PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL
|
|
- Lanny Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENENTUAN WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN DAN BIAYA PERAWATAN MESIN PENGAIRAN AREAL ADI JAYA NBI : Pogam Teknik Indusi Univeesias 17 Agusus 1945 Suabaya Adijaya1910@gmail.com ABSTRAK Dalam angka peningkaan pebaikan ekonomi waga Desa Pelangwo Laen Lamongan, maka pada ahun 1995 ani membangun mesin pengaian yang disebu mesin aeal yang dimana sumbe ai dai bengawan solo di alikan ke lahan peani melalui pemukiman waga guna unuk meningkakan kualias anam yang bagus sea idak mengalami kekeingan Bedasakan daa yang elah dikumpulkan kemudian dilakukan penenuan model pesamaan end seelah iu penenuan biaya iap peganian dan biaya opeasional pe siklus dai nilai esebu naninya unuk mengeahui waku ana peganian iap masingmasing komponen. Pada peneliian ini dikeahui Dai analisis hasil pembahasan, dapa disimpulkan bahwa dengan menggunakan pehiungan biaya pe siklus dapa menghema peencanaan anggaan biaya oal dan opeasional. dengan menggunakan pehiungan biaya pe siklus unuk biaya oal dapa menghema Rp 7,6 jua pe ahun, biaya opeasional dapa menghema Rp 9,3 jua pe ahun, sedangkan biaya pengganian lebih mahal Rp 1,6 jua. Kaa kunci : biaya opasional, waku ana peganian, biaya opasional ABSTRACT In ode o impove he economic impovemen of Pelangwo Laen Lamongan villages, in 1995 fames buil iigaion machines called machine aeas whee he souce of wae fom he bengawan solo is channeled o he fames hough esidenial aeas o impove he qualiy of good planing and no expeiencing dough. Based on he daa ha has been colleced hen done he deeminaion of end equaion model afe ha he cosing of each un and he opeaional cos pe cycle of he value lae o know he ime beween un of each each componen. In his sudy known Fom he analysis of he esuls of he discussion, i can be concluded ha by using he calculaion of cos pe cycle can save he budge planning oal and opeaional coss. using cos pe cycle fo oal cos can save Rp 7.6 million pe yea, opeaional cos can save Rp 9.3 million pe yea, while eplacemen cos is moe expensive Rp 1.6 million. Keywods: opeaional cos, ine-eplacemen ime, opeaional cos
2 3 PENDAHULUAN Pogam pembangunan peanian euama bidang kecukupan dan keahanan pangan yang elah lama dilaksanakan di Indonesia sampai sekaang masih mempihainkan. Kondisi peanian di Indonesia secaa kuanias maupun kualias enyaa masih belum mampu mencukupi kebuuhan pangan sendii, bahkan cendeung semakin eganung pada impo poduk pangan dai lua negei. Peanian akan menjadi kekuaan besa jika dikelola secaa epadu dalam sau kesauan ssem agibisnis. Oleh kaena iu paa peani haus ecukupi segala kebuuhannya euama unuk becocok anam, sebagaimana peani yang beada di Desa Pelangwo, Kecamaan Laen, Kabupaen Lamongan ini memiliki lahan sawah 55 heka dan ±3.000 waganya mayoias sebagai peani yang haus disejaheakan kehidupanya. Dusun Pelangwo eleak di Desa Pelangwo, Kecamaan Laen. Kecamaan Laen eleak di Kabupaen Lamongan bagian uaa bebaasan dengan Kabupaen Tuban. Hampi semua desa yang ada di Kecamaan Laen eleak di banaan sungai Bengawan Solo, begiu juga dengan Dusun Pelangwo. Dusun ini bebaasan dengan Bengawan Solo. sebagian besa daeah Pelangwo beupa lahan peanian yaiu sawah. Unuk akses ke pusa koa kabupaen pun cukup jauh sekia 36 km. pada ahun 1995 waga beinisiaif membua ala yang bisa mengalikan ai dai bengawan solo ke sawah-sawah peani yang sekaang disebu dengan mesin pengaian aeal (mesin pengaian FM D14). Mesin pengaian aeal ini sejak pada ahun 1995 sampai sekaang masih belum digani dan beopasional seiap hai dalam sau malam dapa mengaii lahan peani seluas ±50 heka lahan peani. Sebelum adanya mesin pengaian ini waga peani hanya dapa mengandalkan ai hujan yang hanya daang dalam sau ahun sekali, dan hanya bisa panen sekali dalam seahun, dan seelah dibangun mesin esebu waga dapa panen dua sampai iga kali dalam sau ahun. TINJAUAN PUSTAKA Peawaan didefinisikan sebagai suau kombinasi dai bebagai indakan yang dilakukan unuk menjaga suau baang aau mempebaikinya sampai suau kondisi yang bisa dieima (Code, 1988). bebeapa alasan beapa peningnya melakukan peawaan, yaiu : 1. Aga fasilias selalu siap pakai pada saa yang dipelukan. Seiing dengan waku, enunya kondisi dai suau fasilias yang mengalami pemakaian, kemampuan kinejanya semakin lama akan semakin menuun. Bila anpa dilakukan kegiaan peawaan, maka fasilias esebu idak lagi mempunyai kemampuan keja secaa eknis maupun secaa ekonomis 3. Dihaapkan dapa mempepanjang usia pakai dai suau fasilias esebu Bebeapa keusakan pada suau pealaan poduksi idak hanya beakiba beheni sebagai ala poduksi, api juga pealaan poduksi lainnya akan iku beheni. Oleh kaena iu unuk menghasilkan suau kebehasilan peawaan haus dilakukan peawaan secaa eencana. Tujuan Peawaan Tujuan uama peawaan adalah unuk :
3 4 1. Mempepanjang usia kegunaan fasilias poduksi. Menjamin adanya pesediaan pealaan poduksi yang opimal pada saa dibuuhkan 3. Menjamin kesiapan opeasional seluuh pealaan pada saa dibuuhkan 4. Menjamin keselamaan keja bagi yang menggunakan fasilias poduksi esebu Analisis Tend Tend adalah sekumpulan daa hisois yang membenuk dee bekala (ime seies) dan menggambakan pegeakan peumbuhan aau penuunan. Model pegeakan esebu bisa beupa gais luus aau paabolik yang menaik aau menuun sepei yang diunjukkan pada abel.1. Langkah-langkah menenukan model end : 1. Menenukan pola daa Penggambaan gafik daa hisois yang dimiliki dapa dianalisis secaa kasa pola daa hisois yang dimiliki. Pemilihan model end yang sesuai Seelah dilakukan pola daa hisois secaa kasa, selanjunya dilakukan penenuan end yang ebaik dengan meode kuada ekecil. Meode ini menghiung nilai aaaa kesalahan kuada ekecil. Nilai kesalahan secaa maemais diumuskan sebagai e c() c()', di mana c()adalah nilai daa hisois dan c()'adalah nilai dai model end yang dipilih. Rumus pehiungan kesalahan esebu sebagai beiku. (Sugiao, 000): n c() c()' Mean 1 Squae Eo ( MSE) n...(1) Bebeapa benuk model end sedehana yang dapa dipilih adalah sebagai beiku: Tabel.1 Bebeapa model end linie dan non linie Model Tansfomasi Model Linea Linie c()' a b - c()' a b Kuadaik c()' a b c - c()' a' b' c' Eksponen c()' a b c()' log c();a log a ; b log b log c()' loga log b di mana nilai a,b,c dapa dihiung dai eliminasi pesamaan nomal beiku (Sudjana,001): c() na b c c() a b c 3 c() a b c () Waku Pengganian Opimal Bedasakan Biaya Opeasi Yang Semakin Meningka Dai waku ke waku, misalnya secaa ahunan, sebagian besa suvei pengganian fasilias sesuai dengan kebuuhan yang sudah. Dianaa waku suvei esebu biaya opeasi
4 5 yang dibuuhkan oleh suau fasilias semakin meningka, seiing dengan keadaan bebeapa komponen dai fasilias esebu yang semakin aus (semakin membuuk). Komponen yang semakin aus esebu haus digani, sehingga dapa menuunkan biaya opeasi. Biaya pengganian yang dipelukan melipui biaya pembelian komponen dan ongkos pengganian. Sea ada keseimbangan anaa biaya yang digunakan unuk pengganian dan keunungan yang didapakan melalui penguangan biaya opeasi. Sehingga dapa dienukan waku pengganian opimal yang pada giliannya meminimalkan biaya opeasi dan biaya pengganian dalam sau ahun yang digambakan pada gafik beiku : (Jadine, 1973). Gamba. 1973) Gafik hubungan anaa biaya pengganian dan opeasional (Jadine, Gamba.3 Diagam waku ana pengganian (Jadine, 1973) dimana : c() : biaya opeasi pe uni waku pada waku seelah pengganian C : biaya pengganian : ineval waku ana pengganian yang opimal dalam ineval waku (0,T) Tujuan waku ana pengganian yang opimal adalah unuk meminimalkan biaya opeasi dan biaya pengganian. Biaya Toal ana suvey menjadi fungsi dai waku ineval ana pengganian, dan dilambangkan sebagai C( ), sehingga : C( ) = Biaya pengganian ana suvey + Biaya opeasi ana suvey Biaya pengganian ana suvey = Jumlah pengganian ana suvey x Biaya pe pengganian nc =
5 6 Biaya opeasi ana suvey Sehingga : = Biaya opeasi seiap ineval ana pengganian x Jumlah ineval ana suvey = c()d x (n 1) C( ) nc (n 1) c()d. (3) 0 0 Kaena n adalah fungsi dai, maka leakkan n dalam (n 1) T, sehingga T n 1 Disubsiusikan dalam pesamaan (1), didapakan : T C( ) C c()d..(4) 0 Unuk mendapakan biaya oal yang minimal, pesamaan (4) diuunkan ehadap dan d C( ) biaya oal sama dengan 0, yaiu : 0... (5) d Jika didapakan pesamaan kuadaik c()' A B C, biaya oalnya adalah : T C( ) C (A B - C )d... (6) 0 sehingga : T B C 3 C( ) C A 3 0 T B C C A 3 3 TB C TA 3 Unuk mendapakan biaya oal yang minimal adalah : d C( ) TB 0 d 3 sehingga : TB 0 3 TB 3....(7) Pengumpulan, Pengolahan Daa dan Analisis Hasil Pengumpulan Daa
6 7 Populasi yang digunakan unuk peneliian ini adalah mesin pengaian ipe FM D14 yang dibangun kelompok ani sejak ahun Mesin esebu seiap hai digunakan sejak pada saa mesin diesmikan dan kuang mendapakan peawaan, membuuhkan biaya yang cukup besa bila mendapa peawaan.daa yang digunakan adalah daa mulai bulan Januai 016 sampai dengan Desembe 016. Sebagai sampel peneliian adalah : 1. Daa pime Daa yang dipeoleh secaa langsung di lapangan, yaiu mengamai pelaksanaan poses pengaian dan kegiaan peawaan mesin pengaian aeal.. Daa Sekunde Daa sekunde yang dipelukan : a.waku saa dilakukan pengganian b.jenis komponen yang dilakukan pengganian c. Biaya iap kali dilakukan pengganian Tabel 4.1 Daa Daa Biaya Pengganian dan Biaya Opeasional mesin pengaian ipe FM D14 Biaya peganian komponen (Rp) Bulan bueng seke nosel kelep oli ing d14 pom d14 kop d14 pi seke meal duduk meal jalan une d14 biaya opeasional Januai Febuai Mae Apil Mei
7 8 Juni Juli Agusus Sepembe Okobe Nopembe Desembe Jumlah 0 0 Raa-aa Dai abel 3 esebu dapa digamba gafik endnya sebagai beiku : Gamba.4. Tend Biaya Opeasional Pengolahan Hasil Pengumpulan Daa Dai hasil pembuaan gafik yang besifa end maka dilakukan pehiungan dengan menggunakan pesamaan nomal unuk mendapakan koefisien fungsi pesamaan, kemudian dilakukan pemilihan fungsi pesamaan yang paling mendekai dengan gafik end yang sebenanya menggunakan meode kuada ekecil (MSE) dan diabelkan sebagai beiku : Tabel 4. Hasil Pendekaan Tend Linie Koefisien model linea a = b = 9661,76 Model linea yang mendekai d()' a b d()' ,76 MSE ,08 Tabel 4.3 Hasil Pendekaan Tend Kuadaik Koefisien model kuadaik a = ,1 b = 9661,76 c = 5683,009
8 9 d()' a b c Model kuadaik yang mendekai d()' ,1 9661, ,009 MSE ,8 Tabel 4.4 Hasil Pendekaan Tend Eksponen d()' log d()' Tansfomasi dai model eksponen log a 5,965 log b0,00 Model Linea logd()' log a logb logd()' 5,965 0,00 Model eksponen yang mendekai d()' a b d()' (9343,94) *(1,01) MSE ,59 Maka unuk memilih model end yang paling mendekai dengan end yang sebenanya dilakukan pebandingan kesalahannya sebagai beiku : Tabel 4.5 Pebandingan Hasil Pendekaan Tend Biaya Opeasional Nama Model Rumus Model Pesamaan Model Yang Mendekai MSE Linea d() a b d()' , ,08 Kuadaik Eksponen d() a b c d()' ,1 9661, , ,8 d() a b d()' (9343,94) *(1,01) ,59 Dilha dai MSE yang ekecil dai abel esebu, maka model kuadaik adalah model end yang paling mendekai sebagai fungsi biaya opeasional, yaiu d()' ,1 9661, ,009 dan gafiknya dapa digambakan sebagai beiku :
9 10 Gamba 4. Gafik Hasil Pendekaan Tend Kuadaik 4.. Penenuan Biaya Pengganian (C ) Biaya pengganian komponen didapakan dai biaya aa-aa pengganian komponen pe bulan dai abel 4.1 adalah sebagai beiku : C Bueng C Seke C Nosel C Kelep C Oli C Ring d14 C Pom d14 C Kop d14 C Pi seke C Meal duduk C Meal jalan C Une d14 = Rp pe bulan = Rp pe bulan = Rp pe bulan = Rp 5000 pe bulan = Rp pe bulan = Rp pe bulan = Rp.917 pe bulan = Rp pe bulan = Rp pe bulan = Rp pe bulan = Rp.917 pe bulan = Rp pe bulan Pehiungan Waku Pengganian dan Biaya Toal pe Tahun yang Opimal Selanjunya dilakukan pehiungan waku pengganian yang opimal dengan c() sebagai fungsi biaya opeasional adalah sebagai beiku : T C( ) C c()' d, didapakan : 0 T C( ) C (A B - C )d... (4.1) 0 di mana : A=830935,1, B=9661,76, C= 5683,01, T=1, C( ) = biaya oal C = biaya aa-aa pengganian masing-masing komponen sehingga : T B C 3 C( ) C A 3 0 T B C C A 3 3 TB C TA... (4.) 3
10 11 Unuk mendapakan biaya oal yang minimal, pesamaan (4.) diuunkan ehadap dan biaya oal sama dengan 0 : d C( ) TB d 3 sehingga : TB 0 3 TB 3....(4.3) Dai pesamaan (4.3) dapa dienukan waku pengganian ( ) dengan jalan menyamakan hasil pehiungan pesamaan uas kii dan uas kanan sebagai beiku : (1)(9661,76) (1) C ()(1)(5683,01) 3 Seelah dikeahui waku pengganian komponen, selanjunya dapa dienukan besa biaya oal pe ahun dengan caa memasukkan nilai waku pengganian ( ) ke dalam pesamaan Pehiungan Waku Pengganian Komponen Bueng dan Biaya Toal yang Opimal C Bueng = Rp (1)(9661,76) (1) C ()(1)(5683,01) 3 Dai pesamaan esebu dapa dienukan waku pengganian ( ) dengan jalan menyamakan hasil pehiungan pesamaan uas kii dan uas kanan sebagai beiku : Ruas kii Ruas kanan C()
11 1 Dai abel esebu didapakan bahwa nilai yang dapa menghasilkan uas bagian kanan dan uas bagian kii mendekai sama iulah yang opimal, yaiu pada kisaan nilai = 3,7016 dan C() = Dengan demikian waku pengganian komponen bueng yang opimal adalah seiap 3,7 bulan dengan biaya oal opimal Rp ,733 pe ahun dan digambakan melalui gafik sebagai beiku : Gamba 4.3 Gafik Biaya Toal dan Waku Pengganian Komponen Bueng Pehiungan Biaya Pengganian dan Biaya Opeasional Komponen Bueng pe Siklus Pengganian Unuk biaya oal komponen bueng dapa dienukan biaya oal pe bulan yang di ambil dai nilai oal biaya yang opimal yaiu = Rp ,87 pe bulan. Dengan demikian unuk seiap siklus pengganian komponen dapa dienukan : Biaya oal : Rp ,733 x 3,7 bulan = Rp ,61 Biaya pengganian : Rp ,67 x 3,7 bulan = Rp , Biaya opeasional Rp ,95 Pemodelan Hubungan Waku Pengganian dan Biaya Opeasional Hasil pehiungan biaya pengganian dan biaya opeasional komponen pe siklus penmgganian dapa dimodelkan sebagai beiku : Biaya Opeasional Biaya Pengganian b b
12 13 0 3,7 7,4... bulan Gamba 4.10 Hubungan Waku Pengganian dan Biaya Opeasional komponen Bueng Kesimpulan Dai analisis hasil pembahasan, dapa disimpulkan bahwa dengan menggunakan pehiungan biaya pe siklus dapa menghema peencanaan anggaan biaya oal dan opeasional mesin pengaian ipe FM D14 dibandingkan dengan menggunakan pehiungan biaya pe bulan, Hasil pehiungan biaya pe siklus dalam sau ahun dipelukan biaya oal sebesa Rp 14 jua, yang edii dai biaya opeasional sebesa R,1 jua dan biaya pengganian sebesa Rp 11,88 jua. Sedangkan biaya oal pe ahun dengan menggunakan pehiungan biaya pe bulan sebesa Rp 1,7 jua yang edii dai biaya opeasional sebesa Rp 11,5 jua dan biaya pengganian sebesa Rp 10, jua.. Sehingga dengan menggunakan pehiungan biaya pe siklus unuk biaya oal dapa menghema Rp 7,6 jua pe ahun, biaya opeasional dapa menghema Rp 9,3 jua pe ahun, sedangkan biaya pengganian lebih mahal Rp 1,6 jua. DAFTAR PUSTAKA Code, Anony, Teknik Manajemen Pemelihaaan. Edisi ke-. Jakaa: Elangga. Effendi, Rudy, 009, Penenuan Waku Pengganian Komponen dan Biaya Toal Peawaan Amada Angku PT. Pekebunan Lidjen Banyuwangi, Teknik Indusi, Unag Suabaya Jadine, A.K.S, Mainenance, Replacemen, and Reliabiliy.1 s.ed. Toono 135, Canada: The Copp Clak Publishing, Co. Sudjana, 001. Teknik Analisis Regesi dan Koelasi Bagi Paa Penelii. Bandung: Tasio. Mu aif Efendi, 015, Analisis Peencanaaan Penjadwalan Mainenance pada mesin CNC Line Exhaus menggunakan model Age Replacemen, Teknik indusy, Univesias Dama Pesada.
13 14
kimia LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 kimia K e l a s XI LAJU REAKSI II Tujuan Pembelajaan Seelah mempelajai maei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beiku. 1. Mengeahui pesamaan laju eaksi.. Memahami ode eaksi dan konsana laju
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. peternakan UIN SUSKA Riau dan Laboratorium Agronomi Fakultas pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini elah dilakukan di Lahan pecobaan Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA Riau dan Laboaoium Agonomi Fakulas peanian dan peenakan UIN SUSKA
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN
III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,
Lebih terperinciBAB III PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIK
A III PENGEMANGAN MODEL MATEMATIK Pada analisis manual ang akan dikembangkan, unuk menjamin bahwa eoi maupun umusan ang diuunkan belaku (valid) maka pelu dieapkan asumsi dasa. Sehingga hasil analisis manual
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Penelitian ini berlangsung selama
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempa dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Laboaoium Lapang (Agosologi) Fakulas Peanian dan Peenakan UIN Suska Riau. Peneliian ini belangsung selama bulan yaiu pada
Lebih terperinciBab II Dasar Teori Kelayakan Investasi
Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.
Lebih terperinci4 METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat 4.2 Alat dan Bahan 4.3 Metode Penelitian 4.4 Metode Pengambilan Sampel
4 METODOLOGI 4. Waku dan Tempa Peneliian dilaksanakan pada Bulan Mae 009 sampai dengan Bulan Mei 009. Peneliian dilaksanakan di Peaian Teluk Banen dengan basis pendaaan di Pelabuhan Peikanan Panai (PPP)
Lebih terperinciBAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan
BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 3) Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Posisi dan Pepindahan Kecepaan Pecepaan Geak Paabola Geak Melingka Geak dalam Dua dan Tiga Dimensi Menggunakan anda + aau
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya
III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya
Lebih terperinciProgram Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Vektor
Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Fungsi Veko [MA4] Deinisi Deinisi ungsi veko Fungsi veko meupakan auan yang mengkaikan ε R dengan epa sau veko F R Noasi : F : R R F î gĵ, g aau
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,
Lebih terperinci= 0 adalah r(dimana r konstan);
MODEL PEMAEA LOGISTI UTU PEMAEA IA DEGA LAJU PEMAEA PROPOSIOAL Sigi ova Riyano, aono Juusan Maemaika FMIPA UDIP Semaang Jl. Pof. H. Soedao, SH, Tembalang, Semaang, 575 Absak: Tedapa banyak model pemanenan,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING
ANALISA SISTEM ANTRIAN MULTISERVER MULTIQUEUE MENGGUNAKAN METODE JOCKEYING Ewin Panggabean Pogam Sudi Teknik Infomaika STMIK Pelia Nusanaa Medan, Jl. Iskanda Muda No 1 Medan, Sumaea Uaa 20154, Indonesia
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan
Lebih terperinciMODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)
Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup
Lebih terperinciBAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun
43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C
Lebih terperinciBAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu
BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
Lebih terperinciPENGARUH EKSPEKTANSI, VALENSI, DAN INSTRUMENTALIS TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA CV. AMAL MULIA SEJAHTERA BOGOR
Junal Ilmiah Inovao, Edisi Mae 01 PENGARUH EKSPEKTANSI, VALENSI, DAN INSTRUMENTALIS TERHADAP MOTIVASI KERJA KARAWAN PADA CV. AMAL MULIA SEJAHTERA BOGOR Oleh : Ahmad Subandi, Sujadi.P dan M.Azis Fidaus
Lebih terperinciHUMAN CAPITAL. Minggu 16
HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber
Lebih terperinciOPTIMASI OPERASIONAL WADUK WONOREJO SEBAGAI WADUK SERBAGUNA MENGGUNAKAN PROGRAM DINAMIK
OPIMASI OPEASIONAL WADUK WONOEJO SEBAGAI WADUK SEBAGUNA MENGGUNAKAN POGAM DINAMIK Dwi Indiyani 1, Pof. D. I. Nadjadji Anwa, MSc 2, D. I. Edijano 2 1 Mahasiswa Pascasajana eknik Sipil Juusan Hidoinfomaik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami
11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan
Lebih terperinciOleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /
4 Oleh : Debrina Puspia Andriani Teknik Indusri Universias Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id / debrina.ub@gmail.com www.debrina.lecure.ub.ac.id O. Dasar perhiungan depresiasi 2. Meode-meode depresiasi.
Lebih terperinciTEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN
0 TEKNIK FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN Penenuan ungsi peluang aau ungsi densias dai ungsi peubah acak bisa juga dilakukan melalui ungsi pembangki momen Dalam penenuannya, enu saja haus digunakan siasia dai ungsi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoriis 3.1.1 Daya Dukung Lingkungan Carrying capaciy aau daya dukung lingkungan mengandung pengerian kemampuan suau empa dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara
Lebih terperinciAPLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT
APLIKASI TEORI KONTROL DALAM LINIERISASI MODEL PERSAMAAN GERAK SATELIT Swesi Yunia Puwani, Asep K. Supiana, Nusani Anggiani Absak Maemaika sanga bepean dalam pengembangan ilmu konol. Aplikasi sisem konol
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waku dan Lokasi Peneliian Peneliian ini dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2011 yang berlokasi di areal kerja IUPHHK-HA PT. Mamberamo Alas Mandiri, Kabupaen Mamberamo
Lebih terperinciANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)
hp://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi OPSI Jurnal Opimasi Sisem Indusri ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ) Ahmad Muhsin, Ichsan Syarafi Jurusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA
LAPORAN PENELITIAN DOSEN PEMULA PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR DAN BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT (Sudi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Oleh: Devni Pima Sai, S.Si, M.Sc.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi
Lebih terperinciJTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013,
JTM, Volume 01 Nomor 02 Tahun 2013, 124-131 PENENTUAN INTERVAL WAKTU OPTIMUM KOMPONEN SLOT SCREEN PADA MESIN PUSHER CENTRIFUGE 0106M301B DI PT PETROKIMIA GRESIK Nicco Dimas Ari Nugroho S1 Pend Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode
20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan
BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang
Lebih terperinciMODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi
Lebih terperinciGEOMETRI BAB II BANGUN RUANG SISI LENGKUNG
Maemaika Kelas IX Semese Maei Bangun Ruang Sisi Lengkung GEOMETRI BB II BNGUN RUNG SISI LENGKUNG. Pengeian dan Unsu-unsu Tabung, Keucu, dan Bola. Tabung Tabung adalah bangun uang yang dibaasi oleh dua
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Meode Peneliian Pada bab sebelumnya elah dibahas bahwa cadangan adalah sejumlah uang yang harus disediakan oleh pihak perusahaan asuransi dalam waku peranggungan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan
40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan
Lebih terperincipost facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan
3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan
Lebih terperinciDiterima: 10 Juli 2009; Disetujui: 15 November 2009 ABSTRACT
ANALISIS BIONOMI IKAN KARANG DI PERAIRAN KABUPATEN RAJA AMPAT, PROVINSI PAPUA BARAT Bionomic Analysis on Coal Fish in Raja Ampa Regency, Wes Papua Povince Oleh: Eny Budi Si Hayani 1*, Akhmad Fauzi, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perawaan (Mainenance) Mainenance adalah akivias agar komponen aau sisem yang rusak akan dikembalikan aau diperbaiki dalam suau kondisi erenu pada periode waku erenu (Ebeling,
Lebih terperinciK ata Kunci. K D ompetensi asar. P B engalaman elajar. Bab V. Bangun Ruang Sisi Lengkung. Di unduh dari : Bukupaket.
Bab V Bangun Ruang Sisi Lengkung K aa Kunci Tabung Jaing-jaing Keucu Luas Pemukaan Bola Volume K D ompeensi asa 1.1 Menghagai dan menghayai ajaan agama yang dianunya. 2.2 Memiliki asa ingin ahu, pecaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa
Lebih terperinciPENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN
M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak
Lebih terperinciUSULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN METODE Q (di Bengkel Pembuatan dan Service Turbin)
ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.01 Vol.04 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN UKURAN PEMESANAN OPTIMAL SUKU CADANGMESIN GRINDING BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan
Lebih terperinciJurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK
PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.
Lebih terperinciTransien 1. Solusi umum persamaan gelombang. Contoh contoh Switch on kondisi unmatched. Mudrik Alaydrus, Univ. Mercu Buana, 2008 Presentasi 9 1
Tansien Slusi umum pesamaan gelmbang Cn cn Swic n kndisi unmaced pecabangan Mudik Alaydus, Uni. Mecu Buana, 008 Pesenasi 9 Pada pembaasan sebelumnya : pengandaikan sinyalyangyang amnis, aau kndisi sinyal
Lebih terperinciUSULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X
USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini
METODE PENELITIAN Kerangka Pendekaan Sudi Penaagunaan lahan kawasan pesisir di Kabupaen Kulon Progo didasarkan pada karakerisik fisik, finansial usaha ani dan pemanfaaan saa ini. Karakerisik fisik adalah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP
Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di Tempa Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, Kecamaan Lembang, Kabupaen Bandung, Jawa Bara. Pemilihan lokasi dilakukan secara
Lebih terperinciANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah
Lebih terperinciPengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Efektivitas Organisasi di Biro Umum Bagian Humas dan Protokoler Kantor Gubernur Sumatera Utara
Junal Ilmu Adminisasi Publik 3 () (5): 557 Junal Adminisasi Publik hp://ojs.umaid/index.php/publikauma Pengauh Kineja Pegawai Tehadap Efekivias Oganisasi di Bio Umum Bagian Humas dan Pookole Kano Gubenu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah
Lebih terperinciIII METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data
III METODOLOGI 3. Waku dan Tempa Peneliian dilakukan pada Bulan Mare sampai dengan Bulan April 007. Lokasi peneliian berada di Pelabuhan Perikanan Nusanara Pemangka Kabupaen Sambas, Provinsi Kalimanan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) D-108
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Prin) D-108 Simulasi Peredaman Gearan Mesin Roasi Menggunakan Dynamic Vibraion Absorber () Yudhkarisma Firi, dan Yerri Susaio Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa
BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan
Lebih terperinciPENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR
Poseding Semina Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabu, 1 Novembe 015 Bale Sawala Kampus Univesias Padjadjaan, Jainango PENENTUAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI DENGAN KINCIR MOMENTUM GRAVITASI AIR AYU LUSIYANA-1
Lebih terperinciPENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)
B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES
IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya
Lebih terperinciPeramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis
JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Suau negara yang memuuskan unuk menempuh kebijakan huang luar negeri biasanya didasari oleh alasan-alasan yang dianggap rasional dan pening. Huang luar negeri
Lebih terperinciADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI
ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.
Lebih terperinciKAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN
JMP : Volume 4 omor, Juni 22, hal. 35-46 KAJIA PEMODELA DERET WAKTU: METODE VARIASI KALEDER YAG DIPEGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURA Winda Triyani Universias Jenderal Soedirman winda.riyani@gmail.com Rina
Lebih terperinciSISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA KITA
Reka Inegra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Indusri Ienas No.03 Vol.03 Jurnal Online Insiu Teknologi Nasional Juli 2015 SISTEM PERSEDIAAN KOMPONEN PADA MESIN CETAK BERDASARKAN LAJU KERUSAKAN DI PT KARYA
Lebih terperinciKadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***
PELATIHAN MENITI PAPAN JARAK 4 METER 5 REPETISI 2 SET DAN 2 REPETISI 5 SET TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 MENGWI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Kadek Bayu Wibawa*, I Keu Sumera**,
Lebih terperinciKLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK
KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS Wulan Fain Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 1,2,3 Teknologi Informasi dan Kompuer, Polieknik Negeri Lhokseumawe, Jalan banda Aceh-Medan
Lebih terperinci