METODE LAGRANGE DAN MEKANIKA HAMILTON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE LAGRANGE DAN MEKANIKA HAMILTON"

Transkripsi

1 KAJIAN SAINS FISIKA I METODE LAGRANGE DAN MEKANIKA HAMILTON Diajuan epaa Pof. D. Bui Jatmio, M.P OLEH : Hafsemi Rafsenjani Vanti Piete Kelelufna Agustina Elizabeth Asty Piantini UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS 03

2 KATA PENGANTAR Syuu an teima asih epaa Yang Maha Esa atas bimbingan an tuntunan sehingga maalah ini apat iselesaian engan bai. Kajian tehaap Metoe Lagange an Meania Hamilton meupaan suatu caa yang mempemuah penyelesaian suatu solusi meania lasi. alam onisi husus teapat gaya yang ta apat ietahui melalui peneatan Newton. Sehingga ipeluan peneatan bau engan meninjau uantitas fisis lain yang meupaan aateisti patiel, misal enegi totalnya Isi maalah ini ianya apat membantu pembaca alam memahami Metoe Lagange an meania Hamilton. Ta aa gaing yang ta eta maa penulis menghaapan usul an saan yang apat membangun isi tulisan ini. Awal Juni 03 Hafsemi Rafsenjani Vanti Piete Kelelufna Agustina Elizabeth Asty Piantini

3 DAFTAR ISI Halaman Halaman Juul i Kata Penganta ii Dafta Isi iii PENDAHULUAN PEMBAHASAN A. Metoe Lagange 3 B. Kooinat Umum (Umum) 5 C. Gaya paa Sistem Kooinat Umum 7 D. Gaya Umum untu Sistem Konsevatif 8 E. Contoh Pemaaian Metoe Lagange 9 F. Momentum Kooinat Umum 4 G. Meania Hamilton 8 PENUTUP 3 Dafta Pustaa iv

4 PENDAHULUAN Pesamaan gea patiel yang inyataan oleh pesamaan Lagange apat ipeoleh engan meninjau enegi ineti an enegi potensial patiel tanpa pelu meninjau gaya yang beasi paa patiel. Enegi ineti patiel alam ooinat atesian aalah fungsi ai ecepatan, enegi potensial patiel yang begea alam mean gaya onsevatif aalah fungsi ai posisi. Jia iefinisian Lagangian sebagai selisih antaa enegi ineti an enegi potensial. Jia itinjau gea patiel yang teenala paa suatu pemuaan biang, maa ipeluan aanya gaya tetentu yani gaya onstain yang bepean mempetahanan onta antaa patiel engan pemuaan biang. Namun, ta selamanya gaya onstain yang beasi tehaap patiel apat ietahui. Peneatan Newton memeluan infomasi gaya total yang beasi paa patiel. Gaya total ini meupaan eseluuhan gaya yang beasi paa patiel, temasu juga gaya onstain. Oleh aena itu, jia alam onisi husus teapat gaya yang ta apat ietahui, maa peneatan Newton tia belau. Sehingga ipeluan peneatan bau engan meninjau uantitas fisis lain yang meupaan aateisti patiel, misal enegi totalnya. Peneatan ini ilauan engan menggunaan pinsip Hamilton, imana pesamaan Lagange yani pesamaan umum inamia patiel apat ituunan ai pinsip tesebut. Dai pinsip Hamilton, engan mensyaatan onisi nilai stasione maa apat ituunan pesamaan Lagange. Pesamaan Lagange meupaan pesamaan gea patiel sebagai fungsi ai ooinat umum, ecepatan umum, an mungin watu. Ketegantungan Lagangian tehaap watu meupaan onseuensi ai hubungan onstain tehaap watu atau iaenaan pesamaan tansfomasi yang menghubungan ooinat atesian an ooinat umum menganung fungsi watu. Paa asanya, pesamaan Lagange eivalen engan pesamaan gea Newton, jia ooinat yang igunaan aalah ooinat atesian.

5 Dalam meania Newtonian, onsep gaya ipeluan sebagai uantitas fisis yang bepean alam asi tehaap patiel. Dalam inamia Lagangian, uantitas fisis yang itinjau aalah enegi ineti an enegi potensial patiel. Keuntungannya, aena enegi aalah besaan sala, maa enegi besifat invaian tehaap tansfomasi ooinat. Dalam onisi tetentu, tialah mungin atau sulit menyataan seluuh gaya yang beasi tehaap patiel, maa peneatan Newton menjai umit pula atau bahan ta mungin ilauan. Oleh aena itu, paa peembangan beiutnya ai meania, pinsip Hamilton bepean penting aena ia hanya meninjau enegi patiel saja.

6 PEMBAHASAN A. Metoe Lagange Pemasalahan sistem pegas engan massa yang aa i ujung pegas apat iselesaian engan menggunaan F = m a yang apat itulisan engan m x = x. Solusi pesamaan ini aalah fungsi sinusoial. Diyaini bahwa untu menyelesaian soulusi ini aa metoe selain menggunaan F = m a aalah hanya mempehatian uantitas fisi enegi ineti an enegi potensial. Solusi umum Lagangian aalah L = T + V... () engan, T = enegi ineti ; V = enegi potensial Gamba. Sistem pegas Paa sistem pegas belau pesamaan Hooe : F = x Pesamaan gea pegas ibeian oleh pesamaan : atau apat itulis, sehingga, pesamaan Eule Lagangian F = m a x = m x... () m x t + x = 0 m (x ) + x = 0 t mx = x (3) t t ( L x ) = L x... (4) Solusi pesamaan gea menggunaan metoe Lagange apat icai engan melihat pesamaan Eule Lagange an pesamaan gea pegas i atas yaitu :

7 L = mx ; x L = x (5) x Kemuian icai solusi masing-masing pesamaan (5) menjai : L x = mx L = mx x L = m x x L = m ( x ) T = mx L x = x L = x x L = x x L = ( x ) V = x Jai solusi pesamaan gea pegas L = mx x (6) Dengan metoe Lagange ini ita apat mencai solusi pesamaan gea an juga ita apat mencai pesamaan gea ai solusi pesamaan geanya (lihat pesamaan 6), an pesamaan geanya ibeian oleh pesamaan Eule Lagange (lihat pesamaan 4). Dipeoleh : t ( ( x mx x )) = x ( mx x ) t ( m x ) = x mx = x t m x t = x mx = x (7)

8 B. Kooinat Umum Posisi sebuah patiel alam l uang apat inyataan engan menggunaan tiga jenis ooinat; apat beupa ooinat Katesian, ooinat pola atau ooinat siline. Jia patiel begea paa sebuah biang, atau paa sebuah pemuaan yang tebatas, maa hanya ibutuhan ua ooinat untu menyataan posisinya, seangan untu patiel yang begea paa sebuah gais luus atau paa lintasan lengung cuup engan menggunaan satu ooinat saja. Jia sistem yang itinjau menganung N patiel, maa ipeluan paling uang 3N ooinat untu menyataan posisi semua patiel. Secaa umum, teapat n jumlah minimum ooinat yang ipeluan untu menyataan onfiguasi sistem. Kooinat-ooinat tesebut inyataan engan q, q,, q n (8) yang isebut engan ooinat umum (genealize cooinates). Kooinat q apat saja beupa suut atau jaa. Tiap ooinat apat beubah secaa bebas tehaap lainnya (holonomic). Jumlah ooinat n alam hal ini isebut engan eajat ebebasan sistem tesebut. Dalam sistem yang nonholonomic, masing-masing ooinat tia apat beubah secaa bebas satu sama lain, yang beati bahwa banyanya eajat ebebasan aalah lebih ecil ai jumlah minimum ooinat yang ipeluan untu menyataan onfiguasi sistem. Salah satu contoh sistem nonholonomic aalah sebuah bola yang ibatasi meluncu paa sebuah biang asa. Lima ooinat ipeluan untu menyataan onfiguasi sistem, yani ua ooinat untu menyataan posisi pusat bola an tiga ooinat untu menyataan peputaannya. Dalam hal ini, ooinat-ooinat tesebut tia apat beubah semuanya secaa bebas. Jia bola tesebut menggelining, paling uang ua ooinat mesti beubah. Dalam pembahasan selanjutnya ita aan membatasi ii paa sistem holonomic.

9 Untu patiel tunggal, fungsi ooinat umum lebih muah iungapan engan menggunaan ooinat Katesius: x = x(q) (satu eajat ebebasan gea paa sebuah uva) x = x(q, q ) (ua eajat ebebasan gea paa sebuah x = x(q, q, q 3 ) y = y(q, q, q 3 ) z = z(z, z, z 3 ) pemuaan) (tiga eajat ebebasan gea paa biang) Misalan q beubah ai haga awal (q, q,... ) menuju haga (q + q, q + q,... ). Peubahan ooinat Katesius yang besesuaian aalah: δx = x q δq + x q δq + (9) δy = y q δq + y q δq + (0) δz = z q δq + z q δq + () tuunan pasial y q an seteusnya aalah fungsi ai q. Sebagai contoh sebuah patiel begea alam biang; ita memilih ooinat pola untu menyataan onfiguasi sistem, maa alam hal ini : selanjutnya, an, Gamba. Kooinat Pola q = ; q = θ () x = x(, θ) = cos θ y = y(, θ) = sin θ) (3)

10 δx = x q δq + x q δq = cos θ δ sin θ δθ (4) δy = y q δq + y q δq = sin θ δ + cos θ δθ (5) Peubahan onfiguasi ai (q, q,, q n ) e onfiguasi i eatnya (q + q, q + q,..., q n + δq n ) menyataan pepinahan patiel e i ai titi (x i, y i, z i ) e titi i eatnya (x i + x i, y i + y i, z i + δz i ) imana: δx i = δy i = δz i = n x = (6) n q δq y = (7) n q δq z = (8) q δq Pesamaan (6 8) menunjuan tuunan pasialnya meupaan fungsi q. Selanjutnya ines i untu menyataan ooinat ectangula, an ines untu menyataan ooinat umum. Simbol x i ipaai untu menyataan sembaang ooinat ectangula. Jai, untu sistem yang menganung N patiel, i apat behaga antaa an 3N. C. Gaya paa Sistem Kooinat Umum Jia sebuah patiel mengalami pegesean sejauh ibawah pengauh sebuah gaya asi F, gaya yang beeja paanya inyataan engan δw = F. δ = F x δx + F y δy + F z δz (9) Dalam bentu yag lebih seehana inyataan engan δw = i F i δx i (0) Tampa bahwa pesamaan i atas tia hanya belau untu patiel tunggal, tetapi juga untu sistem banya patiel. Untu satu patiel, haga i aalah ai sampai 3. Untu N patiel, haga i aalah ai sampai 3N. ipeoleh Jia petambahan δx i inyataan alam ooinat umum, maa

11 x i δw = i (F i δq ) q x = ( F i i i δq q ) () = i ( F i Pesamaan i atas apat itulis imana x i ) q δq δw = Q δq () Q = (F i x i q ) (3) Besaan Q yang iefinisian menuut pesamaan i atas isebut engan gaya umum. Oleh aena pealian Q δq memilii imensi usaha, maa imensi Q aalah gaya jia q menyataan jaa, an imensi Q aalah toa jia q menyataan suut. D. Gaya Umum untu Sistem Konsevatif Jia sebuah gaya beeja paa sebuah patiel alam sebuah mean gaya onsevatif, besanya gaya tesebut inyataan oleh pesamaan F i = V x i (4) imana V menyataan sebuah fungsi enegi potensial. Oleh aena itu peumusan gaya umum apat inyataan Q = ( V x i x i q ) (5) meupaan tuunan pasial V tehaap q, maa Q = ( V q ) (6) Misalan, ita menggunaan ooinat pola,q = ;q = θ, maa gaya umum apat inyataan engan Q = V ; Q θ = V θ. Jia V meupaan fungsi saja (alam asus gaya sental), maa Q θ = 0. Pesamaan ifeensial gea untu suatu sistem onsevatif apat icai jia ita etahui fungsi Lagangian alam bentu ooinat tetentu. Di sisi

12 lain, jia gaya ampatan tia onsevatif, misalan nilainya aalah ita apat menulisan Q V Q ' q (7) ' Q, maa Selanjutnya ita apat menefinisian sebuah fungsi Lagangian L = T V, an menulisan pesamaan ifeensial gea alam bentu t L q Q ' L L t q q L q Q ' Bentu i atas lebih muah ipaai jia gaya gesean ipehitungan. (8) (9) E. Contoh Pemaaian Metoe Lagange Poseu umum yang ipaai untu mencai pesamaan ifeensial gea ai sebuah sistem aalah sebagai beiut:. Pilih sebuah umpulan ooinat untu menyataan onfiguasi sistem.. Cai enegi ineti T sebagai fungsi ooinat tesebut beseta tuunannya tehaap watu. 3. Jia sistem tesebut onsevatif, cai enegi potensial V sebagai fungsi ooinatnya, atau jia sistem tesebut tia onsevatif, cai ooinat umum Q. 4. Pesamaan efeensial gea selanjutnya apat icai engan menggunaan pesamaan i atas. Bebeapa contoh pemaaian metoe Lagange. Sebuah penulum engan tebuat ai pegas engan massa m. Pegas teiat uat paa gais biang ata (massa pegas iabaian) engan panjang pegas aalah l + x amuian pegas tesebut itai sejauh θ.

13 Gamba.3 Penulum T = m(x + (l + x) θ ) V = x + mg(l + x)cosθ Pesaman Lagange L = T + V L = m(x + (l + x) θ ) + ( x + mg(l + x)cosθ) L = m(x + (l + x) θ ) + mg(l + x)cosθ x Pesamaan gea t ( L ) = L x x t (mx ) = m(l + x)θ + mg cosθ x mx = m(l + x)θ + mg cosθ x t ( L ) = y θ θ t (m(l + x) θ ) = mg( sinθ)(l + x) m(l + x)θ + mx θ = mg sinθ. Sebuah patiel bemassa m yang begea aibat pengauh gaya sental paa sebuah biang. Misalan ooinat pola (,) igunaan sebagai ooinat umum (umum). Kooinat Catesian (,) apat ihubungan melalui :

14 x = cos y = sin Enegi ineti patiel Enegi potensial gaya sental T mv m x y m V x y / Pesamaan Lagange untu sistem ini L T V m ai pesamaan Lagange t T q T q V q L L 0 t q q substitusi q = an q =, ipeoleh: L L 0 t L L 0 t Dai eua pesamaan i atas ipeoleh L m L m t L m m m Untu patiel yang begea alam gaya onsevatif

15 V() F() jai, m m F ai pesamaan Lagange L m L t m m L 0 m m 0 t atau, J m 0 t Hal ini beati bahwa J meupaan momentum suut yang nilainya onstan. Integasi pesamaan i atas menghasilan J m = onstan Beasaan pesamaan i atas apat iataan bahwa alam mean onsevatif momentum suut J, meupaan tetapan gea. 3. Osilato Hamoni Sebuah osilato hamoni -imensi, an misalan paanya beeja sebuah gaya peeam yang besanya sebaning engan ecepatan. Oleh aena itu sistem apat ipanang tia onsevatif. Jia x menyataan pegesean ooinat, maa fungsi Lagangiannya aalah L = T - V = mx x imana m aalah massa an aalah tetapan pegas. Selanjutnya: L mx x L x x Oleh aena paa sistem beeja gaya yang tia onsevatif yang haganya sebaning engan ecepatan; alam hal ini Q' = -c x, sehingga pesamaan gea apat itulis :

16 t mx cx ( x) mx cx x 0 Ini ta lain aalah pesamaan gea osilato hamoni satu imensi engan gaya peeam. 4. Paiel yang beaa alam Mean Sental Rumusan pesamaan Lagange gea sebuah patiel alam sebuah biang i bawah pengauh gaya sental. Kita pilih ooinat pola q =, q =. Maa T mv m V V() V L m Selanjutnya engan menggunaan pesamaan Lagange, ipeoleh : L m L 0 L m L m f () Oleh aena sistemnya tia onsevatif, maa pesamaan geanya aalah : t L L L L t m m f() m 0 t 5. Pesawat Awoo Sebuah pesawat Atwoo yang teii ai ua bena bemassa m an m ihubungan oleh tali homogen yang panjangnya l m an ilewatan paa atol (lihat gamba). Sistem ini memilii satu eajat ebebasan. Kita ambil vaiabel x untu menyataan onfiguasi sistem, imana x aalah jaa vetial ai atol e massa m sepeti yang itunjuan paa gamba.

17 a x l-x m m Kecepatan suut atol aalah ineti sistem ini aalah : T Gamba.4 Pesawat Atwoo Tunggal m x x / a m x, imana a aalah jai-jai atol. Enegi imana I aalah momen inesia atol. Enegi potensial sistem aalah : V mgx mg(l x ) Anggap bahwa paa sistem tia beeja gaya gesean, sehingga fungsi Lagangiannya aalah x I a I L m m x g a an pesamaan Lagangenya aalah t yang beati bahwa, atau, m L L x x I a m x g m m m m x g m m I / a m m x m gl

18 aalah pecepatan sistem. Nampa bahwa jia m>m, maa m aan begea tuun, sebalinya jia m<m maa m aan begea nai engan pecepatan tetentu. 6. Pesawat Awoo Gana Pesawat Atwoo gana ipelihatan paa gamba.5. Nampa bahwa sistem tesebut mempunyai ua eajat ebebasan. Kita aan menyataan onfiguasi sistem engan ooinat x an x'. Massa atol alam hal ini iabaian (untu menyeehanaan pesoalan). Enegi ineti an enegi potensial sistem aalah : T ( ' ) mx m x x x') m 3( x V 3 m gx m g( l x x') m g( l x l' x') imana m, m an m3 aalah massa masing-masing beban, an l seta l' aalah panjang tali penghubungnya.

19 x l-x m l'-x m m 3 Gamba.5 Pesawat Atwoo Gana L m x m ( x x ') m ( x x ') g(m m m )x 3 3 g(m m )x ' tetapan 3 sehingga pesamaan geanya apat itulis : t engan penyelesaian L L L L x x t x ' x' m ( x x') m3( x x ') g( m m 3) x m m m( x x') m3( x x ') g( m m3) an ai pesamaan ini pecepatan x an x ' apat itentuan. 7. Patiel yang begea paa biang miing yang apat igeaan. Mai ita tinjau sebuah pesoalan imana sebuah patiel meluncu paa sebuah biang miing yang juga apat begea paa pemuaan ata yang licin, sepeti yang itunjuan paa gamba.6. Dalam pesoalan ini teapat ua eajat ebebasan, sehingga ita butuhan ua ooinat untu menggambaan eaaan sistem yang ita tinjau. Kita aan memilih ooinat x an x' yang masing-masing menyataan pegesean alam aah hoisontal biang tehaap titi acuan an pegesean patiel ai titi acuan tehaap biang sepeti yang itunjuan paa gamba.

20 Dai analisis iagam veto ecepatan, nampa bahwa uaat ecepatan patiel ipeoleh engan menggunaan huum osinus : v x x ' xx ' cos Oleh aena itu enegi inetinya aalah T ' ' mv Mx m( x x x x cos) M x imana M aalah massa biang miing engan suut emiingan, sepeti yang itunjuan alam gamba.6. an m aalah massa patiel. Enegi potensial sistem ta teait engan x oleh aena biangnya hoisontal, sehingga ita apat tulisan : V=mgx'sin + tetapan an L m(x x xx cos ) Mx mgx sin tetapan ' ' ' Pesamaan geanya Sehingga t Pecepatan x an x L L L L x x t x ' x' m( x x' cos) Mx 0 ' x aalah : gsin cos m M cos m ; m( x ' xcos ) mgsin gsin x' mcos m M

21 v x ' x' x M m Gamba.6 gea paa biang miing an epesentasi veto 8. Penuunan pesamaan Eule untu otasi bebas sebuah bena tega. Metoe Lagange apat igunaan untu menuunan pesamaan Eule untu gea sebuah bena tega. Kita aan tinjau asus toa - otasi bebas. Kita etahui bahwa enegi ineti ibeian oleh pesamaan: T (I I I3 Dalam hal ini haga mengacu paa sumbu utama. apat inyataan alam suut Eule, an sebagai beiut: 3 3 cos sin sin sin sin cos cos Dengan mempehatian suut Euleian sebagai ooinat umum, pesamaan geanya aalah: t t L L L L )

22 t L L oleh aena Q (gaya umum) semuanya nol. Dengan menggunaan alil antai (chain ule): Sehingga L T 3 3 t L I 3 Dengan menggunaan lagi atuan antai, ita peoleh T I I 3 I ( sin sin cos ) I( cos sin sin ) I I Dapat ipeoleh I3 3 (I I) 9. Sebuah bena bemassa m (gamba.7) meluncu engan bebas paa sebuah awat engan lintasan bebentu lingaan engan jai-jai a. Lingaan awat beputa seaah jaum jam paa biang hoisontal engaan ecepatan suut ɷ i seita titi O. a. Seliii bagaimana gea bena tesebut b. Bagaimana easi lingaan awat

23 Gamba.7 Gea paaawat melinga a. Pehatian gamba i atas. C aalah pusat lingaan awat. Diamete OA membentu suut t engan sumbu-x, seangan bena bemassa m membentu suut θ engan iamete OA. Jia yang ita pehatian hanyalah gea bena bemassa m saja, maa sistem yang ita tinjau memilii satu eajat ebebasan, oleh aena itu hanya ooinat umum q = θ yang ipaai. Beasaan gamba.7 a an.7 b, ita apat tulisan: x a cos t a cos( t ) y a sin t a sin( t ) Kuaatan pesamaan-pesamaan i atas, emuian jumlahan aan ipeoleh besaan enegi ineti an, T x asin t a y acos t a sin( t ) ( t ) cos( t ) ( t ) y ma m x T ma cos cos

24 Selanjutnya pesamaan Lagange : Dalam hal ini Q = 0 an q = θ, maa pesamaan yang ihasilan : Pesamaan i atas menggambaan gea bena bemassa m paa lingaan awat. Untu haga θ yang cuup ecil, 0 yang ta lain aalah gea banul seehana. Baningan engan pesamaan beiut : T ma sin t sin T ma t ma T T q q g l Q an ipeoleh g l sin ma sin 0 0 g atau l sin 0 Bena bemassa m beosilasi i seita gais beputa OA sebagai banul seehana yang panjangnya l g /. Pesamaan tesebut selanjutnya apat juga igunaan untu menghitung ecepatan an posisi bena bemassa m. b. Untu menghitung easi awat, ita mesti melihat pegesean vitual massa m alam suatu aah yang tegaluus paa awat. Untu masu tesebut, ita anggap bahwa jaa CB sama engan jaa (meupaan vaiabel an buan tetapan), sepeti yang itunjuan paa gamba.4 c. Maa alam hal ini teapat ua eajat ebebasan an ua ooinat umum, yani an. Dai gamba nampa bahwa:

25 t cos t acos x t sin t a sin y t sin t cos t sin a x t cos t sin t cos a y cos a sin a m a y m x T Q T T t Dimana Q = R aalah gaya easi. Nilai ai T an T ipeoleh ai iapatan : cos a cos a m R 0 0 an,, a cos ma R yang meupaan pesamaan yang menyataan easi awat. 0. Gea sebuah patiel engan massa m yang begea paa biang sebuah eucut engan suut setengah punca (half-angle) Gaya yang beeja hanyalah yang isebaban oleh gaya gavitasi saja. Gamba.8 Gea paa Keucut

26 Misalan punca eucut beaa i titi O (pusat ooinat alam gamba), seangan sumbu eucut beimpit engan sumbu z. Posisi patiel paa pemuaan eucut apat inyataan engan ooinat Catesian (x,y,z). Namun ita aan gunaan ooinat siline (,, z) sebagai ooinat umumnya. Tia semua etiga ooinat tesebut a aalah inepenen (bebas satu sama lain). Kooinat z an ihubungan oleh paamete melalui pesamaan : z cot z cot Kemuian ipeoleh ua eajat ebebasan. Bisa igunaan, θ sebagai ooinat umum an menghilangan z engan menggunaan pesamaan pembatas iatas. Enegi ineti massa m aalah : T atau mv m csc z m cot m Enegi potensial massa m (anggap V = 0 an z = 0) : V mgz mg cot Kemuian Lagangian L sistem : L T V csc mg cot m Pesamaan Lagange untu ooinat aalah : t L L 0 L m csc, sin t L m csc, g cos sin 0 L m mg cot Ini aalah pesamaan gea untu ooinat. Pesamaan Lagange untu ooinat θ aalah :

27 t L L 0 Dengan memasuan nilai L, ipeoleh : L m t an m J 0 t z L 0 Atinya J z m onstan F. Momentum Kooinat Umum Tinjaulah gea sebuah patiel tunggal yang begea sepanjang gais luus (ectilinie motion). Enegi inetinya aalah T (30) mx imana m aalah massa patiel, an x aalah ooinat posisinya. Selanjutnya isamping menefinisian momentum patiel p sebagai hasil ali m x, ita juga apat menefinisian p sebagai uantitas T x, yani: T p mx x (3) Dalam asus imana sebuah sistem yang igambaan oleh ooinat umum q, q,, q qn, uantitas p iefinisian engan p L (3) q yang isebut momentum umum. Pesamaan Lagange untu sistem onsevatif apat itulis L p (33) q

28 Misalan alam asus husus, satu ai ooinatnya, ataanlah q, tia tesiat secaa esplisit alam L. Maa sehingga L p (34) q p tetapan c (35) Dalam asus ini, ooinat q iataan apat teabaian (ignoable). Momentum umum yang iasosiasian engan ooinat teabaian ta lain aalah tetapan gea sistem. Sebagai contoh, alam pesoalan patiel yang meluncu paa biang miing yang licin (yang telah iejaan paa bagian sebelumnya), ita apatan bahwa ooinat x, posisi biang, tia tesiat alam fungsi Lagangian L. Oleh aena x meupaan suatu ooinat teabaian, maa p x L (M m)x mx'cos tetapan (36) x Kita apat lihat bahwa tenyata px aalah omponen total alam aah menata ai momentum linie sistem an oleh aena tia teapat gaya yang beeja alam aah menata paa sistem, omponen momentum linie alam aah menata haus onstan. Contoh lain ooinat teabaian apat ilihat alam asus gea patiel alam mean sental. Dalam ooinat pola V() L m (37) sepeti yang ipelihatan alam contoh i atas. Dalam asus ini aalah ooinat teabaian an p L m tetapan (38) yang sebagaimana telah ita etahui ai bab teahulu aalah momentum suut i seita titi asal.

29 Contoh Banul sfeis, atau potongan sabun alam mangu. Suatu pesoalan lasi alam meania aalah bahwa patiel yang tebatasi untu beaa paa pemuaan sfeis yang licin i bawah pengauh gavitasi, sepeti sebuah massa ecil meluncu paa pemuaan mangu yang licin. Kasus ini juga igambaan oleh banul seehana yang beayun engan bebas alam sembaang aah, Gamba.9. Ini inamaan banul sfeis, yang inyataan sebelumnya alam bagian teahulu. z l m mg y x Gamba.9 Banul sfeis Dalam hal ini teapat ua eajat ebebasan, an ita aan menggunaan ooinat umum an sepeti yang itunjuan. Hal ini enyataannya eivalen engan ooinat bola engan = l = tetapan imana l aalah panjang tali banul. Keua omponen ecepatan aalah v = l an v = l sin. Ketinggian bola banul, ihitung ai biang-xy, aalah (l - l cos θ), sehingga fungsi Lagangian aalah L ml ( sin ) mgl ( cos) (39) Kooinat apat iabaian, sehingga ipeoleh p L ml sin tetapan (37)

30 Ini aalah momentum suut i seita sumbu tega atau sumbu z. Kita aan menunanya untu pesamaan alam : t L L yang apat juga inyataan sebagai: (40) ml ml sin cos mgl sin (4) Mai ita peenalan tetapan h, yang iefinisian engan: p h sin (4) ml Selanjutnya pesamaan ifeensial gea alam menjai g cos sin h 0 l sin (43) Pesamaan (43) menganung bebeapa mana sebagai beiut. Petama, jia suut onstan, maa h = 0. Aibatnya, pesamaan i atas apat itulis sebagai : g sin 0 l (44) yang ta lain aalah pesamaan gea banul seehana. Geanya beaa alam biang = o = onstan. Keua, aalah asus banu oni (conical penulum). Dalam hal ini, gantungan banul menggambaan suatu lingaan hoisontal, sehingga = o = onstan. Jai, 0 an 0, sehingga pesamaan (44) apat iseehanaan menjai : atau : g cos o sin o h 0 (45) l sin h g l o 4 sin o sec o (46) Dai nilai h yang ipeoleh paa pesamaan i atas, maa yang ta lain aalah pesamaan gea banul oni. g o sec o (47) l

31 = = Gamba.0 Gea paa pemuaan bola G. Meania Hamilton Pesamaan Hamilton untu gea paa sebuah fungsi ai ooinat umum H q p L (48) Untu sebuah sistem inami seehana, enegi ineti sistem aalah fungsi uaat ai q an enegi potensialnya meupaan fungsi q saja : L T(q,q ) V(q ) (49) Beasaan teoema Eule untu fungsi homogen, ipeoleh Oleh aena itu : L T q p L q q T (50) q q H q p L T (T V) T V (5) Pesamaan ini ta lain aalah enegi total ai sistem yang ita tinjau. Selanjutnya, panang n buah pesamaan yang itulis sebagai : p L ( =,, n) (5) q

32 an nyataan alam q alam p an q q q (p,q ) (53) Dengan pesamaan i atas, ita apat nyataan fungsi H yang besesuaian engan vaiasi H p, q sebagai beiut : p L L q q p q q (54) q q Suu petama an suu eua yang aa alam tana uung saling meniaaan, oleh aena menuut efenisi H p L/ q, oleh aena itu: q p p q (55) Vaiasi fungsi H selanjutnya apat inyataan alam pesamaan beiut : H H H p q (56) p q Ahinya ipeoleh : H p q (57) H q p (05) Dua pesamaan teahi ini ienal engan pesamaan anoni Hamilton untu gea. Pesamaan-pesamaan ini teii ai n pesamaan efensial oe- (baningan engan pesamaan Lagange yang menganung n pesamaan ifeensial oe-. Pesamaan Hamilton banya ipaai alam meania uantum (teoi asa gejala atomi). Contoh pemaaian.. Gunaan pesamaan Hamilton untu mencai pesamaan gea osilato hamoni satu imensi. Jawab : Enegi ineti an enegi potensial sistem apat inyataan sebagai :

33 T mx an Momentumnya apat itulis Hamiltoniannya apat itulis : H Pesamaan geanya aalah : an ipeoleh : V Kx (58) T p mx x atau m K p x (59) m T V p x (60) H x p p m H p x x Kx p (6) Pesamaan petama menyataan hubungan momentum-ecepatan. Dengan menggunaan eua pesamaan i atas, apat ita tulis : m x Kx 0 (6) yang ta lain aalah pesamaan osilato hamoni.. Gunaan pesamaan Hamilton untu mencai pesamaan gea bena yang beaa i bawah pengauh mean sental. Jawab : Enegi ineti an enegi potensial sistem apat inyataan alam ooinat pola sebagai beiut: Jai : Aibatnya : p T T m T m m ( ) an V=V() (63) p p p (64) m (65) m

34 Pesamaan Hamiltoniannya: H p Selanjutnya: H, p p H (p m H, p H, p ) V() (67) (66) V() p m 3 p m p m p (68) (69) (70) p 0 (7) Dua pesamaan yang teahi menunjuan bahwa momentum suut tetap, p ons tan m mh (7) Seangan ua pesamaan sebelumnya membeian, mh V() p (7) m 3 untu pesamaan gea alam aah aial.

35 PENUTUP Dai pembahasan i atas ipeoleh esimpulan sebagai beiut :. Jia itinjau gea patiel yang teenala paa suatu pemuaan biang, maa ipeluan aanya gaya tetentu yani gaya onstain yang bepean mempetahanan onta antaa patiel engan pemuaan biang. Namun, ta selamanya gaya onstain yang beasi tehaap patiel apat ietahui.. Dalam onisi husus teapat gaya yang ta apat ietahui, maa peneatan Newtonian ta belau. Sehingga ipeluan peneatan bau engan meninjau uantitas fisis lain yang meupaan aateisti patiel, misal enegi totalnya. Peneatan ini ilauan engan menggunaan pinsip Hamilton, imana pesamaan Lagange yani pesamaan umum inamia patiel apat ituunan ai pinsip tesebut. 3. Pinsip Hamilton mengataan, lintasan nyata yang iiuti sistem inamis aalah lintasan yang meminimuman integal watu selisih antaa enegi ineti engan enegi potensial. 4. Pesamaan gea patiel yang inyataan oleh pesamaan Lagange apat ipeoleh engan meninjau enegi ineti an enegi potensial patiel tanpa pelu meninjau gaya yang beasi paa patiel.enegi ineti patiel alam ooinat atesian aalah fungsi ai ecepatan, enegi potensial patiel yang begea alam mean gaya onsevatif aalah fungsi ai posisi. 5. Pesamaan Lagange meupaan pesamaan gea patiel sebagai fungsi ai ooinat umum, ecepatan umum, an mungin watu. 6. Paa asanya, pesamaan Lagange eivalen engan pesamaan gea Newton, jia ooinat yang igunaan aalah ooinat atesian. 7. Hubungan Lagangian tehaap watu meupaan onseuensi ai gaya onstain tehaap watu atau iaenaan pesamaan tansfomasi yang menghubungan ooinat atesian an ooinat umum menganung fungsi watu.

36

37 DAFTAR PUSTAKA Boas, May. --. Mathematical Methos in the Physical Sciences. --- Golstein, Hebet Classical Mechanics Thi Eition. New Yo: Aison Wesley. Gegoy, Douglas Classical Mechanics. New Yo: Cambige Univesity Pess. Moin, Davi Intouction to Classical Mechanics With Poblems an Solutions. New Yo: Cambige Univesity Pess.

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINAT SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINAT SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINA SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS Agung Hanayanto Absta Poses pepinahan panas/enegi melalui suatu meia at paat atau ai yang tejai aena onta langsung iantaa

Lebih terperinci

Pemodelan Lintasan Komet pada Tata Surya dengan Variasi Massa dan Posisi Ria Ananda a, Joko Sampurno a*, Boni P. Lapanporo a

Pemodelan Lintasan Komet pada Tata Surya dengan Variasi Massa dan Posisi Ria Ananda a, Joko Sampurno a*, Boni P. Lapanporo a Pemodelan Lintasan Komet pada Tata Suya dengan Vaiasi Massa dan Posisi Ria Ananda a, Joo Sampuno a*, Boni P. Lapanpoo a a Podi Fisia, FMIPA Univesitas Tanjungpua Jalan Pof. D. Hadai Nawawi, Pontiana, Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN KLASIK DAN RELATIVISTIK KESTABILAN ORBIT HAMPIR MELINGKAR DALAM MEDAN GAYA SENTRAL

TINJAUAN KLASIK DAN RELATIVISTIK KESTABILAN ORBIT HAMPIR MELINGKAR DALAM MEDAN GAYA SENTRAL ISSN: 141-0917 Junal Pengajaan MIPA, Vl. 6 N. Desembe 005 TINJAUAN KLASIK DAN RELATIVISTIK KESTABILAN ORBIT HAMPIR MELINGKAR DALAM MEDAN GAYA SENTRAL Oleh: Endi Suhendi dan Selly Feanie Juusan Pendidian

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

DAFTAR ISI I. ALIRAN AIR DALAM TANAH (POMPA K) TEORI REMBESAN KONSOLIDASI DAN PENURUNAN STABILITAS LERENG. Mekanika Tanah II 0

DAFTAR ISI I. ALIRAN AIR DALAM TANAH (POMPA K) TEORI REMBESAN KONSOLIDASI DAN PENURUNAN STABILITAS LERENG. Mekanika Tanah II 0 DAFTA ISI I. ALIAN AI DALAM TANAH (POMPA K II. III. IV. TEOI EMBESAN KONSOLIDASI DAN PENUUNAN STABILITAS LEENG Meania Tanah II 0 I. ALIAN AI DALAM TANAH (POMPA K DEBIT AI SUMU MENENTUKAN DI LAPANGAN Ai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA

BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERER WM MULIFASA 3. enahuluan enelitian mengenai bentuk sinyal moulasi yang cocok untuk menghasilkan keluaan inete yang bekualitas baik telah lama ilakukan. Salah satu

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi:

Kumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi: Kumpulan soal-soal level selesi provinsi: 1. Sebuah bola A berjari-jari r menggelinding tanpa slip e bawah dari punca sebuah bola B berjarijari R. Anggap bola bawah tida bergera sama seali. Hitung ecepatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Penahuluan Secaa umum, antena meupakan tansfomato/stuktu tansmisi ai gelombang tebimbing menuju ke gelombang uang bebas atau sebaliknya[6]. Aa bebeapa jenis

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS VEKTOR

BAB 3 ANALISIS VEKTOR NLISIS VEKTOR.. Penahuluan Vekto meupakan suatu besaan ang mempunai aah. Vekto inatakan engan besa vekto an aahna. Penggambaan vekto begantung paa sistem kooinat ang ipilih. Paa bab sebelumna telah ibahas

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN A 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Analisa Sistem ejalan 3.1.1. Sejaah Peusahaan Gamba 3.1. Logo Peusahaan P Dnaplast, bk. P Dnaplast, bk aalah peusahaan ang begeak i biang pouksi botol plastik untuk memenuhi

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,

Lebih terperinci

Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k

Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k Kumpulan soal-soal level selesi Kabupaten: 1. Sebuah heliopter berusaha menolong seorang orban banjir. Dari suatu etinggian L, heliopter ini menurunan tangga tali bagi sang orban banjir. Karena etautan,

Lebih terperinci

Momentum Sudut (Bagian 2)

Momentum Sudut (Bagian 2) Momentum Suut Bagian Pengenaan Konsep otasi aam Mekanika Kuantum:. Sistem Kooinat Boa. Hamonia Sfeis Spheica Hamonics 3. Momentum Suut Obita 4. Momentum Suut Intinsik Spin Pesamaan Schöinge aam tiga -

Lebih terperinci

METODE KEKAKUAN (METODE DEFORMASI)

METODE KEKAKUAN (METODE DEFORMASI) METODE KEKAKUAN (METODE DEORMASI) (DISPLACEMENT METHOD ATAU STINESS METHOD) Hanayanu Metoe Elemen Hingga (LL6) JTK-TK-ITS DEINISI MATRIK KEKAKUAN Matri eauan elemen: ˆ sehingga persamaan sistem aalah:

Lebih terperinci

INTEGRAL TENTU. x 3. a=x 1. x 2. c 1. c 2. panjang selang bagian terpanjang dari partisi P. INTEGRAL LIPAT DUA

INTEGRAL TENTU. x 3. a=x 1. x 2. c 1. c 2. panjang selang bagian terpanjang dari partisi P. INTEGRAL LIPAT DUA INTEGAL TENTU Pehatian Gamba beiut: f D D a b a c c. n b Gamba Gamba P : panjang selang bagian tepanjang dai patisi P. Definisi: Misal f fungsi ang tedefinisi pada selang tetutup [a,b]. Jia lim n P i f

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Integral Lipat Dua

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Integral Lipat Dua Universitas Inonusa Esa Unggul Faultas Ilmu Komputer Teni Informatia Integral Lipat ua Integral Lipat ua Misalan z = f(,) terefinisi paa merupaan suatu persegi panjang tertutup, aitu : = {(, ) : a b, c

Lebih terperinci

2 a 3 GM. = 4 π ( ) 3/ 2 3/ 2 3/ 2 3/ a R. = 1 dengan kata lain periodanya tidak berubah.

2 a 3 GM. = 4 π ( ) 3/ 2 3/ 2 3/ 2 3/ a R. = 1 dengan kata lain periodanya tidak berubah. 1.109. Anggap kita memuat suatu model sistem tata suya dengan peandingan skala η. Anggap keapatan mateial planet dan matahai tidak euah. Apakah peioda evolusi planet ikut euah? Jawa: Menuut hukum Kepple

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

MUATAN LISTRIK DAN HUKUM COULOMB. ' r F -F

MUATAN LISTRIK DAN HUKUM COULOMB. ' r F -F MUATAN LISTRIK AN HUKUM COULOMB q k ' qq' ˆ - - Matei Kuliah isika asa II (Pokok Bahasan 1) MUATAN LISTRIK AN HUKUM COULOMB s. Ishafit, M.Si. Pogam Stui Peniikan isika Univesitas Ahma ahlan, 5 Muatan Listik

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KALKULUS VARIASI JURUSAN PENDIDIKAN ISIKA PMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Smak Petanaan! Bang A B Bentuk kuva apakah ang menunjukkan jaak tepenek ang menghubung-kan ttk A an ttk B alam bang ata

Lebih terperinci

Penggunaan Hukum Newton

Penggunaan Hukum Newton Penggunaan Hukum Newton Asumsi Benda dipandang sebagai patikel Dapat mengabaikan geak otasi (untuk sekaang) Massa tali diabaikan Hanya ditinjau gaya yang bekeja pada benda Dapat mengabaikan gaya eaksi

Lebih terperinci

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri tigonometi 4.1 Pebandingan Tigonometi 0 Y x P(x,y) y X x disebut absis y disebut odinat jai-jai sudut positif diuku dai sumbu X belawanan aah putaan jaum jam Definisi : = x + y sin = y cos = x tan = y

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

MODUL 5 INTEGRAL LIPAT DAN PENGGUNAANNYA

MODUL 5 INTEGRAL LIPAT DAN PENGGUNAANNYA Sei Mol Kliah EL- Matematika Teknik I MOUL 5 INTEGRAL LIPAT AN PENGGUNAANNYA Satan Acaa Pekliahan Mol 5 Integal Lipat an Penggnaanna sebagai beikt Peteman ke- Pokok/Sb Pokok ahasan Tjan Pembelajaan Integal

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks.

Soal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks. Soal-Jawab Fisia OSN - ( poin) Sebuah pipa silinder yang sangat besar (dengan penampang lintang berbentu lingaran berjarijari R) terleta di atas tanah. Seorang ana ingin melempar sebuah bola tenis dari

Lebih terperinci

Untuk semua cinta Untuk semua cita-cita Untuk semua kasih sayang Dari kedua orangtuaku yang begitu luar biasa.

Untuk semua cinta Untuk semua cita-cita Untuk semua kasih sayang Dari kedua orangtuaku yang begitu luar biasa. Untuk semua inta Untuk semua ita-ita Untuk semua kasih sayang Dai keua oangtuaku yang begitu lua biasa. GELOBNG SOLITER INTERNL PD LIRN TUNK (Stui kasus paa luia ua lapisan Oleh: SIDH G544 PROGR STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat dalam penelitian ini adalah Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi yang dijadikan tempat dalam penelitian ini adalah Tempat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Loasi an Watu Penelitian 3.1.1 Loasi penelitian Loasi yang ijaian tempat alam penelitian ini aalah Tempat Pelelangan Ian (TPI) Kota Gorontalo. 3.1. Watu penelitian Penelitian

Lebih terperinci

USAHA DAN ENERGI USAHA DAN ENERGI. Usaha. r r. Usaha dalam pengertian di Fisika sebanding dengan gaya dan perpindahan

USAHA DAN ENERGI USAHA DAN ENERGI. Usaha. r r. Usaha dalam pengertian di Fisika sebanding dengan gaya dan perpindahan USH DN ENERGI USH DN ENERGI Usaha dalam pengetian di Fisika sebanding dengan gaya dan pepindahan Usaha yang dilakukan makin besa jika gaya yang bekeja pada benda juga besa Jika gaya yang bekeja pada benda

Lebih terperinci

BREAK EVEN ANALYSIS PENYUSUTAN (DEPRESIASI)

BREAK EVEN ANALYSIS PENYUSUTAN (DEPRESIASI) BREAK EVEN ANALYSIS PENYUSUTAN (DEPRESIASI) 1. Brea Even Analysis Pengertian Langah-langah perhitungan Contoh 2. Penyusutan (Depresiasi) Pengertian Metoe Depresiasi Contoh BREAK EVEN ANALYSIS Paa investasi

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHWARZSCHILD DAN IMPLIKASINYA PADA LINTASAN PARTIKEL. Skripsi

PERSAMAAN SCHWARZSCHILD DAN IMPLIKASINYA PADA LINTASAN PARTIKEL. Skripsi PERSAMAAN SCHWARZSCHILD DAN IMPLIKASINYA PADA LINTASAN PARTIKEL Skipsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syaat Mempeoleh Gela Sajana Sains Pogam Stui Fisika Oleh: Dewa Ayu Ratmi Yanti NIM : 344 PROGRAM

Lebih terperinci

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton

Lebih terperinci

PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN

PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN Akhma Musafa 1 1 Pogam Stui Teknik Elekto, Fakultas Teknik, Univesitas Bui Luhu Jl. Cileug Raya Petukangan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab II : Kajian Pustaka 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA Mateial bedasakan sifat popetinya dibagi menjadi bebeapa jenis, yaitu:. Isotopik : mateial yang sifat popetinya sama ke segala aah, misalnya baja.. Othotopik

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

Mekanika Lagrangian (Fowles) Mekanika Lagrangian. , q n. q 3 ) ) ) ke nilai tetangga (q 1

Mekanika Lagrangian (Fowles) Mekanika Lagrangian. , q n. q 3 ) ) ) ke nilai tetangga (q 1 Meana Lagrangan (Fowles) Supar Meana Lagrangan Melalu meana Lagrangan n persamaan gera Newton untu sstem seerhana aan beran engan lebh sphstcate. Koornat Umum Poss partel alam ruang apat tentuan melalu

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat.

dan E 3 = 3 Tetapi integral garis dari keping A ke keping D harus nol, karena keduanya memiliki potensial yang sama akibat dihubungkan oleh kawat. E 3 E 1 -σ 3 σ 3 σ 1 1 a Namakan keping paling atas aalah keping A, keping keua ari atas aalah keping B, keping ketiga ari atas aalah keping C an keping paling bawah aalah keping D E 2 muatan bawah keping

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana

FISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana K-13 Kelas X FISIKA GETARAN HARMONIS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, amu diharapan memilii emampuan sebagai beriut. 1. Memahami onsep getaran harmonis sederhana pada bandul dan pegas

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika

PERSAMAAN DIFFERENSIAL. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika PERSAMAAN DIFFERENSIAL Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Disusun oleh: Aurey Devina B 1211041005 Irul Mauliia 1211041007 Anhy Ramahan 1211041021 Azhar Fuai P 1211041025 Murni Mariatus

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

SOAL-SOAL LATIHAN OLIMPIADE DAN SOLUSINYA

SOAL-SOAL LATIHAN OLIMPIADE DAN SOLUSINYA SO-SO IHN OIMPID DN SOUSINY Diamete Suut. (SOP 007) JIka iamete suut Matahai iamati oleh astonot yang mengobit planet keil Pluto paa jaak 9 S, maka besanya aalah. C. 7. 9. 0 D. 9. (SOK 009) Nebula M0 yang

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG BAB 5 ANALII RIAK ARU KELUARAN INVERER PWM LIMA FAA DENGAN BEBAN ERHUBUNG BINANG 5. Penahuluan Paa bab ebelumnya telah ijelakan bahwa paa item multifaa, hubungan antaa iak au keluaan inete beban poligon

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Mekanika 03

Xpedia Fisika. Mekanika 03 Xpedia Fisika Mekanika 03 halaan 1 01. Manakah diaga dai dua planet di bawah ini yang ewakili gaya gavitasi yang paling besa diantaa dua benda beassa? 0. Sebuah satelit beada pada obit engelilingi bui.

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Garis

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Garis Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integal Gais [MA] Integal Gais Definisi Integal gais Integal gais di bidang Misalkan pesamaan paamete kuva mulus ( di bidang (t (t ; a t b maka

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kopling, B. Tujuan C. Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kopling, B. Tujuan C. Batasan Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Lata Belakang Dalam kehiupan sehai-hai kenaaan meupakan saana tepenting alamsistem tanspotasi an sangat ibutuhkan. Ie pengembangan saana tanspotasi yang kian bekembang, menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS.. Tinjauan Pustaka Realisasi Ban Pass Filte untuk fekuensi paa Long Tem Evolution (LTE) menggunakan metoe Split Ring Resonato (SRR) Metamateial belum penah iealisasikan i Inonesia,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) PENYELESAIAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM (ACS)

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) PENYELESAIAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM (ACS) Volume. I Nomor. 2, Bulan Otober 2012 - ISSN :2089-9033 35 PENYELESAIAN MASALAH MINIMUM SPANNING TREE (MST) MENGGUNAKAN ANT COLONY SYSTEM (ACS) Irawan Afrianto 1, Euis Wiiani Jamilah 2 1,2 Program Stui

Lebih terperinci

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

Sistem Dinamik. Indrazno Siradjuddin. February 14, Gambar 1: Sistem pegas L = T V (1)

Sistem Dinamik. Indrazno Siradjuddin. February 14, Gambar 1: Sistem pegas L = T V (1) Sistem Dinamik Inrazno Sirajuin February 14, 2017 1 Sistem Dinamik Pergerakan Pegas Gambar 1: Sistem pegas 1.1 Metoe Lagrange (Lagrangian Metho) L = T V (1) imana L aalah fungsi Lagrange, T aalah energi

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

Sistem Kendali pada Pendulum Terbalik Menggunakan Feedback Error Learning

Sistem Kendali pada Pendulum Terbalik Menggunakan Feedback Error Learning SEMINAR NASIONA EECTRICA, INFORMATICS, AND IT S EDUCATIONS 9 Sistem Kendali pada Pendulum Tebali Menggunaan Feedbac Eo eaning Saida Ulfa Juusan Tenologi Pendidian, Univesitas Negei Malang Jl. Suabaya 6

Lebih terperinci

4 Departemen Statistika FMIPA IPB

4 Departemen Statistika FMIPA IPB Suplemen Responsi Petemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 4 Depatemen Statistia FMIPA IPB Poo Bahasan Sub Poo Bahasan Refeensi Watu Ui Hipotesis Tiga Contoh atau Lebih Ui Fiedman (analisis agam dua-aah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS JALUR

BAB III ANALISIS JALUR BAB III ANALISIS JALUR. Pendahuluan Analisis Jalu adalah suatu eluasan dai model egesi yang digunaan untu menguji ecocoan dai matis oelasi tehada dua atau lebih model ausal yang sedang dibandingan dan

Lebih terperinci

BAB IV GERAK DALAM BIDANG DATAR

BAB IV GERAK DALAM BIDANG DATAR BAB IV GERAK DALAM BIDANG DATAR 4.1 Kecepatan Geak Melengkung Hingga saat ini telah dibahas geakan patikel dalam satu dimensi yaitu geakan seaah sumbu-x. Beikut akan dibahas geakan patikel dalam dua dimensi

Lebih terperinci

9. Koordinat Polar. Sudaryatno Sudirham

9. Koordinat Polar. Sudaryatno Sudirham Dapublic Nopembe 3 www.dapublic.com 9. Koodinat Pola Sudaatno Sudiham Sampai dengan bahaan ebelumna ita membicaaan fungi dengan uva-uva ang digambaan dalam oodinat udut-iu, -. Di bab ini ita aan melihat

Lebih terperinci

Talk less... do more...!!!!!

Talk less... do more...!!!!! Talk less... do moe...!!!!! CLCULUS VEKTOR Difeensiasi fungsi VEKTOR Integasi fungsi Vekto Difeensiasi fungsi VEKTOR Difeensiasi Biasa dai fungsi vekto Jika i j zk Dan ( u); ( u); dan z z( u) Dimana u

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Univesitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Kompute Teknik Infomatika Integal Gais Integal Gais Definisi Integal gais Integal gais di bidang Misalkan pesamaan paamete kuva mulus ( di bidang (t (t ; a

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP)

Gerak Melingkar. Edisi Kedua. Untuk SMA kelas XI. (Telah disesuaikan dengan KTSP) Geak Melingka Edisi Kedua Untuk SMA kelas XI (Telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokumen : Copyight 008 009 GuuMuda.Com Seluuh dokumen di GuuMuda.Com dapat digunakan dan disebakan secaa bebas untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos

Lebih terperinci

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA Salah satu metoe yang cukup penting alam matematika aalah turunan (iferensial). Sejalan engan perkembangannya aplikasi turunan telah banyak igunakan untuk biang-biang rekayasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

Variasi Kuat Medan Gravitasi

Variasi Kuat Medan Gravitasi Vaiasi Kuat edan avitasi By Anawa Kuat medan avitasi bumi sanat dipenaui ole bebeapa al, antaa lain:. KETINIAN Vaiasi kuat medan avitasi akibat penau ketinian maksudnya, bawa besanya aya yan dialami ole

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI. K e l a s A. HUKUM GRAVITASI NEWTON

FIsika KTSP & K-13 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI. K e l a s A. HUKUM GRAVITASI NEWTON KSP & K- FIsika K e l a s XI HUKUM NEWON ENANG GAVIASI ujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan mampu: menjelaskan hukum avitasi Newton; memahami konsep aya avitasi dan medan avitasi;

Lebih terperinci

Bagian 3 Differensiasi

Bagian 3 Differensiasi Bagian Differensiasi Bagian Differensiasi berisi materi tentang penerapan konsep limit untuk mengitung turunan an berbagai teknik ifferensial. Paa penerapan konsep limit, Ana akan iperkenalkan engan konsep

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1 FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen

Lebih terperinci

Keunggulan Pendekatan Penyelesaian Masalah Fisika melalui Lagrangian dan atau Hamiltonian dibanding Melalui Pengkajian Newton

Keunggulan Pendekatan Penyelesaian Masalah Fisika melalui Lagrangian dan atau Hamiltonian dibanding Melalui Pengkajian Newton Keunggulan Pendekatan Penyelesaian Masalah Fisika melalui Lagrangian dan atau Hamiltonian dibanding Melalui Pengkajian Newton Nugroho Adi P January 19, 2010 1 Pendekatan Penyelesaian Masalah Fisika 1.1

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

Pengaruh Sudut Keruncingan Dan Diameter Finial Franklin Terhadap Distribusi Medan Listrik Dan Tingkat Tegangan Tembus

Pengaruh Sudut Keruncingan Dan Diameter Finial Franklin Terhadap Distribusi Medan Listrik Dan Tingkat Tegangan Tembus Pengauh Sudut Keuncingan Dan Diamete Finial Fanlin Tehadap Distibusi Medan Listi Dan Tingat Tegangan Tembus Hay Soeotjo Dachlan, Moch. Dhofi, Vico Fenanda Absta Penangap peti meupaan bagian utama dai sistem

Lebih terperinci

Aliran Air Tanah Pada Sumur Tunggal. Yanto, S.T., M.S.E. Aliran air tanah pada sumur tunggal dapat dibagi menjadi 4 sub-divisi, yaitu:

Aliran Air Tanah Pada Sumur Tunggal. Yanto, S.T., M.S.E. Aliran air tanah pada sumur tunggal dapat dibagi menjadi 4 sub-divisi, yaitu: Alian Ai Tanah Pada Sumu Tunggal Yanto, S.T., M.S.E. Alian ai tanah pada umu tunggal dapat dibagi menjadi 4 ub-divii, yaitu: (i) Alian mantap dan ta-mantap; (ii) Alian tetean dan ta-tetean Pada mata uliah

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

GEOMETRI BERHINGGA ATAS GF(P N ) UNTUK MEMBENTUK ORTHOGONAL SERIES DESIGNS

GEOMETRI BERHINGGA ATAS GF(P N ) UNTUK MEMBENTUK ORTHOGONAL SERIES DESIGNS Junal Sain & Matematia ISSN: 0854-0675 Volume 16 Nomo 3, Juli 008 Atiel Penelitian: 106-111 GEOMETRI BERHINGGA ATAS GF(P N ) UNTUK MEMBENTUK ORTHOGONAL SERIES DESIGNS Bambang Iawanto,Aniah Juuan Matematia

Lebih terperinci

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU

PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU PERSAMAAN SCHRODINGER YANG BERGANTUNG WAKTU Perbeaan pokok antara mekanika newton an mekanika kuantum aalah cara menggambarkannya. Dalam mekanika newton, masa epan partikel telah itentukan oleh keuukan

Lebih terperinci

TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 2007 JAM

TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 2007 JAM TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 007 JAM 09.00-.30 PILIHAN GANDA Pilihlah jawab yang bena dan nyatakan keyakinanmu dengan mengisi () jika tidak yakin () kuang yakin (3) Agak yakin dan (4) Yakin

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA

OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA SELEKSI TIM INDONESIA untu IPhO 2013 SOAL TES TEORI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

MODEL INVENTORI SINGLE STOCKING POINT-SINGLE COMMODITY DENGAN TINGKAT PERMINTAAN KONSTAN LILIS SUSILAWATI

MODEL INVENTORI SINGLE STOCKING POINT-SINGLE COMMODITY DENGAN TINGKAT PERMINTAAN KONSTAN LILIS SUSILAWATI MODEL INVENTORI SINGLE STOCKING POINT-SINGLE COMMODITY DENGAN TINGKAT PERMINTAAN KONSTAN LILIS SUSILAWATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi

Hukum Coulomb. a. Uraian Materi Hukum oulomb a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar, iharapkan ana apat: - menjelaskan hubungan antara gaya interaksi ua muatan listrik, besar muatan-muatan, an jarak pisah

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

INTERPRETASI MOLEKULER KINETIKA REAKSI KIMIA

INTERPRETASI MOLEKULER KINETIKA REAKSI KIMIA INTEPETASI MOLEKULE KINETIKA EAKSI KIMIA PENGAU KONSENTASI PADA PESAMAAN KEEPATAN EAKSI (ONENTATION-DEPENDENT TEM) easi Tunggal dan easi Ganda easi Tunggal (Single-eaction): Jia ada satu pesamaan stoiiometi

Lebih terperinci

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 16 April Pekan Ke-4, 2005 Nomor Soal:

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 16 April Pekan Ke-4, 2005 Nomor Soal: Solusi Pengayaan Matematia Edisi 6 pril Pean Ke-4, 00 Nomor Soal: -60. Jia. sin cos tan 00 00, maa nilai adalah... cos sin 00 00. 40 Solusi: [] sin cos tan 00 00 cos sin 00 00 sin sin 00 00 cos sin 00

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diuaian bebeapa metode ang digunaan penulis dalam menelesaian tugas ahi ini. Adapun metode ang digunaan adalah analisis jalu, asumsi analisis jalu, deomposisi hubungan

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

HUKUM GRAVITASI NEWTON

HUKUM GRAVITASI NEWTON HUKU GVITSI NEWTON. Pesamaan Hukum Gavitasi Umum Newton Pehatikan kejadian beikut :. Kelapa yan sudah tua bisa jatuh ke tanah tanpa dipetik.. Penejun payun akan jatuh ke bawah setelah meloncat dai pesawat..

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG. UMUM Patial ishage (PD) meupakan fenomena peluahan muatan elektik yang bisa menjembatani sistem isolasi baik seaa sebagian maupun menyeluuh i alam suatu bahan ielektik. Fenomena

Lebih terperinci

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb: Posisi dan Pepindahan Geak Dalam D/3D Posisi patikel dalam koodinat katesian diungkapkan sbb: xi ˆ + yj ˆ + zk ˆ :57:35 Koefisien x, y dan z meupakan lokasi paikel dalam koodinat katesian elatif tehadap

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11

MODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas 11 Mendeskipsikan gejala alam dan keteatuannya dalam cakupan mekanika benda titik. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tat susya bedasakan hukum Newton. Gesekan

Lebih terperinci