BAB III ANALISIS JALUR
|
|
- Hendri Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III ANALISIS JALUR. Pendahuluan Analisis Jalu adalah suatu eluasan dai model egesi yang digunaan untu menguji ecocoan dai matis oelasi tehada dua atau lebih model ausal yang sedang dibandingan dan untu membeian enjelasan yang daat diteima dai oelasi yang diamati dengan membuat model-model hubungan sebab aibat antaa vaiabel. Teni ini etama ali dieenalan oleh Sewall Wight ada tahun 94 sebagai alat untu mengaji hubungan anta vaiabel dalam odusi tena. Namun eneaannya seaang meluas e bidang-bidang lain, seeti genetia teaan dan eonomi. Dalam analisis jalu tedaat bebeaa asumsi yang elu diehatian yaitu:. Hubungan antaa vaiabel haus meuaan hubungan linea dan aditif.. Semua vaiabel esidu tida memunyai oelasi satu sama lain.. Pola hubungan antaa vaiabel adalah eusif. 4. Vaiabel diuu dalam sala inteval. 5. Memilii multiolineaitas yang lemah, yang beati hubungan linea yang asti antaa vaiabel yang menjelasan dai model egesi memilii hubungan yang lemah. 6. Sesifiasi model yang teat untu menginteetasi oefisien jalu.
2 0. Diagam Jalu Aabila diunyai seeangat esamaan, yaitu: Y = f (X,,X q ;a,,a ) Y = f (X,,X q ;a,,a ) (.) M Y = f (X,,X q ;a,,a ) yang mengisyaatan hubungan ausal Y,,Y atas X,,X. Aabila setia vaiabel Y secaa uni eadaannya ditentuan atau disebaban oleh seeangat vaiabel X, maa esamaan itu disebut esamaan stutual, modelnya disebut model stutual dan gambaan yang memelihatan stutu hubungan ausal antaa vaiabel disebut dengan diagam jalu atau diagam alu (ath diagam). Pada saat menggambaan diagam jalu ada bebeaa ejanjian: a Hubungan anta vaiabel digambaan oleh ana anah yang bisa beeala tunggal atau single headed aow, ada yang beeala dua atau double headed aow. b Panah yang beeala satu menunjuan engauh. Jia ada (dua) buah vaiabel dan menuut teoi X memengauhi X maa gambanya adalah X X Gamba.. Pengauh X tehada X vaiabel yang digambaan ada ujung anah meuaan vaiabel aibat (esogenus), sedangan vaiabel yang etama digambaan disebut vaiabel enyebab (endogenus).
3 a. Hubungan sebab aibat meuaan hubungan yang mengiuti hubungan asimeti, tetai ada emunginan bahwa hubungan ausal itu menggambaan hubungan timbal bali. Jadi jia ada vaiabel X dan X. X bisa memengauhi X, atau X bisa memengauhi X. Gambanya adalah X X Gamba.. Hubungan timbal bali b. Bisa tejadi hubungan antaa X dan X meuaan hubungan oelatif, eadaan seeti ini anahnya beeala dua dan gambanya adalah X Gamba.. Hubungan oelatif c. Vaiabel lainnya yang tida bisa digambaan (tida bisa diuu) dielihatan oleh suatu vaiabel tetentu disebut esidu dan dibei simbol dengan ε. X Aabila diunyai model egesi linea ganda yang secaa matematia dinyataan dalam esamaan beiut ini : Y = β + β X + + β X + ε (.) 0... Andaian diunyai tiga buah vaiabel bebas yaitu X, X dan X, maa secaa stutual, model egesi daat digambaan dalam diagam jalu sebagai beiut:
4 X X Y X Gamba.4 Diagam jalu yang menyataan hubungan ausal dai X, X, X e Y Gamba.4 menunjuan bahwa dalam diagam jalu di atas tedaat tiga buah vaiabel esogenus, yaitu X, X, X dan sebuah vaiabel endogenus Y seta sebuah vaiabel esidu ε. Hubungan X dengan Y, X dengan Y, dan X dengan Y adalah hubungan ausal, sedangan hubungan X dengan X, X dengan X, dan X dengan X adalah hubungan oelasional. Bentu esamaan stutualnya adalah: Y = X + X + X + ε (.) YX YX YX. Koefisien Jalu Koefesien jalu adalah oefesien egesi standa atau disebut beta yang menunjuan engauh langsung dai suatu vaiabel enyebab tehada vaiabel aibat dalam suatu model jalu tetentu. Koefisien jalu dibei simbol ij dengan i menyataan aibat (vaiabel ta bebas) dan j menyataan enyebab (vaiabel bebas). (Sudjana 00: 97). Pehatian gamba.5.
5 X x x x ε X x x x ε X Gamba.5 Diagam Jalu Vaiabel X, X dengan X Pada gamba.5 uadat oefisien jalu ( X X ) menyataan engauh langsung dai X e X. Kuadat oefisien jalu ( X X ) menyataan engauh langsung dai X e X. Kuadat oefisien jalu( XX ) menyataan engauh langsung dai X e X, demiian ula uadat oefisien ( x ε ) dan ( x ε ) masing-masing menyataan engauh langsung dai vaiabel esidual ε e vaiabel X dan vaiabel esidual ε e vaiabel X. Selain engauh langsung, tedaat ula engauh tida langsung antaa vaiabel esogenus tehada vaiabel endogenus. Pada gamba diatas tedaat engauh tida langsung vaiabel X tehada vaiabel X melalui vaiabel X. Vaiabel X adalah vaiabel esogenus, dimana vaiabel ini diengauhi vaiabel yang tida masu dalam gamba.5. Aibatnya, anga bau z untu vaiabel bebas ini hanya dinyataan oleh suu esidual ε yani Z = ε. Pesamaan anga bau z untu vaiabel X adalah sebagai beiut:
6 4 Z = Z + ε. Peneaan yang sama untu vaiabel ta bebas X aan dieoleh sistem eusif beiut : Z Z = ε = Z + ε Z = Z + Z + ε (.) Kaena haga-haga vaiabel dinyataan dalam anga bau, maa untu n buah engamatan aan belau: hj Z hz j n i = = (.4) dimana adalah banyanya vaiabel. (Sudjana, 00:98-99). Dai sistem esamaan yang menghubungan ij dan ij daat dilihat adanya efe langsung dan ta langsung, misalnya = + dengan menggantian = sehingga dieoleh = + yang beati bahwa oefisien oelasi antaa X dan X tedii dai dua omonen yaitu efe langsung vaiabel X tehada tehada X melalui vaiabel X ( ) dan efe tida langsung vaiabel X X ( ) = =. Hal ini daat dilihat dai aah-aah ana anah dalam gamba.5. (Sudjana, 00:99-0). Besanya engauh total vaiabel esogen tehada endogen adalah enjumlahan besanya engauh langsung dengan besanya engauh tida langsung. Koefisien jalu adalah oefisien yang tida memunyai satuan, oleh aena itu secaa elatif bisa sealigus mengambil esimulan bahwa semain besa oefisien jalu maa secaa elatif semain besa ula engauh yang dibeian vaiabel itu.
7 5.4 Peneaan Konse Matis Dalam Analisis Jalu Peneaan onse matis dalam analisi jalu betujuan untu menyedehanaan enulisan esamaan yang dihasilan oleh diagam jalu dan mememudah ehitungan untu mencai oefisien-oefisien jalu. Pehatian model esamaan eusif beiut: Y = Z + Z + + Z + ε ε (.5) si Y i Y i... Y i Y s Keteangan: Y si : Vaiabel ta bebas (Y) dalam anga bau Z : Koefisien jalu dai Yi ji Z ji e Y Z : Vaiabel bebas ( X ) dalam anga bau ji ji Y ε : Koefisien jalu dai ε e Y ε s : Vaiabel esidual dalam anga bau Z Y Y Z Y Y M Y Z Gamba.6 Diagam Jalu Multiel dengan Vaiabel Esogenus
8 6 Dai esamaan model egesi ada esamaan (.5) didaatan hubungan oelasi antaa Y dan Z. Y Yi i i= ρ = o(y,z ) = ov( Z Z ) (.6) Bedasaan esamaan (.5) dan (.6) didaatan hubungan ρ = ρ =,,, (.7) Y Yi i i= Misalan ρ ZY = [ ρy ρ Y... ρ Y ], ZZ { i} ρ = ρ meuaan matis uadat beuuan, dan Y = [ Y Y... Y ]. Pesamaan (.7) daat ditulis dalam notasi matis sebagai beiut: ρ ZY =ρzz Y (.8) aena matis - ρ ZZ meuaan matis nonsingula maa - Y =ρzz ρ ZY (.9) Untu mendaatan oefisien jalu vaiabel esidual, esamaan (.5) diambil nilai vaiansnya sebagai beiut: = Va(Y) = Va( Z + ε) i= Yi i Yε = i= = Yiρi Y + suu Yε (.0) = Yi + Yiρi Y + suu Yε i= i= =i+ ' - Yε = -ρ ZYρ ZZρ ZY ' = -ρ ZY Y
9 7 Ini adalah oefisien jalu uadat ( Yε ) bebas. (Johnson, 98:49-5). dai vaiabel esidual e vaiabel ta.5 Menghitung Koefisien Jalu Langah eja yang dilauan untu menghitung oefisien jalu adalah :. Gambaan dengan jelas diagam jalu yang menceminan oosisi hioteti yang diajuan, lenga dengan esamaan stutualnya sehingga bisa tama jelas vaiabel aa saja yang meuaan vaiabel esogenus dan aa yang menjadi vaiabel endogenusnya.. Menghitung matis oelasi anta vaiabel. X X L XX u X X L X Xu = M M O M X u X Xu X L. Identifiasi sub-stutu dan esamaan yang aan dihitung oefisien jalunya. Misalan tedaat buah vaiabel esogenus, dan sebuah vaiabel endogenus X u yang dinyataan oleh esamaan : X = X + X X + ε u X u X X u X X u X Kemudian hitung matis oelasi anta vaiabel esogenus yang menyusun sub-stutu tesebut X X L XX X X L X X = M M O M X X X X L
10 8 4. Menghitung matis inves oelasi vaiabel esogenus, dengan C C L C C L C O M C = 5. Menghitung oefisien jalu, dimana i =,,, ; X u X j Xu X C C L C X u X Xu X C C Xu X = L L O M L C Xu X X u X Untu mendaatan oefisien jalu esidual digunaan esamaan R YX... X + Y ε = = ε R Y YX... X dalam hal ini = YX... X YX i YX i i= R sedangan R YX... X meuaan oefisien yang menyataan deteminasi total dai semua vaiabel enyebab tehada vaiabel aibat.
11 9.6 Pengujian Koefisien Jalu Data yang digunaan untu menguji hiotesis osetual yang diemuaan dalam suatu enelitian meuaan data yang beasal dai sebuah samel beuuan n, sebelum mengambil esimulan mengenai hubungan ausal yang telah digambaan dalam diagam jalu, telebih dahulu diuji ebeatian untu setia oefisien jalu yang telah dihitung. Diagam jalu yang dieoleh bisa meuaan gambaan dai egesi linea ganda dan bisa juga dai egesi linea sedehana. Aabila diagam jalu yang dieoleh meuaan gambaan dai egesi linea ganda, maa engujian mengenai oefisien jalu ini dilauan dalam dua taha yaitu :. Secaa individu. Secaa eseluuhan.6. Pengujian Secaa Individual Untu mengetahui YX i yang mana sama dengan nol, atau untu menguji hiotesis onsetual yang diajuan, maa dilauan engujian secaa individual. Hiotesis statisti yang aan diuji H : 0 0 YX i = melawan H : 0 YX i Bentu hiotesis di atas tegantung ada hiotesis onsetual yang diajuan. Statisti uji yang digunaan ada engujian secaa individual adalah
12 0 t = YX i ( R... ) YXX X ii n C dimana : i =,,, = banyanya vaiabel esogenus dalam substutu yang sedang diuji mengiuti tabel distibusi t, dengan deajat bebas = n iteia engujian : H 0 ditola jia nilai hitung t lebih besa dai nilai tabel t. ( t0 ttabel( n ) ) >. (Niwana, 994:7).6. Pengujian Secaa Keseluuhan Hiotesis ada engujian secaa eseluuhan ini adalah : H : = = = = YX YX YX H seuang-uangnya ada sebuah 0 : YX i Statisti uji yang digunaan ada oefisien jalu secaa eseluuhan identi dengan menguji oefisien egesi secaa eseluuhan, yaitu : F = ( ) n R YX X... X ( RYX X... X ) Statisti uji di atas mengiuti distibusi F-Snedeco dengan deajat bebas υ = dan υ = n. (Niwana,994:5).
13 .7 Besanya Pengauh Vaiabel Esogenus tehada Vaiabel Endogenus Pengauh yang diteima oleh sebuah vaiabel endogenus dai dua atau lebih vaiabel esogenus, daat secaa sendii-sendii mauun secaa besama-sama. Pengauh secaa sendii-sendii (asial), bisa engauh langsung, bisa juga beua engauh tida langsung, yaitu melalui vaiabel esogenus yang lainnya. Menghitung besanya engauh langsung, engauh tida langsung seta engauh total vaiabel esogenus tehada vaiabel endogenus secaa asial, daat dilauan dengan umus : a. Besanya engauh langsung vaiabel esogenus tehada vaiabel endogenus sama dengan x ux i xu xi b. Besanya engauh tida langsung vaiabel esogenus tehada vaiabel endogenus sama dengan x u x i xu x i xu xi c. Besanya engauh total vaiabel esogenus tehada vaiabel endogenus adalah enjumlahan besanya engauh langsung dengan besanya engauh tida langsung = [ ] + [ ] xu xi xu xi xu xi xu xi xu xi
BAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diuaian bebeapa metode ang digunaan penulis dalam menelesaian tugas ahi ini. Adapun metode ang digunaan adalah analisis jalu, asumsi analisis jalu, deomposisi hubungan
Lebih terperinciBAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?
BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode
Lebih terperinciANALISIS JALUR FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KRIMINALITAS DI KOTA MANADO PATH ANALYSIS OF FACTORS CAUSE CRIME IN MANADO
ANALISIS JALUR FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KRIMINALITAS DI KOTA MANADO Chistian Y. Lumenta ), John S. Keenusa ), Djoni atidja ) ) Pogam Studi Matematia FMIPA Univesitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsat, Manado
Lebih terperinci4 Departemen Statistika FMIPA IPB
Suplemen Responsi Petemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 4 Depatemen Statistia FMIPA IPB Poo Bahasan Sub Poo Bahasan Refeensi Watu Ui Hipotesis Tiga Contoh atau Lebih Ui Fiedman (analisis agam dua-aah
Lebih terperinciKORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.
KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bedasakan pemasalahan, maka penelitian ini temasuk penelitian koelasional yang besifat deskiptif, kaena tujuan utama dai penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK. tempuh gelombang ultrasonik antara waktu upstream dan downstream untuk
BAB IV SIMULASI PENGUKURAN KECEPATAN ALIRAN 4. Waktu Temuh Gelombang Ultasonik Tansit time ultasoni flowmete memanfaatkan adanya ebedaan waktu temuh gelombang ultasonik antaa waktu usteam dan downsteam
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian landasan teori ini aan dibahas materi-materi aa saja yang menunjang materi yang dibahas ada bab selanjutnya. Adaun materi-materi tersebut adalah analisis variansi, metode
Lebih terperinciUJI BILANGAN PRIMA DENGAN GENERATOR 6n 1 PRIME NUMBER TESTING USING GENERATORS 6n 1
Bimafia, 009,, 0-06 UJI BILANGAN PRIMA DENGAN GENERATOR 6n PRIME NUMBER TESTING USING GENERATORS 6n Musaid Dahlan * Staff Pengaja Pogam Studi Matematia, FKIP Univesitas Daussalam Ambon Diteima -0-09 Tebit
Lebih terperinci1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH
48 Lampian ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP PERANAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 MEDAN Nama : Kelas : A. Petunjuk Pengisian. Bacalah
Lebih terperinciAde Reza Wijaya, Neva Satyahadewi, Setyo Wira Rizki INTISARI
Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Teaannya (Bimaste) Volume 06, No. 3(2017), hal 177 182. PERBANDINGAN METODE BENEFIT PRORATE TIPE CONSTANT DOLLAR DAN TIPE CONSTANT PERCENT PADA PENDANAAN PENSIUN MANFAAT
Lebih terperinciJUMLAH GRUP BAGIAN DALAM DARAB LANGSUNG GRUP SIKLIS BERHINGGA
PROSIDING ISBN : 978 979 65 9 4 JUMAH GRUP BAGIAN DAAM DARAB ANGSUNG GRUP SIKIS BERHINGGA A-6 MVAny Heawati Pogam Studi Matematia Univeita Sanata Dhama anyhea@ymailcom Abta Maalah yang aan dibutian dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Model Loglinier adalah salah satu asus husus dari general linier model untu data yang berdistribusi poisson. Model loglinier juga disebut sebagai suatu model statisti
Lebih terperinciContoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com
BAB I PENDAHULUAN.. Lata Belakang Masalah Peanan pemasaan dalam kebehasilan peusahaan telah diakui di kalangan pengusaha untuk mempetahankan kebeadaanya dalam mengembangkan usaha dan mendapatkan keuntungan.
Lebih terperincioleh seperangkat variabel X, maka persamaan di atas dinamakan persamaan struktural, dan modelnya disebut model struktural.
ANALISIS JALUR A. PENGERTIAN ANALISIS JALUR Telaah statistika menyatakan bahwa untuk tujuan eramalan/ endugaan nilai Y atas dasar nilai-nilai X 1, X,., X i, ola hubungan yang sesuai adalah ola hubungan
Lebih terperinciANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI BERGANDA Bentuk pesamaan egesi dengan dua vaiabel indenpenden adalah: Y = a + b X + b X Bentuk pesaman egesi dengan 3 veiabel independen adalah: Y = a + b X + b X + b 3 X
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif analitik, dengan menggunakan teknik analisis egesi dan koelasi. Metode ini digunakan
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL. Sutriani Hidri. Ja faruddin. Syafruddin Side, ABSTRAK
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL Syafruddin Side, Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar email:syafruddinside@yahoo.com Info: Jurnal MSA Vol. 3
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian
7 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu caa atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan menuut Suhasimi Aikunto (00:36) metode penelitian adalah caa
Lebih terperinciS T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA
S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI
PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI Jurusan Matematia, FMIPA, Universitas Negeri Maassar Email: nanni.cliq@gmail.com Abstra. Pada artiel ini dibahas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini meupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan analisis egesi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui adakah pengauh antaa vaiabel bebas
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Segitiga Data 1. engetian Segitiga Dibeikan tiga buah titik A, B, dan C yang tidak segais. Titik A dihubungkan dengan titik B, titik B dihubungkan dengan titik C, dan titik C dihubungkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode meupakan caa keja yang digunakan untuk memahami, mengeti, segala sesuatu yang behubungan dengan penelitian aga tujuan yang dihaapkan dapat tecapai. Sesuai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan
BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus
Lebih terperinciTINJAUAN KLASIK DAN RELATIVISTIK KESTABILAN ORBIT HAMPIR MELINGKAR DALAM MEDAN GAYA SENTRAL
ISSN: 141-0917 Junal Pengajaan MIPA, Vl. 6 N. Desembe 005 TINJAUAN KLASIK DAN RELATIVISTIK KESTABILAN ORBIT HAMPIR MELINGKAR DALAM MEDAN GAYA SENTRAL Oleh: Endi Suhendi dan Selly Feanie Juusan Pendidian
Lebih terperinciMENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS. Nani Anugrah Putri S 1, Sri Gemawati 2 ABSTRACT
MENENTUKAN KRITERIA PRIMA BERDASARKAN KONGRUEN LUCAS Nani Anugah Puti S Si Geawati 2 2 Poga Studi S Mateatia Juusan Mateatia Faultas Mateatia dan Ilu Pengetahuan Ala Univesitas Riau Kapus Bina Widya Peanbau
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa
.1. Bentuk Penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa kuantitatif, dengan maksud untuk mencai maksud dan pengauh antaa vaiable independen
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, kaena dalam pengumpulan data, penulis menghimpun infomasi dai paa esponden menggunakan kuesione sebagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG
BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG Setelah data dai kedua vaiabel yaitu vaiabel X dan vaiabel Y tekumpul seta adanya teoi yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belaang Masalah untu mencari jalur terpende di dalam graf merupaan salah satu masalah optimisasi. Graf yang digunaan dalam pencarian jalur terpende adalah graf yang setiap sisinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 ObjePenelitian Obje penelitian merupaan hal yang tida dapat dipisahan dari suatu penelitian. Obje penelitian merupaan sumber diperolehnya data dari penelitian yang dilauan.
Lebih terperinciDAFTAR ISI I. ALIRAN AIR DALAM TANAH (POMPA K) TEORI REMBESAN KONSOLIDASI DAN PENURUNAN STABILITAS LERENG. Mekanika Tanah II 0
DAFTA ISI I. ALIAN AI DALAM TANAH (POMPA K II. III. IV. TEOI EMBESAN KONSOLIDASI DAN PENUUNAN STABILITAS LEENG Meania Tanah II 0 I. ALIAN AI DALAM TANAH (POMPA K DEBIT AI SUMU MENENTUKAN DI LAPANGAN Ai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskiptif, suatu metode penelitian yang ditujukan untuk untuk menggambakan fenomenafenomena
Lebih terperinciJURNAL GAUSSIAN, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman Online di:
JURNAL GAUSSIAN, Volume, Nomo, Tahun, Halaman 69-78 Online di: htt://ejounal-s.undi.ac.id/index.h/gaussian PENDETEKSIAN INFLUENTIAL OBSERVATION PADA MODEL REGRESI LINIER MULTIVARIAT MENGGUNAKAN JARAK COOK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar belaang Metode analisis yang telah dibicaraan hingga searang adalah analisis terhadap data mengenai sebuah arateristi atau atribut (jia data itu ualitatif) dan mengenai sebuah variabel,
Lebih terperinciOptimasi Non-Linier. Metode Numeris
Optimasi Non-inier Metode Numeris Pendahuluan Pembahasan optimasi non-linier sebelumnya analitis: Pertama-tama mencari titi-titi nilai optimal Kemudian, mencari nilai optimal dari fungsi tujuan berdasaran
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY
ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui
Lebih terperinciPEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA
PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Sear Wulandari, Nur Salam, dan Dewi Anggraini Program Studi Matematia Universitas Lambung Mangurat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskiptif dan veifikatif. Menuut Sugiyono (005: 13), penelitian deskiptif adalah jenis penelitian yang menggambakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek
9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciPemodelan Lintasan Komet pada Tata Surya dengan Variasi Massa dan Posisi Ria Ananda a, Joko Sampurno a*, Boni P. Lapanporo a
Pemodelan Lintasan Komet pada Tata Suya dengan Vaiasi Massa dan Posisi Ria Ananda a, Joo Sampuno a*, Boni P. Lapanpoo a a Podi Fisia, FMIPA Univesitas Tanjungpua Jalan Pof. D. Hadai Nawawi, Pontiana, Indonesia
Lebih terperinciBahan Minggu II, III dan IV Tema : Kerangka acuan inersial dan Transformasi Lorentz Materi :
Bahan Minggu II, III dan IV Tema : Keranga auan inersial dan Transformasi Lorent Materi : Terdaat dua endeatan ang digunaan untu menelusuri aedah transformasi antara besaran besaran fisis (transformasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Deskiptif Asosiatif dengan pendekatan ex post facto. Metode deskiptif dapat diatikan sebagai penelitian yang
Lebih terperincilog log. log q 1 log. log15
. Bentuk sedehana dai ( + ( 0 adalah. a. b. + c. 8 d. 8 + e. 8 + Soal Ujian Nasional Tahun 007 ( + ( 0 = ( + (. = ( + ( = + + = + 8. Jika log = a dan log = b, maka log 0 =. a. b. c. d. e. a ab a( b a b
Lebih terperincimungkin muncul adalah GA, GG, AG atau AA dengan peluang masing-masing
. DISTRIUSI INOMIL pabila sebuah oin mata uang yang memilii dua sisi bertulisan ambar () dan nga () dilempar satu ali, maa peluang untu mendapatan sisi ambar adalah,5 atau. pabila oin tersebut dilempar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Graf adalah kumpulan simpul (nodes) yang dihubungkan satu sama lain
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Graf 2.1.1 Definisi Graf Graf adalah umpulan simpul (nodes) yang dihubungan satu sama lain melalui sisi/busur (edges) (Zaaria, 2006). Suatu Graf G terdiri dari dua himpunan
Lebih terperincia home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Tekuk Torsi Lateral Pertemuan 9, 10
ata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : TSP 306 SKS : 3 SKS Tekuk Tosi ateal Petemuan 9, 10 TIU : ahasiswa daat meencanakan kekuatan elemen stuktu baja beseta alat sambungna TIK : ahasiswa daat menjelaskan
Lebih terperinciKORELASI ANTARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANTITATIF DALAM ANALISIS KANONIK
Jurnal Pengaaran MIPA, Vol. 0 No. Desember 007 ISSN: -097 KORELASI ANARA DUA KELOMPOK VARIABEL KUANIAIF DALAM ANALISIS KANONIK Oleh : Dewi Rachmatin, S.Si., M.Si. Jurusan Pendidian Matematia FPMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Poses Pengumpulan Data Posedu dalam penelitian ini tedii dai tiga tahapan, tahapannya yaitu tahap pesiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan dan penaikan
Lebih terperinciDan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:
Koelasi Pasial Koelasi Pasial beupa koelasi antaa sebuah peubah tak bebas dengan sebuah peubah bebas sementaa sejumlah peubah bebas lainnya yang ada atau diduga ada petautan dengannya, sifatnya tetentu
Lebih terperinci2. Menentukan koleksi inti ubi kayu dan mengevaluasi kebaikan koleksi inti yang diperoleh. METODE. Data
2 2. Menentuan olesi inti ubi ayu dan mengevaluasi ebaian olesi inti yang dieroleh. METODE Data Data yang digunaan dalam enelitian ini berasal dari Kelomo Peneliti Pengelolaan Sumberdaya Geneti (Kelti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan
Lebih terperinci3.1 TEOREMA DASAR ARITMATIKA
3. TEOREMA DASAR ARITMATIKA Definisi 3. Suatu bilangan bulat > disebut (bilangan) rima, jia embagi ositif bilangan tersebut hanya dan. Jia bilangan bulat lebih dari satu buan bilangan rima disebut (bilangan)
Lebih terperinciBAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh
44 BAB III RACAGA PEELITIA.. Tujuan Penelitian Bedasakan pokok pemasalahan yang telah diuaikan dalam Bab I, maka tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mempeoleh jawaban atas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan
Lebih terperinciMATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 2 [KODE/SKS : KD / 2 SKS] Ruang Vektor
MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK [KODE/SKS : KD4 / SKS] Ruang Vetor FIELD: Ruang vetor V atas field salar K adalah himpunan ta osong dengan operasi penjumlahan vetor dan peralian salar. Himpunan ta osong
Lebih terperinciBAB 3 RUANG BERNORM-2
BAB RUANG BERNORM-. Norm- dan Ruang ` De nisi. Misalan V ruang vetor atas R berdimensi d (dalam hal ini d boleh ta hingga). Sebuah fungsi ; V V! R yang memenuhi sifat-sifat beriut;. x; y 0 ia dan hanya
Lebih terperinciPELABELAN FUZZY PADA GRAF. Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman.
JMP : Volume 6 Nomor, Juni 04, hal. - PELABELAN FUZZY PADA GRAF Siti Rahmah Nurshiami, Suroto, dan Fajar Hoeruddin Universitas Jenderal Soedirman email : oeytea0@gmail.com ABSTRACT. This paper discusses
Lebih terperinciOSN 2014 Matematika SMA/MA
Soal 5. Suatu barisan bilangan asli a 1, a 2, a 3,... memenuhi a + a l = a m + a n untu setiap bilangan asli, l, m, n dengan l = mn. Jia m membagi n, butian bahwa a m a n. Solusi. Andaian terdapat bilangan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunaan data seunder bersifat runtun watu (time series) dalam periode tahunan dan data antar ruang (cross section). Data seunder tersebut
Lebih terperinciKAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN NUR FATHONI
KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DAN APLIKASINYA PADA HARGA GABAH KERING PANEN NUR FATHONI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah teknik yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam (Anara) Untu menguji esamaan dari beberapa nilai tengah secara sealigus diperluan sebuah teni yang baru yang disebut analisis ragam. Anara adalah suatu metode
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai uaian dan analisis data-data yang dipeoleh dai data pime dan sekunde penelitian. Data pime penelitian ini adalah hasil kuesione yang disebakan kepada
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena
35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap
Lebih terperinciIdentifikasi Tanda Tangan Berdasarkan Grid Entropy Menggunakan Multi Layer Perceptron
JURNAL INFOTEL Infomatia - Teleomuniasi - Eletonia Website Junal : htt://ejounal.st3telom.ac.id/index.h/infotel ISSN : 2085-3688; e-issn : 2460-0997 Identifiasi Tanda Tangan Bedasaan Gid Entoy Menggunaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membaas enelesaian masala ang aan disimulasi dan algoitma ogam ang aan digunaan. Bab IV Hasil dan Pembaasan Bab ini membeian asil uji coba simulasi dengan membandingan ola lintasan ang didasaan
Lebih terperinciBEBERAPA MODIFIKASI METODE NEWTON RAPHSON UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH AKAR GANDA. Supriadi Putra, M,Si
BEBERAPA ODIFIKASI ETODE NEWTON RAPHSON UNTUK ENYELESAIKAN ASALAH AKAR GANDA Suriadi Putra,,Si Laboratorium Komutasi Numeri Jurusan atematia Faultas atematia & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kamus
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational
BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
15 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1Relasi Dispersi Pada bagian ini aan dibahas relasi dispersi untu gelombang internal pada fluida dua-lapisan.tinjau lapisan fluida dengan ρ a dan ρ b berturut-turut merupaan
Lebih terperinciKomponen Struktur Tekan
Mata Kuliah : Peancangan Stuktu Baja Kode : CIV 303 SKS : 3 SKS Komponen Stuktu Tekan Petemuan 4, 5 Sub Pokok Bahasan : Panjang Tekuk Tekuk Lokal Tekuk Batang Desain Batang Tekan Batang batang tekan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian meupakan encana atau metode yang akan ditempuh dalam penelitian, sehingga umusan masalah dan hipotesis yang akan diajukan dapat dijawab
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek
Lebih terperinciHUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI PIMPINAN PERGURUAN TINGGI KESEHATANDENGAN KINERJA DOSEN
HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI PIMPINAN PERGURUAN TINGGI KESEHATANDENGAN KINERJA DOSEN Lestai Makmuiana,D. Usman Radiana 1, D. Mamawi Pogam Studi Magiste Ilmu PendidikanUnivesitas
Lebih terperinciMEKANIKA TANAH HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS MODUL 3
MEKANIKA TANAH MODUL 3 HIDROLIKA TANAH DAN PERMEABILITAS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Setor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Silus hidrologi AIR TANAH DEFINISI : air yang terdapat
Lebih terperinciESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Vol. 6. No., 0 6, Apil 003, ISSN : 40-858 ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP Si Subanti Juusan Matematika F.MIPA Univesitas Sebelas Maet Suakata. Abstact Rasio estimation
Lebih terperinciANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI
ANALISIS KOVARIANS PADA RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN DENGAN DATA HILANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Negei Yogyakata untuk memenuhi sebagian pesyaatan
Lebih terperinciPENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT
Seminar Nasional Apliasi Tenologi Informasi 2007 (SNATI 2007) ISSN: 1907-5022 Yogyaarta, 16 Juni 2007 PENCARIAN JALUR TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITMA SEMUT I ing Mutahiroh, Indrato, Taufiq Hidayat Laboratorium
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengaruh service
BAB III OBJEK DAN METODE ENELITIAN 3.1 Objek enelitian enelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai pengauh sevice convenience dalam bentuk Dive Thu ATM tehadap loyalitas pelanggan. Sedangkan objek
Lebih terperinciBAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK
1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Penyakit jantung koroner adalah kondisi patologis arteri koroner (aterosklerosis
BAB LANDASAN TEORI. Penyait Jantung Koone Penyait jantung oone adalah ondisi patologis atei oone (ateosleosis oone) yang mengaibatan peubahan stutu dan fungsi atei dan penuunan alian daah e jantung (Smeltze
Lebih terperincilangsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Dalam peneltian ini akan digunakan bebeapa teknik dalam pengumpulan data yaitu: 1. Obsevasi Yaitu caa pengumpulan data melalui pencatatan secaa cemat
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti
JUNAL ILMIAH ANGGAGADING Volume 4 No., Oktobe 004 : 99 104 PENGAUH MODEL PODUK TEHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selula Meek Nokia Pada PT. Bimasakti Oleh: Maju L. Tobing Dosen
Lebih terperinciBAB ELASTISITAS. Pertambahan panjang pegas
BAB ELASTISITAS 4. Elastisitas Zat Padat Dibandingan dengan zat cair, zat padat lebih eras dan lebih berat. sifat zat padat yang seperti ini telah anda pelajari di elas SLTP. enapa Zat pada lebih eras?
Lebih terperinciBAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK
BAB IV : ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK 56 BAB IV ALIKASI ADA MARIKS SOKASIK Salah satu apliasi dari eori erron-frobenius yang paling terenal adalah penurunan secara alabar untu beberapa sifat yang dimilii
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Statisti Inferensia Tujuan statisti pada dasarnya adalah melauan desripsi terhadap data sampel, emudian melauan inferensi terhadap data populasi berdasaran pada informasi yang
Lebih terperinciPENGGUNAAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENCARI PROBABILITAS TURNOVER INTENTION BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
J-Statistia Vol 3 No PENGGUNAAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK UNTUK MENCARI PROBABILITAS TURNOVER INTENTION BESERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Juli Maya Sai dan Dwi Endah Kusini Juusan Statistia FMIPA
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN
BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN Berdasaran asumsi batasan interval pada bab III, untu simulasi perhitungan harga premi pada titi esetimbangan, maa
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian meupakan sesuatu yang menjadi pehatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaan dalam penelitian untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis
13 BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD 3.1 Pendahuluan Analisisegesi yang seingkali digunakan dalam menganalisis data uji hidup salahsatunyaadalah Regesi Popotional Hazad. Analisis egesiinimengasumsikanbahwaasio
Lebih terperinciPenentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway
Rea Racana Jurnal Online Institut Tenologi Nasional Teni Sipil Itenas No.x Vol. Xx Agustus 2015 Penentuan Nilai Eivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perotaan Menggunaan Metode Time Headway ENDI WIRYANA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN. Data Identitas Responden Fekuensi identitas esponden dalam penelitian ini tedii dai jenis kelamin dan pendidikan guu yang dapat dijelaskan sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,
8 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan dengan baik pada dasanya ada tiga hal pokok yang haus dipehatikan yaitu dilaksanakan secaa sistematis, beencana dan
Lebih terperinciANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro
ANALISIS KORELASI Agus Suswoo Dwi Mahaendo Konsep Metode analisis tehadap data, tidak hanya yang tedii dai satu kaakteistik saja. Banyak pesoalan atau fenomena yang meliputi lebih dai sebuah vaiabel: beat
Lebih terperinciListon Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)
EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINEAR FUY *) Liston Hasiholan 1) dan Sudadjat 2) ABSTRAK Pengukuan kineja kayawan meupakan satu hal yang mutlak dilakukan secaa peiodik oleh suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ekspeimen semu (quasi ekspeimental eseach, kaena penelitian yang akan dilakukan
Lebih terperinci