KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.
|
|
- Shinta Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau lebih dilakukan dengan menghitung koelasi anta vaiabel yang akan dicai hubungannya. Koelasi meupakan angka yang menunjukkan aah dan kuatnya hubungan anta vaiabel atau lebih. Atinya dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besanya koefisien koelasi. Hubungan dua vaiabel atau lebih dinyatakan positif, bila nilai satu vaiabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan vaiabel yang lain, dan sebaliknya bila nilai satu vaiabel dituunkan maka akan menuunkan vaiabel yang lain. Sebagai contoh, ada hubungan positif antaa tinggi badan dengan kecepatan lai, hal ini beati semakin tinggi badan oang maka akan semakin cepat lainya, dan semakin pendek oang maka akan semakin lambat lainya. Hubungan dua vaiabel atau lebih dinyatakan negatif, bila nilai satu vaiabel dinaikkan maka akan menuunkan nilai vaiabel yang lain, dan juga sebaliknya bila nilai satu vaiabel dituunkan, maka akan menaikkan nilai vaiabel yang lain. Contoh, misalnya ada hubungan negatif antaa cuah hujan engan es yang tejual. Hal ini beati semakin tinggi cuah hujan, maka akan semakin sedikit es yang tejual, dan semakin sedikit cuah hujan, maka akan semakin banyak es yang tejual. Koelasi positif dan negatif ditunjukkan pada gamba 7.a dan 7.b beikut : 14
2 Gamba 7.a Koelasi Positif Gamba 7.b Koelasi Negatif Kuatnya hubungan antaa vaiabel dinyatakan dalam koefisien koelasi. Koefisien koelasi positif tebesa = 1 dan koefisien koelasi negatif tebesa adalah - 1, sedangkan yang tekecil adalah 0. Bila besanya antaa dua vaiabel atau lebih itu mempunyai koefisien koelasi = 1 atau -1, maka hubungan tesebut sempuna. Dalam ati kejadian-kejadian pada vaiabel yang satu akan dapat dijelaskan atau dipediksikan oleh vaiabel yang lain tanpa tejadi kesalahan (eo). Makin kecil koefisien koelasi, maka akan semakin besa eo untuk membuat pediksi. Sebagai contoh, bila hubungan bunyinya buung Penjak mempunyai koefisien koelasi sebesa 1, maka dapat diamalkan setiap ada bunyi buung Penjak maka dipastikan akan ada tamu. Tetapi kalau koefisien koelasinya kuang dai satu, setiap ada bunyi buung Penjak belum tentu ada tamu, apa lagi koefisien koelasinya mendekati 0. Besanya koefisien koelasi dapat diketahui bedasakan penyebaan titik-titik petemuan antaa dua vaiabel misalnya X dan Y. Bila titik-titik itu tedapat dalam satu gais, maka koefisien koelasinya =1 atau -1. Bila titik-titik itu membentuk lingkaan, maka koefisien koelasinya = 0. Penyebaan hubungan dua vaiabel untuk 15
3 Vaiabel Y Vaiabel Y Vaiabel Y bebagai koefisien bila digambakan dalam diagam penca (scatteplot) dapat dilihat pada gamba 7.3a, 7.3b, dan 7.3c. Vaiabel X Gamba 7.3a = 0 Vaiabel X Gamba 7.3b = 0,5 Vaiabel X Gamba 7.3c = 1 Tedapat bemacam-macam teknik Statistik Koelasi yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Teknik koelasi mana yang akan dipakai tegantung pada jenis daa yang akan dianalisis. Beikut ini dikemukakan bebagai teknik statistik koelasi yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Untuk data nominal dan odinal digunakan statistik Non-paametis dan untuk data inteval dan atio digunakan statistik Paametis. Tabel 1 PEDOMAN UNTUK MEMILIH TEKNIK KORELASI DALAM PENGUJIAN HIPOTESIS Macam/Tingkatan Data Teknik Koelasi yang Digunakan Nominal 1. Koefisien Kontingecy Odinal 1. Speaman Rank. Kendal Tau Inteval dan Ratio 1. Peason Poduct Moment. Koelasi Ganda 3. Koelasi Pasial A. Statistik Paametis 16
4 Sepeti telah ditunjukkan dalam tabel 7.1. bahwa statistik Paametis yang digunakan untuk menguji hipotsis asosiatif (hubungan anta vaiabel meliputi Koelasi Poduct Moment, Koelasi Ganda dan Koelasi Pasial. 1. Koelasi Poduct Moment Teknik koelasi ini digunakan untuk mencai hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua vaiabel bila data kedua vaiabel bebentuk inteval atau atio, dan sumbe data dai dua vaiabel atau lebih adalah sama. Beikut ini dikemukakan umus yang paling sedehana yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien koelasi, yaitu umus 7.1 dan 7.. Rumus 7. digunakan bila sekaligus akan menghitung pesamaan egesi. Koefisien koelasi untuk populasi dibei simbol ho () dan untuk sampel dibei simbol dan untuk koelasi ganda dibei simbol R. XY xy Rumus 7.1 x y Dimana : xy = koelasi antaa vaiabel x dan y x = (X i - X ) y = (Y i - Y ) n x iyi x i y i xy Rumus 7. n x x n y y Contoh : i i i i Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antaa pendapatan dan pengeluaan. Untuk kepeluan tesebut, maka telah dilakukan pengumpulan data tehadap 10 esponden yang diambil secaa andom. 17
5 Bedasakan 10 esponden tesebut dipeoleh data tentang pendapatan (X) dan pengeluaan (Y), sebagai beikut : X = / bulan Y = / bulan Ho : Ha : tidak ada hubungan antaa pendapatan dan pengeluaan tedapat hubungan antaa pendapatan dan pengeluaan Ho : = 0 Ha : 0 Untuk pehitungan koefisien koelasi, maka data pendapatan dan pengeluaan pelu dimasukkan ke dalam tabel 7. beikut. Dai tabel tesebut telah ditemukan : Rata-ata X = 70 : 10 = 7 Rata-ata Y = 0 : 10 = x = 0 y = 60 xy = 10 18
6 No. TABEL TABEL PENOLONG UNTUK MENGHITUNG KORELASI Pend/bulan x = (X) ANTARA PENDAPATAN DAN PENGELUARAN Pend/bulan x = (Y) (X i - X ) (x) (Y i - Y ) (y) x y xy = 70 X = 7 = 70 Y = Dengan umus 7.1. dapat dihitung : xy = XY xy x y = = 0,919 Jadi ada koelasi positif sebesa 0,919 antaa pendapatan dan pengeluaan tiap bulan. Hal ini beati semakin besa pendapatan, maka akan semakin besa pula pengeluaan. Apakah koefisien koelasi hasil pehitungan tesebut signifikan (dapat digenealisasi) atau tidak, maka pelu dibandingkan dengan tabel, dengan taaf 19
7 kesalahan tetentu (lihat tabel III, Poduck Moment). Bila taaf kesalahan ditetapkan 5%, (taaf kepecayaan 95%) dan N = 10, maka haga tabel = 0,63. Tenyata haga hitung lebih besa dai haga tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diteima. Jadi kesimpulannya ada hubungan positif dan signifikan antaa pendapatan dan pengeluaan sebesa 0,919. Data dan koefisien yang dipeoleh dalam sampel tesebut dapat digenealisasikan pada populasi dimana sampel diambil atau data tesebut menceminkan kedaan populasi. Pengujian signifikansi koefisien koelasi, selain dapat menggunakan tabel, juga dapat dihitung dengan uji t yang umusnya ditunjukkan pada umus 7.3. beikut : n t Rumus 7.3 Untuk contoh diatas : t = 0, ,919 t = 6,33 Haga t hitung tesebut selanjutnya dibandingkan dengan haga t tabel. Untuk kesalahan 5% uji dua fihak, dan dengan dk 9, maka dipeoleh t tabel =,306. Tenyata haga t hitung lebih besa dai t tabel, sehingga Ho ditolak. Hal ini beati tedapat hubungan yang positif dan signifikan antaa pendapatan dan pengeluaan sebesa 0,919. Untuk dapat membeikan penafsian tehadap koefisien koelasi yang ditemukan tesebut besa atau kecil, maka dapat bepedoman pada ketentuan yang tetea pada tabel 7.3 sebagai beikut : 0
8 TABEL 7.3 PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRESTASI TERHADAP KOEFISIEN KORELASI Inteval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat endah 0,0-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat Dalam analisis koelasi tedapat suatu angka yang disebut dengan Koefisien Deteminasi, yang besanya adalah kuadat dai koefisien koelasi ( ). Koefisien ini disebut koefisien penentu, kaena vaians yang tejadi pada vaiabel dependen dapat dijelaskan melalui vaians yang tejadi pada vaiabel independen. Untuk contoh diatas ditemukan = 0,919.Koefisien deteminasinya = = 0,919 = 0,83. Hal ini beati vaians yang tejadi pada vaiabel pendapatan, atau pengeluaan 83% ditentukan oleh besanya pendapatan, dan 17% oleh fakto lain, misalnya tejadi musibah, sehingga pengeluaan teebut tidak dapat diduga.. Koelasi Ganda Koelasi pada (multyple coelation) meupakan angka yang menunjukkan aah dan kuatnya hubungan antaa dua vaiabel secaa besama-sama atau lebih 1
9 dengan vaiabel yang lain. Pemahaman tentang koelasi ganda dapat dilihat melalui gamba 7.4a, 7.4b beikut. Simbol koelasi ganda adalah R. X 1 1 R Y X Gamba 7.4a. Koelasi Ganda Dua Vaiabel Independen dan Satu Dependen X 1 = Kepemimpinan X = Tata Ruang Kanto Y = Kepuasan Keja R = Koelasi Ganda X X R 4 Y 6 X 3 Gamba 7.4b Koelasi Ganda Tiga Vaiabel Independen Satu Dependen X 1 = Kesejahteaan pegawai X = Hubungan dengan pimpinan X 3 = Pengawasan Y = Efektivitas keja Dai contoh di atas, telihat bahwa koelasi ganda R, bukan meupakan penjumlahan dai koelasi sedehana yang ada pada setiap vaiabel ( ). Jadi R ( ). Koelasi ganda meupakan hubungan secaa besama-sama antaa X 1 dengan X dan X n dengan Y. Pada gamba 7.a. koelasi ganda meupakan hubungan secaa besama-sama antaa vaiabel kepemimpinan, dan tata uang kanto dengan kepuasan keja pegawai.
10 Pada bagian ini dikemukakan umus koelasi ganda (R) untuk dua vaiabel independen dan satu dependen. Untuk vaiabel independen lebih dai dua, dapat dilihat pada Bab analisis Regesi Ganda. Pada bagian itu pesamaan-pesamaan yang ada pada egesi ganda dapat dimanfaatkan untuk menghitung koelasi ganda lebih dai dua vaiabel secaa besama-sama. Rumus koelasi ganda dua vaiabel ditunjukkan pada umus 7.4. beikut : R y.x1x 1 x1x Rumus x1x Dimana : Ry.x 1 x = koelasi ganda antaa vaiabel X 1 dan X secaa besama-sama dengan vaiabel Y 1 = koelasi Poduct Moment antaa X 1 dengan Y = koelasi Poduct Moment antaa X dengan Y x 1 x = koelasi Poduct Moment antaa X 1 dengan X Jadi untuk dapat menghitung koelasi ganda, maka haus dihitung telebih dahulu koelasi sedehananya dulu melalui koelasi Poduct Moment dai Peason. Contoh Penggunaan Koelasi Ganda : Misalnya pada suatu penelitian yang bejudul Kepemimpinan dan Tata Ruang Kanto dalam kaitannya dengan Kepuasan Keja Pegawai di lembaga A. Bedasakan data yang tekumpul untuk setiap vaiabel, dan setelah dihitung koelasi sedehananya ditemukan sebagai beikut : 1. Koelasi antaa Kepemimpinan dengan Kepuasan Keja Pegawai, 1 = 0,45;. Koelasi antaa Tata Ruang Kanto dengan Kepuasan Keja Pegawai, = 0,48; 3. Koelasi antaa Kepemimpinan dengan Tata Ruang Kanto, 3 = 0,. 3
11 Dengan menggunakan umus 7.4 koelasi ganda antaa Kepemimpinan dan Tata Ruang Kanto secaa besama-sama dengan Kepuasan Keja Pegawai dapat dihitung. Ry.x 1 x = = 0,45 0,48 0,450,480, 0, 0,05 0,304 0,0950 0,0484 = 0,5959 Hasil pehitungan koelasi sedehana dan ganda dapat digambakan sebagai beikut : X 1 3 = 0, 1 = 0,45 R = 0,5959 Y X = 0,48 Dai pehitungan tesebut, tenyata besanya koelasi ganda R haganya lebih besa dai koelasi Individual 1 dan. Pengujian signifikansi tehadap koefisien koelasi ganda dapat menggunakan umus 7.5 beikut, yaitu dengan uji F. Dimana : R k Rumus 7.5 Fh 1 R n k R = koefisien koelasi ganda k = jumlah vaiabel Independen n = jumlah sampel 4
12 Bedasakan angka yang telah ditemukan, dan bila n = 30, maka haga F h, dapat dihitung dengan umus 7.5. Fh = 0, , = 7,43 Haga tesebut selanjutnya dibandingkan dengan haga F tabel dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n - k - 1). Jadi dk pembilang = dan dk penyebut = = 7. Dengan taaf kesalahan 5%, haga F tabel ditemukan = 4,74. Tenyata haga F hitung lebih besa dai F tabel (7,43 > 4,74). Kaena F h > dai F tabel maka koefisien koelasi ganda yang ditemukan adalah signifikan (dapat dibelakukan untuk populasi dimana sampel diambil). 3. Koelasi Pasial Koelasi pasial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bemaksud mengetahui pengauh atau mengetahui hubungan antaa vaiabel independen dan dependen, dimana salah satu vaiabel Independennya dibuat tetap/dikendalikan. Jadi koelasi pasial meupakan angka yang menunjukkan aah dan kuatnya hubungan antaa dua vaiabel setelah satu vaiabel yang diduga dapat mempengauhi hubungan vaiabel tesebut dikendalikan untuk dibuat tetap kebeadaannya. Contoh 1 : 1. Koelasi antaa ukuan telapak tangan dengan kemampuan bicaa 1 = 0,50. Makin besa telapak tangan makin mampu bicaa (bayi telapak tangannya kecil 5
13 sehingga belum mampu bicaa). Padahal ukuan telapak tangan akan semakin besa bila umu betambah;. Koelasi antaa besa telapak tangan dengan umu 1.3 = 0,7; 3. Koelasi antaa kemampuan bicaa dengan umu.3 = 0,70. Telapak tangan vaiabel 1; kemampuan bicaa vaiabel dan umu vaiabel 3, selanjutnya dapat disusun ke dalam paadigma beikut. X = 0,7 1 = 0,5 Y X.3 = 0,7 Dai data-data tesebut bila umu dikendalikan, maksudnya adalah untuk oang yang umunya sama, maka koelasi antaa besa telapak tangan dengan kemampuan bicaa hanya 0,0196. Rumus untuk koelasi pasial ditunjukkan pada umus 7.6 beikut. R y.x x Rumus 7.6 x x 1. x x Dapat dibaca : koelasi antaa X 1 dengan Y, bila vaiabel X dikendalikan atau Koelasi antaa X 1 dan Y bila X tetap. Untuk memudahkan membuat umus bau, bila vaiabel kontolnya diubahubah, maka dapat dipandu dengan gamba 7.5 dan 7.6 beikut. 6
14 X 1 Y X Gamba 7.5. Koelasi antaa X 1 dengan Y bila X tetap X Y X 1 Gamba 7.6. Koelasi antaa X dengan Y bila X 1 tetap Bila X 1 yang dikendalikan, maka umusnya adalah sepeti umus 7.7. R y.x x Rumus 7.7 x x 1. x y Uji koefisien koelasi pasial dapat dihitung dengan umus 7.8 p n 3 t Rumus 7.8 p t tabel dicai dengan dk = n -1 Contoh : 1. Koelasi antaa IQ dengan Nilai Kuliah = 0,58;. Koelasi antaa Nilai Kuliah dengan Waktu Belaja = 0,10; 3. Koelasi antaa IQ dengan Waktu Belaja = -0,40. Untuk oang yang waktu belajanya sama (dipasialkan) beapa koelasi antaa IQ dengan nilai Kuliah. Dengan umus 7.6 dapat dihitung. 7
15 R 1.x = = 1 x x 1. x x 1 0,40. 0,10 0,40. 0,10 0,58 = 0,68 Sebelum waktu belaja digunakan sebagai vaiabel kontol, koelasi antaa IQ dengan nilai Kuliah = 0,58. Setelah waktu belajanya dibuat sama (dikontol) untuk seluuh sampel, maka koelasinya = 0,68. Jadi setiap subyek dalam sampel bila waktu belajanya sama, maka hubungan antaa IQ dengan nilai kuliah menjadi lebih kuat. Hal ini beati bila oang yang IQ-nya tinggi dan waktu belajanya sama dengan yang IQ-nya endah maka nilai kuliahnya akan jauh lebih tinggi. Apakah koefisien koelasi pasial yang ditemukan itu signifikan atau tidak, maka pelu diuji dengan umus 7.8. Bila jumlah sampel 5. 8
BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinci*ANALISIS KORELASI* { }
*ANALISIS KORELASI* Kegunaan analisis koelasi atau uji Peason Poduct Moment adalah untuk mencai hubungan vaiable bebas (X) dengan vaiable teikat (Y) dan data bebentuk inteval dan atio. Rumus yang dikemukakan
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa
.1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen
Lebih terperinciANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro
ANALISIS KORELASI Agus Suswoo Dwi Mahaendo Konsep Metode analisis tehadap data, tidak hanya yang tedii dai satu kaakteistik saja. Banyak pesoalan atau fenomena yang meliputi lebih dai sebuah vaiabel: beat
Lebih terperinciS T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA
S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment
Lebih terperinci1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH
48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai
Lebih terperinciANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA Bentuk pesamaan egesi dengan dua vaiabel indenpenden adalah: Y = a + b X + b X Bentuk pesaman egesi dengan 3 veiabel independen adalah: Y = a + b X + b X + b 3 X
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus
Lebih terperinciDan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:
Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih obyek penelitian UD. Usaha Mandii Semaang, yang betempat di Jalan Semaang Indah C-VI No 20. UD. Usaha
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational
BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG
BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena
Lebih terperinciREGRESI. Imam Gunawan
REGRESI Imam Gunawan REGRESI LINIER SEDERHANA (SATU PREDIKTOR / INDEPENDEN) Pesamaan: Ŷ = a + bx Ŷ : Subyek dalam vaiabel dependen yang dipediksi a : Haga Y bila X = 0 (konstan) b : Angka aah / koefisien
Lebih terperinciContoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com
BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena
35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di madasah Aliyah Negei (MAN) Model Medan yang bealamat di Jalan Williem Iskanda No. 7A Keluahan Sidoejo, Kecamatan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh
44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas
Lebih terperinciBAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?
BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek
9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan
Lebih terperincilangsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian
7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI Amina Yusa 1), Pof. D.H. Rahmat Muboyono, M.Pd ), Siti Syuhada,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY
ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 016 PM -7 Hubungan Fasilitas, Kemandiian, dan Kecemasan Belaja tehadap Pestasi Belaja Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP di Kecamatan Puing Tahun
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11).
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini temasuk penelitian asosiatif yaitu suatu metode dalam penelitian untuk mengetahui hubungan antaa dua vaiabel atau lebih (Sugiyono, 008:11).
Lebih terperinciI Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak
Pengauh Kualitas Tingkat Peneangan Lampu (I Wayan Teesna dkk.) PENGARUH KUALITAS TINGKAT PENERANGAN LAMPU, LINGKUNGAN KERJA DAN PERALATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA TEKNISI REPARASI ELEKTRONIK DI WILAYAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif pendekatan asosiatif simetis, yaitu hubungan yang besifat sebab-akibat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini encana akan dilaksanakan pada bulan Maet-Apil 2013. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Keinci Kanan, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS
BAB III. REGRESI LINIER BERGANDA DUA VARIABEL BEBAS 3. Pendahuluan Dalam egesi linie sedehana telah dipelajai analisis egesi yang tedii atas dua vaiabel. Dalam pembicaaan tesebut di mana analisisnya tedii
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinciBAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah Madasah Hifzhil Yayasan Islamic Cente Medan yang teletak di Jl. Pancing Quan Medan. Secaa geogafis dapat dikatakan
Lebih terperinciData dan Metode Pengolahan Data
Bab III Data dan Metode Pengolahan Data III. Data a) Tansvol ARLINDO di selat Makassa yang meupakan hasil simulasi model baotopik untuk tahun El Niño (97/73, 98/83, dan 997/98), tahun La Niña (973/74 dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif kuantitatif, sepeti yang dikemukakan oleh Ali (1985: 84), Metode deskiptif digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.
Lebih terperinciB. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan penelitian kuantitatif koelasional. Penelitian kuantitatif koelasional adalah penelitian
Lebih terperinciHubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa
Hubungan Layanan Infomasi Dengan Keativitas Belaja Siswa Si Rahayu (090154) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Vetean Semaang ABSTRAK Keativitas meupakan bakat yang secaa potensial dimiliki
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
50 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Dasa Metode dasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analisis, yang betujuan melukiskan secaa tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti
JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ekspeimental. Pada penelitian ini akan ada kelompok ekspeimen dan kelompok
Lebih terperinciPENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES
Posiding Konfeda dan Semina Nasional BK PD ABKIN Sulawesi Selatan Optimalisasi Pean Pendidik Dalam Membangun Kaakte Bangsa Di Ea MEA 30 Makassa, 4-5 Maet 017 PENGARUH CONTRACTING CONTINU SEBUAH PENDEKATAN
Lebih terperinciSeminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010
HUBUNGAN KINERJA MENGAJAR DOSEN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN IPA DI SD PADA MAHASISWA PROGRAM D PGSD KAMPUS VI KEBUMEN FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 009 / 00 Wasiti Dosen PGSD FKIP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian meupakan stategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipelukan, guna menjawab pesoalan yang dihadapi. Metode
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Poses Pengumpulan Data Posedu dalam penelitian ini tedii dai tiga tahapan, tahapannya yaitu tahap pesiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan dan penaikan
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan
Lebih terperinciHAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK
HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian
Lebih terperincidengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada
VALIDITAS a. Pengetian Validitas adalah suatu ukuan yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tesebut menguku apa yang hendak diuku. Tes memiliki validitas yang
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor
34 Analisis Pengauh Maketing Mix Tehadap Kepuasan Konsumen Sepeda Moto Ti Wahyudi 1), Yopa Eka Pawatya 2) 1,2) Pogam Studi Teknik Industi Juusan Teknik Elekto Fakultas Teknik Univesitas Tanjungpua. e-mail
Lebih terperinciII. KINEMATIKA PARTIKEL
II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai
Lebih terperinciGRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11
GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.
PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA (Studi pada Desa Sumbegede Kec. Sekampung Kab. Lampung Timu) Wahyu Widodo Dosen Tetap STISIPOL Dhama Wacana Meto ABSTRACT
Lebih terperinciP i R i i a li a t d a P i a R l e i i a li a t s V r a i b a l e X S ( r t e g M a G r u u) 0 6
B AB IV H ASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaan Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejaah Singkat SMK Negei 1 Goontalo SMK Negei 1 Goontalo secaa esmi didiikan tahun 1954 nama SMEA Negei Goontalo status swasta. Kemudian
Lebih terperinciANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)
ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA) Da.Heny Mahmudah Dosen unisla ABSTRAK Pada hakekatnya suatu peusahaan didiikan untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI. (Jurnal) Oleh EKA MULYANTO
HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI (Junal) Oleh EKA MULYANTO FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 04 ABSTRACT THE POWER RELATIONS
Lebih terperinciPengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi
1 Pengauh Total Quality Management Tehadap Kualitas Poduk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi (The Influence Of Total Quality Management On Poduct Quality At CV DUA SINGA Banyuwangi) Hidayati, Hadi Waluyo, Didik
Lebih terperinciBAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis
13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinciBAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER
BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG
Junal Agibisnis, Vol. 9, No. 2, Desembe 2015, [ 137-148 ] ISSN : 1979-0058 ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN
Seambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 016 ISSN : 337-8085 PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN Tamizi Pendidikan Fisika
Lebih terperinciPENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catur Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA
PENGARUH UPAH DAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN (Studi Kasus Pada PT. Catu Wangsa Indah Tasikmalaya) NINUK YOSIANA Jl. AH. Nasution KM 7 Kp. Gn. Kondang Rt. 03 Rw. 07 Kel.
Lebih terperinciPENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN
PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN Asuni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjamasin Jl. A Yani Km. 5,5 Banjamasin,
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS
SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.
Lebih terperinciAngga Setiawan 1, Saripin 2, Ni Putu Nita Wijayanti 3 No. HP.
1 THE CONTRIBUTION OF THE WRIST FLEXIBILITY AND ARM MUSCLE AND SHOULDER POWER IN SERVING SKILL FOR MALE VOLLEYBALL TEAM OF SMAN 7 DURI IN MANDAU DISTRICT, BENGKALIS REGENCY Angga Setiawan 1, Saipin, Ni
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisa Gaya-Gaya Pada Poos Lengan Ayun Dai gamba 3.1 data dimensi untuk lengan ayun: - Mateial yang digunakan : S-45 C - Panjang poos : 0,5 m - Diamete poos
Lebih terperinciPengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA
Papes semina.uad.ac.id/index.php/quantum Semina Nasional Quantum #5 (018) 477-1511 (7pp) Pengembangan instumen penilaian kemampuan befiki kitis pada pembelajaan fisika SMA Suji Adianti, dan Ishafit Pogam
Lebih terperinciBAB II Tinjauan Teoritis
BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t
Lebih terperinciKomponen Struktur Tekan
Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaan Objek Penelitian Obyek pada penelitian ini bejumlah 43 siswa kelas VIIA dan VIIB SMP Mate Alma Ambaawa tahun ajaan 2011/2012. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan
Lebih terperinciUNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON
TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciPENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
ORBITH VOL. 11 NO. 3 NOVEMBER 015 : 185 189 PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG Oleh: Endang Tiyani Staf
Lebih terperinciHUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Volume 1, Nomo : 79 90 Mei 015 HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 01/013 Faisal 1, Razali 1, Yeni Malina 1 1 Pogam Studi Pendidikan
Lebih terperinciGambar 4.3. Gambar 44
1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengaruh service
BAB III OBJEK DAN METODE ENELITIAN 3.1 Objek enelitian enelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengauh sevice convenience dalam bentuk Dive Thu ATM tehadap loyalitas pelanggan. Sedangkan objek
Lebih terperinciBerkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017
Bekala Fisika Indoneia Volume 9 Nomo 1 Januai 017 PENGARUH KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN PENALARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA/FISIKA PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP MUHAMADIYAH MUNTILAN, KABUPATEN
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER
KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER SOVIA ANGGRAINI SETIONO Pogam Studi Ilmu Administasi Bisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Administasi
Lebih terperinciBAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK
1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh
Lebih terperinciListon Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)
EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu
Lebih terperinciBAB VI PENGUJIAN HIPOTESIS ASOSIATIF
BAB VI PENGUJIAN HIPOTESIS ASOSIATIF Hipotesis asosiatif merupakan dugaan adanya hubungan antar variabel dalam populasi, melalui data hubungan variabel dalam sampet. Untuk itu dalam langkah awal pembuktiannya,
Lebih terperinciKONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN ETOS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU
KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN ETOS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU (Studi Kasus Pada Sekolah sekolah Dasa dibawah yayasan menoah abadi Denpasa) Agus Budi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan
Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa
Lebih terperinciTeam project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap oang untuk menggubah, mempebaiki, dan membuat ciptaan tuunan bukan untuk kepentingan komesial, selama anda mencantumkan nama penulis dan
Lebih terperinci