Tarliah dan Ahmad Dimyai Operaion Research: Model Model Pengambilan Kepuusan. Bandung : PT Sinar Baru Algesindo. Gross, Donald dan Carl M Harris Fundamenal of Queueing Theory. Canada: John Wiley and Sons Inc. Morlok, Edard K.978. Penganar Teknik dan Perencanaan Transporasi. Jakara: Erlangga. Morlok, Edard K.985. Penganar Teknik dan Perencanaan Transporasi.Jakara: Erlangga. Pangesu, Subagyo.983. Dasar Dasar Operaion Research. Yogyakara: BPFE Shamblin, James E dan G.T Sevens, Jr Operaion Research : A Fundamenal Aprroach. Ne York: Mc Gra- Hill Inc. Siagian, P.987. Peneliian Operasional Teori dan Prakek. Jakara: Universias Indonesia Press. Siegel, Sidney.990. Saisik Non Paramerik Unuk Ilmu Ilmu Sosial. Jakara: PT Gramedia. Suprano, Johannes.997. Rise Operasi Unuk Pengambilan Kepuusan.Jakara: Universias Indonesia Press.
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciBAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan
BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciIII. PEMODELAN HARGA PENGGUNAAN INTERNET
8 III EMODELAN HARGA ENGGUNAAN INTERNET 3 Asumsi dan Model ada peneliian ini diperhaikan beberapa asumsi yaiu sebagai beriku: Waku anarkedaangan menyebar eksponensial dengan raaan λ - (laju kedaangan adalah
Lebih terperinciPeramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis
JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciPerancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing
Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN NUMERIK
BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK Dengan memperhaikan fungsi sebaran peluang berahan dari masingmasing sebaran klaim, sebagai mana diulis pada persamaan (3.45), (3.70) dan (3.90), perhiungan numerik idak mudah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.
PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk
Lebih terperinciANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)
hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciPENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)
PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciFaradina GERAK LURUS BERATURAN
GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN
PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciPENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika 24 PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D3 Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciRANK DARI MATRIKS ATAS RING
Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperincix 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.
Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki
Lebih terperinciBAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF
BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI
Seminar Nasional Informaika PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI Evri Ekadiansyah Program Sudi D Manajemen Informaika, STMIK Poensi Uama evrie9@gmail.com
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciBAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF
BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X
USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan
Lebih terperinci(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF
Seminar Nasional Saisika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF Gumgum Darmawan, Sri Mulyani S Saf Pengajar Jurusan Saisika FMIPA UNPAD
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI
7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciPENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN
M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak
Lebih terperinciPERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1
PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciPenduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar
Kumpulan Makalah Seminar Semiraa 013 Fakulas MIPA Universias Lampung Penduga Daa Pada Rancangan Bujur Sangkar Lain Dasar Idhia Sriliana Jurusan Maemaika FMIPA UNIB E-mail: aha_muflih@yahoo.co.id Absrak.
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina
Lebih terperinciPENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)
B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI
ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah
37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah
Lebih terperinciPEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*
PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor
Lebih terperinciBab 2 Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini
Lebih terperinciProyeksi Penduduk Provinsi Riau Menggunakan Metode Campuran
Saisika, Vol. 10 No. 2, 129 138 Nopember 2010 Proyeksi Penduduk Provinsi Riau 2010-2015 Menggunakan Meode Campuran Ari Budi Uomo, Yaya Karyana, Tei Sofia Yani Program Sudi Saisika, Universias Islam Bandung
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan
Lebih terperinciAnalisis Model dan Contoh Numerik
Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING
Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
Lebih terperinciAPLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND
APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel
BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah
Lebih terperinciBAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt
BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)
Lebih terperinciMODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)
Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran
Lebih terperinciSekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN
Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,
Lebih terperinciVARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,
Lebih terperinciJurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah
Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil
Lebih terperinci