Pemodelan Lintasan Komet pada Tata Surya dengan Variasi Massa dan Posisi Ria Ananda a, Joko Sampurno a*, Boni P. Lapanporo a
|
|
- Verawati Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pemodelan Lintasan Komet pada Tata Suya dengan Vaiasi Massa dan Posisi Ria Ananda a, Joo Sampuno a*, Boni P. Lapanpoo a a Podi Fisia, FMIPA Univesitas Tanjungpua Jalan Pof. D. Hadai Nawawi, Pontiana, Indonesia * joosampuno@physics.untan.ac.id Absta Telah dilauan penelitian untu mensimulasi lintasan omet menggunaan Metode Leapfog. Penelitian ini menggunaan data massa, posisi dan ecepatan delapan planet seta omet. Data massa dan posisi awal omet divaiasian untu melihat vaiasi lintasan omet yang dihasilan. Adapun vaiasi massa omet yaitu 1x10 9 g, 1x10 15 g dan 2,2x10 14 g, dan vaiasi posisi awal omet pada sumbu x, yaitu 2,25 AU dan 10,5 AU seta pada sumbu y, yaitu -8 AU dan -20 AU. Hasil simulasi menunjuan bahwa lintasan omet bevaiasi begantung dengan massa dan posisi awalnya dan tida mengganggu eteatuan lintasan planet. Lintasan planet tida stabil dan mengalami pegesean etia massa omet dipebesa hingga 500 ali massa bumi. Aah lintasan omet dapat diveifiasi dengan potensial gavitasi. Gea omet cendeung tebeloan etia memasui potensial gavitasi yang lebih tinggi. Hasil pada penelitian ini menunjuan bahwa Metode Leapfog dapat digunaan untu menentuan pesamaan gea omet. Kata Kunci : Metode Leapfog, Pemodelan Lintasan Komet, Potensial Gavitasi 1. Lata Belaang Tata suya meupaan contoh sistem gea yang teatu dan seimbang. Keadaan esetimbangan anta benda langit dapat tejadi aena adanya tai-menai anta benda. Fenomena ini diungapan oleh Si Issac Newton pada tahun 1687 dengan mempubliasian Huum Gavitasi yang bebunyi: Setiap patiel di alam semesta menai patiel lain dengan gaya yang bebanding luus dengan hasil ali massa-massa patiel dan bebanding tebali dengan uadat jaa patiel tesebut [1]. Studi tentang gea patiel aan lebih menai jia ditampilan dalam bentu simulasi. Bebeapa metode digunaan peneliti sebelumnya untu menampilan simulasi dalam gea dan meninjau pengauh gaya gavitasi newton tehadap bebeapa benda. Simulasi gea bumi dengan mempetimbangan pengauh planet Jupite dan Matahai sebagai pusat obit telah dilauan. Adapun hasil dai penelitian tesebut menunjuan bahwa planet Jupite tida bepengauh tehadap obit bumi. Ketidastabilan lintasan obit bumi bau teasa jia massa Jupite dipebesa [2]. Penelitian lain juga telah dilauan untu meneliti model gea delapan planet melalui solusi numei. Metode yang digunaan yaitu Eule, Leapfog [3] dan Runge-Kutta ode-4 [4]. Dai penelitian yang dilauan, didapatlah hasil jia Metode Leapfog meupaan metode tebai untu gafi pofil gea planet dan memilii nilai galat (eo) yang lebih ecil [5]. Bedasaan penelitian yang telah dilauan sebelumya, pada penelitian ini dilauan simplifiasi asus benda langit dengan mengaji studi numei lintasan omet pada tata suya dengan menggunaan Metode Leapfog. Dalam penelitian, omet begea di antaa planet mengitai tata suya. Keadaan ini dapat digunaan untu mempelajai bagaimana pengauh massa dan posisi sebuah omet tehadap peilau lintasan yang dihasilan dengan pengauh delapan planet, seta lebih lanjut dapat mempelajai peilau gea patiel di seita sistem. 2. Metodologi 2.1 Pesamaan Gea Komet Si Isaac Newton menyataan bahwa tedapat suatu gaya yang memunginan dua benda atau lebih saling beinteasi pada jaa tetentu. Dalam penelitiannya, Newton menyimpulan bahwa gaya gavitasi atau gaya tai-menai sebanding oleh massa setiap benda dan bebanding tebali dengan uadat jaa edua benda [1]. Komponen gaya yang beeja pada omet bemassa m oleh benda langit lain bemassa m i adalah sebagai beiut : m m m m i i Fx G cos G x x (1) 2 3 i dan m m m m i i Fy G sin G y y (2) 2 3 i Ilustasi sistem digambaan pada Gamba 1, sepeti beiut: 57
2 Gamba 1. Sema veto gaya gavitasi Hubungan antaa besaan gaya, massa dan pecepatan dapat ditulisan dengan umus Huum II Newton sebagai beiut : F m a (3) Jia pesamaan (1) dan pesamaan (2) disubstitusian e pesamaan (3) dan digunaan untu pesamaan gea omet yang beinteasi dengan delapan planet dan matahai maa pesamaannya menjadi : dv GMx x m m v v dt dan y i y cos θ = (x i x ) Matahai F y m x Gm x x b b j j b j Gm x x s u n dv GMy Gm y y Gm y y dt y m m v v Gm y y Gm y y Gm y y sin θ = (y i y ) b b j j b j Gm y y Gm y y Gm y y s u n (4) (5) Dengan G adalah onstanta gavitasi, M meupaan simbol untu massa matahai, mm untu massa meuius, mv massa venus, mb massa bumi, m massa mas, mj massa jupite, ms massa satunus, mu massa uanus, mn massa neptunus, sebagai simbol omet, jaa anta omet dan planet sedangan x meupaan posisi ϴ Fx x i mi pada bidang x, dan y meupaan posisi pada bidang y, seta v meupaan ecepatan. Jaa antaa omet dan planet dapat dihitung menggunaan pesamaan beiut : 2 2 x x y y (6) Metode Leapfog Metode yang digunaan dalam simulasi ini adalah Metode Leapfog. Metode tesebut digambaan dengan pesamaan sebagai beiut [6]: x x x x a 2t 2t n1 n1 n n i i i1 i1 (7) Algoitma yang dihasilan dengan penggunaan pesamaan (7) yang besesuaian dengan pesamaan (4) dan (5) ditulisan sebagai beiut: ecepatan dalam aah x, GMx Gm x x Gm x x m m v v Gm x x i1 i b b j j v v 2t x, x, b j Gm x x posisi dalam aah x, txv i1 i i1 x x v t x, s u n (8) (9) ecepatan dalam aah y, GMy Gm y y Gm y y m m v v i 1 i Gm j y y Gm y x Gm y x j b b v v 2 y, y, t b j Gm y y Gm y y Gm y y s u n (10) posisi dalam aah y, i1 i i 1 y y v t y, (11) 2.3 Potensial Gavitasi Aah lintasan omet dapat ditentuan oleh potensial gavitasi. Potensial gavitasi adalah besa enegi potensial tiap satuan massa benda yang teleta disuatu titi. Potensial gavitasi dinyataan dengan pesamaan : 58
3 GM V (12) aena hanya aan ditinjau besa potensial gavitasi saja, maa tanda minus pada pesamaan (12) boleh diabaian, namun asus pada penelitian ini meupaan asus benda banya maa pesamaan (12) dapat ditulisan e dalam bentu : GM Gm Gm Gm Gm m v b V m v b (13) Gm j Gm Gm Gm Gm s u n j s u n dengan meupaan jaa antaa benda bemassa e suatu titi (x,y) x x y y 2 2 ( ) ( ) (14) 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Simulasi Lintasan Komet Bedasaan hasil unning pogam yang ada, dipeoleh gamba dengan memvaiasian massa dan posisi awal omet. Adapun tiga buah vaiasi massa omet tesebut betuut-tuut adalah 1x10 9 g, 1x10 15 g dan 2,2x10 14 g. Sedangan posisi awal omet pada sumbu x yaitu 2,25 AU dan 10,5 AU, seta pada sumbu y, vaiasi posisi omet yaitu -8 AU dan -20 AU. Satuan jaa yang digunaan dalam penelitian adalah satuan astonomi atau AU (1 AU = 1,496 x m). Sedangan satuan watu yang digunaan adalah tahun (1 tahun = 3,15 x 10 7 s). Hasil simulasi pogam lintasan omet tehadap planet dengan Metode Leapfog dapat dilihat pada gamba 2. sebagai beiut : (c) 9 Gamba 2. Gafi lintasan omet dengan massa omet 110 g dengan posisi awal omet x = 2,25 AU, y = 8 AU; x = 10,5 AU, y = 8 AU; (c) x = 2,25 AU, y = 20 AU; (d) x = 2,25 AU, y = 20 AU (d) Gamba 2 meupaan hasil simulasi lintasan gea omet dengan massa omet 1x10 9 g. Posisi awal omet dibuat bevaiasi untu melihat vaiasi lintasan. Lintasan gais wana meah pada eempat gamba di atas meupaan lintasan omet. Wana hitam, hijau, meah dan biu bebentu elips dai yang telua meupaan lintasan planet dai planet neptunus, uanus, satunus dan jupite, sedangan lintasan yang beada di dalam lintasan bewana biu meupaan planet dalam yang tedii dai meuius, venus, bumi dan mas. Dai Gamba 2, telihat bahwa bentu lintasan omet tida sama, begantung posisi awal dan massa omet. Lintasan omet bebelo lebih besa pada posisi x = 2,25 AU yaitu pada saat posisi awal omet lebih deat dengan matahai dan planet lainnya sepeti telihat pada gamba 59
4 2 dan 2(c). Sedangan pada gamba 2 dan 2(d) menunjuan lintasan omet yang pembeloannya sangat ecil. Hal ini disebaban aena posisi awal omet yang jauh dai pusat massa. Lintasan omet untu massa 1x10 15 g dan 2,2x10 14 g tida mengalami pebedaan yang signifian tehadap lintasan omet dengan massa 1x10 9 g. Hal ini disebaban aena vaiasi massa omet yang digunaan jauh lebih ecil dai matahai maupun planet-planet. Untu mempedisi apa yang tejadi jia sebuah benda dengan massa yang besa melintasi tata suya, maa massa omet aan dipebesa. Penggunaan massa sebesa 500 dan 700 ali massa bumi digunaan dengan landasan espeimen yang telah dilauan oleh Supadi pada tahun Adapun hasil lintasan yang dipeoleh sebagai beiut : Gamba 3. Gafi lintasan omet dengan massa omet 500 ali massa bumi dengan posisi awal omet x = 2,25 AU, y = 8 AU; x = 2,25 AU, y = 20 AU Gamba 4. Gafi lintasan omet dengan massa omet 700 ali massa bumi dengan posisi awal omet x = 2,25 AU, y = 8 AU; x = 2,25 AU, y = 20 AU Gamba 3 dan gamba 4 meupaan hasil simulasi lintasan gea omet dengan massa omet dipebesa 500 ali dan 700 ali massa bumi. Bentu lintasan omet pada ondisi ini tida bebeda dengan gamba sebelumnya, hanya saja dengan pebesaan massa hingga 500 ali dan 700 ali massa bumi, mempengauhi lintasan planet-planet. Hal ini disebaban aena gaya taian antaa omet dan planet aan menjadi sangat besa sehingga etia omet begea mendeati planet-planet tesebut maa planet-planet itu tetai cuup uat e aah omet dan tejadi pegesean lintasan pada planet. Pada gamba 3 dan 4 dihasilan lintasan planet yang teganggu aibat besanya massa omet, tetapi lintasan planet Neptunus masih dapat mempetahanan bentu lintasan ellipsnya mesipun tedapat pegesean lintasan yang ecil. Bebeda dengan eadaan tesebut, pada gamba 3 dan gamba 4 lintasan planet Neptunus juga teganggu. Pebedaan ondisi ini diaenaan posisi awal omet yang bebeda. 60
5 y (AU) PRISMA FISIKA, Vol. VI, No. 01 (2018), Hal ISSN: Potensial Gavitasi Veifiasi solusi numei dilauan untu mengetahui ebenaan dai hasil penyelesaian model lintasan gea omet yang diselesaian menggunaan Metode Leapfog. Veifiasi ini dilauan dengan menggunaan umus Potensial Gavitasi dai pesamaan (13) yang menampilan hasil ahi beupa ontu potensial gavitasi. Adapun hasil simulasi yang dipeoleh adalah sebagai beiut : Kontu Potensial Gavitasi Ahi x (AU) Gamba 5. Kontu Potensial Gavitasi level 8 level 7 level 6 Level 5 Level 4 Level 3 Level 2 Level 1 Gamba 5 meupaan ontu potensial gavitasi yang dipeoleh untu mengetahui di daeah mana omet aan tebeloan. Dai hasil simulasi, didapat ontu yang onstan untu etiga vaiasi massa omet. Kondisi ini tejadi aena plot yang diambil adalah ondisi ahi dimana omet sudah beada cuup jauh dai planet-planet sehingga ontibusi potensial gavitasi yang dominan hanyalah matahai dan planet-planet di seitanya. Dai gamba yang dihasilan, telihat bahwa omet aan tebeloan etia memasui daeah potensial gavitasi yang lebih uat dai potensial gavitasi posisi awalnya. Lingaan meah menunjuan daeah potensial gavitasi yang sangat uat beada diseita matahai, hal ini disebaban aena massa matahai jauh lebih besa dai massa planet-planet. Bulatan biu muda juga menunjuan daeah potensial gavitasi yang lebih besa dai seitanya. 4. Kesimpulan Bedasaan hasil penelitian ini dapat disimpulan bahwa Metode Leapfog dapat digunaan untu menyelesaian pesamaan gea omet. Simulasi membutian bahwa massa dan posisi omet menentuan lintasan omet, namun tida mempengauhi lintasan planet. Pengauh massa omet dapat membuat lintasan planet tida stabil jia massa omet ditingatan menjadi 500 ali massa bumi. Lintasan gea omet bebelo e aah potensial gavitasi yang lebih tinggi. Dafta Pustaa [1] Young HD, Feedman RA. Fisia Univesitas Jaata: Elangga; [2] Supadi, Damawan D. Pendeatan Thee Body Poblem Theoy untu Mensimulasian Efe Jupite tehadap Geaan Obit Bumi. Lapoan Penelitian. Yogyaata: UNY, FMIPA; [3] Dehnen W, Read JI. N-Body Simulations of Gavitational Dynamics. The Euopean Physical Jounal Plus. 2011; 126: p. 55. [4] Sulthon MB. Analisis Solusi Numei Model Gea Planet dengan Metode Runge-Kutta (Sipsi) Jembe: Univesitas Jembe; [5] Suaina, Aman Y, Lapanpoo BP. Simulasi Obit Planet dalam Tata Suya dengan Metode Eule, Leapfog dan Runge-Kutta. PRISMA Fisia. 2015; Vol. 3 No. 3. [6] Hoffman KA, Chiang ST. Computational Fluid Dynamics USA: Engineeing Education System;
TINJAUAN KLASIK DAN RELATIVISTIK KESTABILAN ORBIT HAMPIR MELINGKAR DALAM MEDAN GAYA SENTRAL
ISSN: 141-0917 Junal Pengajaan MIPA, Vl. 6 N. Desembe 005 TINJAUAN KLASIK DAN RELATIVISTIK KESTABILAN ORBIT HAMPIR MELINGKAR DALAM MEDAN GAYA SENTRAL Oleh: Endi Suhendi dan Selly Feanie Juusan Pendidian
Lebih terperinci4 Departemen Statistika FMIPA IPB
Suplemen Responsi Petemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 4 Depatemen Statistia FMIPA IPB Poo Bahasan Sub Poo Bahasan Refeensi Watu Ui Hipotesis Tiga Contoh atau Lebih Ui Fiedman (analisis agam dua-aah
Lebih terperinciBab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya
PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton
K- Kelas X ISIKA HUKUM NEWON ENANG GAVIASI UJUAN PEMELAJAAN Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Menjelaskan hukum gavitasi Newton.. Memahami konsep gaya gavitasi dan
Lebih terperinciGRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11
GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang
Lebih terperinciINTEGRAL TENTU. x 3. a=x 1. x 2. c 1. c 2. panjang selang bagian terpanjang dari partisi P. INTEGRAL LIPAT DUA
INTEGAL TENTU Pehatian Gamba beiut: f D D a b a c c. n b Gamba Gamba P : panjang selang bagian tepanjang dai patisi P. Definisi: Misal f fungsi ang tedefinisi pada selang tetutup [a,b]. Jia lim n P i f
Lebih terperinciGambar 4.3. Gambar 44
1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda
Lebih terperinciGEOMETRI BERHINGGA ATAS GF(P N ) UNTUK MEMBENTUK ORTHOGONAL SERIES DESIGNS
Junal Sain & Matematia ISSN: 0854-0675 Volume 16 Nomo 3, Juli 008 Atiel Penelitian: 106-111 GEOMETRI BERHINGGA ATAS GF(P N ) UNTUK MEMBENTUK ORTHOGONAL SERIES DESIGNS Bambang Iawanto,Aniah Juuan Matematia
Lebih terperinciDAFTAR ISI I. ALIRAN AIR DALAM TANAH (POMPA K) TEORI REMBESAN KONSOLIDASI DAN PENURUNAN STABILITAS LERENG. Mekanika Tanah II 0
DAFTA ISI I. ALIAN AI DALAM TANAH (POMPA K II. III. IV. TEOI EMBESAN KONSOLIDASI DAN PENUUNAN STABILITAS LEENG Meania Tanah II 0 I. ALIAN AI DALAM TANAH (POMPA K DEBIT AI SUMU MENENTUKAN DI LAPANGAN Ai
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika OSN x dan = min. Abaikan gesekan udara. v R Tentukan: a) besar kelajuan pelemparan v sebagai fungsi h. b) besar h maks.
Soal-Jawab Fisia OSN - ( poin) Sebuah pipa silinder yang sangat besar (dengan penampang lintang berbentu lingaran berjarijari R) terleta di atas tanah. Seorang ana ingin melempar sebuah bola tenis dari
Lebih terperinciSIMULASI PROSES EVAPORASI NIRA DALAM FALLING FILM EVAPORATOR DENGAN ADANYA ALIRAN UDARA
SIMUASI PROSES EVAPORASI NIRA DAAM FAING FIM EVAPORATOR DENGAN ADANYA AIRAN UDARA Nama/NRP : Ratih Tiwulandai/ 308 00 509 Riswanti Zawawi / 308 00 538 Pembimbing : Pof. D.I. Kusno Budhiajono, MT D. I.
Lebih terperinciKumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: Solusi: a a k
Kumpulan soal-soal level selesi Kabupaten: 1. Sebuah heliopter berusaha menolong seorang orban banjir. Dari suatu etinggian L, heliopter ini menurunan tangga tali bagi sang orban banjir. Karena etautan,
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X GETARAN HARMONIS K-13. A. Getaran Harmonis Sederhana
K-13 Kelas X FISIKA GETARAN HARMONIS TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, amu diharapan memilii emampuan sebagai beriut. 1. Memahami onsep getaran harmonis sederhana pada bandul dan pegas
Lebih terperinciKumpulan soal-soal level seleksi provinsi: solusi:
Kumpulan soal-soal level selesi provinsi: 1. Sebuah bola A berjari-jari r menggelinding tanpa slip e bawah dari punca sebuah bola B berjarijari R. Anggap bola bawah tida bergera sama seali. Hitung ecepatan
Lebih terperinciHUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik
HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan
Lebih terperinciPERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINAT SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS
PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINA SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS Agung Hanayanto Absta Poses pepinahan panas/enegi melalui suatu meia at paat atau ai yang tejai aena onta langsung iantaa
Lebih terperinciAliran Air Tanah Pada Sumur Tunggal. Yanto, S.T., M.S.E. Aliran air tanah pada sumur tunggal dapat dibagi menjadi 4 sub-divisi, yaitu:
Alian Ai Tanah Pada Sumu Tunggal Yanto, S.T., M.S.E. Alian ai tanah pada umu tunggal dapat dibagi menjadi 4 ub-divii, yaitu: (i) Alian mantap dan ta-mantap; (ii) Alian tetean dan ta-tetean Pada mata uliah
Lebih terperinciPengaruh Sudut Keruncingan Dan Diameter Finial Franklin Terhadap Distribusi Medan Listrik Dan Tingkat Tegangan Tembus
Pengauh Sudut Keuncingan Dan Diamete Finial Fanlin Tehadap Distibusi Medan Listi Dan Tingat Tegangan Tembus Hay Soeotjo Dachlan, Moch. Dhofi, Vico Fenanda Absta Penangap peti meupaan bagian utama dai sistem
Lebih terperinciBAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1
BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan
Lebih terperinciBAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER
BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,
Lebih terperinciGerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com
Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap
Lebih terperinciSistem Kendali pada Pendulum Terbalik Menggunakan Feedback Error Learning
SEMINAR NASIONA EECTRICA, INFORMATICS, AND IT S EDUCATIONS 9 Sistem Kendali pada Pendulum Tebali Menggunaan Feedbac Eo eaning Saida Ulfa Juusan Tenologi Pendidian, Univesitas Negei Malang Jl. Suabaya 6
Lebih terperinciTRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA
TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa
Lebih terperinci9. Koordinat Polar. Sudaryatno Sudirham
Dapublic Nopembe 3 www.dapublic.com 9. Koodinat Pola Sudaatno Sudiham Sampai dengan bahaan ebelumna ita membicaaan fungi dengan uva-uva ang digambaan dalam oodinat udut-iu, -. Di bab ini ita aan melihat
Lebih terperinciHUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET
HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciVISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB
KARYA TULIS ILMIAH VISUALISASI GERAK PELURU MENGGUNAKAN MATLAB Oleh: Drs. Ida Bagus Alit Paramarta, M.Si. Dra. I.G.A. Ratnawati, M.Si. JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciuranus mars venus bumi yupiter saturnus
Bab II Gavitasi Tujuan Pembelajaan Anda dapat menganalisis keteatuan geak planet dalam tata suya bedasakan hukum-hukum Newton. uanus neptunus mekuius matahai mas venus bumi yupite satunus Sumbe: Encata
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diuaian bebeapa metode ang digunaan penulis dalam menelesaian tugas ahi ini. Adapun metode ang digunaan adalah analisis jalu, asumsi analisis jalu, deomposisi hubungan
Lebih terperinciHand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik
MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada
Lebih terperinciBAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON
1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang
Lebih terperinciBAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA
BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA Pada penelitian ini, suatu portfolio memilii seumlah elas risio. Tiap elas terdiri dari n, =,, peserta dengan umlah besar, dan
Lebih terperinci1 Sistem Koordinat Polar
1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea
Lebih terperinciINTERPRETASI MOLEKULER KINETIKA REAKSI KIMIA
INTEPETASI MOLEKULE KINETIKA EAKSI KIMIA PENGAU KONSENTASI PADA PESAMAAN KEEPATAN EAKSI (ONENTATION-DEPENDENT TEM) easi Tunggal dan easi Ganda easi Tunggal (Single-eaction): Jia ada satu pesamaan stoiiometi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,
Lebih terperinciGerak melingkar beraturan
13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba
Lebih terperinciMETODE LAGRANGE DAN MEKANIKA HAMILTON
KAJIAN SAINS FISIKA I METODE LAGRANGE DAN MEKANIKA HAMILTON Diajuan epaa Pof. D. Bui Jatmio, M.P OLEH : Hafsemi Rafsenjani 779506 Vanti Piete Kelelufna 7795074 Agustina Elizabeth 7795077 Asty Piantini
Lebih terperinciOLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA
OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2012 BIDANG ILMU FISIKA SELEKSI TIM INDONESIA untu IPhO 2013 SOAL TES TEORI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH
Lebih terperinciFIsika KTSP & K-13 HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI. K e l a s A. HUKUM GRAVITASI NEWTON
KSP & K- FIsika K e l a s XI HUKUM NEWON ENANG GAVIASI ujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan mampu: menjelaskan hukum avitasi Newton; memahami konsep aya avitasi dan medan avitasi;
Lebih terperinciMODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA
p-issn: 2337-5973 e-issn: 2442-4838 MODIFIKASI DISTIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETI BOLA Yuant Tiandho Juusan Fisika, Univesitas Bangka Belitung Email: yuanttiandho@gmail.com Abstak Umumnya, untuk menggambakan
Lebih terperinciBAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas
BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?
Lebih terperinciTeori Dasar Medan Gravitasi
Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m
Lebih terperinciII. KINEMATIKA PARTIKEL
II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai
Lebih terperinciTES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 2007 JAM
TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 007 JAM 09.00-.30 PILIHAN GANDA Pilihlah jawab yang bena dan nyatakan keyakinanmu dengan mengisi () jika tidak yakin () kuang yakin (3) Agak yakin dan (4) Yakin
Lebih terperinciBAB III ANALISIS JALUR
BAB III ANALISIS JALUR. Pendahuluan Analisis Jalu adalah suatu eluasan dai model egesi yang digunaan untu menguji ecocoan dai matis oelasi tehada dua atau lebih model ausal yang sedang dibandingan dan
Lebih terperinciHUKUM GRAVITASI NEWTON
HUKU GVITSI NEWTON. Pesamaan Hukum Gavitasi Umum Newton Pehatikan kejadian beikut :. Kelapa yan sudah tua bisa jatuh ke tanah tanpa dipetik.. Penejun payun akan jatuh ke bawah setelah meloncat dai pesawat..
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis
LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321) Gravitasi
Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini Gavitasi Inteaksi (Gaya) Fundaental di ala 1. Inteaksi Kuat. Inteaksi lektoagnetik 3. Inteaksi Leah 4. Inteaksi Gavitasi Meupakan inteaksi yang paling Leah Tidak Bepengauh/Diabaikan
Lebih terperinciINTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON. Makalah. Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numerik. yang dibimbing oleh
INTEGRAL NUMERIK KUADRATUR ADAPTIF DENGAN KAIDAH SIMPSON Maalah Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Numeri yang dibimbing oleh Dr. Nur Shofianah Disusun oleh: M. Adib Jauhari Dwi Putra 146090400111001
Lebih terperinciBab I Masalah Dua Benda
Bab I Masalah Dua Benda Geak planet mengitai Matahai. Satelit yang mengelilingi Bumi dan bintang-bintang yang mengitai pusat Galaksi, diatu oleh gaya sental yang bekeja sepanjang gais luus yang menghubungkan
Lebih terperinciVARIASI NILAI BATAS AWAL PADA HASIL ITERASI PERPINDAHAN PANAS METODE GAUSS-SEIDEL
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-1 Suraarta, Otober 016 VARIASI NILAI BATAS
Lebih terperinciMata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda
F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Relasi Dispersi Pada bagian ini aan dibahas relasi dispersi untu gelombang internal pada fluida dua-lapisan.tinjau lapisan fluida dengan ρ a dan ρ b berturut-turut merupaan
Lebih terperinciAplikasi diagonalisasi matriks pada rantai Markov
J. Sains Dasar 2014 3(1) 20-24 Apliasi diagonalisasi matris pada rantai Marov (Application of matrix diagonalization on Marov chain) Bidayatul hidayah, Rahayu Budhiyati V., dan Putriaji Hendiawati Jurusan
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas
Lebih terperinciBahan Minggu II, III dan IV Tema : Kerangka acuan inersial dan Transformasi Lorentz Materi :
Bahan Minggu II, III dan IV Tema : Keranga auan inersial dan Transformasi Lorent Materi : Terdaat dua endeatan ang digunaan untu menelusuri aedah transformasi antara besaran besaran fisis (transformasi
Lebih terperinciUntuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Tata Surya. mempelajari. Perbandingan Antara Planet.
Bab 14 ata Suya Planet bumi meupakan salah satu anggota dai 8 planet dalam sistem tata suya yang dihuni oleh kehidupan manusia. Dalam sistem tata suya matahai sebagai pusat peedaan tata suya dan menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya
Lebih terperinci( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang
Latar Belaang Terdapat banya permasalahan atau ejadian dalam ehidupan sehari hari yang dapat dimodelan dengan suatu proses stoasti Proses stoasti merupaan permasalahan yang beraitan dengan suatu aturan-aturan
Lebih terperinciPELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.
JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,
Lebih terperinciMENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS. Nani Anugrah Putri S 1, Sri Gemawati 2 ABSTRACT
MENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS Nani Anugah Puti S Si Geawati 2 2 Poga Studi S Mateatia Juusan Mateatia Faultas Mateatia dan Ilu Pengetahuan Ala Univesitas Riau Kapus Bina Widya Peanbau
Lebih terperinciUniversitas Tanjungpura Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia * Abstrak
POSITRON, Vol. VII, No. (7), Hal. 4 47 ISSN: 3-497 (print) ISSN: 549-936X (online) Model Sederana Gera Osilator dengan Massa Berua Teradap Watu Menggunaan Metode Runge Kutta Yulia Acu a, Boni Palanop Lapanporo
Lebih terperinciFISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB
ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak
Lebih terperinciTanggapan Waktu Alih Orde Tinggi
Tanggapan Watu Alih Orde Tinggi Sistem Orde-3 : C(s) R(s) ω P ( < ζ (s + ζω s + ω )(s + p) Respons unit stepnya: c(t) βζ n n < n ζωn t e ( β ) + βζ [ ζ + { βζ ( β ) cos ( β ) + ] sin ζ ) ζ ζ ω ω n n t
Lebih terperinciOSN 2014 Matematika SMA/MA
Soal 5. Suatu barisan bilangan asli a 1, a 2, a 3,... memenuhi a + a l = a m + a n untu setiap bilangan asli, l, m, n dengan l = mn. Jia m membagi n, butian bahwa a m a n. Solusi. Andaian terdapat bilangan
Lebih terperinciHerwinarso. Kata kunci: Dispersi indeks bias, Sellmeier, bahan dielektrik medium transparan, gelombang elektromagnetik
Kebegantungan Niai Indes Bias Medium pada Panjang Gembang Mde Semeie Heinas Absta. Pesamaan yang menyataan ebegantungan indes bias suatu medium tehadap panjang gembang (dispesi), mua-mua dinyataan eh Augustin
Lebih terperinciImplementasi Algoritma Pencarian k Jalur Sederhana Terpendek dalam Graf
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (203) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) Implementasi Algoritma Pencarian Jalur Sederhana Terpende dalam Graf Anggaara Hendra N., Yudhi Purwananto, dan Rully Soelaiman Jurusan
Lebih terperinciALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER
ALGORITMA PENYELESAIAN PERSAMAAN DINAMIKA LIQUID CRYSTAL ELASTOMER Oleh: Supardi SEKOLAH PASCA SARJANA JURUSAN ILMU FISIKA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1 PENDAHULUAN Liquid Crystal elastomer (LCE
Lebih terperinciKAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN NUR FATHONI
KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN NUR FATHONI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan
Lebih terperinciMedan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.
Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya
Lebih terperinciPemodelan Dan Eksperimen Untuk Menentukan Parameter Tumbukan Non Elastik Antara Benda Dengan Lantai
Pemodelan Dan Esperimen Untu enentuan Parameter Tumbuan Non Elasti Antara Benda Dengan Lantai Puspa onalisa,a), eda Cahya Fitriani,b), Ela Aliyani,c), Rizy aiza,d), Fii Taufi Abar 2,e) agister Pengajaran
Lebih terperinciESTIMASI TRAJECTORY MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE ENSEMBLE KALMAN FILTER SQUARE ROOT (ENKF-SR)
SEMINAR NASIONAL PASCASARJANA SAL ESIMASI RAJECORY MOBILE ROBO MENGGUNAKAN MEODE ENSEMBLE KALMAN FILER SQUARE ROO (ENKF-SR) eguh Herlambang Zainatul Mufarrioh Firman Yudianto Program Studi Sistem Informasi
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3
MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat
Lebih terperinciBAB III METODE SCHNABEL
BAB III METODE SCHNABEL Uuran populasi tertutup dapat diperiraan dengan teni Capture Mar Release Recapture (CMRR) yaitu menangap dan menandai individu yang diambil pada pengambilan sampel pertama, melepasan
Lebih terperinciIII. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang
14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel
Lebih terperinciANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C
pepustakaan.uns.ac.id ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C Budi Santoso, Respatiwulan, dan Ti Atmojo Kusmayadi Pogam Studi Matematika,
Lebih terperinciMOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN
MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3
Lebih terperinciSTUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT
TUGAS AKHIR STUDI PENYELESAIAN PROBLEMA MIXED INTEGER LINIER PROGRAMMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND CUT OLEH : RISTA RIDA SINURAT 040803023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
Lebih terperinciHand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).
Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu
Lebih terperinciXpedia Fisika. Mekanika 03
Xpedia Fisika Mekanika 03 halaan 1 01. Manakah diaga dai dua planet di bawah ini yang ewakili gaya gavitasi yang paling besa diantaa dua benda beassa? 0. Sebuah satelit beada pada obit engelilingi bui.
Lebih terperinciGeometri Bintang Berotasi Pada Keadaan Ambang
Geometri Bintang Berotasi Pada Keadaan Ambang Iwan Setiawan dan Muhammad Farchani osyid Kelompo iset Kosmologi, Astrofisia, dan Fisia Matematia Jurusan Fisia Faultas Matematia dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang
Lebih terperinciLISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2
LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,
Lebih terperinci: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK
MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick
Lebih terperinciMAKALAH GRAVITASI UNIVERSAL. (Teori Geosentris dan Heliosentris, Hukum Kepler, Hukum Gravitasi Newton dan Tafsiran Newton Terhadap Hukum Kepler)
MAKALAH GRAVITASI UNIVERSAL (Teoi Geosentis dan Heliosentis, Hukum Keple, Hukum Gavitasi Newton dan Tafsian Newton Tehadap Hukum Keple) Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciMODEL MATEMATIKA KONSENTRASI OKSIGEN TERLARUT PADA EKOSISTEM PERAIRAN DANAU
MDEL MATEMATIKA KNSENTRASI KSIGEN TERLARUT PADA EKSISTEM PERAIRAN DANAU Sutimin Jurusan Matematia, FMIPA Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto SH Tembalang, Semarang 5075 E-mail: su_timin@yanoo.com
Lebih terperinciEVALUASI POLA FUNGSI RESPON FREKUENSI PADA RESPON GETARAN BANTALAN GELINDING
MESIN, Vol. 4, No., Otobe 9 1 EVALUASI POLA FUNGSI RESPON FREKUENSI PADA RESPON GETARAN BANTALAN GELINDING R. Monhendi 1, K. Bagiasna 1 Lab. Dinamia, Pusat Reayasa Industi, ITB Podi Teni Mesin, Faultas
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU
PENENTUAN FAKTOR KALIBRASI ACCELEROMETER MMA7260Q PADA KETIGA SUMBU Wahyudi 1, Adhi Susanto 2, Sasongo P. Hadi 2, Wahyu Widada 3 1 Jurusan Teni Eletro, Faultas Teni, Universitas Diponegoro, Tembalang,
Lebih terperinciMODUL FISIKA SMA IPA Kelas 11
SMA IPA Kelas 11 Mendeskipsikan gejala alam dan keteatuannya dalam cakupan mekanika benda titik. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tat susya bedasakan hukum Newton. Gesekan
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,
Lebih terperinciENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL HIDROGEN H
ENERGI SIMETRI DAN ANTI-SIMETRI PADA ION MOLEKUL IDROGEN abib Mustofa, Bambang Supiadi, Rif ati Dina andayani Pogam Studi Pendidikan Fisika FKIP Univesitas Jembe email: abib.mustofa.7@gmail.com Abstact:
Lebih terperinciGerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan
B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak
Lebih terperinciBEBERAPA MODIFIKASI METODE NEWTON RAPHSON UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH AKAR GANDA. Supriadi Putra, M,Si
BEBERAPA ODIFIKASI ETODE NEWTON RAPHSON UNTUK ENYELESAIKAN ASALAH AKAR GANDA Suriadi Putra,,Si Laboratorium Komutasi Numeri Jurusan atematia Faultas atematia & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kamus
Lebih terperinciKINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012
KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB Konsep Kinetia/ Laju Reasi Laju reasi menyataan laju perubahan onsentrasi zat-zat omponen reasi setiap satuan watu: V [ M ] t Laju pengurangan onsentrasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan
Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa
Lebih terperinci