Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu"

Transkripsi

1 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku.. endahuluan ada bab ini, akan dibaha mengenai perancangan uau iem konrol ingleinpu-ingle-oupu linier ime-invarian dengan memperhaikan peifikai-peifikai anggapan waku ebagai acuan konrolnya. ada awal bab akan dikenalkan mengenai kompenaor dan perancangannya, kemudian dilanjukan mengenai konroler ID dan cara perancangannya. Semuanya dianalia dengan menggunakan analia roo-locu... erancangan ompenaor... Daar ompenaor Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

2 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 5 ompenaor adalah uau ala / cara yang digunakan unuk kompenai, yaiu memodifikai uau iem dinamik ehingga mempunyai peifikai yang kia kehendaki anpa merubah benuk fiik iem iu endiri. Dalam bab ini, kompenaor yang digunakan adalah kompenaor yang dieri dengan plan yang ering dikenal dengan kompenaor eri. Dalam deain kompenaor, dikenal ada iga jeni kompenaor : ompenaor Lead Lead ompenaor, ompenaor Lag Lag ompenaor, dan ompenaor Lead-Lag Lead-Lag ompenaor a. ompenaor Lead ompenaor ini dinamakan kompenaor lead karena apabila diaplikaikan unuk inpu inuoidal, phaa oupu yang dihailkan akan mendahului leading phaa inpu. angkaian elekronik kompenaor lead diunjukkan oleh Gambar.. e 4 u Gambar.. angkaian ompenaor Lead Fungi alih dari kompenaor lead ini diberikan oleh : U E dimana : α Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

3 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 6. α. α.. < α <. 4.. b. ompenaor Lag ompenaor ini dinamakan kompenaor lag karena apabila diaplikaikan unuk inpu inuoidal, phaa oupu yang dihailkan akan eringgal lagging dari phaa inpu. angkaian elekroniknya ama dengan kompenaor lead, hanya nilai-nilai komponennya yang akan menenukan kompenaor erebu menjadi kompenaor lag. Fungi alih dari kompenaor lag diberikan oleh : U E dimana : ˆ β. β. β.. β >. Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

4 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 7 ˆ 4.. c. ompenaor Lead-Lag ompenaor lead ecara umum akan mempercepa anggapan iem dan meningkakan abilia iem; edangkan kompenaor lag akan menaikkan akurai eady-ae dari iem, eapi cenderung memperlamba anggapan iem. Bila kia ingin mengembangkan iem konrol yang bagu peifikainya pada anggapan ranien dan anggapan eady-ae ekaligu, maka penggabungan kedua prinip kompenaor ini menjadi pilihan yang cukup bagu. angkaian elekronik kompenaor lead-lag diunjukkan oleh Gambar.. e _ 4 5 _ 6 u Gambar.. angkaian ompenaor Lead-Lag Fungi alihnya diberikan oleh : dimana : U E γ β Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

5 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M x > > β γ... erancangan dengan oo-locu a. ompenaor Lead Fungi alih lead kompenaor adalah : E U α Dari fungi alih erebu, erliha bahwa kompenaor lead menambahkan au pole dan au zero pada iem. Sau pole pada α dan au zero pada /. Dengan berambahnya pole dan zero pada iem ini, menyebabkan benuk roo-locu berubah. Juru dengan perubahan ini diharapkan peifikai anggapan waku yang kia inginkan dapa ercapai. onoh :

6 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 9 Diberikan uau iem yang diunjukkan dalam Gambar.. Diinginkan iem erebu memiliki peifikai ω n 4 dan ζ.5. _ E 4 Gambar.. Siem Loop eruup Speifikai awal dari iem dapa dicari dengan perhiungan beriku : G 4 ω n ζω n dari keearaan di aa, didapakan ω n dan ζ.5. Hal ini berari kia hanya akan mengubah ω n dari 4 menjadi dengan menjaga ζ relaif eap. ole-pole fungi alih loop erbuka erleak pada dan. Fungi alih loop eruupnya diberikan oleh : G 4 4 ehingga pole-pole loop eruupnya erleak pada j dan j. oo-locu dari iem diberikan oleh Gambar.4. Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

7 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku cloed loop pole ω n θ jω j ω d ζ in θ x x - - τ cloed loop pole j Gambar.4. oo-locu Siem Diinginkan ω n menjadi 4 dengan menjaga ζ eap enilai.5. ole-pole loop eruup yang baru bia didapakan dari ω n dan ζ yang baru ini. erhaikan Gambar.5 unuk membanu mendapakan pole-pole loop eruup yang baru. a jω b ω n θ ω n 4 ζ in θ.5 b ω n θ τ a Gambar.5. Leak ole-ole Loop eruup yang Baru inθ a.5ω b a ω n n n.5 ω a 6 4 maka pole-pole loop eruup yang baru erleak pada dan. Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

8 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku Unuk kepeningan menggeer pole-pole loop eruup dari iik emula ke iik yang diinginkan, diiipkan kompenaor lead, ehingga fungi alih loop erbukanya menjadi : G G G G, < α < α dimana G adalah fungi alih loop erbuka yang elah memenuhi peifikai yang diinginkan. Adanya pergeeran pole-pole loop eruup dari empa alinya akan membua perubahan pada roo-locu. Dan karena pole-pole loop eruup eap haru erleak pada roo-locu, maka penjumlahan udu G pada iik uji pole-pole loop eruup yang baru haru ama dengan penjumlahan udu G pada iik uji pole-pole loop eruup yang lama. Sudu G pada iik uji pole-pole loop eruup yang baru liha Gambar.6 diberikan oleh : 4 j φ φ o 7 o 57 o o φ φ jω 6 o o o x x - o - τ Gambar.6. Sudu-Sudu iik Uji unuk G Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

9 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku Nilai udu oal yang benar adalah ±8 o k, k,,,. Fungi dari kompenaor lead adalah menambahkan pole dan zero ehingga udu oal yang erjadi unuk iik uji erebu menjadi ±8 o k, k,,,. Hal ini diperlihakan pada Gambar.7. x φ 4 jω 6 o o o o φ o -4 x - x o - τ Gambar.7. enambahan ole dan Zero enempaan pole dan zero dari kompenaor lead embarang, yang pening kia dengan mudah dapa menenukan udu-udu yang dihailkannya dari iik uji pole-pole loop eruup yang diinginkan. ara menenukan pole dan zero erebu ebagai beriku : ilih alah au dari pole aau zero yang dengan mudah dapa kia ukur udunya. Mialkan eperi yang diunjukkan pada Gambar.7, dipilih ebuah zero pada iik 4, ehingga udu yang dihailkan oleh zero ini adalah 7 o o 4 φ. Menenukan udu dari pole : φ φ φ φ 4 ±8 o k, k,,,, o 4 o φ 4 ±8 o k, k,,,, o φ 4 ±8 o k, k,,,, Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

10 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku φ 4 ±8 o k o, k,,,, nilai φ 4 yang paling epa unuk Gambar.7 adalah o. Menenukan iik pole erebu. Dari Gambar.7, dengan menerapkan aplikai rumurumu rigonomeri ederhana, didapakan leak pole dari kompenaor lead pada 8. ia elah dapakan pole dan zero dari kompenaor lead, yaiu pole pada 8, dan zero pada 4, ehingga peramaan fungi alih dari kompenaor lead diberikan oleh : G 4 8 Maka fungi alih loop erbuka yang baru menjadi : G G 4 4 G 8 4 G, 8 4 arena magniude dari G pada iik uji pole-pole loop eruup yang diinginkan haru ama dengan au, maka : 4 8 j j j j 4 j 8 j j j 6 j Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

11 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 peramaan erebu ekivalen dengan peramaan :. B A A A dimana : B j 4 A j 4 A j A 6 j 4 maka :. B A A A Fungi alih loop erbuka dari iem dengan peifikai yang elah kia enukan menjadi : 4 4 G 8 Fungi alih ini memberikan gambar roo-locu eperi diunjukkan pada Gambar.8. Nilai-nilai dari reior dan kapaior pada rangkaian elekronik kompenaor lead dieuaikan dengan fungi alih kompenaornya : 4 4 G, dimana Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

12 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 5 Nilai α dapa dicek : 4 8 α.5 α.5 erliha bahwa nilai α eap berada anara dan, yang merupakan ciri dari kompenaor lead. jω x o x x τ - Gambar.8. oo-locu dari Siem erkompenai Lead b. ompenaor Lag erancangan kompenaor lag mirip dengan perancangan kompenaor lead. Yang perlu diekankan dalam hal ini adalah bahwa fungi kompenaor lag ini berkaian era dengan perbaikan kinerja anggapan eady-ae iem. Arinya penggunaan kompenaor lag ini memang ejak emula berbeda dari kompenaor lead. Hal prinip yang haru dipenuhi dalam perancangannya adalah nilai β yang haru lebih bear dari au, karena inilah au-aunya perbedaan mendaar dari kompenaor lead. c. ompenaor Lead-Lag Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

13 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 6 Fungi alih dari kompenaor lead-lag dinyaakan oleh : U E γ β γ >, β > Dalam perancangan kompenaor lead-lag ini, dibagi menjadi dua meode perancangan : ara perama : γ β, proedur perancangannya adalah ebagai beriku :. Dari peifikai yang diinginkan, enukan pole-pole loop eruup dominannya biaanya merupakan paangan konjugae-komplek.. Dengan menggunakan fungi alih yang belum erkompenai G, enukan kekurangan jumlah udu φ pada iik uji pole-pole loop eruup yang diinginkan. Sudu dari bagian lead dari kompenaor lead-lag digunakan unuk menuupi kekurangan ini.. Diaumikan kia nani akan memilih nilai yang bear ehingga magniude dari bagian lag mendekai au. ilih nilai dan γ ehingga udu dari bagian lead memenuhi kekurangan udu ebear φ. emudian nilai dicari dengan perhiungan : G γ dimana nilai adalah pole-pole loop eruup dominan yang diinginkan ambil alah aunya. 4. Jika konana kealahan kecepaan aik v dikeahui, nilai β dapa dihiung ebagai beriku : Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

14 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M 7 lim lim lim G G G G v γ β β γ Nilai dan γ elah dienukan pada langkah, ehingga bila nilai v dikeahui, maka nilai β dapa dicari. emudian dengan nilai β ini nilai dapa dicari ehingga memenuhi yara-yara : o o 5 < < β β ara kedua : γ β, proedur perancangannya adalah ebagai beriku :. Dari peifikai yang diinginkan, enukan pole-pole loop eruup dominannya biaanya merupakan paangan konjugae-komplek.. Jika konana kealahan kecepaan aik v diberikan, nilai dapa dicari dari peramaan beriku : lim lim G G G v. Dengan menggunakan fungi alih yang belum erkompenai G, enukan kekurangan jumlah udu φ pada iik uji pole-pole loop eruup yang diinginkan.

15 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M 8 Sudu dari bagian lead dari kompenaor lead-lag digunakan unuk menuupi kekurangan ini. 4. Diaumikan kia nani akan memilih nilai yang bear ehingga magniude dari bagian lag mendekai au. ilih nilai dan β ehingga magniude dan udu memenuhi peramaan : G β β φ 5. Dengan menggunakan nilai β kia dapa mencari nilai ehingga memenuhi yara-yara : o o 5 < < β β.. erancangan onroler ID... Daar onroler ID pole loop eruup dominan yang diinginkan

16 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 9 onroler ID proporional-plu-inegral-plu-derivaive merupakan konroler yang paling ering digunakan dalam iem-iem konrol berumpan balik. Adakalanya idak eluruh komponen proporional, inegral I, maupun derivaive D digunakan ecara beramaan. Variai-variai yang banyak digunakan adalah gabungan anara maing-maing komponen eperi yang akan dijelakan kemudian. a. onroler roporional eramaan konroler proporional dalam anggapan waku diberikan oleh: u. e dimana u adalah aki konrol proporional yang dihailkan dan e adalah error dari iem loop eruup, edangkan adalah penguaan gain proporional.. ranformai Laplace dari peramaan erebu memberikan fungi alih konroler proporional ebagai beriku : U E Block diagramnya diberikan oleh Gambar.9. E U Gambar.9. Aki onrol roporional b. onroler roporional lu Inegral I Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

17 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M 4 eramaan konroler proporional plu inegral dalam anggapan waku diberikan oleh: I I I d e e d e e u d e e u dimana u adalah aki konrol proporional plu inegral yang dihailkan dan e adalah error dari iem loop eruup, edangkan I adalah waku inegraor inegraor ime. ranformai Laplace dari peramaan erebu memberikan fungi alih konroler proporional plu inegral ebagai beriku : E U I Block diagramnya diberikan oleh Gambar.. Gambar.. Aki onrol roporional plu Inegral c. onroler roporional lu Derivaive D E U I I

18 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 eramaan konroler proporional plu derivaive dalam anggapan waku diberikan oleh: u u e D e D de d de d dimana u adalah aki konrol proporional plu derivaive yang dihailkan dan e adalah error dari iem loop eruup, edangkan D adalah waku derivaive derivaive ime. ranformai Laplace dari peramaan erebu memberikan fungi alih konroler proporional plu derivaive ebagai beriku : U E [ ] D Block diagramnya diberikan oleh Gambar.. E D U Gambar.. Aki onrol roporional plu Derivaive d. onroler roporional lu Inegral lu Derivaive ID Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

19 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 eramaan konroler proporional plu inegral plu derivaive dalam anggapan waku diberikan oleh: de u e e d D I d dimana u adalah aki konrol proporional plu inegral plu derivaive yang dihailkan dan e adalah error dari iem loop eruup. ranformai Laplace dari peramaan erebu memberikan fungi alih konroler proporional plu inegral plu derivaive ebagai beriku : U E D I Block diagramnya diberikan oleh Gambar.. E I ID I U Gambar.. Aki onrol roporional plu Inegral plu Derivaive... erancangan dengan oo-locu ada prinipnya emua benuk variai konroler proporional, inegral, dan derivaive memberikan efek penambahan pole dan zero erganung dari jeni variainya eperi yang akan kia liha nani. enambahan pole maupun zero ini mirip dengan operai penambahan kompenaor pada ubbab ebelumnya. Sehingga perancangan yang Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

20 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 dilakukan pun mirip dengan perancangan kompenaor. Bedanya hanya erleak pada jumlah penambahan pole dan zeronya. a. onroler roporional onroler merupakan penguaan gain murni. Jadi penguaan yang diubah-ubah unuk menghailkan roo-locu eperi yang elah dibaha ebelumnya adalah konroler, yang peramaan karakeriiknya diberikan oleh : GH Dengan memilih nilai erenu, maka dapa dienukan nilai-nilai frekueni alami akeredam ω n dan raio peredaman ζ dari anggapan ranien iem. erubahan nilai pada konroler proporional yang idenik dengan perubahan pada penggambaran roo-locu akan memberikan nilai ζ dan ω n yang berbeda-beda, ehingga dengan meliha gambar roo-locu dari iem, kia dapa menenukan nilai ehingga iem bekerja euai paling idak deka dengan peifikai yang kia inginkan. b. onroler I Suau iem loop eruup dengan konroler I diberikan oleh Gambar.. _ E I I G Gambar.. Siem Loop eruup dengan onroler I Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

21 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 44 Fungi alih loop erbukanya diberikan oleh : I G G erliha bahwa konroler I menambahkan au zero dan au pole pada plan, yakni zero pada / I dan pole pada. enambahan ini akan merubah benuk ali roolocunya. Unuk mendapakan nilai ζ dan ω n euai dengan keinginan kia, maka pemilihan gain dan waku inegraor I haru benar-benar epa ehingga dihailkan pole-pole loop eruup yang memberikan nilai ζ dan ω n yang benar. c. onroler D Suau iem loop eruup dengan konroler D diberikan oleh Gambar.4. _ E D G Gambar.4. Siem Loop eruup dengan onroler D Fungi alih loop erbukanya diberikan oleh : G G D erliha bahwa konroler D menambahkan au zero pada plan, yakni zero pada / D. enambahan ini akan merubah benuk ali roo-locunya. Unuk mendapakan nilai Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

22 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 45 ζ dan ω n euai dengan keinginan kia, maka pemilihan gain dan waku derivaive D haru benar-benar epa ehingga dihailkan pole-pole loop eruup yang memberikan nilai ζ dan ω n yang benar. d. onroler ID Suau iem loop eruup dengan konroler ID diberikan oleh Gambar.5. E _ I ID I G Gambar.5. Siem Loop eruup dengan onroler ID Fungi alih loop erbukanya diberikan oleh : G I I I D G erliha bahwa konroler ID menambahkan dua zero dan au pole pada plan. enambahan ini akan merubah benuk ali roo-locunya. Unuk mendapakan nilai ζ dan ω n euai dengan keinginan kia, maka pemilihan gain, waku inegraor I, dan waku derivaive D haru benar-benar epa ehingga dihailkan pole-pole loop eruup yang memberikan nilai ζ dan ω n yang benar. Siem onrol Analog by Dr. Ari riwiyano, S, M

Model Rangkaian Elektrik

Model Rangkaian Elektrik Tuga Siem Linier Model Rangkaian Elekrik Model model unuk beberapa rangkaian elekrik, eperi: reiani, kapaiani, dan indukani ecara ederhana diperlihakan dalam gambar dibawah. Dalam gambar erebu juga di

Lebih terperinci

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE MODUL 7 APLIKASI TRAFORMASI LAPLACE Tranformai Laplace dapa digunaan unu menyeleaian bai peroalan analia maupun perancangan iem. Apliai Tranformai Laplace erebu berganung pada ifa-ifa ranformai Laplace,

Lebih terperinci

Bab III. Menggunakan Jaringan

Bab III. Menggunakan Jaringan Bab III Pembuaan Jadwal Pelajaran Sekolah dengan Menggunakan Jaringan Pada bab ini akan dipaparkan cara memodelkan uau jaringan, ehingga dapa merepreenaikan uau jadwal pelajaran di ekolah. Tahap perama

Lebih terperinci

Transformasi Laplace Bagian 1

Transformasi Laplace Bagian 1 Modul Tranformai aplace Bagian M PENDAHUUAN Prof. S.M. Nababan, Ph.D eode maemaika adalah alah au cabang ilmu maemaika yang mempelajari berbagai meode unuk menyeleaikan maalah-maalah fii yang dimodelkan

Lebih terperinci

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION Bayu Seio Handhoko Ir. Agung Wario DHET Sumardi, ST, MT Juruan Teknik Elekro Fakula Teknik Univeria Diponegoro Semarang Abrak - Semenjak

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #3

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #3 Sudarano Sudirham AnaliiRangkaian RangkaianLirik di awaanwaku #3 Bahan uliah Terbuka dalam forma pdf eredia di www.buku-e.lipi.go.id dalam forma pp beranimai eredia di www.ee-cafe.org Teori dan Soal ada

Lebih terperinci

SIMULASI KESTABILAN SISTEM KONTROL PADA PERMUKAAN CAIRAN MENGGUNAKAN METODE KURVA REAKSI PADA METODE ZIEGLER- NICHOLS BERBASIS BAHASA DELPHI

SIMULASI KESTABILAN SISTEM KONTROL PADA PERMUKAAN CAIRAN MENGGUNAKAN METODE KURVA REAKSI PADA METODE ZIEGLER- NICHOLS BERBASIS BAHASA DELPHI SIMUSI KESTIN SISTEM KNT PD PEMUKN CIN MENGGUNKN METDE KUV EKSI PD METDE ZIEGE- NICS ESIS S DEPI Munhidhoul Ummah STK Dalam bidang eknologi elah dikembangkan uau pengonrol yang dapa mengaur keinggian cairan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENDAHULUAN Laar Belakang Salah au maalah aru dalam uau nework adalah penenuan pah erpendek. Maalah pah erpendek ini merupakan maalah pengopimuman, karena dengan diperolehnya pah erpendek diharapkan dapa

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 4 PENGANAISAAN RANGAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINGGI Oleh : Ir. A.Rachman Haibuan dan Naemah Mubarakah, ST 4. Pendahuluan Pada umumnya peramaan diferenial homogen orde dua

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS BAB KINEMATIKA GERAK LURUS.Pada ekiar ahun 53, eorang ilmuwan Ialia,Taraglia,elah beruaha unuk mempelajari gerakan peluru meriam yang diembakkan. Taraglia melakukan ekperimen dengan menembakkan peluru

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE

TRANSFORMASI LAPLACE BAB 2 Pokok Pembahaan : Prinip Daar Linieria Singularia Perkalian dan Pembagian Dengan Waku Pergeeran Tranformai Fungi-fungi Elemener . PRINSIP DASAR Tranformai Laplace adalah ranformai dari uau fungi

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS DESAIN SISEM KENDALI MELALUI ROO LOCUS Pendahuluan ahap Awal Deain Kompenai Lead Kompenai Lag Kompenai Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID eknik Elektro IB [EYS-998] hal dari 46 Pendahuluan Speifikai

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Perencanaan dan pembuaan Perangka Keras Dalam pembuaan kunci jarak jauh dengan menggunakan minimum sisem 8088, digunakan meode pemodelan. Sebab pemodelan lebih

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m Ulangan Bab 3 I. Peranyaan Teori. Seekor cheeah menempuh jarak 6 m dalam waku dua meni. Jika kecepaan cheeah eap, berapakah bearnya kecepaan cheeah erebu? Pembahaan : Dikeahui : = 6 m = meni = ekon 6 m

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran. Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut.

Tujuan Pembelajaran. Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut. Tujuan Pembelajaran Saa kueleaikan bab ini, kuingin dapa melakukan hal-hal beriku. Menyeleaikan model dinamik linear orde au dan dua ecara analii Menyaakan model dinamik kedalam fungi alih ranfer funcion

Lebih terperinci

Matriks Transformasi

Matriks Transformasi Marik Tranformai A Marik Tranformai dan Koordina Homogen Kombinai benuk perkalian dan ranlai unuk ranformai geomeri 2D ke dalam uau marik dilakukan dengan mengubah marik 2 2 menjadi marik 3 3 Unuk iu maka

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

Bab 9 Transformasi Laplace

Bab 9 Transformasi Laplace Meode Maemaika Aronomi- Bab 9 Tranformai aplace 9-. Definii Tranformai aplace Mialkan f() uau fungi real dengan variable dan >. Tranformai aplace didefiniikan ebagai: T f ( ) F( ) lim f ( ) e d f ( ) e

Lebih terperinci

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Nama No Aben Kela ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Romawi I 1. Gerak umbuhan yang dipengaruhi oleh rangangan dari dalam umbuhan iu endiri diebu... a. Endonom c. Higrokopi b. Eionom

Lebih terperinci

Laplace Transform. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma

Laplace Transform. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma Lalace Tranform Penganar Maemaika Teknik Kimia Muhia Elma Penemu Pierre-Simon LPLCE 749 87 hli Maemaika dari Peranci Lalace Tranform Rumu lain.. ω σ π σ σ j d e j x d e x j j.. 0 [x] x - [] Kone variabel

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL Univeria Indoneia Fakula Ekonomi dan Bini UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL 2017-2018 Hari /gl : Rabu, 18 Okober 2017 Waku : 120 Meni Pengajar : Riyano Sifa : Caaan

Lebih terperinci

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X)

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X) Lag: Waku yang diperlukan imbulnya repon ( akiba uau aki ( Conoh: Pengaruh kredi erhadap produki Suplai Uang mempengaruhi ingka inflai eelah beberapa kwaral Hubungan pengeluaran R & D dengan produkifia

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

Modul ini adalah modul ke-4 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Modul ini adalah modul ke-4 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini BANGUN-BANGUN GEOMETRI P PENDAHULUAN Modul ini adalah modul ke-4 dalam maa kuliah Maemaika. Ii modul ini membaha enang bangun-bangun geomeri. Modul ini erdiri dari 3 kegiaan belajar. Pada kegiaan belajar

Lebih terperinci

BAB 2. Kontroler PID

BAB 2. Kontroler PID BAB 2 Konroler ID 2.1. Teori Dasar Sisem Konrol Diagram blok sisem konrol sederhana sederhana diberikan oleh Gambar 2.1. Konrol auomaik membandingkan harga yang sebenarnya dari keluaran plan dengan harga

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini.

15. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan yang berubah-ubah seperti yang digambarkan pada grafik berikut ini. NAMA : NO ABSEN : ULANGAN HARIAN KELAS VIII D SISTEM GERAK PADA TUMBUHAN DAN BENDA Rabu, 03 Sepember 2014 A. Pilihlah au jawaban yang paling epa 1. Gerak pada umbuhan yang dipengaruhi rangangan dari luar

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan

Lebih terperinci

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang Fakula Teknik Juruan Teknik Sipil Univeria Brawijaya Malang erubahan emperaur ekpani (+) aau konraki (-) bahan egangan dan regangan 1 Dimana : ε = regangan ermal α = koefiien ekpani ermal (1 / C) Δ = 1

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

5/12/2014. Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Outline Materi

5/12/2014. Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Outline Materi 5/2/24 Maakuliah : Teknik enali Tahun : 24 Versi Learning Oucomes aa akhir peremuan ini, iharapkan mahasiswa akan mampu : menjelaskan konsep pengenalian sisem pengauran engan konroler ID 2 Ouline Maeri

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Proiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-6-6--9 hal 5-4 November 6 hp://jurnal.fkip.un.ac.id REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Chaarina Enny Murwaningya,,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC

Gambar 1, Efek transien pada rangkaian RC Bab I, Efek Transien Hal: 04 BAB I EFEK TANSIEN Kapasior pada sinyal D Jika sinyal D berikan pada kapasior (mula-mula ak ermuai) yang -seri-kan dengan hambaan, maka pada saa hubungkan ( 0 s) akan ada arus

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK

ARUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GERAK ELEKTRIK AUS,HAMBATAN DAN TEGANGAN GEAK ELEKTK Oleh : Sar Nurohman,M.Pd Ke Menu Uama Liha Tampilan Beriku: AUS Arus lisrik didefinisikan sebagai banyaknya muaan yang mengalir melalui suau luas penampang iap sauan

Lebih terperinci

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan 1 ANALISIS INSTRUMEN Pengerian inrumen dalam lingku evaluai didefiniikan ebagai erangka unuk mengukur hail belajar iwa yang mencaku hail belajar dalam ranah kogniif, afekif dan ikomoor. Benuk inrumen daa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ruang Sampel dan Kejadian 2.1.1 Definisi Ruang Sampel Himpunan semua hasil semua hasil (oucome) yang mungkin muncul pada suau percobaan disebu ruang sampel dan dinoasikan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI

BANK SOAL DASAR OTOMATISASI BANK SOAL DASA OTOMATISASI 6 iv DAFTA ISI Halaman Bio Data Singkat Penuli.... Kata Pengantar Daftar Ii i iii iv Pemodelan Blok Diagram Sitem..... Analia Sitem Fiik Menggunakan Peramaan Diferenial......

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun BAB III ARFIMA-FIGARCH 3. Time Series Memori Jangka Panjang Proses ARMA sering dinyaakan sebagai proses memori jangka pendek (shor memory) karena fungsi auokorelasi anara dan urun cepa secara eksponensial

Lebih terperinci

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas Evaluai Pendidikan 1 AALISIS TES AALISIS KESELURUHA TES AALISIS TIAP BUTIR SOAL - Analii Validia Te - Analii Reliabilia Te - Daya Pembeda - Tingka Keukaran - Pengecoh - Homogenia Evaluai Pendidikan I.

Lebih terperinci

Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA RELA SEPTIANI RIKA OCTALISA ULPA ARISANDI RIRIN BRILLIANTI

Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA RELA SEPTIANI RIKA OCTALISA ULPA ARISANDI RIRIN BRILLIANTI Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA 759 RELA SEPTIANI 7433 RIKA OCTALISA 7447 ULPA ARISANDI 745 RIRIN BRILLIANTI 7467 KELAS : 6.L MATA KULIAH : MATEMATIKA LANJUTAN DOSEN PENGASUH : FADLI, S.Si FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPI MESIN ARSIEKUR EEKRO PENERAPAN KENDAI SAU SIKUS UNUK MEMPERBAIKI KINERJA KONVERER AC-DC SAU FASA OPOOGI JEMBAAN PADA KONDISI BEBAN BERUBAH-UBAH Idham Khalid * Abrac o conver elecrical energy from

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA DESAIN DAN IMPLEMENTASI SELF TUNING LQR ADAPTIF UNTUK PENGATURAN GENERATOR SINKRON 3 FASA Arif Hermawan Jurusan Teknik Elekro FTI, Insiu Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Sukolilo, Surabaya 60111

Lebih terperinci

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

v dan persamaan di C menjadi : L x L x PERSMN GELOMBNG SSIONER. Pada proses panulan gelombang, erjadi gelombang panul ang mempunai ampliudo dan frekwensi ang sama dengan gelombang daangna, hana saja arah rambaanna ang berlawanan. hasil inerferensi

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) (STUDI KASUS PADA TANG JEPIT JAW LOCKING PLIERS)

KAJIAN AWAL PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) (STUDI KASUS PADA TANG JEPIT JAW LOCKING PLIERS) KAJIAN AWAL PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) (STUDI KASUS PADA TANG JEPIT JAW LOCKING PLIERS) K. Rihendra Dane Juruan Pendidikan Teknik Mein, Fakula Teknik

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s 8/5/ Sudaryano Sudirham Analii angaian Liri Di Kawaan 8/5/ Kuliah Terbua ppx beranimai eredia di www.ee-cafe.org Buu-e Analii angaian Liri Jilid eredia di www.buu-e.lipi.go.id dan www.ee-cafe.org 8/5/

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Vol I. No., Mare 07, hlm. 69-74 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Ririn Sundari, Sri Rahmah Dewi Saragih Pendidikan Maemaika, Univeria

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

Fungsi Bernilai Vektor

Fungsi Bernilai Vektor Fungsi Bernilai Vekor 1 Deinisi Fungsi bernilai vekor adalah suau auran yang memadankan seiap F R R dengan epa sau vekor Noasi : : R R F i j, 1 1 F i j k 1 dengan 1,, ungsi bernilai real Conoh : 1. 1 F

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci