BAB II TEORI PENUNJANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TEORI PENUNJANG"

Transkripsi

1 BAB II TEORI PENUNJANG. UMUM Patial ishage (PD) meupakan fenomena peluahan muatan elektik yang bisa menjembatani sistem isolasi baik seaa sebagian maupun menyeluuh i alam suatu bahan ielektik. Fenomena tesebut timbul iakibatkan oleh banyak fakto iantaanya aalah kualitas bahan ielektik, elah/ongga alam bahan ielektik, maupun aanya keusakan ataupun ketiak sempunaan alam poses pengejaan. Fenomena Patial Dishage apabila tejai seaa teus meneus maka akan menimbulkan panas belebih paa aeah tetentu yang nantinya akan meusak bahan isolasi an mengaah kepaa tejainya kegagalan sistem. Sebelum semua hal ini tejai maka sangat penting ilakukan peneteksian an pengientifikasian awal untuk menai penyebab tejainya peluahan elektik yang apat menuunkan kualitas bahan ielektik ai suatu sistem yang menggunakannya. Bebeapa penyebab tesebut apat iientifikasikan ai aanya tanggapan-tanggapan yang munul paa pengujian peluahan elektik. Paa pengujian ini iapatkan aiasi tanggapan yang apat iteliti engan alat peneteksi peluahan untuk setiap jenis, bentuk/pola peluahan elektik paa osiloskop an hubungannya engan vaiasi pengujian tegangan an peneapan tegangan alam waktu tetentu. Pengujian PD bekaitan engan nilai kualitas an kuantitas. Nilai kualitas ianalisa ai keeneungan ata yang ipeoleh ai kaakteistik bahan paa pengujian tetentu. Seangkan nilai kuantitas meupakan nilai nominal PD yang mempunyai imensi piko Coloumb (pc). Keua nilai ini haus memenuhi stana paa pengujian, sehingga kualitas pealatan tesebut bau bisa ilakukan penilaian. Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009 6

2 7 Dalam melakukan peneteksian Patial Dishage (PD) tejai paa level tegangan tetentu yang isebut sebagai Tegangan Ambang (Ineption oltage) an tiak tejai paa level tegangan tetentu yang isebut Tegangan Punah (Extintion voltage). Apabila tegangan paa sumbe yang iteapkan aalah sinusoial maka Tegangan Ambang an Tegangan Punah tejai sepeti paa ijelaskan paa gamba.. Selain itu aanya banyak sinyal gangguan yang teeteksi paa etekto sebagai eau, bisa menimbulkan kesalahan pesepsi an bekuangnya sensitifitas pengukuan alam pengujian. Intepetasi yang bena mengenai kaakteistik PD alam pealatan yang iuji begantung kepaa pengalaman peneliti alam melakukan pengujian. Gamba. Tegangan Ambang Dan Tegangan Punah Paa Gelombang Sinusoial Sumbe: [] Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

3 8. SIFAT BAHAN DIELEKTRIK DI ANTARA ELEKTRODA Penggunaan bahan ielektik sebagai suatu isolasi anta elektoa menimbulkan efek/pengauh kapasitansi. Efek Kapasitansi ini akan mempunyai kaakteistik yang bebea-bea tegantung ai sifat pemeabilitas ai bahan ielektik tesebut. Efek kapasitansi tesebut mempunyai sifat yang sama engan ua plat sejaja engan suatu pemeabilitas bahan yang ialii suatu sumbe tegangan. Kapasitansi ini sangat eat kaitannya engan Intensitas mean magnet ( E ) an kepaatan fluks ( D ) seta pemeabilitas uang hampa ( 0 ) an pemeabilitas bahan ( ). Menuut hukum Gauss Besanya kepaatan fluks elektik yang menembus setiap pemukaan tetutup sama engan muatan total yang ilingkupi oleh pemukaan tesebut apat ihitung engan pesamaan engan Q D. A Q besa muatan alam oloumb A Luas penampang m Intensitas mean magnet menapat pengauh ai pemeabilitas bahan an fluks. Sehingga E apat ihitung engan pesamaan engan D E 0 pemeabilitas uang hampa pemeabilitas bahan 0. Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

4 9 Kapasitansi yang ihasilkan ai keua plat sejaja aalah engan Q C.3 besanya tegangan antaa keua plat sejaja Q.4 o A Dengan menggunakan pesamaan.3 an.4 iapatkan o A C Akibat ai pemeabilitas bahan yang bebea-bea i iantaa konukto, maka akan menimbulkan tingkat kapasitansi yang bebea-bea yang bebeabea sepeti itunjukkan alam pesamaan.5. Hal ini apat itunjukkan engan bebeapa vaiasi susunan pemeabilitas bahan alam konukto sejaja sebagai beikut. Besanya kapasitansi engan susunan pemeabilitas bahan ibeakan seaa paalel sepeti itunjukkan paa gamba i bawah..5 A A Elektoa Gamba. Susunan Pemeabilitas Seaa Paalel Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

5 0 Besanya istibusi fluks an intensitas mean masing-masing pemeabilitas itunjukkan oleh gamba beikut Gamba.3 Distibusi Kepaatan Fluks an Intensitas Mean Magnet Sumbe : [] Paa Pemeabilitas Gamba.4 Distibusi Kepaatan Fluks an Intensitas Mean Magnet Sumbe : [] Paa Pemeabilitas Paa konfiguasi yang sepeti ini tegangan ( ) paa keua konukto aalah sama aalah sama sehingga E E Kaena pemeabilitas bahan bebea maka D o E o D E o o n Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

6 D ρ ; Dn ρs n s Maka Muatan Total Q aalah o A o A Q ρ sa + ρ s A +.6 Besanya Kapasitansi total aalah Q A o A + o C + C.7 Untuk susunan sepeti pesamaan.7 alam equivalent angkaian listik aalah C C Gamba.5 Equivalent Rangkaian Listik Pesamaaan.7 Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

7 . Besanya kapasitansi engan susunan pemeabilitas bahan sebagai beikut Susunan pemeabilitas bahan aalah bebea seaa sei itunjukkan paa gamba.6 ibawah. Gamba.6 Susunan Pemeabilitas Seaa Sei Besanya istibusi fluks an intensitas mean masing - masing pemeabilitas itunjukkan oleh gamba beikut Gamba.7 Distibusi Kepaatan Fluks an Intensitas Mean Magnet Paa Pemeabilitas &. Sumbe : [] Paa konfiguasi yang sepeti ini besa muatan yang mengali paa setiap pemeabilitas aalah sama paa sehingga E Q A ; E o Q o A Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

8 3 Tegangan paa setiap pemeabilitas aalah A Q E o ; A Q E o + + / / A A Q o o.8 Besanya Kapasitansi total aalah Q C tot / / A A o o + C + C.9 Untuk susunan pesamaan.9 sepeti iatas alam equivalent angkaian listik itunjukkan sepeti gamba ibawah C C Gamba.8 Equivalent Rangkaian Listik Pesamaaan.9 Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

9 4.3 MEKANISME TERJADINYA PARTIAL DISCHARGE (PD) Poses pembuatan paa isolato ihaapkan membeikan istibusi stes elektik seaa meata ai elektoa betegangan. Hal tesebut sangat sulit untuk iapai kaena alam setiap pembuatan bahan isolasi tetap menghasilkan ongga ialamnya. Mekanisme tejainya PD salah satunya isebabkan oleh aanya elah atau ongga paa bahan isolasi. Paa bahan isolasi ai ongga yang tejai bebentuk gelembung uaa, seangkan paa bahan isolasi paat, ongga yang teapat paa bahan isolasi tesebut biasanya iisi oleh uaa/gas yang mempunyai pemeabilitas bahan lebih enah ai sekelilingnya. Mekanisme tejainya PD apat ijelaskan lebih menalam engan menggunakan ilustasi sepeti paa gamba.9, paa ongga uaa yang teapat paa bahan isolasi ini tejai efek kapasitansi seaa sebagian. Efek kapasitansi yang tejai mempunyai kekuatan bahan yang lebih enah, sehingga menyebabkan intenstas mean yang lebih besa paa ongga tesebut. Intensitas mean yang besa ini bisa menyebabkan busu api. Busu api ini menanakan lonatan muatan paa ongga tesebut. Selanjutnya Busu api akan teeam an mulai melakukan pengisian muatan sampai menemukan ongga lagi untuk melepasnya kembali. Fenomena pelepasan muatan yang singkat an pengisian yang lama ini tejai seaa beulang sepeti ini isebut sebagai peluahan sebagian (patial ishage). Apabila tejai seaa teus meneus maka akan apat meusak bahan isolasi. Gamba.9 Gelembung Uaa Paa Pemeabilitas Bahan Sumbe : [] Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

10 5 Analisis Patial Dishage paa bahan isolasi apat ilakukan engan menggunakan angkaian ekivalen. Rangkaian ekivalen yang tejai itunjukkan oleh gamba.0 imana patial ishage isebabkan oleh ongga yang beaa i alam sistem isolasi. Gamba.0 Rangkaian Ekivalen PD Sumbe :[3] Paa gamba iatas jaak anta elektoa atau leba elah yang iisi bahan isolasi aalah sebesa (), engan luas aea sebesa A an leba ongga uaa yang tejai aalah t. C aalah epesentasi kapasitansi ai ongga, seangkan C aalah b kapasitansi ielektik yang usak akibat ongga, an C a aalah kapasitansi ai ielektik yang tiak tekontaminasi elah. Dengan menggunakan pesamaan.5 an pemeabilitas ongga beisi uaa aalah maka nilai C apat ihitung engan pesamaan C o A.0 t Seangkan C b ihitung engan pesamaan C b o A t engan o x0 Fm. pemitivitas elatif bahan Dengan menganalisis gamba.0 C b a Cb + C. Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

11 6 Dengan melakukan substitusi pesamaan.0 an. ke alam. maka iapatkan pesamaan a + t.3 Maka Intensitas mean listik yang melalui ongga E E a + t Dengan melakukan penekatan E ihitung engan pesamaan.4 t << an < apat telihat bahwa stess elektik i alam ongga menjai lebih besa ai bahan isolasi i sekelilingnya. Hal ini i ukung engan fakta bahwa pemitivitas bahan ai gas lebih keil ai bahan isolasi sehingga apat menimbulkan muatan lompatan paa konisi nomal. Tabel i bawah ini menunjukkan pemitivitas elatif an kekuatan bahan Tabel. Bebeapa Nilai Pemitivitas Dan Kekuatan Bahan Isolato Sumbe : [3] Dai pesamaan iatas apat ilihat bahwa tegangan yang melintas sepanjang bahan isolasi i mana aktifitas PD mulai tejai paa ongga, ihitung engan pesamaan ai E + b t t E b kekuatan bahan gas i alam ongga.5 Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

12 7 Penekatan ilakukan engan menganggap ongga bebentuk bola sehingga i apatkan pesamaan E 3 E a + Dimana pemitivitas elatif ai gas i alam ongga Ketika >> maka pesamaan menjai.6 E 3 E a.7 Setiap kali peluahan elektik tejai i alam ongga tejai lompatan/ peminahan muatan ai satu sisi ke sisi lain paa ongga sampai pebeaan potensial i alam ongga tiak memungkinkan untuk melakukan peminahan muatan tesebut. Ketika tegangan bolak-balik iteapkan paa bahan isolato, poses peminahan muatan/ peluahan sesuai engan engan kenaikan atau penuunan tegangan. Hal ini menyebabkan angkaian kejaian peluahan engan peminahan muatan ke satu ataupun bebagai aah. Gamba bentuk tegangan paa ongga, tegangan teapan, an pengauh yang tejai paa aus bisa ilihat paa gamba. Gamba. Gamba Gafik Tegangan Teapan, Rongga Dan Aus Keluaan Sumbe: [3] a tegangan teapan (sumbe) + Tegangan Ambang tegangan ongga i gafik aus keluaan Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

13 8 meupakan kuva tegangan paa ongga apabila tiak tejai peluahan i alam ongga. Kenaikan tegangan menyebabkan juga menjai naik hingga menapai nilai menyebabkan jatuhnya tegangan + a kemuaian tejai lompatan muatan. Lompatan muatan sampai paa titik tetentu imana pebeaan potensial tiak bisa untuk meminahkan muatan. kembali meningkat sejalan + engan kenaikan tegangan teapan hingga menapai nilai imana tegangan teapan tejai kembali. Dalam hal ini peluahan tejai selama peioe naik positif (+) paa tegangan sinusoial. Sama halnya engan peioe naik negatif (-) peluahan tejai apabila tegangan ongga menapai nilai a. Bentuk gelombang sepeti gamba. tejai apabila teapat satu ongga tunggal paa bahan isolasi. Hal tesebut apat membeikan pengauh beupa kelompok pulsa negatif an positif tehaap aus keluaan akibat kenaikan atau penuunan tegangan seaa sinusoial..4 PENGARUH YANG TIMBUL AKIBAT PARTIAL DISCHARGE (PD) Patial Dishage (PD) atau peluahan elektik membeikan pengauh tehaap bahan-bahan isolasi baik paat ai ataupun gas. Pengauh-pengauh yang itimbulkan besifat meusak an apabila tejai seaa teus meneus bisa mengakibatkan kegagalan sistem isolasi..4. PENGARUH PADA BAHAN ISOLASI PADAT Ketika paa ongga mengalami lonatan muatan, sisi yang saling behaapan paa ongga sesaat menjai Anoa an Katoa. Paa saat itu tejai tumbukan paa anoa oleh elekton yang mempunyai enegi yang ukup untuk melepaskan ikatan kimia bahan isolasi. Begitu pula tejai paa katoa oleh ion positif yang menyebabkan keusakan engan meningkatnya tempeatu pemukaan an ketiakstabilan suhu. Pengauh lain paa bahan isolasi juga bisa isebabkan oleh fakto ai lua, i antaanya ihasilkan oleh tumbukan-tumbukan ion yang meusak lapisan kimia oleh O 3 an NO yang beasal ai lingkungan. Hal tesebut akan mengakibatkan eosi seaa pelahan seta akan mempebesa ongga paa bahan isolasi. Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

14 9 Aktivitas PD alam bahan isolasi paat akan membentuk bebeapa pengauh iantaanya aalah Pemohonan Elektik Pohon-pohon elektik petama iamati paa awal 90 ketika Peusahaan Commonwealth Eison mulai meneapkan pemasangan kabel bawah tanah Pohon-pohon elektik teii atas angkaian saluan saling behubungan atau lintasan peluahan engan gais tengah bekisa antaa 0 mikon. Aktivitas peluahan paa ongga paa awalnya tepusat paa lokasi-lokasi tetentu membuat ongga yang aahnya menalam paa pemukaan. Rongga tesebut bekembang meleba sepanjang pemukaan isolasi an enegi peluahan i tiap ujungnya makin meningkat. Dengan aanya stess elektik membuat kenaikan Intensitas mean listik yang tinggi paa ujung ongga. Hal tesebut membuat getaan paa pemukaan bahan isolasi. Getaan yang itimbulkan menimbulkan keetakan an membuat jalu sepeti saaf otak enit paa pemukaan isolasi Gamba. menunjukkan suatu pohon elektik yang tejai ai suatu ujung jaum i alam bahan isolasi polieste. Gamba. Pohon Elektik Paa Bahan Polieste Resin Sumbe : [3] Poses yang tepat tejainya pohon-pohon elektik belum iketahui seaa pasti seaa umum meupakan kombinasi pengauh mekanik an tempeatu. Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

15 0 Pemohonan Ai Paa tahun 960 konukto tegangan tinggi yang imulai ibuat engan menggunakan polietilena sebagai bahan isolasi. Paa saat itu banyak sekali tejai gangguan paa pemakaian konukto tesebut yang beaa paa lingkungan-lingkungan lembab sepeti i sekita sungai-sungai. Hal ini isebabkan engan itemukan peesapan ai seang menyeba keseluuh bagian melalui lapisan pelinung isolasi. Isolasi Polietilena tesebut tenyata mempunyai sifat apat menyeap ai. Penemuan keusakan polietilena oleh peluahan elektik paa isolasi paat yang menganung uap ai ikenal sebagai pemohonan ai. Pemohonan ai bisa menyebabkan suatu keusakan i alam bahan isolasikaena meupakan gejala awal pemohonan elektik yang bisa mempeepat kegagalan. Contoh pemohonan ai tampak paa gamba.3 an.4. Gamba.3 Pemohonan Ai Menyeba Sumbe : [3] Gamba.4 Pemohonan Ai Dasi Kupu-Kupu Sumbe : [3] Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

16 Jejak Elektik Jejak Elektik aalah pembentukan suatu alu yang pemanen yamg bisa menjembatani pemukaan bahan isolasi. Jejak Elektik bisa mengakibatkan keusakan kaena menghasilkan poses kabonisasi paa pemukaan bahan isolasi. Kebanyakan pealatan tegangan tinggi i alam sistem pembangkit an inusti beaa i lua (out oo). Uaa lua sepeti paa lingkungan pesisi pantai yang banyak menganung gaam, pegunungan yang menganung sulfu meupakan polutan yang bisa mengakibatkan tejainya jejak elektik. Polutan tesebut melapisi bahan isolasi sehingga menyebabkan aus boo paa pemukaan bahan. Aus boo tesebut akan menghasilkan poses kabonisasi yang menyebabkan keusakan paa pealatan..4. PENGARUH PADA BAHAN ISOLASI CAIR Bahan Isolasi aa yang bebentuk Zat ai. Bahan isolasi bebentuk aian ini selain bisa bemanfaat untuk isolasi juga bisa bemanfaat sebagai meia alam sistem peninginan. Caian ini bisa igunakan sebagai meia alam sistem peninginan kaena sifatnya yang mengikuti bentuk an uang untuk mengambil panas ai konukto seaa konveksi untuk ialikan kepaa aiato.caian yang biasa igunakan aalah minyak mineal, bahan tesebut igunakan paa tansfomato an pealatan tegangan tinggi lainnya. Paa penggunaan aian ini yang pelu ipehatikan aalah kemuniannya kaena bahan ini muah melautkan polutan seta apabila kebooan yang tejai apat mengganggu lingkungan. Belum aa teoi yang besifat umum mengenai bagaimana keusakan tejai i alam bahan isolasi ai. Banyak sekali pebeaan panangan aakalanya sebagai pelengkap an belawanan tehaap kaakteistik. Banyak fakto-fakto yang mempengauhi sepeti tempeatu bahan; tekanan statis alam sistem; kemunian bahan; biang, bentuk an mateial eletoa; konisi pemukaan; ukuan ai elah; seaa langsung mempengauhi kaakteistik yang teuku ai bahan isolasi ai. Oleh kaena itu kaakteistik ini, khususnya kuat ielektik, tiak bisa igambakan engan hanya nilai kuantitas bahan tesebut. Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

17 Konisi-konisi test haus igambakan seaa etil jika suatu nilai kuantitas menunjukkan sifat bahan tesebut. Seaa umum aa unsu-unsu yang alam paktek, biasanya yang ihubungkan engan poses-poses kegagalan. Unsu unsu tesebut iantaanya aalah : Patikel Dalam sistem tegangan tinggi i mana isolasi ai igunakan untuk peninginan menggunakan penyaing untuk memisahkan atau membesihkan ai polutan. Bahan isolasi ai tiak mungkin benabena muni ai polutan meskipun alam keaaan bau sekalipun. Uaa sekita an ebu seta penggunaan seat kayu sebagai konstuksi alam pealatan sepeti i alam tansfomato meupakan polutan yang tejai alam bahan isolasi ai. Apabila iteapkan mean listik i alam isolasi ai maka muatan akan tepolaisasi. Jika pemitivitas patikel lebih besa ai bahan isolasi ai, maka akan timbul suatu gaya. Besanya gaya tesebut ihitung alam pesamaan F 3 + E.8 gaya paa pesamaan tesebut akan betambah jika patikel tesebut lembab akibat pemitivitas ai. Sehingga menyebabkan pesamaan menjai an 3 F E.9 Gaya tesebut akan menaik Patikel-patikel untuk membentuk jembatan elektoa yang bisa menyebabkan kegagalan isolasi. Banyak penelitian tentang pegeakan patikel alam bahan isolasi ai tetapi tiak akuat akan besaannya alam hubungannya engan kekuatan bahan. Bagaimanapun juga polutan tesebut mempengauhi ai kekuatan bahan isolasi ai. Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

18 3 Ai Ai tetap munul kebeaaannya i alam bahan isolasi ai. Ai tesebut beasal ai lingkungan ataupun isebabkan oleh keusakan akibat oksiasi ai bahan isolasi ai. Paa umumnya kanungan ai tiak boleh lebih ai 0 ppm (pat pe million). Bahan isolasi ai engan kanungan ai lebih ai 0 ppm maka i alam mean listik akan menghasilkan gelembung yang bisa menyebabkan lemahnya kekuatan isolasi. Kekuatan isolasi tesebut menjai tiak stabil an bisa mengakibatkan kegagalan. Gelembung Uaa Gelembung Uaa ibentuk paa elah atau etakan paa pemukaan elektoa isebabkan oleh Pemisahan ai patikel zat ai menghasilkan pouk gas. Penguapan akibat peluahan yang tejai. Mean listik akan menghasilkan stess paa bahan isolasi ai. Munulnya gelembung uaa akan menimbulkan peluahan-peluahan elektik yang bisa melepas ikatan kimia ai bahan isolasi an menuunkan kekuatan bahan untuk menjai kegagalan..4.3 PENGARUH PADA BAHAN ISOLASI GAS Paa isolasi Gas Pengauh PD iawali oleh peistiwa koona. Peistiwa koona tejai ketika suatu isolasi gas ilalui suatu mean listik yang seagam menimbulkan ionisasi yang meupakan gejala awal tejainya kegagalan. Kemuian paa mean yang tiak seagam akan menyebabkan tejainya peluahan yang akan belangsung lama an akhinya tejai kegagalan isolasi. Ionisasi paa sistem isolasi gas ini yang menyebabkan kekuatan mateial menjai bekuang. Paa bahan isolasi gas tiak tampak aanya bekas aat ataupun tana sepeti paa bahan isolasi lainnya, tetapi aanya esis meupakan gejala awal yang haus ipehatikan apabila menggunakan isolasi gas. Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

19 4.5 HIPOTESA Penelitian tentang PD suah banyak ilakukan untuk mengetahui kaakteistik an kualitas seta kekuatan bahan seta aa-aa meneteksinya. Bebeapa penelitaian tentang PD yang suah illakukan aalah. Penelitian Deteksi PD paa konukto saluan tegangan menengah. Hal ini ilakukan untuk mengantisipasi aanya kegagalan sejak awal paa saluan istibusi. Penelitian ini ilakukan engan membuat ongga tiuan an vaiasi iamete ongga paa bahan isolasi yang igunakan sebagai intepetasi ai voi bahan isolasi seta menganalisis gelombang keluaan pulsa PD yang tejai ai peneapan tegangan AC. Penelitian ini menghasilkan bahwa vaiasi besa iamete ongga menghasilkan tingkat tegangan tembus yang bebea-bea. [4]. Penelitian Deteksi PD paa saluan tegangan menengah juga ilakukan paa sambungan konukto. Hal ini ilakukan engan melakukan eteksi ongga yang ihasilkan paa sambungan engan peneapan tegangan AC. Penelitian tesebut menghasilkan bahwa paa sambungan yang tiak sempuna akan mempeleba ongga an mempengauhi nilai tegangan tembus yang tejai. [3] 3. Analisis gelombang Koona, PD, paa kubikel engan ilapisi bahan isolasi. Penelitian ilakukan engan menganalisis gelombang koona, PD ai bebagai bahan isolasi sepeti venis, esin an tanpa isolato. Penelitian ini menghasilkan tingkat tegangan tembus bebea-bea ai bahan isolasi yang igunakan. [] 4. Analisis gelombang Koona, PD, paa kubikel engan ilapisi bahan isolasi. Penelitian ilakukan engan menganalisis gelombang koona, PD ai bebagai bahan isolasi sepeti venis, esin an tanpa isolato engan menggunakan metoe RI (Raio Intefeene oltage). Metoe ini menggunakan analisis esis suaa yang ihasilkan oleh gelombang PD yang tejai. Penelitian ini menghasilkan tingkat tegangan tembus bebea-bea ai bahan isolasi yang igunakan. [5] Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

20 5 5. Kaakteistik tegangan tembus ai minyak goeng yang meupakan fungsi ai tempeatu sebagai pengganti isolasi ai minyak tafo. Penelitian ilakukan engan menguji tingkat tegangan tembus bahan isolasi ai minyak goeng engan fungsi ai kenaikan tempeatu an ibaningkan engan isolasi paa minyak tansfomato. Penelitian ini menghasilkan tegangan tembus paa minyak goeng lebih tinggi ai minyak tafo sehingga bisa igunakan sebagai bahan pengganti isolasi ai paa pealatan tesebut. [6] 6. Deteksi PD paa stato geneato. Hal ini ilakukan kaena aanya ketiakhomogenitas isolasi paa stato geneato. Penelitian ilakukan engan menganalisis pulsa PD yang tejai an estimasi umu bahan isolasi stato geneato. Penelitian ini menghasilkan estimasi umu pemakaian bahan isolasi ai analisis pulsa PD yang ihasilkan. [7] 7. Diagnosis ai isolasi tansfomato aya. Hal ini ilakukan kaena umu pealatan yang makin menua sejalan engan pemakaian ilapangan. Diagnosis pealatan apat ilakukan paa setiap bagian maupun seaa keseluuhan. Analisis gas an isolasi ai beguna membeikan infomasi tentang penyebab kegagalan yang bebea-bea. Analisis kelembaban ilakukan engan menggunakan senso an metoa Fuan. Analisis PD igunakan untuk peneteksian kegagalan an memungkinkan untuk menentukan sumbe penyebabnya. Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa paamete isolasi membei banyak infomasi tentang konisi aktual tansfomato aya. [8] 8. Pengujian lapangan paa taksian isolasi tansfomato. Hal ini ilakukan untuk melakukan akusisi ata konisi tansfomato engan melakukan pengukuan ielektik. Caa pengujian yang umum yaitu engan omain waktu an omain fekwensi seangkan paa penelitian ini menggunakan pengukuan polaisasi an epolaisasi aus. Penngukuan ilakukan paa tansfomato MA engan bebagai konisi sepeti hujan, ekat engan mean koona. Paa penelitian ini menghasilkan sensitivitas pengukuan engan tingkat kesalahan 0.5 %. [9] Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

21 6 9. Aplikasi ai petimbangan beasakan kasus alam iagnosa kegagalan tansfomato aya. Hal ini ilakukan kaena penuunan effisiensi tansfomato yang mengakibatkan tejainya kegagalan. Tujuan ilakukannya penelitian ini aalah menguangi kegagalan yang tejai akibat iketahuinya konisi awalnya. Penelitian ini ilakukan engan aa mengakusisi ata ai bebagai kasus, sehingga apat keusakan yang itimbulkan ai kegagalan yang iawali engan gejala seupa apat iantisipasi engan baik. Penelitian ini menggunakan analisis ata beasakan paa hasil pengujian (Dissolve Gas Analyst) DGA paa tansfomato aya. Hasil penelitian ini ialah iapatkannya pemetaan kegagalan sehingga membantu iagnosis kegagalan an penanganannya engan epat an tepat. Paa penelitian ini ibuktikan juga bahwa metoa ini bisa melengkapi kelemahan sistem jaingan saaf ataupun fuzzy alam penggunaannya sebagai analisis tansfomato aya. [0] Penelitian yang suah aa tesebut sangat menukung analisa pola an tingkat PD alam menilai konisi tansfomato aya. Paa penelitian yang suah ilakukan iapatkan kaakteistik bebagai bahan isolasi ai tingkat tegangan tembusnya an tingkat PD yang tejai. Tansfomato aya meupakan pealatan yang menggunakan bahan isolasi yang tesusun seaa kompleks yaitu isolasi paat paa belitan yang teenam i alam isolasi ai. Penelitian yang suah aa membantu mengaahkan analisis ai susunan mateial isolasi yang aa i alam tansfomato. Penilaian konisi i alam penelitian ini ilakukan engan menggunakan analisa petimbangan tehaap kasus. Analisa ini ilakukan engan menggunakan hasil ata pengolahan hasil pengujian patial ishage tansfomato aya. Pengolahan ata yang ilakukan beasakan pengolahan satistik yaitu engan menggunakan uji koelasi an menai sebeapa besa pengauh vaiabel tegangan tehaap tingkat PD. Hasil ai analisis petimbangan tehaap kasus tesebut aalah pemetaan kegagalan yang bisa mempengauhi kualitas tansfomato aya yang ipeoleh ai kaakteistik PD yang tejai paa pealatan tesebut. Analisis pola..., Ai Mulai, FT UI, 009

BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA

BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM MULTIFASA BAB 3 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERER WM MULIFASA 3. enahuluan enelitian mengenai bentuk sinyal moulasi yang cocok untuk menghasilkan keluaan inete yang bekualitas baik telah lama ilakukan. Salah satu

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2

LISTRIK STATIS. Nm 2 /C 2. permitivitas ruang hampa atau udara 8,85 x C 2 /Nm 2 LISTIK STATIS A. Hukum Coulomb Jika tedapat dua muatan listik atau lebih, maka muatan-muatan listik tesebut akan mengalami gaya. Muatan yang sejenis akan tolak menolak sedangkan muatan yang tidak sejenis

Lebih terperinci

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK DFTR ISI DFTR ISI... 7. POTENSIL LISTRIK... 7. Potensial dan eda Potensial... 7. Dipole Listik...6 7.3 Kapasitansi Listik...9 7.4 Dielektikum... 7.5 Penyimpanan Enegi Listik...5 7.6 Pealatan : Tabung Sina

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Penahuluan Secaa umum, antena meupakan tansfomato/stuktu tansmisi ai gelombang tebimbing menuju ke gelombang uang bebas atau sebaliknya[6]. Aa bebeapa jenis

Lebih terperinci

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam. LISTRIK STATIS Listik statis (electostatic) mempelajai muatan listik yang beada dalam keadaan diam. A. Hukum Coulomb Hukum Coulomb menyatakan bahwa, Gaya taik atau tolak antaa dua muatan listik sebanding

Lebih terperinci

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER BAB II MDAN ISTRIK DI SKITAR KONDUKTOR SIINDR II. 1 Hukum Coulomb Chales Augustin Coulomb (1736-1806), adalah oang yang petama kali yang melakukan pecobaan tentang muatan listik statis. Dai hasil pecobaannya,

Lebih terperinci

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity). Hand Out Fisika 6 (lihat di http:).1. Pengetian Medan Listik. Medan Listik meupakan daeah atau uang disekita benda yang bemuatan listik dimana jika sebuah benda bemuatan lainnya diletakkan pada daeah itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS.. Tinjauan Pustaka Realisasi Ban Pass Filte untuk fekuensi paa Long Tem Evolution (LTE) menggunakan metoe Split Ring Resonato (SRR) Metamateial belum penah iealisasikan i Inonesia,

Lebih terperinci

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu.

Medan Listrik. Medan : Besaran yang terdefinisi di dalam ruang dan waktu, dengan sifat-sifat tertentu. Medan Listik Pev. Medan : Besaan yang tedefinisi di dalam uang dan waktu, dengan sifat-sifat tetentu. Medan ada macam : Medan skala Cnthnya : - tempeatu dai sebuah waktu - apat massa Medan vekt Cnthnya

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN A 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1. Analisa Sistem ejalan 3.1.1. Sejaah Peusahaan Gamba 3.1. Logo Peusahaan P Dnaplast, bk. P Dnaplast, bk aalah peusahaan ang begeak i biang pouksi botol plastik untuk memenuhi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2. Haga Tahanan Jenis Teoi yang mendasai metode tahanan jenis atau metode geolistik adalah hukum Ohm [7] yang mempunyai pesamaan : V I = (2.) R Dengan V menyatakan tegangan (volt),

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB ISIKA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB Jika tedapat dua atau lebih patikel bemuatan, maka antaa patikel tesebut akan tejadi gaya taik-menaik atau tolak-menolak

Lebih terperinci

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINAT SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS

PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINAT SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS PERSAMAAN DIFFERENSIAL PARSIAL DALAM KOORDINA SILINDIRS PADA MASALAH KONDUKSI PANAS Agung Hanayanto Absta Poses pepinahan panas/enegi melalui suatu meia at paat atau ai yang tejai aena onta langsung iantaa

Lebih terperinci

Teori Dasar Medan Gravitasi

Teori Dasar Medan Gravitasi Modul Teoi Dasa Medan Gavitasi Teoi medan gavitasi didasakan pada hukum Newton tentang medan gavitasi jagat aya. Hukum medan gavitasi Newton ini menyatakan bahwa gaya taik antaa dua titik massa m dan m

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK. * MUATAN LISTRIK. LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan ketas. Ini menunjukkan

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. k 9.10 Nm C 4. 0 = permitivitas udara atau ruang hampa. Handout Listrik Statis LISTIK STATIS * HUKUM COULOM. ila dua buah muatan listik dengan haga q dan q, saling didekatkan, dengan jaak pisah, maka keduanya akan taik-menaik atau tolak-menolak menuut hukum Coulomb adalah: ebanding

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Teoritis

BAB II Tinjauan Teoritis BAB II Tinjauan Teoitis BAB II Tinjauan Teoitis 2.1 Antena Mikostip 2.1.1 Kaakteistik Dasa Antena mikostip tedii dai suatu lapisan logam yang sangat tipis ( t

Lebih terperinci

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 1 BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK 4.1 Hukum Coulomb Dua muatan listik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis taik menaik. Ini beati bahwa antaa dua muatan tejadi gaya listik. Bagaimanakah pengauh

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasa I (FI-31) Topik hai ini (minggu ) Geak dalam Satu Dimensi (Kinematika) Keangka Acuan & Sistem Koodinat Posisi dan Pepindahan Kecepatan Pecepatan GLB dan GLBB Geak Jatuh Bebas Mekanika Bagian

Lebih terperinci

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb :

Konsep energi potensial elektrostatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dari r = ke r = r A Seperti digambarkan sbb : Knsep enegi ptensial elektstatika muatan titik : Muatan q dipindahkan dai = ke = A Sepeti digambakan sbb : q + Enegi ptensial muatan q yang tepisah pada jaak A dai Q U( A ) = - A Fc d Fc = 4 Q q ˆ = -

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS. Penahuluan Antena mikostip aalah suatu konukto metal yang menempel iatas goun plane yang iantaanya teapat bahan ielektik. Antena mikostip meupakan memiliki stuktu yang seehana,

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi.

III. TEORI DASAR. aliran listrik di dalam bumi dan cara mendeteksinya di permukaan bumi. . TEOR DSR 3.. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan beda

Lebih terperinci

PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN

PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN PERANCANGAN ESTIMATOR TAHANAN ROTOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA PENGENDALIAN TANPA SENSOR KECEPATAN Akhma Musafa 1 1 Pogam Stui Teknik Elekto, Fakultas Teknik, Univesitas Bui Luhu Jl. Cileug Raya Petukangan

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK STATIS

MEDAN LISTRIK STATIS Listik Statis 1 * MUATAN LISTRIK. MEDAN LISTRIK STATIS Suatu pengamatan dapat mempelihatkan bahwa bila sebatang gelas digosok dengan kain wool atau bulu domba; batang gelas tesebut mampu menaik sobekan-sobekan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan Kebisingan yang belebihan akan sangat bepengauh tehadap indea pendengaan. Seseoang yang telalu seing beada pada kawasan dengan kebisingan yang tinggi setiap hainya dapat mengalami gangguan pendengaan sementaa

Lebih terperinci

MUATAN LISTRIK DAN HUKUM COULOMB. ' r F -F

MUATAN LISTRIK DAN HUKUM COULOMB. ' r F -F MUATAN LISTRIK AN HUKUM COULOMB q k ' qq' ˆ - - Matei Kuliah isika asa II (Pokok Bahasan 1) MUATAN LISTRIK AN HUKUM COULOMB s. Ishafit, M.Si. Pogam Stui Peniikan isika Univesitas Ahma ahlan, 5 Muatan Listik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kopling, B. Tujuan C. Batasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang kopling, B. Tujuan C. Batasan Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Lata Belakang Dalam kehiupan sehai-hai kenaaan meupakan saana tepenting alamsistem tanspotasi an sangat ibutuhkan. Ie pengembangan saana tanspotasi yang kian bekembang, menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG

BAB 5 ANALISIS RIAK ARUS KELUARAN INVERTER PWM LIMA FASA DENGAN BEBAN TERHUBUNG BINTANG BAB 5 ANALII RIAK ARU KELUARAN INVERER PWM LIMA FAA DENGAN BEBAN ERHUBUNG BINANG 5. Penahuluan Paa bab ebelumnya telah ijelakan bahwa paa item multifaa, hubungan antaa iak au keluaan inete beban poligon

Lebih terperinci

VDC Variabel. P in I = 12 R AC

VDC Variabel. P in I = 12 R AC SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya

Torsi Rotor Motor Induksi 3. Perbaikan Faktor Daya SUDI EBAIKAN OSI DAN EFISIENSI MOO INDUKSI IGA FASA DENGAN MEMEBAIKI FAKO DAYA MOO INDUKSI Muhammad Fahmi Syawali izki, A.achman Hasibuan Konsentasi eknik Enegi Listik, Depatemen eknik Elekto Fakultas

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang 14 III. TEORI DASAR A. Hukum Newton Metoda gayabeat menggunakan hukum dasa, yaitu Hukum Newton tentang gavitasi dan teoi medan potensial. Newton menyatakan bahwa besa gaya taik menaik antaa dua buah patikel

Lebih terperinci

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Pengatuan Footpint Antena Gound Penetating Rada Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole Ande Eka Saputa (1324243) Jalu Pilihan Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elekto dan Infomatika Institut

Lebih terperinci

Program Komputer Berbasis Delphi untuk Analisis Perhitungan Persebaran Dosis Radiasi Pesawat Sinar-X dalam Bentuk Kurva Isodosis

Program Komputer Berbasis Delphi untuk Analisis Perhitungan Persebaran Dosis Radiasi Pesawat Sinar-X dalam Bentuk Kurva Isodosis Pogam Kompute Bebasis Delphi untuk Analisis Pehitungan Pesebaan Dosis Raiasi Pesawat Sina-X alam Bentuk Kuva Isoosis Anggata Azzantyawan, Monjo, Pobo Waseso 3,3 Juusan Teknik Fisika FT UGM Jln. Gafika

Lebih terperinci

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( ) Medan Listik Sejaah Fisikawan Peancis Piestley yang tosi balance asumsi muatan listik Gaya (F) bebanding tebalik kuadat Pengukuan secaa matematis bedasakan ekspeimen Coulomb Chales Augustin de Coulomb

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Tampilan eikut agaimana Listik dipoduksi dalam skala besa? Apakah batu bateai atau Aki saja bisa memenuhi kebutuhan listik manusia?

Lebih terperinci

BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PENGAMAN

BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PENGAMAN BAB VII PERITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PENGAMAN 94 BAB VII PERITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PENGAMAN 7. UMUM Dai pemilihan altenative angunan pantai yang telah iahas paa a seelumnya angunan pengaman yang ipilih

Lebih terperinci

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN

BAB - X SIFAT KEMAGNETAN BAHAN A - X SIFA KEAGNEAN AHAN ujuan: enghitung momen dipol dan suseptibilitas magnet untuk logam diamagnetik. engklasifikasikan logam paamagnetik. A. OEN DIPOL DAN SUSEPIILIAS AGNE Kemagnetan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama SUMER MEDAN MAGNET Oleh : Saba Nuohman,M.Pd Ke Menu Utama Medan Magnetik Sebuah Muatan yang egeak Hasil-hasil ekspeimen menunjukan bahwa besanya medan magnet () akibat adanya patikel bemuatan yang begeak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek 9 BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS Lab Elektonika Industi isika SILABI a. Konsep Listik b. Sumbe Daya Listik c. Resistansi dan Resisto d. Kapasistansi dan Kapasito e. Rangkaian Listik Seaah f. Konsep Elekto-Magnetik g. Induktansi dan Indukto

Lebih terperinci

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS

Bahan Ajar Listrik Statis Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd SMA Negeri 1 Maja LISTRIK STATIS SMA Negei Maja LISTRIK STATIS KLISTRIKAN Fisikawan Du Fay menunjukkan adanya dua macam pelistikan (eletifikasi). Bebeapa isolato tetentu, bila digosok dalam keadaan tetentu, menyebabkan gaya tolak. Hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengenalan Moto Induksi [1] Moto induksi meupakan moto listik aus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan, Penamaannya beasal dai kenyataan bahwa moto ini bekeja bedasakan

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi

III. TEORI DASAR. ini meliputi pengukuran beda potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi III. TEORI DASAR A. Konsep Umum Geolistik ialah suatu metode dalam geofisika yang mempelajai sifat alian listik di dalam bumi dan caa mendeteksinya di pemukaan bumi. Pendeteksian ini meliputi pengukuan

Lebih terperinci

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu). 7.3. Tansmisi Suaa Melalui Celah 7.3.1. Integal Kichhoff Cukup akses yang bebeda untuk tik-tik difaksi disediakan oleh difaksi yang tepisahkan dapat dituunkan dai teoema Geen dalam analisis vekto. Hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguaikan mengenai Identifikasi Vaiabel Penelitian, Definisi Vaiabel Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel,

Lebih terperinci

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN Disusun Oleh : IWAN APRIYAN SYAM SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUSA PUTRA KATA PENGANTAR Puji syuku kami panjatkan kehadiat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan ahmat dan kaunia-nya,sehingga

Lebih terperinci

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r 4. USH 4.1 System yang beada dalam keadaan setimbang akan tetap mempetahanan keadan itu. Untuk mengubah keadaan seimbang ini dipelukan pengauh-pengauh dai lua; sistem haus beinteaksi dengan lingkungannya.

Lebih terperinci

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH? KONSEP DASAR Path analysis meupakan salah satu alat analisis yang dikembangkan oleh Sewall Wight (Dillon and Goldstein, 1984 1 ). Wight mengembangkan metode

Lebih terperinci

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik LISTRIK MGNET potensil listik dan enegi potensial listik OLEH NM : 1.Feli Mikael asablolon(101057034).salveius Jagom(10105709) 3. Vinsensius Y Sengko (101057045) PROGRM STUDI PENDIDIKN FISIK JURUSN PENDIDIKN

Lebih terperinci

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. KORELASI Tedapat tiga macam bentuk hubungan anta vaiabel, yaitu hubungan simetis, hubungan sebab akibat (kausal) dan hubungan Inteaktif (saling mempengauhi). Untuk mencai hubungan antaa dua vaiabel atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB PENDAHULUAN. Lata belakang Pekembangan suatu teknologi sangat dipengauhi dengan pekembangan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa peanan ilmu pengetahuan, bisa dipastikan teknologi akan sulit untuk bekembang

Lebih terperinci

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG Teknik Industi FISIKA DASAR PERTEMUAN MATERI : POTENSIAL LISTRIK SILABI FISIKA DASAR Muatan dan Medan Listik Potensial Listik Kapasito dan Dielektik Aus dan Resistansi

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Duplexer Mikrostrip untuk Frekuensi LTE pada band ke-7

Perancangan dan Implementasi Duplexer Mikrostrip untuk Frekuensi LTE pada band ke-7 Elkomika Teknik Eleko Itenas Vol. No. Junal Teknik Elekto Juli Desembe 3 Peancangan an Implementasi Duplexe Mikostip untuk Fekuensi LTE paa ban ke-7 ENCENG SULAEMAN, ARSYAD RAMADHAN DARLIS, R. HARIANTI

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda F 1 F Mata Pelajaan : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA Pogam : IPA Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda 1. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka soong ditunjukkan sepeti pada gamba beikut

Lebih terperinci

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar

Studi Pemrosesan dan Visualisasi Data Ground Penetrating Radar Studi Pemosesan dan Visualisasi Data Gound Penetating Rada Yudi Yulius M Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi - LIPI yudi@ppet.lipi.go.id Yuyu Wahyu Pusat Penelitian Elektonika dan Telekomunikasi

Lebih terperinci

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL

6. Soal Ujian Nasional Fisika 2015/2016 UJIAN NASIONAL 6. Soal Ujian Nasional Fisika 015/016 UJIAN NASIONAL Mata Pelajaan : Fisika Jenjang : SMA/MA Pogam Studi : IPA Hai/Tanggal : Rabu, 6 Apil 016 Jam : 10.30 1.30 PETUNJUK UMUM 1. Isikan nomo ujian, nama peseta,

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge BAB 2 DASAR EORI 2. Pendahuluan Konvete dc-ac atau biasa disebut invete adalah suatu alat elektonik yang befungsi untuk menghasilkan keluaan ac sinusoidal dai masukan dc dimana magnitudo dan fekuensinya

Lebih terperinci

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik HKM CMB Muatan istik Gaya Coulomb untuk Muatan Gaya Coulomb untuk > Muatan Medan istik untuk Muatan Titik FISIKA A Semeste Genap 6/7 Pogam Studi S Teknik Telekomunikasi nivesitas Telkom M A T A N Pengamatan

Lebih terperinci

Peninjauan Kembali Desain Transformator Untuk Meningkatkan Ketahanan Terhadap Gangguan Penyulang

Peninjauan Kembali Desain Transformator Untuk Meningkatkan Ketahanan Terhadap Gangguan Penyulang Peninjauan Kembali Desain Tansfomato Untuk Meningkatkan Ketahanan Tehadap Gangguan Penyulang Abstak: Seingnya tansfomato mengalami keusakan akibat gangguan penyulang memelukan pehatian khusus untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Oleh : Aief Sudajat, S. Ant, M.Si PRODI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 006 KASUS (k) SAMPEL BERHUBUNGAN Pada bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB PENDAHULUAN Lata Belakang Pada zaman moden sepeti saat sekaang ini, enegi listik meupakan kebutuhan pime bagi manusia, baik masyaakat yang tinggal di pekotaan maupun masyaakat yang tinggal di pedesaan

Lebih terperinci

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI ANALISAPERITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI Nurnilam Oemiati Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammaiyah Palembang Email: nurnilamoemiatie@yahoo.com Abstrak paa

Lebih terperinci

SOAL-SOAL LATIHAN OLIMPIADE DAN SOLUSINYA

SOAL-SOAL LATIHAN OLIMPIADE DAN SOLUSINYA SO-SO IHN OIMPID DN SOUSINY Diamete Suut. (SOP 007) JIka iamete suut Matahai iamati oleh astonot yang mengobit planet keil Pluto paa jaak 9 S, maka besanya aalah. C. 7. 9. 0 D. 9. (SOK 009) Nebula M0 yang

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA Hingga sejauh ini kita sudah mempelajai tentang momentum, gaya-gaya pada fluida statik, dan ihwal fluida begeak dalam hal neaca massa dan neaca enegi.

Lebih terperinci

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q MEDAN LISTRIK 1 2.1 Medan Listik Gaya Coulomb di sekita suatu muatan listik akan membentuk medan listik. Dalam membahas medan listik, digunakan pengetian kuat medan. Untuk medan gaya Coulomb, kuat medan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi

BAB III LANDASAN TEORI. Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton dan baja. Kombinasi 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Umum Beton bertulang merupakan kombinasi antara beton an baja. Kombinasi keuanya membentuk suatu elemen struktur imana ua macam komponen saling bekerjasama alam menahan beban

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena 35 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskiptif. Kaena penelitian ini mengkaji tentang Pengauh Kontol Dii dan Lingkungan Keluaga Tehadap

Lebih terperinci

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY BAB ANTENA MIKROSTRIP ARRAY. ANTENA Antena meupakan suatu alat yang dapat meubah besaan listik dai saluan tansmisi menjadi suatu gelombang elektomagnetik (GEM) untuk diadiasikan ke udaa bebas [8]. Sebaliknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka Poyek akhi kali ini bejuul Realisasi BanPass Filte engan Metoa Dual- Moe Ring Resonato yang Teminiatuisasi paa Fekuensi 496MHz- 690MHz. Dikaenakan filte engan

Lebih terperinci

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON 1 BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON Sebelumnya telah dipelajai tentang hukum Newton: hukum I tentang kelembaban benda, yang dinyatakan oleh pesamaan F = 0; hukum II tentang hubungan gaya dan geak, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN BAB IV Hasil Simulasi Dan Analisa Pengukuan BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN 4.1. Pehitungan Saluan Pencatu Saluan pencatu yang digunakan pada Tugas Akhi ini menggunakan mikostip feedline.

Lebih terperinci

Gambar 4.3. Gambar 44

Gambar 4.3. Gambar 44 1 BAB HUKUM NEWTON TENTANG GERAK Pada bab kita telah membahas sifat-sifat geak yang behubungan dengan kecepatan dan peceaptan benda. Pembahasan pada Bab tesesbut menjawab petanyaan Bagaimana sebuah benda

Lebih terperinci

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS

STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS STUDI PERANCANGAN ANTENA MIKROSTRIP DIPOLE DUAL-BAND FREKUENSI 2,3 GHz DAN 3,3 GHz UNTUK APLIKASI BROADBAND WIRELESS ACCESS Yahya Ahmadi Bata, Ali Hanafiah Rambe Konsentasi Teknik Telekomunikasi, Depatemen

Lebih terperinci

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASA II : EL-22 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke-5 CAKUPAN MATEI. ESISTANSI DAN HUKUM OHM 2. ANGKAIAN LISTIK SEDEHANA 3. DAYA LISTIK DAN EFISIENSI JAINGAN SUMBE-SUMBE:.

Lebih terperinci

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga

Bab. Garis Singgung Lingkaran. A. Pengertian Garis Singgung Lingkaran B. Garis Singgung Dua Lingkaran C. Lingkaran Luar dan Lingkaran Dalam Segitiga ab 7 Sumbe: www.homepages.tesco Gais Singgung Lingkaan Lingkaan mungkin meupakan salah satu bentuk bangun data yang paling tekenal. Konsep lingkaan yang meliputi unsu-unsu lingkaan, luas lingkaan, dan

Lebih terperinci

Untuk semua cinta Untuk semua cita-cita Untuk semua kasih sayang Dari kedua orangtuaku yang begitu luar biasa.

Untuk semua cinta Untuk semua cita-cita Untuk semua kasih sayang Dari kedua orangtuaku yang begitu luar biasa. Untuk semua inta Untuk semua ita-ita Untuk semua kasih sayang Dai keua oangtuaku yang begitu lua biasa. GELOBNG SOLITER INTERNL PD LIRN TUNK (Stui kasus paa luia ua lapisan Oleh: SIDH G544 PROGR STUDI

Lebih terperinci

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd MEDAN LISTRIK Oleh : Saba Nuohman, M.Pd Ke Menu Utama Pehatikan Video Beikut: Mengapa itu bisa tejadi? Muatan Listik Penjelasan seputa atom : Diamete inti atom Massa potonmassa neton Massa elekton Muatan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR

PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR PENGGUNAAN SENSOR DHT11 SEBAGAI INDIKATOR SUHU DAN KELEMBABAN PADA BABY INCUBATOR Lenty Mawani, Nico Demus Rive Fiman Hutabaat Juusan Teknik Elektomedik, Univesitas Sai mutiaa Indonesia Fakultas Sain Teknologi

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Miko 5 Gelombang Miko 6 Gelombang lektomagnetik Gelombang elektomagnetik (em) tedii dai gelombang medan listik dan medan magnit ang menjala besama dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaa.

Lebih terperinci

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS

BAB 13 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS 397 BAB 3 LISTRIK STATIS DAN DINAMIS Penahkah anda melihat peti? atau penahkah anda tekejut kaena sengatan pada tangan anda ketika tangan menyentuh laya TV atau monito kompute? Peti meupakan peistiwa alam

Lebih terperinci

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP 8.. Penahuluan Lubang aalah bukaan paa ining atau asar tangki imana zat cair mengalir melaluinya. Lubang tersebut bisa berbentuk segi empat, segi tiga, ataupun lingkaran.

Lebih terperinci

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11 GRAFITASI Si Isaac Newton yang tekenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga tekenal dengan hukum Gafitasi Umum. Didasakan pada patikel-patikel bemassa senantiasa mengadakan gaya taik menaik sepanjang

Lebih terperinci

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern Fisika Dasa II Listik, Magnet, Gelombang dan Fisika Moden Pokok Bahasan Medan listik & Hukum Gauss Abdul Wais Rizal Kuniadi Novitian Spaisoma Viidi 1 Repesentasi dai medan listik Gais-gais medan listik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini betujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis pengauh evaluasi dii dan pengembangan pofesi tehadap kompetensi pedadogik

Lebih terperinci

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola

Bab. Bangun Ruang Sisi Lengkung. A. Tabung B. Kerucut C. Bola Bab Sumbe: www.contain.ca Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Sekolah Dasa, kamu telah mengenal bangun-bangun uang sepeti tabung, keucut, dan bola. Bangun-bangun uang tesebut akan kamu pelajai kembali pada bab

Lebih terperinci

MODEL INVENTORI SINGLE STOCKING POINT-SINGLE COMMODITY DENGAN TINGKAT PERMINTAAN KONSTAN LILIS SUSILAWATI

MODEL INVENTORI SINGLE STOCKING POINT-SINGLE COMMODITY DENGAN TINGKAT PERMINTAAN KONSTAN LILIS SUSILAWATI MODEL INVENTORI SINGLE STOCKING POINT-SINGLE COMMODITY DENGAN TINGKAT PERMINTAAN KONSTAN LILIS SUSILAWATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. Vetikal Dain Laju konsolidasi yang endah pada lempung jenuh dengan pemeabilitas endah dapat dinaikkan dengan menggunakan dainase vetikal (vetical dain) yang mempependek lintasan

Lebih terperinci

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS SEMESTER GENAP 008/009 TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS Alian dalam anulus adalah alian di antaa dua pipa yang segais pusat. Jadi ada pipa besa dan ada pipa kecil. Pipa kecil beada dalam pipa besa.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS VEKTOR

BAB 3 ANALISIS VEKTOR NLISIS VEKTOR.. Penahuluan Vekto meupakan suatu besaan ang mempunai aah. Vekto inatakan engan besa vekto an aahna. Penggambaan vekto begantung paa sistem kooinat ang ipilih. Paa bab sebelumna telah ibahas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. 8 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Suatu penelitian dapat behasil dengan baik dan sesuai dengan posedu ilmiah, apabila penelitian tesebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS

Bahan Ajar Fisika Teori Kinetik Gas Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd TEORI KINETIK GAS Bahan ja Fisika eoi Kinetik Gas Iqo uian, S.Si,.Pd EORI KIEIK GS Pendahuluan Gas eupakan zat dengan sifat sifatnya yang khas diana olekul atau patikelnya begeak bebas. Banyak gajala ala yang bekaitan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational BAB IV ANALISIS DATA Analisis data meupakan hasil kegiatan setelah data dai seluuh esponden atau sumbe data lainnya tekumpul. Hal ini betujuan untuk mengetahui tingkat kebenaan hipotesis-hipotesis penelitian

Lebih terperinci

IR. STEVANUS ARIANTO 1

IR. STEVANUS ARIANTO 1 8/7/07 MUTN LISTRIK HUKUM OULOM MEDN LISTRIK LINTSN PRTIKEL KUT MEDN LISTRIK OL KONDUKTOR KUT MEDN LISTRIK LEMPENG ERMUTN GRIS GY HUKUM GUSS ENERGI POTENSIL LISTRIK POTENSIL LISTRIK POTENSIL LISTRIK OL

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB. III METODE PEELITIA A.Identifikasi Vaiabel Penelitian Pada bagian ini akan diuaikan segala hal yang bekaitan dengan identifikasi vaiabel penelitian, definisi opeasional vaiabel penelitian, subjek

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. Bahan Ajar 1: Kelistrikan (Minggu ke 1 dan 2)

UNIVERSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA. Bahan Ajar 1: Kelistrikan (Minggu ke 1 dan 2) UNIVRSITAS GADJAH MADA PROGRAM STUDI FISIKA FMIPA Bahan Aja 1: Kelistikan (Minggu ke 1 dan 2) FISIKA DASAR II Semeste 2/3 sks/mff 1012 Oleh Muhammad Fachani Rosyid Dengan dana BOPTN P3-UGM tahun anggaan

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-2 CAKUPAN MATERI 1. MEDAN LISTRIK 2. INTENSITAS/ KUAT MEDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK MATA KULIAH KOD MK Dosen : FISIKA DASAR II : L-1 : D. Budi Mulyanti, MSi Petemuan ke- CAKUPAN MATRI 1. MDAN LISTRIK. INTNSITAS/ KUAT MDAN LISTRIK 3. GARIS GAYA DAN FLUKS LISTRIK SUMBR-SUMBR: 1. Fedeick

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY ISSN 085-05 Junal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 0(): 6 -, 04 HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY Dedek Suhendo dan Kistian Juusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan BAB II METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Bentuk penelitian yang dipegunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian koelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan umus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Pengetian Pestasi Belaja Pestasi belaja meupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dai lua dii seseoang mahasiswa yang sedang belaja, pestasi belaja tidak dapat diketahui

Lebih terperinci