BAB II TEKNOLOGI MIMO-OFDM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TEKNOLOGI MIMO-OFDM"

Transkripsi

1 BAB II EKOLOGI MIMO-OFDM.. Siem Muliple Inpu Muliple Oupu (MIMO Siem Muliple-Inpu Muliple-Oupu (MIMO merupaan iem yang erdiri dari eumlah erminal (anena pengirim dan penerima. ida eperi iem anenna onvenional yang anga renan erhadap mulipah, iem MIMO uru beera anga bai pada omponen mulipah. Komponen mulipah dieploiai unu meningaan diveria dan efiieni bandwidh (bp/hz yang eninya aan dibaha emudian. Gambar. Siem MIMO ecara umum Pada gambar. diaa, erliha iem MIMO dengan anena pengirim dan penerima yang lebih dari au. Anena penerima aan menerima inyal yang diiriman oleh anena pengirim eelah inyal erebu dialian dengan uau mari anal. Secara umum, dengan mari anal H, inyal yang dierima oleh anena penerima dapa dirumuan ebagai beriu: x = h + h +.+ h x = h + h +.+ h x = h + h +.+ h aau, ecara umum dapa digabungan e dalam uau peramaan, yaiu: Spaial muliplexing mimo..., I Gura 5 Prabu Seny, F UI, 8

2 menghailan model inyal ederhana iem MIMO :....(. (. dengan unu emua inyal, digunaan noai mari:...(.3 mari H merupaan mari anal MIMO yang dibenu dari eimai nilai h i pada anal ranmii. Mari ini aan berguna dalam mendapaan embali inyal informai pada ii penerima. Sinyal informai didapaan dengan mengalian invere mari H dengan inyal pada ii penerima (x, eperi erliha pada peramaan beriu: (.4... Pemodelan Kanal MIMO Pengaruh araer aii mulidimenional dari anal Fading MIMO (mari H memilii peran yang anga ignifian pada performa iem. Oleh arena iu, perancangan model anal MIMO, menadi uau hal yang pening. Pemodelan anal MIMO berdaaran eadaan lingungan fiinya, dibagi menadi dua, yaiu model phyical (Deerminiic/geomeric dan model ochaic [6]. Model Deerminiic, yaiu model fii melibaan parameer fii anal di eadaan ebenarnya dari emua omponen mulipah, eperi DoA (Direcion of Arrival dan DoD (Direcion of Deparure. Pemodelan ini berlau unu lingungan picocell / microcell. Model ini dapa digunaan ebagai daar unu pemodelan ecara ochaic. Conoh pemodelan ini adalah Codi Model. Model edua, ochaic yang berari beraraerii probabilia aau aca, memberian Spaial muliplexing mimo..., I Gura 6 Prabu Seny, F UI, 8

3 permodelan ecara aii dari properi-properi paial anal pada elemenelemen anena [6]. Model ini biaanya dipaai pada daerah penguuran yang lua. Conoh dari model ini adalah model Mera MIMO pada 3GPP. Variai alur empuh yang berbeda-beda anara dengan R ebagai fungi wau, loai, dan freueni (mulipah Fading dapa direpreenaian dengan diribui aii. Unu fou e maalah Fading ini, model geomeri dapa diranfer e dalam model ochaic [6]. Gambar. Pemodelan anal MIMO Pada gambar. erliha pemodelan anal MIMO ecara umum. Dari gambar, erliha iem MIMO dengan eumlah anena ranmier dan R anena receiver. Kanalnya direpreenaian dengan mari H yang memilii R bari dan olom. Elemen-elemen marinya, h i merupaan fungi ranfer dari anena ranmier e e anena receiver e i. Dari gambar erliha, inyal yang dierima anena receiver merupaan penumlahan inyal dari emua anena ranmier... eni MIMO Siem MIMO dapa memanfaaan eberadaan mulipah unu mencipaan eumlah anal euivalen yang eolah-olah erpiah au ama lain, dimana pada ondii normal eberadaan mulipah uru merugian arena Spaial muliplexing mimo..., I Gura 7 Prabu Seny, F UI, 8

4 menimbulan fading. Dalam apliainya, erdapa dua macam eni MIMO yang digunaan dalam iem omuniai nirabel dan bergera yaiu:... Spaial Muliplexing[4] eni paial muliplexing mengiriman daa yang berbeda ecara paralel dan diodean ecara paralel pula unu eiap anena ranmiinya. uuan uama penggunaan eni ini adalah unu mencapai apaia anal yang bear, dengan memecah aliran daa berlau inggi menadi eumlah aliran paralel euai dengan umlah anena ranmier, maing-maing dengan lau yang lebih rendah dari aliran alinya. Aliran-aliran daa ini dilewaan pada mari huu yang berfungi menggabung-gabungan inyal dari emua aliran dengan ombinai erenu unu diranmiian melalui eiap anena. Ini merupaan uau proe muliple yang berlangung pada dimeni paial arena eiap ombinai daa paralel diuuan e alah au anena ranmier. Gambar.3 Spaial muliplexing. Spaial muliplexing dapa menambah pecrum efiieni ehingga dapa menambah ecepaan ranmii daa. Spaial muliplexing mimo..., I Gura 8 Prabu Seny, F UI, 8

5 Gambar.4 Spaial mulipleing pada pengiriman daa. Unu mengeimai repon anal pada iem ini, dierapan uau aluran umpan bali informai dari anena receiver e ranmier. Dengan adanya umpan bali ini, ranmier dapa mengeahui nilai mari muliple yang opimum unu mendapaan apaia anal yang maimal. Operai deompoii nilai ingular (ingular value decompoiion aau SVD merupaan uau eni yang digunaan unu mendiagonaliai uau mari dan menenuan nilai eigennya, dimana dalam hal ini, beruuan unu mengeimai mari repon anal. Mari repon anal yang dihailan adalah...(.5 Dua mari uniari U dan V, yang dihailan oleh operai ini adalah mari muliple dan mari demuliple yang digunaan oleh ranmier dan receiver. Konfigurai iem erebu emudian menadi euivalen dengan iem ranmier-receiver yang erhubung melalui eumlah aluran paralel ebanya dan R, erganung mana yang lebih ecil. Bila bernilai lebih ecil dari R, maa iem ini eolah-olah memilii aluran yang erpiah au ama lain unu membawa aliran daa yang berbeda, maing-maing dengan lau raa-raa / dari lau aliran daa alinya, padahal eluruh iem muli anena ini beera pada freueni yang ama. Dapa diimpulan elah eradi penghemaan penggunaan bandwidh ebear / ali, aau dengan aa lain eradi peningaan apaia anal ebear ali. Bayangan ondii eremnya, dengan ediinya anena pada maing-maing ii ranmier dan receiver, aliran daa ebear Mbp dapa diiriman e receiver dengan bandwidh eiar Hz aa apabila digunaan modulai dengan efiieni bp/hz. Aau dari udu pandang yang berlawanan, lebar perum Hz yang ebelumnya hanya mampu membawa inyal bp, Spaial muliplexing mimo..., I Gura 9 Prabu Seny, F UI, 8

6 earang mampu mengangu daa berlau Mbp dengan menggunaan minimal anena pada eiap ii Kapaia anal iem MIMO dapa dihiung berdaaran rumuan Shanon, yaiu: C P h Elog n x / bp Hz (.6 Dengan menerapan operai SVD, apia anal Shannon dapa diubah menadi: P Elog de R n ran( H P E log i n CRx o h HH i bp/ Hz..(.7 Dimana C adalah apaia anal yang dihiung dalam [bp/hz], E adalah epeai pada emua realiai anal, P adalah daya raa-raa yang diranmiian pada anal, H adalah penguaan anal omple random, n adalah varian noie, I Ro adalah mari idenia berdimeni ran(h yang diliha dari ii receiver, adalah umlah anal paial, H h adalah hermiian mari H, ran(h < min{r,}, i adalah uadra nilai ingular yang beraian dengan daya dari iap-iap anal hail deompoii mari h HH dan P/ n adalah raio ignalo-noie (SR raa-raa pada eiap ii receiver. [4] Selain iu, unu mendapaan apaia anal yang lebih opimal, dapa digunaan eni waerfilling dengan lau ub aliran (ubream ranmii yang lebih cepa melalui anal dengan SR yang lebih inggi.... Spaial diveriy Pada eni ini, eiap anena pengirim pada iem MIMO mengiriman daa yang ama ecara paralel dengan mengunaan coding yang berbeda. uuannya adalah mendapaan ualia inyal einggi mungin dengan memanfaaan eni diveriy pada ranmier dan receiver Spaial muliplexing mimo..., I Gura Prabu Seny, F UI, 8

7 Gambar.5 Spaial diveriy Diveriy ecara onvenional diapliaian dengan pemaangan anena array pada ii receiver, dengan harapan bahwa ualia inyal yang dierima dapa diingaan dari iem au anena dalam ondii anal fading dengan adanya mulipah. Receive and ranmi diveriy dapa menanggulangi fading dan ecara ignifian dapa menambah lin qualiy aau dengan aa lain dapa meningaan SR. Beriu merupaan blo diagram pada ii pengirim dan penerima dari Spaial diveriy: Gambar.6 Sii pengirim Gambar.7 Sii penerima Peningaan ualia inyal dapa diliha berdaaran nilai parameer penguaan diveriy (diveriy gain, yang harganya main meninga dengan main bearnya inga diveriy R, yaiu umlah anena yang digunaan pada receiver. Penggunaan SC (Space ime Coding pada iem MIMO dengan eumlah anena ranmier dan R anena receiver menanian enaian inga diveriy menadi R. Sebagai gambaran, dengan 4 anena pada maing- Spaial muliplexing mimo..., I Gura Prabu Seny, F UI, 8

8 maing ranmier dan receiver, iem MIMO dengan SC diharapan mampu menyediaan inga diveriy yang eara dengan meode onvenional menggunaan 6 anena pada receiver[7]..siem Orhogonal Frequency Diviion Muliplexing (OFDM OFDM pada daarnya merupaan uau ema ranmii muli carrier, dimana menggabungan uau eni modulai dengan muliplexing. Konep daar dari OFDM adalah pembagian/penyebaran ranmii daa melalui eumlah ubcarrier, dan dimodulai pada low rae. Dengan demiian, uau inyal OFDM dapa diaaan erdiri dari eumpulan narrowband carrier yang diranmiian dari umber yang ama pada freueni yang berbeda. Gambar.8 Konep daar dari OFDM Pada gambar.8 erliha uunan inyal OFDM, dimana ecara umum erdiri dari eumpulan ubcarrier yang aling ega luru au ama lain. Jara dianara ubcarrier merupaan ebalian dari durai eiap imbol, ehingga maing-maing ubcarrier aling ega luru (non-inerfering.[5] Maing maing ubcarrier aling orogonal au ama lain. Orogonalia inilah yang memunginan adanya overlapping pecral dianara ubcarrier, dimana perum dari iap-iap ubcarriernya mempunyai harga nol pada freueni pua ubcarrier lainnya ehingga ida aan eradi inerfereni anar ub carrier. Hal inilah yang membedaan prinip era OFDM dengan FDM, dimana pada FDM pembagian anal hanya berdaaran freueni, dengan diberi uau ara erenu anar anal (Guard Inerval unu mencegah inerfereni. Dari egi inilah, erliha dengan ela, bahwa OFDM lebih efiien dalam penggunaan bandwidh dibanding onep FDM. Spaial muliplexing mimo..., I Gura Prabu Seny, F UI, 8

9 3 Gambar.9. Perbandingan perum FDM dan OFDM Konep orogonalia, dapa dielaan ecara maemai ebagai beriu [4]: Mialan imbol erial ermodulai QPSK dengan periode imbol dibagi e dalam eumlah aliran penggani paralel. Seelah onveri paralel maa periode imbol pada eiap aliran penggani meninga menadi x. Sinyal baeband euivalen yang diuun dari eumlah aliran paralel diuli n f n e (, (...(.8 n, adalah imbol modulai QPSK yang diranmiian pada ubcarrier e dari imbol OFDM e n dan f adalah freueni pua ubcarrier e. Jia pai freueni di anara dua ubcarrier adalah merupaan elipaan / aau f, dimana adalah bilangan bula, maa down-convering inyal yang dierima adalah d c c ( ( ˆ f f d e e d e e ( d e Spaial muliplexing mimo..., I Gura Prabu Seny, F UI, 8

10 4 d e in( co( d d in( in( inc ( inc ( (,, ˆ unu unu Hail erebu di aa dicapai oleh arena inegrai : d d co co in in( in( in( ( (in( in dan inegrai : Spaial muliplexing mimo..., I Gura Prabu Seny, F UI, 8

11 5 d d in in d in co co( co( co( co( Dari uraian maemai diaa, erliha bahwa maing-maing ub-carrier aling ega luru. Sperum yang dihailan oleh eni OFDM ini dapa diliha pada gambar beriu: Gambar.. Sperum ubcarrier inyal OFDM... OFDM Proceing Secara umum, proe ranmii dari iem OFDM dapa dielaan ebagai beriu: Mauan daa erial pada ii ranmier, diodean unu menambahan redundancy chec yang beruuan unu error recovery pada aa diranmiian, Spaial muliplexing mimo..., I Gura Prabu Seny, F UI, 8

12 elain iu uga inerleaving daa unu menganiipai anal yang error. Kemudian, daa dionveri dari erial e paralel dan dipeaan dengan menggunaan ignal mapper dari x bi unu membenu bilangan omple. Pemeaan ini eradi pada eiap ub carrier dengan menggunaan modulai biaa, eperi QPSK dan QAM. Dengan menggunaan Invere Fa Fourier ranform (IFF, hail modulai adi diubah menadi uau inyal muli ubcarrier OFDM. Proe yang eradi pada ii ranmier dapa diliha pada gambar. beriu. Gambar. Sema ranmier iem OFDM Sinyal ini dionveri embali e erial unu ranmii. Sebelum diranmiian, ebuah guard inerval diipan dianara imbol unu mencegah Inerimbol Inerference(ISI yang diebaban diori mulipah. Cyclic prefix berinda ebagai Guard Inerval di mana panangnya melebihi delay pada anal propagai mulipah. Penyiipan Guard Inerval dapa diliha pada gambar. beriu. Gambar. Penyiipan guard inerval di anara imbol Pada gambar., erliha poii Guard Inerval pada eiap imbol. Guard Inerval diiipan pada eiap imbol dengan uuan mencegah eradinya ISI. Spaial muliplexing mimo..., I Gura 6 Prabu Seny, F UI, 8

13 Selanunya, imbol dire erebu dionveri e analog oleh DAC (Digial Analog Converer dan emudian di filer menggunaan Low PaFiler unu up-converion dan diranmiian melalui anena pemancar (ranmier. Pada ii penerima (receiver, proe yang berebalian eradi, unu mendapaan inyal daa embali. Proe pengolahan inyal pada ii receiver dapa diliha pada gambar.3 beriu. Gambar.3 Sema receiver iem OFDM.. Keunugan penggunaan eni OFDM[8] Beriu merupaan eunungan eni OFDM ecara umum:.... Efiien dalam pemaaian freueni OFDM adalah alah au eni mulicarrier (FDM, eapi memilii efieni pemaaian freueni yang auh lebih bai. Pada OFDM overlap anar freueni yang berebelahan diperbolehan, arena maing-maing udah aling orogonal, edangan pada iem mulicarrier onvenional unu mencegah inerfereni anar freueni yang berebelahan perlu dielipan freueni penghalang (guard band, dimana hal ini memilii efe amping berupa menurunnya ecepaan ranmii bila dibandingan dengan iem ingle carrier dengan lebar perum yang ama. Sehingga alah au araerii dari OFDM adalah ingginya inga efiieni dalam pemaaian freueni. Selain iu pada mulicarrier onvenional uga diperluan band pa filer ebanya freueni yang digunaan, edangan pada OFDM cuup menggunaan FF aa.... Kua menghadapi frequency elecive Fading Karaer uama yang lain dari OFDM adalah ua menghadapi frequency elecive Fading. Dengan menggunaan enologi OFDM, meipun alur omuniai yang digunaan memilii araerii frequency elecive Fading Spaial muliplexing mimo..., I Gura 7 Prabu Seny, F UI, 8

14 (dimana bandwidh dari anal lebih empi dibanding bandwidh dari ranmii ehingga mengaibaan pelemahan daya erima ecara ida eragam pada beberapa freueni erenu, eapi iap ub carrier dari iem OFDM hanya mengalami fla Fading (pelemahan daya erima ecara eragam. Pelemahan yang diebaban oleh fla Fading ini lebih mudah diendalian, ehingga performani dari iem mudah unu diingaan. Selain beberapa eunungan diaa, erdapa beberapa eurangan dari iem OFDM, yaiu dari egi frequency offe dan diori linier. Siem OFDM anga eniif erhadap carrier frequency offe yang diebaban oleh ier pada gelombang pembawa (carrier wave dan uga erhadap Efe Doppler yang diebaban oleh pergeraan bai oleh aiun pengirim maupun aiun penerima. Selain iu, arena enologi OFDM merupaan ebuah iem modulai yang menggunaan muli-freueni dan muli-ampliudo, ehingga iem ini mudah eronaminai oleh diori nonlinear yang eradi pada amplifier dari daya ranmii. Spaial muliplexing mimo..., I Gura 8 Prabu Seny, F UI, 8

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE MODUL 7 APLIKASI TRAFORMASI LAPLACE Tranformai Laplace dapa digunaan unu menyeleaian bai peroalan analia maupun perancangan iem. Apliai Tranformai Laplace erebu berganung pada ifa-ifa ranformai Laplace,

Lebih terperinci

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems) Siem Komunikai II (Digial Communicaion Syem) Topik: Lecure #2: Modulai Baeband (Baeband Modulaion) 2. Mapping (Formaing). - Binary (2-Level) PAM / PCM. - M-ary (Muli-Level) PAM / PCM. 2.2 Pule Shaping

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s 8/5/ Sudaryano Sudirham Analii angaian Liri Di Kawaan 8/5/ Kuliah Terbua ppx beranimai eredia di www.ee-cafe.org Buu-e Analii angaian Liri Jilid eredia di www.buu-e.lipi.go.id dan www.ee-cafe.org 8/5/

Lebih terperinci

Bab III. Menggunakan Jaringan

Bab III. Menggunakan Jaringan Bab III Pembuaan Jadwal Pelajaran Sekolah dengan Menggunakan Jaringan Pada bab ini akan dipaparkan cara memodelkan uau jaringan, ehingga dapa merepreenaikan uau jadwal pelajaran di ekolah. Tahap perama

Lebih terperinci

Model Rangkaian Elektrik

Model Rangkaian Elektrik Tuga Siem Linier Model Rangkaian Elekrik Model model unuk beberapa rangkaian elekrik, eperi: reiani, kapaiani, dan indukani ecara ederhana diperlihakan dalam gambar dibawah. Dalam gambar erebu juga di

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu

Perancangan Sistem Kontrol dengan Tanggapan Waktu erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku 4 erancangan Siem onrol dengan anggapan Waku.. endahuluan ada bab ini, akan dibaha mengenai perancangan uau iem konrol ingleinpu-ingle-oupu linier ime-invarian

Lebih terperinci

Pencuplikan Sinyal Waktu Kontinyu dan Rekonstruksi. Edisi Semester 2 17/18 EYH 1

Pencuplikan Sinyal Waktu Kontinyu dan Rekonstruksi. Edisi Semester 2 17/18 EYH 1 5 Pencuplikan Sinyal Waku Koninyu dan Rekonruki Edii Semeer 2 17/18 EYH 1 5.1 Pengolahan Sinyal Waku Dikri 5.1.1 Sampling 5.1.1.1 Sampling Priodik 5.1.1.2 Repreenai domain frekueni proe ampling 5.1.1.3

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS BAB KINEMATIKA GERAK LURUS.Pada ekiar ahun 53, eorang ilmuwan Ialia,Taraglia,elah beruaha unuk mempelajari gerakan peluru meriam yang diembakkan. Taraglia melakukan ekperimen dengan menembakkan peluru

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI PENDAHULUAN Laar Belakang Salah au maalah aru dalam uau nework adalah penenuan pah erpendek. Maalah pah erpendek ini merupakan maalah pengopimuman, karena dengan diperolehnya pah erpendek diharapkan dapa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM BAB III PERANCANGAN MODEL DAN SIMULASI SISTEM 3.1 Pendahuluan Berikut diagram blok pemodelan ytem yang akan diimulaikan. Seluruh ytem dimodelkan dengan meggunakan program Matlab. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

Transformasi Laplace Bagian 1

Transformasi Laplace Bagian 1 Modul Tranformai aplace Bagian M PENDAHUUAN Prof. S.M. Nababan, Ph.D eode maemaika adalah alah au cabang ilmu maemaika yang mempelajari berbagai meode unuk menyeleaikan maalah-maalah fii yang dimodelkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL

PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 2007/ 2008 UJIAN SEMESTER GANJIL PEMERINTAH KOTA DUMAI DINAS PENDIDIKAN KOTA DUMAI SMA NEGERI 3 DUMAI TAHUN PELAJARAN 27/ 28 UJIAN SEMESTER GANJIL Maa Pelajar Fiika Kela XII IPA Waku 12 meni 1. Hubungan anara jarak () dengan waku () dari

Lebih terperinci

Matriks Transformasi

Matriks Transformasi Marik Tranformai A Marik Tranformai dan Koordina Homogen Kombinai benuk perkalian dan ranlai unuk ranformai geomeri 2D ke dalam uau marik dilakukan dengan mengubah marik 2 2 menjadi marik 3 3 Unuk iu maka

Lebih terperinci

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI 4. ALIDITAS DA RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EALUASI Tujuan : Seelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu membua ala evaluasi bau unu program pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah ahap ahir dalam prosedur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN BAB PENDAHUUAN. ATAR BEAKANG Seringali ara enelii aau saisiawan melauan enganalisaan erhada suau eadaan/masalah dimana eadaan yang dihadai adalah besarnya jumlah variabel samel yang diamai. Unu iu erlu

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL 21 BAB IV SIMULASI MODEL Pada bagian ini aan diunjuan simulasi model melalui pendeaan numeri dengan menggunaan ala banu peranga luna Mahemaica. Oleh arena iu dienuan nilai-nilai parameer seperi yang disajian

Lebih terperinci

Menentukan Disability Normal Cost Dengan Mempertimbangkan Pengaruh Kurs Valuta Asing

Menentukan Disability Normal Cost Dengan Mempertimbangkan Pengaruh Kurs Valuta Asing Menenuan Diabiliy Normal Co Dengan Memperimbangan Pengaruh Kur Valua Aing Gao Riwi eyano Juruan aiia, Univeria Padjadjaran (gao_riwi@unpad.ac.id) ATRAK Program pendanaan peniun merupaan uau upaya unu menyediaan

Lebih terperinci

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION

PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION PENALAAN PARAMETER PENGENDALI PID DENGAN METODA MULTIPLE INTEGRATION Bayu Seio Handhoko Ir. Agung Wario DHET Sumardi, ST, MT Juruan Teknik Elekro Fakula Teknik Univeria Diponegoro Semarang Abrak - Semenjak

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham nalii angaian itri Di Kawaan - Sudaryatno Sudirham, nalii angaian itri 3 nalii angaian Menggunaan Tranformai aplace Setelah mempelajari bab ini ita aan memahami onep impedani di awaan.

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012 InfiniyJurnal Ilmiah Program Sudi Maemaia STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, Sepember 2012 GRUP PERMUTASI SIKLIS DALAM PERMAINAN SUIT Oleh: Bagus Ardi Sapuro Jurusan Pendidian Maemaia, IKIP PGRI Semarang

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH KINETIK REKSI HOMOGEN SISTEM BTH SISTEM REKTOR BTH OLUME TETP REKSI SEDERHN (SERH/IREERSIBEL Beberapa sisem reasi sederhana yang disajian di sini: Reasi ireversibel unimoleuler berorde-sau Reasi ireversibel

Lebih terperinci

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x III PEMODELAN Model Perumbuan Koninu Terbaasnya sumber-sumber penyoong (ruang, air, maanan, dll) menyebaban populasi dibaasi ole suau daya duung lingungan Perumbuan populasi lamba laun aan menurun dan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 4 PENGANAISAAN RANGAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINGGI Oleh : Ir. A.Rachman Haibuan dan Naemah Mubarakah, ST 4. Pendahuluan Pada umumnya peramaan diferenial homogen orde dua

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran. Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut.

Tujuan Pembelajaran. Saat kuselesaikan bab ini, kuingin dapat melakukan hal-hal berikut. Tujuan Pembelajaran Saa kueleaikan bab ini, kuingin dapa melakukan hal-hal beriku. Menyeleaikan model dinamik linear orde au dan dua ecara analii Menyaakan model dinamik kedalam fungi alih ranfer funcion

Lebih terperinci

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m Ulangan Bab 3 I. Peranyaan Teori. Seekor cheeah menempuh jarak 6 m dalam waku dua meni. Jika kecepaan cheeah eap, berapakah bearnya kecepaan cheeah erebu? Pembahaan : Dikeahui : = 6 m = meni = ekon 6 m

Lebih terperinci

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi

BANGUN RUANG. ABFE dan sisi DCGH, dan sisi ADHE dan sisi NGUN RUNG. Pengeian 1. Kubu Kubu adalah bangun uang yang dibaai oleh enam buah bidang peegi yang konguen (benuk dan E beanya ama). (Pehaikan Gamba 1) Kubu mempunyai 6 ii, 8 iik udu, dan 12 uuk. Semua uuk

Lebih terperinci

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL

REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Proiding Seminar Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISBN: 978-6-6--9 hal 5-4 November 6 hp://jurnal.fkip.un.ac.id REPRESENTASI INTEGRAL STOKASTIK UNTUK GERAK BROWN FRAKSIONAL Chaarina Enny Murwaningya,,

Lebih terperinci

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X)

Lag: Waktu yang diperlukan timbulnya respons (Y) akibat suatu aksi (X) Lag: Waku yang diperlukan imbulnya repon ( akiba uau aki ( Conoh: Pengaruh kredi erhadap produki Suplai Uang mempengaruhi ingka inflai eelah beberapa kwaral Hubungan pengeluaran R & D dengan produkifia

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diemuaan beberapa onsep dasar yang beraian dengan analisis runun wau, dianaranya onsep enang esasioneran, fungsi auoorelasi dan fungsi auoorelasi parsial, macam-macam

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Simulasi MIMO OFDM dengan teknik spatial multiplexing ini menggunakan berbagai macam parameter, yang mana dapat dilihat pada tabel 4.1. Pada simulasi, digunakan tiga

Lebih terperinci

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Vol. 7. No. 3, 36-44, Desember 004, ISSN : 1410-8518 UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Budi Warsio, Dwi Ispriyani Jurusan Maemaia FMIPA Universias Diponegoro Absra Tulisan ini membahas

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

KOMBINASI ORTHOGONAL SPACE TIME BLOCK CODING DAN BLOCK CHANNEL CODING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

KOMBINASI ORTHOGONAL SPACE TIME BLOCK CODING DAN BLOCK CHANNEL CODING UNTUK MENINGKATKAN KINERJA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING TEKOLOGI DA KEJUUA, VOL. 33, O., PEBUAI 00: 3 KOMBIASI OTHOGOAL SPACE TIME BLOCK CODIG DA BLOCK CHAEL CODIG UTUK MEIGKATKA KIEJA SISTEM OTHOGOAL FEQUECY DIVISIO MULTIPLEXIG Muladi Abtract: It i well nown

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA TEKNIK ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA MOBILE WiMAX MIMO-OFDM. Didit Wahyudi

EVALUASI KINERJA TEKNIK ADAPTIVE MODULATION AND CODING (AMC) PADA MOBILE WiMAX MIMO-OFDM. Didit Wahyudi EVALUASI KINERJA TEKNIK ADAPTIVE MODULATION AND CODING AMC PADA MOBILE WiMAX MIMO-OFDM Didi Wahyudi 2208 100 675 Dosen Pembimbing : Bpk. Dr. Ir. Wirawan, DEA Laar Belakang Akses komunikasi wireless yang

Lebih terperinci

Fakultas Elektro dan Komunikasi IT Telkom, Bandung

Fakultas Elektro dan Komunikasi IT Telkom, Bandung Analii Etimai Kanal Iteratif Untuk Peningkatan Performani Komunikai Downlink CDMA pada Kanal Kuai Statik Jhon Acridma 1,Rina Pudi Atuti 2,Gelar Budiman 3 1,2,3 Fakulta Elektro dan Komunikai IT Telkom,

Lebih terperinci

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas

ANALISIS TES. Evaluasi Pendidikan ANALISIS TIAP BUTIR SOAL ANALISIS KESELURUHAN TES. - Daya Pembeda - Tingkat Kesukaran - Pengecoh - Homogenitas Evaluai Pendidikan 1 AALISIS TES AALISIS KESELURUHA TES AALISIS TIAP BUTIR SOAL - Analii Validia Te - Analii Reliabilia Te - Daya Pembeda - Tingka Keukaran - Pengecoh - Homogenia Evaluai Pendidikan I.

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK Proses pengenalan dilauan dengan beberapa metode. Pertama

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL MOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUAHAAN MEBEL INAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK. ii Rukayah*), Achmad yaichu**) ABTRAK Peneliian ini berujuan unuk

Lebih terperinci

Modul ini adalah modul ke-4 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

Modul ini adalah modul ke-4 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini BANGUN-BANGUN GEOMETRI P PENDAHULUAN Modul ini adalah modul ke-4 dalam maa kuliah Maemaika. Ii modul ini membaha enang bangun-bangun geomeri. Modul ini erdiri dari 3 kegiaan belajar. Pada kegiaan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BALOK DENGAN PERKUATAN

BALOK DENGAN PERKUATAN BALOK DNGAN PRKUATAN. TUJUAN PRKULAHAN A. TUJUAN UMUM PRKULAHAN (TUP) Setelah mempelajari materi tentang balo dengan peruatan, ecara umum anda diharapan :. Mampu menjelaan pengertian dan item dan analia

Lebih terperinci

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR

BAB 8 PEMODELAN DAN SIMULASI REAKTOR CSTR BB 8 PEMODELN DN SIMULSI REKTOR STR Perhatian gambar eta 3 buah STR (ontinuou Stirred-Tan Reactor) iotermal di bawah ini: F 0 F F 2 F 3 V V 2 2 V 3 3 0 (t) (t) 2 (t) 3 (t) Ketiga STR itu digunaan untu

Lebih terperinci

ADAPTIVE SMOOTHING NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG

ADAPTIVE SMOOTHING NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG ADAPTIVE SMOOTHIG EURAL ETWORK UTUK PERAMALA ILAI TUKAR MATA UAG Wiwi Anggraeni Jurusan Sisem Infomasi, Faulas Tenologi Informasi, Insiu Tenologi Sepuluh opember Surabaya Gedung Tenologi Informasi, Jalan

Lebih terperinci

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.4-5 Model GSTAR Termodifiasi unu Produivias Jagung di Boyolali Prisa Dwi Apriyani ), Hanna Arini Parhusip ), Lili Linawai ) ))) Progdi Maemaia,

Lebih terperinci

Bab 9 Transformasi Laplace

Bab 9 Transformasi Laplace Meode Maemaika Aronomi- Bab 9 Tranformai aplace 9-. Definii Tranformai aplace Mialkan f() uau fungi real dengan variable dan >. Tranformai aplace didefiniikan ebagai: T f ( ) F( ) lim f ( ) e d f ( ) e

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE

TRANSFORMASI LAPLACE BAB 2 Pokok Pembahaan : Prinip Daar Linieria Singularia Perkalian dan Pembagian Dengan Waku Pergeeran Tranformai Fungi-fungi Elemener . PRINSIP DASAR Tranformai Laplace adalah ranformai dari uau fungi

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #3

Sudaryatno Sudirham. AnalisisRangkaian. RangkaianListrik di KawasanWaktu #3 Sudarano Sudirham AnaliiRangkaian RangkaianLirik di awaanwaku #3 Bahan uliah Terbuka dalam forma pdf eredia di www.buku-e.lipi.go.id dalam forma pp beranimai eredia di www.ee-cafe.org Teori dan Soal ada

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

Holt-Winter Exponential Smoothing. Minggu 5-6

Holt-Winter Exponential Smoothing. Minggu 5-6 Hol-Winer Exponenial Smoohing Minggu 5-6 Hol Exponenial moohing Meode Hol wo parameer exponenial moohing adalah pengembangan dari exponenial moohing ederhana. Menambahkan fakor perumbuhan (fakor ren) pada

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Vol I. No., Mare 07, hlm. 69-74 PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DAN SNOWBALL THROWING Ririn Sundari, Sri Rahmah Dewi Saragih Pendidikan Maemaika, Univeria

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB IX KINERJA SISKOM ANALOG

BAB IX KINERJA SISKOM ANALOG 58 isem Komunikasi I (TT313) 9.1 KINERJ M-B BB IX KINERJ IKOM NLOG uau sinyal M-B-LB dengan pemodulasi sinusoidal unggal x. () -x () = os ( x), = pembawa inyal ersebu berampur dengan Whie Noise di inpu

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONVEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON

ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONVEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON Jurnal Dinami,olume.II, No.8,Januari 2011 ISSN 0216-7492 ANALISA PENGARUH UKURAN BUTIR DAN TINGKAT KELEMBABAN PASIR TERHADAP PERFORMANSI BELT CONEYOR PADA PABRIK PEMBUATAN TIANG BETON Ir.Alfian Hami, MSc.*

Lebih terperinci

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL

UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL Univeria Indoneia Fakula Ekonomi dan Bini UJIAN TENGAH SEMESTER EKONOMETRIKA TIME SERIES (ECEU601302) SEMESTER GASAL 2017-2018 Hari /gl : Rabu, 18 Okober 2017 Waku : 120 Meni Pengajar : Riyano Sifa : Caaan

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF

BAB 5E UMPAN BALIK NEGATIF Bab E, Umpan Balik Negati Hal 217 BB 5E UMPN BLIK NEGTIF Dengan pemberian umpan balik negati kualita penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari : 1. pengutannya lebih tabil, karena tidak lagi dipengaruhi

Lebih terperinci

Gambar 1 Arsitektur Jaringan WCDMA Sumber : shanmg.wordpress.com/3g-4g/

Gambar 1 Arsitektur Jaringan WCDMA Sumber : shanmg.wordpress.com/3g-4g/ Widya Teknika Vol.20 No.2; Okober 2012 ISSN 1411 0660: 09-17 PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MULTIPLE-INPUT MULTIPLE-OUTPUT (MIMO) PADA JARINGAN WCDMA Anis Qusoniah 1), Tera Praseraning Yofa 2) ABSTRAK Perkembangan

Lebih terperinci

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542

Perancangan IIR Hilbert Transformers Menggunakan Prosesor Sinyal Digital TMS320C542 Perancangan IIR Hilbert ranformer Menggunakan Proeor Sinyal Digital MS0C54 Endra Juruan Sitem Komputer Univerita Bina Nuantara, Jakarta 480, email : endraoey@binu.ac.id Abtract Pada makalah ini akan dirancang

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA 5. Pendahuluan Keia memodelan sisem fisis, ia enu harus mulai dengan pengeahuan mengenai fisia. Dalam bab ini ia aan merangum hubungan hubungan paling umum dalam

Lebih terperinci

Laplace Transform. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma

Laplace Transform. Pengantar Matematika Teknik Kimia. Muthia Elma Lalace Tranform Penganar Maemaika Teknik Kimia Muhia Elma Penemu Pierre-Simon LPLCE 749 87 hli Maemaika dari Peranci Lalace Tranform Rumu lain.. ω σ π σ σ j d e j x d e x j j.. 0 [x] x - [] Kone variabel

Lebih terperinci

JAWABAN SOAL FISIKA OSN Medan, 1 7 Agustus 2010

JAWABAN SOAL FISIKA OSN Medan, 1 7 Agustus 2010 JAWABAN SOAL FISIKA OSN 00 Medan, 7 Aguu 00 Gaya gaya yang ekeja pada ola diunjukkan pada gama diamping. Peamaan geak unuk pua maa ola adalah () () dan pada ola yang eoai elaku Syaa aga ola menggelinding

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 04, No. 3 (2015), hal 181 190. PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Sudi Kasus

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems)

Sistem Komunikasi II (Digital Communication Systems) Sitem Komunikai II (Digital Communication Sytem) Lecture #6: Modulai & Demodulai Bandpa (Bandpa Modulation & Demodulation) - PAR II opik: 6. M-Frequency Shift Keying (M-FSK). - Modulai, ranmitter, & Receiver

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Level pada Coupled Tank menggunakan Static Sliding Mode Controller

Sistem Pengendalian Level pada Coupled Tank menggunakan Static Sliding Mode Controller Seminar Naional enologi Informai, Komuniai dan Induri SNIKI 9 ISSN Prined : 579-77 Faula Sain dan enologi, UIN Sulan Syarif Kaim Riau ISSN Online : 579-5406 Peanbaru, 8-9 Mei 07 Siem Pengendalian Level

Lebih terperinci

SIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan

SIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan SIFAT SIFAT TERMIS Pendahuluan Apliai pana ering digunaan dalam proe pengolahan bahan hail pertanian. Untu dapat menganalii proe-proe terebut ecara aurat maa diperluan informai tentang ifat-ifat thermi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA

ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Nama No Aben Kela ULANGAN IPA BAB I GERAK PADA MAKHLUK HIDUP DAN BENDA Romawi I 1. Gerak umbuhan yang dipengaruhi oleh rangangan dari dalam umbuhan iu endiri diebu... a. Endonom c. Higrokopi b. Eionom

Lebih terperinci

5. Transformasi Integral dan Persamaan Integral

5. Transformasi Integral dan Persamaan Integral 5. Tranformai Integral dan Peramaan Integral 5.. Tranformai Integral 5.. Tranformai Laplace 5.3. Tranformai Fourier 5.4. Peramaan Integral 5.. Tranformai Integral Di dalam Fiia Matematia ita ering menjumpai

Lebih terperinci

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan

ANALISIS INSTRUMEN. Evaluasi Pendidikan 1 ANALISIS INSTRUMEN Pengerian inrumen dalam lingku evaluai didefiniikan ebagai erangka unuk mengukur hail belajar iwa yang mencaku hail belajar dalam ranah kogniif, afekif dan ikomoor. Benuk inrumen daa

Lebih terperinci

B A B III METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis perbandingan

B A B III METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis perbandingan 30 B A B III METODE PENELITIAN 3. Peeapa Lokai da Waku Peeliia Objek peeliia dalam peeliia ii adalah megaalii perbadiga harga jual produk melalui pedekaa arge pricig dega co-plu pricig pada oko kue yag

Lebih terperinci

Aliran Air Tanah Pada Sumur Tunggal. Yanto, S.T., M.S.E. Aliran air tanah pada sumur tunggal dapat dibagi menjadi 4 sub-divisi, yaitu:

Aliran Air Tanah Pada Sumur Tunggal. Yanto, S.T., M.S.E. Aliran air tanah pada sumur tunggal dapat dibagi menjadi 4 sub-divisi, yaitu: Alian Ai Tanah Pada Sumu Tunggal Yanto, S.T., M.S.E. Alian ai tanah pada umu tunggal dapat dibagi menjadi 4 ub-divii, yaitu: (i) Alian mantap dan ta-mantap; (ii) Alian tetean dan ta-tetean Pada mata uliah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE TIME SERIES REGRESSION DAN ARIMAX PADA PEMODELAN DATA PENJUALAN PAKAIAN DI BOYOLALI ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE TIME SERIES REGRESSION DAN ARIMAX PADA PEMODELAN DATA PENJUALAN PAKAIAN DI BOYOLALI ABSTRAK PERBANDINGAN METODE TIME SERIES REGRESSION DAN ARIMAX PADA PEMODELAN DATA PENJUALAN PAKAIAN DI BOYOLALI Ardia Suma Perdana (1308 100 503 Dosen Pembimbing: Ir. Dwiamono A. W., M.Iom JURUSAN STATISTIKA Faulas

Lebih terperinci

B a b. Aplikasi Dioda

B a b. Aplikasi Dioda Aplikasi ioda B a b 2 Aplikasi ioda Seelah mengeahui konsruksi, karakerisik dan model dari dioda semikondukor, diharapkan mahasiswa dapa memahami pula berbagai konfigurasi dioda dengan menggunkan model

Lebih terperinci

SIMULASI KESTABILAN SISTEM KONTROL PADA PERMUKAAN CAIRAN MENGGUNAKAN METODE KURVA REAKSI PADA METODE ZIEGLER- NICHOLS BERBASIS BAHASA DELPHI

SIMULASI KESTABILAN SISTEM KONTROL PADA PERMUKAAN CAIRAN MENGGUNAKAN METODE KURVA REAKSI PADA METODE ZIEGLER- NICHOLS BERBASIS BAHASA DELPHI SIMUSI KESTIN SISTEM KNT PD PEMUKN CIN MENGGUNKN METDE KUV EKSI PD METDE ZIEGE- NICS ESIS S DEPI Munhidhoul Ummah STK Dalam bidang eknologi elah dikembangkan uau pengonrol yang dapa mengaur keinggian cairan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN EORI.. Dasar Dari ransfer Panas Ilmu pengeahuan ermodinamia ang berhubungan dengan jumlah ransfer panas sebagai suau sisem ang menjalanan suau proses dari sau ii sabil e ii sabil lainna, dimana

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN BESARAN UPAH DAN INSENTIF UNTUK OPERATOR BERDASARKAN WAKTU DAN BIAYA BELAJAR OPERATOR BARU

PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN BESARAN UPAH DAN INSENTIF UNTUK OPERATOR BERDASARKAN WAKTU DAN BIAYA BELAJAR OPERATOR BARU PNGMBANGAN MODL PNNTUAN BSARAN UPAH DAN INSNTIF UNTUK OPRATOR BRDASARKAN WAKTU DAN BIAYA BLAJAR OPRATOR BARU Yemizari Muchiar 1), Dei Mufi 2) Fakua Teknoogi Induri, Juruan Teknik Induri Univeria Bung Haa

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM)

ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM) JURNAL TEKNIK POMITS, (2014 1-6 1 ANALISIS KINERJA SISTEM PENTANAHAN PT. PLN (PERSERO GARDU INDUK 150 kv NGIMBANG- LAMONGAN DENGAN METODE FINITE ELEMENT METHOD (FEM Yoe Rizal, IGN Sariyadi Hernanda, S.T,

Lebih terperinci

Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA RELA SEPTIANI RIKA OCTALISA ULPA ARISANDI RIRIN BRILLIANTI

Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA RELA SEPTIANI RIKA OCTALISA ULPA ARISANDI RIRIN BRILLIANTI Oleh: Kelompok IV CICI NARTIKA 759 RELA SEPTIANI 7433 RIKA OCTALISA 7447 ULPA ARISANDI 745 RIRIN BRILLIANTI 7467 KELAS : 6.L MATA KULIAH : MATEMATIKA LANJUTAN DOSEN PENGASUH : FADLI, S.Si FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG MATEMATIS

LATAR BELAKANG MATEMATIS 8 II LATAR BELAKANG MATEMATIS Derii : Bab ini memberian gambaran tentang latar belaang matemati ang digunaan ada item endali eerti eramaan linear diferenial orde (atu), orde (dua), orde tinggi, tranformai

Lebih terperinci

PENDEKATAN NEURAL NETWORK TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL PADA TINGKAT BEBAN BERBEDA

PENDEKATAN NEURAL NETWORK TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL PADA TINGKAT BEBAN BERBEDA PENDEKATAN NEURAL NETWORK TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL PADA TINGKAT BEBAN BERBEDA Mike Sumikani 1), Ghofir 2) 1,2) Pua Pengembangan Informaika Nuklir Badan Tenaga Nuklir Naional Kawaan PUSPIPTEK Gd.

Lebih terperinci

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Nina membeli sebuah aksesoris komputer sebagai hadiah ulang tahun. Kubus dan Balok. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com Bab Kubu dan Balok ujuan embelajaran etelah mempelajari bab ini iwa diharapkan mampu: Mengenal dan menyebutkan bidang, ruuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal kubu dan balok; Menggambar

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Seminar Nasional Maemaia dan Apliasinya, 1 Oober 17 ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Maylia Hasyim 1), Dedy Dwi Prasyo ) 1) Program Sudi Pendidian

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No., (07) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) B-4 Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sitem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tank Boby Dwi Apriyadi

Lebih terperinci

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg

Aplikasi Metode Seismik 4D untuk Memantau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Aplikasi Meode Seismik 4D unuk Memanau Injeksi Air pada Lapangan Minyak Erfolg Prillia Aufa Adriani, Gusriyansyah Mishar, Supriyano Absrak Lapangan minyak Erfolg elah dieksploiasi sejak ahun 1990 dan sekarang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIABEL SPREADING FAKTOR PADA SISTEM OFCDM DAN MC-DSCDMA TERHADAP KINERJA BIT ERROR RATE

ANALISIS PENGARUH VARIABEL SPREADING FAKTOR PADA SISTEM OFCDM DAN MC-DSCDMA TERHADAP KINERJA BIT ERROR RATE udi Mariyano A ANALII ENGARUH VARIABEL READING FAKTOR ADA ITEM OFCDM DAN MC-DCDMA TERHADA KINERJA BIT ERROR RATE udi Mariyano Al asongko Dosen Jurusan Teknik Elekro Fakulas Teknik Universias Maaram Jl.

Lebih terperinci

v dan persamaan di C menjadi : L x L x

v dan persamaan di C menjadi : L x L x PERSMN GELOMBNG SSIONER. Pada proses panulan gelombang, erjadi gelombang panul ang mempunai ampliudo dan frekwensi ang sama dengan gelombang daangna, hana saja arah rambaanna ang berlawanan. hasil inerferensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci