UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON"

Transkripsi

1 TRIGONOMETRI disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhi Semeste Pendek mata kuliah Tigonometi Dosen : Fey Fedianto, S.T., M.Pd. Oleh Nia Apiyanti (207022) F PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 203

2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syuku kehadiat Allah SWT, atas nikmat dan kaunia-nya semata, akhinya penulis dapat menyelesaikan makalah yang bejudul TRIGONOMETRI. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan baik pada saat mencai sumbe maupun pada saat penulisannya, namun bekat bimbingan dan doongan dai semua pihak akhinya makalah ini dapat tewujud. Penulis menyadai bahwa masih ada kekuangan dan kejanggalan hal itu disebabkan sangat tebatasnya kemampuan dan ilmu yang penulis miliki. Oleh kaena itu penulis menghaapkan kitik dan saan dai semua pihak yang besifat membangun selalu kami haapkan demi kesempunaan makalah ini. Saya ucapkan teima kasih kepada semua pihak yang telah bepean seta dalam penyusunan makalah ini dai awal sampai akhi. Semoga Allah SWT senantiasa meidhai segala usaha kita. Amin. Ciebon, Agustus 203 Penulis

3 DAFTAR ISI Kata Penganta... i Dafta Isi... ii BAB Sudut dan Ukuan Sudut... BAB 2 Fungsi Tigonometi... 6 BAB 3 Aplikasi Pebandingan Tigonometi pada Segitiga... 0 BAB 4 Fungsi Tigonometi Sudut yang Beelasi... 2 BAB 5 Identitas Tigonometi... 6 BAB 6 Fungsi Tigonometi sudut ( dan ) BAB 7 Fungsi Tigonometi Sudut Ganda BAB 8 Hubungan antaa Sisi-Sisi dan Sudut-Sudut Segitiga BAB 9 Gafik Fungsi Tigonometi BAB 0 Pesamaan Tigonometi BAB Petidaksamaan Tigonometi... 34

4 BAB SUDUT DAN UKURAN SUDUT A. Pengetian Sudut Aga kalian dapat memahami pengetian sudut, coba amati ujung sebuah meja, pojok sebuah pintu, atau jendela di kelasmu, bebentuk apakah ujung tesebut? Ujung sebuah meja atau pojok pintu dan jendela adalah salah satu contoh sudut. Pehatikan Gamba 7.7. Suatu sudut dapat dibentuk dai suatu sina yang diputa pada pangkal sina. Sudut ABC pada gamba di samping adalah sudut yang dibentuk BC yang diputa dengan pusat B sehingga BC beputa sampai BA. Ruas gais BA dan BC disebut kaki sudut, sedangkan titik petemuan kaki-kaki sudut itu disebut titik sudut. Daeah yang dibatasi oleh kaki-kaki sudut, yaitu daeah ABC disebut daeah sudut. Untuk selanjutnya, daeah sudut ABC disebut besa sudut ABC. Sudut dinotasikan dengan : dibei nama. Sudut pada Gamba 7.7 dapat

5 Dengan demikian, dapat dikatakan sebagai beikut. Sudut adalah daeah yang dibentuk oleh petemuan antaa dua buah sina atau dua buah gais luus. B. Besa Sudut Besa suatu sudut dapat dinyatakan dalam satuan deajat (o), menit ( ), dan detik ( ). Pehatikan jaum jam pada sebuah jam dinding. Untuk menunjukkan waktu jam, maka jaum menit haus beputa putaan penuh sebanyak 60 kali, atau dapat ditulis jam = 60 menit. Adapun untuk menunjukkan waktu menit, jaum detik haus beputa putaan penuh sebanyak 60 kali, atau dapat ditulis menit = 60 detik. Hal ini juga belaku untuk satuan sudut. Hubungan antaa deajat (o), menit ( ), dan detik ( ) dapat dituliskan sebagai beikut. Contoh soal :. Tentukan kesamaan besa sudut beikut. a. 5 o = b. 8 = c. 45,6 o = d. 48 o 48 = o

6 C. Penjumlahan dan Penguangan dalam Satuan Sudut Sepeti halnya pada besaan-besaan lainnya, pada satuan sudut juga dapat dijumlahkan atau dikuangkan. Caanya hampi sama sepeti pada penjumlahan dan penguangan bilangan desimal. Untuk menjumlahkan atau menguangkan satuan sudut, masingmasing satuan deajat, menit, dan detik haus diletakkan dalam satu laju. Contoh soal :. Tentukan hasil penjumlahan satuan sudut beikut ini. 24 o o 35

7 D. Menggamba dan Membei Wana Sudut Sediakanlah sebuah busu deajat aga kalian dapat memahami uaian matei beikut dengan baik. Dalam menguku besa suatu sudut, dipelukan suatu alat yang dinamakan busu deajat. Pada umumnya, busu deajat tebuat dai mika tembus pandang bebentuk setengah lingkaan. Pada busu deajat tedapat dua skala, yaitu skala atas dan skala bawah. Pada skala atas tedapat angka-angka 0, 0, 20,, 80 betuut-tuut dai kii ke kanan, sedangkan pada skala bawah tedapat angka-angka betuut-tuut dai kanan ke kii 0, 0, 20,, 80.. Menguku Besa Suatu Sudut Langkah-langkah dalam menguku besa suatu sudut sebagai beikut. Pehatikan Gamba 7.9 beikut. a) Letakkan busu deajat pada sudut AOB sehingga ) titik pusat lingkaan busu deajat beimpit dengan titik O; 2) sisi hoizontal busu deajat beimpit dengan sina gais OA. b) Pehatikan angka nol (0) pada busu deajat yang teletak pada gais OA. Jika angka nol beada pada skala bawah, pehatikan angka pada skala bawah yang teletak pada kaki sudut OB. Dai gamba tampak bahwa gais OB teletak pada angka 75 o. Jadi, besa sudut AOB = 75 o. 2. Menggamba Besa Suatu Sudut Setelah kita mengetahui caa menguku besa sudut dengan busu deajat, sekaang kita akan mempelajai caa menggamba sudut.

8 Pehatikan uaian beikut. Misalkan kita akan melukis sudut PQR yang besanya 6075 o. Langkah-langkah untuk melukis sudut PQR yang besanya 6075 o sebagai beikut. a) Buatlah salah satu kaki sudutnya yang hoizontal, yaitu kaki sudut PQ. b) Letakkan busu deajat sehingga ) titik pusat lingkaan busu deajat beimpit dengan titik Q; 2) sisi luus busu deajat beimpit dengan gais PQ. 3) Pehatikan angka nol (0) pada busu deajat yang teletak pada gais PQ. Jika angka nol (0) teletak pada skala bawah maka angka 60 yang beada di bawah yang digunakan. Jika angka nol (0) teletak pada skala atas maka angka 60 yang beada di atas yang digunakan. Beilah tanda pada angka 60 dan namakan titik R. 4) Hubungkan titik Q dan R. Daeah yang dibentuk oleh gais PQ dan QR adalah sudut PQR dengan besa sudut PQR = 60 o.

9 BAB 2 FUNGSI TRIGONOMETRI A. Pengetian Tigonometi Istilah tigonometi beasal dai kata yunani tigonos yang beati segitiga dan meton yang beati ukuan. Bedasakan kata kata pembentuknya, tigonometi diatikan sebagai ukuan segitiga. Tigonometi pada mulanya meupakan kajian tentang segitiga dan diteapkan sebagai tambahan ke-paktisan pada astonomi, suvei dan navigasi. Namun, pada pekembangannya tigonometi tidak hanya dikaitkan dengan segitiga saja. Seoang astonom yunani, Hippochus (60 20 SM) behasil membuat dafta tigonometi. Kemudian, disusul oleh geoge Bachim Rhaticus (54 576), seoang matematikawan Jeman, mempelajai tigonometi menggunakan segitiga siku siku. Lain halnya dengan matematikawan Inggis, William Oughted (54 660) yang beusaha untuk mengubah pandangan tigonometi dai pandangan secaa geometi menjadi pandangan secaa aljaba. Pandangan William Ougted dikembangkan lagi oleh seoang matematikawan yang sangat tekenal, yaitu Leona Eule ( ), yang beasal dai Swiss, Eule mengembangkan fungsi fungsi tigonometi dai nisbah panjang suatu gais menjadi suatu bilangan. Sedangkan Hippochus yang dikenal sebagai bapak Tigonometi, telah menulis 2 buku tentang pehitungan dai tali busu yang bekaitan dengan sudut pusat yang dipotong oleh tali busu itu. Sebagai fakta nyata ketika meeka bekecimpung dengan masalah masalah pada uang dimensi tiga, apa yang meeka bangun biasanya diujuk sebagai tigonometi bola, ketimbang sebagai tigonometi bidang.

10 B. Pekalian Fungsi Tigonometi Dalam mempelajai umus-umus pekalian sinus dan kosinus kita pelu mengingat kembali umus-umus jumlah dan selisih dua sudut yang telah kita pelajai sebelumnya, antaa lain sebagai beikut:. sin (a + b) = sin a cos b + cos a sin b 2. sin (a - b) = sin a cos b - cos a sin b 3. cos (a + b) = cos a cos b - sin a sin b 4. cos (a - b) = cos a cos b + sin a sin b a) Rumus-umus untuk 2 sin a cos b dan 2 cos a sin b ) Rumus untuk 2 sin a cos b Jika kita menjumlahkan umus sin (a + b) dan sin (a - b), dipeoleh sin (a + b) = sin a cos b + cos a sin b sin (a - b) = sin a cos b - cos a sin b + sin (a + b) + sin (a - b) = 2 sin a cos b Jadi, kita mempeoleh umus untuk 2 sin a cos b, yaitu 2sin a cos b = sin (a + b) + sin (a - b) Pehatikan pembuktian umus 2sin a cos b 2sin a cos b = sin (a + b) + sin (a - b) = (sin a cos b + cos a sin b) + (sin a cos b - cos a sin b) = sin a cos b + cos a sin b + sin a cos b - cos a sin b = 2 sin a cos b = uas kii 2) Rumus untuk 2cos a sin b Jika kita menguangkan umus sin (a + b) dan sin (a - b), dipeoleh sin (a + b) = sin a cos b + cos a sin b sin (a - b) = sin a cos b - cos a sin b sin (a + b) - sin (a - b) = 2 cos a sin b

11 Jadi, kita mempeoleh umus untuk 2 sin a cos b, yaitu 2sin a cos b = sin (a + b) - sin (a - b) Pehatikan pembuktian umus 2sin a cos b 2cos a sin b = sin (a + b) - sin (a - b) = (sin a cos b + cos a sin b) - (sin a cos b - cos a sin b) = sin a cos b + cos a sin b - sin a cos b - cos a sin b = 2 cos a sin b = uas kii Catatan: Rumus-umus tesebut juga belaku untuk sudut-sudut dalam satuan deajat sehingga dapat dituliskan sebagai beikut : 2sin a cos b = sin (a + b) + sin (a - b) 2cos a sin b = sin (a + b) - sin (a - b) b) Rumus-umus untuk 2cos a cos b dan 2sin a sin b ) Rumus untuk 2cos a cos b Jika kita menjumlahkan umus cos (a + b) cos (a - b), dipeoleh cos (a + b) = cos a cos b - sin a sin b cos (a - b) = cos a cos b + sin a sin b + cos (a + b) + cos (a - b)= 2 cos a cos b Jadi kita mempeoleh umus untuk 2cos a cos b, yaitu 2 cos a cos b = cos (a + b) + cos (a - b) Pehatikan pembuktian umus 2 cos a cos b 2 cos a cos b = cos (a + b) + cos (a - b) = (cos a cos b - sin a sin b) + (cos a cos b + sin a sin b) = cos a cos b - sin a sin b + cos a cos b + sin a sin b = 2cos a cos b = uas kii

12 2) Rumus untuk 2sin a sin b Jika kita menguangkan umus cos (a + b) cos (a - b), dipeoleh cos (a + b) = cos a cos b - sin a sin b cos (a - b) = cos a cos b + sin a sin b - cos (a + b) - cos (a - b) = -2 sin a sin b Jadi kita mempeoleh umus untuk 2sin a sin b, yaitu -2 sin a sin b = cos (a + b) - cos (a - b) b) Pehatikan pembuktian umus 2 sin a sin b -2 sin a sin b = cos (a + b) - cos (a - b) = (cos a cos b - sin a sin b) - (cos a cos b + sin a sin = cos a cos b - sin a sin b - cos a cos b + sin a sin b = -2sin a sin b = uas kii

13 BAB 3 APLIKASI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI PADA SEGITIGA Dua gamba tesebut adalah segitiga siku-siku. Dan salah satu sudutnya kita namakan sudut a. segitiga siku-siku mempunyai tiga sisi. Dan kita akan menamainya dengan sisi miing, depan dan samping. Sisi miing yaitu sisi yang teletak di depan sudut 90 deajat. Sisi depan adalah sisi di depan sudut (untuk gamba tesebut, teletak di depan sudut a). sisi samping adalah sisi yang teletak di samping sudut a. Pada segitiga siku-siku, belaku pebandingan tigonometi sebagai beikut : Atinya, nilai dai sin a sama dengan panjang sisi depan sudut a dibagi dengan panjang sisi miing. Begitu juga untuk cos dan tan. Ingat, ini hanya belaku pada segitiga siku-siku. Bagaimana kita menghafalnya. adakah caa mudah untuk menghafalkannya. Caa mudah untuk menghafal ketiga pebandingan tigonometi tesebut adalah sebagai beikut : hafalkan dengan ingatan sindemi

14 hafalkan dengan ingatan cosami hafalkan dengan ingatan tandesam Atau bisa juga secaa langsung ketiga-tiganya. sin cos tan adalah demi sami desa Maksudnya yaitu sin demi, cos sami dan tan desa. Untuk cosecan, secan dan cotangen. Yang kita lakukan hanyalah membalik pebandingannya. Kaena maka maka maka Tidak pelu untuk menghafal csc, sec dan cot. Kita hanya pelu memahami konsep bahwa Untuk selanjutnya, pebandingan tigonometi pada segitiga siku-siku ini akan sangat beguna untuk mencai unsu-unsu yang belum diketahui pada segitiga siku-siku.

15 BAB 4 FUNGSI TRIGONOMETRI SUDUT BERELASI Sudut-sudut yang beelasi dengan sudut adalah sudut (90 ), (80 ), (360 ), dan -. Dua buah sudut yang beelasi ada yang dibei nama khusus, misalnya penyiku (komplemen) yaitu untuk sudut dengan (90 - ) dan peluus (suplemen) untuk sudut dengan (80 - ). Contoh: penyiku sudut 50 adalah 40, peluus sudut 0 adalah 70.. Pebandingan tigonometi untuk sudut dengan (90 - ) O Y y = x P (x,y ) y y (90-) x x P(x,y) Dengan menggunakan hubungan di atas dapat dipeoleh: Gb sudut yang beelasi a. sin 90 cos b. cos 90 sin c. tan 90 cot X y x y x Dai gamba 2.7 diketahui Titik P(x,y) bayangan dai P(x,y) akibat penceminan gais y x, sehingga dipeoleh: a. XOP = dan XOP = 90 - b. x = x, y = y dan = x y x y Dai pehitungan tesebut maka umus pebandingan tigonometi sudut dengan (90 - ) dapat dituliskan sebagai beikut:. sin 90 cos d. csc 90 sec. cos 90 sin e. sec 90 cosec 2. Pebandingan tigonometi untuk sudut dengan (80 - ). tan 90 cot f. cot 90 tan

16 Titik P(x,y) adalah bayangan dai titik P(x,y) akibat penceminan tehadap sumbu y, sehingga a. XOP = dan XOP = 80 - b. x = x, y = y dan = maka dipeoleh hubungan: a. sin 80 sin b. cos c. tan 80 tan y x y x y x 80 cos y x Dai hubungan di atas dipeoleh umus: Y P (x,y ) P(x,y) y x O (80-) y x Gb sudut yang beelasi X. sin 80 sin d. csc 80 csc. cos 80 cos e. sec 80 sec 3. Pebandingan tigonometi untuk sudut dengan (80 + ). 80 tan cot 80 cot Dai gamba 2.9 titik P(x,y) adalah bayangan Y tan f. dai titik P(x,y) akibat penceminan tehadap gais y x, sehingga a. XOP = dan XOP = 80 + b. x = x, y = y dan = maka dipeoleh hubungan: y a. sin 80 sin b. cos 80 cos y x x y x c. tan 80 tan y x Dai hubungan di atas dipeoleh umus: y x x y (80+) y x O P (x,y ) Gb sudut yang beelasi P(x,y) X. sin 80 sin d. csc 80 csc. cos 80 cos e. sec 80 sec. tan 80 tan f. cot 80 cot

17 4. Pebandingan tigonometi untuk sudut dengan (- ) Dai gamba 2.0 diketahui titik P(x,y) bayangan dai P(x,y) akibat penceminan tehadap sumbu x, sehingga a. XOP = dan XOP = - b. x = x, y = y dan = maka dipeoleh hubungan y a. sin sin y b. cos cos c. tan tan x y x x y x Dai hubungan di atas dipeoleh umus: Y P(x,y) (360-) O - y x x y P (x,y ) Gb sudut yang beelasi X. sin sin d. csc csc. cos cos e. sec sec Untuk. elasi tan dengan tan (- ) tesebut identik f. cot dengan cot elasi dengan 360, misalnya sin (360 ) sin. BAB 5 IDENTITAS TRIGONOMETRI. Rumus umus yang pelu dipahami: a. Rumus Dasa yang meupakan Kebalikan

18 cos ec sin sec cos cot tan b. Rumus Dasa yang meupakan hubungan pebandingan tan cot sin cos cos sin c. Rumus Dasa yang dituunkan dai teoema phytagoas 2 2 Cos Sin tan 2 Cot sec Cosec Contoh. Buktikan identitas beikut: a. Sin α. Cos α. Tan α = ( Cos α) ( + Cos α) Jawab: Ruas kii = Sin α. Cos α. Tan α = Sin α. Cos α. = Sin 2 α Sin Cos

19 = Cos 2 α = ( Cos α) ( + Cos α) = Ruas Kanan Tebukti! b. Sin β. Tan β + Cos β = Sec β Jawab: Ruas Kii = Sin β. Tan β + Cos β = Sin β. = Sin + Cos β Cos 2 2 Sin Cos Cos Cos = Sec β = Ruas Kanan Tebukti Cos 2. Pesamaan Tigonometi a. Pesamaan Tigonometi Sedehana Contoh 2 Jika Sin x = Sin α X = α + k. 360 o X 2 = (80 o α) + k. 360 o Jika Cos x = Cos α X = α + k. 360 o X 2 = - α + k. 360 o Jika Tan x = Tan α X = α + k. 80 o. Tentukan himpunan Penyelesaian dai Pesamaan Sin x =, 0 o 2 x 360 o Jawab: Sin x = 2 Sin x = Sin 30 o x = 30 o + k. 360 o untuk k= x = 30 o

20 untuk k = 2 x HP:{30 o, 50 o } = (80 o 30 o ) + k. 360 o = 50 o b. Pesamaan Tigonometi dalam bentuk a cos x + b sin x = c Caa penyelesaian pesamaan tesebut di atas sebagai beikut: k Cos x (x - α) = c dengan k = α = ac tan a b 2 a b 2 Contoh 3. Tentukan himpunan penyelesaian dai pesamaan: Cos y Sin y =, jika 0o y 360o Jawab: Cos y Sin y = a = ; b = - ; c = Sehingga dipeoleh k = a b 2 2 Tan α = a b α = 35 o jadi Cos y Sin y = = - α dikuadan IV 2 Cos (x 35 o ) = Cos (x 35 o ) = 2 2 Cos (x 35 o ) = Cos 45 o (x 35 o ) = 45o + k. 360 o x = 360 o + k. 360 o x = 360 o Atau (x 35 o ) = - 45 o o

21 HP:{270 o, 360 o } x = 270 o + k. 360 o x = 270 o

22 BAB 6 FUNGSI TRIGONOMETRI SUDUT ( dan ) A. Rumus-umus Tigonometi untuk Jumlah dan Selisih Dua Sudut. Rumus cos ( + ) dan cos ( ) Pada gamba di samping diketahui gais CD dan AF keduanya adalah gais tinggi dai segitiga ABC. Akan dicai umus cos ( + ). AD cos AC AD ACcos C Gb. 2.4 G F Pada segitiga sikusiku CGF GF sin GF CFsin CF..() Pada segitiga sikusiku AFC, CF sin CF AC sin AC..(2) AF cos β AF AC cos AC..(3) A D E B Pada segitiga sikusiku AEF, AE cos AE AF cos..(4) AF Dai () dan (2) dipeoleh GF AC sin sin Kaena DE GF maka DE AC sin sin Dai (3) dan (4) dipeoleh AE AC cos cos Sehingga AD AE DE AC cos ( + ) AC cos cos AC sin sin cos ( + ) cos cos sin sin

23 Jadi Untuk menentukan cos ( ) gantilah dengan lalu disubstitusikan ke umus cos ( + ). cos ( ) cos ( + ()) cos cos () sin sin () cos cos sin (sin ) cos cos + sin sin Jadi cos ( ) cos cos + sin sin 2. Rumus sin ( + ) dan sin ( ) Untuk menentukan umus sin ( + ) dan sin ( ) pelu diingat umus sebelumnya, yaitu: sin (90 ) cos dan cos (90 ) sin sin ( + ) cos (90 ( + )) cos ((90 ) ) cos (90 ) cos + sin (90 ) sin sin cos + cos sin Jadi sin ( + ) sin cos + cos sin Untuk menentukan sin ( ), sepeti umus kosinus selisih dua sudut gantilah dengan lalu disubstitusikan ke sin ( + ). sin ( ) sin ( + ( )) sin cos () + cos sin () sin cos + cos (sin ) sin cos cos sin Jadi sin ( ) sin cos cos sin 3. Rumus tan ( + ) dan tan ( ) sin Dengan mengingat tan, maka cos sin( ) sin cos cos sin tan ( ) cos ( ) cos cos sin sin

24 sin cos cos sin cos cos tan ( ) cos cos sin sin cos cos tan tan tan tan sin sin cos cos sin sin cos cos Jadi tan tan tan ( ) tan tan Untuk menentukan tan ( ), gantilah dengan lalu disubstitusikan ke tan ( + ). tan ( ) tan ( + ( )) tan tan (-) tan tan (-) tan tan ( ) tan ( tan ) tan tan tan tan Jadi tan tan tan ( ) tan tan

25 BAB 7 FUNGSI TRIGONOMETRI SUDUT GANDA Dai umusumus tigonometi untuk jumlah dua sudut, dapat dikembangkan menjadi umus tigonometi untuk sudut angkap. 2. sin 2 sin ( + ) sin cos + cos sin 2 sin cos Jadi sin 2 2 sin cos 3. cos 2 cos ( + ) cos cos sin sin cos 2 sin 2 Jadi cos 2 cos 2 sin 2 Rumusumus vaiasi bentuk lain yang memuat cos 2 dapat dituunkan dengan mengingat umus dasa cos 2 + sin 2. cos 2 cos 2 sin 2 cos 2 cos 2 sin 2 cos 2 ( cos 2 ) ( sin 2 ) sin 2 2cos 2 2 sin 2 Sehingga ) cos 2 cos 2 sin 2 2) cos 2 2cos 2 3) cos 2 2 sin tan tan 2 2 tan 4. tan 2 tan ( ) tan tan 2 tan Jadi 2 tan tan 2 2 tan

26 BAB 8 HUBUNGAN ANTARA SISI-SISI DAN SUDUT-SUDUT SEGITIGA A. Ketidaksamaan Segitiga Aga kalian memahami mengenai ketidaksamaan segitiga lakukan kegiatan beikut.. Buatlah sebaang segitiga dai ketas katon. Namailah dengan segitiga ABC. Sisi di hadapansudut A, beilah nama sisi a. Sisi di hadapansudut B, beilah nama sisi b. Demikian pula dengan sisi sudut C. 2. Ukulah panjang masing-masing sisinya. 3. Jumlahkan panjang sisi a dan b. Kemudian, bandingkan dengan panjang sisi c. Manakah yang lebih besa? Bandingkan pula panjang sisi a + c dengan panjang sisi b. Demikian pula, bandingkan panjang sisi b + c dengan panjang sisi a. Manakah yang lebih besa? Apa yang dapat kalian simpulkan dai kegiatan tesebut? Jika kalian melakukan kegiatan tesebut dengan tepat, kalian akan mempeoleh kesimpulan sepeti beikut. Pada setiap segitiga selalu belaku bahwa jumlah dua buah sisinya selalu lebih panjang daipada sisi ketiga. Jika suatu segitiga memiliki sisi a, b, dan c maka belaku salah satu dai ketidaksamaan beikut. (i) a + b > c (ii) a + c > b (iii) b + c > a Ketidaksamaan tesebut disebut ketidaksamaan segitiga.

27 B. Hubungan Besa Sudut dan Panjang Sisi Suatu Segitiga Aga kalian mengetahui hubungan antaa besa sudut dengan panjang sisi pada suatu segitiga, lakukan kegiatan beikut ini. Buatlah sebaang segitiga, misalnya segitiga ABC sepeti gamba beikut ini. Bagaimana hubungan antaa sudut A dengan sisi BC,sudut B dengan sisi AC, dan sudut C dengan sisi AB? Dengan menggunakan busu deajat, ukulah panjang setiap sudutnya, yaitu sudut A, sudut B, dan sudut C. Kemudian dengan menggunakan penggais, ukulah masing-masing panjang sisinya, yaitu AB, BC, dan AC. Amatilah besa sudut dan panjang sisi dai segitiga tesebut. Jika kalian melakukannya dengan tepat, kalian akan mempeoleh bahwa. sudut B meupakan sudut tebesa dan sisi di hadapannya, yaitu sisi AC meupakan sisi tepanjang; 2. sudut C meupakan sudut tekecil dan sisi di hadapannya, yaitu sisi AB meupakan sisi tependek. Apa yang dapat kalian simpulkan dai kegiatan di atas? Jika kalian melakukannya dengan tepat, kalian akan menyimpulkan sepeti beikut. Pada setiap segitiga belaku sudut tebesa teletak behadapan dengan sisi tepanjang, sedangkan sudut tekecil teletak behadapan dengan sisi tependek.

28 C. Hubungan Sudut Dalam dan Sudut Lua Segitiga Kalian telah mengetahui bahwa jumlah sudut dalam segitiga adalah 80. Selanjutnya, untuk memahami pengetian sudut lua segitiga, pelajai uaian beikut. Pehatikan Gamba di atas. Pada gamba Δ ABC di samping, sisi AB dipepanjang sehingga membentuk gais luus ABD. Pada segitiga ABC belaku sudut BAC + sudut ABC + sudut ACB = 80 (sudut dalam Δ ABC) sudut BAC + sudut ACB = 80 sudut ABC... (i) Padahal sudut ABC + sudut CBD = 80 (bepeluus) sudut CBD = 80 sudut ABC... (ii) Selanjutnya sudut CBD disebut sudut lua segitiga ABC. Bedasakan pesamaan (i) dan (ii) dipeolehsudut CBD = sudut BAC + sudut ACB. Dai uaian di atas dapat disimpulkan sebagai beikut. Besa sudut lua suatu segitiga sama dengan jumlah dua sudut dalam yang tidak bepeluus dengan sudut lua tesebut. Bedasakan gamba beikut, tentukan nilai x dan y. Penyelesaian: x = 80 (sudut dalam segitiga) 40 + x = 80

29 x = x = 40 x + y = 80 (bepeluus) 40 + y = 80 y = y = 40 Jadi, nilai x = 40 dan y = 40.

30 BAB 9 GRAFIK TRIGONOMETRI Gafik dai fungsi tigonometi bebentuk kuva peiodik. Hal ini dapat dibuktikan dengan bantuan tuunan (tidak dibuktikan di sini). Untuk fungsi sinus dan cosinus, gafiknya memiliki nilai maksimum dan minimum. Hal ini dikaenakan nilai dai y = sin A dan y = cos B memiliki nilai maksimum, dan nilai minimum. Beikut ini ditunjukkan langkah-langkah untuk menggamba gafik y = sin x.. Tentu saja lukislah diagam Catesius pada ketas bepetak. Kemudian daftalah sudut-sudut istimewa untuk dijadikan nilai x, sepeti telihat pada gamba di bawah ini.

31 2. Lukislah titik-titik pasangan beuutan (x, y) di atas pada koodinat Catesius.

32 3. Hubungkan titik-titik tesebut dengan kuva halus (kontinu). Langkah-langkah di atas meupakan caa untuk melukis gafik fungsi y = sin x. Untuk membuat gafik fungsi tigonometi yang lain, lakukan langkah-langkah yang seupa. Bagaimana melukis gafik fungsi sinus yang dimodifikasi? Misalnya, y = sin x +, y = 3 sin x, y = sin 2x, dan y = 3 sin 2x. Pehatikan Tips dan Tik beikut.

33 BAB 0 PERSAMAAN TRIGONOMETRI Pesamaan tigonometi adalah suatu pesamaan yang mengandung satu atau lebih fungsi tigonometi. Contoh : Teknik dasa untuk menyelesaikan pesamaan tigonometi adalah menggunakan identitas tigonometi dan teknik aljaba untuk mengubah suatu pesamaan tigonometi menjadi bentuk yang lebih sedehana. Contoh : ( membagi kedua uas dengan 2) (ingat identitas : kaena, maka solusinya adalah. dimana k adalah bilangan bulat. Contoh 2 : Tentukan himpunan penyelesaian dai pesamaan, pada inteval. Jawab :. ( ).

34 , (ingat ) atau untuk, penyelesaiannya. untuk, penyelesaiannya Jadi Himpunan penyelesaiannya adalah Contoh 3 :. Tentukan penyelesaian dai, untuk Jawab : atau

35 BAB PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI A. Caa menggunakan petidaksamaan tigonometi mencai haga nol sama dengan caa menyelesaikan pesamaan tigonometi diselesaikan dengan menggunakan gais bilangan Contoh:. Selesaikan sin 2x < cos x untuk 0 x 360 Caa: sin 2x cos x < 0 2 sin x.cos x cos x < 0 cos x.(2 sin x ) < 0 haga nol: cos x = 0 cos x = cos 90 x = 90 + k.360 atau x = 90 + k.360 k = 0 x = 90 k = x = sin x = 0 2 sin x =

36 sin x = ½ sin x = sin 30 x = 30 + k.360 atau x = (80 30) + k.360 k = 0 x = 30 x = 50 + k.360 k = 0 x = 50 Membei tanda (+) dan (-) pada gais bilangan: Jika x = 80 maka sin 2.80 cos 80 = sin 360 cos 80 = 0 ( ) = (+) Jadi gais bilangannya: kaena yang diminta kuang dai (<) 0, maka yang diasi adalah bagian-bagian yang betanda (-) Sehingga HP-nya: {0 x < 30 atau 90 < x < 50 atau 270 < x 360 } Ini adalah salah satu contoh penyelesaian dai petidaksamaan. Tentukan himpunan penyelesaian dai petidaksamaan beikut, dengan 0 0 x sin x + cos x Penyelesaian : sin x + cos x 0 sin x cos x + = 0 sin x + = cos x sin 2 x + 2 sin x + = cos 2 x sin 2 x + 2 sin x + = sin 2 x 2 sin 2 x + 2 sin x = 0 2 sin x ( sin x + ) = 0

37 2 sin x = 0 V sin x = - sin x = 0 x = k kuadan I sin x = sin ( k ) x = k kuadan II sin x = sin ( k ) x = k x = 0 0, sin cos 0 0 hasilnya nol x = 90 0, sin cos 90 0 hasilnya positif x = 80 0, sin cos 80 0 hasilnya positif x = 270 0, sin cos hasilnya nol x = 300 0, sin cos hasilnya negatif x = 360 0, sin cos hasilnya nol Jadi, Hp = { x 0 0 < x < } 0 + +

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri tigonometi 4.1 Pebandingan Tigonometi 0 Y x P(x,y) y X x disebut absis y disebut odinat jai-jai sudut positif diuku dai sumbu X belawanan aah putaan jaum jam Definisi : = x + y sin = y cos = x tan = y

Lebih terperinci

Perbandingan dan Fungsi Trigonometri

Perbandingan dan Fungsi Trigonometri Pebandingan dan Fungsi Tignmeti Standa Kmpetensi Memahami knsep pebandingan, fungsi, pesamaan dan identitas tignmeti, atuan sinus dan ksinus seta menggunakan dalam pemecahan masalah Kmpetensi Dasa. Melakukan

Lebih terperinci

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran Kuikulum 03 Kelas X matematika WAJIB IDENTITAS TRIGONOMETRI Tujuan Pembelajaan Setelah mempelajai matei ini, kamu dihaapkan memiliki kemampuan beikut.. Memahami jenis-jenis identitas tigonometi.. Dapat

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas

TRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas TRIGONOMETRI Untuk SM dan Sedeajat Husein Tampomas Penebit 0 Husein Tampomas, Tigonometi, Unntuk SM dan Sedeajat, 018 PENGERTIN 1 PENGNTR KE FUNGSI TRIGONOMETRI Dalam bahasa Yunani, tigonometi tedii dai

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2. Identitas Trigonometri

Kegiatan Belajar 2. Identitas Trigonometri Kegiatan Belaja A. Tujuan Pembelajaan Setelah mempelajai kegiatan belaja, dihaapkan siswa dapat a. Menggunakan identitas tigonometi dalam penelesaian b. Membuktikan identitas tigonometi sedehana dengan

Lebih terperinci

Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para siswa SMA/SMK. Cirebon, Oktober 2013.

Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para siswa SMA/SMK. Cirebon, Oktober 2013. Kata Penganta Puji suku kami panjatkan ke hadiat Tuhan Yang Maha Esa atas kaunia dan hidaah-na, sehingga kami dapat menusun modul ini. Modul ini disusun semaksimal mungkin untuk memenuhi tugas mata kuliah

Lebih terperinci

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran)

Geometri Analitik Bidang (Lingkaran) 9 Geometi nalitik idang Lingkaan) li Mahmudi Juusan Pendidikan Matematika FMIP UNY) KOMPETENSI Kompetensi ang dihaapkan dikuasai mahasiswa setelah mempelajai ab ini adalah sebagai beikut. Menjelaskan pengetian

Lebih terperinci

1 Sistem Koordinat Polar

1 Sistem Koordinat Polar 1 Sistem Koodinat ola ada kuliah sebelumna, kita selalu menggunakan sistem koodinat Katesius untuk menggambakan lintasan patikel ang begeak. Koodinat Katesius mudah digunakan saat menggambakan geak linea

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal ii Dapublic BAB 7 Koodinat Pola Sampai dengan bahasan sebelumna kita membicaakan fungsi dengan kuva-kuva ang digambakan dalam koodinat

Lebih terperinci

DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA SMK JENJANG DASAR TAHUN

DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA SMK JENJANG DASAR TAHUN I TU URI HANDAY AN TW DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA SMK JENJANG DASAR TAHUN 009 Tigonometi Matiks GY A Y O M AT E M A T AK A R Makaban, M.Si. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaatno Sudiham Studi Mandii Fungsi dan Gafik Difeensial dan Integal oleh Sudaatno Sudiham i Dapublic Hak cipta pada penulis, 010 SUDIRHAM, SUDARYATNO Fungsi dan Gafik, Difeensial dan Integal Oleh: Sudaatmo

Lebih terperinci

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola Bab Sumbe: www.contain.ca Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Sekolah Dasa, kamu telah mengenal bangun-bangun uang sepeti tabung, keucut, dan bola. Bangun-bangun uang tesebut akan kamu pelajai kembali pada bab

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

6. Fungsi Trigonometri Sudaryatno Sudirham

6. Fungsi Trigonometri Sudaryatno Sudirham 6. Fungsi Tignmeti Sudaatn Sudiham 6.. Peubah Bebas Besatuan Deajat Beikut ini adalah fungsi-fungsi tignmeti dengan sudut θ sebagai peubah-bebas. = sin θ; = cs θ sin θ cs θ 3 = tan θ = ; 4 = ct θ = cs

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan B a b 4 Geak Melingka Sumbe: www.ealcoastes.com Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat meneapkan konsep dan pinsip kinematika dan dinamika benda titik dengan caa menganalisis besaan Fisika pada geak

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MGMP MATEMATIKA SMP KOTA MALANG BANGUN RUANG SISI LENGKUNG MODUL/BAHAN AJAR KELAS 9 PENYUSUN Ds.WIJANARKO EDITOR ANIK SUJIATI,S.Pd. MM BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB 2BANGUN RUANG SISI LENGKUNG Setelah

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN TRIGONOMETRI SUDUT BERELASI KUADRAN I

SOAL DAN PEMBAHASAN TRIGONOMETRI SUDUT BERELASI KUADRAN I SOAL DAN PEMBAHASAN TRIGONOMETRI SUDUT BERELASI KUADRAN I Trigonometri umumnya terdiri dari beberapa bab yang dibahas secara bertahap sesuai dengan tingkatannya. untuk kelas X, biasanya pelajaran trigonometri

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika

PENGUKURAN. Disampaikan pada Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika PENGUKURAN Disampaikan pada Diklat Instuktu/Pengembang Matematika SD Jenjang Lanjut Tanggal 6 s.d. 9 Agustus 004 di PPPG Matematika Oleh: Da. Pujiati,M. Ed. Widyaiswaa PPPG Matematika Yogyakata =================================================================

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Segitiga Data 1. engetian Segitiga Dibeikan tiga buah titik A, B, dan C yang tidak segais. Titik A dihubungkan dengan titik B, titik B dihubungkan dengan titik C, dan titik C dihubungkan

Lebih terperinci

Vol. 3, No. 1, Juni 2007: INVERSI DAN TITIK-TITIK HARMONIS

Vol. 3, No. 1, Juni 2007: INVERSI DAN TITIK-TITIK HARMONIS Vol. 3, No. 1, Juni 007: 7884 INVERSI DAN TITIK-TITIK HARMONIS Himmawati P.L dan Catuiyati Juusan Pendidikan Matematika FMIPA Univesitas Negei Yogyakata Abstact Given a cicle cente O and adius in R, the

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan

Kata. Kunci. E ureka. A Gerak Melingkar Beraturan Kata Kunci Geak melingka GM (Geak Melingka eatuan) GM (Geak Melingka eubah eatuan) Hubungan oda-oda Pada bab sebelumnya, kita sudah mempelajai geak luus. Di bab ini, kita akan mempelajai geak dengan lintasan

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI BAB 7. A. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku

TRIGONOMETRI BAB 7. A. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku BAB 7 TRIGONOMETRI A. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku Gambar disamping menunjukkan segitiga dengan besar sudut α o c a Sisi di hadapan sudut siku-siku yaitu sisi c disebut sisi miring

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SOAL SOAL INSTALASI CAHAYA

PENYELESAIAN SOAL SOAL INSTALASI CAHAYA PENYELESAAN SOAL SOAL NSTALAS CAHAYA 1. Sebuah lampu pija dai W dengan flux Cahaya spesifik 16 lm/w ditempatkan dalam sebuah bola kaca putih susu. Kacanya meneuskan 75% dai flux Cahaya lampu. Kalau luminansi

Lebih terperinci

II. KINEMATIKA PARTIKEL

II. KINEMATIKA PARTIKEL II. KINEMATIKA PARTIKEL Kinematika adalah bagian dai mekanika ang mempelajai tentang geak tanpa mempehatikan apa/siapa ang menggeakkan benda tesebut. Bila gaa penggeak ikut dipehatikan, maka apa ang dipelajai

Lebih terperinci

Ukuran Sudut. Perbandingan trigonometri. 1 putaran = 360 derajat (360 ) = 2π radian. Catatan:

Ukuran Sudut. Perbandingan trigonometri. 1 putaran = 360 derajat (360 ) = 2π radian. Catatan: Ukuran Sudut 1 putaran = 360 derajat (360 ) = 2π radian Perbandingan trigonometri Catatan: Sin = sinus Cos = cosinus Tan/Tg = tangens Sec = secans Cosec/Csc = cosecans Cot/Ctg = cotangens Dari gambar tersebut

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI

PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI E Gaik Funsi Tionometi Untuk memahami unsi tionometi secaa umum, telebih dahulu kita akan membahas aik unsi tionometi dasa, aitu aik unsi = sin, = cos dan = tan Gaik

Lebih terperinci

Bab II. Konsep Dasar

Bab II. Konsep Dasar Bab II Konsep Dasa Konsep dasa mengenai gaf dan jaingan dikutip dai Bondy dan Muty [1], Diestel [2], dan Fleische [3]. Beikut ini dibeikan bebeapa notasi himpunan untuk memudahkan pendefinisian gaf dan

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis, 8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI. B Nilai Perbandingan Trigonometri Sudut Istimewa

TRIGONOMETRI. B Nilai Perbandingan Trigonometri Sudut Istimewa TRIGONOMETRI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI A Nilai Perbandingan Trigonometri Perhatikan segitiga berikut! Y Sin = r y Cosec = y r r y Cos = r x Sec = x r O x X Tan = x y Cotan = y x Selanjutnya nilai perbandingan

Lebih terperinci

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya

Bab 2 Gravitasi Planet dalam Sistem Tata Surya PEA KONSEP Bab Gavitasi Planet dalam Sistem ata Suya Gavitasi Gavitasi planet Hukum Gavitasi Newton Hukum Keple Menentukan massa bumi Obit satelit bumi Hukum I Keple Hukum II Keple Hukum III Keple 0 Fisika

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA RUMUS TRIGONOMETRI

LEMBAR AKTIVITAS SISWA RUMUS TRIGONOMETRI NAMA : KELAS : A. RUMUS PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN SUDUT TRIGONOMETRI 1. Rumus Penjumlahan dan Pengurangan Sin dan Cos Kegiatan 1 Perhatikan segitiga ABC di Samping! LEMBAR AKTIVITAS SISWA RUMUS TRIGONOMETRI

Lebih terperinci

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik MDAN LISTRIK Medan listik akibat muatan titik Medan listik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listik Mach 7 Definisi Medan Listik () Medan listik pada muatan uji q didefinisikan sebagai gaya listik pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Pendahuluan Bedasakan tujuan penelitian ini, yaitu mendapatkan ekspektasi banyaknya komponen listik moto yang akan diganti bedasakan Renewing Fee Replacement Waanty dua dimensi,

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika Univesitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Kompute Teknik Infomatika Integal Gais Integal Gais Definisi Integal gais Integal gais di bidang Misalkan pesamaan paamete kuva mulus ( di bidang (t (t ; a

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI Matematika

TRIGONOMETRI Matematika TRIGONOMETRI FTP UB Pokok Bahasan Sudut Identitas Trigonometrik Rumus Trigonometrik Fungsi Trigonometrik Pokok Bahasan Sudut Identitas Trigonometrik Rumus Trigonometrik Fungsi Trigonometrik Sudut Rotasi

Lebih terperinci

Penggunaan Hukum Newton

Penggunaan Hukum Newton Penggunaan Hukum Newton Asumsi Benda dipandang sebagai patikel Dapat mengabaikan geak otasi (untuk sekaang) Massa tali diabaikan Hanya ditinjau gaya yang bekeja pada benda Dapat mengabaikan gaya eaksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negei 10 Salatiga yaitu pada kelas VII D dan kelas VII E semeste genap tahun ajaan 2011/2012.

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI Pengertian Sinus, Cosinus dan Tangen Hubungan Fungsi Trigonometri :

TRIGONOMETRI Pengertian Sinus, Cosinus dan Tangen Hubungan Fungsi Trigonometri : SMA - TRIGONOMETRI Pengertian Sinus, Cous dan Tangen Sin r y r y Cos r x x Tan x y Hubungan Fungsi Trigonometri :. + cos. tan 3. sec cos cos 4. cosec 5. cotan cos 6. tan + sec + cos + cos cos cos cos tan

Lebih terperinci

Bab 5. Perbandingan dan Fungsi Trigonometri. Materi Pembelajaran: Tujuan Pembelajaran:

Bab 5. Perbandingan dan Fungsi Trigonometri. Materi Pembelajaran: Tujuan Pembelajaran: Bab 5 Perbandingan dan Fungsi Trigonometri Materi Pembelajaran: Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku. Hubungan Perbandingan Trigonometri Nilai Perbandingan Trigonometri Sudut Istimewa Pengukuran

Lebih terperinci

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Garis

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Garis Pogam Pekuliahan Dasa Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integal Gais [MA] Integal Gais Definisi Integal gais Integal gais di bidang Misalkan pesamaan paamete kuva mulus ( di bidang (t (t ; a t b maka

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

SMAN 1 BONTOA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2009 MATEMATIAK IPA

SMAN 1 BONTOA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2009 MATEMATIAK IPA SMAN 1 BONTOA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2009 MATEMATIAK IPA SMAN 1 BONTOA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL 2009 MATEMATIAK IPA PETUNJUK: Jawablah soal di bawah ini dengan membeikan tanda silang (X) pada huuf a,

Lebih terperinci

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH 48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah

Lebih terperinci

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1 BAB 11 GRAVITASI Hukum gavitasi univesal yang diumuskan oleh Newton, diawali dengan bebeapa pemahaman dan pengamatan empiis yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Mula-mula Copenicus membeikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL "We are the first of the fastest online solution of mathematics" 009 SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 008 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 009 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL Bidang

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi Pepindahan Sudut Riview geak linea: Pepindahan,

Lebih terperinci

BAB 3 TRIGONOMETRI. Gambar 3.1

BAB 3 TRIGONOMETRI. Gambar 3.1 Standar Kompetensi BAB TRIGONOMETRI Menurunkan rumus trigonometri dan penggunaannya. Kompetensi Dasar. Menggunakan rumus sinus dan kosinus jumlah dua sudut, selisih dua sudut, dan sudut ganda untuk menghitung

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Mata Pelajaan : Matematika Kelas/Semeste :X/ Matei pokok : Identitas Tigonometi Alokasi Waktu : JP ( @ 45 menit ) A. Kompetensi Inti Kompetensi Sikap

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA Pembahasan Soal SIMAK UI 0 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Matematika IPA Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pembahasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

Buku Pendalaman Konsep. Trigonometri. Tingkat SMA Doddy Feryanto

Buku Pendalaman Konsep. Trigonometri. Tingkat SMA Doddy Feryanto Buku Pendalaman Konsep Trigonometri Tingkat SMA Doddy Feryanto Kata Pengantar Trigonometri merupakan salah satu jenis fungsi yang sangat banyak berguna di berbagai bidang. Di bidang matematika sendiri,

Lebih terperinci

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 9 Maret Pekan Ke-1, 2009 Nomor Soal: 81-90

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 9 Maret Pekan Ke-1, 2009 Nomor Soal: 81-90 Slusi Pengayaan Matematika disi 9 Maet Pekan Ke-, 009 Nm Sal: 8-90 8. Pehatikan diagam beikut ini yang menunjukkan denah jalan emaa di Pagelaan g. Jaak jalan = 00 m, = 00 m, ke ke = 00 m. Jalan dan jalan

Lebih terperinci

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com Geak Melingka Gavitasi Kinematika Geak Melingka Beatuan Sebuah benda yang begeak membentuk suatu lingkaan dengan laju konstan v dikatakan mengalami geak melingka beatuan. Besa kecapatan dalam hal ini tetap

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

TRIGONOMETRI 3. A. Aturan Sinus dan Cosinus 11/20/2015. Peta Konsep. A. Aturan Sinus dan Kosinus. Nomor W4801 Aturan Sinus

TRIGONOMETRI 3. A. Aturan Sinus dan Cosinus 11/20/2015. Peta Konsep. A. Aturan Sinus dan Kosinus. Nomor W4801 Aturan Sinus Jurnal Materi Umum Perbandingan dan Trigonometri Peta Konsep Peta Konsep Daftar Hadir Materi SoalLatihan TRIGONOMETRI 3 Kelas XI, Semester 4 A. Aturan Sinus dan Kosinus Ukuran Sudut Perbandingan trigonometri

Lebih terperinci

Gerak melingkar beraturan

Gerak melingkar beraturan 13/10/01 Geak melingka beatuan geak melingka beatuan adalah geak dimensi dengan laju tetap, Aahnya beubah kecepatan beubah v i = vekto kecepatan awal v f = vekto kecepatan akhi θ = pepindahan sudut Gamba

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN 1. MOMENTUM LINEAR Momentum sebuah patikel adalah sebuah vekto P yang didefinisikan sebagai pekalian antaa massa patikel m dengan kecepatannya, v, yaitu: P = mv (1) Isac Newton

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Keangka Pemikian Konseptual Setiap oganisasi apapun jenisnya baik oganisasi non pofit maupun oganisasi yang mencai keuntungan memiliki visi dan misi yang menjadi uh dalam setiap

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai

Lebih terperinci

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 9 Maret Pekan Ke-1, 2008 Nomor Soal: 81-90

Solusi Pengayaan Matematika Edisi 9 Maret Pekan Ke-1, 2008 Nomor Soal: 81-90 Slusi Pengayaan Matematika disi 9 Maet Pekan Ke-, 008 Nm Sal: 8-90 8. ua ubin pesegi dai sisi 30 cm ditempatkan pada pjk dai satu pusat yang lain. uas daeah yang diasi adalah.... 900 cm. 35 cm. 5 cm. 5

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-321) Topik hai ini (minggu 7) Geak Rotasi Kinematika Rotasi Dinamika Rotasi Kekekalan Momentum Sudut Geak Menggelinding Kinematika Rotasi RIVIEW Riview geak linea: Pepindahan, kecepatan,

Lebih terperinci

LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) PERBANDINGAN FUNGSI, PERSAMAAN, DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI

LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) PERBANDINGAN FUNGSI, PERSAMAAN, DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI L - W (Lembar ktivitas Warga elajar) PERNDINGN FUNGSI, PERSMN, DN IDENTITS TRIGONOMETRI Oleh: Hj. IT YULIN, S.Pd, M.Pd MTEMTIK PKET C TINGKT V DERJT MHIR 1 SETR KELS X Created y Ita Yuliana 51 Perbandingan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Instrumen Penelitian 1.1 RPP Kelas Eksperimen Pertama 1.2 RPP Kelas Eksperimen Kedua 1.3 LKS Kelas Eksperimen Pertama 1.

Lampiran 1. Instrumen Penelitian 1.1 RPP Kelas Eksperimen Pertama 1.2 RPP Kelas Eksperimen Kedua 1.3 LKS Kelas Eksperimen Pertama 1. Lampiran 1. Instrumen Penelitian 1.1 RPP Kelas Eksperimen Pertama 1.2 RPP Kelas Eksperimen Kedua 1.3 LKS Kelas Eksperimen Pertama 1.4 LKS Kelas Eksperimen Kedua 1.5 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1

FISIKA DASAR II. Kode MK : FI SKS : 3 Program Studi : Fisika Instrumentasi (S-1) Kelas : Reguler MATERI 1 FISIKA DASAR II Kode MK : FI 0 SKS : 3 Pogam Studi : Fisika Instumentasi (S-) Kelas : Regule MATERI TA 00/0 KRITERIA PENILAIAN Jika kehadian melampaui 75 %, Nilai Akhi mahasiswa ditentukan dai komponen

Lebih terperinci

(A) (B) (C) (D) (E) Nilai... (A) 5 (B) 4 (C) 3

(A) (B) (C) (D) (E) Nilai... (A) 5 (B) 4 (C) 3 p 01 Jika p dan maka 5 0. 0. 04. (A) 5/7 5/6 4/7 (D) 4/6 (E) /4 (A) 0 (D) (E) (A) (D) (E) p Nilai... (A) 5 4 (D) (E) 1 0,65 Hasil dai adalah... 0,875 0,5 0,15 16 0,5... / /4... / 4/ a b a b ab a ab b ab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET

HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI DAN GERAK PLANET HUKUM NEWTON TENTANG GAVITASI DAN GEAK PLANET Kompetensi Dasa 3. Mengevaluasi pemikian diinya tehadap keteatuan geak planet dalam tatasuya bedasakan hukum-hukum Newton Penahkah Anda mempehatikan dan memikikan

Lebih terperinci

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor

IV. STABILITAS LERENG. I. Umum Lereng alam Bukit Galian Basement Lereng buatan Timbunan tanggul jalan bendung. Dorong membuat tanah longsor IV. STABILITAS LERENG I. Umum Leeng alam Bukit Galian Basement Leeng buatan Timbunan tanggul jalan bendung Gaya-gaya d o o n g Doong membuat tanah longso Lawan kuat gese tanah - Beat sendii tanah (γ b,

Lebih terperinci

Trigonometri. Trigonometri

Trigonometri. Trigonometri Penggunaan Rumus Sinus dan Cosinus Jumlah Dua Sudut, Selisih ; Dua Sudut, dan Sudut Ganda Rumus Jumlah dan Selisih Sinus dan Cosinus ; Menggunakan Rumus Jumlah dan Selisih Sinus dan Cosinus ; Pernahkah

Lebih terperinci

SUDUT DAN GARIS GARIS SEJAJAR

SUDUT DAN GARIS GARIS SEJAJAR SUDUT DAN GARIS GARIS SEJAJAR Seorang pemain sepak bola dari club tranmere, dave challinor, memegang rekor dunia untuk pelemparan bola terjauh dengan jarak 46,34 m. Untuk mencapai jarak lemparan maksimum,

Lebih terperinci

MAKALAH MATEMATIKA TRIGONOMETRI

MAKALAH MATEMATIKA TRIGONOMETRI MAKALAH MATEMATIKA TRIGONOMETRI DISUSUN OLEH : Nama Kelompok : Nurul Fadhila Larasati Nur Faizah Mujahidah Azzam Safitri Ramadhani Sitti Masyita Sitti Rabithatul Jannah Kelas Guru Mata Pelajaran : XI IPA

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh 44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian 7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa

Lebih terperinci

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut: Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

dimana merupakan kecepatan sudut. maka hubungan antara gaya sentripetal dan kecepatan sudut adalah berbanding lurus.

dimana merupakan kecepatan sudut. maka hubungan antara gaya sentripetal dan kecepatan sudut adalah berbanding lurus. Ulangan Bab 4 I. Petanyaan Teoi. Jika uatu benda begeak melingka beatuan, kemanakah aah pecepatannya dan gaya entipetalnya? Tulikan hubungan antaa gaya entipetal dengan kecepatan udut benda teebut! Pembahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS MODUL 1 Teori Bilangan Bilangan merupakan sebuah alat bantu untuk menghitung, sehingga pengetahuan tentang bilangan, mutlak diperlukan. Pada modul pertama ini akan dibahas mengenai bilangan (terutama bilangan

Lebih terperinci

V. FUNGSI TRIGONOMETRI DAN FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI

V. FUNGSI TRIGONOMETRI DAN FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI V. FUNGSI TRIGONOMETRI DAN FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI 5.1 Pendahuluan A. Tujuan Setelah mempelajari bagian ini diharapkan mahasiswa dapat: 1. menyebutkan definisi sinus, cosinus dan tangen dalam segitiga

Lebih terperinci

GEOMETRI DAN PENGUKURAN. Oleh: Al. Krismanto, M.Sc

GEOMETRI DAN PENGUKURAN. Oleh: Al. Krismanto, M.Sc GEOMETRI N PENGUKURN Oleh: l. Kismanto, M.Sc 1 I. PENHULUN. Memahami pengetian dan penyataan Kita mengenal penalaan induktif dan deduktif. Penalaan induktif beangkat dai hal-hal khusus sehingga dapat digenealisasikan.

Lebih terperinci

ATURAN-ATURAN DASAR GAMBAR TEKNIK

ATURAN-ATURAN DASAR GAMBAR TEKNIK TURN-TURN DSR GMR TEKNIK. HURUF dan NGK TEKNIK Huuf dan angka yang biasa digunakan dalam gamba teknik ada dua type, yaitu :. Type ( Tegak/miing 75 0 ) : Untuk huuf besa/kapital, tebal gais /4 h, dimana

Lebih terperinci

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL

Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 013 CALON TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 014 Prestasi itu diraih bukan didapat!!! SOLUSI SOAL Bidang Matematika Disusun oleh : 1. 94 + 013 = a + b 013 = 61

Lebih terperinci