BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Pengangguran Pengangguran aau una karya merupakan isilah unuk orang yang idak mau bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, aau seseorang yang sedang berusaha mendapakan pekerjaan. Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkaan kerja (15 sampai 64 ahun) yang sedang mencari pekerjaan namun belum mendapakannnya, dan orang yang idak sedang mencari kerja. Conohnya seperi ibu rumah angga, siswa yang bersekolah, mahasiswa perguruan inggi, dan lain sebagainya yang karena sesuau hal idak/belum membuuhkan pekerjaan Jenis-jenis Pengangguran Universias Sumaera Uara

2 Pada keadaan yang ideal, diharapkan besarnya kesempaan kerja sama dengan besarnya angkaan kerja, sehingga semua angkaan kerja akan mendapakan pekerjaan. Pada kenyaaannya keadaan ersebu suli unuk dicapai. Umumnya kesempaan kerja lebih kecil dari pada angkaan kerja, sehingga idak semua angkaan kerja akan mendapakan pekerjaan, maka imbullah pengangguran. Pengangguran sering diarikan sebagai angkaan kerja yang belum bekerja aau bekerja secara idak opimal. Berdasarkan pengerian ersebu, maka pengangguran dapa dibedakan menjadi iga macam, yaiu : 1. Pengangguran Terbuka (Open Unemplyomen) Pengangguran erbuka adalah enaga kerja yang sungguh-sungguh idak mempunyai pekerjaan. Pengangguran ini erjadi karena belum mendapa pekerjaan eapi elah berusaha secara maksimal. 2. Pengangguran Terselubung (Disguessed Unemploymen) Pengangguran erselubung adalah enaga kerja yang idak bekerja secara opimal karena suau alasan erenu. Pengangguran erselubung juga dapa erjadi karena erlalu banyaknya enaga kerja unuk sau uni pekerjaan, padahal dengan mengurangi enaga kerja ersebu, hingga jumlah erenu eap idak mengurangi jumlah produksi. Pengangguran erselubung biasa juga Universias Sumaera Uara

3 erjadi karena seseorang yang bekerja idak sesuai dengan baka dan kemampuannya, akhirnya bekerja idak opimal. Misalkan pada sebuah perusahaan bagian pengepakan barang produksi erdapa 10 orang karyawan unuk mengepak barang ersebu. Padahal sebenarnya dengan 5 orang karyawan sudah cukup unuk menyelesaikan ugas ersebu. Akibanya para pegawai ersebu bekerja idak opimal dan bagi kanor enu merupakan suau pemborosan. 3. Seengah menganggur (Under Unemploymen) Seengah menganggur adalah enaga kerja yang idak bekerja secara opimal karena idak ada pekerjaan unuk semenara waku. Ada juga yang mengaakan seengah menganggur adalah enaga kerja yang idak bekerja secara opimal karena idak ada lapangan pekerjaan, biasanya kurang dari 35 jam seminggu. Misalnya seorang buruh bangunan elah menyelesaikan ugasnya mendirikan sebuah bangunan, maka dia akan menganggur sampai ada lagi bangunan yang akan didirikan. Jika diliha dari penyebabnya, pengangguran dapa dikelompokkan menjadi : a. Pengangguran Friksional (Fricional Unemploymen) Universias Sumaera Uara

4 Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifanya semenara yang disebabkan adanya kendala waku, informasi dan kondisi geografis anara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan. Pengangguran ini muncul akiba adanya keidaksesuaian anara pemberi kerja dan pencari kerja. Pengangguran ini sering disebu pengangguran sukarela. Pengangguran ini juga imbul karena perpindahan orang-orang dari sau daerah ke daerah lain, dari sau pekerjaan yang lain dan karena ahapan siklus hidup yang berbeda. Misalnya seseorang yang berheni dari kerjaan yang lama, dan mencari kerjaan yang baru yang lebih baik. b. Pengangguran Musiman (Seasional Unemploymen) Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya flukuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus menganggur. Pengangguran musiman erjadi karena adanya perubahan musim. Misalnya, penjual durian berjualan (bekerja) pada saa musim durian saja, jika idak musimnya mereka menganggur. Conohnya lainnya peani yang menunggu musim anam. Cara mengaasi pengangguran musiman : 1. Pemberian informasi yang cepa jika ada lowongan kerja di sekor lain. Universias Sumaera Uara

5 2. Melakukan pelaihan di bidang keerampilan lain unuk memanfaakan waku keika menunggu musim erenu. c. Pengangguran Poliis Pengangguran ini erjadi karena adanya perauran pemerinah yang langsung aau idak, mengakibakan pengangguran. Misalnya penuupan Bank-bank bermasalah sehingga menimbulkan PHK. d. Pengangguran Teknologi Pengangguran eknologi adalah pengangguran yang erjadi akiba perubahan aau pengganian enaga manusia menjadi enaga mesin-mesin. Misalnya pengepakan barang yang dulunya dikerjakan manusia sekarang sudah dapa diganikan oleh mesin. e. Pengangguran Srukural Pengangguran srukural adalah pengangguran yang diakibakan oleh perubahan srukur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran ini erjadi karena adanya perubahan dalam srukur perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain. Pengangguran ini disebabkan oleh : 1. Perminaan berkurang Universias Sumaera Uara

6 2. Kemajuan dan penggunaan eknologi 3. Kebijakan pemerinah Unuk mengaasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah : 1. Peningkaan mobilias modal dan enaga kerja. 2. Segera memindahkan kelebihan enaga kerja dari empa sekor yang kelebihan keempa sekor ekonomi yang kekurangan. 3. Mengadakan pelaihan enaga kerja unuk mengisi formasi kesempaan (lowongan) kerja yang kosong. 4. Segera mandirikan indusri pada karya di daerah yang mengalami pengangguran. f. Pengangguran Siklikal aau siklus aau Konjungural Penganguran siklus adalah pengangguran yang diakibakan oleh menurunnya kegiaan perekonomian (resesi). Pengangguran siklus ini disebabkan oleh kurangnya perminaan masyaraka (aggrera demand). Di suau perusahaan keika maju, buuh enaga kerja baru unuk perluasan usaha. Sebaliknya keika usahanya mulai mengalami kemunduran maka akan erjadi pemecaan enaga kerjanya. Pengangguran ini dapa diaasi dengan cara : Universias Sumaera Uara

7 1. Mengarahkan perminaan masyaraka erhadap barang dan jasa. 2. Meningkakan daya beli masyaraka. g. Pengangguran Deflaoir Pengangguran deflaoir disebabkan idak cukup keersediaan lapangan pekerjaan dalam perekonomian secara keseluruhan, aau karena jumlah enaga kerja lebih besar dari kesempaan kerja, maka imbullah pengangguran Sebab-sebab Terjadinya Pengangguran Fakor-fakor yang menyebabkan erjadinya pengangguran adalah sebagai beriku : 1. Penduduk yang relaif banyak Banyaknya penduduk pada suau wilayah dapa mengakibakan pengangguran, jika lapangan pekerjaan yang ersedia idak sesuai dengan banyaknya penduduk. 2. Pendidikan dan keerampilan yang rendah. Angakaan kerja yang idak mempunyai kerampilan suli mendapakan pekerjaan. 3. Besarnya angkaan kerja idak seimbang dengan kesempaan kerja. Keidakseimbangan erjadi apabila jumlah angkaan kerja lebih besar daripada kesempaan kerja yang ersedia. Universias Sumaera Uara

8 4. Kebuuhan jumlah dan jenis enaga erdidik dan penyedia enaga erdidik idak seimbang. Apabila kesempaan kerja jumlahnya sama aau lebih besar dari pada angkaan kerja, pengangguran belum enu idak erjadi. Karena belum enu erjadi kesesuaian anara ingka pendidikan yang dibuuhkan dengan yang ersedia. keidakseimbangan ersebu mengakibakan sebagian enaga kerja yang ada idak dapa mengisi kesempaan kerja yang ersedia. 5. Penyediaan dan pemanfaaan enaga kerja anar daerah idak seimbang Jumlah angkaan kerja di suau daerah mungkin saja lebih besar dari kesempaan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapa erjadi keadaan sebaliknya. Keadaan ersebu dapa mengakibakan perpindahan enaga kerja dari suau daerah ke daerah lain, bahkan dari suau Negara ke Negara lainnya. 6. Angkaan kerja yang idak dapa memenuhi persyaraan yang dimina dunia kerja. 7. Teknologi yang semakin modern 8. Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi musiman. 9. Keidaksabilan perekonomian, poliik, dan keamanan suau negara. 10. Srukur lapangan kerja idak seimbang Dampak Pengangguran Universias Sumaera Uara

9 a. Terhadap Suau Negara Tujuan akhir pembangunan ekonomi suau Negara pada dasarnya adalah meningkakan kemakmuran masyaraka dan perumbuhan ekonomi agar sabil dan dalam keadaan naik erus. Jika ingka pengangguran di suau negara relaive inggi, hal ersebu akan menghamba pencapaian ujuan pembangunan ekonomi yang elah dicia-ciakan. Hal ini erjadi karena pengangguran berdampak negaif erhadap kegiaan perekonomian, seperi yang dijelaskan di bawah ini : 1. Pengangguran bisa menyebabkan masyaraka idak memaksimalkan ingka kemakmuran yang dicapainya. Hal ini erjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapaan nasioal riil (nyaa) yang dicapai masyaraka akan lebih rendah dari pada pendapaan poensial (pendapaan yang seharusnya). Oleh karena iu, kemakmuran yang dicapai oleh masyaraka pun akan lebih rendah. 2. Pengangguran akan menyebabkan pendapaan nasional yang berasal dari sekor pajak berkurang. Hal ini erjadi karena pengangguran yang inggi akan menyebabkan kegiaan perekonomian menurun sehingga pendapaan masyaraka pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana unuk Universias Sumaera Uara

10 kegiaan ekonomi pemerinah juga akan berkurang sehingga kegiaan pembangunan pun akan erus menurun. 3. Pengangguran idak menggalakkan perumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyaraka akan berkurang sehingga perminaan erhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian idak merangsang kalangan Invesor (pengusaha) unuk melakukan perluasan aau pendirian indusri baru. Dengan demikian ingka invesasi menurun sehingga perumbuhan ekonomi pun idak akan erpacu. 4. Pengangguran secara idak langsung berkaian dengan pendapaan nasional. Tingginya jumlah penganguran akan menyebabkan urunnya produk domesik bruo (PDB), sehingga pendapaan nasional pun akan mengalami penurunan. 5. Pengangguran akan menghamba invesasi, karena jumlah abungan masyaraka iku menurun. 6. Pengangguran akan menimbulkan menurunnya daya beli masyaraka, sehingga akan mengakibakan kelesuan dalam berusaha. b. Terhadap Individu dan Masyaraka Universias Sumaera Uara

11 Beriku ini merupakan dampak negaive pengangguran erhadap individu yang mengalaminya dan erhadap masyaraka pada umumnya: 1. Pengangguran dapa menghilangkan maa pencarian 2. Pengangguran dapa menghilangkan kerampilan 3. Pengangguran akan menimbulkan keidaksabilan social poliik 4. Perasaan rendah diri 5. Gangguan keamanan dalam masyaraka, sehingga biaya sosial menjadi meningka Pengaruh Negaif Pengangguran Dari sekian banyak dampak dari pengangguran, baik erhadap perekonomian negara maupun erhadap individu yang mengalaminya dan masyaraka, ernyaa pengangguran juga memiliki pengaruh yag negaif. Dianaranya adalah sebagai beriku : a. Tingginya ingka kejahaan di suau wilayah maupun Negara b. Tingginya ingka kemiskinan c. Perekonomian suli berkembang d. Tingka pendidikan rendah e. Sumber daya manusia yang rendah. Universias Sumaera Uara

12 2.2 Pengerian Peramalan Peramalan ( forecasing) adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi pada masa yang akan daang. Unuk memprediksikan hal ersebu diperlukan daa yang akura di masa yang akan daang. Pada umumnya kegunaan peramalan adalah sebagai beriku : 1. sebagai ala banu dalam perencanaan yang efekif dan efesien 2. unuk menenukan kebuuhan sumber daya di masa mendaang 3. unuk membua kepuusan yang epa. Kegunaan peramalan erliha pada saa pengambilan kepuusan. Kepuusan yang baik adalah kepuusan yang didasarkan aas perimbangan apa yang akan erjadi pada waku kepuusan dalam berbagai kegiaan perusahaan. Baik idaknya hasil dari suau peneliian sanga dienukan oleh keepaan ramalan yang dibua. Walaupun demikian perlu dikeahui bahwa ramalan selalu ada unsur kesalahannya, sehingga yang perlu diperhaikan adalah usaha unuk memperkecil kesalahan dari ramalan ersebu Jenis-jenis Peramalan Universias Sumaera Uara

13 Berdasarkan sifanya peramalan dibedakan aas dua macam yaiu : 1. Peramalan Kualiaif Peramalan kualiaif adalah peramalan yang didasarkan aas daa kualiaif pada masa yang lalu. Hasil peramalan yang dibua sanga berganung pada orang yang menyusunnya. Hal ini pening karena hasil peramalan ersebu dienukan berdasarkan pendapa dan pengeahuan sera pengalaman penyusunnnya. 2. Peramalan Kuaniaif Peramalan kuaniaif adalah peramalan yang didasarkan aas daa kuaniaif masa lalu. Hasil peramalan yang di bua sanga erganung pada meode yang dipergunakan dalam peramalan ersebu. Baik idaknya meode yang dipergunakan oleh perbedaan aau penyimpangan anara hasil ramalan dengan kenyaaan yang erjadi. Semakin kecil penyimpanagn anara hasil ramalan dengan kenyaaan yang erjadi maka semakin kecil pula meode yang digunakan. Peramalan Kuaniaif dapa dierapakan bila erdapa kondisi beriku : a. Tersedia informasi (daa) enang masa lalu b. Informasi (daa) ersebu dapa dikuaniaifkan dalam benuk daa numerik Universias Sumaera Uara

14 c. Dapa diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan erus berlanju pada masa yang akan daang. Pada penyusunan Tugas Akhir ini, peramalan yang digunakan penulis adalah peramalan kuaniaif Meode Peramalan a. Pengerian dan Kegunaan Meode Peramalan Meode peramalan adalah suau cara memperkirakan aau mengesimasi secara kuaniaif maupun kualiaif apa yang erjadi pada masa depan berdasarkan daa yang relevan pada masa lalu. Kegunaan Meode Peramalan ini adalah unuk memperkirakan secara sisemais dan pragmais aas dasar daa yang relevan pada masa lalu. Dengan demikian meode peramalan diharapkan dapa memberikan objekivias yang lebih besar. b. Jenis-jenis Meode Peramalan 1. Meode peramalan yang didasarkan aas penggunaan analisa hubungan anar variabel yang diperkirakan dengan variabel waku merupakan dere berkala ( Time series ). Meode Peramalan yang ermasuk pada jenis ini yaiu : Universias Sumaera Uara

15 a. Meode Pemulusan (smoohing) b. Meode Box Jenkins c. Meode Proyeksi Trend dengan regresi 2. Meode Peramalan yang didasarkan aas penggunaan analisis pola hubungan anar variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya, yang bukan wakunya disebu meode korelasi aau sebab akiba ( meode causal ). Meode peramalan yang ermasuk dalam jenis ini adalah : a. Meode Regresi dan Korelasi b. Meode Inpu Oupu c. Meode Ekonomeri Meode Pemulusan (smoohing) Meode Pemulusan ( smoohing ) adalah meode peramalan dengan mengadakan penghalusan aau pemulusan erhadap daa masa lalu yaiu dengan mengambil raaraa dari nilai beberapa ahun unuk menaksir nilai pada ahun yang akan daang. Secara umum meode pemulusan ( smoohing ) dapa digolongkan menjadi beberapa bagian : Universias Sumaera Uara

16 1. Meode peraaan ( Average ) 1. Nilai Tengah (Mean) 2. Raa-raa Bergerak Tungga l(single Moving Average) 3. Raa-raa bergerak Ganda (Double Moving Average) 4. Kombinasi Raa-raa Bergerak Lainnya. 2. Meode Pemulusan ( Smoohing ) Eksponensial a. Pemulusan Eksponensial Tunggal 1. Sau Parameer 2. Pendekaan Adapif Pendekaan ini memiliki kelebihan yang nyaa dalam hal nilai α yang dapa berubah secara erkendali, dengan adanya perubahan dalam pola daanya. b. Pemulusan Eksponensial Ganda 1. Meode Linier Sau Parameer dari Brown S S ' '' ' ( 1 α ) S 1 = α Χ + '' ( 1 α ) S 1 = α Χ + = S + S S = 2S S ' ' '' ' " a 1 ( ) b α = 1 α ' " ( S S ) F + m = a + b (m) Universias Sumaera Uara

17 Di mana : S ' = Nilai pemulusan eksponensial unggal (single eksponensial smoohing value) S '' = Nilai pemulusan eksponensial ganda (double eksponensial smoohing value) a = Parameer pemulusan eksponensial yang besarnya (0< a <1) a, b = Konsana pemulusan F + m = Hasil peramalan unuk m periode kedepan yang akan diramalkan 2. Meode Dua Parameer dari Hol Meode ini digunakan unuk peramalan daa yang bersifa rend. S = αx + ( 1 α )( S + b ), 1 1 b = γ ( S S ) + ( 1 γ ) 1 b 1, F + m = S + b m c. Pemulusan Eksponensial Triple 1. Pemulusan Kwadraik Sau Parameer dari Brown Universias Sumaera Uara

18 Dapa digunakan unuk meramalkan daa dengan suau pola rend dasar, benuk pemulusan yang lebih inggi dapa digunakan bila dasar pola daanya adalah kuadraik, kubik yang lebih inggi. 2. Meode kecendrungan dan Musiman Tiga Parameer dari Winer Meode ini merupakan salah sau dari beberapa meode pemulusan eksponensial yang dapa menangani musiman. d. Pemulusan Eksponensial Menuru Klasifikasi Pegels Benuk umum dari meode pemulusan eksponensial adalah : F + 1 = αx + 1 ( α ) F Di mana : F+1 = Ramalan unuk periode mendaang α = Parameer eksponensial yang besarnya (0< a <1) X = Nilai akual pada periode- F = Ramalan pada periode Meode Peramalan yang Digunakan Universias Sumaera Uara

19 Unuk mendapakan suau hasil yang baik dan epa maka haruslah dikeahui dan digunakan meode peramalan yang epa. Dalam meramalkan jumlah pengangguran pada ahun di Sumaera Uara, maka penulis menggunakan meode smoohing eksponensial ganda yaiu Smoohing Eksponensial Sau parameer dari Brown. Meode ini merupakan meode linier yang dikemukakan oleh Brown. Dasar pemikiran dari Meode Smoohing Eksponensial Linier Sau parameer dari Brown adalah serupa dengan raa-raa bergerak linier, karena kedua nilai pemulusan unggal dan ganda keinggalan dari daa sebenarnya. Bila erdapa unsur rend, perbedaan nilai pemulusan unggal dan ganda dapa diambahkan kepada pemulusan ganda dan disesuaikan unuk ren. Persamaan yang dipakai dalam pelaksanaan Smoohing Sau Parameer dari Brown adalah sebagai beriku : S S ' '' ' ( 1 α ) S 1. (2-1) = α Χ + '' ( 1 α ) S 1 = α Χ +. (2-2) ' ' '' ' " a 1 ( ) = S + S S = 2S S..(2-3) b α = 1 α ' " ( S S ).. (2-4) F + m = a + b (m).. (2-5) Universias Sumaera Uara

20 Di mana : S ' S '' = Nilai pemulusan eksponensial unggal (single eksponensial smoohing value) = Nilai pemulusan eksponensial ganda (double eksponensial smoohing value) a = Parameer pemulusan eksponensial yang besarnya (0< a <1) a, b = Konsana pemulusan F + m = Hasil peramalan unuk m periode kedepan yang akan diramalkan Unuk menghiung nilai kesalahan (error) ramalan ersebu, dapa digunakan rumus dibawah ini : e...(2-6) = X T + 1 FT +1 ( X ) 2 T F e...(2-7) 2 = + 1 T + 1 Akhir persamaan (2-5) menunjukkan bagaimana memperoleh ramalan unuk m periode ke muka dari. Ramalan unuk m periode kemuka adalah a di mana merupakan nilai raa-raa yang disesuaikan unuk periode diambah m kali komponen kecendrungan b. Bila semua hasil hiungan elah didapa, maka semua daa yang Universias Sumaera Uara

21 elah didapa dimasukkan kedalam conoh abel Smoohing eksponensial Ganda Sau Parameer dari Brown beriku ini : Tabel 2.1 Aplikasi Pemulusan Eksponensial Linier Sau Parameer Dari Brown Pada Daa Jumlah Pengangguran di Sumaera Uara Pada Tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Tahun Periode Jumlah Pemulusan Pemulusan Nilai Nilai Nilai (ahun) Pengang guran Eksponensial Tunggal Eksponensial Ganda a b F = a bila m=1 + b (m) ( S ' ) ( S ' ) X (2-1) (2-2) X (2-3) (2-4) X (2-5) X X N N X n Universias Sumaera Uara

22 Perlu dipahami bahwa idak ada suau meode erbaik unuk suau peramalan. Meode yang memberikan hasil ramalan secara epa belum enu epa unuk meramalkan daa yang lain. Dalam peramalan ime series, meode peramalan erbaik adalah meode yang memenuhi krieria keepaan ramalan. Krieria ini berupa Squared Error (MSE), Mean Absolue Percenage Error (MAPE), dan Mean Absolue Deviaion (MAD). Beriku ini adalah keepaan ramalan beberapa krieria yang digunakan unuk menguji nilai ramalan yaiu : f. Nilai Tengah Kuadra (Mean Square Error) SΕ = n i= 1 Μ ( Χ F ) i n i 2 g. Nilai Tengah Kesalahan Persenase Absolue (Mean Absolue Percenage) MAPE n [ PEi ] i= = 1 n Universias Sumaera Uara

23 h. Kesalahan Persenase ( Percenage Error) Χ ΡΕ = Χ i i F i 100 i. Nilai Tengah Deviasi Absolue (Mean Absolue Deviaion) MAD n [ Χ i Fi ] i= = 1 n j. Jumlah Kuadra Kesalahan (Sum Square Error) n SSE = ( Χ ) i= 1 i F i 2 Di mana : Χ i Fi = kesalahan pada periode ke- i Χ i = daa akual pada periode ke- i Universias Sumaera Uara

24 Fi = nilai ramalan pada periode ke- i n = banyaknya periode waku Sedangkan unuk mengeahui nilai kesalahannya dapa diliha dalam abel sebagai beriku ini : Tabel 2.2 Nilai Kesalahan Periode Jumlah Peramalan Kesalahan Kesalahan Kesalahan Kesalahan Kesalahan pengangg ( F i ) ( i Fi Χ ) Absolue Kuadra Persenase Persenase uran Χ i F i ( i Fi Χ ) 2 ( PE ) Absolue ( Χ i ) ( MAPE ) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 2 X 1 F X 2 F Universias Sumaera Uara

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju-laju

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Perumbuhan ekonomi merupakan salah sau ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Perumbuhan ersebu merupakan rangkuman laju perumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Air merupakan kebuuhan pokok bagi seiap makhluk hidup di dunia ini ermasuk manusia. Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang pening bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Sumber Daya Alam (SDA) yang ersedia merupakan salah sau pelengkap ala kebuuhan manusia, misalnya anah, air, energi lisrik, energi panas. Energi Lisrik merupakan Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI 7 BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang erjadi pada waku yang akan daang sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan pada waku yang

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Supply Chain Managemen Supply chain managemen merupakan pendekaan aau meode dalam memanajemen hubungan perusahaan dengan supplier dan konsumen yang erjadi pada pengendalian

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK PERBANDINGAN METODE DES (DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING) DENGAN TES (TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING) PADA PERAMALAN PENJUALAN ROKOK (STUDI KASUS TOKO UTAMA LUMAJANG) 1 Fajar Riska Perdana (1110651142) 2 Daryano,

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Dalam pelaksanaan pembangunan saa ini, ilmu saisik memegang peranan pening baik iu di dalam pekerjaan maupun pada kehidupan sehari-hari. Ilmu saisik sekarang elah melaju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Propinsi Sumaera Uara merupakan salah sau propinsi yang mempunyai perkembangan yang pesa di bidang ransporasi, khususnya perkembangan kendaraan bermoor. Hal ini dapa

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 6, o.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Prin) A 1 Perbandingan Meode Winer Eksponensial Smoohing dan Meode Even Based unuk Menenukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X Elisa

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya

LANDASAN TEORI. Untuk membantu tercapainya suatu keputusan yang efisien, diperlukan adanya BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien, diperlukan adanya suau cara yang epa, sisemais dan dapa diperanggungjawabkan. Salah sau ala yang diperlukan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Disparias pembangunan ekonomi anar daerah merupakan fenomena universal, disemua negara anpa memandang ukuran dan ingka pembangunannya. Disparias pembangunan merupakan

Lebih terperinci

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi

SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING. Oleh: Salman Alfarisi S. Alfarisi / Journal of Applied Business and Economics Vol. 4 No. 1 (Sep 2017) 80-95 SISTEM PREDIKSI PENJUALAN GAMIS TOKO QITAZ MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Oleh: Salman Alfarisi Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Kabupaen Labuhan Bau merupakan pusa perkebunan kelapa sawi di Sumaera Uara, baik yang dikelola oleh perusahaan negara / swasa maupun perkebunan rakya. Kabupaen Labuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 35 BAB LANDASAN TEORI Meode Dekomposisi biasanya mencoba memisahkan iga komponen erpisah dari pola dasar yang cenderung mencirikan dere daa ekonomi dan bisnis. Komponen ersebu adalah fakor rend (kecendrungan),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anibioik 2.1.1 Defenisi Anibioik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sineik, yang mempunyai efek menekan aau menghenikan suau proses biokimia di dalam organisme, khususnya

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Disini tujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuatan suatu aplikasi BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Disini ujuan akhir yang ingin dicapai penulis adalah pembuaan suau aplikasi program yang digunakan unuk membanu perusahaan dalam menenukan jumlah produksi demand. Disini ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Perminaan 2.1.1. Konsep Dasar Manajemen Perminaan Pada dasarnya manajemen perminaan (demand managemen) didefinisikan sebagai suau fungsi pengelolaan dari semua perminaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiaan uamanya menerima simpanan giro, abungan dan deposio. Kemudian bank juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Ramalan adalah sesuau kegiaan siuasi aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP

PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC TMP C CILACAP Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PENENTUAN KONSTANTA PEMULUSAN YANG MEMINIMALKAN MAPE DAN MAD MENGGUNAKAN DATA SEKUNDER BEA DAN CUKAI KPPBC

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Jurnal Informaika Polinema ISSN: 2407-070X SISTEM INFORMASI PERAMALAN STOK BARANG DI CV. ANNORA ASIA MENGGUNAKAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING Mansyur, Erfan Rohadi Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing

Perancangan Sistem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Metode Triple Exponential Smoothing Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informaika ASIA (JITIKA) Vol.10, No.2, Agusus 2016 ISSN: 0852-730X Perancangan Sisem Peramalan Penjualan Barang Pada UD Achmad Jaya Dengan Meode Triple Exponenial Smoohing Tria

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah

Jurnal Edik Informatika. Peramalan Kebutuhan Manajemen Logistik Pada Usaha Depot Air Minum Isi Ulang Al-Fitrah Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika V.i(5-4) Peramalan Kebuuhan Manajemen Logisik Pada Usaha Depo Air Minum Isi Ulang Al-Firah Henny Yulius, Islami Yei Universias

Lebih terperinci

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF Pada bab ini akan dibahas mengenai sifa-sifa dari model runun waku musiman muliplikaif dan pemakaian model ersebu menggunakan meode Box- Jenkins beberapa ahap

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab 13 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Aspek Teknis Sudi mengenai aspek eknis dan produksi ini sifanya sanga sraegis, sebab berkaian dengan kapasias proyek, lokasi, aa leak ala produksi, kajian aas bahan dan sumbernya,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Tahapan Pemecahan Masalah Tahapan pemecahan masalah berfungsi unuk memudahkan dalam mencari jawaban dalam proses peneliian yang dilakukan agar sesuai dengan arah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING BROWN DAN HOLT UNTUK MERAMALKAN TOTAL PENDAPATAN BEA DAN CUKAI

Lebih terperinci

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti

PROYEKSI BISNIS. Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakultas Ekonomi Universitas Wiyana Mukti PROYEKSI BISNIS Dadad Zainal, S.E., M.Kom Fakulas Ekonomi Universias Wiyana Muki PENDAHULUAN Teknik Proyeksi Bisnis merupakan suau cara/pendekaan u menenukan ramalan (perkiraan) mengenai sesuau di masa

Lebih terperinci

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI 3.. Tujuan Ö Prakikan dapa memahami perhiungan alokasi biaya. Ö Prakikan dapa memahami analisis kelayakan invesasi dalam pendirian usaha. Ö Prakikan dapa menyusun proyeksi/proforma

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1 Keseimbangan Lini 2.1.1 Definisi Keseimbangan Lini Penjadwalan dari pekerjaan lini produksi yang menyeimbangkan kerja yang dilakukan pada seiap sasiun kerja. Keseimbangan lini

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Deskripsi Teori 3.1.1. Pengerian Peramalan Unuk membanu ercapainya suau kepuusan yang efisien unuk penjualan produknya, perusahaan memerlukan suau cara yang epa, sisemais dan

Lebih terperinci

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Sekilas Pandang Drs. Irlan Soelaeman, M.Ed. S PENDAHULUAN uau hari, saya dan keluarga berencana membawa mobil pergi ke Surabaya unuk mengunjungi salah seorang saudara. Sau hari sebelum keberangkaan,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Kepuusan Model rumusan masalah dan pengambilan kepuusan yang digunakan dalam menyelesaikan skripsi ini dimulai dari observasi lapangan

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya 5 Bab 2 Tinjauan Pusaka 2.1 Peneliian Sebelumnya Dalam skripsi peneliian yang berjudul Pemodelan dinamis pola anam berbasis meode LVQ (Learning Vecor Quanizaion) (Bursa, 2010), menghasilkan sisem informasi

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN PEMODELAN NILAI UKAR RUPIAH ERHADAP $US MENGGUNAKAN DERE WAKU HIDDEN MARKOV SAU WAKU SEBELUMNYA BERLIAN SEIAWAY, DIMAS HARI SANOSO, N. K. KUHA ARDANA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA

APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA APLIKASI PERAMALAN PENENTUAN JUMLAH PERMINTAAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK BORDIR PADA KOTA TASIKMALAYA Lies Sunarminyasui 1, Salman Alfarisi 2, Firia Sari Hasanusi 3 1,2,3 Program Sudi Teknik Informaika,

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG

SISTEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOTHING UNTUK STOK BAHAN SPARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG ITEM PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOTHING UNTUK TOK BAHAN PARE PART MOTOR DI GARUDA MOTOR JAJAG 1 Muhammad Iqbal (1110651220) 2 Bagus eya R,.Kom M.Kom, 3 Heny Wahyu,.Kom Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2. Pengerian Peramalan Di dalam melakukan suau kegiaan dan analisis usaha aau produksi di bidang manufakur aau perekonomian, suau peramalan aau yang lebih kia kenal dengan forecasing

Lebih terperinci

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun Pemodelan Daa Runun Waku : Kasus Daa Tingka Pengangguran di Amerika Serika pada Tahun 948 978. Adi Seiawan Program Sudi Maemaika, Fakulas Sains dan Maemaika Universias Krisen Saya Wacana, Jl. Diponegoro

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Seminar Nasional Saisika IX Insiu Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN Brodjol Suijo Jurusan Saisika ITS Surabaya ABSTRAK Pada umumnya daa ekonomi bersifa ime

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting)

BAB 3 LANDASAN TEORI. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Peramalan (Forecasting) BAB 3 LANDAAN TEORI 3.1 Pengerian dan Kegunaan Peramalan (Forecasing) Dalam melakukan analisis dibidang ekonomi, sosial dan sebagainya, kia memerlukan suau perkiraan apa yang akan erjadi aau gambaran enang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Poensi sumberdaya perikanan, salah saunya dapa dimanfaakan melalui usaha budidaya ikan mas. Budidaya ikan mas yang erus berkembang di masyaraka, kegiaan budidaya

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan

BAB 3 LANDASAN TEORI. peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan teknik dan BAB 3 LANDASAN TEORI 3. Peramalan Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengerian peramalan, kegunaan meode peramalan, jenis-jenis peramalan, langkah-langkah peramalan, pemilihan eknik dan meode peramalan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Definisi Peramalan Peramalan adalah suau kegiaan dalam memperkirakan aau kegiaan ang melipui pembuaan perencanaan di masa ang akan daang dengan menggunakan daa masa lalu dan daa masa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengerian dan peunjuk yang digunakan unuk menggambarkan kejadian, keadaan, kelompok, aau

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waku dan Tempa Peneliian Peneliian mengenai konribusi pengelolaan huan rakya erhadap pendapaan rumah angga dilaksanakan di Desa Babakanreuma, Kecamaan Sindangagung, Kabupaen Kuningan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau

BAB II LANDASAN TEORI. bahasa Yunani Sustema yang berarti satu kesatuan yang atas komponen atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sisem Aplikasi Menuru Jogiano (2004), sisem berasal dari bahasa lain Sysema dan bahasa Yunani Susema yang berari sau kesauan yang aas komponen aau elemen-elemen yang dihubungkan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 PERAMALAN JUMLAH PRODUKSI PADI DI KABUPATEN DAIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPONENSIAL SMOOTHING GANDA UNTUK TAHUN 2009-2014 TUGAS AKHIR JULIANA NAINGGOLAN 062407067 DEPARTEMEN MATEMATIKA AKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah persediaan merupakan masalah yang sanga pening dalam perusahaan. Persediaan mempunyai pengaruh besar erhadap kegiaan produksi. Masalah persediaan dapa diaasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan di PT Panafil Essenial Oil. Lokasi dipilih dengan perimbangan bahwa perusahaan ini berencana unuk melakukan usaha dibidang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69)

Jurnal Edik Informatika Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V1.i1(64-69) Jurnal Edik Informaika Peneliian Bidang Kompuer Sains dan Pendidikan Informaika Peramalan Penjualan Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Roi Sania Dengan Menggunakan Program POM QM Henny Yulius 1, Yadi Prawinaa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Peneliian Keinginan Kelompok Tani Duma Lori yang erdapa di Desa Konda Maloba dan masyaraka sekiar akan berdirinya penggilingan gabah di daerahnya, elah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PERAMALAN HARGA EMAS DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL WINTER Moh Afwan 1) S1 / Jurusan Sisem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Kompuer & Teknik Kompuer Surabaya, email

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI

Bab II LANDASAN TEORI 5 Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Menuru Sofjan Assauri (1984, p1), kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang, kia kenal dengan apa yang disebu peramalan (forecasing).

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Peramalan Dengan Meode Smoohing dan Verifikasi Meode Peramalan Dengan Grafik Pengendali Moving Range () (Sudi Kasus: Produksi Air Bersih di PDAM Tira Kencana Samarinda) Forecasing wih Smoohing and Verificaion

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian mengenai kelayakan pengusahaan pupuk kompos dilaksanakan pada uni usaha Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari yang menjalin mira dengan Lembaga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoriis Pengerian proyek menuru Arifin yang dikuip dari Mariyanne (2006) adalah suau akivias di mana dikeluarkannya uang dengan harapan unuk mendapakan hasil

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn :

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : ; e-issn : Prosiding Seminar Nasional Maemaika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 PERAMALAN VOLUME PENGGUNAAN AIR BERSIH DENGAN METODE WINTERS EPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENENTUKAN VOLUME

Lebih terperinci

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional. JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 7 No. 1, April 7 : 3-9 ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Sudi kasus pada CV Cia Nasional. Oleh Emmy Supariyani* dan M. Adi Nugroho *Dosen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN EORI 2. injauan Pusaka 2.. Peramalan Peramalan (forecasing) merupakan ala banu yang pening dalam perencanaan yang efekif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

PERAMALAN PENDAPATAN KECAMATAN BERASTAGI DARI SEKTOR PAJAK HOTEL UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR RILPI BISMA GINTING SUKA

PERAMALAN PENDAPATAN KECAMATAN BERASTAGI DARI SEKTOR PAJAK HOTEL UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR RILPI BISMA GINTING SUKA PERAMALAN PENDAPATAN KECAMATAN BERASTAGI DARI SEKTOR PAJAK HOTEL UNTUK TAHUN 2009 TUGAS AKHIR RILPI BISMA GINTING SUKA 062407095 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pusaka 2.1.1 Teknik Indusri Teknik indusri adalah suau rekayasa yang berkaian dengan desain, pembaruan, dan insalasi dari sisem erinegrasi yang melipui manusia, maerial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Salah sau masalah analisis persediaan adalah kesulian dalam menenukan reorder poin (iik pemesanan kembali). Reorder poin diperlukan unuk mencegah erjadinya kehabisan

Lebih terperinci

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR

PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR PERAMALAN TINGKAT KEBUTUHAN BERAS PADA TAHUN 2008 DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN SAMIRA SIREGAR 052407082 PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON*

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV HAMILTON* BERLIAN SETIAWATY DAN HIRASAWA Deparemen Maemaika Fakulas Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam Insiu Peranian Bogor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan 40 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Baasan Operasional Konsep dasar dan baasan operasional pada peneliian ini adalah sebagai beriku: Indusri pengolahan adalah suau kegiaan ekonomi yang melakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Tinjauan Pusaka 2.. Peramalan 2... Pengerian Peramalan Peramalan adalah suau langkah kerja dalam perencanaan unuk mengeahui aau memperkirakan sesuau yang akan erjadi di masa yang

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo) PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Sudi pada karyawan eap PT PG Tulangan Sidoarjo) Niken Dwi Okavia Heru Susilo Moehammad Soe`oed Hakam Fakulas Ilmu Adminisrasi

Lebih terperinci

PERAMALAN PERMINTAAN GREEN TEA PE PT HPS DENGAN METODE TIME SERIES

PERAMALAN PERMINTAAN GREEN TEA PE PT HPS DENGAN METODE TIME SERIES PERAMALAN PERMINTAAN GREEN TEA PE PT HPS DENGAN METODE TIME SERIES SKRIPSI Diajukan unuk Memenuhi Syara Tugas Akhir Program Sraa Sau (S1) Teknik Indusri Oleh : JOKO SUPRIYANTO NIM : 41605110059 JURUSAN

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri

Pengantar Teknik Industri Sisem Produksi/Operasi Penganar Teknik Indusri Perencanaan & Peengendalian Produksi/Operasi Sisem produksi/operasi adalah suau akivias unuk mengolah aau mengaur penggunaan sumber daya yang ada dalam proses

Lebih terperinci