KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH"

Transkripsi

1 KINETIK REKSI HOMOGEN SISTEM BTH SISTEM REKTOR BTH OLUME TETP REKSI SEDERHN (SERH/IREERSIBEL Beberapa sisem reasi sederhana yang disajian di sini: Reasi ireversibel unimoleuler berorde-sau Reasi ireversibel bimoleuler berorde-dua Reasi ireversibel rimoleuler berorde-iga Reasi ireversibel berorde-nol Reasi ireversibel berorde-n Reasi Ireversibel Unimoleuler Berorde-Sau Tinjau reasi homogen ireversibel unimoleuler elemener: produ reasi... ( Kecepaan reasi berorde-sau: r... ( Pada sisem bach bervolume-eap: d r... (3 Subsiusian (3 e (, maa: d... (4 Pisahan variabel-variabeya dan emudian diinegrasian (dengan baas inegrasi: pada dan pada : d... (5 e. e... (6 Pada sisem bach bervolume-eap: ( -... (7 aau: d - d... (8 Jia profil onsenrasi reaan dinyaaan dalam erm onversi, dengan mensubsiusian persamaan (7 dan (8 e persamaan (4, maa: ( Pisahan variabel-variabeya dan emudian diinegrasian (dengan baas inegrasi: pada dan pada : d ( (... (9 e e... ( Persamaan (5, (6, (9, dan ( merupaan profil hubungan anara onsenrasi dan onversi reaan erhadap wau reasi. Profil ersebu diperjelas pada grafi beriu ini. (5 aau ( vs (pers. ( vs (pers. ( dy/igsb/swm/ineia reasi homogen sisem bach/7/halaman dari 3 halaman

2 Reasi Ireversibel Bimoleuler Berorde-Dua Tinjau reasi homogen ireversibel bimoleuler elemener: + B produ reasi... ( Kecepaan reasi berorde-dua: r rb B... ( Pada sisem bach bervolume-eap: d d B r rb... (3 Berdasaran soiiomeri reasi: B B -... (4 Subsiusian (3 e (, maa: d B... (5 Subsiusian (4 e (5, maa: ( ( B B Jia: M maa: ( ( M aau: ( ( M... (6 Persamaan (6 dipisahan variabel-variabeya dan emudian diinegrasian (menggunaan penyelesaian hiung inegral pecahan frasional, dengan baas inegrasi: pada dan pada menghasilan: ( ( M aau: M ( M M (... (7 Jia persamaan (7 dihubungan dengan beberapa besaran lainnya, maa aan diperoleh profil eberlangsungan reasi unu sisem ini yang diunjuan pada persamaan beriu: M B B B ( M ( B M ( M B [M ]... (8 Persamaan (7 dan (8 merupaan profil hubungan anara onsenrasi dan onversi reaan dan reaan B erhadap wau reasi. Profil ersebu diperjelas pada dua grafi beriu ini. (8 (8 aaan: Berdasaran persamaan (8, erliha bahwa jia B jauh lebih besar dibandingan, maa B dapa dianggap relaif onsan sepanjang wau reasi, sehingga persamaan ineianya berubah menjadi persamaan ineia reasi orde semu (pseudo firs-order. Pada sisem reasi ireversibel berorde-dua, dapa diinjau beberapa asus sebagai beriu: Kasus : Tinjau reasi homogen ireversibel: produ reasi... (9 Kecepaan reasi berorde-dua: r... ( d Pada sisem bach bervolume-eap: r... ( d Subsiusian ( e (, maa: aau: ( nalog dengan langah-langah pada asus sebelumnya: d aau: ( dy/igsb/swm/ineia reasi homogen sisem bach/7/halaman dari 3 halaman

3 sehingga:... ( Persamaan ( merupaan profil hubungan anara onsenrasi dan onversi reaan erhadap wau reasi. Profil ersebu diunjuan pada grafi beriu ini. ( ( Kasus : Tinjau reasi homogen ireversibel: + B produ reasi... (3 Kecepaan reasi berorde-dua: r B... (4 Pada sisem bach bervolume-eap: d r... (5 Subsiusian (5 e (4, maa: d B aau: ( ( B ( ( M ( ( M nalog dengan langah-langah pada asus sebelumnya, maa diperoleh: M B B M ( B M ( M [M ]... (6 [M ]... (7 Persamaan (6 dan (7 merupaan profil hubungan anara onsenrasi dan onversi reaan erhadap wau reasi. Kasus lain (secara umum: Tinjaulah reasi homogen ireversibel: a + b B produ reasi... (8 α β Kecepaan reasi berorde-dua: r B [dengan: α + β ]... (9 Pada sisem bach bervolume-eap: d r Kasus ini dapa diselesaian melalui analogi ersebu di aas, dengan memperhaian harga-harga a, b, α, β, dan M yang bersesuaian. (Kasus ini juga dapa dierapan secara umum unu reasi homogen ireversibel yang erdiri aas (dua reaan, yani reaan dan B, dengan [α + β] orde reasi yang ingin diinjau Reasi Ireversibel Trimoleuler Berorde-Tiga Tinjau reasi homogen ireversibel rimoleuler elemener: + B + D produ reasi... (3 Kecepaan reasi berorde-iga: r rb rd B D... (3 d d B d D Pada sisem bach bervolume-eap: r rb rd... (3 d Melalui cara yang sama dengan asus-asus sebelumnya, maa diperoleh: B D dy/igsb/swm/ineia reasi homogen sisem bach/7/halaman 3 dari 3 halaman

4 aau: ( ( B ( D 3 B D ( B D ( Penyelesaian persamaan (33 secara analii menghasilan: B + + ( ( ( ( ( B D B D B B D ( D B... (33 D D... (34 Reasi Ireversibel Berorde-Nol Tinjau reasi homogen ireversibel: produ reasi Kecepaan reasi berorde-nol: r... (35 Pada sisem bach bervolume-eap: d r... (36 d Dengan cara yang sama seperi sebelumnya:... (37 Persamaan (37 diselesaian sehingga diperoleh: unu: < unu:... (38 Profil persamaan (38 diunjuan pada grafi beriu. (38 (38 Pada reasi berorde nol, ecepaan reasi ida dipengaruhi oleh onsenrasi reaannya. Selain iu, penurunan onversi reaannya sebanding dengan wau reasi. aaan: Reasi-reasi berorde nol biasanya hanya eramai pada renang onsenrasi reaan erenu (yani pada onsenrasi reaan yang inggi. Pada onsenrasi reaan yang rendah, persamaan ineia reasinya berubah menjadi concenraion-dependen (yani ineia reasi selain berorde nol. Reasi Ireversibel Berorde-n Tinjaulah reasi homogen ireversibel: produ reasi Kecepaan reasi berorde-n (secara umum: n r... (39 Pada sisem bach bervolume-eap: d r... (4 Subsiusi (4 e (39 menghasilan: d n... (4 Penyelesaian persamaan (4 secara analii (dengan baas inegrasi: pada dan pada adalah: n n ( n [n ]... (4 dy/igsb/swm/ineia reasi homogen sisem bach/7/halaman 4 dari 3 halaman

5 WKTU PRUH (HLF-LIFE REKSI Unu reasi dengan sema: produ yang berlangsung dalam sisem bach bervolume-eap, wau paruh (half-life reasi (½ merupaan wau yang dibuuhan oleh reasi ersebu agar onsenrasi reaannya menjadi seengah dari onsenrasi reaan mula-mula. aau:... (43 Hubungan anara wau paruh reasi erhadap onsenrasi reaan mula-mula dapa dijabaran n n berdasaran persamaan (4: ( n Pada ½ : ½, sehingga: ( ( n n ( n ( n n ( n n n ( n [n ]... (44 Jia persamaan (44 diulisan dalam benu lain (dengan mengambil harga logarima pada masingmasing ruas persamaan, maa diperoleh: n ( log log + ( n log ( n... (45 Persamaan (44 ida berlau unu reasi berorde-sau, arena pada reasi berorde-sau:... (46 (Persamaan (46 dapa dijabaran sendiri dari persamaan (44. Pada reasi berorde-sau, harga wau paruh reasinya ida dipengaruhi oleh onsenrasi reaan mula-mula. (45 aaan: Wau paruh (½ merupaan isilah (aau asus yang spesifi dari fracional life ( F, dengan besarnya F: F Secara umum, besarnya F F berada pada renang: < F <... (47 Hubungan F dengan dinyaaan dalam persamaan umum: n F n F [n ]... (48 n ( REKSI KOMPLEKS TU GND (MULTIPLE Unu sisem reasi omples (complex reacions aau reasi ganda (muliple reacions, persamaan ecepaan reasinya harus dijabaran berdasaran penjumlahan dari semua persamaan ecepaan reasi individuaya. Beberapa sisem reasi omples (ganda yang disajian di sini: Reasi reversibel unimoleuler berorde-sau Reasi reversibel bimoleuler berorde-dua Reasi ireversibel paralel Reasi ireversibel seri Reasi aalii homogen Reasi auoaalii Reasi dengan perubahan aau penggeseran orde dy/igsb/swm/ineia reasi homogen sisem bach/7/halaman 5 dari 3 halaman

6 Reasi Reversibel Unimoleuler Berorde-Sau Dalam sudu pandang ermodinamia, reasi-reasi di alam semesa ini ida ada yang dapa berlangsung sempurna (aau mencapai onversi sebesar %. Semua reasi pada dasarnya berlangsung bola-bali / dua arah / reversibel. Sebuah reasi dapa dipandang sebagai reasi searah / ireversibel diarenaan oleh sanga besarnya onsana eseimbangan reasi yang dimiliinya (aau: K >>. Unu sebuah reasi yang K-nya sanga besar, ecepaan reasi e anan (forward reacion dipandang jauh lebih besar daripada ecepaan reasi e iri (reverse reacion. Tinjaulah sebuah reasi reversibel unimoleuler elemener: R... (49 [K K onsana eseimbangan reasi] R Jia reasi e anan dan e iri masing-masing berorde-sau, dan M, maa persamaan ecepaan reasinya (pada sisem bach bervolume-eap dapa diulisan sebagai: d R d R ( ( R + ( ( M + ( ( M... (5 d Pada saa eseimbangan ercapai: aau:... (5 Subsiusian (5 e (5, dan dengan mengambil harga e pada saa eseimbangan ercapai: ( e ( M + e... (5 M + e Re K e e... (53 aau: e M + e... (54 Persamaan ecepaan reasi yang dinyaaan sebagai fungsi e diperoleh dengan mengurangan persamaan (5 dari (5: ( e ( e ( + ( e... (55 Subsiusian (54 e (55: e ( e + M + e ( M + ( e M +... (56 Penyelesaian persamaan (56 secara analii, dengan mengambil baas inegrasi: dan pada sera dan pada, adalah: e M +... (57 e e M + e Profil persamaan (57 diunjuan pada grafi di samping. aaan: Perhaian bahwa jia e, aau dengan aa lain: e %, aau dengan aa lain pula: K, maa persamaan (57 aan berubah benu menjadi persamaan (5 dan (9, yani asus reasi ireversibel berorde-sau. e dy/igsb/swm/ineia reasi homogen sisem bach/7/halaman 6 dari 3 halaman (57

7 Reasi Reversibel Bimoleuler Berorde-Dua Beberapa sema reasi yang dapa menggambaran sisem reasi reversibel bimoleuler berorde-dua: + B R... (58 + B R + S... (59 R + S... (6 R... (6 Pada saa mula-mula ( : B dan R S Dengan cara yang sama seperi pada asus-asus sebelumnya, profil ecepaan reasi dalam benu persamaan yang elah diinegrasian (dengan mengambil baas inegrasi: pada dan pada adalah: e ( e e e... (6 Profil persamaan (6 disajian dalam grafi beriu ini. (6 (Unu reasi-reasi reversibel selain berorde-sau dan dua, penyelesaian aau inegrasi secara analii erhadap persamaan ecepaan reasinya menjadi suli unu dilauan Reasi Ireversibel Paralel Tinjaulah sebuah sisem reasi ireversibel paralel elemener: R S... (63 Persamaan ecepaan reasinya (unu sisem bach bervolume-eap jia dinyaaan erhadap masingmasing omponen reasi (, R, dan S: d r + ( +... (64 d R r R... (65 d S r S... (66 Baas inegrasi: Pada : ; R R ; S S Pada : ; R R ; S S Konsenrasi, R, dan S sepanjang wau dapa diperoleh dengan menginegrasian persamaanpersamaan (64, (65, dan (66. Konsenrasi : ( +... (67 aau: ( + e... (68 Konsenrasi S: ( + S S... (7 + Perbandingan anara ecepaan pembenuan produ R erhadap ecepaan pembenuan produ S: rr d R rs d S R R aau:... (7 S S Profil onsenrasi omponen-omponen sisem reasi ini erhadap wau diunjuan persamaan (68, (69, dan (7, sera pada grafi beriu ini. e Konsenrasi R: e ( + R R... (69 + dy/igsb/swm/ineia reasi homogen sisem bach/7/halaman 7 dari 3 halaman

8 Berdasaran persamaan (67 dan (7, jia harga [ ] masing-masing dapa dihiung. + dan dieahui, maa harga dan (67 (7 Reasi Ireversibel Seri Tinjaulah sebuah sisem reasi ireversibel seri elemener: R S... (7 Persamaan ecepaan reasinya (unu sisem bach bervolume-eap jia dinyaaan erhadap masingmasing omponen reasi (, R, dan S: d r... (73 d R rr R... (74 d S r S R... (75 Baas inegrasi: Pada : ; R S Pada : ; R R ; S S Konsenrasi, R, dan S sepanjang wau dapa diperoleh dengan menginegrasian persamaanpersamaan (73, (74, dan (75. Konsenrasi : aau: e... (76 Konsenrasi R: d R + R e... (77 e e R +... (78 (Persamaan (77 merupaan persamaan diferensial ordiner (biasa orde. Inga embali: Penyelesaian persamaan diferensial yang mempunyai benu umum: dy + P y Q adalah: P dx P dx y e dx Q e dx + ons ana Jia ida ada perubahan jumlah mol secara oal, aau dengan aa lain: + R + S... (79 maa, onsenrasi S: S + e + e... (8 Profil onsenrasi versus wau unu sisem reasi ini didasaran pada persamaan-persamaan (76, (78, dan (8, sera disajian pada grafi di samping. (8 Perhaian: Unu sejumlah reasi yang berlangsung secara seri / beruruan / onseuif, ahap reasi yang paling lamba-lah yang mempunyai pengaruh aau onribusi paling besar erhadap ecepaan reasi secara eseluruhan. (83 (76 (8 (78 dy/igsb/swm/ineia reasi homogen sisem bach/7/halaman 8 dari 3 halaman

9 Pada asus ini (sisem reasi seri yang erdiri dari ahap reasi, dapa diinjau buah ondisi, yaiu:. Jia ahap reasi jauh lebih cepa dibandingan dengan ahap reasi (aau: >>, maa: ahap reasi menjadi penenu ecepaan reasi, sehingga: S ( e. Jia ahap reasi jauh lebih cepa dibandingan dengan ahap reasi (aau: >>, maa: e ahap reasi menjadi penenu ecepaan reasi, sehingga: ( d Supaya onsenrasi R masimum: R... (8 Berdasaran persamaan (8, besarnya R masimum dan wau yang dibuuhan unu mencapainya dapa dievaluasi dan dienuan, yani: ( R,max... (8. Harga R masimum:. Wau yang dibuuhan unu mencapai R yang masimum adalah: max... (83 log mean (Dari persamaan (8 dan (83, erliha bahwa harga-harga R,max dan max sanga dienuan oleh harga-harga dan Perhaian: Unu asus reasi ireversibel seri-paralel, persoalannya aan menjadi lebih omples, arena merupaan ombinasi dari injauan ineia reasi ireversibel seri dan reasi ireversibel paralel. Reasi Kaalii Homogen Unu sisem reasi aalii homogen elemener beriu: Reasi non aalii : R... (84 Reasi aalii : + R +... (85 dengan menyaaan aalis homogen. Pada sisem bach bervolume-eap, ecepaan reasinya dapa diulisan sebagai: d... (86 d... (87 Sehingga ecepaan reasi eseluruhannya dapa diulisan sebagai: d r + ( +... (88 Karena onsenrasi aalis ida mengalami perubahan ( dapa dianggap sebagai sebuah onsana, maa persamaan (88 diselesaian menjadi (dengan baas inegrasi: pada dan pada : ( ( + observed... (89 Keerangan: Harga dan dapa dienuan secara esperimenal melalui serangaian percobaan yang mengamai perubahan observed pada berbagai (variasi onsenrasi aalis (, menuru persamaan beriu: +... (9 ( (9 observed Plo erhadap persamaan (9 disajian pada grafi di samping. Reasi uoaalii Reasi auoaalii merupaan reasi-reasi yang salah sau produ aau hasil reasinya dapa berperan sebagai aalis reasi ersebu. dy/igsb/swm/ineia reasi homogen sisem bach/7/halaman 9 dari 3 halaman S

10 Unu sisem reasi auoaalii elemener beriu: + R R + R... (9 ecepaan reasinya (unu sisem bach bervolume-eap dapa diulisan sebagai: d r R... (9 Jia jumlah mol oal dan R onsan selama reasi berlangsung, aau: + R + R onsan... (93 d maa: ( d d d aau: ( +... (94 Dengan baas inegrasi: pada dan pada, (94 diselesaian menjadi: R ( R ( R ( +... (95 Jia dinyaaan dalam erm : M + ( M + ( + R... (96 M ( R dengan: M... (97 Profil sisem reasi auoaalii disajian pada grafi-grafi beriu ini. (95 aau (96 Reasi-reasi dengan Perubahan Orde (Reacions of Shifing Order Unu reasi dengan sema beriu: P Persamaan ineianya (unu sisem bach bervolume-eap dapa dinyaaan sebagai: d r... (98 + Dua ondisi yang dapa diinjau pada asus ini (perhaian grafi di bawah ini:. Pada yang inggi (aau: >> Reasi berelauan seperi reasi berorde-nol dengan onsana ecepaan reasi ordenol sebesar: '. Pada yang rendah (aau: << Reasi berelauan seperi reasi berorde-sau dengan onsana ecepaan reasi orde-sau sebesar: '' dy/igsb/swm/ineia reasi homogen sisem bach/7/halaman dari 3 halaman

11 Persamaan (98 dapa diselesaian secara analii menjadi: + (... (99 Harga-harga dan dapa diperoleh dengan melauan linierisasi erhadap persamaan (99 menjadi benu-benu beriu: +... ( aau: +... ( Profil persamaan ( dan ( disajian pada grafi beriu ini. ( Slope / Inercep -/ ( Kesimpulannya: Secara umum, benu persamaan ineia reasi yang mengalami perubahan orde (pada sisem m d bach bervolume-eap dapa diulisan sebagai: r n +... ( Dua ondisi yang dapa diinjau pada asus ini: Pada inggi : Orde reasinya m n... (3 Pada rendah : Orde reasinya m... (4 dengan ondisi pada perubahan orde adalah: n... (5 Reasi-reasi jenis ini pada umumnya diemui pada asus reasi-reasi aalii (dengan aalis enzim maupun aalis pada. SISTEM REKTOR BTH OLUME BERUBH Perhaian gambar beriu: Reacor Movable bead Beberapa asumsi yang diambil unu mendeai perilau sebuah sisem reaor bach bervolume berubah (aau variable/varying volume bach reacor: Reasi berlangsung dalam ondisi eanan eap dan suhu eap Berlangsungnya reasi diamai melalui perubahan volume sisem reasi (pada gambar di samping, hal ini diunjuan dengan adanya pergeraan movable bead Reasi berlangsung hanya melalui sau buah persamaan soioiomeri unggal. Jia: volume sisem reasi mula-mula ( maa: volume sisem reasi pada saa aau pada saa reasi elah berlangsung dengan inga +... (6 onversi sebesar adalah: ( aau: aau: Δ... (7 d... (8 dy/igsb/swm/ineia reasi homogen sisem bach/7/halaman dari 3 halaman

12 Keerangan: frasi perubahan volume sisem reasi dengan membandingan anara ondisi anpa onversi dengan ondisi onversi sempurna reaan. aau:... (9 onoh penggunaan : Tinjaulah sebuah reasi homogen fase-gas: 4 R yang berlangsung dalam reaor bach isoermal yang beroperasi pada eanan eap (sisem variable-volume bach reacor. 4 Jia mula-mula hanya ada reaan, maa: 3 Jia mula-mula campuran reaan mempunyai omposisi: sebanya 5%-mol dan 5 sisanya berupa iner, maa:, 5 Kesimpulannya: Besarnya dienuan oleh persamaan soiiomeri reasi dan omposisi reaan awal (ermasu eberadaan iner. Hubungan anara onsenrasi dan onversi reaan : Mol reaan seiap saa ( : n n... ( ( Konsenrasi seiap saa ( : n n (... ( + + sehingga: aau: ( +... (... (3 + Pernyaaan ecepaan reasi homogen penguraian reaan : d n r... (4 Unu sisem bach isoermal bervolume berubah, persamaan (4 dapa diulisan: r... (5 + aau: r d d (... (6 Reasi Ireversibel Berorde-Nol Kecepaan reasi perubahan reaan : Subsiusi (6 e (7 menghasilan: r... (7 d (... (8 Dengan baas inegrasi: pada dan pada, persamaan (8 dapa diselesaian secara analii menjadi: aau: ( +... (9 ( +... ( Plo erhadap persamaan (9 dan ( disajian pada grafi di samping. dy/igsb/swm/ineia reasi homogen sisem bach/7/halaman dari 3 halaman

13 Reasi Ireversibel Berorde-Sau Kecepaan reasi perubahan reaan : Subsiusi ( dan (6 e ( menghasilan: r... ( d ( +... ( Ganian dengan melalui persamaan (7, dan dengan baas inegrasi: pada dan pada, persamaan ( dapa diselesaian menjadi: Δ (... (3 dengan: Δ... (4 (3 Profil persamaan (3 disajian pada grafi di samping. Reasi Ireversibel Berorde-Dua Kecepaan reasi perubahan reaan : Subsiusi ( dan (6 e (5 menghasilan: r... (5 d ( +... (6 Ganian dengan melalui persamaan (7, dan dengan baas inegrasi: pada dan pada, persamaan (6 dapa diselesaian menjadi: ( + ( + Δ Δ + Δ + (... (7... (8 (8 dengan: Δ Profil persamaan (8 disajian pada grafi di samping. dy/igsb/swm/ineia reasi homogen sisem bach/7/halaman 3 dari 3 halaman

BAB IV SIMULASI MODEL

BAB IV SIMULASI MODEL 21 BAB IV SIMULASI MODEL Pada bagian ini aan diunjuan simulasi model melalui pendeaan numeri dengan menggunaan ala banu peranga luna Mahemaica. Oleh arena iu dienuan nilai-nilai parameer seperi yang disajian

Lebih terperinci

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x

( ) r( t) 0 : tingkat pertumbuhan populasi x III PEMODELAN Model Perumbuan Koninu Terbaasnya sumber-sumber penyoong (ruang, air, maanan, dll) menyebaban populasi dibaasi ole suau daya duung lingungan Perumbuan populasi lamba laun aan menurun dan

Lebih terperinci

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI

4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EVALUASI 4. ALIDITAS DA RELIABILITAS DALAM MEMBUAT EALUASI Tujuan : Seelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu membua ala evaluasi bau unu program pembelajaran Evaluasi pembelajaran adalah ahap ahir dalam prosedur

Lebih terperinci

9/21/2012 [ A] Penjabaran integrasi persamaan laju reaksi. Reaksi order satu. Reaksi order satu. Reaksi order satu

9/21/2012 [ A] Penjabaran integrasi persamaan laju reaksi. Reaksi order satu. Reaksi order satu. Reaksi order satu 9// Jurusan Kimia - FMIP Universias Gajah Maa (UGM) KINETIK KIMI Penenuan Laju Reasi Bagian. Penjabaran persamaan Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Labrarium Kimia Fisia,, Jurusan Kimia Faulas Maemaia an Ilmu Pengeahuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN EORI.. Dasar Dari ransfer Panas Ilmu pengeahuan ermodinamia ang berhubungan dengan jumlah ransfer panas sebagai suau sisem ang menjalanan suau proses dari sau ii sabil e ii sabil lainna, dimana

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH. Kompetensi Materi Kuliah Ini-1. Kompetensi Materi Kuliah Ini-2 MATERI KULIAH. dengan Volume. Reaksi.

KINETIKA REAKSI HOMOGEN SISTEM BATCH. Kompetensi Materi Kuliah Ini-1. Kompetensi Materi Kuliah Ini-2 MATERI KULIAH. dengan Volume. Reaksi. Kinetia dan Katalisis Semester Genap Tahun ademi 00/0 KINETIK EKSI HOMOGEN SISTEM BTH siti diyar holisoh IGS Budiaman POGM STUDI TEKNIK KIMI FTI UPN VETEN YOGYKT pril 0 MTEI KULIH Pengantar Sistem Batch

Lebih terperinci

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1 PERSAMAAN GERAK Posisi iik maeri dapa dinyaakan dengan sebuah VEKTOR, baik pada suau bidang daar maupun dalam bidang ruang. Vekor yang dipergunakan unuk menenukan posisi disebu VEKTOR POSISI yang diulis

Lebih terperinci

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR Karakerisik gerak pada bidang melibakan analisis vekor dua dimensi, dimana vekor posisi, perpindahan, kecepaan, dan percepaan dinyaakan dalam suau vekor sauan i (sumbu

Lebih terperinci

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA

Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA Bab 5 BEBERAPA HUBUNGAN DASAR DALAM FISIKA 5. Pendahuluan Keia memodelan sisem fisis, ia enu harus mulai dengan pengeahuan mengenai fisia. Dalam bab ini ia aan merangum hubungan hubungan paling umum dalam

Lebih terperinci

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan BAB 2 KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan perbedaan jarak dengan perpindahan, dan kelajuan dengan kecepaan 2. Menyelidiki hubungan posisi, kecepaan, dan percepaan erhadap waku pada gerak lurus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini aan diemuaan beberapa onsep dasar yang beraian dengan analisis runun wau, dianaranya onsep enang esasioneran, fungsi auoorelasi dan fungsi auoorelasi parsial, macam-macam

Lebih terperinci

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI BAB 4 PENANAISAAN RANKAIAN DENAN PERSAMAAN DIFERENSIA ORDE DUA ATAU EBIH TINI 4. Pendahuluan Persamaan-persamaan ferensial yang pergunakan pada penganalisaan yang lalu hanya erbaas pada persamaan-persamaan

Lebih terperinci

Integral dan Persamaan Diferensial

Integral dan Persamaan Diferensial Sudaryano Sudirham Sudi Mandiri Inegral dan Persamaan Diferensial ii Darpublic 4.1. Pengerian BAB 4 Persamaan Diferensial (Orde Sau) Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih

Lebih terperinci

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST

UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Vol. 7. No. 3, 36-44, Desember 004, ISSN : 1410-8518 UJI LINEARITAS DATA TIME SERIES DENGAN RESET TEST Budi Warsio, Dwi Ispriyani Jurusan Maemaia FMIPA Universias Diponegoro Absra Tulisan ini membahas

Lebih terperinci

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI KTSP & K-13 FIsika K e l a s XI KINEMATIKA Tujuan Pembelajaran Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan hubungan anara vekor posisi, vekor kecepaan, dan vekor percepaan unuk gerak

Lebih terperinci

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu daisipayung.com 3. Kinemaika sau dimensi Gerak benda sepanjang garis lurus disebu gerak sau dimensi. Kinemaika sau dimensi memiliki asumsi benda dipandang sebagai parikel aau benda iik arinya benuk dan

Lebih terperinci

RANK DARI MATRIKS ATAS RING

RANK DARI MATRIKS ATAS RING Dela-Pi: Jurnal Maemaika dan Pendidikan Maemaika ISSN 089-855X ANK DAI MATIKS ATAS ING Ida Kurnia Waliyani Program Sudi Pendidikan Maemaika Jurusan Pendidikan Maemaika dan Ilmu Pengeahuan Alam FKIP Universias

Lebih terperinci

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt

BAB 2 RESPONS FUNGSI STEP PADA RANGKAIAN RL DAN RC. Adapun bentuk yang sederhana dari suatu persamaan diferensial orde satu adalah: di dt BAB ESPONS FUNGSI STEP PADA ANGKAIAN DAN C. Persamaan Diferensial Orde Sau Adapun benuk yang sederhana dari suau persamaan ferensial orde sau adalah: 0 a.i a 0 (.) mana a o dan a konsana. Persamaan (.)

Lebih terperinci

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral

1 dz =... Materi XII. Tinjaulah integral Maeri XII Tujuan :. Mahasiswa dapa memahami menyelesiakan persamaan inegral yang lebih kompleks. Mahasiswa mampunyelesiakan persamaan yang lebih rumi 3. Mahasiswa mengimplemenasikan konsep inegral pada

Lebih terperinci

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

Faradina GERAK LURUS BERATURAN GERAK LURUS BERATURAN Dalam kehidupan sehari-hari, sering kia jumpai perisiwa yang berkaian dengan gerak lurus berauran, misalnya orang yang berjalan kaki dengan langkah yang relaif konsan, mobil yang

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham Analisis angkaian Lisrik Di Kawasan s Sudaryano Sudirham, Analisis angkaian Lisrik () BAB 3 Fungsi Jargan Pembahasan fungsi jargan akan membua kia memahami makna fungsi jargan, fungsi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak

PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Studi Kasus : Astra Konveksi Pontianak Bulein Ilmiah Mah. Sa. dan Terapannya (Bimaser) Volume 04, No. 3 (2015), hal 181 190. PERBANDINGAN METODE CAMPBELL DUDEK AND SMITH (CDS) DAN PALMER DALAM MEMINIMASI TOTAL WAKTU PENYELESAIAN Sudi Kasus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Pada dasarnya peramalan adalah merupakan suau dugaan aau perkiraan enang erjadinya suau keadaan di masa depan. Akan eapi dengan menggunakan meodemeode erenu peramalan

Lebih terperinci

B a b 1 I s y a r a t

B a b 1 I s y a r a t TKE 305 ISYARAT DAN SISTEM B a b I s y a r a Indah Susilawai, S.T., M.Eng. Program Sudi Teknik Elekro Fakulas Teknik dan Ilmu Kompuer Universias Mercu Buana Yogyakara 009 BAB I I S Y A R A T Tujuan Insruksional.

Lebih terperinci

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr. Pekan #1: Kinemaika Sau Dimensi 1 Posisi, perpindahan, jarak Tinjau suau benda yang bergerak lurus pada suau arah erenu. Misalnya, ada sebuah mobil yang dapa bergerak maju aau mundur pada suau jalan lurus.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, daa kependudukan memegang peran yang pening. Makin lengkap dan akura daa kependudukan yang esedia makin mudah dan epa rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN EMBAHASAN 4.1 Karakerisik dan Obyek eneliian Secara garis besar profil daa merupakan daa sekunder di peroleh dari pusa daa saisik bursa efek Indonesia yang elah di publikasi, daa di

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Polieknik Negeri Banjarmasin 4 MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : ( sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Produksi Produksi padi merupakan suau hasil bercocok anam yang dilakukan dengan penanaman bibi padi dan perawaan sera pemupukan secara eraur sehingga menghasilkan suau produksi

Lebih terperinci

Analisis Model dan Contoh Numerik

Analisis Model dan Contoh Numerik Bab V Analisis Model dan Conoh Numerik Bab V ini membahas analisis model dan conoh numerik. Sub bab V.1 menyajikan analisis model yang erdiri dari analisis model kerusakan produk dan model ongkos garansi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan (forecasing) adalah suau kegiaan yang memperkirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang. Meode peramalan merupakan cara unuk memperkirakan

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB)

FISIKA. Kelas X GLB DAN GLBB K13 A. GERAK LURUS BERATURAN (GLB) K3 Kelas X FISIKA GLB DAN GLBB TUJUAN PEMBELAJARAN Seelah mempelajari maeri ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan beriku.. Memahami konsep gerak lurus berauran dan gerak lurus berubah berauran.. Menganalisis

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX

ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Seminar Nasional Maemaia dan Apliasinya, 1 Oober 17 ANALISIS SURVIVAL LAJU INDEKS KINERJA DOSEN STKIP PGRI TULUNGAGUNG DENGAN MODEL REGRESI COX Maylia Hasyim 1), Dedy Dwi Prasyo ) 1) Program Sudi Pendidian

Lebih terperinci

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu .4 Persamaan Schrodinger Berganung Waku Mekanika klasik aau mekanika Newon sanga sukses dalam mendeskripsi gerak makroskopis, eapi gagal dalam mendeskripsi gerak mikroskopis. Gerak mikroskopis membuuhkan

Lebih terperinci

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL Suau benda dikaakan bergerak manakalah kedudukan benda iu berubah erhadap benda lain yang dijadikan sebagai iik acuan. Benda dikaakan diam (idak bergerak) manakalah kedudukan benda iu idak berubah erhadap

Lebih terperinci

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2) FI Mekanika B Sem. 7- Pekan #3 Osilasi Persamaan diferensial linear Misal kia memiliki sebuah fungsi berganung waku (. Persamaan diferensial linear dalam adalah persamaan yang mengandung variabel dan urunannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun 43 BAB METODE PEMUUAN EKPONENA TRPE DAR WNTER Meode pemulusan eksponensial elah digunakan selama beberapa ahun sebagai suau meode yang sanga berguna pada begiu banyak siuasi peramalan Pada ahun 957 C C

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian dan Manfaa Peramalan Kegiaan unuk mempeirakan apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang disebu peramalan (forecasing). Sedangkan ramalan adalah suau kondisi yang

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUAN KE 3 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Jarak, Kecepaan dan Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Percepaan; Gerak Lurus Berauran, Gerak Lurus Berubah Berauran POKOK BAHASAN: GERAK LURUS 3-1

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH,

BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, BAHAN AJAR GERAK LURUS KELAS X/ SEMESTER 1 OLEH : LIUS HERMANSYAH, S.Si NIP. 198308202011011005 SMA NEGERI 9 BATANGHARI 2013 I. JUDUL MATERI : GERAK LURUS II. INDIKATOR : 1. Menganalisis besaran-besaran

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryano Sudirham Analisis Rangkaian Lisrik Di Kawasan Waku 2-2 Sudaryano Sudirham, Analisis Rangkaian Lisrik (1) BAB 2 Besaran Lisrik Dan Model Sinyal Dengan mempelajari besaran lisrik dan model sinyal,

Lebih terperinci

REAKTOR BATCH 9/22/2011. Handout_Reaktor_04_05_06 1 DESIGN EQUATIONS FOR A BATCH REACTOR (BR) IGS Budiaman ( C) BATCH VERSUS CONTINUOUS OPERATION

REAKTOR BATCH 9/22/2011. Handout_Reaktor_04_05_06 1 DESIGN EQUATIONS FOR A BATCH REACTOR (BR) IGS Budiaman ( C) BATCH VERSUS CONTINUOUS OPERATION 9/22/2 TH VERSUS OTIUOUS OPERTIO REKTOR TH IGS udiaman o Operasi bach Operasi koninyu. iasanya lebih baik unuk produksi volume kecil () 2. Lebih fleksibel unuk operasi muli produk (muli proses) () 3. iaya

Lebih terperinci

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE

MODUL 7 APLIKASI TRANFORMASI LAPLACE MODUL 7 APLIKASI TRAFORMASI LAPLACE Tranformai Laplace dapa digunaan unu menyeleaian bai peroalan analia maupun perancangan iem. Apliai Tranformai Laplace erebu berganung pada ifa-ifa ranformai Laplace,

Lebih terperinci

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus

=====O0O===== Gerak Vertikal Gerak vertikal dibagi menjadi 2 : 1. GJB 2. GVA. A. GERAK Gerak Lurus A. GERAK Gerak Lurus o a Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB 2. GLBB o 0 a < 0 a = konsan 1. GLB (Gerak Lurus Berauran) S a > 0 a < 0 Teori Singka : Perumusan gerak lurus berauran (GLB) Grafik

Lebih terperinci

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF

BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF BAB II PERTIDAKSAMAAN CHERNOFF.1 Pendahuluan Di lapangan, yang menjadi perhaian umumnya adalah besar peluang dari peubah acak pada beberapa nilai aau suau selang, misalkan P(a

Lebih terperinci

Darpublic Nopember 2013

Darpublic Nopember 2013 Darpublic Nopember 01 www.darpublic.com 4.1. Pengerian 4. Persamaan Diferensial (Orde Sau) Sudarano Sudirham Persamaan diferensial adalah suau persamaan di mana erdapa sau aau lebih urunan fungsi. Persamaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN REAKTOR REAKTOR SEMIBATCH. I Gusti S. Budiaman & Siti Diyar Kholisoh

PERANCANGAN REAKTOR REAKTOR SEMIBATCH. I Gusti S. Budiaman & Siti Diyar Kholisoh PERNCNGN REKTOR REKTOR SEMITCH I Gusi S. udiaman & Sii Diyar Kholisoh JURUSN TEKNIK KIMI FTI UPN ETERN YOGYKRT SEMESTER GSL THUN KDEMIK 28/29 November 28 Tipe Reakor Semibach Reakor semibach ipe 1 Digunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Mobil Robo Mobil robo adalah robo yang memiliki kemampuan unuk berpindah empa mobiliy, mobil robo yang bergerak dari posisi awal ke posisi yang diinginkan, suau sisem

Lebih terperinci

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan KINEMATIKA Kinemaika adalah mempelajari mengenai gerak benda anpa memperhiungkan penyebab erjadi gerakan iu. Benda diasumsikan sebagai benda iik yaiu ukuran, benuk, roasi dan gearannya diabaikan eapi massanya

Lebih terperinci

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan BAB 2 URAIAN EORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan memperkirakan aau memprediksi apa yang erjadi pada waku yang akan daang, sedangkan rencana merupakan penenuan apa yang akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa BAB 2 TINJAUAN TEORITI 2.1. Pengerian-pengerian Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. edangkan ramalan adalah suau siuasi aau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

Soal-Jawab Fisika OSN 2015

Soal-Jawab Fisika OSN 2015 Soal-Jawab Fisika OSN 5. ( poin) Tinjau sebuah bola salju yang sedang menggelinding. Seperi kia ahu, fenomena menggelindingnya bola salju diikui oleh perambahan massa bola ersebu. Biarpun massa berambah,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER BERBASIS RESPON AMPLITUDO SEBAGAI KONTROL VIBRASI ARAH HORIZONTAL PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GERAKAN TANAH Oleh (Asrie Ivo, Ir. Yerri Susaio, M.T) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012 InfiniyJurnal Ilmiah Program Sudi Maemaia STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, Sepember 2012 GRUP PERMUTASI SIKLIS DALAM PERMAINAN SUIT Oleh: Bagus Ardi Sapuro Jurusan Pendidian Maemaia, IKIP PGRI Semarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Laar Belakang Keahanan pangan (food securiy) di negara kia ampaknya cukup rapuh. Sejak awal ahun 1990-an, jumlah produksi pangan eruama beras, cenderung mengalami penurunan sehingga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT. Goodyear Indonesia Tbk dilakukan dengan maksud unuk mengeahui sejauh mana perkembangan usaha perusahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekaan Peneliian Jenis peneliian yang digunakan dalam peneliian ini adalah peneliian evaluasi dan pendekaannya menggunakan pendekaan kualiaif non inerakif (non

Lebih terperinci

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali

Model GSTAR Termodifikasi untuk Produktivitas Jagung di Boyolali Prosiding Semnar Nasional VIII UNNES, 8 Nov 4 Semarang Hal.4-5 Model GSTAR Termodifiasi unu Produivias Jagung di Boyolali Prisa Dwi Apriyani ), Hanna Arini Parhusip ), Lili Linawai ) ))) Progdi Maemaia,

Lebih terperinci

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk Arus Bolak-Balik Arus bolak balik dihasilkan oleh generaor yang enghasilkan egangan bolak-balik dan biasanya dala benuk fungsi sinusoida sinus aau cosinus. Tegangan dan arus bolak balik dapa dinyaakan

Lebih terperinci

Matematika EBTANAS Tahun 1988

Matematika EBTANAS Tahun 1988 Maemaika EBTANAS Tahun 988 EBT-SMA-88- cos = EBT-SMA-88- Sisi sisi segiiga ABC : a = 6, b = dan c = 8 Nilai cos A 8 4 8 EBT-SMA-88- Layang-layang garis singgung OAPB, sudu APB = 6 dan panjang OP = cm.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode 20 BAB 2 LADASA TEORI 2.1. Pengerian Peramalan Meode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Saisika. Salah sau meode peramalan adalah dere waku. Meode ini disebu sebagai meode peramalan dere waku karena

Lebih terperinci

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131

BAB X GERAK LURUS. Gerak dan Gaya. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas VII 131 BAB X GERAK LURUS. Apa perbedaan anara jarak dan perpindahan? 2. Apa perbedaan anara laju dan kecepaan? 3. Apa yang dimaksud dengan percepaan? 4. Apa perbedaan anara gerak lurus berauran dan gerak lurus

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI PENGGUNAAN ONSEP FUNGSI CONVEX UNU MENENUAN SENSIIVIAS HARGA OBLIGASI 1 Zelmi Widyanuara, 2 Ei urniai, Dra., M.Si., 3 Icih Sukarsih, S.Si., M.Si. Maemaika, Universias Islam Bandung, Jl. amansari No.1 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II 3.1 Pendahuluan Daa dere waku adalah daa yang dikumpulkan dari waku ke waku unuk menggambarkan perkembangan suau kegiaan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,

Lebih terperinci

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN

MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN MODUL 1 FI 2104 ELEKTRONIKA 1 MODUL 1 RANGKAIAN THEVENIN, PEMBEBANAN DAN ARUS TRANSIEN 1. TUJUAN PRAKTIKUM Seelah melakukan prakikum, prakikan diharapkan elah memiliki kemampuan sebagai beriku : 1.1. Mampu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan BAB II LADASA TEORI 2.1 Pengerian peramalan (Forecasing) Peramalan (Forecasing) adalah suau kegiaan yang mengesimasi apa yang akan erjadi pada masa yang akan daang dengan waku yang relaif lama (Assauri,

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI PENDAHULUAN Kinemaika adalah bagian dari mekanika ang membahas enang gerak anpa memperhaikan penebab benda iu bergerak. Arina pembahasanna idak meninjau aau idak menghubungkan

Lebih terperinci

LDMOSFET dengan beberapa keunggulannya. Struktur dasar dan prinsip kerja. LDMOSFET akan didiskusikan. Selain itu, didiskusikan pula model-model

LDMOSFET dengan beberapa keunggulannya. Struktur dasar dan prinsip kerja. LDMOSFET akan didiskusikan. Selain itu, didiskusikan pula model-model BB II TINJUN PUSTK Pada bab ini, perama-ama, ami aan memberian elaah mengenai devais LDMOSFET dengan beberapa eunggulannya. Sruur dasar dan prinsip erja LDMOSFET aan didisusian. Selain iu, didisusian pula

Lebih terperinci

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA. Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

KINETIKA KIMIA LAJU DAN MEKANISME DALAM REAKSI KIMIA. Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 KINETIK KIMI LJU DN MEKNISME DLM REKSI KIMI Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 03 Pendahuluan Perubahan kimia secara sederhana diulis dalam persamaan reaksi dengan koefisien seimbang Namun persamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Dalam kehidupan sehari hari kia biasa menjumpai produk makanan yang sifanya kenal. Sebagai conoh produk mayonaisse yang diambahkan pada salad. Viskosias (kekenalan)

Lebih terperinci

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1 LIMIT FUNGSI. Limi f unuk c Tinjau sebuah fungsi f, apakah fungsi f ersebu sama dengan fungsi g -? Daerah asal dari fungsi g adalah semua bilangan real, sedangkan daerah asal fungsi f adalah bilangan real

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengerian Demografi Keadaan penduduk sanga era kaiannya dengan demografi. Kaa demografi berasal dari bahasa Yunani yang berari Demos adalah rakya aau penduduk,dan Grafein adalah

Lebih terperinci

Bab IV Pengembangan Model

Bab IV Pengembangan Model Bab IV engembangan Model IV. Sisem Obyek Kajian IV.. Komodias Obyek Kajian Komodias dalam peneliian ini adalah gula pasir yang siap konsumsi dan merupakan salah sau kebuuhan pokok masyaraka. Komodias ini

Lebih terperinci

KINEMATIKA GERAK LURUS

KINEMATIKA GERAK LURUS Kinemaika Gerak Lurus 45 B A B B A B 3 KINEMATIKA GERAK LURUS Sumber : penerbi cv adi perkasa Maeri fisika sanga kenal sekali dengan gerak benda. Pada pokok bahasan enang gerak dapa imbul dua peranyaan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut:

PEMBAHASAN. Solusi Eksak Persamaan Boltzman dengan Nilai Awal Bobylev Misalkan dipilih nilai awal Bobylev berikut: PEMBAHASAN Paa karya ilmiah ini persamaan Bolzmann yang akan icari solusinya aalah persamaan Bolzmann spasial homogen yaiu persamaan Bolzmann engan x bernilai nol iuliskan: S cos [ ] e. g θ 4 uas kiri

Lebih terperinci

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia SUPLEMEN 3 Resume Hasil Peneliian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredi Bank di Sumaera Selaan erhadap Kebijakan Moneer Bank Indonesia Salah sau program kerja Bank Indonesia Palembang dalam ahun 2007 adalah

Lebih terperinci

ADAPTIVE SMOOTHING NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG

ADAPTIVE SMOOTHING NEURAL NETWORK UNTUK PERAMALAN NILAI TUKAR MATA UANG ADAPTIVE SMOOTHIG EURAL ETWORK UTUK PERAMALA ILAI TUKAR MATA UAG Wiwi Anggraeni Jurusan Sisem Infomasi, Faulas Tenologi Informasi, Insiu Tenologi Sepuluh opember Surabaya Gedung Tenologi Informasi, Jalan

Lebih terperinci

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi Bab II Maeri Penunjang BAB II MATERI PENUNJANG.1 Keuangan.1.1 Opsi Sebuah opsi keuangan memberikan hak (bukan kewajiban) unuk membeli aau menjual sebuah asse di waku yang akan daang dengan harga yang disepakai.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengerian Peramalan Peramalan adalah kegiaan unuk memperkirakan apa yang akan erjadi di masa yang akan daang. Sedangkan ramalan adalah suau aau kondisi yang diperkirakan akan erjadi

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI PERTEMUAN KINEMATIKA SATU DIMENSI RABU 30 SEPTEMBER 05 OLEH: FERDINAND FASSA PERTANYAAN Pernahkah Anda meliha aau mengamai pesawa erbang yang mendara di landasannya? Berapakah jarak empuh hingga pesawa

Lebih terperinci

PELATIHAN STOCK ASSESSMENT

PELATIHAN STOCK ASSESSMENT PELATIHA STOCK ASSESSMET Modul 5 PERTUMBUHA Mennofaria Boer Kiagus Abdul Aziz Maeri Pelaihan Sock Assessmen Donggala, 1-14 Sepember 27 DIAS PERIKAA DA KELAUTA KABUPATE DOGGALA bekerjasama dengan PKSPL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Perekonomian dunia elah menjadi semakin saling erganung pada dua dasawarsa erakhir. Perdagangan inernasional merupakan bagian uama dari perekonomian dunia dewasa

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB II TEORI DASAR ANTENA BAB II TEORI DASAR ANTENA.1. endahuluan Anena didefinisikan oleh kamus Webser sebagai ala yang biasanya erbua dari meal (sebagai iang aau kabel) unuk meradiasikan aau menerima gelombang radio. Definisi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilakukan di Dafarm, yaiu uni usaha peernakan Darul Fallah yang erleak di Kecamaan Ciampea, Kabupaen Bogor, Jawa Bara. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

1. Pengertian Digital

1. Pengertian Digital Kegiaan elajar. Pengerian Digial Tujuan Khusus Pembelajaran Pesera harus dapa: Menyebukan definisi besaran analog Menyebukan definisi besaran digial Menggambarkan keadaan logika Menyebukan perbedaan nilai

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang Gerak Jauh Bebas 14:1:55 Gerak Jauh Bebas Gerak jauh bebas merupakan gerakan objekyang dipengaruhi gaya graiasi. Persamaan maemaik gerak jauh bebas sama dengan persamaan gerak1d unuk percepaan konsan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Laar Belakang Masalah Dalam sisem perekonomian suau perusahaan, ingka perumbuhan ekonomi sanga mempengaruhi kemajuan perusahaan pada masa yang akan daang. Pendapaan dan invesasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Permasalahan Nyaa Penyebaran Penyaki Tuberculosis Tuberculosis merupakan salah sau penyaki menular yang disebabkan oleh bakeri Mycobacerium Tuberculosis. Penularan penyaki

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP

KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL. Sudarno Staf Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UNDIP Karakerisik Umur Produk (Sudarno) KARAKTERISTIK UMUR PRODUK PADA MODEL WEIBULL Sudarno Saf Pengajar Program Sudi Saisika FMIPA UNDIP Absrac Long life of produc can reflec is qualiy. Generally, good producs

Lebih terperinci

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR

RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR RINGKASAN MATERI KALOR, PERUBAHN WUJUD DAN PERPINDAHAN KALOR A. KALOR (PANAS) Tanpa disadari, konsep kalor sering kia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya kia mencampur yang erlalu panas dengan

Lebih terperinci

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND Noeryani 1, Ely Okafiani 2, Fera Andriyani 3 1,2,3) Jurusan maemaika, Fakulas Sains Terapan, Insiu Sains & Teknologi

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi Bab II Dasar Teori Kelayakan Invesasi 2.1 Prinsip Analisis Biaya dan Manfaa (os and Benefi Analysis) Invesasi adalah penanaman modal yang digunakan dalam proses produksi unuk keunungan suau perusahaan.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian ini dilaksanakan pada kasus pengolahan ikan asap IACHI Peikan Cia Halus (PCH) yang erleak di Desa Raga Jaya Kecamaan Ciayam, Kabupaen Bogor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasing) 2.1.1 Pengerian Peramalan Peramalan dapa diarikan sebagai beriku: a. Perkiraan aau dugaan mengenai erjadinya suau kejadian aau perisiwa di waku yang akan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waku Peneliian Peneliian yang dilakukan mengenai analisis perencanaan pengadaan una berdasarkan ramalan ime series volume ekspor una loin beku di PT Tridaya Eramina

Lebih terperinci

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis JURNAL SAINS DAN NI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Prin) D-224 Peramalan Penjualan Sepeda Moor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis Desy Musika dan Seiawan Jurusan Saisika,

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ISSN 5-73X PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR ISIKA SISWA Henok Siagian dan Iran Susano Jurusan isika, MIPA Universias Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida 4 II LANDASAN TEORI Dala bab ini akan diberikan eori-eori yang berkaian dengan peneliian ini. Teori-eori ersebu elipui persaaan dasar fluida yang akan disarikan dari Billingha dan King [7], dan Wiha [8].

Lebih terperinci

Unjuk Kerja Call Admission Control Berbasis SIR pada Sistem Seluler CDMA

Unjuk Kerja Call Admission Control Berbasis SIR pada Sistem Seluler CDMA 55 Unju Kerja Call Admission Conrol Berbasis SR pada Sisem Seluler CDMA Suwadi Mulimedia Telecommunicaion Research Group, Dep of Elecrical Engineering, TS Surabaya ndonesia 60111, email: suwadi@eeisacid

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Persediaan Persediaan adalah barang yang disimpan unuk pemakaian lebih lanju aau dijual. Persediaan dapa berupa bahan baku, barang seengah jadi aau barang jadi maupun

Lebih terperinci