BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL"

Transkripsi

1 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL Alaan uama yang menaik dai pengendalian au mauk modal adalah unuk menahan au mauk modal yang anga bea, menghindai apeiai ingka nilai uka iil (eal exchange ae), bia ehadap uku kewajiban ekenal menuju ekuia jangka panjang, dan membangun uang unuk pegeakan kebijakan monee (bekaian dengan RER) Ringkanya, emua ujuan eebu dapa diwujudkan melalui pebedaan ingka uku bunga inenaional yang bea, euama ekuia bejangka pendek, anpa mendoong au mauk modal Rancangan kebijakan eing mengambil benuk dai uau au mauk pajak, aau bebeapa macam biaya mauk Pada uau lingkungan yang anga bebeda, pengendalian modal juga digunakan ebagai peahanan menghadapi pelaian modal, yaiu dengan meneapkan uau kebijakan beupa pajak kelua Bebeapa jeni pengendalian modal digunakan oleh banyak negaa epanjang ahun eakhi dapa dijadikan ebagai biaya-biaya anaki kelua dan mauk Unemuneaed Reeve Requiemen (URR) dieapkan oleh Chili ejak 99, Colombia ejak 993 dan Malayia ejak 994, juga ejadi pada Spanyol ahun 989 dan Thailand pada Bea (pajak) mauk dipekenalkan peama kali di Bazil ahun dan Malayia ahun 994 Lebih peifik, penuli akan mengamai akiba dai pengendalian modal unuk menguku poeni makimum dai penenuan pebedaan uku bunga dengan mempeimbangkan biaya mauk inveai yang dibebankan kepada inveo aing Hal ini dapa mempengauhi inveai meeka dalam keadaan ekonomi yang idak menenu dan bagian dai poe opimai dinamik yang mempehiungkan biaya mauk ebagai poe okaik eiing dengan pebedaan ingka uku bunga 3

2 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 4 Model edehana dai keadaan abiae dan pebedaan uku bunga dapa dikelompokkan bedaakan kau inveai dan mengaumikan bahwa uku bunga negaa peneima (domeik) mengikui poe okaik 3 Model Pofolio dengan Biaya Inveai Model pofolio dengan biaya inveai akan dimodelkan dalam membenuk pofolio anaa ae beeiko epei aham dan ae idak beeiko epei abungan di bank Mialkan inveo aing mempunyai ejumlah uang (modal) yang akan diinveaikan ebea V di negaa peneima (domeik) Pofolio inveai yang dilakukan meupakan kombinai linie dai ae beeiko dan ae idak beeiko Mialkan inveo aing hanya mempunyai pofolio dalam benuk aham, S, dan abungan di bank, B, pada aa dengan popoi maing-maing m dan -m Nilai kekayaan (wealh) dipengauhi oleh keadaan paa dengan koefiien h Inveo aing mempehaikan biaya inveai, k, yang dikenakan pada eiap anaki yang dieapkan oleh negaa peneima (domeik) pada aa menanamkan modalnya Saegi yang digunakan adalah meminimalkan indek pefomani aau fungi ongko Sebaliknya, negaa peneima (domeik) akan memakimalkan indek pefomani aau fungi ongko melalui biaya inveai yang dikenakan kepada inveo aing upaya idak ejadi au mauk modal dalam jumlah bea Peubahan haga aham dinyaakan ebagai Δ S = S ( h ) ainya apabila h nilainya lebih bea dai maka haga aham naik dan lebih kecil dai maka haga aham uun Pada aa, popoi pada pofolio yang digunakan pada aham ebea V = mv edangkan pada aa +d, nilai inveai menjadi V = + ( hm ) V Dengan demikian, pada aa +, modal yang dipelukan adalah ebea S B V+ = V+ + V+ = + m h k V Akibanya, peamaan dinamik deeminiik unuk inveai (ae) dinyaakan ebagai beiku V+ = + m h k V (3)

3 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 5 Mialkan u ebagai vaiabel konol kebijakan unuk mengopimalkan biaya inveai (k) dan popoi diaumikan elalu eap unuk eiap maka peamaan (3) dipeoleh V+ = + m h V + BU (3) ds Haga aham mengikui geak Bown ehingga = h μd+ dw Dengan S μ dan maing-maing adalah mean dan volailia dai ae of eun aham Akibanya, peamaan dinamik okaik unuk inveai (ae) dinyaakan ebagai beiku ( μ ) V = V + m d + + dw V kv ( μ ) = + m d V kv + mvdw (33) aau dengan popoi pofolio diaumikan elalu eap unuk eiap ehingga peamaan (33) menjadi dv = mμv d + BU d + mv dw (34) 3 Fungi Objekif aau Indek Pefomani Fungi uilia yang digunakan pada uga akhi ini adalah CRRA (Conan Relaive Rik Aveion) yang didapakan dai penuunan HARA (Hypebolic Abolue Rik Aveion) uiliy funcion, yang bia diulikan dalam benuk γ γ βv βv π () v =, > dengan β > dan γ Є R\{,} γ γ γ CRRA meupakan fungi uilia kaena fungi naik dan konkaf π: R [-, ) ehingga himpunan D={v Є R: π (v)>- } ebagai domain dai π, ak koong Aumikan bahwa π difeeniabel dua kali dan koninu Dengan menggunakan fungi uilia CRRA bia dipaikan bahwa nilai dai inveai idak bia benilai negaif Hal ini yang menjadikan fungi uilia kuadaik dan ekponenial kuang cocok unuk digunakan dalam lieau keuangan Menuu Moin (968), fungi uilia CRRA meupakan kepuuan yang opimal dalam pofolio kaena fungi

4 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 6 yang beba ehadap waku, kekayaan, dan kepuuan konumi Dengan demikian, jumlah yang opimal elama memegang ae beeiko pada aa dibeikan oleh fungi uilia CRRA, yaiu π () v = B μ μ V() ( γ) ( ) (35) dimana μ dan maing-maing adalah mean dan volailia ae of eun dai ae beeiko dan μ B adalah mean ae of eun dai ae ak beeiko Peamaan (35) menjadi fungi uilia aau yang bia juga diebu fungi objekif yang akan diminimumkan oleh negaa peneima (domeik) eelah fungi eebu dikenakan dengan biaya inveai yang dikenakan oleh negaa peneima (domeik) unuk eiap anaki yang dibebankan kepada inveo aing Dalam pemaalahan pemilihan pofolio bedaakan mean dan vaiani dan fungi uilia dapa dieleaikan dengan menggunakan eknik penyeleaian pemaalahan konol opimal okaik linie quadaik Dengan menggunakan benuk umum dai fungi objekif dai LQR (Linie Quadaic Regulao) pada peamaan (54), maka peamaan (35) menjadi N ' ' ' N N N (36) = JU = VQV+ UOU + VSV μ μ = + + ( γ) ( ) N B V OU SNVN (37) = Dengan unu okaik pada iem dinamiknya maka analiinya akan menggunakan okaik LQR (Linie Quadaic Regulao) dalam koninu Benuk fungi objekif (36) menjadi N J ( U) = E V QV + U RU d+ V S V ' ' ' N N N E μ μ = ( ) V + OU d + V S γ B N N N (38)

5 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 7 Fungi objekif aau indek pefomani pada peamaan (37) dan (38) meupakan fungi biaya (co) dai inveo aing yang akan diminimumkan maka unuk negaa domeik fungi objekif aau indek pefomani eebu akan dimakimumkan Dengan demikian, peamaan (37) dan (38) menjadi μ μ JU = V OU SV ( γ) ( ) N B N N (39) = dan B JU E N μ μ = N N ( ) V OU d SV (3) γ 33 Kau Inveai idak Dipepanjang (No- Reinve) Kau inveai menyaakan bahwa eoang inveo aing idak dapa menanamkan modalnya di negaa lain, apabila ia udah menginveaikan modalnya di negaa peneima (domeik) Pebedaan beanya uku bunga inenaional dan domeik mempengauhi kepuuan yang diambil oleh eoang inveo aing Bank enal dai negaa peneima membua uau model unuk kau inveai eebu Model yang digunakan pada kau ini adalah ebagai beiku Vρd ρ d E dv ρ = ( ) + [ ] (3) Peamaan (3) menyaakan bahwa biaya yang dikeluakan unuk inveai di negaa aing ama dengan oal dai pebedaan uku bunga dan ekpekai eun dai modal yang elah diinveaikan dalam elang waku Keika uku bunga domeik beada di dalam baa (R,) mengikui geak Bown anpa paamee dif yaiu dimana dρ = dw, (3) dw adalah geak bown Dengan menggunakan Lemma Io, ebuki bahwa '' E[ dvρ] = V d ρ (33)

6 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 8 buki: dw adalah geak bown dengan dw = Y d, Y N(,) Pehaikan fungi dengan peubah acak V =V ρ, dengan memanfaakan dee Taylo pada V, yaiu V V dv = dρ+ d ρ ρ ( ρ) (34) ubiui dρ pada peamaan (3) ke dv pada peamaan (34) menjadi V V dv = dw + dw ρ ρ ( ) ( ) (35) Suku dengan ode d > nilainya elalu kecil ehingga hanya diambil uku dengan ode d Maka uku dw pada ua kanan dai peamaan (35) menjadi dw = Y d Y d (36) Maka ubiui peamaan (36) ke peamaan (35) menjadi V = + ρ dv dw Y d V dengan Y N(,) ρ (37) Bedaakan ifa bahwa E( dw ) = dan menginga bahwa Y bediibui nomal ehingga Y bediibui chiquae dengan meannya adalah ehingga peamaan (37) menjadi E '' ( dv ) E V Y d ρ = ρ = '' V d ρ (38) Dengan demikian, peamaan (38) membukikan peamaan (33) Dengan menubiuikan peamaan (33) ke peamaan (3) dipeoleh ' '' V ρ = ρ + V ρ, (39) dimana C dan C adalah konana yang dienukan dai kondii yaa baa V R = k dan V = ' V = dan V = ' R

7 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 9 Solui dai peamaan (39) adalah ρ ρ ρ Vρ = + C e + Ce (3) Dai keempa yaa diaa dan peamaan (3), dipeoleh peamaan ak linie beiku ini R R R Ce Ce k, + + = (3) Ce Ce, + + = (3) R R Ce Ce =, (33) Ce Ce =, (34) dengan ubiui peamaan (33) ke peamaan (34) dipeoleh R R =, C e e C e e dan menubiuikan peamaan (3) ke peamaan (3) dipeoleh (35) R R R k + C e e = C e e, dengan ubiui peamaan (35) ke peamaan (36) dipeoleh C R k = e e R R k C = e e R, (36) (37) (38)

8 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 3 Dengan ubiui (37) dan (38) ke peamaan (35) dan (36) dipeoleh R R k R k R R + e + e = k, R R e e e e (39) R R k k + e + e = R R e e e e (33) Conoh: Aumikan uku bunga inenaional () ebea 6% pe ahunnya Biaya inveai k ebea $57 pe dola dan volailia ebea % pe ahun Maka dai peamaan (39) dan (33) dipeoleh R= 749% dan = 473% Sehingga makimum pebedaan uku bunga (inee ae diff) yang baik adalah 49% Dengan mengaumikan bahwa uku bunga domeik begeak mengikui geak Bown Aimaik, namun aumi eebu maih membeikan bebeapa kekuangan ehingga idak mendekai kau inveai pada kenyaaanya Bebeapa kekuangannya, yaiu: Tidak ada yang dapa menjaga uku bunga (ρ) aga idak benilai negaif, ehingga model ini anga idak cocok unuk pegeakan aham Mean dan volailia dai peubahan dola adalah aling beba pada ingka haga aham Pada pakeknya, jika aham belipa ganda maka inveo aing kan menghaapkan bahwa ekpekai dan anda deviai dola dai pengembalian akan belipa ganda Dengan demikian, penuli idak menggunakan kau no-einve ebagai pembahaan elanjunya

9 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 3 34 Kau Inveai dengan Pepanjangan (Reinve) Keika inveo aing memungkinkan unuk menanamkan modalnya elain di negaa peneima (domeik), maka fungi V(ρ) akan memenuhi peamaan beiku ( ρ) ρ ( ρ ) V d = d + E ( dv ) (33) ρ Suku bunga domeik mengikui poe okaik Onein-Uhlenbeck dengan haapan uku bunga domeik akan menuju nilai ρ Maka uku bunga domeik memenuhi peamaan difeenial okaik epei pada peamaan (9) Dengan menggunakan Lemma Io dapa dibukikan bahwa ' '' E( dvρ ) = ω( ρ ρ) V d + V d (33) ρ ρ buki: dw adalah geak bown dengan Pehaikan fungi dengan peubah acak: V pada V V V dv = d + d dw = Y d, Y N(,) = V ρ dengan memanfaakan dee Taylo ρ ( ρ) ρ ρ (333) ubiui dρ pada peamaan (39) ke dv pada peamaan (333) menjadi V ( ) V dv = ω ρ ρ d + dw + ω ρ ρ d + dw ρ ρ (334) Suku dengan ode d > nilainya elalu kecil ehingga hanya diambil uku dengan ode d Maka uku menggunakan peamaan (39) menjadi dw pada ua kanan dai peamaan (334) dan dengan ( dρ) = ω( ρ ρ) d+ dw 3/ = ω ρ ρ d + d ω ρ ρ Y + Y d Y d (335)

10 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 3 Subiui peamaan (335) ke peamaan (334) dipeoleh ( ) V V V dv = ω ρ ρ + Y d dw + dengan Y N(,) (336) ρ ρ ρ Bedaakan ifa bahwa E( dw ) = dan menginga bahwa Y bediibui nomal ehingga Y bediibui chiquae dengan meannya adalah ehingga peamaan (336) menjadi ' '' E ( dvρ) = E Vρω( ρ ρ) d + E Vρ ( Y d ) V ' '' ( ρd Vρ d) = ω ρ ρ + Dengan demikian, peamaan (337) membukikan peamaan (33) (337) Sehingga dai peamaan (33) diubiuikan ke peamaan (33) menjadi ' '' ρ V = ρ + ω ρ ρ Vρ + V, (338) ρ dengan kondii baa epei kau no e-invemen yaiu = k dan V = VR V = dan ' R ρ V = ' Salah aunya unuk mencai oluinya melalui pendekaan diki yaiu poe binomial pada peamaan (33) Mialkan ineval waku, τ dan pegeakan uku bunga ebea ε Δ ρ = + { ε ε Suku bunga naik epanjang ε dengan peluang p ρ edangkan uku bunga uun ω( ρ ρ) τ epanjang ε dengan peluang (- p ρ ) dimana p ρ = + dan ε = τ, ε Dengan menggunakan pendekaan poe Binomial, maka peamaan (338) dapa diulikan melalui peamaan Bellman, yaiu

11 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 33 ( ρ ) V = d+ e E V (339) d ρ ( ρ+ dρ), Dai peamaan (339) dapa dinyaakan ebagai peluang inveai naik aau uun di uau peiode eenu, yaiu dengan VR τ ( ρ ) τ Vρ = + e pρv( ρ ε) pρ V + + ( ρε), = kdan V = (34) Dengan menggunakan meode ekuif pada peamaan (34) dan yaa baanya, maka dengan ebakan awal unuk nilai ( uku bunga domeik minimum) dipeoleh dua peamaan beiku ini τ ρ ( ρ) Vi( ρ) = ρ τ + e p Vi( ρ ε) p Vi( ρ ε) + +, (34) V i+ ( ρ) = min max, Vi( ρ), k, (34) dengan menggunakan kondii V () = V ( ε ) dan V ( R) = V ( R+ ε ) Selanjunya, akan dienukan biaya inveai yang opimal unuk menenukan inee ae diffeenial Pada pemulaan, benuk iem LQR anpa unu okaik dan elanjunya akan dibandingkan iem LQR dengan unu okaik kaena adanya unu pegeakan haga aham 34 Konol Biaya Inveai (k) dengan Siem Deeminiik Siem dinamik unuk inveai yang elah dinyaakan pada peamaan (3) menjadi V+ = + m h V + BU, (343) dimana m menyaakan popoi aham pada dalam pofolio, dan µ adalah mean ae of eun dai aham, dan U ebagai konol dai inveai yang mauk dalam benuk biaya inveai dai eiap anaki Aumikan bahwa h (make-fall ou) eap unuk eiap waku yaiu h Dengan demikian, akan meminimumkan indek pefomani yang elah dinyaakan pada peamaan (3) Unuk mendapakan peamaan- peamaan ekuif epei yang elah diuaikan pada peamaan (66)-(69), maka dapa dilakukan hal yang eupa unuk fungi

12 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 34 objekif aau indek pefomani (3) dan peamaan dinamik (343) ebagai beiku: Fungi objekif yang opimal pada aa kondii akhi dimana = N, yaiu J N SNvN = (344) Unuk = N-, peamaan (344) dapa dinyaakan ebagai beiku J μ μ v Ou S v ( γ) B N = N N N N ( ) B μ μ = v NOuN ( γ) ( ) (( + ( ) ) ) + S m h v Bu N N N B μ μ = v Ou + m h S v ( γ) ( ) ( ) N N N N ( ) N N N N N B + m h S v u B S u (345) Fungi objekif pada peamaan (345) akan diminimumkan ehadap u ehingga dipeoleh J = = Ou B + m h S v B S u ( ) N N N N N N un u N ( ) = OB S u B + m h S v ( + ( ) ) B m h S = O+ B SN N N N N N v N (346) Definiikan bahwa kalman gain diebu juga ebagai pemaukan pemeinah yang opimal melalui biaya inveai yang dianggung oleh inveo aing, yaiu k ( + ( ) ) Δ B m h S = O+ B S N N N (347) Subiui dai peamaan (347) ke peamaan (346) dapa dikaakan bahwa u = k v N N N Seelah u elah dipeoleh pada peamaan (346) maka fungi objekif pada peamaan (345) yang opimal dinyaakan ebagai beiku

13 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 35 J μ μ v O k v m h S v ( γ) B = ( ) N N N N + N N ( ) ( ) N + B + m h S v k B S ( k v ) N N N N N B μ μ = Ok ( + m( h ) ) S N ( γ) ( ) ( ) N N N ) + + (348) B m h S k B S k v N N Definiikan bahwa peamaan Riccai ebagai beiku Δ B μ μ SN = + Ok + ( + m( h) ) S N N ( γ) ( ) ( ) N N N N B + m h S k + B S k (349) Subiui peamaan (348) ke peamaan (349) ehingga dipeoleh J = S v N N N Dai uaian penuunan peamaan (344) ampai peamaan (349) dipeoleh peamaan ekuif mundu ebagai beiku unuk = N-, N-,,,yaiu ( + ( ) ) + B m h S k = O+ B S+, N (35) u =kv, μ μ = ( γ) B S Ok m h S B m h ( ) S k + B S k + +, ( ( ) ) + ( ) (35) (35) dan unuk =N,N-,, yaiu j= ( ( ) ) v = v + m h Bk j (353) J S v = (354)

14 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL Konol Biaya Inveai (k) dengan Siem Sokaik Siem dinamik unuk inveai yang elah dinyaakan pada peamaan (34) dengan unu okaik Negaa peneima (domeik) akan meminimumkan indek pefomani yang elah dinyaakan pada peamaan (3) Sepei pada peamaan (73), benuk peamaan difeenial paial ak linie unuk mencai olui dai peamaan eebu mendefiniikan uau opeao difeenial beiku χ χ Lvu (,, ) Av Bu c(, v) n n χ = Δ [ + ] + i ij i= vi i, j= vi vj Dimana A = mµ, B = b, c ij (,v)=(mv ) Mengacu pada peamaan (73), maka uku ke dua pada peamaan eebu diminimumkan menjadi min L( vu,, ) χ + γ ( vu,, ) u n n χ = min [ Av + Bu ] + c u i v i= i i= [ Lvu (,, ) χ γ( vu,, )] + u Bχ uo = u ' v ' Bχ v = O = B χ μ μ v i ( γ) v Ou (355) Dengan melakukan langkah epei pada peamaan (8), maka ubiui peamaan (355) ke peamaan (73) dipeoleh ( ) ( χ ) v B ' χ ' '' μ μ B v ( m ) + Avχ + v χv v + =, ( γ) 4 O (356) dengan kondii akhi χ = ( T, x) v Qf Pendekaan olui peamaan (356) dalam benuk kuadaik χ v = v P+ q (357) (, ), χ ' (, v) = Pv, (358) v

15 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 37 χ '' (, v) = P (359) v Subiui peamaan (357), (358), dan (359) ke peamaan (356) dipeoleh B μ μ B P v v P ' + q PAv P( m v) v, + =, (36) ( γ) O ( ) dan kondii akhi dipenuhi oleh vp+ q = vq (36) T T f Dengan mencocokan ua kii dan kanan pada peamaan (357) dan (36) dipeoleh B μ μ B P P ' PA P( m ) + =, ( γ) O ( ) (36) dan q =, (363) edangkan dai peamaan (36) dipeoleh P T = Q f dan q = Dengan menggunakan peamaan (358), konol opimal yang didapakan dengan ubiui peamaan (358) ke peamaan (355), yaiu PB u (, v) = v, (364) O aau yang bia diuli juga dalam benuk B P u (, v) = kv, dimana k = aau O BP= Ok ehingga pada uku P di peamaan (36) dapa diuli ebagai beiku B P BPk kok O = = (365) Subiui peamaan (365) ke peamaan (36) ehingga dipeoleh B μ μ P ' AP P( m ) + k, BP + BPk kok = ( γ) aau ( ) ( ) B μ μ P ' A Bk + m P k O = ( γ) (366) dan kondii akhi P T =Q f dan q T = ( )

16 BAB 3 PENENTUAN INTEREST RATE DIFFERENTIAL 38 Penenuan olui dai peamaan difeenial okaik (34) dapa dilakukan hal eupa epei penenuan olui yang elah dipeoleh pada peamaan (8) Dengan demikian, olui peamaan difeenial okaik (34) adalah ebagai beiku ( m ) B p mμ + mw O [ ] V = f(, W ) = V e,, T (367)

Dekomposisi Graf Hasil Kali Tiga Lintasan ke Dalam Sub Graf Perentang Reguler

Dekomposisi Graf Hasil Kali Tiga Lintasan ke Dalam Sub Graf Perentang Reguler Vol. 10, No. 1, 14-25, Juli 2013 Dekompoii Gaf Hail Kali Tiga Linaan ke Dalam Sub Gaf Peenang Regule Hamaai 1 Abak Dekompoii gaf G adala impunan * + dengan meupakan ubgaf dai Gyang memenui ( ) ( ) ( )

Lebih terperinci

Bab III. Menggunakan Jaringan

Bab III. Menggunakan Jaringan Bab III Pembuaan Jadwal Pelajaran Sekolah dengan Menggunakan Jaringan Pada bab ini akan dipaparkan cara memodelkan uau jaringan, ehingga dapa merepreenaikan uau jadwal pelajaran di ekolah. Tahap perama

Lebih terperinci

BEBERAPA SIFAT ALJABAR GENERALIZED INVERSE PADA MATRIKS

BEBERAPA SIFAT ALJABAR GENERALIZED INVERSE PADA MATRIKS BEBERAPA SFAT ALJABAR GEERALZED ERSE PADA MATRKS Ema Ria * S Gemawai A Siai Mahaiwa Pogam Sudi S Maemaika Doen Juuan Maemaika Fakula Maemaika dan lmu Pengeahuan Alam niveia Riau Kampu Binawidya Pekanbau

Lebih terperinci

JAWABAN SOAL FISIKA OSN Medan, 1 7 Agustus 2010

JAWABAN SOAL FISIKA OSN Medan, 1 7 Agustus 2010 JAWABAN SOAL FISIKA OSN 00 Medan, 7 Aguu 00 Gaya gaya yang ekeja pada ola diunjukkan pada gama diamping. Peamaan geak unuk pua maa ola adalah () () dan pada ola yang eoai elaku Syaa aga ola menggelinding

Lebih terperinci

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi NGUN RUNG. Pengeian 1. Kubu Kubu adalah bangun uang yang dibaai oleh enam buah bidang peegi yang konguen (benuk dan E beanya ama). (Pehaikan Gamba 1) Kubu mempunyai 6 ii, 8 iik udu, dan 12 uuk. Semua uuk

Lebih terperinci

Transformasi Laplace Bagian 1

Transformasi Laplace Bagian 1 Modul Tranformai aplace Bagian M PENDAHUUAN Prof. S.M. Nababan, Ph.D eode maemaika adalah alah au cabang ilmu maemaika yang mempelajari berbagai meode unuk menyeleaikan maalah-maalah fii yang dimodelkan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 4 PENGANAISAAN RANGAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINGGI Oleh : Ir. A.Rachman Haibuan dan Naemah Mubarakah, ST 4. Pendahuluan Pada umumnya peramaan diferenial homogen orde dua

Lebih terperinci

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Proiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-6-6--9 hal 5-4 November 6 hp://jurnal.fkip.un.ac.id REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Chaarina Enny Murwaningya,,

Lebih terperinci

Soal Jawab Fisika Teori OSN 2015 Yogyakarta, 20 Mei Oleh : Davit Sipayung (DS)

Soal Jawab Fisika Teori OSN 2015 Yogyakarta, 20 Mei Oleh : Davit Sipayung (DS) Soal Jawab Fiika Teoi OS 5 Yogyakaa, Mei 5 Oleh : Davi Sipayung (DS). ( poin) Tinjau ebuah bola alju yang edang menggelinding. Sepei kia ahu, enomena menggelindingnya bola alju diikui oleh peambahan maa

Lebih terperinci

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran

kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaan Seelah mempelajai maei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beiku. 1. Mengeahui pesamaan laju eaksi.. Memahami ode eaksi dan konsana laju

Lebih terperinci

Bab 9 Transformasi Laplace

Bab 9 Transformasi Laplace Meode Maemaika Aronomi- Bab 9 Tranformai aplace 9-. Definii Tranformai aplace Mialkan f() uau fungi real dengan variable dan >. Tranformai aplace didefiniikan ebagai: T f ( ) F( ) lim f ( ) e d f ( ) e

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENDAHULUAN Laar Belakang Salah au maalah aru dalam uau nework adalah penenuan pah erpendek. Maalah pah erpendek ini merupakan maalah pengopimuman, karena dengan diperolehnya pah erpendek diharapkan dapa

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Veko [MA4] Deinisi Deinisi ungsi veko Fungsi veko meupakan auan yang mengkaikan ε R dengan epa sau veko F R Noasi : F : R R F î gĵ, g aau

Lebih terperinci

GERAK LURUS DAN GERAK MELINGKAR

GERAK LURUS DAN GERAK MELINGKAR GERAK LURUS DAN GERAK MELINGKAR Di jalan aya kia dapa meliha kendaaan epei epeda. becak, epeda, epeda moo, mobil aau bi belalu lalang. Kendaaan-kendaaan eebu dapa kia gunakan ebagai ala anpoai. Kia dapa

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #3

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #3 Sudarano Sudirham AnaliiRangkaian RangkaianLirik di awaanwaku #3 Bahan uliah Terbuka dalam forma pdf eredia di www.buku-e.lipi.go.id dalam forma pp beranimai eredia di www.ee-cafe.org Teori dan Soal ada

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

Pada sistem antrian ini terdapat pembatasan arrival sebanyak c customer dan

Pada sistem antrian ini terdapat pembatasan arrival sebanyak c customer dan 4.3 item Antian M / M // GD/ / Pada item antian ini tedapat pembataan aival ebanyak utome dan hanya tedapat atu eve. Diaumikan inteaival time beditibui ekponenial dengan ate dan evie time beditibui ekponenial

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL Univeria Indoneia Fakula Ekonomi dan Bini UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL 2017-2018 Hari /gl : Rabu, 18 Okober 2017 Waku : 120 Meni Pengajar : Riyano Sifa : Caaan

Lebih terperinci

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE MODUL 7 APLIKASI TRAFORMASI LAPLACE Tranformai Laplace dapa digunaan unu menyeleaian bai peroalan analia maupun perancangan iem. Apliai Tranformai Laplace erebu berganung pada ifa-ifa ranformai Laplace,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X)

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X) Lag: Waku yang diperlukan imbulnya repon ( akiba uau aki ( Conoh: Pengaruh kredi erhadap produki Suplai Uang mempengaruhi ingka inflai eelah beberapa kwaral Hubungan pengeluaran R & D dengan produkifia

Lebih terperinci

TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN

TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN 0 TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN Penenuan ungsi peluang aau ungsi densias dai ungsi peubah acak bisa juga dilakukan melalui ungsi pembangki momen Dalam penenuannya, enu saja haus digunakan siasia dai ungsi

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE

TRANSFORMASI LAPLACE BAB 2 Pokok Pembahaan : Prinip Daar Linieria Singularia Perkalian dan Pembagian Dengan Waku Pergeeran Tranformai Fungi-fungi Elemener . PRINSIP DASAR Tranformai Laplace adalah ranformai dari uau fungi

Lebih terperinci

τ. Lebih khusus lagi akan dijelaskan metode untuk menganalisa perubahan sifat

τ. Lebih khusus lagi akan dijelaskan metode untuk menganalisa perubahan sifat PODNG BN : 978 979 65 T Analisa Kesabilan Ekuilibium Model Maemaika Bebenuk isim Pesamaan Difeensial Tundaan dengan Waku Tundaan Diski ubono eiawan Mahasiswa Juusan Maemaika, Univesias Gadah Mada, Yogyakaa,

Lebih terperinci

daerah domain 0 t 100, tentukan nilai λ(64). a b c d => b

daerah domain 0 t 100, tentukan nilai λ(64). a b c d => b AAI4 Tipe Soal A Pembenukan Tabel Moralia. Survival Diribuion didefiniikan ebagai. / didalam daerah domain, enukan nilai 64. a.. b..5 c..4 d.. > b..5. Survival Diribuion didefiniikan ebagai. 5 / didalam

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 3) Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Posisi dan Pepindahan Kecepaan Pecepaan Geak Paabola Geak Melingka Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Menggunakan anda + aau

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS BAB KINEMATIKA GERAK LURUS.Pada ekiar ahun 53, eorang ilmuwan Ialia,Taraglia,elah beruaha unuk mempelajari gerakan peluru meriam yang diembakkan. Taraglia melakukan ekperimen dengan menembakkan peluru

Lebih terperinci

Laplace Transform. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma

Laplace Transform. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma Lalace Tranform Penganar Maemaika Teknik Kimia Muhia Elma Penemu Pierre-Simon LPLCE 749 87 hli Maemaika dari Peranci Lalace Tranform Rumu lain.. ω σ π σ σ j d e j x d e x j j.. 0 [x] x - [] Kone variabel

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku.. endahuluan ada bab ini, akan dibaha mengenai perancangan uau iem konrol ingleinpu-ingle-oupu linier ime-invarian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel BAB III ANALISIS INTERVENSI 3.1. Pendahuluan Analisis inervensi dimaksudkan unuk penenuan jenis respons variabel ak bebas yang akan muncul akiba perubahan pada variabel bebas. Box dan Tiao (1975) elah

Lebih terperinci

Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA RELA SEPTIANI RIKA OCTALISA ULPA ARISANDI RIRIN BRILLIANTI

Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA RELA SEPTIANI RIKA OCTALISA ULPA ARISANDI RIRIN BRILLIANTI Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA 759 RELA SEPTIANI 7433 RIKA OCTALISA 7447 ULPA ARISANDI 745 RIRIN BRILLIANTI 7467 KELAS : 6.L MATA KULIAH : MATEMATIKA LANJUTAN DOSEN PENGASUH : FADLI, S.Si FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

= 0 adalah r(dimana r konstan);

= 0 adalah r(dimana r konstan); MODEL PEMAEA LOGISTI UTU PEMAEA IA DEGA LAJU PEMAEA PROPOSIOAL Sigi ova Riyano, aono Juusan Maemaika FMIPA UDIP Semaang Jl. Pof. H. Soedao, SH, Tembalang, Semaang, 575 Absak: Tedapa banyak model pemanenan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari

Lebih terperinci

Model Rangkaian Elektrik

Model Rangkaian Elektrik Tuga Siem Linier Model Rangkaian Elekrik Model model unuk beberapa rangkaian elekrik, eperi: reiani, kapaiani, dan indukani ecara ederhana diperlihakan dalam gambar dibawah. Dalam gambar erebu juga di

Lebih terperinci

Sekolah Olimpiade Fisika

Sekolah Olimpiade Fisika SOLUSI SOAL SIMULASI OLIMPIADE FISIKA SMA Juli 06 TINGKAT KABUPATEN/KOTA Waktu : 3 ja Sekolah Olipiade Fiika davitipayung.co Sekolah Olipiade Fiika davitipayung.co davitipayung@gail.co. Sebuah balok (aa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI 1 I PENDAHULUAN 11 Laar Belakang Seiap orang mendambakan berheni bekerja di suau masa dalam siklus kehidupannya dan menikmai masa uanya dengan enram Terjaminnya kesejaheraan di masa ua akan mencipakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Penelitian ini berlangsung selama

MATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Penelitian ini berlangsung selama III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Laboaoium Lapang (Agosologi) Fakulas Peanian dan Peenakan UIN Suska Riau. Peneliian ini belangsung selama bulan yaiu pada

Lebih terperinci

COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN (CRD)

COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN (CRD) COMPLETELY RANDOMIZED DESIGN (CRD) CRD Tdak ada kea pengelompokan: Lngkungan homogen Bahan homogen (pebedaan danaa expemenal un yang mempeoleh pelakuan yang ama dalam CRD debu ebaga expemenal eo) Ala homogen

Lebih terperinci

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Nama No Aben Kela ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Romawi I 1. Gerak umbuhan yang dipengaruhi oleh rangangan dari dalam umbuhan iu endiri diebu... a. Endonom c. Higrokopi b. Eionom

Lebih terperinci

ANALISIS BIFURKASI MODEL PERTUMBUHAN TUMOR DENGAN PERSAMAAN LOGISTIK WAKTU TUNDA. Febriana Dewi 1 dan Sutimin 2

ANALISIS BIFURKASI MODEL PERTUMBUHAN TUMOR DENGAN PERSAMAAN LOGISTIK WAKTU TUNDA. Febriana Dewi 1 dan Sutimin 2 ANALISIS BIFURASI MODEL PERTUMBUHAN TUMOR DENGAN PERSAMAAN LOGISTI WATU TUNDA Febriana Dewi Suimin, Program Sudi Maemaika Juruan Maemaika FMIPA UNDIP Jl Prof H Soedaro, SH, Semarang, 575 Abrac In hi paper

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI I. PENDAHULUAN. Laar Belakang Menuru Sharpe e al (993), invesasi adalah mengorbankan ase yang dimiliki sekarang guna mendapakan ase pada masa mendaang yang enu saja dengan jumlah yang lebih besar. Invesasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas Evaluai Pendidikan 1 AALISIS TES AALISIS KESELURUHA TES AALISIS TIAP BUTIR SOAL - Analii Validia Te - Analii Reliabilia Te - Daya Pembeda - Tingka Keukaran - Pengecoh - Homogenia Evaluai Pendidikan I.

Lebih terperinci

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK

BAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK A III PENGEMANGAN MODEL MATEMATIK Pada analisis manual ang akan dikembangkan, unuk menjamin bahwa eoi maupun umusan ang diuunkan belaku (valid) maka pelu dieapkan asumsi dasa. Sehingga hasil analisis manual

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian

III. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini elah dilakukan di Lahan pecobaan Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA Riau dan Laboaoium Agonomi Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

4 METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat 4.2 Alat dan Bahan 4.3 Metode Penelitian 4.4 Metode Pengambilan Sampel

4 METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat 4.2 Alat dan Bahan 4.3 Metode Penelitian 4.4 Metode Pengambilan Sampel 4 METODOLOGI 4. Waku dan Tempa Peneliian dilaksanakan pada Bulan Mae 009 sampai dengan Bulan Mei 009. Peneliian dilaksanakan di Peaian Teluk Banen dengan basis pendaaan di Pelabuhan Peikanan Panai (PPP)

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan 1 ANALISIS INSTRUMEN Pengerian inrumen dalam lingku evaluai didefiniikan ebagai erangka unuk mengukur hail belajar iwa yang mencaku hail belajar dalam ranah kogniif, afekif dan ikomoor. Benuk inrumen daa

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ASITEKTU ELEKTO ELASI ANTAA DEBIT DENGAN KENAIKAN EAD DI DALAM ESEOI GANDA Daud Paabang* dan Kriian Seleng * Abrac A double ued reervoir i commonly found a e inallaion of demin waer a feeding

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING

ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING Ewin Panggabean Pogam Sudi Teknik Infomaika STMIK Pelia Nusanaa Medan, Jl. Iskanda Muda No 1 Medan, Sumaea Uaa 20154, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

BAB II Metode Pembentukan Fungsi Distribusi

BAB II Metode Pembentukan Fungsi Distribusi Saisika Maemaika II b Dian Kniai BAB II Meode Pembenkan Fngsi Disibsi Pada bab akan dibahas bebeapa meode alenaive nk menenkan fngsi disibsi dai pebah acak ba ang ebenk dai pebah acak ang lama. Dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ASITEKTU ELEKTO ELASI ANTAA DEBIT DENGAN KENAIKAN EAD DI DALAM ESEVOI GANDA Daud Paabang* dan Kriian Seleng * Abrac A double ued reervoir i commonly found a e inallaion of demin waer a feeding

Lebih terperinci

Metode Regresi Linier

Metode Regresi Linier Modul 1 Meode Regresi Linier Prof. DR. Maman Djauhari A PENDAHULUAN nalisis regresi linier, baik yang sederhana maupun yang ganda, elah Anda pelajari dalam maa kuliah Meode Saisika II. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 Materi Penunjang

BAB 2 Materi Penunjang BAB. MATERI PENUNJANG 4 BAB Maeri Penunjang. Vanilla Opion Derivaives adalah salah sau conoh dari insrumen keuangan, aau lebih sederhananya bisa dianggap sebagai perjanjian anara dua orang, yang nilainya

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

METODE AGGREGATE COST UNTUK PERHITUNGAN PREMI TAHUNAN PADA ASURANSI JIWA GABUNGAN

METODE AGGREGATE COST UNTUK PERHITUNGAN PREMI TAHUNAN PADA ASURANSI JIWA GABUNGAN METOE GGREGTE COST UNTUK ERHITUNGN REMI THUNN SURNSI JIW GUNGN Luiana Sibuea *, Haiai, Roan ane Mahaiwa ogam S Maemaika oen JuuanMaemaika Fakua Maemaika dan Imu engeahuan am Univeia Riau Kampu ina Widya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC Bab I, Efek Transien Hal: 04 BAB I EFEK TANSIEN Kapasior pada sinyal D Jika sinyal D berikan pada kapasior (mula-mula ak ermuai) yang -seri-kan dengan hambaan, maka pada saa hubungkan ( 0 s) akan ada arus

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BROWNIAN MOTION (THE WIENER PROCESS) DAN SURPLUS PROCESS

HUBUNGAN ANTARA BROWNIAN MOTION (THE WIENER PROCESS) DAN SURPLUS PROCESS HBNGAN ANTARA BROWNIAN MOTION (THE WIENER PROCE DAN RPL PROCE Tohap Manuung Pogam sudi Maemaika FMIPA nivesias am Raulangi Jl Kampus nsa Manado, 955 Kis_on79@yahoocom ABTRAK uau analisis model coninous-ime

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

RISIKO PENDANAAN PENSIUN ACCRUED BENEFIT COST METHOD DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENGARUH KURS VALUTA ASING

RISIKO PENDANAAN PENSIUN ACCRUED BENEFIT COST METHOD DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENGARUH KURS VALUTA ASING PROIDING IBN : 978 979 6353 3 RIIKO PENDANAAN PENIUN ACCRUED BENEFIT COT METHOD DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENGARUH KUR VALUTA AING Gao Riwi eyano Juusan aisika, Univesias Padjadjaan gao_iwi@unpad.ac.id T

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA UNTUK SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL

METODE BEDA HINGGA UNTUK SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL METDE BEDA HIGGA UTUK SLUSI UMERIK PERSAMAA DIFERESIAL Sangadi ABSTRACT Tee ae many oblems in alied sciences ysics and engineeing a ae maemaically modeled by using diffeenial euaions and bounday condiions.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran. Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut.

Tujuan Pembelajaran. Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut. Tujuan Pembelajaran Saa kueleaikan bab ini, kuingin dapa melakukan hal-hal beriku. Menyeleaikan model dinamik linear orde au dan dua ecara analii Menyaakan model dinamik kedalam fungi alih ranfer funcion

Lebih terperinci

Bab III Studi Kasus Model Double Decrement

Bab III Studi Kasus Model Double Decrement Bab III Sudi Kasus Mode Doube Decremen Pada bab ini, akan dieaskan erebih dahuu mengenai beberapa definisi daam eori Doube Decremen. Seanunya akan dibahas benuk kuanifikasi dependensi daam kasus Doube

Lebih terperinci

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Oleh : Danny Kurnianto; Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto Oleh : Danny Kurniano; Risa Farrid Chrisiani Sekolah Tinggi Teknologi Telemaika Telkom Purwokero Pendahuluan Seelah kia mempelajari anggapan alamiah dari suau rangkaian RL aau RC, yaiu anggapan saa sumber

Lebih terperinci

Bangun Ruang. Sifat-sifat Kubus. Jaring-jaring Kubus. jika dan hanya jika

Bangun Ruang. Sifat-sifat Kubus. Jaring-jaring Kubus. jika dan hanya jika angun Ruang. angun Ruang Sii aa 1) Pima efinii Pima adaah bangun uang yang memiiki bidang aa dan bidang aa yang ejaja dan konguen (ama), au ii ainnya bebenuk jaja genjang aau eegi anjang yang egak uu aauun

Lebih terperinci

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL

PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL ADI JAYA NBI : 4110606 Pogam Teknik Indusi Univeesias 17 Agusus 1945 Suabaya Adijaya1910@gmail.com ABSTRAK Dalam angka peningkaan

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH TERKENDALI. fasa thyristor. Tegangan keluaran penyearah terkendali dapat divariasikan dengan

BAB II PENYEARAH TERKENDALI. fasa thyristor. Tegangan keluaran penyearah terkendali dapat divariasikan dengan BAB PENYEAAH TEKENDA Unuk menghalkan egangan keluaran yang erkenal gunakan pengenal faa hyror. Tegangan keluaran penyearah erkenal apa varakan engan mengonrol aau mengaur uu penyalaan hyror. Thyror nyalakan

Lebih terperinci

GEOMETRI BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

GEOMETRI BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Maemaika Kelas IX Semese Maei Bangun Ruang Sisi Lengkung GEOMETRI BB II BNGUN RUNG SISI LENGKUNG. Pengeian dan Unsu-unsu Tabung, Keucu, dan Bola. Tabung Tabung adalah bangun uang yang dibaasi oleh dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakanakan di Pulau Umang Reot Hotel Kabupaten Pandeglang. Yang menjadi objek penelitian adalah kayawan Pulau Umang Reot Hotel,

Lebih terperinci

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION Bayu Seio Handhoko Ir. Agung Wario DHET Sumardi, ST, MT Juruan Teknik Elekro Fakula Teknik Univeria Diponegoro Semarang Abrak - Semenjak

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK

SIMULASI PERGERAKAN TINGKAT BUNGA BERDASARKAN MODEL VASICEK Jurnal Maemaika Murni dan Terapan εpsilon Vol.9 No.2 (215) Hal. 15-24 SIMULASI PEGEAKAN TINGKAT BUNGA BEDASAKAN MODEL VASICEK Shanika Marha, Dadan Kusnandar, Naomi N. Debaaraja Fakulas MIPA Universias

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci