USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X"

Transkripsi

1 USULAN ENERAAN METODE KOEISIEN MANAJEMEN (BOMAN S) SEBAGAI ALTERNATI MODEL ERENCANAAN RODUKSI RINTER TIE LX400 ADA T X Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik Manajemen Indusri - Sekolah Tinggi Manajemen Indusri Jl Lejen Suprapo No 6 Jakara usa hdwihardiman@yahoocom Absrak Meode koefisien manajemen (bowman s) pada dasarnya mencoba memodelkan kepuusan manajemen analisis korelasi kepuusan manajemen masa lalu Model yang dikembangkan adalah model enaga kerja model kecepaan produksi Analisis korelasi menghasilkan model enaga kerja persamaan = 5,43 + 0,39-0, ( I * I ) + 0,04, segkan Analisis korelasi menghasilkan model kecepaan produksi = -80,05 + 9,48 + 0,60 ( I * I ) + 0,7 i Seelah melalui serangkaian analisis i0 i korelasi, model enaga kerja kecepaan produksi yang dihasilkan secara saisik dapa digunakan unuk mendukung pengambilan kepuusan dalam menenukan jumlah enaga kerja yang akan digunakan kecepaan produksi yang diinginkan Kaa Kunci: Koefisien Manajemen, Analisis Regresi Korelasi, Model Tenaga Kerja, Model Kecepaan roduksi ENDAHULUAN T X merupakan perusahaan berskala nasional yang memproduksi priner ipe LX400 pada salah sau line produksinya Dalam menjalankan kegiaan produksinya, T X berpedoman kepada ingka persediaan minimal di gug yang merupakan kebijakan manajemen, maksudnya adalah produksi akan dilaksanakan ujuan memenuhi ingka persediaan minimal ersebu Akan eapi dalam waku (sau) ahun erakhir ini, kegiaan produksi pola seperi ersebu di aas dirasakan kurang opimal enyebabnya adalah ingka perminaan erhadap produk priner ipe LX400 yang semakin bergejolak sehingga juga mengakibakan bergejolaknya ingka penggunaan enaga kerja Kondisi ini enunya idak mengunungkan bagi perusahaan, karena ada kemungkinan idak erpenuhinya perminaan dari pelanggan / aau erjadinya ingka persediaan yang berlebihan Mengamai gejala ini, perlu kiranya dikembangkan suau model perencanaan produksi yang mampu menganisipasi semakin bergejolaknya ingka perminaan ingka penggunaan enaga kerja ersebu Model yang dapa dikembangkan unuk siuasi seperi ini adalah perencanaan produksi model koefisien manajemen (bowman s), dimana

2 pendekaan ini mencoba memodelkan kepuusan manajemen analisis kepuusan manajemen masa lalu Dalam siuasi yang repeiif, model ini menyaakan fakor kepuusan dalam benuk nilai yang dapa diamai aau diramalkan Kepuusan yang akan diambil mencakup (dua) hal, yaiu besarnya enaga kerja ingka aau laju produksi Model yang dikembangkan adalah () model enaga kerja sebagai fungsi dari ramalan perminaan, ingka persediaan, sera jumlah enaga kerja di periode sebelumnya, dimana f, () model, *,, I I kecepaan produksi sebagai fungsi dari ingka penggunaan enaga kerja, ingka persediaan, ramalan perminaan (dalam peneliian ini ramalan perminaan yang digunakan adalah unuk periode 3 (iga) bulanan, dimana f, I*, I,,, Diharapkan model koefisien manajemen (bowman s) ini dapa menjadi salah sau alernaif model perencanaan produksi yang sesuai kondisi produksi di T X enunya berdampak minimum erhadap biaya produksi METODOLOGI EMECAHAN MASALAH Meodologi pemecahan masalah unuk peneliian ini dikembangkan berpedoman kepada bagaimana suau rencana produksi pendekaan koefisien manajemen (bowman s) iu disusun Seperi elah dijelaskan sebelumnya bahwa model koefisien manajemen (bowman s) ini mencoba memodelkan kepuusan manajemen analisis kepuusan manajemen masa lalu Beriku ini adalah model enaga kerja model kecepaan produksi yang dikembangkan dalam model koefisien manajemen (bowman s): ) Model Tenaga Kerja f, *,, I I dimana: = Jumlah enaga kerja di periode = Ramalan perminaan di periode I* = Tingka persediaan yang diinginkan I - = Tingka persediaan akual pada akhir periode - - = Jumlah enaga kerja di periode - segkan persamaan nya adalah sebagai beriku: I I 0 * 3 ) Model Kecepaan roduksi f, I*, I,,, dimana: = Jumlah produksi di periode

3 = Jumlah enaga kerja di periode I* = Tingka persediaan yang diinginkan I - = Tingka persediaan akual pada akhir periode - = Ramalan perminaan di periode + = Ramalan perminaan di periode + + = Ramalan perminaan di periode + segkan persamaan nya adalah sebagai beriku: 0 I * I 3 i0 i i Berdasarkan kedua model ersebu di aas, hasil pengembangan erhadap meodologi pemecahan masalah dalam peneliian ini disajikan pada Gambar eneapan Tujuan eneliian engumpulan Daa engolahan Daa (Model Tenaga Kerja) engolahan Daa (Model Kecepaan roduksi) enenuan Koefisien Manajemen (Bowman s) Model Tenaga Kerja Dengan Analisis Regresi Dan Korelasi Berganda enenuan Koefisien Manajemen (Bowman s) Model Kecepaan roduksi Dengan Analisis Regresi Dan Korelasi Berganda Rencana roduksi Dengan Model Koefisien Manajemen (Bowman s) Gambar Meodologi emecahan Masalah 3 ENGUMULAN DAN ENGO- LAHAN DATA ) engumpulan Daa: Daa dalam peneliian ini diperoleh cara sebagai beriku: a engamaan Langsung Dilakukan cara pengamaan langsung erhadap kegiaan produksi yang seg berlangsung, eruama proses produksi b awancara Dilakukan cara konak langsung pihak-pihak yang berkaian, eruama yang ada kaiannya kegiaan

4 perencanaan pengendalian produksi perusahaan c Sudi Kepusakaan Dilakukan cara mengkaji buku-buku, jurnal-jurnal, aaupun sumber bacaan lainnya yang berhubungan sisem produksi, khususnya perencanaan pengendalian produksi Selama periode pengamaan lebih kurang 6 (enam) bulan (Juli 0 sampai Desember 0), beriku adalah daa yang dihasilkan berkenaan kegiaan perencanaan pengendalian produksi di perusahaan, yaiu: Tingka penggunaan enaga kerja, Tabel Tingka enggunaan Tenaga Kerja Juli Agusus Sepember Minggu Ke Jumlah Tenaga Kerja Minggu Ke Okober November Desember Jumlah Tenaga Kerja Sumber: T X Tingka aau laju produksi priner ipe LX400, Minggu Ke Jumlah roduksi (Uni) Tabel Tingka aau Laju roduksi riner Tipe LX400 Juli Agusus Sepember Minggu Ke Jumlah roduksi (Uni) Sumber: T X Okober November Desember Tingka persediaan akual, Minggu Ke Jumlah ersediaan (Uni) Tabel 3 Tingka ersediaan Akual Juli Agusus Sepember Okober November Desember Minggu Ke Jumlah ersediaan (Uni) Akhir periode Juni 0 ada persediaan awal sebesar 65 uni Sumber: T X Caaan: Jumlah persediaan minimal yang diinginkan perusahaan (kebijakan perusahaan) seiap minggunya adalah 50 uni Tingka ramalan perminaan, Minggu Ke Tingka Ramalan (Uni) Tabel 4 Tingka Ramalan erminaan riner Tipe LX400 Juli Agusus Sepember

5 Okober November Desember Minggu Ke Tingka Ramalan (Uni) Minggu Bulan Januari 0 diramalkan jumlah produksi sebesar 00 uni Sumber: T X Caaan: Ramalan perminaan yang digunakan adalah unuk periode 3 (iga) bulanan, Jam kerja perusahaan, Jam kerja biasa = 8 jam kerja per hari (Senin sampai Kamis Sabu, jam , isiraha jam , jam , segkan hari jum a, jam , isiraha jam , jam ) ) engolahan Daa: a Model Tenaga Kerja: Unuk keperluan analisis korelasi beriku adalah daa yang digunakan unuk memodelkan enaga kerja, Tabel 5 Daa Unuk Model Tenaga Kerja Minggu Ke - I - I* - I Sumber: Hasil engolahan Daa enenuan koefisien manajemen (bowman s) model enaga kerja ini didasarkan aas analisis korelasi berganda Dengan menggunakan perangka lunak SSS, beriku adalah hasil analisis korelasi berganda unuk model kecepaan produksi:

6 Raa-raa penggunaan enaga kerja periode () aau ( jumlah daa 4) adalah 5,88 deviasi sandar 4,57 Raa-raa penggunaan enaga kerja periode (-) aau ( jumlah daa 4) adalah 5,83 deviasi sandar 4,58 Raa-raa selisih anara ingka yang persediaan diinginkan Saisik Deskripif Tabel 6 Saisik Deskripif Mean Sd Deviaion N () 5,88 4,57 4 (-) 5,83 4,58 4 I* - I(-) -7,46 7, ,58 50,39 4 Sumber: Hasil engolahan Daa ingka persediaan periode (- ) aau I * I ( jumlah daa 4) adalah -7,46 deviasi sandar 7,45 Raa-raa ramalan perminaan aau ( jumlah daa 4) adalah 04,58 deviasi sandar 50,39 Korelasi Tabel 7 Korelasi () (-) I* - I(-) earson Correlaion (),00 0,87-0,64 0,75 (-) 0,87,00-0,43 0,77 I* - I(-) -0,64-0,43,00-0, 0,75 0,77-0,,00 Sig (-ailed) () 0,00 0,00 0,00 (-) 0,00 0,0 0,00 I* - I(-) 0,00 0,0 0,9 0,00 0,00 0,9 N () (-) I* - I(-) Sumber: Hasil engolahan Daa Besar hubungan anara yang dihiung koefisien korelasi adalah 0,87,

7 * I I adalah -0,64, segkan adalah 0,75 Secara eoriis, korelasi karena anara paling besar, maka lebih berpengaruh erhadap dibanding I * I Korelasi yang cukup kua dianara hanya erjadi pada, yaiu 0,77 Segkan anara I * I adalah * I -0,43, sera I adalah -0, Sehingga kemungkinan aya mulikolinierias diharapkan erlalu idak berpengaruh erhadap model enaga kerja ini Tingka si koefisien korelasi sau sisi dari oupu (diukur dari seluruhnya probabilias) menghasilkan angka di bawah 0,05 ( adalah 0,00; * I I adalah 0,00; adalah 0,00), maka korelasi anara

8 , I * I, nyaa sanga Ringkasan Model Tabel 8 Ringkasan Model Model R R Square Adjused R Square Sd Error of he Esimae 0,95 0,9 0,90,47 a redicors: (Consan),, I* - I(-), (-) b Dependen Variable: () Sumber: Hasil engolahan Daa R Square adalah 0,9, arinya 9% mengenai jumlah penggunaan enaga kerja aau dapa dijelaskan oleh, I * I, Segkan sisanya (00% - 9% = 9%) dijelaskan oleh sebabsebab yang lain Sd Error of he Esimae adalah,47 (sauan yang dipakai adalah ) Angka ini lebih kecil dari angka deviasi sandar dalam saisik deskripif (yaiu, 4,57), sehingga disimpulkan dapa bahwa model lebih bagus sebagai digunakan pendekaan ramalan daripada raaraa ANOVA Tabel 9 ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square Sig Regression 437,6 3 45,87 67,83 0,00 Residual 43,0 0,5 Toal 480,63 3 a redicors: (Consan),, I* - I(-), (-) b Dependen Variable: () Sumber: Hasil engolahan Daa penggunaan enaga kerja iu sendiri Dari uji ANOVA aau Tes, didapa hiung adalah 67,83 ingka si 0,00 Oleh karena probabilias (0,00) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model

9 dapa dipakai unuk jumlah meramalkan penggunaan enaga kerja aau Dengan kaa lain,, Coefficiens I * I, bersama-sama secara berpengaruh erhadap jumlah penggunaan enaga kerja aau Tabel 0 Coefficiens Model Unsandardized Coefficiens Sandardized Coefficiens Sig B Sd Error Bea (Consan) 5,43,79 3,04 0,0 (-) 0,39 0, 0,39 3,7 0,00 I* - I(-) -0, 0,0-0,43-5,4 0,00 0,04 0,0 0,40 3,59 0,00 a Dependen Variable: () Sumber: Hasil engolahan Daa ersamaan : = 5,43 + 0,39-0, I * I ) + 0,04 ( Uji koefisien dari Berdasarkan probabilias: H 0 : Koefisien H : Koefisien idak Jika probabilias > 0,05, maka H 0 dierima Jika probabilias < 0,05, maka H 0 diolak Kepuusan: Terliha bahwa memiliki ingka si sebesar 0,00 aau probabilias < 0,05, maka H 0 diolak aau koefisien Berari benar-benar berpengaruh secara erhadap Uji koefisien dari ( I * I )

10 Berdasarkan probabilias: H 0 : Koefisien H : Koefisien idak Jika probabilias > 0,05, maka H 0 dierima Jika probabilias < 0,05, maka H 0 diolak Kepuusan: Terliha ( bahwa I * I ) memiliki ingka si sebesar 0,00 aau probabilias < 0,05, maka H 0 diolak aau koefisien ( Berari I * I ) benarbenar secara erhadap berpengaruh Uji koefisien dari Berdasarkan probabilias: Grafik H 0 : Koefisien H : Koefisien idak Jika probabilias > 0,05, maka H 0 dierima Jika probabilias < 0,05, maka H 0 diolak Kepuusan: Terliha bahwa memiliki ingka si sebesar 0,00 aau probabilias < 0,05, maka H 0 diolak aau koefisien Berari benarbenar secara erhadap Hubungan berpengaruh anara

11 Gambar Hubungan Tingka enggunaan Tenaga Kerja eriode () Dengan Tingka enggunaan Tenaga Kerja eriode (-) Terliha bahwa sebaran daa membenuk ke arah kanan aas, jika diarik garis lurus akan didapa slope yang posiif Hal ini sesuai koefisien (yang adalah nilai slope) posiif Hubungan ( I * I ) yang anara Gambar 3 Hubungan Tingka enggunaan Tenaga Kerja Dengan Tingka ersediaan Terliha bahwa sebaran daa membenuk ke arah kanan bawah, jika diarik garis lurus akan didapa slope yang negaif Hal ini sesuai koefisien (yang adalah nilai slope) ( I * I ) negaif Hubungan yang anara Gambar 4 Hubungan Tingka enggunaan Tenaga Kerja Dengan Ramalan erminaan

12 Terliha bahwa sebaran daa membenuk ke arah kanan aas, jika diarik garis lurus akan didapa slope yang posiif Hal ini sesuai koefisien (yang adalah nilai slope) yang posiif b Model Kecepaan roduksi Unuk keperluan analisis korelasi beriku adalah daa yang digunakan unuk memodelkan kecepaan produksi, Tabel Daa Unuk Model Kecepaan roduksi i i0 i Minggu Ke I - I* - I Sumber: Hasil engolahan Daa enenuan koefisien manajemen (bowman s) model kecepaan produksi ini didasarkan aas analisis korelasi berganda Dengan menggunakan perangka lunak SSS, beriku adalah hasil analisis korelasi berganda unuk model kecepaan produksi: Saisik Deskripif Tabel Saisik Deskripif Mean Sd Deviaion N (),9 50,7 4 () 5,88 4,57 4 I* - I(-) -7,46 7,45 4 (), (+), (+) 374,96 8,07 4 Sumber: Hasil engolahan Daa Raa-raa kecepaan produksi aau ( jumlah daa 4) adalah,9 deviasi sandar 50,7 Raa-raa ingka penggunaan enaga

13 () kerja aau ( jumlah daa 4) adalah 5,88 deviasi sandar 4,57 Raa-raa selisih anara ingka yang persediaan diinginkan ingka persediaan periode (- ) aau I * I ( jumlah daa 4) adalah -7,46 deviasi sandar 7,45 Raa-raa perminaan ramalan dalam periode 3 (iga) bulanan i0 i i aau ( jumlah daa 4) adalah 374,96 deviasi sandar 8,07 Korelasi Tabel 3 Korelasi () () I* - I(-) (), (+), (+) earson Correlaion (),00 0,9-0,36 0,84 () 0,9,00-0,64 0,67 I* - I(-) -0,36-0,64,00-0,04 (), (+), (+) 0,84 0,67-0,04,00 Sig (-ailed) () 0,00 0,04 0,00 () 0,00 0,00 0,00 I* - I(-) 0,04 0,00 0,43 (), (+), (+) 0,00 0,00 0,43 N () () I* - I(-) (), (+), (+) Sumber: Hasil engolahan Daa Besar hubungan anara dihiung koefisien yang korelasi adalah 0,9, * I I adalah -0,36, segkan arial Regression lo i adalah i0 i Dependen Variable: () 0,84 Secara eoriis, karena korelasi anara paling besar, maka lebih berpengaruh erhadap I* - I(-) dibanding I * I

14 i0 i i Korelasi yang cukup kua dianara hanya erjadi pada i0 i i, yaiu 0,67 Segkan anara * I I adalah -0,64, sera I * I i0 i i adalah -0,04 Sehingga kemungkinan aya mulikolinierias diharapkan erlalu erhadap idak berpengaruh model kecepaan produksi ini Tingka si koefisien korelasi sau sisi dari oupu (diukur dari seluruhnya menghasilkan probabilias) angka di bawah 0,05 ( adalah 0,00; * I I adalah 0,04; i0 i i adalah 0,00), maka korelasi anara, I * I, i0 i nyaa i sanga

15 R Square adalah 0,94, Ringkasan Model Tabel 4 Ringkasan Model Model R R Square Adjused R Square Sd Error of he Esimae 0,97 0,94 0,94,8 a redicors: (Consan), (), (+), (+), I* - I(-), () b Dependen Variable: () Sumber: Hasil engolahan Daa arinya 94% kecepaan produksi aau dijelaskan dapa oleh, I * I, i0 i Segkan i sisanya (00% - 94% = 6%) dijelaskan oleh sebabsebab yang lain Sd Error of he Esimae adalah,8 (sauan yang dipakai adalah ) Angka ini lebih kecil dari angka deviasi sandar dalam deskripif saisik (yaiu, 50,7), sehingga dapa disimpulkan bahwa model lebih bagus sebagai digunakan pendekaan ramalan daripada raaraa ANOVA Tabel 5 ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square Sig Regression 54850, ,48,50 0,00 Residual 379, ,97 Toal 589,83 3 a redicors: (Consan), (), (+), (+), I* - I(-), () b Dependen Variable: () Sumber: Hasil engolahan Daa kecepaan produksi iu sendiri Dari uji ANOVA aau es, didapa hiung adalah,50 ingka si 0,00 Oleh karena probabilias (0,00) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model dapa dipakai unuk meramalkan kecepaan produksi aau Dengan kaa lain,, I * I,

16 i secara i0 i bersama-sama Coefficiens berpengaruh erhadap kecepaan produksi aau Tabel 6 Coefficiens Model Unsandardized Coefficiens Sandardized Coefficiens Sig B Sd Error Bea (Consan) -80,05 7,5-4,67 0,00 () 9,48,40 0,86 6,78 0,00 I* - I(-) 0,60 0,7 0,,9 0,04 (), (+), (+) 0,7 0,06 0,7,8 0,0 ersamaan : = -80,05 + 9,48 + 0,60 ( I * I ) + 0,7 i i Uji koefisien Berari dari Berdasarkan probabilias: H 0 : Koefisien H : Koefisien idak Jika probabilias > 0,05, maka H 0 dierima Jika probabilias < 0,05, maka H 0 diolak Kepuusan: Terliha bahwa memiliki ingka si sebesar 0,00 aau probabilias < 0,05, maka H 0 diolak aau koefisien 0 benarbenar secara erhadap i berpengaruh Uji koefisien dari ( I * I ) Berdasarkan probabilias: H 0 : Koefisien H : Koefisien idak Jika probabilias > 0,05, maka H 0 dierima Jika probabilias < 0,05, maka H 0 diolak Kepuusan:

17 Terliha ( bahwa I * I ) memiliki ingka si sebesar 0,04 aau probabilias < 0,05, maka H 0 diolak aau koefisien ( Berari secara erhadap berpengaruh Uji koefisien dari i0 i Berdasarkan probabilias: i H 0 : Koefisien H : Koefisien idak Jika probabilias > Kepuusan: Terliha i0 i memiliki si bahwa i ingka sebesar 0,0 aau probabilias < 0,05, maka H 0 diolak aau koefisien Berari i0 i benarbenar secara erhadap i I * I ) benarbenar berpengaruh Grafik Hubungan anara 0,05, maka H 0 dierima Jika probabilias < 0,05, maka H 0 diolak

18 Gambar 5 Hubungan Kecepaan roduksi Dengan Tingka enggunaan Tenaga Kerja Terliha bahwa sebaran daa membenuk ke arah kanan aas, jika diarik garis lurus akan didapa slope yang posiif Hal ini sesuai koefisien (yang adalah nilai slope) posiif Hubungan ( I * I ) yang anara Gambar 6 Hubungan Kecepaan roduksi Dengan Tingka ersediaan Terliha bahwa sebaran daa membenuk ke arah kanan aas, jika diarik garis lurus akan didapa slope yang posiif Hal ini sesuai koefisien (yang adalah nilai slope) I * I ) ( yang posiif Hubungan anara i0 i i Gambar 7 Hubungan Kecepaan roduksi Dengan Ramalan erminaan Terliha sebaran bahwa daa membenuk ke arah kanan aas, jika

19 diarik garis lurus akan didapa slope yang posiif Hal ini sesuai koefisien (yang adalah nilai slope) i0 i posiif 4 ANALISIS MASALAH i yang Meode koefisien manajemen (bowman s) pada dasarnya mencoba memodelkan kepuusan manajemen analisis korelasi kepuusan manajemen masa lalu Model yang dikembangkan adalah model enaga kerja model kecepaan produksi Dengan analisis korelasi diperoleh model linear unuk enaga kerja adalah = 5,43 + 0,39-0, I * I ) + ( 0,04 model linear unuk kecepaan produksi adalah = -80,05 + 9,48 + 0,60 I * I ) + 0,7 i i 0 i ( Melalui serangkaian analisis korelasi pada ahap pengolahan daa dapa dikaakan bahwa kedua model ersebu secara saisik dapa digunakan unuk mendukung pengambilan kepuusan dalam menenukan jumlah enaga kerja yang akan digunakan kecepaan produksi yang diinginkan Sebagai conoh adalah sebagai beriku: Apabila pada periode 4 5 dikeahui sebagai beriku: - 4 = 8 orang - I * = 50 uni - I 4 = 80 uni - 5 = 5 uni maka unuk periode 5 dapa dienukan jumlah enaga kerja yang akan digunakan, yaiu: = 5,43 + 0,39 0, ( I * I ) + 0,04-5 = 5,43 + (0,39 x 8) - (0, x (50-80) + (0,04 x 5) = 8,65 9 orang Segkan kecepaan produksinya apabila pada periode 4 5 dikeahui sebagai beriku: - I * = 50 uni - I 4 = 80 uni - 5 = 9 orang - 5 = 5 uni - 6 = 5 uni - 7 = 5 uni maka unuk periode 5 dapa dienukan kecepaan produksi yang diinginkan, yaiu: = -80,05 + 9,48 + 0,60 ( I * I ) + 0,7 i i 0 i

20 5 = -80,05 + (9,48 x 9) + (0,60 x (50-80) + (0,7 x ((/x5)+(/x5)+(/3 x 5)) = 6,098 7 uni Hal yang sama dapa dilalukan unuk periode selanjunya dalam rangka menenukan jumlah enaga kerja kecepaan produksi 5 SIMULAN Beberapa kesimpulan yang dapa diambil adalah sebagai beriku: ) Meode koefisien manajemen (bowman s) pada dasarnya mencoba memodelkan kepuusan manajemen analisis korelasi kepuusan manajemen masa lalu Model yang dikembangkan adalah model enaga kerja model kecepaan produksi ) Analisis korelasi menghasilkan model enaga kerja persamaan = 5,43 + 0,39-0, ( I * I ) + 0,04 3) Analisis korelasi menghasilkan model kecepaan produksi = -80,05 + 9,48 + 0,60 ( I * I ) + 0,7 i i 0 i 4) Melalui serangkaian analisis korelasi, model enaga kerja kecepaan produksi yang dihasilkan secara saisik dapa digunakan unuk mendukung pengambilan kepuusan dalam menenukan jumlah enaga kerja yang akan digunakan kecepaan produksi yang diinginkan 6 DATAR USTAKA Gaspersz, Vincen 00 roducion lanning and Invenory Conrol: Berdasarkan endekaan Sisem Terinegrasi MRII JIT Menuju Manufakur T Gramedia usaka Uama Jakara Kusuma, Hendra 00 erencanaan engendalian roduksi enerbi Andi Yogyakara Sanoso, Singgih 003 SSS Versi 0: Mengolah Daa Saisik Secara rofesional Elex Media Kompuindo Jakara Sipper, Daniel Bulfin, JR Rober 997 RODUCTION: lanning, Conrol, and Inegraion McGraw-Hill Unied Saes of America alpole, Ronald E 99 enganar Saisik Edisi 3 Terjemahan T Gramedia usaka Uama Jakara ignjosoebroo, Sriomo 99 Teknik Taa Cara Gunawidya Jakara

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ

PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ PENGARUH GAJI, UPAH, DAN TUNJANGAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. XYZ Khairunnisa aubara 1, Ir. Sugiharo Pujangkoro, MM 2, uchari, ST, M.Kes 2 Deparemen Teknik Indusri, Fakulas Teknik, Universias

Lebih terperinci

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE Indra Nurhadi Program Sudi Manajemen Ekonomi, Fakulas Ekonomi, Universias Gunadarma Jl. Akses Kelapa Dua Cimanggis,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A III METODE PEELITIA Salah sau komponen peneliian yang mempunyai ari pening dalam kaiannya dengan proses sudi secara komprehensif adalah komponen meode peneliian. Meode peneliian menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya III. METODE PENELITIAN A. Meode Dasar Peneliian Meode yang digunakan dalam peneliian ini adalah meode kuaniaif, yang digunakan unuk mengeahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya usaha melipui biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas

Perencanaan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peningkatan Produktivitas Perencanaan Sisem Pendukung Kepuusan Unuk Peningkaan Produkivias Abdurrozzaq Hasibuan Jurusan Teknik Indusri, Fakulas Teknik, UISU Jln. Sisingamangaraja Telp. 7869920 Teladan Medan Email : rozzaq@uisu.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Peneliian Peneliian ini adalah peneliian Quasi Eksperimenal Design dengan kelas eksperimen dan kelas conrol dengan desain Prees -Poses Conrol Group Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Peneliian Jenis peneliian kuaniaif ini dengan pendekaan eksperimen, yaiu peneliian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi erhadap objek peneliian sera adanya konrol.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Salah sau ujuan didirikannya perusahaan adalah dalam rangka memaksimalkan firm of value. Salah sau cara unuk mengukur seberapa besar perusahaan mencipakan

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.. Hasil Peneliian 4... Daa Hasil Peneliian Dari hasil peneliian diperoleh daa kemampuan dribble. hasilnya sebagai mana pada abel I (dilampirkan) 4... Deskripsi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN)

PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Studi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) B PENJADWALAN PEMBUATAN BOX ALUMININUM UNTUK MEMINIMUMKAN MAKESPAN (Sudi Kasus di Perusahaan Karoseri ASN) Firiya Gemala Dewi, Bobby O.P. Soepangka, Nurhadi Siswano Program Pasca Sarjana Magiser Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Journal Indusrial Servicess Vol. No. Okober 0 MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH) Abdul Gopar ) Program Sudi Teknik Indusri Universias

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

HUMAN CAPITAL. Minggu 16 HUMAN CAPITAL Minggu 16 Pendahuluan Invesasi berujuan unuk meningkakan pendapaan di masa yang akan daang. Keika sebuah perusahaan melakukan invesasi barang-barang modal, perusahaan ini akan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh: Arikel Skripsi TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Unuk Memenuhi Sebagian Syara Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN

BIJAK Volume 14, No. 02, September 2017 Majalah Ilmiah Institut STIAMI ISSN BIJAK Volume 14, No. 02, Sepember 2017 Majalah Ilmiah Insiu STIAMI PENGARUH BEBAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BAGIAN

Lebih terperinci

*Corresponding Author:

*Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 5 Periode Mare 6, Samarinda, Indonesia ISBN: 978-6-7658--3 Penerapan Model Neuro-Garch Pada Peramalan (Sudi Kasus: Reurn Indeks Harga Saham Gabungan) Applicaion

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Persediaan Persediaan dapa diarikan sebagai barang-barang yang disimpan unuk digunakan aau dijual pada masa aau periode yang akan daang. Persediaan erdiri dari bahan

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES Universias Muhammadiyah Purwokero malim.muhammad@gmail.com Absrak Pada persamaan regresi linier sederhana dimana variabel dependen dan variabel independen

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekaan dan Meode Peneliian Jenis peneliian yang digunakan adalah jenis peneliian kualiaif dengan menggunakan daa kuaniaif. Daa kualiaif adalah mengeahui Gambaran pengelolaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori Risiko Produksi Dalam eori risiko produksi erlebih dahulu dijelaskan mengenai dasar eori produksi. Menuru Lipsey e al. (1995) produksi adalah suau kegiaan yang mengubah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk)

PERHITUNGAN VALUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS SAHAM PT. XL ACIATA.Tbk) Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 1, Hal. 15-0 pissn : 460-3333 eissn : 579-907X ERHITUNGAN VAUE AT RISK (VaR) DENGAN SIMUASI MONTE CARO (STUDI KASUS SAHAM T. X ACIATA.Tbk) Sii Alfiaur Rohmaniah 1 1 Universias

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 14 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Peneliian ini ialah berujuan (1) unuk menerapkan model Arbirage Pricing Theory (APT) guna memprediksi bea (sensiivias reurn saham) dan risk premium fakor kurs, harga minyak,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai BAB III PENILAIAN HARGA WAJAR SAHAM PAA SEKTOR INUSTRI BATUBARA ENGAN MENGGUNAKAN TRINOMIAL IVIEN ISCOUNT MOEL 3.. Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ahapan perhiungan unuk menilai harga

Lebih terperinci

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI

ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI ADOPSI REGRESI BEDA UNTUK MENGATASI BIAS VARIABEL TEROMISI DALAM REGRESI DERET WAKTU: MODEL KEHILANGAN AIR DISTRIBUSI DI PDAM SUKABUMI Yusep Suparman Universias Padjadjaran yusep.suparman@unpad.ac.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Jurnal Lensa Kependidikan Fisika Vol. 1 Nomor 1, Juni 13 ISSN: 338-4417 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 1/13

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah 37 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian-pengerian Kependudukan sanga era kaiannya dengan demgrafi. Kaa demgrafi berasal dari bahasa Yunani yang berari Dems adalah rakya aau penduduk, dan Grafein adalah

Lebih terperinci

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance.

1999 sampai bulan September Data ini diperoleh dari yahoo!finance. 7 999 sampai bulan Sepember 8. Daa ini diperoleh dari yahoo!finance. Meode Langkah-langkah pemodelan nilai harian IHSG secara garis besar dapa diliha pada Lampiran dengan penjelasan sebagai beriku:. Melakukan

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN M-6 PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN Enny Suparini 1) Soemarini 2) 1) & 2) Deparemen Saisika FMIPA UNPAD arhinii@yahoo.com 1) ine_soemarini@yahoo.com 2) Absrak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

Statistika Inferensi Tentang Ratarata Dua Populasi Independen

Statistika Inferensi Tentang Ratarata Dua Populasi Independen Saisika Inferensi Tenang aaraa Dua Populasi Independen Populasi aa-raa = µ (idak dikeahui) Sampel Ukuran = n (besar) aa-raa = X Deviasi Sandar = S Uji Hipoesis enang Perbedaan aa-raa Sampel Besar Saisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI

ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Achmadi, Analisis Anrian Angkuan Umum Bus Anar Koa Reguler di Terminal ANALISIS ANTRIAN ANGKUTAN UMUM BUS ANTAR KOTA REGULER DI TERMINAL ARJOSARI Seno Achmadi Absrak : Seiring dengan berkembangnya aku,

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN Oong Karyono Teknik Indusri, Fakulas Teknik Universias Majalengka Email : oong_karyono@rockemail.com ABSTRAK Rumah saki umum daerah (RSUD) Kabupaen

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond

Suatu Catatan Matematika Model Ekonomi Diamond Vol. 5, No.2, 58-65, Januari 2009 Suau aaan Maemaika Model Ekonomi Diamond Jeffry Kusuma Absrak Model maemaika diberikan unuk menjelaskan fenomena dalam dunia ekonomi makro seperi modal/kapial, enaga kerja,

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES Daa merupakan bagian pening dalam peramalan. Beriku adalah empa krieria yang dapa digunakan sebagai acuan agar daa dapa digunakan dalam peramalan.. Daa harus dapa dipercaya

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT

PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Saisika, Vol. 2, No. 2, November 24 PERAMALAN FUNGSI TRANSFER SINGLE INPUT INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN TERHADAP SAHAM NEGARA TERDEKAT Sri Wahyuni, 2 Farikhin, Iswahyudi Joko Suprayino Program Sudi Saisika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci